• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kompetensi sosial dan motivasi guru pendidikan agama islam terhadap hasil belajar siswa kelas viii di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu al- Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang Sumatera Utara - Repository UIN Sumatera Uta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kompetensi sosial dan motivasi guru pendidikan agama islam terhadap hasil belajar siswa kelas viii di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu al- Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang Sumatera Utara - Repository UIN Sumatera Uta"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL DAN MOTIVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU AL- HIJRAH LAUT DENDANG KEC PERCUT SEI TUAN KAB DELI SERDANG SUMATERA UTARA

OLEH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

PERSETUJUAN Tesis berjudul

PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL DAN MOTIVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VIII

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU AL- HIJRAH LAUT DENDANG KEC PERCUT SEI TUAN

KAB DELI SERDANG

NAMA : BAHTIAR SIREGAR

NIM :

92214033324

(2)

Tesis yang Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Daam Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd. I)

Dalam program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN – SU Medan

OLEH

BAHTIAR SIREGAR NIM: 92214033324

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Khadijah, M. Ag Dr. Indra Jaya, M.Pd

Nip.196503272 0003 2 001 Nip.19700521 200312 1

(3)

ABSTRAK

Nama : Bahtiar Siregar

Nim : 92214033324

IPK : 3,52

Yudisium : Baik

Nama Ayah : Alm. Sahala Siregar NamaIbu : Luminar Pasaribu

Prodi : Pendidikan Islam (PEDI) T.T.L : Pangorian , 27 Desember 1991 JudulTesis :

PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL DAN

MOTIVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU AL- HIJRAH LAUT DENDANG KEC PERCUT SEI TUAN KAB DELI SERDANG

Pembimbing I : Dr. Khadijah, M. Ag Pembimbing II: Dr. Indra Jaya, M. Pd

Penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di SMP IT Al_Hijrah Laut Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang Sumatera Utara. Penelitian kuantitatif ini tentang Pengaruh Kompetensi Sosial dan Motivasi Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII. Penelitian ini kurang lebih 3 bulan dilakukan oleh peneliti sehingga mendapat kesimpulan yaitu:

Pertama, Terdapat pengaruh antara kompetensi sosial dengan hasil belajar siswa kelas VIII SMP IT Al_Hijrah Laut Dendang, dengan persamaan regresi Ŷ = 33,042 + 0, 637 X1. Makna persamaan garis regresi tersebut adalah setiap perubahan satu unit

kompetensi sosial guru (X1) akan diikuti perubahan sebesar 0,6372 = 0,4057 hasil

belajar siswa (Y) dengan arah yang sama pada konstanta 33,042, artinya sebesar 40,5% variasi hasil belajar siswa dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi sosial guru. Kedua, Terdapat pengaruh antara motivasi mengajar siswa dengan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP It Al-Hijrah Laut Dendang. Dengan persamaan regresi Ŷ = 33,430 + 0,754X2. Makna persamaan garis regresi tersebut adalah setiap perubahan

satu varabel motivasi mengajar guru akan diikuti perubahan sebesar 0,7542 = 0,5685 hasil belajar siswa kelas VIII SMPI IT-Alhijrah, dengan arah yang sama pada konstanta 33,430, artinya sebesar 56,85% variasi hasil belajar siswa dapat dijelaskan oleh variabel motivasi mengajar guru. Ketiga, Terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi sosial dan motivasi mengajar terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMP IT AL-Hijrah. Dengan persamaan garis regresi Ŷ = 22,209 + 0,385X1 +

0.373X2. Makna persamaan garis regresi tersebut adalah setiap perubahan satu

varabel kompetensi dan motivasi mengajar guru akan diikuti perubahan sebesar ( 0,385X1 = 0,1482 = 14,82%) + (0.373X2.= 0,1391= 13,91%) hasil belajar siswa kelas

(4)
(5)

ABSTRACT

Name : Bahtiar Siregar Nim : 92214033324 IPK : 3,60

Yudisium : Baik

Father’s Name : Alm. Sahala Siregar Mother’s Name : Luminar Pasaribu

Prodi : Islamic Education Program Birth and Place of Birth : Pangorian, 27 Desember 1991 Thesis Title :

INFLUENCE OF SOCIAL SKILL AND

TEACHER’S MOTIVATION ISLAMIC EDUCATION TO RESULT OF STUDENT’S STUDY IN CLASS VIII

JUNIOR HIGH SCHOOL AL-HIJRAH LAUT

DENDANG, REGENCY DELI SERDANG, NORTH SUMATERA.

Supervisor I : Dr. Khadijah, M. Ag Supervisor II : Dr. Indra Jaya, M. Pd

The research of kuantitative in Junior high school al-Hijrah, Laut Dendang, Regency Deli Serdang, North Sumatera. And research about influence social skill and teacher’s motivation Islamic Education to result study of student class VIII and this is kuantitative research about 3 mounth doing by reaseacher until get the resume above:

The first, There is the relation between social skill with study’s result of student class VIII in Junior high school al-Hijrah, Laut Dendang, Regency Deli Serdang, with similary regretion Ŷ = 33,042 + 0, 637 X1. The meaning of that regretion line is that

each change one unit teacher’s social skill (X1) will be follow change about 0,637 =

0,4057 student’s result study (Y) with same spin to constant about 33,042 the meaning about 40,54% varians of study result student get be explain by variable teacher’s social skill. The two, There is the relation between teach motivation with study’s result of student class VIII in Junior high school al-Hijrah, Laut Dendang, Regency Deli Serdang, with similary regretion Ŷ = 38,430 + 0,754X2. The meaning

of that regretion line is that each change one unit tach motivation (X2) will be follow

change about 0,754 student’s result study (Y) with same spin to constant about 33,430 the meaning about 56,85% varians of study result student get be explain by variable teacher’s motivation skill. The three, There is the relation between social skill and teach motivation with study’s result of student class VIII in Junior high school al-Hijrah, Laut Dendang, Regency Deli Serdang, with similary regretion Ŷ = 22,209 + 0,385X1 + 0.373X2 the meaning of that regretion line is that each change one

unit tach social (X1) and motivation (X2) will be follow change about sebesar (

(6)
(7)
(8)

ﻦﯿﺴﻓ

ﻮﻛ

ﻲﺳ

ر

ﻮﻛ

ﻦﯿﺴﻓ

ﻮﻛ

,

ﺖﻨﺘﺴﻧ

ﻮﻛ

ﻲﻓ

ﺐﺸﻟا

ﺮﻄﺸﺑ

ﻞﺒﯾ

ﺮﻓ

ﻊﺿ

او

ﺰﯿﻤﻠﺘﻟا

ﻢﻠﻌﺘﻟا

ﻞﺻ

ﺎﺣ

ع

ﻮﻧ

ﺔﻨﻌﻣ

س

ﺎﻨﻣ

ﺮﺗ

د

ﻟا

ﺎﻤﺘﺟ

ﻻا

ﻲﻋﺔﺴﻟا

.

