UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PEMASARAN DENGAN MENERAPKAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE PADA USAHA MIKRO, KECIL,
DAN MENENGAH DI PALEMBANG
SKRIPSI
Oleh
ISMI ISLAMIA FATHURRAHMI 2012.21.0047
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER
ii
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PEMASARAN DENGAN MENERAPKAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE PADA USAHA MIKRO, KECIL,
DAN MENENGAH DI PALEMBANG
SKIRPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Skripsi
Oleh
ISMI ISLAMIA FATHURRAHMI 2012.21.0047
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER
vii M O T T O
Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan.
Dan bahwa usahanya, akan kelihatan nantinya.
(Q.S. An Najm ayat 39-40)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan,
Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.
(Q.S Al-Insyirah 6-7)
Tinggalkanlah yang meragukanmu,
Pada apa yang tidak meragukanmu.
viii
P E R S E M B A H A N
First of all I expressed my highest gratitude to Al Mighty Allah and my
prophet Muhammad Peace be upon him, Who has given us mercies and blessings until
I’m lb to finish this essay, nd I don’t forgbt to s y my ab cb nd s lut tion to
our prophet Muhammad who has guided us from the darkness to the lights. I do
believe that my achievement in this essay is only my first step to get thousand
miles journey in the future.
♥ ♥ ♥
Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :
ლ Ibu dan Ayah. Terima kasih atas doa, semangat dan support yang selalu
mengiringi mimi. Terima kasih udah sabar mendidik mimi selama hampir 21
tahun ini. Your love will never been replaced with anything.
ლ Adik-adikku, Mia, Vivi dan Zaky. Terima kasih udah mau nemenin begadang
ngerjain skripsi ya . You guys are one of my biggest motivation to be a
better person and to work harder. Semoga bisa selalu menjadi kakak yang
baik untuk kalian.
ლ Bapak Jhon dan Ibu Lastri, selaku pembimbing skripsi, serta segenap
Dosen-Dosen Universitas Indo Global Mandiri. Terima kasih telah memberikan
ix
ლ Sahabatku, Maunah/Marwati. Terima kasih udah jadi sahabat hijrah, sahabat
kuliah, perangko seperjuangan kp & skripsi. *Alhamdulillah ya kelar juga nih
skripsi, wkwk*. Semoga ukhuwah kita bersambung di akhirat inshaa Allah.
Aamiin. I know that I don’t always remember to thank you specifically
for everything that you do, but I do always appreciate it very much.
ლ Sahabat SMP ku, Puji, Eka, Intan dan Asty. Terima kasih karena selalu
meluangkan waktu di banyaknya kesibukan untuk mendengarkan, bertemu
dan membantu. Because one of the greatest gift someone could receive
is time.
ლ Teman-teman Jurusan Sistem Informasi angkatan 2012, Astri/Mak, Mbak
Ayu, Dwi, Anita, Dessy, Suci, Tiara, Sari, dll. Terima kasih atas pelajaran dan
pengalaman hidup selama di bangku perkuliahan. You guys make this past
x ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai tata kelola teknologi informasi (TI) yang
difokuskan pada bagian pemasaran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di
Palembang dengan menerapkan arsitektur berorientasi layanan (SOA) sebagai kerangka
kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam menciptakan sistem pemasaran yang baik dan membuat suatu rekomendasi tata
kelola TI yang diharapkan dapat membantu UMKM dalam memperluas pangsa pasar.
Penelitian ini mengusulkan 4 faktor yang memiliki pengaruh terhadap tata kelola TI, yaitu
kelayakan produk (PF), permintaan pasar (MD), pesaing (C) dan promosi (P). Pengumpulan
data penelitian dilakukan dengan menyebarkan 100 kuesioner kepada pelaku UMKM, dan
diperoleh 100 respondentvalid. Hasil pengolahan data dengan menggunakan aplikasi SPSS
versi 21.0 menunjukkan adanya pengaruh positif antara kelayakan produk (PF) terhadap
tata kelola TI dan tata kelota TI terhadap promosi (P). Rekomendasi tata kelola TI pada
penelitian ini dirancang dengan menggunakan kerangka kerja SOA web services, dimana
terdapat 2 layanan yang saling berkaitan, yaitu layanan UMKM kota Palembang dan layanan
sistem consumer.
Kata Kunci : Tata Kelola Teknologi Informasi, Arsitektur Berorientasi Layanan, Web
xi ABSTRACT
This study discusses the governance of information technology (IT) that is focused
on the marketing of Micro, Small, and Medium Enterprises (SMEs) in Palembang with
implementing Service Oriented Architecture (SOA) as its framework. This study aims to find
the factors that need to be considered in creating a good marketing system and make an IT
governance recommendation that is expected to assist SMEs in expanding market share.
This study proposes four factors that affect IT governance, namely the product feasibility
(PF), the market demand (MD), competitor (C) and promotion (P). The collection of research
data conducted by distributing 100 questionnaires to SMEs, and obtained 100 valid
respondents. The results of data processing by using a program SPSS version 21.0 shows
the positive correlation between Product Feasibility (PF) to IT governance and IT governance
to promotion (P). IT governance recommendation in this study was designed using SOA web
services architecture, which has two inter-related services, namely UMKM kota Palembang
service and sistem consumer service.
Key Words : Information Technology Governance, Service Oriented Architecture, Web
xii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayat serta
pertolongan-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Tak lupa shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi
Wasallam, berserta keluarga serta para sahabat.
Akhirnya setelah melalui perjalanan yang panjang, penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran Dengan
Menerapkan Service Oriented Architecture Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Di
Palembang” yang merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh dalam
menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana ( Strata 1 ) Jurusan Sistem Informasi Fakultas
Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri Palembang.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,
pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan ketulusan, kasih sayang, dan
pengorbanannya memberikan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Marzuki Alie, SE., MM, selaku Rektor Universitas Indo Global Mandiri.
2. Ibu Lastri Widya A, S.Kom., M.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Dosen
Pembimbing II.
3. Ibu Nining Ariati, S.Kom., M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
4. Bapak John Roni Coyanda, S.Kom., M.Si selaku Dosen Pembimbing I.
5. Ibu Tertiaavini, S.Kom., M.Kom selaku Pembimbing Akademik.
6. Ayah, Ibu dan Ketiga adik saya yang telah memberikan dukungan, motivasi dan do’a
serta bantuanya dalam segala hal dalam penulisan skripsi ini.
