BAB II : PROFIL PERUSAHAAN
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan secara ringkas profil perusahaan, biodata pemilik, struktur organisasi, aspek pasar, aspek produksi, analisis SDM, rencana pengembangan usaha, analisis keuangan, pemanfaatan IT dan analisis resiko usaha.
BAB III : PENUTUP
Sebagai bab terakhir dari paper ini, maka penulis akan mengambil kesimpulan apakah perencanaan bisnis ini layak untuk direalisasikan atau tidak, dan beberapa saran yang mungkin akan bermanfaat bagi pelaku bisnis serta bagi para pembaca paper.
BAB II
PERENCANAAN BISNIS KUE BAWANG REBON
KREZIO
perusahaan ini akan mencerminkan bergerak dalam bidang apa dan produk atau jasa apa saja yang diproduksi oleh suatu perusahaan tersebut. Berikut adalah data dari perusahaan yang penulis rencanakan:
A.
Data Perusahaan
1. Nama Perusahaan : Kue Bawang Rebon KREZIO 2. Bidang Usaha : Industri Rumahan
3. Jenis Produk / Jasa : Makanan Ringan Sehat
4. Alamat Perusahaan : Jl. Karet Raya No.19A Perumnas Simalingkar Medan- Sumatera Utara 5. Nomor Telepon : 0857 6110 7337
6. Alamat E-mail
7. Bentuk Badan Hukum : Usaha Dagang 8. Mulai Berdiri : 07 Januari2013
B.
Biodata Pemilik/ Pengurus
1. Nama : Sinta Klini Br Trgn
2. Jabatan : Pimpinan
3. Tempat/ Tanggal lahir : Kabanjahe, 13 April 1991 4. Alamat Rumah :Jl.Karet Raya No.19A Perumnas
Simalingkar Medan 5. Nomor Telepon : 085761107337
7. NIM : 092101118 8. Program Studi : D-III Keuangan
1. Nama : Sari Br Tarigan
2. Jabatan : Anggota
3. Tempat/ Tanggal Lahir : Berastagi, 04 November 1989 4. Alamat Rumah : Jl.Karet Raya No.19A Simalingkar 5. Nomor Telepon : 087748483514
6. Alamat E-mail
7. Pendidikan Terakhir : D-III
1. Nama : Stella Yolanda
2. Jabatan : Anggota
3. Tempat/ Tanggal Lahir : Kabanjahe, 18 Februari 1992
4. Alamat Rumah : Jl. Mesjid Syuhada No. 40A Pasar VI 5. Nomor Telepon : 085270542424
6. Alamat E-mail :
7. NIM : 090503251
8. Program Studi : S-1 Akuntansi
2. Jabatan : Anggota 3. Tempat/ Tanggal Lahir : 26 April 1991
4. Alamat Rumah : Jl.Bahagia No. 37 Padang Bulan Medan 5. Nomor Telepon : 085262312027
6. Alamat E-mail :
7. Pendidikan Terakhir : SMA
C.
Struktur Organisasi
Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Usaha Kue Bawang Rebon Krezio
Stuktur organisasi yang baik sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena dengan adanya struktur organisasi kita dapat membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Dalam melaksanakan pengorganisasian (organizing), ada dua kegiatan penting yang harus dilakukan, yaitu:
SARI BR TARIGAN
Anggota STELLA YOLANDA
Anggota
REA ANGELIA Anggota SINTA KLINI BR TRGN
a. Menentukan bentuk/ struktur organisasi perusahaan
Bentuk/ struktur organisasi perusahaan harus disesuaikan dengan kegiatan yang dijalankan perusahaan. Pimpinan perusahaan harus menentukan struktur organisasi yang terbaik untuk menjalankan kegiatan kearah pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
b. Menentukan wewenang, tugas dan tanggung jawab kepada setiap orang yang bekerja di perusahaan, terutama kepada managernya.
Untuk saat ini dalam struktur organisasi kami masih hanya 4 orang termasuk penulis yang terlibat dalam penggelolaan perencanaan ini. Kedepannya akan lebih banyak lagi tenaga kerja yang akan diserap. Penulis yakin ketika usaha ini telah berjalan akan menjadi usaha yang berkembang dan menjadi perusahaan yang besar.
