• Tidak ada hasil yang ditemukan

CALK 2016 bab 4-edited

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CALK 2016 bab 4-edited"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi pemerintah Kabupaten Wonogiri merupakan pengejawantahan dari Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerntahan, yang digunakan sebagai pedoman dan standar bagi daerah dalam penyelenggaraan akuntansi dan menyusun laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri. Kebijakan akuntansi merupakan dokumen yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 34 Tahun 2014 yang telah diubah 2 kali, terakhir dengan Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 68 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Lampiran Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 34 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri.

Pengungkapan pada kebijakan akuntansi dengan cara mengidentifikasikan dan menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan metode-metode penerapannya, secara material mempengaruhi penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Peribahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Pengungkapan juga harus meliputi pertimbangan-pertimbangan penting yang diambil dalam memilih prinsip-prinsip yang sesuai.

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundangan-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Pemerintah Kabupaten Wonogiri, sebagai entitas pelaporan dilaksanakan oleh adalah Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD) mempunyai kewajiban menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah entitas akuntansi yang berkewajiban menyusun laporan keuangan atas pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di SKPD, selaku pengguna Anggran/Pengguna Barang, yang selanjutnya disampaikan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) agar digabung menjadi laporan keuangan pemerintah daerah.

Laporan keuangan pemerintah Kabupaten Wonogiri terdiri dari 7 laporan yang di bagi menjadi laporan pelaksanaan anggaran, laporan finansial, dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL), sedangkan Laporan finansial terdiri dari Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Laporan Arus Kas (LAK). CaLK merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.

4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah.

Entitas pelaporan adalah Pemerintah Kabupaten Wonogiri, yang terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku entitas akuntansi,

(2)

No. Kode SKPD 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 1.01.01 1.02.01 1.02.02 1.03.01 1.03.02 1.06.01 1.07.01 1.08.01 1.10.01 1.11.01 1.13.01 1.14.02 1.15.02 1.16.01 1.17.01 1.19.01 1.19.02 1.19.03 1.20.03 1.20.04 1.20.05 1.20.06 1.20.07 1.20.08 1.20.09 1.20.10 1.20.11 1.20.12 1.20.13 1.20.14 1.20.15 1.20.16 1.20.17 1.20.18 1.20.19 1.20.20 1.20.21 1.20.22 1.20.23 1.20.24 1.20.25 1.20.26 1.20.27 1.20.28 1.20.29 1.20.30 1.20.31 1.20.32 1.20.33 1.21.01 Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan

RSUD dr. Sudiran Mangun Sumarso (BLUD) Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kantor Lingkungan Hidup

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Badan Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Perempuan

Dinas Sosial

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Dinas Perndustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Badan Penanaman Modal dab Pelayanan Perijinan Dinas Kebudayaan , Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

Satuan Polisi Pamong Praja

Badan Penaggungalangan Bencana Daerah Sekretariat Daerah

Sekretariat DPRD

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Inspektorat Kecamatan Wonogiri Kecamatan Selogiri Kecamatan Ngadirojo Kecamatan Nguntoronadi Kecamatan Sidoharjo Kecamatan Jatisrono Kecamatan Jatipurno Kecamatan Jatiroto Kecamatan Girimarto Kecamatan Purwantoro Kecamatan Slogohimo Kecamatan Bulukerto Kecamatan Kismantoro Kecamatan Puhpelem Kecamatan Baturetno Kecamatan Giriwoyo Kecamatan Batuwarno Kecamatan Karangtengah Kecamatan Giritontro Kecamatan Paranggupito Kecamatan Tirtomoyo Kecamatan Wuryantoro Kecamatan Eromoko Kecamatan Manyaran Kecamatan Pracimantoro Badan Kepegawaian Daerah

(3)

No. Kode SKPD 51.

52. 53. 54. 55.

1.22.01 1.24.01 2.01.01 2.01.02 2.02.01

Badan Pemberdayaan Masyarakat Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan

Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Laporan Keuangan Pemerintah Pemerintah Kabupaten Wonogiri merupakan konsolidasian atas laporan keuangan SKPD dan laporan keuangan SKPKD, dengan mengeliminasi pos-pos timbal- balik (reciprocal account).

4.2 Kebijakan Akuntansi.

Kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri tertuang dalam Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 34 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri yang telah diubah dengan Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 34 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri dan Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 68 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Lampiran Peraturan Bupati Wonogiri Nomor 34 Tahun 2014 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonogiri.

