• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT BACK UP DAN PENYALIN EEPROM MENGGUN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ALAT BACK UP DAN PENYALIN EEPROM MENGGUN (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT BACK UP DAN PENYALIN EEPROM

MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

Rino Purwanto Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Dipenogoro

Dalam era modern sekarang ini teknologi dalam bidang elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat. Banyak peralatan elektronika menggunakan EPROM atau EEPROM diantaranya VCD dan Keyboard yang menggunakan EPROM untuk menyimpan data/program. Dengan adanya EPROM ini, banyak teknisi yang kesulitan dalam penggantian EPROM jika telah mengalami kerusakan, apalagi EPROM yang biasanya digunakan mempunyai kapasitas yang besar. Teknisi tidak dapat hanya mengganti EPROM tersebut dengan EPROM yang ada di pasaran. Terlebih dahulu teknisi harus mengisikan program ke EPROM yang baru.

Untuk itu pentingnya mem-backup EPROM-EPROM dari sistem elektronik sehingga pada saat EPROMnya mengalami kerusakan, teknisi dapat mengisikan programnya ke dalam EPROM yang baru atau mempunyai EPROM cadangannya. EPROM dapat digantikan dengan EEPROM karena perbedaannya hanya pada cara penulisan dan penghapusan datanya. Jadi proses salin dilakukan tidak antara EPROM dengan EPROM tetapi antara EPROM/EEPROM dengan EEPROM.

I. PENDAHULUAN

Banyak peralatan elektronika menggunakan EPROM atau EEPROM diantaranya VCD dan Keyboard dimana EPROM tersebut digunakan untuk menyimpan programnya. Dengan adanya EPROM ini, banyak teknisi yang kesulitan dalam penggantian EPROM jika telah mengalami kerusakan. Teknisi tidak dapat hanya mengganti EPROM tersebut dengan EPROM yang ada di pasaran karena harus dilakukan pengisian program ke EPROM yang baru.

Untuk itu pentingnya mem-backup EPROM-EPROM dari sistem elektronik sehingga pada saat EPROMnya mengalami kerusakan, teknisi dapat mengisikan programnya ke dalam EPROM yang baru atau mempunyai EPROM cadangannya. EPROM dapat digantikan dengan EEPROM karena perbedaannya hanya pada cara penulisan dan penghapusan datanya. Jadi proses salin dilakukan tidak antara EPROM dengan EPROM tetapi antara EPROM/EEPROM dengan EEPROM.

Untuk pengisian data ke dalam paralel EEPROM diperlukan komputer, dan program bantu di komputer, sehingga kurang praktis dan kurang efisien. Oleh karena itu penulis membuat alat backup dan penyalin paralel EEPROM. Alat ini berfungsi untuk menyalin EPROM/EEPROM ke paralel EEPROM yang lain menggunakan komputer dan juga dapat berdiri sendiri hanya menggunakan mikrokontroler saja.

II. PARALEL EEPROM

Memori yang digunakan untuk menyimpan data atau program di jaman komputer ini perkembangannya sangat pesat, baik dalam segi kapasitas yang diperbesar, kecepatan akses yang

ditingkatkan dan kebutuhan daya yang diturunkan.

Ada dua tipe dasar dari memori yang berdasarkan apakah data hilang atau tidak, bila catu daya dipadamkan, istilah asingnya adalah volatile dan non-volatile.

2.2.1 Volatile memory

ROM (Read Only Memory) - Memori yang datanya sudah diisi oleh pembuat chip memori, artinya user meminta kepada pabrik pembuat memori agar diisi sesuai dengan keinginannya..

PROM (Programmable ROM) - Data hanya sekali saja diisi dengan alat yang dinamakan programmer ROM, setelah itu data tidak dapat diganti atau dihapus lagi.

