• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK (GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK (GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 48/Permentan/OT.140/5/2013 TENTANG

PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

(GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)

PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

(GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman florikultura merupakan salah satu komoditas

hortikultura yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki

prospek yang sangat cerah sebagai komoditas unggulan ekspor

maupun untuk pemasaran di dalam negeri. Pada era perdagangan

global, tidak lagi mengandalkan hambatan tarif tetapi lebih

menekankan pada hambatan teknis berupa persyaratan mutu,

sanitary dan phytosanitary. Kondisi ini menuntut produsen untuk

meningkatkan daya saing produknya termasuk tanaman florikultura.

Menghadapi tuntutan persyaratan tersebut, dan dalam rangka

menghasilkan produk florikultura bermutu yang diproduksi secara

ramah lingkungan serta menindaklanjuti amanat Pasal 65 dan Pasal

68 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura dan

Pasal 4 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang

Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, maka perlu disusun pedoman

budidaya florikultura yang baik, mencakup penerapan teknologi

yang ramah lingkungan, pencegahan penularan OPT, penjagaan

kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan petani, serta prinsip

penelusuran balik (traceability).

Pedoman Budidaya Tanaman Florikultura Yang Baik selanjutnya

dijabarkan ke dalam petunjuk teknis atau Standard Operational

Procedure (SOP) spesifik komoditas, agar dapat dilakukan registrasi

lahan usaha sebagai bukti bahwa pelaku usaha telah menerapkan

GAP.

B. Maksud

Maksud diterbitkannya Pedoman Budidaya Florikultura Yang

Baik (Good Agriculture Practices for Floriculture) ini sebagai panduan

(2)

dalam melaksanakan kegiatan budidaya tanaman florikultura secara

baik.

C. Tujuan

Tujuan dari penerapan Pedoman Budidaya Florikultura Yang Baik

untuk:

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman;

2. Meningkatkan mutu produk dan efisiensi produksi tanaman

florikultura;

3. Menjamin pelestarian, kesuburan lahan, penggunaan sumber

daya dan sistem produksi yang berkelanjutan/ramah lingkungan;

4. Menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja;

5. Menjamin keamanan konsumen;

6. Meningkatkan daya saing dan peluang penerimaan oleh pasar

internasional maupun domestik;

7. Meningkatkan kesejahteraan petani.

D. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik meliputi:

1. Kriteria.

2. Registrasi dan Sertifikasi.

3. Dasar-dasar Usaha Tani

a. Lahan;

b. Kelestarian Lingkungan;

c. Tenaga Kerja.

4. Dasar-dasar Budidaya

a. Lahan;

b. Penggunaan Benih/Varietas;

c. Penanaman;

d. Pemupukan;

e. Perlindungan Tanaman;

f. Pengairan;

g. Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik.

5. Tanaman Hias dan Bunga.

6. Alat dan Mesin Pertanian.

7. Pengaduan.

(3)

8. Pencatatan.

9. Evaluasi Internal.

E. Pengertian

Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:

1. Tanaman Florikultura adalah suatu kelompok jenis tanaman

hortikultura

yang

bagian

atau

keseluruhannya

dapat

dimanfaatkan untuk menciptakan keindahan, keasrian dan

kenyamanan di dalam ruang tertutup dan/atau terbuka.

2. Budidaya Tanaman Florikultura adalah semua kegiatan proses

produksi yang meliputi kegiatan pratanam, penanaman,

pemeliharaan tanaman, pemanenan dan pascapanen florikultura.

3. Benih Tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman

atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau

mengembangbiakkan tanaman.

4. Varietas adalah bagian dari suatu jenis tanaman yang ditandai

oleh bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji, dan

sifat-sifat lain yang dapat dibedakan dalam jenis yang sama.

5. Varietas Unggul adalah varietas yang telah dilepas oleh

pemerintah baik berupa varietas baru maupun varietas lokal yang

mempunyai kelebihan dalam potensi hasil dan/atau sifat-sifat

lainnya.

6. Perlindungan Tanaman adalah segala upaya untuk mencegah

kerugian pada budidaya tanaman florikultura yang diakibatkan

oleh organisme pengganggu tumbuhan.

7. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah upaya pengendalian

populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan

dengan menggunakan teknik pengendalian yang dikembangkan

dalam suatu kesatuan untuk mencegah timbulnya kerugian

secara ekonomis dan kerusakan lingkungan hidup.

8. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua

organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau

menyebabkan kematian tumbuhan.

9. Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur tumbuh

dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau

virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.

10. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam

penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung

atau tidak langsung.

(4)

11. Konservasi Lahan adalah semua kegiatan untuk mencegah

penurunan daya dukung lahan, menghindari erosi dan

terbawanya unsur hara sehingga akan menurunkan kualitas

tanah dan tingkat kesuburannya.

12. Standard Operational Procedure (SOP) budidaya adalah cara

berbudidaya yang baik spesifik komoditas yang mengacu kepada

GAP.

13. Produk Aman Bagi Konsumen adalah produk yang tidak

mengandung residu pestisida berbahaya dan tidak mengandung

cemaran biologis, kimiawi maupun fisik.

14. Produk Bermutu adalah produk yang memenuhi kriteria

dan/atau standar mutu sesuai dengan persyaratan kebutuhan

konsumen.

15. Panen adalah serangkaian kegiatan pengambilan hasil budidaya

tanaman dengan cara dipetik, dipotong, ditebang dan/atau

dicabut.

16. Pascapanen adalah kegiatan setelah panen yang meliputi

pembersihan, pencucian, penyortiran, pengkelasan (grading),

pengolahan primer (pengeringan, pewarnaan), pengemasan,

pelabelan dan penyimpanan.

17. Usaha Budidaya Ramah Lingkungan adalah usaha budidaya yang

dilakukan dengan prinsip tidak merusak dan mencemari

lingkungan terkait dengan aspek pemanfaatan sumberdaya alam,

pembuangan limbah dan keamanan lingkungan.

18. Perwilayahan Komoditas adalah penentuan wilayah yang

diperuntukkan bagi pengembangan suatu komoditas karena

dinilai sesuai dengan pertimbangan agroekologi, sosio ekonomi

dan pemasaran serta persediaan prasarana, sarana dan

teknologinya.

19. Kebun/Lahan Usaha adalah tempat diusahakannya budidaya

tanaman florikultura yang ada batas-batasnya.

20. Registrasi Lahan Usaha adalah proses penomoran atau

pengkodean lahan usaha yang telah memenuhi persyaratan

penerapan GAP Florikultura.

21. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada pelaku

usaha, produk, proses dan usaha florikultura.

22. Dinas adalah dinas yang menyelenggarakan tugas pokok dan

fungsi di bidang pengembangan hortikultura.

23. Catatan Lahan Usaha adalah dokumen yang berupa tulisan

dan/atau gambar yang memberikan bukti obyektif dari

(5)

serangkaian kegiatan usaha pertanian yang dilakukan atau hasil

yang dicapai.

24. Pelaku Usaha adalah petani, kelompok tani, gabungan kelompok

tani, asosiasi, atau badan usaha yang bergerak di bidang

budidaya florikultura.

25. Pemohon adalah pelaku usaha tanaman florikultura yang telah

menerapkan GAP tanaman florikultura pada pengelolaan lahan

usahanya dan mengajukan permohonan untuk diregistrasi

sebagai lahan usaha GAP tanaman florikultura baik yang baru

maupun perpanjangan.

26. Pembina adalah petugas/pegawai pemerintah atau lainnya yang

memiliki kompetensi untuk melakukan verifikasi, pembinaan dan

pendampingan lahan usaha yang menerapkan GAP tanaman

florikultura.

27. Penilai adalah petugas/pegawai pemerintah atau lainnya yang

memiliki kompetensi dalam melakukan penilaian terhadap lahan

usaha yang telah menerapkan GAP tanaman florikultura.

II. KRITERIA

Kriteria yang digunakan dalam Pedoman Budidaya Florikultura yang

Baik ada tiga kelompok, yaitu:

1. Dianjurkan/A (*) yaitu dianjurkan untuk dilaksanakan;

2. Sangat dianjurkan/SA (**) yaitu sangat dianjurkan untuk

dilaksanakan; atau

3. Wajib/W (***) yaitu harus dilaksanakan.

III. REGISTRASI DAN SERTIFIKASI

1. Lahan Usaha yang dinilai dan memenuhi persyaratan GAP diberi

nomor registrasi.