7. Teman-teman Jurusan Sistem Informasi angkatan 2012 yang telah memberikan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
xiii
pihak. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada
umumnya serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Palembang, April 2016
Penulis,
Ismi Islamia Fathurrahmi
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LUAR ... i
HALAMAN JUDUL DALAM ... ii
HALAMAN PERNYATAAN KESIAPAN SKRIPSI ... iii
HALAMAN TANDA PENGESAHAN SKRIPSI ... iv
HALAMAN TANDA PENGESAHAN ... v
HALAMAN PERSETUJUAN REVISI SKRIPSI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Analisis ... 5
2.2. Tata Kelola ... 5
2.3. Teknologi ... 5
2.4. Informasi ... 5
xv
2.9. Service Oriented Architecture (SOA) ... 13
2.9.1. Konsep Service Oriented ... 15
2.9.2. Komponen SOA ... 16
2.9.3. Implementasi SOA ... 17
2.9.4. Keuntungan SOA ... 21
2.10. Statistical Product and Service Solution (SPSS) ... 22
2.11. Studi Literatur Sejenis ... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian ... 24
3.2. Deskripsi Tahap Penelitian ... 25
xvi
4.1. Deskripsi Sample Penelitian ... 45
4.1.1. Profil Respondent ... 45
4.1.2. Hasil Penilaian Respondent ... 51
4.2. Uji Kualitas Data ... 52
4.2.1. Uji Validitas ... 52
4.2.2. Uji Reliabilitas ... 55
4.2.3. Uji t ... 58
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hipotesa Penelitian ... 62
5.2. Kerangka Web Service UMKM ... 65
5.2.1. Requirements and Analysis... 65
5.2.2. Design and Development ... 65
5.3. Class Diagram ... 70
5.4. Desain Rancangan Web Services UMKM Kota Palembang ... 71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 78
6.2. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA
xvii
Tabel 5.1 Pembahasan Indikator Variabel Teknologi Informasi ... 63
xviii
Gambar 3.3 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi ... 36
Gambar 3.4 Hasil Uji Validitas Indikator Kelayakan Produk ... 37
Gambar 3.5 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar ... 37
Gambar 3.6 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing ... 38
Gambar 3.7 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi ... 38
Gambar 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Teknologi Informasi ... 40
Gambar 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Kelayakan Produk ... 41
Gambar 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Permintaan Pasar... 41
Gambar 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Pesaing ... 41
Gambar 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Promosi ... 42
Gambar 3.13 Model Akhir Penelitian ... 43
Gambar 4.6 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi ... 53
xix
Gambar 4.8 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar ... 54
Gambar 4.9 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing ... 54
Gambar 4.10 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi ... 54
Gambar 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Teknologi Informasi ... 56
Gambar 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kelayakan Produk ... 57
Gambar 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Permintaan Pasar ... 57
Gambar 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pesaing ... 57
Gambar 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi ... 58
Gambar 4.16 Hipotesis Penelitian ... 59
Gambar 4.17 Hasil Uji t ... 60
Gambar 5.1 Hipotesa Penelitian ... 62
Gambar 5.2 Arsitektur Web Services UMKM Kota Palembang ... 66
Gambar 5.3 Relasi Antar Database Pada Web UMKM Palembang ... 71
Gambar 5.4 Desain Rancangan Login Pada Web UMKM Palembang ... 71
Gambar 5.5 Desain Rancangan Register Consumer Pada Web UMKM Palembang ... 72
Gambar 5.6 Desain Rancangan Register Penjual Pada Web UMKM Palembang ... 73
Gambar 5.7 Desain Rancangan Homepage Pada Web UMKM Palembang ... 74
Gambar 5.8 Desain Rancangan Bidang UsahaPada Web UMKM Palembang ... 75
Gambar 5.9 Desain Rancangan Detail ProdukPada Web UMKM Palembang ... 76
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Survei
Lampiran 2 Surat Balasan Survei Perusahaan Lampiran 3 Surat Pernyataan Tidak Plagiat Lampiran 4 Surat Keterangan Bebas Pustaka Lampiran 5 Kartu Bimbingan
Lampiran6 Daftar Riwayat Pendidikan Lampiran7 Lembar Identitas Mahasiswa
Lampiran8 Tanda Bukti Penyerahan Artikel Ilmiah Lampiran9 Skor TOEFL
Lampiran10 Tabel t Lampiran11 Tabel r
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi Informasi (TI) merupakan sarana yang penting untuk mengelola informasi
karena menawarkan efisiensi dan efektivitas kerja. Banyak organisasi telah menerapkan
dan mengembangkan TI untuk membantu proses bisnisnya agar memperoleh informasi
yang akurat, tepat waktu, relevan, ekonomis dan dapat membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan. Namun di sisi lain, penerapan TI memerlukan biaya investasi tinggi
dengan resiko yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme tata kelola
TI yang menyeluruh dan terstruktur dari mulai perencanaan hingga pengawasannya.
Tata kelola TI adalah satu kesatuan konsep dasar dari corporate governance melalui
peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam proses organisasi yang berhubungan dengan TI.
Tata kelola TI menyediakan struktur yang menghubungkan proses TI, sumber daya TI dan
informasi yang baik, benar, transparan sesuai tuntutan publik dan standar global. Salah satu
isu yang marak berkembang saat ini berkenaan dengan penggunaan TI adalah banyak
organisasi sudah menggunakan TI namun belum sadar mengenai tata kelola yang baik
untuk pencapaian yang optimal untuk meningkatkan nilai, sekaligus mampu mengelolanya
dengan baik untuk pencapaian tujuan organisasi.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan suatu bentuk organisasi
yang berperan dan berfungsi sebagai katup pengaman baik dalam menyediakan alternatif
kegiatan usaha produktif, alternatif penyaluran kredit, maupun dalam hal penyerapan tenaga
kerja. UMKM dianggap penyelamat perekonomian Indonesia di masa krisis periode
1999-2000. Salah satu masalah yang sampai saat ini masih perlu diperhatikan adalah minimnya
pengetahuan yang dikuasai oleh pelaku UMKM mengenai TI, sehingga pangsa pasar yang
diakses sangat terbatas. Mereka hanya sekedar menggunakannya untuk keperluan
sehari-hari tanpa mengetahui manfaat dari TI bagi usaha mereka tersebut. Padahal dengan
menjadikan TI sebagai sarana dalam bidang pemasaran, mereka bisa mendapatkan
benefit yang lebih besar, salah satunya yaitu dapat mengakses pangsa pasar yang lebih
luas. Walaupun produksi yang dipasarkan sudah cukup bagus, bila pasar yang dijangkau
terbatas maka tidak akan cukup menolong kelangsungan hidup UMKM.
Mengingat TI sangat berperan dalam bidang pemasaran UMKM maka dibutuhkan
dilakukannya suatu pengukuran tentang pengelolaan pengendalian TI. Namun banyak
organisasi yang menganggap penerapan teknologi informasi adalah semata-mata
implementasi software dan hardware canggih, sehingga mereka melupakan unsur “tata kelola”. Tanpa pengelolaan TI yang baik maka sebenarnya penerapan TI tidak akan maksimal walau didukung software canggih yang berjalan di atas infrastruktur hardware
yang handal.
Tata kelola TI yang baik tidak dapat serta merta dibuat tanpa suatu kerangka kerja
(framework), dimana penyusunan kerangka kerja tersebut dapat disesuaikan dengan tujuan
organisasi. Saat ini telah banyak kerangka kerja yang berstandar internasional untuk
membantu organisasi sebagai alat bantu melakukan tata kelola TI, misalnya kerangka kerja
Service Oriented Architecture (SOA).
