• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA. Achwan, Rochman. Corporate Social Responsibility, Pertikaian Paradigma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA. Achwan, Rochman. Corporate Social Responsibility, Pertikaian Paradigma"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Achwan, Rochman. Corporate Social Responsibility, Pertikaian Paradigma dan Arah Perkembangan. Jakarta. Jurnal Galang. Volume 1 No. 2. 2006. Arikunto. Dasar - dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2004.

Belch, G., dan Belch, M.. Advertising and promotion : An integrated

marketing communications perspective. Irwin : McGraw-Hill. 2008

Basu Swastha. Azas-Azas Marketing, Edisi 3. Liberty: Yogyakarta. 1996.

Burns, Alvin C. dan Bush, Ronald F. Marketing Research (International Edition). Prentice Hall Inc., Upper Saddle River, New Jersey. 2003

Dr. Jouni Korhonen. Corporate Social Responsibility and Environmental Management Volume 10, Issue 1, March. 2003. John Wiley & Sons,Ltd. And ERP Environment. 2003

Dunn, William N. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 2003.

Duncan, Tom. IMC: Using Advertising & Promotion to Build Brand. New York : McGraw-Hill. 2004.

Duncan, Tom. Principles of Advertising & IMC. New York : McGraw-Hill. 2005. Gazali, Effendi. Political Communication in Indonesia: Media Performance

in Three Eras in Wilnatt & Aw (Eds. 2006.

Harrell, Gilbert D. Marketing: Connecting with Customers. Chicago Education Press. 2008.

Jauch, L.R dan Glueck, W.R. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan Edisi IV. Jakarta : Erlangga. 1999.

Kotler Philip, Alih bahasa Hendra Teguh. Marketing Manajement, Analisis, Planning, Implementation and Control, Prentice Hall International, Inc. 1997.

(2)

Kotler Phillip dan Nancy Lee. Corporate Sosial Responsibility, Doing the

Most Good for Your Company and Your Cause. John Wiley & Sons Publisher. 2005.

Minichiello, V. Aroni, R. Timewell, E & Alexander, L. In-depth interview (2nd edition). Melbourne:Longman Australia Pty Ltd. 1995.

Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya. 2006.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya. 2007.

Neuman, W.L. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approach. London: Sage Publications. 2006.

Patton, Michael Quinn. Qualitative Research and Evaluatin Methods. USA : Sage Publication Inc. 2002.

Rachmat Kriyantono. Teknis Praktis Riset Komunikasi : Disertai contoh praktis riset media, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran. Jakarta : Kencana Prenada Media. 2008.

Robinson, B. The CIPP has its formation from the earlier stages where there were no paragraphs or any acronyms for any product or stanzas. The CIPP approach to evaluation.Collit project: A background note from Bernadette. 2002.

Ronald B. Adler & Jeane Marquardt Almhorst, Principles and Practices for Business and the Profesion. New York : McGraw-Hill. 1996.

Royse, David. et al., Program Evaluation, An Introduction. Toronto.Thomson Books. 2006.

Schultz, D.E. and Schultz, H.F. IMC the next generation: five steps for delivering value and measuring returns using marketing communication. New York : McGraw-Hill. 2004.

(3)

Shimp, T.A. Advertising, promotion , & other aspects of Integrated Marketing

Communication. South-Western : Cengage Learning. 2010.

Siregar, Chairil. N. Analisis Sosiologis Terhadap Implementasi CSR pada Masyarakat Indonesia Jurnal Sosioteknologi. ITB : Bandung. Edisi 12 tahun 06 Desember 2007.

Stake. Robert E. The Countenance of Educational Evaluation Center

for Instructional Research and Curriculum Evaluation, Paper University of Illinois. 2006.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif dilengkapi contoh Proposal dan

Laporan Penelitian. Bandung : Alfabeta. 2006.

Warhurst, Alyson.. Corporate Citizenship and Corporate Social Investment. United Kingdom : Greenleaf Publishing. 2001.

Wibawa, Samudra. Kebijakan Publik: Proses dan Analisis, Jakarta:Intermedia 1994.

Wibisono, Yusuf . Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social Responsibility). Fascho Publishing. Gresik. 2007.

Wildemuth BM. Application of Social Research Methods To Question In Information and Library Science. London: Grennwood Publishing Group. 2009

Website :

Investopedia. Halaman website:

(4)

Acuan Pertanyaan untuk Evaluasi CSR HCTPS :

Evaluasi konteks :

1. Sebab dilaksanakan kegiatan program CSR HCTPS?

2. Kebutuhan-kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh kegiatan program CSR HCTPS?

3. Tujuan program apa saja yang menjadi prioritas pencapaian?

4. Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan? 5. Keunikan kegiatan program CSR HCTPS?

Evaluasi input :

1. Apakah strategi yang digunakan oleh program sudah sesuai dengan pencapaian tujuan?

2. Apakah pemilihan atau kualifikasi SDM dalam kegiatan sudah sesuai dengan beban program yang akan dijalankan?

3. Apakah strategi yang diambil ini merupakan stategi yang benar-benar sudah disepakati bersama oleh pengelolah program?

4. Bagaimana menyusun jadwal kegiatan CSR HCTPS? 5. Siapa yang membuat jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Evaluasi proses :

1. Apa tema program kegiatan CSR HCTPS tahun 2012? 2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

3. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012? 4. Kapan pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

5. Dimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

6. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

7. Komponen apa saja yang belum sesuai dengan rancangan yang telah dibuat? 8. Target komponen apa saja yang kiranya sulit dicapai dalam pelaksanaan program?

mengapa dan bagaimana solusinya?

9. Hambatan-hambatan penting apakah yang dijumpai selama pelaksanaan program berlangsung dan perlu diatasi?

(5)

Evaluasi hasil :

1. Tujuan-tujuan manakah yang sudah dicapai?

2. Apakah yang dapat dibuat yang menunjukkan hubungan antara spesifikasi prosedur dengan hasil nyata dari kegiatan program?

3. Kebutuhan individu manakah yang telah terpenuhi sebagai akibat dari kegiatan program?

4. Hasil jangka panjang yang nampak sebagai akibat dari kegiatan program? 5. Bagaimana kepuasan target atas kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

(6)

Personal Care Director Unilever Indonesia - Debora Sadrach

Pertanyaan untuk Evaluasi CSR HCTPS :

Evaluasi konteks :

1. Sebab dilaksanakan kegiatan program CSR HCTPS?

Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh

kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi secara

proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera. Dengan pemahaman tersebut, maka pada dasarnya CSR memiliki fungsi atau peran strategis bagi PT Unilever Tbk,, yaitu sebagai bagian dari manajemen risiko khususnya dalam membentuk katup pengaman sosial (social security). Selain itu melalui CSR PT Unilever Tbk, juga dapat membangun reputasinya, seperti meningkatkan citra perusahaan maupun pemegang sahamnya, posisi merek perusahaan, maupun bidang usaha perusahaan.

Dalam hal ini perlu ditegaskan bahwa CSR berbeda dengan charity atau sumbangan sosial. CSR harus dijalankan di atas suatu program dengan memerhatikan kebutuhan dan keberlanjutan program dalam jangka panjang. Nah, keberlanjutan program dalam jangka panjang itu yaitu program dari kesehatan lingkungan dengan fokus sanitasi, dan cuci tangan pakai sabun sebagai salah satu bentuk CSR Lifebuoy – Unilever kami yakin dapat membantu pemerintah dalam mencapai MDGs (Millenium Development Goals) di tahun 2014.

2. Kebutuhan-kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh kegiatan program CSR HCTPS?

Kebutuhan yang belum tercapai yaitu kami sangat fokus kepada perayaan di pusat saja, sehingga roadshow didaerah kurang terkoordinir. Kami ingin me reach penduduk Indonesia hingga di pedalaman, agar yang memang belum tersentuh informasi akan hidup bersih dan sehat terutama CTPS ini. Seperti yang kita ketahui untuk di bagian Indonesia di bagian timur sangat tertinggal dalam akses sanitasi. Dan kemungkinan

(7)

besar tahun 2013 kami akan fokuskan dalam promosi dalam berbagai pemasaran terpadu.

3. Tujuan program apa saja yang menjadi prioritas pencapaian?

CSR HCTPS ini merupakan sebuah inovasi sosial baru dalam kehidupan bersama antara masyarakat serta memiliki porensi besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

4. Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan?

Tujuan pengembangan yang berhubungan yaitu bagaimana masyarakat berperilaku sehat dan dengan mencuci tangan pakai sabun, juga Lifebuoy selama ini dengan produk sabun unggulan sehingga bagi kami CSR HCTPS PT Unilever Tbk, sebagai agen moral, dengan atau tanpa aturan hukum sebuah perusahaan harus menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah mengedepankan prinsip moral dan etis, yakni menggapai hasil terbaik. CSR melahirkan sejumlah keuntungan, yaitu profitabilitas dan kinerja finansial yang lebih kokoh, misalnya lewat CSR HCTPS ini menurunkan angka diare dan penyakit menular. Sehingga dengan dijalankan tanggung jawab PT Unilever Tbk, justru meingkatkan pendapatan dan keberadaan perusahaan pun di terima masyarakat.