D.
Aspek Pasar dan Pemasaran
1. Produk yang Dihasilkan
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Pada bagian ini menjelaskan keseluruhan produk yang dihasilkan. Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut produk (Output), terutama pada usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:
Dimensi produk berkenaan dengan sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya. Produk yang berbahan baku rebon ini disajikan dalam bentuk keripik (gorengan).
Wujud produk (tangible product): karakteristik yang dimiliki kue bawang rebon ini yaitu mutunya yang dijamin halal dan bentuknya yang unik yang dapat menarik perhatian konsumen.
Gambar 2.2 : Gambar Kue Bawang Rebon Krezio
Produk Kue Bawang Rebon yang ditawarkan memiliki manfaat yang positif bagi kesehatan konsumen. Inti produk (core Product): manfaat yang diberikan dari kue bawang rebon ini adalah makanan ringan yang banyak digemari masyarakat karena memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan serta rasanya yang gurih dan lezat. Selain itu baik dikonsumsi setiap hari karena tidak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
c. Kegunaan/Fungsi Produk
Produk kue bawang rebon merupakan Shoppinggoods, yaitu produk-produk yang dibedakan oleh konsumen berdasarkan kualitas, harga, trend, dan gaya. Karena harga yang cukup terjangkau dan rasa yang lezat dan gurih membuat kue bawang rebon berfungsi juga sebagai cemilan sehat keluarga.
2. Keunggulan produk
Keunggulan kompetitif produk kami antara lain:
a. Tim ini terdiri dari manajemen dan produksi dengan latar belakang pendidikan yang mendukung.
b. Produk kue bawang rebon kami memiliki rasa yang berbeda, renyah, gurih dan menarik untuk dicoba.
c. Sekarang jangkauan pemasarannya sudah dapat ditemukan di daerah-daerah tempat pengecer mendistribusikannya.
3. Gambaran Pasar
Ditinjau dari jumlah konsumen, daya beli dan minat konsumen terhadap makanan ringan, khususnya makanan ringan yang mengenyangkan, sehat, enak, gurih, aman dan tentu saja harga yang terjangkau oleh semua konsumen. Bisnis makanan ringan cukup menjanjikan selama menjalankan bisnis makanan ini dengan serius, maka menghasilkan keuntungan yang besar. Maka penulis optimis bahwa kue bawang rebon yang dipasarkan akan terjual.
Para pesaing sangat banyak menyediakan beberapa makanan yang berbeda-beda, namun untuk menghasilkan makanan ringan yang cocok dengan selera konsumen sangat sedikit, karena kebanyakan pedagang hanya mengandalkan harga yang murah saja tanpa memikirkan cita rasa keaslian dari makanan tersebut. Bisnis yang saya rencanakan ini akan terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi para konsumen, terus meningkatkan penjualan dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang diinginkan, memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan mempertahankan cita rasa yang alami dan berbeda dari kue bawang lainnya sehingga menciptakan loyalitas bagi para konsumen.
4. Target Pasar atau Segmen pasar yang Dituju
Segmentasi kue bawang rebon terdiri dari beberapa kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama. Segmentasi yang akan dibahas pada produk kue bawang rebon adalah segmentasi berdasarkan demografis.
a. Jenis Kelamin
Pria dan wanita cenderung memiliki sikap dan perilaku yang berbeda tapi dalam hal mengkonsumsi makanan ringan ini tidak ada perbedaan, karena kue bawang rebon ini dikonsumsi untuk semua jenis kelamin. b. Penghasilan
Segmentasi kue bawang rebon menurut penghasilan merupakan praktik lain yang bertahan lama. Karena penghasilan tidak selalu menjadi sasaran utama bagi pengkonsumsian kue bawang rebon tersebut. Karena harganya yang bisa dijangkau dari penghasilan terendah sampai penghasilan tertinggi sekalipun.
c. Generasi
Setiap generasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal. Jadi dalam hal ini setiap generasi bebas mengkonsumsi kue bawang rebon tersebut.
