LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 48/Permentan/OT.140/5/2013 TENTANG
PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK
(GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)
PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK
(GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman florikultura merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki
prospek yang sangat cerah sebagai komoditas unggulan ekspor
maupun untuk pemasaran di dalam negeri. Pada era perdagangan
global, tidak lagi mengandalkan hambatan tarif tetapi lebih
menekankan pada hambatan teknis berupa persyaratan mutu,
sanitary dan phytosanitary. Kondisi ini menuntut produsen untuk
meningkatkan daya saing produknya termasuk tanaman florikultura.
Menghadapi tuntutan persyaratan tersebut, dan dalam rangka
menghasilkan produk florikultura bermutu yang diproduksi secara
ramah lingkungan serta menindaklanjuti amanat Pasal 65 dan Pasal
68 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura dan
Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, maka perlu disusun pedoman
budidaya florikultura yang baik, mencakup penerapan teknologi
yang ramah lingkungan, pencegahan penularan OPT, penjagaan
kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan petani, serta prinsip
penelusuran balik (traceability).
Pedoman Budidaya Tanaman Florikultura Yang Baik selanjutnya
dijabarkan ke dalam petunjuk teknis atau Standard Operational
Procedure (SOP) spesifik komoditas, agar dapat dilakukan registrasi
lahan usaha sebagai bukti bahwa pelaku usaha telah menerapkan
GAP.
B. Maksud
Maksud diterbitkannya Pedoman Budidaya Florikultura Yang
Baik (Good Agriculture Practices for Floriculture) ini sebagai panduan
dalam melaksanakan kegiatan budidaya tanaman florikultura secara
baik.
C. Tujuan
Tujuan dari penerapan Pedoman Budidaya Florikultura Yang Baik
untuk:
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman;
2. Meningkatkan mutu produk dan efisiensi produksi tanaman
florikultura;
3. Menjamin pelestarian, kesuburan lahan, penggunaan sumber
daya dan sistem produksi yang berkelanjutan/ramah lingkungan;
4. Menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja;
5. Menjamin keamanan konsumen;
6. Meningkatkan daya saing dan peluang penerimaan oleh pasar
internasional maupun domestik;
7. Meningkatkan kesejahteraan petani.
D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik meliputi:
1. Kriteria.
2. Registrasi dan Sertifikasi.
3. Dasar-dasar Usaha Tani
a. Lahan;
b. Kelestarian Lingkungan;
c. Tenaga Kerja.
4. Dasar-dasar Budidaya
a. Lahan;
b. Penggunaan Benih/Varietas;
c. Penanaman;
d. Pemupukan;
e. Perlindungan Tanaman;
f. Pengairan;
g. Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik.
5. Tanaman Hias dan Bunga.
6. Alat dan Mesin Pertanian.
7. Pengaduan.
8. Pencatatan.
9. Evaluasi Internal.
E. Pengertian
Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Tanaman Florikultura adalah suatu kelompok jenis tanaman
hortikultura
yang
bagian
atau
keseluruhannya
dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan keindahan, keasrian dan
kenyamanan di dalam ruang tertutup dan/atau terbuka.
2. Budidaya Tanaman Florikultura adalah semua kegiatan proses
produksi yang meliputi kegiatan pratanam, penanaman,
pemeliharaan tanaman, pemanenan dan pascapanen florikultura.
3. Benih Tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman
atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau
mengembangbiakkan tanaman.
4. Varietas adalah bagian dari suatu jenis tanaman yang ditandai
oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji, dan
sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.
5. Varietas Unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh
pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang
mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat
lainnya.
6. Perlindungan Tanaman adalah segala upaya untuk mencegah
kerugian pada budidaya tanaman florikultura yang diakibatkan
oleh organisme pengganggu tumbuhan.
7. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah upaya pengendalian
populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan
dengan menggunakan teknik pengendalian yang dikembangkan
dalam suatu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian
secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup.
8. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua
organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau
menyebabkan kematian tumbuhan.
9. Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur tumbuh
dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau
virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.
10. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam
penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung
atau tidak langsung.
11. Konservasi Lahan adalah semua kegiatan untuk mencegah
penurunan daya dukung lahan, menghindari erosi dan
terbawanya unsur hara sehingga akan menurunkan kualitas
tanah dan tingkat kesuburannya.
12. Standard Operational Procedure (SOP) budidaya adalah cara
berbudidaya yang baik spesifik komoditas yang mengacu kepada
GAP.
13. Produk Aman Bagi Konsumen adalah produk yang tidak
mengandung residu pestisida berbahaya dan tidak mengandung
cemaran biologis, kimiawi maupun fisik.
14. Produk Bermutu adalah produk yang memenuhi kriteria
dan/atau standar mutu sesuai dengan persyaratan kebutuhan
konsumen.
15. Panen adalah serangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya
tanaman dengan cara dipetik, dipotong, ditebang dan/atau
dicabut.
16. Pascapanen adalah kegiatan setelah panen yang meliputi
pembersihan, pencucian, penyortiran, pengkelasan (grading),
pengolahan primer (pengeringan, pewarnaan), pengemasan,
pelabelan dan penyimpanan.
17. Usaha Budidaya Ramah Lingkungan adalah usaha budidaya yang
dilakukan dengan prinsip tidak merusak dan mencemari
lingkungan terkait dengan aspek pemanfaatan sumberdaya alam,
pembuangan limbah dan keamanan lingkungan.
18. Perwilayahan Komoditas adalah penentuan wilayah yang
diperuntukkan bagi pengembangan suatu komoditas karena
dinilai sesuai dengan pertimbangan agroekologi, sosio ekonomi
dan pemasaran serta persediaan prasarana, sarana dan
teknologinya.
19. Kebun/Lahan Usaha adalah tempat diusahakannya budidaya
tanaman florikultura yang ada batas-batasnya.
20. Registrasi Lahan Usaha adalah proses penomoran atau
pengkodean lahan usaha yang telah memenuhi persyaratan
penerapan GAP Florikultura.
21. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada pelaku
usaha, produk, proses dan usaha florikultura.
22. Dinas adalah dinas yang menyelenggarakan tugas pokok dan
fungsi di bidang pengembangan hortikultura.
23. Catatan Lahan Usaha adalah dokumen yang berupa tulisan
dan/atau gambar yang memberikan bukti obyektif dari
serangkaian kegiatan usaha pertanian yang dilakukan atau hasil
yang dicapai.
24. Pelaku Usaha adalah petani, kelompok tani, gabungan kelompok
tani, asosiasi, atau badan usaha yang bergerak di bidang
budidaya florikultura.
25. Pemohon adalah pelaku usaha tanaman florikultura yang telah
menerapkan GAP tanaman florikultura pada pengelolaan lahan
usahanya dan mengajukan permohonan untuk diregistrasi
sebagai lahan usaha GAP tanaman florikultura baik yang baru
maupun perpanjangan.
26. Pembina adalah petugas/pegawai pemerintah atau lainnya yang
memiliki kompetensi untuk melakukan verifikasi, pembinaan dan
pendampingan lahan usaha yang menerapkan GAP tanaman
florikultura.
27. Penilai adalah petugas/pegawai pemerintah atau lainnya yang
memiliki kompetensi dalam melakukan penilaian terhadap lahan
usaha yang telah menerapkan GAP tanaman florikultura.
II. KRITERIA
Kriteria yang digunakan dalam Pedoman Budidaya Florikultura yang
Baik ada tiga kelompok, yaitu:
1. Dianjurkan/A (*) yaitu dianjurkan untuk dilaksanakan;
2. Sangat dianjurkan/SA (**) yaitu sangat dianjurkan untuk
dilaksanakan; atau
3. Wajib/W (***) yaitu harus dilaksanakan.
III. REGISTRASI DAN SERTIFIKASI
1. Lahan Usaha yang dinilai dan memenuhi persyaratan GAP diberi
nomor registrasi.
