• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran AseanKorea Youth Forum dalam Membangun Identitas ASEAN Melalui Bidang Kepemudaan T1 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran AseanKorea Youth Forum dalam Membangun Identitas ASEAN Melalui Bidang Kepemudaan T1 BAB V"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PEMBENTUKAN IDENTITAS ASEAN MELALUI KEGIATAN ASEAN-KOREA YOUTH FORUM

5.1 Motto ASEAN (One Vision, One identity, One Community)

Visi dari ASEAN tertuju pada mimpi ASEAN untuk terwujudnya kawasan yang damai, stabil, terciptanya pertumbuhan ekonomi, serta membentuk kerja sama dalam mencapai kepentingan bersama untuk ASEAN yang lebih makmur dan harmonis. Visi ini bisa dilihat dalam visi ASEAN 2020 dengan tujuan untuk:

a) Menciptakan kawasan ekonomi negara ASEAN yang stabil, makmur, dan memiliki daya saing tinggi yang ditandai dengan arus lalu lintas barang, jasa dan investasi yang bebas, arus lalu lintas modal yang lebih bebas, pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi,

b) Mempercepat liberalisasi perdagangan dibidang jasa, dan

c) Meningkatkan pergerakan tenaga profesional dan jasa lainnya secara bebas di kawasan ASEAN.

Visi ASEAN tersebut menberikan penjelasan bahwa terlepas dari keberagaman yang ada dari setiap anggotanya, ASEAN begitu memperhatikan sektor ekonomi, perdagangan serta sumber daya manusia yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan. Namun visi ini bisa terwujud dengan memperhatikan komponen lain seperti seperti sektor politik dan juga sosial-budaya. Selain memperkokoh pilar ekonomi dan politik, kesadaran akan satu identitas ASEAN sangatlah penting. Ini terlihat dalam Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC) yang dibentuk sebagai salah satu dari tiga pilar dari Komunitas ASEAN yang bertujuan melengkapi dan memperkuat pilar politik dan ekonomi. Kerjasama dibidang sosial-budaya merupakan hal penting untuk mencapai integrasi di ASEAN melalui “a caring and sharing community” yaitu sebuah

tatanan masyarakat ASEAN yang saling peduli dan berbagi, memperkokoh rasa “ke-kita-an” (we feeling) dan solidaritas sesama warga ASEAN. Hal terpenting dari usaha membangun “we feeling”

(2)

ekonomi dalam kawasan serta menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif serta lingkungan yang kondusif bagi keberhasilan integrasi dan kemakmuran bersama serta memperkuat identitas budaya menuju ASEAN Community yang perpusat pada masyarakat (people centered) untuk mewujudkan visi ASEAN tersebut.

Pembentukan Identitas dalam ASEAN Socio Cultural Community menurut ASCC Blueprint ialah pembentukan identitas ASEAN sebagai basis kepentingan regional yang terdiri dari nilai-nilai, norma, sikap dan perilaku bersama yang mendasari ASEAN Community. ASEAN mendukung nilai-nilai bersama dalam semangat keberagaman (Unity in diversity) dalam masyarakatnya lewat pembentukan identitas ASEAN ini terdapat empat agenda besar yaitu:

1. Promotion of ASEAN awareness and a sense of community; yang memiliki tujuan strategis berupa menciptakan sense of belonging, mengkonsolidasikan penyatuan dalam keberagaman serta saling pengertian yang mendalam tentang sejarah, budaya, agama dan kewarganegaraan. Salah satu rencana aksi pentingnya adalah membentuk Committee on Culture and Information (CoCI) untuk mempromosikan identitas ASEAN lewat pemanfaatan media audio visual dalam pertukaran program-program budaya

2. Preservation and promotion of ASEAN cultural heritage; memiliki tujuan strategis berupa mengupayakan konservasi dan pelestarian warisan budaya serta membangun pengertian bahwa dalam kawasan ini terdapat sejarah yang unik yang memungkinkan terjadinya berbagai persamaan maupun perbedaan yang harus dilestarikan bersama. Rencana aksi yang penting melalui, membangun kapasitas sumber daya manusia melalui seminar, workshop dan pelatihan, melestarikan warisan budaya serta penggunaan teknologi serta media audio visual untuk mempromosikan dan mengarsipkannya.

(3)

4. Engagement with the Community; yang bertujuan memberikan kesan tentang identitas ASEAN yang terbangun berbasis masyarakat (people centered) melalui partisipasi semua sektor masyarakat. Rencana aksi untuk agenda ini meliputi pelibatan LSM/NGO dan masyarakat sipil dalam proses membangun ASEAN Community, mengembangkan program relawan dari kalangan profesional muda untuk membantu masyarakat pedesaan agar mampu segera beradaptasi terhadap proses pembentukan ASEAN Community, pengembangan program untuk relawan-relawan muda dalam bidang kemanusiaan serta berbagi informasi dan database yang diperlukan untuk mendukung program ini.

