• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DII DI SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DII DI SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DII DI SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh : Sri Mulyati NIM: 1106669

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DII DI SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG

OLEH :

Sri Mulyati 1106669

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sri Mulyati 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember

2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

i

PENERAPAN METODE MATERNAL REFLEKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA

ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG

Sri Mulyati 1106669 ABSTRAK

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran. Dengan kurang berfungsinya indera pendengaran tersebut, maka anak tunarungu tidak mengalami perkembangan atau pemerolehan bahasa seperti halnya yang terjadi pada anak mendengar, sehingga mereka mengalami hambatan dalam berkomunikasi dan keterbatasan kemampuan berbahasa.Salah satu kemampuan berbahasa yang harus dikuasai anak tunarungu adalah membaca. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah metode yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah Metode Maternal Reflektif (MMR), yaitu sebuah metode bahasa yang menggunakan percakapan sebagai kegiatan utamanya. Permasalahan yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah:“Apakah penerapan Metode Maternal Reflektif dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu kelas D2 di SLB Al-Fithri Kabupaten Bandung?”Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa kelas D2 SLB Al-Fithri Kabupaten Bandung sebelum dan sesudah diterapkan Metode Maternal

Reflektif.Penelitian inimenggunakanmetodedenganpendekatan kuantitatif,

yaitumelalui metode single subject researchmodel desain A-B-A, yaitu A-1 (Baseline 1), B (Intervensi), A-2 (Baseline 2).Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis dengan menggunakan instrumen bacaan dan soal tertulis.Setelah dilakukan pengolahan data, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan

Metode Maternal Reflektif.Dengandemikian, penerapanMetode Maternal

Reflektifdapatmeningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak

tunarungu kelas D2 SLB Al-Fithri Kabupaten Bandung.Penulis menyarankan agar guru-guru di SLB Al-Fithri Kabupaten Bandung dapat menerapkan Metode Maternal Reflektif sebagai salah satu metode dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.

(5)

i

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENT METHODICS MATERNAL REFLEKTIF IN INCREASES ABILITY TO READ GRASP ON CLASSES DEAF CHILD II. SLB AL

FITHRI BANDUNG'S REGENCY

Sri Mulyati 1106669

ABSTRACTEDLY

Deaf child is child that experience hearing trouble. With its functioning reducing that hearing, therefore child deaf not experience developing or gets language as well as that happening on child hears, so they experience interference in get communication and ability limitation get language. One of ability gets language who shall gain control deaf child is read. Therefore, need to mark sense one method which can increase ability reads grasp on deaf child. One of method which can be applied is Maternal Reflektif's Method (MMR), which is one lingual method that utilizes to kept the ball rolling as activity of its main. About problem which wants at revealing in observational it is:“What implemented Method Maternal Reflektif can increase ability reads grasp on classes deaf child D2 at SLB Al Fithri Bandung's Regency?”To the effect this research is subject to be know ability to read student grasp brazes D2 SLB Al Fithri Bandung's Regency before and after applied by Maternal Reflektif's Method. This research utilize method with quantitative approaching, yaitumelalui methodics single subject research model designs A b A, which is A 1 (Baseline 1), B (Intervention), A - 2 (Baseline 2). Data collecting tech that is utilized is essay by use of been written reading and problem instrument is written. After been done data processing, gotten by observational result that points out that exists distinctive signifikan's one among ability reads student before and after given by conduct by use of Method Maternal Reflektif. Thus, implement Methodics Maternal Reflektif can increase ability reads grasp on classes deaf child D2 SLB Al Fithri Bandung's Regency. Writer suggests that teachers at SLB Al Fithri Regency Bandung can apply Maternal Reflektif's Method as one of method in indonesian learning at brazes.

(6)

vi

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GRAFIK... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian... 5

G. Struktur Organisasi Skripsi... 6

BAB II PENGARUH METODE MATERNAL REFLEKTIF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK TUNARUNGU 1. Konsep Teori... 7

a. Pengertian Tunarungu... 7

b. Klasifikasi Tunarungu... 8

c. Dampak ketunarunguan Terhadap Perkembangan Anak Tunarungu………... 9

2. Konsep Dasar Membaca Pemahaman... 12

a. Pengertian Membaca... 12

b. Tujuan Membaca... 13

c. Jenis-Jenis Membaca... 13

d. Pengertian Membaca Pemahaman... 14

(7)

vii

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4. Metode Maternal Reflektif... 16

a. Pengertian Metode Maternal Reflektif... 16

b.Prasyarat dan Tahapan Kegiatan Belajar Mengajar dengan Metode Maternal Reflektif... 19 c. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Metode Reflektif... 21 5. Penelitian Terdahulu yang Relevan... 23

