• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. adalah ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antar manusia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. adalah ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antar manusia."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin “communicatus” atau “communicatio” atau “communicare” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.

Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran tertentu. Secara umum, komunikasi dapat didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia. Komunikasi

adalah ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antar manusia.1

Komunikasi adalah kegiatan manusia untuk saling memahami atau mengerti tentang suatu pesan yang dihadapi bersama antara pemberi pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan),yang pada umumnya berakhir dengan suatu efek atau hasil.2

2.1.1 Komunikasi Massa

Menurut Biitner dalam buku Riswandi, komunikasi massa adalah pesan – pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. batasan komunikasi massa ini lebih menitikberatkan pada komponen – komponen

1Nurani Soyomukti. pengantar ilmu komunikasi. Yogyakarta, 2010, Hal 55. 2M. Mahi Hikmat. komunikasi politik (teori dan praktik), Bandung, 2010, Hal 3.

(2)

dari komunikasi massa yang mencakup pesan – pesan, dan media massa (seperti:

koran, majalah, tv, radio, dan film), serta khalayak.3

Adanya perkembangan yang pesat dibidang tekhnologi komunikasi seperti

internet, newsgroup, mailing list, world wide web, televisi kabel multisaluran, dan

perbincangan diradio dan televisi yang bersifat interaktif menimbulkan pertanyaan apakah semua ini merupakan media massa atau bukan. Itu pula sebabnya definisi

tentang komunikasi massa juga mengalami perubahan. 4

Definisi yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003:

188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is massages

communicated through a mass medium to a large number of people).5

Definisi komunikasi massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “ mass communication

is the technologically based production and distribution of the most broadly shared continous flow of massages in industrial societies”. (komunikasi massa

adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan tekhnologi dan lembaga dari arus pesan kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri

(Rakhmat, 2003:188).6

3 Riswandi.ilmu komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009, Hal 103. 4

Ibid. Hal 104.

5Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, edisi revisi. Bandung: Refika Offset. 2007, Hal 13. 6 Ibid Hal 13.

(3)

Menurut Defleur dan Dennis MC Quail dalam buku Riswandi, komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator – komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan – pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna – makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak – khalayak yang besar dan berbeda – beda dengan melalui berbagai cara.

2.1.2 Karakakteristik Komunikasi Massa

Karakteristik komunikasi massa menurut Riswandi antara lain:7

1. komunikator terlembagakan

ciri komunikasi yang pertama adalah komunikatornya terlembagakan.

2. komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukkan kepada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, dan tidak mengenal batas geografis dan kultural.

3. Bentuk kegiatan melalui media massa bersifat umum, dalam arti perorangan atau pribadi.

4. Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis maupun kultural

5. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. Umpan balik/feedback dari khalayak berlangsung secara tertunda/delayed

feedback.

(4)

6. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal, dan terorganisasi.

7. Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala. Artinya pesan – pesan media massa itu disebarkan kepada khalayak tidak bersifat temporer atau sewaktu – waktu, melainkan secara tetap.

8. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencakup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan, baik bersifat informatif, edukatif, maupun hiburan.

9. Media massa mengutamakan unsur isi dari pada hubungan setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan hubungan. Dalam komunikasi antar pribadi, unsur hubungan memainkan peranan penting.

10. Media massa menimbulkan keserempakan. Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah, komunikan/khalayak yang menjadi sasaran pesan yang heterogen, luas, dan anonim tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan menerima pesan yang sama pula.

11. Kemampuan respon alat indera. Ciri komunikasi massa lainnya yang merupakan kelemahannya adalah kemampuan alat indera terbatas.

(5)

2.1.3 Tujuan Teori Komunikasi Massa

Tujuan – tujuan teori komunikasi massa yang lebih spesifik adalah sebagai berikut:8

1. Untuk menjelaskan pengaruh – pengaruh komunikasi massa. Pengaruh ini mungkin yang kita harapkan seperti pemberitaan kepada masyarakat selama pemilihan, atau yang kita tidak harapkan, seperti menyebabkan peningkatan kekerasan dalam masyarakat.

2. Untuk menjelaskan manfaat komunikasi massa yang digunakan oleh masyarakat. Dalam beberapa hal, melihat manfaat komunikasi massa oleh masyarakat menjadi lebih bermakna dari pada melihat pengaruhnya. Pendekatan ini mengakui adanya peranan yang lebih aktif pada audiens komunikasi.

3. Untuk menjelaskan pembelajaran dari media massa. Satu pertanyaan penting yang masih belum dapat dijawab dengan sepenuhnya adalah, bagaimana orang

belajar dari media massa? Seperti yang akan kita lihat, skema konsep yang

mungkin menjadi bagian dari jawaban tersebut.

4. Untuk menjelaskan peran media massa dalam pembentukkan pandangan – pandangan dan nilai – nilai masyarakat. Para politisi dan tokoh masyarakat sering memahami pentingnya peran komunikasi massa dalam pembentukkan nilai – nilai dan pandangan dunia.