2. Registrasi dilakukan oleh Dinas Provinsi yang membidangi tanaman
hortikultura.
3. Lahan usaha yang telah diregistrasi siap untuk disertifikasi.
4. Sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi terakreditasi atau yang
ditunjuk.
IV. DASAR-DASAR USAHA TANI
A. Lahan
1. Pemilihan Lokasi
a. lokasi lahan usaha berada di daerah sentra produksi sesuai
dengan RUTR/RDTRD komoditas. (A)
b. lokasi lahan usaha sesuai dengan peta pewilayahan
komoditas yang akan diusahakan. (A)
c. ada catatan riwayat penggunaan lahan. (SA)
2. Peta Lokasi
Tersedia peta/denah/lokasi lahan. (A)
3. Kesuburan Lahan
Tingkat kesuburan lahan cukup baik. (A)
4. Penyiapan Lahan
a. lahan bebas dari pencemaran limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun. (W)
b. kemiringan lahan kurang dari 30% atau bila sampai 40%
harus diikuti dengan melakukan tindakan konservasi. (W)
c. penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang
dapat menghindarkan terjadinya erosi. (SA)
B. Kelestarian Lingkungan
1. Analisis Dampak Lingkungan
Sebelum pembukaan lahan dilakukan analisis dampak
lingkungan. (A).
2. Isu Lingkungan
a.
pelaku usaha memahami dampak usaha taninya terhadap
pelestarian lingkungan. (SA)
b.
penambahan bahan kimia dalam penyiapan lahan dan media
tanam tidak mencemari lingkungan. (SA)
3. Pengolahan Limbah
Tersedia tempat atau fasilitas pembuangan dan/atau pengolah
limbah yang letaknya terpisah dari lokasi produksi untuk
mencegah terjadinya resiko cemaran pada produk dan
lingkungan. (W)
C. Tenaga Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
1. Tenaga Kerja
a. tenaga kerja yang bekerja di usaha budidaya memiliki
keahlian, keterampilan dan kompetensi di bidang budidaya
dan keselamatan kerja. (SA)
b. tenaga kerja telah mendapat pelatihan sesuai bidang dan
tanggung jawabnya. (SA)
2. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
a. pekerja yang menangani peralatan/bahan berbahaya harus
mengikuti pelatihan Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3).
(SA)
b. prosedur penanganan kecelakaan kerja dipajang di tempat
kerja. (SA)
c. tersedia fasilitas sanitasi dan P3K di lokasi tempat
produksi/kebun. (SA)
d. pekerja mengetahui peraturan tentang keselamatan kerja,
dan tata cara pencegahan. (SA)
e. pekerja yang menangani pestisida menjalani pengecekan
kesehatan secara berkala. (SA)
f. pekerja harus menggunakan peralatan dan perlengkapan
atau pelindung keselamatan kerja sesuai dengan anjuran. (W)
g. tersedia tempat untuk menyimpan baju/perlengkapan
pelindung kerja. (A)
V. DASAR-DASAR BUDIDAYA
A. Lahan
1. Penyiapan Lahan
a.
dilakukan tindakan untuk mempertahankan kesuburan
tanah. (SA)
b.
penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang
dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah dan
menghindari terjadinya pemadatan tanah. (SA)
2. Media Tanam
a. media tanam diketahui sumbernya. (A)
b. media tanam tidak mengandung cemaran Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3). (W)
c. media tanam yang digunakan tidak mengandung OPT. (A)
B. Penggunaan Benih dan Varietas Tanaman
1. Mutu Benih
a. benih yang ditanam merupakan varietas unggul komersial.
(A)
b. benih memiliki surat keterangan mutu. (A)
c. label benih disimpan. (A)
2. Perlakuan Benih
Penggunaan bahan kimia untuk perlakuan benih sesuai
anjuran. (SA)
C. Penanaman
Teknik menanam
Penanaman sudah dilakukan sesuai dengan teknik budidaya
anjuran. (SA)
D. Pemupukan
1. Jenis Pupuk
a. pupuk terdaftar atau diizinkan oleh pemerintah. (SA)
b. penggunaan
pupuk
organik
yang
telah
mengalami
dekomposisi dan layak digunakan. (SA)
c. pemupukan sesuai anjuran. (SA)
d. penggunaan
pupuk
tidak
mengakibatkan
terjadinya
pencemaran lingkungan. (SA)
e. kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk. (W)
2. Penyimpanan Pupuk
a. pupuk disimpan pada tempat yang bersih, kering dan tidak
lembab. (A)
b. pupuk disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar
matahari, hujan, air dan api. (SA)
c. pupuk disimpan di tempat aman dan terpisah dengan produk
pertanian. (W)
d. pupuk yang berbentuk cair, granular dan bubuk disimpan
pada tempat yang benar yang meminimalkan resiko
pencemaran lahan produksi dan sumber air. (SA)
e. pupuk disimpan dengan cara yang benar dan mengurangi
resiko pencemaran lingkungan. (SA)
3. Kompetensi
a. pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan pemupukan. (A)
b. aplikasi cara pemupukan berdasarkan rekomendasi para
ahli, dosis/konsentrasi, jenis, frekuensi. (SA)
E. Perlindungan Tanaman
1. Prinsip Perlindungan Tanaman
a. pengendalian OPT sesuai prinsip PHT. (SA)
b. penggunaan pestisida sesuai dengan anjuran rekomendasi
dan aturan pakai. (SA)
2. Kompetensi
Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan mengaplikasikan pestisida. (W)
3. Pestisida
a. pestisida yang digunakan terdaftar dan diizinkan, bila untuk
tujuan ekspor disesuaikan dengan peraturan negara tujuan.
(SA)
b. pestisida yang digunakan belum kadaluwarsa. (SA)
4. Penyimpanan Pestisida
a. pestisida disimpan di lokasi yang layak/kokoh. (SA)
b. pestisida disimpan di ruang yang berventilasi baik. (SA)
c. pestisida disimpan di tempat aman dan terpisah dari produk
pertanian. (W)
d. pestisida disimpan di tempat dengan pencahayaan yang baik
untuk memastikan agar label dapat dibaca dengan jelas. (SA)
e. pestisida disimpan dalam kemasan asli. (SA)
f. pestisida cair diletakkan terpisah dari pestisida bubuk. (SA)
g. tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan.
(SA)
h. terdapat pedoman/tata cara penanggulangan kecelakaan
akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang
mudah dibaca/dilihat. (SA)
i. terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat. (SA)
j. tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan
pada tempat yang mudah dilihat dan strategis. (SA)
5. Penanganan Wadah Pestisida
a. wadah bekas pestisida ditangani dengan benar agar tidak
mencemari lingkungan. (SA)
b. wadah bekas pestisida dirusakkan agar tidak digunakan
untuk keperluan lain. (SA)
c. kelebihan pestisida dalam tabung penyemprotan digunakan
untuk pengendalian di tempat lain. (SA)
6. Peralatan
a. peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu
berfungsi dengan baik. (SA)
b. peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala untuk
menjaga keakurasiannya. (SA)
c. tersedia peralatan yang memadai untuk menakar dan
mencampur pestisida. (SA)
d. tersedia panduan penggunaan peralatan dan aplikasi
pestisida. (A)
F. Pengairan
1. Ketersediaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman. (SA)
2. Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). (SA)
3. Terdapat fasilitas pengelolaan air limbah. (A)
4. Penggunaan
air
pengairan
tidak
bertentangan
dengan
kepentingan umum. (SA)
G. Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik
1. Pengawasan
Tersedia dokumen hasil pengawasan internal terhadap
penerapan GAP Florikultura. (SA)
2. Pencatatan
Tersedia
catatan
tentang
tahap
kegiatan
mulai
dari
jenis/varietas, mutu benih, tanggal kadaluwarsa, jenis, dosis
pupuk, waktu dan frekuensi pemupukan, bahan aktif pestisida,
cara aplikasi, dosis, waktu pengairan, frekuensi, penggunaan
bahan kimia, dosis, waktu aplikasi, alasan pengguna. (SA)
VI. TANAMAN HIAS DAN BUNGA
A. Benih/Varietas
Pemilihan Benih
a. pelaku usaha memahami kualitas dan spesifikasi benih. (W)
b. pemilihan benih sesuai dengan preferensi pasar. (A)
B. Pengelolaan Lahan dan Media Tanam
1. Sterilisasi media
Dilakukan sterilisasi media. (A)
2. Fumigasi tanah
a. tersedia rekomendasi tanah di fumigasi. (A)
C. Penggunaan Pupuk
Kebutuhan nutrisi
a. tanaman dan tanah diberi pupuk untuk meminimalkan
kekurangan nutrisi. (A)
b. aplikasi pemupukan berdasarkan perhitungan kebutuhan
tanaman. (A)
D. Panen
Kebersihan
a. tersedia fasilitas toilet dan tempat mencuci tangan yang bersih.
