9
PENGARUH METODE VAKT (VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK, TAKTIL)
TERHADAP PEMAHAMAN KATA SINONIM ANAK TUNARUNGU
Arsy Anggrellanggi Sebelas Maret University E-mail: [email protected]
Abstract: The impact of hearing loss in children with hearing impairment can affect in they language
development, which includes acquiring skills receive information, social interaction processes, the development of intelligence. So to minimize the language barrier in children with hearing impairment is required development of language skills, one of which is the mastery of synonyms. Synonyms can be mastered if they have many vocabularies, and it often used, so they can understand. Based on this background, this study used VAKT (Visual, Auditory, Kinesthetic, Tactile) method to analyze their level of understanding synonyms of deaf children in fifth grade at SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo. The approach used in this study is quantitative. This type of research is a quasi-experimental research design using pattern One group pre test and post test design. The data collection technique using the test method with a form of multiple choice questions, matching, differentiating, essays, and performance. Analysis of experimental data using statistical analysis techniques Non Parametric. Interventions using VAKT method with the allocation of 35 minutes each meeting in eight meetings. The results show the pre-test average was 50.695, and post test results change with the average being 78.47. Then analyzed using a formula sign test (ZH) with Z table 5% two-sided test of 1.96. ZH obtained value of 2.05. It concluded that "There was a significant influence of the use VAKT method on the understanding synonyms of deaf children in fifth grade at SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo".
Keywords: VAKT method, understanding synonyms, deaf children
PENDAHULUAN
Berbahasa merupakan kemampuan menghasilkan simbol-simbol atau kode-kode yang kemudian berkembang lebih lanjut dalam bentuk komunikasi. Sedangkan berkomunikasi antar manusia memerlukan ungkapan yang dapat berupa kata-kata atau bahasa baik bahasa lisan maupun tulis. Winarsih (2007: 18) berpendapat bahwa perkembangan bahasa merupakan proses mengenal kata-kata dan kalimat mulai dari yang sangat sederhana hingga kompleks. Paparan ini menjelaskan bahwa bahasa merupakan hal penting bagi anak selain untuk perkembangan dirinya dalam berbahasa juga sebagai modal untuk anak menyampaikan informasi dan komunikasi dalam bersosialisasi nantinya.
Anak tunarungu mengalami hambatan dalam pemahaman bahasa dan minimnya kepemilikan kosakata yang disebabkan oleh hambatan dalam fungsi pendengaran. Anak tunarungu juga mengalami hambatan dalam pemahaman kata-kata baku sebagai persamaan kosakata yang telah mereka pahami. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk anak tunarungu sesuai Standar Kompetensi dalam Kurikulum 2006 yaitu memahami cerita peristiwa dan cerita sederhana. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia memahami cerita sederhana membutuhkan kemampuan bahasa dan pemahaman kata yang baik dalam mencerna setiap kata atau kalimat agar makna yang terkandung dalam cerita dapat tersampaikan. Sedangkan kosakata anak tunarungu dan pemahaman bahasa terbatas, hal ini juga berpengaruh dalam pemahaman kata sinonim yang
merupakan bagian dari keterampilan berbahasa, maka perlu dikembangkan suatu upaya demi melatih dan meningkatkan kemampuan bahasa serta menambah kosakata yang dimiliki dalam bentuk pemahaman persamaan kata.
Berdasarkan uraian di atas, pemahaman kata sinonim sebagai salah satu kemampuan berbahasa mempunyai peranan yang penting dalam berbagai aspek kehidupan. Artinya bagi anak tunarungu di samping dapat digunakan sebagai bekal sekolah pada jenjang yang lebih atas juga berfungsi untuk menyerap informasi dari berbagai ilmu pengetahuan. Menurut Sadjaah (2005: 17) tidak dimilikinya bahasa oleh anak tunarungu berdampak pada hambatan dalam pendidikan, untuk itu pendidikan dan keterampilan berbahasa-bicara harus dilaksanakan secara priorotas.
Tarigan (2008: 15) menyatakan, seorang guru dapat menolong pelajar memperkaya kosakata dengan jalan memperkenalkan kata sinonim dan imbuhan, dan menerka makna kata dari konteks atau kalimat. Kemudian, Tarigan (2008: 131) melanjutkan bahwa untuk memperoleh sukses yang lebih baik dalam membangun dan meningkatkan daya kata perlu diketahui cara mempergunakan sinonim dalam berbicara dan menulis, serta memahaminya dalam kegiatan membaca. Dengan paparan ini jelas bahwa kata sinonim merupakan suatu bentuk pengembangan keterampilan berbahasa dan memperkaya kosakata. Namun dalam pengembangannya tidak datang d engan sendirinya, melalui latihan bahasa anak dapat memulai mengenal kosakata.