Atas dasar tersebut, maka penulis ingin membuat suatu rekomendasi pengelolaan TI
yang tepat pada bagian pemasaran sehingga dapat dijadikan panduan yang dapat
digunakan pemakainya serta dapat meningkatkan penggunaan fasilitas tersebut secara
optimal. Pembuatan tata kelola TI dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja SOA,
dimana konsep dasar kerangka kerja SOA adalah mengembangkan service berdasarkan
sistem lama dan kemudian mengembangkan sistem baru dengan menyusun dan
mengkombinasikan service-service yang ada.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan skripsi ini dibuat dengan judul “Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan menerapkan Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Palembang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang ditemui pada bagian pemasaran UMKM, yakni sebagai berikut :
1. Minimnya ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh pelaku UMKM mengenai TI, sehingga
mereka belum cukup memanfaatkan TI sebagai landasan untuk mencapai benefit yang
lebih besar.
2. Belum tersedianya suatu platform TI yang baik pada Dinas Perindustrian Perdagangan
dan Koperasi, sehingga pelaku UMKM masih terbatas dalam memasarkan produk dan
mendapatkan informasi terkait pasar mana saja yang bisa ditembus oleh produk yang
3
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka timbul pertanyaan yang
merupakan rumusan masalah penelitian, yaitu “apa saja faktor-faktor yang dibutuhkan untuk
membuat suatu rekomendasi tata kelola teknologi informasi guna menciptakan suatu sistem
pemasaran yang baik bagi UMKM di Palembang?”
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan deskripsi dari rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk menemukan faktor-faktor yang dibutuhkan dalam menciptakan sistem pemasaran
yang baik dan membuat suatu rekomendasi pengelolaan TI bagian pemasaran UMKM di
kota Palembang.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak, diantaranya yaitu:
1. Bagi pelaku UMKM, penelitian ini dapat membantu meningkatkan pangsa pasar dengan
menjadikan TI sebagai sarana pemasaran dengan menerapkan SOA sebagai kerangka
kerjanya.
2. Bagi Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, penelitian ini dapat dijadikan
sebagai saran untuk membangun suatu teknologi informasi pemasaran yang baik bagi
UMKM kota Palembang.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini berfokus pada tata kelola TI pada bidang pemasaran UMKM di kota
Palembang.
2. Objek penelitian ini adalah tiga sektor UMKM yang berada di kota Palembang, yaitu
retail, kuliner dan souvenir.
3. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan questionnaire kepada
tiga kecamatan dari enam belas kecamatan di kota Palembang, yaitu Ilir Timur 1, Ilir
Timur 2 dan Sukarami.
1.7 Sistematika Penulisan
1. BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, dilanjutkan dengan identifikasi masalah,
perumusan masalah, pemaparan tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup atau
batasan penelitian serta sistematika penelitian.
2. BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori yang berhubungan dengan pembuatan skripsi yang menjadi
landasan teori dalam pembahasan nantinya. Teori yang digunakan diantaranya
pengertian tata kelola teknologi informasi, SOA framework, dsb.
3. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode pengumpulan data
(studi lapangan, studi pustaka dan studi literatur sejenis), metode analisa data dan
model penelitian.
4. BAB IV. PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi deskripsi penelitian, uji kualtas data, uji t dan hasil hipotesa penelitian.
5. BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan mengenai rekomendasi tata kelola TI dari kegiatan
penelitian.
6. BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan saran hasil dari
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Analisis
Analisis adalah suatu tindakan mengumpulkan mencari dan meneliti suatu masalah
yang akan dibahas dengan jelas sehingga lebih dalam memecahkan suatu masalah
(Susilowati, & Riasti, 2011).
Sedangkan menurut Maith (2013) analisis didefinisikan sebagai penguraian suatu
persoalan atau permasalahan serta menjelaskan mengenai hubungan antara bagian-bagian
yang ada di dalamnya untuk selanjutnya diperoleh suatu pengertian secara keseluruhan.
2.2 Tata Kelola
Tata Kelola (Governance) diartikan sebagai kumpulan dari cara dan aturan untuk
menjalankan sebuah prosedur serta standar operasional dalam mencapai suatu tujuan
strategis (Adikara, 2013).
Tata kelola yang baik adalah tata kelola yang efektif, yaitu tata kelola yang
berkesesuaian dengan sasaran, tujuan serta budaya organisasi, sehingga akan memberi
kontribusi terhadap keberhasilan perusahaan (Komara, 2014).
2.3 Teknologi
Teknologi merupakan pengetahuan umum yang dapat diartikan sebagai suatu alat
(pembantu) yang diciptakan manusia dengan tujuan mempermudah pekerjaan yang
dilakukan manusia sehari-hari (Parwadi, 2013).
Adapun menurut Husein dalam Yudhanti, & Rachmawati (2013) yang dimaksud
dengan teknologi adalah perangkat keras komputer yang digunakan untuk membantu
aktivitas input, pemrosesan, dan output pada sistem informasi, software komputer yang
terdiri atas instruksi-instruksi yang telah diprogram untuk mengontrol dan mengkoordinasi
kerja perangkat keras komputer, teknologi penyimpanan data, teknologi telekomunikasi
yang memudahkan para manajer berkomunikasi dari satu tempat ke tempat lain.
2.4 Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
(Muslih, & Purnama, 2013).
Sedangkan menurut Kurnia, Tanuwijaya, & Sagirani (2013) informasi adalah data
yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima yang dapat berupa
fakta atau suatu nilai yang bermanfaat.
2.5 Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI) adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan
dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan (Antasari, Kertahadi,
& Riyadi, 2013).
Teknologi informasi memungkinkan bisnis memaksimalkan keuntungan, mengelola
resiko secara tepat, dan sumber daya teknologi informasi digunakan secara bertanggung
jawab (Sembiring, Mudjihartono, & Rahayu, 2013).
Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam perekayasaan ulang
sebagian besar proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan
konektivitas komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan
efisiensi proses bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerja sama antar
orang-orang yang bertanggung jawab atas operasi dan manajemennya (Antasari, Kertahadi, &
Riyadi, 2013).
2.6 Tata Kelola Teknologi Informasi
Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance) adalah sebuah kerangka
kebijakan, prosedur dan kumpulan proses-proses yang bertujuan untuk mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan dengan
memberikan tambahan nilai bisnis, melalui penyeimbangan keuntungan dan resiko TI
besertaproses-proses yang ada di dalamnya. Mereka bertanggung jawab terhadap arah
strategi organisasi, memastikan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai dan berbagai
sumber daya organisasi telah dimanfaatkan dengan tepat. Tata kelola TI membutuhkan
pengaturan yang tepat untuk memadukan strategi TI dan pemanfaatan sumber daya TI guna
memberikan keuntungan yang kompetitif bagi organisasi. sederhananya, tata kelola TI
7
Tata kelola TI merupakan salah satu bagian terpenting dari kesuksesan penerapan
good corporate governance. IT governance memastikan pengukuran efektifitas dan efisiensi
peningkatan proses bisnis perusahaan melalui struktur yang terkait dengan TI menuju ke
arah tujuan strategi perusahaan. IT governance memadukan best practice proses
perencanaan, pengolahan, penerapan, pelaksanaan dan pengawasan kinerja untuk
memastikan bahwa TI benar mendukung pencapaian perusahaan (Nurhidayati, Rizky, &
Dafid, 2014).
