• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE TANYA JAWAB UNTUK MENIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN METODE TANYA JAWAB UNTUK MENIN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE TANYA JAWAB

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KELAS 1 F SMP NEGERI I BATU

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE TANYA JAWAB

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN BELAJAR SISWA PADA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS 1F SMP NEGERI I BATU

Sebagai Salah Satu Tugas Akhir

PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL II) Mahasiswa Tarbiyah Jurusan Pendidikan Islam

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG

Oleh: Sahiruddin

00110173

Disetujui Pada Tanggal: Maret 2004

Dosen Pembimbing Lapangan

Dra. Rahmawati Baharuddin. M. Ag

Mengetahui

Kepala Sekolah SMP NEGERI I BATU

Drs. Syamsul Hidayat

(3)

KATA PENGANTAR

Bismilahirrohman Nirohim

Dengan menyebut Asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,

penyusun panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik serta hidayahnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan PPL II

di SMP NEGERI I BATU sekaligus sebagai latihan untuk menyusun penelitian.

Dalam penyusunan laporan PPL II penyusun mendapatkan bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak, baik dorongan moral maupun spiritual oleh karena

itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu dan Bapak serta keluarga yang telah ikhlas dalam memberikan

Do’a dan bimbingan kepada penyusun

2. Yang terhormat Bapak Prof. Imam Suprayogo, selaku rektor

Universitas Islam Negeri (UIN) Malang

3. Yang terhormat Bapak Drs. Syamsul Hidayat, selaku kepala SMP

NEGERI I BATU yang telah memberi ijin kepada semua praktikan,

terutama kami pribadi.

4. Ibu. Dra. Rahma Baharuddin. M. Ag, yang telah memberikan

bimbingan kepada kami

5. Bapak Drs. Musyafa dan Drs. Solikin, selaku guru pamong yang

telah memberikan ijin kepada kami untuk praktek mengajar.

6. Kepada teman-teman yang telah banyak membantu kami dalam

menyelesaikan tugas PTK ini.

(4)

Sebagai manusia biasa saya menyadari bahwa banyak kehilafan baik saat

praktek maupun dalam membuat penelitian ini. Untuk itu merupakan suatu

kewajiban bagi saya untuk memohon maaf atas segala kekurangan, karena hanya

itu yang dapat saya berikan.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, dan tidak lupa penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

sehingga nantinya bisa dijadikan acuan demi perbaikan laporan ini.

Malang, Maret 2004

Sahiruddin

(5)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA...4

.A Metode Tanya jawab...4

1. Pengertian Methode...4

2. Pengertian Methode Tanya Jawab...5

3. Kelebihan dan Kekurangan Methode Tanya Jawab...6

.B Motivasi Belajar...7

1. Pengertian motivasi belajar dan macam-macam motivasi...7

2. Teori Motivasi...9

3. Fungsi Motivasi...9

4. Motivasi di Sekolah...10

BAB III METHODE PENELITIAN...11 A. Rancangan Penelitian 11

B. Prosedur penelitian 11

(6)

1. Skenario Tindakan pembelajaran...11

2. Alat dan personalia...12

3. Lokasi Penelitian dan pelaksanaan Tindakan...12

C. Perekaman Data 17

D. Indikator kinerja 18

BAB IV ANALISA DATA...19 A. Hasil Penelitian...19

BAB V PENUTUP...20 A. Kesimpulan 20

B. Saran 20

DAFTAR PUSTAKA...22 LAMPIRAN

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha untuk mengantarkan manusia

pada jenjang yang lebih sempurna. Yakni keberhasilan guru/pendidik untuk

mencapai tujuan pengajarannya. Setiap pendidik dan pengajar harus mengerti

dengan jelas tentang tujuan pengajaran tersebut, untuk bisa mencapai tujuan

pengajaran tersebut maka seorang guru harus pandai-pandai menentukan metode

mana yang cocok untuk digunakan dalam mengajar sehingga dengan adanya

metode tersebut semua murid akan lebih giat dan semangat dalam belajar serta

tercapailah tujuan pendidikan dengan sempurna.

Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatian khusus bagi mereka yang

belajar dan mengajar, karena memberi motivasi kepada siswa merupakan hal yang

perlu dan penting dalam proses belajar mengajar, karena kesuksesan dan belajar

siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak, tetapi juga tergantung pada

bagaimana pendidik memberi motivasi pada anak didiknya. Pertanyaan yang

selalu dikemukakan adalah bagaimanakah memotivasi seseorang dalam

mempelajari apa yang harus dipelajarinya? Dalam kehidupan sehari-hari sering

kita jumpai orang yang penuh antusias dan tekun dalam melaksanakan berbagai

kegiatan dan ada juga orang yang tidak bergairah dan hanya bermalas-malasan.

Kenyataan tersebut tentu ada sebab-sebab yang perlu diketahui lebih lanjut untuk

memotivasi belajar.

Dalam situasi sekolah, setiap anak memiliki sejumlah motivasi atau

dorongan-dorongan yang berhubungan dengan kebutuhan baik kebutuhan biologis

(8)

maupun kebutuhan psikologis. Di samping itu anak juga memiliki sikap-sikap,

minat-minat, penghargaan dan tujuan-tujuan tertentu, tetapi semuanya itu

biasanya tidak sekaligus mencakup tujuan-tujuan dalam situasi sekolah. Oleh

sebab itu tugas guru adalah menimbulkan motifasi yang akan mendorong anak

untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan belajarnya. Seperti contoh guru atau

sekolah tentu ingin mengarahkan anak didiknya ke tujuan yang diinginkan dan

semua itu diperlukan adanya peningkatan aktivitas belajar anak, maka untuk

meningkatkan aktivitas belajar anak, perlu adanya motivasi-motivasi guru yang

sekiranya anak – anak menjadi semangat dan giat dalam belajar.

Berpijak dari uaraian di atas, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian

pendidikan. Dalam hal ini penulis ingin mengangkat suatu topik “Penerapan

Metode Tanya Jawab guna Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IE di

SMP Negeri I Batu”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka penulis mendapatkan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah metode tanya jawab dapat dijadikan sebagai motivasi belajar

siswa kelas 1F SMP Negeri I Batu?

2. Bagaimana penerapan metode tanya jawab yang efektif, sehingga

dapat memotivasi siswa kelas 1F SMP Negeri I Batu?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka penulis akan

merumuskan penelitian ini dengan tujuan sebagai berikut:

(9)

1. Mengetahui apakah metode tanya jawab dapat dijadikan sebagai

motivasi belajar siswa kelas 1F SMP Negeri I Batu.

2. Mengetahui bagaimana metode tanya jawab tersebut diterapkan

sehingga dapat memotivasi siswa kelas 1F SMP Negeri I Batu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi lembaga, untuk dijadikan bahan pertimbangan dan tambahan

informasi dalam menentukan langkah-langkah penggunaan metode

pengajaran Pendidikan Agama Islam khususnya dan umumnya pada

pelajaran lain.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan guru untuk memilih metode

yang tepat untuk anak didik yang sesuai dengan tujuan pengajaran dan

kondisi siswa.

3. Bagi siswa, untuk mempermudah siswa dalam menerima pelajaran.

4. Bagi penulis, supaya dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

tambahan dan masukan pengetahuan yang nantinya dapat digunakan

pada saat benar-benar menjadi pendidik.

E. Hipotesis Tindakan

1. Dengan penerapan metode tanya jawab sebagai motivasi belajar siswa

kelas 1F SMP Negeri I Batu.

2. Dengan menerapkan metode tanya jawab dapat meningkatkan kwalitas

hasil pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas 1F SMP

Negeri I Batu.

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Tanya Jawab 1. Pengertian Metode

Metode dalam kamus ilmiah populer berarti cara yang teratur dan

sistematis untuk pelaksanaan sesuatu, (Pius dan Dahlan: 1994). Sedangkan

menurut Winarno Surakhmad, metode adalah cara, yang didalam fungsinya

merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, maka semakin

efektif pula pencapaian tujuannya. Jadi untuk menetapkan lebih dahulu apakah

sebuah metode dapat disebut baik, diperlukan patokan yang bersumber dari

beberapa faktor utama.

Adapun yang dimaksud dengan metode pengajaran, Abu Bakar

Muhammad (1981) mendefinisikannya sebagai suatu aturan yang dilalui oleh guru

didalam menyampaikan pelajarannya, agar dapat sampai pengetahuan itu kepada

fikiran murid dengan bentuk yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan.

Metode mengajar banyak sekali jenisnya, kerena metode dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya yaitu:

a. Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya

b. Anak didik yang beragam tingkat pemahamannya

c. Situasi yang beragam keadaannya

d. Fasilitas yang beragam kualitas dan keadaannya

e. Pribadi guru serta keprofesionalan yang berbeda

Karena itu sulit untuk memberikan satu klasifikasi yang jelas, mengenai

setiap metode yang pernah dikenal dalam pengajaran. Akan tetapi secara umum

(11)

metode pengajaran dapat digolongkan menjadi beberapa golongan. salah satu

diantaranya adalah metode tanya jawab.

2. Pengertian Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara menyampaikan pelajaran dengan jalan

guru mengajukan pertanyaan dan murid memberikan jawaban atau sebaliknya

murid bertanya sedangkan guru menjawab pertanyaan murid. Metode tanya Jawab

merupakan metode yang harus dilakukan oleh seorang guru dengan mengajukan

beberapa pertanyaan kepada siswanya tentang bahan yang telah diajarkan atau

bacaan yang telah mereka baca ambil memperhatikan proses berfikir diantara

murid didiknya. (Ramayulis; 1990, 135).

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metode tanya jawab

adalah suatu cara mengajar dimana guru mengajukan beberapa pertanyaan dan

murid memberikan jawaban sebagaimana yang telah diajarkan.

Metode tanya jawab ini telah lama dipakai, yaitu semenjak zaman Yunani.

Ahli pendidikan Islam telah mengenal metode ini, yang dianggap oleh metode

modern berasal dari Socrates (469-399 SM.) seorang filosof bangsa Yunani.

b. Mengarahkan proses berfikir dan pengamatan murid.

(12)

c. Meninjau atau melihat penguasaan murid terhadap materi / bahan

yang telah diajarkan sebagai pertimbangan untuk melanjutkan materi

berikutnya.

d. Melaksanakan ulangan, evaluasi dan memberikan selingan dalam

ceramah (Zuhairini; 1993).

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab

Sebagai salah satu metode interaksi edukatif, metode tanya jawab

mengandung beberapa kelebihan dibanding dengan metode lainnya, disamping

terdapat kelemahan-kelemahannya. Menurut Zuhairini, kelebihan metode tanya

jawab terletak pada hal-hal sebagai berikut:

a. Suasana/situasi akan lebih hidup, karena murid dirangsang untuk

d. Memberikan dorongan aktifitas dan kesungguhan murid, dalam arti

murid yang biasanya segan mencurahkan perhatian akan lebih berhati-hati

dan aktif mengikuti pelajaran.

e. Walaupun prosesnya agak lambat namun secara pasti guru dapat

mengontrol pemahaman atau pengertian murid sesuai pada masalah yang

dibicarakan.

f. Bila dibanding dengan metode ceramah, metode tanya jawab dapat

membangkitkan aktifitas murid.

(13)

Sedangkan kelemahan-kelemahan terdapat apabila:

a. Terjadi perbedaan pendapat/jawaban, dan ini akan memerlukan waktu

yang banyak untuk menyelesaikannya dan lebih dari itu terkadang terjadi

murid dapat menyalahkan pendapat guru.

b. Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama

apabila terjadi jawaban-jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya,

padahal bukan sasaran (tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi

penyimpangan dari pokok persoalan semula.

c. Relatif memerlukan waktu yang banyak, karena kurang dapat secara

cepat merangkum bahan-bahan pelajaran (Zuhairini; 1993; 76-77).

B. Motivasi belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar Dan Macam-macam Motivasi

Istilah motivasi berasal dari perkataan motivate-motivation yang artinya

dorongan (dengan sokongan moril). Banyak digunakan dalam berbagai bidang

dan situasi. Dalam uraian ini tidak akan dikemukakan motivasi dalam berbagai

bidang dan situasi akan akan tetapi lebih diarahkan pada motivasi dalam bidang

pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan motivasi secara istilah menurut para ahli yaitu:

a. Thomas M. Risk. Mengemukakan tentang motivasi yaitu: Usaha yang

didasari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid

yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.

b. M. Nasution, MA. Mengemukakan tentang motivasi: The motivate a child to arrenge cindition so that te is capable doing. Motivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau

(14)

melakukan apa yang dapat dilakukannya. Beliau juga berkata, motivasi

adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

(Protek pembinaan perguruaan tinggi agama; 1981, 111-112).

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan motivasi adalah

usaha-usaha yang disengaja oleh seseorang pendidik untuk memberi dorongan kepada

anak didik sehingga anak itu mau melakukan apa yang harus dilakukan.

Adapun yang dimaksud belajar disini adalah kegiatan atau upaya yang

diberikan oleh guru kepada anak didik yang menghasilkan perilaku dan perilaku

merupakan manifestasi dari apa yang dipelajari.

Menurt Arthur T Jersild dalam bukunya Edukational Psikologi, beliau

mengatakan bahwa belajar ialah modivikation of behavior through experience and

traninng, artinya perubahan tingkah laku karena pengalaman dan latihan. (Ahmad

Thontowi: 1989, 99).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu usaha guru

yang di sengaja yang di berikan kepada murid untuk merubah tingkah laku karena

adanya pengalaman dan latihan

Motivasi dapat di bagi atas dua jenis yaitu motivasi instrinsic dan

extrinsic. Pada motivasi intrinsic, anak belajar tanpa ada paksaan dan dorongan

dari orang lain, mereka menganggap bahwa belajar sangat penting dan bermakna

bagi hidupnya. Sedangkan pada motivasi extrisic ini timbul sebagai akibat

pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan

dari orang lain. Sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau

melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seorang anak mau belajar supaya

(15)

mendapatkan nilai yang baik, hadiah, penghargaan, menghindari hukuman atau

celaan (PPPTA; 1981,113).

Beberapa cara membangkitan motivasi extrinsic dalam rangka

menumbuhkan motivasi intrinsic yaitu:

a. Kompetisi (persaingan), guru berusaha menciptakan persaingan

diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

b. Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat).

c. Kesempatan untuk sukses, kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas,

kesenangan, dan kepercayaan terhadap diri sediri, sedangkan kegagalan

akan menbawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya

banyak memberikan kesempatan untuk meraih sukses dengan usahanya

sendiri.

d. Minat yang besar.

e. Mengadakan penilaian atau tes (Muh. Uzer Usman; 1989, 24-25).

2. Teori Motivasi

Menurut seorang ahli ilmu jiwa dalam suatu motivasi ada suatu hirarki,

yaitu motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai atas:

a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat dan

sebagainya.

b. Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa terlindungi, bebas dari rasa

takut dan cemas.

c. Kebutuhan akan cinta kasih, yakni rasa diterima dan dihargai dalam

suatu kelompok, kelurga, sekolah, dan teman sebaya.

(16)

d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan

bakat dengan usaha mencapai hasil, pembentukan pribadi. (Nasution;

1986,78).

3. Fungsi Motivasi

Motivasi sebagai suatu proses inti mengantarkan murid kepada

pengalaman-pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Sebagai

proses, fungsi motivasi antara lain:

a. Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar dapat berminat dan

siaga (sebagai pendorong)

b. Menentukan arah perbuatan, untuk memusatkan perhatian anak pada

tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.

c. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil

jangka panjang.

4. Motivasi di Sekolah

Guru dapat menggunakan bermacam-macam motivasi agar murid-murid

giat belajar, tetapi tidak semua motivasi itu sama baiknya, malahan ada pula yang

dapat merusak. Dibawah ini ada beberapa hal, teknik pemberian motivasi:

a. Memberi angka.

b. Memberi hadiah.

c. Saingan.

d. Hasrat untuk belajar.

(17)

e. Ego-Involvement (ketertiban diri, bila ia merasa pentingnya suatu tugas, dan menerimanya sebagai suatu tantangan dengan mempertahankan

harga diri.

f. Sering memberi ulangan.

g. Mengetahui hasil.

h. Kerja sama.

i. Tugas yang “Challenging” (mengandung tantangan). j. Pujian.

k. Teguran dan kecaman.

l. Sarkasme dan celaan.

m. Hukuman.

n. Suasana yang menyenangkan. (Nasution; 1986, 81).

Dari uraian diatas mengenai teknik perlu ditekankan sekali lagi bahwa

murid mempunyai peranan yang penting dalam memotivasi atau dengan kata lain

memberi dorongan-dorongan dasar dan pengalamannya merupakan faktor yang

berperan dalam situasi-situasi belajar.

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Dalam metode penelitian ini metode yang digunakan adalah metode

induktif yaitu berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang

kongkrit, kemudia ditarik generalisasinya yang bersifat umum. Penggunaan

metode ini dimaksudkan untuk mengemukakan data yang ada kaitannya dengan

masalah yang penulis bahas yang bertitik tolak pada pengetahuan yang khusus,

kemudian ditark kesimpulan yang bersifat umum. Penelitian ini menganalisis

tentang penggunaan metode tanya jawab yang dihubungkan dengan motivasi.

Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis deskriptif. Dengan

menggunakan teknik ini, maka dengan mudah penulis dapat mengetahui apakah

metode tanya jawab berpangaruh dengan motivasi belajar siswa di SMP Negeri I

Batu.

B. Prosedur Penelitian

1. Skenario Tindakan Pembelajaran

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui afaktifitas peranan metode

tanya jawab terhadap motivasi belajar siswa kelas 1F SMP Negeri I Batu, sebagai

upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka perlu dirumuskan skenario

tindakan pembelajaran mulai dari persiapan sampai pada evaluasinya.

(19)

Penelitian ini dimulai dari persiapan sebagai berikut:

a. Menguasai cara-cara yang akan dilaksanakan dan bahan

yang kita akan ajarkan.

b. Menyediakan alat yang diperlukan.

c. Membuat rencana pengajaran dan satuan pembelajaran.

d. Mencoba sendiri terlebih dahulu sebagai latihan sebelum

mengajar sungguh-sungguh didepan kelas.

e. Menulis terlebih dahulu garis besar pertanyaan yang akan

digunakan kesiswa yang sesuai dengan materi yang sudah

diajarkan agar siswa lebih mudah mengikuti tanya jawab.

f. Usahakan agar setiap anak paham terhadap pertanyaan

yang diajukan.

g. Mencatat anak yang menjawab dan diberi pujian agar anak

lebih semangat dan dikasih nilai.

2. Alat dan Personalia

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat atau fasilitas

yang ada disekolah SMP Negeri I Batu dan personalia yang membantu atau yang

mendukung adalah para siswa SMP Negeri I Batu, Guru Pamong, Kepala Sekolah,

Dosen Pembimbing Lapangan, semua staf SMP Negeri I Batu dan teman-teman

yang telah banyak membantu. Adapun yang dijadikan subyek penelitian adalah

guru pendidikan agama Islam, guru pengetahuan umum serta siswa yang mana

mereka semua berkedudukan sebagai informasi bagi penulis.

3. Lokasi Penelitian dan Pelaksanaan Tindakan

(20)

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Batu, Jl. K.H. Agus Salim No.

55 Batu. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 kali pertemuan yang dimulai pada

hari Rabu tanggal 4 Februari 2004 dan berakhir pada hari sabtu tanggal 20 Maret

2004. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama 6 kali pertemuan

tersebut adalah sebagai berikut:

Pertemuan I (Tanggal 10 Februari 2004) 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka.

b. Perkenalan antara peneliti dengan siswa Kelas 1F SMP Negeri I Batu:

1) Memperkenalkan satu persatu dimulai dari peneliti dan

dilanjutkan dengan siswa Kelas 1F SMP Negeri I Batu.

2) Memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan PKLI.

2. Tahap Inti

a. Guru/peneliti mengobservasi terlebih dahulu tentang kondisi kelas 1F

SMP Negeri I Batu.

Pertemuan II (Tanggal 17 Februari 2004) 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka

b. Membaca Ayat Al-Qur’an, 5 surat (Juz-Amma)

c. Menulis Ayat Al-Qur’an (5 Ayat).

d. Mengevaluasi

2. Tahap Inti

a. Guru/peneliti memberikan materi tentang tentang hal-hal

yang berhubungan dengan Hemat

(21)

b. Guru / peneliti meminta siswa untuk membaca ayat-ayat

tentang Hemat

c. Guru mengecek pemahaman siswa dengan diberi beberapa

pertanyaan.

a. Guru/Peneliti memberikan motivasi

b. Salam penutup.

Pertemuan III (Tanggal 24 Februari 2004) 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka

b. Membaca Ayat Al-Qur’an, 5 surat (Juz-Amma)

c. Menulis Ayat Al-Qur’an (5 Ayat).

d. Mengevaluasi

2. Tahap Inti

a. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk memakai metode

konstruktifistik sehingga sebelum materi disampaikan

peneliti mencoba untuk mengulas mengingatkan kembali

ingatan siswa Bagaimana iman kepada kitab-kitab Allah.

b. Peneliti menjelaskan materi tentang iman kepada kitab-kitab

Allah.

(22)

c. Peneliti mencoba mengulas kembali tentang iman kepada

kitab-kitab Allah dengan memberikan pertanyaan kepada

siswa.

d. Siswa menjawab pertanyaan yang di sampaikan oleh

peneliti dengan jelas dan singkat

e. Peneliti menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

3. Tahap Akhir

a. Memberikan motivasi

b. Menginformasikan tentang post-test

Pertemuan IV (Tgl. 2 Februari 2004) 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka

b. Membaca Ayat Al-Qur’an, 5 surat (Juz-Amma)

c. Menulis Ayat Al-Qur’an (5 Ayat).

d. Mengevaluasi

2. Tahap Inti

a. Peneliti membagikan so’al ulangan harian

b. Peneliti mengawasi jalannya ulangan.

3. Tahap Akhir

a. Salam penutup.

Pertemuan V (Tgl. 9 Maret 2004) 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka

b. Membaca Ayat Al-Qur’an, 5 surat (Juz-Amma)

(23)

c. Menulis Ayat Al-Qur’an (5 Ayat).

d. Mengevaluasi

2. Tahap Inti

a. Peneliti mengadakan Tanya Jawab tentang materi yang sudah di pelajari

b. Menjelaskan materi tentang iman kepada kitab suci Al Qur’an.

c. Menyuruh siswa untuk membaca surat yang pertama kali turun.

d. Menyuruh siswa mengadakan evaluasi melalui Tanya jawab.

3. Tahap Akhir

a. Memberikan Motivasi

b. Menginformasikan tentang hafalan surat Al Alaq ayat 1-5, di hafalkan

waktu pelajaran BTA (baca tulis Al Qur’an)

c. Salam penutup

Pertemuan ke VI (16 maret 2004) 1. Tahap Awal

a. Salam pembuka

b. Membaca Ayat Al-Qur’an, 5 surat (Juz-Amma)

c. Menulis Ayat Al-Qur’an (5 Ayat).

d. Mengevaluasi

e. Menanyakan kembali tentang kesulitan hasil ulangan.

2. Tahap inti

a. Membagikan hasil ulangan

b. Membahas soal ulangan bagi yang menemui kesulitan waktu mengerjakan

ulangan

3. Tahap Akhir

(24)

a. Pamitan kepada siswa

b. Penutup/Perpisahan.

C. Perekaman Data

Untuk memperoleh data yang lebih akurat dan agar data yang telah

diperoleh tidak hilang maka peneliti melakukan perekaman dengan cara membuat

catatan dari hasil data yang telah diperoleh selama proses penelitian. Teknik yang

dilakukan adalah dengan membuat catatan berdasarkan perkembangan siswa

setiap hari setelah pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab.

Sedangkan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk mengetahui

efektivitas penerapan metode tanya jawab, terhadap motivasi belajar siswa, maka

setiap akan memasuki materi selanjutnya peneliti meluangkan waktu 10-15 menit

untuk tanya jawa tentang materi yang sudah diajarkan sehingga hal ini

memudahkan peneliti memahami efektivitas penggunaan metode tanya jawab

terhadap pengajaran Pendidikan Agama Islam.

Data yang akurat akan dapat diperoleh ketika proses pengumpulan tersebut

dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara

untuk mengumpulkan data selama proses penelitian yaitu:

1. Pengamatan Partisipatif

Cara ini digunakan peneliti agar data yang di inginkan dapat diperoleh sesuai

dengan apa yang di maksudkan oleh peneliti. Peneliti partisipatif maksudnya

ialah peneliti terlibat secara langsung dan bersifat aktif dalam turut

mengumpulkan data yang diinginkan juga peneliti kadang-kadang

mengarahkan obyek yang diteliti untuk melaksanakan tindakan yang

mengarah pada data yang ingin diperoleh oleh peneliti.

(25)

2. Observasi aktivitas kelas

Observasi aktivitas kelas dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti mengajar

di kelas dengan menggunakan metode tanya jawab, sehingga peneliti akan

memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat menentukan metode

tanya jawab dan cara penyampaian yang lebih pada pertemuan berikutnya.

Hal ini dilakukan dengan merujuk adanya pertimbangan hasil observasi.

3. Interview.

Cara atau metode ini sering disebut dengan wawancara. Pada dasarnya

metode ini merupakan suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara tanya jawab sepihak, sistemaits, dan berlandaskan tujuan penelitian.

D. Indikator Kinerja

Penelitian yang dilaksanakan 6 kali pertemuan sudah cukup digunakan

untuk penelitian. Penelitian ini mengambil topik tentang Penerapan Metode Tanya Jawab Guna Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa maksudnya adalah bahwa dengan menggunakan metode tanya jawab dalam proses belajar mengajar

siswa akan lebih giat dalam belajar baik belajar di sekolah maupun di rumah dan

bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya atau

malah sebaliknya siswa akan malas dan tidak bersemangat. Disini indikator yang

ditemukan selama peneliti menerapkan metode tanya jawab ini sebagian besar

dari siswa bersemangat, setiap apa yang peneliti terangkan mereka

memperhatikan dengan sungguh-sungguh, karena mereka semua berkeinginan

nanti dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dapat mereka jawab

semua, sehingga mereka akan memperoleh nilai yang baik, dan nampaknya ketika

peneliti memberi tugas atau pekerjaan rumah (PR) mereka mengerjakan dengan

(26)

sungguh-sunngguh dan pada ulangan harian pertama kelas IF mendapatkan nilai

yang baik.

DATA HASIL ULANGAN HARIAN Kelas 1F

(27)

BAB IV ANALISA DATA

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Batu yang merupakan Sekolah

Menengah Tingkat pertama, sekolah ini terletak di Jl. K.H. Agus Salim No. 55

Batu.

Yang diantaranya fasilitas yang dimiliki adalah 15 seperangkat komputer,

30 mesin ketik manual, ruang belajar siswa (kelas) yang berjumlah 12 kelas,

dimana 12 kelas tersebut untuk kelas II dan Kelas III sedangkan kelas I masuk

siang semua, karena untuk ruang kelas I masih dalam tahap renovasi. SMP Negeri

I Batu ini juga di lengkapi masjid, perpustakaan, ruang guru, ruang kepala

sekolah, ruang kegiatan kesiswaan (OSIS, UKS, Pramuka, lab. Bahasa, lab.

Mengetik, lab. Komputer), serta kantin dan Koperasi siswa.

Penelitian ini difokuskan di kelas IE SMP Negeri I Batu dengan topik

Penerapan Metode Tanya Jawab Guna meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Adapun hasil dari penelitian ini metode tanya jawab bisa dibilang berhasil dalam

memotivasi siswa dan merupakan salah satu metode yang cocok bagi pengajaran

Pendidikan Agama Islam untuk memberi semangat kepada siswa dalam belajar

Pendidikan Agama Islam khususnya dan umumnya materi pelajaran yang lain.

Sehingga hal ini dapat direkomendasikan kepada para pengajar Pendidikan Agama

Islam (PAI) untuk menggunakan metode tanya jawab ketika mengajar.

(28)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa efektivitas penggunaan

metode tanya jawab dapat mendorong siswa kelas 1F SMP Negeri I Batu. Hal ini

dapat diketahui dari kesemangatan siswa sehari-hari dalam Proses Belajar

Mengajar (PBM) selama penelitian ini dilaksanakan. Selanjutnya dapat ditarik

kesimpulan yang dapat meringkas penjelasan di atas diantaranya yaitu:

1. Metode Tanya jawab merupakan salah satu dari beberapa metode yang

ada, penerapan metode tanya jawab di Kelas 1F SMP Negeri I Batu

sangat mendukung kegiatan belajar mengajar siswa. Hal ini terbukti

dengan antusiasnya siswa untuk mengikuti mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.

2. Penerapan metode tanya jawab yang efektif dan efisien adalah dengan

mempertimbangkan waktu yang ada, sebelum materi diajarkan guru

mencoba untuk memancing pemahaman siswa tentang materi yang akan

diajarkan dan hendaklah menanyakan hal-hal yang sifatnya aktual dan

ada dalam kehidupan atau lingkungan siswa.

B. Saran

Selaku penulis sekaligus peneliti maka dalam hal ini ada beberapa saran

yang sifatnya konstruktif yang bisa penulis berikan demi kemajuan dan

perkembangan pendidikan agama Islam di lembaga pendidikan ini.

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah:

(29)

1. Supaya guru mempersiapkan pembelajaran materi pendidikan agama

Islam yang kreatif dan dinamis agar siswa tidak merasa monoton dalam

belajar pendidikan agama Islam.

2. Supaya para pendidik khususnya, para pengajar dalam lembaga

pendidikan yang terkait dapat menyakinkan siswa didiknya bahwasanya

belajar pendidikan agama Islam bukan hal yang melelahkan dan

membosankan.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Darajat, Zakia. Dkk: 1996. Metodelogi Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta.

Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama: 1981. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, IAIN Pusat.

Ramayulis. Prof. Dr: 1990. Metodelogi Pengajaran Agama Islam, Kalam Mulia. Jakarta.

S.Nasution. Prof. Dr. MA: 1986. Didaktik Azas-azas Mengajar, Jemmars. Bandung.

Thontowi, Ahmad. Drs: 1989. Psikologi Pendidikan, Angkasa, Bandung,.

Uzer Usman, Moh. Drs: 1989. Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung.

Zuhairini. Prof. Dr. Hj. Dkk: 1993. Metodelogi Pendidikan Agama, Ramadhani, Solo.

(31)

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENERAPAN METODE TANYA JAWAB

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS 1F DI SMP NEGERI I BATU

DPL: Dra. Rahma Baharuddin. M. Ag

Oleh

SAHIRUDDIN

00110173

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG

2004

Referensi

Dokumen terkait

Regarding to the judicial authority owned by South Korean constitution as mentioned in Article 111 paragraph (1) The Constitution of the Republic Korea and specified by

[r]

Membahas juga tentang karakteristik umum negara sedang berkembang, persoalan umum dan empiris yang dialami oleh Negara sedang berkembang, teori-teori utama

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan senyawa metabolit sekunder yang berhasil diisolasi pada fraksi etil asetat dari daun Macaranga beccariana Merr. yakni isolat MB

SPI adalah p roses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan

Aset harus memiliki karakter dapat diukur secara keuangan dengan tingkat reliabilitas yang wajar, tidak boleh dikaitkan dengan kewajiban yang tidak dapat diukur

Setelah itu, penulis menganalisa kata-kata slang yang digunakan oleh penyiar radio dari stasiun radio Radik 99 Radio tersebut satu per satu dengan menggunakan teori varietas

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Tujuh bulan Maret tahun Dua Ribu Tujuh Belas di Ruang ULP Rektorat Lantai I, kami Pokja Pelelangan Konsultansi