KS_1a
KEPUTUSAN SERTIFIKASI
ATAS SERTIFIKASI LEGALITAS KAYU (PENILIKAN PERTAMA)
Untuk PT. Royal Standard
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kinerja unit manajemen tersebut diatas dan proses
pengambilan keputusan sertifikasi yang mengacu kepada seluruh prosedur yang
ditetapkan oleh PT SGS S&SC Indonesia maka PENGAMBIL KEPUTUSAN dengan ini
memutuskan bahwa :
Unit Manajemen PT. Royal Standard yang berlokasi di :
Jalan Raya Klari No 45 Desa Gintungkerta Kecamatan Klari Kabupaten Karawang
Provinsi Jawa Barat.
dengan ruang lingkup : Pembelian bahan baku berbagai macam kertas untuk proses
produksi kertas dan amplop dengan kapasitas izin produksi 36.530 ton per tahun sesuai
dengan Izin Usaha Industri Nomor 992/T/INDUSTRI/2006 diterbitkan berdasarkan
Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dengan
lokasi industri di Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat.
dinyatakan LULUS penilaian Sertifikasi Legalitas Kayu (LK) untuk Audit Penilikan
Pertama.
Jakarta, 31 Maret 2016
PENGAMBIL KEPUTUSAN,
SGS INDONESIA
(Associated Documents)
Number:
LVL_Ic
Version Date: 1 Juli 2015
Page: 1 of 10
PT SGS INDONESIA, Cilandak Commercial Estate # 108 C, Jl. Raya Cilandak KKO, Jakarta 12560, Indonesia, CONTACT PERSON: Fourry Meilano - Tel: +62 21 781 81 11 - Fax: +62 21 780 79 14
www.sgs.com
SGS INDONESIA
RESUME
HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (PENILIKAN KE-1)
SESUAI PERATURAN MENTERI KEHUTANAN
NO. P.43/MENHUT-II/2014 JO P.95/MENHUT-II/2014 DAN PERATURAN
DIRJEN BINA USAHA KEHUTANAN NO. P.14/VI-BPPHH/2014 JO
P.1/VI-BPPHH/2015
Project Nr: ID/JKT-5029
Nama Pemegang Ijin:
PT. Royal Standard
Alamat:
Alamat Kantor :
Jalan Kapuk Kamal No 45 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara Alamat Industri :
Jalan Raya Klari No 45 Desa Gintungkerta Kecamatan Klari Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat
No. Sertifikat: SGS-ID-LKI-0096 Tipe Sertifikasi: IUI dengan Nilai Investasi Lebih Dari Rp 500 Juta
Tanggal Terbit: 20 April 2015 Berlaku sampai
dengan tanggal: 19 April 2018
Kapasitas Produksi Industri kertas dan amplop kapasitas produksi 36.530 ton per tahun sesuai dengan Izin Usaha Industri # 992/T/INDUSTRI/2006 diterbitkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia
Ruang Lingkup: Pembelian bahan baku berbagai macam kertas untuk proses produksi kertas dan amplop dengan kapasitas izin produksi 36.530 ton per tahun sesuai dengan Izin Usaha Industri # 992/T/INDUSTRI/2006 diterbitkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dengan lokasi industri di Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat
Kontak Informasi Pemegang Ijin:
Bekti
Alamat: Jalan Kapuk Kamal No 45 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara
Telp: 021 - 6194190
Fax 021 - 6194191
Email: ga@royalstandard.co.id
Tanggal Verifikasi: Verifikasi Utama 26 Februari - 27 Februari 2015
Surveillance 1 3 Maret - 4 Maret 2016 Surveillance 2 -
(1) IDENTITAS LVLK
a. Nama Lembaga : PT. SGS Indonesia b. Nomor Akreditasi : LVLK-008-IDN
c. Alamat : Cilandak Commercial Estate #108C, Jalan Raya Cilandak KKO, Jakarta 12560, Indonesia
d. Nomor telepon/faks/E-mail : +62 21 781 8111/+62 21 780 7914/ sgs_indonesia@sgs.com e. Direktur : Guy Francois Marie Escarfail
f. Standar : Peraturan Dirjen BUK No: P.14/VI-BPPHH/2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 g. Tim Audit : Heru Puryanto (Lead Auditor),
: Yuliatno Budi Santoso (Auditor) h. Tim Pengambil Keputusan : Zaenal Abidin
(2) IDENTITAS AUDITEE
a. Nama Pemegang Izin : PT. Royal Standard
b. Nomor dan Tanggal IUI : 992/T/INDUSTRI/2006 tanggal 22 Desember 2006.