Berdasarkan hasil pengamatan di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman bahasa terutama pemahaman kata sinonim anak tunarungu kelas V sangat kurang. Hal ini terlihat pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan ketika istirahat saat anak tunarungu bersosialisasi dengan orang lain yang berada di sekitar sekolah, diantaranya: (1) anak memerlukan beberapa waktu untuk memahami maksud orang mendengar yang bertanya padanya, (2) orang mendengar harus menunjuk atau menggunakan ejaan jari saat memberi tahu anak maksud dari perkataannya, (3) dalam pelajaran bahasa atau mata pelajaran lain yang memerlukan menulis kata hasil kata-kata yang ditulis anak monoton. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa anak tunarungu memerlukan model atau metode belajar yang tepat dalam pembelajaran bahasa untuk mengatasi masalah dalam pemahaman kata sinonim yang bisa diperoleh melalui pembelajaran bahasa.
Metode VAKT merupakan metode pengajaran membaca, menulis, dan mengeja kata. Pengajaran menggunakan metode VAKT menekankan pemanfaatan multisensori secara stimulan sebagai modal belajar yang dimiliki anak dalam pemrolehan informasi. Informasi yang diterima melalui sensori visual, auditori, kinestetik, dan taktil akan masuk ke dalam persepsi untuk disimpan dalam ingatan, sehingga penggunaan semua jalan pembelajaran di otak pada metode VAKT akan meningkatkan ingatan. Diperkuat Pakasi (dalam Sadjaah, 2005: 47) bahwa makin banyak benda dilihat, didengar, diraba atau dimanipulir, dirasa dan dicium, makin pesat berlangsung perkembangan persepsinya dan makin banyak tanggapan yang diperoleh maka makin pesat perkembangan bahasanya. Implementasi multisensori pada anak tunarungu ketika menggunakan metode VAKT diantaranya yaitu visualisasi gambar kegiatan yang mengandalkan indera penglihatan/ pengamatan, auditorial pengucapan kata yang mengandalkan indera pendengaran dialihkan menjadi membaca ujaran, kinestetik dengan memperagakan kemudian mengisyaratkan tiap huruf dan kata serta menulis di awan sambil memejamkan mata, dan taktil dengan menulis kata menggunakan pensil dan menelusuri kata yang mengandalkan indera perabaan oleh anggota tubuh seperti tangan dan jari.
Berdasarkan analisa yang telah diuraikan tersebut di atas, maka penerapan metode VAKT pada anak dapat digunakan untuk meminimalisir dampak hambatan belajar berbahasa yang dialami anak tunarungu melalui pembelajaran bahasa yang menekankan pada unsur sesori visual, auditori (membaca ujaran), kinestetik, serta taktil dalam pelaksanaannya. Oleh sebab itulah dalam penelitian ini digunakan metode VAKT dalam mengatasi permasalahan bahasa terutama dalam pemahaman kata sinonim yang dialami anak tunarungu kelas V di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo.
METODOLOGI
PENELITIAN
Subyek
Penelitian
Siswa tunarungu kelas V di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo dengan jumlah siswa sebanyak enam anak.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu dengan desain “One group pre-test post-test design”, sebab dilakukan hanya pada satu kelompok pembanding atau kelompok kontrol serta sampel tidak diacak. Menurut Arikunto (2010: 123-125), desain penelitian one group pre-test post-test adalah O1 X O2 dimana observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum intervensi dan sesudah intervensi. Perbedaan antara (O1) dan (O2) yaitu diasumsikan sebagai efek dari eksperimen atau pemberian treatmen.
Pola One group pre-test post-test design sebagai berikut:
Gambar 1. Desain Penelitian
Variabel Penelitian
Variabel bebas: pembelajaran dengan metode VAKT. Variabel terikat: pemahaman kata sinonim anak tunarungu.