EPROM (Erasable Programmable ROM) -Memori yang datanya dapat diisi (dengan programmer) kemudian dihapus kembali dengan bantuan sinar ultraviolet intensitas tinggi melalui jendela kaca pada chip.  EEPROM (Electricaly Erasable

Programmable ROM) - Data pada EEPROM dapat diisi, dihapus atau dirubah secara random dan individual di rangkaian, seperti halnya RAM, tetapi data tetap tersimpan meskipun catu padam.

 Flash EPROM – Flash EPROM serupa dengan EEPROM kecuali bahwa Penghapusan data Flash EPROM secara keseluruhan, tidak dapat secara byte pada satu waktu.

NVRAM (Non-Volatile Random Access Memory) -NVRAM memiliki batere terintegrasi didalamnya yang menjaga data tetap. NVRAM memiliki kecepatan akses yang relatif lebih tinggi dibanding dengan ROM biasa. Beberapa tipe NVRAM tidak memiliki batere, seperti RAM biasa yang

(2)

digunakan untuk menduplikasi data dari EEPROM kemudian akses dari NVRAM akan lebih cepat.

 Bipolar PROM - Suatu BIPOLAR PROM adalah chip memori dengan teknologi transistor BIPOLAR dan digunakan untuk menyimpan data yang relatif kecil. Sekali diprogram, data didalamnya tidak dapat dirubah lagi. Pemrograman dipergunakan tegangan tinggi dan arus yang relatif besar. Bipolar PROM memiliki imunitas yang tinggi terhadap derau lingkungan dan juga terhadap radiasi gelombang elektromagnetik, oleh karena itu chip tersebut banyak digunakan untuk teknologi militer dan ruang angkasa.

ROM, PROM dan EPROM pada saat operasi hanya dapat dibaca, tidak dapat ditulisi, oleh karena itu tidak terdapat kontrol W (write) pada chip ini, sedangkan pada EEPROM atau Flash EPROM pada saat operasi juga hanya dapat dibaca saja, tetapi dimungkinkan pada dalam konfigurasi rangkaiannya untuk membuat data yang ada didalamnya dirubah atau dihapus.

2.2.2 Non-Volatile memory

RAM (Random Access Memory) - Suatu memori yang datanya akan hilang bila catu padam, diakses secara random, tidak sekuensial, artinya di alamat mana saja dapat dicapai secara tidak padam, data akan tetap nilainya.  DRAM (Dynamic RAM) - rangkaian

ekivalen dengan kapasitor dan sebuah transistor, kapasitor memiliki sifat dapat menyimpan data '0' atau '1' (dapat diisi tegangan atau tidak), secara teoritis data dapat disimpan dalam kapasitor dalam bentuk tegangan listrik terus-menerus, tetapi dalam prakteknya bahwa kapasitor memiliki sifat adanya arus bocor, sehingga jika diberi tegangan, maka beberapa saat kemudian, tegangan tersebut akan turun. Sebelum turun menjadi nol, ada suatu proses untuk menyegarkan kembali sel-sel memori untuk tetap mempertahankan datanya. Proses ini dinamakan refresh, yang dilakukan berulang-ulang dalam suatu periode sekian milli detik, baik itu saat diakses maupun tidak.

RAM memiliki sinyal kontrol R dan W, karena bisa baca dan tulis. SRAM memiliki keunggulan; tidak perlu refresh, tetapi memiliki kekurangan; densitas yang lebih kecil dan harga

yang relatif lebih mahal serta daya yang lebih banyak untuk kapasitas yang sama.

