• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PEMASARAN DENGAN MENERAPKAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE PADA USAHA MIKRO, KECIL,

DAN MENENGAH DI PALEMBANG

SKRIPSI

Oleh

ISMI ISLAMIA FATHURRAHMI 2012.21.0047

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

(2)

ii

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PEMASARAN DENGAN MENERAPKAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE PADA USAHA MIKRO, KECIL,

DAN MENENGAH DI PALEMBANG

SKIRPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Skripsi

Oleh

ISMI ISLAMIA FATHURRAHMI 2012.21.0047

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii M O T T O

Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan.

Dan bahwa usahanya, akan kelihatan nantinya.

(Q.S. An Najm ayat 39-40)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan,

Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.

(Q.S Al-Insyirah 6-7)

Tinggalkanlah yang meragukanmu,

Pada apa yang tidak meragukanmu.

(8)

viii

P E R S E M B A H A N

First of all I expressed my highest gratitude to Al Mighty Allah and my

prophet Muhammad Peace be upon him, Who has given us mercies and blessings until

I’m lb to finish this essay, nd I don’t forgbt to s y my ab cb nd s lut tion to

our prophet Muhammad who has guided us from the darkness to the lights. I do

believe that my achievement in this essay is only my first step to get thousand

miles journey in the future.

♥ ♥ ♥

Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :

ლ Ibu dan Ayah. Terima kasih atas doa, semangat dan support yang selalu

mengiringi mimi. Terima kasih udah sabar mendidik mimi selama hampir 21

tahun ini. Your love will never been replaced with anything.

ლ Adik-adikku, Mia, Vivi dan Zaky. Terima kasih udah mau nemenin begadang

ngerjain skripsi ya . You guys are one of my biggest motivation to be a

better person and to work harder. Semoga bisa selalu menjadi kakak yang

baik untuk kalian.

ლ Bapak Jhon dan Ibu Lastri, selaku pembimbing skripsi, serta segenap

Dosen-Dosen Universitas Indo Global Mandiri. Terima kasih telah memberikan

(9)

ix

ლ Sahabatku, Maunah/Marwati. Terima kasih udah jadi sahabat hijrah, sahabat

kuliah, perangko seperjuangan kp & skripsi. *Alhamdulillah ya kelar juga nih

skripsi, wkwk*. Semoga ukhuwah kita bersambung di akhirat inshaa Allah.

Aamiin. I know that I don’t always remember to thank you specifically

for everything that you do, but I do always appreciate it very much.

ლ Sahabat SMP ku, Puji, Eka, Intan dan Asty. Terima kasih karena selalu

meluangkan waktu di banyaknya kesibukan untuk mendengarkan, bertemu

dan membantu. Because one of the greatest gift someone could receive

is time.

ლ Teman-teman Jurusan Sistem Informasi angkatan 2012, Astri/Mak, Mbak

Ayu, Dwi, Anita, Dessy, Suci, Tiara, Sari, dll. Terima kasih atas pelajaran dan

pengalaman hidup selama di bangku perkuliahan. You guys make this past

(10)

x ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai tata kelola teknologi informasi (TI) yang

difokuskan pada bagian pemasaran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di

Palembang dengan menerapkan arsitektur berorientasi layanan (SOA) sebagai kerangka

kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang perlu diperhatikan

dalam menciptakan sistem pemasaran yang baik dan membuat suatu rekomendasi tata

kelola TI yang diharapkan dapat membantu UMKM dalam memperluas pangsa pasar.

Penelitian ini mengusulkan 4 faktor yang memiliki pengaruh terhadap tata kelola TI, yaitu

kelayakan produk (PF), permintaan pasar (MD), pesaing (C) dan promosi (P). Pengumpulan

data penelitian dilakukan dengan menyebarkan 100 kuesioner kepada pelaku UMKM, dan

diperoleh 100 respondentvalid. Hasil pengolahan data dengan menggunakan aplikasi SPSS

versi 21.0 menunjukkan adanya pengaruh positif antara kelayakan produk (PF) terhadap

tata kelola TI dan tata kelota TI terhadap promosi (P). Rekomendasi tata kelola TI pada

penelitian ini dirancang dengan menggunakan kerangka kerja SOA web services, dimana

terdapat 2 layanan yang saling berkaitan, yaitu layanan UMKM kota Palembang dan layanan

sistem consumer.

Kata Kunci : Tata Kelola Teknologi Informasi, Arsitektur Berorientasi Layanan, Web

(11)

xi ABSTRACT

This study discusses the governance of information technology (IT) that is focused

on the marketing of Micro, Small, and Medium Enterprises (SMEs) in Palembang with

implementing Service Oriented Architecture (SOA) as its framework. This study aims to find

the factors that need to be considered in creating a good marketing system and make an IT

governance recommendation that is expected to assist SMEs in expanding market share.

This study proposes four factors that affect IT governance, namely the product feasibility

(PF), the market demand (MD), competitor (C) and promotion (P). The collection of research

data conducted by distributing 100 questionnaires to SMEs, and obtained 100 valid

respondents. The results of data processing by using a program SPSS version 21.0 shows

the positive correlation between Product Feasibility (PF) to IT governance and IT governance

to promotion (P). IT governance recommendation in this study was designed using SOA web

services architecture, which has two inter-related services, namely UMKM kota Palembang

service and sistem consumer service.

Key Words : Information Technology Governance, Service Oriented Architecture, Web

(12)

xii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayat serta

pertolongan-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Tak lupa shalawat serta

salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi

Wasallam, berserta keluarga serta para sahabat.

Akhirnya setelah melalui perjalanan yang panjang, penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran Dengan

Menerapkan Service Oriented Architecture Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Di

Palembang” yang merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh dalam

menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana ( Strata 1 ) Jurusan Sistem Informasi Fakultas

Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri Palembang.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,

pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan ketulusan, kasih sayang, dan

pengorbanannya memberikan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Marzuki Alie, SE., MM, selaku Rektor Universitas Indo Global Mandiri.

2. Ibu Lastri Widya A, S.Kom., M.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Dosen

Pembimbing II.

3. Ibu Nining Ariati, S.Kom., M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.

4. Bapak John Roni Coyanda, S.Kom., M.Si selaku Dosen Pembimbing I.

5. Ibu Tertiaavini, S.Kom., M.Kom selaku Pembimbing Akademik.

6. Ayah, Ibu dan Ketiga adik saya yang telah memberikan dukungan, motivasi dan do’a

serta bantuanya dalam segala hal dalam penulisan skripsi ini.

7. Teman-teman Jurusan Sistem Informasi angkatan 2012 yang telah memberikan

motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

(13)

xiii

pihak. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada

umumnya serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, April 2016

Penulis,

Ismi Islamia Fathurrahmi

(14)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR ... i

HALAMAN JUDUL DALAM ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KESIAPAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN TANDA PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN TANDA PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERSETUJUAN REVISI SKRIPSI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Analisis ... 5

2.2. Tata Kelola ... 5

2.3. Teknologi ... 5

2.4. Informasi ... 5

(15)

xv

2.9. Service Oriented Architecture (SOA) ... 13

2.9.1. Konsep Service Oriented ... 15

2.9.2. Komponen SOA ... 16

2.9.3. Implementasi SOA ... 17

2.9.4. Keuntungan SOA ... 21

2.10. Statistical Product and Service Solution (SPSS) ... 22

2.11. Studi Literatur Sejenis ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian ... 24

3.2. Deskripsi Tahap Penelitian ... 25

(16)

xvi

4.1. Deskripsi Sample Penelitian ... 45

4.1.1. Profil Respondent ... 45

4.1.2. Hasil Penilaian Respondent ... 51

4.2. Uji Kualitas Data ... 52

4.2.1. Uji Validitas ... 52

4.2.2. Uji Reliabilitas ... 55

4.2.3. Uji t ... 58

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hipotesa Penelitian ... 62

5.2. Kerangka Web Service UMKM ... 65

5.2.1. Requirements and Analysis... 65

5.2.2. Design and Development ... 65

5.3. Class Diagram ... 70

5.4. Desain Rancangan Web Services UMKM Kota Palembang ... 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 78

6.2. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA

(17)

xvii

Tabel 5.1 Pembahasan Indikator Variabel Teknologi Informasi ... 63

(18)

xviii

Gambar 3.3 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi ... 36

Gambar 3.4 Hasil Uji Validitas Indikator Kelayakan Produk ... 37

Gambar 3.5 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar ... 37

Gambar 3.6 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing ... 38

Gambar 3.7 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi ... 38

Gambar 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Teknologi Informasi ... 40

Gambar 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Kelayakan Produk ... 41

Gambar 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Permintaan Pasar... 41

Gambar 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Pesaing ... 41

Gambar 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Promosi ... 42

Gambar 3.13 Model Akhir Penelitian ... 43

Gambar 4.6 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi ... 53

(19)

xix

Gambar 4.8 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar ... 54

Gambar 4.9 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing ... 54

Gambar 4.10 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi ... 54

Gambar 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Teknologi Informasi ... 56

Gambar 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kelayakan Produk ... 57

Gambar 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Permintaan Pasar ... 57

Gambar 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pesaing ... 57

Gambar 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi ... 58

Gambar 4.16 Hipotesis Penelitian ... 59

Gambar 4.17 Hasil Uji t ... 60

Gambar 5.1 Hipotesa Penelitian ... 62

Gambar 5.2 Arsitektur Web Services UMKM Kota Palembang ... 66

Gambar 5.3 Relasi Antar Database Pada Web UMKM Palembang ... 71

Gambar 5.4 Desain Rancangan Login Pada Web UMKM Palembang ... 71

Gambar 5.5 Desain Rancangan Register Consumer Pada Web UMKM Palembang ... 72

Gambar 5.6 Desain Rancangan Register Penjual Pada Web UMKM Palembang ... 73

Gambar 5.7 Desain Rancangan Homepage Pada Web UMKM Palembang ... 74

Gambar 5.8 Desain Rancangan Bidang UsahaPada Web UMKM Palembang ... 75

Gambar 5.9 Desain Rancangan Detail ProdukPada Web UMKM Palembang ... 76

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Survei

Lampiran 2 Surat Balasan Survei Perusahaan Lampiran 3 Surat Pernyataan Tidak Plagiat Lampiran 4 Surat Keterangan Bebas Pustaka Lampiran 5 Kartu Bimbingan

Lampiran6 Daftar Riwayat Pendidikan Lampiran7 Lembar Identitas Mahasiswa

Lampiran8 Tanda Bukti Penyerahan Artikel Ilmiah Lampiran9 Skor TOEFL

Lampiran10 Tabel t Lampiran11 Tabel r

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi Informasi (TI) merupakan sarana yang penting untuk mengelola informasi

karena menawarkan efisiensi dan efektivitas kerja. Banyak organisasi telah menerapkan

dan mengembangkan TI untuk membantu proses bisnisnya agar memperoleh informasi

yang akurat, tepat waktu, relevan, ekonomis dan dapat membantu manajemen dalam

pengambilan keputusan. Namun di sisi lain, penerapan TI memerlukan biaya investasi tinggi

dengan resiko yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme tata kelola

TI yang menyeluruh dan terstruktur dari mulai perencanaan hingga pengawasannya.

Tata kelola TI adalah satu kesatuan konsep dasar dari corporate governance melalui

peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam proses organisasi yang berhubungan dengan TI.

Tata kelola TI menyediakan struktur yang menghubungkan proses TI, sumber daya TI dan

informasi yang baik, benar, transparan sesuai tuntutan publik dan standar global. Salah satu

isu yang marak berkembang saat ini berkenaan dengan penggunaan TI adalah banyak

organisasi sudah menggunakan TI namun belum sadar mengenai tata kelola yang baik

untuk pencapaian yang optimal untuk meningkatkan nilai, sekaligus mampu mengelolanya

dengan baik untuk pencapaian tujuan organisasi.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan suatu bentuk organisasi

yang berperan dan berfungsi sebagai katup pengaman baik dalam menyediakan alternatif

kegiatan usaha produktif, alternatif penyaluran kredit, maupun dalam hal penyerapan tenaga

kerja. UMKM dianggap penyelamat perekonomian Indonesia di masa krisis periode

1999-2000. Salah satu masalah yang sampai saat ini masih perlu diperhatikan adalah minimnya

pengetahuan yang dikuasai oleh pelaku UMKM mengenai TI, sehingga pangsa pasar yang

diakses sangat terbatas. Mereka hanya sekedar menggunakannya untuk keperluan

sehari-hari tanpa mengetahui manfaat dari TI bagi usaha mereka tersebut. Padahal dengan

menjadikan TI sebagai sarana dalam bidang pemasaran, mereka bisa mendapatkan

benefit yang lebih besar, salah satunya yaitu dapat mengakses pangsa pasar yang lebih

luas. Walaupun produksi yang dipasarkan sudah cukup bagus, bila pasar yang dijangkau

terbatas maka tidak akan cukup menolong kelangsungan hidup UMKM.

Mengingat TI sangat berperan dalam bidang pemasaran UMKM maka dibutuhkan

(22)

dilakukannya suatu pengukuran tentang pengelolaan pengendalian TI. Namun banyak

organisasi yang menganggap penerapan teknologi informasi adalah semata-mata

implementasi software dan hardware canggih, sehingga mereka melupakan unsur “tata kelola”. Tanpa pengelolaan TI yang baik maka sebenarnya penerapan TI tidak akan maksimal walau didukung software canggih yang berjalan di atas infrastruktur hardware

yang handal.

Tata kelola TI yang baik tidak dapat serta merta dibuat tanpa suatu kerangka kerja

(framework), dimana penyusunan kerangka kerja tersebut dapat disesuaikan dengan tujuan

organisasi. Saat ini telah banyak kerangka kerja yang berstandar internasional untuk

membantu organisasi sebagai alat bantu melakukan tata kelola TI, misalnya kerangka kerja

Service Oriented Architecture (SOA).

Atas dasar tersebut, maka penulis ingin membuat suatu rekomendasi pengelolaan TI

yang tepat pada bagian pemasaran sehingga dapat dijadikan panduan yang dapat

digunakan pemakainya serta dapat meningkatkan penggunaan fasilitas tersebut secara

optimal. Pembuatan tata kelola TI dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja SOA,

dimana konsep dasar kerangka kerja SOA adalah mengembangkan service berdasarkan

sistem lama dan kemudian mengembangkan sistem baru dengan menyusun dan

mengkombinasikan service-service yang ada.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan skripsi ini dibuat dengan judul “Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Palembang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah yang ditemui pada bagian pemasaran UMKM, yakni sebagai berikut :

1. Minimnya ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh pelaku UMKM mengenai TI, sehingga

mereka belum cukup memanfaatkan TI sebagai landasan untuk mencapai benefit yang

lebih besar.

2. Belum tersedianya suatu platform TI yang baik pada Dinas Perindustrian Perdagangan

dan Koperasi, sehingga pelaku UMKM masih terbatas dalam memasarkan produk dan

mendapatkan informasi terkait pasar mana saja yang bisa ditembus oleh produk yang

(23)

3

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka timbul pertanyaan yang

merupakan rumusan masalah penelitian, yaitu “apa saja faktor-faktor yang dibutuhkan untuk

membuat suatu rekomendasi tata kelola teknologi informasi guna menciptakan suatu sistem

pemasaran yang baik bagi UMKM di Palembang?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan deskripsi dari rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu

untuk menemukan faktor-faktor yang dibutuhkan dalam menciptakan sistem pemasaran

yang baik dan membuat suatu rekomendasi pengelolaan TI bagian pemasaran UMKM di

kota Palembang.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak, diantaranya yaitu:

1. Bagi pelaku UMKM, penelitian ini dapat membantu meningkatkan pangsa pasar dengan

menjadikan TI sebagai sarana pemasaran dengan menerapkan SOA sebagai kerangka

kerjanya.

2. Bagi Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, penelitian ini dapat dijadikan

sebagai saran untuk membangun suatu teknologi informasi pemasaran yang baik bagi

UMKM kota Palembang.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini berfokus pada tata kelola TI pada bidang pemasaran UMKM di kota

Palembang.

2. Objek penelitian ini adalah tiga sektor UMKM yang berada di kota Palembang, yaitu

retail, kuliner dan souvenir.

3. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan questionnaire kepada

tiga kecamatan dari enam belas kecamatan di kota Palembang, yaitu Ilir Timur 1, Ilir

Timur 2 dan Sukarami.

1.7 Sistematika Penulisan

(24)

1. BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, dilanjutkan dengan identifikasi masalah,

perumusan masalah, pemaparan tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup atau

batasan penelitian serta sistematika penelitian.

2. BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori yang berhubungan dengan pembuatan skripsi yang menjadi

landasan teori dalam pembahasan nantinya. Teori yang digunakan diantaranya

pengertian tata kelola teknologi informasi, SOA framework, dsb.

3. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode pengumpulan data

(studi lapangan, studi pustaka dan studi literatur sejenis), metode analisa data dan

model penelitian.

4. BAB IV. PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi deskripsi penelitian, uji kualtas data, uji t dan hasil hipotesa penelitian.

5. BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan mengenai rekomendasi tata kelola TI dari kegiatan

penelitian.

6. BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan saran hasil dari

(25)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Analisis

Analisis adalah suatu tindakan mengumpulkan mencari dan meneliti suatu masalah

yang akan dibahas dengan jelas sehingga lebih dalam memecahkan suatu masalah

(Susilowati, & Riasti, 2011).

Sedangkan menurut Maith (2013) analisis didefinisikan sebagai penguraian suatu

persoalan atau permasalahan serta menjelaskan mengenai hubungan antara bagian-bagian

yang ada di dalamnya untuk selanjutnya diperoleh suatu pengertian secara keseluruhan.

2.2 Tata Kelola

Tata Kelola (Governance) diartikan sebagai kumpulan dari cara dan aturan untuk

menjalankan sebuah prosedur serta standar operasional dalam mencapai suatu tujuan

strategis (Adikara, 2013).

Tata kelola yang baik adalah tata kelola yang efektif, yaitu tata kelola yang

berkesesuaian dengan sasaran, tujuan serta budaya organisasi, sehingga akan memberi

kontribusi terhadap keberhasilan perusahaan (Komara, 2014).

2.3 Teknologi

Teknologi merupakan pengetahuan umum yang dapat diartikan sebagai suatu alat

(pembantu) yang diciptakan manusia dengan tujuan mempermudah pekerjaan yang

dilakukan manusia sehari-hari (Parwadi, 2013).

Adapun menurut Husein dalam Yudhanti, & Rachmawati (2013) yang dimaksud

dengan teknologi adalah perangkat keras komputer yang digunakan untuk membantu

aktivitas input, pemrosesan, dan output pada sistem informasi, software komputer yang

terdiri atas instruksi-instruksi yang telah diprogram untuk mengontrol dan mengkoordinasi

kerja perangkat keras komputer, teknologi penyimpanan data, teknologi telekomunikasi

yang memudahkan para manajer berkomunikasi dari satu tempat ke tempat lain.

2.4 Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi

(26)

(Muslih, & Purnama, 2013).

Sedangkan menurut Kurnia, Tanuwijaya, & Sagirani (2013) informasi adalah data

yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima yang dapat berupa

fakta atau suatu nilai yang bermanfaat.

2.5 Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (TI) adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,

termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam

berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,

akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan

dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan (Antasari, Kertahadi,

& Riyadi, 2013).

Teknologi informasi memungkinkan bisnis memaksimalkan keuntungan, mengelola

resiko secara tepat, dan sumber daya teknologi informasi digunakan secara bertanggung

jawab (Sembiring, Mudjihartono, & Rahayu, 2013).

Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam perekayasaan ulang

sebagian besar proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan

konektivitas komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan

efisiensi proses bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerja sama antar

orang-orang yang bertanggung jawab atas operasi dan manajemennya (Antasari, Kertahadi, &

Riyadi, 2013).

2.6 Tata Kelola Teknologi Informasi

Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance) adalah sebuah kerangka

kebijakan, prosedur dan kumpulan proses-proses yang bertujuan untuk mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan dengan

memberikan tambahan nilai bisnis, melalui penyeimbangan keuntungan dan resiko TI

besertaproses-proses yang ada di dalamnya. Mereka bertanggung jawab terhadap arah

strategi organisasi, memastikan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai dan berbagai

sumber daya organisasi telah dimanfaatkan dengan tepat. Tata kelola TI membutuhkan

pengaturan yang tepat untuk memadukan strategi TI dan pemanfaatan sumber daya TI guna

memberikan keuntungan yang kompetitif bagi organisasi. sederhananya, tata kelola TI

(27)

7

Tata kelola TI merupakan salah satu bagian terpenting dari kesuksesan penerapan

good corporate governance. IT governance memastikan pengukuran efektifitas dan efisiensi

peningkatan proses bisnis perusahaan melalui struktur yang terkait dengan TI menuju ke

arah tujuan strategi perusahaan. IT governance memadukan best practice proses

perencanaan, pengolahan, penerapan, pelaksanaan dan pengawasan kinerja untuk

memastikan bahwa TI benar mendukung pencapaian perusahaan (Nurhidayati, Rizky, &

Dafid, 2014).

Adapun menurut Information Technology Governance Institute (ITGI) dalam Irfan

(2013) tata kelola TI didefinisikan sebagai tanggung jawab dari pihak eksekutif dan dewan

direktur, yang terdiri dari kepemimpinan, struktur organisasi dan proses yang memastikan

TI yang ada pada perusahaan untuk mendukung dan memperluas strategi dan tujuan

perusahaan.

2.6.1 Fokus Area Tata Kelola TI

Fokus tata kelola TI menurut Muthmainnah (2015) yaitu value delivery, risk

management, resource management, performance management, dan strategic alignment.

Fokus area tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini:

1. Strategic alignment berfokus pada menjalankan hubungan bisnis dan perencanaan TI

seperti mendefinisikan, memelihara dan mengoptimalkan pemakaian biaya, dan

menyelaraskan prosedur TI dengan prosedur perusahaan.

2. Value delivery adalah tentang mengoptimalkan seluruh pemakaian biaya,

memastikan bahwa TI memberikan manfaat yang sesuai terhadap strategi,

berkonsentrasi pada mengoptimalkan biaya dan membuktikan nilai yang sebenarnya

dari TI.

3. Resource management adalah tentang mengoptimalkan investasi, dan pengelolaan

sumber daya TI yang baik yang terdiri dari aplikasi, informasi, infrastruktur dan

sumberdaya. Ini merupakan kunci utama terkait dengan optimalisasi pengetahuan dan

infrastruktur.

2.6.2 Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan

Berdasarkan definisi tata kelola TI menurut ITGI, dapat disimpulkan bahwa tata kelola

teknologi informasi harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata kelola

(28)

mengendalikan entitas-entitas pada suatu perusahaan. Ketergantungan bisnis akan suatu

teknologi informasi telah membuatnya tidak dapat menyelesaikan isu tata kelola perusahaan

tanpa adanya pertimbangan terhadap teknologi informasi. Sebagai gantinya teknologi

informasi dapat mempengaruhi peluang strategi dan menghasilkan kritik atas perencanaan

strategis yang telah dibuat. Dalam hal tersebut tata kelola teknologi informasi

memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan maksimal atas informasi, dan

juga merupakan penggerak tata kelola perusahaan. Hubungan antara tata kelola teknologi

informasi dengan tata kelola perusahaan dapat dilihat pada Gambar dibawah ini (Modissa,

& Rachmansyah, 2015):

Gambar 2.1 Hubungan Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan

2.7 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam

undang-undang ini. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Usaha menengah adalah

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau

badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha

kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam undang-undang ini (UU No. 20 Tahun 2008).

Menurut data perkembangan UMKM kota Palembang tahun 2015 jumlah UMKM

(29)

9

unit usaha kecil dan 5.263 unit usaha menengah) yang mengalami perkembangan 4.16 %

dari 6 tahun sebelumnya. Penyerapan tenaga kerja pada bulan Agustus 2015 sebanyak

136.181 orang dimana ada peningkatan sebesar 3.18 % dari 6 tahun sebelumnya

(Disperindagkop).

2.7.1 Karakteristik UMKM

Kriteria UMKM menurut UU No. 20 Tahun 2008 pasal 6 yakni sebagai berikut:

1. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah).

2. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah).

3. Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh

milyar rupiah).

2.7.2 Masalah yang Dihadapi UMKM

Menurut Hubeis (2009) dalam Anggraini, & Nasution (2013) permasalahan umum

yang biasanya terjadi pada UMKM, yaitu :

a. Kesulitan pemasaran

Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi

(30)

di sejumlah negara ASEAN, menyimpulkan UMKM tidak melakukan perbaikan yang

cukup di semua aspek yang terkait dengan pemasaran seperti peningkatan kualitas

produk dan kegiatan promosi.

b. Keterbatasan finansial

Terdapat dua masalah utama dalam kegiatan UMK di Indonesia, yakni dalam aspek

finansial dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi

pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umumnya modal awal bersumber

dari modal (tabungan) sendiri atau sumber-sumber informal, namun sumber-sumber

permodalan ini sering tidak memadai dalam bentuk kegiatan produksi maupun investasi.

c. Keterbatasan SDM

Salah satu kendala serius bagi banyak UMK di Indonesia adalah keterbatasan SDM

terutama dalam aspek-aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi,

pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi

data processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian ini sangat

dibutuhkan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan

efisiensi dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus

pasar barang.

d. Masalah bahan baku

Keterbatasan bahan baku serta kesulitan dalam memperolehnya dapat menjadi salah

satu kendala yang serius bagi banyak UMK di Indonesia. Hal ini dapat disebabkan harga

yang relatif mahal. Banyak pengusaha yang terpaksa berhenti dari usaha dan berpindah

profesi ke kegiatan ekonomi lainnya akibat masalah keterbatasan bahan baku.

e. Keterbatasan teknologi

UMKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi yang tradisional,

seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang bersifat manual. Hal ini membuat

produksi menjadi rendah, efisiensi menjadi kurang maksimal, dan kualitas produk relatif

rendah.

f. Kemampuan manajemen

Kekurangmampuan pengusaha kecil untuk menentukan pola manajemen yang sesuai

dengan kebutuhan dan tahap pengembangan usahanya, membuat pengelolaan usaha

menjadi terbatas.

g. Kemitraan

(31)

11

tingkatan yang berbeda yaitu antara pengusaha kecil dan pengusaha besar. Istilah

kemitraan sendiri mengandung arti walaupun tingkatannya berbeda, hubungan yang

terjadi adalah hubungan yang setara (sebagai mitra kerja).

2.8 Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam

menciptakan nilai ekonomi yang menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam

menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi

penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi (Mujiyana, & Elissa, 2013).

Sedangkan menurut Kotler (2005) dalam Mujiyana, & Elissa (2013) pemasaran

merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok dapat

memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan dalam penciptaan dan timbal balik

produk dan nilai dengan orang lain.

2.8.1 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan salah satu konsep kunci dalam

teori pemasaran modern. Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau

kegiatan yang merupakan inti sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, harga, distribusi

dan promosi (Tan, 2011).

1. Produk

Produk merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Produk dapat berupa barang

dan dapat pula berupa jasa. Keputusan-keputusan tentang produk mencakup

penentuan bentuk penawaran secara fisik, merek, pembungkus, garansi, dan servis

sesudah penjualan.

2. Harga

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk

tersebut. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan penjualan karena unsur yang lain adalah mengeluarkan biaya.

3. Distribusi

Saluran distribusi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan agar produk

tersebut tersedia dan dapat diperoleh bagi konsumen sasaran. Saluran distribusi

(channel of distribution) adalah lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan

(32)

konsumen.

4. Promosi

Promosi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mencoba menyusun komunikasi antara kebaikan produknya dan membujuk para

pelanggan serta konsumen sasaran untuk membeli produk yang ditawarkan.

2.8.2 Bauran Komunikasi Pemasaran

Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari lima cara komunikasi utama (Mujiyana, &

Elissa, 2013), yaitu:

1. Advertising

Peranan periklanan dalam pemasaran sangatlah penting, yakni untuk

membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan produk atau jasa yang

ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang produk atau jasa yang

ditawarkan, untuk membujuk calon pelanggan untuk membeli atau menggunakan

produk atau jasa tersebut. Sedangkan, tujuan utama dari periklanan adalah memberikan

informasi secara luas kepada konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkan

suatu perusahaan. Adapun tujuan advertising, diantaranya :

a. Memberikan informasi atas produk atau jasa yang ditawarkan untuk menciptakan

permintaan atas produk tersebut.

b. Mempertahankan calon pelanggan yang setia dengan membujuk pelanggan agar

tetap membeli.

c. Membujuk calon pelanggan dimana iklan menjadi penting dalam persaingan dimana

sasaran perusahaan menciptakan permintaan selektif akan merek tertentu.

d. Menarik pelanggan baru, dengan menarik arus kas pembelian kearah produk yang

diiklankan perusahaan dan menggantikan tempat para pelanggan yang pindah ke

produk pesaing serta memperluas pasar.

2. Promosi Penjualan

Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan

teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan

informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh

penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat

mempengaruhi pembelian. Tujuan kegiatan promosi antara lain:

(33)

13

b. Mengkomunikasikan produk baru.

c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas.

d. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk.

e. Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk.

f. Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk.

3. Publicity

Publicity atau publisitas merupakan kiat pemasaran, dimana perusahaan tidak

hanya berhubungan dengan kumpulan publik yang lebih besar. Adapun fungsi utama

dari publicity meliputi :

a. Membangun image (citra), baik image perusahaan maupun image produk.

b. Mendukung aktivitas komunikasi.

c. Mengatasi isu atau permasalahan yang ada.

d. Memperkuat posisi perusahaan.

e. Cukup mengadakan Launching untuk produk atau jasa baru.

4. Personal selling

Personal selling dapat juga dikatakan sebagai improvisasi dan penjualan dengan

menggunakan komunikasi person to person. Personal selling biasanya dilaksanakan

oleh sales bawah naungan manajer penjualan yang mempromosikan produk secara

langsung pada pasar sasaran, bentuk kegiatan personal selling yaitu : door to door

selling, mail order, telephone selling dan direct selling.

5. Direct selling

Direct selling atau direct marketing adalah bagian dari program marketing

communication, dimana direct marketing dilakukan sebagai cara untuk bertemu oleh

konsumen setelah muncul respon dari pasar atas informasi produk yang telah

disabarkan kepada konsumen melalui media (iklan disurat kabar, televisi, radio,

majalah, internet atau media masa lainnya).

2.9 Service Oriented Architecture (SOA)

Service Oriented Architecture (SOA) adalah sebuah bentuk teknologi arsitektur yang

mengikuti prinsip-prinsip service-orientation (berorientasi layanan). Konsep

service-orientation ini melakukan pendekatan dengan membagi masalah besar menjadi sekumpulan

service kecil yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. SOA tidak terkait

(34)

perangkat lunak yang moduler. Service dalam lingkup SOA merupakan sekumpulan fungsi,

prosedur, atau proses yang akan memberi respon jika diminta oleh sebuah client (Kapojos,

Wowor, & Rumagit, 2012).

SOA merupakan metodologi pengembangan sistem yang dapat bergerak dinamis

saat pengembangan sebuah sistem informasi. Banyak hal yang bisa dikurangi dalam

mengoperasikan sebuah proses pada SOA, sehingga lebih mudah dan cepat untuk

melakukan suatu pekerjaan. Sesuatu yang tidak perlu dilakukan berulang-ulang kali

misalnya, seseorang mengecek, menyimpan, atau mendapatkan medical record padahal

hanya berinteraksi dengan validasi dan data yang sama. Membangun aplikasi dengan

sumber yang sama akan lebih mudah dan lebih cepat untuk perusahaan yang saling

berhubungan. SOA menyediakan suatu kerangka desain dengan maksud untuk realisasi

yang cepat dengan sedikit biaya pengembangan sistem untuk meningkatkan kualitas sistem

secara total (Wijaya, 2011).

SOA juga didefinisikan sebagai sebuah arsitektur perangkat lunak yang didasarkan

pada konsep pokok bahwa software dapat disusun atas sebuah latar depan aplikasi,

layanan, repository layanan dan jalur layanan. Sebuah layanan terdiri dari sebuah kontrak,

satu atau lebih antar muka dan sebuah implementasi. (Absari, & Setyawan, 2012).

Adanya SOA lifecycle memungkinkan penempatan kemampuan service melalui tiga

tahap, yaitu requirements and analysis, design and development, dan IT operations.

Tahapan proses dari SOA lifecycle ini dapat dipetakan ke dalam siklus besar SOA pada

Gambar 2.2 (Aradea, Shofa, & Kurnia, 2013).

(35)

15

2.9.1 Konsep Service Oriented

Service oriented merupakan sebuah pendekatan dalam penyelesaian masalah besar

dengan membaginya menjadi sekumpulan layanan (service) kecil yang menyelesaikan

permasalahan spesifik. Istilah ini telah ada cukup lama dan telah digunakan untuk berbagai

macam konteks permasalahan dan tujuan tertentu. Contoh dari dekomposisi permasalahan

menjadi sekumpulan service ini dapat dilihat dalam kasus pemesanan makanan di restoran.

Misalkan seorang pelanggan ingin memesan makanan, maka ia akan memanggil pelayan

di restoran tersebut untuk mencatatan pesanan, lalu pelayan tersebut memberikan pesanan

kepada dapur untuk dimasak. Setelah makanan yang dimasak telah jadi, makanan tersebut

akan diantar ke pelanggan oleh pelayan. Dengan pendekatan service oriented,

penyelesaian masalah itu dapat dibagi menjadi sekumpulan service berupa pemesanan

makanan, pengantaran pesanan ke dapur, pembuatan makanan di dapur, dan pengantaran

makanan ke pelanggan. Selain definisi yang dijelaskan sebelumnya, service sendiri dapat

dipandang sebagai enkapsulasi lojik dari satu atau sekumpulan aktivitas tertentu.

Gambar 2.3 Enkapsulasi Fungsi Logik Proses Bisnis Oleh Service

Bila dicontohkan dalam sebuah otomasi bisnis, service dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Otomasi bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang disusun dalam langkah-langkah

sebagai implementasi proses bisnis. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.3, lingkup dari

(36)

langkah proses kecil. Hal ini dapat disesuaikan tergantung kebutuhan. Misalkan bila

dicontohkan dalam kasus pemesanan makanan sebelumnya, sebuah service pembuatan

makanan di dapur dapat didekomposisi lagi menjadi beberapa langkah. Misalkan

penyediaan bahan, pemeriksaan keberadaan bahan, proses masak, dan sebagainya.

Setelah seluruh permasalahan dapat dibagi dalam beberapa service, solusi dari

permasalahan tersebut harus bisa diselesaikan dengan memungkinkan seluruh service

berpartisipasi dalam sebuah orkestrasi. Untuk itu ada beberapa permasalahan yang harus

dimiliki oleh service, yaitu bagaimana service berhubungan, bagaimana service

berkomunikasi, bagaimana service didesain, dan bagaimana pesan antar service

didefinisikan (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012).

Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh SOA (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012), yaitu

diantaranya:

1. Loosely coupled, yaitu setiap service berdiri sendiri secara independen dan tidak

tergantung service lain untuk berjalan. Ketergantungan diminimalisir sehingga hanya

butuh mekanisme komunikasi satu sama lain.

2. Service contract, yaitu setiap service memiliki kesepakatan mengenai cara untuk

komunikasi.

3. Autonomy, yaitu service memiliki hak penuh terhadap semua lojik yang dienkapsulasi.

4. Abstraction, yaitu service tidak memperlihatkan bagaimana lojik diimplementasi

didalamnya.

5. Reusability, yaitu lojik dibagi menjadi sekumpulan service yang dapat memudahkan

reuse.

6. Statelessness, yaitu service tidak memiliki status tertentu terkait dengan aktivitas yang

dilakukannya.

7. Discoverability, yaitu service didesain untuk deskriptif sehingga bisa ditemukan dan

diakses melalui mekanisme pencarian tertentu.

8. Composability, yaitu service bisa disatukan dengan service lain. Ini memungkinkan logic

dapat diwakili pada level berbeda dari granularity dan mempromosikan reusability dan

pembuatan layer abstraction.

2.9.2 Komponen SOA

SOA terdiri atas empat komponen (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012), yaitu:

(37)

17

dipertukarkan antara satu service dengan yang lainnya.

2. Operation, yaitu fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sebuah service untuk memproses

message hingga menghasilkan sesuatu. Fungsi-fungsi inilah yang nantinya akan saling

berinteraksi untuk menyelesaikan sebuah unit kerja.

3. Service, merepresentasikan sekumpulan operation yang berhubungan untuk

menyelesaikan sekumpulan unit kerja yang berhubungan.

4. Process, merupakan business rule yang menentukan operasi mana yang digunakan

untuk mencapai tujuan tertentu.

2.9.3 Implementasi SOA

SOA dapat diimplementasikan berdasarkan beberapa arsitektur, yaitu (Marini, 2012):

1. Web Services

Gambar 2.4 Pola Web Services

a. Service provider, berfungsi menyediakan service dan dilengkapi dengan

implementasinya. Service provider berupa network address yang dapat menerima

dan mengeksekusi permintaan dari service requester.

b. Service requester (client), Service ini dapat menggunakan Uniform Resource

Identifier (URI) untuk meminta service baik secara langsung atau melakukan

pencarian service yang sesuai pada service registry, kemudian melakukan binding

dan invoke terhadap service. Service requester dapat berupa aplikasi, service

maupun modul software yang memerlukan service.

c. Service registry, berupa directory yang dapat diakses melalui network dan berfungsi

(38)

mempublish service dari penyedia service lalu mengirimkannya kepada yang

meminta service.

SOA pada web services menggunakan paradigma find-bind-execute. Penyedia

service meregister servicenya kedalam registry public. Kemudian registry ini digunakan oleh

pemakai untuk menemukan service yang sesuai dengan kriteria yang dikehendaki. Apabila

didalam registry ini terdapat service yang dikehendaki, maka pemakai akan diberi kontrak

dan alamat akhir service tersebut. Web services didukung oleh beberapa teknologi berikut

ini:

a. SOAP (Simple Object Access Protocol)

SOAP adalah sebuah protokol yang digunakan untuk melakukan pertukaran

dokumen XML melalui jaringan komputer.

b. WSDL (Web services Description Language)

WSDL adalah sebuah dokumen yang ditulis dalam XML. Dokumen ini

mendeskripsikan sebuah layanan web.

c. UDDI (Universal Description, Discovery and Integration)

UDDI adalah sebuah kerangka kerja platform yang independent untuk

mendeskripsikan layanan-layanan, menemukan, dan mengintegrasikan layanan

dengan menggunakan internet.

2. CORBA (Common Object Request Broker Architecture)

Gambar 2.5 Pola CORBA

(39)

19

(OMG) yang memampukan komponen-komponen perangkat lunak ditulis dalam bahasa

pemrograman dan dijalankan diatas platform yang beragam untuk saling berkomunikasi

(interoperate).

3. EJB (Enterprise Java Bean)

Gambar 2.6 Pola EJB

EJB adalah sebuah arsitektur komponen server-side yang menyederhanakan proses

membangun class enterprise aplikasi komponen terdistribusi dalam lingkungan java.

4. REST (Representational State transfer)

(40)

REST adalah gaya arsitektur perangkat lunak untuk sistem hypermedia terdistribusi

seperti world wide web. REST memiliki tujuan untuk memberikan gambaran bagaimana

sebuah aplikasi web berperilaku.

5. RMI (Remote Method Invocation)

Gambar 2.8 Pola RMI

RMI adalah sebuah mekanisme yang terdapat pada bahasa pemrograman java. RMI

mengijinkan objek-objek java untuk menggunakan methods pada objek lain dengan

menggunakan JVM.

6. RPC (Remote Procedure Call)

(41)

21

RPC adalah sebuah mekanisme komunikasi yang memampukan sebuah proses

berkomunikasi dengan proses yang lain. Proses komunikasi ini dapat terjadi pada komputer

berbeda pada sebuah jaringan.

7. DCOM (Distribute Component Object Model)

Gambar 2.10 Pola DCOM

DCOM adalah sebuah kumpulan konsep Microsoft dan antarmuka program dimana

objek program client dapat meminta service dari objek program server pada komputer lain

dalam sebuah jaringan. DCOM menyediakan sekumpulan antarmuka yang memungkinkan

client dan server dapat saling berkomunikasi pada komputer yang sama.

2.9.4 Keuntungan SOA

SOA menawarkan beberapa keuntungan (Paturusi, 2013), yaitu:

1. Bersifat standard.

2. SOA bersifat lebih interoperable dibandingkan dengan RPC (Remote Procedure Call),

DCOM (Distributed Component Object Model), CORBA (Common Object Request Broker

Architecture), EJB (Enterprise Java Bean), dan RMI (Remote Method Invocation).

3. SOA dapat didefinisikan sebagai function, object dan method.

4. Karena sifat platform yang independent maka perusahaan atau organisasi dapat

menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang lebih bebas sesuai dengan

pilihan mereka.

5. Tidak tergantung pada satu vendor tertentu saja. Sifat loosely coupled menjadikan SOA

(42)

6. SOA mendukung pengembangan yang terus menerus, distribusi, dan maintenance yang

bertahap.

7. Perusahaan dapat menggunakan perangkat lunak yang telah mereka punyai dan

menggunakan SOA untuk membuat aplikasi tanpa harus mengganti aplikasi yang sudah

ada. Sifat interoperability menjadikan SOA dapat diterapkan pada sistem informasi yang

dinamis.

2.10 Statistical Product and Service Solution (SPSS)

Statistical Product and Service Solution (SPSS) merupakan salah satu software yang

digunakan untuk membantu pengolahan, perhitungan dan analisis data secara statistik.

SPSS dioperasikan dengan menginput variabel pada variable view dan menginput data

pada data view (Sujarweni, 2015).

SPSS juga merupakan salah satu tool yang dapat digunakan untuk menganalisis data

yang diperoleh dari data questionnaire, salah satunya yaitu untuk meguji kualitas data.

Sebelum melakukan pengolahan data pada SPSS, terlebih dahulu semua data

questionnaire dari respondent dimasukkan ke dalam Microsoft Excel dalam bentuk tabel

dengan format .csv, hal ini akan mempermudah user ketika akan mengolah data

questionnaire pada aplikasi SPSS. Setelah data tersimpan dengan format .csv, data

kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi SPSS.

2.11 Studi Literatur Sejenis Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis

Penelitian Abstrak Sumber

Penerapan Service Oriented

Architecture (SOA) dalam

Pembangunan Web Based

Learning

Tujuan dari penelitian ini adalah

bagaimana membangun sebuah web

based learning, yang bersifat fleksibel dapat diakses dimana saja, kapan saja, serta dapat menggunakan berbagai platform yang berbeda, sehingga interaksi antara dosen dan mahasiswa dapat tercipta tidak hanya didalam kelas. Dampak dari dibangunnya sistem ini diharapkan dapat menciptakan atmosfir akademik yang kondusif, dan dapat

memicu semangat belajar para

mahasiswa. Penelitian ini menggunakan teknologi web service.

(Shofa, Aradea, &

(43)

23

Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis (Sambungan)

Penelitian Abstrak Sumber

Analisis dan Perancangan

Penerapan Service Oriented

Architecture dan Aplikasi Jejaring Sosial

Tata cara pengurusan di kantor kelurahan dan kecamatan di Kota Surabaya memerlukan adanya pengisian field-field pada formulir yang ditulis tangan dalam bentuk manual, padahal banyak isian tersebut yang semestinya bisa dengan mudah didapatkan melalui database kependudukan yang ada di pemerintah kota. Dengan menggunakan teknologi SOA data-data yang ada di SIAK dapat diambil oleh sistem informasi yang ada di kantor kelurahan dan kecamatan melalui web service dan dapat digunakan untuk

mempercepat pengisian formulir

administrasi kependudukan.

(Absari, & Setyawan,

2012)

Implementasi Service

Oriented Architecture (SOA) Di Credit Suisse

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari

bagaimana Credit Suisse sukses

melakukan implementasi SOA baik pada level organisasi maupun teknis. Analisis dilakukan dengan mengolah data faktual yang didapatkan dan referensi. Dari hasil penelitian, kesuksesan implementasi karena kejelasan interface, kejelasan proses, komitmen manajemen, dan teknologi yang solid.

(44)

Tahapan penelitian mencakup langkah-langkah pelaksanaan penelitian dari awal sampai

akhir. Tahapan penelitian digunakan sebagai langkah untuk mempermudah dan mempercepat

dalam proses penelitian. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Pemanfaatan SOA Framework ke dalam Model UMKM Identifikasi & Perumusan Masalah

Penentuan Tujuan Penelitian

Studi Pustaka

Penyusunan Instrumen

Pilot Study

Pengumpulan Data

Pengolahan & Analisa Data

Kesimpulan & Saran Requirements and Analysis

Design and Development

(45)

25

3.2 Deskripsi Tahapan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari delapan tahapan, yaitu tahap identifikasi & perumusan masalah,

tahap penentuan tujuan, tahap studi pustaka, tahap penyusunan instrumen, tahap pilot study,

tahap pengumpulan data, tahap pengolahan & analisa data, tahap pemanfaatan framework dan

tahap kesimpulan & saran. Setiap tahapan dijelaskan sebagai berikut.

1. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Langkah ini merupakan awal dari penelitian, yaitu memilih dan menentukan topik penelitian

yang akan diteliti. Setelah topik penelitian ditentukan, langkah selanjutnya adalah

merumuskan masalah yang menggambarkan hasil yang ingin dicapai dan akan dijawab

pada akhir penelitian. Identifikasi dan rumusan masalah diuraikan pada Bab 1, subbab 1.2

dan 1.3.

2. Penentuan Tujuan

Penelitian ini menetapkan beberapa tujuan untuk memfokuskan permasalahan dengan hasil

akhir berupa blok diagram. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah seperti yang dijelaskan

pada Bab 1, subbab 1.4.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan

permasalahan yang dibahas dengan cara mempelajari teori-teori yang relevan dengan topik

kajian. Studi pustaka dalam penelitian ini diadopsi dari berbagai sumber yang diperoleh

melalui buku, jurnal, artikel ataupun karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan analisis tata

kelola teknologi informasi yang dilakukan pada bagian pemasaran UMKM dengan

menggunakan metode SOA. Studi literatur ini diuraikan secara rinci pada Bab 2.

4. Penyusunan Instrumen

Langkah selanjutnya adalah mencari dan menyusun variabel berserta indikatornya yang

kemudian akan dimasukkan ke dalam instrumen penelitian (questionnaire).

5. Melakukan Pilot Study

Setelah menyusun instrumen penelitian (questionnaire), langkah selanjutnya melakukan

pilot study. Pilot study dilakukan untuk menguji coba bahan yang digunakan untuk prosedur

pengumpulan data, protokol penelitian dan instrumen yang akan digunakan agar dapat

(46)

oleh peneliti, maka untuk itu diperlukan uji coba instrumen melalui kegiatan pilot study yang

dilakukan kepada 25 respondent yang diperoleh dari pendapat Malhotra dalam Yustiningsih

(2014) yang menyatakan bahwa sample minimal adalah 5 x variabel. Pilot study pada

penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan questionnaire kepada pelaku UMKM

di Palembang yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam pilot study ini

berupa questionnaire yang berisikan 30 item pernyataan.

6. Pengumpulan Data

Setelah melakukan pilot study, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengumpulan data.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui penyebaran questionnaire dengan

menggunakan instrumen yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada tahap pilot

study.

7. Pengolahan dan Analisa Data

Data-data questionnaire yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan melalui

tahap-tahap berikut:

a. Pengolahan Data

1) Editing

Berfungsi untuk meneliti kelengkapan data diantaranya kelengkapan

identitas respondent, kelengkapan lembar questionnaire, dan kelengkapan

pengisian questionnaire yang dilakukan ditempat pengambilan data sehingga bila

terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi dengan segera.

2) Coding

Mengklasifikasikan data yang diperoleh dengan cara menandai masing-masing

jawaban dengan kode berupa questionnaire, kemudian dimasukkan ke dalam

lembar tabel kerja guna mempermudah membacanya dan pengolahan data.

3) Scoring

Pada tahap ini dilakukan pemberian nilai pada data sesuai dengan skor yang telah

ditentukan berdasarkan questionnaire yang telah diisi oleh respondent.

4) Data Entry

Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu pemrosesan data, yang dilakukan adalah

(47)

27

5) Processing

Setelah diedit dan diberi kode, data diproses melaliu program SPSS versi 21.0

untuk windows.

6) Tabulating

Memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel sesuai kriteria.

7) Cleaning

Membuang data atau pembersihan data yang sudah tidak dipakai.

b. Uji Validitas

Uji Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

untuk melakukan fungsinya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan semua

indikator yang digunakan sebagai alat ukur variabel. Alat untuk mengukur validitas

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman

(Lestariningsih, Fathoni, & Warso, 2015). Uji validitas ini diperoleh dengan cara

mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil

korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05. Suatu instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang

dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

c. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Alat untuk mengukur

reliabilitas adalah Cronbach’s alpha. Apabila nilai cronbach’s alpha suatu variabel >0,60

maka indikator yang digunakan oleh variabel tersebut reliable, begitupun sebaliknya

(Lestariningsih, Fathoni, & Warso, 2015).

d. Uji t

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independent

secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent (Hidayatillah,

Suryoko, & Prabawani, 2015).

8. Pemanfaatan SOA Framework SOA ke dalam Model UMKM

(48)

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan dan analisis kebutuhan yang

diperlukan untuk membangun rekomendasi TI bagian pemasaran UMKM yang

disesuaikan dengan faktor yang mendukung tata kelola TI.

b. Design and Development

Setelah melakukan analisis kebutuhan, langkah selanjutnya adalah merancang

rekomendasi tata kelola TI bagian pemasaran UMKM ke dalam bentuk arsitektur SOA

web services.

9. Kesimpulan dan Saran

Setelah semua data diolah dan dianalisis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

penarikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang ditarik pada langkah ini

disesuaikan dengan pernyataan penelitian yang ingin dijawab sebelumnya.

3.3 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan terdiri dari 3 bagian yaitu jenis penelitian,

pendekatan penelitian serta penentuan variabel yang akan dimasukkan ke dalam instrumen

penelitian.

3.3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian jenis survey yang dilakukan dengan menyebarkan

sejumlah questionnaire kepada pelaku UMKM yang berisi pernyataan penjabaran rumusan

masalah. Pada setiap item questionnaire, seluruh respondent diminta untuk memilih 1

pernyataan yang paling sesuai menurut mereka. Pernyataan yang digunakan diukur dengan

menggunakan skala Likert.

Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap respondent baik menyetujui ataupun tidak

menyetujui terhadap pernyataan mengenai suatu objek atau keadaan tertentu. Penilaian dalam

skala likert yang digunakan terdiri dari:

1. STT (Sangat Tidak Setuju)

2. TS (Tidak Setuju)

3. N (Netral)

4. S (Setuju)

(49)

29

3.3.2 Pendekatan Penelitian

Secara umum terdapat dua jenis pendekatan, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan

kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat dan mengungkapkan suatu keadaan maupun

suatu objek dalam konteksnya, menemukan makna atau pemahaman yang mendalam tentang

suatu masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik berupa gambar,

kata, maupun kejadian. Sedangkan pendekatan kuantitatif adalah apabila suatu data yang

dikumpulkan berupa data kuantitatif atau jenis data yang lain yang dapat di kuantitatifkan dan

diolah dengan menggunakan teknik statistik (Yusuf, 2015).

Sesuai kebutuhan, penelitian ini memilih pendekatan kuantitatif dimana seluruh data

questionnaire yang telah diisi oleh respondent diolah dalam bentuk statistik.

3.3.3 Variabel dan Indikator Penelitian

Setelah dilakukannya pencarian dan penyusunan variabel berserta indikatornya,

diperoleh 5 variabel yang terdiri dari 30 indikator variabel. Variabel independent pada penelitian

ini, yaitu kelayakan produk, permintaan pasar, pesaing dan promosi. Sedangkan variabel

dependent pada penelitian ini, yaitu teknologi informasi. Masing-masing variabel dan indikator

tersebut dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Indikator Teknologi Informasi

Variabel Indikator Pernyataan

Teknologi Informasi

(IT)

IT1 Teknologi informasi membantu aktivitas penjualan produk

sehari-hari.

IT2 Proses pemasaran produk jauh lebih mudah dengan memanfaatkan

teknologi informasi.

IT3 Teknologi informasi memudahkan dalam mengakses informasi yang

lebih luas mengenai perkembangan produk.

IT4 Teknologi informasi dapat membantu dalam pencapaian target

penjualan.

IT5 Teknologi informasi dapat membantu dalam meningkatkan

keuntungan usaha.

IT6 Teknologi informasi yang baik dapat menghemat pemakaian waktu

dan dana dalam proses pejualan produk yang ditawarkan.

IT7 Pemanfaatan teknologi informasi secara maksimal dapat dijadikan

(50)

Tabel 3.1 Indikator Teknologi Informasi (Sambungan)

Variabel Indikator Pernyataan

Teknologi Informasi

(IT)

IT8

Teknologi informasi yang baik mampu menampilkan spesifikasi

produk secara detail, sehingga konsumen lebih mudah

mengenal/memahami produk yang ditawarkan.

IT9

Pemanfaatan teknologi informasi yang baik mampu meningkatkan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan karena tampilannya yang user friendly dan eye catchy.

IT10

Adanya tata kelola teknologi informasi yang baik dapat

mempermudah user (pengguna) dalam mengelola produk yang

dipasarkan.

Tabel 3.2 Indikator Kelayakan Produk

Variabel Indikator Pernyataan

Kelayakan Produk

(PF)

PF1 Harga produk yang dtawarkan sesuai dengan kualitas produk.

PF2 Harga produk yang ditawarkan dapat dijangkau oleh berbagai

kalangan masyarakat.

PF3 Produk-produk yang ditawarkan beragam dan inovatif.

PF4 Produk yang ditawarkan dikemas secara higienis.

PF5 Lokasi penjualan produk yang ditawarkan mudah ditemukan /

dijangkau.

Tabel 3.3 Indikator Permintaan Pasar

Variabel Indikator Pernyataan

Permintaan Pasar

(MD)

MD1 Adanya penyempurnaan produk yang ditawarkan sehingga produk

sesuai dengan permintaan pasar.

MD2 Produk yang ditawarkan mudah mempengaruhi minat konsumen.

MD3 Produk yang ditawarkan diminati banyak kalangan masyarakat.

MD4 Pemesanan produk dalam jumlah banyak dapat dipenuhi.

Tabel 3.4 Indikator Pesaing

Variabel Indikator Pernyataan

Pesaing (C)

C1 Harga produk yang ditawarkan relatif murah dibandingkan pesaing.

C2 Varian produk yang ditawarkan lebih banyak daripada pesaing.

C3 Kemasan produk yang ditawarkan lebih menarik dibandingkan

pesaing.

C4 Produk yang ditawarkan memiliki keunggulan yang tidak dapat

Gambar

Gambar 2.3 Enkapsulasi Fungsi Logik Proses Bisnis Oleh Service
Gambar 2.6 Pola EJB
Gambar 2.9 Pola RPC
Gambar 2.10 Pola DCOM
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang ingin mengembangkan Nias Selatan menjadi Wilayah Pariwisata juga. membantu dalam menjadikan Nias Selatan sebagai ilayah Pariwisata

Sinyal digital bersifat terpisah (discrete) seperti angka dan huruf sedangkan sinyal analog bersifat bersambungan (continuous) yang membentuk suatu spectrum atau

yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat.. lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data skor kemampuan guru merencanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dari siklus I, siklus II, dan siklus

Menurut ulama mazhab Syafi'iyah, salah satu syarat penting dalam suatu akad pernikahan adalah adanya kesinambungan (Muttaşhil) antara ijab dan qabul.Oleh

 Dialek Ngapak ini berhubungan dengan asal-usul orang Banyumas yang berasal dari Kutai yang kemudian mendirikan Kerajaan Galuh Purba.. Kerajaan Galuh ini berdiri sebelum

Berikut ini merupakan hasil penelitian yang mendukung penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu penelitian Soka Hadiati (2009) terkait dengan remediasi

[r]