• Tidak ada hasil yang ditemukan

Liturgi Untuk Para Pelayan Ibadah. TATA IBADAH Dalam Rangka HUT GKI Ke-29 Minggu, 27 Agustus 2017 GKI BERKARYA DALAM KEBERAGAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Liturgi Untuk Para Pelayan Ibadah. TATA IBADAH Dalam Rangka HUT GKI Ke-29 Minggu, 27 Agustus 2017 GKI BERKARYA DALAM KEBERAGAMAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Liturgi Untuk Para Pelayan Ibadah

TATA IBADAH

Dalam Rangka HUT GKI Ke-29

Minggu, 27 Agustus 2017

GKI BERKARYA

DALAM KEBERAGAMAN

(2)

1

GKI Berkarya dalam Keberagaman

LITURGI HUT GKI KE-29  27 AGUSTUS 2017

PANDUAN

1. Mencetak Lembar Liturgi. Dalam liturgi khusus ini ada beberapa bacaan

dan nyanyian bertanggapan, juga teks Konfesi GKI 2014. Itu sebabnya lembar liturgi perlu dicetak/diperbanyak untuk seluruh umat. Penayangan bacaan bertanggapan secara sepenggal-sepenggal di layar proyektor akan menyulitkan umat menghayati makna syair secara keseluruhan, karena tidak dapat membaca syair secara utuh. Ada dua versi liturgi tercetak:

Liturgi untuk Para Pelayan Ibadah (yang Anda baca ini). Perbanyaklah

liturgi ini hanya untuk dibagikan kepada para Pelayan Liturgi (Pendeta, Penatua, Pemusik, Operator multimedia, dan petugas lainnya).

Liturgi Umat (yang disertakan secara terpisah). Liturgi inilah yang

perlu diperbanyak untuk umat. Isinya lebih singkat karena tidak memuat instruksi atau keterangan (rubrik).

2. Melibatkan Anak-anak. HUT GKI kali ini menekankan soal kebe-ragaman.

Kita beragam bukan hanya dalam hal budaya dan latar belakang, namun juga dalam hal usia. Keberagaman usia kerap kurang tercermin dalam Kebaktian Umum, karena anak dan remaja beribadah di tempat lain, padahal mereka adalah bagian penting dari umat; masa depan GKI. Pada kesempatan ini, libatkanlah anak-anak untuk beribadah bersama di Kebaktian Umum (hanya dalam ritus pembuka). Anak akan dilibatkan untuk menyanyi bersama umat, berdialog singkat dengan Pendeta, lalu setelah Pendeta memimpin doa bagi mereka, mereka akan keluar beriringan menuju kelas Sekolah Minggu bersama para guru. Untuk kebaktian dimana anak tidak terlibat (misalnya kebaktian sore hari), abaikan bagian ini.

(3)

Pendeta mengajak anak-anak berdialog singkat (sekitar 1-2 menit) seputar makna gereja setelah nyanyian “Aku Gereja, Kau Pun Gereja.” Gunakan bahasa anak. Berikut contoh/saran materi dialog. Pendeta dapat memakai cara-cara kreatif lain bila perlu.

 Tanyakan: Hari ini, kita semua merayakan sebuah “hari ulang tahun.” Hari ulang tahun siapa? (Jelaskan bahwa hari ini adalah HUT GKI ke-29).

 (Tayangkan logo GKI di layar multimedia atau selembar kertas besar). Tanyakan: gambar apa yang ada di logo itu? (perahu dan salib). Jelaskan bahwa kita sebagai anggota gereja seperti sekelompok orang yang sedang naik perahu. Di dalam perahu ada banyak penumpang yang beraneka ragam. Walaupun berbeda-beda, mereka menuju ke tempat yang sama, maka para penumpang harus kompak bekerjasama, apalagi jika perahu sedang menempuh badai. Penumpang harus menuruti apa perintah sang nakhoda. Jelaskan bahwa “perahu” gereja dipimpin oleh Kristus sebagai Nahkoda. Sesudah dialog, Pendeta memimpin doa singkat di depan umat, untuk mengantar anak-anak menerima Firman Tuhan. Setelah itu para guru Sekolah Minggu memimpin anak-anak berbaris keluar secara beriringan menuju ke kelasnya. Prosesi keluar dilakukan dari altar menuju ke pintu masuk utama.

