• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

26 Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan merupakan pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran terhadap kegiatan belajar berupa tindakan dalam sebuah kelas.

Penelitian ini menggunakan desain tindakan model Kemmis & Mc Taggart. Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai suatu kesatuan karena keduanya merupakan kegiatan yang tak terpisahkan terjadi dalam waktu yang sama. Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Pengertian siklus dalam hal ini adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama, 2010: 20-21).

3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.2.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Wates, yang beralamat di Wates, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada pembelajaran matematika kelas 4. SD ini termasuk Gugus Hasanudin. Lokasi SD terletak di Desa Wates, di sebuah desa yang jauh dari kabupaten Grobogan dan Kota Kecamatan. Adapun di pilihnya sekolah tersebut sebagai tempat penelitian karena:

(2)

a. Letak lokasi SD Negeri 1 Wates, Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan sangat dekat dengan rumah peneliti, sehingga memudahkan proses penelitian b. Adanya kesesuaian antara media yang digunakan oleh guru dengan

perkembangan usia, fisik, mental, siswa kelas IV SD Negeri 1 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada semester II Tahun Ajaran 2017/2018 selama dua siklus 4 kali pertemuan. Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, yaitu pertemuan I berlangsung pada tanggal 27 Maret 2018, pertemuan II berlangsung pada tanggal 28 Maret 2018. Adapun pelaksanaan siklus ke II dilaksanakan dua kali pertemuan, pertemuan I pada tanggal 3 April 2018, pertemuan ke II dilaksanakan pada tanggal 4 April 2018.

Tabel 5 Waktu Pelaksanaan Penelitian

Siklus Pertemuan I Pertemuan II

Siklus I Selasa, 27 Maret 2018 Rabu, 28 Maret 2018 Siklus II Selasa, 3 April 2018 Rabu, 4 April 2018

3.2.3 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri 1 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan sejumlah 26 siswa terdiri dari 19 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan. Hasil nilai pra siklus pada mata pelajaran matematika menunjukkan bahwa 20 siswa atau 77% belum tuntas atau belum mencapai KKM yang telah ditetapkan dan sebanyak 6 siswa atau 23% siswa yang sudah tuntas melampaui KKM.

Sebagian besar orangtua/walimurid siswa SD Negeri 1 Wates berprofesi sebagai petani dan buruh. Karena kondisi orangtua yang memiliki pengetahuan yang kurang maka mereka tidak mendapatkan perhatian dalam belajar di rumah. Orangtua

(3)

wali murid beranggapan bahwa pendidikan putra-putrinya adalah tanggung jawab bapak-ibu guru di sekolah. Mereka menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak mereka kepada tenaga pendidik di sekolah, padahal putra-putri mereka mempunyai waktu yang lebih lama bersama mereka dirumah dari pada disekolah. Hal itu yang menjadi penghambat proses pembelajaran sehingga menyebabkan hasil belajar matematika siswa rendah.

3.3 Variabel yang Akan Diteliti

Menurut Sugiyono (2010), variabel peneliti adalah suatu atribut atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Menurut hubungan antara satu variabel independen dan variabel dependen. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebas merupakan variabel tindakan yang sengaja dilakukan untuk menimbulkan perubahan pada variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media gambar.

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lain yang sifatnya tidak berdiri sendiri. Variabel terikat merupakan akibat yang ditimbulkan oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Matematika pada materi bilangan romawi.

Gambar 1 Paradigma Penelitian

(4)

Keterangan :

X = Model Pembelajaran Numbered Heads Together Y = Hasil Belajar Matematika

3.4 Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti unyuk dipelajari sehingga diperoleh infomasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 38). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdapat variable (X) dan variabel dependen (Y)

1. Variabel bebas X

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT berbantuan media gambar merupakan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dengan menggunakan media gambar saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini menggunakan enam langkah pembelajaran model pembelajaran NHT berbantuan media gambar 1) pembagian penomoran siswa secara heterogen dengan cara berhitung, 2) guru menyajikan materi tentang bilangan romawi berbantuan media gambar lambang dasar bilangan romawi, 3) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja kelompok dengan anggota kelompok masing-masing, 4) guru menunjuk topi kepala bernomor siswa untuk maju mempresntasikan hasil kerja kelompok mereka, 5) evaluasi Guru mengajak siswa bersama-sama untuk mengoreksi hasil kerja kelompok, setelah itu guru bersama siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Di akhir pembelajaran siswa akan diberikan umpan balik tentang pembelajaran yang telah di lakukan. Dan siswa akan diberi soal evaluasi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Variabel Terikat (Y): Hasil Belajar

Variabel terikat (Y), adalah variabel yang dipengaruhi, dalam hal ini adalah hasil belajar matematika pada materi bilangan romawi. Hasil belajar matematika

(5)

adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Hasil belajar dalam penelitian ini diukur berdasarkan tes formatif setiap siklus. Hasil belajar dalam penelitian ini dinilai dari lembar observasi guru, lembar observasi aktifitas siswa, dan hasil belajar berdasarkan tes setiap siklus.