سرﺪﻤ

2

ي

ﺮﻏ

ر

ﺐﺳ

ﺎﻨﻤﺑ

ﺰﯿﻤﻠﺘﻟا

ﻢﻠﻌﺗا

ﻞﺻ

ﺎﺣ

ﻊﻤﺳرﺪﻤﻟا

ﺪﯾ

ﺮﺗ

ﻦﯿﺑ

ﺐﺳ

ﺎﻨﻤﻟا

د

ﻮﺟ

ﻮﻣ

و

ا

ﺪﺣ

او

ﺮﯿﻏ

ﻞﻛ

ﻲﻓ

ﻮھ

ﻲﺴﯾﺮﻏ

ر

ﻚﻟ

ذ

ﻲﺳ

ﺎﻨﻤﻟا

ﻦﻌﻣ

ﻲﺳ

( )

ﺰﯿﻠﺘﻟا

ﻢﻠﻌﺘﻟا

ﻞﺻ

ح

ﺮﯿﻐﻟا

ع

ﺎﺒﺘﻟا

ﺎﻓ

س

ر

ﺪﻤﻟا

ع

ﺎﻤﺘﺟ

ﻻا

ﻲﻌﺴﻟا

ﺖﻧ

ﺖﻨﺘﺴﻧ

ﻮﻛ

ﻲﻓ

ﺐﺸﻟا

ﺮﻄﺸﺑ

ﻦﯿﺴﻓ

ﻮﻛ

ﻲﺳ

ر

ﻮﻛ

ﻦﯿﺴﻓ

ﻮﻛ

,

ﻞﺒﯾ

ﺮﻓ

ﻊﺿ

او

ﺰﯿﻤﻠﺘﻟا

ﻢﻠﻌﺘﻟا

ﻞﺻ

ﺎﺣ

ع

ﻮﻧ

ﺔﻨﻌﻣ

س

ﺎﻨﻣ

ﺮﺗ

د

.

سرﺪﻤﻟا

ﺎﻤﺘﺟ

ﻻا

ﻲﻋﺔﺴﻟا

3

2

ﻢﻠﻌﺗا

ﻞﺻ

ﺎﺣ

ﻲﻓ

م

ﻼﺳﻻا

سرﺪﻤﻟا

ع

ﺎﻤﺘﺟ

ﻻا

ﻲﻌﺴﻟا

ﻦﯿﺑ

ﺐﺳ

ﺎﻨﻤﻟا

د

ﻮﺟ

ﻮﻣ

ﺪﻣا

ﻲﻓ

ﻞﺼﻓ

ﻲﻓ

ﺰﯿﻤﻠﺘﻟا

ﺲﯾﺮﻏر

ﺐﺳ

ﺎﻤﺑ

,

ةﺮﺠﮭﻟا

ﺔﯿﻟوﻻا

ﺔﻄﺳ

ﻮﺘﻤﻟا

ﺔﺳر

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat, inayah, hidayah, dan taufik yang dianugrahkan-Nya kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Selanjutnya salawat dan salam penulis sampaikan keharibaan Nabi Muhammad SAW yang membawa risalah Islam sebagai petunjuk dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat.

Dalam rangka melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, penulis telah menyusun tesis yang berjudul “PENGARUH KOMPETENSI

SOSIAL DAN MOTIVASI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM TERPADU AL- HIJRAH LAUT DENDANG KEC PERCUT SEI TUAN KAB DELI SERDANG”

Terima kasih yang sedalam-dalamnya saya ucapkan kepada orangtua saya ibunda yang memotivasi saya dan juga Alm. Ayahanda yang mengarahkan saya dan abang – abang yang selalu memotivasi dan mendorong saya dalam meyelesaikan pendidikan sampai S2 serta penulis sampaikan kepada yang terhormat Bapak Dr. Indra jaya, M.Pd, selaku pembimbing II dan Ibu Dr. khodijah, M.Ag. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Penulis berterima kasih kepada kedua pembimbing tersebut dan juga merasa bangga telah dididik dan dibimbing oleh keduanya, semoga kelak penulis dapat mengikuti langkah dua guru tersebut. Terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada Bapak Direktur Program Pascasarjana UIN Sumatera Utara, dan kepada yang mulia para Dosen yang telah mencurahkan ilmu pengetahuannya serta pada Staf administrasi yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan sebagaimana mestinya.

Kemudian penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara yang telah memberi izin kepada saya untuk mengikuti perkuliahan tingkat S2 di UIN SU. Selanjutnya terima kasih saya ucapkan kepada keluarga besar SMP Al-Hijrah, hususnya kepada Bapak Zuheiri, M.Pd. selaku kepala sekolah yang telah memberikan saya izin untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

(10)

Rangkuti, M.A beserta keluarga yang telah banyak mendukung secara moral dalam penyelesaian tesis ini.

Selanjutnya terima kasih yang sebanyak-banyaknya diucapkan kepada dua sahabat terbaik saya Ahmad Rizki Nasution, S.Pd.I dan Khairuddin Hasan, S.Pd.I. yang selalu membantu dalam keadaan suka maupun duka, selalu memberikan semangat untuk terselesaikannya tesis ini. kepada semuanya yang tidak mungkin saya ucapkan satu-persatu yang telah membantu penyelesaian tesis ini, semoga mereka semua mendapat imbalan yang besar dari Allah SWT, Amin ya Allah.

Akhirnya penulis berkeyakinan bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat kekurangan dan kejanggalan, untuk itu penulis mengharapkan keritik yang membangun dari para pembaca sekalian.Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... 8

1. Hasil Belajar ... 8

2. Kompetensi Sosial ... 13

a. Standar Kompetensi Guru ... 13

b. Pengertian Kompetensi Sosial ... 14

3. Motivasi ... 20

B. Kerangka Pemikiran ... 29

C. Penelitian Yang Relevan ... 32

D. Hopotesis Penelitia ... 43

BAB III Metodologi Penelitian A. Metode Penelitian ... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitia ... 35

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 36

1. Populasi ... 45

2. Sampel ... 45

D. Sumber Data... 37

E. Defenisi Operasional Variabel ... 37

a. Variabel Terikat (Y) ... 37

b. Variabel Bebas ... 37

1) Variabel bebas X1 (Kompetensi Sosial) ... 37

2) Variabel bebas X2 (Motivasi Mengajar) ... 37

(12)

2. Skala Pengukuran ... 38

3. Uji Coba Instrumen ... 38

a. Uji kesahihan instrument (Validitas) ... 40

b. Uji reabilitas ... 41

G. Teknik Analisis Data 1. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 42

2. Pengujian Hipotesis ... 42

... BAB IV HASIL PENELITIAN... 45

A. Deskripsi Data ... 45

1. Kompetensi Sosial (X1) ... 45

2. Motivasi Mengajar (X2) ... 55

3. Hasil Belajar (Y) ... 67

B. Uji Persyaratan Analisis ... 70

1. Uji Linieritas ... 70

2. Uji Normalitas ... 72

3. Uji Homogenitas... 76

4. Uji Indepedensi Antar Variabel Bebas ... 77

C. Uji Hipotesis ... 78

1. Hipotesis Pertama ... 78

2. Hipotesis Kedua ... 82

3. Hipotesis Ketiga ... 86

4. D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

E. Keterbatasan Penelitian ... 96

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI dan SARAN... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 99

C. Saran-saran ... 10

(13)

LAMPIRAN PENELITIAN

(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha bimbingan dan bantuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia yang mencakup potensi jasmani ataupun rohani agar mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu pendidikan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia dan akan terus-menerus mulai dari buayan sampai ke liang lahat artinya seumur hidup pendidikan akan tetap di butuhkan manusia.

Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional Bab I : Ketentuan umum Pasal 1, yakni’ usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara1

Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan di atas maka pendidikan di Indonesia meyelenggarakan pendidikan informal (pendidikan yang berada di rumah), pendidikan non formal (berada di sekitar atau masyarakat), serta pendidikan formal yaitu pendidikan yang diselenggarakan tingkat SD ( sekolah dasar), SMP (sekolah menengah pertama) dan SMA (sekoalah menengah atas) serta perguruan tinggi.

Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia. Sejalan dengan itu maka Yayasan Al-Hijrah menyelenggarakan pendidikan formal mulai dari TK, SD IT (islam terpadu) hingga SMP IT (islam terpadu ) di samping itu Yayasan Al-Hijrah mempunyai visi yaitu terwujudnya generasi muda, cerdas dan mandiri. Adapun misinya yaitu:1) melakukan kajian-kajian dalam rangka memberikan pemahaman dan upaya penerapan system pendidikan islam terpadu modern dan komperhensip, 2) menjalin dan mempererat kerjasama mutualisme dengan berbagai pihak untuk menggali dan mengembangkan potensi yang ada, 3)memberikan pengalaman baru kepada siswa untuk memunculkan jiwa-jiwa pembelajar, pemberani dan bertanggung jawab.

Dalam Yayasan Al-Hijrah ini diharapkan dapat menjadi contoh yang baik kepada masyarakat bahwa sekolah SMP IT Alhijrah dapat bersatu dengan pendidikan Agama Islam, dan pelajaran di sekolah ini di tambah pelajaran bahasa arab dan tahfiz qur’an sebagai pelajaran tambahan di banding sekolah SMP pada umumnya. Sehingga dapat dikatakan dalam pendidikan yang dilaksanakan di sekolah Al-Hijrah dapat menyatu antara pelajaran Umum dan pelajaran Agama Islam, maka harapan yayasan dan juga masyarakat nilai-nilai yang terdapat disekolah dapat ditampilkan di masyarakat.

1

(15)

Gambar 1 Pengaruh Pendidikan di masyarakat dan interaksi sosial.

Dengan hal lain, Sekolah AL-Hijrah ini bertujuan menciptakan siswa-siswinya berhasil menempuh hasil belajar Agama Islam yang optimal yakni dapat menguasai pelajaran Agama islam dengan maksimal, mempunyai hafalan AL-Quran yang lebih dari sekolah SMP pada umunya serta tahu bahsa arab setidaknya pengantar bahasa arab.

Untuk itu diharapkan guru pendidikan agama islam bersedia membantu, membimbing, memahamkan siswa terhadaphal-hal yang sudah dipelajari. Guru harus berkopeten dalam memberikan motivasi dan menunjukkan sikap sosial yang baik terhadap siswa sehingga sisawa akan mempunyai minat yang tinggi utuk belajar sehingga hasil belajarpun baik.

Hasil belajar yang diharapkan biasanya berupa prestasi belajar yang baik atau optimal. Namun dalam pencapaian hasil belajar yang baik masih saja mengalami kesulitan dan prestasi yang didapat belum dapat dicapai secara optimal. Dalam peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak factor yang diantaranya adalah faktor sosial , motivasi yang diberikan guru, wibawa guru, dan lain sbegainya.

Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran berbagai upaya dilakukan yaitu dengan peningkatan motivasi belajar. Dalam hal belajar siswa akan berhasil kalau dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa dala belajar.

Secara historik, guru selalu mengetahui kapan siswa perlu diberi motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa, meningkatkan kreaktivitas dan aktivitas belajar.

Dengan berjalannya sekolah Yayasan Al-Hijrah khususnya SMP IT sudah berjalan 6 tahun ini, apa sudah memberikan hasil yang memuaskan di masyarakat atau tingkat sekolah yang sederajat sudah dapat bersaing? Dalam konteks ini salah seorang guru alhijrah yaitu PKS 3 (bagian kesiswaan) mengatakan, bahwa saat ini sekoalah kita mengalami ketidak stabilan dalam dapat di lihat dari hasil belajar siswa baik dari hasil MID Semester, Nilai Semester, kompetisi yang di ikuti dan juga tray out yang baru di laksankan dengan hasil tidak memuaskan.

Dengan hal ini, peneliti mencoba melihat aktivitas guru khususnya guru Agama islam, guru agama islam yang terdapat di sekolah ini sangat dekat dengan

Pendidikan

Interaksi sosial: Proses dan pola

(16)

siswa yang ada di SMP IT Al-Hijrah bahkan mereka seperti sahabat yang terkadang tidak ada batasan sehingga siswa-siswi terkadang kurang menghormati sang guru sehingga dapat dikatakan kurangnya wibawa dan motivasi serta pengaruhnya dengan siswa tidak dibatasi. Di samping itu saya mencoba mewawancarai seorang guru yang berada di kantor sekolah” mengatakan bahwa: guru di sekolah ini kurang menunjukkan sikap wibawa contohnya guru tehadap siswa sangat dekat dan terkadang tidak membatasi pengaruh antara si guru dengan si anak baik ketika diluar kelas ataupun dalam proses belajar ( guru kurang tegas, kurang respon dan terkadang membiarkan anak rebut dan permisi sehingga anak-anak merasa bebas dan guru dianggap hal biasa) sehingga siswa-siswinya merasa sepele terhadap guru.

Disamping itu, guru kelihatannya, kurang pedulikan guru, lewat di depan guru merasa biasa saja. Disamping itu pengaruh sesama guru pun kurang dekat dapat dilihat sering tidaknya diskusi sesama guru yang jarang dilakukan akan tetapi sebaliknya banayak diantara guru saling menyalahkan pendapat sehingga kurang baiknya pengaruh antara sesama guru.

Dari penjelasan di atas peneliti merasa perlu di lihat bagaimana sosial guru terhadap siswa dan sosial guru terhadap guru lain dan motivasi guru terhadap siswa di sekolah SMP IT AL-Hijrah sehingga ada berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Contohnya dapat kita lihat dari penjelasan PKS 3 di atas yang mengatakan nilai semester, MID semester dan juga try out tidak optimal serta kalahnya siswa dalam kompetisi pelajarn Agama Islam terhadap siswa sekolah SMP umum. Dengan hal itu, perlunya menunjukkan sikap sosial di hadapan siswa baik ketika proses belajar ataupun ketika istirahat dan banyak memberikan motivasi kepada siswa yang mungkin ini akan menghantarkan siswa mencapai hasil belajar siswa yang lebih baik.

Dari kesemua hal itu yang menjadi permasalahan peneliti, sehingga peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang pengaruh sosial dan motivasi guru terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswanya.

Berdasarkan latar masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam

tentang : PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL DAN MOTIVASI GURU

(17)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apa hasil belajar siswa di kelas VIII di SMP IT Al-Hijrah baik? 2. Apakah hasil belajar siswa setiap semester naik?

3. Bagaimana hasil belajar siswa dilihat dari praktek ibadah?

4. Apakah hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Al-Hijrah khususnya pelajaran agama lebih baik daripada di sekolah SMP pada umumnya?

5. Apakah kompetensi sosial guru kepada siswa-siswi baik ketika di dalam kelas dan di luar kelas?

6. Apakah pengaruh guru Agama Islam baik, terhadap guru-guru yang laian?

7. Bagaimana pengaruh kompetensi sosial guru terhadap anak saat istirahat atau waktu bermain?

8. Apakah guru memiliki motivasi yang kuat untuk mengajar?

9. Apakah guru Agama Islam di kelas VIII SMP IT Al-Hijrah selalu memberikan motivasi kepada siswanya ketika belajar?

10.Apakah guru selalu memberikan motivasi kepada siswa di dalam kelas ataupun di luar kelas?

