• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel Ilmiah PENGGUNAAN MULTIMEDIA MAC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Artikel Ilmiah PENGGUNAAN MULTIMEDIA MAC"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

This research applied the use of multimedia macromedia flash to increase the motivation, activeness and performance of economic study with contextual learning strategies. Samples of research focused on class X MA Al Hasanah Talang Pauh Bengkulu Tengah. Method used is class action research. The procedure involves four stages, such as planning, implementation, monitoring and evaluation, and analysis and reflection. The results showed that the use of multimedia macromedia flash with contextual learning strategies can improve motivation, activeness and ferformance on economic. At the experimental stage, the use of multimedia macromedia flash with contextual learning strategies are more effective than the conventional learning.

Key words : Macromedia flash Multimedia, Motivation, Learning activities, Perfomence on economic, Economic Learning

A. PENDAHULUAN

Sekarang ini masih ada anak didik yang diperlakukan sebagai obyek yang seolah-olah dapat dibentuk sekehendak pendidik. Siswa hanya dibiarkan duduk, dengar, catat, dan hafal dan tidak dibiasakan untuk belajar aktif. Akibatnya suasana kelas terasa gersang oleh para siswa, terasa membosankan dan terasa mengikat.

Suasana belajar yang diciptakan oleh guru harus melibatkan siswa secara aktif, dengan demikian perlu adanya pengembangan pembelajaran. Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Yang mana mampu mengembangkan bakat dan potensi siswa secara optimal serta memberi iklim yang kondusif dalam perkembangan daya pikir dan kreativitas siswa.

Perkembangan teknologi multimedia memberikan harapan baru terhadap pemecahan masalah dalam pembelajaran. Tanpa mengurangi peran guru di kelas lewat pembelajaran klasik, kehadiran teknologi informasi dengan konsep multimedia yang terus berkembang sudah selayaknya kalau kehadirannya dipertimbangkan dan tidak lagi dianggap sebagai kemustahilan di dunia pendidikan.

Multimedia memberi dimensi baru dengan mengintegrasikan bunyi, musik, animasi, dan interaktivitas yang diprogram berdasarkan teori pembelajaran. Dengan kemampuan tersebut multimedia mampu membantu dalam menciptakan suasana kelas yang lebih menarik, inovatif, kreatif dan menyenangkan.

Selaras dengan Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 Pasal 40 ayat 2 yang menyebutkan:

“Pendidik dan tenaga pendidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, serta berkewajiban mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan”.

Seorang guru memegang peranan yang menentukan, karena bagaimana pun keadaan sistem pendidikan disekolah, alat apapun yang digunakan dan bagaimanapun

(2)

keadaan anak didik, maka pada akhirnya tergantung pada guru didalam memanfaatkan semua komponen yang ada. Metode dan keputusan guru dalam interaksi belajar mengajar akan menentukan keberhasilan anak untuk mencapai tujuan pendidikan (Soetomo, 1993).

Selain itu penyajian materi disekolah tampaknya semata-mata berorientasi kepada materi pelajaran yang tercantum pada kurikulum dan buku teks sehingga pelajaran dirasakan sebagai beban yang harus diingat dan dihafalkan sehingga minat dan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi menjadi berkurang. Jika hal tersebut dibiarkan maka menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa (Suryana, 2006).

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut AECT dalam Sadiman, pengertian dari media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar siswa. Media sebagai hasil dari revolusi komunikasi dapat dipakai untuk sarana pencapaian tujuan pendidikan, disamping guru, buku dan papan tulis. Manfaat dan nilai praktis media sebagai sumber belajar adalah:

a. Memberikan fasilitas pembelajaran siswa sehingga dapat merangsang siswa untuk berfikir mengaktifkan dan memotivasi siswa.

b. Menambah peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan memahami, menghitung, mengukur, meneliti, menafsirkan, mengumpulkan, menerapkan dan mengkomunikasikan kemampuan-kemampuannya. Dengan kata lain memberi peluang mengembangkan keterampilan proses.

