• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta."

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT

BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta

Eka Fransiska Nita Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta; (2) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (3) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (4) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta. Populasi penelitian adalah 276 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 67 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

(2)

ix

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN VOCATIONAL STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN ENTREPRENEURSHIP SUBJECT AND

INTEREST AS AN ENTREPRENEUR FROM PERSPECTIVE OF PARENTS’ SOCIAL ECONOMY STATUS

A Case Study : Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta

Eka Fransiska Nita Sanata Dharma University

2009

The aims of this research is to know whether there is : (1) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur; (2) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ education degree; (3) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ occupational type; (4) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ earnings.

This research is a case study on 12th grade students of Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta. The population of this research are 276 students. The samples are 67 students. The sampling technique is purposive sampling. The methods of data collection are questionnaire, documentation and interview. The technique of analyzing the data is Chow’s regressive equation model.

(3)

i

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT

BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: EKA FRANSISKA NITA

NIM: 051334039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)

iii

(6)

iv

Kupersembahkan karyaku ini untuk :

1.

Bapa, Putera dan Roh Kudus

2.

Bapakku Yunus dan Mamaku Marta

yang senantiasa memberikan

kasih sayang dan dukungan doa sehingga aku bisa menjadi orang yang

berguna.

3.

Adikku Dita Anjelina

yang telah menjadi kekuatanku untuk

menyelesaikan kuliah.

4.

Pak Tono, Mba’ Desy dan De’ Serafino

yang senantiasa menjaga dan

mendoakanku sehingga aku bisa menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya.

5.

Magdalena P. Mendopma

yang selama ini sudah aku anggap adikku

sendiri, terima kasih karena selalu ada dan mengerti aku selama berada di

Jogja.

6.

Jerry Pratama

yang pernah memberikan dukungan doa dan kasih sayang

untukku.

7.

Semua keluarga yang ada di Kalimantan Barat

yang dengan setia
(7)

v

Motto

™ Tuhan pasti memberikan yang terbaik.

™ You CAN if you think you CAN.

™ No Pain, No Gain.

™ Someday everything will all make perfect sense. So for

now, laugh at the confusion, smile through the tears and

keep reminding yourself that everything happens for a

reason.

™ Laugh when you can, apologize when you should and let

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT

BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta

Eka Fransiska Nita Universitas Sanata Dharma

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta; (2) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (3) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (4) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta. Populasi penelitian adalah 276 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 67 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.

(11)

ix ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN VOCATIONAL STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN ENTREPRENEURSHIP SUBJECT AND

INTEREST AS AN ENTREPRENEUR FROM PERSPECTIVE OF PARENTS’ SOCIAL ECONOMY STATUS

A Case Study : Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta

Eka Fransiska Nita Sanata Dharma University

2009

The aims of this research is to know whether there is : (1) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur; (2) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ education degree; (3) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ occupational type; (4) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ earnings.

This research is a case study on 12th grade students of Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta. The population of this research are 276 students. The samples are 67 students. The sampling technique is purposive sampling. The methods of data collection are questionnaire, documentation and interview. The technique of analyzing the data is Chow’s regressive equation model.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA”.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Bapak Y. Supriyadi Bc.Hk., S.Pd. selaku Kapala SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;

6. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

(13)

xi

8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;

10. Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian;

11. Bapak Yunus dan Ibu Marta yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan doa;

12. Ade’ Dita tersayang yang menjadi motivator bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah;

13. Pa’ tua dan Ma’ tua, serta semua keluarga besar yang ada di Kalimantan Barat yang telah memberikan dukungan dan doa selama penulis menyelesaikan kuliah dan skripsi;

14. Pak Tono, M’ Desy dan De’ Serafino yang telah menjaga dan selalu ada menggantikan posisi orang tua penulis selama berada di Jogja;

15. Novex yang selalu menerimaku apa adanya yang dengan setia meberikan kasih sayang dan perhatian, maaf belum bisa membalas perasaanmu;

16. Indah, Three, Riri, Yuni dan Hendro sebagai sahabat yang selalu ada memberikan masukan, dukungan, dan bantuan kepada penulis selama kuliah dan menyelesaikan skripsi ini;

17. M’ Asih, Niken, Filipus, Singgih, Ima, Bangkit, Widie, Katarina, Wulan, Fery, Whilda, Yudha, Leni, Lisa, Marsya, Lilis, Thithe, Chandra, Vivi dan semua teman angkatan 2005 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamaan selama ini. Kenanggan atas kebersamaan ini akan menjadi kenanggan dan pengalaman terindah yang akan penulis ingat ketika nanti harus meninggalkan Jojga;

18. Iyex, Atikox, D’ Lena, D’ Sary, D’ Lia, Disrekia, Atix ”Jun Pyo”, D’ Uut, D’ Dian, Tary, K’ Devi, Elsa, M’ Okta dan D’ Lulu, terima kasih untuk dukungan dan kebersamaannya saat penulis tinggal di Brojodento 4;

(14)

xii

Chnok, D’ Herry, D’ Antox, Tina, D’ Kancil, Mz Asmet, M’ Yani dan semua anak Kalimantan yang pernah mengenal penulis, terima kasih untuk semuanya;

20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Penulis

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Masalah Penelitian ... 4

D Tujuan Penelitian ... 5

(16)

xiv BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar Siswa ... 7

B. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 12

C. Minat ... 16

D. Wiraswasta ... 18

E. Kerangka Berpikir ... 21

F. Model Penelitian ... 25

G. Hipotesis ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 27

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 28

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 33

G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen ... 34

2. Pengujian Reliabilitas ... 36

H. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif ... 38

2. Uji Normalitas ... 38

3. Uji Linearitas ... 39

(17)

xv

a. Pengujian Korelasi Prestasi ... 40

b. Pengujian Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah ... 44

B. Tujuan Pendidikan SMK ... 48

C. Sistem Pendidikan di SMK ... 51

D. Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan (SMK) ... 53

E. Struktur Organisasi SMK Sanjaya Pakem ... 54

F. Sumber Daya Manusia ... 58

G. Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 59

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan ... 61

I. Fasilitas Fisik dan Lingkungan ... 63

J. Majelis Sekolah/Komite Sekolah ... 64

K. Hubungan SMK Sanjaya Pakem dengan Instasi Lain ... 65

L. Usaha-usaha Penempatan Lulusan SMK Sanjaya Pakem ... BAB V DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data ... 67

B. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas ... 71

b. Uji Linearitas ... 72

(18)

xvi

a. Pengujian Korelasi Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat

Berwiraswasta ... 72

b. Pengujian Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 74

C. Pembahasan 1. Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 78

2. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 81

2. Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Dengan Minat Berwiraswasta ... 83

3. Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK denagn Minat Berwiraswasta ... 85

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Keterbatasan ... 89

C. Saran ... 90

(19)

xvii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Tabel ... 28

Tabel 3.2 Operasaional Variabel Minat Berwiraswasta ... 30

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 31

Tabel 3.4 Penggolongan Jenis Pekrjaan Orang Tua ... 32

Tabel 3.5 Kategori Pendapatan Orang Tua ... 33

Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Minat Berwiraswasta ... 36

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 37

Tabel 3.8 Intepretasi Koefisisen Korelasi ... 41

Tabel 4.1 Kurikulum SMK Sanjaya Pakem ... 53

Tabel 4.2 Ketua Program Studi SMK Sanjaya Pakem ... 54

Tabel 4.3 Guru Tetap ... 55

Tabel 4.4 Guru Tidak Tetap ... 55

Tabel 4.5 Wali Kelas SMK Sanjaya Pakem ... 56

Tabel 4.6 Jadwal Piket Harian Guru ... 57

Tabel 4.7 Rincian Jumlah Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 59

Tabel 5.1 Komposisi Prestasi Responden ... 67

Tabel 5.2 Minat Siswa Berwiraswasta ... 68

Tabel 5.3 Komposisi Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 69

Tabel 5.4 Komposisi Pekerjaan Orang Tua ... 70

Tabel 5.5 Komposisi Pendapatan Orang Tua ... 70

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas ... 71

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Linearitas ... 72

(20)

xviii

DAFTAR BAGAN

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

1. Data Prestasi, Minat, dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 96

LAMPIRAN II 1. Kuesioner ... 102

2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 107

LAMPIRAN III 1. Perhitungan Mean, Median dan Modus Prestasi dan Minat ... 109

2. PAP II ... 109

3. Hasil Uji Normalitas ... 111

4. Hasil Uji Linearitas ... 112

LAMPIRAN IV 1. Hasil Uji Hipotesis ... 113

LAMPIRAN V 1. Struktur Organisasi SMK Sanjaya Pakem ... 117

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam persaingan global yang semakin terbuka seperti saat ini, banyak

tantangan yang harus di hadapi. Setiap negara bersaing menonjolkan

keunggulan sumber daya masing-masing. Negara yang unggul dalam sumber

dayanya yang akan memenangkan persaingan. Sebaliknya, negara-negara

yang tidak memiliki keunggulan akan kalah dalam persaingan ini serta tidak

akan mengalami banyak kemajuan.

Sebagai suatu negara, Indonesia tidak dapat menghindari persaingan

global ini. Indonesia merupakan negara dengan sumber daya yang cukup. Hal

ini tampak dari kekayaan alam yang di miliki serta jumlah penduduk yang

besar. Dengan sumber daya itu Indonesia dapat menjadi negara yang unggul

dengan cara memberdayakan sumber daya alam dan sumber daya manusianya

secara nyata. Untuk itu sumber daya manusia tersebut betul-betul menghadapi

tantangan dan persaingan yang kompleks.

Tantangan persaingan global, pertumbuhan penduduk, pengangguran,

tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, etika, kemajuan

teknologi dan ilmu pengetahuan, dan gaya hidup serta kecenderungannya

merupakan tantangan yang saling terkait. Untuk menghadapi berbagai

(23)

berbagai keunggulan, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan

kompetitif.

Kualitas sumber daya yang tinggi tersebut hanya dapat ditentukan oleh

sistem pendidikan yang menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif .

Sumber daya yang kreatif dan inovatif merupakan sifat dari wirausahawan.

Lembaga pendidikan sebagai wadah pencetak tenaga kerja hendaknya

menanamkan jiwa wiraswasta serta keterampilan yang memadai pada peserta

didik. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga

pendidikan formal mempunyai tujuan menyiapkan tenaga kerja yang

memiliki sikap mental positif, memiliki pengetahuan maupun keterampilan

kejuruan yang dibutuhkan oleh sektor-sektor tertentu yang mengutamakan

sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai syarat untuk menempati posisi

atau jabatan dalam pekerjaan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.

29 pasal 3 ayat 2 tahun 1990 menegaskan bahwa pendidikan menengah

kejuruan diharapkan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki

lapangan kerja.

Lulusan SMK diharapkan selain mampu untuk menempati suatu posisi

atau jabatan dalam lapangan kerja diharapkan pula mampu untuk membuka

lapangan kerja baru, sehingga angka pengganguran dapat di tekan. Untuk

dapat membuka lapangan kerja baru seseorang hendaknya memiliki bekal

prestasi. Prestasi ini terlihat dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

(24)

Namun dalam kenyataannya belum banyak SMK yang alumninya

berprofesi wiraswasta, mayoritas masih berprofesi sebagai karyawan.

