• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

59 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia

yang bergerak dibidang penyelenggara jasa jalan tol. Perusahaan ini dibentuk pada tahun 1978 setelah jalan tol pertama, yang menghubungkan Jakarta-Bogor selesai dibangun. Sebagai perusahaan jalan tol pertama di Indonesia, dengan pengalaman lebih dari 32 tahun dalam membangun dan mengoperasikan jalan tol, saat ini Jasa Marga adalah pimpinan dalam industrinya dengan mengelola lebih dari 531 km jalan tol atau 76% dari total jalan tol di Indonesia.

Sebagai perusahaan infrastruktur penyedia jalan tol, keberadaan Jasa Marga sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Oleh sebab itu, Jasa Marga harus selalu meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat melaksanakan fungsinya sebagai perusahaan infrastruktur penyedia jalan tol dan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat lain atau pengguna jasa jalan tol pada umumnya. Pertumbuhan penjualan kendaraan yang tinggi serta kebijakan otoritas pengatur jalan tol yang semakin kondusif akan membuat posisi Jasa Marga semakin kuat dalam industri jalan tol di Indonesia.

(2)

PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang dioperasikan sejak tanggal 27 November 1984. Saat ini mengelola ruas Jalan Tol dari Tomang sampai dengan Tangerang Barat (26,70 km). Terdiri dari beberapa Gerbang Tol, meliputi:

 Gerbang Tol Ramp Kebon Jeruk 1 & 2  Gerbang Tol Meruya 1, 2 dan Meruya Utara  Gerbang Tol Karang Tengah

 Gerbang Tol Tangerang Utama, 1 & 2  Gerbang Tol Karawaci Timur & Barat

Tenaga Kerja Jasa Marga Janger (Jakarta-Tangerang) berjumlah 741, yang terdiri dari 495 Karyawan Tetap dan 246 tenaga Alih Daya. Tingkat pendidikan karyawan tetap: Sarjana Strata Satu 21 orang (4,24%), Sekolah Menengah Umum 470 orang (94,95%), Sekolah Menengah Pertama 4 orang (0,81%), sedangkan tenaga Alih

Daya dengan tingkatpendidikan Diploma 6 orang (2,44%), SLTA 218 orang

(88,62%), SLTP 22 orang (8,94%).

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. 4.1.2.1 Visi Perusahaan

PT. Jasa Marga (Persero) memiliki visi, yaitu menjadi perusahaan modern dalam bidang pengembangan dan pengoperasian jalan tol, menjadi pemimpin (leader) dalam industri jalan tol dengan mengoperasikan mayoritas jalan tol di Indonesia serta memiliki daya saing yang tinggi ditingkat Nasional dan Regional.

(3)

4.1.2.2 Misi Perusahaan

Selain itu, misi yang dimiliki oleh PT. Jasa Marga (Persero) ini ialah menambah panjang Jalan Tol secara berkelanjutan sehingga perusahaan menguasai paling sedikit 50% panjang Jalan Tol di Indonesia dan usaha terkait lainnya dengan memaksimalkan pemanfaatan potensi keuangan perusahaan serta meningkatkan mutu dan efisiensi jasa pelayanan Jalan Tol melalui penggunaan teknologi yang optimal dan penerapan kaidah-kaidah manajemen perusahaan modern dengan tata kelola yang baik.

4.1.2.3 Tujuan Perusahaan

Sedangkan tujuan dari perusahaan ini adalah mewujudkan salah satu unit/cabang bisnis di PT. Jasa Marga (Persero) yang berperan memberikan jasa layanan jalan tol terbaik kepada pelanggan untuk mencapai profit maksimal bagi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

4.1.3 Lingkungan Perusahaan

 Produk Utama Jasa Marga Janger (Jakarta-Tangerang) adalah jasa layanan

jalan tol yang meliputi:

1. Layanan Transaksi: pelanggan dilayani dengan sistim terbuka,

dimana pelanggan membayar tol dan menerima tanda terima di Gerbang Tol sesuai golongan kendaraan dan tarif tol. Hal penting yang menjamin keberhasilan layanan transaksi adalah kecepatan transaksi di gardu tol.

(4)

2. Layanan Lalu Lintas: pelanggan dipandu dengan marka, rambu

petunjuk/larangan/perhatian, lampu penerangan, guide post, warning

light, dll sepanjang perjalanan didalam ruas jalan tol (serta informasi

dari petugas layanan lalu lintas atas gangguan/hambatan perjalanan). Hal penting yang menjamin keberhasilan layanan Lalu lintas adalah kecepatan dan ketepatan penanganan gangguan lalu lintas di ruas jalan tol.