6. Kerangka Pemikiran... 24

7. Hipotesis Penelitian... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian... 26

1. Variabel Bebas... 26

2. Variabel Terikat... 27

B. Metode Penelitian... 27

C. Subjek dan Lokasi Penelitian... 28

1. Subjek Penelitian... 28

2. Lokasi Penelitian... 29

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data... 29

1. Instrumen Pengumpulan Data... 29

2. Teknik Pengumpulan Data... 32

3. Teknik Pengolahan Data... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN A. Hasil Penelitian Pada Aspek Menjawab Pertanyaan Dengan Kata Tanya... 34 1. Hasil Penelitian... 34

2. Analisa Data... 38

a. Analisis Dalam Kondisi... 38

b. Analisis Antar Kondisi... 47

(8)

viii

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Analisa Data... 58

a. Analisis Dalam Kondisi... 58

b. Analisis Antar Kondisi... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 83

B. Saran... 83

1. Bagi Pendidik... 84

2. Bagi Peneliti Selanjutnya... 84

(9)

ix

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Data Baseline 1 (A-1)... 34

4.2 Data Intervensi (B)... 35

4.3 Data Baseline 2 (A-2)... 36

4.4 Hasil Pengukuran Menjawab Pertanyaan dengan Kata Ganti Tanya.. 37

4.5 Data Panjang Kondisi... 39

4.6 Data Estimasi Kecenderungan Arah... 40

4.7 Kondisi Kecenderungan Stabilitas Menjawab Pertanyaan Kata Ganti Tanya... 44 4.8 Kondisi Jejak Data... 44

4.9 Kondisi Level Stabilitas dan Rentang (Level stability and range)... 45

4.10 Kondisi Perubahan Level (Level Change)... 45

4.11 Hasil Analisis Visual dalam Kondisi Menjawab Pertanyaan dengan Kata Ganti Tanya... 46 4.12 Jumlah Variabel yang Diubah... 47

4.13 Kecenderungan Arah dan Efeknya... 48

4.14 Perubahan Kecenderungan Stabilitas... 48

4.15 Kondisi Perubahan Level... 49

4.16 Data Persentase Overlap... 51

4.17 Hasil Analisis Antar Kondisi... 52

4.18 Data Baseline 1 (A-1)... 54

4.19 Data intervensi (B)... 55

4.20 Data baseline 2 (A-2)... 56

4.21 Hasil Pengukuran Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Bacaan.... 57

4.22 Panjang Kondisi... 58

4.23 Data Estimasi Kecenderungan Arah... 59

(10)

x

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Kembali Isi Bacaan...

4.25 Kondisi Jejak Data (Date Path)... 64

4.26 Kondisi Level Stabilitas dan Rentang (Level Stability atau Range)... 64

4.27 Kondisi Perubahan Level (Level Range)... 65

4.28 Hasil Analisis Visual dalam Kondisi Kemampuan Menceritakan Kembali Isi Bacaan... 65 4.29 Jumlah Variabel yang Diubah... 67

4.30 Kecenderungan Arah dan Efeknya... 68

4.31 Perubahan Kecenderungan Stabilitas... 68

4.32 Perubahan Level... 69

4.33 Data Persentase Overlap... 71

4.34 Hasil Analisis Antar Kondisi Kemampuan Menceritakan Kembali

Isi Bacaan...

71

4.35 Rangkuman Data Hasil Baseline 1 (A-1), Intervensi (B) dan

Baseline 2 (A-2)...

73

4.36 Rangkuman Analisis Visual Dalam Kondisi Kemampuan Membaca

Pemahaman...

75

4.37 Rangkuman Analisis Visual Antar Kondisi Kemampuan Membaca

Pemahaman...

(11)