(SA)
b. wadah hasil panen yang akan digunakan dalam keadaan baik,
bersih dan tidak terkontaminasi. (SA)
E. Perlakuan Pascapanen
1. Kualitas Air
Pencucian hasil panen menggunakan air bersih (tidak berwarna,
tidak berbau, tidak terkontaminasi). (SA)
2. Penggunaan Bahan Kimia
a. bahan kimia yang digunakan dalam proses pascapanen
terdaftar dan diizinkan. (SA)
b. penggunaan bahan kimia untuk perlakuan pascapanen
hanya dilakukan jika tidak ada alternatif lain. (A)
c. tersedia dokumen yang jelas dan memadai tentang
penggunaan perlakuan pascapanen. (SA)
3. Pengemasan
a. pengemasan atau pengepakan yang dilakukan bisa
melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan. (A)
b. tempat pengemasan bersih, bebas dari hama dan
kontaminasi. (SA)
c. kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk. (W)
4. Penyimpanan
Ruang penyimpanan mampu melindungi produk dari kerusakan
dan kontaminan. (SA)
5. Kompetensi
Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan
keterampilan mengaplikasikan bahan kimia. (SA)
6. Tempat Pengemasan
Tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan
pupuk dan pestisida. (SA)
VII. SARANA, PERALATAN DAN MESIN PERTANIAN
A. Penggunaan alsintan dilakukan secara tepat. (A)
B. Sarana, peralatan, dan mesin pertanian dirawat secara teratur. (A)
C. Peralatan dan mesin yang terkait dengan pengukuran dikalibrasi
secara berkala. (SA)
VIII. PENGADUAN
A. Tersedia catatan tentang keluhan/ketidakpuasan konsumen. (SA)
B. Tersedia catatan mengenai langkah koreksi dari keluhan
konsumen. (SA)
C. Terdapat dokumen tindak lanjut dari pengaduan. (SA)
IX. PENCATATAN
A. Tersedia sistem pencatatan yang mudah ditelusuri. (SA)
B. Catatan dan dokumentasi selalu diperbarui. (SA)
X. EVALUASI INTERNAL
A. Tersedia bukti bahwa evaluasi internal dilakukan secara periodik.
(SA)
B. Tersedia catatan tindakan perbaikan sesuai hasil evaluasi. (A)
XI. PENUTUP
Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik (Good Agriculture Practices
for Floriculture) bersifat umum, belum spesifik komoditi, dan bersifat
dinamis yang akan disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat.
Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik (Good Agriculture Practices
for Floriculture) agar disosialisasikan kepada pemangku kepentingan
dan pelaku usaha untuk dapat menerapkan dan meregistrasi lahan
usaha dalam budidaya florikultura.
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 48/Permentan/OT.140/5/2013 TENTANG
PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK
(GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)
TATACARA PENERAPAN REGISTRASI LAHAN USAHA DALAM
BUDIDAYA TANAMAN FLORIKULTURA YANG BAIK
A. PROSES DAN SYARAT PERMOHONAN
1. Proses permohonan sampai dengan penerbitan nomor
registrasi paling lama 6 (enam) bulan.
2. Permohonan registrasi lahan usaha dilakukan melalui
permohonan sesuai format-1a dan format-1b.
3. Formulir permohonan registrasi meliputi permohonan untuk
registrasi baru dan/atau registrasi perpanjangan.
4. Pemohon registrasi baru mengajukan permohonan kepada
Dinas provinsi melalui Dinas kabupaten/kota sesuai format-1a
dan format-1b.
5. Proses dan syarat perpanjangan sebagai berikut:
a. pemohon mengajukan permohonan perpanjangan registrasi
kepada Dinas provinsi melalui Dinas kabupaten/kota
sesuai format-2a dan format-2b;
b. prosedur perpanjangan nomor registrasi dilaksanakan
sama dengan proses registrasi awal, dengan mengajukan
permohonan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
sebelum masa berlaku nomor registrasi berakhir;
c. pemohon yang masa berlaku nomor registrasinya telah
berakhir
tetapi
sudah
mengajukan
permohonan
perpanjangan tetap dapat melaksanakan kegiatannya
sampai terbit keputusan hasil penilaian yang tetap dan
untuk sementara waktu akan diterbitkan persetujuan oleh
Kepala Dinas provinsi.
6. Pemohon perlu mengajukan permohonan registrasi baru
apabila terjadi perubahan kepemilikan lahan, jenis komoditas
yang diusahakan dan/atau lokasi lahan usaha.
7. Pemohon registrasi harus memenuhi persyaratan:
a. telah memahami dan menerapkan GAP;
b. telah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip PHT;
c. telah memiliki, memahami dan menerapkan SOP;
d. telah melakukan pencatatan/pembukuan.
8. Bagi pemohon kelompok tani/gabungan kelompok perlu
menambahkan persyaratan dokumen:
a. pernyataan kesanggupan anggota untuk melaksanakan
kesepakatan pelaksanaan GAP sesuai keputusan kelompok;
dan
b. struktur organisasi kelompok tani/gabungan kelompok tani
yang menerapkan GAP untuk diregistrasi.
B. VERIFIKASI DAN PENILAIAN
1. Verifikasi
Verifikasi dilakukan untuk menilai dokumen administrasi
terhadap berkas/dokumen permohonan yang dilaksanakan
oleh petugas Pembina.
a. apabila ditemukan kekurangan/ketidaklengkapan,
maka
berkas/dokumen akan dikembalikan ke pemohon agar
diperbaiki/dilengkapi;
b. apabila
berkas/dokumen
telah
lengkap,
maka
berkas/dokumen akan disampaikan ke Kepala Dinas untuk
ditindaklanjuti.
2. Penilaian
Penilaian dilakukan oleh petugas penilai atas lahan usaha
untuk mengetahui tingkat kepatuhan dalam penerapan GAP
setelah mendapat persetujuan/perintah dari Kepala Dinas dan
dilakukan dengan menggunakan check list Penilaian Lahan
Usaha GAP sebagaimana format-3.
3. Hasil penilaian
a. Hasil penilaian lapangan dinyatakan dengan kategori:
1) Lulus
a) pemohon dinyatakan lulus, apabila memenuhi 100%
kategori kegiatan wajib (W), minimal 60% kegiatan
kategori Sangat Anjuran (SA) dan minimal 40%
kegiatan kategori Anjuran (A);
b) bagi pemohon baru dapat diterbitkan nomor
registrasi lahan usaha dan diberikan surat
keterangannya.
Sedangkan
bagi
pemohon
perpanjangan dapat memperoleh perpanjangan
nomor registrasi atau memakai nomor registrasinya
kembali yang diterakan dalam surat keterangan
yang baru.