5. Trend Perkembangan Pasar
Masyarakat Indonesia sangat mengikuti trend suatu produk di pasar saat ini. Penulis sangat yakin ketika usaha ini telah berjalan akan menjadi perusahaan yang dapat berkembang cepat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perekonomian Indonesia yang cukup baik dan selera masyarakat untuk mencoba suatu produk jenis makanan yang unik.
pasar ini. Dari segi pertumbuhan ekonomi dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang membaik dan ini sangat mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini mempengaruhi karena apabila tingkat pendapatan masyarakat baik maka tingkat konsumsi dari masyarakat juga akan mengalami peningkatan. Keinginan masyarakat untuk mengkonsumsi suatu produk maka akan tinggi pula hasrat masyarakat untuk mengkonsumsi produk dari usaha penulis.
Dari segi inflasi, faktor ini mempengaruhi dalam perkembangan usaha penulis, dikarenakan ketika inflasi tinggi maka akan berimbas pada bahan baku penolong usaha ini. Dengan tingginya inflasi maka tinggi pula harga bahan baku penolong yang akan berimbas pada harga produk usaha penulis. Dari segi tingkat suku bunga, faktor ini juga mempengaruhi akan perkembangan usaha ini. Namun, dapat dilihat bahwa tingkat bunga mempengaruhi ketika usaha yang dijalankan mendapatkan pinjaman dari pihak ketiga yakni bank. Dalam usaha ini, modal untuk pendirian usaha ini tidak akan terpengaruh akan naik atau turunnya tingkat suku bunga. Dengan modal sendiri ini kami sangat yakin akan dapat mengembangkan usaha ini menjadi perusahaan yang besar.
6. Proyeksi Penjualan
strategis, proyeksi kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka minimal 5 tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.
Tahun Penjualan (Unit)
2013 57.600
2014 63.360
2015 69.696
2016 76.666
2017 84.332
Tabel 2.1: Proyeksi Penjualan 5 Tahun Kedepan
Bulan Penjualan Pendapatan
Januari 4.800 14.400
Februari 4.800 14.400
Maret 4.800 14.400
April 4.800 14.400
Mei 4.800 14.400
Juni 4.800 14.400
Juli 4.800 14.400
Agustus 4.800 14.400
September 4.800 14.400
Oktober 4.800 14.400
November 4.800 14.400
Jumlah 57.600 172.800 Tabel 2.2: Ramalan Penjualan Tahun 2013
7. Analisis Pesaing
Strategi pemasaran perusahaan dilakukan berdasarkan analisa 7 P dengan alat analisis SWOT menurut Kottler (1997:399) yang terdiri atas:
Produk (Product)
Starategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen untuk membelinya. Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan ataupun kebutuhan. Produk yang ditawarkan merupakan produk kue bawang yang memiliki rasa yang berbeda dari kue bawang lainnya yaitu rebon dan produk ini memiliki kualitas terbaik dan menyehatkan. Joewono (2005) menyatakan inovasi produk bisa dilakukan dalam banyak versi. Mulai dari sekedar ganti kemasan, menghadirkan produk dengan ukuran kemasan yang berbeda atau memasarkan produk yang sama sekali baru.
Harga (Price)
harga tersebut merupakan harga yang sudah sesuai dengan ongkos produksi yaitu Rp 3.000.
Promosi (Promotion)
Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui cara personal selling yaitu promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung kue bawang yang kita jual. Hal ini dilakukan agar konsumen lebih mudah dan cepat mengenal kue bawang rebon yang kita tawarkan.
Sistem Distribusi (Placement)
Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kue bawang rebon kita untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan secara langsung ke konsumen. Menjual melalui retailer (Pedagang kecil) yang ada disekitar tempat jualan.
Orang ( People)
Orang merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung. Direncanakan, usaha ini dilaksanakan oleh pemilik sendiri sebagai pemilik aktif. Maka sedapat mungkin pemilik mengutamakan pelayanan dengan sikap ramah, sopan dan bersahabat.