3. Paduan Suara/Pemusik. Pada lagu “Gereja Bagai Bahtera”, ada satu bait syair yang dinyanyikan secara a capella (tanpa musik), karena syairnya berisi kritik bagi gereja. Upayakan Paduan Suara menyanyikan dalam harmoni (SATB). Partitur dapat dilihat di buku NKB edisi Harmoni. Kami sertakan juga partitur lagu ini dalam edisi akor bagi pemusik. Pakailah akor-akor ini untuk memunculkan nuansa unik lagu ini.

(4)

3

Liturgi Untuk Para Pelayan Ibadah

GKI Berkarya Dalam Keberagaman

LITURGI HUT GKI KE-29  27 AGUSTUS 2017

Berhimpun

Warta Lisan

Penatua menyampaikan warta lisan lalu mengajak umat untuk berdiri

Panggilan Beribadah

Berdiri

Penatua Dari beragam suku bangsa, kita berhimpun sebagai umat; dengan beragam bahasa, budaya, dan pengalaman yang membentuk kita menjadi seperti kita ada sekarang.

Umat Walau berbeda-beda, kita ini satu!

Penatua Dari beragam usia dan kemampuan,

kami berhimpun sebagai umat;

dengan beragam peran dan cara berdandan, dengan beragam lagu yang kita nyanyikan. Umat Walau berbeda-beda, kita ini satu!

Penatua Dari beragam harapan dan impian, kita berhimpun sebagai umat;

dengan beragam minat, bakat, dan tipe kepribadian, dengan berbagai panggilan dan pelayanan.

(5)

Penatua Di dalam Kristus kita berhimpun,

agar persatuan kita semakin dalam dan nyata. Mari kita bersama menghadap Tuhan,

sebab dari keberagaman, kita telah dipersatukan. Umat Dengan sehati kita datang menghadap Tuhan!

Prosesi

Berdiri

Pendeta, Penatua, dan pelayan liturgi beriringan masuk ke ruang ibadah, sementara umat menyanyikan “Batu Penjuru Gereja”

BATU PENJURU G’REJA KJ 252: “The Church’s One Foundation”

Samuel J. Stone (1866)/Samuel S. Wesley (1864) Yamuger Batu penjuru G’reja dan Dasar yang esa, yaitu Yesus Kristus, Pendiri umatNya. Dengan kurban darahNya Gereja ditebus; baptisan dan firmanNya membuatNya kudus. Terpanggil dari bangsa seluruh dunia,

manunggallah Gereja ber-Tuhan Yang Esa. Aneka kurnianya, esa baptisannya,
 esa perjamuannya, esa harapannya. Gereja takkan punah selama-lamanya, dibimbing tangan Tuhan, dibela kasihNya. Ditantang pengkhianat dan banyak musuhnya, bertahanlah jemaat dan jaya mulia.

Di dalam pencobaan dan perjuangannya dinantikannya zaman sejahtera baka. Di mata tercerminkan Gereja yang menang mencapai perhentian sentosa cemerlang.

(6)

5

Votum dan Salam

Liturgos Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi!

Umat ( menyanyikan KJ478c )

Amin, Amin, Amin

Liturgos Tuhan besertamu!

Umat Dan besertamu juga!

Kata Pembuka

Duduk

Liturgos menyampaikan tema ibadah dalam kaitannya dengan HUT GKI ke-29 dan Pertukaran Pelayan Firman. Jika Pendeta belum dikenal oleh umat, secara singkat Liturgos dapat memperkenalkan Pendeta dan jemaat basis pelayanannya. Kemudian Liturgos mengajak umat untuk merenungkan metafora gereja sebagai meja bundar melalui pembacaan bertanggapan di bawah ini.