2. Registrasi dilakukan oleh Dinas Provinsi yang membidangi tanaman

hortikultura.

3. Lahan usaha yang telah diregistrasi siap untuk disertifikasi.

4. Sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi terakreditasi atau yang

ditunjuk.

IV. DASAR-DASAR USAHA TANI

A. Lahan

1. Pemilihan Lokasi

a. lokasi lahan usaha berada di daerah sentra produksi sesuai

dengan RUTR/RDTRD komoditas. (A)

(6)

b. lokasi lahan usaha sesuai dengan peta pewilayahan

komoditas yang akan diusahakan. (A)

c. ada catatan riwayat penggunaan lahan. (SA)

2. Peta Lokasi

Tersedia peta/denah/lokasi lahan. (A)

3. Kesuburan Lahan

Tingkat kesuburan lahan cukup baik. (A)

4. Penyiapan Lahan

a. lahan bebas dari pencemaran limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun. (W)

b. kemiringan lahan kurang dari 30% atau bila sampai 40%

harus diikuti dengan melakukan tindakan konservasi. (W)

c. penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang

dapat menghindarkan terjadinya erosi. (SA)

B. Kelestarian Lingkungan

1. Analisis Dampak Lingkungan

Sebelum pembukaan lahan dilakukan analisis dampak

lingkungan. (A).

2. Isu Lingkungan

a.

pelaku usaha memahami dampak usaha taninya terhadap

pelestarian lingkungan. (SA)

b.

penambahan bahan kimia dalam penyiapan lahan dan media

tanam tidak mencemari lingkungan. (SA)

3. Pengolahan Limbah

Tersedia tempat atau fasilitas pembuangan dan/atau pengolah

limbah yang letaknya terpisah dari lokasi produksi untuk

mencegah terjadinya resiko cemaran pada produk dan

lingkungan. (W)

C. Tenaga Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Pekerja

1. Tenaga Kerja

a. tenaga kerja yang bekerja di usaha budidaya memiliki

keahlian, keterampilan dan kompetensi di bidang budidaya

dan keselamatan kerja. (SA)

b. tenaga kerja telah mendapat pelatihan sesuai bidang dan

tanggung jawabnya. (SA)

(7)

2. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja

a. pekerja yang menangani peralatan/bahan berbahaya harus

mengikuti pelatihan Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3).

(SA)

b. prosedur penanganan kecelakaan kerja dipajang di tempat

kerja. (SA)

c. tersedia fasilitas sanitasi dan P3K di lokasi tempat

produksi/kebun. (SA)

d. pekerja mengetahui peraturan tentang keselamatan kerja,

dan tata cara pencegahan. (SA)

e. pekerja yang menangani pestisida menjalani pengecekan

kesehatan secara berkala. (SA)

f. pekerja harus menggunakan peralatan dan perlengkapan

atau pelindung keselamatan kerja sesuai dengan anjuran. (W)

g. tersedia tempat untuk menyimpan baju/perlengkapan

pelindung kerja. (A)

V. DASAR-DASAR BUDIDAYA

A. Lahan

1. Penyiapan Lahan

a.

dilakukan tindakan untuk mempertahankan kesuburan

tanah. (SA)

b.

penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang

dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah dan

menghindari terjadinya pemadatan tanah. (SA)

2. Media Tanam

a. media tanam diketahui sumbernya. (A)

b. media tanam tidak mengandung cemaran Bahan Berbahaya

dan Beracun (B3). (W)

c. media tanam yang digunakan tidak mengandung OPT. (A)

B. Penggunaan Benih dan Varietas Tanaman

1. Mutu Benih

a. benih yang ditanam merupakan varietas unggul komersial.

(A)

b. benih memiliki surat keterangan mutu. (A)

c. label benih disimpan. (A)

(8)

2. Perlakuan Benih

Penggunaan bahan kimia untuk perlakuan benih sesuai

anjuran. (SA)

C. Penanaman

Teknik menanam

Penanaman sudah dilakukan sesuai dengan teknik budidaya

anjuran. (SA)

D. Pemupukan

1. Jenis Pupuk

a. pupuk terdaftar atau diizinkan oleh pemerintah. (SA)

b. penggunaan

pupuk

organik

yang

telah

mengalami

dekomposisi dan layak digunakan. (SA)

c. pemupukan sesuai anjuran. (SA)

d. penggunaan

pupuk

tidak

mengakibatkan

terjadinya

pencemaran lingkungan. (SA)

e. kotoran manusia tidak digunakan sebagai pupuk. (W)

2. Penyimpanan Pupuk

a. pupuk disimpan pada tempat yang bersih, kering dan tidak

lembab. (A)

b. pupuk disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar

matahari, hujan, air dan api. (SA)

c. pupuk disimpan di tempat aman dan terpisah dengan produk

pertanian. (W)

d. pupuk yang berbentuk cair, granular dan bubuk disimpan

pada tempat yang benar yang meminimalkan resiko

pencemaran lahan produksi dan sumber air. (SA)

e. pupuk disimpan dengan cara yang benar dan mengurangi

resiko pencemaran lingkungan. (SA)

3. Kompetensi

a. pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan

keterampilan pemupukan. (A)

b. aplikasi cara pemupukan berdasarkan rekomendasi para

ahli, dosis/konsentrasi, jenis, frekuensi. (SA)

(9)

E. Perlindungan Tanaman

1. Prinsip Perlindungan Tanaman

a. pengendalian OPT sesuai prinsip PHT. (SA)

b. penggunaan pestisida sesuai dengan anjuran rekomendasi

dan aturan pakai. (SA)

2. Kompetensi

Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan

keterampilan mengaplikasikan pestisida. (W)

3. Pestisida

a. pestisida yang digunakan terdaftar dan diizinkan, bila untuk

tujuan ekspor disesuaikan dengan peraturan negara tujuan.

(SA)

b. pestisida yang digunakan belum kadaluwarsa. (SA)

4. Penyimpanan Pestisida

a. pestisida disimpan di lokasi yang layak/kokoh. (SA)

b. pestisida disimpan di ruang yang berventilasi baik. (SA)

c. pestisida disimpan di tempat aman dan terpisah dari produk

pertanian. (W)

d. pestisida disimpan di tempat dengan pencahayaan yang baik

untuk memastikan agar label dapat dibaca dengan jelas. (SA)

e. pestisida disimpan dalam kemasan asli. (SA)

f. pestisida cair diletakkan terpisah dari pestisida bubuk. (SA)

g. tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan.

(SA)

h. terdapat pedoman/tata cara penanggulangan kecelakaan

akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang

mudah dibaca/dilihat. (SA)

i. terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat. (SA)

j. tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan

pada tempat yang mudah dilihat dan strategis. (SA)

5. Penanganan Wadah Pestisida

a. wadah bekas pestisida ditangani dengan benar agar tidak

mencemari lingkungan. (SA)

b. wadah bekas pestisida dirusakkan agar tidak digunakan

untuk keperluan lain. (SA)

c. kelebihan pestisida dalam tabung penyemprotan digunakan

untuk pengendalian di tempat lain. (SA)

(10)

6. Peralatan

a. peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu

berfungsi dengan baik. (SA)

b. peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala untuk

menjaga keakurasiannya. (SA)

c. tersedia peralatan yang memadai untuk menakar dan

mencampur pestisida. (SA)

d. tersedia panduan penggunaan peralatan dan aplikasi

pestisida. (A)

F. Pengairan

1. Ketersediaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman. (SA)

2. Air yang digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). (SA)

3. Terdapat fasilitas pengelolaan air limbah. (A)

4. Penggunaan

air

pengairan

tidak

bertentangan

dengan

kepentingan umum. (SA)

G. Pengawasan, Pencatatan dan Penelusuran Balik

1. Pengawasan

Tersedia dokumen hasil pengawasan internal terhadap

penerapan GAP Florikultura. (SA)

2. Pencatatan

Tersedia

catatan

tentang

tahap

kegiatan

mulai

dari

jenis/varietas, mutu benih, tanggal kadaluwarsa, jenis, dosis

pupuk, waktu dan frekuensi pemupukan, bahan aktif pestisida,

cara aplikasi, dosis, waktu pengairan, frekuensi, penggunaan

bahan kimia, dosis, waktu aplikasi, alasan pengguna. (SA)

VI. TANAMAN HIAS DAN BUNGA

A. Benih/Varietas

Pemilihan Benih

a. pelaku usaha memahami kualitas dan spesifikasi benih. (W)

b. pemilihan benih sesuai dengan preferensi pasar. (A)

B. Pengelolaan Lahan dan Media Tanam

1. Sterilisasi media

Dilakukan sterilisasi media. (A)

2. Fumigasi tanah

a. tersedia rekomendasi tanah di fumigasi. (A)

(11)

C. Penggunaan Pupuk

Kebutuhan nutrisi

a. tanaman dan tanah diberi pupuk untuk meminimalkan

kekurangan nutrisi. (A)

b. aplikasi pemupukan berdasarkan perhitungan kebutuhan

tanaman. (A)

D. Panen

Kebersihan

a. tersedia fasilitas toilet dan tempat mencuci tangan yang bersih.