Proses (Process)
melihat secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional usaha di tuntut untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan kebersihan, rasa, langkah kerja yang efektif dan tangkas menanggapi permintaan.
Bentuk Fisik (Physical Evidence)
Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Kemasan produk berisi nama berikut alamat usaha. Kemasan terbuat dari kantong plastik yang ramah lingkungan. Ini akan menghemat ongkos produksi serta indikator kepedulian terhadap lingkungan. Dari analisis pasar dan pesaing yang penulis lihat bahwa, pesaing dari usaha kue bawang rebon ini bukan dari produk yang sejenis melainkan pesaing yang bersifat substitusi yakni usaha kue-kue basah dan usaha pisang goreng.
E.
Aspek Produksi
1. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan penolong merupakan bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah supplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan dan persediaan bahan baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per hari):
No. Uraian Kebutuhan
Perhari
Biaya Jumlah Harga (Rupiah)
1 Tepung Terigu 6 Kg 7.000 42.000
3 Bawang Merah 3 Kg 5.000 15.000
Tabel 2.3: Bahan Baku dan Bahan Penolong
2. Proses Produksi
Perencanaan proses produksi pada dasarnya menjelaskan tahapan-tahapan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau output yang dimaksud. Bentuk proses biasa digambarkan dalam bentuk keterangan dari awal pemilihan bahan-bahan baku sampai kue bawang rebon siap untuk di bungkus. Setelah itu kue bawang rebon siap untuk di jual ke konsumen. Prosesnya sebagai berikut: Bahan Kue Bawang Rebon:
½ Kg Daun Seledri 3 L Minyak Makan 1 L Air
2 sdm Garam 10 Bungkus Masako
Cara Membuat Kue Bawang Rebon
a. Rebus bawang merah, bawang putih, udang rebon, daun seledri selama 20 menit.
b. Blender bawang merah, bawang putih, udang rebon dan daun seledri yang sudah direbus sebelumnya hingga halus.
c. Campurkan tepung terigu, tepung kanji, telur, dan bumbu. Aduk hingga adonan kalis.
d. Ambil sedikit adonan, bulatkan dengan diameter ± 7 cm. e. Giling adonan dengan menggunakan ampia dan potong adonan.
f. Goreng pada minyak panas hingga warna kuning kecoklatan, tiriskan, angkat.
3. Peralatan yang Dibutuhkan
Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.
1 Kompor Gas 1 350.000 350.000
2 Tabung Gas 1 100.000 100.000
3 Gas 1 75.000 75.000
4 Blender 1 150.000 150.000
5 Ampia 2 200.000 400.000
6 Kuali 2 50.000 100.000
7 Baskom 2 10.000 20.000
8 Pisau 2 15.000 30.000
9 Nampan 2 15.000 30.000
Total 1.255.000
Tabel 2.4 : Peralatan Produk
4. Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet dan lain-lain.
Jenis Biaya Jumlah Biaya
1. Listrik Rp 30.000
2. Air Rp 20.000
3. Telepon Rp 50.000
Total Biaya Sarana penunjang Rp 100.000 Tabel 2.5: Sarana Penunjang
Usaha kue bawang rebon ini membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan/ skill yang berkualitas. Pekerja tetap yang dibutuhkan oleh perusahaan kue bawang rebon adalah 4 orang yang terdiri dari Pimpinan, Staf Pengembangan, Staf Pemasaran dan Staf Keuangan. Karena dalam usaha ini pemilik ini juga merupakan investor aktif yang berarti pemilik juga menjalankan pekerjaan operasional, maka sistem penggajian tidak dihitung secara spesifik melainkan menerima pembagian dari laba yang didapatkan.
Pemilik usaha sangat membutuhkan para pekerja yang jujur, ramah, dan baik agar dapat menarik konsumen lebih banyak lagi untuk membeli kue bawang rebon tersebut. Dalam penerapan strategi organisasi, SDM juga sangat diperhatikan karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi yang ditetapkan adalah dengan memberikan motivasi dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi serta jujur dan rajin bekerja.