c. Dapat memberikan informasi akurat dan terbaru, mengatasi keterbatasan pengalaman dan kemampuan guru.

d. Dapat memberikan informasi akurat dan terbaru, mengatasi keterbatasan pengalaman dan kemampuan guru.

e. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan atau dikunjungi (Sadiman, dkk 1986)

2. Media Pembelajaran Menggunakan Multimedia

Media pembelajaran menggunakan multimedia menurut Rustjdy Sjakyakirti Arifin, dalam makalahnya yang berjudul Flowchart dan Alur Penyajian adalah program pembelajaran yang secara terintegrasi menggabungkan teks, grafik, gambar, foto, suara, video, animasi dan yang melibatkan interaksi antara pengguna dan program tersebut menggunakan komputer sebagai piranti penggunaannya.

Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh multimedia yang akan digunakan untuk media pembalajaran menurut Hardjito (2002: 8): antara lain

a. Memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri.

c. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan.

d. Memberikan kesempatan adanya partisipsi dari pengguna dalam bentuk respon baik berupa jawaban, keputusan, percobaan, dan lain-lain.

3. Macromedia flash

(3)

program untuk mendesain grafis animasi yang sangat populer dan banyak digunakan desainer grafis. Kelebihan flash terletak pada kemampuannya menghasilkan animasi gerak dan suara. Awal perkembangan flash banyak digunakan untuk animasi pada website, namun saat ini mulai banyak digunakan untuk media pembelajaran karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki.

Macromedia flash merupakan gabungan konsep pembelajaran dengan teknologi audiovisual yang mampu menghasilkan fitur-fitur baru yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Pembelajaran berbasis multimedia tentu dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian. Peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran tertentu secara mandiri dengan komputer yang dilengkapi program multimedia. (Chusnul Chotimah, Macromedia flash Sebagai Media Pembelajaran (Januari, 2008) http://www.smu-net.com/main.php?act=int&xkd=169.

4. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan segala tenaga yang dapat membangkitkan atau mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan (Soetomo, 1993:141). Motivasi menurut Mc. Donald (Sardiman, 1988:73) merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar (Sardiman, 1988:75).

5. Keaktifan Belajar

Menurut Mc Keachie dalam Dimyati dan Mujiono (1999:45) berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa “individu merupakan manusia belajar yang selalu ingin tahu.” Menurut Sriyono (1992:75), ”Keaktifan adalah pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani maupun rohani.” Menurut Sagala (2006:124-134), keaktifan jasmani maupun rohani itu meliputi antara lain:

a. Keaktifan indera: pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain.

b. Murid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.

c. Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan mengambil keputusan. d. Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima bahan pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam otak, kemudian pada suatu saat ia siap mengutarakan kembali.

e. Keaktifan emosi: dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha mencintai pelajarannya.

Indikator Keaktifan

Keaktifan belajar dalam (http://ardhana12.wordpress.com 2009/01/20/indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian dalam-ptk-2/) dapat dilihat dari:

a. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru b. Kerjasamanya dalam kelompok

(4)

d. Memberi gagasan yang cemerlang

e. Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang f. Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain g. Memanfaatkan potensi anggota kelompok

h. Saling membantu dan menyelesaikan masalah

6. Pengertian Hasil Belajar

Proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Namun harus juga diingat, meskipun tujuan proses pembelajaran itu dirumuskan secara jelas dan baik, belum tentu hasil pengajaran yang diperoleh mesti optimal. Karena hasil yang baik itu dipengaruhi oleh komponen-komponen yang lain, dan terutama bagaimana aktivitas siswa sebagai subjek belajar.

