• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS

II.1 Kerangka Teori dan Litertur

II.1.1 Pengertian Auditing

Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

Pengertian lain menurut Mulyadi (2002:1) yaitu suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai kepentingan.

Auditing adalah salah satu jasa yang di berikan oleh akuntan publik yang sangat di perlukan untuk memeriksa laporan keuangan sehingga laporan keuangan yang di hasilkan oleh pihak perusahaan yang di audit dapat lebih di percaya oleh para pemakai laporan keuangan.

(2)

10 Definisi auditing menurut Arens at al (2006:18) adalah sebagai berikut : “Auditing is accumulation and evaluation of evidence about information to determine on report on the degree of corespondene between the quantifiable information and established criteria.”

Definisi lainya dikemukan oleh Sunarto (2004: 16), yaitu :

“Pengauditan adalah suatu proses sistematik untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian untuk ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.”

Menurut Soekrisno Agoes (2002:1) adalah :

“Suatu pemeriksaan yang di lakukan secara teknis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah di susun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”

Berdasarkan pada pengertian tersebut maka dapat dirumuskan bahwa auditing merupakan suatu proses pemeriksaan dan pengevaluasian bukti objektif terhadap bukti kejadian ekonomi suatu perusahaan yang dilakukan oleh seorang auditor untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan.

(3)

11 II.1.2 Jenis – Jenis Audit

Menurut Arens (2006:15) dalam bukunya Auditing suatu pendekatan terpadu yang di alih bahasakan oleh Amir Abadi Jusuf, audit dikelompokan menjadi empat, yaitu:

1. Financial statement audit

2. Compliance audit

3. Operational audit 4. Forensic audit

Financial statement audit adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Dalam audit laporan keuangan ini, auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atau dasar kesesuainnya dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Compliance audit menentukan apakah peraturan, kebijakan, hukum penyajian atau Peraturan Pemerintah dipahami oleh perusahaan yang diaudit, ukuran kesesuaian audit tahunan dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Hasil audit ketaatan tersebut biasanya disimpulkan kepada pihak yang menentukan kriteria tersebut, terdiri dari: (1) ikthisar hasil temuan, atau (2) tingkat ketaatan dengan kriterianya.

Operational audit meliputi tinjauan sistematik atas keseluruhan aktivitas orang dalam kaitannya dengan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien. Audit operasional biasanya sulit dilakukan dibanding audit laporan keuangan dan

(4)

12 audit ketaatan, karena sangat sulit untuk mengidentifikasi tujuan atau kriteria yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas dan efisiensi.

Forensic audit merupakan sebuah proses ilmiah dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menghadirkan berbagai bukti pada sidang pengadilan karena adanya kasus hukum. Audit forensik dilakukan untuk tujuan mencari bukti dalam pengungkapan terhadap suatu kasus. Tujuan audit investigatif adalah untuk mendeteksi atau mencegah kecurangan. Beberapa contoh audit investigatif dapat dilakukan meliputi:

1. Kecurangan dalam bisnis atau kecurangan yang dilakukan karyawan 2. Investigasi tindakan kriminal

3. Perselisihan pemegang saham dengan persekutuan 4. Kerugian ekonomis bisnis

II.1.3 Jenis Auditor

Adapun jenis auditor antara lain 1. Auditor independen

Umunya di masyarakat auditor independen dikenal dengan istilah kantor akuntan publik. Kantor akuntan publik sebagai auditor independen bertanggung jawab atas audit laporan keuangan historis dari seluruh perusahaan publik dan perusahaan besar lainnya.

2. Auditor pemerintah

Auditor yang berasal dari lembaga pemerintahan. Misalnya Badan Pemereiksa Keuangan (BPK).

(5)

13 3. Auditor intern

Auditor intern bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan, seperti halnya auditor pemerintah bagi pemerintah.

II.1.4 Pengertian Kecurangan (Fraud)

Menurut Aaron J. Singleton (2006:1-2)

“Fraud as a crime. Fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which human ingenuity can device, which are resorted to by one individual, to get an advantage over another by false representation. No definite and invariable rule can be laid down as a general proposition in defining fraud, as it includes surprise, trick, cunning and unfair ways y which another is cheated. The only boundaries defining it are those which limit human knavery.”

Pengertian lainnya yang dikemukakan oleh Sunarto (2006:57) yaitu kecurangan dalam pelaporan keuangan yang dinyatakan untuk menyajikan laporan keuangan yang menyesuaikan, seringkali disebut kecurangan manajemen (management fraud).

II.1.5 Klasifikasi Kecurangan

Kecurangan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam menurut Soejono Karni (2006:35), yaitu:

(6)

14

1. Management Fraud (kecurangan manajemen)

Kecurangan ini dilakukan oleh orang dari kelas sosial ekonomi yang lebih atas dan terhormat yang biasa disebut white collar crime. Kecurangan manajemen ada dua tipe, yaitu kecurangan jabatan dan kecurangan koporasi. Kecurangan jabatan dilakukan oleh seseorang yang mempunyai jabatan penting dan menyalahgunakan jabatannya itu. Kecurangan koporasi adalah kecurangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan demi memperoleh keuntungan bagi perusahan tersebut, misalnya manipulasi pajak.

2. Employee Fraud (kecurangan karyawan)

Kecurangan karyawan biasanya melibatkan karyawan bawahan. Kadangkadang merupakan pencurian atau manipulasi. Dibandingkan dengan para manajemen, kesempatan untuk melakukan kecurangan pada keryawan bawahan jauh lebih kecil. Hal ini disebabkan mereka tidak mempunyai wewenang karena pada umumnya semakin tinggi wewenang semakin besar kesempatan untuk melakukan kecurangan.

3. Computer Fraud

Tujuan pengadaan komputer antara lain digunakan untuk pencatatan operasional atau pembukuan suatu perusahaan. Kejahatan computer dapat berupa pemanfaatan berbagai sumber daya komputer di luar peruntukan yang sah dan perusakan atau pencurian fisik atas sumber daya computer itu sendiri.

(7)

15 II.1.6 Unsur – Unsur Kecurangan (Fraud)

Menurut Jack Bologna, Robert J. Lindquist dan Josep T. Wells yang dikutip oleh Amin Widjaja (2005:25) kecurangan memiliki beberapa unsur diantaranya:

1. Tersembunyi

2. Penyimpangan dari kewajiban pelakunya dengan mengorbankan organisasi

3. Dilakukan dengan tujuan baik langsung maupun tidak langsung demi keuntungan secara finansial

4. Menjadikan kerugian bagi asset, pendapatan maupun cadangan bagi organisasi Dimana kecurangan memiliki bentuk yang disebut segitiga kecurangan atau sering disebut the fraud triangle diantaranya:

a. Perceived Pressure

Situasi dimana seseorang menyakini bahwa mereka melakukan kecurangan karena kebutuhan, merasa perlu untuk melakukan kecurangan.

b. Perceived Opportunity

Situasi dimana seseorang menyakini bahwa adanya kesempatan atau kondisi yang menjanjikan keuntungan jika melakukan kecurangan dan tidak terdeteksi.

(8)

16 c. Rationalization

Suatu bentuk pemikiran yang menjadikan seseorang akan melakukan kecurangan merasa bahwa sikap curang tersebut dapat diterima.

II.1.7 Faktor Memicu Terjadinya Kecurangan

Suatu hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kecurangan sebagai akibat antara tekanan kebutuhan seseorang dengan lingkungan yang memungkinkan bertindak. Soejono Karni (2000:38) menyatakan pendapatnya tentang faktor pendorong terjadi kecurangan sebagai berikut:

1. Lemahnya pengendalian intern

a. Manajemen tidak menegakkan perlunya peranan pengendalian internal

b. Manajemen tidak menindak pelaku kecurangan

c. Manajemen tidak mengambil sikap dalam hal terjadi conflict of interest

2. Tekanan keuangan terhadap seseorang a. Banyak hutang

b. Pendapatan rendah c. Gaya hidup mewah 3. Tekanan non finansial

(9)

17 b. Direktur utama menetapkan suatu tujuan yang harus dicapai tanpa

dikonsultasikan dulu kepada bawahannya c. Penurunan penjualan

4. Indikasi lain

a. Lemahnya kebijakan penerimaan pegawai b. Meremehkan integritas pribadi

c. Kemungkinan koneksi dengan orang criminal

II.I.8 Pengertian Audit Kecurangan

Menurut Aaron J. Singleton diterjemahkan oleh Ichsan Setiyo Budi M.si dan Herman wibowo (2006:55) pengertian audit kecurangan yaitu,

“Fraud auditing is creating an environmental that encourages the detection and prevention of frauds in commercial transactions.”

Menurut Jack Bologna Paul Shaw yang di kutip oleh Amin Widjaja dalam bukunya yang berjudul Audit Kecurangan (Suatu Pengantar) (2005:36):

“Forensic accounting, sometimes called fraud auditing or investigative accounting, is a skill that goes beyond the realm of corporate and management fraud, embezzlement or comercial bribery. Indeed, forensic accounting skill go beyond the general realm of collar crime.”

Pendapat lain tentang audit investigatif dikemukakan oleh Messier (2003:17), yaitu:

(10)

18 fraudelent activities. The use of auditors to conduct forensic audits has grown significantly, especially where the fraud involes financial issues.”

Association of Certified Fraud Examiner seperti yang di kutip Amin Widjaja (2005:36), mendefinisikan audit investigatif sebagai berikut:

“Fraud auditing is an initial approach (proactive) to detecting financial fraud, using accounting records and information, analytical relationship, and an awareness of fraud perpertration and concealment efforts.” Dari perngertian yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan mengenai pengertian audit kecurangan yaitu suatu pendekatan yang dilakukan untuk menemukan adanya kecurangan yang terdapat dalam unsur laporan keuangan atau setiap unsur yang ada dalam perusahaan dengan menggunakan kemapuan seorang auditor.

II.2 Siklus Pendapatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia siklus memiliki arti sik.lus putaran waktu yg di dalamnya terdapat rangkaian kejadian yg berulang-ulang secara tetap dan teratur; daur.

Menurut Boynton J. K. (2007:4)

Siklus pendapatan terdiri dari aktivitas – aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan

(11)

19 dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda.

Tujuan audit siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompeten yang mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan transaksi siklus pendapatan. Risiko inheren harus dipertimbangkan oleh auditor dalam kaitannya factor pervasive (pervasive) yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta faktor – faktor yang hanya berkaitan dengan aserdi tertentu dalam siklus pendapatan.

Sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam pemrosesan transaksi penjualan kredit seringkali mencakup hal – hal berikut:

1. Pesanan pelanggan (customer order)

Merupakan permintaan barang dagangan oleh pelanggan, yaitu dapat diterima melalui telepon, surat, formulir isian yang dikirimkan ke pelanggan yang ada dan pelanggan potensial, melalui wiraniaga, atau cara yang lain.

2. Pesanan Penjualan (sales Order)

Merupakan dokumen untuk mencatat deskripsi, jumlah, dan informasi terkait atas barang yang dipesan oleh pelanggan.

(12)

20 3. Dokumen Pengiriman (Shipping document)

Merupakan dokumen yang dibuat untuk memulai pengiriman barang, yang menunjukkan deskripsi atas barang dagang, jumlah yang dikirim, dan data yang relevan.

4. Faktur Penjualan (sales invoice)

Merupakan dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga termasuk ongkos angkut, asuransi, syarat pembayaran, dan data lain yang relevan.

5. Jurnal penjualan (sales Journal)

Merupakan jurnal untuk mencatat transaksi penjualan 6. Laporan ikhtisar penjualan (summary sales report)

Merupakan dokumen yang dihasilkan komputer yang mengikhtisarkan penjualan untuk satu periode.

7. Notes kredit (credit memo)

Merupakan dokumen yang berisi pengurangan jumlah yang ditagih dari pelanggan karena adanya pengembalian barang atau pengurangan harga.

8. Notes pembayaran (remittance advice)

Merupakan dokumen yang mendukung faktur penjualan yang dikirim ke pelanggan dan dikembalikan ke penjualan dengan pembayaran tunai.

9. Jurnal penerimaan kas (cah receipt jurnal)

Merupakan jumal untuk mencatat penerimaan kas hasil dari penerimaan kas, penjualan tunai dan penerimaan kas yang lain.

(13)

21 10.Nota persetujuan penghapusan piutang (uncollectible account

authorization form)

Merupakan dokumen yang digunakan di dalam perusahaan, yang menunjukkan kewenangan untuk menghapuskan piutang usaha menjadi tak tertagih.

11.Berkas induk piutang usaha (account receivable master file) Merupakan berkas untuk mencatat setiap penjualan, penerimaan kas, dan retur dan pengurangan harga penjualan untuk masing-masing pelanggan.

12.Neraca saldo piutang usaha (account receivable trial balance) Merupakan daftar jumlah yang terutang kepada pelanggan pada waktu tertentu.

13.Laporan bulanan (Monthly statement)

Merupakan dukumen yang dikirimkan kepada tiap pelanggan yang menunjukkan saldo piutang usaha, jumlah dan tanggal setup penjualan, penerimaan pembayaran tunai, notes kredit yang diterbitkan, dan saldo akhir.

Pemrosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi – fungsi pendapatan berikut:

1. Memprakarsai penjualan. Permintaan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan lain, meliputi:

(14)

22 b. Persetujuan kredit

2. Pengiriman barang dan jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa meliputi:

a. Pemenuhan pesanan penjualan b. Pengiriman pesanan penjualan

3. Pencatatan penjualan. Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi:

a. Penagihan pelanggan b. Pencatatan penjualan

II.3 Siklus Jasa Personalia

Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini: (1) siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya overhead, (2) siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik, dan (3) silus pendapatan dalam penjualan barang jadi. Tujuan audit terdiri dari dua yaitu, pertama tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi, kedua tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta harga pokok penjualan.

Dokumen, catatan, dan file computer yang lazim digunakan dalam memroses transaksi pabrikasi:

(15)

23 1. Tiket waktu (time ticket)

Formulir yang digunakan untuk mencatat waktu kerja seorang karyawan atas pekerjaan tertentu. Lama waktu kerja ini seringkali dicetka mesin.

2. Register penggajian

Laporan menunjukan nama, penghasilan kotor, potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama satu periode pembayaran. Register ini menyediakan dasar untuk membayar serta mencatat gaji dan upah.

3. Rekening bank untuk penggajian imprest

Rekening menampung setoran sebesar total gaji dan upah bersih yang dilakukan selama setiap periode pembayaran, dan dari rekening ini ditarik cek untuk membayar gaji serta upah para karyawan.

4. Cek gaji

Perintah penarikan kepada bank untuk membayar karyawan. Cek ini juga disertai dengan sebuah memo yang dapat dilepas yang menunjukan penghasilan kotor serta potongan gaji dan upah.

5. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja

Laporan yang menunjukan klasifikasi akun untuk penghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran.

6. SPT pajak gaji dan upah

Formulir yang ditetapkan oleh otoritas pajak untuk diserahkan bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dari karyawan serta

(16)

24 pajak gaji dan upah pemberi kerja untuk jaminan sosial serta penggangguran federal dan negara bagian.

7. File induk personalia karyawan

File yang memuatdata mengenai ikatan kerja setiap karyawan dan memuat semua otorisasi personalia yang dikeluarkan untuk karyawan tersebut, evaluasi kerja, serta tindakan disipliner, jika ada.

8. File induk data personalia

File komputer yang berisi data terkini mengenai karyawan yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah seperti klasifikasi pekerjaan, tarif upah, dan potongan.

9. File induk penghasilan karyawan.

File komputer yang berisi penghasilan kotor potongan gaji dan upah, serta pembayaran bersih setiap karyawan selama tahun berjalan hingga tanggal pada hari itu menurut periode pembayaran.

Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan melibatkan fungsi – fungsi pabrikasi berikut ini:

1. Memulai produksi

a. Merencanakan dan mengendalikan produksi b. Mengeluarkan bahan baku

2. Memindahkan barang

a. Memproses barang dalam produksi

b. Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi c. Melindungi persediaan

(17)

25 3. Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan

a. Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi b. Menjaga kebenran saldo-saldo persediaan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan baik pada mekanik maupun pada elektronik yang telah dibuat serta melihat tujuan dari penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai

Prosedur Penerimaan Kas: Penerimaan kas dilakukan oleh bagian kassa bersamaan setelah menerima faktur penjualan tunai dari bagian order penjualan tunai dari pembeli

Di Indonesia sendiri masih banyak anak usia sekolah yang tidak terbiasa sarapan karena kesibukan orang tua yang sangat tinggi, padatnya aktivitas anak, dan menu

Sebuah survei terbaru dari 96 lembaga NASPAA berafiliasi menunjukkan bahwa sekitar 40% dari mereka menawarkan kursus hibrida atau online, dan sekitar 24% memiliki

Akuntansi Forensik yang digunakan dalam proses penyelidikan bersifat proaktif (proactive fraud audit). Proactive fraud audit digunakan untuk menemukan adanya

؟... تاكرحلا ةاعارم عم لمجلاو .اهيف ةليوطلاو ةريصقلا 8.6 نع ثحبلا ىلع ةردقلا .اهتءارقو سوماقلا يف تاملكلا.

The three data collections share some similarities, as follows; 1) the final output of names and addresses of the bottom 30-40 percent households in Indonesia, 2) the general

Dari fenomena ini, dibutuhkan proses dan media pembelajaran yang menarik untuk dapat memperkenalkan kembali sejarah pahlawan daerah agar anak-anak serta generasi