(6)

2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa merupakan suatu bentuk spesialisasi dari komunikasi. Kalaupun ada yang membedakan hal tersebut disebabkan karena adanya unsur media massa dalam bentuk komunikasi massa. Jadi fungsi komunikasi massa secara umum dalam hal ini dapat disama artikan dengan fungsi media massa, antara lain :

a. Memberikan informasi

khalayak menerima informasi mengenai berbagai hal yang terjadi, gagasan atau fikiran orang lain, dan apa yang dilakukan orang lain dan lain sebagainya. Salah satu cara dengan khalayak berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai peristiwa atau hal yang terjadi. Jadi, media massa berfungsi sebagai pemberi informasi untuk khalayak.

b. Memberikan pendidikan dan membimbing

fungsi ini sebagai sarana pendidikan massa sehingga khalayak bertambah pengetahuannya. Informasi – informasi yang mengandung unsur – unsur pengetahuan berguna untuk mendidik khalayak. Misalnya, informasi, kesehatan, pendidikan, dll.

(7)

c. Memberikan hiburan

hal – hal yang bersifat hiburan untuk mengimbangi berita hard news yang tujuannya untuk melemaskan ketegangan fikiran setelah dihidangi berita berat.

d. Fungsi mempengaruhi

fungsi ini menyebabkan media memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dalam mempengaruhi khalayak.

2.1.5 Dampak Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa yang disampaikan melalui suatu media pasti memiliki suatu dampak yang dapat mempengaruhi penontonnya. Menurut Steven

H. Chaffee ada 4 dampak kehadiran media massa sebagai obyek/fisik sebagai

berikut:9

1) Dampak Ekonomis

Yaitu menggerakkan usaha dalam berbagai sektor seperti produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa. Misalnya, kehadiran televisi membuka kesempatan kerja bagi juru kamera, pengarah acara, reporter, penyiar, tekhnisi, penata rias, dan berbagai profesi lainnya.

(8)

2) Dampak Sosial

Berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat kehadiran media massa. Misalnya, pemilik media massa (memiliki radio atau televisi atau berlanggan surat kabar) telah meningkatkan status sosial pemiliknya.

3) Dampak Pada Penjadwalan Kegiatan

Kehadiran media massa ternyata dapat mengubah jadwal kegiatan sehari – hari bagi khalayak. Misalnya, pada waktu magrib, setelah shalat biasanya anak – anak terus mengaji, tetapi salah satu stasiun televisi menyajikan acara film kartun, mereka lebih senang menonton televisi dari pada mengaji.

4) Dampak Media Massa Sebagai Penyaluran Perasaan

Seringkali orang menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tertentu seperti kesepian, marah, kecewa, bosan, dan sebagainya. Memutar radio atau menonton televisi tanpa menaruh perhatian pada acara yang disiarkan merupakan cara – cara untuk menghilangkan perasaan kecewa, marah, bosan, dan sebagainya.

5) Dampak Menumbuhkan Perasaan Tertentu

Kadang – kadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Misalnya, seseorang akan mempunyai perasaan positif terhadap media cetak ‘Kompas dari pada surat kabar ‘ Republika’.

(9)

Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu kemungkinan berkaitan erat dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut.

2.2 Program Televisi

Televisi adalah salah satu media komunikan modern yang memiliki daya tarik luar biasa bagi masyarakat luas. Penyajian informasi yang dikembangkan dalam audio visual secara bersamaan, menjadikan televisi sebagai sarana informasi yang mampu mengungguli jenis media massa lainnya. Dengan keunggulannya tersebut, televisi sebagai media massa memiliki dampak yang lebih dahsyat bila dibandingkan dengan media cetak atau radio, internet dan juga komputer. Hal ini dikarenakan media televisi memiliki dampak yang tajam bagi pemirsanya, dengan kata lain pemirsa seolah – olah diajak ketempat atau peristiwa

yang ditayangkan ditelevisi tersebut.10

Televisi secara harafiah artinya “melihat dari jauh”. Namun demikian, dalam pengertian sederhana ini berarti meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal – sinyal gambar (view) bersama – sama dengan sinyal suara sehingga sinyal- sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pesawat televisi adalah alat yang dapat

digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh.11

10Abdul Muis. jurnalistik, hukum dan komunikasi massa : menjangkau era cybercommmunication millenium ke Tiga, jakarta, 2001, Hal 56. 11Ciptono Setyobudi. pengantar teknik broadcasting televisi. Graha ilmu. Yogyakarta, 2005, Hal 2.

(10)

Jika suatu stasiun memperoleh jumlah audien yang besar dan jika audien itu memiliki karakteristik yang dicari oleh pemasang iklan, maka stasiun

bersangkutan akan sangat menarik bagi pemasang iklan.12

Secara tekhnis penyiaran televisi, program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari

(horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap

harinya.13

Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audiens dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton. Karena itu, untuk menyusun program siaran diperlukan sistem pemograman siaran. Dengan sistem itu diharapkan acara – acara yang hadir dilayar televisi dapat membuat antusias bagi penonton, dapat disenangi penonton, bahkan syukur – syukur dapat menjadi panutan bagi penonton.

12Morissan. Manajemen media penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : kencana, 2008, Hal 198. 13R.M. Soenarto. Programming Televisi : dari penyusunan sampai pengaruh siaran. Jakarta : FFTV=IKJ PRESS, 2007, Hal 1.

(11)

2.2.1 Televisi sebagai media massa

Istilah televisi terdiri dari kata tele dan visi. (Tele) berarti jauh dan visi (vision) berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip – prinsip. Sedang segi penglihatannya diwujudkan dengan prinsip – prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar bergerak (motion picture) atau gambar diam (still picture).