Suatu prosess belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari, masalah yang menentukan bukan metode atau prosedur yang digunakan dalam pengajaran, bukan kolot atau modernnya pengajaran, bukan pula konvensional atau progresifnya pengajaran. Semua itu mungkin penting artinya, tetapi tidak merupakan pertimbangan akhir, karena itu hanya berkaitan dengan "alat" bukan "tujuan" pengajaran. Bagi pengukuran suksesnya pengajaran, memang syarat utama adalah "hasilnya". Tetapi harus diingat bahwa dalam menilai atau menerjemahkan "hasil" itu pun harus secara cermat dan tepat, yaitu dengan memperhatikan bagaimana "prosesnya".

Dalam proses inilah siswa akan beraktivitas. Dengan proses yang tidak baik/benar, mungkin hasil yang dicapainya pun tidak akan baik, atau kalau boleh dikatakan hasil itu adalah hasil semu. Adapun hasil pengajaran itu dikatakan betul-betul baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.

b. Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”, (Sardiman, 2008: 49-50). Untuk mengetahui sejauh mana perubahan tingkah laku akibat proses belajar mengajar maka perlu adanya hasil belajar. Bukti seseorang telah belajar ialah dengan adanya perubahan tingkah laku dan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu.

Lebih lanjut Haryati (2009 : 22) hasil belajar siswa dapat dititik beratkan pada tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Horward Kingsley memberi tiga macam hasil belajar, yakni 1. Keterampilan, dan kebiasaan,

2. Pengetahuan dan pengertian, 3. Sikap dan cita-cita.

7. Pengertian Pembelajaran Kontekstual (CTL

Pembelajaran Kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2006: 255).

(5)

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual.

a. Konstruktivisme b. Inkuiri

c. Bertanya

d. Masyarakat Belajar e. Pemodelan

f. Refleksi

g. Penilaian Nyata

Penilaian dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar. Dalam pembelajaran kontekstual hal-hal yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian terhadap prestasi siswa diantaranya adalah : laporan kegiatan, presentasi, pekerjaan rumah, dan hasil tes tertulis.

8. Makna pembelajaran Ekonomi

Setiap bidang studi memiliki tujuan masing-masing yang sangat mennetukan oleh karakteristik dari masing-masing bidang studi tersebut. Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.

Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar pada pemebelajaran ekonomi (SMA/MA) dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.

Prinsip Pembelajaran Ekonomi 1. Prinsip relevansi

Yaitu adanya keterkaitan antara apa yang dipelajari di kelas dengan apa yang dilakukan di sekolah dan yang terkadi di masyarakat

2. Prinsip harmonisasi

Materi pembelajaran yang dikembangankan berdasarkan sintesis antara kebutuhan lapangan dan prinsip pendidikan yang diyakini sesuai dengan tujuan pendidikan dan prinsip pendidikan Indonesia.

3. Prinsip interaksi

Katerkaitan materi yang digunakan untuk mengembangkan wawasan, pemahaman, sikap dan kemampuan professional dalam bidang ekonomi antara kebutuhan lapangan dengan pandangan teoritik bersifat interaktif. 4. Prinsip evalusi

Evaluasi hasil belajar didasrkan pada kegiatan dan keberhasilan guru ekonomi menguasai langkah-langkah dalam pembelajaran ekonomi.

5. Prinsip sistematis

Materi pembelajaran diorganisasikan secara struktur, dimulai dari appersepsi, pretes, penyampaian materi pokok sampai dengan kesimpulan dan evaluasi. 6. Prinsip proporsionalitas

(6)

Karakteristik pembelajaran Ekonomi

Karakteristik Bidang Studi Ekonomi (Depdiknas, 2003) sbb;

1) Mata pelajaran ekonomi berangkat dari fakta atau gejala ekonomi yang nyata. 2) Mata pelajaran ekonomi mengembangakan teori-teori untuk menjelaskan dakta

secara rasional.(agar manusia mampu membaca dan menjelaskan gejala-gejala ekonomi secara sistematis, maka disusunlah konsep dan teoriilmu ekonomi. Selain memenuhi persyaratan sistematis, ilmu ekonomi juga memenuhi persyaratan keilmuan yang lain yaitu objektif, dan mempunyai tujuan yang jelas) 3) Umumnya, analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah metode

pemecahan masalah (perlu metode pemecahan masalah- problem solving) 4) Inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternative yang terbaik

5) Lahirnya ilmu ekonomi karena adanya kelangkaan sumber pemuas kebutuhan manusia.

