• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN SERTIFIKASI ATAS SERTIFIKASI LEGALITAS KAYU (PENILIKAN PERTAMA) Untuk PT. Royal Standard

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN SERTIFIKASI ATAS SERTIFIKASI LEGALITAS KAYU (PENILIKAN PERTAMA) Untuk PT. Royal Standard"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KS_1a

KEPUTUSAN SERTIFIKASI

ATAS SERTIFIKASI LEGALITAS KAYU (PENILIKAN PERTAMA)

Untuk PT. Royal Standard

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kinerja unit manajemen tersebut diatas dan proses

pengambilan keputusan sertifikasi yang mengacu kepada seluruh prosedur yang

ditetapkan oleh PT SGS S&SC Indonesia maka PENGAMBIL KEPUTUSAN dengan ini

memutuskan bahwa :

Unit Manajemen PT. Royal Standard yang berlokasi di :

Jalan Raya Klari No 45 Desa Gintungkerta Kecamatan Klari Kabupaten Karawang

Provinsi Jawa Barat.

dengan ruang lingkup : Pembelian bahan baku berbagai macam kertas untuk proses

produksi kertas dan amplop dengan kapasitas izin produksi 36.530 ton per tahun sesuai

dengan Izin Usaha Industri Nomor 992/T/INDUSTRI/2006 diterbitkan berdasarkan

Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dengan

lokasi industri di Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat.

dinyatakan LULUS penilaian Sertifikasi Legalitas Kayu (LK) untuk Audit Penilikan

Pertama.

Jakarta, 31 Maret 2016

PENGAMBIL KEPUTUSAN,

(3)

SGS INDONESIA

(Associated Documents)

Number:

LVL_Ic

Version Date: 1 Juli 2015

Page: 1 of 10

PT SGS INDONESIA, Cilandak Commercial Estate # 108 C, Jl. Raya Cilandak KKO, Jakarta 12560, Indonesia, CONTACT PERSON: Fourry Meilano - Tel: +62 21 781 81 11 - Fax: +62 21 780 79 14

www.sgs.com

SGS INDONESIA

RESUME

HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (PENILIKAN KE-1)

SESUAI PERATURAN MENTERI KEHUTANAN

NO. P.43/MENHUT-II/2014 JO P.95/MENHUT-II/2014 DAN PERATURAN

DIRJEN BINA USAHA KEHUTANAN NO. P.14/VI-BPPHH/2014 JO

P.1/VI-BPPHH/2015

Project Nr: ID/JKT-5029

Nama Pemegang Ijin:

PT. Royal Standard

Alamat:

Alamat Kantor :

Jalan Kapuk Kamal No 45 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara Alamat Industri :

Jalan Raya Klari No 45 Desa Gintungkerta Kecamatan Klari Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat

No. Sertifikat: SGS-ID-LKI-0096 Tipe Sertifikasi: IUI dengan Nilai Investasi Lebih Dari Rp 500 Juta

Tanggal Terbit: 20 April 2015 Berlaku sampai

dengan tanggal: 19 April 2018

Kapasitas Produksi Industri kertas dan amplop kapasitas produksi 36.530 ton per tahun sesuai dengan Izin Usaha Industri # 992/T/INDUSTRI/2006 diterbitkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia

Ruang Lingkup: Pembelian bahan baku berbagai macam kertas untuk proses produksi kertas dan amplop dengan kapasitas izin produksi 36.530 ton per tahun sesuai dengan Izin Usaha Industri # 992/T/INDUSTRI/2006 diterbitkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dengan lokasi industri di Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat

Kontak Informasi Pemegang Ijin:

Bekti

Alamat: Jalan Kapuk Kamal No 45 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara

Telp: 021 - 6194190

Fax 021 - 6194191

Email: ga@royalstandard.co.id

Tanggal Verifikasi: Verifikasi Utama 26 Februari - 27 Februari 2015

Surveillance 1 3 Maret - 4 Maret 2016 Surveillance 2 -

(4)