11.Apakah guru Agama Islam menunjukkan wibawa saat proses belajarmengajar di kelas?

12.Apakah ada pengaruh sosial dan motivasi guru dalam mewujudkan hasil belajar siswa yang memuaskan?

13.Secara umum bagaimanakah kompetensi sosial guru Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al-Hijrah?

14.Apakah ada pengaruh kompetensi sosial guru Agama Islam dengan hasil belajar siswa kelas VIII?

15.Apakah ada pengaruh motivasi guru Agama Islam terhadap hasil belajar siswa di kelas VIII yang memuasakan?

16.Bagaimana pengaruh kompetensi sosial dan motivasi guru Agama Islam terhadap hasil belajar siswa di kelas VIII di sekoalh Menengah ertama Islam Terpadu Al-Hijrah?

C. Pembatasan Masalah

(18)

tujuan bermanfaat baginya untuk mengatasi masalah yang dihadapinya dalam kehidupan.

D. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini pokok permasalahan yang akan ditelaah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh kompetensi sosial guru Agama Islam terhadap hasil belajar siswa yang signifikan kelas VIII di SMP IT Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang?

2. Apakah ada pengaruh motivasi guru Agama Islam terhadap hasil belajar siswa yang signifikan kelas VIII di SMP IT Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang?

3. Apakah ada pengaruh kompetensi sosial dan motivasi guru Agama Islam terhadap hasil belajar siswa yang signifikan kelas VIII di SMP IT Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang?

E. Tujuan Penelitian

Berpijak dalam permasalahan yang disebutkan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial guru Agama Islam terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di Sekolah SMP IT Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi guru Agama Islam terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi sosial dan motivasi guru Agama Islam terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di Sekolah SMP IT Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang.

F. Manfaat penelitian

Manfaat kegunaan penelitian yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam mewujudkan kompetensi sosial guru yang sehingga dalam proses pembelajaran serta keberadaan guru baik dalam sekolah maupun diluar sekolah perlu mewujudkan kompetensi sosial.

(19)

pembelajaran kepada para siswa dengan menunjukkan kompetensi sosial yang dimilikinya.

3. Bagi siswa, dapat meyadari bahwa dengan kompetensi sosial dan motivasi yang diberikan guru akan berdampak positif terhadap siapa yang kita hadapi

(20)

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORI

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.2

Menurut Gagne hasil belajar dibagi menjadi lima kategori yaitu:

a) Informasi verbal (Verbal Information). Informasi verbal adalah kemampuan yang memuat siswa untuk memberikan tanggapan khususterhadap stimulus yang relatif khusus. Untuk menguasai kemampuan inisiswa hanya dituntut untuk menyimpan informasi dalam sistem ingatannya.

b) Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill). Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang menuntut siswa untuk melakukan kegiatan kognitif yang unik. Unik disini artinya bahwa siswa harus mampumemecahkan suatu permasalahan dengan menerapkan informasi yang belum pernah dipelajari. c) Strategi Kognitif (Cognitive Strategies). Strategi kognitif mengacu pada

kemampuan mengontrtol proses internal yang dilakukan oleh individu dalam memilih dan memodifikasi cara berkonsentrasi, belajar, mengingat, dan berpikir.

d) Sikap (Attitudes). Sikap ini mengacu pada kecenderungan untuk membuat pilihan atau keputusan untuk bertindak di bawah kondisi tertentu.

e) Keterampilan Motorik. Keterampilan motorik mengacu pada kemampuan melakukan gerakan atau tindakan yang terorganisasi yang direfleksikan melalui kecepatan, ketepatan, kekuatan, dan kehalusan.3

Menurut Nana sujana sebagaimana yang dikutip oleh Kunandar hasil belajar merupakan suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.4

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan. Hasil belajar tidak berupa nilai saja, tetapi dapat berupa perubahan perilaku yang menuju pada perubahan positif.

2

. AgusSuprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), h. 5

3

Asep Herry Hernawan, et.al., Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), Cet, h. 10,12

4

(21)

Penilain hasil belajar bertujuan untuk mempengaruhi tercapai atau tidaknya standar kompetensi lulusan (SKL) yang telah ditetapkan.5

Hasil belajar siswa dinilai oleh guru secara baik dan pertimbangan yang tepat, dengan tujuan untuk mengukur perkembangan siswa, hal inilah yang dinyatakan oleh E.Mulyasa: Penilaian hasil belajar atau pendidik tingkat kelas adalah penilaian langsung yang dilakukan oleh para guru atau pendidik secara langsung. Penilaian hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada peserta didik. Pada umumnya, hasil belajar akan memberikan pengaruh dala dua bentuk:

1) Peserta didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang diinginkan;

2) mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itui meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan perilaku yang diinginkan6

Pendapat lain mengatakan bahwa hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

1. Keefektifan, ada empat aspek penting tentang kefektifan pembelajaran, yaitu: 1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, 2) kecepatan unjuk kerja, 3) tingkat alih belajar dan 4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.

2. Efisiensi, biasanya diukur dengan rasio antara keefetifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa.

3. Daya tarik, biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajarm biasanya daya tarik ini erat kaitannya dengan daya tarik bidang studi.

Berdasarkan dari penjelasan hasil belajar di atas, Bloom membagi dan menyusun enam tingkat hasil belajar kognitif, yaitu: hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.7 Sementara mengenai ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, mengahragai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan pengaruh social. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif, yaitu: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Sementara hasil belajar psikomotoris tampak dala bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.8

5

E. Mulyasa. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kementrian Guru dan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 206-207

6

Ibid. h. 208 7

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 48 8

(22)

Hasil belajar yang dikemukakan di atas berpengaruh satu sama lain. Dalam proses pembelajaran sebetulnya lebih dominan aspek kognitif, tetapi aspek lainnya juga dapat dinilai dan diperhatikan dengan baik. Seperti tipe hasil belajar afektif berkenaan dengan perasaan, seperti contoh sikap siswa pada waktu guru mengajar, sikap itu dapat dilihat dari:

1. Kemauannya untuk menerima pelajaran dari guru. 2. Perhatiannya dari materi yang dijelaskan guru. 3. Kemauannya untuk bertanya kepada guru

4. Senang terhadap guru dan mata pelajaran yang diberikan kepadanya.

Sementara aspek hasil belajar psiomotoris adalah lanjutan dari aspek tipe afektif yang telah disebutkan di atas, seperti contoh:

1. Segera memasuki kelas ketika guru datang 2. Mencatat bahan pelajaran dengan baik

3. Mengangkat tangan dan bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang kurang faham.

Dengan meningkatnya hasil belajar siswa dari ketiga aspek tersebut, diharapkan siswa mampu untuk mandiri dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan baik.

Prestasi belajar merupakan suatu hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik di dalam diri (faktor internal) maupaun dari luar (faktor eksternal) individu. Jadi hasil belajar yang dicapai siswa merupakan hasil upaya interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri serta dari luar diri siswa.

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern).