(SA)

b. wadah hasil panen yang akan digunakan dalam keadaan baik,

bersih dan tidak terkontaminasi. (SA)

E. Perlakuan Pascapanen

1. Kualitas Air

Pencucian hasil panen menggunakan air bersih (tidak berwarna,

tidak berbau, tidak terkontaminasi). (SA)

2. Penggunaan Bahan Kimia

a. bahan kimia yang digunakan dalam proses pascapanen

terdaftar dan diizinkan. (SA)

b. penggunaan bahan kimia untuk perlakuan pascapanen

hanya dilakukan jika tidak ada alternatif lain. (A)

c. tersedia dokumen yang jelas dan memadai tentang

penggunaan perlakuan pascapanen. (SA)

3. Pengemasan

a. pengemasan atau pengepakan yang dilakukan bisa

melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan. (A)

b. tempat pengemasan bersih, bebas dari hama dan

kontaminasi. (SA)

c. kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk. (W)

4. Penyimpanan

Ruang penyimpanan mampu melindungi produk dari kerusakan

dan kontaminan. (SA)

5. Kompetensi

Pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan

keterampilan mengaplikasikan bahan kimia. (SA)

6. Tempat Pengemasan

Tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan

pupuk dan pestisida. (SA)

(12)

VII. SARANA, PERALATAN DAN MESIN PERTANIAN

A. Penggunaan alsintan dilakukan secara tepat. (A)

B. Sarana, peralatan, dan mesin pertanian dirawat secara teratur. (A)

C. Peralatan dan mesin yang terkait dengan pengukuran dikalibrasi

secara berkala. (SA)

VIII. PENGADUAN

A. Tersedia catatan tentang keluhan/ketidakpuasan konsumen. (SA)

B. Tersedia catatan mengenai langkah koreksi dari keluhan

konsumen. (SA)

C. Terdapat dokumen tindak lanjut dari pengaduan. (SA)

IX. PENCATATAN

A. Tersedia sistem pencatatan yang mudah ditelusuri. (SA)

B. Catatan dan dokumentasi selalu diperbarui. (SA)

X. EVALUASI INTERNAL

A. Tersedia bukti bahwa evaluasi internal dilakukan secara periodik.

(SA)

B. Tersedia catatan tindakan perbaikan sesuai hasil evaluasi. (A)

XI. PENUTUP

Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik (Good Agriculture Practices

for Floriculture) bersifat umum, belum spesifik komoditi, dan bersifat

dinamis yang akan disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat.

Pedoman Budidaya Florikultura yang Baik (Good Agriculture Practices

for Floriculture) agar disosialisasikan kepada pemangku kepentingan

dan pelaku usaha untuk dapat menerapkan dan meregistrasi lahan

usaha dalam budidaya florikultura.

MENTERI PERTANIAN

REPUBLIK INDONESIA,

(13)

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 48/Permentan/OT.140/5/2013 TENTANG

PEDOMAN BUDIDAYA FLORIKULTURA YANG BAIK

(GOOD AGRICULTURE PRACTICES FOR FLORICULTURE)

TATACARA PENERAPAN REGISTRASI LAHAN USAHA DALAM

BUDIDAYA TANAMAN FLORIKULTURA YANG BAIK

A. PROSES DAN SYARAT PERMOHONAN

1. Proses permohonan sampai dengan penerbitan nomor

registrasi paling lama 6 (enam) bulan.

2. Permohonan registrasi lahan usaha dilakukan melalui

permohonan sesuai format-1a dan format-1b.

3. Formulir permohonan registrasi meliputi permohonan untuk

registrasi baru dan/atau registrasi perpanjangan.

4. Pemohon registrasi baru mengajukan permohonan kepada

Dinas provinsi melalui Dinas kabupaten/kota sesuai format-1a

dan format-1b.

5. Proses dan syarat perpanjangan sebagai berikut:

a. pemohon mengajukan permohonan perpanjangan registrasi

kepada Dinas provinsi melalui Dinas kabupaten/kota

sesuai format-2a dan format-2b;

b. prosedur perpanjangan nomor registrasi dilaksanakan

sama dengan proses registrasi awal, dengan mengajukan

permohonan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja

sebelum masa berlaku nomor registrasi berakhir;

c. pemohon yang masa berlaku nomor registrasinya telah

berakhir

tetapi

sudah

mengajukan

permohonan

perpanjangan tetap dapat melaksanakan kegiatannya

sampai terbit keputusan hasil penilaian yang tetap dan

untuk sementara waktu akan diterbitkan persetujuan oleh

Kepala Dinas provinsi.

6. Pemohon perlu mengajukan permohonan registrasi baru

apabila terjadi perubahan kepemilikan lahan, jenis komoditas

yang diusahakan dan/atau lokasi lahan usaha.

7. Pemohon registrasi harus memenuhi persyaratan:

a. telah memahami dan menerapkan GAP;

(14)

b. telah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip PHT;

c. telah memiliki, memahami dan menerapkan SOP;

d. telah melakukan pencatatan/pembukuan.

8. Bagi pemohon kelompok tani/gabungan kelompok perlu

menambahkan persyaratan dokumen:

a. pernyataan kesanggupan anggota untuk melaksanakan

kesepakatan pelaksanaan GAP sesuai keputusan kelompok;

dan

b. struktur organisasi kelompok tani/gabungan kelompok tani

yang menerapkan GAP untuk diregistrasi.

B. VERIFIKASI DAN PENILAIAN

1. Verifikasi

Verifikasi dilakukan untuk menilai dokumen administrasi

terhadap berkas/dokumen permohonan yang dilaksanakan

oleh petugas Pembina.

a. apabila ditemukan kekurangan/ketidaklengkapan,

maka

berkas/dokumen akan dikembalikan ke pemohon agar

diperbaiki/dilengkapi;

b. apabila

berkas/dokumen

telah

lengkap,

maka

berkas/dokumen akan disampaikan ke Kepala Dinas untuk

ditindaklanjuti.

2. Penilaian

Penilaian dilakukan oleh petugas penilai atas lahan usaha

untuk mengetahui tingkat kepatuhan dalam penerapan GAP

setelah mendapat persetujuan/perintah dari Kepala Dinas dan

dilakukan dengan menggunakan check list Penilaian Lahan

Usaha GAP sebagaimana format-3.

3. Hasil penilaian

a. Hasil penilaian lapangan dinyatakan dengan kategori:

1) Lulus

a) pemohon dinyatakan lulus, apabila memenuhi 100%

kategori kegiatan wajib (W), minimal 60% kegiatan

kategori Sangat Anjuran (SA) dan minimal 40%

kegiatan kategori Anjuran (A);

b) bagi pemohon baru dapat diterbitkan nomor

registrasi lahan usaha dan diberikan surat

keterangannya.

Sedangkan

bagi

pemohon

perpanjangan dapat memperoleh perpanjangan

nomor registrasi atau memakai nomor registrasinya

(15)

kembali yang diterakan dalam surat keterangan

yang baru.