(1) IDENTITAS LVLK

a. Nama Lembaga : PT. SGS Indonesia b. Nomor Akreditasi : LVLK-008-IDN

c. Alamat : Cilandak Commercial Estate #108C, Jalan Raya Cilandak KKO, Jakarta 12560, Indonesia

d. Nomor telepon/faks/E-mail : +62 21 781 8111/+62 21 780 7914/ sgs_indonesia@sgs.com e. Direktur : Guy Francois Marie Escarfail

f. Standar : Peraturan Dirjen BUK No: P.14/VI-BPPHH/2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 g. Tim Audit : Heru Puryanto (Lead Auditor),

: Yuliatno Budi Santoso (Auditor) h. Tim Pengambil Keputusan : Zaenal Abidin

(2) IDENTITAS AUDITEE

a. Nama Pemegang Izin : PT. Royal Standard

b. Nomor dan Tanggal IUI : 992/T/INDUSTRI/2006 tanggal 22 Desember 2006.

c. Kapasitas Izin : Industri Kertas dan Amplop dengan kapasitas ijin produksi : 36.530 Ton per Tahun.

d. Alamat :

Kantor : Jalan Kapuk Kamal No 45 Kelurahan Kamal Muara Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara.

Industri : Jalan Raya Klari No 45 Desa Gintungkerta Kecamatan Klari Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat.

e. Nomor Telepon/Fax/e-mail : 021 - 6194190 / 021 - 6194191 / ga@royalstandard.co.id

f. Pengurus Perusahaan :

Komisaris : Julia Supardi

Direktur Utama : Untung Sastrawijaya

Direktur : Julia Supardi

(3) RINGKASAN TAHAPAN

TAHAPAN WAKTU DAN TEMPAT RINGKASAN CATATAN

Konsultasi Publik (apabila dibutuhkan)

25 Februari s/d 2 Maret 2016

Website Kementerian

- Tidak terdapat informasi yang masuk dari publik kepada LVLK PT. SGS Indonesia, terkait proses Verifikasi Legalitas Kayu (Penilikan Ke-1) di PT. Royal Standard.

(5)

SGS INDONESIA Page 3 of 10

Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(www.silk.dephut.go.id) Pertemuan Pembukaan 3 Maret 2016

Ruang meeting di industri PT. Royal Standard.

- Penjelasan ketentuan SVLK,

- Penjelasan mengenai Tujuan, Ruang Lingkup, Jadwal, Metodologi dan Prosedur Verifikasi dan permintaan akses dokumen dan data, permintaan surat kuasa/surat tugas Manajemen Representatif,

- Daftar hadir, BA pembukaan dan notulen rapat tersedia. Verifikasi Dokumen dan

Observasi Lapangan

3 Maret s/d 4 Maret 2016 - Ruang meeting di industri

PT. Royal Standard. - Gudang Bahan Baku. - Proses Produksi. - Gudang Barang Jadi.

- Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan dilakukan sesuai dengan Prinsip, Kriteria, Indikator dan Verifier yang ditetapkan dalam regulasi Perdirjen BUK Nomor: P.14/VI-BPPHH/2014 Lampiran 2.5 junto P.1/VI-BPPHH/2015.

Pertemuan Penutupan 4 Maret 2016

Ruang meeting di industri PT. Royal Standard.

- Penyampaian hasil VLK,

- Daftar hadir, BA penutupan dan notulen rapat tersedia. Pengambilan Keputusan 31 Maret 2016

Ruang Meeting PT. SGS Indonesia

- Pengambilan keputusan berdasarkan Laporan Hasil VLK, - Pemeriksaan dilakukan terhadap seluruh verifier dengan

koreksi terhadap laporan bersifat redaksional,

- Menilai analisis dan pengambilan kesimpulan oleh auditor berdasarkan bukti audit,

- Diputuskan kepada PT. Royal Standard untuk keberlanjutan S‐LK.

