• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MANAJEMEN KAS PROGRAM PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MANAJEMEN KAS PROGRAM PENDIDIKAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MANAJEMEN KAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan

Nama : FASCAL FIRMAN FAIZAL

NIM : 131120001020

Kelas : AD Akuntansi / Reg.2

Dosen Pembimbing : M. YUNIES EDWARD, S.E., M.M. Mata Kuliah : Manajemen Keuangan

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNISNU JEPARA

TAHUN 2014

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb.

Syukur alhamdulilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayahnya, kita selalu di beri kesehatan sampai padasaat ini. Shalawat dan salam kita haturkan selalu kepada junjungan Nabi kita yaitu Rosulullah SAW, beliaulah Guru dari segala Guru yang mengajarkan kita tentang Ilmu yang bermanfaat Dunia dan Akhirat. Dan dengan adanya izin dari Allah SWT kami selaku Pemakalah dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul tentang.

“MANAJEMEN KAS”

Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu tujuan untuk menambah wawasan kita tentang ilmu Manajemen Keuangan, dan untuk memudahkan kita dalam ujian semester nanti, amin Ya Rabbal Alamin. Dalam proses penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini, kami sebagai pemakalah sangat banyak mendapat bantuan, doa, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak, kami ingin ucapkan banyak terima kasih Kepada : 1. Kedua orang tua kami

2. Dosen Pembimbing: M. YUNIES EDWARD, S.E., M.M.

Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Makalah ini. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Wassalamualaikum, Wr.Wb

(3)

DAFTAR ISI

MAKALAH MANAJEMEN KAS...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I...13

PENDAHULUAN...13

1.1. Latar Belakang Masalah...13

1.2. Rumusan Masalah...14

1.3. Tujuan Penulisan...14

1.4. Manfaat Penulisan...14

BAB II...15

PEMBAHASAN...15

2.1. Pengertian Perseroan Terbatas dan Unsur-unsurnya...15

BAB III...21

KESIMPULAN & PENUTUP...21

3.1. KESIMPULAN...21

3.2. PENUTUP...21

(4)

1. BAB I

2. PENDAHULUAN

3. 1.1. Latar Belakang Masalah

4. Hukum positif di Indonesia pada pokoknya mengenal bentuk-bentuk perusahaan seperti Firma (Fa), Commanditair Vennootschap (CV), Perseroan Terbatas (PT) dan Koperasi. Akan tetapi dari bentuk-bentuk yang ada itu, selain koperasi yang memang didorong perkembangannya, maka yang banyak didirikan adalah PT.

5. Banyaknya pendirian PT baik yang dilakukan oleh Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing terutama dalam rangka kegiatan penanaman modal, lebih banyak di latar belakangi pertimbangan sehubungan dengan status badan hukum yang melekat pada PT, di samping itu juga karena sifat PT sebagai suatu asosiasi.

6. Sifat sebagai asosiasi menempatkan PT itu dalam bidang yang luas karena istilah tersebut dapat mengandung pengertian bahwa pada satu sisi PT merupakan asosiasi modal dan pada sisi lain PT adalah asosiasi orang. Sebagai asosiasi modal berarti terdapat pengumpulan modal dari berbagai pihak dalam PT, dan asosiasi orang mencerminkan PT merupakan wadah berkumpulnya banyak pihak yang bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dituangkan dalam anggaran dasar.

7. Dari sifat-sifat baik sebagai asosiasi modal maupun orang, keduanya mencerminkan satu pemahaman bahwa keberadaan PT dapat memberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi bagi angkatan kerja atau juga menciptakan

(5)

2

peluang usaha bagi banyak pihak yang nantinya merupakan mitra bisnis.

8.

9.

10. 1.2. Rumusan Masalah

11. Berdasarkan uraian mengenai latar belakang masalah seperti di atas dapatlah dirumuskan dua pokok masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah dasar-dasar perlindungan hukum terhadap Pihak Ketiga dalam hal Direksi Perseroan Terbatas

2. Bagaimana upaya pemulihan hak-hak Pihak Ketiga atas tindakan ultra vires Diresksi Perseroan Terbatas

12. 1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui, memahami dan menganalisis perlindungan MANAJEMEN KAS

2. Untuk mengetahui dan menganalisis mekanisme serta upaya-upaya yang dapat dilakukan terhadap pemulihan hak Pihak Ketiga atas tindakan ultra vires Direksi Perseroan Terbatas.

13. 1.4. Manfaat Penulisan

(6)

15.

BAB II

16.

PEMBAHASAN

17. 2.1. Pengertian Perseroan Terbatas dan Unsur-unsurnya

18. Terhadap bentuk perusahaan yang menjadi topik bahasan dalam makalah ini terdapat berbagai istilah yang bersumber dari berbagai bahasa. Beberapa di antaranya yang sering kali dibahas dalam kepustakaan adalah, Company Limited by shares, Naamloze Vennootschap (NV) dan Perseroan Terbatas yang masing-masing perlu dijelaskan maknanya.

19. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, istilah Perseroan Terbatas atau yang sering disingkat dengan PT dapat dikatakan merupakan istilah mulai populer penggunaannya di Indonesia. Hal ini dapat ditelusuri dari banyaknya definisi yang diberikan oleh para sarjana sebagai berikut:

20. M.H. Tirta Amidjaja mengemukakan bahwa perseroan terbatas itu ialah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan modal yang tertentu, yang terbagi atas saham-saham dan tiap – tiap pesero-pemegang saham-saham-turut serta didalamnya sebanyak satu saham atau lebih dengan tidak bertanggungjawab sendiri untuk persetujuan-persetujuan perseroan itu.

21. Dengan kalimat yang kurang-lebih sama maknanya K.R.M.T Tirtodiningrat kemudian mengemukakan bahwa perseroan terbatas adalah suatu persekutuan dengan modal tertentu yang dibagi-bagikan dalam beberapa sero atau saham, dimana tiap-tiap anggota mengambil bahagian secara memiliki satu atau beberapa

(7)

10

sero, sedang pemegang-pemegang sero bertanggung jawab atas pinjaman-pinjaman dari perseroan terbatas hanya hingga jumlah yang tersebut pada sero yang dimiliki itu.

22. “Ditambahkan dengan pandangan bahwa Perseroan Terbatas atau yang disingkat dengan PT, terjadi dari dua kata, yaitu: perseroan dan terbatas. Perseroan ialah persekutuan yang modalnya terdiri dari sero-sero atau saham - saham (aandeel, aktien), sedangkan kata “terbatas” itu tertuju pada tanggung jawab pemegang saham atau pesero yang bersifat “terbatas” pada jumlah nominal daripada saham-saham yang dimilikinya”.

23. Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

24. Dari pengertian yang ditentukan secara yuridis tersebut dapatlah diuraikan adanya 5 (lima) unsur yang pada pokoknya saling berkaitan sebagai beikut:

1. Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,

(8)

11

merupakan persekutuan modal, berarti UUPT telah memberikan suatu kepastian hukum mengenai status hukum PT. Di samping itu penegasan tersebut merupakan langkah maju apabila dibandingkan terutama dengan KUHD yang tidak menentukan secara tegas tentang status PT sebagai badan hukum.

26.

27. Dengan mengadopsi pandangan bahwa untuk adanya suatu 28.badan haruslah dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. adanya harta kekayaan yang terpisah, b. mempunyai tujuan tertentu,

c. mempunyai kepentingan sendiri, d. adanya organisasi yang teratur

29. maka dapat dikemukakan PT sebagai badan hukum yang merupakan persekutuan modal mengandung pengertian, bahwa PT itu ditetapkan secara yuridis mewadahi kegiatan pemupukan, telah dikutip pada halaman terdahulu pada pokoknya merupakan suatu akumulasi atau kumpulan dari berbagai perjanjian yang dibuat diantara berbagai pihak terutama dengan para pemegang saham, direksi, tenaga kerja, para suplier dan pelanggan. Jadi sebenarnya PT itu penuh dengan berbagai perjanjian. Diantara tahap-tahap pendirian (konstruksi), beroperasi (operasional) dan berakhirnya jangka waktu keberadaan PT (terminasi).

(9)

12

dihasilkan melalui perjanjian tersebut kemudian dituangkan ke dalam anggaran dasar PT yang bersangkutan. Perjanjian semacam inilah yang oleh Andrew Hicks dan S.H. Goo31 termasuk dalam hubungan hukum yang disebut dengan Pre-Incorporation Contracts yaitu perjanjian-perjanjian yang dipersiapkan untuk dibuat oleh suatu perseroan sebelum perseroan tersebut memasuki tahapan memperoleh status sebagai badan hokum (contract purpoted to be made by a company before the date of incorporation).

33.

3. Melakukan Kegiatan Usaha,

34. Berkaitan dengan unsur ini Pasal 2 UUPT menentukan Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan. Pertama-tama yang patut dikemukakan pasal ini pada pokoknya 35.merupakan suatu konsekuensi logis dari pemikiran teoritis bahwa 36.pendirian PT didasarkan pada perjanjian dan sebagai hasil

implementasi dari perjanjian. Oleh karena itu segala sesuatunya dan dalam hal ini menyangkut maksud, tujuan serta kegiatan usaha 37.perseroan tidak boleh bertentangan dengan ketiga batasan sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 Kitab Undang-undang Hukum Perdata itu.

38. Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya untuk dikemukakan 39.adalah bahwa melakukan kegiatan usaha merupakan kewajiban

(10)

13

tersebut harus dilaksanakan, karena apabila sebaliknya akan menimbulkan sanksi-sanksi.

40. Secara ringkas dapatlah diuraikan, The Nexus if Contract Theory sebenarnya mengandung makna bahwa melaksanakan kegiatan usaha merupakan maksud dan tujuan yang dengan sendirinya harus terbangun (built-in) dalam rangkaian perjanjian-perjanjian mendirikan dan mengelola PT. Disamping itu mengingat PT juga merupakan wahana bisnis, maka melaksanakan kegiatan usaha merupakan aktivitas yang pokok dan mutlak sifatnya.

41.

4. Modal Dasar Yang Seluruhnya Terbagi Dalam Saham,

42. Sebelum sampai pada topik pokoknya maka terlebih dahulu akan diuraikan mengenai komposisi permodalan Perseroan Terbatas. Dengan demikian berarti pertama-tama yang diuraikan itu menyangkut permasalahan modal Perseroan Terbatas itu terdiri dari apa saja atau dari unsur-unsur apa saja permodalan Perseroan dibentuk. Menyangkut komposisi tersebut, ketentuan - ketentuan Pasal 31 ayat (1) dan Pasal 33 ayat UUPT pada pokoknya sudah menyatakan modal Perseroan itu terdiri dari 3 jenis modal yaitu modal dasar (authorized capital), modal ditempatkan (issued capital) dan modal disetor (paid up capital). Akan tetapi dalam hal ini UUPT tidak menentukan mengenai apa yang dimaksud dengan ketiga jenis modal itu.

43.

5. Memenuhi Persyaratan Yang Ditetapkan Dalam Undang – Undang Serta Peraturan Pelaksanaannya.

(11)

14

46.Contractvrijheid).

47. Di dalam asas tersebut terkandung suatu pandangan bahwa 48.orang bebas melakukan atau tidak melakukan perjanjian, bebas

dengan siapa ia mengadakan perjanjian, bebas tentang apa yang 49.diperjanjikan dan bebas untuk menetapkan syarat-syarat perjanjian. 50.Pandangan yang pada pokoknya memberikan ruang lingkup kebebasan berkontrak yang sangat luas itu ternyata dalam prakteknya menurut berbagai sistem hukum tidaklah berarti bahwa perjanjian dapat dibuat dan dilakukan dengan sebebas-bebasnya. Hal ini dapat disimak dari pendapat sebagai berikut:

(12)

52.

BAB III

53.

KESIMPULAN & PENUTUP

54.

55. 3.1. KESIMPULAN

56. Dalam upaya menciptakan kepastian hukum, maka aspek -aspek yang berkaitan dengan dasar-dasar perlindungan hukum dan upaya pemulihan hak-hak Pihak Ketiga atas tindakan ultra vires Diresksi perseroan perlu diatur secara tegas dan terperinci dalam Undang-undang tentang Perseroan Terbatas. Penegasan dan rincian mengenai aspek-aspek tersebut dapat juga dituangkan dalam anggaran dasar perseroan yang pada dasarnya merupakan konstitusi bagi perseroan yang bersangkutan.

57. 3.2. PENUTUP

58. Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan air bersih sistem non perpipaan yang dimanfaatkan oleh penduduk di Kabupaten Luwu untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya cukup tinggi dibanding dengan

yang berjudul “ Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Dalam Membentuk. Kepribadian Peserta Didik (Studi Kasus di SDI Sunan Giri

Kondisi lingkungan yang kurang sesuai disiasati oleh petani dengan menanam kultivar lokal berumur dalam yang toleran dengan lingkungan pada musim yang sesuai selama 6-7

Dalam hal stabilitas Beta, yang dilihat dari deviasi standar yang makin kecil, dari data Beta mentah tampak bahwa deviasinya agak meningkat seiring dengan periode estimasi yang

Wearable art atau juga di sebut art to wear yang di buat dengan konsep satu karya dengan di kerjakan dengan tangan wearable art yang memiliki kualitas, unik, artistik dapat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 60,6% responden merasa tidak puas terhadap pekerjaannya, sebesar 50,7% responden menyatakan kepemimpinan dalam kategori baik,

Memberi tahapan dalam berdakwah juga pernah dilakukan Nabi Muhammad saw ketika mengutus salah satu sahabatnya yang bernama Mu’āż bin Jabāl untuk berdakwa di negeri

Hal ini karena biaya proyek termasuk kecil, sedangkan perbaikan yang dilakukan mampu meningkatkan kinerja dari irigasi, sehingga terjadi peningkatan hasil produksi