• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Kimia - Fisika Tanah Bekas Tambang Semen Yang Ditambah Sekam Padi atau Serbuk Gergaji dan Pertumbuhan Wodyetia bifurcata A.K.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karakteristik Kimia - Fisika Tanah Bekas Tambang Semen Yang Ditambah Sekam Padi atau Serbuk Gergaji dan Pertumbuhan Wodyetia bifurcata A.K."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1338

Karakteristik Kimia - Fisika Tanah Bekas Tambang Semen

Yang Ditambah Sekam Padi atau Serbuk Gergaji

dan Pertumbuhan Wodyetia bifurcata A.K. Irvine

Slamet Santosa1*, Muhamad Ruslan Umar2, Meirini R. Bakri3

1,2,3

Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanudin, Makassar *Koresponden email: slametsantosa@unhas.ac.id

Diterima: 11 Agustus 2020 Disetujui: 5 Oktober 2020

Abstract

The cement industry only takes the top clay and the next layer of soil is left unused. This study was aimed to analyze some of the chemical and physical properties of the ex-mining land of cement which added with rice husks or sawdust and the growth of Wodyetia bifurcata seedlings. A growth medium is made from ex-mining land of cement by the addition of rice husk or sawdust with a different amount of material percentage. All the growth medium contains organic C ranges of 0.56-3.09%, total N ranges of 0.09-0.33%, available P ranges of 8.42-31.16mg/100g, available K ranges of 6.54-16.32mg/100g, and bulk density ranging of 0.24-1.09gcm-3. The seedling height growth of Wodyetia bifurcate about 13.5 - 15.2 cm, the range of stem diameter is 0,71-0,86 cm, the root length about20.2-29.8 cm, the number of leaves is 2.2-2.8, as well as seed quality index ranging of 0.09-0.13. The addition of 50% rice husk (B2) produced organic C, total N, available P and K and bulk density of the ex-mining land of cement and provides the highest growth of Wodyetia bifurcata A.K. Irvine seedlings.

Keywords: ex-mining land of cement, organic matter, growth, Wodyetia bifurcate

Abstrak

Industri semen mengambil hanya tanah liat bagian atas dan lapisan tanah berikutnya dibiarkan tidak terpakai. Tujuan penelitian ini menganalisis beberapa karakter kimia dan fisika tanah bekas tambang semen yang ditambah sekam padi atau serbuk gergaji dan pertumbuhan bibit Wodyetia bifurcata A.K. Irvine. Media tumbuh terbuat dari tanah bekas tambang semen ditambah sekam padi atau serbuk gergaji dengan jumlah persentase bahan yang berbeda. Semua media perlakuan mengandung C organik antara 0,56-3,09%, N total antara 0,09-0,33%, P tersedia antara 8,42-31,16 mg/100g, K tersedia antara 6,54-16,32 mg/100g dan berat isi 0,24-1,09gcm-3. Pertumbuhan tinggi bibit Wodyetia bifurcata antara 13,5-15,2 cm, diameter batang antara 0,71-0,86 cm, panjang akar antara 20,2-29,8 cm, jumlah daun antara 2,2-2,8 helai dan indeks mutu benih antara 0,09-0,13. Penambahan sekam padi 50% (B2) menghasilkan karbon organik, nitrogen total, fosfor dan kalium tersedia dan berat isi tanah bekas tambang semen terbaik serta memberikan pertumbuhan tertinggi bibit Wodyetia bifurcata A.K. Irvine.

Kata kunci: bahan organik, pertumbuhan, tanah bekas tambang semen, Wodyetia bifurcata

1. Pendahuluan

Penambangan bahan baku untuk industri semen menyebabkan adanya lahan yang terbuka. Industri semen hanya mengambil tanah liat bagian atas dan lapisan tanah berikutnya dibiarkan tidak terpakai. Jumlah tersebut melimpah karena setiap industri semen memiliki luas areal bahan baku tambang ≥ 2000 ha sehingga hamparan luas lahan yang tidak terpakai sangat luas. Sekarang ada sebelas industri semen yang beroperasi di Indonesia, dengan rincian lima industri milik pemerintah, 3 industri semen asing, dan 3 industri semen swasta nasional [1]. Tanah bekas tambang semen yang berlimpah ini diteliti menjadi bahan alternatif media pembibitan tanaman untuk mengurangi penggunaan tanah lapisan atas. Menurut ref. [2], untuk memenuhi kebutuhan bibit sebanyak 1 milyar dibutuhkan tanah lapisan atas dalam jumlah banyak.Penggunaan bahan tanah 50% saja dapat mengikis sekitar5 juta m3 tanah lapisan atas. Pengambilan tanah lapisan atas sebagai bahan media tanam harus dibatasi agar dampak negatif dapat dihindari.

Tanah bekas tambang semen merupakan tanah miskin hara sehingga membutuhkan penambahan material organik untuk pengelolaannya. Penggunaan bahan organik membutuhkan jumlah yang banyak agar dampaknya nyata pada perbaikan sifat tanah. Menurut ref. [3], sekam padi dan serbuk gergaji

(2)

1339

termasuk limbah yang banyak dibuang, mudah didapat dan pencemar lingkungan. Sekam padi dan serbuk gergaji adalah material organik yang belum banyak dimanfaatkan. Menurut ref. [4], pemanfaatan sekam padi dan serbuk gergaji menyebabkan karakteristik kimia, fisika dan biologi tanah menjadi lebih baik. Sedangkan ref. [5], menyatakan penggunaan bahan organik seperti sekam padi, arang sekam padi dan limbah teh sebagai media tanam dapat memperbaiki struktur, sirkulasi air dan udara serta meningkatkan hara. Pemanfaatan sekam padi, arang sekam dan limbah teh membantu mengurangi sumber pencemaran lingkungan hidup manusia.

Menurut ref. [6], Wodyetia bifurcata merupakan salah satu jenis tanaman palem langka (Arecaceae) yang kini sangat populer sebagai tanaman hias. Di Indonesia tumbuhan ini dikenal juga dengan sebutan palem ekor tupai, sedangkan nama yang umum dalam bahasa inggris adalah fox tail palm. Wodyetia bifurcata dapat tumbuh diberbagai jenis tanah dengan pertumbuhan yang cukup panjang. Tanaman ini mampu menyerap polusi udara sehingga ditanam di pinggir jalan dan di pekarangan rumah. 2. Metodologi Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium kimia dan kesuburan tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian; dan rumah kaca, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan pada tahun 2019 dengan kegiatan yaitu penyiapan bibit Wodyetia bifurcate; pembuatan media tanam dan bibit tanaman, analisa sifat kimia dan fisik media tanam, dan analisa pertumbuhan bibit Wodyetia bifurcate.

Persiapan Benih Wodyetia Bifurcate

Biji Wodyetia bifurcate didapatkan dengan memanen buah berwarna kuning kemerahan dengan daging buah yang lembut. Pemilihan buah yang baik dilakukan dengan cara memasukkan buah ke dalam ember berisi air. Buah yang tenggelam menunjukkan buah yang baik untuk dijadikan benih. Kemudian bijinya diambil dan direndam dalam air panas agar lebih mudah berkecambah. Pembenihan Wodyetia bifurcate mengikuti metode [6], yaitu merendam benih dalam air panas 70oC selama 5 menit, diangkat, dan ditiriskan. Kemudian benih dikecambahkan pada media pasir halus yang telah disterilkan di dalam kotak perkecambahan hingga 15 hari.

Pembuatan media dan Pembibitan Tanaman

Media dibuat dari tanah bekas tambang semen (TBTS) ditambah sekam padi (SP) atau serbuk gergaji (SG) dengan perlakuan berikut: A) TBTS 100% ;B1) TBTS 70% + SP 30% ; B2) TBTS50%+SP 50% ; B3) TBTS 70%+SG 30% ; dan B4) TBTS 50%+ SG 50%. Media pertumbuhan dimasukkan ke dalam polybag dan diinkubasi selama 30 hari di dalam rumah kaca.Sedangkan pembibitan dilakukan dengan cara memasukkan benih Wodyetia bifurcate ke dalam media tumbuh A, B1, B2, B3, dan B4. Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman secara teratur dan dijaga dari serangan hama dan penyakit. Analisis Sifat Kimia dan Fisika Media dan Pertumbuhan Bibit Wodyetia bifurcate