3.5 Desain Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan yang lebih menekankan pada proses pembelajaran, maka yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas dengan model Kemmis & Taggart dalam Saputra (2016: 3) yang menggunakan tiga tahapan dalam penelitian yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan dan pengamatan, dan 3) refleksi. Prosedur tindakan digambarkan dalam gambar berikut:

Gambar 2

Bagan Renacana Tindakan PTK Menurut Kemmis & Taggart

3.6 Rencana Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya (sekolah) tempat

(6)

ia mengajar dengan penekanan dan penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Peneliti berperan sebagai observer yang terlibat langsung sejak perencanaan sampai dengan penyusunan laporan. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari kegiatan perencanaan tindakan, pengamatan dan refleksi adalah sebagai berikut:

3.6.1 Siklus I 3.6.1.1 Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan perencanan mulai dari menyamakan pandangan tentang model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together, berdiskusi dengan guru untuk menentukan materi dan waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menyusun langkah-langkah model pembelajaran Numbered Heads Together, menyiapkan media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran, meyusun pedoman observasi keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran Numbered Heads Together untuk guru dan peserta didik, membuat kisi-kisi dan instrument penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif pada siklus I.

3.6.1.2 Pelaksanaan dan Observasi

Pada tahap ini pelaksanaan tindakan dan observasi dilaksanakan secara bersamaan. Observasi dilakukan untuk mengamati tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian tindakan kelas kolaboratif ini, peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang telah di siapkan sebagai panduan dalam mengamati kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung antara guru dan siswa.

Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan. Pada pertemuan pertama digunakan untuk membahas materi dan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media gambar, pertemuan II dilaksanakan untuk melanjutkan materi pertemuan I dengan tetap melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media gambar dan dilanjutkan melakukan tes atau evaluasi untuk mendapatkan hasil belajar kognitif.

(7)

Pertemuan I (2 x 35 menit)

Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam proses kegitan belajar mengajar seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan buku pegangan guru untuk membantu menjelaskan materi kepada siswa. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk berdoa, presensi, guru memberikan apresepsi dan membacakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan pendahuluan dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti. Dalam pertemuan I sintak atau tahapan pembelajaran kooperatif tipe NHT terdapat 6 tahapan yaitu penomoran, menyajikan informasi, kerja kelompok, presentasi hasil kerja kelompok, Evaluasi hasil kerja kelompok, kesimpulan.

Tahapan yang pertama adalah penomoran, yaitu guru membagi nsiswa menjadi 4 kelompok secara heterogen dengan cara berhitung mulai dari angka 1 sampai dengan angka 4. Siswa berkelompok sesuai dengan nomor yang di dapa yaitu untuk nomor 1 untuk bilangan romawi satuan, nomor 2 untuk bilangan romawi puluhan, nomor 3 untuk bilangan romawi ratusan dan nomor 4 untuk bilangan romawi ribuan. Tahapan yang kedua adalah guru menyajikan materi bilangan romawi yang berkaitan dengan 2 indikator yaitu tentang lambang dasar bilangan romawi dan aturan penulisan bilangan romawi. Tahapan yang ketiga adalah guru meminta siswa bekerja kelompok dengan anggota kelompoknya membahas tentang kartu bilangan romawi yang telah dibagikan oleh guru, dengan tahapan ketiga ini dilanjut dengan guru menunjuk kepala bernomor siswa untuk bergabung dengan kelompok yang baru yang dimana kelompok baru tersebut berisi satuan, puluhan, ratusan dan ribuan. Tahapan ke empat adalah presentasi hasil kerja kelompok yang dimana guru menunjuk salah satu poerwakilan kelompok untuk mempresntasikan hasil kerja kelompok mereka ke depan kelas. Tahapan ke lima adalah mengevaluasi hasil kerja kelompok, guru mengajak siswa bersama-sama mengoreksi hasil kerja kelompok, dalam hal ini mengajarkan siswa untuk aktif berpasrtisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Tahapan keenam adalah kesimpulan, guru mengajak siswa

(8)

membuat kesimpulan dari materi yang telah di pelajari pada pertemuan 1. Di bagian akhir pembelajaran guru mengingatkan siswa untuk belajar karena pertemuan yang akan datang akan diadakan tes atau evaluasi. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi dengan menanyakan tentang hal yang dirasakan peserta didik, materi yang belum diketahui, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran dan diakhiri dengan salah satu peserta didik memimpin doa di akhir pembelajaran.