2.2.3 Memori akses Paralel dan Serial

Sejauh ini dijelaskan bahwa data input atau output ke memori adalah paralel, artinya jika ada 8 bit data bus, maka ke 8 jalur data tersebut adalah paralel. Ada suatu teknologi yang menghadirkan serial memory yang dimaksudkan untuk menghemat jumlah kaki, salah satunya dengan teknologi Microwire. Pengaksesan data dengan memberikan sekuen (rentetan) alamat secara serial pada salah satu pin dan akan didapatkan data pada pin yang lainnya secara serial juga. Untuk sinkronisasi digunakan sinyal detak yang dimasukan pada salah satu pin nya.. [9]

2.2.4 Pena-pena Parallel EEPROM

IC Paralel EEPROM dengan kode biasanya (tetapi tidak selalu) mengindikasikan kapasitas paralel EEPROM itu dalam satuan kilobit, sebagai contoh XX28C16 merupakan IC paralel EEPROM berkapasitas 16 k-bit atau 16x1.024 atau 16.384 bit.

Keluarga XX28Cxx terdiri dari bermacam-macam IC. IC-IC itu berbeda kapasitas, tapi mempunyai susunan kaki IC dasar yang sama, seperti terlihat pada gambar 1. Tetapi beberapa EEPROM dengan paket 32 kaki yang mengijinkan untuk kaki-kaki tambahan yang dibutuhkan. [19]

Kaki CE (Write Enable) digunakan untuk mengaktifkan chip. Tanda setrip diatas CE (Chip Enable) menunjukkan bahwa kaki CE aktif rendah (0 Volt). Kaki WE digunakan untuk menuliskan data sedangkan OE (Output Enable) digunakan untuk mengeluarkan data pada chip.

Gambar 1 Diagram Pin IC AT28C16 (tipe

(3)

2.2.5 Mode Operasi

Tabel 1 Mode operasi EEPROM

EEPROM mempunyai 7 mode operasi, yaitu : 1. Read jika CE dan OE dalam kondisi VIL

sedangkan WE dalam kondisi VIH. Operasi ini digunakan untuk membaca data EEPROM.

2. Write jika CE dan WE dalam kondisi VIL sedangkan OE dalam kondisi VIH. Operasi ini digunakan untuk menulis data EEPROM. Operasi ini bergantung bentuk gelombang pemrograman AC.

3. Standby/Write Inhibit jika CE dalam kondisi VIH. Operasi ini dalam kondisi standby atau menahan penulisan karena chip tidak diaktifkan walau bagaimanapun kondisi masukan pada OE dan WE. 4. Write Inhibit jika WE dalam kondisi VIH.

Operasi ini menahan penulisan karena WE berlogika tinggi (1).

5. Write Inhibit jika OE dalam kondisi VIL. Operasi ini juga menahan penulisan karena OE berlogika rendah.

6. Output Disable jika OE dalam kondisi VIH. Operasi ini tidak mengijinkan akses data memori karena OE berlogika tinggi (1). 7. Chip Erase jika CE dan WE dalam kondisi

VIL sedangkan OE dalam kondisi VH. VH besarnya 12V±0,5V. Operasi ini akan menghapus chip.

2.2.5.1 Proses pembacaan Data

Proses pembacaan data dari paralel EEPROM dilakukan seperti gambar 2.3. Mula-mula mikrokontroler mengirimkan alamat yang akan dibaca isinya, setelah itu mengirim sinyal low pada CE, disusul dengan mengirimkan sinyal low pada OE untuk membaca isi paralel EEPROM dan selanjutnya disusul dengan pembacaan isi serial EEPROM Karakteristik pembacaan data dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel. 2 Karakteristik AC Pembacaan Data

Gambar 2 Bentuk gelombang AC pembacaan data

2.2.5.2 Proses Penulisan Data

Gambar 2.4 dan gambar 2.5 menggambarkan proses penulisan data. Ada dua cara penulisan data EEPROM yaitu WE terkontrol dan CE terkontrol.

(4)

Tabel 2.4 Karakteristik AC Penulisan

Gambar 3 Bentuk gelombang AC penulisan dengan WE terkontrol

Gambar 4 Bentuk gelombang AC penulisan dengan CE terkontrol

Penulisan data ke EEPROM dapat dilakukan tiap-tiap byte maupun page (64 byte). Penulisan page dilakukan sama dengan penulisan byte, byte pertama ditulis kemudian dilanjutkan byte 1 sampai 63.