Sifat kimia media tumbuh yang dianalisis, diantaranya yaitu kandungan C organik dengan metode Walkey dan Black, N total dengan metode Kjeldhal, P dan K tersedia dengan metode ekstrak HCl 25%. Sifat fisik media tumbuh yang dianalisis hanya berat isi (bulk density). Sedangkan pertumbuhan Wodyetia bifurcate yang dianalisis adalah tinggi bibit, diameter batang bibit, jumlah daun bibit, panjang akar dan indeks mutu benih menggunakan penggaris, caliper, dan timbangan digital. Data yang diperoleh dari setiap variabel pengukuran dianalisis statistik (ANOVA) dan bila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji BNT.

3. Hasil dan Pembahasan

Analisis Kimia dan Fisika Media Tumbuh

Hasil analisis contoh tanah bekas tambang semen menunjukkan kandungan C organik 0,56%, N total 0,09%, P tersedia 8,42 mg /100 g, K tersedia 6,54 mg / 100 g dan berat isi 1,09 gcm-3. Penambahan sekam padi atau serbuk gergaji memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah bekas tambang semen tersebut. Kandungan C organik, N total, P tersedia, K tersedia meningkat dan berat isi menurun (Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3). Menurut ref. [7], material organik ditambahkan ke dalam tanah, terurai dan menghasilkan unsur hara yang terakumulasi ke dalam tanah. Tingkat perombakan bahan organik sangat bergantung pada susunan kimianya. Bahan organik yang mengandung N tinggi dan C / N rendah, proses dekomposisi lebih cepat. Hasil analisis rasio C/N pada penelitian ini menunjukkan nilai C/N media A:6, B1:10, B2:9, B3:9, dan B4:10. Pada penelitian ini semua media mempunyai nilai C/N ratio ≤ 10 yang menunjukkan bahwa sekam padi dan serbuk gergaji yang ditambahkan telah terurai dan menghasilkan unsur hara yang terakumulasi ke dalam media. Ref. [8] jika rasio C/N <20 maka terjadi proses

(3)

1340

mineralisasi dan kemudian terakumulasi dalam media, namun jika rasio C/N> 20 terjadi imobilisasi. Jika terjadi imobilisasi tanaman akan sulit mengambil unsur hara karena bersaing dengan pengurai.

Penambahan sekam padi atau serbuk gergaji menyebabkan kandungan C organik meningkat 5 kali lipat pada tanah bekas penambangan semen. Penambahan sekam padi (B1 dan B2) menghasilkan kandungan C organik yang lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan C organik pada media yang ditambah serbuk gergaji (B3 dan B4). Media B2 mengandung C organik 3,09%, tertinggi dibandingkan dengan kandungan C organik media B1 2,95%, media B3 2,65%, dan media B4 2,87% (Gambar 1). Ketersediaan C organik penting karena sumber energi bagi mikroba tanah untuk tumbuh dan berkembang. Keberadaan mikroba tanah berguna untuk mengurai material organik sekam padi dan serbuk gergaji. Menurut Ref. [9] material organik dapat menyebabkan jumlah C organik tanah meningkat. Kandungan C organik tanah meningkat menyebabkan karakteristik fisika, kimia, dan biologi tanah lebih baik. Kandungan C organik menstimulus bakteri, jamur dan rayap tanah bekerja lebih giat sehingga proses dekomposisi dan fiksasi N serta pelarutan P lebih cepat.

Gambar 1. Kandungan C organik dan N total media

Sumber: Hasil penelitian, 2019

Kandungan N total juga meningkat dengan penambahan sekam padi atau serbuk gergaji pada tanah bekas tambang semen. Peningkatan N total dalam media menunjukkan sudah terjadi proses mineralisasi N organik. Ref.[10] menyatakan bahwa mineralisasi N merupakan suatu proses yang membuat N tersedia bagi tanaman karena sebagian besar N tanah berupa N organik yang tidak tersedia bagi tanaman. Menurut Ref. [11], bahan organik yang terkandung dalam sekam padi dan serbuk gergaji mengalami proses mineralisasi N sehingga nitrogen lebih banyak terbentuk dan tersedia di dalam tanah. Contoh tanah bekas tambang semen (A) mengandung N total 0,09%. Penambahan sekam padi 50% (B2) pada tanah bekas tambang semen menghasilkan N total 0,33%, tertinggi dibandingkan dengan N total pada B1 0,30%; B3 0,28%, dan B4 0,29% (Gambar 2). Penambahan sekam padi (B1 dan B2) menyebabkan kandungan N total lebih tinggi dibandingkan penambahan serbuk gergaji (B3 dan B4) pada tanah bekas tambang semen.Sekam padi merupakan limbah dari pengolahan buah padi yang mengandung protein. Sedangkan serbuk gergaji merupakan hasil pengolahan kayu.Sedangkan Ref. [3] melaporkan sekam padi yang digunakan sebagai media tanam mengandung N total 0,63% lebih tinggi dibandingkan serbuk gergaji yang mengandung N total 0,32%.

Kandungan P tersedia pada tanah bekas tambang semen hanya 8,42 mg / 100g. Penambahan sekam padi 50% (B2) menghasilkan P tersedia adalah 31,16 mg / 100g, tertinggi dan berbeda nyata dengan kandungan P tersedia pada B1 29.91mg / 100g,B3 24.53mg / 100g, dan B4 28.81mg / 100g. Sedangkan kandungan K tersedia pada tanah bekas tambang semen adalah 6,54 mg/100g. Penambahan serbuk gergaji 50% (B4) menghasilkan K tersedia sebesar 16,32 mg / 100g, tertinggi tetapi tidak berbeda nyata dengan penambahan sekam padi 50% (B2) sebesar 15,53 mg / 100g (Gambar 2). Penambahan sekam padi dan serbuk gergaji menjadi salah satu sumber ketersediaan P dan K pada tanah bekas penambangan semen.

Menurut ref. [12], sumber utama hara P yaitu batuan pelapukan atau material induk serta berasal mineralisasi P organik dalam dekomposisi sisa tumbuhan maupun binatang. Sedangkan ref. [13] menyatakan bahwa perombakan material organik menghasilkan asam humat dan asam fulvat sehingga fosfor yang terikat dapat terlepas dan terakumulasi dalam tanah. Ref. [14] besar kecilnya jumlah Kalium dalam tanah disebabkan oleh unsur Kalium dalam tanah yang terbentuk lebih stabil dibandingkan dengan unsur N dan lebih cepat bergerak dibanding nutrien P sehingga mudah terbawa air hujan. Kadar Kalium dalam tanah dapat menurun disebabkan penyerapan oleh tanaman

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 A B1 B2 B3 B4 C organik N total

(4)

1341

Gambar 2. Ketersediaan P dan K dalam media

Sumber: Hasil penelitian, 2019

Jika sifat tanah terlalu berat dan padat dapat menjadi hambatan mekanis bagi pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman. Hasil penelitian ref. [15] bahwa penambahan bahan organik ke dalam tanah memperbaiki sifat fisik tanah seperti pori dan bobot. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan sekam padi atau serbuk gergaji menurunkan berat isi tanah bekas tambang semen. Contoh tanah bekas tambang semen (A) memiliki berat isi 1,09gcm-3. Penambahan sekam padi 50% (B2) ke dalam tanah bekas tambang semen menurunkan berat isi tanah terendah. Berat isi media B2 0,24gcm-3 berbeda nyata dengan berat isi pada media B1 sebesar 0,42gcm-3; Media B3: 0,42gcm-3 dan media B4: 0,74gcm-3. Berat isi tanah yang rendah merupakan indikator bahwa tanah atau media tanam memiliki kondisi yang ringan, remah, berpori dan bahan organik tanah yang tinggi yang akan mendukung pertumbuhan akar tanaman.