xi

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

4.1 Hasil Baseline 1 (A-1)... 35

4.2 Hasil Intervensi (B) ... 36

4.3 Hasil Baseline 2 (A-2) ... 37

4.4 Hasil pengukuran Baseline 1 (A1), Intervensi (B), dan Baseline 2 (A-2) ... 38

4.5 Estimasi Kecenderungan Arah... 39

4.6 Kecenderungan Stabilitas Baseline 1 (A-1) ... 41

4.7 Kecenderungan Stabilitas Intervensi (B) ... 42

4.8 Kecenderungan Stabilitas Baseline 2 (A-2) ... 43

4.9 Data overlap Baseline 1 (A-1) dan Intervensi (B) ... 50

4.10 Data overlap intervensi (B) dan Baseline 2 (A-2) ... 51

4.11 Mean Level Menjawab Pertanyaan... 53

4.12 Hasil Baseline 1 (A-1) ... 54

4.13 Hasil Intervensi (B) ... 55

4.14 Hasil Baseline 2 (A-2) ... 56

4.15 Hasil Pengukuran Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline 2 (A-2) ... 57

4.16 Estimasi Kecenderungan Arah... 59

4.17 Kecenderungan Stabilitas Baseline 1 (A-1) ... 61

4.18 Kecenderungan Stabilitas Intervensi (B) ... 62

4.19 Kecenderungan Stabilitas Baseline 2 (A-2) ... 63

4.20 Data Overlap Baseline 1 (A-1) dan Intervensi (B) ... 70

4.21 Data Overlap Intervensi (B) dan Baseline 2 (A-2) ... 71

(12)

xii

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Baseline 2 (A-2) ... 73

4.23 Hasil Baseline 1 (A-1), Intervensi (B) dan Baseline 2 (A-2)... 74

4.24 Kecenderungan Arah... 74

4.25 Mean Level Kemampuan Membaca Pemahaman... 79

DAFTAR LAMPIRAN

I. Kisi-Kisi Instrumen

RPP

Instrumen Penelitian

II. Expert Judgement

III. Hasil Baseline 1 (A-1)

Hasil Intervensi (B)

Hasil Baseline 2 (A-2)

IV. Surat Izin

(13)

1

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki

kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dengan anak normal lainnya. Mereka membutuhkan

layanan pendidikan khusus sesuai dengan kondisi yang dimilikinya, baik kondisi

fisik, mental, sosial ataupun kondisi emosi. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 32 ayat 1

mengenai pendidikan khusus menyebutkan bahwa:

Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Pasal tersebut di atas menjelaskan bahwa pendidikan khusus adalah

pendidikan bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus disesuaikan dengan

kelainannya (baik bawaan atau yang diperoleh kemudian).

Salah satu dari kategori anak berkebutuhan khusus adalah anak tunarungu,

mereka membutuhkan metode dalam menunjang proses belajarnya. Tunarungu

adalah istilah umum yang menunjukkan kesulitan dalam mendengar dari yang

ringan sampai yang berat digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar. Orang

tuli (deaf) adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga

menghambat proses perolehan informasi bahwa melalui pendengarannya, dengan

atau tanpa alat bantu dengar. Orang kurang dengar (hard of hearing) adalah

seseorang yang pada umumnya dengan menggunakan alat bantu dengar. Cukup

memungkinkan keberhasilan memproses informasi bahasa melalui

pendengarannya.

Maka dapat disimpulkan bahwa tunarungu adalah seseorang yang

mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian

atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat

pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap

(14)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

menjadi terhambat, sehingga menghambat terhadap perkembangan kepribadian

secara keseluruhan, misalnya perkembangan intelegensi emosi dan sosial.

Akibat kurang berfungsinya pendengaran, anak tunarungu mempelajari

keadaan di lingkungan sekitarnya melalui mata. Maka anak tunarungu disebut sebagai “Insan Pemata”.

Melalui mata, anak tunarungu memahami bahasa lisan atau oral, selain

melihat gerakan dan ekspresi wajah lawan bicaranya mata anak tunarungu juga

digunakan untuk membaca ujaran orang yang berbicara.

Pendengaran merupakan indera utama untuk dapat memperoleh bahasa dan

bicara. Apabila dilihat dari fisik, anak tunarungu tidak berbeda dengan anak pada

umumnya. Dampak gangguan pendengaran berpengaruh terhadap perolehan

bahasa anak tunarungu sehingga perkembangan bahasanya menjadi terhambat.

Pada umumnya, anak tunarungu mengalami kesulitan dalam aspek

kemampuan berbicara, memahami pembicaraan, memahami bacaan,

menyampaikan ide secara lisan atau tertulis.

Menurut Somad dan Hernawati (1995, hlm. 32): “Dengan adanya

keterbatasan dalam pendengaran maka proses pembelajaran mereka menekankan

pada fungsi alat indera lain yang masih berfungsi diantaranya indera penglihatan

(visual), taktil dan kinestetik.”

Sebagaimana kita ketahui bahwa anak tunarungu mengalami kesulitan

dalam menangkap dan mengerti pesan atau informasi yang disampaikan dalam

sebuah bawaan. Hal ini dikarenakan minimnya masukan suara yang diterima,

keterbatasan juga pengalaman bahasa yang mereka miliki.