Liturgos Gereja bagaikan meja yang bundar, tak bersisi.

Umat Kita semua duduk melingkar, dalam ikatan kasih.

Liturgos Tiada yang diutamakan, tiada yang dikesampingkan.

Umat Disana mereka yang berbeda-beda dipersatukan.

Liturgos Gereja bagaikan meja bundar, yang ditaruh di ruang terbuka.

Umat Siapapun boleh datang, tanpa menunggu diundang.

Liturgos Di meja itu kita berbagi, makan dan minum bersama.

Umat Disitu sirna pembedaan antara “mereka” dan “kami.”

Liturgos Gereja bagaikan meja, sebuah meja perjamuan;

Umat dipakai untuk merayakan pemulihan,

dari segala rasa tersisihkan.

Liturgos Disitu Kristus hadir melayani umatNya

Umat dengan merendah, dengan handuk dipinggangNya,

(7)

Liturgos Gereja bagaikan meja, dimana tiap orang dihormati.

Umat Karena setiap kita adalah citra Allah, yang setara dan saling terkoneksi.

Liturgos Perpecahan, perseteruan, dan keangkuhan telah membuat meja itu tak lagi bundar, namun bersisi.

Umat Ya Tuhan, pulihkanlah gerejaMu.

Jadikan kami meja yang bundar sempurna, tanpa sudut dan sisi!

*Sumber: “The Church is Like a Table” (Fred Kaan)

“Aku Gereja, Kau Pun Gereja”

Liturgos memanggil anak-anak maju ke muka untuk menyanyikan lagu “Aku Gereja, Kamu Gereja” bersama dengan umat. Sebelum nyanyian berakhir, Pendeta menempatkan diri di antara anak-anak.

AKU GEREJA, KAU PUN GEREJA KJ 257: “We Are the Church”

Donald Stuart Marsh/Richard K. Avery, terj. A.Simanjuntak (1978) Yamuger

Anak-anak Aku Gereja, kau pun Gereja,

kita sama-sama Gereja

Umat dan pengikut Yesus di seluruh dunia,

kita sama-sama Gereja.

Anak-anak Gereja bukanlah gedungnya,

dan bukan pula menaranya;

Bukalah pintunya, lihat di dalamnya, Gereja adalah orangnya.

Umat Aku Gereja, kau pun Gereja,

kita sama-sama Gereja,

Anak-anak dan pengikut Yesus di seluruh dunia,

(8)

7

Umat Berbagai macam manusia,

terdiri dari bangsa-bangsa,


lain bahasanya dan warna kulitnya, tempatnya pun berbeda juga.

Anak-anak Aku Gereja, kau pun Gereja,

kita sama-sama Gereja

Umat dan pengikut Yesus di seluruh dunia,

kita sama-sama Gereja.

Anak-anak Di waktu hari Pentakosta,

Roh Kudus turunlah ke dunia;

Umat G’reja disuruhNya membawa berita

kepada umat manusia.

Bersama Aku Gereja, kau pun Gereja,

kita sama-sama Gereja

dan pengikut Yesus di seluruh dunia, kita sama-sama Gereja.

Pendeta mengajak anak-anak bercakap-cakap singkat seputar makna gereja (lihat bahan percakapan di bagian Panduan), kemudian memimpin doa persiapan bagi anak-anak. Setelah itu para guru memimpin anak-anak beriringan keluar menuju kelas masing-masing, sementara umat menyanyikan “Aku Gereja, Kau pun Gereja”

Umat Aku Gereja, kau pun Gereja,

kita sama-sama Gereja,

dan pengikut Yesus di seluruh dunia, kita sama-sama Gereja.

Berbagai macam manusia, terdiri dari bangsa-bangsa,


lain bahasanya dan warna kulitnya, tempatnya pun berbeda juga. Aku Gereja, kau pun Gereja, kita sama-sama Gereja,

dan pengikut Yesus di seluruh dunia, kita sama-sama Gereja.

(9)

Doa Pengakuan Dosa

Liturgos memimpin umat masuk dalam keheningan lalu memimpin doa pengakuan dosa. Umat merespon dengan menyanyikan “Dalam Dunia Penuh Kerusuhan”

DALAM DUNIA PENUH KERUSUHAN KJ 260 – H.A. Pandopo (1980) Yamuger

Dalam dunia penuh kerusuhan, ditengah kemelut permusuhan datanglah KerajaanMu.

Di Gereja yang harus bersatu, agar nyata manusia baru, datanglah KerajaanMu!


Datanglah, datanglah, datanglah KerajaanMu! Memerangi gelap kemiskinan,

menyinarkan terang keadilan datanglah KerajaanMu.

Di lautan, di gunung, di ladang


dan di badai, di pasar, di jalan: datanglah KerajaanMu! Datanglah, datanglah, datanglah KerajaanMu!

(interlude musik) Berdiri

Dalam hati dan mulut dan tangan dengan kasih, dengan kebenaran datanglah KerajaanMu;

kar’na Kaulah empunya semua,

demi Kristus umatMu berdoa: datanglah KerajaanMu!
 Datanglah, datanglah, datanglah KerajaanMu!

Berita Anugerah

Liturgos (membacakan Galatia 3:26-28)

Kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.

(10)

9

telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.

Demikianlah Berita Anugerah dari Tuhan.

Umat Syukur kepada Allah!

Salam Damai

Liturgos Damai Kristus bagimu.

Umat Damai Kristus bagimu juga!

Umat bersalaman sambil mengucapkan ‘Damai Kristus besertamu.’

Nyanyian Syukur

Gereja Bagai Bahtera

NB 111 – “Ein Schiff das man Gemeinde nennt”

Martin G.Schneidere (1963) – terj. Yamuger (1988) BPMS GKI

Umat Gereja bagai bahtera di laut yang seram

mengarahkan haluannya ke pantai seberang. Mengamuklah samudera dan badai menderu; gelombang zaman menghempas,

yang sulit ditempuh.

Penumpang pun bertanyalah selagi berjerih: Betapa jauh, dimanakah labuhan abadi?

[Refrein] Tuhan, tolonglah! Tuhan, tolonglah!

Tanpa Dikau semua binasa kelak. Ya Tuhan tolonglah!

Laki-laki Gereja bagai bahtera pun suka berhenti,

(11)

Perempuan dan hanya masa jayanya selalu dikenang,

tak ingat akan dunia yang hampir tenggelam!

Laki-laki Gereja yang tak bertekun di dalam tugasnya,

tentunya oleh Tuhan pun tak diberi berkah.

Umat [refrein]

Perempuan Gereja bagai bahtera diatur awaknya, Laki-laki setiap orang bekerja menurut tugasnya. Umat Semua satu padulah, setia bertekun,

demi tujuan tunggalnya yang harus ditempuh.

Perempuan Roh Allah yang menyatukan,

membina, membentuk

Laki-laki di dalam kasih dan iman dan harap yang teguh. Umat [refrein]

Solis/Koor Gereja bagai bahtera muatannya penuh, (a capella) beraneka manusia yang suka mengeluh,

yang hanya ikut maunya, mengritik dan sok tahu sehingga bandar tujuan menjadi makin jauh.

Umat Tetapi bila umatNya sedia mendengar,

tentulah Tuhan memberi petunjuk yang benar.

[refrein; dengan iringan musik]

Umat Gereja bagai bahtera di laut yang seram,

mengarahkan haluannya ke pantai seberang. Hai 'kau yang takut dan resah, 'kau tak sendirian; teman sejalan banyaklah dan Tuhan di depan! Bersama-sama majulah, bertahan berteguh; tujuan akhir adalah labuhan Tuhanmu!

Firman

(12)

11

Bacaan Pertama

Lektor 1 (membacakan Yesaya 51:1-6 )

Demikianlah Firman Tuhan!

Umat Syukur kepada Allah!

Mazmur 138

Untung Ongkowidjaja  BPMS GKI

Refrein

_____ _____ ____ ____ ____ 6< 6< 7< 1 6< 7< | 1 1 7< ( ) 6< 7< . | 7< 7< 1

A - ku hen – dak me- na - ik - kan syu – kur, ba – gi – Mu

_____ _____ _____ ____ ____ 2 7< 1 | 2 2 1 7< 6< . | 3 6 5 3 1 2 |

Tu- han de - ngan se- g’nap ha – ti di ha– dap-an pa - ra

_____ _____ ____ ____ ____ ____ 3 3 6 5 3 . | 2 2 3 1 7< 1 | 2 2 7<( ) 5<

a - llah yang la – in, ‘ku kan ber-maz-mur ba-gi- Mu, Tu –

6< . . . |

han.

Cantor Aku akan sujud menghadap Bait kudus, dan memuji Tuhan, agunglah namaMu. Kar'na kasihMu, juga kar'na setiaMu. Kar'na janjiMu melebihi semesta.

(Umat menyanyikan Refrein)

Cantor Pada hari aku berseru kepadaMu, 'ku yakin Engkau 'kan menjawab aku. Bahkan Kau tambahkan kekuatan baru. Ya, kekuatan baru dalam jiwaku.

(13)

Cantor Raja-raja bumi pun bersyukur padaMu, kar'na mendengar janji dari mulutMu. Dinyanyikannya tentang jalan-jalanMu kar'na besar kemuliaanMu, Tuhan.

(Umat menyanyikan Refrein)

Cantor Walau Tuhan itu sungguh tinggi mulia, namun Ia tetap mau melihat yang hina. Tapi kepada orang-orang yang sombong Allah mengenal hanya dari jauh.

(Umat menyanyikan Refrein)

Cantor Saat 'ku berada di dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku tetap. Dari musuhku 'Kau bebaskan diriku. Tangan kananMu menyelamatkan aku.

(Umat menyanyikan Refrein)

Cantor Tuhan akan menyelesaikannya bagiku.

Kasih setiaMu untuk s'lama-lamanya. Janganlah Tuhan, Kau tinggalkan karyaMu. Jangan tinggalkan perbuatan tanganMu.

(Umat menyanyikan Refrein)

Bacaan Kedua

Lektor 2 (membacakan Roma 12:1-8)

Demikianlah Firman Tuhan!

Umat Syukur kepada Allah!

Bacaan Injil

Berdiri

Pendeta Dengarkanlah Injil Tuhan kita, Yesus Kristus, menurut Matius 16:13-20

(14)

13 Pendeta (membacakan Matius 16:13-20 )

Inilah Injil Tuhan kita Yesus Kristus!

Umat Terpujilah Kristus Tuhan kita!

____ ____ ____ 1 1 | 3 3 0 3 3 | 5 5 . 5 5 |

Ha – le - lu ya! Ha –le - lu – ya! Ha – le -

____ 6 ( . 5 ) 4 | 3 . . |

lu - ya!

Khotbah

Duduk

Doa Refleksi Setelah Kotbah

Pemusik (organis/pianis) berkenan memainkan ulang lagu BATU PENJURU G’REJA (KJ 252) dengan tempo yang sangat lambat untuk mengiringi doa refleksi setelah kotbah.