Dalam EEPROM menyediakan DATA polling yang dapat digunakan untuk menandai akhir suatu siklus penulisan. Selama siklus penulisan byte atau page diusahakan membaca byte yang terakhir ditulis yang akan dimunculkan berlawanan dengan data yang ditulis untuk ditampilkan pada I/O7. Sekali siklus penulisan telah lengkap, data benar berlaku pada seluruh keluaran dan kemudian siklus penulisan berikutnya dimulai kembali. DATA Polling dapat mulai sewaktu-waktu selama siklus penulisan. Bentuk gelombang DATA Polling dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 5 Bentuk gelombang AC penulisan dengan sistem polling data

2.2.5.3 Proses Penghapusan Data

Proses penghapusan data dilakukan dengan cara memberikan sinyal low pada CE dan WE dan kemudian memberikan sinyal high ‘1’ pada OE. Tegangan yang diberikan pada OE sebesar 12 volt ± 0,5 Volt.

Gambar 6 Karakteristik AC penghapusan serpih

2.2.5.4 Proteksi Penulisan

Penulisan yang kurang hati-hati pada devais dapat dicegah dengan beberapa cara : (a) Mengindera VCC – jika Vcc di bawah 3,8 V

(khas) fungsi penulisan ditahan.

(b) Menunda penyalaan (on) Vcc – sekali Vcc mencapai 3,8 V devais akan secara otomatis tertunda 5 ms (khas) sebelum mengijinkan suatu penulisan byte.

(5)

III. ALAT BACK UP DAN PENYALIN EEPROM

Untuk dapat membuat sebuah alat back up dan penyalin Paralel EEPROM dengan menggunakan mikrokontroler AT89S51, maka perlu dibuat sebuah sistem yang mampu menyalin EEPROM jenis XX28Cxx dengan mudah dan benar, sehingga mudah dalam pengoperasiannya.

3.1 BLOK DIAGRAM RANGKAIAN Berdasarkan karakteristik sistem yang direncanakan, maka dapat disusun suatu blok diagram sistem secara lengkap seperti terlihat pada gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar 7 Diagram Blok Rangkaian

3.2 Cara Kerja Sistem

Diagram blok di atas terdiri dari beberapa sub sistem yang jika digabungkan akan menjadi sistem. Catu daya 5 volt akan memberikan catu kepada mikrokontroler, modul LCD M1632, EEPROM Paralel dan IC RS 232.

Mikrokontroler berfungsi sebagai pengolah data yang menampung semua masukan dari keypad. Keypad digunakan untuk mengoperasikan alat back up dan penyalin EEPROM. Apabila salah satu keypad ditekan maka akan muncul tampilan menu pada display yaitu pilihan EEPROM yang akan digunakan. Jika sudah dipilih, kemudian tekan OK. Kemudian muncul tampilan Silahkan Pasang EEPROM dan setelah EEPROM terpasang tekan OK. Selanjutnya muncul tampilan pilihan operasi yang diinginkan. Pilihan-pilihan itu antara lain pilihan copy, erase dan verify dari EEPROM Paralel 28cxx. Jika pilihan sudah ditentukan, tekan OK. Selama proses berlangsung, LCD menampilkan teks Silahkan Tunggu Sebentar. Dan setelah proses selesai, tampilan LCD akan kembali ke tampilan awal. Untuk proses verify, jika terjadi kegagalan, maka akan muncul tampilan Verify Gagal * == menu.

Media penghubung antara mikrokontroler adalah RS232 yang berfungsi untuk mengubah level tegangan TTL menjadi

level tegangan RS232 (serial port) atau sebaliknya dari level tegangan RS232 menjadi level tegangan TTL sehingga dapat transfer data dari mikrokontroler ke komputer atau pun sebaliknya.

