• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembekalan KATERN 4 th 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembekalan KATERN 4 th 2014"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Namun pada umumnya, merupakan kerja kolaboratif, antara dosen dengan guru, antara peneliti dengan guru, atau guru dengan guru untuk menghasilkan pembelajaran inovatif. Pada prinsipnya, lesson study tidak diperlukan tanpa adanya inovasi dalam suatu pembelajaran yang akan dikaji. Inovasi ini tidak selalu harus diset sebagai penelitian, namun ide atau gagasan individual atau kolektif baik dari ahli pendidikan ataupun guru kebanyakan. Lesson study dipilih dan dimplementasikan karena beberapa alasan.

Pertama, lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Hal ini karena (1) pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing” pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktek dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru, (2) penekanan mendasar suatu lesson study adalah para siswa memiliki kualitas belajar, (3) tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas, (4) berdasarkan pengalaman real di kelas, lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan (5)lesson studyakan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran (Lewis, 2002).

Kedua, lesson study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat (1) menentukan tujuan, pelajaran (lesson), satuan (unit) pelajaran, dan mata pelajaran yang efektif; (2) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; (3) memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; (4) menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai para siswa; (5) merencanakan pelajaran secara kolaboratif; (6) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; (7) mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan; dan (8) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya (Lewis, 2002)

Wang-Iverson dan Yoshida (2005) mengatakan bahwa lesson study memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.

a. Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya)

b. Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya c. Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan

(2)

d. Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa.

e. Menciptakan terjadinya pertukaran harapan-harapan untuk pemahaman berpikir dan belajar siswa

f. Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.

Lesson study dapat dipandang sebagai model pelatihan guru dalam meningkatkan profesionalitasnya. Mengapa demikian? Pada tahap penyusunan perencanaan (planning), sekelompok guru dan seorang pakar berdiskusi tentang :

a. Kondisi dan lingkungan siswa serta fasilitas yang tersedia.

b. Rumusan kompetensi apa yang harus dimiliki siswa serta indikator-indikator pencapaiannya

c. Penentuan materi pelajaran yang berkenaan, antara lain : 1) pokok-pokok materi dan uraian masing-masing pokok materi, 2) urutan materi sajian,

3) sajian materi yang disesuaikan dengan lingkungan siswa atau materi lokal atau yang berkaitan dengan life skill atau yang berkaitan dengan keimanan/agama,

4) pemilihan/penyusunan soal-soal latihan, soal-soal yang berkaitan dengan problem-solving dalam rangka penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal-soal untuk tes formatif.

d. Pemilihan metode/strategi pembelajaran inovatif yang menyenangkan dan memotivasi belajar siswa.

e. Pemilihan media/alat peraga pembelajaran dan pengadaannya. f. Petunjuk guru dalam praktek pembelajarannya (teaching guide).

g. Penentuan indikator-indikator proses pembelajaran yang dikatakan berhasil.

h. Model Rencana Pembelajaran (RP) atau Satuan Acara Pembelajaran (SAP). Ada banyak model/format RP/SAP, mana yang perlu dipilih? Hal-hal apakah yang penting dan merupakan prinsip-prinsip dalam penyusunan RP/SAP, sehingga seorang guru dapat memahami dan menerapkannya dalam pembelajaran.

(3)

Selanjutnya, pada tahap implementasi dapat langsung diamati oleh observer, yang selanjutnya pada tahap refleksi dapat didiskusikan, apakah yang telah direncanakan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, atau ada hal-hal dalam perencanaan tersebut yang perlu diperbaiki, atau hal-hal lainnya tentang pembelajaran yang telah dilakukan, baik dari segi siswa maupun guru.

Lesson study sebagai suatu strategi dalam meningkatkan keprofesional guru yang dilakukan oleh para guru itu sendiri, tentu memerlukan komitmen yang tinggi dari para guru yang didukung oleh kebijakan para pengambil keputusan, agar gerakan itu dapat terwujud.

6. Pelaksanaan Lesson Study

Ada berbagai variasi tahapan atau langkah pelaksanaan lesson study dalam perkembangan implementasinya. Lewis (2002) menyarankan ada enam tahapan dalam awal mengimplementasikan lesson study di sekolah.