Pengakuan Iman

Berdiri

Penatua Pada hari perayaan ulang tahun

penyatuan GKI yang ke-29 ini, marilah bersama kita ikrarkan Konfesi Gereja Kristen Indonesia 2014, yang berbunyi demikian…

Umat Dalam persekutuan kasih yang akrab

serta anugerah penciptaan, pemeliharaan, penyelamatan, dan pembaruan oleh Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, kami sebagai Gereja Kristen Indonesia

hidup dan berkarya di tengah kekayaan dan kepelbagaian warisan sejarah, budaya, dan lingkungan alam Indonesia. Kami percaya kepada Allah,

yang dipanggil Bapa oleh Yesus Kristus, yang di dalam kasih dan kuasa-Nya menciptakan semesta alam,

yang memelihara dan mengelola dengan baik lingkungan alam, seperti pemilik taman,

(15)

yang merawat dan menjaga anak-anak-Nya, seperti ibu atau bapa,

yang mengundang dan memanggil kami untuk berperanserta

dalam pekerjaan-pekerjaan-Nya yang baik. Kami percaya kepada Yesus Kristus

Anak Allah yang dikandung oleh Roh Kudus dan dilahirkan dari rahim perawan Maria, yang diutus untuk menegakkan Kerajaan Allah bagi seluruh ciptaan,

yang mengampuni orang berdosa serta memanggilnya bertobat,

mengasihi semua orang tanpa diskriminasi, menegakkan keadilan dan perdamaian tanpa kekerasan,

memberkati setiap pribadi, keluarga, dan anak-anak,

memberdayakan orang miskin, memulihkan orang sakit, membebaskan orang tertindas,

menjadi sahabat bagi orang yang diasingkan, yang menyelamatkan dunia

dengan menempuh jalan penderitaan hingga mati di kayu salib dan pada hari yang ketiga dibangkitkan dari kematian, agar kami bebas dari kuasa dosa dan maut, menyatakan kasih yang melenyapkan ketakutan dan melampaui kejahatan, serta beroleh kebangkitan

dan hidup yang abadi,

yang naik ke surga, agar kami memberitakan Injil-Nya kepada segala makhluk,

yang akan datang kembali untuk menghakimi dan membarui segala sesuatu,

(16)

15

agar kami mampu merayakan kehidupan dan menyambut kematian di dunia ini dalam iman, pengharapan dan kasih. Kami percaya kepada Roh Kudus,

Sumber kehidupan yang menolong kami

untuk mengaku percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan untuk menghidupi firman Allah,

Sumber karunia yang menghimpun kami sebagai satu Gereja yang kudus, am, dan rasuli, Sumber kekuatan yang melibatkan kami dalam misi Kerajaan Allah.

Kemuliaan bagi Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang tidak pernah memisahkan kami dari kasih-Nya sekarang dan selama-lamanya. Amin.

Doa Syafaat

Duduk

Beberapa pokok doa syafaat singkat dipanjatkan. Di akhir setiap pokok doa, umat merespon dengan ”Dengarkanlah doa kami”

Pendeta [berdoa untuk bangsa dan negara Indonesia]

Tuhan, dalam kemurahanMu kami mohon …

Umat Dengarkanlah doa kami!

Pendeta [berdoa untuk penyatuan GKI]

Tuhan, dalam kemurahanMu kami mohon …

Umat Dengarkanlah doa kami!

Pendeta [berdoa untuk pergumulan jemaat setempat]

Tuhan, dalam kemurahanMu kami mohon …

Umat Dengarkanlah doa kami!

Doa syafaat diakhiri dengan bersama-sama mengucapkan atau menyanyikan ”Doa Bapa Kami”

(17)
(18)

17

Pengucapan Syukur

Nas Pengantar

Penatua “Betapa disenangi tempat kediaman-Mu,

ya TUHAN semesta alam!

Berbahagialah orang- orang yang diam di rumah-Mu, yang terus menerus memuji-muji Engkau.

Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan;

Ia tidak menahan kebaikan

dari orang yang hidup tidak bercela” (Mzm 84:2,5,12)

Kolekte

Mari Puji Raja Sorga

KJ 288 – “Praise, My Soul, the King of Heaven” (berdasarkan Mazmur 103) Henry Francis Lyte (1834)/John Goss (1869) – terj. Yamuger (1982) Yamuger

Mari, puji Raja sorga, persembahan bawalah! DitebusNya jiwa-raga, maka puji namaNya! Puji Dia, puji Dia, puji Raja semesta!