Kira-kira hanya 10-20 % saja yang menjadi wiraswastawan (www.google.com) Selain lembaga pendidikan pihak yang juga berperan penting dalam

mendukung terbentuknya jiwa kewiraswastaan adalah lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan lembaga sosialisasi pertama, tempat dimana anak

pertama kali mengenali dan memahami bahwa dia hidup bersama

individu-individu yang lain. Oleh karena itu, seseorang akan mempunyai kebiasaan

yang baik jika tumbuh dalam lingkungan keluarga yang baik. Hampir dapat

dipastikan seorang anak yang hidup dalam lingkungan wiraswasta memiliki

kecenderungan untuk ikut terjun ke dalam dunia kewiraswstaan itu. Karena

dari kecil dia sudah mengenal dan memahami seluk beluk maupun informasi

terkait wiraswasta.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

mengenai “HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT

BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA”

B. Batasan Masalah

Status sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedudukan sosial ekonomi

seseorang dalam masyarakatnya, yang meliputi unsur pendidikan, jabatan,

(25)

penelitian ini status sosial ekonomi yang akan diteliti terbatas hanya pada

tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan pendapatan orang

tua. Faktor lain yang juga menjadi fokus penelitian adalah faktor prestasi

belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lainnya seperti latar

belakang pendidikan, nilai-nilai personal, usia dan pengalaman kerja tidak

diteliti.

C. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di depan, rumusan masalah

penelitian ini adalah :

1) Apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dalam

mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta?

2) Apakah ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata

pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari

tingkat pendidikan orang tua?

3) Apakah ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata

pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari

pekerjaan orang tua?

4) Apakah ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata

pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari

(26)

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas

adalah:

1) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa

SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat

berwiraswasta

2) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa

SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat

berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

3) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa

SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat

berwiraswasta ditinjau dari pekerjaan orang tua.

4) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa

SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat

berwiraswasta ditinjau dari pendapatan orang tua.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Mengetahui secara mendalam mengenai hubungan prestasi belajar

siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat

(27)

2. Bagi mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan sebagai

gambaran tentang minat berwiraswasta dan bahan pertimbangan

memilih pekerjaan di masa yang akan datang.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu sumber untuk

memperkaya literatur dan penelitian selanjutnya terkait dengan topik

(28)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan

seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Menurut Purwodarminto (1976:766)

prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai, dilakukan dan kerjakan.

Sejalan dengan itu, Winkel (1983:161) mendefinisikan prestasi sebagai bukti

usaha yang dicapai.

Untuk mengetahui prestasi belajar dari setiap siswa dapat diketahui dari

hasil studi yang berupa nilai-nilai dari setiap mata pelajaran yang di tempuh

dan ini tercermin pada nilai raport siswa. Tinggi rendahnya prestasi belajar

akan membawa dampak pada rasa percaya diri, harapan dan cita-cita.

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

menurut Syah (1997:132) dibedakan menjadi tiga macam.

1. Faktor internal

2. Faktor eksternal

3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

(29)

Uraian mengenai tiga faktor di atas adalah sebagai berikut :

1. Faktor internal

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni

aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (bersifat

rohaniah).

a. Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti

pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas

ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang

atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti

kesehatan indera pendengaran dan indera penglihat, juga sangat

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan

pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.

b. Aspek psikologis

Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dipandang esensial

dan dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran

siswa adalah sebagai berikut:

1. Intelegensi siswa

Intelegensi umumnya diartikan sebagai kemampuan psikofisik

untuk mereaksi rangsang atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

(30)

tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keerhasilan

belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa,

akan semakin tinggi peluangnya meraih sukses.

2. Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang terdimensi afektif berupa

kecenderungan-kecenderungan untuk mereaksi/merespon dengan

cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya,

baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif terhadap mata pelajaran dan cara mengajar guru, akan

menimbulkan kemudahan belajar bagi siswa tersebut.

3. Bakat siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan

datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki

bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dalam

perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai

kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak

bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat akan dapat

mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang studi

(31)

4. Minat siswa

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa

dalam bidang studi tertentu.

5. Motivasi siswa

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme

baik manusia ataupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu.

Dalam perkembangannya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu : (1) motivasi intrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam

diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan

belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang

datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk

melakukan kegiatan belajar. Siswa yang kurang termotivasi untuk

belajar menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam

melakukan proses pembelajaran materi-materi baik di sekolah

maupun di rumah. Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih

signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik, karena lebih murni,

(32)

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Yang

termasuk dalam lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga, dan

juga teman-teman sepermainan sekitar perkampungan siswa tersebut.

b. Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,

alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa.

3. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala strategi/cara yang

digunakan dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran

tertentu. Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf

(33)

B. Status Sosial Ekonomi

Menurut Astrid S. Susanto (1977:99), status adalah perbandingan peran

dalam masyarakat, status merupakan hak dan kewajiban dalam tingkah laku

manusia. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Mayor Polak (1964:307)

mengungkapkan status sosial ekonomi sebagai kedudukan sosial ekonomi

seseorang dalam masyarakatnya. Selanjutnya status memiliki dua aspek yaitu:

1) Aspek yang agak statis (struktural), dimaksudkan sifatnya hirarkis,

mengandung perbandingan atau tinggi rendahnya relatif terhadap status

lain.

2) Aspek yang relatif lebih dinamis (fungsional), peranan sosial yang

diharapkan dari seseorang yang menduduki status tersebut.

Terkait dengan konsep status dengan aspek yang struktural, maka setiap

orang mempunyai tingkatan secara hirarkis yang membedakan antara orang

yang satu dengan orang yang lain. Setiap orang mempunyai status atau

kedudukan yang berbeda tergantung pada posisinya di masyarakat.

Masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam kedudukan :

1) Ascribet status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa mempertimbangkan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan ini diperoleh

melalui kelahiran.

2) Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh dari kelahiran akan

tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja dan ini tergantung dari kemampuan

(34)

kedudukan ini dibedakan lagi dengan satu macam kedudukan yaitu

assigned status yang merupakan kedudukan yang diberikan (Soerjono Soekanto, 217-218).

Tiap orang mempunyai unsur yang terkandung dalam status sosial

ekonomi. Sedikit banyaknya unsur-unsur yang dimiliki baik secara kualitas

maupun kuantitas akan menujukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi

seseorang. Melly G. Tan (1977:53) mengatakan bahwa konsep kedudukan

sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat lumrahnya mencakup

tiga faktor yaitu faktor tingkat pendidikan, faktor pekerjaan dan faktor

pendapatan.

