• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PENGHULU DALAM MEMPERTAHANKAN ADAT ISTIADAT DI NAGARI LUBUK TAROK KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL APRI MAYALDI NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN PENGHULU DALAM MEMPERTAHANKAN ADAT ISTIADAT DI NAGARI LUBUK TAROK KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL APRI MAYALDI NIM."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PENGHULU DALAM MEMPERTAHANKAN ADAT ISTIADAT DI NAGARI LUBUK TAROK KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG

ARTIKEL

APRI MAYALDI NIM. 10070175

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG

(2)
(3)

1

The Role Of Penghulu In Maintaining Customs In Nagari Lubuk Tarok, Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung Nagari

Apri Mayaldi1, Adiyalmon S.Ag M.Pd2, Drs. Nilda Elfemi M.Si3

Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

In Minangkabau society customary law within a clan leader held by a penghulu who was called by the title Datuk. One role of the penghulu is to maintain the customary in nagari and the role of maintaining the customs of this is not easy to remember the times that have been developed and the technology is getting modern, and the growth rate of the time it will directly affect the existence of customary and therefore the role of penghulu is needed to maintain the existence of the customs that exist in his nagari. The purpose of this study was to describe the role of the penghulu in maintaining the customs in Nagari Lubuk Tarok, kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung,

The theory used in this research is the functional structural by Robert K. Merton. Structural-functional theory is a theory that emphasizes the stabilization and ignore the conflict and changes in society, This research is qualitative research using descriptive method. Methods of data collection is by interview and observation. Interviews were conducted with key informants as many as 7 people, informants in this study were taken by using purposive sampling technique. Model data analysis, namely through the stages of data collection, data reduction, data presentation and conclusion

The results showed that the role of the penghulu to maintain customs in nagari Lubuk Tarok Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung are: (1) the customary marriage, the role of the penghulu is given permission to use the longhouse and then advise the bride and groom couples to pass on indigenous tradition marriage to his future, (2) custom bakaur customary, the role of the penghulu of maintaining this custom in a way organizes the event each year, (3) custom

manjalang rantau, the role of the penghulu of maintaining this custom is to continue to implement

this custom so that people can take the lessons, and reminded his people to preserve indigenous custom because it is the public debt and the obligation to pay in a way that tradition to continue to perform at any time.

Keyword : The Role Of Penghulu In Maintaining Customs

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2010 2

Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3

(4)

2

PENDAHULUAN

Didalam Nagari Panghulu adalah

andiko dari kaumnya atau raja dari

kemenakannya. Seperti yang di ungkapkan dalam adat “ kamanakan barajo ka mamak,

mamak barajo ka pangulu”, dan penghulu

sebagai raja ia menjadi kepala pemerintahan, dan menjadi hakim pendamai kaum serta menjadi jaksa dan pembela perkara yang di hadapi kaumnya didalam Nagari yang dipimpinnya.

Dalam suatu Nagari ada aturan dan nilai yang harus dipatuhi dan itu semua tidak terlepas dari peran seorang penghulu. Demi mempertahankan aturan dan nilai didalam suatu Nagari, kaum membutuhkan penghulu baik itu sebagai kontrol maupun sebagai supervisi dan juga sebagai hakim jika terjadi konflik dalam Nagari tersebut. Peran dan kontribusi penghulu nantinya yang akan menentukan apakah adat, aturan dan nilai akan tetap bertahan atau tidak dalam suatu Nagari, karena penghulu dalam suatu Nagari layaknya pemimpin dalam suatu Negara tetapi dalam hal ini peran penghulu dalam skala yang terkecil dalam sistem pemerintahan yaitu Nagari.