Instrumen pengumpulan data
1. Pre test dan pos test2. Intervensi 3.
Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi2. Metode Tes
Bentuk soal pre-tes dan pos-tes sama. Hasil tes dievaluasi menggunakan instrumen penilaian pemahaman kata sinonim.
a. Pelaksanaan pre tes
Tes yang diberikan berupa tes tulis dan unjuk kerja.
b. Pelaksanaan intervensi
Berikut tahapan pelaksanaan intervensi: 1) Kegiatan awal
2) Kegiatan inti
O1 X O2
Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Aktivitas Program Kegiatan
Intervensi 1
Pelaksanaan intervensi dengan langkah-langkah: 1. Mengamati rangkaian gambar cerita 1 paragraf 1-4.
2. Menyimak dan menirukan pengucapan kalimat dan kata s inonim. 3. Menggarisbawahi kata sinonim pada cerita bergambar.
4. Mengisyaratkan kata dan kalimat setiap sinonim. 5. Menulis kata sinonim di papan tulis.
6. Memperagakan sinonim kata kerja.
7. Menulis kalimat dan kata sinonim di buku tulis.
Intervensi 2
Pelaksanaan intervensi dengan langkah-langkah: 1. Mengamati rangkaian gambar cerita 1 paragraf 5-7.
2. Menyimak dan menirukan pengucapan kalimat dan kata sinonim. 3. Menggarisbawahi kata sinonim pada cerita bergambar.
4. Mengisyaratkan kata dan kalimat setiap sinonim. 5. Menulis kata sinonim di papan tulis.
6. Menulis kalimat dan kata sinonim di buku tulis.
Intervensi 3
Pelaksanaan intervensi dengan langkah-langkah: 1. Mengamati rangkaian gambar cerita 1 paragraf 8-10
2. Menyimak dan menirukan pengucapan kalimat dan kata sinonim. 3. Menggarisbawahi kata sinonim pada bergambar.
4. Mengisyaratkan kata dan kalimat setiap sinonim. 5. Menulis kata sinonim di papan tulis.
6. Memperagakan sinonim kata kerja.
7. Menulis kalimat dan kata sinonim di buku tulis. Intervensi 4 Pelaksanaan intervensi pengulangan materi cerita 1.
Intervensi 5
Pelaksanaan intervensi dengan langkah-langkah: 1. Mengamati rangkaian gambar cerita 2 paragraf 1-4.
2. Menyimak dan menirukan pengucapan kalimat dan kata sinonim. 3. Menggarisbawahi kata sinonim pada cerita bergambar.
4. Mengisyaratkan kata dan kalimat setiap sinonim. 5. Menulis kata sinonim di papan tulis.
6. Memperagakan sinonim kata kerja.
7. Menulis kalimat dan kata sinonim di buku tulis.
Intervensi 6
Pelaksanaan intervensi dengan langkah-langkah: 1. Mengamati rangkaian gambar cerita 2 paragraf 5-7.
2. Menyimak dan menirukan pengucapan kalimat dan kata sinonim. 3. Menggarisbawahi kata sinonim pada cerita bergambar.
4. Mengisyaratkan kata dan kalimat setiap sinonim. 5. Menulis kata sinonim di papan tulis.
6. Menulis kalimat dan kata sinonim di buku tulis.
Intervensi 7
Pelaksanaan intervensi dengan langkah-langkah: 1. Mengamati rangkaian gambar cerita 2 paragraf 8-10
2. Menyimak dan menirukan pengucapan kalimat dan kata sinonim. 3. Menggarisbawahi kata sinonim pada cerita bergambar.
4. Mengisyaratkan kata dan kalimat setiap sinonim. 5. Menulis kata sinonim di papan tulis.
6. Memperagakan sinonim kata kerja.
7. Menulis kalimat dan kata sinonim di buku tulis. Intervensi 8 Pelaksanaan intervensi pengulangan materi cerita 2.
3. Kegiatan akhir
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 2. Data Hasil Penilaian Pemahaman Kata Sinonim Siswa Tunarungu Kelas V Sebelum Menggunakan Metode VAKT di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo
Nama
Aspek pemahaman kata sinonim
S kor Nilai A B C D A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2 AY 2 2 2 2 2 2 2 1 15 62,5 TT 1 1 1 1 1 1 1 1 8 33,33 BK 2 1 2 2 2 2 1 1 13 54,167 II 2 2 2 2 2 2 2 2 16 66,67 RD 1 1 2 2 1 1 1 1 10 41,67 RA 1 1 2 2 2 1 1 1 11 45,83 S kor 9 8 11 11 10 9 8 7 73 50,695 Keterangan: A. Kemampuan menyebutkan
A.1. Menyebutkan kalimat dan kata sinonim dalam cerita 1. A.2. Menyebutkan kalimat dan kata sinonim dalam cerita 2. B. Keterampilan memperagakan
B.1. Keterampilan memperagakan sinonim kata kerja dalam cerita 1. B.2. Keterampilan memperagakan sinonim kata kerja dalam cerita 2. C. Kemampuan menuliskan
C.1. Menuliskan kalimat dan kata sinonim dalam cerita 1. C.2. Menuliskan kalimat dan kata sinonim dalam cerita 2. D. Kemampuan membedakan
D.1. Membedakan kata sinonim dengan kata bukan sinonim dalam cerita 1. D.2. Membedakan kata sinonim dengan kata bukan sinonim dalam cerita 2.
Tabel 3. Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Metode VAKT pada Pemahaman Kata Sinonim Siswa Tunarungu
No
A
spe
k
Kegiatan yang diamati
Total skor setiap pertemuan dengan tahapan metode VAKT (%) Rata-rata (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 1 V
1.1. M engamati rangkaian gambar
cerita 61,11 66,67 66,67 72,22 55,56 72,22 72,22 77,78 67,78
1.2. M engamati teman dan guru
memperagakan kata sinonim 44,44 50 55,56 72,22 61,11 61,11 66,67 66,67 58,99
2 A
2.1. M enyimak/membaca ujaran pengucapan kalimat dan kata sinonim
55,56 55,56 61,11 66,67 50 77,78 83,33 83,33 66,11
2.2. M engucapkan kalimat dan kata
sinonim 38,89 38,89 55,56 61,11 50 66,67 72,22 72,22 55,56
3 K
3.1. M emperagakan sinonim kata kerja
dalam cerita 61,11 61,11 66,67 77,78 61,11 88,89 94,44 94,44 75,56
3.2. M enulis kalimat dan kata sinonim
di papan tulis 33,33 38,89 50 66,67 66,67 72,22 72,22 72,22 57,78
3.3. M engisyaratkan kalimat dan kata
sinonim dalam cerita 50 50 61,11 72,22 83,33 83,33 83,33 88,89 70,55
4 T
4.1. M enggarisbawahi setiap kata sinonim pada lembar cerita bergambar
50 44,44 50 61,11 72,22 72,22 72,22 77,78 63,33
4.2. M enulis kalimat dan kata sinonim
dengan pensil di buku tulis 50 50 55,56 61,11 66,67 66,67 72,22 83,33 63,33
Rata-rata skor setiap pertemuan (%) 49,38 50,62 58,03 67,9 62,96 73,46 76,54 79,63
Dari hasil pelaksanaan intervensi dengan menggunakan metode VAKT, kemudian dianalisis untuk mengkaji kegiatan siswa pada setiap aspek.
Hal tersebut dilakukan untuk mencari rata-rata persentasi siswa pada aspek yang diamati dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Tabel 4. Data Hasil Penilaian Pemahaman Kata Sinonim Siswa Tunarungu Kelas V Setelah Menggunakan Metode VAKT Di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo
Nama
Aspek pemahaman kata sinonim
S kor Nilai A B C D A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2 AY 2 2 3 3 3 3 2 2 20 83,33 TT 2 2 2 2 2 2 1 2 15 62,5 BK 3 3 2 2 3 3 2 2 20 83,33 II 3 3 3 3 3 3 2 2 22 91,67 RD 2 2 3 3 2 2 2 2 18 75 RA 2 2 3 3 2 2 2 2 18 75 S kor 14 14 16 16 15 15 11 12 113 78,47
Tabel 5. Tabel Kerja Perubahan Nilai Pre Tes dan Pos Tes Pemahaman Kata Sinonim Siswa Tunarungu Menggunakan Metode VAKT
No. Nama Nilai Perubahan tanda
(X2-X1) Pre tes (X) Pos tes (Y)
1 AY 62,5 83,33 + 2 TT 33,33 62,5 + 3 BK 54,167 83,33 + 4 II 66,67 91,67 + 5 RD 41,67 75 + 6 RA 45,83 75 + Rata-rata 50,695 78,47 X = 6
Jumlah sampel penelitiannya kecil yaitu n = 6, maka rumus yang digunakan adalah “Uji tanda” (Sign Test). Perubahan diatas kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus sign test (Zh). Adapun perolehan data sebagai berikut:
Diketahui: n = 6 P = 0,5 Maka: X= Jumlah tanda plus (+) – p = 6 – 0,5 = 5,5 Mean (µ) = n . p = 6 . 0,5 = 3 σ = = = = 1,22 Zh = x - µ = 5,5 – 3 = 2,05 Interpretasi Data
Nilai kritis ᾳ =5% (pengujian dilakukan dengan dua sisi), maka nilai kritis = ± Z½ ᾳ = ± 1,96.