Inti dari usaha pembentukan ”we feeling”, atau sense of ASEAN adalah dimana pemerintah dan masyarakat Asia Tenggara mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan identitas tanpa mengurangi pengakuan pada keberagaman latar budaya, agama, ekonomi, dan politik-ideologis yang telah berkembang di kawasan dan lewat keberagaman tersebut kemudian dimanfaatkan untuk kemajuan ekonomi serta untuk terciptanya masyarakat ASEAN yang memiliki semangat persamaan diantara negara anggota. Dalam blueprint ASCC, telah diserukan untuk membangun sebuah identitas ASEAN yang akan “menjadi dasar kepentingan kawasan di ASIA Tenggara.” Identitas ASEAN dimaksudkan sebagai “keperibadian, norma-norma, nilai-nilai, dan keyakinan serta aspirasi bersama sebagai satu komunitas ASEAN”.

Walaupun identitas ASEAN disisi lain belum tentu menjadi identitas individu, serta tidak begitu jelas sehingga dalam praktiknya hanya ada sedikit segi mengenai bagaimana membuat semacam identitas bersama maka kesempatan ini menjadi penting untuk melihat apakah ASEAN-KOREA Youth Forum memainkan peranan dalam pembentukan identitas ASEAN bagi pemuda ASEAN dalam kesadaran yang tinggi lewat keanekaragaman budaya serta warisan kawasan di ASEAN serta perasaan “ke-kita-an”atau “we feeling” terhadap ASEAN.

5.1.1 Dampak Negatif dari tidak adanya Pembentukan Identitas

(4)

AOU menjadi contoh dari tidak adanya identitas yang kuat dalam organisasi ini seperti yang diinginkan Ghana dalam usulannya untuk ada dalam satu kesatuan politik, rencana pembangunan ekonomi, sistem pertahanan bersama yang kemudian berujung pada kegagalan dalam menyelesaikan permasalahan sengketa dari negara anggota yang bertikai yang disebabkan dari tidak adanya satu kesatuan identitas yang berdampak pada tidak adanya kebulatan suara dalam mengambil keputusan. Selain itu, krisis yang mengancam integritas pun terjadi dan adanya masalah dalam anggaran yang membuat AOU harus bubar dan dilanjutkan dengan African Union

pada Juli 2002 (S et al., 2010, pp. 323–326).

Contoh lain dari ketikadanya pembangunan identitas yang kuat bisa dilihat pada Liga Arab yang mana organisasi regional yang berdiri pada 22 Maret 1945 ini dimana walaupun dibangun lewat identitas serta budaya ini dinilai oleh banyak pihak gagal karena dari banyaknya resolusi, 80% dari resolusi tersebut tidak terimplementasi serta akibat ketidakaadaanya identitas yang kuat maka tiap-tiap negara hanya berusaha untuk memaksimalkan kepentingan mereka sendiri dan keberlangsungan dari negaranya serta aliansi politik negaranya. Sebab dengan adanya identitas maka akan membantu mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah akan tetapi negara-negara anggota Liga Arab tidak patuh dengan keputusan yang dihasilkan seperti yang terjadi pada kasus negara-negara seperti Mesir, Suriah, Arab Saudi dan Yordania yang mendukung Palestina dalam pengajuan ke PBB mengenai negara merdeka Palestina sedangkan negara anggota lain seperti Qatar dan Kuwait menentang hal tersebut.

5.1.2 Dampak Positif dari adanya Pembentukan Identitas

(5)

Uni Eropa memiliki kesadaran dan identitas regional yang merupakan persepsi bersama tentang rasa memiliki pada suatu komunitas tertentu dengan faktor internal sebagai pengikat yang pada umumnya adalah kesamaan budaya,sejarah atau tradisi agama yang berhasil memnuat tidak hanya ikatan-ikatan di tingkat pemerintahan, berbagai aktivitas aksi reaksi di antara masyarakat Eropa juga terwujud. Ini menunjukkan betapa kerja sama pada tingkat negara tidak memiliki banyak manfaat jika tidak ditindak lanjuti oleh berbagai aktivitas kerjasama lainnya oleh sektor swasta dan warga negara dan hal ini berhasil ditunjukan oleh Uni Eropa yang berhasil meleburkan identitas masing-masing anggota dalam satu wadah untuk membentuk identitas kolektif yang baru yaitu Uni Eropa. Eropa juga ingin membedakan dirinya dari bangsa lain serta mengukuhkan identitasnya sebagai bangsa dengan peradaban yang telah maju. Karena kesamaan identitas yang dimiliki Uni Eropa memberikan keuntungan yang memudahkan mereka dalam bekerjasama dan saling berinteraksi dalam berbagai sektor seperti politik, ekonomi, pertahanan-keamanan, sosial-budaya, dan sebagainya. Penyatuan Eropa ini juga ditandai dengan dibentuknya euro sebagai mata uang bersama antara negara anggota, walaupun tidak semua negara anggota memakai mata uang ini. Munculnya mata uang Euro sebagai mata uang bersama di antara negara anggota membawa pengaruh yang signifikan baik bagi Eropa sendiri maupun ekonomi global.

5.2 ASEAN-KOREA YOUTH FORUM

ASEAN-Korea Youth Forum pertama kali diadakan pada 3 Desember 2014 bertempat di Seoul City Hall dengan tema “ASEAN-Korea Young People: Building a Share Future.”