Televisi merupakan media massa elektronik yang memiliki keunggulan tersendiri dari segi penampilannya. Televisi dapat menampilkan gambar bergerak serta audio secara bersamaan. Karena merupakan media elektronika, maka dalam menyajikan pesan – pesannya televisi sangat bergantung kepada energi listrik,

artinya tanpa listrik tidak akan dapat menyampaikan pesan.14

Karena perkembangannya televisi yang sangat cepat dari waktu ke waktu

media ini memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari – hari.15

Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar

berdasarkan jenisnya yaitu:16

1. Program acara siaran larut malam

Berita larut malam banyak ditunggu oleh penonton. Sisa – sisa berita sore dan berita malam yang belum tercakup bisa dimunculkan disini.

14 Morissan, M.A. jurnalistik televisi mutakhir. Penerbitan ramdina prakarsa. 2005, Hal 6-7.

15Elvinaro Ardiyanto. lukiyati komala, siti karlinah. Komunikasi massa suatu pengantar, edisi revisi. Penerbit sindiosa rekatama media. Bandung. 2007, Hal 134.

(12)

2. Program siaran berita

Ciri – ciri program siaran berita adalah : aktual, disusun menurut kaidah jurnalistik, beritanya disampaikan berimbang dan disiarkan dalam kesempatan pertama. Jenis – jenis siaran berita termasuk sebagai acara nondramatik. Ada beberapa format siaran jenis ini, yakni : talk program,

interview, news and commentary, dan magazine.

3. Program siaran infotainment

Program siaran infotainment termasuk program siaran format baru yang berisi informasi promosi dagang dunia hiburan, yang dibuat sangat ringan, menghibur, dan menarik.

Pada teori ini program selamat pagi termasuk ke dalam program infoteinment karena berisi informasi promosi dagang dunia hiburan, yang dibuat sangat ringan, menghibur, dan menarik. Selain itu program selamat pagi juga termasuk ke dalam program non dramatik karena ‘selamat pagi’ dibuat dengan format news magazine.

2.2.2 Berita televisi

Dalam pengertian sederhana program televisi (news) berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, factual,

(13)

Definisi umum berita ialah laporan mengenai fakta atau idea terbaru yang benar dan yang penting bagi sebagian khalayak, melalui media seperti surat kabar, radio, televisi, media on-line internet. Menurut willard grosvenor bleyer berita adalah segala sesuatu yang terkait waktu dan menarik perhatian banyak orang dan berita terbaik adalah hal – hal yang paling menarik yang boleh menarik sebanyak

mungkin orang (untuk membacanya).17

Berita adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media

massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum.18

Berita berasal dari bahasa sansekerta “vrit” yang dalam bahasa inggris disebut “write” yang arti sebenarnya adalah “ada” atau “terjadi”. Ada juga yang menyebut dengan “vritta” artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Menurut kamus besar, berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.19

Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti

surat kabar, radio,televisi, atau media on-line internet.20

17Willard gosvenor bleyer. newspaper writing and editing, USA, 2000, Hal 145 . 18Fred wibowo. Teknik produksi program televisi. Pinus book publisher. 2007, Hal 132. 19www. Wikipedia.com, diunduh pada 1 oktober 2013, pukul 12.45.

20Sumadiria, AS Haris. jurnalistik Indonesia, 2006, Bandung :simbiosa RM, Hal 45 .

(14)

Dengan demikian jika diamati, pada dasarnya berita mengandung beberapa

unsur antara lain :21

1. suatu peristiwa, kejadian, gagasan, pikiran, fakta yang aktual.

2. Menarik perhatian karena ada faktor yang luar biasa (extraordinary) didalamnya.

3. Penting.

4. Dilaporkan, diumumkan, atau dibuat menjadi kesadaran umum supaya menjadi pengetahuan bagi orang banyak (massa).

5. Laporan itu dimuat dimedia tertentu.

Dalam upaya mewujudkan salah satu fungsi komunikasi massa, yakni memberikan informasi (to inform), maka stasiun televisi menayangkan program berita. Perkembangan dunia pemberitaan, bisa disebut juga jurnalistik (journalism) atau pers (press).

Menurut Dominick (1993) dalam buku Adi Badjuri, “berita televisi punya kelebihan pada “kecepatan”-nya untuk dihadirkan ditengah pemirsa. berita televisi juga lebih efektif dalam membentuk pengalaman dan kesan (image) atas realitas sosial yang dipersepsikan pemirsa”. program berita juga dapat disebut sebagai identitas stasiun televisi yang bersangkutan. Setiap stasiun televisi tidak ingin

(15)

tertinggal, berlomba – lomba menayangkan program berita yang kreatif dan

menarik perhatian masyarakat.22

Semua berita adalah informasi, tetapi semua informasi adalah berita. Karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang telah diolah sesuai dengan kaidah – kaidah yang ada pada ilmu jurnalistik, dan yang sudah disajikan kepada khalayak melalui media massa periodik, baik cetak maupun elektronik.

Nilai berita diartikan sebagai nilai penting atau menarik, atau gabungan dari keduanya. Selain penting dan menarik, beberapa ahli berpendapat bahwa suatu peristiwa atau pendapat itu akan memiliki nilai berita jika peristiwa atau pendapat itu masih baru, akan tetapi ahli lainnya menilaI bahwa masalah aktual itu tidak penting. Pendapat yang terakhir ini beralasan bahwa, selama ada peristiwa dan

peristiwa itu menarik, maka dapat menjadi berita.23

Suatu berita dapat dikatakan penting jika berita itu memiliki dampak terhadap penonton. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih berita adalah menilai seberapa luas dampak suatu berita terhadap penonton. Semakin banyak pemirsa yang terkena dengan dampaknya, maka semakin penting berita tersebut. Semakin langsung dampaknya bagi pemirsa, maka akan semakin besar pengaruh

yang dimiliki berita tersebut.24

22Adi Bajuri. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2010, Hal 2-3.