Menurut Bunawan dan Yuwati (2000, hlm. 51) menyatakan bahwa:

Kemampuan membaca (dalam arti memahami isi tulisan) dinilai penting oleh banyak ahli, karena merupakan sarana terbaik bagi tunarungu memperoleh akses lengkap terhadap dunia bahasa dibandingkan dengan sarana lainnya seperti membaca ujaran, pemanfaatan sisa pendengaran (karena bersifat kurang menetap/kurang lengkap dalam jumlahnya).

Kemampuan membaca membutuhkan suatu kematangan. Bagi anak

tunarungu mengalami kesulitan dalam memperoleh bahasa melalui pendengaran

(15)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Penguasaan keterampilan membaca yang baik akan mempermudah pembaca

memahami isi bacaan, sehingga pesan dalam bacaan tersebut dapat dimengerti

secara benar.

Keterampilan membaca, khususnya dalam memahami isi bacaan bagi anak

tunarungu bukanlah hal yang mudah. Mereka seringkali mengalami kesulitan

dalam menangkap dan mengerti pesan atau informasi yang disampaikan dalam

sebuah bacaan. Hal ini dikarenakan minimnya masukkan suara yang diterima,

juga karena keterbatasan pengalaman bahasa yang mereka miliki.

Yuwati (2004, hlm. 5-6) menyebutkan bahwa syarat agar cepat memahami

isi bacaan pada anak dengar adalah:

Anak harus memiliki pengalaman melalui percakapan tentang situasi dan peristiwa yang terjadi sehari-hari dalam frekuensi yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan untuk memahami makna setiap kata dalam bacaan, sekurang-kurangnya pernah didengar oleh anak 500 (lima ratus) kali.

Menurut Bunawan dan Yuwati (2000, hlm. 153-154) kendala yang dihadapi

anak tunarungu dalam membaca antara lain:

1. Salah tafsir terhadap kata yang tulisannya atau ucapannya mirip dengan kata yang sudah dikenalnya.

2. Kurang cermat dalam memenggal atau membaca kalimat. 3. Kurang memahami arti kiasan.

4. Penguasaan tata bahasa kurang lengkap. 5. Empati kurang berkembang.

6. Anak cenderung berpikir konkrit.

Agar kemampuan memahami isi bacaan mereka tidak lagi ketinggalan

dibandingkan dengan anak normal, maka harus dicari pemecahannya. Salah satu

metode yang saat ini mulai banyak digunakan oleh anak tunarungu yaitu Metode

Maternal Reflektif, karena metode ini dianggap tepat dan dapat dilaksanakan

untuk mengajarkan membaca pada anak tunarungu.

Metode Maternal Reflektif yaitu metode yang meniru cara seorang ibu

memberikan bahasa kepada anaknya dengan menggunakan percakapan sebagai

kegiatan utamanya.

Menurut Van Uden seperti dikutip oleh Bunawan dan Yuwati (2000, hlm.

(16)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

membaca reseptif. Dalam kegiatan membaca berlangsung, siswa dibimbing agar

akhirnya dapat memahami isi bacaan tanpa bantuan orang lain.

Sekolah yang menerapkan Metode Maternal Reflektif, menggunakan percakapan sebagai sarana atau media untuk menyampaikan materi pelajaran, tetapi jauh lebih penting dari itu yaitu percakapan menjadi tujuan pengajarannya. Bunawan dan Yuwati (2000, hlm. 116).

Atas pertimbangan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai penerapan Metode Maternal Reflektif dalam meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu kelas D2 di SDLB

Al-Fithri Kabupaten Bandung.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, berikut

identifikasi masalah dalam penelitian ini:

1. Proses pembelajaran pada anak tunarungu dengan hambatan pendengaran

menyebabkan terhambatnya kemampuan membaca pemahaman.

2. Metode pembelajaran nampaknya belum efektif sehingga diperlukan metode

khusus untuk mengembangkannya dalam pembelajaran membaca.

C. BATASAN MASALAH

Untuk memfokuskan pada bidang penelitian, maka peneliti membatasi

penelitian ini pada penerapan Metode Maternal Reflektif dalam pembelajaran

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, rumusan yang perlu dijawab melalui penelitian

ini adalah:

“Apakah penerapan Metode Maternal Reflektif dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu kelas D2 SDLB Al-Fithri

(17)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

E. TUJUAN PENELITIAN

Berikut ini adalah tujuan dari penelitian:

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui penerapan Metode Maternal Reflektif dalam

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu kelas D2

di SDLB Al-Fithri Kabupaten Bandung.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman sebelum diberi

intervensi menggunakan Metode Maternal Reflektif.

2) Untuk mengetahui kemampuan anak tunarungu di SDLB Al-Fithri

Kabupaten Bandung dalam membaca pemahaman setelah diberi

intervensi menggunakan Metode Maternal Reflektif.