(6)

Gambar 5

ASEAN-KOREA Youth Forum 2014 (Sumber:www.aseankorea.org, 2014)

ASEAN-KOREA CENTRE telah menerapkan berbagai program pemuda untuk memperkuat hubungan dan jaringan di antara mahasiswa Korea dan mahasiswa ASEAN yang belajar di Korea. “ASEAN-Korea Youth Forum” pada khususnya, memberikan sebuah platform untuk generasi muda Korea dan ASEAN untuk membahas isu-isu yang menjadi kepentingan bersama dan mendorong mereka untuk bertukar gagasan mengenai bagaimana menghadapi tantangan saat ini dan masa depan bersama-sama.

ASEAN-Korea Youth Forum merupakan forum yang ditujuakan untuk para pemuda dari negara-negara anggota ASEAN maupun Korea dengan ketertarikan pada nilai-nilai kepemimpinan, entrepreneur dan juga pengembangan komunitas. Forum ini diarahkan untuk meningkatkan kesadaran dalam meningkatkan kerja sama generasi muda di antara ASEAN dan Korea, yang merupakan aktor penting dalam kerja sama yang erat di antara ASEAN dan Korea dimasa depan. Forum ini menjadi wadah penting bagi para pemuda untuk arah kerja sama kedepan.

ASEAN-Korea Youth Forum yang pertama dengan tema “ASEAN-Korea Young People: Building a Share Future”, mempunyai beberapa sesi dimana sesi pertama adalah “Promoting Leadership Values through Education.” Pada sesi ini, peserta yang mengikuti kegiatan ini akan

(7)

menjadi modal awal untuk mencapai solidaritas diantara pemuda ASEAN dan Korea untuk masa depan bersama yang lebih baik. Sesi kedua dilanjutkan dengan “Empowering the Youth through Entrepreneurship and Employment.” Dimana sesi ini membahas pentingnya pengembangan bagi pemuda dengan melihat kenyataan bahwa 30% pemuda yang berada pada usia produktif didunia, mewakili 60% dari jumlah penganguran didunia sehingga perlu adanya pembekalan dalam mengurangi angka dari penganguran yang menjadi permasalahan global saat ini. Sesi terakhir adalah sesi diskusi dengan membahas tema “Youth at the Forefront of Community Development through Volunteerism”. Pada sesi ini, para pemuda diharapkan mampu untuk memperluas kemampuan mereka untuk menguntungkan masyarakat terkhusunya pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan.

ASEAN-Korea Youth Forum kemudian diselengarakan kembali pada 2 Desember 2016 bertempat di Seoul City Hall dengan tema “ASEAN-Korea Youth Forum to foster entrepreneurship of the youth in the region- 'Fostering Entrepreneurship, Empowering the Youth” Kegiatan ini di selengarakan ASEAN-Korea Centre lewat kerja sama dengan Seoul Metropolitan Government dan Science & Technology Policy Institute.

Pada sesi pertama dalam kegiatan ini, para ahli dari Korea Advance Institute of Science and Technology (KAIST), Asian Development Bank (ADB), Center Starup Global Seoul

memberikan bekal kepada para pemuda yang mengikuti kegitan ini dengan latar belakan kewirausahawan bagi pemuda di era digital dimana pembicara memberikan pengetahauan serta pengalaman mereka dalam usaha peningkatan kewirausahawan bagi pemuda di ASEAN maupun Korea dalam upaya mendukung program yang dibutuhkan dalam pengembangan bisnis kecil yang baru mereka jalankan. Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan bertajuk “Young Innovators Talk”, menjadi kesempatan yang baik untuk berbagi cerita dan pengalaman oleh pengusaha muda yang telah sukses mendirikan bisnis di ASEAN dan Korea. Mereka adalah Hwang Hee-seung yang merupakan CEO dari Jobplanet dan pembicara kedua adalah Lee Jung-soo yang adalah CEO dari Flitto. Sesi ketiga adalah presentasi bisnis oleh tim pemuda ASEAN dan Korea, dan masukan dan pembinaan oleh para ahli. Sesi terakhir adalah “Networking Reception” yang merupakan

(8)

Gambar 6

ASEAN-KOREA Youth Forum 2016 (Sumber: www.aseankorea.org, 2017)

Merujuk pada data dimana setengah dari jumlah populasi dunia adalah usia di bawah 25 tahun sedangkan di ASEAN sendiri, 60% dari jumlah penduduk ASEAN adalah usia di bawah 35 tahun maka perlu diingat bahwa hal ini merupakan asset yang luar biasa untuk masa depan ASEAN sendiri. Karena itu perlunya suatu upaya untuk membangun pemuda melihat kedepan tentang tantangan global yang akan mereka hadapi karena pemuda merupakan investasi untuk menyiapkan pemimpin masa depan lewat kerja sama di antara ASEAN dengan Korea untuk kesejahteraan ekonomi dan sosial. Seperti yang pernah dikatakana oleh presiden Amerika Presiden Franklin D. Roosevelt “We cannot build the future of our youth. But we can build our youth for the future.”