Ho diterima bila - 1,96 Zh + 1,96. Ho ditolak bila Zh > +1,96 atau Zh < - 1,96. Nilai Zh yang diperoleh dalam hitungan adalah 2,05 lebih besar dari pada nilai kritis ᾳ =5% yaitu 1,96 sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode VAKT terhadap pemahaman kata
sinonim siswa tunarungu kelas V di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo.
Hasil pengamatan pelaksanaan metode VAKT pada pertemuan 1 hingga 8 secara bertahap siswa dapat melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan metode VAKT dengan baik. Kegiatan yang memerlukan bantuan dan instruksi yakni mengucapkan kalimat dan kata sinonim. Sedangkan kegiatan yang mandiri dilakukan diantaranya mengamati gambar, menyimak, menggarisbawahi, mengisyaratkan, dan menulis di buku.
Berdasarkan data hasil penilaian pemahaman kata sinonim siswa tunarungu sebelum dan setelah menggunakan metode VAKT terdapat p eningkatan skor dalam setiap aspek penilaian.
PEMBAHASAN
Hasil pengujian dua sisi yang telah dianalisis menunjukkan bahwa nilai Z hitung 2,05 lebih besar daripada nilai kritis Z 5% yaitu 1,96, sehingga diketahui bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima. Hal ini menunjukkan ada peningkatan yang signifikan dalam pemahaman kata sinonim siswa tunarungu kelas V menggunakan metode VAKT di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo. Sehingga membuktikan bahwa pemilihan dan penggunaan metode yang tepat dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa anak tunarungu terutama dalam pemahaman kata sinonim.
Skor yang dperoleh
X 100% Skor maksimum = 18
Rata-rata pada hasil pengamatan awal pelaksanaan metode VAKT, kegiatan mengucapkan kalimat dan kata sinonim memperoleh persentasi paling rendah yakni 55,56%, menunjukkan bahwa siswa kesulitan melaksanakan kegiatan tersebut sehingga membutuhkan bantuan berupa pengejaan per kata. Ini terjadi karena pengaruh dari gangguan pendengaran siswa. Seperti yang dikemukakan Sadjaah (2005: 30), gangguan pendengaran menjadikan keterbatasan dalam mengekspresikan bahasanya secara verbal (berujar).
Berdasarkan data hasil penilaian pemahaman kata sinonim terdapat pengingkatan pada tiap aspek. Pada aspek memperagakan kata kerja adalah pencapaian persentasi tertinggi dari aspek penilaian yang lain. Hal ini dikarenakan anak lebih memahami dan mudah mengingat ketika anak melakukan kegiatan yang dipelajarinya. Kemudian pada aspek menyebutkan kalimat dan kata sinonim serta menulis kalimat dan kata sinonim peningkatan yang terjadi mencapai hasil yang cukup baik. Sedangkan pada aspek membedakan kata sinonim dengan kata bukan sinonim adalah pencapaian persentasi paling rendah, namun dalam pengamatan pelaksanaan intervensi anak dapat membedakan kata sinonim dengan kata bukan sinonim dengan baik dikarenakan anak memerlukan bantuan dalam pemahaman kata yang berbeda atau kata yang bukan merupakan sinonimnya.
KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN
IMPLIKASI
Kesimpulan
1. Penggunaan metode VAKT dapat membantu kegiatan pembelajaran bahasa khususnya dalam pemahaman kata sinonim anak tunarungu karena mampu menarik perhatian, minat dan motivasi siswa dengan pemanfaatan multisensori (visual, auditori/ menyimak, kinestetik, taktil). Ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai yang signifikan siswa tunarungu dalam penelitian.