Data di EEPROM paralel target dapat dibaca atau ditulis melalui komputer dengan bantuan serial port. Jika DB9 dihubungkan dengan mikrokontroler maka otomatis semua perintah akan dikendalikan dari komputer sehingga keypad menjadi tidak aktif. Setelah perangkat terhubung dengan komputer, maka muncul tampilan Connected Computer. Selanjutnya perangkat menunggu perintah dari komputer. Jika sedang dilakukan proses, tampilan akan menampilkan Sedang Proses Membaca/Menulis EEPROM dan jika sudah selsai akan kembali ke tampilan awal saat terhubung dengan komputer. Hasil baca dari EEPROM paralel target dapat disimpan di komputer serta memungkinkan untuk melakukan pengeditan. Apabila soket DB9 dilepas otomatis keypad akan menjadi aktif kembali.

3.3 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

(6)

a. Sederhana dan mudah dalam hal perancangan sistem dan pemakaiannya.

b. Cukup mudah dan murah diperoleh di pasaran.

3.3.1 Modul Keypad

Keypad merupakan suatu tombol-tombol yang digunakan untuk menjalankan sistem. Keypad semuanya terhubung pada port 2.

Gambar 8 Modul Keypad

Saklar (switch) 2,4,6 dan 8 merupakan saklar pemilih perintah. Saklar # merupakan saklar OK.

3.3.2 Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51

Sistem minimum mikrokontroler AT89S51 dibentuk dengan menambahkan 3 kapasitor, 1 resistor, 1 kristal serta catu daya 5 volt. Kapasitor 10 µF dan resistor 10 k Ω dipakai untuk membentuk rangkaian reset, dengan adanya rangkaian reset ini AT89S51 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan frekuensi 11,059 MHz dan 2 kapasitor 30 pF dipakai untuk melengkapi rangkaian osilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.3 di bawah ini.

Gambar 9 Sistem minimum mikrokontroller atmel 89S51

Kaki reset akan berlogika 1 menuju nol selama pengisian muatan kapasitor karena adanya

arus yang mengalir melalui melalui kaki reset. Setelah kapasitor terisi penuh oleh muatan kaki reset akan berlogika nol. Mikrokontroler akan memulai proses dengan membaca data pertama kali pada alamat 0000H.

Setelah AT89S51 di-reset, semua bit dalam register SCON bernilai ‘0’, jadi sebelum memakai sarana komunikasi serial harus mengatur isi register SCON, sesuai dengan tata kerja yang diharapkan. Instruksi ini menjadikan sarana komunikasi data seri AT89S51 menjadi sebuah UART . Data ditransmisikan per 10 bit, terdiri atas 1 bit Start (‘0’), 8 bit data dan 1 bit stop (‘1’). Kecepatan transmisi data (Baud Rate) ditentukan lewat Timer 1, bisa diatur untuk berbagai kecepatan.

3.3.3 Modul LCD M1632

Sebagai tampilan untuk menampilkan semua perintah, port data 8 bit dari LCD module dihubungkan dengan port 0. Sedangkan port control LCD module dihubungkan dengan port 3. Kaki Vee yang merupakan pengatur kekontrasan dari display LCD dihubungkan dengan resistor variable 1K.

Gambar 10 Modul LCD M1632

3.3.4 Rangkaian RS232

Konverter RS232 berfungsi untuk mengubah level tegangan TTL ke level tegangan RS232 atau sebaliknya dari level tegangan RS232 ke level tegangan TTL. Dalam sistem ini memakai IC MAX232 yang berisikan 2 buah RS232 Line Driver dan 2 buah RS232 Line Receiver

.

(7)

3.3.5 PENCACAH (COUNTER)

Pencacah digunakan untuk mengatur alamat yang akan dikirimkan ke EEPROM. Pencacah yang digunakan yaitu jenis CMOS CD4040BE. Pencacah ini mempunyai keluaran yang banyak dari O1 – O12. Karena keluaran yang diperoleh dari 1 serpih masih kurang maka digunakan 2 serpih IC CD4040BE yang disusun secara seri.