2) Lulus dengan catatan perbaikan

a) hasil

ini

diberikan

apabila

ditemukan

ketidakpatuhan/penyimpangan kegiatan khususnya

pada kategori Sangat Dianjurkan (SA) dan Anjuran

(A) sehingga tidak memenuhi syarat minimal;

b) dalam waktu tidak terlalu lama (maksimal 3 (tiga)

bulan

sejak

diterima

keputusan

perbaikan)

diharapkan dapat segera diperbaiki;

c) untuk hasil ini, bagi pemohon hanya diberitahukan

nomor registrasi lahan usahanya saja. Sedang Surat

keterangan akan diberikan apabila pemohon telah

melakukan perbaikan sebagaimana yang dimaksud

dalam hasil penilaian;

d) bila dalam kurun waktu perbaikan pemohon tidak

juga melakukan perbaikan, maka nomor registrasi

yang telah diberikan dianggap batal dan ditetapkan

tidak lulus.

3) Tidak lulus

a) hasil

ini

diberikan

apabila

ditemukan

ketidakpatuhan/penyimpangan

penerapan

GAP

terutama pada kategori Wajib (W) sehingga tidak

memenuhi syarat minimal.

b) kepada pemohon disarankan:

i. melakukan perbaikan pada

aspek kegiatan

penerapan GAP yang tidak memenuhi persyaratan;

ii. mengajukan

permohonan

registrasi

kembali

setelah melakukan perbaikan.

b. Hasil penilaian selanjutnya disampaikan secara langsung

kepada Kepala Dinas pertanian provinsi untuk diproses lebih

lanjut. Alur registrasi lahan usaha tanaman florikultura

sebagaimana bagan pada format-5.

C. PEMBERIAN NOMOR REGISTRASI DAN SURAT KETERANGAN

1. Nomor registrasi dan surat keterangan diberikan kepada

lahan usaha yang dinyatakan “lulus” dan memenuhi kriteria

penilaian.

(16)

2. Nomor registrasi berlaku selama 2 (dua) tahun dan dapat

diperpanjang untuk 2 (dua) tahun berikutnya setelah didahului

dengan proses surveilan untuk pengesahannya.

3. Penerbitan nomor registrasi dan surat keterangan registrasi

lahan usaha dilakukan oleh Dinas Provinsi berdasarkan

Pedoman ini sesuai format-4.

4. Pola urutan nomor registrasi mengikuti format sebagai berikut:

GAP.01 – 01.01.1 – IV.001

Segmen1 Segmen 2 Segmen3

Keterangan :

• Segmen 1 : GAP Hortikultura.

• Segmen

2

:

Kode

lokasi

provinsi,

kode

lokasi

kabupaten/kota, nomor lahan usaha mengacu Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2008 sebagaimana

format-6).

• Segmen 3 : Kode kelompok Komoditas, urutan nomor

komoditas yang diregistrasi mengacu pada Keputusan

Menteri

Pertanian

Nomor

511/Kpts/PD.310/9/2006

sebagaimana format-7 , kode I untuk Buah Segar, kode II

untuk Sayur Segar, kode III untuk tanaman Obat atau

Tanaman Biofarmaka, dan kode IV untuk Tanaman Hias.

5. Nomor Registrasi dan surat keterangan Registrasi Lahan Usaha

disampaikan kepada pemohon dengan tembusan kepada Dinas

kabupaten/kota dan Kementerian Pertanian c.q Direktorat

Jenderal Hortikultura.

6. Nomor registrasi lahan usaha tidak bisa dipindahtangankan

atau diperjualbelikan.

D. SURVAILEN

1. Surat keterangan registrasi lahan usaha berlaku selama 2

(dua) tahun dan dapat diperpanjang selama 2 (dua) tahun

berikutnya setelah didahului dengan survailen baik secara

berkala maupun sewaktu-waktu untuk mengetahui komitmen

dan konsistensi penerapan GAP pada lahan usaha yang telah

mendapat nomor registrasi;

2. Survailen berkala dilakukan paling kurang 1 (satu) kali

dalam 1 (satu) tahun sejak surat keterangan registrasi

diterbitkan atau survailen terakhir dilakukan;

(17)

3. Survailan sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila ada

informasi dan/atau indikasi bahwa pemohon yang telah

memperoleh

surat

keterangan

registrasi

melakukan

ketidakpatuhan/penyimpangan atas pelaksanaan GAP.

E. PEMBEKUAN, PENCABUTAN DAN PEMBERLAKUAN KEMBALI

NOMOR REGISTRASI

Tindakan pembekuan atau pencabutan nomor registrasi lahan

usaha tanaman florikultura dilakukan apabila ditemukan adanya

ketidakpatuhan atau terjadi penyimpangan atas pelaksanaan

GAP.

1. Pembekuan nomor registrasi dilakukan apabila:

a. ditemukan adanya ketidakpatuhan/penyimpangan atas

kegiatan Wajib (W), Sangat dianjurkan (SA) dan Anjuran

(A) pada GAP tanaman florikultura sesuai syarat minimal

yang dipersyaratkan dan dalam jangka waktu paling lama

6

(enam)

bulan

tidak

dilakukan

perbaikan

atas

ketidakpatuhan/penyimpangan tersebut;

b. masa berlaku nomor registrasi telah habis dan pengajuan

masa perpanjangannya disampaikan kurang dari 30 (tiga

puluh) hari kerja sebelum masa berlakunya habis. Untuk

kondisi ini, maka pemohon harus mengajukan permohonan

awal kembali.

2. Pencabutan nomor registrasi dilakukan apabila:

a. nomor registrasi sudah 3 (tiga) kali dibekukan;

b. selama 1 (satu) tahun setelah registrasi, pemohon tidak

melakukan kegiatan sesuai komponen yang disyaratkan;

atau

c. atas permintaan pemohon.

3. Pemberlakukan kembali nomor registrasi

Pemberlakuan kembali diberikan kepada pemegang nomor

registrasi

setelah

yang

bersangkutan

terbukti

telah

melaksanakan perbaikan atas ketidakpatuhan/penyimpangan

yang menjadi penyebab dikenakannya tindakan pembekuan.

MENTERI PERTANIAN

REPUBLIK INDONESIA,

(18)

FORMULIR PERMOHONAN REGISTRASI AWAL

Nomor

: ... (nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun)

Lampiran

: 1 (satu) berkas

Perihal

: Permohonan Registrasi Lahan

Usaha Tanaman Florikultura

Yang Menerapkan GAP

Kepada Yth.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ………..

Di

...

Dengan hormat,

Bersama ini kami sampaikan permohonan agar kiranya lahan usaha tanaman

florikultura yang kami kelola dapat diregistrasi sebagai lahan usaha tanaman

florikultura GAP sesuai dengan aturan yang berlaku.

Adapun data dan informasi teknis mengenai lahan usaha yang akan

diregistrasi sebagaimana terlampir.

Selanjutnya kami mohon kesediaannya untuk dapat memproses lebih lanjut

permohonan ini.

Demikian, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Hormat kami

Pemohon,

(nama jelas,tandatangan)

Tembusan Yth:

Kepala Dinas Pertanian Provinsi...

(19)

G g . A n tri Jl . S ire p

DATA PERMOHONAN REGISTRASI AWAL

A. DATA PEMOHON

Jenis Pengajuan Registrasi

Perorangan

Kelompok

Nama

:

Alamat

:

Telepon/HP

:

Alamat e-mail

:

Alamat/Lokasi Lahan Usaha

:

Luas Lahan Usaha

:

Komoditas yang akan diregistrasi :

B. INFORMASI AWAL LAHAN USAHA

Pertanyaan

Ya

Tidak

1. Apakah sudah melakukan pencatatan kegiatan ?

2. Apakah sudah memahami dan menerapkan SOP ?

3. Apakah sudah memahami dan menerapkan

prinsip-prinsip PHT?

4. Apakah sudah memahami dan menerapkan GAP?

Gambar Denah Pencapaian Lokasi Lahan Usaha (contoh)

Jl. Pramuka

Balai Desa

Lokasi Gg. Masdikun

Persetujuan dan Kesepakatan

Dengan ini saya menyatakan bahwa informasi yang saya berikan di atas adalah benar, dan saya setuju untuk mengikuti aturan yang berlaku pada proses registrasi lahan usaha.

Nama : Jabatan : Tempat, Tanggal : _____________

Nama Jelas & Tanda Tangan

(20)

SURAT PERMOHONAN PERPANJANGAN REGISTRASI

Nomor

:...

(nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun)

Lampiran : 1 (satu) berkas

Perihal

: Permohonan Perpanjangan Registrasi

Lahan Usaha Tanaman Florikultura

Yang Menerapkan GAP

Kepada Yth.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ………...

di–

...