Beberapa bagian penting dari kebijakan akuntansi diuraikan sebagai berikut:

1. Basis akuntansi yang digunakan adalah basis akrual untuk LO, LPE, dan Neraca.Ciri dari laporan basis Akrual adalah adanya Laporan Operasional mengandung arti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum daerah atau entitas pelaporan.

Anggaran yang disusun dan dilaksanakan pada Pemerintah Kabupaten Wonogiri masih berdasarkan Basis Kas, LRA disusun berdasarkan basis kas berarti pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau entitas pelaporan sedangkan belanja, transfer, dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah.

Neraca yang berbasis akrual berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. 2. Penerapan nilai historis (historical cost) lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Akan tetapi, bila

tidak terdapat nilai historis, maka aset atau kewajiban terkait dapat menggunakan nilai wajar. Aset Pemerintah Kabupaten Wonogiri dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kemudian, kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.

3. Subtansi mengungguli bentuk (substance over form) merupakan penyajian laporan dengan wajar transaksi dan peristiwa lain yang seharusnya disajikan perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dengan catatan bukan hanya aspek formalitasnya saja. Bila substansi transaksi tidak konsisten/berbeda dengan formalitasnya, maka substansi transaksi tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam CaLK.

(4)

periode-periode pelaporan yaitu tahunan, semesteran, triwulan dan bulanan. Selanjutnya, laporan bulanan digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran; triwulan dipakai untuk Laporan LRA dan rinciannya, LO; semesteran digunakan untuk LRA, Perubahan SAL, Neraca, LO, LAK, LPE, dan tahunan LRA perubahan, Neraca, LO, LAK, LPE dan CALK.

5. Konsistensi (consistency) adalah perlakuan akuntansi yang sama yang diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan. Metode akuntansi yang digunakan Pemerintah Kabupaten Wonogiri pada tahun 2014 terdapat perubahan yaitu :

• aset tak berwujud seperti software dilakukan penyusutan/amortisasi dengan garis lurus;

• prosentase kapitalisasi asset tetap pada gedung, bangunan, monumen, menambah umur ekonomis dari asset yang dikapitalisasi

• aset lainnya yang berasal dari asset tetap disajikan dengan akumulasi penyusutannya;

• aset tetap gedung, bangunan, jalan dan irigasi minimal sama dengan Rp. 10.000.000,00 diakui sebagai aset.

6. Prinsip pengungkapan lengkap (full disclosure) berarti laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna yang ditempatkan di lembar muka laporan keuangan atau di CaLK. Dengan demikian maksud CaLK adalah untuk menginformasikan kebijakan, asumsi, dan prinsip akuntansi yang digunakan dalam pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Wonogiri dan penjelasan Pos-pos Laporan Keuangan lembar muka (LRA, Neraca, dan LAK).

7. Prinsip penyajian wajar (fair presentation) berarti laporan keuangan disajikan dengan wajar. Untuk menghasilkan laporan keuangan yang wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau rendah, atau sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.

8. Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan.

Laporan keuangan terdiri atas laporan pelaksanaan anggaran (

budgetary report

)

dan laporan financial, yaitu:

a. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari:

1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL); dan

3) Laporan Arus Kas (LAK).

b. Laporan financial terdiri dari:

1) Neraca;

2) Laporan Operasional LO);

3) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

4) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Laporan keuangan konsolidasian merupakan laporan keuangan yang disusun oleh

pemerintah daerah sebagai entitas pelaporan mencakup laporan keuangan semua entitas

akuntansi, termasuk JKN dan BLUD, disajikan untuk periode pelaporan yang sama

dengan periode pelaporan keuangan entitas pelaporan

9. Kebijakan Akuntansi Akun

a. Kas,

(5)

b) Kas di Bendahara Penerimaan;

c) Kas di Bendahara Pengeluaran; dan

d) Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

e) Kas di Bendahara Dana JKN;

f) Kas di Bendahara BOS.

2) Kas diakui pada saat diterima oleh Bendahara Umum Daerah, Bendahara

Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Badan Layanan Umum Daerah, atau

Bendahara Dana JKN.

3) Kas diukur dan dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai rupiahnya.

b. Piutang

1) Piutang dicatat dan diukur sebesar Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasikan (

net

realizable value

).

Untuk memperoleh Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasikan (

net realizable value

)

maka dilakukan penyisihan piutang sebagai estimasi terhadap piutang yang

diperkirakan tidak akan tertagih berdasarkan umur piutang (

aging schedule)

yang

dibedakan menurut jenis piutang, baik dalam menetapkan umur maupun

penentuan besaran yang akan disisihkan.

a) Piutang Pajak.