Di Nagari Minangkabau banyak unsur yang berperan demi tercapainya tujuan yang diharapkan, diantara unsur tersebut yang terpenting adalah ”tali tigo sapilin dan

tungku tigo sajarangan” yang dapat

diartikan sebagai tiga pemimpin formal dan informal yang menyatu dan terpadu kemitraannya dalam melancarkan kebijaksanaan menuju keutuhan bersama dalam konteks membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat terutama didaerah terkecil seperti Nagari. Salah satu komponen yang terdapat dalam unsur ”Tali tigo sapilin dan

tungku tigo sajarangan” ini adalah

penghulu. Ibrahim (2009:98) mengatakan untuk kelancaran pemerintahan Nagari mulai dari taratak sampai ke Nagari sudah diatur secara bertingkat sedemikian rupa, dimana taratak dipimpin oleh kepala taratak, dusun dipimpin oleh kepala dusun, rumah

bertungganai, kaum dikepalai oleh kepala

kaum, suku dipimpin oleh penghulu-penghulu suku. Jadi dalam waktu yang relatif panjang itu orang Minangkabau telah hidup dibawah pimpinan penghulu-penghulu yang terorganisasi dalam lembaga kerapatan adat yang terdapat pada setiap Nagari.

Didalam masyarakat, Panghulu juga sama dengan laki – laki lainnya yang ada di Minangkabau. Dimana penghulu juga merupakan anggota dari kelomok masyarakat, bapak buat anak-anaknya, dan

sumando di rumah istrinya. Tetapi di dalam

Nagarinya penghulu adalah merupakan seseorang yang dimuliakan atau diagungkan oleh kemenakannya, sebagaimana yang dituangkan dalam ungkapan “gadangnyo

disamba, tingginyo dianjuang”, artinya yang

memuliakan penghulu adalah anak kemenakannya sendiri (Graves, 2007:20).

Sebagai suatu sistem yang mengatur hidup dan kehidupan masyarakat maka Penghulu menduduki posisi selaku pemimpin suku dan sekaligus sebagai kepala pemerintahan adat (Amir, 2005:54-55). Penghulu dalam masyarakat Minangkabau menempati posisi yang tertinggi dalam kelompok kekerabatan. Kepemimpinan penghulu bisa dikatakan sangat komplek, karena peran penghulu tidak hanya membimbing kemenakannya tetapi juga mempertahankan adat yang ada didalam Nagari yang dipimpinnya tersebut. Membimbing dan mempertahankan adat bukanlah perkara mudah bagi penghulu mengingat zaman yang sudah maju dan teknologi sudah semakin modern dan cangih, dan laju pertumbuhan zaman itu secara langsung akan mempengaruhi kepada peran penghulu. Seperti misal acara resepsi pernikan, dimana masyarakat pada zaman sekarang lebih suka mengelar acara resepsi dirumahnya atau digedung dan dengan pesta pernikahan yang meriah ketimbang mengadakan resepsi pernikahan di rumah

gadang yang syarat dengan adat, disinilah

peran penghulu dibutuhkan untuk selalu mengingatkan dan membimbing kaum untuk tetap menjunjung tinggi tradi adat yang sudah ada turun temurun .

Nagari Lubuk Tarok merupakan salah satu Nagari di Sumatera Barat yang menjunjung tinggi dan mempertahankan adat yang dibawa oleh nenek moyang mereka. Mengembangkan dan melestarikan kebiasaan-kebiasaan yang mereka anggap berasal dari nenek moyang mereka seperti: masih difungsikannya rumah gadang sebagai balai pertemuan untuk acara-acara adat (pesta perkawinan, acara kematian, musyawarah anak kemenakan, dan tempat penyelesaian masalah yang ada dalam

(5)

3

Nagari yang menyangkut adat dan anak kemenakan), tradisi bakaua adat (pesta panen), kegotongroyongan, kemudian juga ada adat isitadat“bakaur

adat”,”perkawinan” dan “manjalang

rantau”, dan untuk menjaga adat istiadat

tersebut dibutuhkan peran dari penghulu. Namun tidak dipungkiri perubahan pasti akan terjadi sehingga sebuah Nagari akan mengalami kemajuan juga. Dan bukan itu saja masuknya arus modernisasi dan globalisasi juga bisa menjadi ancaman dan membawa pengaruh negatif terhadap kehidupan masyarakat didalam suatu Nagari. pemikiran yang lebih modern karena masuknya kebudayaan asing, membawa perubahan bagi masyarakat. Sehingga tidak sedikit pula masyarakat lebih mementingkan kepentingan duniawi dan bahkan menganggap kebudayaan asing lebih baik dari kebudayaannya sendiri. Hal itu bisa memicu pada terjadinya krisis identitas, krisis kepercayaan diri dalam masyarakat di Nagari tersebut, sehingga akan berpengaruh terhadap nilai-nilai maupun adat istiadat yang terdapat dalam suatu Nagari.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul “Peran Penghulu Dalam Mempertahankan Adat Istiadat di Nagari Lubuk Tarok, Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung.

Berdasarkan latarbelakang masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: bagaimana peran penghulu dalam mempertahankan adat istiadat di Nagari Lubuk Tarok, Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran penghulu dalam mempertahankan adat istiadat di Nagari Lubuk Tarok Kecamatan Lubuak Tarok Kabupaten Sijunjung

METODE PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan peran penghulu dalam mempertahankan adat istiadat di Nagari Lubuk Tarok Kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung. Tipe penelitian yang dipakai dalam penelitian ini ialah tipe penelitian deskriptif, Penggunaan metode ini memberikan peluang kepada

peneliti untuk melakukan pengumpulan data yang bersumber dari wawancara, observasi, foto-foto, dokumentasi pribadi, catatan atau pun memo dan dokumen resmi untuk menggambatkan subyek dari penelitian tersebut

Informan dalam penelitian in berjumlah 7 orang yang terdiri dari:

1.

5 orang penghulu di Nagari Lubuk Tarok .

2.

1 orang tokoh adat dan agama di Nagari Lubuk Tarok.

3.

1 orang masyarakat di Nagari Lubuk Tarok.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui 3 metode yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencatat dan mengamati (Herdianyah, 2012:131) 2. Wawancara

Menurut Moleong (2001:217) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara secara langsung yang mendalam dengan responden. Metode wawancara yang dilakukan dengan informan adalah wawancara secara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumen lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam

Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menurut Miles dan Hubermain (1992:15-20) yaitu:

1. Pengumpulan data 2. Reduksi data 3. Penyajian data 4. Penarikan kesimpulan

(6)

4

HASIL PENELITIAN

Dalam masyarakat hukum adat Minangkabau seorang pemimpin didalam suatu kaum dipegang oleh seorang Penghulu yang dipanggil dengan sebutan Datuk. Masyarakat Minangkabau sangat menghormati seorang penghulu kerena dianggap sebagai seorang pemimpin bagi kaum yang di bawahinya atau kaum yang dipimpinnya. Di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung terdapat 5 orang penghulu yang memimpin tiap-tiap suku yang ada di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung, dan tiap-tiap penghulu tersebut disebut sebagai penghulu suku.

Sebagai seorang pemimpim, penghulu memiliki peran dan tangungjawab kepada kaumnya yaitu membimbing anak dan kemenakan, mengatur harta pusaka, menyelesaikan perkara adat dalam kaumnya dan mempertahankan adat istiadat. Salah satu peran dari penghulu adalah mempertahankan adat istiadat yang ada diNagari, dan di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung terdapat beberapa adat istiadat yang masih berlaku sampai sekarang ditengah zaman modernisasi dan budaya kebaratan yang meraja lela, dan masih berlakunya adat istiadat tersebut dikarenakan andil dari penghulu yang ada di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung. Adat istiadat yang masih dilaksanakan sampai sekarang di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung adalah adat perkawinan, bakaur adat dan manjalang

rantau.