Dengan hormat,

Sehubungan dengan akan berakhirnya masa berlaku surat keterangan

registrasi lahan usaha penerapan GAP pada lahan usaha yang kami kelola,

maka bersama ini kami bermaksud mengajukan permohonan perpanjangan

nomor registrasi lahan usaha tanaman florikultura dalam penerapan GAP

sesuai ketentuan yang berlaku.

Bersama surat ini juga kami lampirkan copy surat keterangan yang telah

kami peroleh sebelumnya dan data/informasi teknis mengenai mengenai

lahan usaha yang akan registrasi ulang sebagaimana terlampir.

Selanjutnya kami mohon kesediaannya untuk dapat memproses lebih lanjut

permohonan ini.

Demikian, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Hormat kami

Pemohon,

(nama jelas,tandatangan)

Tembusan Yth :

Kepala Dinas Pertanian Provinsi…………

(21)

DATA PEMOHON PERPANJANGAN REGISTRASI

A. DATA PEMOHON

Jenis Pengajuan Registrasi

Perorangan Kelompok

Nama

:

Alamat

:

Telepon/HP

:

Alamat e-mail

:

Alamat/Lokasi Lahan Usaha

:

Luas Lahan Usaha

:

Komoditas yang akan diregistrasi :

B. INFORMASI KONDISI LAHAN USAHA TERKINI

Pertanyaan

Ya

Tidak

1. Apakah masih melakukan pencatatan

kegiatan ?

2. Apakah dokumen pencatatan masih

dilakukan dan selalu diperbaharui ?

3. Apakah penerapan SOP masih konsisten

dilaksanakan ?

4. Apakah penerapan prinsip PHT masih

konsisten dilaksanakan ?

5. Apakah penerapan GAP masih konsisten

dilaksanakan ?

(22)

CHECK LIST PENILAIAN

PENERAPAN BUDIDAYA TANAMAN FLORIKULTURA YANG BAIK I. DASAR-DASAR USAHA TANI

NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET

Y T Y T Y T I. LAHAN

A. Pemilihan Lokasi

A.1 Apakah lokasi

kebun/lahan usaha sesuai dengan RUTR/RDTRD? A Lokasi lahan usaha sesuai untuk usaha pertanian, berada didaerah sentra produksi, tidak berada didaerah industri, sesuai dengan tata ruang setempat, tidak bertentangan dengan undang-undang budidaya

A.2 Apakah lokasi

sesuai dengan peta pewilayahan komoditas? A Lokasi lahan usaha sesuai dengan peta pewilayahan komoditas yang akan diusahakan; Apabila peta pewilayahan komoditas belum tersedia, lokasi sesuai dengan Agro Ecology Zone (AEZ)

A.3 Apakah ada

catatan riwayat penggunaan lahan? SA Untuk lahan baru, dilakukan pengamatan/pe nelitian untuk mengetahui resiko yg dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.

Format-3

(23)

NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T Pengamatan tersebut meliputi: pemanfaatan lahan sebelumnya, potensi dampak produksi terhadap lingkungan sekitarnya, potensi dampak lahan yang berdekatan terhadap lahan baru. Terdapat catatan penggunaan/pe manfaatan lahan serta

status dan hak penggunaannya (milik, sewa, sakap/ bagi hasil dll) B. Pemetaan Lahan Apakah tersedia peta lokasi lahan? A Tersedia peta kepemilikan lahan yang menginformasi- kan lokasi lahan produksi, tempat untuk mencampur dan menyimpan bahan kimia, sumber air/saluran drainase, tempat pembuangan limbah, gudang dan infrastruktur C. Kesuburan Lahan Apakah tingkat kesuburan lahan cukup baik? A Lahan untuk budidaya tanaman

(24)

NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T memiliki kesuburan tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman yang mengandung unsur hara mikro dan makro yang cukup yang ditunjukkan oleh pertumbuhan tanaman yang baik atau kondisi tanah di lapang atau analisis tanah D. Penyiapan Lahan D.1 Apakah lahan bebas dari cemaran limbah bahan berbahaya dan beracun W Lahan bebas dari pencemaran limbah bahan berbahaya dan beracun. Lahan usaha tidak dicemari limbah bahan berbahaya dan beracun dalam bentuk padat

dan cair yang berasal antara lain dari limbah rumah tangga, rumah sakit dan buangan pabrik D.2 Apakah kemiringan lahan < 30%? W Lahan yang digunakan untuk budidaya adalah lahan datar atau lahan yang mempunyai kemiringan kurang dari 30% atau

(25)

NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T apabila sampai 40% harus dengan melakukan tindakan konservasi (terasering, parit, guludan) D.3 Apakah penyiapan lahan dilakukan

dengan cara yang dapat menghindarkan erosi? SA Penyiapan lahan dilakukan dengan cara yang dapat menghindarkan terjadinya erosi permukaan tanah dan kelongsoran tanah sesuai dengan bangunan konservasi (terasering, parit, guludan) II. KELESTARIAN LINGKUNGAN E. Analisis dampak lingkungan Apakah sebelum pembukaan lahan dilakukan analisa dampak lingkungan untuk mengetahui potensi dampak? A Pembukaan lokasi lahan sebaiknya dilakukan analisa dampak lingkungan F. Isu Lingkungan F.1 Apakah pelaku memahami dampak usahataninya terhadap pelestarian lingkungan? SA Pelaku usaha harus memahami dampak usaha taninya terhadap pelestarian lingkungan mencakup aspek kesuburan tanah,

(26)

NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T

keseimbangan mikroba tanah,

kualitas air,

sifat fisik tanah, bebas erosi dan lainnya

F.2 Apakah

pemberian bahan

kimia untuk

penyiapan lahan dan media tanam tidak mencemari lingkungan? SA Penambahan bahan kimia dalam penyiapan lahan dilakukan dengan cara yang menghindarkan terjadinya pencemaran lingkungan. Bahan kimia yang ditambahkan harus diketahui jenis dan asal

usulnya serta cara aplikasinya G. Pengolahan Limbah Apakah tersedia tempat atau fasilitas pembuangan dan/ atau pengolah limbah? W Tersedia tempat pembuang/ pengolah limbah yang letaknya jauh dari lokasi produksi untuk mencegah terjadinya resiko cemaran pada produk III. Tenaga Kerja

A. Kompetensi Tenaga Kerja

A.1 Apakah tenaga

kerja yang bekerja di usaha budidaya mempunyai keahliaan, keterampilan dan kompetensi? SA Tenaga kerja sebaiknya memiliki keahlian, keterampilan dan kompetensi di bidang budidaya dan keselamatan

(27)

NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T

kerja

A.2 Apakah tenaga

kerja telah mendapatkan pelatihan sesuai bidang dan tanggungjawabny a? SA Tenaga kerja telah mendapatkan pelatihan/maga ng/konsultasi dan mampu menunjukkan keterampilanny a sesuai dengan tugas dan tanggungjawab nya.

A.3 Apakah tenaga

kerja memenuhi peraturan ketenagakerjaan? SA Tenaga kerja memenuhi Peraturan Perundangan Ketenagakerjaa n dari aspek batasan umur, jam kerja, keselamatan kerja dan upah kerja B. Keselamatan dan Kesehatan Pekerja B.1 Apakah pekerja yang menangani peralatan yang berbahaya telah mengikuti pelatihan K3? SA Pekerja yang menangani peralatan/baha n berbahaya harus mengikuti pelatihan K3 (keamanan dan keselamatan kerja) B.2 Apakah tersedia prosedur penanganan kecelakaan kerja? SA Prosedur penanganan kecelakaan kerja agar dipajang di tempat kerja B.3 . Apakah tersedia fasilitas sanitasi dan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)? SA Tersedia fasilitas sanitasi dan P3K di lokasi tempat produksi/ kebun

(28)

NO KEGIATAN Kriteria A SA W INDIKATOR KET Y T Y T Y T B.4 Apakah pekerja mengetahui peraturan tentang keselamatan kerja dan tatacara pencegahan? SA Pekerja harus mengetahui ketentuan peraturan tentang keselamatan kerja, persyaratan dan tatacara pencegahan keracunan pestisida B.5 Apakah pekerja yang menangani pestisida mendapatkan pengecekan kesehatan secara berkala? SA Pekerja yang menangani pestisida dilakukan pengecekan kesehatan secara berkala dan rutin B.6 Apakah pekerja menggunakan peralatan dan perlengkapan perlindungan sesuai anjuran? W Pekerja harus menggunakan peralatan dan perlengkapan pelindung kerja sesuai dengan anjuran baku B.7 Apakah tersedia tempat untuk menyimpan baju/ perlengkapan pelindung kerja? A Baju perlengkapan pelindung kerja ditempatkan pada tempat khusus (lemari) terpisah dengan barang lainnya II. DASAR-DASAR BUDIDAYA

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket

Y T Y T Y T

I. LAHAN

(29)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T A.1 Apakah dilakukan tindakan untuk mepertahankan kesuburan tanah? SA Kesuburan tanah

yang rendah diatasi melalui pemupukan, menggunakan pupuk organik misalnya pupuk kandang/kompos atau pupuk anorganik A.2 Apakah Penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau memelihara struktur tanah? SA Penyiapan lahan/media tanam dilakukan

dengan cara yang

dapat mem

perbaiki atau

memelihara

struktur tanah dan menghindari terjadinya pemadatan tanah B. Media Tanam B.1 Apakah media tanam diketahui sumbernya?

A Media tanam yang

digunakan diketahui asal usulnya; B.2 Apakah media tanam tidak mengandung cemaran bahan berbahaya dan beracun (B3)?

W Media tanam yang

digunakan tidak

mengandung

cemaran bahan

berbahaya dan

beracun (B3)

seperti logam berat

atau bahan berbahaya lainnya. B.3 Apakah media tanam tidak mengandung OPT?

A Media tanam yang

digunakan tidak

mengandung OPT II. PENGGUNAAN

BENIH/VARIETAS A. Mutu benih

A.1 Apakah Benih

yang ditanam

merupakan varietas unggul komersial?

A Benih yang dipilih

untuk ditanam

adalah varietas

unggul yang telah

dilepas oleh

(30)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket

Y T Y T Y T

A.2 Apakah benih

mempunyai surat

keterangan mutu?

A Benih atau bahan

tanaman yang digunakan mempunyai surat keterangan mutu, berasal dari penangkar/produs en yang terdaftar di instansi yang berwenang dibidang perbenihan

A.3 Apakah label

benih disimpan? A Label benih disimpan (minimal 2 tahun) untuk membuktikan bahwa tanaman yang dibudidayakan berasal dari benih

yang mempunyai surat keterangan mutu B. Perlakuan Benih Apakah bahan kimia untuk perlakuan benih sesuai anjuran? SA Penggunaan bahan kimia untuk perlakuan benih dilakukan sesuai anjuran III. Penanaman A. Teknik menanam Apakah penanaman sudah dilakukan sesuai dengan teknik budidaya anjuran? SA Kegiatan penanaman dilakukan sesuai dengan rekomendasi/anjur an sesuai SOP IV. Pemupukan A. Jenis Pupuk

A.1 Apakah pupuk

terdaftar atau

diijinkan oleh

pemerintah?

SA Pupuk yang

digunakan adalah jenis pupuk yang terdaftar, diijinkan atau

direkomendasikan oleh pihak yang

(31)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket

Y T Y T Y T

kompeten/ berwenang

A.2 Apakah pupuk

organik telah

mengalami dekomposisi?

SA Pupuk organik

yang digunakan

berasal dari pupuk

yang telah matang/telah mengalami dekomposisi (tidak berbau, tidak panas) A.3 Apakah pemupukan sesuai anjuran? SA Pupuk yg digunakan sesuai dengan panduan pemupukan (SOP) mliputi jenis,dosis, cara aplikasi dan waktu pemupukan A.4 Apakah pemupukan tidak mencemari lingkungan? SA Penggunaan pupuk organik dan/atau anorganik tidak mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan

A.5 Apakah kotoran

manusia tidak digunakan sebagai pupuk? W Tidak ditemukan bukti/tanda-tanda penggunaan kotoran manusia dilapangan dan konfirmasi pelaku usaha/masyarakat sekitarnya B. Penyimpanan Pupuk B.1. Apakah pupuk anorganik disimpan pada tempat yang bersih, kering dan tidak lembab? A Pupuk anorganik disimpan pada

tempat yang kering dan tidak lembab.

Pupuk disimpan

ditempat yang

berventilasi baik,

tidak diletakkan

langsung di tanah, tidak terkena air hujan

(32)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T anorganik disimpan pada tempat yang terlindung? disimpan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari,

hujan, air dan api

B.3 Apakah pupuk disimpan di tempat aman dan terpisah dari produk pertanian? W Pupuk disimpan di

tempat yang aman

dari jangkauan anak-anak dan terpisah dengan produk pertanian B.4 Apakah pupuk anorganik disimpan dengan cara

yang benar dan mengurangi resiko pencemaran air? SA Pupuk anorganik yang berbentuk

cair, granular dan

bubuk disimpan

pada tempat yang

benar yang

meminimalkan resiko pencemaran lahan produksi dan sumber air.

Pupuk cair

disimpan dalam

wadah yang ditutup rapat dan diberi alas yang dapat menampung tumpahan B.5 Apakah pupuk organik disimpan dengan cara

yang benar dan mengurangi resiko pencemaran lingkungan? SA Tempat mencampur, mengkomposkan dan menyimpan pupuk organik

pada tempat yang

selalu dipelihara

dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan C. Kompetensi C.1 Apakah petani/pekerja dapat menunjukkan pengetahuan dan keterampilan pemupukan? A Petani/pekerja yang melakukan pemupukan memiliki sertifikat/dapat menjelaskan atau mendemonstrasika n cara pemupukan

(33)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T yang benar C.2 Apakah pemupukan sudah dilakukan sesuai rekomendasi? SA Aplikasi pemupukan (dosis/konsentrasi, jenis, frekwensi, waktu, cara) berdasarkan rekomendasi para ahli; literatur, produsen V. PERLINDUNGAN TANAMAN A. Prinsip Perlindungan Tanaman A.1 Apakah pengendalian OPT sesuai prinsip PHT? SA Pengendalian OPT dilakukan sesuai dengan prinsip PHT. Pengendalian OPT dilakukan melalui berbagai

cara seperti kultur

teknis, fisik, mekanik dan biologi; adanya bukti catatan dilakukan pengamatan tingkat serangan, jenis OPT dan musuh alami. Penggunaan pestisida sintetik merupakan alternatif terakhir dengan pertimbangan nilai ekonomis A.2 Apakah penggunaan pestisida sesuai dengan anjuran rekomendasi dan aturan pakai? SA Penggunaan pestisida sesuai dengan instruksi

yang tertera pada

label atau mendapat bimbingan dari penyuluh/petugas lapang B. Kompetensi

(34)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T Apakah petani/ pekerja dapat menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasika n pestisida? W Petani/pekerja yang melakukan aplikasi pestisida memiliki pengetahuan dan keterampilan atau surat keterangan/sertifik at yang dapat menjelaskan atau mendemonstrasika n cara penggunaan pestisida yang baik dan benar C. Pestisida C.1 Apakah pestisida yang digunakan terdaftar dan diijinkan? SA Pestisida yang digunakan terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian, bila untuk tujuan ekspor disesuaikan dengan peraturan negara tujuan C.2 Apakah pestisida yang digunakan belum kadaluarsa? SA Pestisida yang digunakan belum kadaluarsa (tanggal penggunaannya masih berlaku) D. Penyimpanan Pestisida D.1 Apakah pestisida disimpan di lokasi yang layak? SA Pestisida disimpan ditempat yang kokoh D.2 Apakah pestisida disimpan di ruang yang berventilasi baik? SA Pestisida disimpan pada tempat dengan sirkulasi

udara yang baik untuk menghindari terjadinya akumulasi gas berbahaya D.3 Apakah pestisida disimpan di W Pestisida disimpan di tempat yang aman dari

(35)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T tempat aman dan terpisah dari produk? jangkauan

anak-anak serta terkunci dan terpisah dari

produk pertanian

agar tidak terjadi kontaminasi D.4 Apakah pestisida disimpan di ruang yang memiliki pencahayaan yang baik? SA Pestisida disimpan pada tempat dengan pencahayaan yang baik untuk memastikan agar

label dapat dibaca dengan jelas D.5 Apakah pestisida disimpan dalam kemasan aslinya? SA Pestisida disimpan dalam kemasan aslinya dengan

label yang jelas dan

sesuai dengan

petunjuk yang ada.