Pertemuan ke 2 (2 x 35 menit)

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan kedua adalah penyelesaian sebagian indicKtor materi pembelajaran dan evaluasi individu. Sebelum memulai pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk berdoa, presensi, guru memberikan apresepsi dan membacakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan pendahuluan dilaksanakan, guru melakukan tanya jawab untuk mengajak peserta didik mengingat pelajaran pada pertemuan I, kemudian dilanjut dengan kegiatan inti. Pada pertemuan kedua ini menyelesaikan indiKator materi yang belum selesai dengan tetap menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Adapun sintaks pertemuan kedua adalah sebagai berikut, tahapan pertama adalah penomoran, yaitu guru membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen dengan cara berhitung mulai dari angka 1 sampai dengan angka 4, guru membagikan topi kepala bernomor kepada siswa sesuai dengan urutan berhitung sebagai identitas kelompok, guru memberikan kesempatan siswa untuk bergabung sesuai dengan kelompok masing-maisng. Tahapan kedua adalah guru menyajikan materi bilangan romawi yang belum terselesaikan pada pertemuan pertama yang berisikan 2 indikator yaitu penulisan bilangan romawi ke hindu arab dan sebaliknya. Tahapan yang ketiga adalah guru memberikan kesempatan siswa untuk bekerja kelompok dengan anggota kelompoknya membahas tentang kartu bilangan romawi yang telah diberikan oleh guru yang berisi satuan, puluhan, ratusan dan ribuan dalam kelompok. Tahapan yang keempat adalah presentasi hasil kerja kelompok yang dimana guru menunjuk kepala bernomor siswa secara acak, untuk menuliskan lambang bilangan romawi romawi ke

(9)

papan tulis sesuai dengan permintaan guru. Tahap kelima adalah mengevaluasi hasil penulisan bilangan romawi dengan cara guru mengajak siswa bersama-sama mengoreksi hasil kerja kelompok, dalam hal ini mengajarkan siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Tahapan keenam adalah kesimpulan, guru mengajak siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah di pelajari pada pertemuan 1 dan 2. Pada pertemuan kedua ini, guru memberikan soal evaluasi individu yang berkaitan dengan materi pada pertemuan 1 dan 2 untuk mendapatkan hasil belajar kognitif siswa dan juga sebagai pengukuran ketercapaian kompetensi yang telah dicapai.

3.6.1.3 Refleksi

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisa terhadap pelaksanaan tindakan setelah kegiatan pembelajaran selesai seperti dilakukan pada siklus I untuk dijadikan sebagai bahan refleksi. Selanjutnya berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi individu siswa pada siklus I dapat dilihat apakah pelaksanaan tindakan siklus I ini sudah mencapai indicator penelitian yang sudah ditentukan. Jika penelitian pada siklus I sudah mencapai indikator yang ditentukan, maka penelitian dihentikan, dan jika seandainya penelitian belum mencapai indikator penelitian yang telah ditentukan, maka perlu adanya tindakan lanjut untuk melakukan penelitian ke siklus berikutnya sampai dengan indikator penelitian berhasil dicapai.

3.6.2 Siklus II

Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II relatif sama dengan langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus I. Tetapi ditambahkan dengan hasil refleksi siklus I. Berikut ini langkah-langkah siklus II.

3.6.2.1 Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan perencanan mulai dari menyamakan pandangan tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT, berdiskusi dengan guru untuk menentukan materi dan waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menyusun langkah-langkah model pembelajaran NHT, menyiapkan media yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran, meyusun

(10)

pedoman observasi keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran NHT untuk guru dan peserta didik, membuat kisi-kisi dan instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif pada siklus I.

3.6.2.2 Pelaksanaan dan Observasi

Pada tahap ini pelaksanaan tindakan dan observasi dilaksanakan secara bersamaan. Observasi dilakukan untuk mengaamti tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian tindakan kelas kolaboratif ini, peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang telah di siapkan sebagai panduan dalam mengamati kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung antara guru dan siswa.

Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan. Pada pertemuan pertama digunakan untuk membahas materi dan melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media gambar, pertemuan II dilaksanakan untuk melanjutkan materi pertemuan I dengan tetap melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media gambar dan dilanjutkan melakukan tes atau evaluasi untuk mendapatkan hasil belajar kognitif. Berikut ini langkah-langkah pembelajaran berdasarkan model pembelajaran NHT berbantuan media gambar.

Pertemuan I (2 x 35 menit)

Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam proses kegaitan belajar mengajar seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan buku pegangan guru untuk membantu menjelaskan materi kepada siswa. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk berdoa, presensi, guru memberikan apresepsi dan membacakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan pendahuluan dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti. Dalam pertemuan I sintak atau tahapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together terdapat 6 tahapan yaitu penomoran, menyajikan

(11)

informasi, kerja kelompok, presentasi hasil kerja kelompok, Evaluasi hasil kerja kelompok, kesimpulan.

Tahapan yang pertama adalah penomoran, yaitu guru membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen dengan cara berhitung mulai dari angka 1 sampai dengan angka 4. Siswa berkelompok sesuai dengan nomor yang di dapat yaitu untuk nomor 1 untuk bilangan romawi satuan, nomor 2 untuk bilangan romawi puluhan, nomor 3 untuk bilangan romawi ratusan dan nomor 4 untuk bilangan romawi ribuan. Tahapan yang kedua adalah guru menyajikan materi bilangan romawi yang berkaitan dengan 2 indikator yaitu tentang lambang dasar bilangan romawi dan aturan penulisan bilangan romawi. Tahapan yang ketiga adalah guru meminta siswa bekerja kelompok dengan anggota kelompoknya membahas tentang kartu bilangan romawi yang telah dibagikan oleh guru, dengan tahapan ketiga ini dilanjut dengan guru menunjuk kepala bernomor siswa untuk bergabung dengan kelompok yang baru yang dimana kelompok baru tersebut berisi satuan, puluhan, ratusan dan ribuan. Tahapan keempat adalah presentasi hasil kerja kelompok yang dimana guru menunjuk salah satu poerwakilan kelompok untuk mempresntasikan hasil kerja kelompok mereka ke depan kelas. Tahapan kelima adalah mengevaluasi hasil kerja kelompok, guru mengajak siswa bersama-sama mengoreksi hasil kerja kelompok, dalam hal ini mengajarkan siswa untuk aktif berpasrtisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Tahapan ke enam adalah kesimpulan, guru mengajak siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah di pelajari pada pertemuan 1. Di bagian akhir pembelajaran guru mengingatkan siswa untuk belajar karena pertemuan yang akan datang akan diadakan tes atau evaluasi. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi dengan menanyakan tentang hal yang dirasakan peserta didik, materi yang belum diketahui, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran dan diakhiri dengan salah satu peserta didik memimpin doa di akhir pembelajaran.

(12)

Pertemuan ke 2 (2 x 35 menit)

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan ke dua adalah penyelesaian sebagian indikator materi pembelajaran dan evaluasi individu. Sebelum memulai pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk berdoa, presensi, guru memberikan apresepsi dan membacakan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan pendahuluan dilaksanakan, guru melakukan tanya jawab untuk mengajak peserta didik mengingat pelajaran pada pertemuan I, kemudian dilanjut dengan kegiatan inti. Pada pertemuan ke dua ini menyelesaikan indicator materi yang belum selesai dengan tetap menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.

Sintaks pertemuan kedua adalah sebagai berikut, tahapan pertama adalah penomoran, yaitu guru membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen dengan cara berhitung mulai dari angka 1 sampai dengan angka 4, guru membagikan topi kepala bernomor kepada siswa sesuai dengan urutan berhitung sebagai identitas kelompok, guru memberikan kesempatan siswa untuk bergabung sesuai dengan kelompok masing-masing. Tahapan kedua adalah guru menyajikan materi bilangan romawi yang belum terselesaikan pada pertemuan pertama yang berisikan 2 indikator yaitu penulisan bilangan romawi ke hindu arab dan sebaliknya. Tahapan yang ketiga adalah guru memberikan kesempatan siswa untuk bekerja kelompok dengan anggota kelompoknya membahas tentang kartu bilangan romawi yang telah diberikan oleh guru yang berisi satuan, puluhan, ratusan dan ribuan dalam kelompok. Tahapan yang keempat adalah presentasi hasil kerja kelompok yang dimana guru menunjuk kepala bernomor siswa secara acak, untuk menuliskan lambang bilangan romawi romawi ke papan tulis sesuai dengan permintaan guru. Tahap kelima adalah mengevaluasi hasil penulisan bilangan romawi dengan cara guru mengajak siswa bersama-sama mengoreksi hasil kerja kelompok, dalam hal ini mengajarkan siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Tahapan ke enam adalah kesimpulan, guru mengajak siswa membuat kesimpulan dari materi yang telah di pelajari pada pertemuan 1 dan 2. Pada pertemuan ke dua ini, guru memberikan soal evaluasi individu yang berkaitan dengan materi pada pertemuan 1 dan 2 untuk

(13)

mendapatkan hasil belajar kognitis siswa dan juga sebagai pengukuran ketercapaian kompetensi yang telah di capai.

3.6.2.3 Refleksi

Peneliti pada tahap ini melakukan analisa terhadap pelaksanaan tindakan setelah kegiatan pembelajaran selesai, sama seperti yang dilakukan pada siklus I untuk dijadikan sebagai bahan refleksi. Selanjutnya berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi individu siswa pada siklus II dapat dilihat apakah pelaksanaan tindakan siklus ini sudah mencapai indikator penelitian yang sudah ditentukan. Jika penelitian ini sudah mencapai indicator yang ditentukan maka penelitian dihentikan, seandainya penelitian ini belum mencapai indikator penelitian yang telah ditentukan maka perlu adanya tindak lanjut untuk melakukan penelitian ke siklus berikutnya.

