i Lakip TW IV TA 2020
Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah
Triwulan IV
Tahun Anggaran 2020
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut
Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar
2020
ii Lakip TW IV TA 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan nikmat dan rahmatNya, sehingga kita masih diberi kesempatan untuk terus mengabdi kepadaNya dan berkhidmat kepada Negara dan Bangsa yang kita cintai, Indonesia. Salah satu bentuk khidmat kita kepada Negara ini, adalah diterbitkannya Laporan Kinerja (LKj) BPSPL Denpasar Triwulan IV Tahun 2020 yang mendokumentasikan secara singkat mengenai gerak langkah dan kontribusi BPSPL Denpasar selama Tahun Anggaran 2020.
Laporan ini disusun dalam rangka memberikan informasi tentang capaian program dan kegiatan BPSPL Denpasar selama Tahun 2020 melalui pelaksanaan program dan kegiatan serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi. Harapan kami laporan ini dapat dijadikan bahan informasi penyelenggaraan program dan kegiatan BPSPL Denpasar dan sekaligus sebagai bahan evaluasi perencanaan dan kebijakan Direktorat Jenderal PRL. Disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya, maka saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhirnya atas perhatian dan bantuan semua pihak terhadap terselenggaranya program dan kegiatan Ditjen PRL diucapkan terima kasih.
Gianyar, 11 Januari 2021
Kepala BPSPL Denpasar
ii Lakip TW IV TA 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... ii DAFTAR GRAFIK ... v BAB I PENDAHULUAN ... 11.1 Tugas Pokok Dan Fungsi ... 1
1.2 Organisasi ... 3
1.3 Kepegawaian ... 4
1.4 Penerapan Balanced Scorecard (BSC) ... 6
1.5 Potensi dan Permasalahan Pembangunan Kelautan dan Perikanan 7 1.6 Dasar Hukum dan Sistematika Penyajian ... 9
BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 12
2.1 Rencana Strategis BPSPL Denpasar ... 12
A. Visi ... 12
B. Misi ... 13
C. Tujuan ... 15
2.2 Perencanaan Kinerja Tahun 2020 ... 19
A. Perspektif Pelanggan (Perspective Customer) ... 19
B. Perspektif Internal (Internal Process) ... 20
C. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) 22 2.3 Metode Pengukuran Kinerja ... 22
A. Rumus Pengukuran ... 22
B. Pedoman Pengukuran Kinerja ... 23
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 24
3.1 Capaian Kinerja Organisasi ... 24
1. Pulau Yang Difasilitasi Pendampingan Ekowisata Mangrove Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Lokasi) ... 24
2. Kawasan Mangrove Di Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Yang Direhabilitasi Seluas 1 Ha Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kawasan) ... 26
3. Kawasan Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Yang Direhabilitasi Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kawasan) ... 27
4. Lokasi Kegiatan Gerakan Bebas Sampah Di Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Lokasi)... 28
iii Lakip TW IV TA 2020
5. Kawasan Penanaman Mangrove Yang Diidentifikasi Di Wilayah Kerja
BPSPL Denpasar (Kawasan) ... 29
6. Luas Kawasan Konservasi Baru Yang Diusulkan Penetapannya Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Ha)... 29
7. Dokumen Rencana Teknis Pemanfaatan KKPD Yang Diselesaikan Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Dokumen) ... 31
8. Jenis Ikan Terancam Punah Yang Dilakukan Pendataan, Penyadartahuan Dan Perbaikaan Habitat Atau Pemulihan Populasi Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Jenis) ... 32
9. Jenis Ikan Yang Dilayani Pemanfaatannya Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Jenis) ... 36
10. Jumlah Kelompok Masyarakat Yang Menerima Bantuan Di Lingkup Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kelompok) ... 38
11. Kemitraan/Kerjasama Dan Konvensi Dalam Mendukung Konservasi Keanekargaman Hayati Laut Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Dokumen) ... 39
12. Kelompok Penerima Bantuan Gerai Unit Usaha Biofarmakologi Yang Didentifikasi Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kelompok) ... 40
13. Washing Plant Yang Dibangun Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Paket) ... 42
14. Rumah Tunnel Garam Yang Dibangun Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Paket)... 42
15. Presentase Pemenuhan Lembar Kerja Evaluasi (LKE) PMPRB BPSPL Denpasar (%) ... 43
16. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BPSPL Denpasar (Nilai)... 44
17. Indeks Profesionalitas ASN BPSPL Denpasar ... 45
18. Nilai WBK BPSPL Denpasar (Nilai) ... 46
19. Persentase Penyelesaian Temuan LHP BPK BPSPL Denpasar (%)... 46
20. Nilai Rekonsiliasi Kinerja BPSPL Denpasar (%) ... 47
21. Dokumen SPIP BPSPL Denpasar Yang Diselesaikan (Dokumen) ... 48
22. Persentase Unit Kerja BPSPL Denpasar Yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan Yang Terstandar (%) ... 48
23. Nilai Kinerja Anggaran BPSPL Denpasar (Nilai)... 49
3.2 REALISASI ANGGARAN ... 50
iv Lakip TW IV TA 2020
v Lakip TW IV TA 2020
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Perbandingan Status Pegawai BPSPL Denpasar ... 5
Grafik 2. Perincian Tenaga Kontrak BPSPL Denpasar TA 2020 ... 5
Grafik 3. Klasifikasi Berdasarkan Golongan PNS ... 5
Grafik 4. Tingkat Pendidikan PNS BPSPL Denpasar ... 6
Grafik 5. Distribusi SDM BPSPL Denpasar ... 6
Grafik 6. Jumlah Pengunjung Pulau Lusi... 25
Grafik 7. Asal Pengunjung Pulau Lusi ... 25
Grafik 8. Grafik Respon Cepat Triwulan IV ... 33
Grafik 9. Jumlah Jenis Yang Berhasil Ditangani ... 34
Grafik 10. Perkembangan Respon Cepat TW IV Tahun 2017-2020 ... 34
Grafik 11. Jumlah Hiu Lanjaman yang Didaratkan di Tj. Luar ... 35
Grafik 12. Jumlah Hiu Lanjaman yang Diperdagangkan (Kg) ... 36
Grafik 13. Jumlah Rekomendasi, Produk Olahan, dan Hidup Triwulan IV (2017-2020) ... 37
Grafik 14. Jumlah Rekomendasi, Produk Olahan dan Hidup Triwulan I - IV Tahun 2020 ... 38
Grafik 15. Realisasi dan Rencana Penarikan Dana (RPD) ... 51
1 Lakip TW IV TA 2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tugas Pokok Dan Fungsi
Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar adalah unit pelaksana teknis di bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Fokus pada program pemerintah yang berorientasi pada kemaslahatan bagi masyarakat, berupa upaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Output merupakan hasil langsung dari program-program atau kegiatan yang dijalankan pemerintah dan dapat berwujud sarana, barang dan jasa pelayanan kepada masyarakat, sedang outcome adalah berfungsinya sarana, barang dan jasa tersebut sehingga memberi manfaat bagi masyarakat.
Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.22/MEN/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut tanggal 17 November 2008. Secara khusus UPT ini adalah mengawal UU No 31 tahun 2004 Jo UU No 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan beserta turunannya dan UU No. 27 tahun 2007 Jo UU No 01 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil beserta turunannya. Sehingga BPSPL Denpasar mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan meliputi antara lain perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan. Dalam melaksanakan tugasnya BPSPL Denpasar menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan rencana program dan evaluasi di bidang perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;
2) Pelaksanaan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;
3) Pelaksanaan mitigasi bencana, rehabilitasi, dan penanganan pencemaran sumber daya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya;
2 Lakip TW IV TA 2020
4) Pelaksanaan konservasi habitat, jenis, dan genetika ikan;
5) Pelaksanaan pengawasan lalu lintas perdagangan jenis ikan yang dilindungi;
6) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Disamping itu, bahwa pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPSPL Denpasar secara umum memiliki beberapa alasan penting dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pengelolaan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil secara ekosistemnya di daerah, antara lain sebagai berikut:
1) Percepatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil serta ekosistemnya secara terpadu dan berkelanjutan; 2) Pengelolaan konservasi jenis dan genetika ikan dengan karakteristik tertentu yang dalam pelaksanaannya tidak dapat didelegasikan ke daerah;
3) Monitoring ekosistem dan jenis ikan langka/terancam punah; Monitoring habitat dan populasi dan jenis-jenis spesifik; Koleksi dan breeding; Mempunyai nilai dan kepentingan konservasi nasional dan/atau internasional; Secara ekologi bersifat lintas Negara; Mencakup habitat dan daerah ruaya jenis migrasi; Potensi sebagai warisan alam, dunia dan/atau warisan wilayah nasional.