Mata pelajaran ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan:

1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terrutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan Negara

2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.

3) Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat .

4) Membuat keputusan

B. METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilanjutkan dengan pengujian pada kelas eksperimen kuasi (kelas sederhana). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas. Pada penelitian tindakan kelas dilakukan dengan 4 tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tinfakan, pengumpulan data penelitian serta analisis dan refleksi. Kegiatan pada tahap diantaranya membuat media pembelajaran, menyususn instrument penelitian, melaksanakan pre-test, dan pembagian kelompok 5-6 orang yang kemampuannnya hetrogen. Pada tahap implementaasi dilaksanakan pembelajaran ekonomi dengan penggunaan multimedia macromedia flash. Penilaian dilakukan selama kegiatan pembelajaran dengan melihat keaktifan siswa dalam berdiskusi, dan post-test pada setiap akhir siklus. Pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan tahap implementasi tindakan. Setelah data terkumpul, dilakukan analisis data dengan cara membandikan hal-hal yang tercaapi disetiap akhir tindakan (siklus) dengan indicator yang telah ditetapkan. Pada setiap akhir siklus diadakan refleksi untuk melihat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan sebelumnya sebagai dasar perbaikan pada siklus selanjutnya. Untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus dilakukan pengujian hipotesis melalui uji t terhadap hasil pre-test dan post-test.

Penelitian tindakan kelas dan penelitian kuasi eksperimen ini dilaksanakan di MA Al Hasana talang Pauh Bengkulu Tengah pada semester ganjil tahun pelajaran 2011-2012 kelas X.

(7)

kontekstual disbanding pembelajaran konvensional. Diawal pembelajaran kedua kelas diberi pre-test. Hasil pre-test kemudian dianalisis untuk mengetahui kehomogenan dan normalitas sampel. Diakhir pembelajaran dilaksanakan post-test. Hasil post-test kedua kelas dianalisis melalui uji t untuk melihat apakah ada perbedaan hasil belajar pada kedua kelas tersebut.

Untuk melihat sejauhmana keefektifan setiap siklus pada penelitian tindakan diadakan uji t untuk hasil post-test siklus ketiga dan yang terakhit (keempat), kemudian siklus yang keempat dibandikan dengan hasil post-test kelas eksperimen kuasi dengan menggunakan uji t.

Data hasil penelitian yang terdapat dalam penelitian adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari assessments yaitu tes pada siklus pertama dan tes siklus selanjutnya. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil lembar observasi siswa dan guru selama mengikuti pelajaran serta angket motivasi siswa.

Hasil intervensi yang diharapkan merupakan kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika nilai rerata variabel yang diukur mencapai kualitas minimal “tinggi” dengan 80% siswa. Adapun indikator keberhasilan yang menjadi acuan keberhasilan dalam penelitian ini ialah angka Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 70 (disadur dari KTSP MA Al Hasanah).

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data dan Hasil Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dideskripsikan data hasil pengamatan efek atau hasil intervensi tindakan pada setiap siklus sebagai berkut :

1. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melakukan tindakan, peneliti mengadakan obsevasi awal terhadap pelajaran ekonomi di kelas X MA Al Hasanah Talang Pauh tahun ajaran 2011/2012 serta melihat secara langsung proses belajar mengajar di kelas tersebut. Dari hasil observasi diperoleh informasi mengenai kondisi pembelajaran ekonomi di kelas X MA Al Hasanah Talang Pauh tahun ajaran 2011/2012 yaitu :

a. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh sekolah adalah  60. b. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Guru mendominasi proses pembelajaran. d. Pembelajaran berlangsung satu arah.

e. Siswa tidak langsung memberikan respon terhadap pertanyaan yang diberikan guru.

f. Pada observasi awal peneliti mengadakan tes awal mengenai pokok bahasan kebutuhan manusia. Tes awal bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa untuk belajar kesebangunan. Dari hasil analisis nilai tes awal diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada siswa yang mencapai KKM.

2. Analisis gambaran awal pembelajaran ekonomi

(8)

berkeliling, mengarahkan, dan membimbing siswa dalam mengerjakan latihan tersebut.

Motivasi siswa dalam pembelajaran ekonomi umumnya masih rendah, dalam pembelajaran metode yang digunakan oleh guru adalah ceramah dan pemberian tugas. Keterlibatan siswa pada proses pembelajaran di kelas kelihatan kurang bersemangat, baik dalam menjawab pertanyaan maupun dalam mengajukan pertanyaan.

3. Deskripsi dan Hasil Tindakan Kelas (Tahap 1)

a. Motivasi Belajar Ekonomi

Berdasarkan analisis angket motivasi belajar ekonomi, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil analisis angket motivasi belajar ekonomi

Tabel 2 Rata-rata skor motivasi persiklus

Siklus I IV

Rata-rata

skor motivasi 3,32 3,64 Kategori Sedang Tinggi

Pada tabel 1 dan 2 memperlihatkan: pada siklus I rata-rata skor motivasi belajar siswa 3,32 dan siswa yang memperoleh skor motivasi tinggi sebanyak 6 orang atau 12%. Dari hasil angket motivasi yang disebarkan kepada siswa dapat dilihat bahwa siswa merasa menjadi lebih tertarik dengan pelajaran ekonomi. Dari siklus I hanya 6 orang yang termotivasi diimbangi hasil belajar pada siklus I juga masih rendah. Rendahnya hasil belajar disebabkab kurangnya motivasi siswa belajar ekonomi, karena menurut Sadirman (1988:75) “ hasil belajar itu akan optimal kalau ada motivasi yang tepat”. Sadirman (1988:75) juga menegaskan bahwa “Seseorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi”.

Pada siklus IV rata-rata skor motivasi belajar siswa 3,64 dengan 24 orang siswa atau 89% yang memperoleh skor motivasi tinggi. Berdasarkan analisis di atas terlihat bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Pada siklus IV jumlah siswa yang termasuk pada kategori tinggi mengalami peningkatan empat kali lipat dibanding siklus I. Salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang yang belajar (internal). Hal ini sesuai dengan pendapat Dalyono (2001:55) bahwa faktor internal salah satunya adalah minat dan motivasi. Jadi dengan adanya minat serta motivasi yang baik nantinya akan mendukung penguasaan materi pelajaran oleh siswa tersebut.

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar ekonomi siswa kelas X MA Al-Hasanah Talang Pauh tahun ajaran 2011/2012.

Kategori Kisaran

Skor Responden (siswa)S I S IV Sangat Rendah 1,00-1,49 0 0

Rendah 1,50-2,49 0 0

Sedang 2,50-3,49 21 3

Tinggi 3,50-4,49 6 24

(9)

b. Keaktifan Siswa

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada setiap siklus yang dilakukan oleh pengamat, diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3 Hasil observasi aktivitas siswa setiap siklus Siklus Skor Kategori

I 2,55 Cukup

II 2,60 Cukup

III 3,00 Baik

IV 3,12 Baik

Sebelum pelaksanaan siklus I, guru membagi siswa dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok beranggota 5 orang siswa dan ada 2 kelompok yang berjumlah 6 orang. Pembagian kelompok dilakukan dengan nomor undian. Siswa yang mendapat nomor undian sama dikelompokkan dalam satu kelompok belajar. Pembagian kelompok dilaksanakan seperti ini karena peneliti beranggapan bahwa siswa memiliki kemampuan yang cukup homogen. Hal ini berdasarkan uji homogenitas terhadap hasil tes awal.