Gambar 12 Rangkaian Pencacah IC CD4040BE

3.3.6 PENAHAN TIGA KEADAAN (LATCH)

Karena keterbatasan port dalam AT89S51 maka diperlukan penahan data supaya dapat mengoptimalkan port. Penahan data (Latch) digunakan untuk mengaktifkan relay yang akan menyaklar kondisi tiap-tiap pena pada soket EEPROM. Hal ini karena tiap-tiap jenis EEPROM mempunyai pena-pena yang berbeda tergantung pada kapasitasnya.

Rangkaian Penahan Data adalah sebagai berikut :

Gambar 13 Rangkaian Penahan Data IC 74HC373

3.3.7 PENGGERAK

Transistor pada rangkaian penggerak berfungsi sebagai saklar. Transistor digunakan untuk mengaktifkan relay. Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut :

Gambar 14 Rangkaian Transistor sebagai Saklar

3.3.8 PARALLEL EEPROM 28Cxxx EEPROM mempunyai pena-pena kontrol CE (Chip Enable), WE (Write Enable) dan OE (Output Enable) digunakan untuk mengeluarkan data pada chip. Kalau akan mengakses EEPROM, caranya yaitu kirim alamat terlebih dahulu baru kemudian mengaktifkan pena kontrolnya tergantung operasi yang diinginkan. Susunan pena EEPROM seperti pada gambar berikut :

Gambar 15 Susunan pena Paralel EEPROM 28C16 tipe PDIP

3.4 Perancangan Perangkat Lunak (Sofware) Perangkat lunak yang digunakan ada dua yaitu program assembler dan Delphi 7.0. Pada pembahasan perancangan perangkat lunak disini akan membahas perancangan algoritma pembuatan program assembler yang akan dijalankan pada mikrokontroler dan program delphi yang akan dijalankan pada komputer. Program assembler akan mengatur kerja mikrokontroler untuk menjalankan dan mengontrol fungsi kerja piranti perangkat keras.

(8)

SEBENTAR. Apabila proses telah selesai, tampilan akan kembali ke menu awal.

Jika DB9 terhubung dengan mikrokontroler maka keypad akan dinonaktifkan, semua perintah dikontrol dari komputer. Setelah DB9 di lepas maka keypad aktif kembali.

Perintah yang bisa dilakukan melalui komputer adalah baca, tulis, verify, hapus, dan save. Sedangkan perintah yang dilakukan melalui mikrokontroler hanya dapat melakukan perintah copy, hapus dan verify.

Gambar 16 Diagram alir Progran Back Up dan Penyalin EEPROM

V. KESIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan dan penulisan tugas akhir yang berjudul Alat Back Up dan Penyalin EEPROM dengan Menggunakan Mikrokontroler AT89S51, dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran.

5.1 KESIMPULAN

1. Alat Back Up dan Penyalin EEPROM dapat digunakan untuk menyalin data antar EEPROM dan antara EPROM dengan

EEPROM, dan memverifikasi hasil salinannya .

2. Alat Back Up dan Penyalin EEPROM dapat digunakan untuk menyalin jenis EEPROM dengan tipe 28C16, 28C64, 28C128, 28C256, 28C512, 28C010, 28C020 dan 28C040. 3. Ada beberapa tipe EPROM yang tidak bisa

(9)

4. Semakin besar kapasitas EEPROM waktu yang digunakan untuk menulis, membaca, menyalin, dan verifikasi data ke EEPROM semakin banyak.

5. Komputer digunakan untuk melakukan proses tulis, baca, save, verify dan hapus. 6. Dalam transfer data serial ke komputer

dengan baudrate 9600 dengan kristal sebesar 11,059 MHz, TH1 harus diisi FDh.

