• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Yuridis Berlakunya PP No. 11 Tahun 2010 Dan Permasalahan Yang Ditimbulkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Yuridis Berlakunya PP No. 11 Tahun 2010 Dan Permasalahan Yang Ditimbulkan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar sesuai sistem hukum yang berlaku baik hukum yang khusus mengatur tentang Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar maupun hukum yang secara tidak langsung berkaitan dengan tanah terlantar. Ada beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu kewenangan dan mekanisme penertiban tanah terlantar serta pendayagunaan tanah terlantar dan hambatan dalam penegakan hukum yang mengatur tentang tanah terlantar tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, yang menggunakan pendekatan perundang-undangan dan konseptual.Bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini berasal dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier. Bahan hukum maupun informasi penunjang lainnya yang telah terkumpul terlebih dahulu dilakukan deskripsi dengan menguraikan proposisi-proposisi hukum kemudian diinterpretasikan untuk selanjutnya disistimatisasi, dievaluasi untuk kemudian diberikan argumentasi untuk mendapatkan kesimpulan atas permasalahan tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kewenangan penertiban tanah terlantar merupakan kewenangan delegasi, dimana Presiden mendelegasikan kewenangannya kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia untuk melakukan penertiban tanah terlantar sesuai dengan ketentuan Pasal 17 PP No.11 Tahun 2010. Dalam pelaksanaan penertiban, dibentuk Panitia C yang berwenang melakukan identifikasi dan penelitian tanah terindikasi terlantar. Mekanisme penertiban tanah terlantar dilakukan melalui tahapan-tahapan yaitu inventarisasi tanah terindikasi terlantar, identifikasi dan penelitian tanah terindikasi terlantar, peringatan terhadap pemegang hak, penetapan tanah terlantar. tanah-tanah terlantar didayagunakan untuk kepentingan masyarakat melalui reforma agraria, program strategis negara dan cadangan umum negara harus disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

Kata Kunci : Penertiban, Pendayagunaan, Tanah Terlantar, Penatagunaan Tanah

(2)

ii ABSTRACT

The Objective of the research was to analyze the control and the efficient use of fallow (uncultivated) land, according to the prevailing legal system, either the law which specifically regulates the control and the efficient use of fallow land or the law which is indirectly related to fallow land. Some problems in the research were the authority and the mechanism of controlling fallow land, the efficient use of fallow land, and the obstacles in enforcing law which controlled fallow land.

The research was judicial normative which used legal and conceptual approach. The legal materials came from primary, secondary, and tertiary legal materials. Description was done before legal materials and other supporting information were gathered by explaining legal propositions which were interpreted, systemized, and evaluated. Argumentation was then given to get the conclusion of the problems.

The result of the research showed that the authority to control fallow land was the delegation of authority in which the President delegated his authority to the Head of the National Land Board of the Republic of Indonesia to control fallow land, according to Article 17 of PP No. 11/2010. In the implementation of the control, Committee C that had the authority to identify and to study land which is indicated as fallow was established. The mechanism of controlling fallow land was through some stages: inventorying land which was allegedly fallow, identifying and studying land which was allegedly fallow, giving warning to people entitled to the land, confirming fallow land, fallow land was used to people’s interest through agrarian reform, State’s strategic program, and State’s general reserves had to be in line with Regional Layout Program.

Keywords: Control, Efficient Use, Fallow Land, Land Use

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penulisan skripsi ini permasalahan yang ada adalah latar belakang dilakukannya larangan kepemilikan tanah secara absentee, mekanisme redistribusi tanah absentee di

sesuai dengan aturan agar suatu tanah dapat ditetapkan sebagai

Perlindungan hukum terhadap Penggarap Tanah Terindikasi Terlantar hingga saat ini belum dapat kita temui secara khusus tertuang dalam sebuah peraturan tertulis yang

(1) Dalam hal langkah-langkah penertiban dan pendayagunaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, 16, 17, 18 dan Pasal 19, Pemegang Hak Atas Tanah atau pihak yang telah

Pada kenyataanya penegakan hukum mengalami beberapa kendala atau hambatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, dengan demikian terdapat masalah dalam penegakan

(2) Tanah yang ditetapkan sebagai tanah terlantar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), apabila merupakan sebagian hamparan yang diterlantarkan, maka hak

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi dalam penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar antara lain karena aturan yang tidak jelas atau

Pada kenyataannya implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar dengan peraturan pelaksananya, yakni Peraturan Kepala BPN