tl 4
;r.
'i
f!.'
i,.ETIKA
f
KEDOKTERAN
{$
+&
HUKUM
KESEHATAN
i
'i !l
,.1 .I, + t t t. t':
:l iKutipan
PasalT2:Sanksi Pelanggaran Undang-Undang
Hak Cipta
(Undang-Undang No. 19 Tahun 2002)
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaima-na dimaksud dalam Pasal
2
ayat(1)
dipidana dengan pidana penjarama-sing-masing
paling
singkat 1 (satu) bulan daniatau dendapaling
sedikitRp. 1 .000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima
miliar
ru-piah).2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan' atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana den-gan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahut dan/atau denda paling banyak
Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
PnNrrnc
Dlxrranur
Penerbit
adalah rekanan pengaranguntuk
menerbitkan sebuahbuku.
Bersamapengarang, penerbit menciptakan buku untuk diterbitkan. Penerbit mempunyai hak atas penerbitan buku tersebut serta distribusinya, sedangkan pengarang me-megang hak penuh atas karangannya dan berhak mendapatkan royalti atas
penjual-an bukunya dari penerbit.
Percetakan adalah perusahaan yang
memiliki
mesin cetak dan menjual jasa pen-cetakan. Percetakan tidak memiliki hak apa pun dari buku yang dicetaknya kecualiupah. Percetakan tidak bertanggungjawab atas isi buku yang dicetaknya.
Pengarang adalah pencipta buku yang menyerahkan naskahnya.untuk diterbitkan
di
sebuah penerbit. Pengarangmemiliki
hak penuh atas karangannya' namun menyerahkan hak penerbitan dan distribusi bukunya kepada penerbit yangditun-juknya
sesuai batas-batas yang ditentukan dalam perjanjian. Pengarang berhakmendapatkan royalti atas karyanya dari penerbit, sesuai dengan ketentuan di dalam ped anj ian Pengarang-Penerbit.
Pembajak
adalah pihak yang mengambil keuntungandari
kepakaran pengarangdan kebutuhan belalar masyarakat. Pembajak tidak mempunyai hak mencetak,
tidak
memiliki
hak menggandakan, mendistribusikan, dan menjual buku yangdigandakannyakarena tidak dilindungi copyrighl ataupun perjanjian
pengarang-penerbit. Pembajak
tidak peduli
afasjerih
payah pengarang.Buku
pembajakdapat lebih murah karena mereka tidak perlu mempersiapkan naskah mulai dari pemilihan
judul,
editing sampai persiapan pracetak, tidak membayar royalti, dantidak terikat perjanjian dengan pihak mana pun. PnMn.q,lA.KAN BuKU An.q.LaH
KnrurNll!
Anda jangan menggunakan buku bajakan, demi menghargai jerihpayahpara
ETIKA
KEDOIffERAN
&
HUKUM
KESEHATAN
EDISI
4
Prof. dr.
M.
Jusuf
Hanafiah,
Sp.OG(K)
Prof.
dr.
Amri Amir,
Sp.F(K),
SH
PENERBIT BUKU
KEDOKTERAN
EGC 1807
ETIKA KEDOKTERAIN S. UUXUM KESEHATAN, EdiSi4
Oieh: Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah, Sp'OG(K) & Prof. dr' Amri Amir,i Sp'F(K), SH Copy editor: Rusmi
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Buku Kedokteran EGC
@ 2007 Penerbit Buku Kedokteran EGC P.O. Box 4276llakarta 1'0042
Telepon: 6530 6283
Anggota IKAPI
Desain
kulit
muka: Yohanes Duta Kurnia UtamaHak cipta dilindungi Undang-Undang.
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini
dalam bentuk upu p.tt-t, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi,*er"ku*,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpaizin
tertulis dari Penerbit.Cetakan 2012
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)
|usuf Hanafiah,
M
Etika kedokteran
&
hukum kesehatan/
M.iusuf
Hanafiah &Amri
Amir.
-
Ed. 4.-
Jakarta : EGC, 2008'xiv,324 him. ; 15,5 x24 crn.
rsBN 978-979-448-955-0
1. Etika kedokteran. I. Judu1. II. Amri Amir.
174.2
Rqrulullqh rqw berrqbdq:
Bua
seseomNc
TEI-AH MENTNGGAL DUNIA TERpurusLAH UNTUKNVAPAHALA SEGALA AMAL KECUALI DARITIGA HAL VANG TETAP KEKAL SHADAQAH IARIAH, ILMU VANG BERMANFAAT, DAN ANAK SALEH VANG
SENANTIASA MENDOAKANNVA
(Riwcyct lmqm Buhhori don Murlim)
Karn
PercmrrAR
Eou
I
Dengan Surat Keputusan
Menteri
Pendidikan dan KebudayaanRI
(1994), telah ditetapkan kurikulum yang berlaku secara nasional Program Sarjana Ilmu Kesehatandan Kurikulum
Inti
PendidikanDoker
Indonesia (KIPDD yang merupakanKIPDI
IL KIPDI
II
bertolak dari kompetensi lulusan, dan penjabaran selanjutnyameng-gunakan pendekatan perumuSan tujuan pendidikan cabang ilmu. Struktur kurikulum
pe_ndidikan
terdiri
atas uraiankelompok ilmu,
pengalaman belajar dan evaluasi hasil belajar. Oleh karena pendidikan dokter merupakan pendidikan akademikpro-fesional, ia memiliki landasan ilmu pengetahuan dan landasan keprofesian. Dengan
mengantisipasi perkembangan
iptek
kedokteran serta perkembangan tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatandi
masa datang, pendidikandokter
di
Indonesia berorientasi kepadaiptek
kedokterandan
masyarakat.Ini
berarti bahwa
dokter dituntut
menguasai iptek, mampu menyelesaikan masalah secarailmiah, memiliki
sikap dan perilaku sesuai denganetik
keprofesian, sertamampu bekerja di tengah-tengah masyarakatyang semakin maju dan modern.
Mata kuliah
Etik
Kedokterandan Hukum
Kesehatan termasuk kelompokHumaniora dengan beban studi 2 SKS.
Untuk itu
diperlukan buku pegangan bagi mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar mata kuliahini.
Buku-bukuEtik Kedokteran dan Hukum Kesehatan dalam Bahasa Indonesia telah ada, nalnun
masih langka, terutama tentang hukum kesehatan yang relatif masih muda. Oleh
karena itu, penulis mencoba menyrsun buku ini yang merupakan kumpulan kuliah-kuliah yang diberikan
di
Fakultas Kedokteran Universitas SumateraUtara
(sejak 1983), dan Universitas Islam SumateraUtara (sejak 1990), serta Fakultas KesehatanMasyarakat Universitas Sumatera Utara (sejak 1997). Buku ini dimaksudkan sebagai
bahan bacaan
bag
mahasiswa Fakultas Kedokteran dan juga mahasiswa FakultasIlmu
Kesehatanlain
(Kedokteran Gigi, Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, danFarmasi
Klinik).
Oleh karena itu, bukuini
dilengkapi dengan tujuan instruksional, pokok bahasan dan sub-pokok bahasan sebelum pembahasan setiap Bab.Di
bagian belakang bukuini
dilampirkan contoh soal ujian dan jawabannya, serta lampiran, termasuk beberapa peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan.Penulis menyadari bahwa buku
ini
masihjauh
dari sempurna. Oleh karena itu,kritik
dan saranuntuk
perbaikan dan penyempurnaanbuku
ini di
masa depan,kami terima dengan senang hati disertai ucapan terima kasih.
Kepada USU Press yang telah menerbitkan buku ini kami ucapkan terima kasih yang tulus. Kepada Dekan Fakultas Kedokteran USU,
Prof
dr. Sutomo Kasiman, SpPD,KKV
yang telah memberikan kata sambutannya,kami
sampaikan peng-hargaan dan ucapan terima kasih.Semoga buku ini bermanfaat bagi yang menggunakannya dan mencapai sasaran
yang diharapkan.
Medan,20 Agustus 1997.