Peran penghulu untuk mempertahan adat perkawinan adalah dalam bentuk nasehat dan wejangan kepada calon penganti yang hendak melaksanakan perkawinan, dimana nasehat yang disampaikan penghulu kepada pasangan calon pengantin tersebut adalah untuk selalu menjaga adat perkawinan kepada anak cucu mereka, jika adat tersebut tidak dilaksanakan sampai kepada anak cucu mereka maka adat tersebut akan berhenti kepada pasangan calon pengantin tersebut, dan kewajiban bersamalah untuk tetap melastarikan adat yang sudah ada turun temurun supaya adat tersebut ada sampai kepada generasi seterusnya. Jika penghulu tidak

melaksanakan perannya dalam adat perkawinan maka adat perkawinan itu akan hilang karena adanya penghulu yang disegani oleh anggota kaumnya membuat anggota kaum tidak mau melanggar adat yang sudah ada turun temurun. Dapat dikatakan bahwa dengan adanya penghulu di tiap suku, anggota dari suku tidak berani melanggar adat istiadat yang telah ada karena pengghulu itu sendiri adalah merupakan bagian dari adat istiadat yang ada, dan jika penghulu tidak ada maka secara langsung adat istiadat juga tidak ada karena penghulu adalah merupakan simbol dari adat istiadat dan oleh sebab itu masyarakat Nagari Lubuk Tarok tidak melaksanakan posesi perkawinan seperti pada masyarakat modern sekarang ini yaitu dengan pelaksanaan pesta dirumah masing-masing atau digedung hal tersebut dikarenakan penghulu yang ada di Nagari Lubuk Tarok masih berfungsi sebagai pemimpin dari suku dan masih melaksanakan perannya sebagai bagian dari adat istiadat oleh sebab itu masyarakat Nagari Lubuk Tarok tidak berani untuk melanggar adat perkawinan yang ada karena penghulu memiliki peran dalam posesi perkawinan yaitu tempat untuk meminta izin menggunakanan rumah gadang, serta tempat untuk meminta restu untuk melaksanakan perkawinan.

Cara penghulu di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung mempertahankan adat istiadat bakaur adat adalah dengan cara menyelengarakan acara tersebut setiap tahunnya, dan selalu mengingatkan kepada masyarakat di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung untuk menjaga dan melestarikan tradisi adat yang di Nagari karena itu adalah hutang dan kewajiban masyarakat untuk membayarnya dengan cara tetap melaksanakan tradisi tersebut sampai kapanpun juga dan tujuanny supaya tradisi adat tersebut tidak hilang dimakan zaman. Dalam adat bakaur adat jika penghulu tidak melaksanakan perannya maka adat bakaur tidak akan ada kerena yang menentukan pelaksanaan bakaur adat adalah penghulu dan jika penghulu tidak ada atau tidak melaksanakan perannya maka adat bakaur adat tidak akan bertahan sampai sekarang.

(7)

5

Peran penghulu dalam mempertahankan adat manjalang ranatau adalah dengan cara melaksanakan adat tersebut, dimana para penghulu di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung bukanlah keturunan dari rajo tigo selo tetapi penghulu-penghulu adat tetap melaksanakan tradisi manjalang

rantau yang dulu dilaksanakan oleh rajo tigo selo , hal ini dikarenakan penghulu adalah

pemimpin bagi kaumnya sama seperti rajo

tigo selo adalah raja bagi kaumnya, dan adat

ini adalah adat isitiadat yang sudah dilaksanakan dari zaman dahulu, dan dengan tetap melaksanakan tradisi tersebut, penghulu ingin masyarakat mencontoh bahwa tradisi adat alah peristiwa yang harus dijaga dan dilestarikan, dan walaupun masyarakat bukanlah keturunan raja, atau hanya orang biasa, tradisi yang ada adalah peristiwa yang harus tetap dilaksanakan karena itu adalah amanat dan juga tujuan dari tradisi tersebut adalah mulia yaitu menjaga tali silahturahmi tidak terputus dengan cara mengunjungi saudara sesuku yang ada didaerah lain, dan selama masa kunjungan manjalang rantau penghulu selalu memberiikan nasehat kepada anak dan kemenakan yang ada diperantauan untuk menjaga dan mempertahankan adat yang ada diNagari supaya tetap ada sampai akhir zaman, dan jika penghulu tidak melaksanakan adat manjalang rantau maka adat istiadat manjalang rantau tidak akan ada lagi. Dapat dikatakan dengan adanya penghulu yang meneruskan adat istiadat yang ada di Nagari Lubuak Tarok maka secara langsung adat istiadat tersebut akan tetap bertahan dengan kata lain keberadaan dari penghulu yang membuat adat istiadat dan dengan penghulu meneruskan adat isitiadat yang telah ada maka adat tersebut menjadi bertahan samapai kapanpun juga.

Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status yang ada didalam masyarakat. Seseorang melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah menjalankan suatu peran yang embannya. Pada hakikatnya peran dan status tidak dapat dipisahkan dan tidak ada peran tanpa kedudukan atau status, begitu pula tidak ada status tanpa peran. Setiap orang mempunyai bermacam-macam peran yang dijalankan dalam pergaulan hidupnya di masyarakat dan untuk mengetahui peran dari penghulu

dalam mempertahankan adat istiadat di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional yang dikemukakan oleh Robert K. Merton. Teori struktural fungsional adalah teori yang menekankan kepada ketaraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam masyarakat, hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana ditengah arus globalisasi dan modernisasi yang membuat adat istiadat yang berlaku ditengah masyarakat menjadi tergeser, tetapi hal tersebut tidak berlaku di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung, dimana sampai sekarang adat istiadat yang ada dari zaman nenek moyang tetap dilaksanakan sampai dengan masa sekarang dan itu semua dikarenakan peran dari penghulu yang mempertahankan adat istiadat yang ada diNagari.

Menurut teori struktural fungsional yang dikemukakan oleh Robert K. Merton, masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan pada suatu bagian akan membawa perubahan pula pada bagian yang lain. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka stuktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya. Hal ini senada dengan peristiwa yang terjadi di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung dimana peran penghulu dalam mempertahankan adat masih fungsional maka adat istiadat yang ada di Nagari Lubuk Tarok masih berlaku sampai dengan sekarang dan masyarakat sebagai bagian dari sistem tersebut tetap selaras dengan keseimbangan peran yang dilaksanakan oleh penghulu. Penghulu melaksanakan perannya dalam mempertahankan adat istiadat dengan harapan adat istiadat ini dapat bertahan dan dilaksanakan sampai generasi berikutnya, dan karena pelaksanaan peran yang dilakukan oleh penghulu tadi membuat masyarakat yang ada di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung secara langsung akan melaksanakan adat istiadat tersebut dan oleh

(8)

6

karenanya dalam hal ini tercipta keseimbang dan keteraturan dalam fungsi. Penghulu merupakan bagian dari sistem sosial dalam masyarakat yang menjadi pemimpin bagi kaumnya dan ketika penghulu mampu melaksanakan fungsinya dengan baik maka keteraturan akan tercapai dan akhirnya fungsi tersebut menjadi fungsional.

Suatu sistem dapat bertahan jika fungsi-fungsi dalam sistem tersebut dapat terlaksana dengan baik dan terstruktur, dan dalam peran penghulu mempertahankan adat istiada di Nagari Lubuk Tarok kecamatan Lubuk Tarok Kabupaten Sijunjung dapat dikatakan bahwa penghulu sudah melaksanakan perannya dalam mempertahankan adat istiadat dengan baik dimana dari tiga adat istiadat yang masih dilaksanakan sampai sekarang yaitu adat perkawinan, adat bakaur adat dan adat

manjalang rantau, penghulu berupaya untuk

melaksanakan perannya itu dengan cara melaksanakan dan memberilakukan adat istiadat ditengah masyarakat supaya generasi mendatang dapat menjadikannya contoh dan kemudian memberiikan nasehat kepada anak dan kemenakan untuk tetap melestarikan adat istiadat yang ada supaya tidak hilang dimakan zaman, dari pelaksanaan peran yang dilakukan oleh penghulu tersebut membuat kaum yang dipimpinnya sebagai bagian dari sistem akan berusaha untuk menjaga keteraturan yang dibuat oleh penghulu dengan cara melaksanakan adat istiadat tersebut.

Robert K. Merton sebagai pengagas teori struktural fungsional membedakan struktural fungsional kepada fungsi manifes yaitu fungsi yang diharapkan dan fungsi laten adalah disfungsi, dan berdasarkan hasil penelitian maka peran penghulu dalam mempertahankan adat isitiadat dilihat fungsi manifes dan fungsi laten yaitu:

1. Peran penghulu dalam mempertahankan adat perkawinan

Dari fungsi manifest, kehadiran dari penghulu di Nagari Lubuk Tarok merupakan simbol dari adat sehingga dengan adanya penghulu didalam suatu nagari maka adat istiadat yang ada akan tetap bertahan karena anggota suku tidak berani untuk melanggar adat perkawinan selama ada penghulu didalam kaum karena penghulu adalah pemimpin kaum, oleh sebab itu masyarakat Nagari Lubuk

Tarok dalam hal perkawinan tidak berani mengabaikan keberadaan penghulu dan berupaya untuk mengikuti kepada adat istiadat perkawinan yang telah ada dan karena keberadaan penghulu didalam kaum peran penghulu dalam adat perkawinan juga berjalan yaitu sebagai pihak yang memberi restu dan izin untuk mempergunakan rumah gadang guna melaksanakan adat perkawinan. Sementara fungsi laten dari peran penghulu dalam mempertahankan adat istiadat tidak ada karena fungsi manifest dari penghulu berjalan secara fungsional 2. Peran penghulu dalam mempertahankan

adat istiadat bakaur adat

Dilihat dari fungsi manifest, peran penghulu dalam mempertahankan adat istiadat ini dimulai dari perencanaan pelaksanaan acara bakaur adat, dimana tampa adanya perencanaan dari penghulu maka acara bakaur adat tidak akan terlaksana karena yang menentukan kapan pelaksanaan dari acara bakaur

adat adalah dari penghulu, dan

pelaksanaan bakaur adat mulai dari pembukaan dan penutupan penghulu harus hadir didalamnya karena penghulu yang membuka acara sekaligus yang menutup acara, dan oleh sebab itu peran penghulu dalam bakaur adat ini sangat signifikan dan dengan adanya penghulu maka adat isitiadat bakaur adat ini dapat terlaksana. Sementara pada fungsi laten peran penghulu dalam mempertahankan adat isitiadat bakaur adat tidak ada karena peran penghulu fungsional dalam mempertahankan adat isitiadat.

3. Peran penghulu dalam mempertahankan adat istiadat manjalang rantau

Dilihat dari fungsi manifest, penghulu sebagai pemimpin dalam kaum sama seperti raja dalam kerajaan, dan karena nagari bukan lagi menganut sistem kerjaan maka penghulu sebagai pemimpin melanjutkan adat istiadat yang sudah dilaksanakan pada masa kerjaan Jambu Lipo yaitu mengunjungi anggota kaum yang sesuku yang ada di perantauan, jika orang lain yang tidak memiliki posisi dalam kaum yang mengungjungi anggota suku yang ada diperantauan maka hal tersebut tidak bisa disebut sebagai adat rajo manjalang rantau, dan karena penghulu adalah

(9)

7

pemimpin kaum maka penghulu yang melaksanakan adat istiadat tersebut, dan jika peghulu tidak melaksanakan perannya mengungjungi anggota yang sesuku yang ada di rantau maka adat istiadat dari bakau tidak akan terlaksana dan oleh sebab itu dengan kehadiran penghulu didalam kaum dan melaksanakan kewajiban yang telah dilaksanakan turun temurun maka adat manjalang rantau itu akan tetap ada sampai bila masa dan tidak akan hilang dimakan kemajuan zaman. Sementara dilihat dari fungsi laten peran penghulu dalam mempertahan adat istiadat yang ada di Nagari Lubuk Tarok tidaklah ada karena perang dari penghulu dalam mempertahankan adat fungsional.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : (1) Peran penghulu untuk mempertahan adat perkawinan adalah dengan tetap memberilakukan adat istiadat perkawinan yaitu setiap pasangan yang mau kawin harus melaksanakan posesi adat perkawinan sesuai dengan tradisi yang sudah ada, dan kemudian penghulu memberiikan nasehat kepada calon penganti yang hendak melaksanakan perkawinan untuk selalu menjaga dan mewarisi adat perkawinan kepada anak cucu mereka. (2) Peran penghulu mempertahan adat isitadat bakaur

adat adalah dengan cara menyelengarakan

acara tersebut setiap tahunnya, dan selalu mengingatkan kepada masyarakat untuk menjaga tradisi adat karena itu adalah hutang dan kewajiban masyarakat untuk membayarnya dengan cara tetap melaksanakan tradisi tersebut sampai kapanpun juga. (3) Peran penghulu mempertahankan adat manjalang rantau adalah dengan tetap melaksanakan tradisi tersebut sehingga masyarakat dapat mencontohnya karena tradisi adat adalah peristiwa yang harus dijaga dan dilaksanakan karena itu adalah amanat dan selama masa kunjungan manjalang rantau penghulu selalu memberiikan nasehat kepada anak dan kemenakan yang ada diperantauan untuk menjaga dan mempertahankan adat yang ada diNagari supaya tetap ada sampai akhir zaman.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis menyarankan kepada: (1) Penghulu diharapkan penghulu dapat menghidupkan tradisi-tradisi adat lainnya yang sudah hilang karena dimakan zaman, dan juga diharapkan kepada penghulu untuk selalu membimbing anak dan kemenakannya supaya tidak terkena dampak modernisasi yang sarat dengan budaya barat yang jauh menyimpang dengan budaya timur. (2) Masyarakat umumnya, hendaknya meningkatkan rasa solidaritas dan kesadaran akan pentingnya eksistensi adat ditengah masyarakat karena adat istiadat merupakan identitas diri sebagai orag minang oleh sebab itu alangkah baik jika kita masyarakat tetap menjaga dan melestarikan adat istiadat yang ada dimingkabau dan jangan sampai adat istiadat tersebut hilang. (3) Peneliti berikutnya, agar menambahkan referensi-referensi lain yang tentunya dapat bermanfaat dalam melakukan penelitian tentang peran penghulu dalam mempertahankan adat istiadat.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.S. 2011. Adat Minang Kabau Pola

dan Tujuan Hidup Orang Minang.

Jakarta: Cipta Harta Prima. Graves, Elizabeth E. 2007. Asal Usul Elit

Minangkabau Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba.

Ibrahim. 2009. Tambo Alam Minangkabau

Tatanan Adat Warisan Nenek

Moyang Orang Minang.

Bukittinggi: Kristal Multimedia. Milles, Matthew, B. Dan Huberman, A.

Michael. 1992. Analisis data

Kualitatif. Jakarta:

Universitas Indonesia (Ui-Press). Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian

Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Referensi

Dokumen terkait

Micro Teaching/ pengajaran mikro merupakan pengajaran yang dilaksanakan dengan membagi mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Pengajaran ini bertujuan untuk melatih

Suatu kegiatan dalam rekayasa kebutuhan untuk memastikan bahwa kebutuhan yang telah didefinisikan telah benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan pengguna adalah bagian

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya dalam penyusunan skripsi ini sehingga penulis

Jadi dapat disimpulkan budaya organisasi sekolah adalah suatu nilai, norma yang ada dalam suatau sistem organisasi didalam sekolah yang diaplikasikan dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interkasi antara cocoa butter substitute (CBS) dengan minyak jagung dan konsentrasi gula terhadap

Data pada Tebel 1 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis statistik varietas Inpara 2 dan Inpari 30 tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah

Produk ini merupakan pengembangan dari produk awal cacing sebagai obat tipes yang dikenal oleh kebanyakan masyarakat awam. Melalui bisnis ini, kami memperbaiki

Gambar 10: (a) Sinyal bentuk sinusoida yang diukur waktu tunda-nya, (b) hasil korelasi dengan CCF, (c) CCF dengan skala horizontal yang diperbesar. Gambar 11: (a) Data laboratorium