23J.B. Wahyudi. Dasar – Dasar jurnalistik radio dan Televisi. Jakarta : Grafiti, Hal 27-28. 24Riswandi. Dasar – Dasar penyiaran. Graha Ilmu : Yogyakarta, 2009, Hal 47.

(16)

Beberapa berita dipilih karena hal – hal tersebut akan menarik perhatian sebagian atau seluruh pemirsa. yang dimaksud dengan berita menarik adalah jika informasi yang disampaikan itu mampu membangkitkan kekaguman, rasa atau

humor, dan informasi mengenai pilihan hidup.25

2.2.3 Nilai berita

Nilai berita adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah kejadian cukup penting untuk diliput. Menurut maneher ada 7 nilai berita antara lain yaitu:26

1. kedekatan (proximity)

ada dua hal tentang kedekatan. Pertama dekat secara fisik dan kedua, kedekatan secara emosional. Orang cenderung tertarik bila membaca berita yang peristiwa atau kejadiannya dan juga perasaan emosional berdasarkan ikatan tertentu.

2. ketenaran (prominence)

berita yang didapatkan dari orang yang terkemuka/terkenal.

3. aktualitas (timeliness)

berita, khususnya straight news, haruslah berupa laporan kejadian yang baru – baru ini terjadi atau peristiwa – peristiwa yang akan terjadi dimasa depan.

25Riswandi. Dasar – Dasar penyiaran. Graha Ilmu : Yogyakarta, 2009, Hal 48.

(17)

4. dampak (impact)

sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat luas memiliki nilai berita yang tinggi. Semakin besar dampak bagi masyarakat, semakin tinggi pula nilai beritanya.

5. keluarbiasaan (magnitude)

sebenarnya hampir sama dengan dampak, namun magnitude disini menyangkut sejumlah orang besar, prestasi besar, kehancuran yang besar, kemenangan besar dan segala sesuatu yang besar.

6. Konflik (conflict)

Berita tentang adanya bentrokan, baik secara fisik maupun nonfisik, selalu menarik. Misalnya bentrokan antar manusia, manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa, etnik, agama, kepercayaan, perang, dll.

2.2.4 Jenis atau tipe berita televisi

Jenis – jenis atau tipe berita televisi antara lain:27

1. Keadaan darurat

berita – berita seperti gempa bumi, perang, kerusuhan, kejahatan, kebakaran, atau kecelakaan merupakan berita yang masuk dalam tipe berita keadaan

(18)

darurat. Tipe berita seperti ini memperlihatkan bahaya atau petualangan dan akan menarik perhatian serta menimbulkan kekhawatiran pemirsa.

2. Pengadilan

kejahatan besar akan berujung pada sidang yang besar. Jika kejahatannya menarik, maka sidang pengadilannya pun akan menarik. Banyak contoh peristiwa kriminal besar yang diikuti terus oleh stasiun televisi misalnya : seperti kasus Tommy Soeharto, peristiwa Bom Bali, dll.

3. Pemerintahan

Keputusannya pemerintah yang dapat mempengaruhi hidup masyarakat merupakan berita, namun harus dijelaskan kepada pemirsa bagaimana tepatnya keputusan itu mempengaruhi mereka. Bila tidak ada pengaruhnya, maka tidak akan ada berita.

4. Ekonomi

Krisis ekonomi di Indonesia membawa implikasi yang luas kepada masyarakat, mulai dari kenaikan biaya hidup sampai kepada susahnya mencari kerja. Bahkan kemampuan pemerintah untuk menyediakan pelayanan dasar seperti memelihara jalan, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya menjadi berkurang. Berita – berita yang terkait dengan masalah – masalah tersebut ditunggu – tunggu oleh pemirsa.

(19)

5. Pendidikan

Sebagian besar anggota masyarakat memiliki anggota keluarga seperti anak, keponakan, cucu. Berita – berita apapun mengenai sekolah akan menyentuh sebagian besar pemirsa televisi.

6. Tren dan musim

Stasiun televisi harus mencermati tren atau pola perubahan yang terjadi pada msyarakat seperti angka pengangguran, tingkat kejahatan, atau gaya hidup. Namun stasiun televisi harus menjelaskan faktor – faktor yang menjadi latar belakang timbulnya suatu tren atau pola perubahan tersebut.

7. Perayaan

Perayaan khusus seperti Idul fitri, Natal, atau upacara keagamaan dan kebudayaan lainnya sangat penting bagi komunitas masyarakat tertentu dan harus ditampilkan dalam program berita televisi, disamping mereka itu juga adalah obyek gambar yang bagus.

8. Kesehatan

Kesehatan merupakan masalah hidup dan mati, oleh karena itu menarik bagi semua pemirsa. program berita televisi harus memperingatkan masyarakat bila timbul penyakit, bagaimana menghindari penyakit tersebut bila terjangkit, dan bagaimana menyembuhkannya.

(20)

Stasiun televisi seharusnya mengangkat berita tentang polusi, kebakaran hutan, pembuangan limbah, konservasi sumber daya alam, dan sebagainya.

10. Olah raga

Berita olahraga pada umumnya telah memiliki pemirsa sendiri dan sebagian besar stasiun televisi telah membuat program khusus berita olahraga. Namun demikian program berita olahraga tetap perlu dimasukkan dalam program berita umum sehingga penonton tetap akan mendapatkan informasi terakhir tentang klub olahraga favorit mereka.