G.
Rencana Pengembangan Pasar
1. Strategi Produksi
Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang dihasilkan. Namun, akan tetap menstabilkan harga dari produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk menarik lebih banyak lagi konsumen dan mempertahankan konsumen tersebut agar tidak memilih membeli jenis makanan ringan lain. Produk yang ditawarkan perusahaan ini pasti memiliki kendala dalam berubahnya selera pasar. Hal ini menjadi sorotan penting untuk terus berinovasi agar mempertahankan eksistensi produk yang dihasilkan.
Dalam penerapan strategi organisasi dan SDM juga sangat diperhatikan karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Meningkatkan prestasi kerja dapat dilakukan dengan memotivasi dan melibatkan karyawan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.
3. Strategi Pemasaran
Pemasaran juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Marketing menjadi salah satu strategi yang dapat meningkatkan, mengembangkan, dan ekspansi perusahaan. Strategi marketing yang akan dilakukan untuk sementara ini adalah dengan lebih memasarkan usaha ini dengan membuat brosur dan membagikannya kepada masyarakat umum. Agar kue bawang rebon yang dihasilkan lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat umum.
4. Strategi Keuangan
Dalam mengembangkan usaha, pemilik akan menambah armada untuk mengembangkan usaha dengan modal sendiri yang telah didapat dari keuntungan yang selama ini didapat. Dengan pemanfaatan kas secara baik, akan meningkatkan perkembangan dan berekspansi dalam bidang usaha industri makanan ini.
H.
Analisis Keuangan
bentuk-bentuk lainnya. Lembaga intermediasi yang ada dibedakan dalam 3 kategori yakni:
a. Berbentuk Bank tunduk pada Undang-Undang Pokok Perbankan b. Berbentuk Koperasi Simpan Pinjam tunduk pada Undang-Undang
Koperasi
c. Lembaga Keuangan Mikro lainnya yang belum diatur undang-undang Lembaga keuangan mikro yang membantu mengembangkan iklim wirausaha di Indonesia diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan No.SE 31/MK/2000 tanggal 5 Mei 2000 tentang Pelaksanaan Program PUKK. Dalam hal ini Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 yang menggantikan Surat Keputusan Menteri BUMN/ Kepala Badan Pembina BUMN No. Kep.216/M-PBUMN/1991 tanggal 28 September 1999. Sumber pendanaan dari program Pembninaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) berasal dari penyisihan laba BUMN termasuk saldo dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) tahun-tahun sebelumnya yang merupakan sumber pendanaan utama dalam merealisir terwujudnya pemerataan kehidupan perekonomian masyarakat melalui kemitraan dengan para pengusaha kecil dan koperasi serta lingkungan masyarakat sekitarnya.
bantuan pinjaman untuk modal kerja/ pinjaman lunak yang berasal dari penyisihan laba BUMN. Namun untuk bisnis Kue Bawang Rebon ini, kami menggunakan dana dari kami sendiri, agar tanggung jawab dan pembagian hasil nantinya jauh lebih mudah, adapun bila membutuhkan pengembangan usaha, salah satu cara pendanaan yang tertera diatas biasa terjadi bahan pertimbangan kami, untuk lebih mengembangkan usaha ini.