3) Untuk mengetahui apakah penerapan Metode Maternal Reflektif dapat

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu

SDLB Al-Fithri Kabupaten Bandung.

F. MANFAAT PENELITIAN

Berikut adalah kegunaan dari penelitian ini:

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kemudahan dalam penerapan

Metode Maternal Reflektif.

b. Bagi Guru

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan

informasi bagi peneliti juga bagi para pendidik untuk menerapkan Metode

Maternal Reflektif.

(18)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Dengan penerapan Metode Maternal Reflektif, anak akan lebih mudah

dalam meningkatkan kemampuan membaca.

G. STRUKTUR ORGANISASI

Adapun pemaparan urutan penyusunan penulisan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. BAB I, yaitu pendahuluan yang memaparkan latar belakang penelitian,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

serta manfaat penelitian.

2. BAB II, yang merupakan kajian pustaka memaparkan mengenai konsep

dasar tunarungu, membaca pemahaman, Metode Maternal Reflektif,

langkah-langkah pelaksanaan Metode Maternal Reflektif, penelitian

terdahulu yang relevan sebagai salah satu masukkan bagi peneliti, kerangka

pemikiran, serta hipotesis penelitian.

3. BAB III, yaitu metode penelitian yang memaparkan lokasi dan subjek

penelitian, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian,

instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data.

4. BAB IV, membahas hasil penelitian dan analisis penelitian.

(19)

26 Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Bebas

“Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya dependen

(terikat)”. (Sugiono, 2011 hlm. 29).

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini yaitu: Penerapan Metode

Maternal Reflektif.

Penerapan Metode Maternal Reflektif yang dimaksud dalam penelitian ini

yaitu usaha-usaha yang dilakukan oleh guru melalui pedoman yang ada, dengan

cara yang tepat. Dengan melaksanakan percakapan yang sewajarnya,

menggunakan metode tangkap dan peran ganda seperti seorang ibu memberikan

bahasa anaknya yang masih bayi. Menurut Bunawan dan Yuwati (2000, hlm.72)

mengemukakan definisi Metode Maternal Reflektif sebagai berikut:

“...yang dimaksud dengan Metode Maternal Reflektif ini adalah salah satu metode pengajaran bahasa bagi anak tunarungu dengan pendekatan oral – aural dengan menggunakan sisa-sisa pendengaran anak dan menggunakan mulut untuk berbicara secara lisan.”

Penelitian ini menerapkan Metode Maternal Reflektif dalam meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman, dengan cara peneliti memberikan tes bacaan

hasil dari percakapan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Bentuk evaluasi

membaca yang dilakukan dengan cara tes tertulis.

Metode Maternal Reflektif merupakan suatu metode yang menggunakan

percakapan sebagai porosnya yang muncul dari ide, pikiran, perasaan serta

pengalaman yang dialami anak tunarungu dalam kehidupan sehari-hari. Melalui

pengalaman yang diperolehnya, ia dapat belajar untuk mengerti dan terbentuklah

bahasa reseptifnya sehingga ia pun dapat mengekspresikan diri dengan kata-kata

(Bahasa ekspresif). Dalam Metode Maternal Reflektif ini lebih menitikberatkan

kepada percakapan, sebagai cara pendekatan yang dipakai dalam berbahasa agar

(20)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

itulah bahasa kita dibentuk, sebab setiap orang berpikir dengan bahasa yang

dipakainya untuk bercakap.

2. Variabel Terikat

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. (Sugioyono, 2011 hlm. 29).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah: Kemampuan membaca

pemahaman pada anak tunarungu di SLB Al-Fitri Kabupaten Bandung, sehingga

penelitian ini akan menggali informasi sejauh mana Metode Maternal Reflektif

dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa tunarungu.

Membaca pemahaman mempunyai arti memahami isi bacaan untuk

memperoleh informasi baik yang tersurat maupun yang tersirat. Menurut Henry

Guntur Tarigan (1985, hlm. 56):

“Membaca pemahaman adalah merupakan jenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis,

drama tulis serta pola-pola fiksi.”

Adapun aspek-aspek penilaian membaca pemahaman pada penelitian ini

adalah anak dapat memahami isi bacaan dengan menjawab pertanyaan yang

menggunakan kata tanya (apa, siapa, berapa, kapan, di mana dan ke mana), juga

anak dapat menceritakan kembali isi bacaan.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 109):

“Metode penelitian eksperimen merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan tertentu). Penelitian eksperimen ini

memiliki subjek tunggal dengan pendekatan Single Subject Research (SSR).