2) Lulus dengan catatan perbaikan
a) hasil
ini
diberikan
apabila
ditemukan
ketidakpatuhan/penyimpangan kegiatan khususnya
pada kategori Sangat Dianjurkan (SA) dan Anjuran
(A) sehingga tidak memenuhi syarat minimal;
b) dalam waktu tidak terlalu lama (maksimal 3 (tiga)
bulan
sejak
diterima
keputusan
perbaikan)
diharapkan dapat segera diperbaiki;
c) untuk hasil ini, bagi pemohon hanya diberitahukan
nomor registrasi lahan usahanya saja. Sedang Surat
keterangan akan diberikan apabila pemohon telah
melakukan perbaikan sebagaimana yang dimaksud
dalam hasil penilaian;
d) bila dalam kurun waktu perbaikan pemohon tidak
juga melakukan perbaikan, maka nomor registrasi
yang telah diberikan dianggap batal dan ditetapkan
tidak lulus.
3) Tidak lulus
a) hasil
ini
diberikan
apabila
ditemukan
ketidakpatuhan/penyimpangan
penerapan
GAP
terutama pada kategori Wajib (W) sehingga tidak
memenuhi syarat minimal.
b) kepada pemohon disarankan:
i. melakukan perbaikan pada
aspek kegiatan
penerapan GAP yang tidak memenuhi persyaratan;
ii. mengajukan
permohonan
registrasi
kembali
setelah melakukan perbaikan.
b. Hasil penilaian selanjutnya disampaikan secara langsung
kepada Kepala Dinas pertanian provinsi untuk diproses lebih
lanjut. Alur registrasi lahan usaha tanaman florikultura
sebagaimana bagan pada format-5.
C. PEMBERIAN NOMOR REGISTRASI DAN SURAT KETERANGAN
1. Nomor registrasi dan surat keterangan diberikan kepada
lahan usaha yang dinyatakan “lulus” dan memenuhi kriteria
penilaian.
2. Nomor registrasi berlaku selama 2 (dua) tahun dan dapat
diperpanjang untuk 2 (dua) tahun berikutnya setelah didahului
dengan proses surveilan untuk pengesahannya.
3. Penerbitan nomor registrasi dan surat keterangan registrasi
lahan usaha dilakukan oleh Dinas Provinsi berdasarkan
Pedoman ini sesuai format-4.
4. Pola urutan nomor registrasi mengikuti format sebagai berikut:
GAP.01 – 01.01.1 – IV.001
Segmen1 Segmen 2 Segmen3
Keterangan :
• Segmen 1 : GAP Hortikultura.
• Segmen
2
:
Kode
lokasi
provinsi,
kode
lokasi
kabupaten/kota, nomor lahan usaha mengacu Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2008 sebagaimana
format-6).
• Segmen 3 : Kode kelompok Komoditas, urutan nomor
komoditas yang diregistrasi mengacu pada Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
511/Kpts/PD.310/9/2006
sebagaimana format-7 , kode I untuk Buah Segar, kode II
untuk Sayur Segar, kode III untuk tanaman Obat atau
Tanaman Biofarmaka, dan kode IV untuk Tanaman Hias.
5. Nomor Registrasi dan surat keterangan Registrasi Lahan Usaha
disampaikan kepada pemohon dengan tembusan kepada Dinas
kabupaten/kota dan Kementerian Pertanian c.q Direktorat
Jenderal Hortikultura.
6. Nomor registrasi lahan usaha tidak bisa dipindahtangankan
atau diperjualbelikan.
D. SURVAILEN
1. Surat keterangan registrasi lahan usaha berlaku selama 2
(dua) tahun dan dapat diperpanjang selama 2 (dua) tahun
berikutnya setelah didahului dengan survailen baik secara
berkala maupun sewaktu-waktu untuk mengetahui komitmen
dan konsistensi penerapan GAP pada lahan usaha yang telah
mendapat nomor registrasi;
2. Survailen berkala dilakukan paling kurang 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun sejak surat keterangan registrasi
diterbitkan atau survailen terakhir dilakukan;
3. Survailan sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila ada
informasi dan/atau indikasi bahwa pemohon yang telah
memperoleh
surat
keterangan
registrasi
melakukan
ketidakpatuhan/penyimpangan atas pelaksanaan GAP.
E. PEMBEKUAN, PENCABUTAN DAN PEMBERLAKUAN KEMBALI
NOMOR REGISTRASI
Tindakan pembekuan atau pencabutan nomor registrasi lahan
usaha tanaman florikultura dilakukan apabila ditemukan adanya
ketidakpatuhan atau terjadi penyimpangan atas pelaksanaan
GAP.
1. Pembekuan nomor registrasi dilakukan apabila:
a. ditemukan adanya ketidakpatuhan/penyimpangan atas
kegiatan Wajib (W), Sangat dianjurkan (SA) dan Anjuran
(A) pada GAP tanaman florikultura sesuai syarat minimal
yang dipersyaratkan dan dalam jangka waktu paling lama
6
(enam)
bulan
tidak
dilakukan
perbaikan
atas
ketidakpatuhan/penyimpangan tersebut;
b. masa berlaku nomor registrasi telah habis dan pengajuan
masa perpanjangannya disampaikan kurang dari 30 (tiga
puluh) hari kerja sebelum masa berlakunya habis. Untuk
kondisi ini, maka pemohon harus mengajukan permohonan
awal kembali.
2. Pencabutan nomor registrasi dilakukan apabila:
a. nomor registrasi sudah 3 (tiga) kali dibekukan;
b. selama 1 (satu) tahun setelah registrasi, pemohon tidak
melakukan kegiatan sesuai komponen yang disyaratkan;
atau
c. atas permintaan pemohon.
3. Pemberlakukan kembali nomor registrasi
Pemberlakuan kembali diberikan kepada pemegang nomor
registrasi
setelah
yang
bersangkutan
terbukti
telah
melaksanakan perbaikan atas ketidakpatuhan/penyimpangan
yang menjadi penyebab dikenakannya tindakan pembekuan.
MENTERI PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA,
FORMULIR PERMOHONAN REGISTRASI AWAL
Nomor
: ... (nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun)
Lampiran
: 1 (satu) berkas
Perihal
: Permohonan Registrasi Lahan
Usaha Tanaman Florikultura
Yang Menerapkan GAP
Kepada Yth.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ………..
Di
...
Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan permohonan agar kiranya lahan usaha tanaman
florikultura yang kami kelola dapat diregistrasi sebagai lahan usaha tanaman
florikultura GAP sesuai dengan aturan yang berlaku.
Adapun data dan informasi teknis mengenai lahan usaha yang akan
diregistrasi sebagaimana terlampir.
Selanjutnya kami mohon kesediaannya untuk dapat memproses lebih lanjut
permohonan ini.
Demikian, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
Hormat kami
Pemohon,
(nama jelas,tandatangan)
Tembusan Yth:
Kepala Dinas Pertanian Provinsi...
G g . A n tri Jl . S ire p
DATA PERMOHONAN REGISTRASI AWAL
A. DATA PEMOHON
Jenis Pengajuan Registrasi
Perorangan
Kelompok
Nama
:
Alamat
:
Telepon/HP
:
Alamat e-mail
:
Alamat/Lokasi Lahan Usaha
:
Luas Lahan Usaha
:
Komoditas yang akan diregistrasi :
B. INFORMASI AWAL LAHAN USAHA
Pertanyaan
Ya
Tidak
1. Apakah sudah melakukan pencatatan kegiatan ?
2. Apakah sudah memahami dan menerapkan SOP ?
3. Apakah sudah memahami dan menerapkan
prinsip-prinsip PHT?