4) Penyelenggaraan komitmen Indonesia dalam menindak-lanjuti ratifikasi konvensi dan perjanjian Internasional di bidang konservasi sumber daya ikan dan lingkungannya, seperti CBD (Convention on Biological Diversity), Ramsar Convention on Wetlands of Internasional Importance, WHS ( World Heritage Site), dan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species); yang pelaksanaannya tidak bisa didelegasikan/dimandatkan kepada daerah (kewenangan pusat); serta menangani fungsi-fungsi Direktorat Jenderal PRL di daerah, termasuk kerja sama regional seperti Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries and Food Security (CTI-CFF);
5) Pelaksanaan sebagian fungsi Ditjen PRL dalam memfasilitasi daerah untuk melakukan kegiatan pengelolaan wilayah pesisir dan laut, dan memberikan bimbingan secara langsung kepada stakeholder yang ada di daerah terkait dengan fungsi pengelolaan wilayah pesisir dan laut; 6) Pembinaan dan fasilitasi daerah dalam meningkatkan kesejahteraan
3 Lakip TW IV TA 2020
7) Penyelenggaraan komitmen Indonesia dalam menindaklanjuti pencapaian tujuan SDG (Sustainable Development Goals), antar lain; menghapus tingkat kemiskinan dan kelaparan, menjamin kelestarian lingkungan hidup; dan pelaksanaan tugas pemerintah pusat dalam pemberdayaan dan peran serta masyarakat pesisir dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat pesisir.
1.2 Organisasi
Struktur Organisasi BPSPL Denpasar berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 192/KP.900/UPF/JF/10/2020 tentang Subkoordinator Pelaksana Fungsi adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi BPSPL Denpasar
Dalam struktur organisasi BPSPL Denpasar, terdapat 4 bagian utama, yaitu:
1) Subkoordinator Program dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program, evaluasi, dan laporan di bidang perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumberdaya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya.
2) Subkoordinator Pendayagunaan dan Pelestarian Mempunyai tugas melakukan perlindungan, pelestarian, pemanfaatan, mitigasi bencana,
KEPALA BPSPL DENPASAR
Permana Yudiarso, ST., MT
SUBKOORDINATOR TATA USAHA
Anang Tri Jayanto Mulyo, S.Pi., M.I.L
SUBKOORDINATOR PROGRAM DAN EVALUASI
Dikor Jupantara, ST., M.Si
SUBKOORDINATOR PENDAYAGUNAAN DAN PELESTARIAN
Muhammad Barmawi, M.Sc.
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PROGRAM DANEVALUASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PELP
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TATA USAHA
4 Lakip TW IV TA 2020
rehabilitasi, dan penangana pencemaran sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya. pelaksanaan konservasi habitat, jenis, dan genetika ikan, pengawasan lalu lintas perdagangan jenis ikan yang dilindungi, pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil. Fasilitas penataan ruang pesisir dan laut, bimbingan pengelolaan wilayah pesisir terpadu serta pendayagunaan pulau-pulau kecil.
3) Subkoordinator Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan administrasi keuangan, barang kekayaan milik negara, administrasi kepegawaian dan jabatan fungsional, persuratan, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, dan pelaporan BPSPL.
4) Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan BPSPL mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil, serta ekosistemnya dan kegiatan lain yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya BPSPL Denpasar dibantu 3 Satuan Kerja (Satker) yang mana pembentukanya berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23 Tahun 2011 yaitu Satker Surabaya, Satker Mataram dan Satker Kupang.
Tabel 1. Nama Satker dan Wilayah Kerja
No Nama Satker Koordinator Wilayah Kerja
1. Satker Surabaya Kiki Arisandi, S.Pi., MP Provinsi Jatim 2. Satker Mataram Nurhamdani, SE., MM Provinsi NTB 3. Satker Kupang Muji Wasis Indriyawan, S.Kel. Provinsi NTT 4. Pos Pelayanan
Banyuwangi
Dewi Retnoningrum, S.Pi Provinsi Jatim
1.3 Kepegawaian
Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan organisasi. Jumlah pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Kontrak pada tahun 2020 sebanyak 51 orang terdiri dari 38 PNS dan 13 tenaga kontrak. Komposisi pegawai berdasarkan status pegawai ditampilkan sebagai berikut:
5 Lakip TW IV TA 2020
Grafik 1. Perbandingan Status Pegawai BPSPL Denpasar
Adapun perincian tenaga kontrak atau Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) kesemuanya berjumlah 16 orang yang tersebar di Wilker Jatim 4 orang, Wilker NTB 1 orang, Wilker NTT 1 orang dan Wilker Bali 10 orang. Secara rinci ditampilkan dalam grafik sebagai berikut :
Grafik 2. Perincian Tenaga Kontrak (PPNPN) BPSPL Denpasar TA 2020
Sedangkan komposisi PNS berdasarkan golongan dan ruang ditampilkan pada grafik sebagai berikut.
Grafik 3. Klasifikasi Berdasarkan Golongan PNS
Tng Kontrak; 13 PNS; 38 Jatim; 4 Bali; 10 NTB; 1 NTT; 1 PNS Gol II; 4 PNS Gol III; 31 PNS Gol IV; 1
6 Lakip TW IV TA 2020
Tingkat pendidikan pegawai BPSPL Denpasar merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam menunjang capaian kinerja BPSPL Denpasar. Untuk komposisi PNS berdasarkan tingkat pendidikan ditampilkan pada grafik 4 sebagai berikut.
Grafik 4. Tingkat Pendidikan PNS BPSPL Denpasar
Selain tingkat pendidikan, penempatan SDM merupakan faktor yang penting dalam mencapai sasaran strategis BPSPL Denpasar yang telah ditetapkan, mengingat BPSPL Denpasar memiliki 3 kantor satker di Surabaya, Mataram dan Kupang. Berikut distribusi PNS dan tenaga kontrak BPSPL Denpasar.
Grafik 5. Distribusi SDM BPSPL Denpasar
1.4 Penerapan Balanced Scorecard (BSC)
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi. Didalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi, pengukuran kinerja merupakan usaha yang dilakukan pihak manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat pertanggungjawaban yang
S2; 9 S1; 23 D3; 2 SMU, SMK; 4 BPSPL Denpasar; 39 Wilker Jatim; 5 Wilker NTB; 3 Wilker NTT; 4
7 Lakip TW IV TA 2020
dibandingkan dengan tolak ukur yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan karena pengukuran kinerja merupakan usaha memetakan strategi kedalam tindakan pencapaian target tertentu. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward dan punishment system.
Pada Tahun 2020, BPSPL Denpasar telah menerapkan Balanced
Scorecard (BSC). Balanced scorecard secara singkat adalah suatu sistem
manajemen untuk mengelola implementasi strategi, mengukur kinerja secara utuh, mengkomunikasikan visi, misi, strategi dan sasaran kepada
stakeholders. Kata balanced dalam balanced scorecard merujuk pada konsep
keseimbangan antara berbagai perspektif, jangka waktu (pendek dan panjang), lingkup perhatian (intern dan ekstern). Kata scorecard mengacu pada rencana kinerja organisasi dan bagian-bagiannya serta ukurannya secara kuantitatif.