3.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Data dalam penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua macam data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa angka-angka yaitu nilai siswa sedangkan data kualitatif berupa catatan-catatan guru dan observer tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran. Untuk memperoleh data tersebut maka digunakan teknik pengumpulan data dan alat pengumpulan data yaitu:

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Pada Penelitian Tindakan Kelas ini, data dikumpulkan dengan melalui tes, observasi dan dokumentasi. Sebelum tes digunakan, terlebih dahulu di uji cobakan pada siswa yang bukan merupakan subjek penelitian. di SD Negeri 1 Wates, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan dikelas 5 berjumlah 30 siswa. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes tersebut. Soal tes, dilakukan setiap akhir siklus dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa diukur dengan cara pemberian soal tes. Setelah soal di uji validitas dan realiabilitasnya, kemudian dilihat taraf kesukarannya agar soal yang diberikan sesuai dengan perkembangan siswa. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(14)

39

3.7.1.1 Observasi

Observasi yang dilakukkan peneliti untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT berbantuan media gambar, apakah semua langkah langkah model pembelajaran terlaksana dengan baik.

3.7.1.2 Tes

Teknik tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif mata pelajaran matematika kelas 4 SD Negeri 1 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan setelah menerapkan model pembelajaran NHT berbantuan media gambar. Tes dilaksanakan di akhir siklus.

3.7.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika peserta didik kelas 4 SD Negeri 1 wates adalah sebagai berikut:

3.7.2.1 Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media gambar berlangsung. Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda cheklist (√) pada kolom sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru dan peserta didik pada setiap pertemuan. Pada observasi guru apabila guru dalam mengajar telah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran NHT berbantuan media gambar maka pembelajaran yang dilaksanakan berhasil. Sebelum membuat lembar observasi, peneliti membuat kisi-kisi terlebih dahulu. Menurut Arikunto (2010:193) menjelaskan bahwa kisi-kisi instrumen adalah suatu tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi instrumen menunjukan keterkaian antara variabel yang diteliti dengan instrumen dan sumber data yang diambil. Kisi-kisi dibuat untuk menggambarkan butir-butir soal yang akan disusun.

Pelaksanaan dan Pengamatan SIKLUS I Refleksi Perencanaan Pelaksanaan dan Pengamatan SIKLUS II Penyusunan Laporan

(15)

Kisi-kisi lembar observasi kegiatan guru dan speserta didik dalam penerapan model pembelajaran NHT berbantuan media gambar pada mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut:

Tabel 6

Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru Pertemuan I

No Aspek yang diamati A Kegiatan awal pelajaran

1. Kesiapan ruang ,alat dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran 3. Berdoa sebelum memulai pelajaran

4. Melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

6. Melakukan apersepsi untuk memancing pengetahuan siswa B Kegiatan Inti Pembelajaran

Numbered

7. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

8. Guru meminta siswa untuk berhitung dari mulai angka 1 sampai dengan angka 4 (dibagi atas kesamaan nomor kelompok)

9. Guru membagikan topi kepala bernomor kepada siswa sesuai dengan urutan berhitung

10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bergabung sesuai dengan kelompok masing-masing (Nomor 1: satuan, 2: puluhan, 3:ratusan, 4: ribuan)

Heads Together

11. Guru menyajikan informasi kepada siswa materi tentang bilangan romawi berbantuan media gambar yang ditempelkan di papan tulis 12. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apakah

siswa sudah memahami materi bilangan romawi sebelum beranjak ke tindakan selanjutnya

13. Guru mempersiapkan kartu bilangan romawi yang akan dibagikan ke semua siswa sesuai dengan nomor kelompok

14. Guru memberikan penjelasan aturan permainan

15. Guru memberikan kesempatan siswa bersama anggota kelompoknya untuk bekerja kelompok tentang makna bilangan romawi dari kartu bilangan yang telah diberikan guru

16. Guru menunjuk kepala bernomor secara acak untuk membentuk kelompok baru yang didalam kelompok terdapat kartu bilangan romawi satuan, puluhan, ratusan dan ribuan

(16)

17. Guru meminta siswa untuk bekerja kelompok kembali dengan kelompok yang baru tersebut

18. Guru menunjuk siswa melalui topi kepala bernomor secara acak menyajikan makna bilangan romawi dari masing-masing kelompok mereka ke depan

19. Guru telah mempersiapkan perhitungan perskoran

20. Guru mengajak siswa bersama-sama untuk mengoreksi hasil kerja kelompok mereka masing-masing di depan kelas (Melakukan perhitungan)

21. Guru menghitung akumulasi point jawaban diskusi kelompok

22. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai tertinggi point hasil kerja kelompok (Satuan, Puluhan, Ratusan, Ribuan)

23. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama siswa C. Kegiatan Akhir Pembelajaran

24. Guru Memberi evaluasi

25. Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa

26. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 27. Menutup pembelajaran dengan doa

Tabel 7

Kisi-kisi Respon kegiatan Siswa Pertemuan I

No Aspek yang diamati A Kegiatan awal pelajaran

1. Siap untuk mengikuti pembelajaran 2. Berdoa sebelum memulai pembelajaran

3. Aktif menjawab pertanyaan apersepsi dari guru B Kegiatan Inti Pembelajaran

4. Mengikuti perintah guru untuk membentuk kelompok

5. Siswa berantusias saat diminta guru untuk berhitung mulai dari angka 1 sampai dengan angka 4

6. Memiliki sikap antusiasme dalam menerima topi kepala bernomor yang diberikan oleh guru

7. Siswa bergabung sesuai dengan kelompoknya

8. Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru tentang materi bilangan romawi