Prof
M. Jusuf Hanafiah, SpOGdr.
Amri Amir,
SpF.Klrl
FencnrrAR Eorr 4
Puji slukur
kehadiratAllah,
Tirhan YangMaha
Kuasa atas rahmat-Nya karenaakhirnya Edisi 4 buku Etiha Kedofrteran dan Hurtum Kesehatan ini dapat diselesaikan
sebelum
tahun
akademik 2008/2009 dimulai. Sejak diterbitkannya Edisi3
padatahun
1999,telah
banyakterjadi
perkembangan dalam kedua cabangilmu
ini.Perkembangan penting yang terjadi, antara lain:
1.
Terselenggaranya Pertemuan Nasional JaringanBioetika dan
Humaniora'
Kesehatandi
Yogyakarta pada tahun 2000,di
Bandung pada tahun 2002, diJakarta pada tahun 2004 dan di Surabaya pada tahun 2006, yang telah mem-bahas tentang pendidikan, penelitian dan penerapan Bioetika dan Humaniora untuk tenaga-tenaga kesehatan.
2.
Diterbitkannya Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1334,/Menkes,/SWX/2002 tentang Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan dan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
187lMenkes/SWLV
2003 tentang Keanggotaan Komisi Nasional
Etik
Penelitian Kesehatan, yang telah menghasilkan Pedoman NasionalEtik
Penelitian Kesehatan besertasu-plemennya.
3.
Diterbitkannya
Undang-undangRepublik
IndonesiaNo. 29
Tahun
2004tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara
RI
Tahun 2004Nomor
116,Timbahan
Lembaran NegaraRI No
4431)diikuti
PeraturanMenteri.Ke-sehatan
No.
1419,/Menkes,/PERlX/2005
tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi.4.
DiberlakukannyaKurikulum
Berbasis Kompetensi(KBK)
di
Fakultas Ke-dokteran mulai tahun akademik 2006/2007 dan telah disusunnya Course Study Guide untuk setiapbloVmodul
di tiap-tiap Fakultas Kedokteran, yang anlaralain berisi Program Pedidikan Bioetika dan Humaniora Kesehatan yang me-merlukan buku ajar tersendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut
di
atas, pada Edisi 4 buku Etiha Kedokteran dan Huhum Kesehatanini,telah dilakukan berbagai revisi dan pemutakhiran bahan padabab-bab terkait serta ditambah dengan beberapa bab baru sebagai berikut.
1.
UU
RI No;29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran2.
Imbalan jasa dokter3.
Etika Klinis4.
Etik Penelitian Kesehatan sebagai pengganti Bab Riset Biomedik pada Manusia5.
Peraturan Internal Rumah Sakit dan StafMedis(IlorpinlBy Law
dan MedicalStaffBy Lazns).
Pada lampiran
buku
ini
ditambahkan pula beberapa Surat Keputusanyang
re-Ievan.
Penulis berpendapat pembahasan etika kedokteran dan hukum kesehatan perlu digabung karena adanya masalah-masalah
etik
kedokteran yang bersinggunganvltl
Etiho Kedohteron don Huhum Kesehotondengan peraturan perundangan yang berlaku (etikolegal), seperti rahasia
kedokter-an,
maipraktik
medih dan
persetujuan setel'ah penjelasanbaik untuk
tindakanmedik
ataupununtuk penelitian
kesehatanyang melibatkan
manusia sebagaisubjek.
Kepada Penerbit Buku Kedokteran EGCJ akartayangtelah bersedia menerbitkan
dan memasarkan buku
ini
sejak Edisi-3 (1999) diucapkan terima kasih. Semoga buku ini tetap bermanfaatbagS penggunanya.Medan,
01April2008
Prof
M. Jusuf Hanafiah, SpOG(K)$lugurlr.l
Dexan
Fnxulrar
KepoKTERAN
UuvnntmAt
tuunrenl
Urnna
Kami
panjatkanpuji
dan syukur kehadiratAllah SWT
atas sukses penyusunanF.ltkt Etifra
Kedohteran dan Huhunt Keseltatan,yang
disusunoleh
penulis yangmengasuh mata ajar Etik Kedokteran dan Hukum Kesehatan, di Fakultas Kedokteran
USU Medan ini.
Buk:l- Etiha Kedoh,teran dan Huhum Kesehatan
ini
merupakan suatu kebutuhandasar yang seharusnya digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan di tempat seluruh petugas kesehatan baik dokter ahli, dokter umum, peserta PPDS,
bahkan mahasiswa. Sebagai rujukan standar,
buku ini
kiranya dapat merupakan referensi serta peganganbagi
mahasiswa fakultas kedokteran,doker,
serta pe-laksana pelayanan kesehatan lainnya dalam melayani penderita yang merupakankonsumen pengguna jasa pelayanan kesehatan
baik
di
praktik
maupun rumahsakit.
Buku ini disusun oleh pakar yang telah cukup berpengalaman dalam memberikan
kuliah etika kedokteran dan hukum
kesehatanbaik bagi
mahasiswa fakultaskedokteran, fakultas kesehatan masyarakat
maupun
keperawatan,yang
isinyamenga.cu kepada Kurikulum
Inti
Pendidikan Dokter di IndonesiaHarapan
kami
kiranya buku Etiha Kedohteran dan Huhum Keseltatanini
akanmemberi arti bukan saja dalam proses belajar tetapi juga merupakan panduan bagi seluruh pelaksana pelayanan termasuk para peserta program pendidikan
yangada
di lingkungan Fbkultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara khususnya maupun
dari institusi lainnya dapat
memanfaatkannya sebagai bahanrujukan.
Dengandemikian, diharapkan pelayanan secara umum dapat terlaksana dengan baik dan
aman secara etis. Buku inijuga merupakan sumbanganbagil<hazanah perpustakaan
di lingkungan pendidikan kesehatan pada umumnya.
Penghargaan
yang tinggi kami
sampaikan kepadapara
penyusunbuku ini
khususnya kepada kelompok pengajar mata kuliah umum, yang mengasuh mata ajar kelompok humaniora, filsafat, metodologi, etika, dan hukum kesehatan yang telah memprakarsai serta mendorong terbitnya buku yang kita nantikan ini.
Medan, 20 Agustus 1997 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Prof
dr. Sutomo Kasiman, SpPD, KKVNIP. 130 365 293
GARI'.GARI'
BE'AR
PROGRAM
PENGAIARAN
JUDUL
MAIA
KULIAH:
Etika Kedokteran dan Hukum KesehatanNOMOR
KODE/SKS
:EK.13V2
SKSDESKRIPSI
SINGKAT
;
Matakuliah
ini
membahas duabidang yaitu
etikakedokteran dan hukum
kesehatan,yang meliputi
pengertian etikakedokteran, bioetika, dan hukum kesehatan, lafal sumpah dokter, kode
etik
kedokteran Indonesia, Undang-undangRI
No. 23 Tahun
1992tentang Kesehatan, Undang-undang
RI
No. 29
Thhun 2004 tentangPraktik
Kedokteran, transaksi terapeutilqhak dan
kewajiban dokterserta'pasien, rekam medis, persetujuan tindakan medik, ruhasia jabatan
dan
pekerjaandokter, etika ldinis,
surat-surat keterangan dokter,malpraktik medik, reproduftsi manusia, eutanasia, transplantasi organ
dan
jaringan tubuh,
aspekhukum dan etik
kesehatan lingkungan,kesehatan kerja dan penyakit menular, penyembuhan tradisional dan
kedokteran modern,
hukum
danetik
rumah sakit, peraturan internalrumah sakit dan stafmedis, penanganan penderita gawat darurat, sanksi
pelanggaran etik kedokteran, etik penelitian kesehatan, dan penulisan
ilmiah kedokteran,/kesehatan
TUIUAN IN'TRUKJIONAL UMUM:
Setelah mengikuti proses belajar mengajar, mahasiswa./calon
dokter
akan dapat memahami, menghayati dan mengamalkan etika kedokteran dan hukum kesehatan sejakdini
dan dapat menjadikannya sebagai pedoman dalam menjalankan profesi kedokteran/kesehatan kelak di tengah masyarakat"METODE PENGATARAN:
Kuliah
Diskusi kasus
Membuat makalah
kelompok
denganjudul
yangdipilih
daributir-butir
lafalsumpafi dokter,
KODEKI,
dan sebagainya.Ujian tulisan:
a.