Adapun menurut Information Technology Governance Institute (ITGI) dalam Irfan
(2013) tata kelola TI didefinisikan sebagai tanggung jawab dari pihak eksekutif dan dewan
direktur, yang terdiri dari kepemimpinan, struktur organisasi dan proses yang memastikan
TI yang ada pada perusahaan untuk mendukung dan memperluas strategi dan tujuan
perusahaan.
2.6.1 Fokus Area Tata Kelola TI
Fokus tata kelola TI menurut Muthmainnah (2015) yaitu value delivery, risk
management, resource management, performance management, dan strategic alignment.
Fokus area tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
1. Strategic alignment berfokus pada menjalankan hubungan bisnis dan perencanaan TI
seperti mendefinisikan, memelihara dan mengoptimalkan pemakaian biaya, dan
menyelaraskan prosedur TI dengan prosedur perusahaan.
2. Value delivery adalah tentang mengoptimalkan seluruh pemakaian biaya,
memastikan bahwa TI memberikan manfaat yang sesuai terhadap strategi,
berkonsentrasi pada mengoptimalkan biaya dan membuktikan nilai yang sebenarnya
dari TI.
3. Resource management adalah tentang mengoptimalkan investasi, dan pengelolaan
sumber daya TI yang baik yang terdiri dari aplikasi, informasi, infrastruktur dan
sumberdaya. Ini merupakan kunci utama terkait dengan optimalisasi pengetahuan dan
infrastruktur.
2.6.2 Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan
Berdasarkan definisi tata kelola TI menurut ITGI, dapat disimpulkan bahwa tata kelola
teknologi informasi harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata kelola
mengendalikan entitas-entitas pada suatu perusahaan. Ketergantungan bisnis akan suatu
teknologi informasi telah membuatnya tidak dapat menyelesaikan isu tata kelola perusahaan
tanpa adanya pertimbangan terhadap teknologi informasi. Sebagai gantinya teknologi
informasi dapat mempengaruhi peluang strategi dan menghasilkan kritik atas perencanaan
strategis yang telah dibuat. Dalam hal tersebut tata kelola teknologi informasi
memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan maksimal atas informasi, dan
juga merupakan penggerak tata kelola perusahaan. Hubungan antara tata kelola teknologi
informasi dengan tata kelola perusahaan dapat dilihat pada Gambar dibawah ini (Modissa,
& Rachmansyah, 2015):
Gambar 2.1 Hubungan Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan
2.7 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Usaha menengah adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha
kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini (UU No. 20 Tahun 2008).
Menurut data perkembangan UMKM kota Palembang tahun 2015 jumlah UMKM
9
unit usaha kecil dan 5.263 unit usaha menengah) yang mengalami perkembangan 4.16 %
dari 6 tahun sebelumnya. Penyerapan tenaga kerja pada bulan Agustus 2015 sebanyak
136.181 orang dimana ada peningkatan sebesar 3.18 % dari 6 tahun sebelumnya
(Disperindagkop).
2.7.1 Karakteristik UMKM
Kriteria UMKM menurut UU No. 20 Tahun 2008 pasal 6 yakni sebagai berikut:
1. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
2. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
3. Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
2.7.2 Masalah yang Dihadapi UMKM
Menurut Hubeis (2009) dalam Anggraini, & Nasution (2013) permasalahan umum
yang biasanya terjadi pada UMKM, yaitu :
a. Kesulitan pemasaran
Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi
di sejumlah negara ASEAN, menyimpulkan UMKM tidak melakukan perbaikan yang
cukup di semua aspek yang terkait dengan pemasaran seperti peningkatan kualitas
produk dan kegiatan promosi.
b. Keterbatasan finansial
Terdapat dua masalah utama dalam kegiatan UMK di Indonesia, yakni dalam aspek
finansial dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi
pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umumnya modal awal bersumber
dari modal (tabungan) sendiri atau sumber-sumber informal, namun sumber-sumber
permodalan ini sering tidak memadai dalam bentuk kegiatan produksi maupun investasi.
c. Keterbatasan SDM
Salah satu kendala serius bagi banyak UMK di Indonesia adalah keterbatasan SDM
terutama dalam aspek-aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi,
pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi
data processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian ini sangat
dibutuhkan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan
efisiensi dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus
pasar barang.
d. Masalah bahan baku
Keterbatasan bahan baku serta kesulitan dalam memperolehnya dapat menjadi salah
satu kendala yang serius bagi banyak UMK di Indonesia. Hal ini dapat disebabkan harga
yang relatif mahal. Banyak pengusaha yang terpaksa berhenti dari usaha dan berpindah
profesi ke kegiatan ekonomi lainnya akibat masalah keterbatasan bahan baku.
e. Keterbatasan teknologi
UMKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi yang tradisional,
seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang bersifat manual. Hal ini membuat
produksi menjadi rendah, efisiensi menjadi kurang maksimal, dan kualitas produk relatif
rendah.
f. Kemampuan manajemen
Kekurangmampuan pengusaha kecil untuk menentukan pola manajemen yang sesuai
dengan kebutuhan dan tahap pengembangan usahanya, membuat pengelolaan usaha
menjadi terbatas.
g. Kemitraan
11
tingkatan yang berbeda yaitu antara pengusaha kecil dan pengusaha besar. Istilah
kemitraan sendiri mengandung arti walaupun tingkatannya berbeda, hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang setara (sebagai mitra kerja).
2.8 Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam
menciptakan nilai ekonomi yang menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam
menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi
penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi (Mujiyana, & Elissa, 2013).
Sedangkan menurut Kotler (2005) dalam Mujiyana, & Elissa (2013) pemasaran
merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok dapat
memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan dalam penciptaan dan timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain.
2.8.1 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan salah satu konsep kunci dalam
teori pemasaran modern. Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau
kegiatan yang merupakan inti sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, harga, distribusi
dan promosi (Tan, 2011).
1. Produk
Produk merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Produk dapat berupa barang
dan dapat pula berupa jasa. Keputusan-keputusan tentang produk mencakup
penentuan bentuk penawaran secara fisik, merek, pembungkus, garansi, dan servis
sesudah penjualan.
2. Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk
tersebut. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan penjualan karena unsur yang lain adalah mengeluarkan biaya.
3. Distribusi
Saluran distribusi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan agar produk
tersebut tersedia dan dapat diperoleh bagi konsumen sasaran. Saluran distribusi
(channel of distribution) adalah lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan
konsumen.
4. Promosi
Promosi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mencoba menyusun komunikasi antara kebaikan produknya dan membujuk para
pelanggan serta konsumen sasaran untuk membeli produk yang ditawarkan.
2.8.2 Bauran Komunikasi Pemasaran
Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari lima cara komunikasi utama (Mujiyana, &
Elissa, 2013), yaitu:
1. Advertising
Peranan periklanan dalam pemasaran sangatlah penting, yakni untuk
membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan produk atau jasa yang
ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang produk atau jasa yang
ditawarkan, untuk membujuk calon pelanggan untuk membeli atau menggunakan
produk atau jasa tersebut. Sedangkan, tujuan utama dari periklanan adalah memberikan
informasi secara luas kepada konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkan
suatu perusahaan. Adapun tujuan advertising, diantaranya :
a. Memberikan informasi atas produk atau jasa yang ditawarkan untuk menciptakan
permintaan atas produk tersebut.
b. Mempertahankan calon pelanggan yang setia dengan membujuk pelanggan agar
tetap membeli.
c. Membujuk calon pelanggan dimana iklan menjadi penting dalam persaingan dimana
sasaran perusahaan menciptakan permintaan selektif akan merek tertentu.
d. Menarik pelanggan baru, dengan menarik arus kas pembelian kearah produk yang
diiklankan perusahaan dan menggantikan tempat para pelanggan yang pindah ke
produk pesaing serta memperluas pasar.
2. Promosi Penjualan
Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan
teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan
informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh
penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat
mempengaruhi pembelian. Tujuan kegiatan promosi antara lain:
13
b. Mengkomunikasikan produk baru.
c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas.
d. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk.
e. Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk.
f. Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk.
3. Publicity
Publicity atau publisitas merupakan kiat pemasaran, dimana perusahaan tidak
hanya berhubungan dengan kumpulan publik yang lebih besar. Adapun fungsi utama
dari publicity meliputi :
a. Membangun image (citra), baik image perusahaan maupun image produk.
b. Mendukung aktivitas komunikasi.
c. Mengatasi isu atau permasalahan yang ada.
d. Memperkuat posisi perusahaan.
e. Cukup mengadakan Launching untuk produk atau jasa baru.
4. Personal selling
Personal selling dapat juga dikatakan sebagai improvisasi dan penjualan dengan
menggunakan komunikasi person to person. Personal selling biasanya dilaksanakan
oleh sales bawah naungan manajer penjualan yang mempromosikan produk secara
langsung pada pasar sasaran, bentuk kegiatan personal selling yaitu : door to door
selling, mail order, telephone selling dan direct selling.
5. Direct selling
Direct selling atau direct marketing adalah bagian dari program marketing
communication, dimana direct marketing dilakukan sebagai cara untuk bertemu oleh
konsumen setelah muncul respon dari pasar atas informasi produk yang telah
disabarkan kepada konsumen melalui media (iklan disurat kabar, televisi, radio,
majalah, internet atau media masa lainnya).
2.9 Service Oriented Architecture (SOA)
Service Oriented Architecture (SOA) adalah sebuah bentuk teknologi arsitektur yang
mengikuti prinsip-prinsip service-orientation (berorientasi layanan). Konsep
service-orientation ini melakukan pendekatan dengan membagi masalah besar menjadi sekumpulan
service kecil yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. SOA tidak terkait
perangkat lunak yang moduler. Service dalam lingkup SOA merupakan sekumpulan fungsi,
prosedur, atau proses yang akan memberi respon jika diminta oleh sebuah client (Kapojos,
Wowor, & Rumagit, 2012).
SOA merupakan metodologi pengembangan sistem yang dapat bergerak dinamis
saat pengembangan sebuah sistem informasi. Banyak hal yang bisa dikurangi dalam
mengoperasikan sebuah proses pada SOA, sehingga lebih mudah dan cepat untuk
melakukan suatu pekerjaan. Sesuatu yang tidak perlu dilakukan berulang-ulang kali
misalnya, seseorang mengecek, menyimpan, atau mendapatkan medical record padahal
hanya berinteraksi dengan validasi dan data yang sama. Membangun aplikasi dengan
sumber yang sama akan lebih mudah dan lebih cepat untuk perusahaan yang saling
berhubungan. SOA menyediakan suatu kerangka desain dengan maksud untuk realisasi
yang cepat dengan sedikit biaya pengembangan sistem untuk meningkatkan kualitas sistem
secara total (Wijaya, 2011).
SOA juga didefinisikan sebagai sebuah arsitektur perangkat lunak yang didasarkan
pada konsep pokok bahwa software dapat disusun atas sebuah latar depan aplikasi,
layanan, repository layanan dan jalur layanan. Sebuah layanan terdiri dari sebuah kontrak,
satu atau lebih antar muka dan sebuah implementasi. (Absari, & Setyawan, 2012).
Adanya SOA lifecycle memungkinkan penempatan kemampuan service melalui tiga
tahap, yaitu requirements and analysis, design and development, dan IT operations.
Tahapan proses dari SOA lifecycle ini dapat dipetakan ke dalam siklus besar SOA pada
Gambar 2.2 (Aradea, Shofa, & Kurnia, 2013).
15
2.9.1 Konsep Service Oriented
Service oriented merupakan sebuah pendekatan dalam penyelesaian masalah besar
dengan membaginya menjadi sekumpulan layanan (service) kecil yang menyelesaikan
permasalahan spesifik. Istilah ini telah ada cukup lama dan telah digunakan untuk berbagai
macam konteks permasalahan dan tujuan tertentu. Contoh dari dekomposisi permasalahan
menjadi sekumpulan service ini dapat dilihat dalam kasus pemesanan makanan di restoran.
Misalkan seorang pelanggan ingin memesan makanan, maka ia akan memanggil pelayan
di restoran tersebut untuk mencatatan pesanan, lalu pelayan tersebut memberikan pesanan
kepada dapur untuk dimasak. Setelah makanan yang dimasak telah jadi, makanan tersebut
akan diantar ke pelanggan oleh pelayan. Dengan pendekatan service oriented,
penyelesaian masalah itu dapat dibagi menjadi sekumpulan service berupa pemesanan
makanan, pengantaran pesanan ke dapur, pembuatan makanan di dapur, dan pengantaran
makanan ke pelanggan. Selain definisi yang dijelaskan sebelumnya, service sendiri dapat
dipandang sebagai enkapsulasi lojik dari satu atau sekumpulan aktivitas tertentu.
Gambar 2.3 Enkapsulasi Fungsi Logik Proses Bisnis Oleh Service
Bila dicontohkan dalam sebuah otomasi bisnis, service dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Otomasi bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang disusun dalam langkah-langkah
sebagai implementasi proses bisnis. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.3, lingkup dari
langkah proses kecil. Hal ini dapat disesuaikan tergantung kebutuhan. Misalkan bila
dicontohkan dalam kasus pemesanan makanan sebelumnya, sebuah service pembuatan
makanan di dapur dapat didekomposisi lagi menjadi beberapa langkah. Misalkan
penyediaan bahan, pemeriksaan keberadaan bahan, proses masak, dan sebagainya.
Setelah seluruh permasalahan dapat dibagi dalam beberapa service, solusi dari
permasalahan tersebut harus bisa diselesaikan dengan memungkinkan seluruh service
berpartisipasi dalam sebuah orkestrasi. Untuk itu ada beberapa permasalahan yang harus
dimiliki oleh service, yaitu bagaimana service berhubungan, bagaimana service
berkomunikasi, bagaimana service didesain, dan bagaimana pesan antar service
didefinisikan (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012).
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh SOA (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012), yaitu
diantaranya:
1. Loosely coupled, yaitu setiap service berdiri sendiri secara independen dan tidak
tergantung service lain untuk berjalan. Ketergantungan diminimalisir sehingga hanya
butuh mekanisme komunikasi satu sama lain.
2. Service contract, yaitu setiap service memiliki kesepakatan mengenai cara untuk
komunikasi.
3. Autonomy, yaitu service memiliki hak penuh terhadap semua lojik yang dienkapsulasi.
4. Abstraction, yaitu service tidak memperlihatkan bagaimana lojik diimplementasi
didalamnya.
5. Reusability, yaitu lojik dibagi menjadi sekumpulan service yang dapat memudahkan
reuse.
6. Statelessness, yaitu service tidak memiliki status tertentu terkait dengan aktivitas yang
dilakukannya.
7. Discoverability, yaitu service didesain untuk deskriptif sehingga bisa ditemukan dan
diakses melalui mekanisme pencarian tertentu.
8. Composability, yaitu service bisa disatukan dengan service lain. Ini memungkinkan logic
dapat diwakili pada level berbeda dari granularity dan mempromosikan reusability dan
pembuatan layer abstraction.
2.9.2 Komponen SOA
SOA terdiri atas empat komponen (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012), yaitu:
17
dipertukarkan antara satu service dengan yang lainnya.
2. Operation, yaitu fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sebuah service untuk memproses
message hingga menghasilkan sesuatu. Fungsi-fungsi inilah yang nantinya akan saling
berinteraksi untuk menyelesaikan sebuah unit kerja.
3. Service, merepresentasikan sekumpulan operation yang berhubungan untuk
menyelesaikan sekumpulan unit kerja yang berhubungan.
4. Process, merupakan business rule yang menentukan operasi mana yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu.
2.9.3 Implementasi SOA
SOA dapat diimplementasikan berdasarkan beberapa arsitektur, yaitu (Marini, 2012):
1. Web Services
Gambar 2.4 Pola Web Services
a. Service provider, berfungsi menyediakan service dan dilengkapi dengan
implementasinya. Service provider berupa network address yang dapat menerima
dan mengeksekusi permintaan dari service requester.
b. Service requester (client), Service ini dapat menggunakan Uniform Resource
Identifier (URI) untuk meminta service baik secara langsung atau melakukan
pencarian service yang sesuai pada service registry, kemudian melakukan binding
dan invoke terhadap service. Service requester dapat berupa aplikasi, service
maupun modul software yang memerlukan service.
c. Service registry, berupa directory yang dapat diakses melalui network dan berfungsi
mempublish service dari penyedia service lalu mengirimkannya kepada yang
meminta service.
SOA pada web services menggunakan paradigma find-bind-execute. Penyedia
service meregister servicenya kedalam registry public. Kemudian registry ini digunakan oleh
pemakai untuk menemukan service yang sesuai dengan kriteria yang dikehendaki. Apabila
didalam registry ini terdapat service yang dikehendaki, maka pemakai akan diberi kontrak
dan alamat akhir service tersebut. Web services didukung oleh beberapa teknologi berikut
ini:
a. SOAP (Simple Object Access Protocol)
SOAP adalah sebuah protokol yang digunakan untuk melakukan pertukaran
dokumen XML melalui jaringan komputer.
b. WSDL (Web services Description Language)
WSDL adalah sebuah dokumen yang ditulis dalam XML. Dokumen ini
mendeskripsikan sebuah layanan web.
c. UDDI (Universal Description, Discovery and Integration)
UDDI adalah sebuah kerangka kerja platform yang independent untuk
mendeskripsikan layanan-layanan, menemukan, dan mengintegrasikan layanan
dengan menggunakan internet.
2. CORBA (Common Object Request Broker Architecture)
Gambar 2.5 Pola CORBA
19
(OMG) yang memampukan komponen-komponen perangkat lunak ditulis dalam bahasa
pemrograman dan dijalankan diatas platform yang beragam untuk saling berkomunikasi
(interoperate).
3. EJB (Enterprise Java Bean)
Gambar 2.6 Pola EJB
EJB adalah sebuah arsitektur komponen server-side yang menyederhanakan proses
membangun class enterprise aplikasi komponen terdistribusi dalam lingkungan java.
4. REST (Representational State transfer)
REST adalah gaya arsitektur perangkat lunak untuk sistem hypermedia terdistribusi
seperti world wide web. REST memiliki tujuan untuk memberikan gambaran bagaimana
sebuah aplikasi web berperilaku.
5. RMI (Remote Method Invocation)
Gambar 2.8 Pola RMI
RMI adalah sebuah mekanisme yang terdapat pada bahasa pemrograman java. RMI
mengijinkan objek-objek java untuk menggunakan methods pada objek lain dengan
menggunakan JVM.
6. RPC (Remote Procedure Call)
21
RPC adalah sebuah mekanisme komunikasi yang memampukan sebuah proses
berkomunikasi dengan proses yang lain. Proses komunikasi ini dapat terjadi pada komputer
berbeda pada sebuah jaringan.
7. DCOM (Distribute Component Object Model)
Gambar 2.10 Pola DCOM
DCOM adalah sebuah kumpulan konsep Microsoft dan antarmuka program dimana
objek program client dapat meminta service dari objek program server pada komputer lain
dalam sebuah jaringan. DCOM menyediakan sekumpulan antarmuka yang memungkinkan
client dan server dapat saling berkomunikasi pada komputer yang sama.
2.9.4 Keuntungan SOA
SOA menawarkan beberapa keuntungan (Paturusi, 2013), yaitu:
1. Bersifat standard.
2. SOA bersifat lebih interoperable dibandingkan dengan RPC (Remote Procedure Call),
DCOM (Distributed Component Object Model), CORBA (Common Object Request Broker
Architecture), EJB (Enterprise Java Bean), dan RMI (Remote Method Invocation).
3. SOA dapat didefinisikan sebagai function, object dan method.
4. Karena sifat platform yang independent maka perusahaan atau organisasi dapat
menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang lebih bebas sesuai dengan
pilihan mereka.
5. Tidak tergantung pada satu vendor tertentu saja. Sifat loosely coupled menjadikan SOA
6. SOA mendukung pengembangan yang terus menerus, distribusi, dan maintenance yang
bertahap.
7. Perusahaan dapat menggunakan perangkat lunak yang telah mereka punyai dan
menggunakan SOA untuk membuat aplikasi tanpa harus mengganti aplikasi yang sudah
ada. Sifat interoperability menjadikan SOA dapat diterapkan pada sistem informasi yang
dinamis.
2.10 Statistical Product and Service Solution (SPSS)
Statistical Product and Service Solution (SPSS) merupakan salah satu software yang
digunakan untuk membantu pengolahan, perhitungan dan analisis data secara statistik.
SPSS dioperasikan dengan menginput variabel pada variable view dan menginput data
pada data view (Sujarweni, 2015).
SPSS juga merupakan salah satu tool yang dapat digunakan untuk menganalisis data
yang diperoleh dari data questionnaire, salah satunya yaitu untuk meguji kualitas data.
Sebelum melakukan pengolahan data pada SPSS, terlebih dahulu semua data
questionnaire dari respondent dimasukkan ke dalam Microsoft Excel dalam bentuk tabel
dengan format .csv, hal ini akan mempermudah user ketika akan mengolah data
questionnaire pada aplikasi SPSS. Setelah data tersimpan dengan format .csv, data
kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi SPSS.
2.11 Studi Literatur Sejenis Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis
Penelitian Abstrak Sumber
Penerapan Service Oriented
Architecture (SOA) dalam
Pembangunan Web Based
Learning
Tujuan dari penelitian ini adalah
bagaimana membangun sebuah web
based learning, yang bersifat fleksibel dapat diakses dimana saja, kapan saja, serta dapat menggunakan berbagai platform yang berbeda, sehingga interaksi antara dosen dan mahasiswa dapat tercipta tidak hanya didalam kelas. Dampak dari dibangunnya sistem ini diharapkan dapat menciptakan atmosfir akademik yang kondusif, dan dapat
memicu semangat belajar para
mahasiswa. Penelitian ini menggunakan teknologi web service.
(Shofa, Aradea, &
23
Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis (Sambungan)
Penelitian Abstrak Sumber
Analisis dan Perancangan
Penerapan Service Oriented
Architecture dan Aplikasi Jejaring Sosial
Tata cara pengurusan di kantor kelurahan dan kecamatan di Kota Surabaya memerlukan adanya pengisian field-field pada formulir yang ditulis tangan dalam bentuk manual, padahal banyak isian tersebut yang semestinya bisa dengan mudah didapatkan melalui database kependudukan yang ada di pemerintah kota. Dengan menggunakan teknologi SOA data-data yang ada di SIAK dapat diambil oleh sistem informasi yang ada di kantor kelurahan dan kecamatan melalui web service dan dapat digunakan untuk
mempercepat pengisian formulir
administrasi kependudukan.
(Absari, & Setyawan,
2012)
Implementasi Service
Oriented Architecture (SOA) Di Credit Suisse
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari
bagaimana Credit Suisse sukses
melakukan implementasi SOA baik pada level organisasi maupun teknis. Analisis dilakukan dengan mengolah data faktual yang didapatkan dan referensi. Dari hasil penelitian, kesuksesan implementasi karena kejelasan interface, kejelasan proses, komitmen manajemen, dan teknologi yang solid.
Tahapan penelitian mencakup langkah-langkah pelaksanaan penelitian dari awal sampai
akhir. Tahapan penelitian digunakan sebagai langkah untuk mempermudah dan mempercepat
dalam proses penelitian. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Pemanfaatan SOA Framework ke dalam Model UMKM Identifikasi & Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan Penelitian
Studi Pustaka
Penyusunan Instrumen
Pilot Study
Pengumpulan Data
Pengolahan & Analisa Data
Kesimpulan & Saran Requirements and Analysis
Design and Development
25
3.2 Deskripsi Tahapan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari delapan tahapan, yaitu tahap identifikasi & perumusan masalah,
tahap penentuan tujuan, tahap studi pustaka, tahap penyusunan instrumen, tahap pilot study,
tahap pengumpulan data, tahap pengolahan & analisa data, tahap pemanfaatan framework dan
tahap kesimpulan & saran. Setiap tahapan dijelaskan sebagai berikut.
1. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Langkah ini merupakan awal dari penelitian, yaitu memilih dan menentukan topik penelitian
yang akan diteliti. Setelah topik penelitian ditentukan, langkah selanjutnya adalah
merumuskan masalah yang menggambarkan hasil yang ingin dicapai dan akan dijawab
pada akhir penelitian. Identifikasi dan rumusan masalah diuraikan pada Bab 1, subbab 1.2
dan 1.3.
2. Penentuan Tujuan
Penelitian ini menetapkan beberapa tujuan untuk memfokuskan permasalahan dengan hasil
akhir berupa blok diagram. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah seperti yang dijelaskan
pada Bab 1, subbab 1.4.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan
permasalahan yang dibahas dengan cara mempelajari teori-teori yang relevan dengan topik
kajian. Studi pustaka dalam penelitian ini diadopsi dari berbagai sumber yang diperoleh
melalui buku, jurnal, artikel ataupun karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan analisis tata
kelola teknologi informasi yang dilakukan pada bagian pemasaran UMKM dengan
menggunakan metode SOA. Studi literatur ini diuraikan secara rinci pada Bab 2.
4. Penyusunan Instrumen
Langkah selanjutnya adalah mencari dan menyusun variabel berserta indikatornya yang
kemudian akan dimasukkan ke dalam instrumen penelitian (questionnaire).
5. Melakukan Pilot Study
Setelah menyusun instrumen penelitian (questionnaire), langkah selanjutnya melakukan
pilot study. Pilot study dilakukan untuk menguji coba bahan yang digunakan untuk prosedur
pengumpulan data, protokol penelitian dan instrumen yang akan digunakan agar dapat
oleh peneliti, maka untuk itu diperlukan uji coba instrumen melalui kegiatan pilot study yang
dilakukan kepada 25 respondent yang diperoleh dari pendapat Malhotra dalam Yustiningsih
(2014) yang menyatakan bahwa sample minimal adalah 5 x variabel. Pilot study pada
penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan questionnaire kepada pelaku UMKM
di Palembang yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam pilot study ini
berupa questionnaire yang berisikan 30 item pernyataan.
6. Pengumpulan Data
Setelah melakukan pilot study, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui penyebaran questionnaire dengan
menggunakan instrumen yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada tahap pilot
study.
7. Pengolahan dan Analisa Data
Data-data questionnaire yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan melalui
tahap-tahap berikut:
a. Pengolahan Data
1) Editing
Berfungsi untuk meneliti kelengkapan data diantaranya kelengkapan
identitas respondent, kelengkapan lembar questionnaire, dan kelengkapan
pengisian questionnaire yang dilakukan ditempat pengambilan data sehingga bila
terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi dengan segera.
2) Coding
Mengklasifikasikan data yang diperoleh dengan cara menandai masing-masing
jawaban dengan kode berupa questionnaire, kemudian dimasukkan ke dalam
lembar tabel kerja guna mempermudah membacanya dan pengolahan data.