Menurut ref. [12], tanah dengan berat isi rendah memiliki bahan organik tinggi dan pori mikro tanah yang tinggi. Ruang pori mikro tinggi meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat kelembaban tanah. Sedangkan ref. [16] menyatakan semakin tinggi material organik tanah semakin rendah bobot jenisnya dan semakin tinggi jumlah pori total sehingga kemampuan menyimpan kelembaban tanah semakin tinggi. Ref. [17] melaporkan semakin banyak material organik tanah maka semakin rendah bobot jenis tanahnya, semakin banyak ruang pori total tanah dan semakin kuat menahan air tanah. Hasil kajian ref. [18], menyatakan material organik tanah memiliki pori yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan partikel mineral tanah. Artinya luas permukaan serapan juga semakin banyak, sehingga semakin banyak kandungan material organik tanah maka semakin banyak pula jumlah dan air tanah tersedia. Tanah yang memiliki jumlah pori lebih banyak menyebabkan banyak air tersimpan secara kuantitas.

Gambar 3. Berat isi media tumbuh

Sumber: Hasil penelitian, 2019 Analisis Pertumbuhan Bibit Wodyetia bifurcate

Tanah bekas penambangan semen (A) dan yang ditambah sekam padi (B1 dan B2) atau serbuk gergaji (B3 dan B4) dapat menjadi media tumbuh dan menghasilkan pertumbuhan bibit Wodyetia bifurcate yang baik. Hasil analisis pertumbuhan menunjukkan nilai rerata pertumbuhan tinggi bibit Wodyetia bifurcate pada media A, B1, B2, B3, dan B4 antara 13,5-15,2 cm, diameter batang antara

0,71-1,09 0,42 0,24 0,42 0,74 Berat isi (gcm-3) A B1 B2 B3 B4 0 5 10 15 20 25 30 35 A B1 B2 B3 B4 P tersedia K tersedia

(5)

1342

0,86 cm, panjang akar antara 20,2-29,8 cm dan jumlah daun antara 2,6-2,8 helai dan indeks kualitas semai berkisar 0.09-0.13 (Tabel 1). Pertumbuhan bibit Wodyetia bifurcate pada penelitian ini nilainya cenderung tidak berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh ref. [6], bahwa pertumbuhan bibit Wodyetia bifurcate selama 5 bulan menghasilkan tinggi 12,87 cm, panjang akar 28,38 cm, dan jumlah daun 2,83 helai.

Tabel 1. Rerata pertumbuhan bibit Wodyetia bifurcate A.K. Irvine

Kode Media Tinggi Diameter Batang Panjang Akar

……….cm………. Jumlah Daun helai

Indeks mutu bibit A B1 B2 B3 B4 13.5a 14.2b 15.2c 14.0b 14.4b 0.71a 0.83b 0.86b 0.82b 0.84b 20.2a 28.4b 29.8c 28.2b 28.5b 2.2a 2.7b 2.8b 2.7b 2.7b 0.09a 0.12b 0.13b 0.12b 0.12b Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada level 95%

Sumber: Hasil penelitian, 2019

Pertumbuhan bibit tanaman dipengaruhi oleh faktor internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan), diantaranya ketersediaan unsur hara, air, dan pori-pori pada media tanam [19]. Media tanam secara biokimia dan biofisik merupakan ruang interaksi antara media dengan tumbuhan. Tanaman tumbuh dan berkembang ditentukan oleh proses penyerapan unsur hara dan air oleh tanaman yang tersedia dalam media tanam. Tabel 1 menunjukkan bahwa media B2 menghasilkan pertumbuhan tinggi, diameter batang, jumlah daun, dan panjang akar bibit Wodyetia bifurcate yang cenderung lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan bibit pada media A, B1, B3, dan B4. Media B2 mengandung N total tertinggi, P tersedia tertinggi, dan K tersedia tertinggi (Gambar 1 dan Gambar 2). Menurut ref. [20], media dengan kandungan N yang tinggi menghasilkan lebih banyak protein dan daun semakin besar sehingga proses fotosintesis lebih tinggi dan karbohidrat yang dihasilkan cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan proses pembelahan dan perluasan sel pada fase vegetatif. Sedangkan ref. [21] melaporkan bahwa unsur hara Fosfor berperan dalam proses fotosintesis dan asimilasi, meningkatkan kualitas benih dan bobot benih. Selain itu, unsur hara Fosfor juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar.

Menurut ref. [22], unsur hara K berperan dalam merangsang proses pembukaan dan penutupan stomata melalui peningkatan aktivitas turgor sel. Unsur hara K juga berfungsi untuk memacu translokasi asimilasi dari daun ke organ penyimpan. Fungsi unsur hara K yang lain adalah untuk menjaga tegaknya batang sehingga memungkinkan terjadinya aliran hara dan air dari tanah ke dalam tubuh tanaman. Stomata akan terbuka karena sel penjaga menyerap airdan penyerapan air ini terjadi sebagai akibat adanya ion K + [23].

Kemudian media B2 memiliki berat isi 0,24 gcm-3, paling ringan dibandingkan media A, B1, B3, dan B4. Media B2 memiliki penambahan sekam padi 50% yang menyebabkan media tidak padat dan memiliki ruang pori yang banyak. Ruang pori pada media sangat mendukung pertumbuhan akar tanaman. Hasil penelitian ini menunjukkan pertumbuhan akar terbaik pada media B2 sebesar 29,8 cm, yang berbeda nyata dengan pertumbuhan akar pada media B1: 28,4 cm, media B3: 28,2 cm, dan media B4: 28,5 cm. Menurut ref. [4], banyaknya ruang pori menyebabkan penetrasi akar mudah dan akan mampu memperluas sistem akar. Perkembangan sistem perakaran akan mempengaruhi perkembangan tajuk bibit, yaitu pertumbuhan tinggi bibit dan jumlah daun. Akar menyerap nutrisi dan air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk fotosintesis. Hasil fotosintesis dibutuhkan untuk pertumbuhan akar dan bagian lainnya. Sistem perakaran yang tumbuh dan berkembang berkorelasi baik dengan pertumbuhan batang dan daun. Pertumbuhan bibitWodyetia bifurcate terbaik pada media B2 yaitu tinggi: 15,2 cm, diameter batang : 0,86 cm, jumlah daun : 2,8 helai dibandingkan pertumbuhan bibit pada media A, B1, B3, dan B4 (Tabel 1).

Pertumbuhan tinggi, diameter batang, jumlah daun, dan panjang akar merupakan gambaran kualitas fisik bibit tanaman (Gambar 4). Kualitas fisik bibit dapat ditentukan dalam 2 tahap, yaitu pengukuran tinggi dan diameter batang bibitdan bobot kering akar; bobot kering batang + daun dan bobot kering total. Bobot kering dilakukan dengan pengeringan oven pada suhu 1050C hingga mencapai berat konstan (24 jam) [24]. Hasil pengukuran pertumbuhan bibit dan analisis berat kering menjadi dasar penentuan indeks mutu bibit. Indeks mutu bibit Wodyetia bifurcate berkisar antara 0,09 - 0,13 (Tabel 1).

Pertumbuhan bibit Wodyetia bifurcate pada media tanam B2 menghasilkan indeks mutu bibit tertinggi 0,13. Menurut ref. [25], nilai indeks mutu bibit≥0,09 menunjukkan kualitas fisik bibit, ketahanan dan daya adaptasi pada saat ditanam di lapangan. Sedangkan ref. [26] menyatakan secara umum kualitas

(6)

1343

bibit tanaman ditentukan dari hasil perhitungan atau penilaian 3 kriteria yaitu kualitas genetik, kualitas fisik, dan kualitas fisiologis. Kualitas genetik dilihat dari sumber benih sedangkan kualitas fisik berupa kekokohan, diameter batang dan jumlah daun serta kesehatan tanaman. Kualitas fisiologis mencerminkan proses fisiologis yang berimplikasi pada pertumbuhan dan perkembangan bibit tanaman.

Gambar 4. Pertumbuhan bibit Wodyetia bifurcate pada 5 jenis media

Sumber: Hasil penelitian, 2019 4. Kesimpulan

Penambahan sekam padi atau serbuk gergaji meningkatkan C organik, N total, P dan K tersedia serta menurunkan berat isi tanah bekas tambang semen. Penambahan sekam padi 50% pada tanah bekas tambang semen menghasilkan C organik dan N total tertinggi, P dan K tersedia tinggi dan berat isi terendah serta memberikan respon pertumbuhan bibit Wodyetia bifurcate A.K. Irvine yang terbaik. 5. Ucapan Terima Kasih

Author mengucapkan terima kasih pada para analis di laboratorium kimia dan kesuburan tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

6. Referensi

[1] Maulana, 2013, Penambangan Bahan Baku Semen, Diakses pada Tanggal 10 Mei 2020 di https://maulhidayat. wordpress.com/ 2013/01/15/penambangan-bahan-baku-semen/

[2] ITTO, Status of tropical forest management 2005, a special edition of the tropical forest update 2006/1, Yokohama, Japan, Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. 21 (1), pp.1-8, 2006

[3] A.D. Agustin, M. Riniarti, dan Duryati, “Pemanfaatan limbah serbuk gergaji dan arang sekam padi sebagai media sapih untuk cempaka kuning Micheliachampaca,”Jurnal Silva, 2(3),pp. 49-58, 2014 [4] K.A. Hanafiah, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007

[5] Sofyan, E. S., M. Riniarti, dan Duryat, “Pemanfatan limbah teh, sekam padi dan arang sekam padi sebagai media tumbuh bibit trembesi Samanea saman,”Jurnal Silva Lestari, 2(2), pp. 61-70, 2014 [6] A. Akbar, Dachlan, dan M. Riadi, “Perkecambahan dan pertumbuhan benih palem ekor tupai Wodyetia bifurcate hasil pematahan dormansi dengan air panas dan giberelin (GA3),”J. Agrotan, 3(1), pp. 91-101, 2017

[7] Amlan, Datta,dan L.S. Devi, “Effect of organic and inorganic amendmends ron CO2 evolution and rate of decomposition of coir dust,”Journal of Tropical Agriculture, 39,pp. 184-185,2001

[8] A. Syukur, dan E.S. Harsono, “Pengaruh pemberian pupuk kandang dan NPK terhadap beberapa sifat kimia dan fisika tanah pasir pantai samas Bantul,” Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan,8 (2), pp. 138-145, 2008

[9] S.N. Utami,dan S. Handayani, Sifat kimia Entisol pada sistem pertanian organik, Ilmu Pertanian 10 (2), pp. 63-69, 2003

[10] A. Rosmarkam, dan N.W. Yuwono, Ilmu Kesuburan Tanah, Kanisius, Yogyakarta, 2002. [11] A. Munawar, Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman, PT. Penerbit IPB Press, Bogor, 2011.

(7)

1344

[12]

Afandi F.N., B. Siswanto, dan Y. Nuraini,“ Pengaruh pemberian berbagai jenis bahan organik terhadap sifat kimia tanah pada pertumbuhan dan produksi tanaman ubi jalar di entisol ngrangkah pawon, Kediri,” Jurnal tanah dan sumber daya lahan, 2(2), pp. 237-244, 2015.

[13] Hairiah, K. Dinamika N, P, K dalam Tanah, Diktat Kuliah Kesuburan Tanah, Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, Malang, 2006

[14] M. Yuwono, Basuki, N. and L. Agustin, Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Pada Macam dan Dosis Pupuk Organik yang Berbeda Terhadap Pupuk Anorganik, Kanisius. Yogyakarta, 2012.

[15] A. Syukur,“Pengaruh pemberian bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan Caisim di tanah pasir pantai,”Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan,5 (1), pp.0-38, 2005.

[16] Endriani, Zurhalena, dan Refliaty,“Perbaikan sifat fisika tanah Ultisol dan hasil tanaman melalui pemberian pupuk bokasha,”Prosiding, Kongres Nasional VIII, Himpunan Ilmu Tanah Indonesia, 21-23 Juli 2003, Padang, 2003.

[17] Sulistyowati, E,“Pengaruh Pemberian Kompos Enceng Gondok (Eichhorniacrassipes (Mart) Solms) Dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap Agregasi Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L) Pada Alfisol, Pagak Malang Selatan,” Skripsi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, 2007.

[18] M. Muslimin, A. Asmita, M. Anshor, dan S. Masyur, Dasar Dasar Ilmu Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Makassar, 2012.

[19] G.Budiyanto, Bahan Organik dan Pengelolaan Nitrogen Lahan Pasir, Unpad Press, Bandung, 2009

[20] D.R. Napitupulu, “Pengaruh Lama Pengomposan Media Semai Serbuk Gergaji dan Jerami Padi Dengan Trichoderma viridae Terhadap Pertumbuhan Semai Sengon (Paraserianhesfalcataria L Nielsen),” Fakultas Kehutanan, IPB, Bogor, 2002.

[21] A. Syukurdan N. M. Indah, “Kajian pengaruh pemberian macam pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Jahe di Inceptisol, Karanganyar,”Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan,6 (2), pp.124-131, 2006.

[22] I.N. Apriliani, S. Heddy,dan N.E. Suminarti, “Pengaruh kalium pada pertumbuhan dan hasil dua varietas tanaman ubi jalar Ipomeabatatas (L) Lamb,” Jurnal produksi tanaman,4(4), pp. 264-270,2016.

[23] R. Singh, S. Chaurasia., A. D. Gupta., A. Mishra, and P. Soni,“Comparative Study of Transpiration Rate in Mangiferaindica and Psidiumguajawa Affect by Lantana camara Aqueous Extract,”Journal of Environmental Science ,Computer Science and Engineering & Technology, 3 (3), pp. 1228 – 1234, 2014.

[24] A. Junaedi, “Pertumbuhan dan mutu fisik bibit Jabon (Anthocephalus cadamba Mig) di polybag dan politub,” Jurnal Penelitian Hutan Tanaman,7 (1),pp.15-21, 2009.

[25] Hendromono, “Kriteria penilaian mutu bibit dalam wadah yang siap tanam untuk rehabilitasi hutan dan lahan,”Buletin penelitian dan pengembangan kehutanan,4(1), pp.11-20,2003.

[26] Pramono dan H. Suhaendi,“Manfaat Sertifikasi Sumber Benih, Mutu Benih dan Mutu Bibit dalam Mendukung Gerhan,”Prosiding Hasil Penelitian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor, Pp. 49-61, 2006.

Gambar

Gambar 2. Ketersediaan P dan K dalam media  Sumber: Hasil penelitian, 2019
Gambar 4. Pertumbuhan bibit  Wodyetia bifurcate pada 5 jenis media  Sumber: Hasil penelitian, 2019

Referensi

Dokumen terkait

penerapan hukum hak atas tanah melalui pewarisan menurut Burgerlijk Wetboek, karena didasari kekurang pahaman masyarakat terhadap aturan hukum yang berlaku, sehingga

Akan tetapi tidak hanya disekolah umum saja disekolah Luar Biasa (SLB) juga diajarkan berhitung penjumlahan, namun di SLB terdapat beberapa perbedaan dalam cara

30 tahun 1980 Pasal 9 ayat (1), dalam mempertimbangkan penjatuhan hukuman perlu mengetahui faktor-faktor yang mendorong perbuatan tersebut dan wajib memperhatikan secara teliti

Reaktor plug flow Adalah suatu alat yang digunakan untuk mereaksikan suatu reaktan dalam hal ini fluida dan mengubahnya menjadi produk dengan

Individu yang mempunyai pendidikan lebih tinggi dari masyarakat sekitar akan mengalami mobilitas sosial vertikal.. Masyarakat akan memberikan kedudukan tertentu di

+DGLQLQJUDW´ melalui model-model perencanaan strategis yang dilakukan para pelaksana terkait dengan pengembangan kawasan wisata Keraton Surakarta Hadiningrat sebagai

Dalam penelitian ini yang diukur adalah pengaruh tingkat produktivitas dan biaya madya terhadap nilai tambah industri furniture dari kayu, sedapat mungkin penjelasan

Benkó Zsolt, Berkesi Márta, Czuppon György, Falus György, Gherdán Katalin, Guzmics Tibor, Haranginé Lukács Réka, Kele Sándor, Király Edit, Kovács István János,..