Ujian pilihan bergandab.
Analisis kasus dugaan malpraktikc.
Esai. 1. 2. J. 4.x
Darrnn
ln
Kata Pengantar
Edisi
1...,..,"".."."Kata Pengantar Edisi
4..:...
..""..'vii
Sambutan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Vtzrra...txGaris-Garis Besar Program
Pengajaran
'.,....,.'.,.,.,...xBab
1.
Pengertian Etika Kedokteran, Bioetika, dan
Hukum
Kesehatan..
,..."..."...,,.1(A[.
JusufHanaltah)
Bab2,LafalSumpahDokter...''''''.'..',.,...'...''
(X[.
JusufHanafah)
Bab
3.
Kode
Etika Kedokteran Indonesia
(KODEKD
...L3(X[.
Just{Hanafah)
Bab
4.
Undang-Undang RI
Nomor
23
Talwn
L992
Tentang
Kesehatan..
,.,.".,,.,...,.26(Ann'Antl
Bab
5,
Undang-Undang RI
Nomor
29
Tahun2004
Tentang
Praktik
Kedokteran
,....,".."..,...34(Ann'Antl
Bab
6.
tansaksi
Terapeutik.
(z4mn''4mt)
Bab
7.
Hak
danKewajiban Dokter dan
Pasien.
,.,.","..".,...,...47WL
JusrfHanafah)
Bab
8.
ImbalanJasa
Dokter...
....'...'.'.'57(M.
Just{Hanafah)
Bab
9.
Rekam
Medis"...
...;...,...,..'.,.,.,...,.62(Ann'Amir)
Bab
10. PersetujuanTindakan Medik(Info
rmed
Consent).""'.."....".".'..'.'..'.'.'..72('4mn'Amt)
Bab
11. RahasiaJabatandan
Pekerjaan Dokter,....,...r...,...,...'.'.'..."78(IVI.
JusufHanafah.)
Bab
l2.Etika
Klinis
.,""...".84(M.
Just{Hanafah)
Doftor lsi
Bab
13.Surat-Surat Keterangan
Dokter
...88(M.
JtuufHannfah)
Bab
14.Malpraktik
Medik...(M.
Jusr{Hanafah)
Bab
15.Reproduksi Manusia...
(M.
JrcufHanafa/)
Bab
16. Eutanasia...(Ann'Ami)
Bab lT. Transplantasi Organ danJaringan
Tirbuh...(M. JusufHanafah)
Bab
18.Aspek
Etik
danHukum
KesehatanLingkungan
...128(Ann'Anir\
Bab
19.Aspek
Etik
danHukum
KesehatanKerja...
...134(Ann'Anir)
Bab 20.
Aspek
Etik
danHukum
Penyakit
Menular
...140(Amn'Ami)
Bab 21.
Penyembuhan Tiadisional dan Kedokteran
Modern...,fn8(A[.
Ju:ufHanaftal)
Bab22.Etik
danHukum Rumah
Sakit...
...;...156(Ann'Anfi
Bab 23.
Peraturan Internal Rumah Sakit dan
StafMedis
(Hotspital
Bylaws danMedical Staff
Bylaws)
...161(Ann
Anir)
Bab24.
Penanganan PasienGawat
Darurat...
...168(M. JusufHanafah)
Bab25.
Sanksi PelanggaranEtika
Kedokteran...
...173(M. JusufHanafuh)
Bab 26.
Etika Penelitian
Kesehatan...r.
...183(M.
Just{Hanafa/)
Bab 27. Penulisan
IlmiahKedokteran/Kesehatan...
...196(M.
JusufHanafal)
Daftar
Pustaka...Contoh Soal-Soal
Ujian Etika
Kedokteran dan
Hukum
Kesehatan...21L
11.
12.
Doftor lsi
Daftar Lampiran:
1. The Hippocratic Oath
(B.C)2.
Nuremberg Code
(1947)...
....2263.
The World Medical Association: Declaration of Geneva
(19a8) ...2274.
International Code of Medical Ethics
(1949)
...2285.
World Medical Association
(WMA)
Declaration of
Helsinki...2306.
PeraturanPemerintah
No.
10Thhun
1966Tentang
Wajib Simpan
RahasiaKedokteran
...235'7.
Declaration of
Sydney,A
Statement of
Death...239B. Constitution of The
World
Health Organization
(1976)...2409.
Peraturan.Pemerintah RI
No.
18Tahun
1981Tentang Bedah Mayat Klinis
&
Bedah Mayat Anatomis
sertatansplantasi Alat
dan/ata-uJaringan Tubuh
Manusia...24I10.
PeraturanMenteri
KesehatanRI No.
554/Menkes/Per/XII/
1982Tentang Panitia Pertimbangan
&
Pembinaan
Etika
Kedokteran...
...250Lafal Sumpah
Dokter
...256Pernyataan
IDI
Tentang Rekam Medis,/Kesehatan
(Medical Record)(Lampiran SK PB
IDI
No. 315/PB/A.4/BB)
...25813.
PernyataanIDI
tentang Informend Consent
(LampiranSKBIDINo.3lg,zPB/A.4/88)...
...26014.
PeraturanMenteri
KesehatanRepublik Indonesia
No.749a/
Menkes/Per
/XIl
/
1989Tentang Rekam Medis,/
Medical
Record.'...
...'.'.'..26215. Peraturan Menteri
KesehatanRepublik Indonesia No.
585,2 Menkes,/Pe r/ IX/
19 89Tentang
PersetujuanTindakan
Medik... 2 66 PernyataanIkatan Dokter Indonesia Tentang
Mati...'...270Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1996
Tentang
TenagaKesehatan..
'.'.'..27618. Keputusan Menteri
KesehatanRI
No.
1334,zMenkes/SK/X/
2002Tentang Komisi Nasional Etik Penelitian
Kesehatan...'...28819. Peraturan Menteri
KesehatanRI
No.
l4l9/Menkes/Per/X'/
2005Tentang PenyelenggaraanPraktik Dokter
& Dokter
Gig: '...29I
20.
Surat-Surat Keterangan
Dokter...
...'...'.'...30221.
Contoh-ContohSuratPernyataanPasien//vili...'..
...30722.
Contoh
Surat Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP).'.'.'311Daftar
Singkatan..
...313Ketentuan
Hukum"""
""316
Indeks
...319t6.
FeNcrnflAN EnxE
KepoxrERANt
Bpenxn,
DAN
Huxultt
Kelgnarlx
Tujuon
lnrtrqhlionql
Khurut
1.
Menyebuthqn
definisietihq hedohterqn dqn bioetihs
sertotuiusnnys.
2.
Menyebuthsn
definisihuhum dqn huhum hesehston
lerts
tuiuqnnyo.
l.
MenjelqshEnpersomson
dsn
perbedoqn etihq don huhum.
4.
Menjeloshonciri-ciri peherioon don
etihs
profesi.5.
Mengurqihon perhembqngsn huhum herchoton di
lndonesis.fohoh
Bqhqrqn
1.
Etiho Kedohterqn
z.
Bioetihs
3.
Huhum hesehstsn
tub-Fohoh Bqhqrsn
1.
Pengertisn
etihs
hedohtersn don bioetiho
2.
Pengertiqn huhum don huhum hesehqton
3.
Penomoon dsn perbedoon etihq don huhum
4.
Ciri-ciri peherjssn don etihE
profesiEtiho Kedohteron don Huhum Kesehoton
Etihq Kedohterqn
Etik (Ethicl
berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti a-khlah adat kebiasaan,watah
perasaan, sikap, yang baik,yang
layak.Menurut
KamusUmum
BahasaIndonesia (Purwadarminta, 1953),
etika
adalahilmu
pengetahuan tentang azasakhlak. Sedangkan
menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesiadari
Departemen Pendidikan dan t<ebudayaan (1 98 8), etika'adalah:1.
Ilmu tentang apayang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajibanmoral
2.
Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak3.
Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakatMenurut
Kamus Kedokteran (Ramali dan Pamuncak,1987), etika adalahpenge-tahuan tentang perilaku yang benar dalam satu profesi.
