• Tidak ada hasil yang ditemukan

hasil dan pembahasan acara 2 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "hasil dan pembahasan acara 2 (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Tinggi tanaman pada berbagai perlakuan

Perlakuan 1 2Tinggi Tanaman Hari Ke-3 4 5 6 7

Monokultur

Kacang Tanah 2 4,38 7,10 9,11 12,23 14,46 16,91 17,90

Kacang tanah 4 3,75 6,48 8,90 11,94 13,89 17,66 18,89

Kacang tanah 6 3,79 6,48 8,88 11,40 13,36 16,18 17,24

Polikultur

Kacang tanah-kedelai 1+1 3,30 6,08 8,35 10,81 12,13 14,30 17,14

Kacang tanah-kedelai 2+2 3,87 6,34 8,86 11,55 13,58 16,66 17,62

Kacang tanah-kedelai 3+3 3,26 5,75 8,28 10,57 11,63 15,01 15,88

Kacang tanah-jagung 1+1 4,38 667 9,28 11,58 12,99 15,04 17,80

Kacang tanah-jagung 2+2 3,91 7,35 9,53 11,63 14,32 15,73 17,86

Kacang tanah-jagung 3+3 3,77 6,53 8,77 11,63 14,38 15,32 17,91

Tabel 4.2 Jumlah daun tanaman pada berbagai perlakuan

Perlakuan 1 2 Jumlah Daun Hari Ke-3 4 5 6 7

Monokultur

Kacang Tanah 2 2,42 4,00 5,08 6,33 7,92 8,90 9,50

Kacang tanah 4 2,33 3,75 4,67 5,58 6,33 6,85 7,60

Kacang tanah 6 2,12 3,68 4,56 5,36 6,08 6,58 7,08

Polikultur

Kacang tanah-kedelai 1+1 2,83 4,17 5,83 7,33 8,33 9,00 10,40

Kacang tanah-kedelai 2+2 2,17 3,75 4,83 5,58 6,50 7,30 7,90

Kacang tanah-kedelai 3+3 1,61 3,33 4,39 4,94 5,67 6,40 7,20

Kacang tanah-jagung 1+1 2,92 4,33 5,08 5,83 7,17 7,90 10,00

Kacang tanah-jagung 2+2 1,83 3,33 4,00 4,75 5,50 6,40 7,20

Kacang tanah-jagung 3+3 1,58 3,25 3,92 4,61 5,31 5,63 6,47

Tabel 4.3 Panjang Akar (PA)

Perlakuan Panjang Akar(PA)

Monokultur

Kacang tanah 2 20,76

Kacang tanah 4 19,33

Kacang tanah 6 17,40

Polikultur

(2)

Tabel 4.4 Bobot Segar dan Bobot Kering

Perlakuan Bobot Segar(g) Bobot Kering(g)