11. Berita ringan

Banyak program berita berakhir dengan berita ringan untuk membantu penonton pindah dari sesuatu yang serius ke program hiburan yang biasanya mengikuti program berita. Berita – berita ringan ini biasanya berupa sesuatu yang lucu atau aneh. Berita ringan ini juga dapat berupa kehidupan atau suatu hasil yang dicapai orang terkenal.

2.2.5 Fungsi Televisi

Komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya tanpa menyertakan media massa sebagai elemen terpenting dalam komunikasi massa. Alasan inilah yang mendasari mengapa ketika kita memperbincangkan fungsi komunikasi massa sekaligus membicarakan fungsi media massa, salah satu media massa itu adalah televisi.28

(21)

Televisi pada pokoknya mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi penerangan,

fungsi pendidikan, dan fungsi hiburan dan poenjelasannya sebagai berikut:29

1. Fungsi penerangan (the information function)

Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan stasiun televisi, selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata atau berita yang dibacakan penyiar.

2. Fungsi pendidikan (the educational function)

Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara stimultan. Sesuai dengan pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, televisi menyiarkan acara – acara tertentu secara implisit mengandung pendidikan seperti film, kuis, dan sebagainya yang disebut Educational Television (ETV), yaitu acara pendidikan yang disisipkan ke dalam siaran yang sifatnya umum.

3. Fungsi hiburan (the entertainment function)

Fungsi hiburan yang melekat pada televisi sangat dominan sebagian besar dari alokasi waktu massa siaran diisi oleh acara – acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta

(22)

suara bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing.

2.2.6 Karakteristik televisi

Macam – macam karakteristik televisi antara lain:30

1. Audiovisual: televisi memiliki kelebihan dapat didengar (audio) dan dilihat (visual). Karena sifat audiovisual ini, selain kata – kata televisi juga menampilkan informasi – informasi yang disertai gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita, yakni rekaman peristiwa.

2. Berpikir dalam gambar: ada 2 tahap yang dilakukan dalam proses ini, pertama: visualisasi, yaitu menerjemahkan kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar – gambar. Kedua: penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar – gambar individual sedemikian rupa sehingga konstinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian/cara kerja yang kompleks: dibandingkan dengan media radio, pengoperasian televisi lebih kompleks karena lebih banyak melibatkan orang.

Televisi merupakan sarana komunikasi massa dimana terjadi komunikasi antar komunikator dan komunikan. Karena itulah secara khusus program televisi

memiliki empat karakteristik utama, yaitu:31

1. Fidelity or realism, yang merupakan karakteristik utama dari program televisi. Fidelity artinya program televisi menggambarkan perwujudan asli dari suatu

30

morissan. Dasar – Dasar penyiaran, Edisi pertama. Jakarta : Graha Ilmu, 2009, Hal 5-6. 31J.B. wahyudi. Dasar – dasar jurnalistik radio dan televisi. Jakarta : Grafiti, 1996, Hal 8-7.

(23)

peristiwa, seseorang, kejadian, dan proses, sehingga pemirsa memiliki kepercayaan terhadap obyek yang ditontonnya.

2. Immediacy, artinya pemirsa dapat melihat siaran langsung tentang suatu peristiwa pada saat yang hampir bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut, bertemu dengan seseorang atau berkunjung ke suatu tempat dalam waktu yang sangat cepat.

3. Dynamic spacing, dimana program televisi memiliki fitur yang memungkinkan pemirsa untuk menonton informasi yang ditayangkan secara lambat, cepat, atau diulang – ulang, terutama untuk ditayangkan gerak atau psikomotor, olahraga, tari, memasak.

4. Brings people, places, events that’s could not be seen otherwise including

magnification, artinya informasi yang disampaikan melalui televisi seringkali

merupakan informasi tentang orang, tempat, atau peristiwa yang berada diluar jangkauan pemirsa. Dengan adanya televisi, pemirsa tidak harus pergi ke tempat atau peristiwa tersebut secara langsung, cukup dengan menontonnya ditelevisi.

2.3 Jenis berita televisi

Berbagai jenis program ditelevisi dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu program informasi dan program hiburan. Program

informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:32

(24)

1. Berita keras (hard news), adalah segala bentuk informasi yang penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui oleh khalayak audien secepatnya.

a. Straight News, adalah suatu berita singkat (tidak detail) yang hanya menyajikan informasi terpenting saja terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.

b. Feature, adalah berita yang menampilkan berita – berita ringan namun menarik.

c. Infotainment, adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehiodupan orang – orang yang dikenal masyarakat (celebrity).

2. Berita lunak (soft news), adalah informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.

a. Current affair, adalah program yang menyajikan informasi yang

terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya, namun dibuat secara lengkap dan mendalam.

b. Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan dan

mendalam. Magazine menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya.

(25)

c. Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk

pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.

d. Talk show, adalah yang menampilkan beberapa orang untuk membahas

suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara.

Pada teori ini program “selamat pagi” termasuk kedalam jenis program informasi yang bersifat lunak atau sering disebut softnews. Karena program “selamat pagi” merupakan salah satu program news magazine maka digolongkan kedalam berita lunak yang memiliki aspek yang menarik untuk ditonton.

2.3.1 Jenis liputan berita televisi

Menurut Arifin S Harahap dalam buku jurnalistik televisi : tekhnik

memburu dan menulis berita, setidaknya ada empat jenis liputan antara lain:33

1. Liputan berita momentum

Berita momentum adalah berita yang tak teragendakan, berita yang berasal dari peristiwa yang secara tiba – tiba. Yang termasuk dalam jenis berita ini antara lain kecelakaan, gempa, banjir, kebakaran, kriminalitas.

2. Liputan berita terencana (event news)

Berita terencana atau teragendakan dibuat berdasarkan peristiwa yang sengaja, direncanakan, dan diagendakan. Yang termasuk jenis berita ini antara lain jumpa pers, unjuk rasa, kegiatan olahraga, hari – hari besar

(26)

3. Liputan berita fenomena

Berita jenis ini berasal dari peristiwa yang sudah menggejala atau menjadi fenomena (kemiskinan, pengemis, tradisi, dll). Berita fenomena memerlukan perencanaan yang panjang serta riset mendalam. Berita jenis ini biasanya diliput untuk membeuat laporan panjang (featur, documenter, in depth report).

4. Liputan berita lanjutan (follow-up News)

Ide berita jenis ini berasal dari berita yang telah ditayangkan. Berita ini merupakan lanjutan atau follow-up dari berita yang telah ditayangkan sebelumnya. Misalnya, kecelakaan mobil AQJ anak dari musisi Achmad Dhani yang menyebabkan 7 orang tewas dalam kecelakaan tersebut. Sebagai

follow-up dari peristiwa itu, beberapa saat atau keesokan harinya berita tentang AQJ

diliput kembali dengan meliput acara pemakaman dari salah satu korban kecelakaan maut tersebut.

2.3.2 Karakteristik berita televisi

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada khalayak audien. Daya tarik program

ini adalah informasi,34 namun selain informasi terdapat daya tarik lain dari

program berita yang dapat dijadikan sebagai karakteristik sebuah berita.

Karakteristik berita televisi dapat dijelaskan sebagai berikut:35

34 Morissan. Manajemen media penyiaran. Strategi mengelola radio & televisi. Jakarta : kencana, 2008, Hal 208-209.

35Teddy resmisari pane. Speak out : panduan praktis dan jitu memasuki duania broadcasting dan public speaking. Jakarta : gramedia pustaka utama. 2004, Hal 59.

(27)

1. Penampilan penyaji berita

Penyaji berita yang tampak memiliki integritas dan cerdas mampu menghipnotis untuk melototi tayangan berita. Penampilan penyaji berita yang santai, bersahabat, dan komunikatif mampu mengajak penonton untuk lebih antusias mengikuti tayangan berita. Untuk meningkatkan keterampilan penampilan seorang penyaji berita, sudah tepatnya seorang penyaji berita menguasai teori tentang pokok – pokok “menyiar” (announcing).

2. Narasumber

Kombinasi antara fakta dan uraian serta pendapat dari narasumber harus disusun sedemikian rupa sehingga penonton tidak cepat bosan mendengar berita televisi yang disajikan yang umumnya bersifat instan.

2.4 News magazine

Majalah (magazine) adalah gabungan uraian fakta atau pendapat, yang

dirangkai dalam satu wadah atau mata acara.36 program magazine dikenal di

Indonesia sebagai program majalah udara. Sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka waktu terbit, mingguan, bulanan, dwi bulanan tergantung dari kemauan produser. Dalam program itu juga terdapat rubrik – rubrik tetap yang berisi bahasan – bahasan. Program magazine mirip dengan program feature. Perbedaannya, kalau program feature satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine bukan hanya menyoroti satu pokok perm,asalahan, melainkan

(28)

membahas satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan musik

yang ditampilkan dalam rubrik rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format.37

Biasanya program magazine berdurasi antara 30 menit sampai 50 menit. Setiap rubrik dapat disajikan dengan format yang berbeda – beda, misalnya wawancara, uraian, vox-pop, dan pergelaran. Sebagaimana dalam feature, sajian program magazine diantarkan oleh satu atau dua presenter (penyaji) yang sekaligus menjadi link (penghubung) antara rubrik yang satu ke rubrik yang lain. Program magazine bukan siaran berita. Oleh karena itu, gaya sajian, penampilan

dan kostum penyaji juga perlu menyesuaikan dengan spesifikasi program itu.38

Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada semuanya. Acara – acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing – masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Pada umumnya memang sebagian besar dari contoh jenis program diatas tersebut adalah acara – acara yang

disiarkan oleh stasiun penyiaran televisi.39

2.5 Analisis isi

Menurut berelson & kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak (Wimmer & Dominick, 2000:135). Sedangkan menurut budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi

37Fred wibowo. Teknik produksi program televisi. Yogyakarta : pinus, 2007, hal 196. 38Ibid. Hal 197.

39 Deddy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005, Hal 9.

(29)

dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.40

Prinsip analisis isi berdasarkan definisi diatas antara lain adalah:41

1. Prinsip sistematik

Ada perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk riset.

2. Prinsip objektif

Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan orangnya. Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risetnya beda.

3. Prinsip kuantitatif

Mencatat nilai – nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode dedukatif.

40Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta : 2007, Hal 228. 41Ibid Hal 229.

(30)

4. Prinsip isi yang nyata

Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi, hal itu sah – sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak.

Secara umum analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara

sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest).42

Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis ini adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik simbol koding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.