5. Keunikan kegiatan program CSR HCTPS?

Keunikan kegiatan ini yaitu selain mendukung pemerintah dan kesehatan masyarakat dalam perubahan perilaku, keputusan manajemen PT Unilever Tbk, untuk melaksanakan program-program CSR HCTPS secara berkelanjutan itu sangat unik. Dan pada dasarnya hal tersebut merupakan keputusan yang rasional. Sebab implementasi program-program CSR akan menimbulkan efek lingkaran emas yang akan dinikmati oleh perusahaan dan seluruh stakeholder-nya. Melalui CSR HCTPS, kesadaran akan kesehatan masyarakat luas akan lebih terjamin. Kondisi ini pada gilirannya akan menjamin kelancaran seluruh proses atau aktivitas produksi perusahaan serta pemasaran hasil-hasil produksi perusahaan. Sedangkan terjaganya kelestarian lingkungan dan alam selain menjamin kelancaran proses produksi juga menjamin ketersediaan pasokan bahan baku produksi yang diambil dari alam.

(8)

Evaluasi input :

1. Apakah strategi yang digunakan oleh program sudah sesuai dengan pencapaian tujuan?

Pemetaan wilayah perlu dilakukan dan itu sebagai strategi utama kami dalam membuat perencanaan program CSR. Tujuannya agar sasaran yang dituju tepat. Strategi itu yang benar benar kita lakukan.

2. Apakah pemilihan atau kualifikasi SDM dalam kegiatan sudah sesuai dengan beban program yang akan dijalankan?

Ya, pemilihan dan kualifikasi SDM dalam internal perusahaan juga sebagai panitia pelaku kegiatan ini sudah sangat sesuai dengan beban program yang dijalankan.

3. Apakah strategi yang diambil ini merupakan stategi yang benar-benar sudah disepakati bersama oleh pengelolah program?

Strategi yang digunakan yaitu, dalam penentuan lokasi kami telah melakukan survey dan mengklasifikasi sebelum melakukan program CSR. Klasifikasi tersebut diambil dari hasil data perlombaan seholah sehat. Dan terpilihlah sekolah SD 05 ini sebagai sekolah yang memang kurang akses terhadap sanitasi baik toilet maupun sarana CTPSnya tidak ada. Sedangkan disekeliling sekolah tersebut merupakan pusat kota dan pusat perkantoran dapat dibilang kalangan yang mampu. Tetapi sekolah ini sangat tertinggal dalam sanitasinya.

4. Bagaimana menyusun jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Penyusunan kegiatan internal seperti roadshow kami rencakan dan menyusun agenda tersendiri dengan melibatkan pihak Yayasan Unilever Indonesia. Karena pendekatan tersendiri kami lakukan agar kegiatan yang kami jalankan sesuai dengan target program CSR HCTPS ini sendiri. Dan apabila kami melibatkan stakeholder dalam kegiatan internal ini takut merusak konsep yang kami buat, tetapi tetap kami mengundang pemerintah dan stakeholder dalam acara tersebut. Tetapi kalau hari puncak kami diskusikan bersama akan rundown kegiatan.

5. Siapa yang membuat jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Untuk kegiatan roadshow STBM pihak kamilah yang menyusun jadwal secara keseluruhan. Tetapi untuk perayaan hari puncak, pihak KPS (Kemitraan Pemerintah dan Swasta bekerja sama dalam menyusun hari puncak). Hal tersebut

(9)

dilakukan karena banyak sekali stakeholder yang ingin berkontribusi pada kegiatan ini.

Evaluasi proses :

1. Apa tema program kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Tema HCTPS ke-5 tahun ini adalah ”Cuci Tangan Pakai Sabun, Anak Sehat Dimulai dari Tangan Sehat”. Tema ini dipilih karena pendidikan perilaku hidup bersih sehat akan sangat efektif jika dimulai dari anak-anak, dengan pemakaian kata tangan dengan maksud agar tervisualisasi bahwa kesehatan tubuh anak tersebut, bisa dimulai dengan perilaku semudah Cuci Tangan Pakai Sabun.

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012 terlaksana dengan baik

3. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Kementerian, Badan/Lembaga Non Kemeterian, Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, Gubernur, Bupati/Walikota, Badan Usaha Milik Negara, Sektor Swasta dan Dunia Usaha, Organisasi International, Organisasi Kemasyarakatan Peduli Kesehatan, dan Lembaga Pendidikan (mulai dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi)

4. Kapan pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Rangkaian kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan september, dan hari puncak perayaan diadakan di tanggal 15 Oktober 2012

5. Dimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

SDN 05 Karet Sudirman

6. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Proses pelaksanaan terutama di puncak acara HCTPS Ke-5 Tahun 2012 pada tanggal 15 oktober 2012 bertempat di halaman SD 04,05,06 Karet Setiabudi, diikuti oleh 416 peserta dan undangan. Pada saat yang bersamaan 15 wilayah diberbagai belahan indonesia juga menyelenggarakan HCTPS sesuai daftar terlampir. Dan proses pelaksanaan HCTPS telah dilakukan dengan baik.

7. Komponen apa saja yang belum sesuai dengan rancangan yang telah dibuat?

Untuk kesesuaian apa yang telah dikerjakan dengan rancangan saya rasa sudah cukup sinkron.

(10)

8. Target komponen apa saja yang kiranya sulit dicapai dalam pelaksanaan program? mengapa dan bagaimana solusinya?

Yang sulit dicapai yaitu persepsi yang berbeda yang diterima oleh masyarakat di sekitar SDN 05 (tempat pelaksanaan hari puncak) yaitu mereka menganggap bahwa pelaksanaan kegiatan program CSR HCTPS ini hanya sebagai promosi belaka yg sifatnya philantrophy.

9. Hambatan-hambatan penting apakah yang dijumpai selama pelaksanaan program berlangsung dan perlu diatasi?

Tidak ada kendala dan hambatan yang cukup berarti selama pelaksanaan program CSR HCTPS ini.

Evaluasi hasil :

1. Tujuan-tujuan manakah yang sudah dicapai?

Empat tujuan yang menjadi fokus kami dalam CSR HCTPS ini yaitu dari segi edukasi, kesadaran, peduli dan budaya. Untuk 3 tujuan awal hingga kepedulian, tujuan itu telah kami genggam istilahnya. Tetapi kalau untuk ke tujuan budaya, yang artinya kebiasaan yang diterapkan disetiap harinya. Dam saya rasa tahap itulah yang sangat sulit dilakukan.

2. Apakah yang dapat dibuat yang menunjukkan hubungan antara spesifikasi prosedur dengan hasil nyata dari kegiatan program?

Sebuah inovasi sosial baru dalam kehidupan bersama antara perusahaan dengan masyarakat, pemahaman tentang CSR pada masyarakat perlu ditingkatkan. Karena CSR khususnya CSR HCTPS yang dilaksakan oleh Lifebuoy PT Unilever memiliki potensi besar sebagai pemutus mata rantai penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia. Prinsip CSR pada dasarnya semuanya sama yaitu Triple Bottom Line (TBL) atau tiga faktor utama operasi perusahaan dalam kaitannya dengan lingkungan dan manusia, yaitu faktor manusia dan masyarakat (people), faktor ekonomi dan keuntungan (profit) dan faktor lingkungan (planet). Ketiga faktor ini juga terkenal dengan sebutan triple-P yaitu people, profit and planet. Tiga hal itulah yang kita terapkan dan menjadi panduan dalam hubungan prosedur dan hasil nyata kegiatan program.

3. Kebutuhan individu manakah yang telah terpenuhi sebagai akibat dari kegiatan program?

(11)

Tentu saja penerima akses sanitasi yang baik dan berkelanjutan ini warga SDN 05 Karet. Dan kita akan terus mengembangkan ke sekolah-sekolah dengan sanitasi yang kurang baik, tidak hanya sampai disitu kami akan melakukan pendampingan. Agar perubahan perilaku menjadi kebiasaan.

4. Hasil jangka panjang yang nampak sebagai akibat dari kegiatan program?

Pada prinsipnya, harapan kami dalam Program CSR HCTPS ini adalah memberikan informasi pentingnya CTPS diterapkan kepada anak-anak khususnya dalam pencegahan penularan penyakit di usia dini.

5. Bagaimana kepuasan target atas kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

(12)

Senior Brand Manager Lifebuoy Unilever Indonesia - Amalia Sarah Santi

Pertanyaan untuk Evaluasi CSR HCTPS :

Evaluasi konteks :

1. Sebab dilaksanakan kegiatan program CSR HCTPS?

Penerapan CSR pada hakikatnya adalah pengintegrasian isu sosial baik itu isu lingkungan maupun isu kesehatan ke dalam operasi perusahaan dan dikomunikasikan kepada pihak terkait atau stakeholder, kaitannya dengan PT Unilever ini, khususnya Lifebuoy. Mengapa CSR perlu dilakukan? Sebabnya yaitu CSR menunjukan suatu komponen penting dari komitmen yang lebih luas terhadap pembangunan yang berkelanjutan dan pengelolaan “triple bottom line” (people, profit, planet) dari kinerja sosial, ekonomi dan lingkungan. Mengapa hari cuci tangan pakai sabun sedunia yang dipilih oleh Lifebuoy dalam mengimplementasikan CSR? Pentingnya komunikasi CSR yang tepat dalam pertimbangan bagaimana memposisikan produk sendiri dimata khalayak. CSR is also about doing good and telling it well.

Jumlah anak di Indonesia usia 0 – 14 tahun mencapai sekitar 71,5 juta jiwa. Namun jiwa mereka terancam penyakit infeksi menular yang masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Penyakit infeksi menular seperti diare dan pneumonia masih menjadi 10 besar penyakit rawat Inap dan rawat jalan di rumah sakit, bahkan bisa menyebabkan kehilangan jiwa. “Cuci tangan pakai sabun merupakan ‘vaksin yang dapat dilakukan sendiri’ untuk mencegah berbagai kuman penyebab penyakit infeksi menular masuk ke dalam tubuh,untuk itu, kami menjadikan HCTPS 2012 di Indonesia sebagai momentum untuk terus meningkatkan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) terutama di kalangan anak-anak. Oleh karena itulah fokus kami yaitu dalam penyelenggaraan CSR HCTPS ini.

2. Kebutuhan-kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh kegiatan program CSR HCTPS?

Komitmen siswa-siswi sendiri dalam menumbuhkan kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama di lima saat penting, yaitu mandi pakai sabun,CTPS sebelum makan pagi, sebelum makan siang, sebelum makan malam,dan setelah dari toilet ini merupakan kebutuhan yang belum dapat terpenuhi karena itu Unilever akan terus melakukan monitoring dan evaluasi dan terus mengedukasi setelah kegiatan ini

(13)

selesai. Kami harap kebutuhan yang belum terpenuhi ini akan berubah menjadi kebiasaan sehat pada komunitas sekolah.

3. Tujuan program apa saja yang menjadi prioritas pencapaian?

Perayaan HCTPS tahun 2012 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Perbedaannya adalah adanya pemberian donasi berupa fasilitas cuci tangan dan kebersihan kepada sekolah yang belum masuk sebagai kriteria sekolah sehat. Diharapkan dengan diberikannya donasi ini, maka peningkatan kebiasaan CTPS di sekolah dasar dapat terwujud. Sekolah yang diberikan donasi, selanjutnya akan menjadi sekolah binaan Lifebuoy, yang akan terus kami edukasi mengenai pentingnya menerapkan PHBS dan CTPS sehingga terbentuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat. Dan itulah prioritas pencapaian kami.

4. Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan?

Tujuan pengembangan edukasi juga pemenuhan kebutuhan. Pada perayaan HCTPS 2012 yang digelar di SDN Karet 05 Pagi Jakarta, Chairman Unilever Indonesia secara simbolis menyerahkan donasi fasilitas cuci tangan kepada kepala sekolah. Secara keseluruhan, Lifebuoy memberikan donasi di 10 Provinsi intervensi Lifebuoy, agar kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) semakin meningkat di sekolah-sekolah tersebut. Lifebuoy juga menggerakkan 747.000 siswa dari 2.147 sekolah dasar di 10 provinsi dan TP PKK di 33 provinsi sebagai sarana sosialisasi dan edukasi, serta mengajak semua pihak untuk kembali berkomitmen menumbuhkan kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama di lima saat penting, yaitu mandi pakai sabun, CTPS sebelum makan pagi, sebelum makan siang, sebelum makan malam, juga setelah dari toilet.

5. Keunikan kegiatan program CSR HCTPS?

Hingga saat ini penyakit infeksi menular seperti diare, ISPA,dan SARS masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia dan telah merenggut jutaan jiwa anak setiap tahunnya. Laporan tahunan UNICEF 2011-2012 menunjukkan bahwa pneumonia dan diare masih menjadi dua penyakit utama penyebab kematian anak di dunia. Berdasarkan studi penelitian oleh Curtis V. Cairncross, mencuci tangan pakai sabun dapat menurunkan risiko diare hingga 47%. Studi baru menunjukkan edukasi dan sosialisasi CTPS di sekolah dapat memainkan peran penting dalam mengurangi ketidakhadiran anak-anak disekolah dasar. Di Cina, Kolombia, dan Mesir, tingkat

(14)

ketidakhadiran siswa karena diare dan ISPA turun antara 20%-50% sebagai akibat dari praktek CTPS.

Oleh karena itulah PT Unilever Indonesia Tbk., melalui brand sabun kesehatan Lifebuoy berupaya aktif mendukung terwujudnya anak dan keluarga Indonesia yang lebih sehat melalui beragam aktivitas sebagai rangkaian perayaan HCTPS 2012.

Evaluasi input :

1. Apakah strategi yang digunakan oleh program sudah sesuai dengan pencapaian tujuan?

2. Apakah pemilihan atau kualifikasi SDM dalam kegiatan sudah sesuai dengan beban program yang akan dijalankan?

Jawaban no.1 dan no.2

CSR yang diangkat mencakup 5 (lima) komponen pokok,

Pertama, Hak Azasi Manusia (HAM) yaitu bagaimana PT Unilever Tbk, menyikapi masalah HAM dan strategi serta kebijakan apa yang dilakukan oleh PT Unilever Tbk, untuk menghindari terjadinya pelanggaran HAM di PT Unilever Tbk, yang bersangkutan.

Kedua, Tenaga Kerja yaitu bagaimana kondisi tenaga kerja di supply chain atau pabrik milik sendiri mulai dari sosial sistem penggajian, kesejahteraan hari tua dan keselamatan kerja, sampai pada soal penggunaan tenaga kerja dibawah umur. Dan pemilihan serta kualifikasi SDM kita seleksi berdasarkan beban program dan pekerjaan yang di jalani. (jawaban no.2)

Ketiga, Lingkungan Hidup yaitu bagaimana strategi dan kebijakan yang berhubungan dengan masalah lingkungan hidup; bagaimana PT Unilever Tbk, mengatasi dampak lingkungan atas produk atau jasa mulai dari pengadaan bahan baku sampai pada masalah buangan limbah, serta dampak lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi dan distribusi produk.

Keempat, Sosial Masyarakat yaitu bagaimana strategi dan kebijakan dalam bidang sosial dan pengembangan masyarakat setempat (community development), serta dampak operasi PT Unilever Tbk, terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat. Hal yang sama (Comdev) kami terapkan pada CSR HCTPS ini.

Kelima, dampak produk dan jasa terhadap pelanggan yaitu apa saja yang dilakukan oleh PT Unilever Tbk, untuk memastikan bahwa produk dan jasa bebas dari

(15)

dampak negatif seperti mengganggu kesehatan, mengancam keamanan dan produk terlarang.

Dari komponen-komponen itulah kami PT Unilever Tbk menyusun strategi yang didasari konsep CSR itu sendiri yaitu 3P (people, profit, planet) dan inilah panduan dalam mencapai tujuan PT Unilever Tbk yaitu Sustainable Living dimana Unilever mulai memisahkan pertumbuhan dari dampak lingkungan, sekaligus meningkatkan dampak sosial yang positif. Ada tiga sasaran utama yang akan dicapai pada tahun 2020 – meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, mengurangi dampak lingkungan dan memasok 100% bahan baku pertanian secara berkelanjutan dan meningkatkan penghidupan karyawan dalam rantai nilai kami. Sebagai perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial, Unilever Indonesia menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang luas. Keempat pilar program kami adalah Lingkungan, Nutrisi, Higiene dan Pertanian Berkelanjutan. Program CSR termasuk antara lain kampanye Cuci Tangan dnegan Sabun (Lifebuoy), program Edukasi kesehatan Gigi dan Mulut (Pepsodent), program Pelestarian Makanan Tradisional (Bango) serta program Memerangi Kelaparan untuk membantu anak Indonesia yang kekurangan gizi (Blue Band). Pencapaian tujuan tidak berhenti disitu, kami terus akan menggali strategi yang efektif agar ada percepatan dalam mencapai tujuan program.

3. Apakah strategi yang diambil ini merupakan stategi yang benar-benar sudah disepakati bersama oleh pengelola program?

Semua strategi pasti awalnya akan dikomunikasikan sebelum ada persetujuan yang jelas oleh karena itu strategi yang digunakan sudah sesuai dan sangat matang.

4. Bagaimana menyusun jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Penyusunan melalui rapat internal dan rapat antar stakeholder (para mitra Unilever dan tentu saja dengan arahan langsung dari Kementerian Kesehatan RI)

5. Siapa yang membuat jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Kami libatkan seluruh stakeholder dan seluruh Public-Private Partnership for Hand Washing with Soap (PPPHW).

Evaluasi proses :

(16)

”Cuci Tangan Pakai Sabun, Anak Sehat Dimulai dari Tangan Sehat”. Tema ini dipilih karena dapat merangkun bahwa penyakit infeksi menular seperti diare, ISPA,dan SARS masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia dan telah merenggut jutaan jiwa anak setiap tahunnya. Laporan tahunan UNICEF 2012 menunjukkan bahwa pneumonia dan diare masih menjadi dua penyakit utama penyebab kematian anak di dunia. Oleh karena itulah fokus kami lebih kepada anak (siswa/i sekolah dasar).

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012 terlaksana dengan baik dan sesuai dengan schedule, terlihat kemitraan antara PT Unilever Tbk, dengan pemerintah dan masyarakat (khususnya warga SDN 05 dan warga sekitar) merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan CSR HCTPS 2012.

3. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Tim yang terlibat dalam Public-Private Partnership for Hand Washing with Soap (PPPHW) yang di dalamnya yaitu : Kementerian, Badan/Lembaga Non Kemeterian, Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, Gubernur, Bupati/Walikota, Badan Usaha Milik Negara, Sektor Swasta dan Dunia Usaha, Organisasi International, Organisasi Kemasyarakatan Peduli Kesehatan, dan Lembaga Pendidikan (mulai dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi)

4. Kapan pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Rangkaian kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan september hingga awal november, dan hari puncak perayaan diadakan di tanggal 15 Oktober 2012.

5. Dimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Perayaan dilaksanakan di SDN 05 Karet Sudirman. Tetapi, Lifebuoy juga menggerakkan 747.000 siswa dari 2.147 sekolah dasar di 10 provinsi dan TP PKK di 33 provinsi sebagai sarana sosialisasi dan edukasi, serta mengajak semua pihak untuk kembali berkomitmen menumbuhkan kebiasaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

6. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Pada hari puncak perayaan ada pemberian donasi berupa fasilitas cuci tangan dan kebersihan kepada sekolah yang belum masuk sebagai kriteria sekolah sehat. Donasi tersebut dikumpulkan Lifebuoy dari dukungan melalui ‘Like’ di fanpage Lifebuoy. Untuk setiap ‘Like’ di facebook yang terkumpul dari Indonesia bernilai

(17)

Rp.1.000. Lifebuoy juga mengajak sukarelawan untuk turut serta melakukan aksi nyata membantu mengedukasi tentang PHBS dan bersama merayakan aktivitas HCTPS di di sekolah yang menerima bantuan donasi.

Sebagai rangkaian HCTPS 2012, diadakan pula beberapa lomba yaitu Lomba Keluarga Bebas Diare yaitu lomba kreativitas foto dan video orang tua yang mengajarkan keluarga untuk mencuci tangan pakai sabun dengan cara yang paling kreatif dan efektif. Lomba Ibu Peduli CTPS, yaitu lomba kreatifitas Ibu dalam mengajak dan mengajarkan cuci tangan pada anak serta Lomba Menggambar Aku dan Tangan Sehatku, dimana anak-anak dapat menyalurkan kreativitas menggambar mereka terkait tema “Anak Sehat dimulai dari Tangan Sehat.”

PT Unilever Indonesia Tbk., melalui brand sabun kesehatan Lifebuoy berupaya aktif mendukung terwujudnya anak dan keluarga Indonesia yang lebih sehat melalui beragam aktivitas sebagai rangkaian perayaan HCTPS 2012. Program donasi tidak hanya diberikan di Indonesia, seluruh like facebook dari seluruh dunia dikumpulkan, untuk nantinya didonasikan oleh Lifebuoy Global untuk membantu desa di Afrika Selatan yang belum memiliki sarana sanitasi yang memadai. Melalui hal tersebut diharapkan membantu mengurangi tingkat kematian anak karena diare dengan menghentikan penyebaran kuman di tangan melalui cara cuci tangan pakai sabun dan jutaan jiwa dapat terselamatkan.

7. Komponen apa saja yang belum sesuai dengan rancangan yang telah dibuat?

Komponen telah terlaksana dengan rancangan yang ada, dan CSR dipandang sebagai bangun segitiga dari kegiatan perusahaan : 3P yaitu (people, profit planet), tapi mesti memperhatikan lingkungan serta komunitas. Dan cakupan Komponen CSR sangat luas, bukan hanya terbatas pada masalah sosial semata, seperti: donasi/sumbangan atau bantuan dalam peningkatan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, untuk terhindar dari persepsi dangkal seperti itu, kami lebih memilih pada corporate sustainability yaitu cerminan adanya perwujudan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dari perspektif dunia usaha. Memang, aktivitas CSR HCTPS tak akan langsung memberi janji sebagaimana kerap dituliskan. Akan tetapi, dalam jangka panjang, sedikit banyak CSR akan memberi dampak terhadap eksistensi PT Unilever Tbk,.

8. Target komponen apa saja yang kiranya sulit dicapai dalam pelaksanaan program? mengapa dan bagaimana solusinya?

(18)

Persepsi yang diterima oleh masyarakat di sekitar SDN 05 (tempat pelaksanaan hari puncak) pasti bermacam-macam, dan sangat berbeda. Kami sangat menyayangkan komentar negatif yaitu anggapan bahwa pelaksanaan kegiatan program CSR HCTPS ini hanya sebagai promosi belaka yg sifatnya philantrophy. Dan Unilever yang berkontribusi dalam penyelenggaraan CSR HCTPS dengan baik memilih mengabaikan komentar-komentar negatif dan meneruskan perilaku ‘doing good and telling it well”, kepada pemangku kepentingan yang relevan sebagai strategi yang telah terbukti berhasil.

9. Hambatan-hambatan penting apakah yang dijumpai selama pelaksanaan program berlangsung dan perlu diatasi?

Berkomunikasi secara efektif dengan stakeholder atau pemangku kepentingan PT Unilever Tbk, yang beragam adalah tugas yang sulit karena sifat stakeholder yang berbeda satu sama lain dan juga karena pendapat pemangku kepentingan terhadap bisnis dan bagaimana mereka bereaksi dapat berubah cepat karena berbagai hal. Kadang kala isu tersebut bisa saling bertentangan.

Evaluasi hasil :

1. Tujuan-tujuan manakah yang sudah dicapai?

Tujuan dalam menjalin kerjasama yang lebih erat dengan berbagai pemangku kepentingan program CTPS, untuk mendapatkan dukungan yang maksimal, khususnya dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan HCTPS di Indonesia menuju pencapaian MDG’s keempat.

2. Apakah yang dapat dibuat yang menunjukkan hubungan antara spesifikasi prosedur dengan hasil nyata dari kegiatan program?

Unilever mengadopsi dan menjalankan konsep CSR dewasa ini telah mendapat perhatian dari kalangan kreditor (secara khusus perbankan) dan kalangan investor (secara khusus dunia pasar modal). Dalam praktik Unilever melaporkan implementasi CSR melalui laporan keberlanjutan.

Konsep tentang CSR di Indonesia memasuki fase yang disebut integrasi setelah melewati tahap pergulatan ide serta introduksi konsep. Fase ini merefleksikan tingkat kematangan CSR sebagai ide dan pengakuan sebagai bagian dari strategi serta operasi PT Unilever Tbk, tepatnya spesifikasi prosedur itu sendiri yang dengan harapan yaitu

(19)

menjadikan CSR sebagai everyone’s business. Tantangan terbesar untuk Implementasi CSR PT. Unilever Tbk, adalah:

1. Alignment (penyelerasan), dengan sasaran bisnis dalam strategi Unilever 2. Integration, diantara seluruh area fungsional dan entitas bisnis Unilever

3. Institutionalization dengan cara memasukan seluruh strategi, kebijakan dan proses ke dalam organisasi.

Dengan kata lain, untuk memajkan CSR diperlukan koordinasi serta partnership (kemitraan) yang erat diantara tiga elemen utama yang selama ini diyakini menjadi penggerak CSR; civil society, government dan business. Pada konteks ini, spesifikasi prosedur dan juga hasil nyata program ini terlihat, yaitu adanya hubungan partnership yang baik.

3. Kebutuhan individu manakah yang telah terpenuhi sebagai akibat dari kegiatan program?

Warga SDN 05 Karet dan Daerah Intervensi Lifebuoy, terlepas dari besarnya kebutuhan individu mana yang telah terpenuhi, Unilever memfokuskan pada peningkatan manfaat yang diciptakan untuk masyarakat dan pertumbuhan berkelanjutan.

4. Hasil jangka panjang yang nampak sebagai akibat dari kegiatan program?

CSR akan memberi manfaat dalam jangka panjang, aktivitas sosial menjadi kehirauan lantaran erat terkait dengan social lisence. Ada kekhawatiran tidak terciptanya harmoni dengan komunitasnya bahkan memungkinkan timbulnya konflik, bila perusahaannya tak aktif membantu kehidupan sosial masyarakat setempat. Aktivitas sosial membuat perasaan pengelola relatif lebih tenang. Alhasil tak mengherankan bila tak sedikit pula yang sifat programnya tak berkelanjutan; sekali menggelar aksi, kemudian ditinggalkan tanpa monitoring serta evaluasi. Hal ini telah kami cari solusinya yaitu kami akan tetap mendampingi sekolah yang sudah kami bina, agar perubahan perilaku ini tidak bersifat sementara dan juga akan membentuk kebiasaan yang baik pada siswa/i sekolah dasar.

5. Bagaimana kepuasan target atas kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Kepuasan target dapat dinilai dari antusiasme, dan dapat dilihat respon dari stakeholder maupun warga sekolah sangat senang akan terlaksananya kegiatan ini.

(20)

Direktur Penyehatan Lingkungan – drh. Wilfried H. Purba

Pertanyaan untuk Evaluasi CSR HCTPS tahun 2012: Evaluasi konteks :

1. Sebab dilaksanakan kegiatan program CSR HCTPS?

Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG’s 4 adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan anak dibawah usia 5 tahun hingga 23 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2015, salah satunya adalah dengan menggunakan momen internasional seperti HCTPS sebagai aksi advokasi kepada pemerintah daerah sekaligus upaya promotif terhadap perilaku CTPS agar dapat menjadi budaya bangsa Indonesia sehingga angka kematian dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dan perilaku manusia dapat dikurangi. Dan upaya tersebut memberikan dampak yang bermakna terhadap meningkatnya kebiasaan dan cara mencuci tangan menggunakan sabun dengan benar. Hasil studi Environmental Health Risk Assessment yang dilakukan oleh 55 kabupaten/kota di 16 provinsi pada tahun 2013 menunjukkan 18.5% masyarakat yang telah melakukan kebiasaan CTPS dengan benar di lima waktu penting, meningkat sebanyak 2,5% dibandingkan capaian tahu 2010. Peningkatan kebiasaan dan perilaku CTPS tersebut berdampak terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan dengan sabun, seperti Diare, ISPA ,Infeksi cacing dan Flu Burung.