Monokultur

Kacang tanah 2 5,80 1,28

Kacang tanah 4 4,41 0,99

Kacang tanah 6 3,56 0,81

Polikultur

Kacang tanah-kedelai 1+1 5,55 1,12

Kacang tanah-kedelai 2+2 4,78 1,07

Kacang tanah-kedelai 3+3 3,89 0,73

Kacang tanah-jagung 1+1 6,34 1,15

Kacang tanah-jagung 2+2 4,51 1,07

Kacang tanah-jagung 3+3 2,81 0,72

B. Pembahasan

Pada praktikum Dasar-dasar Ekologi acara II yang berjudul Kmpetisis Inter dan Intraspesifik sebagai pembatas abiotik ini dilakukan pengamatan dengan menggunakan kacang tanah sebagai media yang diamati. kompetisis antar tanaman itu sendiri diartikan sebagai dua individu atau lebih yang memerlukan suatu kebutuhan yang sma, dalam tempat dan waktu yang sama,serta sumber yang sama. Dimana sumber yang dibutuhkan tersebut terbatas, akibatnya terjadilah persaingan atau kompetisis untuk mendapatkan sumber yang terbatas tersebut. Pengamatan ini dilakukan dua perlakuan yaitu perlakuan monokultur kacang tanah dan perlakuan polikultur kacang tanah yang ditanam bersamaan dengan kedelai, dan kacang tanah yang ditanam bersamaan dengan jagung. pada pengamatan percobaan ini hal-hal yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan bobot segar serta bobot kering kacang tanah. Untuk perlakuan monokultur terbagi menjadi tiga perlakuan, dimana penanaman biji tiap polibagnya diberikan perlakuan yang berbeda. Pada polibag yang pertama ditanam dua biji kacang tanah, polibag yang kedua ditanam 4 biji kacang tanah, dan polibag yang ketiga ditanam 6 biji kacang tanah. Kemudian pada perlakuan polikultur kacang tanah dan kedelai ditanam secara bersamaan dengan ketentuan 1+1, 2+2, 3+3 pada polibag yang berbeda. Begitupun pada perlakuan kacang tanah-jagung dilakukan penanaman yang sama dengan kacang tanah-kedelai.

1. Tinggi Tanaman

(3)

Pada grafik tinggi tanaman monokultur kacang tanah selama tujuh hari di atas dapat diketahui bahwa untuk perlakuan dengan 2 kacang tanah tumbuhnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan 4 dan 6 kacang tanah. Hal tersebut dikarenakan persaingan atau kompetisi antar individu pada 2 kacang tanah lebih sedikit jika dibandingkan dengan persaingan yang terjadi antara 4 kacang tanah dan persaingan antar individu pada 6 kacang tanah. Pada setiap tanaman yang ada di dalam satu polibag membutuhkan sumber kebutuhan hidup yang sama dan dalam waktu yang sama pula. Jika dilihat pada grafik di atas pertumbuhan kacang tanah yang paling pendek terjadi pada 6 kacang tanah. hal tersebut dikarenakan adanya kompetisi yang besar sehingga menyebabkan kebutuhan yang diperlukan pada setiap individu dalam polibag yang sama menjadi berkrang, akibatnya tinggi tanaman menjadi tidak optimal.

Gambar 4.1.2 Grafik Tinggi Tanaman polikultur tanaman kacanh tanah kedelai Pada grafik polikultur tanaman kacang tanah dengan kedelai dapat diketahui bahwa tanaman yang paling tinggi terjadi pada tanaman polikultur kacng tanah-kedelai pada perlakuan 2+2. selanjutnya secara berurutan diikuti oleh tanaman polikultur kacang tanah –kedelai perlakuan 1+1 dan perlakuan 3+3. Hal ini terjadi karena kompetisi yang terjadi antar spesies tidak terlalu besar, sehingga kacang tanah dan kacang kedelai dapat tumbuh dengan normal. Hanya saja pada kacang kedelai memiliki keunggulan morfologi yaitu memiliki tinggi batang yang lebih tinggi dibandingkan kacang tanah, sehingga kacang tanah terhalangi untuk mendapatkan cahaya matahari, akibatnya kacang tanah mengalami penghambatan untuk melakukan fotosintesis dan pertumbuhan. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tanaman polikultur kacang tanah-kedelai pada perlakuan 3+3 merupakan yang memiliki tinngi tanaman yang paling pendek. Hal tersebut benar berdasarkan teori, karena menurut teori semakin banyak kompetitor maka kacang tanah akan terhambat pertumbuhan, jumlah daun dan perkembangannya.

Gambar 4.1.3 garik tinggi tanaman polikultur tanaman kacang tanah-jagung

(4)

sering kali dianami palawija yang dapat memproduksi nitrogen lebih banyak, sehingga dapat menyuplai untuk pertumbuhan jagung. Menurut Amin (2006) cit. Zuchri (2007), pertumbutuhan kacang tanah yang ditumpang sarikan dengan tanaman jagung memang akan menurun drastis, karena adanya naungan dari tanaman jagung sehingga jumlah cahaya yang diperoleh untuk pertumbuhan tanaman kacang tanah berkurang. fotosintesis yang dilakukan oleh kacang tanaha menjadi terganggu dan akhirnya kacang tanah tidak dapat tumbuh dengan baik. Bahkan daunnya pun bis menjadi lebih tipis dari yang biasanya.