3) Scoring
Pada tahap ini dilakukan pemberian nilai pada data sesuai dengan skor yang telah
ditentukan berdasarkan questionnaire yang telah diisi oleh respondent.
4) Data Entry
Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu pemrosesan data, yang dilakukan adalah
27
5) Processing
Setelah diedit dan diberi kode, data diproses melaliu program SPSS versi 21.0
untuk windows.
6) Tabulating
Memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel sesuai kriteria.
7) Cleaning
Membuang data atau pembersihan data yang sudah tidak dipakai.
b. Uji Validitas
Uji Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
untuk melakukan fungsinya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan semua
indikator yang digunakan sebagai alat ukur variabel. Alat untuk mengukur validitas
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman
(Lestariningsih, Fathoni, & Warso, 2015). Uji validitas ini diperoleh dengan cara
mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil
korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang
dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
c. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Alat untuk mengukur
reliabilitas adalah Cronbach’s alpha. Apabila nilai cronbach’s alpha suatu variabel >0,60
maka indikator yang digunakan oleh variabel tersebut reliable, begitupun sebaliknya
(Lestariningsih, Fathoni, & Warso, 2015).
d. Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independent
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent (Hidayatillah,
Suryoko, & Prabawani, 2015).
8. Pemanfaatan SOA Framework SOA ke dalam Model UMKM
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan dan analisis kebutuhan yang
diperlukan untuk membangun rekomendasi TI bagian pemasaran UMKM yang
disesuaikan dengan faktor yang mendukung tata kelola TI.
b. Design and Development
Setelah melakukan analisis kebutuhan, langkah selanjutnya adalah merancang
rekomendasi tata kelola TI bagian pemasaran UMKM ke dalam bentuk arsitektur SOA
web services.
9. Kesimpulan dan Saran
Setelah semua data diolah dan dianalisis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
penarikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang ditarik pada langkah ini
disesuaikan dengan pernyataan penelitian yang ingin dijawab sebelumnya.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan terdiri dari 3 bagian yaitu jenis penelitian,
pendekatan penelitian serta penentuan variabel yang akan dimasukkan ke dalam instrumen
penelitian.
3.3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis survey yang dilakukan dengan menyebarkan
sejumlah questionnaire kepada pelaku UMKM yang berisi pernyataan penjabaran rumusan
masalah. Pada setiap item questionnaire, seluruh respondent diminta untuk memilih 1
pernyataan yang paling sesuai menurut mereka. Pernyataan yang digunakan diukur dengan
menggunakan skala Likert.
Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap respondent baik menyetujui ataupun tidak
menyetujui terhadap pernyataan mengenai suatu objek atau keadaan tertentu. Penilaian dalam
skala likert yang digunakan terdiri dari:
1. STT (Sangat Tidak Setuju)
2. TS (Tidak Setuju)
3. N (Netral)
4. S (Setuju)
29
3.3.2 Pendekatan Penelitian
Secara umum terdapat dua jenis pendekatan, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan
kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat dan mengungkapkan suatu keadaan maupun
suatu objek dalam konteksnya, menemukan makna atau pemahaman yang mendalam tentang
suatu masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik berupa gambar,
kata, maupun kejadian. Sedangkan pendekatan kuantitatif adalah apabila suatu data yang
dikumpulkan berupa data kuantitatif atau jenis data yang lain yang dapat di kuantitatifkan dan
diolah dengan menggunakan teknik statistik (Yusuf, 2015).
Sesuai kebutuhan, penelitian ini memilih pendekatan kuantitatif dimana seluruh data
questionnaire yang telah diisi oleh respondent diolah dalam bentuk statistik.
3.3.3 Variabel dan Indikator Penelitian
Setelah dilakukannya pencarian dan penyusunan variabel berserta indikatornya,
diperoleh 5 variabel yang terdiri dari 30 indikator variabel. Variabel independent pada penelitian
ini, yaitu kelayakan produk, permintaan pasar, pesaing dan promosi. Sedangkan variabel
dependent pada penelitian ini, yaitu teknologi informasi. Masing-masing variabel dan indikator
tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Indikator Teknologi Informasi
Variabel Indikator Pernyataan
Teknologi Informasi
(IT)
IT1 Teknologi informasi membantu aktivitas penjualan produk
sehari-hari.
IT2 Proses pemasaran produk jauh lebih mudah dengan memanfaatkan
teknologi informasi.
IT3 Teknologi informasi memudahkan dalam mengakses informasi yang
lebih luas mengenai perkembangan produk.
IT4 Teknologi informasi dapat membantu dalam pencapaian target
penjualan.
IT5 Teknologi informasi dapat membantu dalam meningkatkan
keuntungan usaha.
IT6 Teknologi informasi yang baik dapat menghemat pemakaian waktu
dan dana dalam proses pejualan produk yang ditawarkan.
IT7 Pemanfaatan teknologi informasi secara maksimal dapat dijadikan
Tabel 3.1 Indikator Teknologi Informasi (Sambungan)
Variabel Indikator Pernyataan
Teknologi Informasi
(IT)
IT8
Teknologi informasi yang baik mampu menampilkan spesifikasi
produk secara detail, sehingga konsumen lebih mudah
mengenal/memahami produk yang ditawarkan.
IT9
Pemanfaatan teknologi informasi yang baik mampu meningkatkan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan karena tampilannya yang user friendly dan eye catchy.
IT10
Adanya tata kelola teknologi informasi yang baik dapat
mempermudah user (pengguna) dalam mengelola produk yang
dipasarkan.
Tabel 3.2 Indikator Kelayakan Produk
Variabel Indikator Pernyataan
Kelayakan Produk
(PF)
PF1 Harga produk yang dtawarkan sesuai dengan kualitas produk.
PF2 Harga produk yang ditawarkan dapat dijangkau oleh berbagai
kalangan masyarakat.
PF3 Produk-produk yang ditawarkan beragam dan inovatif.
PF4 Produk yang ditawarkan dikemas secara higienis.
PF5 Lokasi penjualan produk yang ditawarkan mudah ditemukan /
dijangkau.
Tabel 3.3 Indikator Permintaan Pasar
Variabel Indikator Pernyataan
Permintaan Pasar
(MD)
MD1 Adanya penyempurnaan produk yang ditawarkan sehingga produk
sesuai dengan permintaan pasar.
MD2 Produk yang ditawarkan mudah mempengaruhi minat konsumen.
MD3 Produk yang ditawarkan diminati banyak kalangan masyarakat.
MD4 Pemesanan produk dalam jumlah banyak dapat dipenuhi.
Tabel 3.4 Indikator Pesaing
Variabel Indikator Pernyataan
Pesaing (C)
C1 Harga produk yang ditawarkan relatif murah dibandingkan pesaing.
C2 Varian produk yang ditawarkan lebih banyak daripada pesaing.
C3 Kemasan produk yang ditawarkan lebih menarik dibandingkan
pesaing.
C4 Produk yang ditawarkan memiliki keunggulan yang tidak dapat