3. Layanan Konstruksi: pelanggan melakukan perjalanan di sepanjang

ruas jalan tol dengan tanpa hambatan konstruksi. Hal penting yang menjamin keberhasilan layanan Konstruksi adalah menjaga performa permukaan jalan tol (zero pothole, kerataan, kekesatan). Mekanisme pelaksanaan jasa layanan jalan tol disampaikan secara langsung kepada Pemakai Jalan Tol.

 Selain produk utama, JM Janger memiliki produk dan layanan pendukung antara lain:

1. Tempat Istirahat & Pelayanan.

2. Periklanan & Pemanfaatan Utilitas, yang meru-pakan pendapatan non tol.  Budaya perusahaan JM Janger tercermin dalam motto BRITAN (Bersih,

Rapih, Indah, Tertib, Aman, Nyaman) dengan karakteristik utama adalah

(5)

 Tata nilai JM Janger mengacu kepada SK Direksi No.210/KPTS/2009 (Tata Nilai PT Jasa Marga (Persero) Tbk.:

1. Integritas (Integrity)

2. Mencintai pekerjaan (Passion)

3. Senang belajar untuk kemajuan (Learning) 4. Membangun kepercayaan (Trust)

 Kompetensi inti JM Janger adalah Janger Quick Response System dengan korelasi terhadap misi perusahaan yaitu melalui peningkatan keterampilan dan keahlian karyawan serta penggunaan teknologi yang optimal pada unit yang menangani Janger Quick Response System.

4.1.4 Logo Instansi

Gambar 4.1 Logo PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.

Inti dari logo tersebut adalah semangat dan profesionalisme yang lebih modern, simple, efisien dan berorientasi pada teknologi baru, serta dapat menjawab

(6)

tantangan persaingan industry global, tanpa meninggalkan warisan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimilikinya.

4.1.5 Badan Hukum Instansi

Jasa Marga berdiri berdasarkan akta nomor 1 tanggal 1 Maret 1978 yang dibuat dihadapan notaris Kartini Muljadi, SH., dengan nama “PT. Jasa Marga (Indonesia Highway Corporation)”, kemudian berdasarkan akta nomor 187 tanggal 19 Mei 1981 masih dengan notaries yang sama, nama perseroan berubah menjadi “PT. Jasa Marga (Persero)” dan telah memperoleh pengesahan dari menteri kehakiman republic Indonesia dengan keputusan nomor Y. A. 5/130/1 tertanggal 22 Februari 1982 dan didaftarkan dalam buku register di kantor pengadilan negeri Jakarta berturut-turut dibawah nomor 766 dan 767 tanggal 2 Maret 1982 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 1982, tambahan nomor 1138 (untuk selanjutnya akta no. 1 tanggal 1 Maret 1978 dan akta no. 187 tanggal 19 Mei 1981 tersebut disebut “Akta Pendirian”). Pendirian perseroan tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam UU no. 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU no. 1 tahun 1969 tentang perusahaan Jasa Marga (Persero) dibidang pengelolaan, pemeliharaan dan pengadaan jaringan Jalan Tol serta surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia no. 90/KMK.06/1978 tanggal 27 Februari 1978 tentang penetapan modal perusahaan Jasa Marga (Persero) dibidang jalan tol.

(7)

Dalam rangka penawaran umum perdana saham kepada masyarakat, anggaran dasar perseroan diubah berdasarkan akta pernyataan keputusan rapat no. 27 tanggal 12 September 2007 yang dibuat dihadapan notaries Ny. Poerbaningsih Adi Warsito SH. Dalam akta tersebut nama perseroan diubah menjadi “Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Jasa Marga (Indonesia Highway Corporatama) Tbk.” Atau disingkat “PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.”. Perubahan anggaran dasar perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan keputusan no. W7-1048HT.01.04-TH 2007 tanggal 21 September 2007 dan pemberitahuan atas perubahan anggaran dasar tersebut telah diterima dan dicatat dalam database disisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana tertera dalam surat Kepala Kanwil DKI Jakarta a.n. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor W7-HT.0110-13313 tanggal 24 september 2007 dan telah didaftarkan dalam daftar perusahaan di kantor pendaftaran perusahaan kodya Jakarta Timur nomor 269/RUB/09.04/X/07 tanggal 4 Oktober 2007.