Penelitian ini menggunakan desain A-B-A yang menunjukan adanya

hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas. Terdapat tiga

tahapan dalam desain A-B-A ini, yaitu: Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline

(21)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Baseline A-1 merupakan pengukuran terhadap kemampuan anak dalam

membaca pemahaman. Adapun aspek-aspek kemampuan yang diteliti meliputi

pemahaman isi bacaan, menjawab pertanyaan dari teks bacaan dan menceritakan

kembali isi bacaan.

Intervensi B (perlakuan atau intervensi), dalam hal ini diberikan intervensi

dengan menerapkan Metode Maternal Reflektif dalam membaca. Adapun

intervensi yang dilakukan yaitu membaca teks bacaan hasil percakapan,

menjawab soal-soal sesuai dengan teks bacaan.

Baseline A-2 yaitu penelitian kembali untuk mengukur kemampuan

membaca pemahaman pada anak setelah diberikan intervensi berupa pembelajaran

membaca dengan Metode Maternal Reflektif. Hal ini juga dilakukan untuk

mengevaluasi penerapan metode tersebut terhadap kemampuan membaca

pemahaman.

C. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang siswa tunarungu kelas D2

SDLB, di SLB Al-Fitri Kabupaten Bandung.

Nama : P.A.

Jenis Kelamin : Perempuan

Kelas : II SDLB

Tempat / tgl lahir : Bandung, 19 September 2005

Agama : Islam

Alamat : Kp. Sukawening RT 001/02

Kec. Cimaung Kab. Bandung

Subjek mengalami ketunarunguan sejak lahir. Hasil identifikasi awal dengan

melakukan wawancara dengan orang tua subjek yang bersangkutan, diketahui

bahwa subjek memiliki kemampuan kognitif yang baik.

Secara umum subjek tidak mengalami permasalahan khususnya dalam hal

(22)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Asesmen awal yang dilakukan peneliti yakni dengan meminta subjek untuk

menjawab pertanyaan dari bacaan hasil percakapan yang sudah dibahas dan

dibaca dengan pelan-pelan dan jelas. Subjek tidak dapat menjawab dengan benar,

ketika diberi pertanyaan ”apa”, maka ia akan menjawab jumlah atau warna benda dan ketika diajukan pertanyaan “siapa” maka ia akan menjawab kata benda.

Berdasarkan asesmen awal yang telah peneliti lakukan, dapat disimpulkan

bahwa subjek memang tidak memahami bacaan, meskipun dalam pembelajaran di

sekolah guru senantiasa membimbing. Oleh karena itu, subjek memerlukan

metode untuk memahami suatu bacaan yang dapat diterapkan secara individual

untuk memahami bacaan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SLB Al-Fitri Kabupaten Bandung yang

beralamat di Jln. Raya Pangalengan KM 26 Desa Cipinang Kec. Cimaung Kab.

Bandung.

D. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Instrumen Pengumpulan Data

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.” (Sugiyono, 2011 hlm. 102).

Instrumen penelitian akan digunakan oleh peneliti untuk mengukur variabel.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian kali ini berbentuk teks bacaan. Materi

bacaan diambil dari bacaan hasil percakapan pada saat Kegiatan Belajar Mengajar

berlangsung. Jumlah soal seluruhnya adalah 10 butir. Jawaban singkat; soal uraian

untuk menceritakan kembali isi bacaan sesuai dengan kata-kata sendiri.

Soal tes membaca pemahaman dibuat dengan terlebih dahulu

memperhatikan komponen-komponen tes membaca pemahaman, yaitu isi bacaan,

bahasa bacaan.

Langkah-langkah yang dilakukan setelah menentukan instrumen penelitian

adalah sebagai berikut:

(23)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Rusyani (2000, hlm. 80) Kisi-kisi tes ini disesuaikan dengan kompetensi dasar dari mata pelajaran

bahasa Indonesia aspek membaca. Adapun kisi-kisi tes tersebut dapat dilihat pada

lampiran.

- Membuat rancangan untuk perlakuan.

Secara garis besar rancangan pembelajaran membaca pemahaman dengan

menggunakan Metode Maternal Reflektif dapat dilihat pada bagan berikut:

Bagan 3.1 Rancangan pembelajaran dengan Metode Maternal Reflektif

- Membuat butir soal

- Soal yang berjumlah 11 soal dengan rincian 10 soal jawaban singkat, dan 1

soal menceritakan kembali (terlampir).

- Membuat kriteria penilaian.