9. Siswa tertarik saat guru menampilkan media gambar saat proses penyampaian materi

10. Siswa memanfaatkan kesempatan yang diberikan guru untuk bertanya mengenai hal apa saja yang belum diketahui dari materi bilangan

(17)

romawi

11. Siswa memiliki sikap antusiasme ketika guru memberikan kartu bilangan romawi

12. Siswa memperhatikan guru dalam menjelaskan aturan permainan 13. Siswa bersama kelompoknya aktif dan bekerjasama dalam bekerjs

kelompok

14. Siswa dengan sigap bergabung dengan kelompok yang baru saat guru menunjuknya

15. Siswa kembali aktif dan bekerjasama kembali untuk bekerja kelompok dengan kelompok barunya mengenai makna bilangan romawi yang telah di dapat

16. Siswa yang ditunjuk secara acak oleh guru berani maju kedepan menyajikan hasil kartu bilangan kelompok

17. Siswa bersama guru mengoreksi hasil diskusi

18. Kelompok siswa yang mendapat point tertinggi mendapat penghargaan dari guru

19. Siswa menyimpulkan pembelajaran bersama guru C Kegiatan Akhir Pembelajaran

20. Melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai 21. Menutup pembelajaran dengan doa bersama

Tabel 8

Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru Pertemuan II

No Aspek yang diamati A Kegiatan awal pelajaran

1. Kesiapan ruang ,alat dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa dalam pembelajaran 3. Berdoa sebelum memulai pelajaran

4. Melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

6. Melakukan apersepsi untuk memancing pengetahuan siswa B Kegiatan Inti Pembelajaran

Numbered

7. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok

8. Guru meminta siswa untuk berhitung dari mulai angka 1 sampai dengan angka 4 (dibagi atas kesamaan nomor kelompok)

9. Guru membagikan topi kepala bernomorkepada siswa sesuai dengan urutan berhitung

10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bergabung sesuai dengan kelompok masing-masing

(18)

11. Guru menyajikan materi kepada siswa tentang bilangan romawi berbantuan media gambar yang ditempelkan dipapan tulis

12. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apakah siswa sudah memahami materi bilangan romawi sebelum beranjak ke tindakan selanjutnya

13. Guru mempersiapkan kartu bilangan romawi yang akan dibagikan ke semua siswa (terdapat satuan, puluhan, ratusan dan ribuan) ke dalam kelompok

14. Guru menjelaskan aturan permainan

15. Guru memberikan kesempatan siswa bersama kelompoknya untuk bekerja kelompok tentang makna bilangan romawi dari kartu tersebut 16. Guru menunjuk kepala bernomor siswa secara acak, untuk menuliskan

lambang bilangan romawi ke papan tulis

17. Guru memberikan motivasi saat siswa berusaha menjawab pertanyaan dari guru

18. Guru telah mempersiapkan perskoran

19. Guru mengajak siswa bersama-sama untuk mengoreksi hasil pekerjaan temannnya

20. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang menjawab benar 21 Guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama siswa

C. Kegiatan Akhir Pembelajaran 22. Guru Memberi evaluasi

23. Guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa 24. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

25. Menutup pembelajaran dengan doa Tabel 9

Kisi-kisi Respon kegiatan Siswa Pertemuan II

No Aspek yang diamati A Kegiatan awal pelajaran

1. Siap untuk mengikuti pembelajaran 2. Berdoa sebelum memulai pembelajaran

3. Aktif menjawab pertanyaan apersepsi dari guru B Kegiatan Inti Pembelajaran

4. Mengikuti perintah guru dengan membentuk kelompok

5. Memiliki sikap antusiasme saat diminta guru untuk berhitung mulai dari angka 1 sampai dengan angka 4

6. Memiliki sikap antusiasme dalam menerima topi kepala bernomor kepada siswa sesuai dengan urutan berhitung

7. Siswa bergabung sesuai dengan kelompoknya

(19)

romawi

9. Siswa memanfaatkan kesempatan untuk bertanya tentang materi bilangan romawi tersebut

10. Siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi saat guru membagikan kartu bilangan romawi

11. Siswa mendengarkan aturan permainan yang disampaikan oleh guru 12. Siswa aktif bekerjasama dan bersungguh-sungguh bekerja kelompok

tentang makna bilangan romawi tersebut

13. Siswa yang ditunjuk guru berani maju ke depan untuk menuliskan bilangan romawi tersebut ke papan tulis

14. Memiliki sikap antusiasme ketika bersama-sama dengan guru saat mengoreksi hasil pekerjaan

15. Siswa yang benar menuliskan bilangan romawi yang diperintahkan guru mendapat penghargaan

16. Siswa merasa senang mendapat penghargaan 17. Menyimpulkan hasil belajar bersama guru C Kegiatan Akhir Pembelajaran

18. Melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai 19. Menutup pembelajaran dengan doa bersama

3.7.2.2 Tes

Tes untuk mengukur variabel hasil belajar (Y) aspek kognitif, maka peneliti mengunakan teknik tes untuk mendapatkan hasil belajar aspek kognitif peserta didik. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk instrumen pilihan ganda. Pelaksaaan tes ini dilakukakan setelah berakhirnya siklus I dan siklus II.