Balanced scorecard memberi manfaat bagi organisasi dalam beberapa cara:
1) Menjelaskan visi organisasi
2) Menyelaraskan organisasi untuk mencapai visi itu
3) Mengintegrasikan perencanaan strategis dan alokasi sumber daya 4) Meningkatkan efektivitas manajemen dengan menyediakan informasi
yang tepat untuk mengarahkan perubahan
1.5 Potensi dan Permasalahan Pembangunan Kelautan dan Perikanan A. Potensi
Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12.541.438 juta ton per tahun yang tersebar 11 WPPNRI (KEPMEN KP NOMOR 50/KEPMEN-KP/2017). Dari seluruh potensi sumber daya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 8.510.113 ton per tahun atau sekitar 68% dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar 6.280.124 ton pada tahun 2017 atau baru 73,79% dari JTB. Potensi mikro flora-fauna kelautan juga belum tereksplorasi sebagai penyangga pangan fungsional pada masa depan. Luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia saat ini yang sudah terpetakan mencapai 25.000 km2 (COREMAP-CTI LIPI, 2016) atau sekitar 10% dari total terumbu karang dunia (luas 284.300 km2). Namun, terumbu karang yang masih dalam kondisi sangat
8 Lakip TW IV TA 2020
baik hanya sekitar 6,39%, kondisi baik 23,40%, cukup baik 35,06%, dan kurang baik sebesar 35,15% (LIPI, 2017).
Laut Indonesia memiliki sekitar 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut dan 569 spesies biota terumbu karang. Sumber daya ikan di laut meliputi 37% dari spesies ikan di dunia, dimana beberapa jenis diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti tuna, udang, lobster, ikan karang, berbagai jenis ikan hias, kekerangan, dan rumput laut.
Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi sumber daya non hayati yang melimpah. Masih banyak wilayah perairan Indonesia yang memiliki potensi ekonomi namun belum terkelola secara memadai. Selain itu, potensi energi terbaharukan dari laut, seperti air laut dalam (deep sea
water) masih menjadi tantangan untuk dikembangkan dan dimanfaatkan
dimasa yang akan datang. Industri maritim, bioteknologi, jasa kelautan, produksi garam dan turunannya, biofarmakologi laut, pemanfaatan air laut selain energi, pemasangan pipa dan kabel bawah laut, dan/atau pengangkatan benda dan muatan kapal tenggelam, merupakan subsektor kelautan yang belum tergarap secara optimal.
B. Permasalahan
Bidang kelautan dan perikanan memiliki permasalahan yang kompleks karena keterkaitannya dengan banyak sektor dan juga sensitif terhadap interaksi terutama dengan aspek lingkungan. Terdapat berbagai isu pengelolaan perikanan laut di Indonesia yang berpotensi mengancam kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan, degradasi lingkungan pesisir, keberlanjutan mata pencaharian masyarakat di bidang perikanan, ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi yang bersumber dari pemanfaatan sumber daya perikanan.
Pada saat ini sebagian besar wilayah pesisir dan lautan berada dalam kondisi terdegradasi, karena pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan maupun pencemaran dari berbagai aktivitas di wilayah darat maupun aktivitas di laut, sehingga pada beberapa tahun belakangan ini, Pemerintah dan masyarakat telah meningkatkan upaya rehabilitasi dan restorasi. Upaya rehabilitasi dan restorasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dapat dilakukan dengan kegiatan pemulihan ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan, kegiatan pengendalian pencemaran di pesisir dan laut, kegiatan
9 Lakip TW IV TA 2020
penyadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga dan melindungi kawasan pesisir, maupun penguatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia, serta peningkatan peran serta masyarakat terhadap perbaikan dan pemulihan lingkungan yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Permasalahan lain yang dihadapi adalah semakin menurunya populasi biota laut yang dilindungi undang-undang maupun tidak dilindungi tetapi pemanfaatannya diatur dalan regulasi internasional (CITES). Semakin meningkatnya pemanfaatan secara illegal biota laut terutama spesies hiu, pari manta dan penyu menuntut perhatian ekstra dalam pengelolaanya. Tingginya lalu lintas perdagangan hiu dan produk turunanya membutuhkan data pemanfaatan hiu yang akurat serta memerlukan survei potensi populasi hiu yang komprehensif.
Pada beberapa tahun terakhir kejadian terdamparnya mamalia cukup tinggi. Upaya penanganan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan dalam upaya penanganan mamalia terdamapar, namun keterbatasan sumberdaya manusia dan peralatan sering kali menjadi kendala dalam evakuasi maupun penyelamatan mamalia terdampar.
Masa panen garam yang relatir singkat menuntut petani garam untuk segera menjual garam hasil panennya yang berdampak pada volume produksi dan kualitas garam. Kualitas garam yang rendah menyebabkan harga jual di pasar menjadi sangat murah. Rendahnya kualitas garam tersebut salah satunya disebabkan garam krosok masih mengadung logam berat, kandungan NaCl yang masih dibawah standart (SNI). Salah satu upaya yang dilakukan petani garam untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melakukan pencucian garam secara alami di tambak garam, namun hasilnya kurang efektif, sehingga garam rakyat sulit untuk bersaing masuk kedalam kategori garam industri.
1.6 Dasar Hukum dan Sistematika Penyajian
Laporan Akuntabiltas Kinerja BPSPL Denpasar Tahun 2020 disusun dengan dasar hukum :
a. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; b. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
10 Lakip TW IV TA 2020
c. Keputusan Kepala LAN Nomor: 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
d. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akutabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah ini bertujuan menginformasikan Capaian Kinerja Pada Triwulan IV Tahun Anggaran 2020. Capaian Kinerja (Performance Results) pada Tahun 2020 tersebut dibandingkan dengan Penetapan Kinerja (Performance Plan) tahun 2020 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Adapun sistematika penyajian laporan sebagai berikut:
1. Ringkasan Eksekutif,
Pada bagian ini berisi ringkasan dari laporan ini, antara lain berisi uraian singkat tentang tujuan, sasaran, capain kinerja dan kendala selama triwulan II tahun 2020.
2. Bab I Pendahuluan,
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issued) yang sedang dihadapi organisasi.
3. Bab II Perencanaan Kinerja,
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.
4. Bab III Akuntabilitas Kinerja, A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:
- Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini.
- Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.
11 Lakip TW IV TA 2020
- Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
- Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada).
- Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.
- Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.
- Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
5. Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
12 Lakip TW IV TA 2020
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis BPSPL Denpasar
Rencana Strategis BPSPL Denpasar Tahun 2020-2024 disusun untuk mendukung Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut. Dalam dokumen Renstra BPSPL Denpasar Tahun 2020 – 2024, termuat garis besar visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis yang akan dicapai organisasi.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, bahwa Kabinet Indonesia Maju periode tahun 2020-2024 tidak memiliki visi dan misi menteri, melainkan harus mendukung visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bertanggung jawab untuk membantu Presiden dalam penyelenggaraan pembangunan di bidang pengelolaan ruang laut. Adapun visi dan misi Presiden Tahun 2020 – 2024 adalah sebagai berikut:
A. Visi
Visi didasarkan pada visi Indonesia 2045 yaitu mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, adil dan makmur. Untuk visi pembangunan nasional 2020-2024 menggunakan Visi Presiden yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong" visi ini diartikan di mana saat Indonesia telah sungguh-sungguh berdaulat, mandiri, dan berkepribadian yang diwujudkan dengan kerja gotong royong, maka saat itulah Indonesia telah menjadi Indonesia maju sesuai pada cita-cita kemerdekaan yang tertuang pada pembukaan UUD 1945.