Pada siklus I, keaktifan siswa pada pembelajaran ekonomi dengan penggunaan multimedia macromedia flash dengan pendekatan konstektual dikategorikan cukup. Siswa cukup aktif bekerja sama dan berinteraksi dengan anggota kelompoknya meskipun masih ada beberapa siswa yang bekerja sendiri bahkan ada yang tidak sama sekali terlibat aktif. Hal ini disebabkan siswa belum mengenal teknik pembagian tugas dalam kelompok. Sehingga penggunaan waktu tidak efektif. Oleh karena itu, peneliti sebagai guru membimbing dan memberikan arahan agar siswa dapat bekerja sama dengan baik.

Pada siklus II, keaktifan siswa pada pembelajaran ekonomi dengan penggunaan multimedia macromedia flash dengan pendekatan konstektual sudah mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari lembar observasi siswa. Skor yang diperoleh adalah 2,60 tetapi masih berada pada kriteria cukup. Kelompok belajar siswa pada siklus II berbeda dengan kelompok belajar pada siklus I. Hal ini diasumsikan siswa bisa lebih aktif lagi dalam kelompoknya yang baru serta dapat menjalin kerja sama yang baik bersama anggota kelompok.

Pada siklus III keaktifan siswa mengalami peningkatan. Siswa aktif bekerja sama dan berinteraksi dengan teman kelompoknya. Siswa sudah banyak yang mengacungkan tangan untuk mewakili kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Pada siklus III belum terlihat sikap musyawarah pada masing-masing kelompok untuk menentukan siapa yang mewakili kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi sehingga kondisi kelas kurang tertib.

Pada siklus IV keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah baik. Siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran namun keadaan kelas tetap tertib. Siswa dapat memahami semua arahan yang disampaikan di setiap akhir pembelajaran pada siklus sebelumnya, sehingga pada siklus IV kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari lembar observasi siswa yang dilakukan pengamat diperoleh skor 3,12 atau termasuk dalam kriteria baik.

(10)

c. Hasil Belajar Ekonomi

Berdasarkan hasil tes siswa setiap siklus, diperoleh data sebagai berikut Tabel. 4 Hasil tes siswa setiap siklus

Siklu s

Rata-rata Pre-test

Ketuntasan Klasikal

Rata-rata Post-test

Ketuntasan Klasikal

I 45,19 3,7 % 60,37 29,6 %

II 42,59 7,4 % 65,93 62,96 %

III 51,58 14,81 % 73,33 100 %

IV 62,96 100 % 77,04 100 %

Tabel. 5 Hasil Analisis Uji t hasil pre-post dan post-test setiap siklus

Siklus ke- t df Sig (2-tailed)

1 4,618 26 0,000

2 10,929 26 0,000

3 9,306 26 0,000

4 9,175 26 0,000

Berdasarkan hasil analisis data tentang perbedaan hasil belajar siswa pada siklus 1 sebelum diberi perlakukan dan setelah diberi perlakuan diperoleh hasil sebagai berikut. Sebelum diberi perlakuan rata-rata hasil belajar siswa (pre-test) adalah 45,19 dengan ketuntasan klasikal 3,7 %. Setelah diberi perlakuan rata-rata hasil belajar siswa (post-test) adalah 60,37 dengan ketuntasan klasikal 29,6 %.

Hasil yang diperoleh adalah thitung = 4,618 dan ttabel = 2,056 pada α = 0,05. Karena thitung (4,618) > ttabel (2,056), sehingga berdasarkan kriteria pengujian berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa pada materi kebutuhan manusia sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan Macromedia flash. Berdasarkan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa pada materi kebutuhan manusia sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan Macromedia flash lebih baik dibanding tanpa menggunakan multimedia.