Tanaman kacang yang paling rendah adalah tanaman kacang dengan perlakuan 1+1, hal ini dapat terjadi karena faktor cahaya mata hari, kacang tanah kurang mendapatkan cahaya matahari karena terhalangi oleh tanaman jagung, sehingga kacang tanah tidak dapat tumbuh dan berfotosintesis secara lebih optimal.

2. jumlah daun

Gambar 4.2.1 grafik jumlah daun monokultur pada tanaman kacang tanah

Pada grafik jumlah daun tanaman monokultur kacang tanah yang dilkkukan menunjukkan bahwa pada perlakuan kacang tanah 2 lebih banyak jika dibandingkan dengan pelakuan kacang tanah 4, dan perlakuan kacang tanah 4 lebih banyak jika dibandingkan dengan kacang tanah 6. Kompetisi antar spesies akan terjadi jika jarak tanam diantara keduanya terlalu berdekatan, karena pada spesies yang sama pasti akan memebutuhkan kebutuhan yang sama, dalam jumlah yang sama dan dalam saat yang bersamaan pula. perlakuan kacang tanah 2 merupakan perlakuan dengan jumlah daun terbanyak, hal ini sesuai dengan teori yang di atas. Urutan jumlah daun terbanyak beriktnya adalah pada perlakuan 4, dan diikuti oleh perlakuan 6. Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwa selisih jumlah daun antara perlakuan kacang tanah 2 dengan kacang tanah 4 dan 6 sangat berbeda jauh. hal itu dikarenakan pada perlakuan kacang tanah 2 kompetisi yang terjadi antara dua tanaman ini tidak terlalu besar, sehingga kacang tanah dapat tumbuh dengan normal tanpa mengalami perebutan sumber makanan yang ada di dalam tanah.

Gambar 4.2.2 grafik jumlah daun polikultur tanaman kacang tanah-kedelai

(5)

diikuti secara berurutan oleh tanaman polikultur kacang tanah-kedelai perlakuan 2+2 dan tanaman polikultur tanaman kacang tanah dengan kedelai pada perlakuan 3+3. Hal ini terjadi karena kompetisi antar kacang tanah dengan kacang kedelai merupakan kompetisi yang terjadi dengan tingkat kebutuhan yang sama, sehingga kedua spesies ini akan saling berebut. Kacang kedelai memiliki keunggulan pada morfologinya, yaitu memiliki tinggi yang lebih dibandingkan dengan kacang tanah, sehingga kacang kedelai menghalangi kacang tanah untuk mendapatkan cahaya matahari, akibatnya kacang tanah tidak bisa mendapatkan cahaya matahi secara optimal dan menghambat fotosintesis pada kacang tanah. Akhirnya, kacang tanah tidak dapat memproduksi daun yang lebih banyak. Semakin kompetitornya banyak, maka kacang tanah akan mengalami penghambatan pertumbuhan yang semakin besar pula. sehingga kacang tanah – kedelai yang memiliki jumlah daun yang paling sedikit terjadi pada perlakuan 3+3.

gambar 4.2.3 grafik jumlah daun pada tanaman polikultur kacang tanah- jagung

Pada grafik jumlah daun tanamn polikultur tanaman kacang tanah dengan jagung dapat kita lihat bahwa jumlah daun yang terbanyak terjadi pada perlakuan kacang tanah-jagung 1+1, sedangkan pada kacang tanah-jagung 2+2 dan 3+3 memiliki selisih jumlah daun yang sedikit. Jumlah daun terbanyak pada perlakuan 1+1 ini dikarenakan jagung yang menjadi kompetitor kacang tanah hanya ada satu, sehingga tidak terlalu berpengaruh pada tanaman kacang tanah, dan kacang anah dapat umbuh dengan normal. Jadi jika semakin banyak kompetitor pada suatu tanaman, maka tanaman tersebut akan mengalami penurunan pertumbuhan, jumlah daun, tinggi tanaman, dan tebal atau tipisnya daun. Jadi hal tersebut sesuai dengan teori.