PRA KBM PEMBERIAN

STIMULUS

KBM

PERCAKAPAN Tanggapan, Arahan

VISUALISASI Peragaan, Penugasan,

Menyimak

DEPOSIT

PENILAIAN TINDAK LANJUT

PENGAMATAN Untuk Menilai Proses

(24)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

- Untuk soal no 1 sampai 10 setiap jawaban benar mendapat skor 1, dan

setiap jawaban yang salah mendapat skor 0. Dan untuk soal no 11, skor

yang akan diperoleh anak (0-10) (terlampir)

a. Uji Validitas

1) Instrumen

Instrumen validitas merupakan salah satu syarat dalam membuat sebuah

instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 121) instrumen yang valid

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya.

Adapun definisi valid berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (2003,

hlm. 1258). Berarti: menurut cara semestinya berlaku, sahih. Sedangkan validitas

merupakan sifat benar menurut bahan bukti yang ada, logika, berpikir, atau

kekuatan hukum; sifat valid; kesahihan.

Sebuah instrumen harus melalui tahap uji validitas untuk menghasilkan

innstrumen penelitian yang valid. Instrumen dalam penelitian ini diuji validitasnya

dengan melalui expert-judgement yaitu penilaian instrumen yang telah dirancang

oleh para ahli atau pakar yang berkompetan dibidangnya.

Para ahli yang memberikan judgement dalam penelitian ini berjumlah tiga

orang ahli yang terdiri dari dosen serta guru yang berkompeten dalam bidang

pendidikan khusus. Penilaian yang dilakukan oleh tiga orang ahli tersebut,

dihitung dengan rumus:

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirancang

(25)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

b. Uji Reliabilitas

Reliabel merupakan kriteria lain selain selain valid yang harus diperhatikan

dalam membuat instrumen penelitian. Definisi reliabel dalam kamus Besar Bahasa

Indonesia (2001, hlm. 943) merujuk pada pengertian bahwa realibel yaitu

mendatangkan hasil yang sama pada setiap percobaan yang berhasil; dapat

dipercaya; andal. Adapun menurut Arikunto (2006, hlm. 178), Realibitas

menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument sudah baik.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen ini

menggunakan rumus Spearman Brow yaitu:

(Arikunto, 2006, hlm. 178)

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan

tes dan dokumentasi.

a. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tulis yang berguna

untuk mengukur kemampuan subjek dalam membaca pemahaman. Terdapat tiga

fase dalam penelitian ini, masing- masing fase tersebut adalah sebagai berikut:

1) Baseline-1 (A-1), untuk mengetahui kemampuan awal subjek dalam

membaca pemahaman sebelum diberikan intervensi. Tes ini dilakukan

dengan menggunakan instrument yang telah diuji validitas dan reabilitasnya.

2) Instrument (B), yakni kondisi subjek selama diberikan perlakuan. Peneliti

mengawali dengan memberikan penjelasan mengenai teks bacaan yang

harus dibaca dengan cermat. Kemudian peneliti memberikan perlakuan

dengan menerapkan Metode Maternal Reflektif kepada subjek.

3) Base Line–2 (A2), yaitu untuk mengetahui kemampuan subjek setelah

diberikan perlakuan, sekaligus mengukur sejauh mana intervensi

menggunakan Metode Maternal Reflektif ini dapat meningkatkan

(26)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang

menyeluruh dan objektif mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

3. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul. Setelah data terkumpul

kemudian data di analisis, hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang jelas

tentang hasil intervensi yang dilakukan.

Pada peneliti Single Subject Research, grafik memegang peranan utama

dalam proses analisis. Menurut Sunanto (2006, hlm. 29) bahwa: Pembuatan grafik

memiliki dua tujuan utama yaitu, (1) Untuk membantu mengorganisasi data

sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah untuk

mengevaluasi, dan (2) Untuk memberikan rangkuman data kuantitatif serta

mendeskripsikan target behavior yang akan membantu dalam proses menganalisis

hubungan antara variabel bebas dan teikat.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data-data

tersebut:

1) Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 1.

2) Menskor hasil penilaian pada kondisi intervensi.

3) Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline 2.

4) Membuat tabel penelitian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi

base line 1, intervensi dan base line 2.

5) Membandingkan hasil skor pada kondisi base line 1, intervensi dan base

line2.

6) Membuat analisis data berbentuk grafik garis sehingga dapat dilihat

secara langsung perubahan antara ketiga fase tersebut.