4. Apakah sudah memahami dan menerapkan GAP?
Gambar Denah Pencapaian Lokasi Lahan Usaha (contoh)
Jl. Pramuka
Balai Desa
Lokasi Gg. Masdikun
Persetujuan dan Kesepakatan
Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya berikan di atas adalah benar, dan saya setuju untuk mengikuti aturan yang berlaku pada proses registrasi lahan usaha.
Nama : Jabatan : Tempat, Tanggal : _____________
Nama Jelas & Tanda Tangan
SURAT PERMOHONAN PERPANJANGAN REGISTRASI
Nomor
:...
(nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun)
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal
: Permohonan Perpanjangan Registrasi
Lahan Usaha Tanaman Florikultura
Yang Menerapkan GAP
Kepada Yth.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ………...
di–
...
Dengan hormat,
Sehubungan dengan akan berakhirnya masa berlaku surat keterangan
registrasi lahan usaha penerapan GAP pada lahan usaha yang kami kelola,
maka bersama ini kami bermaksud mengajukan permohonan perpanjangan
nomor registrasi lahan usaha tanaman florikultura dalam penerapan GAP
sesuai ketentuan yang berlaku.
Bersama surat ini juga kami lampirkan copy surat keterangan yang telah
kami peroleh sebelumnya dan data/informasi teknis mengenai mengenai
lahan usaha yang akan registrasi ulang sebagaimana terlampir.
Selanjutnya kami mohon kesediaannya untuk dapat memproses lebih lanjut
permohonan ini.
Demikian, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
Hormat kami
Pemohon,
(nama jelas,tandatangan)
Tembusan Yth :
Kepala Dinas Pertanian Provinsi…………
DATA PEMOHON PERPANJANGAN REGISTRASI
A. DATA PEMOHON
Jenis Pengajuan Registrasi
Perorangan Kelompok
Nama
:
Alamat
:
Telepon/HP
:
Alamat e-mail
:
Alamat/Lokasi Lahan Usaha
:
Luas Lahan Usaha
:
Komoditas yang akan diregistrasi :
B. INFORMASI KONDISI LAHAN USAHA TERKINI
Pertanyaan
Ya
Tidak
1. Apakah masih melakukan pencatatan
kegiatan ?
2. Apakah dokumen pencatatan masih
dilakukan dan selalu diperbaharui ?
3. Apakah penerapan SOP masih konsisten
dilaksanakan ?
4. Apakah penerapan prinsip PHT masih
konsisten dilaksanakan ?
5. Apakah penerapan GAP masih konsisten
dilaksanakan ?
CHECK LIST PENILAIAN
PENERAPAN BUDIDAYA TANAMAN FLORIKULTURA YANG BAIK I. DASAR-DASAR USAHA TANI
NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET
Y T Y T Y T I. LAHAN
A. Pemilihan Lokasi
A.1 Apakah lokasi
kebun/lahan usaha sesuai dengan RUTR/RDTRD? A Lokasi lahan usaha sesuai untuk usaha pertanian, berada didaerah sentra produksi, tidak berada didaerah industri, sesuai dengan tata ruang setempat, tidak bertentangan dengan undang-undang budidaya
A.2 Apakah lokasi
sesuai dengan peta pewilayahan komoditas? A Lokasi lahan usaha sesuai dengan peta pewilayahan komoditas yang akan diusahakan; Apabila peta pewilayahan komoditas belum tersedia, lokasi sesuai dengan Agro Ecology Zone (AEZ)
A.3 Apakah ada
catatan riwayat penggunaan lahan? SA Untuk lahan baru, dilakukan pengamatan/pe nelitian untuk mengetahui resiko yg dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
Format-3
NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T Pengamatan tersebut meliputi: pemanfaatan lahan sebelumnya, potensi dampak produksi terhadap lingkungan sekitarnya, potensi dampak lahan yang berdekatan terhadap lahan baru. Terdapat catatan penggunaan/pe manfaatan lahan serta
status dan hak penggunaannya (milik, sewa, sakap/ bagi hasil dll) B. Pemetaan Lahan Apakah tersedia peta lokasi lahan? A Tersedia peta kepemilikan lahan yang menginformasi- kan lokasi lahan produksi, tempat untuk mencampur dan menyimpan bahan kimia, sumber air/saluran drainase, tempat pembuangan limbah, gudang dan infrastruktur C. Kesuburan Lahan Apakah tingkat kesuburan lahan cukup baik? A Lahan untuk budidaya tanaman
NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T memiliki kesuburan tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman yang mengandung unsur hara mikro dan makro yang cukup yang ditunjukkan oleh pertumbuhan tanaman yang baik atau kondisi tanah di lapang atau analisis tanah D. Penyiapan Lahan D.1 Apakah lahan bebas dari cemaran limbah bahan berbahaya dan beracun W Lahan bebas dari pencemaran limbah bahan berbahaya dan beracun. Lahan usaha tidak dicemari limbah bahan berbahaya dan beracun dalam bentuk padat
dan cair yang berasal antara lain dari limbah rumah tangga, rumah sakit dan buangan pabrik D.2 Apakah kemiringan lahan < 30%? W Lahan yang digunakan untuk budidaya adalah lahan datar atau lahan yang mempunyai kemiringan kurang dari 30% atau
NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T apabila sampai 40% harus dengan melakukan tindakan konservasi (terasering, parit, guludan) D.3 Apakah penyiapan lahan dilakukan
dengan cara yang dapat menghindarkan erosi? SA Penyiapan lahan dilakukan dengan cara yang dapat menghindarkan terjadinya erosi permukaan tanah dan kelongsoran tanah sesuai dengan bangunan konservasi (terasering, parit, guludan) II. KELESTARIAN LINGKUNGAN E. Analisis dampak lingkungan Apakah sebelum pembukaan lahan dilakukan analisa dampak lingkungan untuk mengetahui potensi dampak? A Pembukaan lokasi lahan sebaiknya dilakukan analisa dampak lingkungan F. Isu Lingkungan F.1 Apakah pelaku memahami dampak usahataninya terhadap pelestarian lingkungan? SA Pelaku usaha harus memahami dampak usaha taninya terhadap pelestarian lingkungan mencakup aspek kesuburan tanah,
NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T
keseimbangan mikroba tanah,
kualitas air,
sifat fisik tanah, bebas erosi dan lainnya
F.2 Apakah
pemberian bahan
kimia untuk
penyiapan lahan dan media tanam tidak mencemari lingkungan? SA Penambahan bahan kimia dalam penyiapan lahan dilakukan dengan cara yang menghindarkan terjadinya pencemaran lingkungan. Bahan kimia yang ditambahkan harus diketahui jenis dan asal
usulnya serta cara aplikasinya G. Pengolahan Limbah Apakah tersedia tempat atau fasilitas pembuangan dan/ atau pengolah limbah? W Tersedia tempat pembuang/ pengolah limbah yang letaknya jauh dari lokasi produksi untuk mencegah terjadinya resiko cemaran pada produk III. Tenaga Kerja
A. Kompetensi Tenaga Kerja
A.1 Apakah tenaga
kerja yang bekerja di usaha budidaya mempunyai keahliaan, keterampilan dan kompetensi? SA Tenaga kerja sebaiknya memiliki keahlian, keterampilan dan kompetensi di bidang budidaya dan keselamatan
NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T
kerja
A.2 Apakah tenaga
kerja telah mendapatkan pelatihan sesuai bidang dan tanggungjawabny a? SA Tenaga kerja telah mendapatkan pelatihan/maga ng/konsultasi dan mampu menunjukkan keterampilanny a sesuai dengan tugas dan tanggungjawab nya.