Puji Yang kekal rahmatNya bagi umat dalam aib, dulu, kini, selamanya panjang sabar, mahabaik. Puji Dia, puji Dia, yang setiaNya ajaib!

Bagai Bapa yang penyayang, siapa kita Ia tahu; tangan kasihNya menatang di tengah bahaya maut. Puji Dia, puji Dia, kasihNya seluas laut!

Kita bagai bunga saja, layu habis musimnya, tapi keadaan Raja tak berubah, tak lemah.
 Puji Dia, puji Dia, yang kekal kuasaNya!

(19)

Sujudlah, hai bala sorga, abdi Allah terdekat;

turut, bintang, bulan, surya, tiap waktu dan tempat. Puji Dia, puji Dia, Sumber kasih dan berkat!

Doa Persembahan

Berdiri

Pengutusan

Nyanyian Pengutusan

BERDERAPLAH SATU

NKB 230 - H.Abdi Widhyadi (1991)  BPMS GKI Berderaplah satu, pertegap langkahmu!

Junjunglah panggilanNya, perjuangkan kasihNya! Bergandengan erat, rintanganmu berat,


‘tuk masyhurkan berita perdamaian kekal. Kristus adalah Kepala G’rejaNya,

RohNya pun tetap membimbing umatNya. Berbarislah utuh, bersatulah teguh,
 hai seluruh Gereja Kristen Indonesia! Majulah serentak dengan langkah tegap, dan berdoa, berkarya dalam hidup semesta! Dengan iman teguh, kerahkan dayamu, kebenaran wujudkan demi sesamamu! Kristus adalah Kepala G’rejaNya,

RohNya pun tetap membimbing umatNya. Berbarislah utuh, bersatulah teguh,
 hai seluruh Gereja Kristen Indonesia!

(20)

19

Pengutusan dan Berkat

Pendeta Arahkanlah hatimu kepada Tuhan!

Umat Kami mengarahkan hati kepada Tuhan.

Pendeta Jadilah saksi Kristus!

Umat Syukur kepada Allah!

Pendeta Terpujilah Tuhan!

Umat Kini dan selamanya.

Pendeta (menyampaikan berkat)

Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya

dan memberi engkau kasih karunia;

Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

Umat (menyambut dengan nyanyian NKB 225 ”Haleluya, Amin”) Haleluya, haleluya, haleluya, haleluya, haleluya! Amin, amin, amin!

Referensi

Dokumen terkait

Dalam misa yang diselenggarakan, gereja memiliki tata cara ibadah dengan berbagai posisi seperti posisi berdiri dilakukan pada saat umat menyanyikan lagu, posisi duduk

Spesimen 1 gagal dihari ke-9 pengujian, sedangkan spesimen 2 gagal dihari ke-3 pengujian, sehingga dapat disimpulkan larutan Mattsson (spesimen 2) lebih reaktif

Berhubungan dengan kepuasan pengguna, identifikasi dan pengukuran kebutuhan informasi dalam rangka memenuhi kepuasan pengguna menjadi hal yang penting dan esensial bagi

Fungsi tujuan ini digunakan apabila variabel deviasi dalam suatu masalah tidak dibedakan menurut prioritas atau bobot. Fungsi tujuan ini digunakan apabila urutan dari

Hal ini disebabkan oleh batuan pembawa (host rock) mineral emas berada di Sungai Latuppa yang memiliki arus yang cukup deras. Jika ini berlangsung dalam waktu yang lama maka

Penambahan sekam padi 50% pada tanah bekas tambang semen menghasilkan C organik dan N total tertinggi, P dan K tersedia tinggi dan berat isi terendah serta

Pendekatan ini dipilih karena peneliti hendak menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi

Bapak Ali Shodiqin SPd.I selaku Kepala Sekolah SMK Assa’idiyyah yang telah membimbing dan memberikan pengarahannya dan juga semua staff guru yang telah memberikan