(27)

83

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil keseluruhan analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Metode Maternal Reflektif dapat meningkatkan kemampuan membaca

pemahaman pada subjek P.A.. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan

kemampuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

Kemampuan membaca pemahaman pada aspek menjawab pertanyaan

dengan kata tanya dan menceritakan kembali isi bacaan pada subjek P.A. sebelum

diintervensi menggunakan Metode Maternal Reflektif mencapai skor 2 dari 10

soal yang diberikan, kondisi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan subjek

P.A. dalam kemampuan membaca pemahaman masih rendah. Hal ini dapat dilihat

pada baseline 1 (A-1), hasilnya menunjukkan kemampuan subjek P.A. dalam

menjawab pertanyaan dengan kata tanya sebesar dua poin dan menceritakan

kembali isi bacaan sebesar dua poin.

Kemampuan membaca pemahaman pada aspek menjawab pertanyaan

dengan kata tanya dan menceritakan kembali isi bacaan pada subjek P.A. setelah

diberikan intervensi menggunakan Metode Maternal Reflektif mengalami

peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada baseline 2 (A-2). Perolehan nilai tertinggi

pada aspek menjawab pertanyaan dengan kata tanya sebesar 9 poin dan nilai

terendah sebesar 8 poin, sedangkan pada aspek menceritakan kembali isi bacaan

perolehan nilai tertinggi sebesar 8 poin dan nilai terendah sebesar 6 poin. Adapun

mean level pada baseline 2 (A-2) pada aspek menjawab pertanyaan dengan kata

tanya sebesar 8,75 poin dan pada aspek menjawab kembali isi bacaan sebesar 7

poin.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal

(28)

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1. Bagi Pendidik

Dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan Metode Maternal

Reflektif ini dengan cara:

a. Menciptakan situasi yang membangkitkan minat anak untuk

berkomunikasi. Semua anak diberi kesempatan untuk menyampaikan

hal yang ingin dikatakan anak itu sendiri dalam suasana percakapan,

b. Pendidik hendaklah menciptakan suasana yang komunikatif dan dialogis dengan memperhatikan “Keterarah wajahan” dan Keterarah Suaraan”

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dengan penelitian selanjutnya tentang metode Maternal

Reflektif ini, dapat diungkap dengan lebih spesifik mengenai efektifitas penerapan

metode Maternal Reflektif pada mata pelajaran selain bahasa Indonesia terhadap

(29)

85

Sri Mulyati, 2015

PENERAPAN METOD E MATERNAL REFLEKTIF D ALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PAD A ANAK TUNARUNGU KELAS II SLB AL-FITHRI KABUPATEN BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: Rineka Cipta.

Bunawan, L. (1983). Psikologi Anak Tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama.

Bunawan, L. dan Yuwati, S.M. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta : Yayasan Santi Rama.

Dwidjosumarto, A. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Rusyani, E. (1998). Pengembangan Model Pembelajaran Metode Maternal Reflektif Dalam Bahasa Indonesia di SLB-B (Anak Tunarungu). Tesis Program Pasca Sarjana IKIP Bandung: Tidak diterbitkan.

Sugiyono (2012). Metode Penlitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: C.V. Alfabeta.

Sunanto, Juang (2005). Pengantar Penelitian dengan Subjek Tunggal. Otsuka: University of Tsukuba.

Tarigan, D. dan Tarigan, G.H. (1989). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim Dosen UPI (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Widayanti, A. (1999). Aplikasi Keterampilan Berbahasa Dalam Mata Pelajaran IPA Bagi Anak Tunarungu Makalah Sarjana Pendidikan Luar Biasa FIP IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Referensi

Dokumen terkait

For English teachers of Junior High School, it is better to help the students to overcome their problems in reading by applying and creating innovation of better

Propinsi Daerah Tingkat I menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974, dalam undang-undang ini dijadikan Daerah Propinsi dengan kedudukan sebagai Daerah Otonom dan sekaligus Wilayah

semata-mata pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa sekalipun secara formal berlaku resmi dalam kehidupan pemerintahan tetapi secara substansial UUD 1945 tidak lagi berfungsi

a) Kebijakan dividen yang diproksikan dengan variabel Dividend Payout Ratio (DPR) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai

Pada bagian Dasar Hukum disebutkan bahwa UU tersebut di antaranya mengacu kepada Pasal 27 jo 38 UUD Sementara 1950. Dalam satu kesatuan kedua pasal itu beserta penjelasan

field trip dibatasi pada lima aspek. Menuliskan isi karangan berdasarkan hasil pengalaman. Membuat kalimat sesuai struktur kalimat. Menulis karangan dengan menggunakan tanda baca

Dengan demikian, gagasan kemerdekaan dalam Pembukaan UUD 1945 bukan hanya bermakna sebagai dekolonisasi formal berupa pemindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada

Adapun eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah eksperimen mengenai “metode field trip dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada peserta didik