2. Kebutuhan-kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh kegiatan program CSR HCTPS?

Kebutuhan akan kesadaran pentingnya perilaku higienis dan sanitasi di Indonesia masih relative sangat rendah. Bantuan pemerintah berupa dana dan penyediaan sarana sanitasi ternyata tidak cukup menjamin bangkitnya kesadaran dan terjadinya perubahan perilaku yang berkelanjutan di masyarakat. Oleh karena itulah pemerintah, lintas program, lintas sektor, mitra, swast, dan LSM turut serta dalam kegiatan ini sebagai stimulan agar perilaku CTPS menjadi kebiasaan di masyarakat.

3. Tujuan program apa saja yang menjadi prioritas pencapaian?

Penurunan angka diare pada anak-anak, juga pencapaian target MDGs khususnya point 4.

(21)

4. Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan?

Karena kegiatan ini diadakan di lingkungan sekolah dasar maka tujuan pengembangan yang dibutuhkan yaitu berupa edukasi; penerapan edukasi CTPS dalam kehidupan sehari-hari.

5. Keunikan kegiatan program CSR HCTPS?

CSR HCTPS ini ‘sangat ampuh’ dalam pencegahan penyakit, karena berdasarkan hasil riset WHO Tahun 2007, menunjukkan bahwa dengan intervensi terpadu 5 pilar STBM dapat menurunkan angka kejadian diare (hingga 94%) sedangkan perilaku CTPS sendiri dapat menurunkan kasus diare hingga 45%. Selain itu CTPS dapat menurunkan insiden diare sebanyak 42-47% (Curtis, 2003 dan Ejemot, 2008), pneumonia 50% (Rabies, 2006) dan flu burung 50% (Luby, 2005). Selain itu CTPS juga mempu mencegah Infeksi cacing, Infeksi mata dan penyakit kulit.

Evaluasi input :

1. Apakah strategi yang digunakan oleh program sudah sesuai dengan pencapaian tujuan?

Ya, Strategi yang digunakan sudah sesuai dengan pencapaian tujuan.

2. Apakah pemilihan atau kualifikasi SDM dalam kegiatan sudah sesuai dengan beban program yang akan dijalankan?

Pihak Kementerian Kesehatan telah bekerjasama dengan mitra swasta dan LSM dalam penyelenggaraan kegiatan, oleh karena itu saya percaya akan pemilihan SDM dan kualifikasinya sudah sesuai dengan beban program yang dijalankan.

3. Apakah strategi yang diambil ini merupakan stategi yang benar-benar sudah disepakati bersama oleh pengelola program?

Ya, karena rapat persiapan pun telah dilaksanakan hingga konsep benar-benar matang dalam penyusunan rencana kegiatan ini.

4. Bagaimana menyusun jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Didiskusikan dengan pelaku yang terkait HCTPS.

(22)

Beberapa mitra swasta khususnya Unilever juga Unicef yang bekerjasama dengan Promosi Kesehatan dan juga Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan

Evaluasi proses :

1. Apa tema program kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

“Cuci Tangan Pakai Sabun, Anak Sehat Dimulai dari Tangan Sehat”

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Rangkaian kegiatan hingga acara puncak HCTPS terlaksana dengan baik.

3. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Kementerian, Badan/Lembaga Non Kemeterian, Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, Gubernur, Bupati/Walikota, Badan Usaha Milik Negara, Sektor Swasta dan Dunia Usaha, Organisasi International, Organisasi Kemasyarakatan Peduli Kesehatan, Tokoh Agama,Tokoh/Kader Masyarakat,Tokoh Seni, Budaya dan Tokoh Olah Raga, Lembaga International, Lembaga Pendidikan (mulai dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi)

4. Kapan pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

15 Oktober 2012

5. Dimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

SDN 05 Karet Setiabudi, Jakarta Selatan

6. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Sept ‐Okt 2012  Lomba Foto 27 Sept 2012 Talkshow  Apresiasi  Budaya CTPS   10 Okt 2012 Seminar  Mencegah  Kecacingan  Dengan  CTPS" 13 Okt  2012 Seminar  Advokasi  Media  Perilaku  CTPS 15 Okt 2012 Puncak peringatan  HCTPS

(23)

7. Komponen apa saja yang belum sesuai dengan rancangan yang telah dibuat?

Dari pihak Direktorat Penyehatan Lingkungan sendiri semua komponen telah dilaksanakan sebagaimana tukpoksinya.

8. Target komponen apa saja yang kiranya sulit dicapai dalam pelaksanaan program? mengapa dan bagaimana solusinya?

Pesan yang disampaikan dalam mengemas informasi kepada masyarakat tentang manfaat CTPS dalam pencegahan penyakit menular dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya CTPS menjadi kendala awalnya bagi kami. Solusinya kami mengemas tahapan cuci tangan pakai sabun yang benar ini melalui jingle dan permainan yang dikemas oleh Unilever agar lebih menarik untuk disampaikan kepada anak-anak.

9. Hambatan-hambatan penting apakah yang dijumpai selama pelaksanaan program berlangsung dan perlu diatasi?

Hambatan yang penting yang dijumpai yaitu koordinasi dan persamaan persepsi antar lembaga akan program CSR HCTPS ini.

Evaluasi hasil :

1. Tujuan-tujuan manakah yang sudah dicapai?

Peningkatan perilaku CTPS juga terjadi peningkatan rata -rata 39,9% perilaku cuci tangan menggunakan sabun untuk setiap waktu penting sejak tahun 2006-2012. Berikut Data BPS, Susenas triwulan 1 tahun 2012:

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Tahun 2006 Tahun 2012

(24)

2. Apakah yang dapat dibuat yang menunjukkan hubungan antara spesifikasi prosedur dengan hasil nyata dari kegiatan program?

Spesifikasi prosedur dengan hasil nyata kegiatan program ini nyata dengan bantuan dari berbagai pihak, khususnya Unilever. Untuk hubungan antara sepesifikasi dengan prosedur lebih mendalam dapat ditanyakan kepada pihak swasta dan mitra yang terkait langsung dengan program CSR HCTPS ini.

3. Kebutuhan individu manakah yang telah terpenuhi sebagai akibat dari kegiatan program?

Kebutuhan sanitasi sekolah SDN 05 Karet Setiabudi, Jakarta Selatan.

4. Hasil jangka panjang yang nampak sebagai akibat dari kegiatan program?

Setelah mampu meningkatkan kepedulian anak-anak akan pentingnya CTPS, diharapkan perilaku ini dapat menyebar pada lingkar inti keluarga dan menjadi perilaku yang membudaya.

5. Bagaimana kepuasan target atas kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Kelompok sasaran pada kegiatan ini yaitu anak usia sekolah dasar, orang tua yang memiliki anak usia balita dan guru serta komunitas sekolah. Kelompok sasaran sangat gembira atas kegiatan CSR HCTPS ini dan itu menjadi tolak ukur akan kepuasan target CSR HCTPS ini.

(25)

Kepala Bagian Promosi Kesehatan – dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM

Pertanyaan untuk Evaluasi CSR HCTPS : Evaluasi konteks :

1. Sebab dilaksanakan kegiatan program CSR HCTPS?

Hadirnya sebuah perusahaan pasti akan bersinggungan dengan pemerintah juga masyarakat di lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi. Pihak perusahaan sejatinya membangun keharmonisan dengan lingkungannya, sebagai mitra yang baik. Tanggung jawab perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan inilah yang kemudian dikenal sebagai tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility. Nah, CSR HCTPS ini sebagai salah satu bentuk kepedulian perusahaan khususnya Unilever dengan produknya Lifebuoy menunjukan bentuk kepedulian dan sebagai rutinitas aktifitas perusahaan.

2. Kebutuhan-kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh kegiatan program CSR HCTPS?

Dari sisi promosi kesehatan, kebutuhan yang belum terpenuhi yaitu kegiatan media briefing yang kurang terencana. Sehingga kegiatan roadshow dan talkshow kurang mendapatkan ekspos masyarakat. Kemungkinan persiapan yang kurang melibatkan promosi kesehatan, tetapi hal itu kemudian tidak dipermasalahkan karena bagian Direktorat Penyehatan Lingkungan telah menyiapkan juga berkomunikasi langsung dengan pihak mitra dan swasta.

3. Tujuan program apa saja yang menjadi prioritas pencapaian?

Cuci tangan pakai sabun merupakai salah satu indikator prioritas pencapaian PHBS Kementerian Kesehatan (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Oleh karena itu dukungan kementerian kesehatan diberikan agar parameter pengetahuan, sikap, dan perilaku menjadi tujuan untuk memperoleh informasi perilaku pencegahan dan perilaku berisiko terjadinya penyakit.

4. Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan?