1. Tingkat Pendidikan

Sejak dahulu sebenarnya manusia telah mengenal pendidikan, namun

dalam perwujudan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi

saat itu. Perkembangan dan pertumbuhan manusia sejalan dengan

perubahan yang terjadi di masyarakat.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Syah (1997:32), pendidikan adalah tahapan-tahapan kegiatan

(35)

upaya pengajaran dan pelatihan. Sejalan dengan itu di dalam Dictionary of

Psychology (1972), pendidikan diartikan sebagai “...the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes, etc. Ussually the term is applied to formal institution”.

Dari berbagai pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengalaman dan mampu

berkembang baik secara pikiran, kemampuan, pengetahuan maupun

kecakapannya.

Sedangkan tingkat pendidikan merupakan jenjang atau tahap hirarkis

dalam pendidikan. Di Indonesia sendiri penyelenggaran pendidikan terbagi

menjadi tiga jenjang yaitu Sekolah Dasar (kelas I-VI), Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama (kelas VII-IX) dan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah

Menegah Kejuruan (kelas X-XII).

2. Pekerjaan

Pekerjaan orang yang satu dengan orang yang lain tentu berbeda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pekerjaan adalah barang apa

yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan dan lain sebagainya); hasil bekerja;

tugas kewajiban; perbuatan. Jadi dapat disimpulkan pekerjaan orang tua

adalah segala usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Pekerjaan dibagi menjadi beberapa jenis (Biro Pengembangan Sosial

(36)

1) Pekerjaan Pokok

Adalah pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber utama dari

penghasilan yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat

dari pekerjaan ini adalah tetap.

2) Pekerjaan Sampingan

Adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai

pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah

melengkapi pekerjaan pokok.

3. Pendapatan

Jika kita melihat lingkungan sekitar kita, maka akan kita temui

orang-orang yang sibuk bekerja. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

pendapatan guna memenuhi segala kebutuhan hidup. Pendapatan yaitu

jumlah barang/jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Dengan kata

lain pendapatan adalah arus masuk uang dan barang yang diperoleh dari

usaha untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut Gilarso (2002:63) yang dihitung sebagai pendapatan

keluarga adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan

atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi.

Sumber pendapatan digolongkan menjadi tiga yaitu:

• Usaha sendiri, misalnya wiraswasta.

(37)

• Hasil dari milik. Misalnya: petani yang memiliki sawah, hasil dari

menyewakan rumah.

Menurut Biro Pusat Statistik pendapatan dapat dikelompokkan

menjadi tiga bentuk (Mulyanto, 1982:92) yaitu:

™ Pendapatan berupa uang

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang,

sifatnya regular dan biasanya diterima sebagai kontra prestasi atau

balas jasa.

™ Pendapatan berupa barang

Pendapatan berupa barang adalah penghasilan yang bersifat regular

yang diterima dalam bentuk barang.

™ Pendapatan berupa uang dan barang

C. Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu

pilihan seseorang. Minat juga faktor yang cukup menetukan kemajuan dan

keberhasilan seseorang. Orang yang mengerjakan sesuatu dengan diawali

minat atas hal itu akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

Menurut Masidjo (1995:52) minat adalah suatu kecendrungan yang

agak menetap dalam diri subjek dimana ia merasa tertarik akan suatu hal dan

(38)

Minat juga dapat diartikan sebagai perangkat mental yang terdiri dari

suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan

yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Mapiare,1982:82).

Menurut Winkel (1983:30-31) minat adalah kecenderungan yang agak

menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal tertentu dan merasa

senang berkecimpung dalam bidang itu. Mengenai munculnya minat, Winkel

memberikan urut-urutan sebagai berikut.

Perasaan senang Sikap positif Minat

Perasaan : Aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai- nilai

suatu obyek.

Sikap : Kecenderungan dalam subjek menerima atau menolak suatu obyek

yang berharga/baik atau tidak berharga/tidak baik. Dalam sikap

terdapat aspek afektif dan aspek kognitif.

Minat : kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa

tertarik pada hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

bidang itu. Perasaan senang (rasa puas, simpati, gembira dan lain

sebagainya) akan memimbulkan minat yang diperkuat lagi dengan

sikap positif.

Bila dikaitkan dengan minat berwiraswasta mula-mula seseorang

memiliki perasaan senang terhadap wiraswasta, perasan itu muncul karena

seseorang sudah mengenal bidang itu. Dia memandang usaha wiraswasta

dapat memberikan manfaat bagi dirinya maka timbul sikap positif. Kemudian

(39)

kewiraswastaan. Dengan demikian dapat dikatakan minat wiraswasta telah

muncul.

D. Wiraswasta

1. Pengertian Wiraswasta

Secara etimologis, wiraswasta merupakan suatu istilah yang berasal

dari kata-kata “wira” (berani, utama, atau perkasa) dan “swasta”

(swa=sendiri dan sta=berdiri). Jadi wiraswasta ialah keberanian,

keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta

memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri

sendiri (Soemanto,1996:42-43). Sedangkan menurut Sumahamijaya

(1979: 117), wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan

keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan

sendiri.

Secara umum wiraswasta adalah orang-orang yang bermental

mandiri dan memiliki potensi untuk berprestasi. Menurut Wijandi dalam

Erika Ratmiarini, wiraswasta merupakan suatu kepribadian yang unggul

yang mencerminkan budi luhur dan suatu sifat yang patut diteladani

karena atas dasar kemajuan manusiawi yang berlandaskan kebenaran dan

kebaikan.

Seorang wiraswasta hendaknya memiliki kepribadian yang unggul.

Orang yang berkepribadian unggul diantaranya memiliki sifat dan

(40)

1. Mempunyai keberanian untuk megambil resiko dalam menjalankan

usahanya

2. Mempunyai daya kreasi, imajinasi dan kemampuan yang tinggi

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan

3. Mempunyai semangat dan kemauan yang tinggi untuk

menyelesaikan kesulitan yang dihadapi.

4. Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali keuntungan yang

diperoleh baik untuk usaha yang sudah ada maupun pada

usaha-usaha baru.

5. Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menilai kesempatan

yang ada.

Kewiraswastaan bukan hanya sekedar entrepreneure dalam arti pengusaha, akan tetapi titik beratnya terletak pada pembentukan watak

dan pembinaan mental maju yang dimulai dari usaha membersihkan diri

sikap mental negative/miskin (Sumahamijaya, 1979:118).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas penulis mencoba

mengartikan wiraswasta sebagai suatu sikap mental mengedepankan

keberanian, optimisme dan mandiri serta berkepribadian unggul sehingga

pantas untuk diteladani.

2. Ciri-ciri Wiraswasta

Orang yang kreatif dan inovatif yaitu orang-orang yang memiliki jiwa,

(41)

wiraswasta antara lain : (1) penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh

keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab;

(2) memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam

bertindak, dan aktif ; (3) memiliki motif berprestasi, indikatornya terdiri

atas orientasi pada hasil dan wawasan ke depan; (4) memiliki jiwa

kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya,

dan tangguh dalam bertindak; dan (5) berani mengambil resiko dengan

penuh perhitungan.

Sejalan dengan pernyataan di atas Fadel Muhamad (1992:138-142)

mengungkapkan untuk menjadi wiraswasta harus memiliki tujuh ciri

pokok. Ketujuh ciri pokok tersebut adalah :

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan berarti memiliki orientasi hubungan personil dan

orientasi terhadap tujuan dan sasaran tertinggi.

2. Inovatif

Inovatif artinya orang yang kreatif dan selalu yakin ada cara-cara baru

yang lebih baik.

3. Pengambil keputusan

Seorang wiraswasta harus bisa dan berani mengambil keputusan demi

kelangsungan usahanya.

4. Sikap tanggap terhadap perubahan

Sikap tanggap terhadap perubahan artinya dapat mengantisipasi

(42)

5. Working smart

Working smart menandakan kerja yang efektif dan efisien atau bekerja secara ekonomis untuk mencapai hasil yang maksimal.

6. Visi masa depan

Visi masa depan artinya orientasi kemasa depan. Visi pada hakekatnya

merupakan pencerminan dari komitmen-kompetensi-dan konsistensi.

Artinya seorang wiraswasta senantiasa setia dengan komitmennya

dengan melakukan kegiatan yang sesuai kompetensi yang terdapat

dalam diri. Dengan demikian orang tersebut akan konsisten.

7. Sikap terhadap resiko

Ketika seorang wiraswasta menetapkan suatu keputusan telah

memahami secara sadar yang bakal ia hadapi,dalam arti resiko telah di

ukur dan di batasi.

E. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat

berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

Menurut Crow and Crow (1982) salah satu faktor timbulnya minat

adalah faktor emosional yaitu minat yang berkaitan dengan perasaan dan

emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat

meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat

(43)

Prestasi seseorang merupakan faktor yang cukup penting dalam

menentukan keberhasilan seseorang dalam bidang tertentu yang menjadi

pilihannya. Menurut Winkel (1983), prestasi belajar adalah suatu bukti

keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan

kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Siswa yang

prestasinya baik diduga akan mendorong minatnya berwiraswasta, atau

siswa yang berminat terhadap wiraswasta cenderung memiliki semangat

belajar yang tinggi sehingga prestasinya menjadi bagus, setelah lulus

kemudian mewujudkan cita-citanya berwiraswasta.

Tinggi/rendahnya derajat hubungan prestasi belajar dengan minat

berwiraswasta diduga kuat berbeda pada siswa yang berasal dari keluarga

dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Diduga orang yang memiliki

tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki cara pandangan yang

berbeda di banding orang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Cara

pandang ini akan berpengaruh terhadap usaha menumbuhkan minat anak

terhadap sesuatu.

Berdasarkan uraian di atas, ada kemungkinan tingkat pendidikan

orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara prestasi belajar siswa

dengan minat berwiraswasta.

2. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat

berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

(44)

diartikan sebagai rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas (Djaali, 2007:121).

Seseorang pada dasarnya mempunyai tujuan di dalam hidupnya.

Diantara tujuan yang dicapai tersebut antara lain adalah keinginan untuk

berprestasi. Menurut Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai

sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil tes tersebut merupakan prestasi

belajar siswa dalam mengikuti proses belajar.

Jenis pekerjaan orang tua sangat berpengaruh pada diri seseorang

dalam menentukan jenis pekerjaannya kelak. Banyak individu sejak dini

dididik dan dimotivasi untuk menjadikan karir pendahulu (orang tua)

sebagai karirnya di masa mendatang. Misalnya, anak yang orang tuanya

bekerja sebagai wiraswastawan sukses memiliki kecenderungan untuk

lebih tertarik bekerja di bidang wiraswasta. Ini sejalan dengan apa yang

diungkapkan Robert D. Hisrich…..Having a father or mother who is self-employed provides a strong inspiration for the entrepreneur (Robert D. Hisrich,2005:65).

Dengan demikian penulis menduga jenis pekerjaan orang tua dapat

mempengaruhi hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat

(45)

3. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat

berwiraswasta ditinjau dari pendapatan orang tua.

Minat merupakan faktor psikologi yang dapat menentukan suatu

pilihan pada seorang. Selain itu, minat merupakan salah satu faktor

psikologi yang sangat kuat dan penting untuk kemajuan dan keberhasilan

seseorang. Seseorang yang mengerjakan sesuatu disertai minat

sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari

pada mereka yang tidak berminat sebelumnya

Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki

seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi

belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran

yang tercermin dalan rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi

belajar siswa berhubungan dengan kepercayaan diri, harapan, dan

cita-citanya. Orang yang memiliki prestasi yang tinggi akan memiliki

kepercayaan yang tinggi sehingga berminat untuk berwiraswasta setelah

menyelesaikan sekolahnya.

