ABSTRAK
Pada masa sekarang ini, paradigma program pembangunan sudah bergeser dari pembangunan bersifat top-down (dari atas ke bawah) menjadi pembangunan yang bersifat bottom-up(dari bawah ke atas). Partisipasi aktif masyarakat menjadi landasan utama pada program pembangunan yang bersifat bottom-up. PNPM Mandiri Perkotaan merupakan program pemerintah yang bertujuan khusus untuk meningkatkan partisipasi seluruh masyarakatdengan membangun kemandirianmasyarakat melalui pelibatan masyarakat secara aktif dalam setiap tahapan kegiatan. Penelitian ini dilakukan pada permukiman nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan tingkat partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan berdasarkan Skala Sherry Arnstein dan juga menemukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat partisipasi tersebut.
Penelitian bersifat deskriptif kualitatif yang didukung deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data primer berupa observasi lapangan, wawancara, kuesioner dan pengumpulan data sekunder dari dinas terkait. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teori Arnstein untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat padatahap pelaksanaanPNPM Mandiri Perkotaan dan metode analisis kualitatif untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat partisipasi.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat Kelurahan Bagan Deli pada tahap pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan menurut Skala Sherry Arnsteinberada pada tingkat therapy. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat adalah: Jenis kelamin, dimana kaum laki-laki lebih berpartisipasi daripada kaum perempuan; Usia, golongan usia 35-45 tahun paling tinggi tingkat partisipasinya; Tingkat pendidikan, tingkat pendidikan SD dan SMP paling tinggi tingkat partisipasinya; Tingkat penghasilan,masyarakat yang tidak memiliki penghasilan dan masyarakat yang mempunyai penghasilan Rp.1.000.000-Rp.1.500.000 paling tinggi tingkat partisipasinya; Mata pencaharian, nelayan paling tinggi tingkat partisipasinya.
Kata Kunci : Partisipasi Masyarakat, PNPM Mandiri Perkotaan, Teori Arnstein
ABSTRACT
Nowadays, the paradigm of development program has shifted from top-down development to bottom-up development. Public active participation becomes the main basis in the bottom-up development program. PNPM Mandiri Perkotaan (urban area) is the government program which is specifically aimed to increase the participation of all people by developing public independence and involving them actively in every stage of activity. The research was conducted at the fishermen residence of Kelurahan Bagan Deli, Medan Belawan Subdistrict, Medan, Sumatera Utara Province. The objective of the research was to find out the level of public participation in the implementation stages of PNPM Mandiri Perkotaan, based on Sherry Arnstein Scale and to find out some factors which influenced the level of participation.
The research was descriptive qualitative, supported by descriptive quantitative method. The data were gathered by collecting primary data which consisted of field observation, interviews, and questionnaires, and by collecting secondary data from the agencies concerned. The gathered data were analyzed by using descriptive quantitative method and Arntein theory in order to find out the level of public participation in the implementation stages of PNPM Mandiri Perkotaan and qualitative method in order to find out some factors which influenced the participation stages.
The result of the research showed that the level of public participation at Kelurahan Bagan Deli in the implementation stages of PNPM Mandiri Perkotaan, according to Sherry Arnstein Scale, was in the therapy level. Some factors which influenced the level of public participation were sex in which more men participated than women, age in which the age group of 35 to 45 had highest level of participation, education in which Elementary School and Junior High School graduates had the highest level of participation, income in which those who had no income and those who had income from one million to one and a half million rupiahs had the highest participation, and livelihood in which fishermen had the highest participation.