Untuk mewujudkan visi tersebut, BPSPL Denpasar dapat berkontribusi dengan melakukan pengelolaan ruang di regional Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
13 Lakip TW IV TA 2020
B. Misi
Untuk mencapai visi tersebut dilaksanakan dengan misi dan kegiatan prioritas presiden, diantaranya adalah :
1) Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia
o Mengembangkan Sistem Jaringan Gizi dan Tumbuh Kembang Anak
o Mengembangkan Reformasi Sistem Kesehatan o Mengembangkan Reformasi Sistem Pendidikan o Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi o Menumbuhkan Kewirausahaan
o Menguatkan Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 2) Struktur Ekonomi Yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing
o Memantapkan Penyelenggaraan Sistem Ekonomi Nasional yang Berlandaskan Pancasila
o Meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan infrastuktur
o Melanjutkan Revitalisasi Industri dan Infrastruktur Pendukungnya untuk Menyongsong Revolusi Industri 4.0
o Mengembangkan Sektor-Sektor Ekonomi Baru o Mempertajam Reformasi Struktural dan Fiskal o Mengembangkan Reformasi Ketenagakerjaan 3) Pembangunan Yang Merata dan Berkeadilan
o Redistribusi Aset Demi Pembangunan Berkeadilan
o Mengembangkan Produktivitas dan Daya Saing UMKM Koperasi o Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan
o Mengembangkan Reformasi Sistem Jaminan Perlindungan Sosial o Melanjutkan Pemanfaatan Dana Desa untuk Pengurangan
Kemiskinan dan Kesenjangan Di pedesaan o Mempercepat Penguatan Ekonomi Keluarga
14 Lakip TW IV TA 2020
o Mengembangkan Potensi Ekonomi Daerah Untuk Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah
4) Mencapai Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan o Penggembangan Kebijakan Tata Ruang Terintegrasi o Mitigasi Perubahan Iklim
o Penegakan Hukum dan Rehabilitasi Lingkungan Hidup 5) Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa
o Pembinaan Ideologi Pancasila o Revitalisasi Revolusi Mental
o Restorasi Toleransi dan Kerukuna Sosial o Mengembangkan Pemajuan Seni-Budaya
o Meningkatkan Kepeloporan Pemuda dalam Pemajuan Kebudayaan o Mengambangkan Olahraga untuk Tumbuhkan Budaya Sportifitas
dan Berprestasi
6) Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya
o Melanjutkan Penataan Regulasi
o Melanjutkan Reroemasi Sistem dan Proses Penegakan Hukum o Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
o Penghormatan,Perlindungan,dan Pemenuhan HAM o Mengembangkan Budaya Sadar Hukum
7) Perlindungan Bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga
o Melanjutkan Haluan Politik Luar Negeri yang Bebas Aktif
o Melanjutkan Transformasi Sistem Pertahanan yang Modern dan TNI yang Profesional
o Melanjutkan Reformasi Keamanan dan Intelejen Yang Profesional dan Terpercaya
15 Lakip TW IV TA 2020
8) Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya o Aktualisasi Demokrasi Pancasila
o Mengembangkan Aparatur Sipil Negara yang Profesional
o Reformasi Sistem Perencanaan, Penganggaran, dan Akuntabilitas Birokrasi
o Reformasi Kelembagaan Birokrasi Yang Efektif dan Efisien o Percepatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik o Reformasi Pelayanan Publik
9) Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan o Menata Hubungan Pusat Dan Daerah Yang Lebih Sinergis
o Meningkatkan Kapasitas Daerah Otonom dan Daerah Khusus/Daerah Istimewa dalam Pelayanan Publik dan Peningkatan Daya Saing Daerah
o Mengembangkan Kerjasama Antar Daerah Otonom dalam Peningkatan Pelanyanan Publik dan Membangun Sentra-Sentra Ekonomi Baru
C. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang.
Adapun tujuan pengelolaan ruang laut adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan tata kelola ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil; 2) Meningkatkan dayaguna wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; 3) Menata dan memanfaatkan jasa-jasa kelautan;
16 Lakip TW IV TA 2020
5) Melestarikan kawasan konservasi dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman haya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil.
D. Sasaran
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh BPSPL Denpasar dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran atau indikator kinerja utama, yang dimaksud dengan indikator sasaran atau indikator kinerja utama adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun 2020. Setiap indikator sasaran atau indikator kinerja utama disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing.
Pada triwulan IV terdapat penambahan 1 sasaran strategis dan 2 Indikator Kinerja Utama (IKU) sehingga pada triwulan IV BPSPL Denpasar memiliki 8 sasaran strategis dan 23 Indikator Kinerja Utama (IKU). Secara lengkap sasaran dan indikator kinerja utama BPSPL Denpasar tahun 2020 adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama BPSPL Denpasar Tahun 2020
No. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1
Kawasan pesisir dan
pulau-pulau kecil di
wilayah kerja BPSPL
Denpasar yang
berdayaguna
1
Pulau yang difasilitasi pendampingan
ekowisata mangrove di wilayah kerja
BPSPL Denpasar (Lokasi)
1
2
Kawasan mangrove di pesisir dan
pulau-pulau kecil yang direhabilitasi
seluas 1 Ha di wilayah kerja BPSPL
Denpasar (Kawasan)
1
3
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
yang direhabilitasi di wilayah kerja
BPSPL Denpasar (Kawasan)
2
2
Kawasan pesisir dan pulau
- pulau kecil di wilayah
4
Lokasi kegiatan gerakan bebas sampah
di pesisir dan pulau-pulau kecil di
wilayah kerja BPSPL Denpasar (lokasi)
17 Lakip TW IV TA 2020
No. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
kerja BPSPL Denpasar
rusak yang pulih kembali
5
Kawasan penanaman mangrove yang
diidentifikasi di wilayah kerja BPSPL
Denpasar (Kawasan)
2
3
Kawasan Konservasi di
wilayah kerja BPSPL
Denpasar yang lestari dan
berkelanjutan
6
Luas Kawasan Konservasi baru yang
diusulkan penetapannya di wilayah
kerja BPSPL Denpasar (Ha)
6.379,27
7
Dokumen rencana teknis pemanfaatan
KKPD yang diselesaikan di Wilayah
Kerja BPSPL Denpasar (Dokumen)
1
4
Keanekaragaman hayati
perairan di wilayah kerja
BPSPL Denpasar yang
lestari dan berkelanjutan
8
Jenis ikan terancam punah yang
dilakukan pendataan, penyadartahuan
dan perbaikaan habitat atau pemulihan
populasi di Wilayah Kerja BPSPL
Denpasar (jenis)
2
9
Jenis ikan yang dilayani
pemanfaatannya di Wilayah Kerja
BPSPL Denpasar (jenis)
3
5
Kerjasama dan kemitraan
pengelolaan kawasan
konservasi dan
keanekaragaman hayati
laut di wilayah kerja
BPSPL Denpasar yang
berkelanjutan
10
Kelompok masyarakat yang menerima
bantuan di wilayah Kerja BPSPL
Denpasar (Kelompok)
1
11
Kemitraan/Kerjasama dan konvensi
dalam mendukung konservasi
keanekargaman hayati laut di wilayah
kerja BPSPL Denpasar (dokumen)
1
6
Optimalisasi Pemanfaatan
Jasa Kelautan di Wilayah
Kerja BPSPL Denpasar
12
Kelompok penerima bantuan gerai unit
usaha biofarmakologi yang
didentifikasi di Wilayah Kerja BPSPL
Denpasar (kelompok)
1
7
Produksi Garam Nasional
Berdaya Saing di wilayah
kerja BPSPL Denpasar
13
Washing Plant yang dibangun di
wilayah kerja BPSPL Denpasar (Paket)
3
14
Rumah Tunnel Garam yang dibangun di
wilayah kerja BPSPL Denpasar (Paket)
18 Lakip TW IV TA 2020
No. SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
8
Tatakelola pemerintahan
yang baik lingkup BPSPL
Denpasar
15
Presentase Pemenuhan Lembar Kerja
Evaluasi (LKE) PMPRB BPSPL
Denpasar (%)
100
16
Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran (IKPA) BPSPL Denpasar
(Nilai)
88
17
Indeks Profesionalitas ASN BPSPL
Denpasar (indeks)
72
18
Nilai WBK BPSPL Denpasar (Nilai)
76
19
Persentase penyelesaian temuan LHP
BPK BPSPL Denpasar (%)
100
20
Nilai Rekonsiliasi Kinerja BPSPL
Denpasar (%)
90
21
Dokumen SPIP BPSPL Denpasar yang
diselesaikan (Dokumen)
4
22
Persentase unit kerja BPSPL Denpasar
yang menerapkan sistem manajemen
pengetahuan yang terstandar (%)
82
23
Nilai Kinerja Anggaran BPSPL
Denpasar (Nilai)
19 Lakip TW IV TA 2020
2.2 Perencanaan Kinerja Tahun 2020
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran yang memuat kebijakan dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan oleh BPSPL Denpasar melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen BPSPL Denpsaar untuk mencapainya dalam tahun 2020.
Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) memuat informasi tentang: sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan; indikator kinerja utama, rencana capaiannya (target), program, dan kegiatan. Selain itu dimuat pula keterangan yang antara lain menjelaskan keterkaitan kegiatan dengan sasaran, kebijakan dengan programnya, serta keterkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi/sektor lain.