(23)

penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, dan atau dibantu dengan alat/media.

b) Faktor Ekstern yaitu faktor dari luar diri siswa diantaranya yaitu lingkungan fisik dan non fisik belajar (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan dalam profesi guru.9

Semua faktor-faktor yang mempengaruhi belajar di atas di atas bisa dikatakan sebagai faktor lingkungan. Faktor lingkungan dan social memiliki seperangkat aturan dan nilai-nilai yang berlaku dalam pengajaran sekalipun tidak tertulis. Lingkungan memberikan pengaruh besar kepada perkembangan siswa. Ada tiga macam lingkungan menurut tempat dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, ketiga lingkungan itu disebut tripusat pendidikan. Agar lingkungan manapun dapat memberikan yang positif kepada perkembangan siswa, maka hendaknya diusahakan sedemikian rupa, sehingga masing-masing lingkungan memberikan pengaruh yang baik.

Dari penjelasan di atas sesuai dengan apa yang akan diteliti oleh peneliti bahwa hasil belajar merupakan suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Dalam proses pembelajaran sebetulnya lebih dominan aspek kognitif, tetapi aspek lainnya juga dapat dinilai dan diperhatikan dengan baik. Hasil belajar yang dihasilkan yaitu kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan psikomotorik. Seperti tipe hasil belajar afektif berkenaan dengan perasaan, seperti contoh sikap siswa pada waktu guru mengajar, sikap itu dapat dilihat dari:kemauannya untuk menerima pelajaran dari guru, perhatiannya dari materi yang dijelaskan guru, kemauannya untuk bertanya kepada guru, senang terhadap guru dan mata pelajaran yang diberikan kepadanya.

Sementara aspek hasil belajar psiomotoris adalah lanjutan dari aspek tipe afektif, seperti contoh: segera memasuki kelas ketika guru datang, mencatat bahan pelajaran dengan baik, mengangkat tangan dan bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang kurang faham. Sehingga dengan hal ini maka akan menghantarkan siswa mendapatkan hasil belajar yang optimal.

9

Sri Anitah W, et. al, Strategi Pembelajaran di SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), Cet.2,

(24)

Dengan hal itu maka peneliti memahami bahwa hasil belajar siswa sagat banyak diantaranya free test ( hal ini dilakukan guru sebelum pelajaran dimulai), post test ( hal ini dilakukan sesudah pelajaran dilaksanakan), ulangan harian, MID semester, serta nilai hasil ujian akhir, ujian akhir sekolah, ujian nasional, ujian praktek.

Semua hal ini masuk ketagori hasil belajar siswa, akan tetapi maksud peneliti disini ialah hasil belajar MID semester yang telah dilakukan oleh gur mata pelajarannya secara lansung, sehingga peneliti terfokus pada hasil belajar siswa pada MID semester. Dalam hal ini peneliti tidak melakukan test pelajaran kepada anak akn tetapi peneliti melihat nilai hasil MID semester secara langsung.

2. Kompetensi Sosial

a. Standar Kompetensi Guru

Dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa: Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan formal.10

1) Kemampuan pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

2) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

3) Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

4) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.11

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan ketrampilan, dan prilaku yang dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.12

Menurut kamus bahasa Indonesia, kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Kompetensi merupakan suatu tugas memadai atas kepemilikan pengetahuan, keterampilan da kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Kompetensi juga berarti sebagai pengetahuan,

10

Ibid., hal 8. 11

Ibid., hal 48-49. 12

(25)

keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir an bertindak.13

b. Pengertian Kompetensi Sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (d) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Menurut Buchari Alma kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.14

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:15

a) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan syarat

b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; dan

d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Kompetensi sosial sendiri dapat dimengerti sebagai kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar16

Berdasarkan pengertian kompetensi sosial di atas, maka kompetensi sosial guru berarti kemampuan dan kecakapan seorang guru dengan kecerdasan sosial yang dimiliki dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain yakni siswa secara efektif dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Dengan kompetensi sosial yang dimiliki dan diharapkan guru PAI mampu untuk mengatasi masalah yang dialami siswa yaitu kurangnya pembentukan karakter yang baik bagi siswa, dengan melihat idikator-indikator kompetensi sosial guru, yaitu:

1) Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri tauladan bagi anak didiknya.

2) Di dalam melaksanakan tugas harus dijiwai dengan kasih sayang, adil serta menumbuhkannya dengan penuh tanggung jawab.

13

Kusnandar, Guru Profesional: Implimentasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan dan Sukses dalam sertifikasi Guru (Jakarta: raja Grafindo Persada, 2007), h. 52.

14

Agus Wibowo dan Hamrin, Menjadi Guru Berkarekter: Strategi Membangun Kompetensi dan Karakter Guru, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 124.

15

E. Mulyasa, standar Kompetensi dan sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosada Karya, 2007). H. 173.

16

(26)

3) Guru wajib menjunjung tinggi harga diri setiap murid.

4) Guru seyogyanya tidak memberi pelajaran tambahan kepada muridnya sendiri dengan memungut bayaran17

Secara sederhana kompetensi dapat diartikan sebagai satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat menjalankan tugas yang diemban/ nya. Suatu tugas pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik sebagai tanda telah dimilikinya kemampuan adalah yang bersangkutan telah terampil menjalankan tugas pekerjaannya.

Kompetensi sosial guru dapat berarti kecakapan dan kemampuan guru berinteraksi dengan murid dan lingkungan masyarakat. Karena guru merupakan tokoh atau tipe makhluk yang diberikan tugas dalam membina dan membimbing murid atau masyarakat ke arah norma yang berlaku, sehingga harus memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat.18

Menurut Musaheri, ada dua karakteristik guru yang memiliki kompetensi sosial, yaitu ;

1. Berkomunikasi secara santun

Les Giblin menawarkan lima cara terampil dalam melakukan komunikasi dengan santun, yaitu:

a. Ketahuilah apa yang ingin anda katakana b. Katakanlah dan duduklah

c. Pandanglah pendengar

d. Bicarakan apa yang menarik minat pendengar e. Janganlah membuat sebuah pidato.

2. Bergaul secara efektif

Bergaul secara efektif mencakup mengembangkan pengaruh secara efektif dengan siswa. Dalam bergaul dengan siswa, haruslah menggunakan prinsip saling menghormati, mengasah, mengasuh dan mengasihi.19

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru dan kompetensi guru, kompetensi sosial guru seperti dalam tabel berikut:

Tabel 1 kompetensi sosial guru berdasarkan Permendiknas nomor 16 tahun 2007.20

No Kompetensi Sosial Kompetensi Guru Mata Pelajaran

17

Ali Imran, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta: dunia Pustaka jay, 1995), h. 46. 18

Nazaruddin Rahman, Regulasi Pendidikan menjadi Guru Profesional Pasca Sertifikasi (Yogyakarta: Pustaka Felichan, 2009), h. 173.

19

Kang anjum, Kompetensi Sosial Guru,

https://ahmadmuhli.wordpress.com/%202012/03/01/kompetensi-sosial-guru/diakses pada tanggal

27 April 2016 pada pukul 15.00

20

Search Rabu, 30 maret 2016, jam 15.00 Wib

(27)

1 Bersikap inklusif, bertindak objectif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

1.1 Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar

dalam melaksanakan

pembelajaran.

1.2 Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan Madrasah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi.

2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

1.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efisien.

1.2 Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik.

1.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.

3 Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

1.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektifitas sebagai pendidik.

