• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan Penelitian. Kajian Teori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tujuan Penelitian. Kajian Teori"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-2, Cetakan ke-6. 80 mambuat RPP dan bagaimana

melaksa-nakan penilaian berbasis kelas. Namun fokus perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah meningkatkan ke-mampuan guru IPA melalui supervisi klinis oleh pengawas sekolah. Dengan harapan guru-guru setelah dilakukan su-pervisi klinis bisa memahami dan menya-dari kelemahan-kelemahannya sehingga bisa memperbaiki diri sendiri.

Penilaian berbasis kelas, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian dilaku-kan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD).

Penelitian ini bertujuan untuk mening-katkan kemampuan guru IPA dalam melaksanakan penilaian berbasis kelas melalui supervisi klinis pada SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan.

Kajian Penilaian Berbasis Kelas.

Peni-laian kelas ini meliputi : konsep dasar penilaian kelas, teknik penilaian, langkah-langkah pelaksanaan penilaian, pengelolaan hasil penilaian serta pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian. Dalam konsep penilaian, akan dijelaskan apa yang di-maksud dengan penilaian. Teknik peni-laian akan menjelaskan berbagai cara

dan alat penilaian. Langkah-langkah pe-laksanaan penilaian memberikan arahan penetapan indikator, pemetaan kompetensi dan teknik penilaian yang sesuai. Penge-lolaan hasil penilaian memberikan arahan dalam menganalisis, menginterpretasi, dan menentukan nilai pada setiap proses dan hasil pembelajaran. Pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian mencakup pemanfaatan hasil, bentuk laporan hasil penilaian dan penentuan kenaikan kelas. PP no 19 tahun 2005, psl 1 ayat 17 me-nyebutkan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu kegiatan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan data sebagai infor-masi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kom-petensi dan komkom-petensi dasar yang diru-muskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing.

Pengukuran, penilaian, dan evaluasi ber-sifat bertahap (hierarkis), maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.

Sam.M Cham dan Tuti.T Sham (2005 : 37) menyebutkan bahwa penilaian adalah

benchmarking yang merupakan suatu

penilaian terhadap hasil dan proses untuk menuju kesuatu unggulan yang memuas-kan. Untuk ukuran keunggulan ini dapat

Kajian Teori

(2)

Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-2, Cetakan ke-6. 81 ditentukan di berbagai tingkat yaitu

sekolah, daerah atau nasional. Penilaian dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga siswa dapat mencapai suatu tahapan keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan, usaha, dan keuletanya mulai dari tingkat sekolah, daerah, dan pada akhirnya tingkat nasional. Lebih lanjut Nana Sujana (2001 : 2) menyatakan bahwa penilaian suatu tinda-kan atau kegiata adalah untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan intruksional telah dapat dicapai atau dikuasai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang diperlihatkannya setelah menempuh pengalaman belajar (proses belejar me-ngajar).

Supervisi Klinis. Dalam kerangka

keselu-ruhan kegiatan pendidikan di sekolah, supervisi mempunyai kawasan tugas sebagai bagian dari kegiatan sekolah itu secara keseluruhan yang langsung ber-hubungan dengan pengajaran tetapi tidak langsung berhubungan dengan siswa. Pengertian supervisi tidak dapat diartikan secara sempit sebagai proses untuk mengawasi dan usaha memperbaiki pe-ngajaran yang terbatas di dalam ruangan kelas, tetapi lebih luas dari itu. Proses pengajaran selalu terkait dengan semua kegiatan pendidikan di sekolah. Kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar-mengajar. Kegia-tan utamanya adalah membantu guru, tetapi dalam konteksnya yang luas menyangkut komponen sekolah yang lain karena guru juga terkait dengan komponen tata usaha, sarana, lingkungan sekolah, dan lain-lain. Sasaran supervisi dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu yang berhu-bungan langsung dengan pengajaran dan yang berhubungan dengan pendukung pengajaran. Supervisi satuan pendidikan adalah fungsi langsung dari manajemen

pendidikan sedangkan supervisi kelas atau bidang studi secara khusus terfokus kepada proses belajar-mengajar.

Asumsi dasar dari Supervisi Klinis adalah bahwa proses belajar guru untuk ber-kembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar yang dila-kukan guru itu. Belajar bersifat individual. Oleh karena itu proses sosialisasi harus dilakukan dengan membantu guru secara tatap muka dan individual. Pendekatan ini mengkombinasikan target yang terstruk-tur dan perkembangan pribadi. Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan yang ada hubungannya dengan itu. Pembi-caraan ini bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses penga-jaran itu sendiri. Pembicaraan ini biasa-nya dipusatkan. kepada penampilan me-ngajar guru berdasarkan hasil observasi. Implementasi supervisi klinis ditempuh melalui prosedur yang berbentuk tahapan tahapan yang sering disebut siklus. Achesan dan Gall (dalam Mantja. 2005) memperkenalkan supervisi ini sebagai

Teacher Centre Supervision. Mereka

me-ngemukakan bahwa supervisi klinis merupakan proses membantu guru untuk memperkecil ketidaksesuaian (kesenjangan) antara perilaku mengajar yang aktual dengan perilaku mengajar yang ideal. Mereka juga mengemukakan bahwa supervisi klinis mengandung tiga fase yakni pertemuan perencanaan (planing

conferenc), observasi kelas (classroom observation), dan pertemuan balikan

(3)

Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-2, Cetakan ke-6. 82 Objek dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

a. Memberikan pembinaan melalui supervisi klinis terhadap kemampuan guru dalam penyusunan kelengkapan pembelajaran yang dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu (1) Bahan penilaian kelas yang meliputi: silabus dan RPP (2) Perangkat penilaian yang meliputi: KKM, kisi-kisi soal, item soal b. Kerja sama, yang dimaksud kerja

sama adalah adanya interaksi antara pengawas dengan guru maupun guru dengan guru serta adanya keseriusan guru dalam mengikuti bimbingan/ superpisi klinis

c. Pelaksanaan penilaian, memberikan bimbingan kepada guru tentang pelak-sanaan penilaian melalui supervisi klinis dalam proses pembelajaran di kelas.

Penelitian ini menggunakan model pene-litian dengan pendekatan penepene-litian tidakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdapat 2-3 kali pertemuan.

Gambaran hasil yang didapat berda-sarkan rekaman fakta/observasi dilapangan, para guru matamatika SMA Negeri 112 di Kecamatan kembangan dalam melaksa-nakan kegiatan proses belajar mengajar pada umumnya sudah berjalan dengan baik, namun dalam penilaian kelas banyak hal yang perlu diperbaiki. Berda-sarkan supervisi awal yang dilaksanakan ditemukan, kemampuan guru dalam me-ngevaluasi hasil belajar belum didasari

oleh aturan yang ada. Pembuatan alat evaluasi hasil belajar dilakukan secara tidak terencana dan kadang-kadang lang-sung ditulis di papan tulis. Tingkat kesu-karan tes yang dibuat guru tidak sesuai dengan kemampuan siswa. Tes yang dibuat guru baik Ulangan harian,Ulangan tengah semester dan ulangan umum akhir semester belum mampu membedakan siswa yang mampu dan kurang mampu. Pemahaman terhadap melaksanakan penilaian kelas masih kurang, hal ini dikarenakan persepsi guru tidak merujuk pada prosedur dan teknis penilaian yang ada, hal ini juga disebabkan kurangnya impormasi yang mereka dapatkan.

Dari observasi dilapangan banyak dite-mukan data-data, dokumen-dokumen yang kesannya dibuat-buat atau mengada-ada seperti, pengisian blanko KKM, blangko kisi-kisi butir soal yang sebagian besar masih salah dan belum ada, sehingga tercermin sekolah belum biasa melakukan pengarsipan/ pendokumentasian kegiatan penilaian secara baik, guru mebuat prog-ram pengajaran hanya sebatas menyele-saikan materi, ketimbang proses pem-belajaran secara bermakna. Dari kenyataan tersebut, kemudian dicarikan pemecahan berupa pembinaan prosedur dan petunjuk penilaian kelas dalam bentuk supervisi klinis.

Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah menitikberatkan pada kemam-puan guru dalam membuat perangkat penilaian dan pelaksanaan penilaian itu di kelas sesuai supervisi klinis menggunakan format yang telah dise-diakan. Tujuan dilaksanakan penga-matan adalah untuk mengetahui kegiatan yang mana patut diperta-hankan, diperbaiki, atau dihilangkan sehingga kegiatan supervisi/bimbingan benar-benar berjalan sesuai dengan

Hasil dan Pembahasan

Metode Penelitian

(4)

Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-2, Cetakan ke-6. 83 kaidah yang ada dan mampu

mening-katkan kemampuan guru dalam melak-sanakan penilaian kelas.

Berdasarkan dekripsi pada siklus ke II tampaknya aktivitas peserta dalam kegiatan pembinaan sudah optimal, karena nilai yang diperoleh secara keseluruhan dari 12 guru IPA SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan sudah lebih dari 77,8 aktivitas peserta dalam mengikuti pembinaan tergolong baik. Walaupun ada yang tergolong cukup, namun hal ini tidak mempe-ngaruhi jalannya penelitian. Hal ini terjadi karena guru-guru yang kita teliti ada banyak kesibukan,seperti persia-pan HUT Kemerdekaan 17 Agustus dan menghadapi bulan puasa, disam-ping itu guru-guru kebenyakan sudah memahami kemajuan teknologi dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti penggunaan computer. Dari deskripsi ini tampaknya kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian kelas sudah memenuhi parameter keberha-silan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu siklus diberhentikan.

Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah ditemukan bahwa terjadi pening-katan aktivitas peserta dalam kegiatan penilaian kelas pada guru IPA SMA Negeri 112 di kecamatan Kembangan. Di samping itu juga, terjadi peningkatan kemampuan guru IPA dalam melengkapi perangkat penilaian melalui pembinaan supervisi klinis pada SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan dari siklus I sebesar 67 dengan kategori Cukup, ke siklus II sebesar 79 dengan kategori Baik. Hasil penelitian ini berkaitan dengan apa yang dikatakan Achesan dan Gall dalam (Mantja. 2005) Mereka mengemukakan bahwa supervisi klinis merupakan proses membantu guru

untuk memperkecil ketidaksesuaian (kesenjangan) antara perilaku mengajar yang aktual dengan perilaku mengajar yang ideal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mela-lui pembinaan supervise klinis dapat meningkatkan kemampuan guru IPA dalam melaksanakan penilaian kelas pada SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan. Keberhasilan tindakan ini disebabkan oleh pemahaman secara menyeluruh tentang penilaian oleh komponen sekolah sangat diperlukan. Dengan pemahaman yang baik, maka kelengkapan pembelajaran dapat dibuat serta penilaian berhasil dilaksanakan dengan baik.

Kesimpulan. Berdasarkan analisis dan

pembahasan seperti yang telah dipapar-kan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pening-katan efektifitas peserta dalam kegiatan penilaian kelas, guru IPA SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan. Di samping itu juga, terjadi peningkatan kemampuan sekolah dalam melaksanakan penilaian melalui pembinaan supervise klinis, dari siklus I sebesar 67 dengan kategori Cukup, ke siklus II sebesar 79 dengan kategori Baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pem-binaan supervise klinis dapat mening-katkan kemampuan sekolah dalam me-laksanakan penilaian kelas, guru IPA SMA Negeri 112 di Kecamatan Kembangan. Saran. Berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh, dapat disarakan beberapa hal, antara lain:

(1) sikap jujur perlu ditumbuhkan pada semua komponen sekolah dalam menilai pembelajarannya sendiri, dengan demikian para pengawas

Kesimpulan dan Saran

(5)

Jurnal Pendidikan ”Jendela Pengetahuan” Vol ke-2, Cetakan ke-6. 84 lebih mudah memberi pembinaan

prosedur dan teknis pembelajaran kususnya penilaian berbasis kelas, (2) agar pembinaan prosedur dan

teknis penilaian dapat berjalan secara efektif, maka semua peserta (guru) harus mampu bekerjasama dengan peserta lain yang bersifat kolaboratif konsultatif,

(3) kemampuan melaksanakan Peni-laian akan berjalan dengan efektif bila semua komponen sekolah tahu betul prosedur penilaian berbasis kelas

(4) sebaiknya pemerintah (Dinas Pendidikan) senantiasa memfasilitasi dalam semua kegiatan pembinaan prosedur dan teknis penilaian, dan (5) pembinaan dalam bentuk supervise klinis, dapat dijadikan salah satu alternatif dalam mening-katkan kemampuan sekolah dalam melak-sanakan penilaian berbasis kelas.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur

Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Departemen Pendidikan Nasional. 2003.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : PT

Kloang Klede Putra Timur

______.Peraturan Pemerintah No 19

Tahun 2005 Tentang Setandar

nasional Pendidikan. Jakarta :BP

Darma Bakti.

______.2007. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta : Biro Hukum dan

Organisasi Depdiknas.

_____.2006. Permendiknas no 22 tentang setandar isi. Jakarta : Dirjen

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

______.2006. Model Penilaian Kelas

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTS. Jakarta : Pusat Kurikulum

Badan Penelitian dan pengembangan Depdiknas

______.2008. Rancangan Penilaian Hsil

Belajar. Jakarta : Direktorat Jendral

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan sekolah Menengah Atas

Martinis Yamin. 2007. Kiat

Membe-lajarkan Siswa. Jakarta : Gaung

Persada Press.

Nana Sujana. 2001. Penilaian Proses

Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT

Remaja Rosda Karya.

Oteng Sutisna. 1989. Administrasi

Pendi-dikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung : Angkasa.

Purwanto, N. 1987. Administrasi dan

Supervisi Pendidikan. Bandung: Cv.

Remaja Karya.

Sam M.Cham dan Tuti T. Sam. 2005.

Analisis Swot Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta : PT Raja

Grafindo Perkasa.

Soetopo, Hendiyat dan Wasty Soemanto. 1988. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Siswa diharapkan lebih aktif di dalam proses pembelajaran serta dapat lebih memahami bidang studi tertentu, khususnya dalam materi PKn dalam hal ini indikator yang

Jika pada waktu membuat perjanjian tidak ditetapkan tentang itu, si pembeli harus membayar di tempat dan pada waktu dimana penyerahan harus dilakukan (Pasal 1514

Berdasarkan analisa data dan pengujian hipotesis diperoleh hasil, bahwa variabel kreativitas karyawan ( ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

Memang dalam teori bahwa kehadiran pihak ketiga sebagai pihak yang netral dapat menjadi standar kesahihan laporan tersebut.. Namun, bukankah akan sama saja jika pihak tersebut

Keberadaan ekosistem padang lamun masih belum banyak dikenal baik pada kalangan akdemisi maupun masyarakat umum, jika dibandingkan dengan ekosistem lain seperti

Sasaran pedoman ini adalah dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan provinsi, Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar dan semua pihak yang berkepentingan dengan

Dalam kegiatan ekspor produk perikanan peran Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi adalah sebagai lembaga teknis untuk melakukan pembinaan teknis secara periodik