• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHALAT SISWA KELAS VIII-E MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMPN 1 SALAPIAN TAHUN AJARAN 2014/2015. Dahliani, S.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHALAT SISWA KELAS VIII-E MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMPN 1 SALAPIAN TAHUN AJARAN 2014/2015. Dahliani, S."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHALAT SISWA KELAS VIII-E MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMPN 1 SALAPIAN TAHUN

AJARAN 2014/2015

Dahliani, S.Ag SMPN 1 Salapian

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui Apakah melalui modifikasi metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan shalat siswa kelas VIII-E SMPN 1 Salapian tahun ajaran 2014/2015. Siswa melihat secara langsung guru mendemonstrasikan shalat dengan urutan dan cara yang benar dalam melakukan shalat baik dalam melakukan gerakannya ataupun dalam membacakan bacaan-bacaan yang ada dalam shalat karena shalat bukan sekedar gerakan saja, maka bacaannya pun harus dibacakan dengan benar. Pada penelitian ini didapat hasil bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan shalat siswa kelas VIII SMPN 1 Salapian tahun ajaran 2014/2015. Ini terbukti pada penelitian pra-siklus rata-rata hasil belajar masih 63,33 mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 75,3 dan meningkat lagi pada penelitian tindakan siklus II dengan capaian nilai di atas kriteria minimum 80 yaitu dengan nilai rata-rata 85,1.

Kata Kunci: metode demonstrasi, shalat, Pendidikan Agama Islam Abstract

This classroom action research aimed at determining whether demonstration method could improve the 2014/2015 academic year students’ ability of prayer of class VIII-E SMPN 1 Salapian. Students observed directly the teacher’s demonstrating prayer with the correct way and order to perform prayers both the movement and reciting the verses because prayer is not just the movement but the verses must be recited properly. The study showed that the result improved the ability of the students’ prayer. The evidence in the pre-cycle started with an average of 63.33 learning outcomes increased to 75.3 in the first cycle and 85.1 in the second cycle to reach a value above the minimum mastery learning of 80. Keywords: demonstration method, prayer, Islamic education

A. PENDAHULUAN

Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua yang bertugas membantu keluarga dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan serta pendayagunaan potensi tertentu yang dimiliki siswa atau anak. Sekolah merupakan pendidikan yang berlangsung secara formal artinya terikat oleh peraturan-peraturan tertentu yang harus diketahui dan dilaksanakan. Di sekolah, murid atau anak tidak lagi diajarkan oleh orang tua, akan tetapi gurulah sebagai pengganti orang tua.

Salah satu bidang studi yang diajarkan di SMP adalah Pendidikan Agama Islam (PAI). Secara umum PAI merupakan salah satu bidang studi Islam yang banyak membahas tentang hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan

(2)

Tuhannya, antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya. Melalui bidang studi PAI ini diharapkan siswa dapat menjalankan aturan syariat Islam.

Ditempat penulis mengajar sendiri yaitu SMPN 1 Salapian khususnya kelas VIII.E , siswa –siswa nya masih banyak yang belum lancar dalam melaksanakan sholat. Untuk itulah penulis mencari metode pengajaran guna meningkatkan kemampuan siswa dalam melaksanakan sholat.Sebuah metode pengajaran harus mampu diterima siswa dengan baik.Metode mengajar harus sedemikian rupa disajikan seefektif mungkin agar siswa dapat menerima pelajaran dengan optimal. Metode-metode yang tepat diharapkan dapat mempermudah penerimaan siswa, dan tanpa mempersulit..

Ada beberapa metode, salah satunya metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu siswa untuk memperjelas suatu pengajaran dan membantu peserta didik untuk mempermudah.menerima materi pelajaran dan dapat membekas dalam ingatan, karena belajar melalui melihat, mendengar serta mempraktikkan. Metode demonstrasi sebagai metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang proses situasi tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, metode demonstrasi tidak lepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkerit.