Pendapatan keluarga dalam jumlah yang besar akan memudahkan

mereka dalam memenuhi segala kebutuhan, termasuk usaha

menumbuhkan dan mengembangkan minat anak. Menurut Mulyanto

Sumardi dan Dieter Evers (1982:92), pendapatan adalah hasil yang

diperoleh suatu keluarga baik bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan

sampingan, dan pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang

(46)

Terkait dengan minat berwiraswasta pendapatan orang tua

merupakan salah satu faktor penting dalam perwujudan atas minat itu yaitu

sebagai sumber modal. Seperti yang diungkapkan oleh Robert D. Hisrich

(2005:327)…..family and friends are a common source of capital for a new venture. Berdasarkan uraian tersebut penulis menduga pendapatan orang tua akan mempengaruhi hubungan antara prestasi belajar siswa

dengan minat berwiraswasta.

F. Model Penelitian

Keterangan:

X : Prestasi Belajar Siswa SMK

Y : Minat Berwiraswasta

X1 : Tingkat Pendidikan Orang Tua

X2 : Jenis Pekerjaan Orang Tua

X3: Pendapatan Orang Tua

X Y

(47)

G. Hipotesis

Ha1 : Ada hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran

kewirausahaan dengan minat berwiraswasta.

Ha2 : Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara

prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan

dengan minat berwiraswasta.

Ha3 : Ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap hubungan antara

prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan

dengan minat berwiraswasta.

Ha4 : Ada pengaruh pendapatan orang tua terhadap hubungan antara prestasi

belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat

(48)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penilitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini mengambil obyek

tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut

hanya berlaku bagi obyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat untuk penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Sanjaya Pakem yang beralamat di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2009.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMK kelas XII.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah status sosial ekonomi orang tua dan prestasi

(49)

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.

1. Populasi.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelititan (Arikunto,1986:102).

Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi penelitian ini adalah

siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2007:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 70 orang. Adapun rincian

jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu:

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Sampel

Kelas Putra Putri Jumlah

XII Akuntansi 1 25 26

XII Administrasi Perkantoran - 23 23

XII Penjualan 5 16 21

Jumlah 6 64 70

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penilitian ini yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2007:122). Adapun alasan penulis

memilih sampel ini karena siswa kelas XII sudah lebih lama mengikuti

kegiatan pembelajaran di SMK serta mereka sebentar lagi lulus dan akan

(50)

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang membentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:58).

Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah :

1. Prestasi Belajar Siswa SMK

Prestasi belajar siswa merupakan salah satu ukuran bagi

keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Keberhasilan

tersebut, diukur dengan menggunakan tes dan tampak hasilnya pada

angka nilai yang diberikan oleh guru dalam raport siswa. Pengukuran

mengenai prestasi belajar dengan menggunakan nilai raport siswa kelas

XII semester 2. Prestasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

nilai/prestasi mata pelajaran kewirausahaan.

2. Minat Berwiraswasta

Minat berwiraswasta adalah kecenderungan-kecenderungan siswa

untuk mendirikan usaha sendiri setelah mereka menyelesaikan sekolah

di SMK. Minat ditandai dengan perasaan senang, perhatian dan

perasaan tertarik terhadap wiraswasta. Berikut ini disajikan tabel

(51)

Tabel 3.2 Operasional Variabel Minat Berwiraswasta

No Aspek Indikator Pernyataan

Positif

(Nomor Item dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item dalam Kuesioner

1. Perhatian a. Ada perhatian

terhadap kewiraswastaan.

b. Mencari informasi

terkait

kewiraswastaan dari guru/teman.

c. Mencari informasi

terkait

kewiraswastaan dari keluarga/masyarakat.

d. Mencari informasi

dari mass media.

e. Usaha untuk

mencapai tujuan 1, 2 5 6 7, 8 3 4

2. Ketertarikan a. Ketertarikan yang

berasal dari diri sendiri

b. Ketertarikan yang

berasal dari keluarga/masyarakat.

9, 10, 11, 12

17

13, 14, 15, 16

18, 19

3. Perasaan senang a. Menyenangi sesuatu

untuk dilakukan.

b. Membaca dan

mempelajari buku-buku

kewiraswastaan.

c. Perasaan senang

yang berasal dari keluarga.

d. Perasaan senang

yang berasal dari teman/guru.

20

21

22

(52)

Untuk mengukur minat siswa berwiraswasta digunakan Skala

Likert dengan lima opsi sebagai berikut.

Sangat Setuju : SS

Setuju : S

Ragu-ragu : R

Tidak Setuju : TS

Sangat Tidak Setuju : STS

Setiap jawaban dari responden diberi skor sebagai berikut.

SS S R TS STS

Untuk pernyatan positif 5 4 3 2 1

Untuk pernyatan negatif 1 2 3 4 5

3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang di dalam

masyarakat. Terdapat tiga faktor status sosial ekonomi dalam

masyarakat, yaitu:

Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua akan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Pendidikan Orang Tua.

Kategori Syarat pengukuran Skor

Tinggi Lulus SMA/ ke atas 2

Rendah Kurang/sama dengan

lulus SLTP

(53)

Jenis Pekerjaan Orang Tua

Dalam penelitian ini penulis membedakan jenis pekerjaan

menjadi dua, yaitu wiraswasta dan bukan/non wiraswasta. Wiraswasta adalah orang yang tidak menggantungkan diri pada orang lain,

memiliki usaha sendiri atas pemikirannya sendiri dan memperoleh

penghasilan atas itu. Sedangkan bukan/non wiraswasta merupakan jenis pekerjaan yang bekerja pada orang lain sehingga mendapat balas

jasa atas pekerjaannya berupa gaji atau upah. Berikut tabel

penggolongan jenis pekerjaan orang tua (Erika, 2005:14).

Tabel 3.4 Penggolongan Jenis Pekerjaan Orang Tua

Wiraswasta Bukan/non wiraswasta

Penjual keliling ABRI/Polisi

Pengerajin Dosen

Penjahit Pegawai Negeri Sipil

Pedagang Karyawan kantor

Peternak Pembantu

Tuan tanah Dokter

Petani pemilik sawah Gubernur

Pemilik perusahaan/toko/pabrik Walikota/Bupati

Pemilik biro jasa Pensiunan

Berdasarkan penggolongan tersebut, jika pekerjaan orang tua

siswa adalah wiraswasta akan diberi skor 2 dan skor 1 untuk bukan

(54)

Pendapatan Orang Tua

Pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah seluruh pendapatan bersih dari pekerjaan pokok dan pekerjaan

sampingan ayah dan ibu dalam satu bulan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang

perubahan gaji PNS (http://www.scribd.com), pendapatan orang tua

dalam penelitian ini akan dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu:

Tabel 3.5 Kategori Pendapatan Orang Tua.

Kategori Syarat pengukuran Skor

Tinggi < Rp 1.040.000 - Rp 2.230.900 2

Rendah ≥ Rp 2.230.900 – Rp 3.400.000 1

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2007:199). Dalam penelitian ini,

kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tingkat

pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang

tua dan minat siswa SMK Sanjaya pakem berwiraswasta.

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang

(Sugiyono, 2007:422). Cara ini digunakan untuk memperoleh data

(55)

3. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan

makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2007:410). Teknik ini

digunakan untuk melengkapi data mengenai gambaran umum sekolah.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

2007:172). Dalam penelitian ini, pengujian validitas instrumen

menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus :

rxy =

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − − Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = total responden

X = skor total dari setiap item

(56)

Koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh dari hasil perhitungan

menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur.

Selanjutnya hasil koefisien korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan nilai r

korelasi Product Moment pada tabel dengan taraf signifikansi 0,05. Jika hasil rhitung lebih besar daripada rtabel maka butir soal tersebut dapat

dikatakan valid, begitu pula sebaliknya.

Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa

kelas XI SMK Sanjaya Pakem dengan jumlah responden 52 orang. Dari

hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar 50 (52-2),

dengan harga kritik product moment tabel (r tabel) sebesar 0,279 dengan

taraf signifikansi 5% (Sugiyono, 2007:524).

Dari uji coba tersebut, ternyata ada 1 item dari 25 item soal yang

tidak valid. Ketidakvalidan tersebut, diduga karena repoden tidak

memahami dengan baik maksud dari pertanyaan dalam kuesioner dan

responden tidak dapat bertanya kepada peneliti karena peneliti tidak

berada di dalam kelas untuk menunggui saat pengisian kuesioner. Item

yang tidak valid oleh peneliti dihilangkan karena pada saat pengujian

dilakukan secara serempak pada siswa kelas XI Akuntansi I (27 orang),

kelas XI (25 orang) dan siswa kelas XII yang berjumlah 70 orang (67

orang yang mengisi kuesioner).

Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba validitas sebagai

(57)

Tabel 3.7

Rangkuman Uji Validitas Minat Berwiraswasta.

No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,623 0,279 Valid

2 0,582 0,279 Valid

3 0,395 0,279 Valid

4 0,735 0,279 Valid

5 0,441 0,279 Valid

6 0,500 0,279 Valid

7 0,368 0,279 Valid

8 0,612 0,279 Valid

9 0,700 0,279 Valid

10 0,499 0,279 Valid

11 0,482 0,279 Valid

12 0,509 0,279 Valid

13 0,506 0,279 Valid

14 0,505 0,279 Valid

15 0,604 0,279 Valid

16 0,460 0,279 Valid

17 0,656 0,279 Valid

18 0,515 0,279 Valid

19 0,553 0,279 Valid

20 0,633 0,279 Valid

21 0,692 0,279 Valid

22 0,440 0,279 Valid

23 0,709 0,279 Valid

24 0,498 0,279 Valid

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilakan data

yang sama (Sugiyono,2007:172). Dalam penelitian ini, untuk pengujian

reliabilitas instrumen menggunakan Alfa Cronbach, dengan rumus :

r11 =

⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ ⎪⎩ ⎪ ⎨ ⎧ − ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧

(58)

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

σ = jumlah varians butir

2 1

σ = varians total

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Jika koefisien alpha > dari 0,60 maka instrumen penelitian

tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya alpha < dari 0,60 maka

instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunally, 1967 dalam Imam

Gozhali, 2001:42).

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12.0 dengan koefisien r tabel pada n = 52. Berikut disajikan output uji reliabilitas minat berwiraswasta :

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based on Standardized

Item

N of Item

0,917 0,919 25

Output SPSS tersebut menunjukkan Cronbach’s alpha sebesar 0,917 > 0,60. Karena koefisien alpha lebih besar (>) dari 0,60 maka dapat

(59)

H. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan/menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum/generalisai (Sugiyono, 2007:206).

Untuk mendeskripsikan hubungan variabel prestasi siswa dengan minat

berwiraswasta yang ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua, maka

dilakukan perhitungan rata-rata (mean), median (skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi dua sama besar), dan modus (skor yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam sekumpulan distribusi skor).

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang

diteliti apakah data berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian

normalitas dilakukan berdasarkan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:

( )

( )

[

F X1 S X1

]

Max

D= on

Keterangan :

D : Deviasi maksimum

( )

X1

Fo : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

( )

X1
(60)

Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5%, maka

distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung > nilai Ftabel,

maka distribusi data dikatakan tidak normal.

3. Uji Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan

variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan

regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang

digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,

1996:332) : e S TC S F 2 2 = Keterangan :

( )

2 2 − = k TC JK s TC

( )

k n E JK s e − = 2

F : harga bilangan F untuk garis regresi s2 TC : varian tuna cocok

s2e : varian kekeliruan

(61)

Berdasarkan hasil perhitungan, maka hipotesis model regresi linier

ditolak jika F > F(1−α)(k−2,nk) pada dk pembilang = (k-2) dan dk

penyebut = (n-k). Sebaliknya hipotesis model regresi linier diterima jika F

< F(1−α)(k−2,nk) pada dk pembilang=(k-2) dan dk penyebut=(n-k).

4. Uji Hipotesis

a. Pengujian Korelasi Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat

Berwiraswasta.

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui korelasi prestasi belajar siswa

SMK dengan minat berwiraswasta, digunakan teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono,2007:248):

rxy =

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− −

Y Y

n X X

n

Y X XY

n

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

n = total responden

X = skor total dari setiap item

(62)

Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi

Tabel 3.8 Intepretasi Koefisien Korelasi

b. Pengujian Pengaruh Status Sosial Orang Tua terhadap

Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat

Berwiraswasta.

a. Pengujian Hipotesis I

Ho : Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap

hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat

berwiraswasta.

Ha : Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap

hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat

berwiraswasta.

b. Pengujian Hipotesis II

Ho : Tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap

hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat

berwiraswasta.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Tinggi

(63)

Ha : Ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap

hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat

berwiraswasta.

c. Pengujian Hipotesis III

Ho : Tidak ada pengaruh pendapatan orang tua terhadap

hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat

berwiraswasta.

Ha : Ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hubungan

prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi.

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga tentang

hubungan antara prestasi belajar dengan minat berwiraswasta ditinjau dari

status sosial ekonomi orang tua, digunakan regresi Chow (Gujarati, 1978:271)sebagai berikut :

i

u X X X

X

Y01 12 23( 1 2)+

Keterangan :

Y = minat siswa berwiraswasta

0

α = intersep diferensial β = koefisien regresi

1

X = variabel prestasi belajar

2

X = variabel status sosial ekonomi orang tua (tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan)

2 1X

X = interaksi variabel prestasi belajar dan variabel status sosial ekonomi orang tua.

i

(64)

Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengujian hipotesis model

(65)

44 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah SMK Sanjaya Pakem

SMK Sanjaya Pakem berlokasi di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem,

Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMK Sanjaya

Pakem didirikan pada tanggal 1 Januari 1966 dengan nama Sekolah

Menengah Ekonomi Atas Soegijopranoto. Awalnya SMK Sanjaya Pakem

belum memiliki gedung, sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung

di gedung SMP Kanisius Pakem pada waktu sore hari.

SMK Sanjaya Pakem didirikan oleh Yayasan Sanjaya, Keuskupan

Agung Semarang, dengan dibentuk suatu panitia yang diketuai oleh bapak

FX. Dirjo Widarsono yang beranggotakan:

1. Bpk. Drs. Ramidjo Sutanto

2. Bpk. Drs. Y. Sukidjo

3. Bpk. Y. Sismadi, BA

Sekolah Menengah Ekonomi Atas Soegijopranoto yang didirikan

oleh Yayasan Sanjaya kemudian berganti nama sesuai dengan pendirinya

yakni SMK Sanjaya Pakem hingga saat ini. SMK Sanjaya Pakem didirikan

dengan akte notaris Nomor 43 tahun 1979 dengan notarisnya adalah Bpk.

(66)

2. Latar Belakang Pendirian Sekolah

Yang menjadi latar belakang didirikannya Sekolah Menengah

Kejuruan Ekonomi di daerah Pakem ini adalah :

a. Pada saat itu di daerah Pakem sudah ada SMA dan SPG

b. Keadaan ekonomi masyarakat di Pakem banyak terlihat anak-anak

berumur kurang lebih 20 tahun sudah dituntut untuk bekerja

Dari keadaan itulah maka dirasa tepat apabila didirikan Sekolah

Menengah Kejuruan. Sebagai bukti bahwa keberadaan sekolah ini

diperlukan adalah bahwa pada tahun 1986 SMEA Sanjaya Pakem

mendapat status DISAMAKAN oleh Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan dengan Surat Keputusan No. 0292/ H/ 1986, yang kemudian

disahkan tanggal 8 Mei 1986.

3. Perkembangan SMK Sanjaya Pakem

Sejak tahun 1966 sampai dengan 1970 dalam melaksanakan ujian

SMK Sanjaya Pakem wajib mengikuti Ujian Negara. Tahun 1971 setelah

SMK Sanjaya Pakem diijinkan untuk melaksanakan ujian sendiri dengan

tingkat kelulusan berkisar 80% sampai dengan 90%, SMK Sanjaya Pakem

di dalam daftar Direktorat Jendral Swasta dengan nomor : DNS 214202

(Nomor Daftar Sekolah) sedangkan di Departemen Kebudayaan terdaftar

nomor : 344021007 (Nomor Statistik Sekolah).

Pada tahun 1983 SMK Sanjaya Pakem mulai menempati gedung

(67)

• 10 ruang kelas

• 1 ruang kepala sekolah

• 1 ruang tata usaha

• 1 ruang guru

• 1 ruang praktik mengetik manual

• 1 ruang perpustakaan

• 1 ruang UKS

• 1 ruang BP

• 1 ruang BK

• 1 ruang Kaprodi

• 1 ruang komputer

• 3 ruang kantin dan kopera

Gambar

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Sampel
Tabel 3.2 Operasional Variabel Minat Berwiraswasta
Tabel 3.4 Penggolongan Jenis Pekerjaan Orang Tua
Tabel 3.5 Kategori Pendapatan Orang Tua.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat-manfaat tersebut meliputi adanya alur tukar- menukar informasi mengenai IMS, HIV/AIDS dan cara-cara untuk meminimalisir faktor-faktor risiko yang ada tanpa harus merasa

Seperti halnya pencatatan yang dilakukan oleh pengamanat, pada buku komisioner bila penjualan barang komisi tidak dipisahkan dengan penjualan biasa dan penjualan lainnya, jurnal

[r]

Pemanfaatan Media Grup Facebook Dengan Teknik Akrostik Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

(1) Perseroan yang modal dan jumlah pemegang sahamnya telah memenuhi kriteria sebagai Perseroan Publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal,

Namun, pembelajaran Eksperimen dapat memberikan kenaikan rata-rata kemampuan menulis puisi yang lebih signifikan dibandingkan pembelajaran biasa, yaitu sebesar 22

Taman Balekambang sebagai salah satu tempat wisata budaya dan lingkungan di Kota Solo yang juga sekaligus sebagai paru - paru kota memang terus melakukan pembenahan

Banjir merupakan fenomena alam yang bisa terjadi disuatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagai