• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1202764 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1202764 Chapter3"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum (1999, hlm. 19), pada prinsipnya diterapkannya PTK dimaksudkan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian praktis karena peneliti berada langsung dan dihadapkan pada peristiwa nyata yaitu tindakan pendidik sehari-hari dalam proses pembelajaran di kelas.

Dalam buku Penelitian Tindakan (Action Research) (1999, hlm. 20-22) dijelaskan, desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart menjadikan komponen

acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) menjadi satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan

bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

Perencanaan di dalam pembelajaran adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2. Pelaksanaan

(2)

3. Observasi

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan suatu tindakan berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian antara perencanaan yang telah ditetapkan dan pelaksanaan yang sedang terjadi.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi, seluruh data yang terkumpul akan melalui tahap analisis, interpretasi dan evaluasi untuk mencari penyelesaian yang efektif.

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas

(3)

B.Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Kelas yang akan dijadikan tempat penelitian terdiri dari 36 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Siswa berasal dari suku sunda, jawa, dan ada sebagian berasal dari suku sumatera, seluruh siswa beragama islam. Penelitian ini ditujukan kepada seluruh siswa. Kelas dibagi menjadi tujuh kelompok secara heterogen. Siswa dalam setiap kelompok berasal dari jenis kelamin dan latar belakang keluarga berbeda-beda.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu Sekolah Dasar di Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Sekolah ini termasuk sekolah dengan jumlah siswa cukup banyak dimana masing-masing tingkatan kelas terdiri dari 3 rombel dengan jumlah siswa pada tahun ajaran 2015-2016 berjumlah 638 siswa. Dengan jumlah siswa tersebut, jumlah guru dan pegawai adalah 33 orang. Waktu belajar siswa kelas V yaitu setiap pagi, dimulai dari pukul 07.30

sampai dengan pukul 12.00. Kondisi sarana cukup memadai berupa tersedianya perpustakaan dan lab IPA. Di setiap kelas juga sudah dilengkapi dengan fasilitas LCD proyektor.

C.Prosedur Administratif Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilakukan setelah peneliti mengetahui fokus penelitian yang akan diteliti. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi, observasi, menemukan fokus penelitian apa yang harus diteliti. Hasil temuan tersebut direfleksi untuk menentukan cara pemecahan masalah tersebut. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu harus melalui prosedur administratif yaitu:

1. Pengajuan Proposal

(4)

memperoleh teori pendukung yang sesuai. Kemudian proposal diajukan kepada dosen pembimbing lapangan.

2. Pengajuan SK

Pengajuan Surat Keterangan Dosen Pembimbing dilakukan setelah proposal yang diajukan mendapat persetujuan dosen pembimbing lapangan dan dinyatakan boleh melanjutkan pada tahap pengajuan SK. Pengajuan SK dilaksanakan pada 1 April 2016 pada bagian akademik Fakultas yang bersangkutan.

3. Pembuatan SK

Proses pembuatan SK pembimbing memakan waktu sekitar 2 minggu, sehingga SK pembimbing yang diajukan peneliti turun pada tanggal 16 April 2016. Setelah SK pembimbing turun maka peneliti diharuskan memberi lampiran tertentu pada Dinas Kesatuan Bangsa Kota Bandung dan menyerahkan photo copy SK pembimbing pada Prodi terkait.

4. Izin Penelitian

Surat izin penelitian dikeluarkan oleh Dinas Kesatuan Bangsa Kota

Bandung dengan syarat menyerahkan satu lembar surat rujukan dari fakultas. Pembuatan surat izin penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 April 2016 dan langsung diserahkan pada pihak sekolah sebagai lembaga tempat penelitian.

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data temuan dilakukan pada tanggal 29 April 2016 sebagai pertemuan 1. Pengumpulan data kedua dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 sebagai pertemuan 2, dan pengumpulan data terakhir dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2016 sebagai pertemuan 3.

6. Pengolahan Data

(5)

D.Prosedur Substantif Penelitian

1. Pengumpulan Data

a. Bentuk Data

Bentuk data yang didapatkan dari penelitian ini adalah:

1) Data kuantitatif berupa hasil observasi keterampilan kerja sama siswa yang diambil dengan cara memberikan skor 1 apabila ditampilkan siswa dan skor 0 apabila tidak ditampilkan siswa pada sebuah indikator kerja sama.

2) Data kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas yang diperoleh dari hasil pengamatan peneliti dan observer selama pelaksanaan tindakan pada setiap siklus.

b. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar observasi keterampilan kerja sama siswa, catatan lapangan, dan dokumentasi.

1) Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada saat proses pembelajaran berlangsung.

2) Lembar Observasi Keterampilan Kerja Sama Siswa

Lembar observasi ini digunakan untuk mengungkap sejauh mana pencapaian keterampilan kerja sama siswa dalam diskusi kelompok. Tujuan dari lembar observasi ini adalah untuk mengetahui peningkatan rata-rata keterampilan kerja sama siswa pada setiap siklusnya.

3) Catatan Lapangan

(6)

4) Dokumentasi

Alat ini digunakan untuk mendapatkan data berupa gambar yang diambil oleh peneliti dan observer pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.

2. Pengolahan Data

a. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil pengukuran maupun dengan cara mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif. Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif. Data yang dianalisis yaitu persentase keterampilan kerja sama siswa. Penghitungan data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi:

1) Persentase Keterampilan Kerja Sama Siswa

%KK = × 100% Keterangan:

%KK : persentase keterampilan kerja sama siswa

: total skor dari keseluruhan aspek keterampilan kerja sama y : skor maksimal aspek keterampilan kerja sama siswa (12) 2) Menghitung Persentil

Perhitungan persentil digunakan untuk menentukan kriteria keterampilan kerja sama siswa. Langkah pertama adalah mengurutkan data perolehan keterampilan kerja sama siswa pada siklus I dari yang terkecil sampai terbesar. Kemudian mencari letak P33 dan P67 dengan rumus:

Letak Pi di urutan data ke - Keterangan: Pi = persentil ke-i

i = 1, 2, 3, . . ., 99 n = banyaknya data

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat ditentukan kriteria keterampilan kerja sama pada tabel di bawah ini. (Soedyarto & Maryanto, 2009, hlm. 35)

Tabel 3.1 Kriteria Keterampilan Kerja Sama Skala Perolehan Indikator Kerja Sama Kriteria

N < 59% Rendah

59% ≤ N ≤ 75% Sedang

(7)

3) Menghitung Skor Perkembangan Individu

Menurut Slavin (2009, hlm. 159), untuk menghitung skor perkembangan individu dapat dihitung sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Perhitungan Skor Perkembangan Individu

No Skor Kuis Poin Kemajuan

1 Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 5

2 10 hingga 1 poin dibawah skor awal 10

3 Skor awal sampai 10 poin diatasnya 20

4 Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30

5 Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

4) Menghitung Skor Kelompok

Skor kelompok diperoleh dengan cara menghitung rata-rata skor kemajuan anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, maka diperoleh skor kelompok sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.3 Perhitungan Skor Kelompok

No Rata-Rata Kualifikasi

1 0 ≤ N≤ 5

-

2 6 ≤ N ≤ 15

Tim yang baik (Good Team)

3 16 ≤ N ≤ 20

Tim yang baik sekali (Great Team)

4 21 ≤ N ≤ 30

Tim yang istimewa (Super Team)

b. Analisis Data Kualitatif

(8)

kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan keterampilan kerja sama siswa. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam menganalisis data-data tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

1) Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan data, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

2) Klasifikasi Data

Klasifikasi data merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan peneliti.

3) Display Data

Display data atau penyajian data dapat disajikan menggunakan tabel, grafik, piktogram, dan sebagainya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

4) Interpretasi Data

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.2 Perhitungan Skor Perkembangan Individu

Referensi

Dokumen terkait

feedback.. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisasi. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari proses pembuatan surfaktan anionik metil ester sulfonat (MES) dari minyak kelapa menggunakan gelombang

IPA adalah suatu teknik penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan (importance) dan kinerja (performance) yang berguna untuk pengembangan program

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan tersebut di atas, maka penerapan metode VAKT pada anak dapat digunakan untuk meminimalisir dampak hambatan belajar

Membentuk Tim Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Optika Geometri dengan menerapkan pembelajaran kooperatif dengan game

Skor 1 = Apabila contoh-contoh yang ditampilkan sangat kurang dalam menjelaskan konsep-konsep gerakan G03. Skor 2 = Apabila contoh-contoh yang ditampilkan kurang dapat

Teknik REBT menjadi bagian penting dalam program ini, karena teknik REBT merupakan teknik konseling dimana konselor berupaya mengajak konseli menyadari