Jika terjadi

kerusakan pada

kemasan, maka

pestisida harus

dipindahkan ke

kemasan lain, dan kemasan yang baru

tersebut harus

diberi label yang jelas sesuai dengan merknya, dosis dan waktu kadaluarsa D.6 Apakah pestisida cair diletakkan terpisah dari pestisida bubuk? SA Pestisida berbentuk cair diletakkan terpisah dari pestisida berbentuk bubuk. Pestisisida cair diletakkan

paling bawah dan diberi alas yang dapat menampung tumpahan D.7 Apakah tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan? SA Tempat penyimpanan pestisida mampu menahan tumpahan dengan cara bagian

(36)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket

Y T Y T Y T

dasar/lantai diberi alas yang kedap air.

Tempat

penyimpanan

pestisida dilengkapi dengan alas yang dapat menampung cairan yang lebih besar dari kemasan

terbesar yang disimpan untuk menjamin tidak terjadinya kontaminasi di luar tempat penyimpanan. Alas terbuat dari beton, metal atau plastik yg kedap D.8 Apakah terdapat pedoman/tata cara penanggulang an kecelakaan akibat keracunan pestisida yang terletak pada lokasi yang mudah dilihat? SA Terdapat pedoman/tatacara penanggulangan kecelakaan akibat keracunan pestisida yang

terletak pada lokasi yang mudah dibaca dan dilihat (seperti

stiker, tulisan dipapan, poster, dll) D.9 Apakah terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat? SA Pada tempat penyimpanan pestisida terdapat fasilitas untuk mengatasi keadaan darurat seperti ember, selang, sumber air, P3K D.10 Apakah tanda-tanda peringatan potensi bahaya pestisida diletakkan pada tempat SA Pestisida merupakan materi yang memiliki potensi yang menimbulkan bahaya, oleh karena itu diperlukan

(37)

tanda-No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T strategis? tanda peringatan/tanda diletakkan pada tempat strategis

dan jelas (dilarang merokok, dilarang makan minum, dll) E. Penanganan Wadah

Pestisida

E.1 Apakah wadah

bekas pestisida ditangani agar tidak mencemari lingkungan? SA Wadah bekas pestisida dibuang ke tempat pembuangan yang tidak membahayakan manusia dan mencemari lingkungan, antara lain merusak, membuang dan mengubur wadah bekas pestisida

yang aman untuk manusia maupun lingkungan

E.2 Apakah wadah

bekas pestisida tidak digunakan untuk keperluan lain? SA Wadah bekas pestisida dirusak dengan cara disobek untuk bahan kertas/plastik atau dilubangi untuk

bahan dari kaleng agar wadah bekas pestisida tersebut tidak digunakan untuk keperluan lain E.3 Apakah kelebihan pestisida dalam tabung penyemprotan digunakan untuk pengendalian ditempat lain? SA Pemakaian pestisida harus direncanakan dengan baik

sehingga tidak ada kelebihan pestisida.

Apabila ada

kelebihan pestisida

digunakan untuk

(38)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket

Y T Y T Y T

tanaman ditempat lain sampai habis F. Peralatan F.1 Apakah peralatan aplikasi pestisida dirawat secara teratur agar selalu berfungsi dengan baik SA Peralatan aplikasi pestisida dirawat

secara teratur, agar

selalu berfungsi dengan baik, dicatat tanggal perawatan termasuk perbaikan-perbaikan penggantian pelumas, suku cadang dan dilakukan pemeriksaan terhadap cara kerjanya minimal sekali dalam setahun serta dilakukan oleh orang yang berkompeten F.2 Apakah peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala untuk menjaga keakurasiannya SA Peralatan aplikasi pestisida dikalibrasi secara berkala oleh petugas yang kompeten untuk menjaga keakurasiannya F.3 Apakah tersedia peralatan yang memadai untuk menakar dan mencampur pestisda SA Tersedia fasilitas untuk menakar dan mencampur pestisida berupa

gelas ukur, ember,

alat pengaduk

untuk mencampur

pestisida yang

selalu dalam

keadaan baik dan bersih F.4 Apakah tersedia panduan penggunaan peralatan dan A Tersedia panduan

yang jelas tentang penggunaan

(39)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T aplikasi pestisida aplikasi pestisida. Untuk menjamin proses pencampuran pestisida, menggunakan prosedur yang benar sesuai

instruksi pada label VI. PENGAIRAN 1 Apakah ketersediaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman? SA Setiap budidaya tanaman didukung dengan ketersediaan air sesuai kebutuhan dan peruntukkannya (waktu pemberian air, fase pertumbuhan tanaman, musim/iklim) dan diberikan secara

efektif dan efisien dengan

mempertimbangka

n pengaruhnya

terhadap lingkungan

2 Apakah air yang

digunakan untuk irigasi tidak mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)? SA Tidak menggunakan air limbah bahan berbahaya beracun (B3). Penggunaan air limbah bahan berbahaya beracun (B3) untuk irigasi sangat berbahaya karena dapat memberikan dampak yang negatif untuk pertumbuhan tanaman serta keamanan produk yang dihasilkan

(40)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T terdapat fasilitas pengelolaan air limbah? pengelolaan air

limbah yang dapat mengolah limbah.

Air yang sudah

diolah tersebut

harus sesuai

dengan baku mutu untuk irigasi 4 Apakah penggunaan air pengairan tidak bertentangan dengan kepentingan umum? SA Penggunaan air

untuk irigasi tidak menimbulkan permasalahan dengan masyarakat disekitarnya (keperluan rumah tangga) terutama pada musim kemarau. Penggunaan air

untuk irigasi sesuai dengan peraturan yang berlaku dimasyarakat setempat VII.PENGAWASAN, PENCATATAN DAN PENELUSURAN BALIK A. Pengawasan Apakah tersedia dokumen hasil pengawasan internal terhadap GAP Tanaman Florikultura? SA Hasil pengawasan internal didokumentasikan, dicatat dan disimpan dengan baik untuk menunjukkan bukti bahwa aktivitas produksi telah sesuai dengan ketentuan B. Pencatatan Apakah tersedia catatan setiap tahap kegiatan, misal: pemilihan bibit, penanaman, SA Tersedia catatan tentang tahap

kegiatan mulai dari jenis/varietas,

mutu benih,

(41)

No Kegiatan Kriteria A SA W Indikator Ket Y T Y T Y T pemupukan, pemberian air, perlindungan tanaman (penggunaan pestisida), panen, pasca panen, dll?

jenis, dosis pupuk,

waktu dan

frekwensi

pemupukan, bahan aktif pestisida, cara

aplikasi, dosis,

waktu pengairan,

III. TANAMAN HIAS DAN BUNGA

No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket

1. Benih/varietas

A. Pemilihan benih A.1 Apakah pelaku

usaha memahami

kualitas dan

spesifikasi benih?

W Benih harus jelas

nama varietasnya,

daya tumbuh,

tempat asal dan

nama perusahaan

dan penangkar yang menyediakan A.2 Apakah pemilihan benih sesuai dengan preferensi pasar?

A Jenis yang ditanam

harus varietas

unggul dan sesuai

dengan preferensi

pasar 2. Pengelolaan lahan dan

media tanam A. Sterilisasi media Apakah dilakukan sterilisasi media tanam? A Sterilisasi media dilakukan untuk mengeliminasi OPT

dengan syarat tidak menyebabkan pencemaran lingkungan B. Fumigasi tanah B.1 Apakah ada rekomendasi tanah difumigasi A Ada bukti/catatan yang merekomendasikan tanah di fumigasi meliputi: waktu,

bahan aktif, metode

aplikasi dan

operator.

B.2 Apakah ada

interval dengan waktu tanam?

A Interval fumigasi dan

waktu tanam harus dicatat

(42)

No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket 3. Penggunaan Pupuk A. Kebutuhan nutrisi A.1 Apakah tanaman dan tanah diberikan pupuk untuk meminimilkan kekurangan nutrisi? A Tersedia hasil

analisa tanah yang

dibuat sebelum

merencanakan

tanam dan program pemupukan (waktu,

frekwensi, jumlah)

untuk

meminimalkan kekurangan nutrisi A.2 Apakah aplikasi

pemupukan berdasarkan perhitungan kebutuhan tanaman akan nutrisi? A Perhitungan dibuat berdasar kan kebutuhan setiap tanaman mulai

tanam hingga panen secara kontinue 4. Panen

A. Kebersihan

A.1 Apakah pekerja mendapatkan fasilitas toilet dan pencuci tangan setelah bekerja? SA Di kebun tersedia

fasilitas toilet dan

tempat mencuci

tangan yang bersih A.2 Apakah wadah

panen yang

akan digunakan dalam keadaan baik, bersih dan tidak

terkontaminasi

SA Wadah panen yang

akan digunakan dalam keadaan baik,bersih&bebas dari kontaminan (pestisida, kotoran&cemaran lainnya). Wadah

panen berasal dari bahan yang tidak dapat

mengkontaminasi produk

5. Perlakuan Pasca Panen A. Kualitas air untuk

pasca panen Apakah pencucian hasil panen menggunakan air bersih? SA Pencucian menggunakan air bersih (tidak berwarna, tidak berbau, tidak terkontaminasi).

(43)

No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket Pembersihan

dilakukan dengan

hati-hati agar tidak

rusak dengan

menggunakan air

bersih yang mengalir atau tidak mengalir yang diganti secara berkala B. Penggunaan bahan kimia B.1 Apakah bahan kimia yang digunakan dalam proses pasca panen terdaftar dan diijinkan? SA Penggunaan bahan

kimia, pulsing dan holding harus tidak

berbahaya bagi kesehatan pekerja dan konsumen B.2 Apakah perlakuan pasca panen merupakan alternatif untuk menjaga kualitas produk? A Penggunaan bahan kimia untuk perlakuan pasca panen hanya

dilakukan jika tidak ada alternatif lain

B.3 Apakah ada

petunjuk penggunaan?

SA Tersedia dokumen

yang jelas dan

memadai tentang penggunaan perlakuan pasca panen, seperti: catatan perlakuan perlindungan pasca panen produk, pengemasan, tanggal pengiriman dan perlakuan produk yang ditunjukkan dengan label instruksi produk, pengemasan, tanggal C. Pengemasan C.1 Apakah pengemasan atau pengepakan yang dilakukan bisa melindungi A Pengemasan atau pengepakan dapat melindungi produk dari kerusakan karena proses penanganan dan

(44)

No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket produk dari kerusakan dan kontaminan? distribusi. Bahan kemasan disesuaikan dengan sifat produk agar tidak mengakibatkan kerusakan atau pencemaran oleh bahan kemasan C.2 Apakah tempat pengemasan bersih, bebas

dari hama dan kontaminasi?

SA Lokasi/area

pengemasan produk berada pada tempat yang bersih, bebas

kontaminasi dan

terlindung dari

panas dan hujan

serta hama pengganggu lainnya C.3 Apakah kemasan diberi label yang menjelaskan identitas produk?

W Kemasan diberi label

yang menjelaskan identitas produk (meliputi jenis komoditas, varietas, asal kebun/petani/produ sen, tanggal panen, tanggal pengepakan, kelas mutu) D. Penyimpanan Apakah ruang penyimpanan mampu melindungi produk dari kerusakan dan kontaminan?

SA Produk segar yang

dikemas, disimpan

pada ruangan yang

sesuai dengan

karakteristik produk sebelum

didistribusikan. Ruang penyimpanan produk bebas dari hewan dan serangga. Sirkulasi udara pada ruang penyimpanan

harus baik yang

suhu dan

kelembaban nya

disesuaikan dengan kondisi penyimpanan

yang baik bagi

komoditas yang

disimpan.

Ruang penyimpanan

(45)

No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket secara periodik (sebelum dan sesudah produk dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan) E. Kompetensi Apakah pelaku usaha mampu menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mengaplikasika n bahan kimia? SA Pekerja/pelaku usaha yang mengaplikasikan bahan kimia untuk

proses pascapanen

telah terampil dan

terlatih; memiliki

sertifikat atau dapat menjelaskan/ mendemonstrasikan cara mengaplikasikan yang benar F. Tempat Pengemasan Apakah tempat/areal pengemasan terpisah dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida?

SA Produk yang telah

dikemas disimpan

pada tempat yang terpisah dari tempat pupuk dan pestisida agar produk tidak tercemar dan aman bagi konsumen

IV. SARANA, PERALATAN DAN MESIN PERTANIAN

1 Apakah penggunaan alsintan untuk pengolahan lahan sesuai rekomendasi? A Penggunaan alsintan dilakukan secara

tepat. Terdapat bukti penggunaan alsintan

tidak berdampak

terhadap pemadatan tanah, erosi tanah,

pelongsoran tanah atau kerusakan tanah 2 Apakah sarana, peralatan dan mesin pertanian dirawat secara teratur?

A Peralatan dan mesin

pertanian perlu

dijaga dan dirawat secara teratur agar

dapat berfungsi

(46)

No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket

dapat digunakan

kembali; yang bisa ditunjukkan dengan dokumen pencatatan perawatan berkala 3 Apakah peralatan dan mesin yang terkait dengan pengukuran dikalibrasi secara berkala?

SA Untuk peralatan dan

mesin yang sensitif

perlu dilakukan

kalibrasi secara

berkala, oleh pihak yang berkompeten V. PENGADUAN 1 Apakah tersedia catatan tentang keluhan/ketida kpuasan konsumen? SA Tersedia catatan tentang keluhan/ketidakpua san konsumen terhadap produk yang dihasilkan 2 Apakah tersedia catatan mengenai langkah koreksi dari keluhan konsumen? SA Adanya respon

sebagai tindak lanjut

dari keluhan/ ketidakpuasan konsumen dan masyarakat terkait dengan langkah koreksi 3 Apakah terdapat dokumen tindaklanjut dari pengaduan? SA Terdapat dokumen tindaklanjut dari pengaduan VI. PENCATATAN 1 Apakah tersedia sistem pencatatan yang mudah ditelusuri? SA Sistem pencatatan dan pendokumentasian yang dapat ditelusuri

ke belakang dari

semua aktifitas

mulai dari konsumen ke proses produksi dan selalu diperbaharui 2 Apakah seluruh catatan dan dokumentasi SA Catatan dan dokumentasi selalu diperbaharui untuk

(47)

No Kegiatan Kriteria Y T Y T Y T A SA W Indikator Ket selalu

diperbaharui? mengetahui aktifitas yang sudah semua

dilakukan VII. EVALUASI INTERNAL

1 Apakah tersedia bukti bahwa evaluasi internal dilakukan secara periodik?

A Tersedia bukti bahwa

evaluasi internal

dilakukan dengan

interval waktu dan berkelanjutan 2 Apakah tersedia catatan tindakan perbaikan sesuai hasil evaluasi? A Tindakan perbaikan/koreksi dilaksanakan sesuai hasil evaluasi dan didokumentasi kan

Gambar

Gambar Denah Pencapaian Lokasi Lahan Usaha (contoh)

Referensi

Dokumen terkait

Ditemukan prevalens rate campak 30,4%, proporsi anak balita berdasarkan umur dan jenis kelamin terbanyak pada anak yang tidak terkena campak kelompok umur 48-53 bulan dengan

Berdasarkan uraian latar belakang dan serangkaian kegiatan pra-penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna penulisan

 Perusahaan 2 dalam SC, yang merupakan anggota SC, bekerjasama utk membina hubungan yg lebih baik dan menciptakan nilai tambah bagi seluruh anggota dan konsumen untuk

Sekolah pun memiliki peran dalam proses pendidikan pola hidup sehat namun keluargalah yang membentuk dasar kesadaran seseorang dalam menjalani pola hidupnya,

BerdasarkanKajianteoridan review hasildariartikel yang relevansertagambardari conceptual framework, maka:multi channelsdandiscount memiliki hubungan dan berpengaruh terhadap

Edi Purnomo, Bc.. Edi

103/2009 SRPS N.H8.023:1987 Трансформатори за раздвајање и сигурносни трансформатори за раздвајање — Сигурно- сни трансформатори за раздвајање

Dalam perkembangannya, secara budaya pembagian peran suami istri dalam keluarga mengalami pergeseran dari sudut pandang tradisional dimana laki-laki adalah sebagai penguasa