1. Proyeksi Keuangan
Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di dalamnya 3 performa laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow. Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut:
A. Sumber Pendanaan
Uraian Persentase (%) Jumlah
1. Modal Sendiri 12.000.000 12.000.000
2. Pinjaman 0 0
Jumlah (1+2) 12.000.000
Tabel 2.6: Sumber Pendanaan
B. Kebutuhan Pembiayaan/ Modal Investasi
Uraian Jumlah
Peralatan 1.255.000
Jumlah 1.255.000
2. Analisis Break Even Point (BEP)
BEP merupakan estimasi kasar untuk menghitung berapa lama modal yang dikeluarkan akan kembali. Untuk mengetahui berapa lama modal usaha Kue Bawang Rebon Krezio ini akan kembali, maka perhitungan BEP nya adalah: Estimasi dalam 1 bulan
Quantity (240 x 20 hari) = 4.800 kemasan Total Fixed cost = 6.455.000 Total Variable Cost = 4.420.000 Penjualan = Quantity x Price
= 4800 x 3.000
= 14.400.000
BEP = Total Fixed Cost
Penjualan- Total Variable Cost = 6.455.000
14.400.000 – 4.420.000
3. Rencana Arus Kas
RENCANA ARUS KAS (dalam ribuan rupiah) KUE BAWANG REBON KREZIO
TAHUN 2013
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
A. PENERIMAAN
Penjualan 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400
Sub Total Penjualan 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400 14.400
B. PENGELUARAN
Pembelian Bahan Baku 4.420 4.420 4.420 4.420 4.420 4.420 4.420 4.420 4.420 4.420 4.420 4.420
Pembelian Peralatan 1.255 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gaji Karyawan 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 Listrik, Air, Telepon 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Biaya Pemasaran 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Biaya Transportasi 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
Sub Total Pengeluaran 11.025 9.770 9.770 9.770 9.770 9.770 9.770 9.770 9.770 9.770 9.770 9.770
LAPORAN CASH OUTFLOW
Jenis Biaya Jumlah Biaya/bulan
(Rp)
Biaya Bahan Baku dan Penolong
Seluruh Bahan Untuk 240 kemasan
53.040.000 1% 58.344.000 64.178.400 70.596.240 77.655.864
Total Biaya Bahan Baku dan
Penolong
53.040.000 58.344.000 64.178.400 70.596.240 77.655.864
Biaya Overhead
Listrik dan Air 50.000 600.000 1% 660.000 726.000 798.600 878.460
Telepon 50.000 600.000 1% 660.000 726.000 798.600 878.460
Total Biaya Overhead 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920
Biaya Tenaga Kerja
Karyawan 3 Orang 3.000.000 36.000.000 1% 39.600.000 43.560.000 47.916.000 52.707.600
Total Tenaga Kerja 60.000.000 66.000.000 72.600.000 79.860.000 87.846.000
Total Cash Outflow 114.240.000 125.664.000 138.230.400 152.053.440 167.258.784
PROYEKSI ARUS KAS 5 TAHUN KEDEPAN KUE BAWANG REBON KREZIO
2013-2017
URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017
I.
Pemanfaatan IT
Dalam meningkatkan produk kue bawang rebon pemilik usaha juga perlu memperhatikan pemanfaatan IT. Hal ini dilakukan agar kue bawang rebon dapat berkembang dengan cepat dan dapat mempertahankan produknya di lingkungan masyarakat. Dalam persaingan dunia bisnis yang semakin keras dan ketat saat ini, informasi teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan bisnis. Yang menjadi acuan adalah sejauh mana teknologi dapat digunakan dan apa yang perlu diketahui bisnis mengenai teknologi sehingga memeberi dampak terhadap strategi bisnis dan selalu terlibat berbagai perencanaan serta pengkajian strategi bisnis.
Dalam pemanfaatan IT, kedepannya Kue Bawang Rebon Krezio akan menggunakan jaringan internet. Termasuk didalamnya situs jejaring sosial seperti facebook, twitter. Selain itu IT juga mempermudah dalam penyusunan rencana keuangan dan dapat meningkatkan komunikasi antara sesama pegawai.
J.
Analisis Resiko Usaha
1. Analisis Resiko Usaha
a. Adanya perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi.
b. Dari segi keamanan, masih banyak ancaman-ancaman dari pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari usaha ini.
d. Ketidaktersediaannya bahan baku dan bahan penolong untuk menghasilkan produk usaha.
e. Munculnya usaha yang sama. f. Penurunan daya beli masyarakat. 2. Antisipasi Resiko Usaha
a. Membuat riset terhadap konsumen apakah ada keluhan terhadap kue bawang rebon yang dibeli konsumen.
b. Untuk mengantisipasi perubahan selera pasar, produsen mencari inovasi baru terhadap kue bawang rebon baik rasa maupun kemasan untuk mempertahankan usaha dengan menjadi perusahaan yang inovatif.