(4) RESUME HASIL PENILAIAN

Indikator Uraian Pemenuhan Kesimpulan

Pemenuhan

1.1.1. Unit Usaha adalah produsen yang memiliki izin yang sah

a. Akta Pendirian Perusahaan dan /atau perubahan terakhir

Organisasi telah memiliki Akta Pendirian Perusahaan dan Akta perubahan terakhir. Akte Pendirian Perusahaan telah sesuai dengan ruang lingkup usahanya.

Memenuhi

b.Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Perdagangan yang tercantum dalam IUI atau Izin Usaha Tetap (IUT)

Organisasi telah memiliki Izin Perdagangan yang tercantum dalam IUI yang masih berlaku dan sesuai dengan kegiatan usahanya.

Memenuhi

c.Izin HO (izin gangguan lingkungan sekitar Industri)

Organisasi telah memiliki Izin Gangguan (HO) yang masih berlaku sesuai dengan ruang lingkup usaha.

(6)

d.Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Organisasi telah memiliki Tanda Daftar Perusahaan yang sah dan diterbitkan Pejabat yang berwenang, masih berlaku sesuai dengan kegiatan usaha.

Memenuhi

e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Organisasi telah memiliki NPWP dan sesuai

dengan dokumen lainnya. Memenuhi

1. f. AMDAL / Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) - Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) / Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) /Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)/Surat Izin Lingkungan (SIL)/Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)

Organisasi telah memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan yang telah disahkan pejabat yang berwenang sesuai dengan ruang lingkup usahanya.

Organisasi telah memiliki laporan/catatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai/merujuk pada catatan temuan penting.

Memenuhi

g. IUIPHHK,Izin Usaha Industri (IUI) atau Izin Usaha Tetap (IUT)

Organisasi telah memiliki Izin Usaha Industri diterbitkan oleh instansi berwenang dan telah

sesuai jenis usaha yang dijalankan perusahaan. Memenuhi

h. Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri (RPBBI) untuk IUIPHHK

Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi

bukan merupakan IUIPHHK. Tidak DInilai

1.1.2. Eksportir produk kayu olahan adalah eksportir yang memiliki izin sah, berupa eksportir produsen

a. Berstatus Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK).

Organisasi telah memiliki ETPIK dan sesuai dengan produk yang diekspor.

Memenuhi

1.2.1. Importir adalah importer yang memiliki izin yang sah.

Dokumen pengakuan dan/atau pengenal sebagai importir

Organisasi telah memiliki dokumen pengakuan /pengenal importir yang sah dan informasinya sesuai dokumen legalitas lainnya, seperti: akta pendirian perusahaan, IUIPHHK, IUI, TDP, NPWP, API-P, NIK.

Realisasi impor telah sesuai dengan kelompok industri/produk yang terdapat di dokumen pengakuan/ pengenal sebagai importer

Memenuhi

1.2.2. Importir memiliki sistem uji tuntas (due diligence).

Panduan/pedoman/prosedur pelaksanaan dan bukti pelaksanaan sistem uji tuntas (due diligence) importir.

Organisasi memiliki panduan pelaksanaan uji tuntas.

Organisasi memiliki laporan bukti pelaksanaan

(7)

SGS INDONESIA Page 5 of 10

system uji tuntas (due diligence) importer.

1.3.1. Kelompok memiliki akta notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok

Akta notaris pembentukan kelompok atau dokumen pembentukan kelompok.

Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi

tidak melakukan pembentukan kelompok. Tidak Dinilai

2.1.1. Unit Usaha mampu membuktikan bahwa bahan baku yang diterima berasal dari sumber yang sah.

a. Kontrak suplai bahan baku dan/atau dokumen jual beli.

Seluruh penerimaan bahan baku (kertas)

dilengkapi dengan dokumen jual beli. Memenuhi

b. Berita Acara Pemeriksaan yang ditandatangani oleh petugas kehutanan yang berwenang untuk penerimaan kayu bulat dari hutan negara, dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah.

Tidak relevan untuk dinilai Organisasi tidak melakukan penerimaan kayu bulat dari hutan negara.

Tidak Dinilai

c. Berita acara serah terima kayu dan/atau bukti serah terima kayu selain kayu bulat dari hutan negara, dilengkapi dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah

Seluruh penerimaan bahan baku berupa kertas telah dilengkapi dengan bukti serah terima bahan baku dan dilengkapi dengan dokumen angkutan yang sah.

Memenuhi

d. Dokumen angkutan hasil hutan yang sah

Seluruh penerimaan bahan baku berupa kertas telah didukung dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah

Hasil uji petik stok bahan baku di lapangan menunjukkan telah sesuai antara fisik dengan dokumen.

Memenuhi

e. Nota dan Dokumen Keterangan (Berita Acara dari Petugas Kehutanan Kabupaten / Kota atau Aparat Desa / Kelurahan) yang dapat menjelaskan asal usul untuk kayu bekas / hasil bongkaran, serta Deklarasi Kesesuaian Pemasok.

Tidak relevan untuk dinilai Organisasi tidak melakukan penerimaan kayu bekas/kayu hasil bongkaran.

Tidak Dinilai

f. Dokumen angkutan berupa Nota untuk kayu limbah industri

Tidak relevan untuk dinilai Organisasi tidak

melakukan penerimaan kayu limbah industri. Tidak Dinilai

g. Dokumen sertifikasi Legalitas kayu / Sertifikat PHPL yang dimiliki pemasok dan / atau dokumen Deklarasi Kesesuaian Pemasok

Seluruh pemasok telah memiliki S-LK.

Memenuhi

h. Dokumen pendukung RPBBI. Tidak relevan untuk dinilai Organisasi bukan merupakan industri primer hasil hutan kayu

(8)

(IUIPHHK).

2.1.2. Importir mampu membuktikan bahwa kayu yang diimpor berasal dari sumber yang sah.

a.Pemberitahuan Impor Barang Dokumen PIB sesuai dengan dokumen impor

lainnya. Memenuhi

b.Bill of Lading Dokumen B/L sesuai dengan dokumen impor

lainnya. Memenuhi

c.Packing list Dokumen Packing List sesuai dengan dokumen

impor lainnya. Memenuhi

d.Invoice Dokumen Invoice sesuai dengan dokumen

impor lainnya. Memenuhi

e.Deklarasi impor Dokumen Deklarasi Impor untuk kayu yang berasal dari impor telah sesuai dengan hasil uji tuntas (due diligence), termasuk masa berlakunya

Memenuhi

f.Rekomendasi Impor Tersedia dokumen Rekomendasi Impor yang sesuai dengan dokumen Deklarasi Impor, termasuk masa berlakunya.

Memenuhi

g. Bukti pembayaran bea masuk (bila terkena bea masuk)

Tersedia bukti pembayaran bea masuk yang absah dan lengkap untuk impor bahan baku yang dikenakan bea masuk.

Memenuhi

h. Dokumen lain yang relevan (diantaranya CITES) untuk jenis kayu yang dibatasi perdagangannya

Tidak relevan untuk dinilai Organisasi tidak melakukan proses produksi dan ekspor produk yang berasal dari jenis kayu yang dibatasi perdagangannya.

Tidak Dinilai

i. Bukti penggunaan kayu impor. Organisasi memiliki bukti penggunaan bahan

baku impor. Memenuhi

2.1.3. Unit Usaha menerapkan sistem penelusuran kayu

a. Tally sheet penggunaan bahan baku dan hasil produksi

Tersedia tally sheet/ rekaman/laporan produksi. Tally sheet/ rekaman/laporan awal produksi dapat memberikan informasi ketelusuran asal usul bahan baku.

Memenuhi

b. Laporan produksi hasil olahan Laporan hasil produksi sesuai dengan Laporan Mutasi/Inventory Bahan Baku dan Hasil Produksi.

(9)

SGS INDONESIA Page 7 of 10

Terdapat hubungan yang logis antara input-output dan rendemen.

c. c. Produksi industri tidak melebihi kapasitas produksi yang diizinkan

Jenis produk sesuai dengan izin usaha industri auditee

Realisasi produksi sendiri tidak melebihi kapasitas izin auditee yang diizinkan.

Memenuhi

d. d.Hasil produksi yang berasal dari kayu lelang dipisahkan

Tidak relevan untuk dinilai Organisasi tidak memproduksi produk yang menggunakan bahan baku kayu lelang.

Tidak DInilai

e.Dokumen LMKB/LMKBK/LMHHOK Dokumen Laporan Mutasi/Inventory Bahan Baku dan Hasil Produksi sesuai dengan dokumen pendukung.

Memenuhi

2.1.4. Proses pengolahan produk melalui jasa atau kerjasama dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga)

a. Dokumen S-LK dan/atau DKP Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi tidak melakukan proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga).

Tidak Dinilai

b. Dokumen kontrak kerjasama atau kontrak jasa pengolahan produk dengan pihak lain

Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi tidak melakukan proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga).

Tidak Dinilai

c. Berita acara serah terima kayu yang dijasakan

Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi tidak melakukan proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga).

Tidak Dinilai

d. Ada pemisahan produk yang dijasakan pada perusahaan jasa

Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi tidak melakukan proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga).

Tidak Dinilai

e. Adanya pendokumentasian bahan baku, proses dan produksi dan ekspor apabila ekspor dilakukan melalui industri jasa.

Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi tidak melakukan proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain (industri lain atau pengrajin/industri rumah tangga) dan tidak terdapat pendokumentasian bahan baku, proses produksi, dan ekspor yang dilakukan melalui industri penyedia jasa.

Tidak Dinilai

3.1.1. Unit usaha menggunakan dokumen angkutan hasil hutan yang sah untuk perdagangan atau pemindah tanganan hasil produksi dengan tujuan domestik.

(10)

Dokumen angkutan hasil hutan yang sah Seluruh perdagangan atau pemindah-tanganan produk dengan tujuan domestik telah didukung dengan dokumen angkutan hasil hutan yang sah.

Memenuhi

3.2.1. Pengapalan kayu olahan untuk ekspor harus memenuhi kesesuaian dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).

a.Produk hasil olahan kayu yang diekspor Produk hasil olahan kayu yang dieskpor dapat

dipastikan merupakan hasil produksi sendiri. Memenuhi

b.Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Organisasi melakukan ekspor yang dilengkapi dengan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang yang sudah sesuai dengan dokumen pendukung ekspor lainnya

Memenuhi

c.Packing list Organisasi telah melakukan ekspor yang dilengkapi dokumen Packing List yang sudah sesuai dengan dokumen pendukung ekspor lainnya

Memenuhi

d.Invoice Organisasi telah melakukan ekspor yang

dilengkapi dokumen Invoice yang sudah sesuai dengan dokumen pendukung ekspor lainnya

Memenuhi

e.Bill of lading (B/L) Organisasi telah melakukan ekspor yang dilengkapi dokumen Bill of Lading yang sudah sesuai dengan dokumen pendukung ekspor lainnya

Memenuhi

f.Dokumen V legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan dokumen V legal

Terdapat Dokumen V-Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal.

Dokumen V-Legal telah sesuai dengan dokumen PEB

Memenuhi

g.Hasil verifikasi teknis (Laporan Surveyor) untuk produk yang wajib verifikasi teknis

Realisasi ekspor Organisasi tidak terkena

pengaturan jenis produk yang diatur ekspornya. Tidak Dinilai

h.Bukti pembayaran bea keluar bila terkena bea keluar.

Realisasi ekspor Organisasi tidak terkena

pembayaran bea keluar. Tidak Dinilai

i.Dokumen lain yang relevan (diantaranya: CITES) untuk jenis kayu dibatasi perdagangannya

Tidak relevan untuk dinilai karena produk yang diekspor bukan berasal dari jenis kayu yang dibatasi perdagangannya

Tidak Dinilai

(11)

SGS INDONESIA Page 9 of 10

Tanda V Legal yang dibubuhkan sesuai ketentuan.

Tidak relevan untuk dinilai karena Organisasi belum menggunakan Tanda V legal pada produk atau kemasan atau pada dokumen/lampiran dokumen.

Tidak Dinilai

4.1.1. Pedoman /Prosedur dan implementasi K3

a. Implementasi prosedur K3. Organisasi telah memiliki pedoman/prosedur K3 dan telah memiliki personil yang ditunjuk untuk bertanggungjawab dalam implementasi pedoman K3 (beserta surat penunjukannya).

Memenuhi

b. Implementasi K3 Organisasi telah memiliki peralatan K3 sesuai pedoman dan berfungsi baik (diantaranya belum kadaluwarsa).

Oranisasi tersedia tanda/ Jalur Evakuasi.

Memenuhi

c. Catatan kecelakaan kerja Organisasi telah memiliki catatan kecelakaan kerja untuk setiaap kejadian kecelakaan kerja dan tersedia upaya penanganan kecelakaan kerja.

Memenuhi

4.2.1. Kebebasan berserikat bagi pekerja

Ada serikat pekerja atau kebijakan perusahaan yang membolehkan untuk membentuk atau terlibat dalam kegiatan serikat pekerja

Organisasi telah memiliki serikat pekerja

Memenuhi

4.2.2. Adanya Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) untuk IUIPHHK dan IUI yang mempekerjakan karyawan > 10 orang.

Ketersediaan Dokumen KKB atau PP yang mengatur hak-hak pekerja

Organisasi telah memiliki PP yang mengatur hak-hak pekerja dan telah didaftarkan ke instansi yang berwenang.

Memenuhi

4.2.3. Tidak mempekerjakan anak di bawah umur (di luar ketentuan)

Tidak ada pekerja yang masih di bawah umur

Organisasi tidak mempekerjakan pekerja di

bawah umur. Memenuhi

Berdasarkan hasil verifikasi legalitas kayu diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Verifier yang memenuhi norma penilaian berjumlah 39 verifier.

Verifier yang tidak memenuhi norma penilaian berjumlah 0 verifier

(12)

Dengan demikian PT. Royal Standard dinyatakan telah

”Memenuhi” persyaratan legalitas kayu

sesuai peraturan yang berlaku dan dinyatakan

”LULUS” sertifikasi verifikasi legalitas kayu (audit

penilikan ke-1).

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini juga sejalan dengan gagasan bahwa segala usaha untuk meningkatkan tata kelola daerah membutuhkan perhatian yang lebih besar untuk memahami bagaimana

MOTOR INDUKSI 3 FASA SEIMBANG MOTOR DALAM KONDISI BERBEBAN TIDAK SEIMBANG HUBUNG SINGKAT ANTAR BELITAN DI STATOR DENGAN VARIASI IMPEDANSI KONDISI SUMBER PADA MOTOR

key, not null, update cascade, delete no acion Pada tabel 10 kolom id_resep dibuat dengan tipe data char(8) karena seluruh id_resep telah ditentukan dengan format

Dari penelitian dan penulisan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : dengan memanfaatkan teknologi yang ada pada Smartphone khususnya yang

Verifier ini tidak dinilai karena PT Furniplus Asia tidak melakukan proses pengolahan produk melalui jasa dengan pihak lain dan tidak terdapat pendokumentasian bahan

 Pembiayaan sertifikasi legalitas kayu periode pertama serta penilikan (surveillance) pertama oleh LVLK dapat dibebankan pada Pemerintah atau sumber lain yang sah dan tidak

Surah ke-7 Al-A’raf ayat 172, yang men- jadi hipogram sajak ‘Tembang Rohani’, ber- fungsi mengingatkan janji (roh) manusia kepada Allah.. Surah ke-70 Al-Ma’arij ayat 32 dan

Disisi teknis, permasalahan yang dihadapi adalah tidak tersedianya bibit unggul dan pengetahuan mengenai pakan ternak yang terbatas, sehingga umumnya peternak itik dipesisir