Istilah etika dan
etik
sering dipertukarkan pemakaiannya dan tidak jelas per-bedaan antarakeduanya. Dalam buku ini, yang dimaksud dengan etika adalahilmu
yang mempelaja.ri azas
akhlah
sedangkanetik
adalah seperangkat asas atau nilaiyang berkaitan
denganakhlak seperti dalam Kode
Etik.
Istilah etis
biasanyadigunakan untuk menyatakan sesuatu sikap atau pandangan yang secara etis dapat
diterima (xhically acceptable) atau tidak dapat diterima (ahically unacceptable,
tidak
etis).Pekeq'aan profesi (proj?ssrb berarti pengakuan) merupakan pekerjaan yang me-merlukan pendidikan dan latihan tertentu, memiliki kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, seperti
ahli hukum (hakim,
pengacara), wartawan, dosen, dokter,dokter gigi, dan apoteker.
Pekeq'aan profesi umumnya
memilikii ciri-ciri
sebagai berikut.1.
Pendidikan sesuai standar nasional2.
Mengutamakan panggilan kemanusiaan3.
Berlandaskan etik profesi, mengikat seumur hidup.4.
Legal melalui perizinan5.
Belajar sepanjang hayat6.
Anggota bergabung dalam satu organisasi profesi.Dalam pekerjaan profesi
,*g"i
dihandalkanetik
profesi dalam memberikan pe-layanan kepada publik. Etik profesi merupakan seperangkat perilaku anggotapro-fesi dalam hubungannya dengan orang lain. Pengamalan etika membuat kelompok
menjadi baik dalam arti moral.
Ciri-ciri
etik profesi adalah sebagai berikut.1.
Berlaku untuk lingkungan profesi2.
Disusun oleh organisasi profesi bersangkutan3.
Mengandung kewajiban dan larangan4.
Menggugah sikap manusiawi.Profesi kedokteran merupakan profesi yang tertua dan dikenal sebagai profesi yang
mulia
karenaia
berhadapan denganhal
yang paling berharga dalamhidup
?41
I
Pengertian Etiho Kedohteron, Bioetiho, don Huhum KesehotonMenurut
Pasal 1butir
11 Undang UndangNomor 29
Tfiun
2004 tentangPraktik Kedokteran profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu pekeriaan
kedokteran atau kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu keilmuan,
kompetensi
yang diperoleh melalui
pendidikan berjenjangdan kode etik
yang bersifat melayani masyarakat.Hakikat profesi kedokteran adalah bisikan nurani dan panggilan
jiwa
(toili"g),untuk
mengabdikandiri
pada kemanusiaan berlandaskan moralitas yang kental.Prinsip prinsip kejujuran, keadilan, empati, keikhlasan, kepedulian kepada sesama
dalam rasa kemanusiaan, rasa kasih sayang (compasubn), dan
ikut
merasakanpen-deritaan orang
lain yang
kurang beruntung. Dengan demikian, seorang doktertidaklah boleh
egois melainkan harus mengutamakan kepentinganorang
lain,membantu mengobati orang
sakit
(ahrutsm). Seorangdokter harus memiliki
Intellectual Quotient (IQ), Enoh'onal Quottbnt (EQ), dan Spintual Quoh'ent (SQ) yang
'tKrtTt"J:THili"
",,0"
datam pendidikandokter
adalahuntuk
menjadikan calon dokter lebih manusiawi dengan memiliki kematangan intelektual dan emosi-onal. Para pendidik masa lalu melihat perlu tersedia berbagai pedoman agarang-gotanya dapat menjalankan profesinya dengan benar dan baik. Para pendidik di bidang kesehatan masa lalu
melihat
adanya peluang yang diharapkantidak
akanterjadi sehingga merasa
perlu
membuat rambu-rambu yang akan mengingatkanpara peserta
didik yang
dilepasdi
tengah-tengah masyarakat selalu mengingat pedoman yang membatasi mereka untuk berbuat yang tidak layak.Etik
profesi
kedokteran merupakan seperangkatperilaku para dokter
dandolter
gigi
dalam
hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, temansejawat
dan mitra
kerja. Rumusanperilaku para
anggota profesi disusun olehorganisasi profesi bersama-sama pemerintah menjadi suatu kode etik profesi yang
bersangkutan.
Tiap-tiap jenis
tenaga kesehatantelah memiliki Kode
Etiknya,namun Kode Etik tenaga kesehatan tersebut mengacu pada Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKD.
Bioetihq
Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan
ilmu
kedokteran membuatetika kedokteran
tidak
mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yangberkaitan dengan kehidupan.
Etika
kedokteran berbicara tentang bidang medisdan proGsi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga,
masyarakat dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak
3
dekade terakhirini
telah dikembangkan bioetika atau disebut juga etika biomedis.Bioetika berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan et/tos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika atau bioetika medis merupakan studi
interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh
perkembangandi
bidangbiologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa
kini
dan masamendatang (Bertens, 2001). Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi dan
hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bid4ng medis, seperti abortus, eutanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi buatan, dan rekayasa genetik,
Etiho Kedohteron don Huhum Kelehoton
membahas pula masalah kesehatan, faktor budayayang berperan dalam lingkup
kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan
kerja, demografi,
dan
sebagainya.Bioetika
memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.Masalah bioetika mulai
diteliti
pertama kali oleh Institutefor the Sndy of Sone$, Ethics and theLtfr
Salences, Hastrng Centen Neus Yorfr (Amerika Serikat ) pada tahun1969. Kini terdapat banyak lembaga di dunia yang menekuni penelitian dan diskusi mengenai berbagai isu etika biomedik.
-
Di
Indonesia,bioetika baru
berkembang sekitar satu dekadeterakhir
yangdipelopori oleh
Pusat PengembanganEtika
Universitas Atma Jaya Jakarta.Per-kembangan
ini
sangat menonjol setelah Universitas Gajah Mada Yogyakartayangmelaksanakan pertemuan Bioethics 2000 An Internatnna/ Exc/tange dan Pertemuan
Nasional
I
Bioetika danHumaniora
pada bulan Agustus 2000' Padawaktu
itu, Universitas Gajah Madajuga mendirikan CenterifbrBt'oethics and Medical Humanih'es.Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional
II
Bioetika dan Humaniora padatahun2002 di Bandung Pertemuan
III
pada tahun 2004 diJakarta, dan PertemuanIV
pada tahun 2006di
Surabaya serta telah terbentuknyaJaringan Bioetika danHumaniora
Kesehatan IndonesiaIBHKI)
padatahun 2002,
diharapkan studibioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas
di
seluruh Indonesia pada masa datang.Humaniora
atau hwnant'hes merupakanpemikiratt yu.tg berkaitan
denganmartabat dan kodrat manusia, seperti yang terdapat dalam sejarah, filsafat,'etika,
agam3, bahasa, dan sastra.
Huhum
Kerehotqn
,Definisi hukum
tidak
dapat memuaskan semua pihak karena banyak seginya,dandemikian luasnya sehingga sulit disatukan dalam satu rumusan.
Untuk
praktisnya,dalam
buku
ini
yang
dimaksud denganhukum
adalah peraturan perundangan, seperti yang terdapat dalamhukum
pidana, hukum perdata,hukum
tata negara,dan hukum administrasi negara.
Dalam lebih dari dua dekade terakhir terasa sekali disiplin hukum memasuki
wilayah kedokeran
atau bisajuga
dikatakan kalangan kesehatanmakin
akrabdengan bidang dan pengetahuan hukum.