Pemenuhan kebutuhan tentu saja fakta dilapangan bahwa murid SD atau generasi muda yang hadir diharapkan sebagai agent of change-nya perilaku hidup bersih dan

(26)

5. Keunikan kegiatan program CSR HCTPS?

HCTPS ini unik dan perlu diperingati setiap tahun, karena pada kenyataannya kondisi saat ini belum semua masyarakat melakukan praktik Cuci Tangan Pakai Sabun atau CTPS dengan benar, padahal dengan CTPS kita dapat mencegah timbulnya penyakit berbasis lingkungan.

Evaluasi input :

1. Apakah strategi yang digunakan oleh program sudah sesuai dengan pencapaian tujuan?

Untuk meningkatkan capaian yang optimal terhadap sanitasi yang layak dan CTPS, strategi yang digunakan tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak, seperti lintas program, lintas sektor, swasta, maupun mitra untuk dapat saling bersinergi untuk menciptakan budaya CTPS melalui:

‐ Promosi dan edukasi kesehatan kepada semua tingkatan: Provinsi, Kabupaten/Kota, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Sekolah, Rumah, dan Tempat-Tempat Umum lainnya. ‐ Memfasilitasi penyediaan sarana CTPS dengan jumlah yang memadai, terutama di

sekolah-sekolah.

2. Apakah pemilihan atau kualifikasi SDM dalam kegiatan sudah sesuai dengan beban program yang akan dijalankan?

Untuk kualifikasi saya kira sudah cukup mengcover beban kegiatan ini.

3. Apakah strategi yang diambil ini merupakan stategi yang benar-benar sudah disepakati bersama oleh pengelola program?

Strategi yang ada memang sudah dikomunikasikan beberapa kali dan kerjasama terjalin dengan sangat baik.

4. Bagaimana menyusun jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Semua pihak terlibat dalam penyusunan jadwal kegiatan ini, karena banyak pihak yang akan turut serta meramaikan rangkaian kegiatan HCTPS ini. Tapi khusus untuk acara puncak, pihak Unilever yang menyusun dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan ini.

5. Siapa yang membuat jadwal kegiatan CSR HCTPS?

(27)

Evaluasi proses :

1. Apa tema program kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Cuci Tangan Pakai Sabun, Anak Sehat Dimulai dari Tangan Sehat

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Terlaksana dengan lancar dan apresiasi besar diucapkan kepada semua pelaku yang terlibat dalam kegiatan HCTPS.

3. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Unsur kementerian/lembaga terkait, para mitra, lembaga internasional, lembaga sosial kemasyarakatan, pendidik dan murid SDN 05 Jakarta (lembaga pendidikan lainnya) serta masyarakat sekitar.

4. Kapan pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

15 Oktober 2012

5. Dimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Lingkungan SDN 05 Karet

6. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Serangkaian kegiatan tingkat nasional dalam rangka Hari Cuci Tangan Pakai Sabun, meliputi:

a. Pelaksanaan Lomba Foto Budaya CTPS tingkat nasional

b. Talkshow di TVOne dengan tema Apresiasi Budaya CTPS

c. Publikasi media HCTPS di 6 media cetak nasional (Media Indonesia, Bisnis Indonesia, Indo Pos, Suara Pembaruan, Jakarta Globe, Jakarta Post);

d. Seminar “Strategi Pengendalian Kecacingan dan Perilaku CTPS di Indonesia

e. Roadshow sosialisasi 5 waktu penting CTPS dan langkah-langkah CTPS yang

benar, di 3 Sekolah Dasar ( SD Pinang Ranti, TMII, SD 01 dan 02, Bogor)

f. Seminar “Advokasi Peran Media dalam Perilaku CTPS”

g. Puncak acara HCTPS Ke-5 Tahun 2012 pada tanggal 15 oktober 2012 bertempat

di halaman SD 04,05,06 Karet Setiabudi.

7. Komponen apa saja yang belum sesuai dengan rancangan yang telah dibuat?

Komponen yang dijalankan sudah sesuai dengan rencana.

8. Target komponen apa saja yang kiranya sulit dicapai dalam pelaksanaan program? mengapa dan bagaimana solusinya?

(28)

Yang sulit dicapai yaitu perubahan perilaku ‘semu’, sehingga perlu adanya pendampingan kedepannya. Apakah murid disekolah ini telah berperilaku hidup bersih dan sehat dengan menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun di lima waktu penting. Dan yang terpenting bagaimana angka diare dan penyakit menular dapat ditekan di generasi muda – ya sekolah dasar khususnya.

9. Hambatan-hambatan penting apakah yang dijumpai selama pelaksanaan program berlangsung dan perlu diatasi?

Tidak ada hambatan yang berarti, tetapi banyak pihak yang ingin membantu memperbaiki sarana sanitasi disekolah ini. Karena diketahui sarana kebersihan seperti toilet dan sarana cuci tangan disekolah ini masih kurang mumpuni. Oleh karena itu anggaran yang dikeluarkan berbagai pihak ini mesti dikelola dan walaupun begitu pihak sekolah sangat senang mendapatkan subsidi sarana ini.

Evaluasi hasil :

1. Tujuan-tujuan manakah yang sudah dicapai?

Terselenggaranya kegiatan dan mengemas pesan tentang informasi CTPS ini merupakan tujuan utama, dan mengedukasi siswa/i sekolah dasar tentang pentingnya CTPS ini telah dicapai dengan sangat baik.

2. Apakah yang dapat dibuat yang menunjukkan hubungan antara spesifikasi prosedur dengan hasil nyata dari kegiatan program?

Hubungan hasil nyata dari kegiatan program ini di tunjukkan dengan keterlibatan secara langsung dan melalui organisasi sosial perusahaan seperti halnya Unilever, Pihak swasta lainnya yang menjalin kerjasama yang baik dengan instansi pemerintah, universitas, media massa. Spesifikasi prosedur juga telah dijalankan dengan sangat baik, tidak ada rasa ego sektoral pada para pihak pemegang program perusahaan yang satu dengan yang lainnya.

3. Kebutuhan individu manakah yang telah terpenuhi sebagai akibat dari kegiatan program?

Tentu saja warga dari SDN 05 Karet, Jakarta Selatan.

4. Hasil jangka panjang yang nampak sebagai akibat dari kegiatan program?

(29)

5. Bagaimana kepuasan target atas kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

(30)

Staf Direktorat Penyehatan Lingkungan – Subdit Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar Ni Nengah Yustina Tutuanita

Pertanyaan untuk Evaluasi CSR HCTPS : Evaluasi konteks :

1. Sebab dilaksanakan kegiatan program CSR HCTPS?

Cuci Tangan Pakai Sabun atau yang sering disingkat CTPS merupakan pilar ke 2 Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang diluncurkan tahun 2008. STBM merupakan aksi terpadu untuk menurunkan angka kejadian penyakit menular berbasis lingkungan, salah satunya yang paling umum adalah diare. Saat ini sudah ada 7.325 desa STBM per juni 2012 (laporan triwulan II, merupakan akumulasi data tahun 2010) dari target 20.000 desa di tahun 2015. Dan berdasarkan hasil riset WHO Tahun 2007, Strategi Nasional STBM menunjukkan signifikansi penurunan angka kejadian diare (hingga 94%) dan angka cacingan (sampai 71,6%) yang dapat dicapai dengan adanya modifikasi lingkungan untuk merubah perilaku negatif. Khusus untuk CTPS dapat menurunkan insiden diare sebanyak 42-47% (Curtis, 2003 dan Ejemot 2008), pneumonia 50% (Rabie 2006) dan flu burung 50% (Luby, 2005). Selain itu CTPS juga mempu mencegah Infeksi cacing, Infeksi mata dan penyakit kulit. Oleh karena itu karena ampuhnya CTPS dalam menurunkan penyakit menular lainnya maka diadakan program ini.

HCTPS (Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia) merupakan salah satu ajang untuk membangun komitmen bersama antara pemerintah maupun stakeholder terkait untuk bersama-sama mewujudkan pencapaian program STBM yaitu perilaku hidup bersih dan sehat (higienis) di seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya adalah perilaku cuci tangan pakai sabun belumlah menjadi perilaku higienis di Indonesia. Konsep umum tentang cuci tangan yang bersih masih pada seputaran mencuci tangan dengan menggunakan air saja tanpa perlu harus menggunakan sabun.

2. Kebutuhan-kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh kegiatan program CSR HCTPS?

Tahun-tahun sebelumnya konsep pelaksanaan CSR HCTPS ini masih ‘konsep’ dan hanya sekedar perayaan atau ceremoni saja. Tahun ini kebutuhan yang ingin kita

(31)

cara ini berhasil kita akan review dan kedepannya penyelenggaraan CTPS ini menjadi lebih baik lagi.

3. Tujuan program apa saja yang menjadi prioritas pencapaian?

Tahun 2012, kami fokus kepada implementasi CTPS. Dengan tema : Anak Sehat dimulai dari tangan Sehat, kami harapkan HCTPS tahun 2012 dapat menjadi aksi advokasi kepada pemerintah daerah sekaligus upaya promotif terhadap perilaku CTPS agar dapat menjadi budaya bangsa Indonesia sehingga angka kematian dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dan perilaku manusia dapat dikurangi.

4. Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan?

Tahun 2012, kami mengadakan edukasi CTPS ke sekolah-sekolah, yang tidak hanya bersifat seremonial tetapi berupa edutainment kepada anak sekolah, bahkan hingga ke pasar dan tempat-tempat umum yang selaras dengan GIB (Gerakan Indonesia Berseri). Selain itu, kami juga mengadakan temu media (4 oktober) dan seminar ilmiah CTPS (10 Oktober). Sehingga perilaku ini bisa lebih membudaya.

5. Keunikan kegiatan program CSR HCTPS?

Momen HCTPS ini unik karena sebagai momen kepedulian pihak swasta untuk bersama-sama mengkampanyekan perilaku CTPS di masyarakat.

Evaluasi input :

1. Apakah strategi yang digunakan oleh program sudah sesuai dengan pencapaian tujuan?

Sudah sesuai dengan pencapaian tujuan, karena memang fokus kami yaitu mengimplementasikan CTPS ini kemasyarakat luas.

2. Apakah pemilihan atau kualifikasi SDM dalam kegiatan sudah sesuai dengan beban program yang akan dijalankan?

Panitia yang berasal dari lintas sektor, melakukan kegiatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI. Kegiatan baik dilakukan di Pusat, maupun daerah: provinsi/kota/kabupaten dapat dilaporkan ke Koordinator Kemitraan Pemerintah-Swasta untuk Cuci Tangan Pakai Sabun, sebagai bukti partisipasi untuk mewujudkan

(32)

perilaku CTPS di Indonesia. Pemilihan dan kualifikasi SDM kegiatan kami rasa sudah cukup baik dan beban program yang dijalankan dapat di-handle dengan baik.

3. Apakah strategi yang diambil ini merupakan stategi yang benar-benar sudah disepakati bersama oleh pengelolah program?

Untuk persiapan, pihak kemitraan pemerintah-swasta telah mengadakan rapat persiapan dan baik rencana maupun strategi kegiatan ini telah dikonsep secara matang.

4. Bagaimana menyusun jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Dalam beberapa rapat persiapan yang diadakan, kami dengan pihak lintas sektor dan pihak swasta telah sepakat untuk menyusun jadwal kegiatan bersama.

5. Siapa yang membuat jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Panitia Kemitraan Pemerintah-Swasta untuk Cuci Tangan Pakai Sabun. Dan pihak konsultan dari Unicef dalam membantu terselenggaranya kegiatan ini.

Evaluasi proses :

1. Apa tema program kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Untuk tema global yaitu : “More Than Just a Day”, sedangkan tema yang dikemas dan penyesuaian dengan pelaksanaan tahun 2012 di Indonesia yaitu : “Cuci Tangan

Pakai Sabun, Anak Sehat Dimulai dari Tangan Sehat” 2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Pelaksanaan kegiatan terlaksana dengan sangat baik.

3. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

a. LembagaTinggi Negara

b. Kementerian, Badan/Lembaga Non Kemeterian c. Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota

d. Gubernur, Bupati/Walikota e. Badan Usaha Milik Negara f. Sektor Swasta dan Dunia Usaha g. Organisasi International

h. Organisasi Kemasyarakatan Peduli Kesehatan

(33)

j. Lembaga International

k. Lembaga Pendidikan (mulai dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi)

4. Kapan pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

15 Oktober 2012

5. Dimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

SDN 05 Karet, Jakarta Selatan

6. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Gambaran Kegiatan HCTPS ke-5 2012:

a. Peringatan HCTPS ke-5 Tahun 2012 di Indonesia diperingati dengan pelaksanaan kegiatan baik di pusat maupun di daerah melalui kemitraan lintas sektor. Penyelenggaraan HCTPS ke-5 tidak terbatas sehari, diharapkan aksi nyata dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara terus menerus.

b. Di tingkat Nasional dengan panitia yang berasal dari lintas sektor, melakukan kegiatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Rl. Kegiatan baik dilakukan di Pusat, maupun daerah: provinsi/kota/ kabupaten dapat dilaporkan ke Koordinator Kemitraan Pemeintah-Swasta untuk Cuci Tangan Pakai Sabun, sebagai bukti partisipasi untuk mewujudkan perilaku CTPS di Indonesia. c. Di Tingkat Nasional acara puncak diselenggarakan di SD 04-05-06 Setiabudi,

Jakarta yang dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Perwakilan Unicef, Ketua SIKIB, Perwakilan WHO, Perwakilan WSP, Perwakilan Unilever, Perwakilan mitra swasta, para murid Sekolah Dasar sebanyak 416 anak, masyarakat perduli Kesehatan dan dunia usaha.

d. Ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota juga menyelenggarakan acara puncak peringatan HCTPS ke-5, 2012 yang diperingati tanggal 15 Oktober 2012.

7. Komponen apa saja yang belum sesuai dengan rancangan yang telah dibuat?

Kami rasa semua komponen telah dijalankan dengan rencana kegiatan.

8. Target komponen apa saja yang kiranya sulit dicapai dalam pelaksanaan program? mengapa dan bagaimana solusinya?

Perubahan perilaku khususnya dalam kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, Mendorong peran serta masyarakat dan Perumusan sinergi dan peran stakeholder terkait CTPS ini agar didevelop sehingga kedepannya kegiatan tidak hanya terfokus di

(34)

9. Hambatan-hambatan penting apakah yang dijumpai selama pelaksanaan program berlangsung dan perlu diatasi?

Penyamaan persepsi akan program CTPS ini merupakan komitmen bersama, bukan hanya kegiatan pihak swasta saja, dan bukan kegiatan pemerintah saja.

Evaluasi hasil :

1. Tujuan-tujuan manakah yang sudah dicapai?

Tujuan akan kognitif warga SDN 05 karet juga masyarakat dengan menerapkan edukasi CTPS dalam kehidupan sehari-hari dimulai dari diri sendiri.

2. Apakah yang dapat dibuat yang menunjukkan hubungan antara spesifikasi prosedur dengan hasil nyata dari kegiatan program?

MoU kemitraan dari pemerintah terhadap pihak swasta terkait.

3. Kebutuhan individu manakah yang telah terpenuhi sebagai akibat dari kegiatan program?

Kebutuhan masyarakat akan pengetahuan tentang kebiasaan hidup bersih dan sehat, dam dimulai pendekatan dari kaum muda sebagai penerus bangsa khususnya siswa/siswi sekolah dasar.

4. Hasil jangka panjang yang nampak sebagai akibat dari kegiatan program?

Perubahan perilaku sebagai hasil jangka panjang program CSR HCTPS ini.

5. Bagaimana kepuasan target atas kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Dari berbagai mitra menyatakan puas atas kegiatan HCTPS ini dan juga pada tahun berikutnya para mitra akan turut berperan serta kembali dalam kegiatan ini.

(35)

Kabid Pemberdayaan Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan Promosi Kesehatan – drg. Rarit Gempari, MARS

Pertanyaan untuk Evaluasi CSR HCTPS : Evaluasi konteks :

1. Sebab dilaksanakan kegiatan program CSR HCTPS?

CTPS merupakan cara yang paling efektif dan murah dalam mencegah diare dan pneumonia. Kedua penyakit ini merupakan penyebab tersering kematian bayi dan balita. Setiap tahunnya, lebih dari 3,5 juta anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun karena diare dan pnemonia. Tantangan yang dihadapi adalah mengubah perilaku masyarakat untuk berperilaku CTPS. Oleh karena itu kegiatan ini dilakukan.

2. Kebutuhan-kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh kegiatan program CSR HCTPS?

Kebutuhan yang belum terpenuhi dalam kegiatan HCTPS sebelumnya kurangnya ekspos media. Oleh karena itu tahun 2012 kita fokus kepada mengoptimalkan peran media dalam membantu dalam behaviour change communication-nya, karena memang fokus promkes (promosi kesehatan) ya memang kesana.

3. Tujuan program apa saja yang menjadi prioritas pencapaian?

Menjadikan CTPS sebagai kebiasaan hidup sehat di masyarakat Indonesia.

4. Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan?

Lebih ke edukasi dan informatif.

5. Keunikan kegiatan program CSR HCTPS?

Uniknya ya kerjasama yang dilakukan antara Kemitraan Pemerintah-Swasta (KPS) ini dilakukan sangat baik. Karena jarang sekali ada program yang diminati oleh pihak swasta dan pemerintah menyambut bahkan mendukung agar terlaksananya kegiatan CSR HCTPS.

Evaluasi input :

1. Apakah strategi yang digunakan oleh program sudah sesuai dengan pencapaian tujuan?

(36)

 Promosi dan edukasi kesehatan (melalui media KIE – Knowledge Information and Education)

 Memfasilitasi penyediaan sarana CTPS

 Pemberdayaan Masyarakat (Community Development)

2. Apakah pemilihan atau kualifikasi SDM dalam kegiatan sudah sesuai dengan beban program yang akan dijalankan?

Sebagai salah satu panitia dalam kegiatan ini, maka saya rasa kualifikasi SDM telah sesuai dengan keahlian dan bidang masing-masing. Sehingga kegiatan terlaksana dengan optimal.

3. Apakah strategi yang diambil ini merupakan stategi yang benar-benar sudah disepakati bersama oleh pengelolah program?

Ya, Sudah kesepakatan bersama

4. Bagaimana menyusun jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Kalau jadwal saya kurang tahu, karena kurang dilibatkan. Dan selebihnya saya dikomunikasikan dengan Kapus Promkes (Kepala Pusat Promosi Kesehatan) akan kegiatan yang akan saya jalankan. Karena kebijakan dalam penyusunan jadwal ialah tukpoksi penentu kebijakan.

5. Siapa yang membuat jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Pengambil Kebijakan juga Pihak KPS (Kemitraan Pemerintah-Swasta) terkait.

Evaluasi proses :

1. Apa tema program kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Tema global nya More Than Just a Day lalu tema lokal (di Indonesia maksudnya) itu Cuci Tangan Pakai Sabun, Anak Sehat Dimulai dari Tangan Sehat

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Lancar dan baik

3. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Lintas Program, Lintas Sektor, Swasta, LSM, dan Lembaga Donor yang tergabung dalam KPS (Kemitraan Pemerintah dan Swasta)

4. Kapan pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

(37)

5. Dimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

SDN 05 Karet – Setiabudi, Jakarta Selatan

6. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

7. Komponen apa saja yang belum sesuai dengan rancangan yang telah dibuat?

Saya rasa yang diperintahkan oleh atasan itu lah yang menjadi rancangan, dan rancangan itu telah diwujudkan. Sehingga saya rasa rancangan telah dilakukan sampai komponen-komponen terlaksana dengan optimal.

8. Target komponen apa saja yang kiranya sulit dicapai dalam pelaksanaan program? mengapa dan bagaimana solusinya?

Target dalam mengubah CTPS dari sebuah ide yang abstrak menjadi kebiasaan yang dipraktikkan di rumah, sekolah dan masyarakat luas. Solusinya ya terus digalakkan CSR HCTPS ini, bahkan kalau bisa merangkul warga Indonesia lainnya seperti daerah timur Indonesia.

9. Hambatan-hambatan penting apakah yang dijumpai selama pelaksanaan program berlangsung dan perlu diatasi?

Hambatan yang ditemui yaitu bagaimana seluruh komponen masyarakat dapat bersatu mulai dari anak-anak, keluarga inti, lingkungan, komunitas, sekolah, dan masyarakat luas.

Evaluasi hasil :

1. Tujuan-tujuan manakah yang sudah dicapai?

Terpenuhinya akses terhadap sarana sanitasi yang baik, seperti sarana CTPS dan juga toilet (mck) siswa/i.

2. Apakah yang dapat dibuat yang menunjukkan hubungan antara spesifikasi prosedur dengan hasil nyata dari kegiatan program?

Saya kurang paham akan spesifikasi prosedur yang dimaksud. Karena saya hanya sebatas turut serta dalam pelaksana kegiatan, untuk prosedur para pengambil kebijakan dan pihak swasta (khusunya Unilever dan Unicef ya) atau lembaga donor yang mungkin lebih mengetahui.

(38)

Kebutuhan akan kesehatan warga SDN 05 karet, khususnya siswa/i – nya.

4. Hasil jangka panjang yang nampak sebagai akibat dari kegiatan program?

Perubahan perilaku masyarakat dari tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat.

5. Bagaimana kepuasan target atas kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Melihat antusiasme warga SDN 05 Karet dan masyarakat, kepuasan target dapat dikatakan sangat puas akan kegiatan CSR HCTPS ini.

(39)

Kepala Sekolah SDN 05 Karet, Jakarta Selatan

Pertanyaan untuk Evaluasi CSR HCTPS : Evaluasi konteks :

1. Sebab dilaksanakan kegiatan program CSR HCTPS?

Menurut saya sebagai kepala sekolah sebab dilaksanakan program CSR HCTPS ini sebenarnya membantu sekolah dasar ini agar mempunyai akses sanitasi yang memadai dan sesuai dengan kesehatan juga kebutuhan siswa/i. Sebenarnya saya sangat senang adanya program ini, dan khususnya kepada pihak Unilever yang memilih sekolah kami sebagai lokasi penyelenggaraan kegiatan ini.

2. Kebutuhan-kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh kegiatan program CSR HCTPS?

Kebutuhan yang belum terpenuhi dalam segi teknis saja sebenarnya, lebih ke sosialisasi pada masyarakat sekitar lokasi SDN 05 ini saja, Disekitar sekolah seperti kantin siswa turut diikutkan kegiatan ini, agar informasi akan pentingnya CTPS juga dalam pengelolaan makanan di kantin kan jadi jajanan sehat. Juga masyarakat sekitar dilibatkan dalam kegiatan ini sehingga implementasi CTPS dapat diterapkan.

3. Tujuan program apa saja yang menjadi prioritas pencapaian?

-

4. Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan?

-

5. Keunikan kegiatan program CSR HCTPS?

Uniknya ya CTPS ini sesuai sebagai pembelajaran dan edukasi terhadap siswa/i SD, ada jingle, video, boneka bahkan permainan ditampilkan dalam kegiatan ini.

Evaluasi input :

1. Apakah strategi yang digunakan oleh program sudah sesuai dengan pencapaian tujuan?

-

(40)

SDM yang berhubungan dengan SD sudah cukup komunikatif, dan dilibatkan juga Kementerian Pendidikan dan Budaya turut memberi saran agar kegiatan ini terlaksana. Kalau kualifikasi SDM saya kurang paham, dan SDN 05 ini menyambut dengan baik.

3. Apakah strategi yang diambil ini merupakan stategi yang benar-benar sudah disepakati bersama oleh pengelola program?

-

4. Bagaimana menyusun jadwal kegiatan CSR HCTPS?

Saya kurang paham tetapi pada intinya penyusunan jadwal setelah fix, panitian CSR HCTPS ini melakukan persiapan sebulan sebelumnya. Dan satu minggu dalam gladi resik yang diadakan disekolah kami.

5. Siapa yang membuat jadwal kegiatan CSR HCTPS?

-

Evaluasi proses :

1. Apa tema program kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Anak Sehat Dimulai dari Tangan yang Sehat

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Sangat baik dan Sangat lancar (dari segi koordinasi dan kontribusi pihak terkait)

3. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Saya kurang tahu, tapi kalau warga sekolah seperti guru dan siswa pasti terlibat dan sangat antusias.

4. Kapan pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

15 Oktober 2012

5. Dimana pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Sekolah kebanggaan kami, SDN 05 Karet, Jakarta Selatan

6. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Khususnya dihari puncak, kami sangat bangga bahwa sekolah kami di datangi oleh Menteri Kesehatan langsung berdiskusi dengan Duta Sanitasi dari berbagai daerah. Nah, siswa/i ini sangat termotivasi agar dapat menjadi duta sanitasi, dan menjadi pelopor akan hidup bersih dan sehat demi mewujudkan sekolah yang sehat pula.

(41)

-

8. Target komponen apa saja yang kiranya sulit dicapai dalam pelaksanaan program? mengapa dan bagaimana solusinya?

-

9. Hambatan-hambatan penting apakah yang dijumpai selama pelaksanaan program berlangsung dan perlu diatasi?

Hambatan yang penting itu ya komunikasi yang harus disamakan persepsinya, itu saja.

Evaluasi hasil :

1. Tujuan-tujuan manakah yang sudah dicapai?

Pengetahuan siswa akan pentingnya kesehatan telah tercapai melalui informasi yang dikemas secara sangat menarik akan CTPS dan perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Apakah yang dapat dibuat yang menunjukkan hubungan antara spesifikasi prosedur dengan hasil nyata dari kegiatan program?

-

3. Kebutuhan individu manakah yang telah terpenuhi sebagai akibat dari kegiatan program?

Warga sekolah SDN 05 Karet, Jakarta Selatan

4. Hasil jangka panjang yang nampak sebagai akibat dari kegiatan program?

Siswa/i semakin sering menerapkan CTPS ini di lima waktu penting dan mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat juga menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan bahkan siswa/i ini menjadi agent of change dan turut mengajarkan pentingnya CTPS kepada keluarga.

5. Bagaimana kepuasan target atas kegiatan CSR HCTPS tahun 2012?

Pihak sekolah sangat senang akan CSR HCTPS ini dan kiranya pihak Unilever terus mendampingi anak-anak dan selalu memberikan info terkait CTPS sebagai pembelajaran kedepannya.

Gambar

Graphic Design and Layouting Print and Packaging Design
Graphic Designer – PT Ring Master (F&B Company) Job Descriptions :

Referensi

Dokumen terkait

Refleksi dilakukan dengan: (1) Me- ngecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama proses tindakan; (2) Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti

58 Tahun 2010 Pasal 17 untuk melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu yang mempunyai ketentuan khusus acara pidana, selain ditugaskan kepada penyidik

Batas-batas wilayahnya adalah di sebelah Utara berbatasan dengan Malaysia, di sebelah Timur dengan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, di sebelah Selatan dengan

1) Pasal 244 KUHAP menegaskan putusan bebas yang tegas tidak dapat dimintakan kasasi. Namun melalui penafsiran terhadap Pasal 244 KUHAP telah diciptakan aturan

Batuan beku (igneus) merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras selama perjalanannya ke permukaan bumi (peristiwa penghabluran), dengan atau tanpa

Herry Pribawanto SuryawanProgram Studi Matematika, Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta (Mat USD) MAG-D ITB, Sabtu 26 April 2014 26... Model

Streptococcus thermophilus dapat memanfaatkan sumber karbon lain pada susu kacang hijau, namun untuk menghasilkan yoghurt dengan kandungan asam laktat yang tinggi laktosa tetap

Mahasiswa memahami maksud dari format waktu dan tanggal pada pemrograman java;3. Mehasiswa memahami maksud dari perbedaan format watu dan tanggal;