1.2 Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk

mengembangkan dan

(28)

pendidikan di daerah yang

1.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas

Peraturan Menteri Agama No.16/2010 Tentang Pengelolaan Pendidikan agama Pada Sekolah Pasal 16 “ kompetensi sosial guru pendidikan agama yaitu sebagai berikut:21

Kompetensi Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

1) Sikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

2) Sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas.

3) Sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan warga masyarakat.

Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru berprilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekolah dan dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak berkepentingan dengan sekolah.

Dalam penjelasan di atas sesuai dengan maksud peneliti yang akan diteliti bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah (berinteraksi dengan baik kepada siswa, sesame guru, tenaga kependidikan dan seluruh masyarakat sekolah) maupun di luar lingkungan sekolah. Untuk mencapai kompetensi sosial yang baik itu maka perlu diketahui dan dipahami indikatornya sehingga akan tercapainya

21

(29)

kompetensi sosial yang baik. Adapun indikatornya yaitu berkomunikasi secara lisan, tulisan dan syarat dengan efektif, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dan lain sebgainya.

Untuk itu kompetensi guru sesuatu hal penting yang harus dijabarkan bila ingin melihat bagaiamana seharusnya seorang guru mengembangkan dirinya. Sehingga dengan hal ini akan menciptakan pengaruh sosial yang baik dengan siswa maka akan dapat menghantarkan siswa mencapai hasil belajar siswa yang maksimal.

3. Motivasi

Menurut Mc. Donald motivasi merupakan suatu perubahan tenaga di dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan, defenisi ini berisi tiga hal yaitu motivasi dimulai dengan perubahan tenaga dalam dalam diri seseorang, motivasi itu ditandai oleh dorongan efektif, dan motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi mencapai tujuan.22

Santrok menyatakan bahwa motivasi adalah proses yang member semanagat, arah dan kegigihan perilaku yang penuh energy, terarah dan bertahan lama, sedangkan Purwanto menyatakan motivasi merupakan segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan segala sesuatu.23

Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalaam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suat tujuan (kebutuhan).24

Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan, termasuk aktivitas belajar, tanpa motivasi tidak ada kegiatan yang nyata. Motivasi yaitu dorongan memiliki peran yang sangat kuat dalam menentukan terwujudnya suatu perbuatan yang di inginkan atau rencanakan. Menurut Robbin motivasi adalah kemauan untuk mengerjakan sesuatu. Kemauan tersebut nampak pada usaha seseorang untuk mengerjakan sesuatu, namun motivasi bukan perilaku. Motivasi merupakan proses internal yang kompleks yang tak bias diamati secara langsung, melainkan biasa dipahami melalui kerasnya seseorang dalammengerjakan sesuatu.25

Dapat dikatakan bahwa motif itu adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang mendorong untuk bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu. Motif dapat berupa kebutuhan dan cita-cita. Motif ini merupakan tahap awal dari proses

22

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidika (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h. 203-204

23

Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Citapustaka Media Perintis, 2009), h. 62 24

Djali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 101 25

(30)

motivasi, sehingga motif baru merupakan kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan) saja. Sebab motif tidak selamanya aktif. Motif aktif pada saat tertentu saja, yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak.26

Dengan demikian motif dapat juga dikatakan sebagai keadaan diri individu yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan yang ditentukan sendiri. Motif merupakan disposisi laten yang mendorong dan mengarahkan individu untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa secara prinsip motivasi terkait dengan dorongan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu dan ada tiga kata kunci dalam motivasi yaitu :

1. Dalam motivasi terdapat dorongan yang menjadikan seseorang mengambil tindakan.

2. Dalam motivasi terdapat satu pertimbangan apakah harus mempertimbangkan tindakan alternative, baik itu tindakan A, B atau C.

3. Dalam motivasi terdapat lingkungan yang memberi atau menjadi sumber masukan / pertimbangan seseorang untuk melakukan tindakan pertama atau kedua.

Motivasi mengajar guru adalah kemampuan mengajar yang timbul karena adanya dorongan dari yang bersangkutan sebagai hasil integrasi keseluruhan daripada kebutuhan pribadi, pengaruh lingkungan sosial dan pengaruh lingkungan non sosial, dimana kekuatannya tergantunf daripada proses pengintegrasian tersebut.

Thordhike menekankan pentingnya motivasi dalam belajar. Karena salah satu fungsi motivasi adalah memberikan penguatan terhadap kegiatan yang akan dilakukan sehingga bermakna dan bermanfaat. Adapun beberapa tugas motivasi yaitu :

1. Mendorong timbulnya kelakuan suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan belajar.

2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.

3. Sebagai penggerak, seperti mesin bagi mobil, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.27

Dimyanti dan Mudjiono mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan artinya terpengeruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis anak. Motivasi seseorang dapat bersumber dari internal

26

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Pengantar Dalam Perspektif Islam (Jakarta : Kencana, 2008), h. 179

27

(31)

dan eksternal, motivasi memang mendorong terus, dan memberikan energy pada tingkah laku.28

Berdasarkan pendapat di atas, motivasi sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yang memiliki tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia tetapi kemunculannya karena terangsang, atau karena terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Peranan motivasi dalam belajar adalah pertimbangan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Anak yang mempunyai motivasi yang kuat akan mempunyai banyak energi dan mendayagunakannya untuk melakukan kegiatan belajar.

Menurut Nanang dan Cucu Sahana motivas belajar merupakan kekuatan, daya pendorong atau alat pembangunan kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk belajar aktif, kreatif dan inovatif, serta menyenangkan dalam rangka baik dalam kognitif, afektif maupun psikomotorik anak.29

Maka dari pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa tindakan memotivasi lebih berhasil jika tujuannya jelas dan disadari anak, dan sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, setiap tindakan motivasi yang dilakukan oleh guru harus mengenal dan memahami betul latar belakang kehidupan, kebutuhan dan kepribadian anak. Dengan informasi yang cukup tentang anak, maka guru akan dapat dapat menentukan tindakan motivasi yang tepat.

Pemberian motivasi belajar sangat diperlukan kepada setiap individu atau siswa dalam usaha mengembangkan aktivitas dan inisiatif untuk lebih mengarahkan bakat maupun minat belajar yang dianggap efektif kepada anak. Abu Ahmadi menyatakan bahwa memotivasi belajar seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor dari dalam individu dan dari luar individu.30

Motivasi memiliki cirri-ciri tertentu yang dapat diidentifikasi. Sardiman menyatakan bahwa ciri-ciri motivasi belajar pada diri siswa adalah :

1. Tekun dan ulet

a. Melakukan kegiatan belajar terusmnenerus dalam waktu yang lama. b. Memberikan perhatian dan konsentrasi penuh terhadap tugas-tugas

belajar.

c. Perhatian dan konsentrasi saat guru menerangkan semakin tinggi. d. Niat yang tinggi mengerjakan tugas-tugas yang dikerjakan. e. Tidak cepat bosan dalam mengerjakan tugas-tugas.

2. Menunjukkan minat yang tinggi.

28

Dimyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h. 78 29

Nanang Hanafiah dan Cucu Sahana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung : Refika Aditama, 2010), h. 26

30

(32)

a. Sikap disiplin dalam belajar maupun melakukan kegiatan lainnya. b. Cenderung melakukan hal-hal yang positif.

c. Senang terhadap keadilam (tidak membeda-bedakan teman). d. Keinginan mencari dan memecahkan masalah.

e. Patuh terhadap tata tertib yang berlaku. 3. Mandiri

a. Bekerja sendiri dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.

b. Memiliki sikap kreatif (menyukai kegiatan belajar yang bervariasi) selalu berusaha untuk menguasai mata pelajaran.

4. Hasrat untuk belajar.

Yaitu suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang. Hasrat untuk belajar berarti ada unsure kesengajaan. Pembelajaran yang dilakukan dengan sengaja akan membuat anak giat dan tidak mudah bosan.

Sardiman juga menyatakan bahwa motivasi itu mempengaruhi adanya kegiatan maka fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut :

1. Mendorong manusia untuk berbuat, berarti sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dan setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Menyelidiki perbuatan yaitu dengan menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.31

Bentuk-bentuk motivasi yang dapat diberikan oleh guru kepada siswanya tidak terbatas. Adapun bentuk-bentuk motivasi sebagaimana yang dikemukakan oleh S. Nasution di atas adalah gambaran secara umum. Dalam memberikan bentuk motivasi kepada siswanya, guru mampu menerapkannya dengan kreatif dan cerdas dalam membaca situasi. Sehingga tujuan dari pemberian motivasi dapat tercapai maksimal.

Secara umum telah diketahui bahwa fungsi motivasi adalah untuk memberikan dorongan dalam melakukan tindakan. Namun untuk pemberian motivasi belajar, memiliki fungsi yang lebih spesifik, yaitu :

1. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar siswa. 2. Motivasi merupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar.

31

(33)

3. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

4. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna.32

Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa pemberian motivasi dalam belajar berpengaruh terhadap perilaku belajar, prestasi, arahan dalam pencapaian tujuan dan untuk pembangunan sistem pembelajaran yang lebih baik. Keempat hal tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Dapat dipastikan, pemberian motivasi yang tepat akan menciptakan siswa yang berkembang proses dan hasil pembelajarannya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Abu Ahmadi mengemukakan bahwa belajar seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor dari dalam individu (faktor intern) dan faktor dari luar individu itu sendiri ( faktor ekstern).33

Sementara itu Sumadi Suryakarta membagi faktor ekstern kepada dua bagian, yaitu :

a) Faktor sosial b) Faktor non sosial.34 c)

Adapun penjelesan dari faktor-faktor di atas adalah sebagai berikut : a) Faktor sosial

Faktor sosial dapat memberikan motivasi belajar. Fakor ini terbagi lagi kepada empat, yaitu :Lingkungan keluarga

1. Lingkungan sekolah 2. Lingkungan masyarakat 3. Lingkungan berkelompok. b) Faktor non sosial

Faktor ini adalah diluar dari faktor sosial, yaitu letak geografis seseorang, adat istiadat, ruang, waktu serta sarana pra sarana pendidikan.35

a) Jenis-Jenis Motivasi

Diantara bahagian motivasi yang perlu diketahu seorang guru adalah jenis-jenis motivasi. Motivasi terbagi kepada dua, yaitu :

1. Motivasi oleh diri sendiri (intrinsik)

Motivasi oleh diri sendiri adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Motivasi ini muncul tanpa adanya rangsangan dari luar dirinya. Jika

32

Ibid,.. Nanang Hanafiah dan Cucu Sahana, Konsep Strategi Pembelajaran ,h. 26 33

Ibid,.. Abu Ahmadi, Psikologi Pendidikan, h. 130 34

Sumadi Suryabrata, Psikologi Belajar (Jakarta : Remaja Grafido Persada, 2005), h. 64 35

(34)

dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran, maka motivasi ini mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar berdasarkan dorongan yang muncul dari dalam dirinya, tanpa distimulus oleh orang di sekolah, keluarga maupun masyarakatnya.

Adapun penyebab-penyebab dari motivasi oleh diri sendiri adalah sebagai berikut :

a) Adanya kebutuhan

Adanya kebutuhan dari dalam diri siswa merupakan pendorong untuk berbuat dan berusaha.

b) Adanya pengetahuan tentang kemajuan diri

Adanya kebutuhan anak tentang hasil-hasil atau prestasinya sendiri dan mengetahui apakah ada kemajuan atau malah sebaliknya mengalami kemunduran, maka hal ini menjadi pendorong baginya untuk lebih giat lagi.

c) Adanya inspirasi atau cita-cita

Anak-anak semakin berkembang fisik dan jiwanya, maka dengan sendirinya cita-cita atau keinginan menjadi inspirasi kelas jika sudah dewasa. Mungkin bisa menjadi dokter, guru, ABRI, dan sebagainya. Dengan adanya cita-cita tentu membuat anak menjadi sungguh-sunggu dalam belajar. Agar apa yang dicita-citakannya dapat tercapai.36

2. Motivasi dari luar diri (ekstrinsik)

Motivasi ini adalah dorongan yang muncul dari luar diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Dorongan ini bisa dikatakan sebagai suatu stimulus atau rangsangan. Dalam konteks motivasi belajar oleh siswa, maka motivasi berasal dari stimulus yang diberikan oleh lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Adapun hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi ini adalah sebagai berikut : a) Ganjaran

Ganjaran adalah penilaian yang bersifat positif terhadap kegiatan belajar siswa, ganjaran terbagi kepada empat macam yaitu : pujian, penghormatan, hadiah, dan tanda penghargaan. Dengan adanaya ganjaran tertentu akan menimbulkan motivasi kestirnsik bagi siswa sehingga dia akan lebih giat dalam belajarnya.

b) Hukuman

Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa. Dengan adanya nestapa itu siswa menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hidupnya untuk tidak mengulanginya.

c) Persaingan dan kompetisi

36

(35)

Persaingan atau kompetisi adalah dorongan untuk memperoleh sesuatu kedudukan serta suatu penghargaan. Persaingan ini merupakan pendorong bagi anak lebih mempunyai kreativitas dan prestasi belajar.37

Dalam penjelasan di atas sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, bahwa motivasi merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh guru baik dalam proses belajar mengajar maupun diluar proses belajar mengajar. Maksud motivasi di sini menurut peneliti adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan segala sesuatu dengan kegigihan yang tinggi serta terarah.

Motivasi di sini menunjukkan adanya indicator sehingga dapat dikatakan suatu motivasi yang baik, yaitu: tekun dan ulet, menunjukkan minat yang tinggi, hasrat yang tinggi untuk mengajar, memberikan perhatian dan konsentrasi penuh terhadap tugas-tugas mengajar, niat yang tinggi mengerjakan tugas-tugas yang dikerjakan, sikap disiplin dalam belajar maupun melakukan kegiatan lainnya, memiliki sikap kreatif dan lain sebgainya. Untuk itu motivasi guru hal yang penting yang harus dimiliki oleh guru sehingga dalam proses belajar mengajar berjalan dengan baik.

B. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Pengaruh Kompetensi Sosial terhadap hasil Belajar Siswa Kelas VIII di SMP IT Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang.

Kompetensi sosial merupakan satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru ketika dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik. Kompetensis sosial merupakan bagian hal penting dimunculkan pada diri seorang pengajar ketika dalam proses belajar mengajar dalam kelas dan juga ketika berada di luar kelas. Kompetensi sosial ini juga berperan penting dalam mendekati murid, guru, kepala sekolah serta seluruh warga yang ada di lingkungan sekolah bahkan tak jarang guru harus memiliki ketika berada di masyarakat.

Sebagaiama yang terdapat dalam bukunya E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, dikatakan bahwa kompetensi guru harus memiliki kompetensi sosial di antaranya: Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat, Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali peserta didik, Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru harus mampu menarik perhatian siswa ketika dalam proses belajar mengajar, contohnya ketika siswa ribut maka guru di sini sangat berperan penting untuk mendekatinya dan menanyakannya kenapa ribut, contoh lain ketika anak terlambat, di sini perlu pendekatan sosial yang

37

(36)

baik, di sini guru menanyakan siswa tersebut kenapa terlambat, contoh lain siswa, malas mengerjakan tugas, siswa diam selalu, maka dari masalh kesemua di atas di sini perlu pendekatan oleh guru dengan menunjukkan kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru maka dengan hal ini maka siswa akan serius dan antusias dalam belajar karena da rasa di perhatikan guru dan masalah yang dirasakan siswa seolah ikut dirasakan oleh gur maka siswa akan belajar baik sehingga hasil belajar juga dapat secara maksimal. Dengan penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa kompetensi sosial guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

2. Pengaruh Motivasi Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Siswa Kelas VIII di SMP IT Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang.

Motivasi guru dalam mengajar sangat diperlukan ketika mengajar dan hal ini yang seharusnya dimilki oleh setiap pengajar. Dalam motivasi ini perlu diketahui bahwa motivasi diri (guru) itu sangan penting disamping kita sebgai pengajar juga memotivasi murid yang kita hadapi. Dimana motivasi itu merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan artinya terpengeruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis. Maka ketika hal ini dimiliki oleh sang guru maka siswa akan mengalami perubahan untuk belajar lebih giat sehingga tercapainya hasil belajar yang optimal.

Dalam mencapai hasil belajar siswa yang optimal akibat dari proses belajar secara terencana yang dimunculkan dari semangat dari dirisendiri maupun dari luar diri termasuk motivasi yang di wujudkan oleh sang guru. Dengan motivasi dari guru merupakan faktor yang berarti dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dua pembangkit motivasi belajar yang efektif adalah keingintahuan dan keyakinan dalam kemampuan diri. Setiap siswa memiliki rasa ingin tahu, maka guru perlu memotivasi dengan pertanyaan diluar kebiasaan atau tugas yang menantang disertai penguatan bahwa siswa mampu melakukannya. Dengan demikian salah satu upaya guru yaitu memberikan motivasi kepada siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan.

3. Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Guru secara bersama-sama Terhadap Hasil Belajar Siswa Siswa Kelas VIII di SMP IT Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang.

(37)

sekolah sehingga dengan ini akan mudah menari perhatian siswa dalam belajar. Tenaga pendidik juga harus memiliki motivasi yang kuat dalam mengajar, menunjukkan motivasi pada diri untuk menhantarkan anak didik tercapainya tujuan pendidkan dan juga hasil belajar yang optimal dan perlu pemberian motivasi belajar sangat diperlukan kepada setiap individu atau siswa dalam usaha mengembangkan aktivitas dan inisiatif untuk lebih mengarahkan bakat maupun minat belajar yang dianggap efektif kepada anak.

Sehingga dalam proses belajar akan terjalin pengaruh antara guru dengan murid yang saling memperhatiakan dan juga motivasi yang kuat sehingga tercapailah hasil belajar yang memuaskan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok bahasan. Hasil belajar tidak berupa nilai saja, tetapi dapat berupa perubahan perilaku yang menuju pada perubahan positif.

Dari penjelasan di atas dapat dikatan bahwa kompetensi sosial dan motivasi guru secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa di Sekolah Menengah Pertama Alhijrah laut Dendang Kec Percut Sei Tuan. Untuk lebih kleasnya dapat dilihat dari kerangka konseptual sebagai berikut.

Adapun kerangaka pikir secara sederhana adalah terdapat tiga variabel Variabel, yaitu variable X1 dan variable X2 dan Y, dapat dilihat dari bagan dibawah ini.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konseptual berikut ini : Gambar 2 Kerangka Konseptual Pengaruh Antara Kompetensi Sosial dan Motivasi

dengan Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP IT Al-Hijrah

C. Penelitian yang Relevan

KOMPETENSI SOSIAL

MOTIVASI GURU

(38)

Pada bagian ini penulis akan kemukakan beberapa hasil penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang penulis lakukan antara lain:

a. Pengaruh Kewibawaan Guru dan Minat Belajar siswa terhadap hasil belajar siswa di MTs Al-Furqon Kali Randu, Kec Petarukan kab. Pemalang tahun ajaran 2010.

Setelah data dianalisis dengan menggunakan rumus sistem korelasi

product moment dan diperoleh nilai rxy sebesar 0,372, kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment dengan N = 50, maka diperoleh r pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,361, maka dapat berarti bahwa nilai rxy lebih besar dari nilai rtabel (0,361<0,372) Hasil analisis tersebut membuktikan bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan antara kewibawaan dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.

b. Pengaruh Kepribadian dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar mahasiswa pada program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Zawiyah Cot Kala Langsa.

Melalui uji korelasi dengan jumlalah responden 63 orang siswa dan dengan a= 0,05 maka diperoleh harga r hitung lebih besar dari r table yaitu 0,52 lebih besar 0,248. Denag demikian dapat disimulkan adanya Pengaruh Kepribadian dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar mahasiswa pada program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Zawiyah Cot Kala Langsa.

D. Hipotesis Penelitian

Dari kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Kompetensi sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMP IT Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang.

2. Motivasi guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMP IT Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang.

3. Pengaruh Kompetensi Sosial dan Motivasi sacara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di SMP IT Al-Hijrah Laut Dendang Kec Percut Sei Tuan Kab Deli Serdang.

Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t atau distribusi t, melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Gambar

Gambar 1 Pengaruh Pendidikan di masyarakat dan interaksi sosial.
Tabel 2 Uraian Rencana Pelaksanaan Penelitian
Tabel di bawah ini menerangkan hasil analisis empirik dari reliabilitas
Tabel ke 9 hasil analisis deskriptif ketiga variable penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu melalui penelitian ini, diharapkan dapat menjawab dari berbagai motivasi apa saja yang dimiliki oleh seorang wartawan yang telah memilih dan tujuan bekerja di

Atas kehadiran serta do’a restu Bapak/Saudara kami mengucapkan terima kasih..

Badan Pusat Statistik Kota Salatiga, (online), (https://salatigakota.bps.go.id/webbeta/frontend/linkTabelStati s/view/id/4 diakses pada 10 September 2016, pukul 10:00 WIB)..

Laporan Keuangan Laporan Keuangan dan Pelaporan dan Pelaporan Keuangan Keuangan Laporan Keuangan Laporan Keuangan dan Pelaporan dan Pelaporan Keuangan Keuangan Akuntansi dan

Lebih dari itu mereka pada umumnya sama sekali tidak percaya bahwa kasus serupa akan terjadi di kawasan Asia Tenggara, hal tersebut terlihat jelas ketika menanggapi

Penerapan model role playing dengan media gambar seri adalah suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan imajinasi dan menemukan jati diri

Penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan

Department of Biology and Institute of Chinese Medicine, Chinese University of Hong Kong, Shatin, Hong Kong, ChinaC.