Dokumen RKT 2020 tersebut kemudian diimplementasikan dalam Penetapan Kinerja (TAPJA) Tahun 2020 yang telah berbasis pada Balanced
Scorecard (BSC). TAPJA BPSPL Denpasar ditandatangani oleh Kepala BPSPL
Denpasar dengan Direktur Jenderal PRL. Rencana Kinerja BPSPL Denpasar tahun 2020 telah dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) perspektif Balanced
Scorecard (BSC), yaitu : [A]. Perspektif Pelanggan (Perspective Customers).
[C]. Perspektif Internal (Internal Process); [B]. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth);
A. Perspektif Pelanggan (Perspective Customer)
Perspektif pelanggan adalah perspektif yang berorientasi pada kepuasan pelanggan karena merekalah pemakai produk/jasa yang dihasilkan organisasi. Dengan kata lain, “organisasi/instansi harus memperhatikan apa yang diinginkan pelanggan”. Pengukuran pada perspektif ini dapat dilakukan dengan melihat jumlah unit produk yang dihasilkan, jumlah pelanggan, dan tingkat kepuasan pelanggan. Uraian sasaran strategis dan indikator kinerja utama serta target pada perspektif ini, terdapat pada tabel sebagai berikut:
20 Lakip TW IV TA 2020
Tabel 3. Uraian Sasarana Kegiatan Pada Perspektif Pelanggan (Customer)
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Kawasan Konservasi di wilayah kerja BPSPL Denpasar yang lestari dan berkelanjutan
1 Luas Kawasan Konservasi baru yang diusulkan penetapannya di wilayah kerja BPSPL Denpasar (Ha)
6.379,27
B. Perspektif Internal (Internal Process)
Perspektif internal adalah serangkaian aktivitas yang ada dalam organisasi untuk menciptakan produk/jasa. Perspektif ini menjelaskan proses bisnis yang dikelola untuk memberikan layanan dan nilai-nilai kepada stakeholder dan customer. Aspek yang dinilai adalah proses inovasi dan proses operasi. Uraian sasaran strategis dan indikator kinerja utama serta target pada perspektif ini, terdapat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Uraian Sasarana Strategis Pada Internal Process
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah kerja BPSPL Denpasar yang berdayaguna
1 Pulau yang difasilitasi pendampingan ekowisata mangrove di wilayah kerja BPSPL Denpasar (Lokasi)
1
Kawasan pesisir dan pulau - pulau kecil di wilayah kerja BPSPL Denpasar rusak yang pulih kembali
2 Lokasi kegiatan gerakan bebas sampah di pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah kerja BPSPL Denpasar (lokasi)
1
3
Kawasan penanaman
mangrove yang diidentifikasi
di wilayah kerja BPSPL
Denpasar (Kawasan)
2
4
Kawasan mangrove di pesisir
dan pulau-pulau kecil yang
direhabilitasi seluas 1 Ha di
wilayah kerja BPSPL Denpasar
(Kawasan)
1
5
Kawasan penanaman
mangrove yang diidentifikasi
di wilayah kerja BPSPL
Denpasar (Kawasan)
2
Kawasan Konservasi di wilayah kerja BPSPL Denpasar yang lestari dan berkelanjutan
6 Dokumen rencana teknis
21 Lakip TW IV TA 2020
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
diselesaikan di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Dokumen)
Keanekaragaman hayati perairan di wilayah kerja BPSPL Denpasar yang lestari dan berkelanjutan
7 Jenis ikan terancam punah yang dilakukan pendataan,
penyadartahuan dan perbaikaan habitat atau pemulihan populasi di Wilayah Kerja BPSPL
Denpasar (jenis)
2
8 Jenis ikan yang dilayani pemanfaatannya di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (jenis)
3
Kerjasama dan kemitraan
pengelolaan kawasan konservasi dan keanekaragaman hayati laut di wilayah kerja BPSPL Denpasar yang berkelanjutan
9 Kelompok masyarakat yang menerima bantuan di wilayah Kerja BPSPL Denpasar
(Kelompok)
1
10 Kemitraan/Kerjasama dan konvensi dalam mendukung konservasi keanekargaman hayati laut di wilayah kerja BPSPL Denpasar (dokumen)
1
Optimalisasi Pemanfaatan Jasa Kelautan di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar
11 Kelompok penerima bantuan gerai unit usaha biofarmakologi yang didentifikasi di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar
(kelompok)
1
Produksi Garam Nasional Berdaya Saing di wilayah kerja BPSPL Denpasar
12
Washing Plant yang
dibangun di wilayah kerja
BPSPL Denpasar (Paket)
3
13
Rumah Tunnel Garam yang
dibangun di wilayah kerja
BPSPL Denpasar (Paket)
22 Lakip TW IV TA 2020
C. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) Perspektif Learning and Growth adalah menggambarkan kemampuan organisasi untuk melakukan perbaikan dan perubahan dengan memanfaatkan sumber daya internal organisasi. Uraian sasaran strategis dan indikator kinerja utama serta target pada perspektif ini, terdapat pada
tabel sebagai berikut: Tabel 5. Uraian Sasaran Kegiatan Pada Learning and Growth
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Tatakelola pemerintahan yang baik lingkup BPSPL Denpasar
1 Presentase Pemenuhan Lembar Kerja Evaluasi (LKE) PMPRB BPSPL Denpasar (%)
100
2 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) BPSPL Denpasar (Nilai)
88
3 Indeks Profesionalitas ASN BPSPL Denpasar (indeks)
72
4 Nilai WBK BPSPL Denpasar (Nilai) 76 5 Persentase penyelesaian temuan
LHP BPK BPSPL Denpasar (%)
100
6 Nilai Rekonsiliasi Kinerja BPSPL Denpasar (%)
90
7 Dokumen SPIP BPSPL Denpasar yang diselesaikan (Dokumen)
4
8 Persentase unit kerja BPSPL
Denpasar yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
82
9 Nilai Kinerja Anggaran BPSPL Denpasar (Nilai)
85
2.3 Metode Pengukuran Kinerja A. Rumus Pengukuran
Pengukuran capaian kinerja BPSPL Denpasar tahun 2020, dilakukan dengan membandingkan antara target (rencana) dengan realisasi pada masing-masing indikator kinerja, pada akhir tahun. Pengukuran kinerja dilakukan dengan mengacu pada Manual IKU pada masing-masing Indikator yang ada dalam dokumen Balaced Scores Card (BSC).
23 Lakip TW IV TA 2020
B. Pedoman Pengukuran Kinerja
Dalam memantau perkembangan target kinerja telah ditetapkan Peraturan Dirjen KP3K nomor PER.02/KP3K/2012 tentang Pedoman Pengukuran Kinerja Lingkup Direktorat Jenderal KP3K. Dalam pedoman tersebut telah dijelaskan tentang target kinerja yang akan dicapai dan tata cara pengukurannya.
Dalam pedoman tersebut diatur juga tata cara pengukuran kinerja lingkup Direktorat Jenderal PRL yang dilakukan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali (triwulanan), yaitu pada bulan Maret (B03), Juni (B06), September (B09) dan Desember (B12). Dalam pelaksanaannya, capaian kinerja triwulanan dipantau oleh tim yang menjadi penanggung jawab kegiatan, selanjutnya penanggung jawab kegiatan melaporkannya kepada Sekretaris Direktorat Jenderal PRL. Berdasarkan laporan unit kerja penanggung jawab kegiatan, Sesditjen PRL merangkum seluruh hasil yang dicapai dan melakukan evaluasi untuk mengendalikan pencapaian pelaksanaan program/kegiatan secara keseluruhan.
24 Lakip TW IV TA 2020
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian Kinerja Organisasi
1. Pulau Yang Difasilitasi Pendampingan Ekowisata Mangrove Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Lokasi)
Dalam rangka optimalisasi potensi Pulau Lusi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat akan mengelola Pulau Lusi melalui pengembangan wisata yang berwawasan lingkungan (ekowisata). Perlu adanya pengelolaan yang baik mengenai kegiatan wisata di Pulau Lusi karena sejak awal terbentuknya pulau adalah sebagai lahan pembuangan lumpur dan bukan didesain sebagai destinasi wisata. Luas Pulau Lusi adalah 93,4 Ha dengan 4,90 Ha merupakan tambak program wanamina. Selain itu Pulau Lusi juga dimanfaatkan sebagai Kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) yakni pengembangan wisata yang berwawasan lingkungan dengan tema pemanfaatan, penelitian dan pembelajaran serta pelestarian mangrove. Adapun kegiatan pendampingan pengelolaan Pulau Lusi yang dilakukan antara lain: (1) Perawatan aset Pulau Lusi (2) Monitoring ekosistem (3) Perbaikan sarana dan prasarana (4) Pendataan pengunjung.
Pulau Lusi memiliki beberapa aset antara lain: Mushola, Gazebo, Toilet, Dermaga Apung, Dermaga Kayu, Land Mark, Papan Informasi, Tracking Mangrove, Pos Jaga. Dari hasil inventarisir aset, ditemukan beberapa aset yang mengalami kerusakan yaitu Tracking Mangrove dan Pos Jaga. Pada bulan Juni (TW III) telah dilakukan perbaikan terhadap aset-aset yang rusak baik Tracking Mangrove maupun Pos Jaga. Kegiatan rutin lainnya yaitu monitoring ekosistem dan biota yang ada di Pulau Lusi, pada bulan Juni, ditemukan biota dilindungi yaitu beberapa mimi lan mintuna / belangkas (Carcarinoscorpius rotundicauda) yang terjebak di daratan pasca air surut. Pasang di Pulau Lusi berkisar antara 200 – 230 cm.
Jumlah pengunjung Pulau Lusi cukup tinggi, tercatat pada bulan Oktober sebanyak 2.693 orang dan bulan November 1.517 orang sedangkan pada bulan Desember 1.559 orang Pulau Lusi masih ditutup. Pengunjung berasal tidak hanya dari warga sekitar tetapi juga berasal dari luar Kabupaten Sidoarjo, seperti Pasuruan, Surabaya, Mojokerto, Malang dan
25 Lakip TW IV TA 2020
juga daerah lainnya. Lebih detil jumlah dan asal pengunjung Pulau Lusi sebagai berikut:
Grafik 6. Jumlah Pengunjung Pulau Lusi
Grafik 7. Asal Pengunjung Pulau Lusi
Adapun sampai dengan triwulan IV, target dari IKU tersebut sudah tercapai. Kegiatan yang sudah dilakukan dalam rangka memenuhi target IKU tersebut yaitu (1) Perawatan aset Pulau Lusi (2) Monitoring ekosistem (3) Perbaikan sarana dan prasarana (4) Pendataan pengunjung. Kegiatan pendampingan tersebut dapat terlaksana sepanjang tahun.
2.693 1.517 1.559 0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 Oktober November Desember 121 709 2.390 2.277 229 - 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 Mojokerto Pasuruan Sidoarjo Surabaya Lain - lain
26 Lakip TW IV TA 2020
Tabel. 6. Capaian Kinerja IKU Nomor 1 No Indikator Kinerja Utama Target
(2020) Target TW IV Realisasai TW IV Realisasi Tahunan 1 Pulau Yang Difasilitasi
Pendampingan
Ekowisata Mangrove Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Lokasi)
1 1 1 1
2. Kawasan Mangrove Di Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Yang Direhabilitasi Seluas 1 Ha Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kawasan)
Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah proses pemulihan dan perbaikan kondisi ekosistem atau populasi yang telah rusak walaupun hasilnya dapat berbeda dari kondisi semula. Upaya rehabilitasi ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan terhadap ekositem mangrove melalui kegiatan : penanaman mangrove, pembangunan tracking mangrove, pembangunan nursery (pembibitan mangrove), dan pelatihan produk olahan mangrove. Mangrove adalah vegetasi pantai yang memiliki morfologi khas dengan sistem perakaran yang mampu beradaptasi pada daerah pasang surut dengan substrat lumpur atau lumpur berpasir.
BPSPL Denpasar telah melakukan upaya pemulihannya melalui kegiatan penanaman mangrove seluas 2,1 Ha di Desa Banjarsari, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Jumlah bibit yang ditanam sebanyak 21.000 batang dengan jenis propagul 19.000 batang dan bibit berdaun 2.000 batang. Keseluruhan bibit berjenis Rhizophora spp. Untuk mensukseskan kegiatan tersbut, BPSPL Denpasar menggandeng Pokmaswas Bajak Laut sebagai mitra dan sebanyak 189 orang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Tabel. 7. Capaian Kinerja IKU Nomor 2 No Indikator Kinerja Utama Target
(2020) Target TW IV Realisasai TW IV Realisasi Tahunan 2. Kawasan Mangrove Di Pesisir
Dan Pulau-Pulau Kecil Yang Direhabilitasi Seluas 1 Ha Di Wilayah Kerja BPSPL
Denpasar (Kawasan)
27 Lakip TW IV TA 2020
3. Kawasan Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Yang Direhabilitasi Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kawasan)
Akhir-akhir ini ekosistem mangrove secara terus menerus mendapat tekanan akibat berbagai aktivitas manusia. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi membutuhkan berbagai sumberdaya guna memenuhi kebutuhan hidupnya, namun dalam pemanfaatannya kurang memperhartikan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri. Pemanfaatan ekosistem mangrove non-kayu secara berkelanjutan selain bisa meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir selaku pengelolanya dapat juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat akan pentingnya pelestarian ekosistem mangrove. Pemanfaatan ekosistem mangrove non-kayu yang diantaranya adalah Pembangunan Tracking Mangrove.
BPSPL Denpasar telah membanguna Tracking Mangrove di 2 lokasi yaitu di Desa Perancak Kab. Jembrana dan di Desa Banyuurip, Kab. Gresik. Pembangunan tracking mangrove di Desa Perancak terdiri dari tracking sepanjang 165,45 meter, gazebo 1 unit, Dermaga 1 unit, Gapura 1 unit, Toilet 1 unit dan Ticketting. Penerima bantuan tersebut adalah Bumdes Sari Sedana, diharapkan dengan adanya bantuan tersebus Bumdes dapat memberdayakan masyarakat sekitar serta menjaga kelestarian mangrove di Desa Perancak. Pembangunan tracking mangrove di Desa Banyu Urip, Kab. Gresik terdiri dari tracking sepanjang 308 meter, toilet 1 unit, landmark, area penerimaan, dan amphiteatre. Penerima bantuan tersebut adalah Bumdes Tirta Wening.
Tabel. 8. Capaian Kinerja IKU Nomor 2 No Indikator Kinerja Utama Target
(2020) Target TW IV Realisasai TW IV Realisasi Tahunan 3. Kawasan Pesisir Dan
Pulau-Pulau Kecil Yang
Direhabilitasi Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kawasan)
28 Lakip TW IV TA 2020
4. Lokasi Kegiatan Gerakan Bebas Sampah Di Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Lokasi)
Kawasan Pesisir Pulau-pulau Kecil yang direstorasi dalam rangka penanggulangan pencemaran adalah upaya pemulihan untuk menjadikan lingkungan hidup di Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil atau bagian-bagiannya berfungsi kembali sebagaimana semula. Upaya yang dilakukan dalam rangka penanggulangan pencemaran melalui Gerakan Cinta Laut (GITA LAUT). Gerakan Cinta Laut atau yang disingkat dengan Gita Laut ini merupakan bagian dari strategi dari Rencana Aksi Nasional (RAN) Pengelolaan Sampah Plastik di Laut. Gita Laut ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengendalian sampah plastik yang masuk ke laut dan mengenalkan upaya-upaya penanggulangan dan pengendalian sampah plastik untuk nantinya dapat diadopsi oleh masyarakat. Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) merupakan suatu gerakan dalam mengatasi dan mengendalikan sampah secara umum dan sampah pelastik yang masuk kelaut secara khusus melalui sosialisasi dan edukasi, aksi bersih pantai dan laut dan pendampingan kegiatan.
Semula 4 lokasi ditargetkan dapat dilakukan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) pada tahun 2020, namun dikarenakan adanya pandemi Covid-19 target menjadi 1 lokasi. Adapun sampai dengan triwulan IV, BPSPL Denpasar telah melakukan GBPL sebanyak 1 kali yaitu di Kabupaten Manggarai Barat. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3 – 5 Maret (TW I) di Kec. Labuhan Bajo, Kab. Manggarai Barat. Sebanyak 310 peserta terlibat yang terdiri dari kelompok nelayan, dive operator dan perwakilan instansi pemerintah. Sebanyak 2.089,4 Kg sampah yang berhasil dikumpulkan baik dari bersih pantai maupun underwater clean up. Dengan diselenggarakannya GBPL di Kab. Manggarai Barat, maka target IKU tersebut telah tercapai.
Tabel. 9. Capaian Kinerja IKU Nomor 4 No Indikator Kinerja Utama Target
(2020) Target TW IV Realisasi TW IV Realisasi Tahunan 4. Lokasi kegiatan gerakan bebas
sampah di pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah kerja BPSPL Denpasar (lokasi)
29 Lakip TW IV TA 2020
5. Kawasan Penanaman Mangrove Yang Diidentifikasi Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Kawasan)
Rehabilitasi Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah proses pemulihan dan perbaikan kondisi ekosistem atau populasi di Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil yang telah rusak walaupun hasilnya dapat berbeda dari kondisi semula. Rehabilitasi Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan nelalui upaya Soft structure (edukasi terkait ekosistem pesisir yang menjadi bagian dari PRPEP) dan Hard structure (penanaman Mangrove, Hybrid Engeneering (HE). Sebelum dilakukan penanaman perlu dilakukan identifikasi lokasi melalui survei, baik survei biofisik maupun sosial budaya, yang sebelumnya diidentifikasi melalui penginderaan jauh.
Sebanyak 2 lokasi ditargetkan dapat diidentifikasi dan ditetapkan sebagai lokasi penanaman mangrove. Adapun sampai dengan triwulan IV, target tersebut telah tercapai. BPSPL Denpasar telah melakukan koordinasi dengan Dit. P4K dan disepakati beberapa lokasi untuk dilakukan survei biofisik dan sosial budaya bersama-sama. Pada Triwulan IV ada penambahan lokasi yang disurvei yaitu Kab. Alor, Kota Bima, Kab. Dompu, Kab. Dompu Barat, Kab. Probolinggo, Kab. Situbondo, Kab. Sampang, dan Kab. Gresik. Secara keseluruhan BPSPL Denpasar telah melakukan survei dan identifikasi calon lokasi penanaman mangrove sebanyak 8 lokasi.
Tabel. 10. Capaian Kinerja IKU Nomor 5 No Indikator Kinerja Utama Target
(2020) Target TW IV Realisasai TW IV Realisasi Tahunan 5. Kawasan penanaman mangrove yang diidentifikasi di wilayah kerja BPSPL Denpasar (Kawasan) 2 2 8 8
6. Luas Kawasan Konservasi Baru Yang Diusulkan Penetapannya Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Ha)
Dalam penetapan kawasan konservasi tahapan yang harus dilalui yaitu pencadangan kawasan. Setelah suatu kawasan konservasi dicadangkan melalui SK Pencadangan atau Perda RZWP3K provinsi, selanjutnya kawasan konservasi tersebut disusun zonasi dan rencana pengelolaannya. Zonasi kawasan konservasi tersebut diusulkan penetapan oleh Gubernur kepada
30 Lakip TW IV TA 2020
Menteri Kelautan dan Perikanan. Menteri Kelautan dan Perikanan melalui Dirjen Pengelolaan Ruang Laut melakukan evaluasi usulan penetapan kawasan konservasi. Evaluasi dilakukan terhadap aspek teknis dan aspek hukum kawasan konservasi.
Direktur KKHL melakukan evaluasi aspek teknis kawasan konservasi. Apabila kawasan konservasi yang diusulkan memenuhi syarat aspek teknis, maka selanjutnya disampaikan usulan penetapan kawasan konservasi yang telah dilakukan evaluasi aspek teknis kepada Sekretaris Ditjen PRL untuk dilanjutkan evaluasi aspek hukum oleh Sekretaris Ditjen PRL dan Biro Hukum & Organisasi-Setjen.
Pada Triwulan II dilakukan perubahan target dikarenakan adanya refocusing anggaran. Target semula adalah 246.074 Km2 menjadi 6.379,27 Km2 kawasan konservasi baru dapat ditetapkan pada tahun 2020. Lokasi KKPD yang menjadi target antara lain: KKPD Gili Ketapang dan KKPD Gili Balu). Sampai dengan Triwulan IV, telah berhasil menetapkan KKPD Gili Ketapang, Kab. Probolinggo sebagai Kawasan Konservasi Perairan (Taman Wisata Perairan) dengan luasan 476,78 Km2. KKPD Gili Ketapang ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: 64/KEPMEN-KP/2020 tentang Kawasan Konservasi Perairan Gili Ketapang Dan Perairan Sekitarnya Di Provinsi Jawa Timur.
Selain KKPD Gili Ketapang yang sudah ditetapkan, BPSPL Denpasar juga mendampingi proses penetapan KKPD Gili Balu Kab. Sumbawa. Dalam rangka proses penetapan tersebut Dinas Perikanan Prov. NTB telah bersurat kepada Ditjen. Pengelolaan Ruang Laut agar KKPD Gili Balu dapat segera ditetapkan sebagai KKP. Draft Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Gili Balu telah disusun dan saat ini dalam proses telaah di Biro Hukum KKP. Setelah dilakukan reviu oleh tim Dit. KKHL atas usulan Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, luas Kawasan KKPD Gili Balu yang dapat ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi adalah
5.845,67 Km
2, berkurang 56,82 Ha dari luasan usulan semula.
31 Lakip TW IV TA 2020
Tabel. 11. Capaian Kinerja IKU Nomor 6 No Indikator Kinerja Utama Target
(2020) Target TW IV Realisasai TW IV Realisasi Tahunan 6 Luas Kawasan Konservasi
baru yang diusulkan penetapannya di wilayah kerja BPSPL Denpasar (Ha)
6.379,27 6.379,27 6.322,45 6.322,45
7. Dokumen Rencana Teknis Pemanfaatan KKPD Yang Diselesaikan Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Dokumen)
Dokumen rencana teknis perlu disusun untuk menjabarkan secara detail faktor pembatas untuk setiap kegiatan pemanfaatan, faktor pembatas ini merupakan alat kontrol bagi pengelola dalam mekanisme pemberian izin, salah satunya merupakan batasan-batasan teknis seperti kajian potensi, daya dukung dan daya tampung Pendataan potensi, daya dukung dan daya tampung kawasan konservasi dibutuhkan untuk mengetahui kapasitas dari suatu kawasan konservasi perairan dengan kegiatan manusia yang ada didalamnya untuk mencapai keseimbangan dan berkelanjutan serta pengembangan potensi yang ada di kawasan konservasi perairan tersebut.
Semula sebanyak 13 lokasi akan disusun rencana pemanfaatannya (DDDT), namun dikarenakan ada refocusing anggaran pada Triwulan II, target tersebut menjadi 1 lokasi yaitu KKP Alor. Adapun target IKU tersebut sampai dengan Triwulan IV telah tercapai dengan berhasil disusunya dokumen daya dukung daya tampung KKP Alor. Kegiatan yang sudah dilakukan untuk mendukung IKU tersebut antara lain: (1) Workshop Survey Pendataan Potensi, Daya Dukung dan Daya Tampung Kawasan Konservasi di Wilayah Kerja BPSPL Tahun 2020; (2) Rapat koordinasi Teknis Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan; (3) Koodinasi dan persiapan kegiatan. Saat ini sedang dilakukan penyusunan dokumen rencana teknis pemanfaatan KKP Alor.