Tabel 10

Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I Standar Kompetensi : Menggunakan Lambang Bilangan Romawi Kompetensi Dasar : Mengenal Lambang Bilangan Romawi

NO INDIKATOR NO SOAL

1. Menyebutkan lambang dasar bilangan romawi sederhana

1, 2, 3, 9, 10, 14,15, 19, 20,23, 27, 35 2. Mengidentifikasi aturan penulisan bilangan

romawi

4, 12, 21, 25, 26, 39 3. Menuliskan bilangan romawi ke bilangan

hindu-arab

5, 8, 13, 17, 22, 28, 29, 31, 32, 34, 37, 40 4. Menuliskan bilangan hindu-arab ke bilangan

romawi

6, 7, 11, 16, 18, 24, 30, 33,36,38

(20)

Tabel 11

Kisi-Kisi Instrumen Tes Siklus II Standar Kompetensi : Menggunakan Lambang Bilangan Romawi Kompetensi Dasar : Mengenal Lambang Bilangan Romawi

NO INDIKATOR NO SOAL

1. Menyebutkan lambang dasar bilangan romawi sederhana

2, 3, 6, 7, 12, 15, 19, 21, 35, 39, 40 2. Mengidentifikasi aturan penulisan bilangan

romawi

1, 11, 16, 22, 23, 26, 28

3. Menuliskan bilangan romawi ke bilangan hindu-arab

5, 13, 14, 17, 20, 25, 29, 30, 33, 34, 37 4. Menuliskan bilangan hindu-arab ke bilangan

romawi

4, 8, 9, 10, 18, 24, 27, 31, 32, 36, 38

Jumlah Soal 40

3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum digunakan, instrumen penelitian harus diujucobakan. Uji coba digunakan untuk mengukur keabsahan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) suatu instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang baik harus valid dan reliabel. Instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen digunakan untuk mengukur apa yang ingin di ukur. Apabila instrumen disusun dengan mengikui teori penyusunan instrumen dan sesuai ketentuan maka istrumen dikatakan valid.

3.8.1. Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar

Validitas isi adalah uji yang menunjukkan sejauh mana item dalam tes yang mecakup keseluruhan isi yang akan diukur oleh suatu tes. Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistika melainkan dengan analisis rasioanal (Wardani, dkk 2012). Acuan toleransi kesalahan yang digunakan adalah 5% atau taraf kepercayaan maka rtabel=0,361, adapun penetapan rtabel ditentukan oleh banyaknya siswa (n-2), saat

melakukan uji validitas instrumen. Sedangkan untuk menentukan rxy yaitu dengan

nilai corrected item to total correlation dengan aplikasi Statistical Package For the Sosial Science (SPSS) versi 16.0.

(21)

3.8.1.1 Uji Validitas Siklus I

Dari 40 item soal, terdapat 25 soal valid dan 15 soal yang tidak valid. Berikut ini perhitungan dengan menggunakan SPSS16,0 windows 10.

Tabel 12

Analisis Validitas Kriteria Soal Pilihan Ganda Siklus I No item tidak valid No item valid

1, 3, 5, 10, 15, 17, 18, 19, 20, 26, 27, 30, 31, 37, 38

2, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 32, 33, 34, 35, 36, 39, 40

Hasil uji coba soal siklus I dengan jumlah responden 30 siswa dari jumlah soal 40, setelah dianalisis dapat diketahui jumlah soal yang valid berjumlah 25 soal dan tidak valid berjumlah 15 soal.

3.8.1.2 Uji Validitas Siklus II

Dari 40 item soal pada siklus II terdapat 30 soal valid dan 10 item soal yang tidak valid. Berikut ini perhitungan dengan menggunakan SPSS.

Tabel 13

Analisis Validitas Kriteria Soal Pilihan Ganda Siklus II No item tidak valid No item valid

2, 8, 12, 13, 17, 24, 27, 30, 33, 38 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 31, 32,

34, 35, 36, 37, 39, 40

Hasil uji coba soal siklus II dengan jumlah responden 30 peserta didik dan jumlah soal 40, setelah dianalisis dapat diketahui jumlah soal yang valid berjumlah 30 soal dan tidak valid berjumlah 10 soal. Dari data di atas maka di pilih 30 soal pilihan ganda sebagai instrument tes siklus II.