5.2 SARAN-SARAN

Untuk pengembangan alat maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Jenis ROM yang bisa digunakan tidak hanya EEPROM tetapi juga EPROM mengingat EPROM jenis OTP lebih mudah diperoleh di pasaran.

2. Pengembangan lebih lanjut diarahkan ke jenis Flash EEPROM tipe 29Cxxx karena teknologi Flash memungkinkan proses yang lebih cepat dan lebih mudah.

3. Penggunaan relay sebagai saklar bisa digantikan dengan rangkaian transistor supaya bisa lebih ringkas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Khang,Bustam,Ir, Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2002.

2. LPKBM MADCOMS, Pemrograman Borland Delphi 5, Yogyakarta : Andi Offset, 2001.

3. Malvino,Paul Albert, Prinsip-Prinsip Elektronika, Jilid 1 Edisi III, Jakarta: Erlangga, 1996.

4. Malvino,Paul Albert, Prinsip-Prinsip Elektronika, Jilid 2 Edisi III, Jakarta : Erlangga, 1996.

5. Malvino,Paul Albert. Prinsip-Prinsip Penerapan Digital Edisi III, Jakarta : Erlangga. 1992.

6. Moh.Ibnu Malik & Anistardi, Bereksperimen dengan Mikrokontroler 8031, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 1997.

7. S, Wasito. Vademekum Elektronika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 1995. 8. Sudjadi, Teori dan Aplikasi Mikrokontroler,

Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005. 9. ...., AT89S51 Datasheet,

http://www.atmel.com.

10. ...., 28C16 Datasheet, http://www.atmel.com. 11. ...., Dasar-Dasar MCS51,

http://www.alds.stts.edu.

12. …, Embedded Control Handbook Volume 1, USA : Microchip Technology Incorporated, 1997.

13. ...., ICL232 Datasheet, http://www.intersil.com.

14. …, LCD Module M1632 User Manual, Japan: Seiko Instruments Inc. 1987,

15. …, MCS-51 Family of Single Chip Microcomputer User’s Manual, USA : Intel Corporation, 1981.

16. …, RS232, http://www.alds.stts.edu. 17. ...., Seiko LCD M1632,

http://www.alds.stts.edu.

18. ...., Uart AT89C51, http://www.alds.stts.edu. 19. ...., How EPROM Work, http://xtronics.com

20.

...., EPROM Programmer,

http://www.geocities.com

Mengetahui / menyetujui Pembimbing I

Ir. Sudjadi, MT NIP. 131 558 567

Pembimbing II

Gambar

Tabel 1 Mode operasi EEPROM
Gambar 6 Karakteristik AC penghapusan serpih
Gambar 7 Diagram Blok Rangkaian
Gambar 8 Modul Keypad
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan sains dalam berbagai disiplin ilmu pada masa dinasti Umayyah Andalusia menjadi salah satu pemantik kemajuan peradaban

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Walaupun disudutkan secara tidak langsung oleh pihak lain, akan tetapi dengan kebesaran hati dan tidak terlepas dari rasa persatuan kebangsaan Muhammadiyah tetap

Hasil pengukuran sifat termal menunjukkan bahwa pada komposisi x=0,7 terjadi tiga proses transisi yaitu transisi gelas, transisi fasa dan kristalisasi; sedangkan pada harga x=0,9

Dalam penelitian ini akan digunakan fungsi kernel RBF karena dapat memetakan data input secara nonlinear ke dimensi yang lebih tinggi sehingga diharapkan dapat menangani

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian suplementasi formula tepung ikan gabus dalam meningkatkan kadar albumin serum pada pasien sindrom

Hasil penelitian ini berarti tidak mendukung hipotesis bahwa leverage (X2) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan rokok yang terdaftar

kandungan kalori lebih rendah dari lemak lain, (%) yang minimal disimpan sebagai lemak, dan (3) memberikan kontribusi untuk meningkatkan metabolisme untuk membakar lebih