Sehingga diharapkan dengan adanya ASEAN-KOREA Youth Forum ini akan memberikan kontribusi untuk membantu membangun pemuda ASEAN maupun Korea. Lewat adanya kegiatan ini, pemuda diharapkan bisa mengerti nilai-nilai dan juga dan pengertian-pengertian yang harus diemban dalam mempersiapkan masa depan bagi kerja sama ASEAN-KOREA lewat membangun interaksi secara langsung terutama pada jiwa entrepreneurship dan kepemimpinan lewat diskusi,

knowledge-sharing dan juga lewat perkuliahan.

(9)

yaitu pengangguran serta sebagai mesin pendorong bagi pertumbuhan ekonomi baru di Korea Selatan, dan bagi ASEAN sendiri yang melimpah dengan tenaga kerja yang relatif muda, menjadikan upaya mengembangan kewirausahaan ini menjadi penting sehingga dibutuhkan usaha untuk mempromosikan dan juga memeliharaha kewirausaahan muda yang kreatif. Sehingga melalui ASEAN-KOREA Youth Forum ini, bisa memberikan kesempatan yang baik untuk semua peserta untuk memupuk jiwa kewirausahawan untuk mendongkrak keinginan dalam berbisnis di negara mereka sehingga bisa mengatasi persoalan pengangguran yang terjadi serta bisa berkontribusi pada masyarakat sesuai dengan keahliannya.

5.2.1 Analisis Diplomasi Publik terkait kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum

(10)

Tabel 5.1

Jumlah Mahasiswa Asing di Korea tahun 1980-2015 (Sumber: Korean Immigration Service, 2015)

Jika diperhatikan Korea melakukan beberapa tahapan dalam diplomasi publik untuk mempengaruhi publik luar negeri. Tahap pertama dimulai dengan memperkenalkan Korea pada publik negara lain dengan maksud agar publik negara tersebut mengetahui eksistensi dari negara itu melalui berbagai hal seperti kerja sama ekonomi, politk-keamanan serta sosial-budaya. Tahap berikut berlanjut dengan usaha meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap negara yang bersangkutan lewat pandangan yang baik dan positif melalui Hallyu dimana melalui film, lagu, K-Drama, K-POP dan acara televisi yang membawa kebudayaan Korea yang mengambarkan kehidupan sehari-hari yang kental dengan ajaran konfusius serta keindahan alam di Korea Selatan. Korea Selatan begitu gencar untuk memperhatikan diplomasi publik sebab tidak hanya memberikan dampak positif bagi Korea karena image dari negara lain terhadap Korea yang berubah namun juga berhasil meningkatkan kegiatan ekonomi Korea Selatan seperti eksport serta investasi.

(11)

mempromosikan investasi dan juga memfasilitasi akan kesempatan untuk berinvestasi baik lewat forum maupun kunjungan langsung di negara ASEAN. Selain itu juga ASEAN-KOREA CENTRE berkontribusi pada konektivitas ASEAN lewat penyediaan investor Korea yang berpotensial untuk menanamkan investasi, para konstruktor dan juga institusi yang menyediakan informasi terkain peluang investasi terkain bidang infrastruktur, serta mempertemukan calon investor dengan pemerintah negara ASEAN yang terkait. Tidak hanya sampai disitu saja, hasil dari diplomasi publik yang dijalankan oleh negara-negara ASEAN lewat ASEAN-KOREA CENTRE memberikan peluang kepada negara ASEAN untuk mepromosikan produk-produk potensial dari perusahaan-perusahaan negara-negara ASEAN kepada komunitas bisnis Korea sebagai usaha untuk meningkatkan ketidakseimbangan perdagangan diantara ASEAN dengan KOREA.

Gambar 7

Kegiatan Investment Promotion Seminar on ICT (Sumber: www.aseankorea.org, 2016)

(12)

mencicipi masakan tersebut. Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah Workshop terkait dengan peningkatan turisme dengan peningkatan pengembangan destinasi wisata yang potensial.

Gambar 8

ASEAN Culinary Festival 2017 (Sumber:www.aseankorea.org, 2017)

Tahap kerja sama antar negar-negara ASEAN dengan Korea sebenarnya telah mencapai pada tahap yang lebih lanjut, yaitu dengan meningkatkan kerja sama dalam bidang-bidang seperti ekonomi dan pendidikan. Kerja sama tersebut bisa berupa perjanjian investasi, pertukaran pelajar dan mahasiswa, pemberian beasiswa, kegiatan penelitian bersama dan lain-lain yang menguntungkan bagi keduanya.

(13)

Melalui ASEAN-KOREA Youth Forum juga diharapkan akan melahirkan entrepreneur-entrepreneur muda dari ASEAN yang akan memajukan perekonomian ASEAN dengan kemampuan yang baik serta ilmu yang didapat dari orang-orang yang berpengalaman dalam bidangnya. Ditambah lagi, kewirausahaan diantara pemuda kemudian menjadi salah satu fokus dari tanggung jawab sosial dari komunitas ASEAN. Lewat ASEAN Socio-Culture Community Blueprint 2015, ASEAN menggaris bawahi bahwa pentingnya penguatan dukungan dalam membangun lingkungan yang memadai secara sosial untuk berwirausaha, lewat mentoring, penyediaan dana, serta dukungan dalam pemasaran. Hal lain adalah mempromosikan dan juga memelihara kewirausahaan sosial yang kreatifitas untuk pemuda serta mendorong inovasi kelembagaan dan teknis untuk penyediaan pelayanan sosial. Sehingga lewat kegiatan ini, bisa tercapainya visi dari ASEAN Socio-Culture Community Blueprint 2015 terkait kewirausahaan bagi pemuda ASEAN.