Pada siklus II sebelum diberi perlakuan rata-rata hasil belajar siswa (pre-test) adalah 42,59 dengan ketuntasan klasikal 7,4 %. Setelah diberi perlakuan rata-rata hasil belajar siswa (post-test) adalah 65,93 dengan ketuntasan klasikal 62,96 %. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa pada materi kelangkaan sumber daya setelah diberi perlakuan lebih baik dibanding sebelum diberi perlakuan. Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti menggunakan rumus t-test paired samples statistics.

Hasil yang diperoleh adalah thitung = 10,929 dan ttabel = 2,056 pada α = 0,05. Karena thitung (10,929) > ttabel (2,056), sehingga berdasarkan kriteria pengujian berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa pada kelangkaan sumber daya sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan Macromedia flash. Berdasarkan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa pada materi kelangkaan sumber daya sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan macromedia flash lebih baik dibanding tanpa menggunakan multimedia.

(11)

apakah hasil belajar siswa pada materi sistem ekonomi setelah diberi perlakuan lebih baik dibanding sebelum diberi perlakuan. Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti menggunakan rumus t-test paired samples statistics.

Hasil yang diperoleh adalah thitung = 9.306 dan ttabel = 2,056 pada α = 0,05. Karena thitung (9.306) > ttabel (2,056), sehingga berdasarkan kriteria pengujian berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa pada sistem ekonomi sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan Macromedia flash. Berdasarkan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa pada materi sistem ekonomi sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan macromedia flash lebih baik dibanding tanpa menggunakan multimedia.

Pada siklus IV sebelum diberi perlakuan rata-rata hasil belajar siswa (pre-test) adalah 62,96dengan ketuntasan klasikal 100 %. Setelah diberi perlakuan rata-rata hasil belajar siswa (post-test) adalah 77,04 dengan ketuntasan klasikal 100 %. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa pada materi sistem ekonomi setelah diberi perlakuan lebih baik dibanding sebelum diberi perlakuan. Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti menggunakan rumus t-test paired samples statistics.

Hasil yang diperoleh adalah thitung = 9.175 dan ttabel = 2,056 pada α = 0,05. Karena thitung (9.175) > ttabel (2,056), sehingga berdasarkan kriteria pengujian berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa pada perilaku konsumen dan produsen sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan Macromedia flash. Berdasarkan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa pada materi sistem ekonomi sebelum dan sesudah diterapkannya penggunaan Macromedia flash lebih baik dibanding tanpa menggunakan multimedia.

4. Efektifitas Implementasi Tindakan (Hasil Kuasi Eksperimen)

Berdasarkan hasil pengujian dasar-dasar analisis diperoleh, yaitu data hasil belajar siswa yang diajar dengan penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional mempunyai varians yang homogen maka pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Hasil yang diperoleh adalah thitung = 3,028 (lampiran 27) dan 3,303 dan ttabel diperoleh = 2,05 pada α = 0,05. Karena thitung (3,028 dan 3,303) > ttabel (2,05 dan 2,06), sehingga berdasarkan kriteria pengujian berarti H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa yang diajar dengan penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual dengan rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar ekonomi siswa yang diajar dengan penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar Ekonomi siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional atau dengan kata lain bahwa penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual lebih efektif digunakan untuk mengajarkan Ekonomi pada pokok bahasan perilaku konsumen dan produsen kepada siswa kelas X MA Al Hasanah Talang Pauh tahun ajaran 2011 / 2012.

5. Hasil Analisi Uji t dengan membandingakan antar siklus

(12)

keempat. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa penerapan penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X B MA Al Hasanah Talang Pauh Bengkulu Tengah tahun ajaran 2011-2012.

Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual ini juga efektif diterapkan pada kelas eksperimen kuasi. Hal ini bisa dilihat dari hasil analisis uji t yaitu:

Tabel 4.12 Hasil Analisi Uji T Antar Siklus Keempat dan Kelas Eksperimen Kuasi

Perlakuan Nilai F t. sig

Siklus Keempat dan Eksperimen Kuasi

0,101 0,753

Sumber: data diolah

Hasil analisis yang disajikan pada tabel 4.10, digunakan untuk membuktikan Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual pada kelas eksperimen kuasi dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran ekonomi.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpilan bahwa :

1. Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata skor motivasi belajar ekonomi pada awal dan akhir. Pada awal tindakan motivasi belajar siswa termasuk kategori sedang dan di akhir tindakan motivasi belajar siswa termasuk kategori tinggi.

2. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual merupakan salah satu cara untuk dapat meningkat keaktifan, siswa melalui: penyampaian materi yang menarik dengan menggunakan media, siswa belajar lebih aktif dengan kelompok belajar, kerja sama antar siswa dengan guru dan sumber belajar

3. Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada tiap siklus, ketuntasan hasil belajar siswa persiklus, dan hasil uji t terhadap perbedaan rata-rata hasil belajar pretest-postetst pada tiap siklus.

4. Pembelajaran ekonomi dengan Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual lebih efektif dibanding dengan pembelajaran ekonomi yang dilaksanakan secara konvensional. Hal ini terlihat dari perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol serta perhitungan uji t terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dimana thitung > ttabel dengan α=0,05 yang berarti ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan Penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual dan dengan yang tanpa menerapkan penggunaan multimedia macromedia flash dengan strategi pembelajaran kontekstual atau pembelajaran secara konvensional.

(13)

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bumi Aksara

Arsyad, Azhar, 1997. Media Pengajaran. Jakarta:RajaGrafindo Persada

Azhari, Akyas. Psikologi Pendidikan, Semarang : Dina Utama Semarang, 1996

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Chotimah, Chusnul, 2008. Macromedia flash Sebagai Media Pembelajaran. http://www.smu-net.com/main.php?act=int&xkd=169

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/Prodi._Ekonomi_dan_Koperasi NETI_BUDIWATI/Hakekat Pembelelajaran Ekonomi

96302211987032-http://muhfida.com/cara-cara-menumbuhkan-motivasi-belajar-siswa/ (diakses Jumat 22 Juli 2011)

http://ardhana12.wordpress.com/2009/01/20/indikator-keaktifan-siswa-yang-dapat-dijadikan-penilaian-dalam-ptk-2/ (diakses Jumat 22 Juli 2011)

Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998

S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: C.V. Rajawali, 1990

Sardiman. 1998. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press

Sabri, M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta : CV.Pedoman Ilmu Jaya, 2001

Sastropoetro, Santoso. 1989. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Alumni. Bandung

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional.

(14)

Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: C.V Alfabeta

Suparno,Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius

Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Winardi, 2002. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajeman. Jakarta: PT. Grafindo Persada

Gambar

Tabel 3 Hasil observasi aktivitas siswa setiap siklus
Tabel. 4 Hasil tes siswa setiap siklus

Referensi

Dokumen terkait

orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari tefuukti atau dapat dibuktikan bahwa

[r]

Dilihat dari penjelasan di atas bahwa Chi square hitung > chi square tabel maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan karakteristik

Falah,.2010,”Analisis Pengaruh Etika Kerja Islam Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan”,Yogyakarta:Skripsi Fakultas Ekonomi,

Merupakan penderita talasemia dengan variasi mutasi β yang heterogen, dimana hanya terjadi sedikit gangguan produksi rantai- β , sehingga hampir tidak ditemukan kelainan

Telah dilakukan rancang bangun alat pengaturan solenoid valve pada prototype alat pengolah air umpan boiler menggunakan mikrokontroler dengan indikator TDS yang dapat.

Seiring berkembangnya zaman, dunia teknologi pun semaking berkembang, tanpa kita sadari dengan kemajuan teknologi yang sekarang kita punya, kita mampu melakukan dari hal yang

Pengadaan perlengkapan kant or Pengadaan. Langsung