(8)

4.1.6 Struktur Organisasi

Gambar 4.2 Stuktur Organisasi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang

4.2 Hasil Penelitian

Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang peneliti peroleh, dari hasil penyebaran angket atau kuesioner yang diberikan kepada responden sebanyak 88 orang karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang. Data yang dimaksud adalah jawaban-jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan dalam kuesioner yang erat kaitannya dengan judul penelitian “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Jasa Marga

(9)

(Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang”. Dalam penelitian ini “gaya kepemimpinan” merupakan variable X dan “kinerja karyawan” sebagai variable Y.

4.2.1 Identitas Responden

Identitas responden meliputi jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, dan masa kerja responden yang disajikan dalam bentuk table tunggal.

Tabel 4.1

Responden berdasarkan Jenis Kelamin (N=88)

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1. Laki-laki 59 67

2. Perempuan 29 33

Jumlah 88 100

Dari table 4.1 memberikan penjelasan dapat dilihat menurut jenis kelamin responden. Dari data yang terkumpul di lapangan diperoleh 59 responden laki-laki dari 88 orang responden sebesar 67%, sedangkan 29 responden perempuan sebesar 33%. Hasil ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar responden karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang adalah laki-laki.

(10)

Tabel 4.2

Responden berdasarkan Usia (N=88)

No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1. < 20 tahun 5 6 2. > 20 – 25 tahun 9 10 3. > 25 – 30 tahun 13 15 4. > 30 – 35 tahun 10 11 5. > 35 – 40 tahun 20 23 6. > 40 tahun 31 35 Jumlah 88 100

Dari table 4.2 di atas dapat dilihat responden yang berusia < 20 tahun sebanyak 5 orang (6%), usia > 20 – 25 tahun sebanyak 9 orang (10%), usia > 25 – 30 tahun sebanyak 13 orang (15%), usia > 30 – 35 tahun sebanyak 10 orang (11%), usia > 35 – 40 tahun sebanyak 20 orang (23%), dan usia > 40 tahun sebanyak 31 orang (35%).

Tabel 4.3

Responden berdasarkan Latar Belakang Pendidikan (N=88) No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1. SMA / Sederajat 26 30

2. Diploma 20 23

3. S1 25 28

4. S2 / S3 17 19

Jumlah 88 100

Dari table 4.3 dapat dilihat mengenai pendidikan responden diperoleh data sebanyak 26 orang (30%) berpendidikan SMA / Sederajat, sebanyak 20 orang (23%)

(11)

berpendidikan Diploma, sebanyak 25 orang (28%) berpendidikan S1, dan sebanyak 17 orang (19%) berpendidikan S2 / S3.

Tabel 4.4

Responden berdasarkan Masa Kerja (N=88)

No. Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)

1. < 1 tahun 3 3 2. > 1 -3 tahun 12 14 3. > 3 – 5 tahun 13 15 4. > 5 – 7 tahun 19 22 5. > 7 tahun 41 46 Jumlah 88 100

Dari table 4.4 dapat dilihat responden yang telah bekerja kurang dari 1 tahun sebanyak 3 orang (3%), responden yang telah bekerja selama lebih dari 1 – 3 tahun sebanyak 12 orang (14%), responden yang telah bekerja selama lebih dari 3 – 5 tahun sebanyak 13 orang (15%), responden yang telah bekerja selama lebih dari 5 – 7 tahun sebanyak 19 orang (22%), dan responden yang telah bekerja selama lebih dari 7 tahun sebanyak 41 orang (46%).

(12)

4.2.2 Variabel Gaya Kepemimpinan

Tabel 4.5

Distribusi skor jawaban responden dimensi Otoriter (Authoritarian Leadership)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban Jumlah

SS S RR TS STS

1. Pimpinan menerapkan pola disiplin kerja yang tinggi

61 27 0 0 0 88

69% 31% 0% 0% 0% 100%

2. Pimpinan mengambil tindakkan dan wewenang berdasarkan keuasaan

0 2 30 42 14 88

0% 2% 34% 48% 16% 100%

3. Pimpinan mempunyai sifat egois 0 0 30 46 12 88

0% 0% 34% 52% 14% 100%

4. Pimpinan memberikan sanksi atau hukuman apabila karyawannya melakukan kesalahan

47 41 0 0 0 88

53% 47% 0% 0% 0% 100%

5. Pimpinan memperlakukan karyawannya tanpa memikirkan batas kemampuan mereka

2 3 36 36 11 88

2% 4% 41% 41% 12% 100%

6. Pimpinan tidak pernah memperdulikan pendapat/saran/kritikan yang diberikan oleh karyawannya

1 1 31 43 12 88

1% 1% 35% 49% 14% 100%

Dari table 4.5 di atas yaitu mengenai dimensi Otoriter (Authoritarian Leadership), dapat dilihat pada pernyataan nomor 1 yang menjawab sangat setuju sebanyak 61 orang (69%), dan yang menjawab setuju sebanyak 27 orang (31%).