Tahap 1: Membentuk kelompok lesson study.

Tahap 2: Memfokuskan lesson study.

Tahap 3: Merencanakan rencana pembelajaran (Research Lesson).

Tahap 4: Melaksanakan pembelajaran di kelas dan mengamatinya (observasi).

Tahap 5: Mendiskusikan dan menganalisis pembelajaran, yang telah dilaksanakan.

Tahap 6: Merefleksikan pembelajaran dan merencanakan tahap-tahap selanjutnya.

Dalam kesempatan pengenalan dan implementasi lesson study dalam konteks IMSTEP-JICA di Indonesia Saito, dkk (2005) mengenalkan lesson study yang berorientasi pada praktik. Lesson study yang dilaksanakan tersebut terdiri atas 3 tahap pokok, yakni:

a. Merencanakan pembelajaran dengan penggalian akademis pada topik dan alat-alat, disebut tahap Plan.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada rencana pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta mengundang rekan-rekan sejawat untuk mengamati, disebut tahap Do.

c. Merefleksikan melalui berbagai pendapat dan diskusi bersama pengamat, sisebut tahap See.

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Robinson, Naomi. 2006.Lesson Study: An example of its adaptation to Israeli middle school t e a c h e r s . ( O n l i n e ) : w w w . w e i z m a n n . a c . i l / G - m a t h / ICMI/Robinson_proposal.doc.

Sukirman. 2006. Peningkatan Keprofesionalan Guru Melalui Lesson Study. Makalah. Disampaikan pada Diklat Lesson Study bagi Guru Berprestasi dan Pengurus MGMP MIPA SMP se-Indonesia Tengah : Yogyakarta : FMIPA UNY.

Takashi A. (2006).Implementing lesson study in North American schools and school (makalah yang dipresentasikan pada seminar “APEC International Symposium on Innovation and Good Practice for Teaching and Learning Mathematics through Lesson Study”, 14-17 Juni 2006). Thailand: Khon Kaen University.

Tim Piloting. (2002). Laporan Kegiatan Piloting. Yogyakarta: IMSTEP-JICA FMIPA UNY.

_______. (2003).Laporan Kegiatan Piloting. Yogyakarta: IMSTEP-JICA FMIPA UNY. _______. (2004).Laporan Kegiatan Piloting.Yogyakarta: IMSTEP-JICA FMIPA

UNY.

Tim Pengembang Sertifikasi Kependidikan. (2003).Pedoman Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kependidikan (draft). Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Ditjen Dikti Depdiknas.

Uus Toharuddin. 2005.Kompetensi Guru dalam Strategi Ajar. Pikiran Rakyat Bandung edisi 24 Oktober 2005.

UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

(4)

6. Penerapan Lesson Study pada Pembelajaran Mikro

Mahasiswa calon guru semestinya telah mengenal usaha-usaha peningkatan profesionalisme guru. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesi tersebut, yaitu dengan Lesson study. Lesson study pada pengajaran mikro dapat dilaksanakan ketika latihan pembelajaran terpadu telah dipraktikkan.

Tahapan Lesson study dapat dilakukan pada pengajaran Mikro sebagai berikut.

1. Pembimbing Pengajaran Mikro menentukan topik materi untuk tiap mahasiswa yang akan tampil praktik dan menentukan mahasiswa lain sebagai pengamat (2 – 3 mahasiswa sebagai guru model), serta mahasiswa yang lain sebagai peserta didik (murid). Mahasiswa yang akan praktik menyusun RPP terlebih dahulu.

2. Mahasiswa bersama DPL Mikro membahas RPP yang telah dibuat oleh Praktikan. Pembahasan diawali dengan presentasi RPP oleh setiap praktikan. Ini merupakan tahapan Plan dalam Lesson Study.

3. Model guru/Praktikan melakukan praktik pembelajaran (tahap do dalam LS) Model pengamat sambil berdiri di pinggir kelas mengamati proses pembelajaran baik pada pratikkan (guru model) atau pada aktivitas peserta didik.

Setiap selesai pembelajaran pada setiap praktikkan dilanjutkan dengan tahap refleksi bersama dengan DPL Mikro dan mahasiswa lain yang berperan sebagai peserta didik. Mahasiswa yang bertugas sebagai pengamat menyampaikan hasil amatannya. Pembahasan diarahkan pada pemecahan masalah yang muncul dalam praktik dan peningkatan kualitas proses pembelajaran.

Perencanaan:

Daur Studi Pembelajaran Terorientasi pada Praktik

DAFTAR PUSTAKA

Ananda. S. 2001.“Authentic Assessment” A Web- based system for The Professional Development of Teachers Contextual Teaching and Learning Project. Bowling Green State University Bowling Green, Ohio. USA

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (CTL) Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

DGSE. (2002). Report on Validation and Socialization of the Guideline of Syllabi and Evaluation System of Competent-Based Curriculum for Mathematics in Manado, North Sulawesi. Jakarta: Depdiknas.

Ditjen Dikti Depdiknas. 2006.Panduan Sertifikasi Guru bagi LPTK Tahun 2006, Jakarta: Direktorat Ketenagaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Fernandez, Clea and Yoshida, Makota. 2004.Lesson Study: A Japanese Approach to Improving Mathematics Teaching and Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson Study on Developing Effective Statistics Curriculum. (Online): www.stat.auckland.ac. nz/-iase/ publication/-11/Garfield.doc. diakses tanggal 19-6-2006.

Gary Appel; Mark Mitchell; Constanza Hazelwood; and Than Dykstra. 2005. Reshaping Teaching and Learning Through Lesson Study. www.learningpt.org.

Lewis, Catherine C. 2002.Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change. Philadelphia, PA: Research for Better Schools, Inc.

Morgan, Shawn. 2001. Teaching Math the Japanese Way (Online), (http://www.as1.org/alted/lessonstudy.htm, diakses tanggal 16 Mei 2005.

(5)

LS dapat juga diterapkan pada mahasiswa yang sedang praktik mengajar di sekolah. LS yang diterapkan biasa disebut LS berbasis sekolah. LS melibatkan Praktikkan dan guru-guru di sekolah. Pembimbing PPL di sekolah berperan sebagai moderator dan pakar. Mahasiswa Praktikkkan berperan sebagai model guru dan model pengamat. Penjelasan lebih lanjut ada pada buku panduan KKN-PPL.

BAB VII PENUTUP

Pembekalan Pengajaran Mikro bagi mahasiswa program kependidikan peserta kuliah pengajaran mikro UNY yang dilaksanakan menjelang dimulainya perkuliahan diharapkan dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk memantapkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan mahasiswa dalam memperlajari keterampilan dasar mengajar dan kompetensi pengajaran mikro lainnya.

Pembekalan ini sangat penting dalam rangka mempersiapkan mahasiswa dalam melaksanakan praktik mengajar atau PPL di sekolah/lembaga, sebagai upaya untuk menciptakan calon guru/pendidik atau tenaga kepdidikan yang memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial secara mantap. Di samping itu, pembekalan ini diharapkan dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk menanggapi perkembangan teknologi pendidikan maupun pembelajaran yang makin pesat. Keberhasilan pembekalan pengajaran mikro ini akan berdampak pada peningkatan kualitas proses dan hasil belajar mahasiswa dalam pengajaran mikro.

(6)

BAB VI

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

„Guru yang baik bukan memberi jawaban, tetapi memberi jalan agar pembelajar dapat menemukan jawaban sehingga meraih kemenangan bersama“

Dalam Pengajaran Mikro, praktikan berusaha untuk melatih diri sehingga dapat menguasai 10 keterampilan dasar mengajar sebagai berikut : A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

1 Pengertian

Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan pengajar untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan pembelajar siap secara mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan ini pengajar harus memperhatikan dan memenuhi kebutuhan pembelajar (need assesment), serta menunjukkan kepedulian besar terhadap keberadaan pembelajar. Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan pengajar untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak mencakup kegiatan rutin yang dilakukan pengajar seperti mengucapkan salam, mengisi daftar hadir, menyiapkan alat peraga, dan sebagainya.

2 Tujuan

Membuka Pelajaran

a Menimbulkan perhatian dan memotivasi pembelajar.

b Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari dan batas tugas yang akan dikerjakan pembelajar.

c Memberikan gambaran mengenai metode atau pendekatan- pendekatan yang akan digunakan maupun kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pembelajar.

d Melakukan apersepsi, yakni mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari.

Menutup pelajaran

a Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajar dalam mempelajari materi pelajaran.

J. Keterampilan Mengevaluasi 1 Pengertian

Evaluasi adalah proses sistematis untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi suatu kegiatan pembelajaran.

2 Tujuan

Untuk mengetahui sejauh mana pembelajar telah memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.

3 Komponen

a Dapat digunakan berbagai bentuk tagihan, seperti pertanyaan lisan, kuis, tugas rumah, ulangan, tugas individual, tugas kelompok, portofolio, unjuk kerja atau keterampilan motorik, dan pengukuran afektif yang mencakup minat, sikap, dan motivasi belajar.

b Bentuk instrumen yang dapat dipilih diantaranya adalah pilihan ganda, uraian objektif, menjodohkan, dan sebagainya.

4 Prinsip penggunaan

a Melakukan tes awal (pretest), tes proses (selama pembelajaran berlangsung), dan tes akhir (postest).

b Mengembangkan alat evaluasi KTSP, misalnya evaluasi 5 P: paper and pencils, porto polio, performance, project, dan product.

c Menggunakan alat evaluasi. d Menganalisis hasil evaluasi.

e Memberikan tindak lanjut dari hasil evaluasi.

f Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi pembelajaran adalah: 1) Menetapkan standar kompetensi dan kemampuan dasar yang

ingin dicapai.

2) Memilih materi pembelajaran.

3) Merumuskan indikator yang mengacu pada kemampuan dasar.

(7)

b Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

c Membuat rantai kompetensi antara materi sekarang dan pelajaran yang akan datang.

3 Komponen

Membuka pelajaran

a Menarik perhatian pembelajar b Memotivasi pembelajar c Memberi acuan

d Memberi kaitan (apersepsi) Menutup pelajaran

a Meninjau kembali materi yang telah dipelajari pembelajar b Mengevaluasi

c Membuat simpulan atau ringkasan materi

d Memberikan tugas yang signifikan (sesuai, bermakna, dan bermanfaat)

4 Prinsip penggunaan a Bermakna

b Berurutan dan berkesinambungan B. Keterampilan Menjelaskan 1 Pengertian

Menjelaskan adalah memberikan informasi yang diorganisasi secara sistematis kepada pembelajar.

2 Tujuan

a Membantu pembelajar memahami dengan jelas semua permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.

b Membantu pembelajar untuk memahami suatu konsep atau dalil. c Melibatkan pembelajar untuk berpikir.

d Mendapatkan balikan dari pembelajar tentang tingkat pemahamannya.

dimaksudkan agar pembelajar memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir pembelajar. Pentingnya keterampilan bertanya dikuasai pengajar adalah:

a Mengurangi dominasi pengajar (teacher oriented) dalam kegiatan pembelajaran.

b Mendorong keberanian pembelajar berpendapat.

c Meningkatkan partisipasi pembelajar dalam kegiatan pembelajaran.

d Mengarahkan kegiatan pembelajaran agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

3 Komponen

a Pertanyaan diajukan secara jelas

b Pertanyaan memancing pendapat atau keaktifan pembelajar c Pemberian acuan

d Pemusatan

e Pemindahan giliran f Penyebaran

g Pemberian waktu berpikir h Pemberian tuntuan

i Pengubahan tingkat kognitif dalam pertanyaan j Pengaturan urutan pertanyaan

k Penggunaan pertanyaan pelacak l Peningkatan terjadinya interaksi

4 Prinsip penggunaan

a Kehangatan dan antusias b Perlu dihindari:

c Mengulangi pertanyaan sendiri d Mengulangi jawaban pembelajar e Menjawab pertanyaan sendiri

f Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak g Pertanyaan ganda

(8)

3 Komponen Vokal atau suara jelas dan memadai

e Menggunakan bahasa yang baik dan benar

f Menganalisis dan merencanakan proses komunikasi yang berhubungan dengan isi pesan (materi) dan yang berhubungan dengan penerima pesan (pembelajar).

g Menyajikan suatu penjelasan

Kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan balikan.

Penguatan adalah tanggapan pengajar terhadap perilaku pembelajar yang memungkinkan dapat berulangnya kembali perilaku tersebut. 2 Tujuan

yang optimal. Keterampilan ini terkait dengan kemampuan pengajar untuk berinisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran sedemikian sehingga berjalan secara optimal, efisien, dan efektif. Keterampilan yang perlu dikuasai pengajar adalah:

b Keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini terkait dengan tanggapan pengajar terhadap gangguan pembelajar yang berkelanjutan dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan yang perlu dikuasai pembelajar adalah: memulai dan mengakhiri kegiatan, berkepanjangan (bertele-tele), dan pengulangan penjelasan yang tidak perlu

I. Keterampilan Bertanya 1 Pengertian

Bagaimana pengajar menyampaikan pertanyaan kepada pembelajar dalam proses pembelajaran, baik pertanyaan dasar maupun pertanyaan lanjut.

2 Tujuan

(9)

b Penguatan dengan menggunakan mimik dan gerak badan c Penguatan dengan cara mendekati

d Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan e Penguatan berupa simbol dan benda

4 Prinsip penggunaan

a Kehangatan dan antusias b Kebermaknaan

c Penguatan dapat ditujukan kepada pembelajar tertentu

d Penguatan dapat ditujukan kepada kelompok pembelajar tertentu e Penguatan dilakukan dengan segera

f Penguatan dilakukan secara variatif

D. Keterampilan Menggunakan Media dan Alat Pembelajaran 1 Pengertian

Media dan alat pembelajaran yang diperlukan dalam proses pembelajaran agar pembelajar cepat dan mudah menangkap materi pembelajaran.

2 Tujuan

a Mempermudah pembelajar memahami materi b Memperlancar jalannya proses pembelajaran c Mengkonkritkan materi pembelajaran d Materi tersimpan lama dalam ingatan

3 Komponen

a Memberdayakan media dan alat pembelajaran yang ada. b Memproduksi atau membuat media sendiri.

c Menggunakan media dan alat pelajaran dalam proses pembelajaran.

4 Prinsip penggunaan

a Tepat guna: media dan alat pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakter materi pembelajaran dan kompetensi dasar.

b Berdaya guna: media dan alat pembelajaran yang digunakan mampu memotivasi pembelajar belajar lebih keras lagi.

b Memperjelas masalah atau urunan pendapat

Merangkum, menggali, atau menguraikan secara detail c Menganalisis pandangan pembelajar

Menandai persetujuan atau ketidaksetujuan dan memperhatikan alasan pembelajar

d Meningkatkan partisipasi pembelajar berpendapat

Menimbulkan pertanyaan, menggunakan contoh, menggunakan hal-hal yang sedang hangat dibicarakan, menunggu, dan memberi dukungan

e Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

Meneliti pandangan, mencegah pembicaraan yang berlebihan, dan menghindari (menghentikan) dominasi.

f Menutup diskusi

Merangkum, menilai, dan membuat simpulan

3 Prinsip penggunaan

a Diskusi berlangsung secara terbuka

b Perlu perencanaan dan persiapan yang baik, seperti pemilihan topik yang relevan, perencanaan atau penyiapan informasi pendahuluan, penetapan besar kelompok,

c Pemilihan topik diskusi yang relevan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran

H. Keterampilan Mengelola Kelas 1 Pengertian

Mengelola kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal bagi pembelajar dan mengembalikan ke kondisi belajar yang optimal apabila terdapat gangguan dalam proses pembelajaran. 2 Tujuan

a Mendorong pembelajar mengembangkan tanggung jawab individual terhadap tingkah lakunya

b Membantu pembelajar mengerti arah tingkah laku yang sesuai c Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas dan

bertingkah laku yang wajar dan sesuai. 3 Komponen

(10)

E. Keterampilan Menyusun Skenario Pembelajaran 1 Pengertian

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan ditempuh oleh pengajar dan pembelajar dalam rangka membelajarkan pembelajar yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

2 Tujuan

a Memberikan pedoman urutan kegiatan pembelajaran

b Memberikan pedoman tentang strategi, teknik, metode, dan media pembelajaran yang akan digunakan.

3 Komponen

a Memilih metode dan strategi yang tepat b Membuat rencana proses pembelajaran

c Mengelola kelas agar kelas dinamis, aktif interaktif, dan partisipatif d Mengorganisasi kelas secara klasikal, individu, maupun kelompok e Memberi konsultasi pembelajar (pengajar sebagai fasilitator)

4 Prinsip penggunaan

(a) Sesuai dengan karakter materi pembelajaran

(b) Sesuai dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi

F. Keterampilan Mengadakan Variasi 1 Pengertian

Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan yang dilakukan pengajar dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran, pola interaksi dengan pembelajar, dan stimulasi.

2 Tujuan

a Menjadikan proses pembelajaran lebih hidup b Menjadikan proses pembelajaran lebih menarik

c Memotivasi pembelajar aktif dalam proses pembelajaran 3 Komponen

a Variasi dalam gaya mengajar 1 Variasi suara

2 Pemusatan perhatian

3 Kesenyapan 4 Kontak pandang

5 Gerakan badan dan mimik

6 Pergantian posisi pengajar dalam mimik b Variasi dalam pemanfaatan media pembelajaran

Penggunaan variasi alat peraga yang dapat dilihat, didengar, dan alat peraga yang dapat dimanipulasi

c Variasi pola interaksi

Meningkatkan interaksi pengajar-pembelajar maupun pembelajar-pembelajar

d Variasi stimulasi

1 Menerima dan menyokong partisipasi pembelajar dalam kegiatan pembelajaran

2 Memberi kesempatan pembelajar untuk berpartisipasi 3 Mendorong interaksi kelas

4 Mengenal perilaku pembelajar sehingga dapat memberikan stimulasi secara tepat

4 Prinsip Penggunaan a Tepat guna b Berdaya guna c Tidak berlebihan

G. Keterampilan Membimbing Diskusi 1 Pengertian

Diskusi adalah suatu proses interaksi verbal secara teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan berbagi pengalaman atau informasi, mengkonstruksi konsep, mengambil suatu keputusan, atau memecahkan masalah. 2 Tujuan

Membimbing diskusi kelompok dimaksudkan agar tujuan diskusi kelompok tercapai secara efisien dan efektif.

3 Komponen

a Memusatkan perhatian

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan, pada bagian belakang kartu matching cards menggunakan warna kontras dari biru tua yaitu merah marun dengan warna emas yang melambangkan pekerjaan

Pengujian kinerja traktor tangan Huanghai DF-12L dengan berbagai campuran bahan bakar dalam mengolah tanah pada penelitian ini dilakukan di lahan kering (lahan

Mengisikan huruf untuk harga satuan kemudian klik simpan No penerimaan : inv01/2018 no pemesanan : ord01/2018 supplier : kombi farma kode obat : OB001 nama obat :

Metode penelitian yang digunakan adalah socio-legal yang melakukan studi tekstual dan menganalisis secara kritikal kebijakan lokalisasi data dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82

Adapun peran yang dimaksud oleh penulis disini adalah usaha yang menjadi bagian terpenting dari guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan nilai-nilai toleransi

Berdasarkan pembahasan dan tujuan penelitian ini maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata kandungan merkuri terakumulasi dalam tanah sawah sebesar 77,897 ppm,

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1948, tentang pendaftaran dan pemberian izin kepemilikan senjata api pada Pasal 9 dinyatakan, bahwa setiap orang yang bukan anggota

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Balai Besar Selulosa Ban Kepala Balai Penelitian Pulp dan staf yang telah memberi izin dan bantuan kepada