Dengan metode ini diharapkan siswa-siswa kelas VIII E. mampu meningkatkan praktek sholatnya. Peneliti sebagai Guru berperan sebagai pengelola PBM bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan untuk menyimak pelajaran-pelajaran dan mengusai tujuan-tujuan pendidikan yang harus dicapai. Pembelajaran di harapkan dapat lebih efektif dan efisien dan siswa lebih aktif di dalam kelas.

Permasalahan gaya mengajar, guru mempunyai peran sebagai pengelola pembelajaran. Untuk mengatasi hambatan belajar, guru melaksanakan manajemen kelas yang baik, di antaranya variasi metode mengajar.. Dengan mengharapkan peningkatan kemampuan praktek shalat untuk itulah penulis melakukan penelitian dengan judul “ Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa Kelas VIII-E Melalui Metode Demonstrasi di SMPN 1 Salapian Tahun Ajaran 2014/2015”.

Bidang studi atau mata pelajaran yaitu pengetahuan dan pengalaman masa lalu yang disusun secara sistematis, logis, melalui proses dan metode keilmuan. Beberapa pengertian PAI yang dikemukakan para ahli pendidikan diantaranya:

1) Dra. H. Zuharaini

Pendidikan Agama Islam merupakan usaha-usaha sistematis dan pragmatis untuk membantu anak didik supaya mereka hidup sesuai ajaran Islam.

2) Qodry Azizy

Pendidikan agama Islam mencakup dua hal: (a) mendidik siswa untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau ahklak Islam, (b) mendidik siswa untuk mempelajari materi ajaran –subjek berupa pengetahuan tentang ajaran Islam.

(3)

Pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, ketrampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT.Munculnya anggapan-anggapan yang kurang menyenangkan tentang pendidikan agama seperti; Islam diajarkan lebih pada hafalan (padahal Islam penuh dengan nilai-nilai) yang harus dipraktikkan. Pendidikan agama lebih ditekankan pada formalitas antara hamba dan Tuhan-Nya; penghayatan nilai-nilai agama kurang mendapat penekanan dan masih terdapat sederet respon kritis terhadap pendidikan agama.Hal ini disebabkan penilaian kelulusan siswa dalam agama diukur dengan banyaknya hafalan dan mengerjakan ujian tertulis di kelas didemonstrasikan oleh siswa.

Memang pola pembelajaran tersebut bukan khas pendidikan agama. Pendidikan secara umum pun diakui oleh para ahli dan pelaku pendidikan negara kita yang juga mengidap masalah yang sama. Masalah besar pendidikan selama ini adalah kuatnya dominasi pusat dalam menyelenggarakan pendidikan sehingga yang muncul uniform– sentralistik kurikulum, model hafalan dan monolog, materi ajar yang banyak, serta kurang menekankan pada pembentukan karakter bangsa.

Mata pelajaran pendidikan agama Islam secara keseluruhannya terdiri dari lingkup Al-Quran dan al-Hadis, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.

Arti pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Metode Demonstrasi

Pengertian Metode Demonstrasi

Menurut Arifin (1987), “Pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur.” Kata prosedur lebih bersifat teknis administratif atau taksonomis. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju kearah tujuan tertentu.

Menurut Poerwadarminta (1976), “Metode adalah ‘cara’ yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”.

Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas yaitu bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu hal, seperti menyampaikan mata pelajaran.

Sedangkan pengertian metode demonstrasi menurut Syah (1987) adalah “Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan”.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana

(4)

melakukan sesuatu kepada anak didik. Dengan menggunakan metode demonstrasi, guru atau murid memperlihatkan kepada seluruh anggota kelas mengenai suatu proses, misalnya bagaimana cara sholat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Langkah-langkah Dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi

Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik atau efektif, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari “perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya evaluasi” ( Hasibuan dan Mujiono, 1993).

Adapun langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.

2) Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.

3) Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal.

4) Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas. 5) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan,

sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.

6) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.

7) Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan: - Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.

- Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas.

- Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya.

Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada SMPN 1 Salapian tepatnya di Tanjung Langkat Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Dan penelitian ini diadakan selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 24 Juli 2014 sampai dengan 22 Agustus 2014.Adapun subjek penelitian yang dikenai tindakan dalam penelitian ini adalah Siswa kelas VIII E SMPN 1 Salapian semester I tahun ajaran 2014-2015.

Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian tindakan kelas. Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta profesionalisme guru dalam menangani proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang diperoleh berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan perhitungan statistik sederhana.

(5)

kali putaran dalam tiap putaran terdiri dari empat tahapan yaitu: (1) Perencanaan, (2) pelaksanaan (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun siklus penelitian adalah sebagai berikut

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

?

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Deskripsi Data

Metode demonstrasi yang diterapkan pada bidang studi PAI di SMPN 1 Salapian adalah pelajaran PAI yang bersifat praktek atau peragaan yaitu praktek shalat. Perolehan skor dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran. Adapun hasil yang didapat adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil Rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Hasil Belajar 68,17 75,3 85,1

B. Pembahasan

Setelah melihat hasil dari penelitian bisa kita lihat bahwa dalam pembelajaran pada siklus I menghasilkan rata-rata 75,3, setelah di lakukan pembelajaran pada siklus II rata-rata naik menjadi 85,1. Jadi pembelajaran shalat dengan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud bisa meningkatkan keterampilan shalat siswa di SMPN 1 Salapiantahun pelajaran 2014/2015.

Dan untuk melanjutkan keterampilan siswa dalam shalat baik dari gerakan maupun bacaan, peneliti masih melanjutkan penggunaan metode demonstrasi karena sudah terbukti bisa meningkatkan keterampilan siswa.

Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi tidak berdiri sendiri.Akan tetapi metode ini sangat terkait dengan metode ceramah. Dan pada saat-saat

(6)

tertentu metode demonstrasi ini juga membutuhkan dukungan dari metode lainnya, misalnya metode diskusi, tanya jawab dan lain-lain. Yang semua metode tersebut harus disesuaikan dengan materi pelajaran, tujuan pelajaran, situasi dan kondisi serta kecenderungan siswa. Penggunaan metode demonstrasi mutlak diperlukan, terlebih ketika guru ingin menjelaskan bagaimana cara shalat fardu yang baik dan benar.

D. Penutup

Metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan shalat siswa kelas VIII SMPN 1 Salapian tahun ajaran 2014/2015. Ini terbukti pada penelitian pra siklus rata-rata hasil belajar masih 63,33. Mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 75,3 dan meningkat lagi pada penelitian tindakan siklus II sehingga dapat mencapai nilai diatas kriteria minimum 80 yaitu dengan nilai rata-rata 85,1.

Berdasarkan simpulan tersebut saran yang diusulkan adalah: 1) Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar paham menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi tersampaikan secara maksimal. 2) Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 1987. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Balai Aksara. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Darajat, Z., dkk. 1998.Metode Khusus Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, J.J. dan Mujiono, 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Syah, M. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 1 Hasil Rata-rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Strata Satu

Kata Kunci:Prestasi Belajar, Pembelajaran Kitab. Pendidikan agama Islam merupakan salah satu bidang studi yang harus diajarkan baik pada lembaga formal maupun non

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT). Matematika merupakan salah satu bidang studi yang

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3)

Efektivitas Remedial Teaching Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Kuasi Eksperimen pada Bahasan Salat untuk Siswa Kelas VIII di SMP Negeri

Seberapa besar implikasi penggunaan metode Demontrasi terhadap prestasi belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam pokok bahasan sholat di SMP Negeri 14

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Strata Satu Sarjana

Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar PAI. siswa melalui perpustakaan Islam di SMKN 1