Pada pernyataan nomor 2 yang menjawab setuju sebanyak 2 orang (2%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 30% orang (34%), yang menjawab tidak setuju sebanyak 42 orang (48%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 14 orang (16%).

(13)

Pada pernyataan nomor 3 yang menjawab ragu-ragu sebanyak 30 orang (34%), yang menjawab tidak setuju sebanyak 46 orang (52%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 12 orang (14%).

Pada pernyataan nomor 4 yang menjawab sangat setuju sebanyak 47 orang (53%), dan yang menjawab setuju sebanyak 41 orang (47%).

Pada pernyataan nomor 5 yang menjawab sangat setuju sebanyak 2 orang (2%), yang menjawab setuju sebanyak 3 orang (4%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 36 orang (41%), yang menjawab tidak setuju sebanyak 36 orang (41%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 11 orang (12%).

Pada pernyataan nomor 6 yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 orang (1%), yang menjawab setuju sebanyak 1 orang (1%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 31 oarng (35%), yang menjawab tidak setuju sebanyak 43 orang (49%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 12 orang (14%).

Tabel 4.6

Distribusi skor jawaban responden dimensi Bebas (Laisez Faire Leadership)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban Jumlah

SS S RR TS STS

7. Pimpinan merasa karyawannya memiliki tanggungjawab penuh terhadap tugas atau pekerjaannya masing-masing

60 28 0 0 0 88

68% 32% 0% 0% 0% 100%

8. Pimpinan berperan kurang aktif (sangat pasif) dan membiarkan organisasinya berjalan menurut temponya sendiri

0 4 30 41 13 88

(14)

9. Pimpinan memberikan kepercayaan penuh terhadap karyawannya

41 43 4 0 0 88

47% 49% 4% 0% 0% 100%

10. Organisasi akan berjalan dengan sendirinya tanpa peran pimpinan

4 1 21 50 12 88

4% 1% 24% 57% 14% 100%

11. Karyawan mengembangkan kemampuan berfikirnya dan selalu bertindak inovatif dan kreatif

58 29 0 1 0 88

66% 33% 0% 1% 0% 100%

12. Pimpinan memberlakukan

karyawannya sebagai rekan kerja, dan kehadirannya hanya karena struktur dan hirarkis

28 25 15 17 3 88

32% 29% 17% 19% 3% 100%

Dari table 4.6 di atas yaitu mengenai dimensi Bebas (Laisez Faire Leadership), dapat dilihat pada pernyataan nomor 7 yang menjawab sangat setuju sebanyak 60 orang (68%), dan yang menjawab setuju sebanyak 28 orang (32%).

Pada pernyataan nomor 8 yang menjawab setuju sebanyak 4 orang (4%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 30 orang (34%), yang menjawab tidak setuju sebanyak 41 orang (47%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 13 orang (15%).

Pada pernyataan nomor 9 yang menjawab sangat setuju sebanyak 41 orang (47%), yang menjawab setuju sebanyak 43 orang (49%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 4 orang (4%).

Pada pernyataan nomor 10 yang menjawab sangat setuju sebanyak 4 orang (4%), yang menjawab setuju sebanyak 1 orang (1%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 21 orang (24%), yang menjawab tidak setuju sebanyak 50 orang (57%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 12 orang (14%).

(15)

(66%), yang menjawab setuju sebanyak 29 orang (33%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 orang (1%).

Pada pernyataan nomor 12 yang menjawab sangat setuju sebanyak 28 orang (32%), yang menjawab setuju sebanyak 25 orang (29%), yang menjawab ragu-ragu sebanyak 15 orang (17%), yang menjawab tidak setuju sebanyak 17 orang (19%), dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 orang (3%).

