• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Asertif Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Asertif Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB III"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan perilaku asertif mahasiswa Program Studi BK-FKIP-UKSW Angkatan 2014” Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex post facto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,2006). Ditetapkan variabel sebagai berikut: variabel bebas (independent variabele) adalah kecerdasan emosi (X) sedangkan variabel terikatnya (dependent variable) adalah perilaku asertif (Y).

Hubungan variabel independen dan variabel dependen digambarkan sebagai berikut

3.3 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Asertif mahasiswa bimbingan dan konseling. Berikut akan dipaparkan definisi masing-masing variabel penelitian.

Kecerdasa E osi

X

Perilaku Asertif

(2)

3.3.1 Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan produktif, dan meraih keberhasilan.

3.3.2 Perilaku Asertif

Perilaku asertif adalah bentuk komunikasi secara langsung terhadap kebutuhan, keinginan dan pendapat seseorang tanpa menghukum, mengancam atau merendahykan orang lain. Perilaku asertif juga melibatkan hak orang lain tanpa terlalu takut dalam proses tersebut. Perilaku asertif melibatkan ekspresi langsung dari perasaan seseorang, preferensi, kebutuhan atau pendapat dalam cara yang tidak mengancam atau menghukum orang lain.

3.4 Populasi dan sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2013:240). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa Program Studi BK-FKIP-UKSW Angkatan 2014 yang aktif kuliah berjumlah 60 mahasiswa. Dapat dilihat dari tabel 3.1 di bawah ini.

3.1 Tabel Jumlah Mahasiswa BK 2014

Mahasiswa

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

26 34 60

Sumber : Dekan FKIP, Dr. Yri Dwikurnaningsih, M.Pd 3.4.2 Sampel

(3)

3.5 Teknik dan Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah dengan 2 instrumen. Skala inventori kecerdasan emosi yang dikembangkan berdasarkan teori Goleman yang disusun oleh Parker, Keefer & Wood 2011 untuk mengukur kecerdasan emosi berjumlah 35 pernyataan. Inventori perilaku asertif yang dikembangkan berdasarkan teori Galassi dan Galassi yang disusun oleh Robert E. Albert & Michael L. Emmons 2011 berjumlah 35 pertanyaan

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosi

Variabel Aspek-aspek Favorabel Unfavorabel

Kecerdasan

Emosi Kesadaran diri 2 1, 4, 5, 6, 7, 9

Mengelola emosi 23 10, 28, 31,

33, 34, 35 Memotivasi diri sendiri 21, 22, 26, 27 9, 29, 30 Mengenali emosi orang

lain 15, 18, 24, 25 3, 12, 32

Membina hubungan 11, 13, 16, 17, 19, 20 14

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Asertif

Variabel Aspek-aspek Favorabel Unfavorabel

Perilaku

Asertif Mengungkapkanperasaan positif 6, 7, 19, 24, 26, 35 3, 21, 22, 29, Afirmasi 2, 9, 10, 15, 27,

30, 11, 12, 13, 14, 17, 23, 28,

Mengungkapkan

(4)

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis korelasional (hubungan) dengan rumus kendalltau, karena digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, dengan data ordinal. Dengan dua variabel yaitu variabel X sebagai kecerdasan emosi dan variabel Y sebagai perilaku asertif. Untuk analisisnya dibantu dengan menggunakan program SPSS 16.0 for window. Sedangkan pengukuran reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach’s.

3.7 Uji Kualitas Data

3.7.1 Uji Coba Instrumen

Penulis menguji validitas dan reliabilitas instrumen ini pada tanggal 5 mei 2017 di kelas B.102 Universitas Kristen Satya Wacana jumlah 35 item inventori perilaku asertif dan 35 item skala inventori kecerdasan emosi kepada 30 orang mahasiswa.

3.7.2 Uji Validitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disyaratkan memenuhi syarat valid dan reliabel. Arikunto (2006) menjelaskan bahwa yang dimaksud validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan instrumen. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, Sugiyono (2009).

Untuk menentukan validitas item digunakan acuan menurut Sugiyono (2009) yang menyatakan bahwa suatu item dikatakan valid jika koefisien korelasi teruji dengan batas bawahnya sama dengan 0.20 (validitas rendah) Berikut ini adalah kriteria untuk menentukan validitas item:

0,00-0,20 : dianggap tidak validitas 0,20-0,40 : validitas rendah

(5)

0,8-1,00 : validitas sempurna

3.4 Tabel Hasil Validitas Kecerdasan Emosi Item-Total Statistics

No Item

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

(6)

No Item

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

23 100.2000 62.637 .461 .790

24 100.4167 67.535 .509 .807

25 99.4667 64.084 .425 .795

26 100.1500 68.333 .480 .811

27 99.7500 67.852 .430 .806

28 99.5500 63.472 .438 .791

29 100.2000 65.214 .473 .801

30 99.9667 63.185 .447 .791

31 99.8167 62.118 .559 .787

32 100.2167 65.800 .572 .809

33 100.2833 62.613 .575 .787

34 100.4833 61.440 .593 .785

35 100.2000 62.637 .461 .790

(7)

3.5 Tabel Hasil Validitas Perilaku Asertif Item-Total Statistics

(8)

Hasil uji validitas instrumen untuk mengukur kecerdasan emosi , diperoleh skor corrected item total correlation diantara 0.404 hingga 0.667. Dengan demikian seluruh item instrumen valid.

3.7.3 Uji Realibilitas

Realibilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,2006). Untuk mengetahui tingkat realibilitas instrumen terhadap pernyataan dalam instrumen digunakan teknik Crombach's Alpa dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Untuk mengetahui tingkat realibilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai berikut:

(9)

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosi

Dalam uji coba instrumen skala kecerdasan emosi diperoleh hasil reliabilitas 0,801. Berikut adalah tabel reliabilitas skala kecerdasan emosi.

Tabel 3.6 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

.801 .819 35

Kategori realibilitas menurut George dan Mallery (Arikunto, 2006) dikatakan baik jika 0,8α<α<0,9, jadi hasil uji coba instrumen kecerdasan emosi tersebut realibilitasnya baik.

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Perilaku Asertif

Kategori realibilitas menurut George dan Mallery (Arikunto, 2006) dikatakan baik jika 0,8α<α<0,9, jadi hasil uji coba instrumen kecerdasan emosi tersebut realibilitasnya baik.

Tabel 3.7 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

Gambar

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosi
Tabel 3.6 Reliability Statistics

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kaitannya dengan inovasi pendidikan, maka apa yang telah dilakukan KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari pada masanya, dengan melakukan upaya-upaya yang dianggap..

penelitian menunjukkan bahwa perlakuan inokulan II: 2 Bakteri + 2 Khamir + pupuk anorganik 50% (P3), memberikan waktu berbunga paling cepat, yaitu 84,25 hari lebih cepat

UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED PADA MATERI KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII SMPN 5 TULUNGAGUNG.. TAHUN

Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam1. telah mencapai kejayaannya

Karena rata-rata kemampuan berpikir matematik dan karakter mahasiswa kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Pemimpin serangan itu ialah Pati Unus (1518-1521 M) dan dikenal dengan Pangeran Sabrang Lor. Serangan itu mengalami kegagalan, karena jarak serangan terlalu jauh dan

(2,817) &gt; (1,98932) pada taraf signifikansi 5% , (2) ada pengaruh model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas X

Untuk mengimbangi hal-hal tersebut di atas maka dalam pengajaran matematika, diusahakan mencari metode yang sesuai dengan kondisi yang diperlukan yaitu metode pengajaran yang