5.2.2 Analisis Multitrack diplomasi terkait kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum

Konsep Multitrack Diplomasi dalam melihat ASEAN-Korea Youth Forum sangatlah menarik karena untuk membangun hubungan kerja sama yang lebih erat dalam berbagai hal, perlu adanya keterlibatan berbagai pihak dimana salah satunya adalah pemuda. Masing-masing track saling berkaitan untuk tujuan perdamaian dan dirasa dapat digunakan dengan efektif dalam menghadapi isu pemuda baik ASEAN maupun Korea.

Konsep multitrack diplomasi memanfaatkan semua lapisan masyarakat baik di luar negeri maupun dalam negeri untuk berkomunikasi dan menjalin kerja sama untuk menciptakan perdamaian dunia serta turut serta dalam mensukseskan politik luar negeri lewat track-track yang saling berkaitan satu dengan yang lain serta melengkapi kekurangan setiap track dengan kelebihan yang dimiliki. Konsep multitrack diplomasi terlihat dalam kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum yang terselengara atas kerja sama ASEAN-KOREA CENTRE dengan pemerintah Korea Selatan yaitu Seoul Metropolitan Government. Merujuk dari multitrack diplomasi yang terpaut pada aktivitas yang dijalankan untuk berkonstribusi dalam upaya peacemaking dan peacebuilding

(14)

menunjukan bahwa ASEAN serius dalam upaya menjaga perdamaian lewat kerja sama dengan pihak di luarnya.

Track yang pertama yang dipakai untuk membahas kegiatan ini adalah perwujudan perdamaian lewat diplomasi pemerintah dimana segala hal yang berkaitan dengan pembuatan kebijakan serta upaya pembangunan perdamaian dijalankan dengan proses diplomasi yang resmi dan kebijakan yang dibuat kuat dan bisa memanfaatkan sumber daya yang ada dalam tujuan pencapaian kepentingan nasional. Dalam membahas topik ini, penulis melihat bahwa terdapat penggunaaan track yang pertama yaitu perwujudan perdamaian lewat diplomasi pemerintah dimana ASEAN-KOREA CENTER sendiri adalah Intergovermental organization yang merupakan hasil kesepakatan kerja sama antara negara-negara anggota ASEAN dengan Korea Selatan dengan tujuan peningkatan kerja sama dalam bidang ekonomi sampai pada kebudayaan. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan bisa membahas isu-isu penting selain ekonomi dan politik-keamanan seperti isu pemuda. Isu ini menjadi begitu penting sebab pemuda yang merupakan pemimpin masa depan harus dipersipkan lewat kerja sama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui forum seperti ini dengan dukungan pemerintah ASEAN dengan Korea Selatan sebagai upaya untuk meningkatkan kerja sama yang erat dan persahabatan diantara keduanya dimasa depan.

(15)

melalui Citizen diplomacy (Pertukaran Pelajar), sehingga melalui ASEAN-Korea Youth Forum tidak hanya menjadikan tempat untuk menimba ilmu tetapi menjadi wadah yang baik untuk memperkenalkan kepada Korea tentang ASEAN.

Track kelima adalah track berikut yang dipakai penulis dalam melihat ASEAN-Korea Youth Forum dimana perwujudan perdamaian melalui pembelajaran yang biasanya berupa penelitian atau pelatihan serta edukasi. Track ini begitu erat hubungannya dengan institusi pendidikan baik sekolah maupun universitas, pusat penelitian, analisis serta program studi menyebarkan ide tentang perdamain, mediasi bahkan pada resolusi konflik. Track bertujuan menghasilkan individu-individu yang berkredible serta berkualitas.

Tabel 5.2

Jumlah pelajar dan mahasiswa ASEAN di Korea (Sumber: Website of Korea Immigration Service, 2015)

(16)

ASEAN maupun Korea untuk menumbuhkan kesadaraan akan ASEAN serta kerja sama yang terjalin di antara ASEAN-Korea Selatan dalam segi kewirausahaan.

Track terakhir yang dipakai untuk melihat ASEAN-KOREA Youth Forum adalah track ke sembilan yaitu media masa dimana ASEAN-KOREA CENTRE mempublikasikan hasil dari kegiatan kepada khalayak ramai. Track ini menyangkut komunikasi dan media sebagai perwujudan perdamaian melalui informasi. Penggunaan media cetak, visual, media elektronik untuk menginformasikan berita ataupun isu yang berkembang kepada khalayak dan sangat berperan penting dalam menciptakan agenda setting, pembentukan opini publik, sarana edukasi, dan menganalisa isu yang ada. Masyarakat bisa dengan cepat mengakses informasi atau mengetahui suatu hal di tempat lain terkhususnya upaya menjalankan perdamaian.