Tabel 4.7

Distribusi skor jawaban responden dimensi Demokratis (Democratic Leadership)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban Jumlah

SS S RR TS STS

13. Komunikasi saya dengan pimpinan lancar

37 50 1 0 0 88

42% 57% 1% 0% 0% 100%

14. Pimpinan memperlakukan karyawannya dengan adil

32 54 2 0 0 88

37% 61% 2% 0% 0% 100%

15. Pimpinan selalu mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan

38 49 1 0 0 88

43% 56% 1% 0% 0% 100%

16. Menurut pendapat saya, pimpinan memiliki karisma dalam memimpin perusahaan

39 47 2 0 0 88

44% 54% 2% 0% 0% 100%

17. Pimpinan mempunyai rasa

tanggungjawab pada masalah yang dihadapi karyawan

37 49 2 0 0 88

42% 56% 2% 0% 0% 100%

Dari table 4.7 di atas yaitu mengenai dimensi Demokratis (Democratic Leadership), dapat dilihat pada pernyataan nomor 13 yang menjawab sangat setuju sebanyak 37 orang (42%), yang menjawab setuju sebanyak 50 orang (57%), dan yang

(16)

menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (1%).

Pada pernyataan nomor 14 yang menjawab sangat setuju sebanyak 32 orang (37%), yang menjawab setuju sebanyak 54 orang (61%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang (2%).

Pada pernyataan nomor 15 yang menjawab sangat setuju sebanyak 38 orang (43%), yang menjawab setuju sebanyak 49 orang (56%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (1%).

Pada pernyataan nomor 16 yang menjawab sangat setuju sebanyak 39 orang (44%), yang menjawab setuju sebanyak 47 orang (54%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang (2%).

Pada pernyataan nomor 17 yang menjawab sangat setuju sebanyak 37 orang (42%), yang menjawab setuju sebanyak 49 orang (56%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang (2%).

4.2.3 Variabel Kinerja Karyawan

Tabel 4.8

Distribusi skor jawaban responden dimensi Personal Factors (Faktor Pribadi)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban Jumlah

SS S RR TS STS

18. Saya memiliki keterampilan yang baik dalam menyelesaikan pekerjaan

36 51 1 0 0 88

41% 58% 1% 0% 0% 100%

19. Saya berusaha dengan serius dalam menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas

40 47 1 0 0 88

(17)

20. Dalam bekerja saya cermat 38 47 3 0 0 88

43% 54% 3% 0% 0% 100%

21. Saya bersedia memperbaiki kesalahan dalam bekerja

45 43 0 0 0 88

51% 49% 0% 0% 0% 100%

22. Saya ingin mempelajari hal-hal baru berkaitan dengan pekerjaan yang belum saya ketahui

37 49 2 0 0 88

42% 56% 2% 0% 0% 100%

23. Saya dapat memotivasi teman satu tim kerja

30 45 13 0 0 88

34% 51% 15% 0% 0% 100%

Dari table 4.8 di atas yaitu mengenai dimensi Personal Factors (Faktor Pribadi), dapat dilihat pada pernyataan nomor 18 yang menjawab sangat setuju sebanyak 36 orang (41%), yang menjawab setuju sebanyak 51 orang (58%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (1%).

Pada pernyataan nomor 19 yang menjawab sangat setuju sebanyak 40 orang (46%), yang menjawab setuju sebanyak 47 orang (53%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (1%).

Pada pernyataan nomor 20 yang menjawab sangat setuju sebanyak 38 orang (43%), yang menjawab setuju sebanyak 47 orang (54%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang (3%).

Pada pernyataan nomor 21 yang menjawab sangat setuju sebanyak 45 orang (51%), dan yang menjawab setuju sebanyak 43 orang (49%).

Pada pernyataan nomor 22 yang menjawab sangat setuju sebanyak 37 orang (42%), yang menjawab setuju sebanyak 49 orang (56%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 orang (2%).

(18)

Pada pernyataan nomor 23 yang menjawab sangat setuju sebanyak 30 oarng (34%), yang menjawab setuju sebanyak 45 orang (51%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 13 orang (15%).

Tabel 4.9

Distribusi skor jawaban responden dimensi Leadership Factor (Faktor Kepemimpinan)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban Jumlah

SS S RR TS STS

24. Karyawan selalu diberikan dukungan oleh pimpinan dalam mengerjakan setiap pekerjaannya

35 52 1 0 0 88

40% 59% 1% 0% 0% 100%

25. Pimpinan selalu memberikan instruksi dengan jelas kepada karyawannya dalam mengerjakan tugas dan menyelesaikannya tepat waktu

32 47 9 0 0 88

36% 54% 10% 0% 0% 100%

Dari table 4.9 di atas yaitu mengenai dimensi Leadership Factor (Faktor Kepemimpinan), dapat dilihat pada pernyataan nomor 24 yang menjawab sangat setuju sebanyak 35 orang (40%), yang menjawab setuju sebanyak 52 orang (59%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (1%).

Pada pernyataan nomor 25 yang menjawab sangat setuju sebanyak 32 orang (36%), yang menjawab setuju sebanyak 47 orang (54%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 9 orang (10%).

(19)

Tabel 4.10

Distribusi skor jawaban responden dimensi Team Factor (Faktor Tim)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban Jumlah

SS S RR TS STS

26. Saya tidak merasa kesulitan bekerja bersama rekan kerja

32 53 3 0 0 88

36% 60% 4% 0% 0% 100%

27. Jika bekerja sama dalam tim, saya berupaya memberikan kontribusi melalui saran

32 44 12 0 0 88

36% 50% 14% 0% 0% 100%

Dari table 4.10 di atas yaitu mengenai dimensi Team Factor (Faktor Tim), dapat dilihat pada pernyataan nomor 26 yang menjawab sangat setuju sebanyak 32 orang (36%), yang menjawab setuju sebanyak 53 orang (60%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 3 orang (4%).

Pada pertanyaan nomor 27 yang menjawab sangat setuju sebanyak 32 orang (36%), yang menjawab setuju sebanyak 44 orang (50%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 12 orang (14%).

Tabel 4.11

Distribusi skor jawaban responden dimensi System Factors (Faktor Sistem)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban Jumlah

SS S RR TS STS

28. Saya merasa tidak nyaman jika pekerjaan tidak selesai tepat waktu

47 41 0 0 0 88

53% 47% 0% 0% 0% 100%

29. Saya menggunakan fasilitas yang disediakan perusahaan dengan sebaik mungkin

55 32 1 0 0 88

(20)

Dari table 4.11 di atas yaitu mengenai dimensi System Factors (Faktor Sistem), dapat dilihat pada pernyataan nomor 28 yang menjawab sangat setuju sebanyak 47 orang (53%), dan yang menjawab setuju sebanyak 41 orang (47%).

Pada pernyataan nomor 29 yang menjawab sangat setuju sebanyak 55 orang (62%), yang menjawab setuju sebanyak 32 orang (37%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (1%).

Tabel 4.12

Distribusi skor jawaban responden dimensi Contextual / Situational Factors (Kontekstual / Faktor Situasional)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban Jumlah

SS S RR TS STS

30. Dengan pengetahuan yang saya miliki, saya dapat menyelesaikan tugas

41 47 0 0 0 88

47% 53% 0% 0% 0% 100%

31. Pegawai memiliki loyalitas yang tinggi pada perusahaan

42 35 11 0 0 88

48% 40% 12% 0% 0% 100%

32. Pemberian tunjangan disesuaikan dengan prestasi kerja karyawan

48 39 1 0 0 88

55% 44% 1% 0% 0% 100%

Dari table 4.12 di atas yaitu mengenai dimensi Contextual / Situational Factors (Kontekstual / Faktor Situasional), dapat dilihat pada pernyataan nomor 30 yang menjawab sangat setuju sebanyak 41 orang (47%), yang menjawab setuju sebanyak 47 orang (53%).

Pada pernyataan nomor 31 yang menjawab sangat setuju sebanyak 42 orang (48%), yang menjawab setuju sebanyak 35 orang (40%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 11 orang (12%).

(21)

Pada pernyataan nomor 32 yang menjawab sangat setuju sebanyak 48 orang (55%), yang menjawab setuju sebanyak 39 orang (44%), dan yang menjawab ragu-ragu sebanyak 1 orang (1%).

4.3 Analisis Data 4.3.1 Uji Korelasi

Analisis koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakna rumus Pearson Product Moment yaitu bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang dengan kinerja karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang.berdasarkan hasil output program SPSS 22 adalah sebagai berikut:

Table 4.13

Correlations Gaya

Kepemimpinan Kinerja karyawan Gaya

Kepemimpinan

Pearson Correlation 1 0.511**

Sig. (2-tailed) 0.000

N 88 88

Kinerja karyawan Pearson Correlation 0.511** 1 Sig. (2-tailed) 0.000

N 88 88

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan table di atas menunjukkan bahwa korelasi antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang adalah 0.511. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa gaya

(22)

kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang.