2. Data hasil pemahaman kata sinonim siswa tunarungu kelas V SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo sebelum dilakukan intervensi melalui metode VAKT menujukkan nilai dengan rata-rata 50,695 dan setelah dilakukan intervensi menunjukkan peningkatan hasil yang mencapai rata-rata 78,47. Adanya peningkatan yang signifikan pemahaman kata sinonim siswa tunarungu kelas V di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo dari sebelum dan setelah dilakukan intervensi menggunakan metode VAKT memberikan jawaban atas rumusan masalah dan kesesuaian hipotesis yakni ada pengaruh metode VAKT terhadap pemahaman kata sinonim anak tunarungu kelas V di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo.
Rekomendasi dan Implikasi
1. Guru: Penggunaan metode VAKT dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode belajar anak untuk meningkatkan pemahaman kata sinonim dan pengembangan kemampuan berbahasa siswa tunarungu di sekolah. Karena metode VAKT adalah metode yang menggunakan kombinasi antara visual, auditori, kinestetik, dan taktil sehingga akan tercipta memori yang kuat, pengertian dan makna yang lengkap.
2. Orang tua: Orang tua dapat juga menerapkan metode VAKT sebagai pengajaran berbahasa di rumah. Misalnya mengajarkan tentang persamaan nama atau sebutan untuk kata benda, contoh: almari = lemari; mangkuk = cawan; songkok = peci = kopiah; dsb.
3. Peneliti lanjutan: Peneliti lainnya hendaknya dapat mengadakan penelitian serupa dengan sampel yang jumlahnya lebih besar dan cakupan penelitian lebih luas agar semakin banyak alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta untuk mengetahui penyebab dan solusi dari kekurangan penelitian yang telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliani, Fitri. 2011. Pengaruh Penggunaan Metode VAKT Terhadap Keterampilan Menulis Permulaan Siswa Tunarungu Kelas I SDLB-B Karya Mulia I Surabaya. Sk ripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JPLB FIP Unesa. Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bunawan, Lani. 2000. Penguasaan Bahasa Anak
Tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama. Hana, Jasmin. 2011. “Terapi Kecerdasan Anak Dengan
Dongeng”. Yogyakarta: Berlian Media.
Hidayat, Yayat. 2008. Pengaruh Metode VAKT (Visually Auditory, Kinesthetic, Tactile) dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan pada Anak Tunagrahita Sedang Kelas D.2 di SLB ABC Muhammadiyah Sumedang. Skripsi Sarjana PLB FIP UPI Bandung (http://repository.upi.edu)
Kumpulanistilahcom. 5 Januari 2011. Pengertian Sinonim, (Online), (http://id. shvoong.com/humanities/linguistics/2096392-pengertian_sinonim/#ixzz1q YzWAbwo, diakses 30 Maret 2012).
Kurikulum Pendidikan Luar biasa. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SDLB-B. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lerner, Janet. 2006. Learning Disabilities: Theories, Diagnosis, and Teaching Strategies. USA:Houghton Mifflin Company.
Nuraeni. 2010. Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Penggunaan Adjektiva Ureshii, Tanoshii, dan Yorokobashii, (Online),
(http://repositoryupi.edu/operator/
upload/s_c0551_060193_chapter2.pdf, diakses 20 Mei 2012).
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suparman. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Sadjaah, Edja. 2005. Pendidikan Bahasa Bagi Anak
Gangguan Pendengaran Dalam Keluarga. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional. Saleh, Samsubar. 1996. Statistik Non Parametrik Edisi
Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 2007. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Tarigan, Guntur H. 2008. Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandug: Angkasa.
Tarigan, Guntur H. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
Thea. 30 Januari 2012. The Thea Diary. Cerita Rakyat Indonesia – 1, (Online), (http://thetheadiary.com/?p=880, diakses 29 Mei 2012)
Thea. 31 Desember 2011. The Thea Diary. Cerita Rakyat Indonesia, Dongeng Anak Sebelum Tidur – 2, (Online), (http://thetheadiary.com/ ?p=458, diakses 29 Mei 2012)
Tim penyusun. 2006. Panduan Penulisan Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: UNESA pers.
Wibowo, Mungin Eddy. 2012. Standar Nasional Pendidikan. Makalah disajikan dalam Workshop Penyusunan Pedoman Kompetensi Siswa se-Indonesia. Surakarta 28 April – 1 Mei 2009.
Winarsih, Murni, 2007. Intervensi Dini Bagi Anak Tunarungu Dalam Pemerolehan Bahasa. Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional.