BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sindrom nefrotik (SN) merupakan manifestasi glomerulopati yang paling sering ditemukan pada anak yang ditandai dengan temuan klinis proteinuria, hipoalbuminemia, edema dan hiperlipidemia.1,2 Pada anak, SN adalah penyakit ginjal umum yang dikaitkan dengan peningkatan risiko berkembangnya komplikasi tromboemboli, termasuk trombosis vena dan arteri, yang dapat mengancam jiwa dan secara signifikan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.3-5
pada tahun 2014 dijumpai kasus SN baru sebanyak 28 orang dan pada tahun 2015 dijumpai 35 orang kasus SN baru.
Pada kebanyakan anak SN idiopatik respons terhadap pengobatan steroid, tetapi sekitar 60 sampai 80% kasus berkembang menjadi relaps dan sebagian dari kasus terjadi relaps sering atau dependen steroid sehingga membutuhkan steroid dosis tinggi untuk mencapai remisi. Pada episode relaps ditemukan peningkatan jumlah trombosit dibandingkan dengan fase inisial dimana SN relaps sering membutuhkan pengobatan steroid jangka panjang sehingga akan meningkatkan risiko trombosis. Suatu penelitian di Bandung Indonesia dari tahun 2000 sampai 2005 pada anak yg berusia 1 sampai 14 tahun yang didiagnosa SN relaps sering dan SN relaps jarang ditemukan bahwa trombositosis lebih banyak terjadi pada SN relaps sering sehingga dibutuhkan tindakan pencegahan untuk terjadinya trombosis.8
untuk memprediksi risiko terjadinya trombosis dan merupakan metode yang mudah, sederhana, murah dan secara otomatis dihasilkan pada pemeriksaan darah lengkap.10,11,15Beberapa bukti yang timbul membuktikan bahwa MPV yang meningkat mungkin berhubungan dengan prognosis yang kurang baik dan ukuran trombosit yang lebih besar secara signifikan diprediksi sebagai komplikasi tromboemboli.11 Beberapa studi telah banyak menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara MPV dengan infark miokard, penyakit serebrovaskular, diabetes, ulcerative colitis, pankreatitis akut, celiac disease dan artritis reumatoid. Namun data pada pasien SN masih kurang.12
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan : Apakah ada perbedaan nilai MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose pada anak SN relaps sering
1.3. Hipotesis
Ada perbedaan nilai MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose pada anak SN relaps sering
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum : Mengetahui perbedaan nilai MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose pada anak SN relaps sering
1.4.2. Tujuan Khusus :
1. Mengetahui perbedaan nilai trombosit awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose pada SN relaps sering
2. Mengetahui perbedaan nilai PDW awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose pada SN relaps sering
4. Mengetahui hubungan nilai PDW dan MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose pada SN relaps sering
1.5 Manfaat Penelitian
1. Di bidang akademik / ilmiah : meningkatkan pengetahuan peneliti mengenai adanya perbedaan nilai MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose pada anak SN relaps sering
2. Di bidang pelayanan masyarakat : dengan mengetahui perbedaan nilai MPV awal terapi dan setelah pemberian terapi alternate dose pada anak SN relaps sering diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dalam hal pencegahan risiko tromboemboli yang sering terjadi sebagai komplikasi pada anak SN relaps sering