(17)

Gambar 9

Koran The Korean Herald

(Sumber:www.koreaherald.com, 2016)

(18)

5.2.3 Analisis Konstruktivis terkait kegiatan ASEAN-KOREA Youth Forum

Dalam pandangan konstruktivis, negara–negara ASEAN saling mengenal satu dengan yang lain lewat asosiasi yang terjalin dengan negara lain seperti Korea yang merupakan salah satu dari negara mitra mereka, karena itulah identitas yang terkonstruksi oleh norma kemudian membentuk kepentingan-kepentingan tertentu bahkan identitas. ASEAN dalam menjalankan kerja sama berusaha membangun satu identitas mereka seperti yang tertuang dalam motto ASEAN “One Vision, One identity, One Community.” Upaya untuk mencapai satu identitas bersama di antara negara ASEAN ini sangat berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil dalam mengadakan kerja sama dengan negara lain.

Pembentukan identitas ASEAN menurut konstruktivis terjadi share of ideas. Ide disini bisa dikatakan sebagai cara pandang dari ASEAN dalam melihat yang lain dalam hal ini Korea sehingga lewat ide tersebut memberikan identitas atau ciri khas yang membedakan dengan yang lain. ASEAN yang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan, bahasa dan seni bertemu dengan Korea Selatan yang terkenal dengan negara kuat dalam diplomasi publiknya tentu saja akan memberikan satu pemahaman bahwa pentingnya ada rasa kesatuan dalam ASEAN yang membedakan dengan Korea Selatan. Sehingga ketika terjadi interaksi dan terbentuknya satu identitas ASEAN akan memberikan kemudahan bagi ASEAN sendiri untuk mengabil keputusan yang mewakili semua kepentingan ASEAN bukan untuk satu negara. Ketika rasa satu identitas ini melekat pada ASEAN dengan kuat maka pengambilan keputusan pun bisa memberikan dampak yang baik bagi sistem internasional.

(19)

keputusan serta mengejar kepentingannya di dalam kerja sama tersebut. Dengan adanya satu identitas ASEAN maka akan memudahkan ASEAN untuk membentuk pemahaman dan merespon keadaan di lingkungan internasional. Identitas dan kepentingan ASEAN merupakan hasil dari sebuah proses interaksi dengan negara lain sehingga kerja sama yang terjalin dengan negara lain akan memberikan satu gambaran jelas perbedaan di anata ASEAN dengan negara tersebut, karena itu pentingnya “we feeling” atau rasa “ke-kita-an” di antara ASEAN sendiri dengan melibatkan semua komponen masyarakat, dimana salah satunya adalah pemuda.

ASEAN-KOREA CENTRE mengadakan kegiatan yang berfokus pada pemuda baik ASEAN maupun Korea yaitu ASEAN-KOREA Youth Forum. Kegiatan ini menjadi tempat yang baik bagi pemuda Korea maupun pemuda dari negara-negara ASEAN yang menimbah ilmu di Korea untuk menumbuhkan pola pikir kewirausahaan di kalangan pemuda ASEAN dan Korea, para pemimpin masa depan ini berpartisipasi dan diberikan pengetahuan lewat ceramah, presentasi, diskusi dan jejaring. Forum ini tidak hanya memberikan visi spesifik untuk memulai kewirausahaan, tetapi juga menumbuhkan persahabatan di kalangan pemuda yang berpartisipasi.

ASEAN-Korea Youth Forum memberikan dampak yang baik bagi pemuda ASEAN sebab lewat pertemuan seperti ini memberikan gambaran kepada pemuda ASEAN bahwa Korea Selatan sendiri menunjukan bahwa ASEAN adalah sebuah organisasi regional yang besar dan penting di kawasan dan bagi mereka sendiri. Lewat setiap sesi yang ada, Korea Selatan ingin menunjukan kepeduliannya kepada ASEAN dan mau untuk memperkenalkan ASEAN kepada masyarakatnya terutama pemuda Korea bahwa apa yang dialami oleh ASEAN merupakan hal yang saling berkaitan dengan Korea sendiri sehingga hubungan ini perlu dijaga bahkan dipererat sejak dini terkhusunya dari kalangan pemuda.

ASEAN-KOREA Youth Forum tidak hanya memberikan pengetahuan terkait dengan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dikalangan pemuda yaitu pengangguran lewat adanya kewirausahawan tetapi juga menjadi tempat yang baik untuk para pemuda ASEAN yang berada di Korea untuk menumbuhkan rasa “we feeling” terhadap ASEAN karena dari

(20)

terjadi dalam kegiatan ini serta ilmu yang didapat memberikan gambaran kepada pemuda ASEAN bahwa ASEAN adalah sebuah kekuatan yang luar biasa dan dapat bersaing dengan negara-negara besar lain. Lewat fakta-fakta yang ditunjukan dalam presentasi oleh ahli saat kegiatan tersebut bahwa ASEAN memiliki populasi terbesar ketiga di dunia dengan jumlah 630 juta jiwa dan luas area 4.47 juta km2, serta GDP sebesar USD 2.6 triliyun, ASEAN menjadi sesuatu kekuatan yang bisa mengubah dunia internasional. Kerena itu secara tidak langsung menanamkan rasa kebangaan terhadap ASEAN kepada pemuda ASEAN yang berada di Korea sebagai calon pemimpin masa depan yang memiliki rasa “we feeling” terhadap ASEAN.