3. Panjang Akar (PA)

(6)

Pada histogram panjang akar tanaman monokultur kacaang tanah menunjukan bahwa perlakuan kacang tanah 2 lebih panjang daripada perlakuan 4 dan perlakuan 6. Secara teori hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh beberapa faktor. kandungan air dalam tanah merupakan faktor utama mengapa panjang akar tanaman kacang tanah 2 menjadi lebih panjang . Pada daerah yang miskin air, maka akar tanaman yang ada akan terus berusaha mencari air dimana saja sehingga ada kemungkinan bahwa akar akan timbuh semakin panjang untuk masuk ke dalam tanah dengan tujuan mendapatkan air tanah yang ada di dalam tanah. Jika jumlah tanaman yang ada di satu polibag banyak, maka daya serap air oleh tanaman juga semakin besar sehingga tanah akan menjadi semakin kering. Seharusnya akar tanamn lebih panjang pada perlakuan kacang tanah 6, karena jika kompetitor semakin banyak maka aan semakin memperbesar persaingan untuk mendapatkan air, otomatis akar akan memanjang untuk terus mencari air. Namun pada kenyataannya akar tanaman lebih panjang pada perlakuan monokultur 2. Hal tersebut mungkin dikarenakan karena persaingan antar individu pada monokultur 2 lebih besar.

Gambar 4.3.2 Histogram Panjang akar tanaman polikultur kacang tanah- kedelai

Padahistogram ini dapat diketahui bahwa panjang akar pada tanaman polikultur kacang tanah-kedelai dialami oleh polikultur 1+1. dan akar yang paling pendek adalah pada perlakuam polikultur 6 jika dibandingkan dengan panjang akar pada polikultur 2 dan polikultur 6. Hal ini dapat terjadi karena kedua jenis kacang-kacangan ini saling mempengaruhi satu sama lain. Kedelai memiliki sumber makanan dan kebutuhan akan nutrisi yang sama dengan kacang tanah sehingga keduanya saling berebut makanan. Seperti yang telah dibahas pada histogram 4.3.1 bahwa secara teori searusnya akar terpanjang adalah pada perlakuan 3+3 karena keadaan yang kering suatu tanaman akan memperpanjang akarnya untuk mencari suplai air. Akan tetapi panjang akar kemungkinan dapat terjadi pada perlakuan 1+1 lebih tinggi seperti yang ada pada histigram. Hal ini dikarenakan pada perlakuan 1+1 kompetisi yang terjadi tidak terlalu besar, sehingga akar lebih leluasa untuk menyebar dalam menyerap air dibandingkan dengan perlakuan 3+3.

Gambar 4.3.3 Histogram panjang akar tanaman polikultur kacang tanah- jagung

(7)

panjang dibandingkan dengan perlakuan 2+2, ini berarti akar terpanjang pada perlakuan 3+3 dan akar yang terpendek pada perlakuan 2+2. Hal ini sudah sessuai dengan teori bahwasannya semakin banyak kompetitor maka panjang akar pun semakin panjang, karena adanya kompetisi dalam kebutuhan air. Seharusnya urutan akar terpanjang setelah perlakuan 3+3 adalah perlakuan 2+2, namun kenyataanya perlakuan 2+2 merupakan akar yang terpendek. Hal ini mungkin terjadi karena kompetisi yng terjadi pada perlakuan 2+2 tidak terlalu besar dan pemakaian air yang sama banyak antara satu sama lain.