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar

Reliabilitas atau dapat berarti dapat di percaya yang berhubungan dengan ketetapan atau konsistensi. Tes hasil belajar dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Menurut Muhidin & Abdurrahman (2007) suatu instrumen dikatakan reliabel adalah pengukuran instrumen konsisten. Uji reliabilitas

(22)

dilakukkan dengan tujuan mengetahui konsistensi dari instrumen, sehingga pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali uji coba pengukuran terhadap subjek yang sama di peroleh hasil yang relatif sama. Menurut Wardani, dkk (2012) kriteria menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman sebagai berikut:

Tabel 14

Rentang indeks reliabilitas

No Indeks Tingkat Reliabititas

1. 0,80-1,00 Sangat reliabel 2. 0,61-0,80 Reliabel 3. 0,40-0,60 Cukup Reliabel 4. 0,21-0,40 Agak Reliabel 5. 0,00-0,20 Kurang Reliabel a. reliabilitas siklus I Tabel 15

Uji Reliabilitas Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.847 40

b. Uji reliabilitas siklus II

Tabel 16

Uji Reliabilitas Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.937 40

Reliabilitas butir soal dapat dilihat pada kolom Cronbach's Alpha dan kemudian dicocokan dengan tabel tentang indeks reliabilitas untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu soal. Setelah dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 16.00 maka di dapatkan koefisiensi .847 dan .937 maka dapat dikatakan jika instrument soal tersebut termasuk dalam katergori sangat reliabel.

(23)

3.8.3 Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal dapat diketahui dari banyak siswa menjawab benar. Tingkat kesukaran soal dinyatakan dalam indeks yang disebut indeks tingkat kesukaran soal (ITK) . Indeks kesukaran adalah bilangan hasil dari perbandingan anatara jawaban benar yang diperoleh peserta didik dan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu soal. Untuk menghitung indeks tingkat kesukaran soal (ITK) maka digunakan rumus jumlah peserta didik menjawab benar dibagi jumlah peserta didik.

ITK

=

Keterangan:

ITK = Indeks Tingkat Kesukaran B = Jumlah siswa menjawab benar N = Jumlah siswa mengikuti tes

Sementara kriteria tingkat kesukaran soal diguankan pendapat (Wardani, dkk 2012). Tabel 17

Tabel Tingkat Kesukaran Soal

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0,00 - 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 – 1,00 Mudah

Tabel 18

Tabel Analisis Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda

Analisis Soal

Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah

Siklus I 5, 18 2, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 37, 39, 40 1, 3, 4, 16, 17, 34, 38 Siklus II 8, 22, 25, 31, 34, 39 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 35, 36, 37, 38, 40 2, 12

(24)

3.9 Indikator Kinerja

Peningkatan hasil belajar yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sejauh mana hasil belajar siswa menjcapai KKM, dan sejauh mana ada peningkatan per siklus. Pada penelitian tindakan kelas ini dikatakan bila 75% siswa berhasil memperoleh nilai ≥70, yakni skor Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di awal tahun pelajaran 2017/2018. Pada kondisi awal, diharapkan melalui media gambar bilangan romawi sebagai sumber belajar pada proses pembelajaran akan ada peningkatan di akhir siklus II, sehingga pemahaman konsep Bilangan romawi dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

3.10 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Karena data yang akan dianalisis diperoleh berdasarkan hasil dari lembar observasi guru dan siswa berupa penjelasan atau keterangan adalah data kualitatif, sedangkan data yang diperoleh dari hasil tes berbentuk angka-angka adalah data kuantitatif. Kemudian data kuantitatif dan kualitatif dianalisa dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif dengan cara membandingkan kondisi antara siklus 1 dan 2, kemudian dari hasil deskripsi komparatif tersebut dapat dilihat peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika.

Gambar

Tabel 5   Waktu Pelaksanaan Penelitian
Gambar 1 Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana wartawan telah tampil, sebagai subjek pencerita, maka, secara keseluruhan di dalam teks berita pertama, terdapat tiga tokoh, yang ditempatkan sebagai

Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku dalam berbahasa Jawa Ngoko sebagai bahasa sehari-hari pada komunitas masyarakat Jawa di

Mengatur permasalahan lokasi, serta peralatan produksi yang akan digunakan dan menyesuaikan dengan budget produksi yang telah ditetapkan Pengaturan lokasi yang cocok dengan

Penulis selaku karyawan magang ingin mengaplikasikan sebuah tools yang dapat membantu perusahaan dalam monitoring dan controlling dari investasi proyek yaitu dengan

SUMBAJI PUTRANTO: Keefektifan Peer Tutoring dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Ditinjau dari Pemahaman Konsep, Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Sikap

16 Saya itu kalau dengan orang tua saya saya selalu jujur, tapi kalau terpaksa biar tidak di marahi ya saya lakukakan karena apabial orang tua saya marah itu

Dengan berdasarkan kepada tiga istilah tersebut, maka pada hakikatnya pendidikan dalam Islam bertujuan tidak hanya untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik,

Bogdan & Taylor dalam Moleong (2001, h.3), mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata