• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP KEBUN RAYA TOLEDO, OHIO, AMERIKA SERIKAT TEUKU MUNAWIR A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP KEBUN RAYA TOLEDO, OHIO, AMERIKA SERIKAT TEUKU MUNAWIR A"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP

KEBUN RAYA TOLEDO, OHIO, AMERIKA SERIKAT

TEUKU MUNAWIR

A44050029

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

(2)

Judul : Rencana Pengelolaan Lanskap Kebun Raya Toledo, Ohio, Amerika Serikat

Nama : Teuku Munawir NRP : A44050029

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin, MS NIP. 19591106 198501 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001

(3)

RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP

KEBUN RAYA TOLEDO, OHIO, AMERIKA SERIKAT

TEUKU MUNAWIR

A44050029

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk me mperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

(4)

RINGKASAN

TEUKU MUNAWIR. Rencana Pengelolaan Lanskap Kebun Raya Toledo,

Ohio, Amerika Serikat. Skripsi. Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. (Di bawah b imbingan HADI SUSILO ARIFIN)

Kebun raya (atau bisa juga disebut kebun botani, taman botani) adalah suatu area kebun yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan terutama untuk keperluan koleksi tanaman sebagai tempat penelitian dan pendidikan. Selain itu, kebun raya juga kerap kali digunakan sebagai sarana wisata bagi pengunjung. Kebun Raya merupakan tempat yang sangat sesuai untuk melakukan kegiatan magang dalam bidang pengelolaan lanskap. Jika ditinjau dari segi tujuan, kegiatan magang ini memiliki dua tujuan, yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum, kegiatan magang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman profesi, memperluas wawasan, dan mengasah keahlian dalam mempelajari fungsi lanskap kebun raya. Secara khusus, kegiatan magang dilakukan untuk mempelajari dan mengevaluasi proses pengelolaan lanskap kebun raya serta untuk mengevaluasi dan mengenalisis berbagai masalah yang muncul di lapangan.

Kegiatan magang ini dilakukan di Kebun Raya Toledo (KRT), Toledo, Ohio, Amerika Serikat. Kebun Raya To ledo sendiri memiliki beberapa kelebihan, seperti: sebagai pusat hortikultura dan seni (taman), satu-satunya kebun raya di Negara Bagian Ohio, terbuka untuk umum/publik, dikunjungi lebih dari 120000 pengunjung setiap tahunnya, dan sumber keunikan lainnya. Kegiatan magang ini berlangsung dari bulan April sampai Oktober 2009. Dalam kegiatan magang ini, dilakukan berbagai kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan. Selain itu, dalam kegiatan magang ini juga dilakukan survai responden (pengunjung) dengan cara penyebaran kuisioner terhadap para pengunjung. Metodologi yang digunakan dalam kegiatan magang ini ialah kegiatan observasi yang bekerja langsung di lapang, partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di Kebun Raya Toledo, wawancara, dan studi pustaka. Kegiatan tersebut dilakukan secara pro-aktif dan dirasakan dapat juga memberikan pengaruh pendidikan di dalamnya.

Kebun Raya Toledo merupakan suatu ruang terbuka untuk publik dengan luas 60 acres atau 24,3 ha yang dapat diakses secara gratis (free admission). Wilayah KRT sendiri memiliki beberapa taman pendukung yang terdapat di dalamnya. Secara umum, KRT memiliki dua taman utama, yaitu: Shade Garden dan Perennial Garden. Selain itu, terdapat juga beberapa taman lain, seperti: Herb Garden, Pioneer Graden, Vegie Garden, dan Hosta Collection. Untuk mendukung kegiatan pemeliharaan, pihak KRT memiliki Rumah Kaca (greenhouse) yang digunakan untuk menyimpan dan memperbanyak tanaman.

Tindakan pengelolaan lanskap, terutama pemeliharaan lanskap wilayah KRT dilakukan oleh para staf bidang hortikultura secara in housing. Kegiatan-kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pun cukup komprehensif. Selama Kegiatan-kegiatan magang berlangsung, tindakan pemeliharaan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga waktu, yaitu: kegiatan pemeliharaan pada musim semi, kegiatan pemelihraan pada musim panas, dan kegiatan pemeliharaan yang rutin dilakukan. Pada musim semi, kegiatan pemeliharaan didominasi oleh pembersihan area taman dari daun-daun kering. Selain itu, juga dilakukan penanaman tanaman, pemindahan tanaman, dan

(5)

pemberian mulsa pada permukaan tanah. Sedangkan pada musim panas, kegiatan pemeliharaan yang dilakukan lebih beragam, seperti: pemangkasan yang berupa pemangkasan ranting pohon dan pemangkasan tanaman pagar (hedge), membuat pola flower bed, pemupukan, feeding plants, pengendalian hama, dan deadheading. Selain itu, terdapat juga tindakan-tindakan pemeliharaan yang rutin dilakukan, di antaranya: pencabutan gulma, pemotongan rumput, penyiraman, dan pengomposan.

Pembiayaan seluruh kegiatan yang berlangsung di KRT membutuhkan dana. Pihak KRT sendiri memilki Dewan Pengurus KRT (Toledo Botanical Garden Board Members) yang menyumbangkan dana agar seluruh kegiatan KRT tetap berjalan. Selain itu, Pihak KRT pun gencar mencari dana tambahan dari para sponsor. Akan tetapi, dana-dana di atas tersebut belum mencukupi seluruh dana yang dibutuhkan oleh pihak KRT. Oleh karena itu, pihak KRT menyelenggarakan beberapa acara yang dapat menghasilkan dana tambahan, di antaranya: Spring Plant Sale, Crosby Festival of the Arts, Jazz in the Garden, Weddings in the Gardens, dan Fall Plant Sale. Selain itu, pihak KRT juga menyelenggarakan acara yang juga dapat diakses secara gratis, seperti: Arts in the Gardens dan Arts Gone Wild.

Ditinjau dari segi rencana pengelolaan, pihak KRT belum memiliki suatu Rencana Pengelolaan yang utuh. Hal ini disebakan karena keadaan KRT secara keseluruhan belum terbangun 100% sesuai dengan Master Plan. Master Plan KRT sendiri direncanakan oleh pihak konsultan MESA GROUP pada tahun 2005. Masalah dana menjadi masalah utama untuk membangun KRT sesuai dengan Master Plan yang telah direncanakan. Rencana Pengelolaan sendiri terdiri dari lima aspek, yaitu: struktur organisasi, tenaga kerja, penjadwalan, alat dan bahan, dan estimasi biaya.

Kebun Raya Toledo memiliki struktur organisasi yang unik. struktur organisasi dipimpin oleh Dewan Pengurus KRT (Toledo Botanical Garden Board Members) yang membawahi Direktur Eksekutif KRT, Direktur Hortikultura, dan Manajer Pemasaran. Dari aspek tenaga kerja, pihak KRT memiliki tiga jenis tenaga kerja, yaitu: tenaga kerja penuh (tetap), tenaga kerja musiman, dan tenaga kerja kontrak (mahasiswa magang internasional). Hampir seluruh kegiatan pemeliharaan yang dilakukan tidak terjadwal. Hal ini disebabkan oleh Master Plan KRT yang belum terealisasi 100%. Akan tetapi, terdapat dua kegiatan yang dilakukan sesuai dengan jadwal, yaitu: penyiraman dengan menggunakan sprinkler dan pemotongan rumput. Untuk melakukan kegiatan pemeliharaan, pihak KRT memfasilitasi seluruh pekerja dengan peralatan yang lengkap. Peralatan pemeliharaan tersebut terbagi dua macam, yaitu: peralatan manual dan peralatan mekanis (mesin). Pada dasarnya, kegiatan-kegiatan pemeliharaan tersebut membutuhkan biaya. Pada tahun 2008, pihak KRT mengalokasikan $1.800.000,-USD untuk dana pemeliharaan dan administrasi.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 18 Juli 1987 di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam. Penulis adalah anak tunggal dari pasangan Ayahanda Teuku Agussalim (Alm) dan Ibunda Tjut Ariami. Di masa hidupnya, Ayahanda Penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kantor Koperasi, sedangkan Ibunda Penulis bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.

Penulis menyelesaikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Pertiwi pada tahun 1993. Selanjutnya, Penulis melanjutkan ke pendidikan dasar di SD Negeri 39 Banda Aceh pada tahun 1999. Tiga tahun selanjutnya, Penulis menamatkan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 1 Banda Aceh. Di tahun 2005, Penulis menyelesaikan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 1 Banda Aceh.

Pada tahun yang sama, Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut (USMI). Pada tahun 2006, Penulis lulus seleksi masuk pada mayor Departemen Arsitektur Lanskap dengan minor Manajemen Sumber Daya Lahan di Fakultas Pertanian. Penulis memilih minor tersebut karena dianggap sangat menunjang terhadap Mayor Arsitektur Lanskap.

Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif tergabung dalam dua organisasi, yaitu: Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) pada tahun 2006 dan Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong (IMTR) pada tahun 2006-2008. Selain itu, Penulis juga aktif dalam mengikuti lomba- lomba di bidang Arsitektur Lanskap, di antaranya: Lomba Desain Taman Tebet, Lomba Pengkayaan Desain Kebun Raya Samosir, Lomba Desain Taman Keluarga di Taman Bunga Nusantara, dan lainnya. Penulis mendapatkan dua prestasi berharga selama menjadi mahasiswa, yaitu Pemenang Juara II Lomba Desain Taman Keluarga di Taman Bunga Nusantara dan Lulus program magang The Ohio Program dari Ohio State University selama enam bulan yang ditempatkan di Kebun Raya Toledo, Toledo, Ohio, Amerika Serikat.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami ucapkan atas kehadirat dan rahmat Allah SWT ya ng telah memberi kesehatan, kekuatan, dan kemauan sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan topik PENGELOLAAN LANSKAP KEBUN RAYA TOLEDO,

OHIO, AMERIKA SERIKAT. Skripsi ini merupakan salah satu syarat

mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian IPB yang juga menjelaskan pentingnya manajemen/pengelolaan lanskap pada suatu kawasan.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan segenap pihak yang terus mendukung proses penulisan skripsi ini. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Hadi Susilo Arifin, MS sebagai dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik, atas arahan, bimbingan, semangat, dukungan, waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis sela ma menjalani pendidikan di Departemen Arsitektur Lanskap.

2. Prof. Dr. Ir. Wahju Q. Mugnisjah, M. Agr dan Dr. Ir. Nurhayati HSA, M.Sc sebagai dosen penguji pada ujian skripsi penulis yang telah memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

3. Philip, Jonathan, Matthew, Josue, Nick, Josh, dan seluruh staf di KRT yang telah memberikan suasana kekeluargaan selama Penulis melaksanakan kegiatan magang di Kebun Raya Toledo.

4. Seluruh teman seperjuangan ARL’42 yang tetap menyemangati dan membantu penulis dalam bertukar pikiran.

5. Orangtua dan keluarga tercinta yang terus memberi semangat, dukungan, dan cinta sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima dengan baik dan memberikan manfaat dan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Bogor, Desember 2009 Teuku Munawir

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN ... 1 l.1. Latar Belakang... 1 l.2. Tujuan Magang ... 2 l.3. Manfaat Magang ... 3 l.4. Kerangka Pikir ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Pengelolaan Lanskap ... 5

2.2. Lanskap Berkelanjutan ... 7

2.3. Kebun Raya ... 9

2.1. Rumah Kaca... 9

BAB III METODOLOGI ... 11

3.1. Tempat Magang ... 11

3.2. Waktu Magang... 11

3.3. Metode Magang ... 11

BAB IV KONDISI UMUM... 16

4.1. Geografi ... 16

4.2. Demografi ... 16

4.3. Tanah dan Geologi... 17

4.4. Fisiografi, Relief, dan Drainase ... 18

4.5. Sumber Air... 19

4.6. Iklim... 19

4.7. Vegetasi ... 20

BAB V PENGELOLAAN KEBUN RAYA TOLEDO ... 22

5.1. Sejarah Umum ... 22

5.2. Kondisi Umum Kebun Raya Toledo ... 23

5.3. Kondisi Lanskap Kebun Raya Toledo ... 25

5.3.1. Pola Pembagian Ruang Kebun Raya Toledo ... 26

5.3.2. Pola Sirkulasi ... 27

5.3.3. Tanaman Koleksi di Kawasan Kebun Raya Toledo ... 28

5.3.4. Taman-taman di Kebun Raya Toledo ... 29

5.3.4.1. Shade Garden ... 29 5.3.4.2. Perennial Garden ... 32 5.3.4.3. Pioneer Garden ... 38 5.3.4.4. Rose Garden ... 39 5.3.4.5. Village Garden ... 39 5.3.4.6. Greenhouse... 40 5.4. Kegiatan-kegiatan Pemeliharaan di KRT ... 41

(9)

5.4.1. Kegiatan-kegiatan Pemeliharaan pada Musim Semi ... 42

5.4.1.1. Raking... 42

5.4.1.2. Planting dan Transplanting... 43

5.4.1.3. Mulching... 44

5.4.2. Kegiatan-kegiatan Pemeliharaan pada Musim Panas ... 45

5.4.2.1. Pemangkasan ... 45

5.4.2.2. Edging ... 51

5.4.2.3. Fertilizing ... 52

5.4.2.4. Feeding Plants... 52

5.4.2.5. Pengendalian Hama dan Gulma ... 53

5.4.2.6. Deadheading dan Cutting back ... 55

5.4.3. Kegiatan-kegiatan pemeliharaan yang Rutin Dilakukan ... 55

5.4.3.1. Weeding ... 55

5.4.3.2. Mowing ... 55

5.4.3.3. Blowing dan Sweeping ... 56

5.4.3.4. Watering ... 56

5.4.3.5. Composting... 58

5.5. Pembangunan Taman... 59

5.6. Acara-acara yang Diselenggarakan oleh Kebun Raya Toledo ... 61

5.6.1. Spring Plant Sale ... 61

5.6.2. Crosby Festival of the Arts ... 62

5.6.3. Arts in the Garden ... 63

5.6.4. Arts Gone Wild ... 63

5.6.5. Jazz in the Garden ... 64

5.6.6. Wedding in the Gardens ... 65

5.7. Pengelolaan Kebun Raya Toledo ... 68

5.7.1. Struktur Organisasi ... 68

5.7.2. Ketenagakerjaan ... 70

5.7.3. Jadwal Pemeliharaan ... 71

5.7.4. Alat dan Bahan Pemeliharaan... 72

5.7.5. Anggaran Biaya Pemeliharaan ... 76

BAB VI PERSEPSI PENGUNJUNG ... 77

BAB VII RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP... 88

6.1. Struktur Organisasi ... 88

6.2. Ketenagakerjaan ... 89

6.3. Jadwal Pemeliharaan ... 92

6.4. Alat dan Bahan Pemeliharaan... 93

6.5. Anggaran Biaya Pemeliharaan ... 93

6.6. Daya Dukung Rekreasi ... 94

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN ... 97

7.1. Simpulan ... 97

7.2. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jenis data yang digunakan ... 13

2. Komponen-komponen KRT saat ini ... 24

3. Komponen-komponen KRT berdasarkan Master Plan... 25

4. Jenis fasilitas pada Shade Garden ... 31

5. Klasifikasi tanaman dailili... 32

6. Jenis fasilitas pada Perennial Garden ... 36

7. Jadwal kegiatan pemeliharaan periode April sampai Oktober ... 73

8. Inventarisasi alat dan bahan di KRT ... 74

9. Kebutuhan staf seluruh KRT... 89

10. Efektifitas kerja seluruh kegiatan pemeliharaan ... 91

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka pikir ... 4

2. Lokasi Kebun Raya Toledo ... 11

3. Kondisi lanskap Shade Garden: Shade Garden main entrance (kiri) dan Herb Garden (kanan) ... 30

4. Tanaman yang teradapat pada Color Garden: Katsura Tree (Cercidiphyllum japonicum) (kiri), Globe Thistle (Echinops ritro) (tengah) , dan (4) Hibiscus (kanan)... 34

5. Kondisi lanskap English Border: Lawn pada English Border (kiri) dan Patung Josephine (kanan)... 34

6. Tanaman yang terdapat pada English Border: Lamb’s Ears (Stachys bizantina) (kiri), Russian Sage (Perovskia atriplicifolia) tengah), dan Potentilla ‘Gibson Scarlet’ (Potentilla astrosanguinea) (kanan) ... 35

7. Tanaman yang terdapat pada Cottage Garden: Joe-pye Weed (Eupatorium maculatum ‘Gateway’) (kiri atas) , Shasta daysies (Leucanthemum x superbum) (tengah atas), Lavender (Lavabdula sp.) (kanan atas), Phlox (Phlox maniculata) (kiri bawah), Speedwell (Veronica) (tengah bawah), dan Daylily (Hemerocallis) (kanan bawah) ... 35

8. Kondisi lanskap Green Garden: Tembok pembatas antara Cottage Garden dan Green Garden (kiri) dan Koleksi tanaman ever green pada Green Garden... 36

9. Koleksi rumput yang terdapat pada Grass Garden: Ravennae Grass (Erianthus ravennae) (kiri) dan Elijah’s Blue Fescue (Festuca glauca) (kanan) ... 37

10. Kabin (rumah kecil) pada area Pioneer Garden ... 38

11. Kantor administrasi KRT (kiri) dan lanskap Rose Garden (kanan)... 39

12. Flower Arrangement di dalam Pot ... 40

13. Kondisi greenhouse KRT: Tanaman-tanaman yang siap untuk di jual pada acara Spring Sale (kiri) dan Bangunan greenhouse (kanan) ... 41

14. Jenis-jenis ‘rake’: hard rake (kiri atas), leaf rake (kanan atas), hand-leaf rake (kiri bawah), dan hand-hard rake (kanan bawah) ... 43

(12)

16. Pemangkasan cabang pohon: Pohon sebelum pemangkasan (kiri) dan

Pohon setelah pemangkasan (kanan)... 45

17. 3 Cuts Theory pada pemangkasan dahan ... 47

18. Cabang pohon hasil pemotongan 2 ... 47

19. Luka pohon akibat kesalahan pemotongan 3 ... 48

20. Perbedaan cabang tanaman lama dan baru... 49

21. Jenis-jenis alat pemangkasan: gergaji tangan (kiri atas), hand-shear (kanan atas), lopper (kiri bawah), hand pruner (kanan bawah)... 50

22. Pemangkasan tanaman pagar: Tanaman pagar sebelum pemangkasan (kiri) dan Tanaman pagar setelah pemangkasan (kanan) ... 51

23. Edging area flower bed: Flower bed sebelum dilakukan edging (kiri) dan Flower bed setelah dilakukan edging (kana)……… 51

24. Dampak tanaman yang diserang oleh Japanese Beetles ... 53

25. Zat kimia pencegah serangan kelinci ... 54

26. Pagar pencegah serangan kelinci... 54

27. Tree alligator bag pada lingkar pohon... 56

28. Area kompos: Area kompos berkayu (kiri) dan Area kompos hijau (kanan) 59 29. Taman-taman baru di KRT periode April 2009-Oktober 2009: Embroedery Bed (kiri atas), Dahlia Bed (kanan atas), Netherland Bed (kiri bawah), dan Circle Bed (kanan bawah) ... 60

30. Proses pembangunan taman ... 60

31. Proses pembangunan taman: Tanah yang telah dibajak (kiri), Tanah dan kompos yang telah dibajak serta diratakan (tengah), dan Taman yang telah ditanami (kanan)………..………... 61

32. Tempat-tempat berlangsungnya pesta perkawinan: Pond Gazebo pada area Shade Garden (kiri) dan Grande Alle (kanan)……….. 66

33. Kelompok usia pengunjung KRT... 78

34. Tingkat pendidikan pengunjung KRT... 78

35. Jenis pekerjaan pengunjung KRT ... 79

36. Hari kunjungan ke KRT ... 79

37. Tujuan mengunjungi KRT ... 80

38. Frekuensi kunjungan ke KRT ... 80

39. Klasifikasi waktu kunjungan ke KRT ... 81

(13)

41. Persepsi pengunjung terhadap kondisi KRT saat ini... 82

42. Jarak KRT terhadap perumahan pengunjung ... 82

43. Jenis landmark di KRT ... 83

44. Jenis-jenis landmark di KRT: gazebo (kiri atas), kolam air (tengah atas), Shade Garden (kanan atas), Perennial Garden (kiri bawah), danau (tengah bawah), dan angsa (kanan bawah)... 83

45. Tingkat kemudahan aksesibiltas menuju KRT... 84

46. Kondisi fasilitas di KRT... 84

47. Kondisi perkerasan di KRT... 85

48. Jenis fasilitas yang perlu ditambahkan di KRT... 85

49. Musim kunjungan di KRT... 86

50. Kondisi tanaman di KRT... 86

(14)

LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jadwal kegiatan magang... 102

2. Peningkatan populasi di Kota Toledo ... 103

3. Iklim di Kota Toledo ... 103

5. Master Plan KRT ... 105

4. Kondisi lanskap KRT saat ini... 104

6. Realisasi Master Plan KRT... 106

7. Pola pembagian ruang KRT……….. 107

8. Pola sirkulasi KRT………... 108

9. Pembagian tanaman koleksi di KRT………. 109

10. Komponen-komponen taman di KRT beserta kegiatan pemeliharaan yang dilakukan………. 110

11. Acara-acara yang diselenggarakan oleh KRT……….. 112

12. Struktur organisasi KRT………... 114

13. Kuisioner terhadap para Pengunjung KRT ... 115

(15)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, Saya me nyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

PENGELOLAAN LANSKAP KEBUN RAYA TOLEDO, TOLEDO, OHIO, AMERIKA SERIKAT.

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.

Bogor, Januari 2010

TEUKU MUNAWIR A44050029

(16)

® Hak Cipta Milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Amerika adalah negara dengan wilayah terbesar keempat di dunia, setelah Rusia, Kanada, dan Republik Rakyat Cina (RRC) dan ketiga terbesar dalam jumlah penduduk, setelah RRC dan India. Tetapi jika dilihat dari segi ekonomi, Amerika adalah nomor satu di dunia, meliputi kira-kira seperempat hingga sepertiga total pengeluaran ekonomi dunia. Selain itu, Amerika Serikat juga merupakan negara yang berbasis pada pertanian sehingga menjadi produsen utama jagung, gandum, gula, dan tembakau (www.wikipedia.com). Seiring dengan perkembangan waktu, bisnis di bidang pertanian atau yang lazim disebut agribisnis pun mulai berkembang. Salah satu jenis agribisnis yang sedang berkembang ialah industri pembibitan (nursery). Dalam industri ini dapat diusahakan berbagai jenis pembibitan, seperti: pembibitan komoditas hortikultura baik buah-buahan maupun sayuran dan pembibitan tanaman lanskap (hias). Hal ini didukung oleh pernyataan Davidson dan Mecklenburg (1981) yang berpendapat bahwa di Amerika terdapat lebih dari 100 spesies untuk jenis tanaman Eucalyptus dan Banksias (Banksia sp).

Didasari pada pernyataan di atas, potensi keragaman hayati yang dimiliki oleh Amerika harus dipertahankan. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya sebuah kebun raya yang yang secara ekologis berfungsi untuk menjaga keseimbangan lingkungan. Hal ini terbukti dengan terdapatnya sejumlah kebun raya di Amerika Serikat. Tercatat lebih dari 10 kebun raya yang terdapat di Amerika Serikat, salah satunya ialah Kebun Raya Toledo yang terletak di Negara Bagian Ohio. Kebun Raya Toledo (KRT) memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: sebagai pusat hortikultura dan seni (taman), satu-satunya kebun raya di Negara Bagian Ohio yang terbuka untuk umum/publik, dikunjungi lebih dari 120000 pengunjung setiap tahunnya, dan sumber keunikan lainnya (www.toledogarden.org).

Aspek keberlanjutan dari kondisi KRT harus tetap dijaga dan dipertahankan. Hal ini dapat dilakukan agar KRT tidak hanya dapat dinikmati pada saat ini saja, tetapi juga dapat diwariskan dan dinikmati pada masa yang akan datang.

(18)

Menyadari akan pentingnya keberlanjutan maka tindakan pengelolaan pun dibutuhkan. Tindakan pengelolaan sendiri diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu: pengelolaan fisik dan pengelolaan ideal. Pengelolaan fisik merupakan tindakan pengelolaan yang berfokus pada elemen fisik kebun raya, seperti: pohon, semak, herba, dan sebagainya, yang kemudian dikenal dengan istilah memelihara tanaman. Tindakan ini dapat berupa menyiram, memangkas, memupuk, menanam, dan lainnya. Sedangkan pengelolaan ideal merupakan tindakan pengelolaan yang bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan kondisi kebun raya agar tidak mengalami perubahan (sesuai dengan desain awal).

Kebun raya dilengkapi dengan keberadaan rumah kaca (greenhouse). Pada kawasan KRT juga terdapat beberapa rumah kaca. Fungsi rumah kaca itu sendiri juga bermacam- macam, di antaranya berfungsi sebagai tempat penyimpanan tanaman, pembibitan tanaman, perlakuan tertentu terhadap tanaman, dan sebagainya.

1.2 Tujuan Magang

Kegiatan magang dilakukan untuk mendapatkan pengalaman profesi, memperluas wawasan, dan mengasah keahlian yang terkait lanskap kebun raya, khususnya bidang pengelolaan lanskap, sehingga dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa yang berupa:

1. Mengetahui bentuk pengelolaan suatu lanskap kebun raya secara keseluruhan;

2. Memperoleh pengetahuan baru yang didapat dalam menghadapi dunia kerja; 3. Meningkatkan kemampuan dalam aspek spesialisasi kerja, terutama

kemampuan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh; 4. Meningkatkan sikap dan perilaku yang berupa: rasa tanggung jawab, sikap,

dan kemampuan bekerja dalam tim.

Adapun tujuan khusus kegiatan magang ini antara lain:

1. Mempelajari proses kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan lanskap kebun raya;

(19)

2. Mengasah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan pekerjaan pemeliharaan lanskap;

3. Melakukan seluruh kegiatan pemeliharaan lanskap kebun raya secara langsung;

4. Mengenal berbagai jenis alat dan bahan serta teknologi dalam melakukan kegiatan pemeliharaan lanskap kebun raya;

5. Mempelajari rencana pengelolaan lanskap kebun raya;

1.3 Manfaat Magang

Kegiatan magang bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang pekerjaan lanskap dan dapat mengembangkan sikap profesionalisme mahasiswa dalam menghadapi kondisi lapang pekerjaan sesungguhnya serta untuk mempersiapkan mahasiswa agar terampil d i bidang jasa lanskap, khususnya bidang pengelolaan lanskap. Kegiatan magang ini juga tentunya akan bermanfaat sebagai pengalaman dalam menghadapi dunia kerja, sehingga siap bekerja sebagai supervisor atau manajer dari suatu lanskap. Selain itu, kegiatan magang ini juga menjalin hubungan baik antara mahasiswa dan para staf Kebun Raya Toledo dalam hal pertukaran informasi, ilmu, dan teknologi di bidang pengelolaan lanskap.

Kegiatan magang yang bersifat internasional ini juga bermanfaat sebagai sarana untuk mempromosikan Institut Pertanian Bogor (IPB), khususnya Departemen Arsitektur Lanskap, secara internasional. Program magang ini juga berperan dalam mempererat hubungan antara IPB dan Ohio State University (OSU) sebagai pelopor program magang kerja yang dikenal dengan sebutan The Ohio Program pada bidang pertanian di Amerika Serikat. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa di seluruh dunia untuk belajar dan bekerja di Amerika Serikat.

1.4 Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan acuan dalam melakukan kegiatan magang. Adapun kerangka pikir tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

(20)

Gambar 1. Kerangka pikir

Kebun Raya Toledo merupakan taman publik yang harus dijaga dan dilestarikan agar berkelanjutan. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan pengelolaan lanskap di KRT. Kawasan KRT sendiri dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor internal (biofisik) dan faktor eksternal (sosial dan budaya). Kedua faktor tersebut mempengaruhi terbentuknya suatu lanskap. Tindakan pengelolaan lanskap dibutuhkan untuk mengintegrasikan kedua faktor tersebut dengan mempelajari dan menganalisis daya dukung, pola pembagian ruang, dan sirkulasi. Pada akhirnya, disusun rencana pengelolaan yang meliputi organisasi, tenaga kerja, penjadwalan, alat dan bahan, serta estimasi biaya.

Kebun Raya Toledo (Toledo Botanical Garden)

Sosial-Budaya

Perila ku Pengunjung, Ketaatan pada peraturan, Jumlah Pengunjung

Biofisik

Iklim, Jenis Vegetasi, Sat wa, Kualitas Visual Lanskap Pengelolaan Lanskap Fisik Ideal 1. Pe mangkasan 2. Penyira man 3. Penyulaman 4. Pelabelan (labeling)), dll

Sesuai dengan desain awal Keberlan jutan (Sustainability)

masa kini dan yang akan datang

Menganalisis Efisiensi dan Efekt ifitas Kerja dan Kesesuaian dengan Daya Dukung Mempelajari dan menganalisis pola pembagian ruang Kebun Raya Toledo

Renc ana Pengelol aan

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Lanskap

Pengelolaan adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan (Stoner et al, 1996). Stoner et al (1996) juga mengungkapkan beberapa karakteristik pengelolaan, yaitu sebagai berikut:

1. Pengelolaan adalah usaha menciptakan masa depan yang lebih baik, dengan mengingat masa lalu dan masa kini;

2. Pengelolaan dipraktekan di dalam dan refleksi dari era sejarah tertentu; dan 3. Pengelolaan adalah kegiatan yang menghasilkan konsekuensi dan pengaruh

yang muncul dengan berlalunya waktu.

Menurut Simonds (2006) lanskap secara spesifik adalah suatu area lahan/daratan yang memiliki kualitas visual bentukan lahan, formasi batuan, elemen air, dan pola tanaman yang berbeda (menarik). Tentunya, dalam sebuah lanskap memilki beberapa ciri atau karakteristik yang mencerminkan sebuah lanskap. Beberapa karakter dalam sebuah lanskap, di antaranya: adanya harmoni atau kesatuan diantara elemen-elemen alam, ground forms, rock formation, vegetasi, dan kehidupan satwa (animal life).

Suatu lanskap membutuhkan tindakan pengelolaan. Secara umum, pengelolaan lanskap merupakan sebuah metode pendekatan untuk merencanakan dan menyusun penggunaan lahan, seperti: melindungi area yang alami, operasi hutan, pertanian, dan segala aktifitas manusia dalam suatu lanskap. Pendekatan tersebut berdasarkan suatu sistem pengelolaan yang terintegrasi terhadap seluruh penggunaan. Dengan kata lain, pengelolaan lanskap merupakan seluruh kegiatan integrasi antara kegiatan merencanakan dan menyusun penggunaan lahan dan aktifitas-aktifitas manusia dalam seluruh area lanskap yang ditinjau dari segi ekonomi, sosial, dan keberlanjutan sumberdaya alam serta ekosistem lingkungan. (www.whc.org)

(22)

Untuk mengaplikasikan kegiatan pengelolaan lanskap tersebut, dibutuhkan introduksi prinsip-prinsip pengelolaan lanskap agar kegiatannya sesuai prosedur. Terdapat tujuh prinsip pengelolaan lanskap (www.whc.org), yaitu sebagai berikut.

1. Komitmen.

Pengelolaan lanskap membutuhkan suatu komitmen untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan melalui penggabungan seluruh elemen kehidupan, termasuk individual, institusi dan komunitas, sektor swasta, institusi akademik, lembaga non-pemerintah, pemerintah, yang didukung dengan adanya legislasi dan kebijakan yang positif.

2. Kolaborasi

Pengelolaan lanskap sangat bergantung pada pemahaman umum terhadap keuntungan sosial yang ditransformasikan dalam kerjasama partnerships dan stewardships.

3. Menghormati

Pengelolaan lanskap memahami bahwa adanya keberagaman kepentingan dalam sebuah ekosistem dan area yang sama. Oleh karena itu, setiap area difasilitasi dengan pendekatan yang memberi keleluasaan terhadap pengguna (stakeholder dan promotes ownership).

4. Integrasi

Pengelolaan lanskap berupaya untuk meningkatkan aspek ekonomi secara terintegrasi dan tujuan sosial serta lingkungan dengan mengembangkan pemahaman terhadap seluruh pengguna, untuk mewujudkan lanskap dengan ekosistemnya yang berkelanjutan.

5. Adaptasi

Pengelolaan lanskap merupakan suatu penyesuaian proses pengelolaan yang berkelanjutan dengan karakteristik seperti: strategi, rencana, program, kode, dan sistem kerja yang berorientasi pada efektifitas pengelolaan yang dilakukan untuk mengubah kondisi eksisting dan untuk meningkatkan pemahaman berdasarkan riset, monitoring, penilaian, umpan balik, dan pengalaman.

(23)

6. Holistic

Landscape management is a holistic, pengetahuan berdasarkan pendekatan yang berusaha mengintegrasikan hasil- hasil riset dari seluruh disiplin ilmu dengan pengetahuan tradisional untuk mendukung pengambilan keputusan dan menyediakan pembuat keputusan dengan pilihan-pilihan yang tersedia, data, dan informasi.

7. Keberlanjutan

Meliputi pemahaman terhadap efek terhadap segala aktifitas manusia yang diprediksi dalam ambang batas dan daya dukung (carrying capacity) yang terukur secara spasial dan temporal.

Selain itu, Parker dan Bryan (1989) mengungkapkan bahwa proses pengelolaan lanskap diklasifikasikan ke dalam empat proses, yaitu: menentukan/menetapkan tujuan pengelolaan, merencanakan kegiatan pengelolaan, melaksanakan kegiatan pengelolaan yang telah direncanakan, dan melakukan pemantauan (monitoring) terhadap pelaksanaan. Pengelolaan lanskap juga sangat terkait dengan daya dukung suatu kawasan. Sela in itu, pengelolaan lanskap terkait dengan pengelolaan jumlah pengunjung. Tentunya, sebuah kebun raya juga memiliki kapasitas tertentu untuk diakses oleh pengunjung. Hal ini senada dengan pernyataan Douglas (1982) dalam Astri dan Arifin (2005) yang mengungkapkan bahwa pembatasan jumlah pengunjung dilakukan dengan berdasarkan pada daya dukung yang menjelaskan bahwa daya dukung sosial adalah tingkatan aktivitas yang paling dapat diterima oleh pengguna.

2.2 Lanskap Berkelanjutan

Benson dan Roe (2000) berpendapat bahwa konsep keberlanjutan memiliki tiga faktor utama, yaitu:

a) Faktor efisiensi yang masih mempertimbangkan dan mengizinkan adaptasi teknologi;

b) Memperhatikan konservasi sumber daya alam; dan

c) Melakukan restorasi, perlindungan, dan perbaikan terhadap kesehatan manusia dan kualitas lingkungan.

(24)

Konsep keberlanjutan menjadi suatu faktor yang harus diperhatikan. Hal ini terbukti dengan gencarnya promosi yang sangat terkait dengan konsep keberlanjutan, seperti: green building, green architecture, green city, dan sebagainya. Istilah ‘green’ sendiri didefinisikan sebagai faktor yang berorientasi pada lingkungan yang berkelanjutan (ramah lingkungan). Faktor ini sangat terkait dengan beberapa aspek, di antaranya: hemat energi, konservasi air, dan lainnya. Aspek-aspek tersebut merupakan masalah lingkungan yang sedang dihadapi saat ini. Benson dan Roe (2000) menyebutkan bahwa terdapat empat aspek pengelolaan lingkungan, yaitu:

a. Aspek energi yang meliputi kegiatan hemat energi dan mencari s umber energi yang dapat diperbaharui.

b. Aspek air yang berfokus pada pengelolaan sampah, penanaman tanaman air yang sesuai, dan mengintroduksi sistem reuse.

c. Aspek bahan kimia yang berorientasi untuk mengurangi atau menghindari penggunaan pestisida dan pupuk anorganik.

d. Aspek tanah yang menghindari pemadatan tanah secara berlebihan, pengelolaan sampah organik dengan sistem recycling, dan avoiding peat.

Benson dan Roe (2000) juga mengungkapkan bahwa kegiatan pengelolaan berkelanjutan dilakukan dengan tiga tujuan, yaitu sebagai berikut:

a) Mengurangi input- input yang tidak berguna (unnecessary inputs);

b) Menekan produk-produk yang tidak sesuai dengan yang diharapkan (undesirable outputs);

c) Melindungi sumber daya alam penting.

Untuk mewujudkan dan menciptakan suasana lanskap yang nyaman secara berkelanjutan (sustainable), dibutuhkan kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan terhadap elemen-elemen taman sehingga tingkat dari kenyamanan suatu taman dapat terjaga. Lanskap berkelanjutan (sustainable landscape) dapat tercipta jika terdapat keterkaitan dengan pengelolaan lanskap (landscape management) yang dianggap penting karena terdapat di antara dua kegiatan utama lanskap, yaitu: landscape design dan landscape maintenance (Benson dan Roe, 2000).

(25)

2.3 Kebun Raya

Kebun raya (atau bisa juga disebut kebun botani, taman botani) adalah suatu area kebun yang ditanami berbagai jenis tumbuhan yang ditujukan terutama untuk keperluan penelitian. Selain untuk penelitian, kebun raya juga kerap kali digunakan sebagai sarana wisata dan pendidikan bagi pengunjung. Dua buah bagian utama dari sebuah kebun raya adalah perpustakaan dan herbarium yang memiliki koleksi tumbuh-tumbuhan yang telah dikeringkan untuk keperluan penelitian dan dokumentasi (www.wikipedia.com). Selain itu, kebun raya juga didefinisikan sebagai tempat menanaman berbagai spesies tanaman untuk keperluan penelitian dan pendidikan yang didukung oleh taman-taman, rumah kaca, dan arboretum (www.qanda.encyclopedia.com).

Definisi di atas dapat merepresentasikan kondisi Kebun Raya Toledo. Dengan adanya tanaman koleksi, rumah kaca, dan taman, KRT dapat dikunjungi untuk melakukan beberapa kegiatan, yaitu: penelitian, pendidikan, dan rekreasi. Selain itu, KRT juga dibentuk oleh keberadaan taman-taman yang indah, di antaranya: Shade Garden, Herb Garden, Perennial Garden, dan lainnya. Jika dibandingkan dengan kebun raya di Indonesia, juga terdapat tanaman-tanaman koleksi. Sebagai contoh, Kebun Raya Purwodadi yang memiliki taman dengan tanaman koleksi obat, sama halnya dengan KRT yang memiliki koleksi tanaman obat/herbal di Herb Garden. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikutip pada www.qanda.encyclopedia.com yang menyebutkan bahwa suatu kebun raya dibentuk oleh tanaman-tanaman yang mencerminkan budaya atau habitat, seperti: Rock Garden, Desert Garden, Aquatic Garden, dan Tropical Garden.

2.4 Rumah Kaca

Rumah kaca (atau rumah hijau) adalah sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah rumah kaca terbuat dari gelas atau plastik yang menjadi panas karena radiasi elektromagnetik yang datang dari matahari memanaskan tumbuhan, tanah, dan barang lainnya di dalam bangunan ini. Kaca yang digunakan untuk rumah kerja bekerja sebagai medium transmisi yang dapat memilih frekuensi spektral yang berbeda-beda, dan efeknya adalah untuk menangkap energi di dalam rumah kaca, yang memanaskan tumbuhan dan tanah

(26)

di dalamnya yang juga memanaskan udara dekat tanah dan udara ini dicegah naik ke atas dan mengalir keluar. O leh karena itu rumah kaca bekerja dengan menangkap radiasi elektromagnetik dan mencegah konveksi.

Nelson (1973) mengungkapkan bahwa rumah kaca dibangun dengan tujuan utama untuk mengontrol lingkungan di sekitar tanaman. Mastalerz (1977) berpendapat bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi lingkungan di sekitar tanaman, yaitu: temperatur, radiasi sinar matahari, karbon dioksida, dan kelembapan udara.

Keberadaan dari tanaman koleksi di dalam greenhouse dan polyhouse mendukung fungsi dari suatu kebun raya. Kebun Raya Toledo sendiri memiliki 5 rumah kaca dan dua polyhouses. Menurut Nelson (1973), polyhouse digunakan untuk mengatur temperatur, pergerakan udara, dan panjang hari (cahaya) sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman. Rumah kaca yang dimiliki KRT beroperasi pada dua kegiatan utama, yaitu: menanam/memperbanyak tanaman, dan menyimpan tanaman. Terdapat beberapa cara untuk melakukan kegiatan perbanyakan tanaman. Bonar et al (1994) mengemukakan tiga cara untuk memperbanyak tanaman, di antaranya: perbanyakan tanaman dengan menggunakan benih, perbanyakan tanaman dengan sistem cutting, dan perbanyakan tanaman dari daun (foliage) tanaman stok (stock plant). Rumah kaca KRT mengadopsi seluruh cara perbanyakan tanaman tersebut. Akan tetapi, cara perbanyakan dengan sistem cutting merupakan cara yang paling sering digunakan dalam kegiatan perbanyakan tanaman. Sistem ini dapat dilakukan dengan tiga cara. Bonar et al (1994) menyatakan tiga cara untuk melakukan sistem cutting, yaitu: green tip cutting, pemotongan pada tangkai (hard-wood cutting), dan pemotongan pada bagian daun atau akar.

Perbanyakan tanaman merupakan aktivitas utama pada rumah kaca di KRT. Hal ini disebabkan karena tanaman-tanaman hasil perbanyakan akan ditanam di area KRT dan dijual pada acara-acara penjualan tanaman yang diselenggarakan pihak KRT, yaitu: Spring Plant Sale dan Fall Plant Sale.

(27)

BAB III METODOLOGI

3.1 Tempat Magang

Tempat magang dilakukan di Kebun Raya Toledo, Ohio, 5403 Elmer Drive, Toledo, Ohio, United State of America. Kota Toledo terletak pada 41°39′56” LU dan 83°34′31″BB (Gambar 2).

Gambar 2. Lokasi Kebun Raya Toledo

3.2 Waktu Magang

Kegiatan magang dilakukan selama 6 bulan yang dimulai pada minggu kedua bulan April 2009 sampai minggu kedua bulan Oktober 2009. Kegiatan magang serta jadwal disajikan dalam tabel jadwal kegiatan magang (Lampiran 1).

3.3 Metode Magang

Metode magang untuk kegiatan pengelolaan lanskap meliputi kegiatan observasi, bekerja langsung di lapang, partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di KRT, wawancara, dan studi pustaka. Kegiatan magang ini bersifat pro-aktif dan dapat juga mengandung unsur pendidikan di dalamnya. Mahasiswa magang dilibatkan secara langsung dalam melakukan kegiatan-kegiatan

(28)

pengelolaan dan pemeliharaan di lapangan. Mahasiswa magang bekerja langsung di bawah arahan dan pantauan supervisor. Selain itu, metode yang juga digunakan ialah mengikuti sistem tata kerja atau peraturan-peraturan yang berlaku di KRT. Secara khusus, mempelajari dan mengikuti kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan lanskap Kebun Raya Toledo yang meliputi:

1. Orientasi Tempat Magang

1. Pengenalan lembaga kerja dan staf 2. Mempelajari struktur organisasi 3. Pengenalan kondisi lapang

4. Pengenalan profil perusahaan (Kebun Raya Toledo)

5. Pengenalan dan mempelajari fasilitas dan teknologi yang diterapkan

2. Kegiatan Administrasi

Kegiatan ini ditujukan untuk pengembangan kualitas berpikir dan kualitas kerja mahasiswa dalam menghasilkan suatu karya arsitektur lanskap. Kegiatan ini mengutamakan empat hal yang harus dipelajari. 1. Mempelajari struktur dan organisasi perusahaan, untuk mengetahui

berbagai pihak yang berperan dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang landscape management serta badan/organisasi yang menjadi bagian di dalamnya.

2. Mempelajari sistem kerja yang digunakan dalam perusahaan, standar dan

mekanisme kerja yang diterapkan dalam kegiatan

pengelolaan/pemeliharaan di lapangan.

3. Mempelajari berbagai masalah dalam pengelolaan dan bagaimana solusi kerja yang dihadapi perusahaan sehingga dapat dihas ilkan suatu produk yang sesuai, dapat dipertanggungjawabkan secara kualitas dan juga berkelanjutan.

4. Memahami prosedur-prosedur pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan proses pengelolaan.

(29)

3. Melakukan Kegiatan Pengelolaan

Menginventarisasi dan menganalisis kegiatan kerja dengan melakukan pengamatan terhadap kapasitas pekerjaan, kinerja pekerjaan, efektifitas dan efisiensi waktu dalam melakukan pekerjaan, dan sebagainya. Selain itu, dilakukan juga pengamatan pola pembagian ruang, sirkulasi, dan area tanaman-tanaman koleksi di KRT. Kegiatan pengelolaan juga menghitung dan menganalisis daya dukung terhadap kegiatan rekreasi alam terbuka.

4. Data

Bentuk data yang yang dikumpulkan berupa data umum, data biofisik, dan data sosial. Data umum yang diambil ialah data profil perusahaan, termasuk struktur, lembaga, dan kondisi perusahan, serta data yang berhubungan dengan pekerjaan pengelolaan lanskap yang menjadi studi kegiatan magang baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Mahasiswa melakukan verifikasi data dan menganalisisnya. Data yang diambil adalah data sebagai penunjang kegiatan magang pengelolaan lanskap kebun raya maupun data penunjang laporan kegiatan magang sebagai bahan penulisan skripsi.

Data biofisik yang diambil ialah data vegetasi, geologi dan tanah, iklim, hidrologi, dan lainnya. Data ini didapat dengan cara studi pustaka dan laporan- laporan terdahulu yang terkait dengan Kebun Raya Toledo. Untuk pengambilan data sosial dilakukan dengan cara wawancara dan penyebaran kuisioner terhadap pengunjung terkait dengan kondisi lanskap Kebun Raya Toledo. Pengunjung yang diwawancara ialah pengunjung yang sedang tidak melakukan aktivitas secara aktif (pengunjung yang pasif) dengan jumlah 34 pengunjung. Secara rinci jenis data, indikator pengamatan, unit data, dan sumber data disajikan pada Tabel 1.

(30)

Tabel 1. Jenis data yang digunakan ` Jenis Data Indikator

Pengamatan

Unit Sumber Data Kegunaan Analisis

Aspek Eko logi

1 Kondisi umu m Letak dan batas wilayah - Laporan terdahulu/studi pustaka Data penunjang - Luas area m² Laporan terdahulu/studi pustaka 2 Biofisik Iklim 0C Laporan

terdahulu/studi pustaka Mengetahu i kondisi lanskap - Geologi dan tanah - Laporan terdahulu/studi pustaka Hidro logi - Laporan

terdahulu/studi pustaka Vegetasi - Laporan

terdahulu/studi pustaka Aspek Sosial dan Ekonomi 3 Kependuduk -an Pertu mbuha n penduduk % Laporan terdahulu/studi pustaka Mengetahu i kondisi per-ke mbangan penduduk Analisis deskriptif 4 Kara kteristik Pengunjung Asal luar/ dala m daerah Wawancara/kui sioner Mengetahu i kara kter pengunjung yang datang Analisis deskriptif

Usia Tahun Wawancara/kui sioner Jenis Kela min La ki-laki/per empuan Wawancara/kui sioner Aktivitas - Wawancara/kui sioner 5 Persepsi Pengunjung Keindahan, kenyaman, dan kepuasan - Wawancara/kui sioner Mengetahu i persepsi pengunjung Analisis deskriptif Koindisi ele men lanskap - Wawancara/kui sioner Sarana dan Prasarana - Wawancara/kui sioner 6 Ekonomi Jumlah Pengunjung Orang Wawancara/kui sioner Mengetahu i besar permintaan rekreasi untuk dibanding-kan dengan Analisis deskriptif Waktu Kunjungan hari Wawancara/kui sioner Aktivitas Kunjungan Rekrea si/pendi dikan Wawancara/kui sioner

(31)

daya dukung

Aspek Pengelol aan yang Berlaku saat ini

7 Pengelolaan Struktur organisasi - KRT KRT KRT KRT KRT Mengetahu i kondisi dan tujuan pengelolaa n yang dila kukan saat ini Analisis deskriptif Jadwal pengelolaan Waktu

Tenaga kerja Orang Alat dan bahan Unit Estimasi biaya Dollar

5. Membuat Management Plan

Membuat rencana pengelolaan kebun raya yang ditinjau dari lima aspek, yaitu: organisasi, tenaga kerja, penjadwalan, alat dan bahan, dan estimasi biaya. Aspek-aspek tersebut dijelaskan dan dianalisis terkait kepentingannya dalam kegiatan pengelolaan lanskap.

(32)

BAB IV KONDISI UMUM

Sebuah wilayah memiliki ragam kondisi umum yang berbeda. Kondisi umum ini dapat berupa keadaan geografi, iklim, topografi, curah hujan, sosial dan ekonomi, vegetasi, satwa, dan lain sebagainya. Adapun kondisi umum Kota Toledo, Ohio, Amerika Serikat, dijelaskan sebagai berikut.

4.1. Geografi

Berdasarkan Biro Pusat Sensus Amerika Serikat, Kota Toledo memiliki luas 217.8 km² dengan luas daratan 208.8 km² dan luas perairan (sungai dan danau) 8.9 km² (4.10 %). Kota Toledo sendiri memiliki dua sumber utama air, yaitu: Sungai Maumee dan Danau Erie.

4.2. Demografi (Sosial dan Ekonomi)

Lucas County merupakan daerah bagian Baratlaut Negara Bagian Ohio, berbatasan dengan Danau Erie dan Negara Bagian Michigan. Daerah ini berdiri sejak tahun 1835 dengan Toledo meruapakan salah satu kotanya. Pada tahun 1820-an, pertanian yang dikembangkan ialah ladang jagung o leh suku Indian. Mereka menanam jagung di daerah sekitar danau karena sumber air yang dekat. Ketika Canal Erie dibangun, maka daerah ini berubah menjadi daerah sebagai pusat perdagangan yang berkembang sangat pesat dan juga Toledo berkembang sebagai daerah pelabuhan.

Berdasarkan Sensus tahun 2000, Toledo memiliki jumlah penduduk 313.619 jiwa dengan kepadatan penduduk 1502/km2. Selain itu, Toledo memiliki 139.871 perumahan (house units) dengan rata-rata kepadatan mencapai 669/km2. Secara umum, Penduduk Toledo terdiri dari beberapa suku/ras, di antaranya: White (70.23%), African American (23.55%), Native American (0.31%), Asian (1.03%), Pacific Islander (0.02%), dan Hispanic atau Latino (5.47%). Di antara seluruh penduduk Toledo, terdapat lima negara yang memiliki populasi terbesar, yaitu: Jerman (23.4%), Irlandia (10.8%), Polandia (10.1%), Inggris (6.0%), dan Perancis (4.6%).

(33)

Pada tahun 2000, Toledo memiliki 128.925 rumah tangga (household) dan 29.8% dari jumlah tersebut memiliki anak pada usia di bawah 18 tahun, 38.2% pasangan menikah, 17.2% tanpa suami, dan 40% pasangan bukan keluarga. Secara khusus, populasi Kota Toledo berdasarkan persebaran usia ialah 26.2% (usia di bawah 18 tahun), 11.0% (18-24 tahun), 29.8% (25-44 tahun), 19.8% (45-64 tahun) dan 13.1% (usia di atas 65 tahun), dengan usia rata-rata (median) 33 tahun.

Pendapatan per kapita Kota Toledo pada tahun 2000 adalah $17,388. Pendapatan per kapita penduduk Toledo diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu: rumah tangga (household) dengan median pendapatan per kapita $32,546/tahun dan keluarga (family) dengan median pendapatan per kapita 41,175/tahun. Selain itu, jika ditinjau berdasarkan perbedaan gender, pria menghasilkan median pendapatan per kapita lebih tinggi yaitu $35,407/tahun dibandingkan wanita dengan median pendatapan per kapita $25,023/tahun. Di lain pihak, terdapat 14,2% keluarga dan 17,9% dari seluruh populasi termasuk penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. Dari persentase tersebut, 25,4% adalah remaja yang berusia di bawah 18 tahun dan 10,4% merupakan orang tua yang berusia di atas 65 tahun. Menurut Data Pusat Sensus Amerika Serikat, jumlah populasi Toledo terus bertambah. Pada tahun 2006, jumlah populasi Toledo 295.026 dan 297.806 pada tahun 2007 (Lampiran 2).

4.3. Tanah dan Geologi

Secara umum, jenis tanah pada daerah Lucas County berasal dari postglacial atau glacial-lake yang dibedakan dalam 2 jenis,.yaitu: tanah pasir dan tanah pasir pantai. Jika ditinjau dari segi mineral, kedalaman lapisan tanah keras/batuan dasar (bedrock) berkisar antara 20-160 feet (6,1-48,8 m). Lapisan ini terbentuk oleh dua asosiasi mineral, yaitu: batu kapur (limestone) dan dolomit (dolomite). Untuk daerah Toledo sendiri, jenis tanah yang mendominasi ialah tanah berpasir yang sangat subur dan memiliki sistem drainase yang cukup baik.

Jika ditinjau dari struktur lapisan tanah, jenis tanah daerah Lucas County didominasi oleh asosiasi Latty-Toledo-Fulton-Association. Asosiasi ini menutupi 17% dari daerah Lucas County. Asosiasi ini terdiri dari 50% latty soils, 20%

(34)

Toledo soils, 10% fulton soils, dan 20% minor soils. Secara umum, jenih tanah asosiasi ini memiliki tingkat drainase yang sangat buruk dengan tingkat permeabilitas yang rendah. Jenis asosiasi ini sangat sesuai untuk dikembangkan pertanian tanaman pangan/panenan, seperti: jagung, gandum, dan kedelai.

Untuk Kota Toledo khususnya, jenis tanah yang terdapat pada daerah ini ialah Latty Silty Clay. Jenis tanah ini merupakan tanah dengan tingkat sistem drainase yang buruk dan tingkat infiltrasi dan permeabilitas yang rendah sehingga sangat mudah terjadi aliran permukaan, khususnya pada daerah yang berkontur. Secara fisiologi, tanah ini coklat keabu-abuan dengan permukaan yang relatif kasar. Kedalaman subsoil-nya mencapai 46 inchi (1,15 m) dan substratum-nya mencapai 65 inchi (1,625 m). Jenis tanah ini sangat berpotensial untuk dikembangkan pertanian tanaman pangan dan pengembangan habitat satwa liar, khususnya daerah basah. Selain itu, tanah ini juga sangat sesuai untuk dikembangkan sebagai daerah tegakan pohon (woodland). Di lain pihak, jenis tanah ini tidak berpotensial untuk mendirikan bangunan dan sebagai area rekreasi.

4.4. Fisiografi, Relief, Topografi, dan Drainase

Lucas County termasuk daerah yang relatif datar dengan kemiringan dari bagian Tenggara ke arah Sungai Maumee dan dari bagian Timurlaut ke arah Danau Erie. Akan tetapi, daerah ini juga memiliki beberapa bukit dan permukaan yang bergelombang. Selain itu, Lucas County juga memiliki daerah Oak Openings sebagai area sabuk hijau (green belt) yang melintang dari bagian Timurlaut menuju bagian Tenggara, dari Sylvania ke Neapolis, dengan ketebalan 5-10 mil (8-16 km).

Secara umum, relief pada bagian Timurlaut relatif bergelombang. Hal ini disebabkan oleh daerah-daerah rendah yang membentuk beberapa anak sungai (creeks), seperti: Swan Creek, Blue Creek, dan Ten Mile Creek. Selain itu, topografi Lucas County, khususnya Toledo relatif datar. Kota Toledo sendiri terletak pada dataran rendah dengan ketinggian 620 kaki (189 m) di atas permukaan laut (dpl).

(35)

4.5. Sumber Air

Danau Erie merupakan sumber air utama pada daerah Lucas County. Selain digunakan untuk rekreasi, Danau Erie juga menjadi sumber air utama bagi Kota Toledo dan Oregon. Selain Danau Erie, Sungai Maumee juga menjadi sumber mata air di Kota Toledo.

Persediaan air tanahnya pun sangat mencukupi. Air tanah yang tersedia pun relatif dangkal yang dapat digali pada kedalaman tanah yang berkisar antara 15-25 kaki (4,575-7,625 m). Hal ini menyebabkan banyaknya terdapat genangan-genangan air/kolam (pond) yang terdapat pada daerah Lucas County. Secara keseluruhan, kolam yang terdapat pada daerah ini memiliki luas sekitar 345 acres (140 ha) yang tersebar di beberapa kota, termasuk Toledo.

Berdasarkan hasil studi mengenai ketersediaan air tanah pada daerah Lucas County oleh Divisi Survey Air dan Geologi, Departemen Sumberdaya Alam, menunjukkan bahwa ketersediaan air tanah yang melimpah terdapat pada lapisan tanah yang mengandung mineral dolomit. Jumlah air yang terkandung di dalamnya tergantung dari ukuran batu banyaknya lubang/rongga yang terdapat pada batu/mineral.

4.6. Iklim

Secara umum, daerah Lucas County memiliki iklim yang sangat dingin pada saat musim dingin dan sangat panas dengan kelembapan yang cukup tinggi pada saat musim panas. Curah hujannya pun menyebar rata dan hal ini berindikasi bahwa iklim di daerah Lucas County sangat sesuai untuk tanaman panenan/pangan dengan tanah yang lembab.

Toledo merupakan kota yang berbatasan langsung dengan Danau Erie yang sangat berpengaruh terhadap iklim mikro kota, khususnya pada musim semi dan gugur. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang sangat signifikan antara udara dan air. Sedangkan pada musim dingin, Danau Erie membeku lebih awal sehingga mengakibatkan temperatur kota menurun. Di lain pihak, Danau Erie dapat meningkatkan kelembaban iklim mikro kota pada musim panas.

Berdasarkan data yang didapat (www.ustravelweather.com), temperatur tertinggi terjadi pada bulan Juli, dengan temperatur rata-rata 87 F (30 °C) dan 66

(36)

F (19 °C) pada malam hari. Bulan Januari merupakan waktu terdingin dengan temparatur rata-rata 33 F (1 °C) dan 20 F (-7 °C) pada malam hari. Sementara itu, Bulan Juni merupakan bulan dengan curah hujan paling tinggi, yaitu 3.84 inchi (97.5 mm). Sedangkan bulan yang paling kering ialah Bulan Januari dengan curah hujan rata-rata 2.00 inchi (50.8 mm). Selain itu, berdasarkan data sebelumnya tercatat bahwa Toledo mengalami temperatur tertinggi pada tanggal 14 Juli 1936 dengan temperatur mencapai 105 °F (41 °C) dan mengalami temperatur terendah pada tanggal 21 Januari 1984 dengan suhu 20 °F atau -29 °C (Lampiran 3).

4.7. Vegetasi

Pada dasarnya, vegetasi alami pada daerah Lucas County ialah berupa deciduous forest. Mayoritas hutan ini terbagi ke dalam dua tipe hutan, yaitu: the oak forest dan the elm-ash swamp forest. The oak forest sendiri berasal dari daerah Oak Openings. Pada daerah ini, terdapat beberap jenis pohon, di antaranya: northern red oak, white oak, sugar maple, black oak, white ash, basswood, dan shagbark hickory. Sedangkan pada area The elm-ash swamp forest didominasi oleh rawa-rawa dengan kondisi tanah yang lembab hingga basah. Vegetasi yang terdapat pada daerah ini didominasi oleh pohon american elm, beberapa jenis pohon dari spesies ash dan maple, serta pohon-pohon cottonwoods dan sycamores.

Pada masa lampau (1817-1832), area Oak Openings terdiri dari beberapa area, yaitu: 43% savana/padang rumput (oak savanna), 27% padang rumput dengan lahan basah (wet prairie), 23% tegakan pohon ek (oak woodland), dan 7% lahan tandus. Area ini memiliki beberapa spesies langka, seperti: burung pipit/gereja dan beberapa spesies kupu-kupu di antaranya: the frosted elfin, persius dusky wing, serta the karner blue butterfly. Pada tahun 1990-an, Pemerintah Toledo melalui Toledo Metroparks melakukan konservasi terhadap habitat Oak Openings yang terbagi dalam beberapa bagian, yaitu: Toledo Metroparks melakukan konservasi terhadap 3600 acres (1458 ha) Oak Openings Preserve. Departemen Sumberdaya Alam Ohio memelihara tiga area, yaitu: Irwin Prairie (215 acres/87 ha), Lou Campbell State Nature Preserve (170 acres /68,85 ha), dan Maumee State Forest (3100 acres/1255 ha). Kelompok Konservasi Alam

(37)

bertanggung jawab menjaga dan memelihara 700 acres (283,5 ha) Kitty Todd Preserve (www.oakopen.org).

Saat ini, keadaan Oak Openings telah banyak berubah. Hal ini disebabkan oleh urbanisasi dan pertanian monokultur. Pembangunan perumahan dan area komersial menjadi faktor utama perubahan penggunaan lahan area oak openings. Berdasarkan sejarah, Black Swamp merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) utama bagi tiga sungai, yaitu: Sungai Maumee, Sungai Auglaize, dan Sungai Portage, yang ketiga sungai tersebut terletak di bagian Baratlaut Ohio. Vegetasi di daerah ini diklasifikasikan berdasarkan ketinggian ke dalam kelompok, yaitu:

1. Pada daerah rendah dan datar didominasi oleh vegetasi yang menggugurkan daun (deciduous), seperti: ash, elm, cottonwood, dan sycamore.

2. Pada daerah yang lebih tinggi dan bertopografi didominasi oleh beberapa vegetasi berupa beech, maple, basswood, dan tuliptree.

3. Pada daerah di sepanjang pantai didominasi oleh tanaman oak dan hickory.

Pada Black Swamp juga terdapat lahan basah (wetlands), seperti: daerah rawa dengan genangan air (marsh) dan padang rumput dengan lahan basah (wet prairie). Daerah ini dapat ditemui di sepanjang garis Danau Erie, khususnya di antara Toledo dan Sandusky.

(38)

BAB V

PENGELOLAAN KEBUN RAYA TOLEDO

5.1. Sejarah Umum

Kebun Raya Toledo didirikan sejak tahun 1964 dengan luas 20 acres (8,1 ha). Taman ini disumbangkan oleh George P. Crosby dengan tujuan untuk mewujudkan suatu taman publik, sebagai pusat pertamanan dan kesenian. Tujuan ini dirumuskan oleh Elmer Hinkleman. Pada tahun 1967, KRT melalui George P. Crosby membentuk dewan pengurus taman agar dapat mengawasi kegiatan pemeliharaan dan dapat menyebarluaskan program-program yang sedang dan akan dilaksanakan.

Pada tahun 1970, Departemen Perencanaan Kota membuat Master Plan pertama KRT dengan mengikutsertakan dewan pengurus dan staf. Pelaksanaan Master Plan tersebut selama tiga tahun dengan luas 20 acres (8,1 Ha). Hal ini terealisasikan berkat adanya donatur dan dana bantuan/hibah. Dengan cara ini, pihak KRT dapat menghemat $200,000,- USD dari seluruh biaya total pembangunan. Enam tahun kemudian, dewan pengurus KRT melakukan kerja sama dengan Sekolah Publik Toledo untuk mengimplementasikan program pendidikan ilmu hortikultura selama dua tahun dengan tujuan untuk memantau tingkat kreativitas dalam mendesain taman dan mengembangkan pengetahuan akan pentingnya lingkungan yang meliputi dua program, yaitu: program pengetahuan tanaman dan program pendidikan hortikultura.

Pada tahun 1974, luas KRT menjadi 60 acres (24,3 ha). Pada tahun 1981, Dewan Penasehat dan Pengurus KRT memulai untuk mencari dana agar seluruh kegiatan di KRT tetap berlangsung. Pada tahun 1984. Dewan Pengurus KRT bersama dengan Pemerintah Kota Toledo tertarik untuk memperbaharui Master Plan yang telah ada dengan tujuan untuk menciptakan suasana baru. Berdasarkan Master Plan tersebut, KRT memiliki beberapa taman, yaitu: Shade Garden, Rose Garden, Perennial Garden, Pioneer Garden, Vegetable Garden, dan lainnya. Pada tahun 1987, kegiatan tersebut pun terealisasikan dengan kucuran dana $2.1 USD. Setelah itu, para pengunjung KRT meningkat drastis mencapai 100,000 pengunjung per tahun.

(39)

Pada tahun 1990-an, KRT merenovasi Rose Garden dan merencanakan untuk membangun pusat pengunjung (visitor center) dan tempat parkir (parking lot). Setelah itu, tepatnya tahun 1995, KRT membangun Grande Allee yang terletak di sebelah Selatan Danau. Dua tahun kemudian, KRT juga membangun rumah kaca. Pembangunan ini terlaksana melalui kerjasama antara KRT dengan USDA dan Ohio State University-OARDC (Ohio State’s Agricultural Business Enhancement Center). Setalah membangun greenhouses, KRT membentuk suatu yayasan atau grup dengan nama Toledo GROWS (Gardens Revitalize Our World). Yayasan ini bergerak pada pembibitan dan pemeliharaan tana man buah dan sayuran. Yayasan ini beroperasi pada salah satu rumah kaca KRT.

Memasuki abad ke-20, Dewan Pengurus KRT ingin memperbaharui Master Plan tahun 1986 dan merencanakan program kerja KRT jangka pendek selama lima tahun, dari tahun 2000-2005. Secara umum, program kerja tersebut bertujuan untuk memperkaya kehidupan melalui berkebun, seni, dan alam, yang seiring perkembangan waktu hal-hal tersebut menjadi prioritas utama. Sejak tahun 2000, Dewan Pengurus bertanggung jawab untuk menutupi 85% dari seluruh dana operasional KRT yang dianggarkan mencapai $1.3 USD. Selain itu, mereka juga merencanakan dan membuat Master Plan dan konservasi tanaman. Pada tahun 2005, KRT mendapatkan dana bantuan/hibah dari Departemen Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Amerika Serikat untuk konstruksi jalan Bancroft sebagai salah satu pintu masuk (entryway) KRT. Pada tahun yang sama, KRT menambah sebuah greenhouse untuk mengakomodasi hubungan kerja sama antara KRT dengan USDA’s Agricultural Research Service. Pada tahun 2006, KRT tergabung dalam Metroparks of Toledo Area.

5.2. Kondisi Umum Kebun Raya Toledo

Kebun Raya Toledo merupakan suatu tempat publik yang menyajikan integrasi antara keindahan taman dengan seni yang menyatu dengan alam. Kebun raya ini terletak di Kota Toledo, Ohio, dengan luas 60 acres (24,3 ha). Jika ditinjau dari aspek topografi, kawasan KRT terletak pada ketinggian 618-634 kaki (188-193 m) di atas permukaan laut (dpl). Hal ini menunjukkan bahwa topografi

(40)

wilayah KRT cenderung datar. Kebun Raya Toledo memiliki batas administrasi sebagai berikut (Lampiran 4).

Barat : Hawkins Elemntary School Timur : Pemukiman

Utara : Elmer Drive

Selatan : West Bancroft Street

KRT sendiri memiliki beberapa taman utama, seperti: Shade Garden, Perennial Garden, Herb Garden, Rose Garden, Village Garden, dan Pioneer Garden. Selain itu, KRT juga memiliki beberapa fasilitas lainnya, seperti: bangunan Conference Center, kolam (pond), rumah kaca (greenhouse), dan lainnya. Fasilitas- fasilitas tersebut disajikan secara terperinci pada Tabel 2.

Tabel 2. Komponen-komponen KRT saat ini

Komponen KRT Luas (m2) Luas (%)

Shade Garden 9506,7 5.4 Perennial Garden 4879,7 2.8 Village Garden 1035,5 0.6 Herb Garden 313 0.2 Rose Garden 469,7 0.3 Turf/Lawn 100299,4 57.2 Trees/Arbor 30571,6 17.4 Pioneer Garden 1389,4 0.8 Pond/Ditch 11631 6.6 Conference Center 1838,6 1.0 Bancroft Entry 12502 7.1 Greenhouse 1002,3 0.6 Total 175442,5 100.0

Sumber: Master Plan KRT (2005)

Pada dasarnya, KRT memiliki Master Plan dengan luas KRT 65 acres (26,325 ha). Master Plan tersebut belum diimplementasikan secara keseluruhan. Terdapat sedikit perbedaan antara spesifikasi fasilitas KRT pada saat ini dengan spesifikasi fasilitas KRT berdasarkan Master Plan. Berikut disajikan Tabel 3 komponen-komponen yang terdapat pada KRT berdasarkan Master Plan.

(41)

Tabel 3. Komponen-komponen KRT berdasarkan Master Plan Komponen KRT Luas (m2) Children’s Garden 20061,5 Learning Village 7694,6 Picnic Area 2342 Event Village 19089,4 East Lake 13184,5 Axis Garden 6334,3 Staff Village 24802 Entry Landscape 10452,2 Perennial Garden 7772,2 Hillside, Westlake 11424 Artist Village 18755,8 Shade Garden 15601,6 Conference Center 72956 Maintenance Building 4827,6 Floral Promenade 3835,4 Turf/Lawn 37200 Total 210672,6

Sumber: Master Plan KRT (2005)

Tabel 3 mengindikasikan bahwa terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap kondisi KRT sekarang. Perubahan luas KRT juga menjadi salah satu indikasi bahwa kondisi KRT pada saat ini belum mencapai kondisi yang sempurna, yang sesuai dengan Master Plan. Jika dibandingkan antara kedua Tabel 2 dan Tabel 3, dapat dilihat bahwa perubahan terbesar terdapat pada luas rumput dari 100299,4 m2 menjadi 37200 m2. Master Plan tersebut didesain ulang oleh Konsultan MESA Group pada tahun 2005 (Lampiran 5). Untuk saat ini, pihak KRT hanya dapat merealisasikan 70% dari keseluruhan Master Plan tersebut (Lampiran 6). Pihak KRT sendiri sedang berupaya mencari dana dan sponsor untuk membangun Children’s Garden.

5.3. Kondisi Lanskap Kebun Raya Toledo

Kebun Raya Toledo merupakan kebun raya yang menjadi pusat kegiatan pertamanan dan kesenian. KRT terdiri dari taman-taman kecil yang saling terintegrasi membentuk kawasan KRT. Di dalam beberapa taman tersebut, terdapat taman yang memiliki tanaman-tanaman koleksi yang menjadi bahan interprertasi untuk bidang pendidikan.

(42)

5.3.1. Pola Pembagian Ruang Kebun Raya Toledo

Berdasarkan kondisi KRT saat ini, terdapat sepuluh ruang yang saling terintegrasi. Kesepuluh ruang tersebut ialah Entrance Area, Woodland Area, Transition Area, Garden, Bird Watching Area, Parking Area, Compost Area, Greenhouse, Service Area, dan Festival Lawn (Lampiran 7). Berikut dijelaskan pola pembagian ruang KRT.

1. Entrance Area

Kebun Raya Toledo memiliki empat entrance area, tiga gerbang terletak di sebelah Utara yang dapat diakses melalui Elmer Drive dan satu gerbang terletak di sebelah Selatan yang diakses melalui West Bancroft Street. 2. Woodland Area

Area ini terletak di dua bagian, yaitu di sebelah Barat dan Timur KRT. Pada area ini terdapat tegakan pohon-pohon dan kumpulan semak. Di sebelah Barat, area ini berfungsi sebagai penyangga terhadap Hawkins Elementary School yang terletak di sebalah Barat KRT dan di sebelah Timur yang juga berfungsi sebagai area pembatas dan penyangga terhadap pemukiman penduduk.

3. Transition Area

Area ini merupakan area transisi yang menghubungkan antara daerah di luar KRT dan di dalam KRT. Area ini didesain secara simetris dengan adanya pohon-pohon di kedua sisi jalan masuk KRT.

4. Gardens Area

Area ini merupakan kumpulan taman-taman yang terdapat di dalam KRT. Terdapat enam taman utama, yaitu: Shade Garden, Perennial Garden, Pioneer Garden, Vegetable Garden, Rose Garden, dan Herb Garden.

5. Bird Watching Area

Area ini terletak di sekitar danau. Pada danau tersebut terdapat beberapa satwa yang dapat menarik minat pengunjung, seperti: bebek, ikan, angsa, dan canadian geese. Pada area ini, disediakan bangku-bangku taman untuk menikmati aktivitas angsa, bebek, ikan, dan canadian geese di area danau.

Gambar

Gambar 2. Lokasi Kebun Raya Toledo
Tabel 1. Jenis data yang digunakan
Tabel 2. Komponen-komponen KRT saat ini
Gambar  7.  Tanaman-tanaman  yang  terdapat  pada  Cottage Garden:  joe-pye   weed  (Eupatorium  maculatum  ‘Gateway’)  (kiri  atas),  shasta  daysies
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hexindo Adiperkasa Tbk sejak Juni 2007, sarjana Teknik Mesin dari Universitas Kristen Indonesia ini juga menjabat sebagai General Manager Production PT.. Hitachi

Latihan gerak volunter diberikan setelah fase akut, latihan  berupa mengangkat alis tahan 5 detik, mengerutkan dahi, menutup mata dan mengangkat sudut mulut,

• ada pasien ini 7ara pemberian obat anti "ipertensi an tepat adala" A.. Saat diperiksa bilirbn total

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat serta hidyah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perjanjian Penyedia

Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kelayakan instrumen penilaian afektif pada pembelajaran kooperatif metode TGT dalam mata pelajaran fisika materi Hukum Newton

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada perawat khususnya perawat komunitas untuk dapat mengembangkan intervensi yang efektif dengan

Di dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Periode XIII salah satu yang menjadi laporan khusus adalah Program Pendampingan Keluarga. Program