Dua disiplin
tertuadi
duniaitu,
pada awalnya berkembang dalam wilayahnya masing-masing, yang satu dalam mengatasimasalah kesehatan yang timbul pada anggota masyarakat, yang satu lagi mengatur
tentang ketertiban dan ketentraman
hidup
bermasyarakat. Keduanya diperlukanuntuk
kesejahteraandan
kedamaian masyarakat.Dalam
perkembangan keduadisiplin ini untuk mencapai tujuan dimaksud, ternyatadisiplin yang satu diperlukan oleh disiplin lain dalam cabang ilmunya. Dalam proses penegakan hukum, peran
ilmu
dan bantuandokter
diperlukan oleh jajaran penegakhukum yang
dikenalsebagai
Ilmu
Kedokteran Forensik, yaitu cabangilmu
kedokteran yang sejak awalberkembangnya
telah
mendekatkandisiplin ilmu
kedokterandan ilmu
hukum. Sebaliknya, dalam perkembangan dan peningkatan upaya pemeliharaan dan pe-layanankesehatan diperlukan pula pengetahuan dan aturan hukum dan ini berada dalam cabang ilmu hukum yang kemudian hadir sebagai Hukum Kesehatan.gdl
I
Pengerlion Etiho Kedohteron, Bioetiho, don Huhum KesehotonPadawaktu ini, tidakmungkin lagi para dokter tidak mengetahui dan memahami
hukum kesehatan, apalagl setelah terbitnya Undang-undang Kesehatan (L992) dan
Undang-undang Praktik Kedokteran (2004),
yaitu
aturanhukum
atau ketentuanhukum yang mengatur tentang pelayanan kedokteran,&esehatan.
Hukum
kesehatan menurut Anggaran Dasar PerhimpunanHukum
KesehatanIndonesia (PERHUKD,
adalah semuaketentuan hukum yang
berhubunganlangsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapan hak dan ke-wajiban baik bagi perseorangan maupun segenap lapisan masyarakat, baik sebagai
penerima pelayanan kesehatan maupun sebagai
pihak
penyelenggara pelayanan kesehatandalam
segala aspek, orga.nisasi, sarana, pedoman standar pelayananmedih ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum, serta sumber-sumber hukum lain.
Hukum
Kedokteran merupakan bagian dariHukum
Kesehatan,yaitu
yangme-nyangkut pelayanan kedokteran (rnedtcat careheruic)
Hukum
kesehatan merupakan bidang hukum yang masih muda.Perkembang-annya
dimulaipadawakttt,
World Congress on Medtlcal Laztsdi
Belgia pada tahunL967 dan diteruskan secara
periodik untuk
beberapa lama.Di
{ndonesia, per-kembangan Hukum Kesehatan dimulai sejak terbentuknya Kelompok Studi untukHukum
KedokteranULIRS
Ciptomangunkusumodi
Jakarta padatahun
1982.Perhimpunan
untuk Hukum
Kedokteran Indonesia(PERHUKD, terbentuk
diJakafta pada
tahun
1983 dan berubah menjadi PerhimpunanHukum
KesehatanIndonesia
(PERHUKD
pada KongresI
PERHUKI
di Jakarta padatahun
1987.PERHUKI Wilayah
SumateraUtara
terbentuk pada tanggal 14April
1986di
VIedan.
Hukum
kesehatan mencakup komponen hukum bidang kesehatan yangber-singgungan satu dengan
yang lain, yaitu hukum
Kedokteran,/Kedokteran Gigi,Hukum
Keperawatan,Hukum
FarmasiKlinik, Hukum Rumah
Sakit, HukumKesehatan Masyarakat,
Hukum
Kesehatan Lingkungan, dan sebagainya (KonasPERHUKT, 1993)
Di
atas telah diuraikan pengertian etik dan hukum. Persamaan dan perbedaanantara keduanya adalah sebagai berikut.
Persamaan etik dan hukum
Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.
Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia.
Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar
tidak
saling me-rugikan.Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi.
Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota
senior.
Perbedaan etik dan hukum
1.
Etik berlaku untuk lingkungan profesi, hukum berlaku untuk umum.2.
Etik
disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hukum disusun olehbadan pemerintah.
3.
Etik tidak
seluruhnya terhrlis,hukum
tercantum secaraterinci
dalam kitabundang-undang dan lembaran/berita negara.
1.
2. 3.
4.
Etiho Kedohterqn don Huhum Kesehoton
4.
Sanksiterhadap
pelanggaranetik
berupa tuntunan,
sant<siterhadap
pe-langgaran hukum berupa tuntutan.5.
Pelanggaran etik diselesaikan oleh Majelis KehormatanDisiplin
KedokteranIndonesia
(MKDKD
yang dibentuk olehKonsil
Kedokteran Indonesia danatau
oleh
Majelis KeirormatanEtika
kedokteran(MKEK), yang
dibentukoleh
IkatanDokter
Indonesia(IDI),
pelanggaranhukum
diselesaikan olehPengadiJan.
6.
Penlelesaian pelanggaranetik tidak
selalu disertaibukti
fisik, penyelesaian.
pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik.Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa etik merupakan seperangkat perilaku
yang benar dan baik dalam suatu profesi.
Etika kedokeran
adalah pengetahuan tentang prilaku profesional para dokter dan dokter gigi dalam menjalankan pekerja-annya sebagaimana tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik masing-masing yang telah disusun oleh organisasi profesinya bersama-sama pemerintah.Hukum
merupakan peraturan perundang-undanganyang dibuat oleh
suatukekuasaan.
Hukum
kesehatan merupakan peraturan perundang-undangan yang menyangkut pelayanan kesehatan baik untuk penyelenggara maupun penerima pe-layanan kesehatan.Pelanggaran etika kedokteran
tidak
selalu berarti pelanggaran hukum, begitupula
sebaliknya pelanggaranhukum belum
tentu
berarti
pelanggaran etika kedokteran. Pelanggaran etika kedokteran diproses melaluiMKDKI
danMKEK
Laml
tuupln
Doxren
Tuiuqn
lnrtruhrionql Khurur
t.
Menjeloshon
prosespenyusunon LofolSumpoh Dohter
Indonesio.2.
Menyebuthon
don
menjeloshon.butir-butir
Lqfql Sumpoh Dohter.
3.
Mdnyebuthon persomoon
don perbedoon
isilqfol
Sumpoh Hippohrotes
dengon
Lofol Sumpoh Dohter
mosohini.
Pohoh
Bqhqrqn
l.
Sejoroh tersusunnyoLofol Sumpoh Dohter
lndonesio.2.
PP.No.26 Tohun
1960dqn
5K Menhes Rl. No.434lMenhes/SK/X/1983tub-Pohoh Bqhqrqn
l.
SejorohSumpoh Dohter.
2.
Lqfol Sumpoh Hippohrotes.
3.
Dehlorosi Jenewq l9zt8.4.
5K Menhes Rl.No.434/Menhes/5K/Xfl983
tentong Lofol Sumpqh Dohter
tndonesio beserto
penjelosonnyo.
Etiho Kedohteron don Huhum Kesehoton
Lafal Sumpah Dokter Indonesia sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tiahun
1960 yang disusul dengan SK Menkes
R.[ No. 434lMenkes/SK/X/L983
adalahberdasarkan Sumpah Hippokrates dan DeklarasiJenewa dari Ikatan Dokter Sedunia (World Medical,:Isnuation,I'I/MA
lg4E.Hippokrates
(460-377 S.M.) adalah seorangdokter bangsa Yunani yang berjasa mengangkat ilmu kedokteran sebagai ilmu yang
berdiri sendiri, terlepas dari pengaruh Syamanisme, yaitu anggapan bahwa penyakit
berasal
dari roh jahat, kutukan
dewa, pelanggaraan tabu, dan pengaruh mistiklainnya, menjadi pengetahuan berdasarkan ilmiah dengan body ofhnoaledge. Karena
itd, ia dianggap sebagai Bapak
Ilmu
Kedokeran. Kesadarannya yangtinggi
akanmoral profesi kedokteran dituangkannya dalam bentuk Sumpah Hippolsates, yang harus ditaati dan diamalkan oleh murid-muridny'a.
tumpqh Hippohrcter
Sumpah Hippokrates
jika
diterjemahkanke
dalam Bahasa Indonesia beibunyisebagai berikut.
"Saya bersumpah demi
Apollo
dewa penyembuh, dan Aesculapius, dan Hygeia,danPanacea, dan semuadewa-dewasebaga.i saksi,bahwasesuai dengankemampuan
dan
pikiran
saya, saya akan mematuhi janji-janji berikut ini.1.
Saya akan memperlakukanguru
yangtelah
mengajarkanilmu
ini
denganpenuh kasih sayang sebagaimana terhadap orang tua saya sendiri,
jika
perlu akan sayabagikan harta saya untuk dinikmati bersamanya.2.
Sayaakan memperlakukan anak-anaknya sebagai saudara kandung saya dansaya akan mengajarkan
ilmu
yangtelah
sayaperoleh dari
ayahnya, kalau mereka memang mau mempelajarinya, tanpa imbalan apapun.3.
Saya akan meneruskanilmu
pengetahuanini
kepada anak-anak saya sendiri,dan kepada anak-anak guru saya, dan kepada mereka yang telah mengikatkan
diri
denganjanji
dan sumpah untuk mengabdi kepada ilmu pengobatarr, dantidak kepada hal-hal yang lainnya.
4.
Saya akan mengikuti cara pengobatan yang menurut pengetahuan dan ke-mampuan saya akan membawa kebaikan bagi pasien, dan tidak akanmerugi-kan siapa pun.
5.
Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapa punmeski-pun diminta, atau menganjurkan kepada mereka untuk tujuan itu. Atas dasar
yang sama, saya tidak akan memberikan obat untuk menggugurkan
kandung-an.
6.
Saya ingin menempuh hidup yangsayabaktikan kepada ilmu saya ini dengantetap suci dan bersih.
7.
Sayatidak
akan melakukan pembedahan terhadap seseorang, walaupun iamenderiia penyakit batu, tetapi akan menyerahkannya kepada mereka yang berpengalaman dalam pekerjaan ini.
8.
Rumah siapa pun yang saya masuki, kedatangan sayaitu
saya tujukan untukkesembuhan yang sakit dan tanpa niat-niat
buruk
atau mencelakakan, dan lebihjauh
lagi tanpa niat berbuat cabul terhadap wanita ataupun pria, baik?al
2
LololSumpoh Dohter9.
Apapun yangsaya dengar atau lihat tentang kehidupan seseorang yang tidakpatut untuk disebarluaskan, tidak akan saya ungkapkan karena saya harus
me-rahasiakannya.
10.
Selama saya tetap mematuhi sumpah sayaini,
izinkanlah saya menikmatihidup
dalam mempraktikkanilmu
sayaini, dihormati
oleh semua orang, disepanjang
waktu! Akan
tetapi,jika
sampai saya mengkhianati sumpah ini, balikkanlah nasib saya.Dehlqrqsi
fenewq
Lafal Sumpah
Dokter
sesuai dengan DeklarasiJenewa (1948) yang disetujui olehGeneral Assembly World Medical Assocation
(WMA)
dan kemudiandi
amanderdi Sydney (1968) dalam Bahasa Indonesia, berbunyi sebagai berikut.
Pada saat diterima sebagai anggota profesi kedokteran, saya bersumpah bahwa:
1.
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;2.
Saya akan menghormati dan berterima kasih kepada guru-guru sayasebagai-mana layaknya;
3.
Saya akan menjalankan tugas saya sesuai denganhati nurani
dengan carayang terhormat;
4.
Kesehatan pasien senantiasa akan saya utamakan;5.
Saya akan merahasiakan sega.la rahasia yang saya ketahuipasien meninggal dunia;
6.
Sayaakan
memelihara dengan sekuat tenaga martabatdan tradisi
luhuriabatan kedokteran;
7.
Teman sejawat saya akan saya perlakukan sebagai saudara-saudara saya;8.
Dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien, saya tidak mengizinkan untuk terpengaruholeh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan,politik
kepartaian, atau kedudukan sosial;
9.
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;10.
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteransaya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;
11.
Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan bebas, denganmem-pertaruhkan kehormatan
diri
sayal'Lolcl
$umpqh
Dohter lndoneriq
Pada zaman Belanda
Lafal
SumpahDokter
di
Indonesia adalah berdasarkanReglement op de Dtenst de Volsgezondheid Staatsblad 1882
No. 97 pasal36
sebagaiberikut.
"Saya bersumpah,he4anji, bahwa saya akan melakukan pekeq'aan Ilmu Kedokteran, Ilmu Bedah dan Ilmu Kebidanan dengan pengetahuan dan tenaga saya yang sebaik-baiknya, menunrt peraturan yang telah ditetapkan undang-undang dan saya tidak akan memberi-tahukan kepada siapa punjuga segala sesuatu yang dipercayakan kepada saya dan segala sesuatu yang saya ketahui ketika melakukan pekeq'aan saya sebagai dokter, kecualijika di depan hakim. atau atas Undang-undang saya diharuskan memberikan keterangan yang tidak bertentangan dengan azas-azas rahasia jabatan. "
lo
Etiho Kedohteron dqn Huhum KesehotonSesuai dengan Deklarasi Jenewa (1948), Sumpah
Dokter
Internasional,diter-jemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Majelis Pertimbangan Kesehatan dan
Syara Departemen Kesehatan RI dan Panitia Dewan Guru Besar Fakultas
Kedokter-an Universitas Indonesia.
Lafal
sumpahini
diucapkan pertamakali
oleh lulusanFakultas Kedokteran
UI
pada tahun 1959. Lafal sumpah ini kemudian dikukuhkandengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1960. Lulusan pertama Fakultas
Ke-dokteran USU Medan sebanyak 6 orang telah mengucapkan sumpah dokter sesuai
dengan PP No. 26/1960 tersebut pada tanggal 25 Februari 1961.
- PadaMusyawarah Kerja Nasional Etika kedokteran ke-2 yang diselenggarakan
di -|akarta pada tanggal 14-16 Desember 1981
oleh
Departemen Kesehatan RI,telah
disepakati beberapa perubahandan
penyempurrutanlafal
sumpah doktersehubungan dengan berkembangnya bidang kesehatan masyarakat. Lafal sumpah
dokter terakhir diperbarui dengan SK Menkes R.L
434/Menkes/SK/X/
1983 danberbunyi sebagai berikut.
"Demi
Allah
saya bersumpah,/berjanji, bahwa:1.
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;2.
Sayaakan
memelihara dengan sekuat tenaga martabatdan tradisi
luhurjabalan kedokteran;
3.
Saya akan menjalankan tugas saya dengan caruyangterhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter;4.
Sayaakan
menjalankantugas
saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat;5.
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaansaya dan keilmuan saya sebagai dokter;
6.
Saya tidak akan mempergrnakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatuyang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam;
7.
Sayaakan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;8.
Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien;g.
Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruholeh
pertimbangan
keagamaan,kesukuan, perbedaan kelamin, politik
kepartaian, atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap
pasien;
10.
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataanterima kasih yang selayaknya;
11.
Saya akan memperlakukanteman
sejawat saya sebagaimana saya sendiriingin diperlakukan;
12.
Sayaakan menaati dan mengamalkan KodeEtik
Kedokteran Indonesia;13.
Sayaikrarkan
sumpahini
dengan sunggrh-sungguhdan
denganmem-pertaruhkan kehormatan
diri
saya.Sumpah dokter di Indonesia diucapkan pada suatu upacara di Fakultas Kedokteran
setelah Sarjana Kedokteran (S.Ked.) lulus ujian profesinya. Acara
ini dihadiri
olehpimpinan
fakultas, senat fakultas,pemuka
agarrra,para dokter baru
beserta€al
2
LalolSumpoh Dohtertersebut, bagi yang beragama Islam mengucapkan: Wallahi, Wabillahi, Wathallahi,
Demi Allah,
sbya bersumpah", bagi yang beragamaKatolik
mengucapkan juga"Demi
Allah
saya bersumpah",bagi yang
beragamaKristen
Protestan: "Sayaberjanji", bagi yang betagamaBudha: "Om Atah Parama Wisesa Om Shanti Shanti Shanti
Om"
dan bagi yang beragamaHindu: "Mai
Kasm Khanahanl' Setelah paradokter baru mengucapkan lafal sumpahnya, mereka menandatangani berita acara
sumpah dokter beserta saksi-saksi.
Yang
wajib
mengucapkanlafal
sumpahdokter
adalah semuadokter
warga negara Indonesiabaik lulusan pendidikan dalam negeri maupun luar
negeri.Mahasiswa asing yang belajar di Fakultas Kedokteran di Indonesia diharuskan juga mengucapkan
lafal
sumpahdokter
Indonesia.Dokter
asingyang
bertugas diIndonesia
tidak
harus diambil sumpahnya karena ia menjadi tanggung jawabin-stansi yang mempekerl'akannya, namun dokter asing tersebut harus tunduk pada Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKD.