Nilai koefisien korelasi sebesar 0,511 menurut kategori Duwi Priyatno berikut:

Table 4.14

Nilai Koefisien Korelasi

Interval Nilai Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Hasil perhitungan pada table 4.14 menunjukkan terdapat hubungan/korelasi antara kedua variable tersebut, dimana nilai koefisien korelasi (r) didapat sebesar 0,511. Menurut Duwi Priyatno, nilai korelasi 0,511 merupakan bentuk hubungan yang cukup kuat, maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan cukup kuat antara gaya kepemimpinan dengan kinerja karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang. Karena bernilai positif maka arah hubungannya adalah positif, dapat diartikian pula bahwa semakin baik atau kondusif tingkat gaya kepemimpinan di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang maka tingkat kinerja karyawan akan semakin meningkat pula.

(23)

4.3.2 Uji Regresi

Metode analisis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Regresi linier sederhana. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS Statistics 22 untuk mengolah data dengan variabel X (gaya kepemimpina PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang) terhadap variabel Y (kinerja karyawa PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang) yang secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 4.15 Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0.511a 0.261 0.252 4.07641

Dalam tampilan SPSS 22 Model Summary R (korelasi) adalah 0,511 yang berarti menunjukan hubungan yang cukup kuat variabel indevenden (X) dengan variabel devendent (Y). Besar nilai R square adalah sebesar 0,261 atau sebesar 26,1%. Berdasarkan perhitungan tabel di atas dapat dilihat besarnya pengaruh variabel gaya kepemimpinan (X) terhadap variabel kinerja karyawan (Y) PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang adalah sebesar 26,1%. Sedangkan sisanya adalah 73,9% dijelaskan oleh sebab-sebab atau hubungan-hubungan yang lain di luar penelitian ini yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang.

(24)

Table 4.16

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 504.518 1 504.518 30.361 0.000b

Residual 1429.072 86 16.617

Total 1933.591 87

a. Dependent Variable: Gaya Kepemimpinan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang

b. Predictors: (Constant), Kinerja Karyawan PT. jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang

Dari uji ANOVA atau F-Test terdapat nilai F-hitung sebesar 30.361 Nilai probabilitasnya (sig.) sebesar 0,000 < 30.361. Maka model regresi linier sederhana diterima atau dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linier sederhana Y = a + bX sudah tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Table 4.17

Persamaan Regresi dan Uji T

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 41.543 5.623 7.388 0.000 Kinerja Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang 0.483 0.088 0.511 5.510 0.000

a. Dependent Variable: Gaya Kepemimpinan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang

(25)

Hasil dari uji Coeficient pada bagian ini dikemukakan nilai konstan (a) = 41.543 dan beta = 0,483. Dengan kata lain adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang, dalam rumus regresi linier sederhana sebagai berikut:

Dimana :

Y = Kinerja Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang X = Gaya Kepemimpinan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang

Hal ini ditunjukan oleh besarnya koefisien regresi pada kolom B, dimana koefisien constant menggantikan a dan koefisien Gaya Kepemimpinan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang menggantikan b dalam persamaan umum regresi linier sederhana yang berbentuk Y=a+bx.

Persamaan tersebut menunjukan bahwa skor Kinerja Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang (variabel Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,483 pada Gaya Kepemimpinan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang (variabel X).

Untuk mengetahui keberartian atau signifikasi nilai koefisien regresi maka diuji dengan uji T, dengan uji T merupakan pengujian hipotesis, dimana hipotesis yang diajukan adalah :

Y = a + bx

(26)

1. Ho (p=0) : Tidak terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang. 2. Ha (p≠0) : Terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang. Untuk mencari t hitung, menggunakan rumus :1

T hitung =

Keterangan :

b = Koefisien Regresi Sb = Standard Error

Jika berdasarkan SPSS sebagaimana dalam tabel 4.17 didapat Thitung sebesar

5,510 dan nilai probabilitas (p-value) 0,000 sedangkan Ttabel dicari berdasarkan tabel-t

dengan criteria α = 0.0 5; uji dua sisi dan ½ (α) 0,05 = 0,025 dan df = n-2 yaitu dimana 88-2 = 86 maka Ttabel = 1,987. Maka Thitung (5,510) nilainya lebih besar dari

Ttabel (1,987) atau dari kriteria (p-value) (0,000) < 0,05 sehingga keputusan yang

diambil adalah Ho ditolak atau Ha diterima. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja Karyawan di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang.