A.3 Apakah tenaga
kerja memenuhi peraturan ketenagakerjaan? SA Tenaga kerja memenuhi Peraturan Perundangan Ketenagakerjaa n dari aspek batasan umur, jam kerja, keselamatan kerja dan upah kerja B. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja B.1 Apakah pekerja yang menangani peralatan yang berbahaya telah mengikuti pelatihan K3? SA Pekerja yang menangani peralatan/baha n berbahaya harus mengikuti pelatihan K3 (keamanan dan keselamatan kerja) B.2 Apakah tersedia prosedur penanganan kecelakaan kerja? SA Prosedur penanganan kecelakaan kerja agar dipajang di tempat kerja B.3 . Apakah tersedia fasilitas sanitasi dan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)? SA Tersedia fasilitas sanitasi dan P3K di lokasi tempat produksi/ kebun
NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T B.4 Apakah pekerja mengetahui peraturan tentang keselamatan kerja dan tatacara pencegahan? SA Pekerja harus mengetahui ketentuan peraturan tentang keselamatan kerja, persyaratan dan tatacara pencegahan keracunan pestisida B.5 Apakah pekerja yang menangani pestisida mendapatkan pengecekan kesehatan secara berkala? SA Pekerja yang menangani pestisida dilakukan pengecekan kesehatan secara berkala dan rutin B.6 Apakah pekerja menggunakan peralatan dan perlengkapan perlindungan sesuai anjuran? W Pekerja harus menggunakan peralatan dan perlengkapan pelindung kerja sesuai dengan anjuran baku B.7 Apakah tersedia tempat untuk menyimpan baju/ perlengkapan pelindung kerja? A Baju perlengkapan pelindung kerja ditempatkan pada tempat khusus (lemari) terpisah dengan barang lainnya II. DASAR-DASAR BUDIDAYA
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket
Y T Y T Y T
I. LAHAN
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T A.1 Apakah dilakukan tindakan untuk mepertahankan kesuburan tanah? SA Kesuburan tanah
yang rendah diatasi melalui pemupukan, menggunakan pupuk organik misalnya pupuk kandang/kompos atau pupuk anorganik A.2 Apakah Penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah? SA Penyiapan lahan/media tanam dilakukan
dengan cara yang
dapat mem
perbaiki atau
memelihara
struktur tanah dan menghindari terjadinya pemadatan tanah B. Media Tanam B.1 Apakah media tanam diketahui sumbernya?
A Media tanam yang
digunakan diketahui asal usulnya; B.2 Apakah media tanam tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun (B3)?
W Media tanam yang
digunakan tidak
mengandung
cemaran bahan
berbahaya dan
beracun (B3)
seperti logam berat
atau bahan berbahaya lainnya. B.3 Apakah media tanam tidak mengandung OPT?
A Media tanam yang
digunakan tidak
mengandung OPT II. PENGGUNAAN
BENIH/VARIETAS A. Mutu benih
A.1 Apakah Benih
yang ditanam
merupakan varietas unggul komersial?
A Benih yang dipilih
untuk ditanam
adalah varietas
unggul yang telah
dilepas oleh
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket
Y T Y T Y T
A.2 Apakah benih
mempunyai surat
keterangan mutu?
A Benih atau bahan
tanaman yang digunakan mempunyai surat keterangan mutu, berasal dari penangkar/produs en yang terdaftar di instansi yang berwenang dibidang perbenihan
A.3 Apakah label
benih disimpan? A Label benih disimpan (minimal 2 tahun) untuk membuktikan bahwa tanaman yang dibudidayakan berasal dari benih
yang mempunyai surat keterangan mutu B. Perlakuan Benih Apakah bahan kimia untuk perlakuan benih sesuai anjuran? SA Penggunaan bahan kimia untuk perlakuan benih dilakukan sesuai anjuran III. Penanaman A. Teknik menanam Apakah penanaman sudah dilakukan sesuai dengan teknik budidaya anjuran? SA Kegiatan penanaman dilakukan sesuai dengan rekomendasi/anjur an sesuai SOP IV. Pemupukan A. Jenis Pupuk
A.1 Apakah pupuk
terdaftar atau
diijinkan oleh
pemerintah?
SA Pupuk yang
digunakan adalah jenis pupuk yang terdaftar, diijinkan atau
direkomendasikan oleh pihak yang
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket
Y T Y T Y T
kompeten/ berwenang
A.2 Apakah pupuk
organik telah
mengalami dekomposisi?
SA Pupuk organik
yang digunakan
berasal dari pupuk
yang telah matang/telah mengalami dekomposisi (tidak berbau, tidak panas) A.3 Apakah pemupukan sesuai anjuran? SA Pupuk yg digunakan sesuai dengan panduan pemupukan (SOP) mliputi jenis,dosis, cara aplikasi dan waktu pemupukan A.4 Apakah pemupukan tidak mencemari lingkungan? SA Penggunaan pupuk organik dan/atau anorganik tidak mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan
A.5 Apakah kotoran
manusia tidak digunakan sebagai pupuk? W Tidak ditemukan bukti/tanda-tanda penggunaan kotoran manusia dilapangan dan konfirmasi pelaku usaha/masyarakat sekitarnya B. Penyimpanan Pupuk B.1. Apakah pupuk anorganik disimpan pada tempat yang bersih, kering dan tidak lembab? A Pupuk anorganik disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembab.
Pupuk disimpan
ditempat yang
berventilasi baik,
tidak diletakkan
langsung di tanah, tidak terkena air hujan
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T anorganik disimpan pada tempat yang terlindung? disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari,
hujan, air dan api
B.3 Apakah pupuk disimpan di tempat aman dan terpisah dari produk pertanian? W Pupuk disimpan di
tempat yang aman
dari jangkauan anak-anak dan terpisah dengan produk pertanian B.4 Apakah pupuk anorganik disimpan dengan cara
yang benar dan mengurangi resiko pencemaran air? SA Pupuk anorganik yang berbentuk
cair, granular dan
bubuk disimpan
pada tempat yang
benar yang
meminimalkan resiko pencemaran lahan produksi dan sumber air.
Pupuk cair
disimpan dalam
wadah yang ditutup rapat dan diberi alas yang dapat menampung tumpahan B.5 Apakah pupuk organik disimpan dengan cara
yang benar dan mengurangi resiko pencemaran lingkungan? SA Tempat mencampur, mengkomposkan dan menyimpan pupuk organik
pada tempat yang
selalu dipelihara
dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan C. Kompetensi C.1 Apakah petani/pekerja dapat menunjukkan pengetahuan dan keterampilan pemupukan? A Petani/pekerja yang melakukan pemupukan memiliki sertifikat/dapat menjelaskan atau mendemonstrasika n cara pemupukan
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T yang benar C.2 Apakah pemupukan sudah dilakukan sesuai rekomendasi? SA Aplikasi pemupukan (dosis/konsentrasi, jenis, frekwensi, waktu, cara) berdasarkan rekomendasi para ahli; literatur, produsen V. PERLINDUNGAN TANAMAN A. Prinsip Perlindungan Tanaman A.1 Apakah pengendalian OPT sesuai prinsip PHT? SA Pengendalian OPT dilakukan sesuai dengan prinsip PHT. Pengendalian OPT dilakukan melalui berbagai
cara seperti kultur
teknis, fisik, mekanik dan biologi; adanya bukti catatan dilakukan pengamatan tingkat serangan, jenis OPT dan musuh alami. Penggunaan pestisida sintetik merupakan alternatif terakhir dengan pertimbangan nilai ekonomis A.2 Apakah penggunaan pestisida sesuai dengan anjuran rekomendasi dan aturan pakai? SA Penggunaan pestisida sesuai dengan instruksi
yang tertera pada
label atau mendapat bimbingan dari penyuluh/petugas lapang B. Kompetensi
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T Apakah petani/ pekerja dapat menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasika n pestisida? W Petani/pekerja yang melakukan aplikasi pestisida memiliki pengetahuan dan keterampilan atau surat keterangan/sertifik at yang dapat menjelaskan atau mendemonstrasika n cara penggunaan pestisida yang baik dan benar C. Pestisida C.1 Apakah pestisida yang digunakan terdaftar dan diijinkan? SA Pestisida yang digunakan terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian, bila untuk tujuan ekspor disesuaikan dengan peraturan negara tujuan C.2 Apakah pestisida yang digunakan belum kadaluarsa? SA Pestisida yang digunakan belum kadaluarsa (tanggal penggunaannya masih berlaku) D. Penyimpanan Pestisida D.1 Apakah pestisida disimpan di lokasi yang layak? SA Pestisida disimpan ditempat yang kokoh D.2 Apakah pestisida disimpan di ruang yang berventilasi baik? SA Pestisida disimpan pada tempat dengan sirkulasi
udara yang baik untuk menghindari terjadinya akumulasi gas berbahaya D.3 Apakah pestisida disimpan di W Pestisida disimpan di tempat yang aman dari
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T tempat aman dan terpisah dari produk? jangkauan
anak-anak serta terkunci dan terpisah dari
produk pertanian
agar tidak terjadi kontaminasi D.4 Apakah pestisida disimpan di ruang yang memiliki pencahayaan yang baik? SA Pestisida disimpan pada tempat dengan pencahayaan yang baik untuk memastikan agar
label dapat dibaca dengan jelas D.5 Apakah pestisida disimpan dalam kemasan aslinya? SA Pestisida disimpan dalam kemasan aslinya dengan
label yang jelas dan
sesuai dengan
petunjuk yang ada.
Jika terjadi
kerusakan pada
kemasan, maka
pestisida harus
dipindahkan ke
kemasan lain, dan kemasan yang baru
tersebut harus
diberi label yang jelas sesuai dengan merknya, dosis dan waktu kadaluarsa D.6 Apakah pestisida cair diletakkan terpisah dari pestisida bubuk? SA Pestisida berbentuk cair diletakkan terpisah dari pestisida berbentuk bubuk. Pestisisida cair diletakkan
paling bawah dan diberi alas yang dapat menampung tumpahan D.7 Apakah tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan? SA Tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan dengan cara bagian
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket
Y T Y T Y T
dasar/lantai diberi alas yang kedap air.
Tempat
penyimpanan
pestisida dilengkapi dengan alas yang dapat menampung cairan yang lebih besar dari kemasan
terbesar yang disimpan untuk menjamin tidak terjadinya kontaminasi di luar tempat penyimpanan. Alas terbuat dari beton, metal atau plastik yg kedap D.8 Apakah terdapat pedoman/tata cara penanggulang an kecelakaan akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang mudah dilihat? SA Terdapat pedoman/tatacara penanggulangan kecelakaan akibat keracunan pestisida yang
terletak pada lokasi yang mudah dibaca dan dilihat (seperti
stiker, tulisan dipapan, poster, dll) D.9 Apakah terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat? SA Pada tempat penyimpanan pestisida terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat seperti ember, selang, sumber air, P3K D.10 Apakah tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan pada tempat SA Pestisida merupakan materi yang memiliki potensi yang menimbulkan bahaya, oleh karena itu diperlukan
tanda-No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T strategis? tanda peringatan/tanda diletakkan pada tempat strategis
dan jelas (dilarang merokok, dilarang makan minum, dll) E. Penanganan Wadah
Pestisida
E.1 Apakah wadah
bekas pestisida ditangani agar tidak mencemari lingkungan? SA Wadah bekas pestisida dibuang ke tempat pembuangan yang tidak membahayakan manusia dan mencemari lingkungan, antara lain merusak, membuang dan mengubur wadah bekas pestisida
yang aman untuk manusia maupun lingkungan
E.2 Apakah wadah
bekas pestisida tidak digunakan untuk keperluan lain? SA Wadah bekas pestisida dirusak dengan cara disobek untuk bahan kertas/plastik atau dilubangi untuk
bahan dari kaleng agar wadah bekas pestisida tersebut tidak digunakan untuk keperluan lain E.3 Apakah kelebihan pestisida dalam tabung penyemprotan digunakan untuk pengendalian ditempat lain? SA Pemakaian pestisida harus direncanakan dengan baik
sehingga tidak ada kelebihan pestisida.
Apabila ada
kelebihan pestisida
digunakan untuk
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket
Y T Y T Y T
tanaman ditempat lain sampai habis F. Peralatan F.1 Apakah peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu berfungsi dengan baik SA Peralatan aplikasi pestisida dirawat
secara teratur, agar
selalu berfungsi dengan baik, dicatat tanggal perawatan termasuk perbaikan-perbaikan penggantian pelumas, suku cadang dan dilakukan pemeriksaan terhadap cara kerjanya minimal sekali dalam setahun serta dilakukan oleh orang yang berkompeten F.2 Apakah peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala untuk menjaga keakurasiannya SA Peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala oleh petugas yang kompeten untuk menjaga keakurasiannya F.3 Apakah tersedia peralatan yang memadai untuk menakar dan mencampur pestisda SA Tersedia fasilitas untuk menakar dan mencampur pestisida berupa
gelas ukur, ember,
alat pengaduk
untuk mencampur
pestisida yang
selalu dalam
keadaan baik dan bersih F.4 Apakah tersedia panduan penggunaan peralatan dan A Tersedia panduan
yang jelas tentang penggunaan
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T aplikasi pestisida aplikasi pestisida. Untuk menjamin proses pencampuran pestisida, menggunakan prosedur yang benar sesuai
instruksi pada label VI. PENGAIRAN 1 Apakah ketersediaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman? SA Setiap budidaya tanaman didukung dengan ketersediaan air sesuai kebutuhan dan peruntukkannya (waktu pemberian air, fase pertumbuhan tanaman, musim/iklim) dan diberikan secara
efektif dan efisien dengan
mempertimbangka
n pengaruhnya
terhadap lingkungan
2 Apakah air yang
digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)? SA Tidak menggunakan air limbah bahan berbahaya beracun (B3). Penggunaan air limbah bahan berbahaya beracun (B3) untuk irigasi sangat berbahaya karena dapat memberikan dampak yang negatif untuk pertumbuhan tanaman serta keamanan produk yang dihasilkan
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T terdapat fasilitas pengelolaan air limbah? pengelolaan air
limbah yang dapat mengolah limbah.
Air yang sudah
diolah tersebut
harus sesuai
dengan baku mutu untuk irigasi 4 Apakah penggunaan air pengairan tidak bertentangan dengan kepentingan umum? SA Penggunaan air
untuk irigasi tidak menimbulkan permasalahan dengan masyarakat disekitarnya (keperluan rumah tangga) terutama pada musim kemarau. Penggunaan air
untuk irigasi sesuai dengan peraturan yang berlaku dimasyarakat setempat VII.PENGAWASAN, PENCATATAN DAN PENELUSURAN BALIK A. Pengawasan Apakah tersedia dokumen hasil pengawasan internal terhadap GAP Tanaman Florikultura? SA Hasil pengawasan internal didokumentasikan, dicatat dan disimpan dengan baik untuk menunjukkan bukti bahwa aktivitas produksi telah sesuai dengan ketentuan B. Pencatatan Apakah tersedia catatan setiap tahap kegiatan, misal: pemilihan bibit, penanaman, SA Tersedia catatan tentang tahap
kegiatan mulai dari jenis/varietas,
mutu benih,
No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T pemupukan, pemberian air, perlindungan tanaman (penggunaan pestisida), panen, pasca panen, dll?
jenis, dosis pupuk,
waktu dan
frekwensi
pemupukan, bahan aktif pestisida, cara
aplikasi, dosis,
waktu pengairan,
III. TANAMAN HIAS DAN BUNGA
No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket
1. Benih/varietas
A. Pemilihan benih A.1 Apakah pelaku
usaha memahami
kualitas dan
spesifikasi benih?
W Benih harus jelas
nama varietasnya,
daya tumbuh,
tempat asal dan
nama perusahaan
dan penangkar yang menyediakan A.2 Apakah pemilihan benih sesuai dengan preferensi pasar?