Jika
Lafal
Sumpah Hippokrates dibandingkan denganLafal
Sumpah Dokter Indonesia,dapat dilihat bahwa Lafal
SumpahDokter
Indonesia mengandungintisari yang berakar dari Lafal Sumpah Hippokrates. Lafal Sumpah Hippokrates
itu
mengandungbutir-butir
yang berkaitan dengan larangan melakukan eutanasiaakti{
abortus provocatus,dan
melakukan pelecehan seksual. Juga mengandung kewajiban melakukan rujukanjika tidak mampu dan memelihara rahasia pekerjaandokter. Secara
lebih terinci Lafal
Sumpah Hippokrates mengandung perlakuanyang
selayaknya terhadap guru-guru beserta anak-anaknya, bahkanjika
perlumemberikan sebagian harta kepada gurunya, yang tentunya
di
saatgum
mem-butuhkannya.Butir-butir lain
dalam Sumpah Hippokratesjuga
terdapat dalam bentuk yangsedikit berbeda, namun prinsipnya sama. Hanya sesuai perkembangan
ilmu
ke-dokteran pada masa Hippokrates, pengobatan
ditujukan
padaindividu,
karenabelum
diketahuinya tentang penyakit menular dan belum berkembangnya ilmukesehatan masyarakat.Juga karena belum diketahuinya tentang fisiologi reproduksi
manusia,
butir
khusustentang
hidup insani
sejak saat pembuahantidak
ter-cantum.
Sumpah dokter adalah sumpah profesi kesehatan yang tertua
di
dunia. Sesuaidengan perkembangan
ilmu
kedokteran,/kesehatan,jenis
tenaga kesehatan punbertambah.
Kini
tenaga kesehatanterdiri dari dokter, dokter gigi,
sarjanake-perawatan, sarjana kesehatan masyarakat, apoteker,
bidan,
tenagag4i,tenaga
keterapian
fisik,
tenaga keteknisanmedik, dan
sebagainya.Lafal sumpaVjanji
tenaga-tenaga kesehatan selain dokter, umumnya mengacu kepada Lafal Sumpah
12 Etiho Kedohteron don Huhum Kesehqton
Lqfql
tumpqh/fqnii
Dohter Gigi
.(PP No.
33
Tqhun
1963)
Demi
Allah
saya bersumpah,/berjanji, bahwa:1.
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan,ter-utama dalam bidang kedokteran gigi.
2.
Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai martabat.
dan tradisi luhur jabatan kedokteran gigi.3.
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter gigi.4.
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokterang1g1 saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan.
5.
Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akanberikhtiar
dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsa-an, kesukukebangsa-an,politik
kepartaian, atau kedudukan sosial.6.
Saya ikrarkansumpaVjanji ini
dengan sungguh-sungguh dan dengan penuhKooe
Enx
KrooxrERAN
lr.roorueln
(KODEKI)
Tuiuqn lnrtruhrionql Khurut
t.
Menjeloihon
riwoyot tersusunnyo
KODEKI.2.
Menyebuthon 4 helompoh
hewojibon dohter.
3.
Menguroihon posol-posol
KODEKIdon penjelosonnyo mosing-mosing.
Pohoh
Bqhqrqn
l.
Kewojibon
umum dohter.
2.
Kewqjibon
terhodop
posien.3.
Kewqjibon.terhodop temqn sejowot
4.
Kewojibon
terhodop diri
sendiri.tub-Pohoh Bqhqrqn
l.
1. Mengomolhon sumpoh dohter.
2.
Pr:ofesionqlismedohter.
3.
Kebebosqndon hemqndirion
profesi4.
Hql-holyong tidoh
loyoh dilohuhqn dohter.
5.
Mengutqmqhon hepentingon
posiendon memperhotihqn
hepentingon mosyorohot.
6. Hoti-hotidengqn
penemuon
pengoboton boru.
7.
Prinsip dosqr:hebenqron.
8.
Peloyonon hesehqton poripurno.
9.
Kerjo
somodengqn
berbogoi
instqnsi.ll.
1. Melindungihidup mqhhluh
insqni.2.
Stondor peloyonon medih.
3.
Hqh
posienberhubungqn dengon heluqrgq
dqn lqin-loin.
4.
Kewojibon
memelihorq
rohqsiqjqboton dqn peherjqon dohter.
5.
Kewojibon
memberihon pertolongon
dorurot
lll.
1.
Sihqpterhodop temon sejowot.
2.
Tidqh mengombil olih
posiensejowot
tonpo
persetujuonnyo.
lV.
l.
Kewojibqn
dohter memelihoro hesehotonnyo.
2.
Mengihuti perhembongbn lpteh hedohteron.
Etiho Redohteron don Huhum Kesehoton
Sejak awal sejarah umat manusia, sudah dikenal hubungan kepercayaan antara dua
insan yaitu manusia penyembuh dan pasien. Dalam zamar' modern, hubungan
ini
disebut transaksi atau kontrak
terapetik
antara dokter dan pasien. Hubungan ini.dilakukan secara konfidensial, dalam suasana saling percaya mempercayai, dan
hormat menghormati.
Sejak terwujudnya praktik kedokteran, masyarakat mengetahui dan mengakui
adanya beberapa sifat mendasar
yang
melekat secaramutlak
padadiri
seorangdokter yang baik dan bijaksana, yaitu kemurnian niat, kesungguhan ke{a,
kerendah-an hati serta integritas ilmiah dan moral yang tidak diragukan.
Imhotep dari Mesir, Hippokrates dari Yunani, dan Galenus dari Roma,
mempa-kan beberapa pelopor kedokteran
kuno
yangtelah
meletakkan dasar-dasar dansendi-sendi awal terbinanya suatu tradisi kedokteran yang luhur dan mulia.
Tokoh-tokoh
ilmuwan kedokteran Internasional yangtampil
kemudian seperti Ibnu Sina(Avicena) dokter Islam dari Persi dan
lainlain,
menyusun dasar-dasar disiplin ke-dokteran tersebut atas suatu KodeEtik
Kedokteran internasional yang disesuaikandengan perkembangan zarrran.
Di
Indonesia, KodeEtik
Kedokteran sewajarnya berlandaskanetik dan
norma-normayang
mengatur hubunganantar
manusia,yang
asas-asasnya terdapat dalam falsafah Pancasila, sebagai landasanidiil
danUUD
1945
sebagai landasanstrukturil. Dengan maksud
untuk lebih
nyatamewujudkan kesungguhan dan keluhuran
ilmu
kedokteran, para dokter baik yangtergabung dalam perhimpunan profesi
Ikatan Dokter
Indonesia(IDI)
maupunsecara fungsional
terikat
dalam organisasi pelayanan, pendidikan, dan penelitian telah menerima Kode Etik Kedokteran Indonesia(KODEKI)
Ada
2 versiKODEKI,
yaitu yang sesuai dengan Surat Keputusan MenkesRI
No. 434,/Menkes/SKA/1983
dan yang sesuai dengan Surat Keputusan PBIDI.
No.22VPB/A-4/04/2002.
Keduanya serupa tetapi tidak sama dari segi substansialdan urutannya. Oleh karena salah satu
ciri
kode etik profesi adalah disusun olehorganisasi profesi bersangkutan, kita berpedoman pada
KODEKI
yang diputuskanPB
IDI
yangtelah menyesuaikanKODEKI
dengan situasi kondisiyangberkembang seiring dengan pesatnya kemajuanilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteranserta dinamika etika global yang ada.
KODEKI
tersebut berbunyi sebagai berikut.Kewqiibon Umum
Pasal 1
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah dokter Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar proGsi yang tertinggi.
Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Pasal 4
9al
3
Rode Etih Kedohteron lndonesio (KODEKI)Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh
per-serujuan pasien.
Pasal 6
Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat
PasalT
Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
PasalTa
Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis
yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya disertai rasa kasih
sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.
Pasal 7b
Seorang dokter harus bersikapjujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya,
dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien.
