BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI PERAYAAN KOINOBORI DI
JEPANG
2.1 Nenjugirei di Jepang
Nenjugirei atau ritus-ritus sepanjang tahun adalah perayaan tahunan di dalam
kehidupan masyarakat Jepang. Perayaan sepanjang tahun di Jepang sangat disesuaikan
berdasarkan musim yang sedang berlangsung pada saat itu. Mengingat Jepang terdiri dari
empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin, maka
ritual-ritual yang dilakukan tergantung kepada empat musim-musim tersebut.
2.1.1 Musim Semi ( Bulan Maret-Bulan Mei)
Dimulai sekitar bulan Maret, dan orang Jepang menyambutnya dengan gembira, karena
hari-hari dingin dan tidak bersahabat telah berakhir. Musim Semi ditandai dengan munculnya
kuncup- kuncup bunga pohon plum (ume). Dan setelah bunga pohon plum berakhir, muncul kuncup-kuncup bunga paling terkenal di Jepang, bunga Sakura. Musim ini sangat dinanti,
baik oleh masyarakat Jepang maupun warga asing yang tinggal di „Negeri Matahari Terbit‟.
Sebab, pada musim ini bunga sakura bermekaran, mulai dari ujung selatan, Okinawa,
lalu Pulau Kyushu, merambat ke Pulau Honshu, Shikoku, dan terakhir di Hokkaido yang berada di utara Jepang. Ada kebiasaan orang Jepang untuk melihat dan berpiknik dibawah
bunga sakura yang dinamai Hanami. Kyoto adalah salah satu kota yang paling sering dikunjungi pada saat musim Semi dan sakura bermekaran.
Selain itu kastil-kastil kuno atau oshiro serta otera (kuil budha) dan jinja (kuil Shinto) juga menjadi objek wisata karena udara yang hangat setelah musim dingin membuat orang
senang berjalan jalan di udara terbuka. Namun sayang, mekarnya bunga sakura tidak
Apalagi jika ada hujan atau angin kencang, sakura lebih cepat berguguran. Saat sakura
bermekaran, orang Jepang beramai-ramai melakukan pesta kecil bersama keluarga atau
kerabat di bawah pohon sakura yang disebut dengan hanami.perayaan hanami dilaksanakan pada tanggal 21 Maret, Kata hanami berasal dari hana yang berarti „bunga‟ dan mi atau miru yang berarti „melihat‟. Keluarga biasanya duduk bersama di atas tikar menikmati keindahan
bunga sakura sambil bercerita, makan-makan, ataupun menggelar barbekyu.
Puncak musim semi disebut setsubun no hi jatuh pada tanggal 20 maret, Setsubun no hi
pada musim semi di jepang merupakan salah satu hari libur resmi yang biasanya jatuh pada
tanggal 20 Maret atau 21 Maret ketika terjadi titik awal musim semi. Atau bisa dikatakan
merupakan peralihan dari musim salju ke musim semi. Saat itu rentang waktu siang sama
panjangnya dengan waktu malam. Hari libur ini ditetapkan dengan undang-undang hari libur
Jepang (Shukujitsu-hō) tahun 1948 untuk “berterima kasih kepada alam dan mencintai makhluk hidup.(
http://www.pendidikanbahasajepang-unnes.com/2012/10/4-musim-di-jepang.htm)
Di Jepang pada bulan Maret ini terdapat perayaan yang ditujukan untuk anak
perempuan, yaitu Hinamatsuri. Festival ini disebut juga sebagai festival pembuka musim semi karena Hinamatsuri merupakan festival yang pertama kali diadakan pada musim semi yaitu pada tanggal 3 Maret. Perayaan Hinamatsuri bertujuan untuk mendoakan anak perempuan agar tumbuh sehat.
Oleh karena itu tiap keluarga yang mempunyai anak perempuan ikut merayakan
festival ini dengan memajang satu set boneka yang mengenakan kimono zaman Heian dan menggambarkan upacara perkawinan tradisional di Jepang. Perayaan Hinamatsuri disebut juga festival boneka atau festival anak perempuan. Hal ini bermula dari kebiasaan para putri
Masih dimusim semi, pada bulan April sejak tanggal 29 tahun 1989 sampai sekarang,
merupakan hari lingkungan hidup yang disebut Midori no Hi atau Hari Hijau,sehubungan dengan kecintaan kisar pada alam dan lingkungan sering diadakan kegiatan penghijauan atau
penanaman pohon serta kegiatan pelestarian lingkungan lainnya.
Ada juga perayaan yang ditujukan untuk anak laki-laki yang disebut Kodomo no Hi. Kodomo no hi ini merupakan salah satu perayaan musim semi dan merupakan salah satu hari libur resmi diJjepang yang ditetapkan tiap tanggal 5 mei dan merupakan serangkaian liburan
akhir bulan April dan awal bulan Mei. Hari libur tersebut dikenal dengan istilah GoldenWeek
(Minggu Emas). Pengertian istilah Golden Week yaitu jika setelah hari libur berakhir berlanjut dengan libur akhir pekan sehingga jumlah hari libur bertambah.
Sejak tahun 1948 sudah ada peringatan Hari Anak-anak yang telah ditetapkan menjadi
hari libur Jepang (Shukujitsu-hō) dengan tujuan untuk menghormati kepribadian anak, merencanakan kebahagiaan anak, dan sebagai ungkapan terima kasih kepada ibu.
Di penghujung musim semi, sebelum memasuki musim panas, terjadi musim hujan atau
tsuyu terlebih dahulu. Tsuyu berlangsung dari pertengahan Juni sampai Juli. Tsuyu bukanlah musim yang menyenangkan, karena hampir setiap hari hujan dan udara sangat lembab
sehingga makanan mudah rusak.
2.1.2 Musim Panas ( Bulan Juni-Bulan Agustus)
Diawali dengan musim hujan sekitar seminggu, yang disebut Tsuyu. Berlangsung dari bulan Juni sampai Agustus. Musim Panas di Jepang bisa mencapai suhu maximum 35 derajat
celcius. Tidak perlu olahraga angkat besi, dengan duduk diam saja, sudah sukses membuat
kita mengeluarkan keringat sebesar biji beras. Musim Panas dimulai sekitar bulan Juni
ditandai dengan pohon-pohon hijau dan nyanyian ribut serangga yang bernama „Semi‟.
Sekolah di Jepang member libur Musim Panas sekitar sebulan. Salah satu aktivitas yang
musim panas biasanya tanggal 20 Juli - 31 Agustus. Musim panas merupakan musim yang
menyenangkan karena kita dapat bermain dan berenang di Pantai.Namun ada juga orang
Jepang yang karena tinggal di daerah panas, berlibur ke daerah dingin seperti Hokkaido.
Taue merupakan salah satu festival musim panas yang diadakan untuk menyambut
datangnya musim menanam padi. Festival ini biasa diadakan tiap bulan Juni. Menanam padi
merupakan pekerjaan yang penting karena padi nantinya akan menjadi makanan pokok.
Penanaman padi biasanya dilakukan pada awal Juni hingga pertengahan Juni. Akhir-akhir ini
penanaman padi di dekat kota besar jarang terlihat karena jumlah petani yang menanam padi
jumlahnya makin berkurang.
Tanabata merupakan salah satu festival yang diadakan pada musim panas. Tanabata
lebih dikenal dengan istilah festival bintang. Biasanya di kota-kota besar di Jepang perayaan
ini dilakukan secara besar-basaran. Salah satu perayaan Tanabata yang terkenal adalah yang diadakan di Sendai yaitu Sendai Tanabata. Pada awalnya pelaksanaan festival Tanabata
mengikuti kalender Lunisolar yang perhitungannya lebih lambat kira-kira satu bulan dari kalender Gregorian.( www.ribeiraopreto.sp.gov.br/.../tanabata..)
Namun sejak kalender Gregorian mulai digunakan di Jepang, perayaan Tanabata
mulai diadakan pada tanggal 8 Agustus (kalender Gregorian) atau sama dengan tanggal 7 Juli ( hari ke-7 bulan ke-7 pada kalender Lunisolar). Tanabata dirayakan sebelum perayaan Obon
yaitu pada tanggal 7 Juli sedangkan sebagian upacara dilakukan di malam hari tanggal 6 Juli.
Meski di tiap musim juga diadakan festival, Musim Panas adalah musim dengan jumlah
festival terbanyak dan tersemarak. Meski di tiap musim juga diadakan festival, Musim Panas
adalah musim dengan jumlah festival terbanyak dan tersemarak. Seperti Festival kembang api
kembang api ini dimulai, masyarakat Jepang mengadakan pasar malam yang diisi dengan
permainan tradisional dan makanan khas Jepang.
Para pengunjung yang datang ke pasar malam ini biasanya mengenakan pakaian musim
panas khas Jepang, Yukata. Pertunjukkan kembang apinya pun spektakuler. Ada ribuan kembang api yang ditembakkan ke udara sehingga berbentuk seperti bunga-bunga
bermekaran di langit malam. Di awal musim panas atau natsu akan sering turun hujan dan
munculnya musi atsui atau panas beruap. Musim ini berlangsung dari awal Juni hingga akhir
September. Juli dan Agustus menjadi puncak musim panas, yang diiringi dengan waktu siang
yang lebih lama daripada malam. Matahari sudah terbit sekitar pukul 04.00 dan baru
terbenam pada pukul 19.00.
Pada musim ini banyak festival yang diselenggarakan . Seperti hanabi matsuri (festival kembang api), tanabata matsuri (festival bintang), dan khusus di Kota Tokushima ada Awa odori (tari Awa). Setiap 12-15 Agustus, semua warga Tokushima libur untuk merayakan Awa odori. Mulai dari anak-anak hingga orang tua berkumpul bersama menari di jalan dan taman Kota Tokushima. Pada saat itu akses lalu lintas ditutup selama empat hari.
2.1.3 Musim Gugur ( Bulan September-Bulan November)
Berlangsung dari bulan September sampai November/Desember 2011. Musim gugur
merupakan saat-saat daun memerah lalu berguguran. Musim ini juga merupakan masa panen
aneka jenis tanaman pangan termasuk buah-buahan. Jika ingin melihat Momiji dan menikmati alam sambil berolahraga jalan maka bisa datang ke Kyomizudera di Kyoto. ditandai dengan
mulai rontoknya dedaunan di pohon- pohon, dan berakhirnya hari panas dan lembab.
Berawal sekitar bulan September. Musim ini terkenal dengan daun yang berubah warna
jadi kuning, merah, oranye, dan disebut Momiji (紅葉). Festival yang diadakan pada musim
dengan mempersembahkan padi dan hasil bumi lainnya untuk kuil Shinto. Di halaman kuil
tersebut, mereka pun menari sambil membawa usungan. Tarian tersebut pun mereka
persembahkan untuk para dewa. Sementara di dalam rumah, orang-orang membuat berbagai
masakan lezat dan merayakan festival tersebut dengan makan bersama.
Pada festival itu berbagai budaya Jepang ditampilkan, seperti peragaan kimono, seni bela diri, chado (upacara minum teh), hingga pasar kaget yang menjual aneka makanan khas Jepang. Tiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri dalam merayakannya. Di beberapa
kampus, anak muda Jepang merayakannya dengan menggelar panggung musik. Di samping
itu, pada musim gugur petani memasuki musim panen, misalnya panen ubi dan jeruk. Para
binatang liar seperti beruang, mengumpulkan persediaan makanan untuk ditimbun selama
mereka tidur jangka lama di Musim Dingin.
Dan ada juga yang menarik yaitu Puncak Musim Gugur atau Hari Ekuinoks Musim
Gugur (秋 分 の 日 Shūbun no hi) adalah hari libur resmi di Jepang yang jatuh sekitar 23 September ketika terjadi ekuinoks musim gugur yang merupakan hari pertama musim gugur
di belahan bumi utara. Hari ibur ini ditetapkan tahun 1948 dengan undang-undang hari libur
Jepang (Shukujitsu-hō) tahun 1948 untuk "memuliakan nenek moyang, mengenang orang yang sudah meninggal," sedangkan penentuan tanggal berdasarkan hari ekuinoks musim
gugur menurut waktu Jepang.(http;//tdworkgroup.blogspot.com/.../musim-gugur-di-jepang)
Selain itu, ada juga salah satu festival musim gugur di jepang yaitu Festival tsukimi
(menatap bulan) Menurut tradisi orang jepang melihat di bulan ada seekor kelinci yang
sedang menumbuk dengan Alu untuk membuat kue mochi, nah musim gugur meeupakan
waktu yang sangat tepat untuk melihat bulan purnama, (khusus setia tanggal 25 september
dan 23 oktober) sambil minum sake, makan penganan khusus dan menikmati keindahan sang
jepang namun di masa modern seperti ini mungkin tidak banyak yang punya waktu banyak
untuk itu.
2.1.4 Musim Dingin ( Bulan Desember- Bulan Februari)
Berlangsung pada bulan Desember sampai Februari, Ditandai dengan turunnya butir-
butir salju pertama di awal Desember. Karena Jepang terletak memanjang dari Utara ke
Selatan, maka perbedaan suhu cukup jelas antara Hokkaido di ujung utara dan Okinawa di
ujung selatan. Sehingga tidak semua wilayah di Jepang tertutup salju. Di beberapa daerah
seperti Hokkaido di utara, suhu udara bisa mencapai -20 derajat celcius. Rata-rata aktivitas
orang- orang Jepang di musim dingin ini, adalah bermain ski, snowboard, dan es skating.
Serta Onsen / hot spring (Pemandian air panas). Musim dingin atau fuyu merupakan musim paling berat agi orang Jepang karena mereka harus melawan suhu yang ekstrem. Musim ini
pun berlangsung cukup lama, dari Desember hingga Februari. Pada musim ini, jika salju
turun, jalanan menjadi berair dan licin. Mobil perlu memakai ban khusus agar tidak mudah
tergelincir.
Di musim dingin ada yuki matsuri (festival salju) terbesar yang diadakan di Sapporo, Pulau Hokkaido. Wisatawan dari dalam dan luar negeri berdatangan ke festival yang
berlangsung selama seminggu di awal Februari itu. Pada musim ini orang Jepang biasanya
bermain ski, snowboard, dan membuat boneka salju.
Saat musim dingin, udara menjadi kering. Hal itu dapat menyebabkan bibir dan kulit
pecah. Tak jarang di antara teman kami saat pertama kali menghadapi musim ini mengalami
mimisan, keluar darah dari hidung. Salah satunya yang terkenal di Jepang adalah Sapporo
Yuki Matsuri dikota Hokkaido, yang merupakan festival musim dingin terbesar dijepang.Setiap tahunnya festival ini menarik kurang lebih 2 juta pengunjung baik dari dalam
maupun luar negeri yang ingin menyaksikan ratusan patung salju dan pahatan es yang
hari di bulan Februari mata kita akan dimanjakan oleh patung –patung salju dan ukiran es
yang indah.
Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 1950 oleh 6 orang siswa SMA yang
mengadakan lomba pahat salju kecil – kecilan, semakin lama semakin banyak anak – anak
yang berpartisipasi.Pada tahun 1955 pasukan beladiri Jepang ikut membantu membuatkan
pahatan es raksasa yang akhirnya membuat festival ini dikenal masyarakat luas. Tidak hanya
pahatan es, dalam festival ini mereka juga bisa menikmati pertunjukkan musik, kembang api,
seluncuran es dan perang bola salju beramai – ramai.
Saimatsu merupakan salah satu perayaan yang dilakukan untuk memperingati akhir tahun (festival tutup tahun). Saat ini biasanya dimanfaatkan untuk berbelanja barang-barang
murah. Karena pada saat saimatsu berlangsung biasanya banyak toko-toko yang menjual
barang-barang dalam jumlah yang besar dan diskon secara besar-besaran. Atau dengan kata
lain mengadakan obral khusus akhir tahun. Selain itu ada juga perayaan yang disebut
Umematsuri biasa dirayakan tiap Februari. Bulan Februari merupakan saat yang paling dingin diantara bulan-bulan lainnya selama musim dingin berlangsung. Pada saat ini juga, tepatnya
pada pertengahan bulan Februari bunga plum mulai bermekaran. Bunga plum merupakan
satu-satunya bunga yang mekar pada musim dingin sehingga banyak orang yang
menyukainya. Bunga plum hampir sama dengan bunga sakura namun ada yang
membedakannya dengan bunga sakura. Perbedaan itu terletak pada kelopak dan putik.
2.2 Tsukagirei di Jepang ( Siklus Hidup Manusia)
Tsukagirei adalah siklus hidup manusia yang erat hubungannya dengan siklus kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Menurut Situmorang, tsukagirei adalah
menguraikan ritus-ritus daur hidup manusia mulai dari lahir hingga hingga mati dan acara
Upacara dalam daur hidup manusia ini dimulai dari kelahiran, masa anak-anak(youzi) masa remaja (chugakkou), perkawinan (kekkong), dan kematian ( shibo). Perayaan-perayaan yang dialkukan secara bertahap mulai dari proses kelahiran sampai menjadi dewasa, daur
hidup dalam masyarakat jepang berhubungan dengan pandangan akan roh orang jepangyaitu
pandangan tradisional yang dipengaruhi oleh Shinto dan Budha. Upacara atau perayaan yan g
dilakukan pertama sekali untuk merayakan atas kelahiran bayi adalah shussan iwai.
Tujuan dari dilakukan perayaan ini adalah dimana orang tua sibayi ingin
memperkenalkan bayinya kepada keluarga, kenalan, dan juga pada tetangga-tetangga
mereka.orang-orang yang berkunjung datang dengan membawa bingkisan dan uang sebagai
ucapan selamat atas kelahiran. Pada hari ke tiga setelah kelahiran(Mikkaiwai) diundang orang yang membantu proses kelahiran kemudian orang tersebut pula yang akan pertama sekali
memandikan bayi tersebut yang disebut yuzome dan diadakan upacara pemberiaan nama (nazuke). Kemudian pada hari ketujuh si bayi pertama kali dibawa kekamar mandi untuk dikenalkan pada dewa yang ada disana. ( pustaka.unpad.as.id/wp-content/upload/2011)
Pada usia 32 hari akan diadakan hatsumiya mairi, yaitu pertama sekali mengunjungi
omiya atau ujigami. Pada hari itu biasanya bayi digendong oleh neneknya dan sibayi mendapat kiriman dari keluarga si ibu yang disebut dengan inuhariko, yaitu berupa mainan untuk si bayi. Pada zaman dahulu inu hariko mempunyai nilai magis yaitu untuk menangkal
penyakit atau sebagai sasaran penyakit yg datang untuk menganggu si bayi.
Kuizome ( makan pertama) dilakukan pada acara selamatan 100 hari usia si bayi. Nasi dan sayuran diambil pakai sumpit, karena si bayi belum bisa makan,seolah-olah dimasukkan
Pada ulang tahun pertama diadakan acara untuk meramal masa depan si bayi. Disekitar
bayi disediakan mistar, pinsil, sempoa dan benda-benda lainnya, maka benda yang terlebih
dahulu di raih si bayi maka di ramalkan pekerjaan bayi tersebut, Sichiggosan( acara 3 tahun,
5 tahun,7tahun) yaitu acara untuk mendatangi kuil pada tanggal 15 november bagi anak umur
3,5, dan 7 tahun.
Upacara pendewasaan (seijinshiki) dilakukan untuk orang yng telah berusia 20 tahun, kebiasaan ini dimulai pada tanggal 22 november 1946 di saitama. Pada tanggal 15 januari
bagi semua anak yang berusia 20 tahun, setelah masa kekotoran berlalu seseorang tersebut
memasuki kehidupan pernikahan.(Damayanti Lisbet:2009)
Salah satu perkawinan yang dilakukan orang Jepang adalah perkawinan miai, yaitu perkawinan yang terjadi karena adanya perjodohan. Pada masa sekarang miaikekkon sudah jarang dilakukan, sekarang masyarakat Jepang lebih sering melakukan renaikekkong
(perkawinan atas dasar cinta).
Yakudoshi yaitu acara bagi orang yang memasuki usia baya pada tahun tersebut, misalnya usia 42 pada laki-laki dan usia 33 bagi wanita, usia tersebut dianggap rawan bahaya
bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu untuk menghadapi usia rawan ini, mereka pergi ke
jinja untuk mengusir bahaya yang bermaksud supaya mereka terhidar dari bahaya yang
mengincar pada usia tersebut.
Upacara selanjutnya adalah upacara selamatan panjng umur. Upacara selamatan
tersebut dilaksankan pada usia 61 tahun (kanreki), kemudian usia 70 tahun (koreki), usia 77 tahun ( kiju), usia 80 tahun (beiju), usia 90 tahun (sotsuju), dan yang terakhir adalah usia 99 tahun (hakuju). Setelah itu tidak ada lagi upacara bagi orang yang masih hidup.
Daur hidup manusia terakhir adalah kematian. Dahulu untuk memastikan apakah
seseorang sudah mati apa belum, dibuat sebuah acara yng dinamai dengan Tamayobai
keluar dari tubuh, keluarga membuat acara memanggil roh orang tersebut supaya kembali
lagi ke tubuhnya. Kemudian setelah acara tamayobai dilakukan jika seseorang tersebut tidak
hidup kembali, maka pada saat itu diputuskan bawha orang tersebut sudh meninggal.
2.3 Perayaan Hari Anak Laki-Laki di Jepang
Hari Anak-anak (こ ど も の日 Kodomo no hi) adalah salah satu hari libur resmi di
Jepang yang jatuh tanggal 5 Mei. Hari libur ini merupakan serangkaian hari libur di akhir
April dan awal Mei yang disebut Golden Week (Minggu Emas) di Jepang. Hari Anak-anak diperingati sejak tahun 1948 dan ditetapkan dengan undang-undang hari libur Jepang
(Shukujitsu-hō) untuk "menghormati kepribadian anak, merencanakan kebahagiaan anak sambil berterima kasih kepada ibu.(http://www.hinamatsuri_kodomonohi.com/)
2.3.1 Asal-Usul Hari Anak Laki-Laki di Jepang
Menurut penanggalan Imlek, perayaan Koinobori jatuh pada tanggal 5 bulan 5 ketika Asia Timur sedang musim hujan. Orang tua yang memiliki anak laki-laki mengibarkan
koinobori hingga hari Tango no Sekku untuk mendoakan agar anak laki-lakinya menjadi orang dewasa yang sukses. Setelah Jepang memakai kalender Gregorian, koinobori
dikibarkan hingga Hari Anak-anak (5 Mei). Koinobori yang tertiup angin telah menjadi simbo perayaan Hari Anak-anak. Kalau zaman dulu koinobori berkibar di tengah musim hujan, koinobori biasanya sekarang mengingatkan orang Jepang tentang langit biru yang cerah di akhir musim semi.
sungai Sungai Kuning yang alirannya deras. Ikan-ikan berusaha keras memanjat air terjun,
namun hanya koi yang berhasil memanjat air terjun dan berubah menjadi naga. Oleh karena
itu, koi yang berhasil menaiki air terjun dijadikan simbol kesuksesan dalam hidup. Tradisi
pengibaran koinobori di halaman rumah dimulai oleh kalangan samurai pada pertengahan zaman Edo. Mereka memiliki tradisi merayakan Tango no Sekku dengan memajang peralatan bela diri, seperti yoroi, kabuto, dan boneka samurai. Selain itu, mereka membuat koinobori
dari kertas, kain, atau kain bekas yang dijahit dan digambari ikan koi. Koinobori dibuat agar bisa berkibar dan menggelembung bila tertiup angin.
Pada pertengahan jaman Edo (1600 ~ 1867), terdapat kebiasaan di kalangan keluarga
samurai yang dianugerahi bayi laki-laki yaitu memancangkan koinobori dan gambar kuda di depan pintu masuk. Tak lama kemudian, kebiasaan ini meluas hingga keluarga yang bukan
samurai pun memancangkan koinobori bila lahir bayi laki-laki dalam keluarga mereka.
Kebiasaan memancangkan koinobori bermula dari legenda ikan koi akan berubah menjadi naga dan terbang di langit bila mencapai air terjun Ryumon. Sejak dulu, ikan koi dipercaya sebagai ikan yang mendatangkan nasib baik. Ikan koi adalah ikan kuat yang tidak
hanya bisa hidup di sungai beraliran jernih saja, tetapi juga di kolam dan di rawa. Pada
pemasangan koinobori, terdapat harapan agar sang anak akan tumbuh baik dan sukses tanpa peduli baik atau buruknya lingkungan. Pemikiran mengibarkan koinobori di langit biru sebagai wujud harapan suskesnya pertumbuhan anak laki-laki, merupakan kepekaaan khas
yang hanya dimiliki oleh orang Jepang.
Pada awalnya, orang Jepang hanya mengibarkan koinobori berwarna hitam yang
disebut magoi (真鯉). Koi yang dikibarkan paling atas melambangkan putra sulung dalam
keluarga. Sebagai hiasan yang dibuat untuk meramaikan perayaan, koinobori warna lain juga
Sejak zaman Meiji, koinobori berwarna merah yang disebut higoi (緋 鯉) mulai
dikibarkan untuk menemani koinobori berwarna hitam. Tradisi pengibaran koinobori biru
dimulai sejak zaman Showa. Ukuran koinobori biru (kogoi, 子鯉) lebih kecil dari koinobori
merah atau hitam, dan melambangkan anak koi.
Pada zaman sekarang sering dijumpai koinobori warna hijau dan oranye yang dimasudkan sebagai anak-anak koi. Di beberapa tempat di Jepang, koinobori bukan saja milik anak laki-laki. Koinobori yang melambangkan adanya anak perempuan dalam keluarga juga ingin ikut dikibarkan. Tersedianya koinobori warna cerah seperti oranye kemungkinan ditujukan untuk keluarga yang memiliki anak perempuan.
Pada 1931, pencipta lagu Miyako Kondo menulis lagu berjudul "Koinobori". Dalam lirik lagu tersebut, koinobori yang besar dan berwarna hitam adalah bapak koi dan koinobori
warna lain yang lebih kecil adalah anak-anak koi. Konsep dari lirik lagu tersebut diterima
secara luas di tengah rakyat yang sedang di bawah pemerintahan militer. Seusai Perang Dunia
II, peran wanita makin penting, dan koinobori warna merah dipakai untuk melambangkan ibu
koi. Satu set koinobori akhirnya secara lengkap melambangkan keluarga yang utuh: bapak, ibu, dan putra-putrinya. Hingga kini, lagu "Koinobori" ciptaan Miyako Kondo tetap dinyanyikan anak-anak, namun liriknya tetap sama seperti ketika diciptakan pada tahun 1931.
Berikut liriknya dalam huruf Kanji da Romaji.
Yane yori takai koinobori
Ookii magoi wa otousan
Chiisai higoi wa kodomotachi
屋根 高い 鯉 ぼ
大 い真鯉 父さ
小さい緋鯉 子供達
面白そう 泳い
Berkibarnya koinobori sudah menjadi pemandangan langka di kota-kota besar di Jepang. Makin sedikitnya keluarga di Jepang yang memiliki anak kecil mungkin menjadi
penyebabnya. Selain itu, penduduk kota besar tidak lagi tinggal di kompleks perumahan,
melainkan di apartemen (mansion) yang tidak memiliki halaman untuk mengibarkan
koinobori.
2.3.2 Simbol yang digunakan pada Perayaan Koinobori
Di Jepang, tanggal 5 Mei merupakan hari libur nasional yang dikenal dengan sebutan
hari anak. Pada hari tersebut biasanya dilaksanakan perayaan untuk anak laki-laki. Mulanya,
perayaan ini merupakan perayaan yang diselenggarakan pada jaman kuno China, namun di
Jepang, perayaan ini mulai dilakukan pada jaman Nara ( 710 ~ 784 ). Dalam rangka
merayakan pertumbuhan kesehatan anak laki-laki dan harapan agar dapat tumbuh
berkembang dalam kehidupan.
masyarakat Jepang memajang boneka pada bulan mei dan memancangkan koinobori,
Mereka juga membuat masakan musim semi seperti Takenoko Zushi (sushi dari rebung) disertai dengan meminum sake dari bunga iris. Bunga iris ini dikenal sebagai tanaman obat dengan kekuatan ajaib yang umumnya digunakan untuk menghalau dan mencegah kekuatan
jahat. Bunga ini sering digunakan untuk pengganti payung, alas bantal dan untuk berendam di
ofuro (bak mandi). Dalam perayaan tersebut, terdapat perlengkapn yang dapat kita lihat disetiap rumah keluarga jepang yang mempunyai anak laki-laki, yaitu bendera Koinobori,
Pajangan Boneka Ksatria, bunga iris, baju tradisional yang digunkan pada saat perayaan
berlangsung.
Koinobori adalah tiruan ikan Koi yang terbuat dari kain, dan dinaikkan ke udara dengan
menggunakan tiang. Kebiasaan ini berasal dari negeri Cina mengenal kegagaha ikan koi yang
dapat melompati air terjun di sungai Kuning untuk kemudian menjadi naga. Menaikkan
koinobori keanggkasa sebagai perlambang yang mengharapkan agar anak laki-laki sehat dan
kuat seperti ikan koi. Koinobori (こいのぼり, atau bendera koi) adalah bendera berbentuk
ikan koi yang dikibarkan di rumah-rumah di Jepang oleh orang tua yang memiliki anak
laki-laki. Pengibaran koinobori dilakukan untuk menyambut perayaan Tango no Sekku.
Selain itu, alasan penggunan ikan koi pada koinobori karena berdasarkan legenda Cina. Dahulu kala ada sebuah gerbang naga di sungai kuning, sungai itu memiliki aliran deras
bagaikan air terjun ryumon. Dan berdasarkan legenda cina juga, bagi ikan yang bisa melewati
gerbang tersebut dapat menjadi seekor naga. Berbagai jenis ikan berusaha melompatinya, dan
hanya ikan Koi lah yang berhasil melewatinya. Itulah sebabnya mengapa pada perayaan anak
laki-laki menggunakan simbol ikan koi pada Koinobori.
Pada perayaan koinobori dilengkapi dengan memajang peralatan bela diri, seperti yoroi
dan kabuto dipercaya dapat melindungi anak laki-laki dari bencana. Selain itu di dalam rumah juga di pajang boneka dari tokoh pahlawan atau kesatria Jepang yaitu Kintaro.Kintaro
adalah nama panggilan sewaktu kecil dari Sakata no Kintoki, seorang pahlawan di era Heian, anak buah dari seorang samurai bernama Minamoto no Raikou.
Kintaro terkenal akan kekuatannya, dan cerita Kintaro dikaitkan dengan perayaan hari anak laki-laki di Jepang. Kintaro dijadikan tema boneka bulan 5 (gogatsu ningyo) yang dipajang untuk merayakn hari anak-anak. Orang tua yang memajang boneka Kintaro
berharap anak laki-lakiya tumbuh sehat, kuat, dan berani seperti kintaro. Selain itu Kintaro
sering digambarkan menunggang ikan Koi pada Koinobori.
Bunga iris ini dikenal sebagai tanaman obat dengan kekuatan ajaib yang umumnya
digunakan untuk menghalau dan mencegah kekuatan jahat. Bunga ini sering digunakan untuk
pengganti payung, alas bantal dan untuk berendam di ofuro (bak mandi). Mereka juga
membuat masakan musim semi seperti Takenoko Zushi (sushi dari rebung) disertai dengan meminum sake dari bunga iris. Karena bunga iris banyak bermekaran khususnya di bulan
Mei, maka bulan Mei disebut juga festival bunga iris.
Bunga iris merupakan perlengkapan yang harus ada dalam perayaan koinobori, karena dianggap untuk menghilangkan kesialan. Alasan mengapa digunakan bunga iris pada
perayaan Koinobori adalah berdasarkan legenda, ada seorang pria memperistri seorang wanita yang ternyata seorang penyihir dari gunung. Setelah mengetahui kenyataan bahwa
istrinya seorang penyihir maka sang pria melarikan diri dan bersembunyi di bawah dedaunan
bunga iris.(http://www.duniakoi.com/warna dan angka_dalam simbol_Koi)
Bunga iris secara tidak langsung merupakan penyelamat pria tersebut dari kejaran sang
anak laki-laki masuk kedalam rendaman bunga iris tersebut. Kemudian bunga iris juga
diikatkan dikepala anak-anak, dimaksudkan untuk membersihkan diri, karena bunga iris
memiliki bau yang menyengat sehingga dipercaya dapat mengusir roh jahat.
Pada perayaan koinobori ini para orang tua memberi hadiah berupa baju tradisional jepang atau Hakama (jaket Kimono yang panjang). Hakama adalah pakaian yang menutup setengah badan ke bawah seperti celana panjang yang longgar. Pada Usia 5 tahun anak lelaki
diperkenalkan memakai hakama-baju, pada saat perayaan koinobori berlansung anak laki-laki mengenakan pakaian tradisional yaitu Hakama. Pakaian anak laki-laki disebut dengan Montsuki Hakama. Padatanggal tersebut adalah perayaanyang dikhususkan untuk anak laki
-laki,hakama yang digunakan biasanya berwarna gelap.
2.4 Asal-Usul Ikan Koi
Banyak orang berfikir bahwa ikan Koi yang berasal dari Persia, Asia Timur dan China.
Ikan mas disebut Koi oleh banyak orang Jepang. Istilah itu sendiri kemudian diterapkan
untuk semua ikan mas, baik liar dan berwarna. Orang Jepang sekarang memberi nama Ikan
mas ” magoi”, dan magoi berwarna dan inbrida disebut Koi. Koi yang dibiakkan untuk warna
disebut “Nishikigoi” yang berarti kain warna-warni (nishiki) dan Ikan mas (goi).
Penggambaran Ikan koi juga merupakan salah satu yang popular dan indah simbol tato
Jepang.( www.pusatkoi.com)
Mengejutkan banyak orang Barat adalah sejumlah besar mitos kuno tentang Ikan koi
dan status tinggi mereka di Timur. Warna yang mulia dan kombinasi warna dapat
berkontribusi terhadap cerita, warna-warna termasuk perak, emas, putih, kuning, orange,
hitam dan bahkan belacu. Beberapa legenda mengatakan bahwa ikan koi dapat memanjat air
berbaring di talenan tanpa bergetar. Dalam simbolisme koi ini telah disamakan dengan
seorang prajurit samurai menghadapi pedang. Tema ini kembali ke Cina kuno dimana
legenda menceritakan setiap Koi yang berhasil menjadi Air terjun akan berubah menjadi
seekor naga, koi menjadi simbol aspirasi duniawi dan kemajuan.
Akhirnya ikan koi dihubungkan dengan kualitas yang positif, sehingga koi menjadi
simbolisme untuk festival hari anak laki-laki setiap tahun di Jepang. Dalam festival ini,
warna-warni bendera koi tradisional ditampilkan untuk setiap anggota keluarga. Ikan koi
melambangkan banyak karakteristik yang sama seperti keberanian, kemampuan untuk
mencapai tujuan yang tinggi, dan mengatasi kesulitan hidup.