A Jenis yang ditanam
harus varietas
unggul dan sesuai
dengan preferensi
pasar 2. Pengelolaan lahan dan
media tanam A. Sterilisasi media Apakah dilakukan sterilisasi media tanam? A Sterilisasi media dilakukan untuk mengeliminasi OPT
dengan syarat tidak menyebabkan pencemaran lingkungan B. Fumigasi tanah B.1 Apakah ada rekomendasi tanah difumigasi A Ada bukti/catatan yang merekomendasikan tanah di fumigasi meliputi: waktu,
bahan aktif, metode
aplikasi dan
operator.
B.2 Apakah ada
interval dengan waktu tanam?
A Interval fumigasi dan
waktu tanam harus dicatat
No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket 3. Penggunaan Pupuk A. Kebutuhan nutrisi A.1 Apakah tanaman dan tanah diberikan pupuk untuk meminimilkan kekurangan nutrisi? A Tersedia hasil
analisa tanah yang
dibuat sebelum
merencanakan
tanam dan program pemupukan (waktu,
frekwensi, jumlah)
untuk
meminimalkan kekurangan nutrisi A.2 Apakah aplikasi
pemupukan berdasarkan perhitungan kebutuhan tanaman akan nutrisi? A Perhitungan dibuat berdasar kan kebutuhan setiap tanaman mulai
tanam hingga panen secara kontinue 4. Panen
A. Kebersihan
A.1 Apakah pekerja mendapatkan fasilitas toilet dan pencuci tangan setelah bekerja? SA Di kebun tersedia
fasilitas toilet dan
tempat mencuci
tangan yang bersih A.2 Apakah wadah
panen yang
akan digunakan dalam keadaan baik, bersih dan tidak
terkontaminasi
SA Wadah panen yang
akan digunakan dalam keadaan baik,bersih&bebas dari kontaminan (pestisida, kotoran&cemaran lainnya). Wadah
panen berasal dari bahan yang tidak dapat
mengkontaminasi produk
5. Perlakuan Pasca Panen A. Kualitas air untuk
pasca panen Apakah pencucian hasil panen menggunakan air bersih? SA Pencucian menggunakan air bersih (tidak berwarna, tidak berbau, tidak terkontaminasi).
No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket Pembersihan
dilakukan dengan
hati-hati agar tidak
rusak dengan
menggunakan air
bersih yang mengalir atau tidak mengalir yang diganti secara berkala B. Penggunaan bahan kimia B.1 Apakah bahan kimia yang digunakan dalam proses pasca panen terdaftar dan diijinkan? SA Penggunaan bahan
kimia, pulsing dan holding harus tidak
berbahaya bagi kesehatan pekerja dan konsumen B.2 Apakah perlakuan pasca panen merupakan alternatif untuk menjaga kualitas produk? A Penggunaan bahan kimia untuk perlakuan pasca panen hanya
dilakukan jika tidak ada alternatif lain
B.3 Apakah ada
petunjuk penggunaan?
SA Tersedia dokumen
yang jelas dan
memadai tentang penggunaan perlakuan pasca panen, seperti: catatan perlakuan perlindungan pasca panen produk, pengemasan, tanggal pengiriman dan perlakuan produk yang ditunjukkan dengan label instruksi produk, pengemasan, tanggal C. Pengemasan C.1 Apakah pengemasan atau pengepakan yang dilakukan bisa melindungi A Pengemasan atau pengepakan dapat melindungi produk dari kerusakan karena proses penanganan dan
No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket produk dari kerusakan dan kontaminan? distribusi. Bahan kemasan disesuaikan dengan sifat produk agar tidak mengakibatkan kerusakan atau pencemaran oleh bahan kemasan C.2 Apakah tempat pengemasan bersih, bebas
dari hama dan kontaminasi?
SA Lokasi/area
pengemasan produk berada pada tempat yang bersih, bebas
kontaminasi dan
terlindung dari
panas dan hujan
serta hama pengganggu lainnya C.3 Apakah kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk?
W Kemasan diberi label
yang menjelaskan identitas produk (meliputi jenis komoditas, varietas, asal kebun/petani/produ sen, tanggal panen, tanggal pengepakan, kelas mutu) D. Penyimpanan Apakah ruang penyimpanan mampu melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan?
SA Produk segar yang
dikemas, disimpan
pada ruangan yang
sesuai dengan
karakteristik produk sebelum
didistribusikan. Ruang penyimpanan produk bebas dari hewan dan serangga. Sirkulasi udara pada ruang penyimpanan
harus baik yang
suhu dan
kelembaban nya
disesuaikan dengan kondisi penyimpanan
yang baik bagi
komoditas yang
disimpan.
Ruang penyimpanan
No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket secara periodik (sebelum dan sesudah produk dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan) E. Kompetensi Apakah pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasika n bahan kimia? SA Pekerja/pelaku usaha yang mengaplikasikan bahan kimia untuk
proses pascapanen
telah terampil dan
terlatih; memiliki
sertifikat atau dapat menjelaskan/ mendemonstrasikan cara mengaplikasikan yang benar F. Tempat Pengemasan Apakah tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida?
SA Produk yang telah
dikemas disimpan
pada tempat yang terpisah dari tempat pupuk dan pestisida agar produk tidak tercemar dan aman bagi konsumen
IV. SARANA, PERALATAN DAN MESIN PERTANIAN
1 Apakah penggunaan alsintan untuk pengolahan lahan sesuai rekomendasi? A Penggunaan alsintan dilakukan secara
tepat. Terdapat bukti penggunaan alsintan
tidak berdampak
terhadap pemadatan tanah, erosi tanah,
pelongsoran tanah atau kerusakan tanah 2 Apakah sarana, peralatan dan mesin pertanian dirawat secara teratur?
A Peralatan dan mesin
pertanian perlu
dijaga dan dirawat secara teratur agar
dapat berfungsi
No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket
dapat digunakan
kembali; yang bisa ditunjukkan dengan dokumen pencatatan perawatan berkala 3 Apakah peralatan dan mesin yang terkait dengan pengukuran dikalibrasi secara berkala?
SA Untuk peralatan dan
mesin yang sensitif
perlu dilakukan
kalibrasi secara
berkala, oleh pihak yang berkompeten V. PENGADUAN 1 Apakah tersedia catatan tentang keluhan/ketida kpuasan konsumen? SA Tersedia catatan tentang keluhan/ketidakpua san konsumen terhadap produk yang dihasilkan 2 Apakah tersedia catatan mengenai langkah koreksi dari keluhan konsumen? SA Adanya respon
sebagai tindak lanjut
dari keluhan/ ketidakpuasan konsumen dan masyarakat terkait dengan langkah koreksi 3 Apakah terdapat dokumen tindaklanjut dari pengaduan? SA Terdapat dokumen tindaklanjut dari pengaduan VI. PENCATATAN 1 Apakah tersedia sistem pencatatan yang mudah ditelusuri? SA Sistem pencatatan dan pendokumentasian yang dapat ditelusuri
ke belakang dari
semua aktifitas
mulai dari konsumen ke proses produksi dan selalu diperbaharui 2 Apakah seluruh catatan dan dokumentasi SA Catatan dan dokumentasi selalu diperbaharui untuk
No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket selalu
diperbaharui? mengetahui aktifitas yang sudah semua
dilakukan VII. EVALUASI INTERNAL
1 Apakah tersedia bukti bahwa evaluasi internal dilakukan secara periodik?
A Tersedia bukti bahwa
evaluasi internal
dilakukan dengan
interval waktu dan berkelanjutan 2 Apakah tersedia catatan tindakan perbaikan sesuai hasil evaluasi? A Tindakan perbaikan/koreksi dilaksanakan sesuai hasil evaluasi dan didokumentasi kan