Pasal 7c
Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga
kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 7d
Setiap dokter harus senantiasa mengingat kewajiban melindungi hidup makluk insani. Pasal 8
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotifl preventi{ kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psikososial, serta
ber-usaha rnenjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.' Pasal 9
Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
Kewoiibqn Dohter Terhodcp Pqrien
Pasal 10
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan kete-rampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukdn suatu
pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien
kepada dokter yang mempunyai.keahlian dalam penyakit tersebut. Pasal 11
Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat ber-hubungan dengan keluarga dan penasihatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.
16 Etiho Kedohteron don Huhum Kesehdton
Pasal 12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala besuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. Pasal 13
Setiap dokterwajib melakukan pertolongan damrat sebagai suafu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
Kewqjibqn
Dohter
Terhqdqp
Temon
teiqwqt
Pasal 14
Setiap
doker
memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diper-lakukan.Pasal 15
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawatnya, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.
Kewqiibqn Dohter Terhcdop Diri
tendiri
Pasal 16Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik Pasal 17
Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekno-logi kedokteran/kesehatan.
Jika ditinjau
butir-butir KODEKI
tersebutdi
atas, dapat dikelompokkan sebagaiberikut.
A.
Kewajiban dan larangan
I.
Kewajiban-kewajiban dokter1.
Mengamalkan sumpah dokter2.
Melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi tertinggi3.
Kebebasan dan kemandirian proGsi4.
Memberi
surat keterangan dan pendapat sesudah memeriksa sendirikebenarannya
5.
Rasa kasih sayang Qonpassnr) dan penghormatan atas martabatma-nusia
6. Jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya
7.
Menghormati hak-hak
pasien,teman
sejawatdan
tenaga kesehatanlainnya.
8.
Melindungi hidup makhluk insani9.
Memperhatikan kepentingan masyarakat dan semua aspek pelayanankesehatan
10. Tulus ikhlas menerapkan ilmunya. Bila tidak mampu merujuknya
11.
Merahasiakan segala sesuatu tentang pasiennya12. Memberi pertolongan darurat
13. Memperlakukan sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan
14. Memelihara kesehatannya
9al
3
Rode Etih Kedohteron lndonesio (RODEKI)II.
LaranganJarangan1.
Memujidiri
2.
Perbuatan atau nasihat yang melemahkan daya tahan pasien.3.
Mengumumkan dan menerapkanteknik
atau pengobatanyang belum diuji kebenarannya4.
Mengambil alih pasien sejawat lain tanpa persetujuannya.5.
Melepaskan kebebasan dan kemandirian profesi karena pengaruhse-.
suafuB. Etik murni
dan etikolegal
I.
Pelanggaran Etik murni1.
Menarik imbalan jasa yang tidak wajar dari pasien atau menarik imbalan jasa dari sejawat dan keluarganya2.
Mengambil alih pasien tanpa persetujuan sejawatnya3.
Memuji diri
sendiri di depan pasien, keluarga atau masyarakat4.
Pelayanan kedokteran yangdiskriminatif
5.
Kolusi dengan perusahaan farmasi atau apotik6.
Tidak mengikuti pendidikan kedokteran berkesinambungan7. Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri
II.
Pelanggaran Etikolegal1.
Pelayanan kedokteran di bawah standar2.
Menerbitkan surat keterangan palsu3.
Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum4.
Melakukan tindakan medik tanpa indikasi5.
Pelecehan seksual6.
Membocorkan rahasia pasienPenielqrqn dqn
Pedomon
Pelqhtqnqqn
KODEKI
Profesi
dokter
sejak perintisannya telahterbukti
sebagai profesi yangluhur
danmulia dan ditunjukkan oleh 6 sifat dasar,
yaitu
sifat ketuhanan, kemurniaan niat, keluhuran budi, kerendahan hati, kesungguhan kerja, integritas ilmiah, dan sosial.Dalam mengamalkan profesinya, setiap dokter akan berhubungan dengan manusia yang sedang mengharapkan pertolongan dalam suatu hubungan kesepakatantera' peutik.
Agar
dalam hubungan tersebutke
enam sifat dasar dapattetap
terjaga, disusunKODEKI
yang merupakan kesepakatan dokter Indonesia bagi pedomanpelaksanaan profesi.
Penerimaan
dan
pengamalanKODEKI
hanya dapat dilakukanpara
dokterdengan baik
jika
para dokter memahami dan menghayatibutir-butir KODEKI itu
dan
masyarakatikut
berpartisipasidalam
pelaksanaannya. Godaan, termasukmateri
dapat menjuruskanpara dokter
melanggaretik
profesinya, bahkan relamelakukan
malpraktik
pidana.Berikut
ini
adalah penjelasan dan pedomanpe-laksanaan
KODEKI
pasal demi pasal.Pasal
1.
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter.Tentang sumpah dokter telah dibahas dalam Bab 2.
18 Etiho Kedohteron don Huhum Kesehotqn
Pasal
2.
Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuaidengan standar profesi yang teninggi.
Yang dimaksud dengan standar
profesi tertinggi
dalambutir ini,
ialah
bahwa seorangdokter
hendaklah memberi pelayanan kedokteran,/kesehatan sesuai ke-majuan iptek kedokteranmutalhir,
dilandasi etika kedokteran, hukum dan agama.Dalam pelayanan kedokteran /kesehatan itu, tentulah harus tersedia sarana yang
memadai
dan ditentukan pula mutu
pelayananitu
oleh
kemampuan pasien/keluarganya.
Namun, yang penting
diperhatikan adalah standar pelayanan ke-dokteran yang diberikan dan tanggungjawab dokter, bukan saja terhadap sesalna manusia, melainkan juga terhadap Thhan Yang Maha Esa. Pasien/keluarganya akanmenerima apapun
hasil
upaya penyembuhan seorangdokter,
asal saja doktertersebut telah dengan sungguh-sungguh berusaha sesuai dengan keahliannya.
Pe-layanan
di
bawah
standar atau kesalahan/kelaluan seorangdokter
dapat me-mengaruhi pendapat orang banyak terhadap seluruh korps dokter.Pasal
3.
Dalam melakukan peke{aan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh di-pengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan ke-mandirian profesi.a.
Semuabutir KODEKI
mengandung makna betapa luhurnya profesi dokter. Meskipun dalam menjalankan tugasnya dokter berhak memperoleh imbalan, narnun dalam halini
tidak boleh disamakan dengan usaha,/pelayanan jasayang lain. Profesi kedokteran lebih merupakan panggilan perikemanusiaan
dengan mendahulukan keselamatan
dan
kepentingan pasien,dan
tidakmengrrtamakan keuntungan pribadi. Karena itu, imbalan jasa yang diterima oleh dokter disebut
honorarium
(pemberian yang diterima dengan penuhkehormatan). Dalam pelayanan kedokteran
tidak
dikenaltarif
dokter yangtetap (fix), tetapi yang wajar sesuai kemampuan pasien./keluarganya.
Ter-masuk dalam keuntungan
pribadi
adalah menjualobatlsampel
ditempat praktik yang diterima cuma-cuma dari perusahaan farmasi, dan menjuruskanpasien
membeli
obat tertentu, karena dokter telah menerima
komisi,/imbalan dari perusahaan farmasi.Juga termasuk keuntungan pribadi adalah melakukan tindakan medik yang tidak diperlukan, menyrruh pasien berobat berulang atau dokter,berkunjung kerumah pasien berkali-kali tanpa indikasi
yang jelas, membuat iklan./promosi yang berlebihan, merujuk pasien ke
la-boratorium,/sejawat/baglan pelayanan dengan imbalan
tertentu
(komisi),menjual nama dalam
arti tidak
pernah langsung melayani pasien, tetapidilayani orang lain yang tidak kompeten, mengekploitasi dokter lain dengan
pembagian persentasi imbalan jasa
tidak adil,
merujuk pasienke
sejawatkelompoknya, walaupun dekat
tempat praktiknya
ada sejawatlain
yangmemiliki keahlian yang diperlukan.
b.
Secara sendiri atau bersama-sama menerapkan pengetahuan danketeram-pilan kedokteran dalam segala bentuk tanpa kebebasan profesi.
Yang dimaksud dengan
tidak
ada atau tanpa kebebasan profesi disiniialah dokter yang melibatkan dirinya dengan usaha apotik atau farmasi,