2.4.1 Sejarah Ikan Koi
Ikan jenis koi semakin digemari. Selain bentuk dan warna, ikan ini diyakini bisa
membawa keberuntungan. Asal kataKoi (bahasa Tionghoa dan bahasa Jepang:Nishikigoi,
Romaji : koi) adalah jenis ikan karper Cyprinus carpio yang dipelihara untuk menghias
rumah, berasal dari Tiongkok dan banyak tersebar di Jepang. Mitos dari negeri Jepang asal
ikan Koi adalah Hoki bagi pemilik ikan yang molek dan indah tersebut.
Menurut legenda dari Jepang, Sekitar abad ke-12 di Jepang. Kaisar Jepang senang
sekali memelihara ikan koi, suatu ketika kaisar melihat tingkah laku yang aneh pada ikan
koinya. Ikan itu melompat-lompat seperti ingin keluar dari kolam oleh kaisar ikan itu dibawa
keluar istana. Baru saja kaisar keluar dengan membawa ikan koi kesayangannya itu,
terjadilah gempa yang sangat dashyat, dan kisar selamat karena ia berada diluar halaman
kerajaan. Itulah awal mula mengapa ikan koi disebut ikan keberuntungan dan berharga
mahal. Para Samurai di Muromachi di Jepang sangat menghargai ikan ini sebagai simbol
simbol dari anak lelaki yang kemudian dikaitkan dengan perayaan hari anak laki-laki
(Kodomo no Hi), setiap 5 Mei, yang ditandai dengan diadakannya festival.
Sejak tahun 1948, hari anak-anak yang menjadi simbol harapan akan kesehatan dan
kemakmuran itu, dijadikan hari libur nasional. Pada perayaan itu, akan ditampilkan boneka
kesatria yang membawa bendera koinobori berbentuk ikan-ikanan. Bendera itu juga yang
akan dikibarkan di Jepang untuk menandai perayaan Kodomo no Hi itu. Bendera itu muncul dari kebiasaan yang dimulai sejak pertengahan zaman Edo (1600-1868). Bermula dari
legenda Cina tentang ikan koi (karper), yang berenang mendaki melawan arus, lalu menjadi naga. Di Jepang, ikan karper kemudian menjadi simbol kesuksesan.
Menurut legenda Cina, Legenda Koi di dataran Cina, tepatnya di sungai Huang Ho
(sungai kuning), dimana anak-anak ikan mas harus berenang dari muara menuju hulu sungai
tersebut menyebrangi dataran Cina, mendaki air terjun-air terjun curam di pegunungan
Jishishan hingga mencapai pusat hulu sungai tersebut di gunung Kunlun. Kalau ikan Koi tersebut dapat mencapai sumber air yang mengaliri sungai kuning tersebut, maka ikan koi
tersebut akan berubah menjadi Naga.
Legenda ikan koi yang lain menceritakan mengapa ikan ini disucikan oleh masyarakat
cina, karena ada sebuah legenda seekor ikan koi yang membantu raja dengan melawan arus
sungai, demikian derasnya arus itu sehingga saat koi kembali dia memiliki tubuh yang jauh
lebih panjang hingga menyerupai naga, maka dari itu ikan ini sangat gemar sekali berenang
melawan arus.( https://www.google.com/search?q=sejarah+ikan+koi&ie=utf-8&oe=utf-8)
Menurut Fengshui ikan koi dipercaya membawa kedamaian bagi si pemilik, selain itu
dan berhasil di masa depannya. Karena legenda inilah ikan Koi juga dijadikan lambang
kesuksesan.
2.4.2 Jenis-Jenis Ikan Koi dan Ciri-Ciri Keunikannya
Ikan koi dapat menjadi teman seumur hidup,karena umurnya relatif panjang. Di Jepang
ada yang sampai berumur 200 tahun, warna-warninya beragam, indah, mudah menyesuaikan
diri dengan lingkungan, mudah menerima makanan, lemah lembut dan jinak, serta raja ikan
hias air tawar. Kata koi, menurut penulisan Jepang, memang bisa menimbulkan dua makna
berbeda. Makna pertama adalah ikan, sedangkan makna kedua menjadi murni atau sempurna.
Dari kedua makna ini, seperti dikutip (breederkoi.com), koi bisa diartikan sebagai ikan yang
mempunyai garis rapi dan teratur pada sisik di badannya. Artinya, koi merupakan ikan yang
benar-benar sangat menguntungkan dan sangat ideal untuk seni. Koi merupakan ikan kolam,
keindahannya hanya akan terlihat bila berada di kolam dan dilihat dari atas. Koi bukan ikan
akuarium, jika dimasukan ke dalam akuarium tak akan menunjukkan keindahan dan
keasyikan ketika memandanginya.
Berikut beberapa keunikan yang dimiliki Ikan koi adalah.
- Bisa menjadi teman seumur hidup.
- Warna-warninya beragam.
- Koi tidak terlalu mahal.
- Koi mudah menyesuaikan diri.
- Koi mudah menerima makanan.
- Tidak pemilih terhadap perawatnya.
- Koi lemah lembut dan jinak.
- Raja Ikan Hias Air Tawar.
- Koi Merupakan Karya Seni Jepang.
Dari negara asalnya Jepang, Koi memiliki 174 jenis namun yang dikenal hanya beberapa
saja. Dari sekian banyak Jenis-Jenis Ikan Koi ada beberapa yang sangat terkenal, yaitu:
1. Tancho adalah sebutan untuk koi yang pada sekujur badannya tak terdapat warna merah, tetapi pada kepalanya terdapat warna merah.
2. Kinginrin tidak lain adalah koi yang mempunyai tanda-tanda perak di badannya. eta-gin untuk sebutan koi yang hanya sebagian besar badannya diselimuti warna perak ini, sedangkan yang keseluruhan. badannya berwarna perak dinamakan Tama-gin atau
Platinum Ginrin.
3. Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas dan perak, dengan kepala jernih.
Ya mabuki-Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas murni dan platinum. Orange-Hariwake mempunyai warna emas-oranye dan platinum, sedangkan yang polanya seperti jarum cemara dinamakan Hariwake-Matsuba, dan yang keturunan koi jerman disebut Hariwake-Doitsu.
4. Ogon adalah koi yang mempunyai badan berwarna emas (golden). Ogon merupakan koi yang di-temukan oleh Sawati dan anak laki-lakinya pada tahun 1946. Ciri-ciri Ogon
adalah sebagai berikut: Kepalanya selalu berwarna keemasan cerah, Sisiknya dihiasi
dengan warna keemasan, Koi yang mempunyai sisik lebar pada daerah
perut-nya, termasuk jenis yang dicari, Sirip dadanya hams berkilauan, Bentuknya bagus.
Warna koi yang bagus tidak berubah menjadi gelap, meskipun suhunya naik.
6. Koromo adalah Sumi-Goromo (Dark-Koro-mo). Sumi-goromo adalah koi yang warna
hitamnya seperti yang tampak pada bercak hitam Kohaku. Pada kepalanya juga terdapat
warna hitam ini. Koi yang mempunyai sisik ungu berbentuk seperti dom-polan buah
anggur diberi nama Budo-Sanshoku.
7. Tahun 1910 Yoshigori Akiyama mengawinkan Asagi-Sanke dengan karper kaca dari Jerman, dan menghasilkan Shusui. Shusui adalah koi yang sisik-nya besar-besar dan kulitnya lembut. Punggungnya berwarna biru gelap dan sangat cantik. Ujung hidung,
pipi, perut, dan lipatan siripnya berwarna merah terbakar.
8. Asagi adalah koi yang mempunyai badan berwarna biru atau biru cerah dengan pipi, perut, dan lipatan sirip berwarna merah. Sisik-sisiknya berwarna biru cerah dan
membentuk susunan yang tidak bercacat. Walaupun Asagi cenderung mempunyai
kepala yang ada nodanya, tapi sebenarnya yang bersih tak bernoda lebih disukai.
9. Utsurimono adalah Shiro-Utsuri, Shiro-Utsuri adalah koi yang mempunyai warna putih berbentuk kerucut pada badannya yang hitam. Pada lipatan sirip dadanya terdapat
warna hitam. Warna putih pada Shiro-Utsuri harus seperti salju. sedang warna hitamnya sebagai pendukung utama seperti halnya pada Showa-Sanke (Showa-Sanshoku).
10. Showa-Sanke atau Showa-Sanshoku adalah koi yang berwarna hitam dengan hiasan warna putih dan merah di badannya. Warna merah di daerah kepala hams cukup besar,
merata dan pekat. Putih hams seperti salju, dan banyaknya sekitar 20% dari seluruh
permukaan tubuhnya, terutama pada kepala, punggung, dan ekor. Pola warna hitam
hams menyerupai bentuk petir atau gunung. Sirip dada hams berwarna hitam tanpa
noda merah.
pada bagian dadanya. Taisho-Sanke termasuk varietas yang terkenal, seperti hal-nya
Kohaku.
12. Kohaku adalah varietas koi yang mempunyai badan putih dengan bercak merah pada badannya. Kohaku boleh dikatakan paling populer di antara varietas koi. Ini bisa dimaklumi sebab corak warnanya langsung mengingatkan orang pada bendera
ke-bangsaan Jepang. Dari sekian banyak jenis ikan koi, ada tiga yang sangat terkenal yang
disebut Gosanke, yaitu: :
1. Kohaku, ikan koi yang punya corak warna merah di atas warna putih
2. Sanke, jenis ikan koi yang bercorak warna merah dan hitam di atas warna putih, tetapi
corak hitam tidak terdapat di kepala.
3. Showa adalah ikan koi hitam bercorak warna merah dan putih
2.5 Tujuan Akhir dari Perayaan koinobori untuk Anak Laki-Laki
Anak merupakan anugerah terindah untuk orang tua yang dititipkan Tuhan, anak
merupakan penerus bagi genersi dan keluarga pada setiap bangsa manapun. Maka, kepada
anak-anak dititipkan harapan dan cita-cita orang tua agar anak-anak bisa meneruskan apa
yang sudah dirintis di masa yang akan datang. Agar anak-anak tersebut kelak bisa menjadi
penerus sesuai dengan harapan orang tua, biasanya orang tua mendidik anak-anaknya untuk
siap menghadapi tantangan di masa depan.
Banyak cara yang dilakukan orang tua agar anaknya mendapat kesuksesan yang
diinginkan, namun untuk mencapinya bukanlah hal yang gampang. Karena untuk
mencapainya terdapat banyak ujian dan cobaan yang akan dihadapi sang anak dalam
kehidupannya. Dalam hal ini, peran orang tua sangatlah penting untuk membimbing sang
Selain itu anak-anak juga dibekali dengan ketrampilan-ketrampilan yang nantinya bermanfaat
untuk si anak itu sendiri.
Di Jepang para orang tua melakukan kebiasaan mendoakan keselamatan, kebaikan,
kesehatan dan kesejahteraan anak-anaknya kepada para dewa. Ada bermacam-macam ritual
tetapi tidak dijadikan ritual keagamaan tetapi dijadikan sebagai perayaan atau festival
tahunan yang diperuntukkan untuk anak-anak. Ritual tersebut dapat dimaknai sebagai
ungkapan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya. Di Jepang sendiri kebiasaan ini
dimulai sejak zaman edo ( 1603-1868 ). Selain dalam bentuk ritual juga dilakukan perayaan
atau festival agar anak-anak bergembira. Sampai sekarang festival untuk anak-anak di Jepang
masih diselenggarakan. Setiap tahun ada 3 perayaan untuk anak-anak yang masih dilakukan