32 Lakip TW IV TA 2020
Tabel. 12. Capaian Kinerja IKU Nomor 7 No Indikator Kinerja Target
(2020) Target TW IV Realisasai TW IV Realisasi Tahunan 7. Dokumen rencana teknis
pemanfaatan KKPD yang diselesaikan di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Dokumen)
1 1 1 1
8. Jenis Ikan Terancam Punah Yang Dilakukan Pendataan, Penyadartahuan Dan Perbaikaan Habitat Atau Pemulihan Populasi Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Jenis)
Jenis prioritas (Hiu Lanjaman dan Mamalia Laut) akan diintervensi sesuai dengan krakteristik Bioekologi untuk dilakukan perlindungan, pelestarian dan/atau dimanfaatkan guna menjaga dan menjamin keberadaan, ketersediaan, dan kesinambungan keanekaragaman hayati perairan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumber daya hayati dan lingkungannya secara berkelanjutan melalui:
1. Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria (NSPK) jenis ikan dilindungi/Terancam Punah;
2. Rehabilitasi Habitat/Pemulihan populasi jenis ikan dilindungi/terancam Punah;
3. Pendataan populasi jenis ikan
4. Penyadartahuan/Sosialisasi/Edukasi Stakeholder terkait perlindungan dan pelestarian Jenis Ikan.
5. Penanganan respon cepat jenis mamalia laut terdampar.
Sedangkan upaya pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau masuk appendiks CITES yang difasilitasi pemanfaatannya dengan tetap menjaga kelestarian dan keberadaannya, melalui:
1. Penyusunan regulasi pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau masuk appendiks CITES
2. Pengembangan sistem pelayanan / basis data pemanfaatan jenis ikan
33 Lakip TW IV TA 2020
3. Pelayanan perizinan pemanfaatan jenis ikan dilindungi, masuk appendiks CITES, dan atau look alike spesies.
Sebanyak 2 jenis spesies prioritas ditargetkan dalam IKU tersebut melalui kegiatan pendukung yaitu (1) Respon Cepat Penanganan Biota Laut Dilindungi (Mamalia Laut); (2) Monitoring Biota Laut Dilindungi (C.
falciformis) (3) Sosialisasi dan Publikasi Perlindungan dan Pelestarian
Keanekaragaman Hayati. Sampai dengan Triwulan IV, target dari IKU tersebut telah tercapai. Kegiatan pendukung yang sudah dilakukan antara lain:
1. Respon cepat Penanganan Biota Laut Dilindungi
Selama Triwulan IV telah dilakukan 3 kali penanganan hanya dilakukan di Wilker Bali dengan jumlah jenis ikan yang ditangani sebanyak 3 ekor Paus. Jumlah jenis yang berhasil ditangani jauh lebih rendah daripada jumlah pada Triwulan IV Tahun 2019 yang mencapai 15 ekor.
Grafik 8. Grafik Respon Cepat Triwulan IV
2
1
0 0,5 1 1,5 2 2,5
Bali
34 Lakip TW IV TA 2020
Grafik 9. Jumlah Jenis Yang Berhasil Ditangani
Grafik 10. Perkembangan Respon Cepat TW IV Tahun 2017-2020
2. Monitoring Biota Laut Dilindungi
Kegiatan monitoring biota laut dilindungi (C. Falciformis) sampai dengan Triwulan IV telah selesai dilakukan. Kegiatan monitoring mengalami perubahan metode yakni semula dilakukan di tempat pendaratan menjadi memanfaatkan data pelayanan rekomendasi. Pengambilan data pendaratan Hiu Lanjaman (Carcharinus falciformis) diperoleh dari hasil pemantauan Wildlife Conservation Society dimana dalam situs resmi pendataan mereka (data-ikan.org) menampilkan data ikan hasil enumerasi di Tanjung Luar, Nusa Tenggara Barat. Data berupa jumlah individu yang didaratkan di Pelabuhan Tanjung
3 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 Paus 15 4 25 3 0 5 10 15 20 25 30 2017 2018 2019 2020
35 Lakip TW IV TA 2020
Luar. Kemudian, data berat, asal dan tujuan peredaran Hiu Lanjaman (Carcharinus falciformis) diperoleh dalam sistem SIRJIKAN BPSPL Denpasar. Data yang diperoleh dapat berupa data berat produk, asal produk, dan tujuan pengiriman.
Melalui pengamatan yang telah dilaukan oleh Wildlife Conservation Sosiety sepanjang tahun 2020 di Tanjung Luar, Nusa Tenggara Barat, didapatkan jumlah individu Hiu Lanjaman yang mendarat adalah sebesar 3.467 ekor pada tahun 2020. Menurut hasil pendataan ini terlihat terjadinya penurunan jumlah tangkapan dalam waktu 2 tahun terakhir dimana pada tahun 2018 terdapat 5.006 ekor dan tahun 2019 terdapat 5.957 ekor.
Melalui pendataan yang dirangkum dalam aplikasi SIRJIKAN BPSPL Denpasar sepanjang tahun 2020 di seluruh wilayah kerja (Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur) didapatkan berat total Hiu Lanjaman yang di perdagangkan adalah sebesar 92.375,8 kg. Menurut hasil pendataan ini terlihat terjadinya penambahan jumlah berat dari tahun sebelumya sebesar 66.989 kg pada Tahun 2019.
Grafik 11. Jumlah Hiu Lanjaman yang Didaratkan di Tj. Luar
17 52 77 0 252 418 461 431 679 432 648 388 0 100 200 300 400 500 600 700 800
36 Lakip TW IV TA 2020
Grafik 12. Jumlah Hiu Lanjaman yang Diperdagangkan (Kg)
3. Sosialisasi dan Publikasi Perlindungan dan Pelestarian
Kegiatan sosialisasi telah berhasil dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada tanggal 20, 23, 26 dan 27 Oktober 2020. Sosialisasi tersebut semuanya dilaksanakan di Kab. Gianyar, bekerjasama dengan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kab. Gianyar.
Tabel. 13. Capaian Kinerja IKU Nomor 8 No Indikator Kinerja Utama Target
(2020) Target TW IV Realisasai TW IV Realisasai Tahunan 8. Jenis ikan terancam punah
yang dilakukan pendataan, penyadartahuan dan perbaikaan habitat atau pemulihan populasi di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (jenis)
2 2 2 2
9. Jenis Ikan Yang Dilayani Pemanfaatannya Di Wilayah Kerja BPSPL Denpasar (Jenis)
Meningkatnya pemanfaatan jenis ikan baik yang masuk dalam Appendix CITES maupun yang tidak, perlu dilakukan kontrol atas peredaran atau perdagangan jenis tersebut. Dalam ketentuan CITES, peredaran jenis ikan harus memenuhi kaidah keberlanjutan (sustainability), keterlacakan
292 9.337 30.866 22.421 229 1.387 6.905 1.632 1.904 217 17.545 1.938 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000
37 Lakip TW IV TA 2020
(traceability), dan legalitas (legality). Salah satu mekanisme kontrol dan penertiban akan pemanfaatan jenis ikan adalah dengan menerbitkan surat rekomendasi peredaran jenis ikan hiu dan pari dan Surat Keterangan Ketertelusuran (SKK) untuk produk jenis ikan karang.
Target IKU tersebut adalah sebanyak 3 jenis ikan (Hiu, Pari dan Karang) yang dilayani pemanfaatannya. Untuk mendukung tercapainya IKU tersebut, telah dialokasikan kegiatan pendukung yaitu perizinan pemanfaatan jenis ikan dilindungi. Sampai dengan Triwulan IV, IKU tersebut telah tercapai. Selama Triwulan IV, telah diterbitkan surat rekomendasi sebanyak 268 surat, capaian tersebut lebih tinggi daripada Triwulan IV Tahun 2019 yang mencapai 231 surat dan juga lebih tinggi daripada Triwulan III Tahun 2020 yang hanya 231 surat. Jumlah produk olahan yang berhasil diedarkan baik domestik maupun ekspor meningkat yaitu sebanyak 1.165,99 ton lebih tinggi daripada Triwulan IV Tahun 2019 yang hanya 645,74 ton namun lebih rendah daripada Triwulan III Tahun 2020 yang mencapai 1.165,99 ton. Jumlah Hiu dan Pari hidup yang berhasil diekspor sebanyak 1.095 ekor lebih tinggi daripada Triwulan IV Tahun 2019 yang hanya 732 ekor dan jumlah tersebut lebih tinggi daripada Triwulan III tahun 2020 yang mencapai 663 ekor.
Grafik 13. Jumlah Rekomendasi, Produk Olahan, dan Hidup Triwulan IV (2017-2020)
174 201,11 558 208 711,64 945 231 645,74 732 281 740,94 1.095 0% 20% 40% 60% 80% 100% Rekom Olahan Hidup 2017 2018 2019 2020