1

Duwi Priyatno, 2008, Mandiri Belajar SPSS: Untuk Analisis Data & Uji Statistik, Jakarta Mediakom, hal: 70

(27)

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang”, peneliti ingin mengetahui sejauhmana pengaruh gaya kepemimpinan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang terhadap Kinerja Karyawannya.

Dalam gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin sangat penting terutama dalam mengelola sebuah organisasi dimana gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dari hal tersebut tergambar jelas bahwa jika gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah positif maka akan berdampak positif pula terhadap kinerja karyawannya.

Berdasarkan hasil analisis data statistik yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan pimpinan di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang adalah gaya kepemimpinan demokratis (democratic leadership). Sesuai dengan teori Onong Uchjana yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya atau cara memimpin yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Gaya yang demokratis seperti ini misalnya saja si pemimpin memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada para bawahan dan pengikutnya untuk mengemukakan pendapatnya, saran dan kritikannya dan selalu berpegang pada nilai-nilai demokrasi pada umumnya. Kepemimpinan yang demokratis mengakibatkan

(28)

peningkatan produktivitas dan kepuasan kerja karyawan. Hasil analisa data penyebaran kuesioner pun menunjukkan bahwa dilihat dari total responden, lebih dari setengah populasi responden telah bekerja lebih dari satu tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah mengalami masa kerja cukup lama di bawah pimpinan General Manager PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang, sehingga responden dalam penelitian ini sangat tepat dijadikan objek penelitian karena karakteristik responden menunjang objektivitas hasil penelitian.

Komunikasi dalam hubungannya dengan gaya kepemimpinan demokratis di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang, berkaitan dengan teori menurut Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge. Teori tersebut membahas mengenai komunikasi internal organisasi yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan komunikasi dari bawah ke atas (upward

communication), karena teori komunikasi ini berguna untuk menjaga komunikasi

antara pemimpin dengan karyawannya demi tercapainya tujuan bersama dalam organisasi, mencapai kinerja optimal dari masing-masing karyawannya dan berfokus pada hubungan manusia.

Peranan PR sebagai profesional dalam organisasi terbagi dalam dua kategori yang dapat dikaitkan dengan gaya kepemimpinan yaitu sebagai penasihat ahli (expert

prescriber) dan fasilitator proses pemecahan masalah (problem solving process fasilitator). Dua peranan tersebut meminta pemimpin untuk mampu menempatkan

(29)

Kondisi organisasi yang terus bergerak maju tentunya perlu diikuti dengan penyesuain yang tepat, jadi bila kita berbicara mengenai gaya kepemimpinan menurut peneliti tidak semua hal bisa cocok dengan gaya kepemimpinan demokratis. Sehingga dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpim harus lebih dinamis, hal ini tentunya disesuaikan dengan hubungan yang terjalin antara pemimpin dengan bawahan.

Gambar

Gambar 4.1 Logo PT. Jasa Marga (Persero) Tbk.
Gambar 4.2 Stuktur Organisasi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Jakarta-Tangerang

Referensi

Dokumen terkait

Produk yang ditawarkan BPRS PNM BINAMA Semarang ini adalah produk penghimpunan dana yaitu produk tabungan taharah yang menggunakan akad mudharabah dengan nisbah

Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap penipuan iklan perumahan yang merugikan konsumen dalam penelitian ini dikelompokkan pada proses pelaksanaan penyelesaian kasus

Berdasarkan hasil perbandingan perlakuan isolate total dengan waktu fermentasi selama 2 hari, 4 hari dan 6 hari dapat disimpulkan bahwa isolat total (campuran

mengembangkan SKL, KD, Indikator serta RPP untuk kelas VII, VIII, dan IX, pada semua mata pelajaran, pengembangan sistem penilaian berbasis kompetensi, serta

* Spesial design dibangun oleh kontraktor perusahaan sendiri 3.. *Bagi para perusahaan yang membangun booth melebihi limit waktu yang telah disepakati 2. Fasilitas tambahan

Penentuan komposisi gas di dalam reaktor dan perhitungan tentang banyaknya gas yang dibutuhkan untuk reaksi hydrocracking minyak nabati perlu dilakukan sebelum

Untuk menyajikan data tentang keberadaan organisasi siswa dalam mendukung keberhasilan manajemen kesiswaan di SMP Negeri 2 Megaluh, selanjutnya penulis akan menganalisis

Kerusakan fungsi ekosistem gambut terjadi akibat dari pengelolaan lahan yang salah dengan pemilihan komoditas bisnis yang tidak sesuai dengan karakteristik lahan