Lewat diskusi, sharing pengetahuan serta perkuliahaan, memberikan kesempatan kepada pemuda ASEAN dan Korea akan potensi dan kekuatan dari ASEAN, keadaan ekonomi serta permasalahan yang terjadi dengan solusi yang bisa dilakukan oleh pemuda. Pertemuan ini memberikan pemuda rasa kepercayaan diri untuk membentuk pertemanan diantara keduanya yang mana dari hubungan ini bisa memberikan dampak yang baik bagi ASEAN maupun Korea sendiri. Konstruktivisme melihat bahwa identitas ASEAN dibangun lewat hubungan yang berkaitan satu dengan yang lain dalam proses interaksi diantara pemuda ASEAN dengan pemuda Korea lewat kegiatan ASEAN-Korea Youth Forum.

5.2.4 Pengalaman mengikuti kegiatan 2016 ASEAN-KOREA YOUTH FORUM

Lewat media sosial facebook, penulis mendapatkan informasi akan kegiatan yang akan diselenggarakan oleh ASEAN-KOREA CENTRE. Nama program tersebut adalah “2016 ASEAN -Korea Youth Forum” dengan Tema: Fostering Enterpreneurship, Empowering the Youth yang terselengara pada jumat 2 Desember 2016 di Multipurpose Hall (8F), Seoul City Hall/ASEAN Hall. Peserta kegiatan ini adalah mahasiswa dari ASEAN dan Korea serta professional muda.

Kegiatan ini dimulai pada pukul 13:30 dengan registrasi dan pengarahan dari MC perwakilan dari ASEAN-KOREA CENTRE dan Science & Technology Policy Institute. Acara kemudian berlanjut dengan pembukaan oleh H.E Kim Young-Sun, selaku Sekjen ASEAN-KOREA CENTRE, H.E. Kim Chang Beom, selaku duta besar hubungan internasional Seoul Metropolitan Government, dan juga Duta Besar Thailand, bapak H.E Sarun Charoensuwan.

(21)

wirausahawan muda di ASEAN dan Korea yang mendorong program pengembangan bisnis kecil yang baru dimulai. Dengan dipimpin oleh moderator Lee Eun-Woo selaku Executive Director dari

Softbank Venture Korea sesi ini dibuka oleh pembicara pertama yaitu Dr. Park June-sung, professor dari Korea Advanced Institude of Science and Technology (KAIS), kemudian dilanjutkan oleh Dominic Mellor, Project Leader dari Asian Development Bank, serta ditutup oleh Park Kwang-hwi yang merupakan direktur dari Seoul Global Startup Center.

Sesi kedua dengan judul ASEAN-Korea Young Inovation Talk, merupakan sharing cerita dan pengalaman dari Hwang Hee-seung, CEO dari Jobplanet yang merupakan platform untuk pencari pekerjaan melihat review dari perusahaan. Jobplanet ini tidak hanya sukses di Korea tetapi juga sukses di Indonesia. Pembicara kedua dalam sesi ini adalah Lee Jung-soo, CEO dari Flitto yang merupakan aplikasi untuk menerjemahkan 18 bahasa. Sesi ini di pimpin oleh moderato Lim Jung-wook, yang adalah Managing Director dari Startup Allience. Sesi ini menarik karena para pembicara yang masih tergolong muda membawakan pengalaman mereka dan cerita menarik yang mereka dapat selama membangun perusahaan mereka.

Sesi ke tiga merupakan Business Plan Presentation yang merupakan kesempatan bagi 5 kelompok pebisnis muda mempresentasikan rencanan bisnis mereka dan kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan masukan dari juri. Peserta dari presentasi ini kemudian akan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi ASEAN-KOREA CENTRE, Seoul Global Startup Center dan

Softbank Venture Korea. Setelah sesi ini, peserta kemudian pindah ke ASEAN Hall untuk makan malam bersama serta mencari kontak baru dan diskusi terkait bisnis mereka.

(22)

ASEAN mulai meningkat dibandingkan sebelumnya dan pandangan akan Korea juga berubah bahwa Korea merupakan salah satu negara yang peduli dengan ASEAN karena rasa saling mebutuhkan diantara keduanya. Hal yang sama juga di rasakan oleh pemuda negara ASEAN lain yang mengikuti kegiatan ini dimana Forum ini menjadi wadah untuk saling berbagi untuk berbagi pengetahuan dan ide.1

5.3Refleksi Hasil Penelitian

ASEAN merupakan kumpulan dari negara-negara di kawasan ASIA Tenggara yang memiliki tujuan untuk meningkatkan hubungan bernegara satu dengan yang lain lewat kerja sama dalam berbagai bidang seperti ekonomi, politik-keamanan maupun sosial-budaya. Kerja sama ini pun menjadi dasar kepada ASEAN untuk mempercepat perekonomian kawasan, mendorong perdamaian serta stabilitas di kawasan untuk memperoleh kesejahteraan bersama. Semua cita-cita dan tujuan ini kemudian mulai diwujudnyatakan lewat Bali concord II dimana Masyarakat ASEAN disepakati dalam 3 pilar yaitu pilar Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN Political-security Community/APSC), pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) serta pilar Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (ASEANSocio-Cultural Community/ASCC ). Hal yang menarik dari ketiga pilar ini adalah melaui pembahasan pemuda yang menjadi salah satu fokus dari ASEAN karena pemuda adalah asset berharga dari setiap bangsa mengingat pemuda merupakan pemimpin masa depan. Kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan pemuda tidak hanya menjadi fokus dalam kerja sama internal ASEAN sendiri, namun juga dibahas lewat kerja sama dengan negara lain yang manjadi mitra dari ASEAN. Penelitian ini juga menyoroti Korea Selatan sendiri merupakan mitra dialog penuh ASEAN yang sudah menjalin hubungan sejak 1989. Kerja sama dengan ASEAN berfokus pada bidang ekonomi, perdagangan, keamanan sampai pada sosial-budaya. Korea Selatan sendiri merupakan negara yang berhasil dalam memberikan kesan positif di kancah internasional lewat diplomasi publiknya terkhusunya pada diplomasi budaya melalui Hallyu yang kemudian berdampak pula pada peningkatan ekonomi Korea Selatan. Kesan positif ini kemudian juga mendorong negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Thailand dan Filipina untuk memperluas bidang kerja sama mereka dengan Korea Selatan.

(23)

Wujud nyata dari kerja sama ASEAN dengan negara mitranya Korea selatan adalah dengan lahirnya ASEAN-KOREA CENTRE yang merupakan international organization yang bertujuan menjadi pemain kunci di antara ASEAN-Korea sebagai pusat dalam mempromosikan perdagangan, investasi, turisme dan juga pertukaran budaya diantara ASEAN dengan Korea melalui kesepakan dari negara-negara anggota untuk mewujudkan tujuan internasional mereka yang merupakan perwujudan dari tujuan nasional mereka masing-masing. ASEAN-KOREA CENTRE dilihat sebagai intergovernmental organization memainkan peran penting sebagai wadah dimana negara-negara ini bertemu dan membahas kerja sama yang diharapkan meningkatkan kesejahteraan diantara keduanya. Salah satunya adalah fokus pada pemuda ASEAN maupun Korea yang diwujudnyatakan lewat kegiatan ASEAN-Korea Youth Forum. Penelitian ini membahas lebih luas mengenai pentingnya pemuda mengembangkan dirinya lewat adanya hubungan dengan pemuda ASEAN dengan Korea dalam membahas isu-isu global yang terjadi serta penyelesaiannya.

Melihat dari sudut pandang diplomasi publik, melalui ASEAN-KOREA CENTRE kemudian membuka peluang untuk mempromosikan ASEAN kepada masyarakat, pelajar serta pebisnis Korea untuk mengenal dan menanamkan investasi disana serta turut serta memperkenalkan kebudayaan dan turisme di ASEAN. Tidak hanya dalam hal ekonomi tetapi juga sosial-budaya terkhusunya dalam bidang kepemudaan, melalui ASEAN-Korea Youth Forum, Korea ingin menunjukan bahwa Korea adalah negara yang besar dan kuat namun menunjukan rasa ingin membina hubungan yang erat dengan ASEAN lewat kerja sama yang menguntungkan dan hal ini diharapkan tertanam dalam benak pemuda ASEAN. Kemudian dilanjutkan dengan bagaimana multitrack diplomasi melihat ASEAN-Korea Youth Forum menjadi sarana untuk membangun kedamaian di lingkungan internasional lewat pengembagan generasi muda yang peduli serta bisa bekerja sama dalam pengertian yang baik akan perbedaan budaya yang dimiliki. Korea yang sangat sukses dengan Diplomasi Publiknya memberikan pengaruh kepada pemuda-pemuda ASEAN sehingga banyak pemuda-pemuda ASEAN yang melanjutkan pendidikan di Korea. Ini pun menjadi kesempatan yang baik karena pemuda ASEAN juga bisa berkontribusi dalam pengenalan budayananya kepada Korea.

Dengan melihat penelitan terdahulu, penulis lebih melihat bagaimana ASEAN membangun “we feeling” terhadap ASEAN melalui hubungan dengan negara lain yaitu Korea

(24)

Gambar

Gambar 5 ASEAN-KOREA Youth Forum 2014
Gambar 6 ASEAN-KOREA Youth Forum 2016
Tabel 5.1  Jumlah Mahasiswa Asing di Korea tahun 1980-2015
Gambar 7  Kegiatan Investment Promotion Seminar on ICT
+4

Referensi

Dokumen terkait

pola asuh permisif orang tua siswa dengan kreativitas siswa dengan arah positif. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian ini mengenai

Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat membahas tentang seberapa besar nilai rupiah yang dihasilkan oleh perusahaan dalam melakukan penjualan kredit sehingga

Lewat cara berpakaian Hip-Hop afro Amerika yang diadopsi dan ditiru oleh anak-anak Ambon melalui proses globalisasi maka masyarakat terkhususnya masyarakat awam

Pada proses jual beli online terjadi hubungan yang positif antara. ketidakpastian dengan pencarian

 Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian kualitatif yang lebih mendalam terkait masa transisi dari. peran dukun beranak beralih kepada peran