Analisis ini dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan – bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi, yang besarnya hampir 75% dari keseluruhan studi empirik, yaitu

(31)

penelitian sosiantropologis (27,7%), komunikais umum (25,9%), dan ilmu politik

(21,5%).43

Penelitian ini dilakukan bukan kepada orang, tetapi lebih kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya. Pada material yang dianalisis, misalnya surat kabar, dihitung berapa kali tulisan tentang topik tertentu yang muncul, lalu dengan alat

bantu statistik dihitung.44

Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial. Analisis

isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut:45

a. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan – bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript).

b. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.

c. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan – bahan/data – data yang dikumpulkannya karena sebagaian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas/spesifik.

2.6 Jurnalistik

Seiring dengan berkembangnya ilmu komunikasi, maka definisi jurnalistikpun semakin berkembang. Hal ini juga sesuai dengan perkembangan media pers. Tetapi akar definisi jurnalistik yang perlu dicatat adalah definisi

43 Pengertian analisis isi (2008, 28 januari). Diakses pada tanggal 1 oktober 2013 pukul 12.00 WIB dari http://massofa.wordpress.com/2008/01/28/metode-analisis-isi-reliabilitas-dan-validitas-dalam-metode-penelitian-komunikasi/.

44Bambang prasetyo & lina miftahul jannah. Metode penelitian kuantitatif : teori dan aplikasi. Raja grafindo persada,jakarta, 2005, Hal 49. 45

(32)

jurnalistik sebagai kepandaian mengarang untuk memberi pekabaran pada

masyarakat dengan selekas – lekasnya agar tersiar seluas – luasnya.46

Sementara itu, definisi jurnalistik menurut ilmu komunikasi adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan berita tentang peristiwa

sehari – hari yang umum dan aktual secepat – cepatnya.47

Istilah jurnalistik sendiri bersumber dari bahasa belanda, “journalistiek”. Dalam pendekatan bahasa, dikenal pula istilah “journalistic” atau “journalism” yang dalam bahasa inggris berarti harian atau setiap hari. Sedangkan dalam pengertian operasional, menurut Onong U. Effendy, jurnalistik adalah ilmu yang merupakan keterampilan atau kegiatan mengolah bahan berita, mulai dari peliputan sampai kepada penyusunan yang layak disebarluaskan kepada masyarakat. Menurut F. Fraser Bond dalam An introduction to journalism

(1961:1) menulis: jurnalistik adalah segala bentuk yang membuat berita dan

ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati. Sedangkan Ronald E.

Wolseley dalam understanding magazines (1969:3) menyebutkan, jurnalistik

adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran

informasi secara umum.48

Secara umum, jurnalistik dapat diartikan sebagai teknik mengolah berita, mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarkannya kepada khalayak. Apa saja yang terjadi didunia, apakah itu fakta peristiwa atau pendapat yang

46Askurifai Baskin. jurnalistik televisi, Bandung, 2006, Hal 47 . 47Ibid Hal 47.

(33)

diucapkan seseorang, jika diperkirakan menarik perhatian khalayak, bisa dijadikan bahan berita untuk dapat disebarluaskan kepada masyarakat, dengan menggunakan sebuah media. Seperti yang dikemukakan Sumadiria, dalam

bukunya jurnalistik Indonesia, menulis berita dan feature sebagai berikut:

jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak

seluas – luasnya dengan secepat – cepatnya.49

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa jurnalistik adalah sebuah proses pencarian berita sampai berita tersebut disebarluaskan kepada khalayak dengan menggunakan sebuah media berkala. Suhandang dalam buku pengantar

jurnalistik, seputar organisasi, produk atau kode etika memberikan pengertian jurnalistik sebagai berikut: “jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari,

mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari – hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan

perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya.50

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa jurnalistik mengandung unsur seni atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi dalam bentuk berita secara indah agar dapat diminati dan dinikmati

sehingga bermanfaat bagi segala kebutuhan pergaulan hidup khalayak.51

49Sumadiria, As Haris. jurnalistik indonesia, 2006, bandung : simbiosa RM, Hal 3 .

50Kustadi suhandang. pengantar jurnalistik : seputar organisasi, produk, & kode etik, penerbit : nuansa cendekia, jakarta, 2004, Hal 21. 51Ibid Hal 21.

(34)

Kode Etik Jurnalistik ialah ikrar yang bersumber pada hati nurani wartawan dalam melaksanakan kemerdekaan mengeluarkan pikiran yang dijamin sepenuhnya oleh Pasal 28 UUD 1945, yang merupakan landasan konstitusional wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.

Kode etik jurnalistik dibuat untuk menjaga standar kualitas dari para pekerja media dalam menjalankan pekerjaannya agar tidak salah langkah, profesional, dan bertanggung jawab. Etika jurnalistik sekaligus pula untuk melindungi masyarakat luas dari kemungkinan timbulnya dampak negatif dari konstruksi realitas pada pekerja media, sehingga integritas dan reputasinya tetap terjaga.

Meskipun ada berbagai rumusan kode etik, namun isinya tidak jauh berbeda. Dalam kode etik jurnalistik, umumnya jurnalis tidak diperkenankan menulis berita bohong, fitnah, menjiplak, dan menerima sogokan. Untuk lebih memperkuat rambu – rambu bagi pekerja media, pada tanggal 6 Agustus 2009, 26 organisasi wartawan Indonesia menyusun kode etik pers yang juga mempunyai

kode etik jurnalistik.52

Masing – masing organisasi wartawan memiliki badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan kode etik. Badan ini juga bertugas mengumpulkan bukti apabila terjadi pelanggaran kode etik jurnalistik, hingga permintaan penjatuhan sanksi atau pemulihan nama baik pada pengurus.