4. Bobot Segar dan Bobot Kering Tanaman

Gambar 4.4.1 Histogram Bobot Segar Dan Bobot Kering Tanaman Monokultur Kacang Tanah

Histogram di atas menunjukkan bobot segar dan bobot kering tanaman mnonkultur kacang tanah. Bobobt segar kacang tanah pada perlakuan 2 lebih lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 4 dan perlakuan 6. Hal ini dikarenakan kompetisi yang terjadi pada tiap-tiap perlakuan berbeda-beda sehingga pada perlakuan 2 hanya terdiri dari dua tanaman kacang tanah dapat memperoleh makanan yang lebih baik daripada perlakuan 4 dan perlakuan 6. Dengan demikian perlakuan 2 akan memiliki bobot segar paling tinggi, sedangakan perlakuan 6 yang memiliki kompetisi besar menyebabkan penyerapan air dan asupan nutrisinya menjadi berkurang jika dibandingkan dengan perlakuan 2. Hal tersebut menyebabkan pada perlakuan 6 bobot segarnya lebih rendah dibandingkan perlakuan 2 dan 4.

Begitu pula pada bobot kering tanaman kacang tanah. Tampak pada histogram memiliki pola yang sama dengan bobot segar. Hal ini dikarenakan kacang tanah pada perlakuan 2 dapat menyimpan cadangan makan lebih banyak daripada perlakuan yang lain (karena suplai hara dan air yang di dapat lebih banyak).

(8)

Histogram di atas menunjukkan bobot segar dan bobot kering tanaman polikultur kacang tanah-kedelai. Bobot segar kacang tanah - kedelai pada perlakuan 1+1 lebih lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 2+2 dan perlakuan 3+3. Hal ini dikarenakan kompetisi yang terjadi pada tiap-tiap perlakuan berbeda-beda sehingga pada perlakuan 1+1 hanya terdiri dari dua tanaman kacang tanah dapat memperoleh makanan yang lebih baik daripada perlakuan 4 dan perlakuan 3+3. Dengan demikian perlakuan 1+1 akan memiliki bobot segar paling tinggi, sedangakan perlakuan 3+3 yang memiliki kompetisi besar menyebabkan penyerapan air dan asupan nutrisinya menjadi berkurang jika dibandingkan dengan perlakuan 1+1. Hal tersebut menyebabkan pada perlakuan 3+3 bobot segarnya lebih rendah dibandingkan perlakuan 1+1 dan 2+2.

Begitu pula pada bobot kering tanaman kacang tanah-kedelai. Tampak pada histogram memiliki pola yang sama dengan bobot segar. Hal ini dikarenakan kacang tanah-kedelai pada perlakuan 1+1 dapat menyimpan cadangan makan lebih banyak daripada perlakuan yang lain (karena suplai hara dan air yang di dapat lebih banyak).

Gambar 4.4.3 Histogram bobot segar dan bobot kering tanaman polikultur kacang tanah-jagung

Gambar

Tabel 4.1 Tinggi tanaman pada berbagai perlakuan
Tabel 4.4 Bobot Segar dan Bobot Kering

Referensi

Dokumen terkait

kami sampaikan bahwa pada prinsipnya kami tidak keberatan untuk dilakukannya penelitian dimaksud, namun demikian kami menyarankan untuk dapat menggunakan data yang ada

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis pengaruh pola asuh belajar, lingkungan pembelajaran, motivasi belajar, dan potensi akademik terhadap prestasi akademik siswa

Histogram Hasil PosttestShootingKelompok Eksperimen Dari histogram diatas dapat kita lihat bahwa hasil post test shooting pada kelompok eksperimen yang tertinggi

Lingkup pekerjaan : Melakukan inventarisasi data infrastruktur industri pengguna energi panas bumi, melakukan evaluasi terhadap data yang terkumpul dan selanjutnya

Adanya variasi waktu penahanan yang diberikan pada briket batok kelapa muda pada proses pirolisis fluidisasi bed menggunakan media gas argon, mampu memperbaiki

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “ANALISIS TENTANG KONSOLIDASI TANAH PADA DESA

Setelah melalui proses evaluasi dan analisa mendalam terhadap berbagai aspek meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum 2011, perkembangan

Golongan dalam sistem periodik menyatakan jumlah elektron valensi yaitu elektron yang terdapat pada kulit terluar suatu ataom. Jawaban