c. Kapasitas Izin : Industri Kertas dan Amplop dengan kapasitas ijin produksi : 36.530 Ton per Tahun.
d. Alamat :
Kantor : Jalan Kapuk Kamal No 45 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara.
Industri : Jalan Raya Klari No 45 Desa Gintungkerta Kecamatan Klari Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat.
e. Nomor Telepon/Fax/e-mail : 021 - 6194190 / 021 - 6194191 / ga@royalstandard.co.id
f. Pengurus Perusahaan :
Komisaris : Julia Supardi
Direktur Utama : Untung Sastrawijaya
Direktur : Julia Supardi
(3) RINGKASAN TAHAPAN
TAHAPAN WAKTU DAN TEMPAT RINGKASAN CATATAN
Konsultasi Publik (apabila dibutuhkan)
25 Februari s/d 2 Maret 2016
Website Kementerian
- Tidak terdapat informasi yang masuk dari publik kepada LVLK PT. SGS Indonesia, terkait proses Verifikasi Legalitas Kayu (Penilikan Ke-1) di PT. Royal Standard.
SGS INDONESIA Page 3 of 10
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(www.silk.dephut.go.id) Pertemuan Pembukaan 3 Maret 2016
Ruang meeting di industri PT. Royal Standard.
- Penjelasan ketentuan SVLK,
- Penjelasan mengenai Tujuan, Ruang Lingkup, Jadwal, Metodologi dan Prosedur Verifikasi dan permintaan akses dokumen dan data, permintaan surat kuasa/surat tugas Manajemen Representatif,
- Daftar hadir, BA pembukaan dan notulen rapat tersedia. Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
3 Maret s/d 4 Maret 2016 - Ruang meeting di industri
PT. Royal Standard. - Gudang Bahan Baku. - Proses Produksi. - Gudang Barang Jadi.
- Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan dilakukan sesuai dengan Prinsip, Kriteria, Indikator dan Verifier yang ditetapkan dalam regulasi Perdirjen BUK Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014 Lampiran 2.5 junto P.1/VI-BPPHH/2015.
Pertemuan Penutupan 4 Maret 2016
Ruang meeting di industri PT. Royal Standard.
- Penyampaian hasil VLK,
- Daftar hadir, BA penutupan dan notulen rapat tersedia. Pengambilan Keputusan 31 Maret 2016
Ruang Meeting PT. SGS Indonesia
- Pengambilan keputusan berdasarkan Laporan Hasil VLK, - Pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh verifier dengan
koreksi terhadap laporan bersifat redaksional,
- Menilai analisis dan pengambilan kesimpulan oleh auditor berdasarkan bukti audit,
- Diputuskan kepada PT. Royal Standard untuk keberlanjutan S‐LK.
(4) RESUME HASIL PENILAIAN
Indikator Uraian Pemenuhan Kesimpulan
Pemenuhan
1.1.1. Unit Usaha adalah produsen yang memiliki izin yang sah
a. Akta Pendirian Perusahaan dan /atau perubahan terakhir
Organisasi telah memiliki Akta Pendirian Perusahaan dan Akta perubahan terakhir. Akte Pendirian Perusahaan telah sesuai dengan ruang lingkup usahanya.
Memenuhi
b.Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam IUI atau Izin Usaha Tetap (IUT)
Organisasi telah memiliki Izin Perdagangan yang tercantum dalam IUI yang masih berlaku dan sesuai dengan kegiatan usahanya.
Memenuhi
c.Izin HO (izin gangguan lingkungan sekitar Industri)
Organisasi telah memiliki Izin Gangguan (HO) yang masih berlaku sesuai dengan ruang lingkup usaha.
d.Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Organisasi telah memiliki Tanda Daftar Perusahaan yang sah dan diterbitkan Pejabat yang berwenang, masih berlaku sesuai dengan kegiatan usaha.
Memenuhi
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Organisasi telah memiliki NPWP dan sesuai
dengan dokumen lainnya. Memenuhi
1. f. AMDAL / Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) - Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) / Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) /Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)/Surat Izin Lingkungan (SIL)/Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)
Organisasi telah memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan yang telah disahkan pejabat yang berwenang sesuai dengan ruang lingkup usahanya.
Organisasi telah memiliki laporan/catatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai/merujuk pada catatan temuan penting.
Memenuhi
g. IUIPHHK,Izin Usaha Industri (IUI) atau Izin Usaha Tetap (IUT)
Organisasi telah memiliki Izin Usaha Industri diterbitkan oleh instansi berwenang dan telah
sesuai jenis usaha yang dijalankan perusahaan. Memenuhi
h. Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) untuk IUIPHHK
Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi
bukan merupakan IUIPHHK. Tidak DInilai
1.1.2. Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memiliki izin sah, berupa eksportir produsen
a. Berstatus Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK).
Organisasi telah memiliki ETPIK dan sesuai dengan produk yang diekspor.
Memenuhi
1.2.1. Importir adalah importer yang memiliki izin yang sah.
Dokumen pengakuan dan/atau pengenal sebagai importir
Organisasi telah memiliki dokumen pengakuan /pengenal importir yang sah dan informasinya sesuai dokumen legalitas lainnya, seperti: akta pendirian perusahaan, IUIPHHK, IUI, TDP, NPWP, API-P, NIK.
Realisasi impor telah sesuai dengan kelompok industri/produk yang terdapat di dokumen pengakuan/ pengenal sebagai importer
Memenuhi
1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (due diligence).
Panduan/pedoman/prosedur pelaksanaan dan bukti pelaksanaan sistem uji tuntas (due diligence) importir.
Organisasi memiliki panduan pelaksanaan uji tuntas.
Organisasi memiliki laporan bukti pelaksanaan
SGS INDONESIA Page 5 of 10
system uji tuntas (due diligence) importer.
1.3.1. Kelompok memiliki akta notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok
Akta notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok.
Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi
tidak melakukan pembentukan kelompok. Tidak Dinilai
2.1.1. Unit Usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah.
a. Kontrak suplai bahan baku dan/atau dokumen jual beli.
Seluruh penerimaan bahan baku (kertas)
dilengkapi dengan dokumen jual beli. Memenuhi
b. Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh petugas kehutanan yang berwenang untuk penerimaan kayu bulat dari hutan negara, dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah.
Tidak relevan untuk dinilai Organisasi tidak melakukan penerimaan kayu bulat dari hutan negara.
Tidak Dinilai
c. Berita acara serah terima kayu dan/atau bukti serah terima kayu selain kayu bulat dari hutan negara, dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah
Seluruh penerimaan bahan baku berupa kertas telah dilengkapi dengan bukti serah terima bahan baku dan dilengkapi dengan dokumen angkutan yang sah.
Memenuhi
d. Dokumen angkutan hasil hutan yang sah
Seluruh penerimaan bahan baku berupa kertas telah didukung dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah
Hasil uji petik stok bahan baku di lapangan menunjukkan telah sesuai antara fisik dengan dokumen.
Memenuhi
e. Nota dan Dokumen Keterangan (Berita Acara dari Petugas Kehutanan Kabupaten / Kota atau Aparat Desa / Kelurahan) yang dapat menjelaskan asal usul untuk kayu bekas / hasil bongkaran, serta Deklarasi Kesesuaian Pemasok.
Tidak relevan untuk dinilai Organisasi tidak melakukan penerimaan kayu bekas/kayu hasil bongkaran.
Tidak Dinilai
f. Dokumen angkutan berupa Nota untuk kayu limbah industri
Tidak relevan untuk dinilai Organisasi tidak
melakukan penerimaan kayu limbah industri. Tidak Dinilai
g. Dokumen sertifikasi Legalitas kayu / Sertifikat PHPL yang dimiliki pemasok dan / atau dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok
Seluruh pemasok telah memiliki S-LK.
Memenuhi
h. Dokumen pendukung RPBBI. Tidak relevan untuk dinilai Organisasi bukan merupakan industri primer hasil hutan kayu
(IUIPHHK).
2.1.2. Importir mampu membuktikan bahwa kayu yang diimpor berasal dari sumber yang sah.
a.Pemberitahuan Impor Barang Dokumen PIB sesuai dengan dokumen impor
lainnya. Memenuhi
b.Bill of Lading Dokumen B/L sesuai dengan dokumen impor
lainnya. Memenuhi
c.Packing list Dokumen Packing List sesuai dengan dokumen
impor lainnya. Memenuhi
d.Invoice Dokumen Invoice sesuai dengan dokumen
impor lainnya. Memenuhi
e.Deklarasi impor Dokumen Deklarasi Impor untuk kayu yang berasal dari impor telah sesuai dengan hasil uji tuntas (due diligence), termasuk masa berlakunya
Memenuhi
f.Rekomendasi Impor Tersedia dokumen Rekomendasi Impor yang sesuai dengan dokumen Deklarasi Impor, termasuk masa berlakunya.
Memenuhi
g. Bukti pembayaran bea masuk (bila terkena bea masuk)
Tersedia bukti pembayaran bea masuk yang absah dan lengkap untuk impor bahan baku yang dikenakan bea masuk.
Memenuhi
h. Dokumen lain yang relevan (diantaranya CITES) untuk jenis kayu yang dibatasi perdagangannya
Tidak relevan untuk dinilai Organisasi tidak melakukan proses produksi dan ekspor produk yang berasal dari jenis kayu yang dibatasi perdagangannya.
Tidak Dinilai
i. Bukti penggunaan kayu impor. Organisasi memiliki bukti penggunaan bahan
baku impor. Memenuhi
2.1.3. Unit Usaha menerapkan sistem penelusuran kayu
a. Tally sheet penggunaan bahan baku dan hasil produksi
Tersedia tally sheet/ rekaman/laporan produksi. Tally sheet/ rekaman/laporan awal produksi dapat memberikan informasi ketelusuran asal usul bahan baku.
Memenuhi
b. Laporan produksi hasil olahan Laporan hasil produksi sesuai dengan Laporan Mutasi/Inventory Bahan Baku dan Hasil Produksi.
SGS INDONESIA Page 7 of 10
Terdapat hubungan yang logis antara input-output dan rendemen.
c. c. Produksi industri tidak melebihi kapasitas produksi yang diizinkan
Jenis produk sesuai dengan izin usaha industri auditee
Realisasi produksi sendiri tidak melebihi kapasitas izin auditee yang diizinkan.
Memenuhi
d. d.Hasil produksi yang berasal dari kayu lelang dipisahkan
Tidak relevan untuk dinilai Organisasi tidak memproduksi produk yang menggunakan bahan baku kayu lelang.
Tidak DInilai
e.Dokumen LMKB/LMKBK/LMHHOK Dokumen Laporan Mutasi/Inventory Bahan Baku dan Hasil Produksi sesuai dengan dokumen pendukung.
Memenuhi
2.1.4. Proses pengolahan produk melalui jasa atau kerjasama dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga)
a. Dokumen S-LK dan/atau DKP Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi tidak melakukan proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga).
Tidak Dinilai
b. Dokumen kontrak kerjasama atau kontrak jasa pengolahan produk dengan pihak lain
Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi tidak melakukan proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga).
Tidak Dinilai
c. Berita acara serah terima kayu yang dijasakan
Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi tidak melakukan proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga).
Tidak Dinilai
d. Ada pemisahan produk yang dijasakan pada perusahaan jasa
Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi tidak melakukan proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga).
Tidak Dinilai
e. Adanya pendokumentasian bahan baku, proses dan produksi dan ekspor apabila ekspor dilakukan melalui industri jasa.
Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi tidak melakukan proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga) dan tidak terdapat pendokumentasian bahan baku, proses produksi, dan ekspor yang dilakukan melalui industri penyedia jasa.
Tidak Dinilai
3.1.1. Unit usaha menggunakan dokumen angkutan hasil hutan yang sah untuk perdagangan atau pemindah tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.
Dokumen angkutan hasil hutan yang sah Seluruh perdagangan atau pemindah-tanganan produk dengan tujuan domestik telah didukung dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah.
Memenuhi
3.2.1. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).
a.Produk hasil olahan kayu yang diekspor Produk hasil olahan kayu yang dieskpor dapat
dipastikan merupakan hasil produksi sendiri. Memenuhi
b.Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Organisasi melakukan ekspor yang dilengkapi dengan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang yang sudah sesuai dengan dokumen pendukung ekspor lainnya
Memenuhi
c.Packing list Organisasi telah melakukan ekspor yang dilengkapi dokumen Packing List yang sudah sesuai dengan dokumen pendukung ekspor lainnya
Memenuhi
d.Invoice Organisasi telah melakukan ekspor yang
dilengkapi dokumen Invoice yang sudah sesuai dengan dokumen pendukung ekspor lainnya
Memenuhi
e.Bill of lading (B/L) Organisasi telah melakukan ekspor yang dilengkapi dokumen Bill of Lading yang sudah sesuai dengan dokumen pendukung ekspor lainnya
Memenuhi
f.Dokumen V legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan dokumen V legal
Terdapat Dokumen V-Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal.
Dokumen V-Legal telah sesuai dengan dokumen PEB
Memenuhi
g.Hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis
Realisasi ekspor Organisasi tidak terkena
pengaturan jenis produk yang diatur ekspornya. Tidak Dinilai
h.Bukti pembayaran bea keluar bila terkena bea keluar.
Realisasi ekspor Organisasi tidak terkena
pembayaran bea keluar. Tidak Dinilai
i.Dokumen lain yang relevan (diantaranya: CITES) untuk jenis kayu dibatasi perdagangannya
Tidak relevan untuk dinilai karena produk yang diekspor bukan berasal dari jenis kayu yang dibatasi perdagangannya
Tidak Dinilai
SGS INDONESIA Page 9 of 10
Tanda V Legal yang dibubuhkan sesuai ketentuan.
Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi belum menggunakan Tanda V legal pada produk atau kemasan atau pada dokumen/lampiran dokumen.
Tidak Dinilai
4.1.1. Pedoman /Prosedur dan implementasi K3
a. Implementasi prosedur K3. Organisasi telah memiliki pedoman/prosedur K3 dan telah memiliki personil yang ditunjuk untuk bertanggungjawab dalam implementasi pedoman K3 (beserta surat penunjukannya).
Memenuhi
b. Implementasi K3 Organisasi telah memiliki peralatan K3 sesuai pedoman dan berfungsi baik (diantaranya belum kadaluwarsa).
Oranisasi tersedia tanda/ Jalur Evakuasi.
Memenuhi
c. Catatan kecelakaan kerja Organisasi telah memiliki catatan kecelakaan kerja untuk setiaap kejadian kecelakaan kerja dan tersedia upaya penanganan kecelakaan kerja.
Memenuhi
4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja
Ada serikat pekerja atau kebijakan perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja
Organisasi telah memiliki serikat pekerja
Memenuhi
4.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) untuk IUIPHHK dan IUI yang mempekerjakan karyawan > 10 orang.
Ketersediaan Dokumen KKB atau PP yang mengatur hak-hak pekerja
Organisasi telah memiliki PP yang mengatur hak-hak pekerja dan telah didaftarkan ke instansi yang berwenang.
Memenuhi
4.2.3. Tidak mempekerjakan anak di bawah umur (di luar ketentuan)
Tidak ada pekerja yang masih di bawah umur
Organisasi tidak mempekerjakan pekerja di
bawah umur. Memenuhi
Berdasarkan hasil verifikasi legalitas kayu diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Verifier yang memenuhi norma penilaian berjumlah 39 verifier.