No. Umur piutang Kualitas piutang Tarif

1. 0 - 1 tahun Lancar 0,5%

2. >1 - 2 tahun Kurang Lancar 10%

3. >2 - 3 tahun Diragukan 50%

4. >3 tahun Macet 100%

b)

Terhadap Piutang Retribusi, piutang transfer, Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar TP/TGR tidak dilakukan penyisihan piutang tetapi menggunakan metode langsung, yaitu pemberhentian pengakuan atau penghapusan piutang dilakukan ketika terjadi pelunasan atau penghapusbukuan (write down). c. Persediaan.

1) Persediaan terdiri dari:

a) Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional pemerintah daerah;

b) Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

c) Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;

d) Barang yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.

e) Barang bantuan sosial atau hibah yang dibeli/dibangun pemerintah daerah termasuk dalam kategori persediaan bila sampai dengan akhir tahun belum diserahkan kepada masyarakat atau pihak yang berhak.

f) Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan dibebankan ke suatu akun aset untuk konstruksi dalam pengerjaan tidak dimasukkan sebagai persediaan.

2) Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

3) Pencatatan Persediaan

(6)

a) Metode Perpetual, digunakan untuk mencatat jenis persediaan yang berkaitan dengan operasional utama SKPD dan sifatnya berkelanjutan serta membutuhkan kontrol yang besar, yaitu obat-obatan di RSUD dan Dinas Kesehatan serta pupuk di Dinas Pertanian.

b) Metode Perodik, digunakan untuk mencatat jenis persediaan selain obat-obatan di RSUD dan Dinas Kesehatan serta pupuk di Dinas Pertanian.

4) Penilaian Persediaan.

a) Harga perolehan persediaan ditentukan sebagai berikut:

(1) Untuk persediaan yang diperoleh dari pembelian atau produksi sendiri maka harga perolehan adalah penjumlahan dari harga pembelian atau biaya yang dikeluaran untuk menghasilkan barang yang besangkutan ditambah biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan sampai barang persediaan siap digunakan.

(2) Untuk persediaan yang diperoleh selain dari pembelian atau produksi sendiri (misal: donasi) dan persediaan hewan ternak/tanaman yng dibudidayakan sendiri maka harga perolehannya adalah sebesar nilai wajar, yaitu setara harga barang yang bersangkutan di pasaran.

(3) Untuk persediaan barang cetakan yang memiiki nilai nominal (misalnya: karcis retribusi) maka harga perolehannya adalah sebesar biaya pembelian/pembuatan bukan nilai nominalnya.

b) Penilaian persediaan akhir.

(1) Persediaan dinilai dengan metode FIFO (First In First Out), yaitu harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli akan menjadi harga barang yang digunakan pertama kali.

(2) Nilai Persediaan pada akhir periode setiap barang persediaan adalah perkalian antara jumlah unit barang dari hasil stok opname dengan harga per unit barang, dimulai dari harga pembelian terakhir.

(3) Apabila jumlah unit barang persediaan akhir lebih besar daripada jumah unit pembelian terakhir maka nilai barang kelebihannya diperitungkan dengan harga beli sebelumnya.

d. Investasi jangka panjang

1) Penilaian investasi jangka panjang dilakukan dengan tiga metode, yaitu: Metode biaya; Metode ekuitas; dan Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net Realizable Values).

a) Metode biaya, adalah pencatatan Investasi jangka panjang sebesar biaya perolehan.

b) Metode ekuitas, adalah pencatatan Investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan.

c) Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net Realizable Values) digunakan investasi non permanen pinjaman dana bergulir dan gaduhan ternak bergulir kepada kelompok masyarakat.

(1) Dasar yang digunakan untuk menghitung penyisihan adalah kualitas pinjaman dana bergulir, yang dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori dengan sebagai berikut:

No. Umur Kualitas Piutang Tarif

1. 0 - 1 tahun Lancar 0,5%

2. >1 - 2 tahun Kurang Lancar 10%

3. >2 - 3 tahun Diragukan 50%

(7)

(2) Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasikan (net realizable value) atas Investasi Non Permanen gaduhan ternak bergulir kepada kelompok masyarakat diperoleh dari penjumlahan dan atau pengurangan atas saldo awal yang terjadi selama periode yang bersangkutan, dengan perhitungan sebagai berikut:

Saldo awal Rp. xxxx

Penambahan :

a. koreksi tambah saldo awal Rp. xxxx b. Pengadaan dari Belanja barang/jasa Rp. xxxx

c. Pengadaan dari Pengeluaran Pembiayaan Rp.xxxx

d. Perguliran Rp.xxxx

e. Lainnya: ... Rp. xxxx

Jumlah penambahan Rp. xxxx

Pengurangan:

a. Koreksi kurang saldo awal Rp. xxxx

b. Kematian Rp. xxxx

c. Afkir Rp. xxxx

d. Pelunasan Rp. xxxx

e. Dijual penggaduh Rp. xxxx

f. Lainnya: ... Rp. xxxx

Jumlah pengurangan Rp. xxxx

Saldo akhir Rp. xxxx

2) Pemilihan metode penilaian investasi didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

a) Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya terkecuali kepemilikan itu berpengaruh signifikan menggunakan metode ekuitas;

b) Kepemilikan 20% atau lebih menggunakan metode ekuitas;dan

c) Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode Nilai Bersih Yang Direalisasikan (net realizable value).

e. Aset Tetap

1) Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas sebagai berikut:

a) Tanah;

b) Peralatan dan Mesin; c) Gedung dan Bangunan; d) Jalan, Irigasi , dan Jaringan; e) Aset Tetap Lainnya;

f) Konstruksi Dalam Pengerjaan.

2) Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah sehingga tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.

3) Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut : a) Berwujud;

b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; c) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;

d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; e) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan; dan

f) Nilai Rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk memperoleh barang tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan. 4) Pada prinsipnya Aset tetap dinilai dengan harga biaya/harga perolehan atau, yaitu jumlah

(8)

memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.

5) Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya/harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

6) Harga Perolehan aset tetap dari pengadaan yang dibiayai dengan APBD tahun anggaran berkenaan adalah sebesar realisasi belanja modal ditambah dengan biaya lain yang diatribusikan langsung terhadap aset yang bersangkutan, meliputi:

a) honor pejabat pengadaan, b) honor PPKom,

c) honor PPHP, d) honor PTLK,

e) perjalanan dinas (khusus untuk pengadaan jasa konstruksi/ pekerjaan fisik, f) pembuatan RAB dan gambar,

g) jasa konsultan perencana, dan h) jasa konsultan pengawas

7) Biaya perolehan Aset Tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi: a) biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku;

b) biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan;

c) semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan Aset Tetap tersebut.

8) Pengukuran Aset Tetap harus memperhatikan ketentuan mengenai nilai satuan minimum kapitalisasi Aset Tetap. Jika nilai perolehan Aset Tetap di bawah nilai satuan minimum kapitalisasi maka atas Aset Tetap tersebut tidak dapat diakui dan disajikan sebagai Aset Tetap, namun tetap diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

9) Besaran nilai minimum kapitalisasi aset masing-masing jenis aset tetap adalah sebagai berikut:

Jenis/ kelompok Aset Tetap Nilai satuan minimum

1. Tanah Berapapun nilanya

2. Peralatan dan Mesin: - Alat Berat - Alat Angkutan:

- Alat Angkutan Bermotor - Alat Angkutan Tidak Bermotor - Alat Bengkel

- Alat Pertanian dan Peternakan

Berapapun nilainya

Berapapun nilainya Rp. 300.000,- Rp. Rp.

100.000,-- Alat100.000,--alat Kantor dan RT: -) Peralatan Kantor -) Mebelair

-) Peralatan RT lainnya - Alat Studio & Komunikasi - Alat Ukur

- Alat- alat Kedokteran - Alat Laboratorium - Alat Keamanan

(9)

200.000,-Jenis/ kelompok Aset Tetap Nilai satuan minimum 3. Gedung dan Bangunan:

- Gedung dan Bangunan - Monumen:

-) Bangunan Bersejarah -) Tugu Peringatan -) Rambu- rambu

Rp.

5.000.000,-Berapapun Nilainya Berapapun Nilainya Rp.

200.000,-Jenis/ kelompok Aset Tetap Nilai satuan minimum 4. Jalan, Irigasi dan Jaringan:

- Jalan dan Jembatan - Bangunan Air (Irigasi) - Instalasi

- Jaringan

Berapapun nilainya Berapapun Nilainya Rp. 500.000,-Berapapun Nilainya

5. Aset Tetap Lainnya: - Buku dan Perpustakaan - Barang Bercorak Kesenian/

Kebudayaan: - Barang seni/ budaya - Alat Olah Raga

- Hewan Ternak dan Tumbuhan

Rp.

50.000,-Berapapun nilainya Rp. 250.000,-Rp.

350.000,-6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp.

5.000.000,-10) Penyusutan aset tetap.

a) Perhitungan penyusutan aset tetap dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Nilai aset tetap yang disusutkan adalah nilai masing- masing barang/aset tetap yang tercatat dalam Buku Inventaris atau Kartu Inventaris Barang (KIB);

(2) Nilai Barang/aset tetap yang telah habis masa manfaatnya adalah Rp. 0,- (nol rupiah);

(3) Perhitungan penyusutan aset tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2014 dilakukan tahunan, sedangkan aset tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2014 penyusutannya dilakukan secara semesteran

11) Estimasi masa manfaat untuk setiap jenis/ kelompok aset tetap adalah sebagai berikut.

No. Jenis/ kelompok Aset Tetap Masa Manfaat(tahun) 1. Peralatan dan Mesin:

- Alat Berat - Alat Angkutan:

-) Alat Angkutan Bermotor:

+) Kendaraan Roda 2 dan roda 3 +) Kendaraan Roda 4 atau lebih -) Alat Angkutan Tidak Bermotor

10 tahun

7 tahun 7 tahun 2 tahun - Alat Bengkel:

-) Alat Bengkel Bermesin -) Alat bengkel Tak Bermesin - Alat Pertanian dan Peternakan - Alat-alat Kantor dan RT:

(10)

No. Jenis/ kelompok Aset Tetap Masa Manfaat (tahun) -) Peralatan Kantor:

+) Peralatan elektronik +) Peralatan non elektronik -) Mebelair

-) Peralatan Kantor dan RT lainnya - Alat Studio & Komunikasi:

-) Alat Studio -) Alat Komunikasi:

+) Pemancar

+) Alat Komunikasi Lainnya - Alat Ukur

- Alat- alat Kedokteran - Alat Laboratorium:

-) Alat peraga/ praktek -) Alat Laboratorium Lainnya - Alat Keamanan

4 tahun 5 tahun 5 tahun 5 tahun

5 tahun

5 tahun 5 tahun 5 tahun 5 tahun 8 tahun 5 tahun 8 tahun 5 tahun 3. Gedung dan Bangunan:

- Gedung: - Monumen:

-) Tugu Peringatan -) Rambu- rambu -) Monumen Lainnya

25 tahun

25 tahun 5 tahun 5 tahun 4. Jalan, Irigasi dan Jaringan:

- Jalan:

-) Jalan aspal -) Jalan beton -) Jalan Perkerasan - Jembatan

- Bangunan Air (Irigasi) - Instalasi

- Jaringan

10 tahun 8 tahun 5 tahun 25 tahun 10 tahun 10 tahun 10 tahun 5. Aset Tetap Lainnya:

- Barang Bercorak Kesenian/ Kebudayaan:

-) Barang seni/ budaya -) Alat Olah Raga

10 tahun 3 tahun

12) Metode Penyusutan

Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus (

straight line

method

), dengan formula perhitungan sebagai berikut:

Nilai yang dapat disusutkan

Penyusutan per periode =

Masa manfaat

(11)

-

Penyusutan per periode merupakan nilai penyusutan untuk aset tetap

suatu periode yang dihitung pada akhir tahun;

-

Nilai yang dapat disusutkanadalah nilai buku atau nilai perolehan awal

periode dikurangi nilai residu

-

Masa manfaat adalah estimasi masa manfaat yang ditetapkan untuk jenis/

kelompok aset etap yang bersangkutan.

Referensi

Dokumen terkait

Meminta dua orang siswa untuk maju ke depan kelas secara bergantian untuk menceritakan cara yang dapat mereka lakukan guna menunjukkan rasa sayang kepada kakek dan neneke.

Dibawah ini yang bukan merupakan cara beriman kepada Allah SWT adalah ……a. Allah SWT tidak pernah membutuhkan bantuan orang lain, karena SWT memiliki

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa memberikan limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

Walaupun USG menghasilkan gambar dalam bentuk dua dimensi dengan penempatan probe yang tepat pada tubuh akan didapat hasil seperti gambaran tiga dimensi.. Keterampilan ini

Kendatipun para kontributor artikel ini menyatakan diri tidak mewakili pandangan NU secara organisasional, namun sebagai pandangan personal, baik sebagai kalangan NU maupun dari

Pemegang Unit Penyertaan akan mendapatkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang akan dikirimkan paling lambat 7 (tujuh) Hari Bursa setelah (i) aplikasi

Masalah disebut sebagai isu publik manakala masalah itu menjadi keprihatinan (Concern) masyarakat luas dan mempengaruhi hajat hidup masyarakat luas. 2)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya eksplisit yang dikeluarkan dalam usaha minuman instan berbasis biofarmaka di Kelompok Wanita Tani Subur Lestari Kabupaten Klaten