52Dewan pers merupakan lembaga independen yang dibentuk pada 19 april 2000. Pembentukannya berdasarkan ketentuan pasal 15 UU 40/1999 tentang pers

(35)

Wartawan penyiaran dalam melaksanakan kegiatan jurnalistik media elektronik tunduk kepada Kode Etik jurnalistik dan peraturan perundang – undangan yang berlaku, seseuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai kegiatan jurnalistik dalam pasal 42, undang – undang nomor 32 tahun 2002

tentang penyiaran.53

P3SPS (Pedoman perilaku penyiaran dan standar program siaran)

Pedoman perilaku penyiaran merupakan panduan tentang batasan – batasan mengenai apa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan berlangsung dalam proses pembuatan (produksi) program siaran, sedangkan standar program siaran merupakan panduan tentang batasan apa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan ditayangkan dalam program siaran. Dalam hal ini P3SPS adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi acuan bagi stasiun penyiaran dan KPI untuk menyelenggarakan dan mengawasi sistem penyiaran

nasional di Indonesia.54

Pedoman perilaku penyiaran adalah ketentuan – ketentuan bagi lembaga penyiaran yang ditetapkan oleh komisi penyiaran indonesia sebagai panduan tentang perilaku penyelenggaraan penyiaran dan pengawasan penyiaran nasional.

Pedoman perilaku penyiaran (P3 dan standar program siaran (SPS) juga telah mengeluarkan pasal – pasal yang berkenaan dengan pelanggaran – pelanggaran jurnalistik tersebut, terhadap penayangan televisi.

53Undang – undang nomor 32 tahun 2002, tentang penyiaran.

(36)

Dalam memproduksi program faktual, stasiun penyiaran harus senantiasa menerapkan ketentuan atau etika jurnalistik dengan mengindahkan prinsip akurasi, keadilan, ketidakberpihakan (imparsialitas) serta prinsip menghormati

narasumber.55

Kekuatan kode etik terletak dalam hati nurani masing – masing wartawan. Karena itu diperlukan hati nurani yang bersih dan itikad baik dari wartawan untuk mentaati kode etik tersebut. karena jurnalistik adalah profesi yang mengembangkan ide, mengemban perjuangan, dan cita – cita bangsa dan negara dalam idiil dan sprituil. Disamping itu diperlukan suatu ketaatan wartawan terhadap kode etik serta tanggung jawab yang besar, sebagai wartawan dengan sistem pers sehat: (pers bebas dan bertanggung jawab) yang tidak hanya bertugas memberikan informasi semata, akan tetapi juga bertugas sebagai pendidik. Hal ini

seperti yang tersirat dalam UU pers nomor 40 tahun 1990 pasal 7, yakni:56

1. Wartawan bebas memilih organisasi wartawan

2. Wartawan memiliki dan mentaati kode etik jurnalistik

Sesuai dengan tujuan penelitian untuk menganalisis penayangan penulis memilih materi pada bab tiga pasal lima kode etik jurnalistik sebagai bahan skripsi diantaranya adalah:

55Ibid Hal 317.

(37)

Ø BAB III (CARA PEMBERITAAN) Pasal 5

Dalam menayangkan sumber dan bahan berita secara akurat, jujur, dan berimbang, jurnalis televisi indonesia:

a. Selalu mengevaluasi informasi semata – mata berdasarkan kelayakan berita, menolak sensasi, berita menyesatkan, memutar balikkan fakta, fitnah, cabul, dan sadis.

b. Tidak menayangkan materi gambar maupun suara yang menyesatkan pemirsa.

c. Tidak merekayasa peristiwa, gambar maupun suara untuk dijadikan berita.

d. Menghindari berita yang memungkinkan benturan yang berkaitan dengan masalah SARA.

e. Menyatakan secara jelas berita – berita yang bersifat fakta, analisis, komentar, dan opini.

f. Tidak mencampur adukkan antara berita dengan advertorial.

g. Mencabut atau meralat pada kesempatan pertama setiap pemberitaan yang tidak akurat dan memberikan kesempatan hak jawab secara proporsional bagi pihak yang dirugikan.

h. Menyajikan berita dengan menggunakan bahasa dan gambar yang santun dan patut, serta tidak melecehkan nilai – nilai kemanusiaan.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

• Praktik dispensing yang baik adalah suatu proses praktik yg memastikan bahwa suatu bentuk yg efektif dari obat yg benar. – Dihantarkan kepada pasien

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Kota Padang untuk mengurangi masalah dalam produksi buah manggis adalah dengan mengadakan program Sekolah Lapang Pengendalian Hama

(3) Jumlah Pajak yang terhutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3 dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 25 % (dua puluh

Aktivitas dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan Manajemen Pendidikan Islam dinyatakan dalam sks rata- rata per semester pada satu tahun akademik

Petugas Pengelolaan Pengaduan/ Kasubbag Umum dan Aparatur yang tidak menguasai / mengetahui tentang permasalahaan yang diadukan, maka aduan tersebut

Sa bisperas pa naman ng araw ng kanyang pag-alis sa bahay niyang iyon isa lamang pinakamaliit sa mga brilyanteng iyon ay sapat nang pantubos kay Huli at makapagbigay ng kapanatagan

Dalam rangka percepatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM,

Penelitian dilakukan dengan variasi komposisi tepung glukomannan (2 gr, 3 gr, dan 4 gr), jenis plasticizer (sorbitol dan gliserol), dan komposisi plasticizer (1 modulus young,