viii
ABSTRAK
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT
BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta
Eka Fransiska Nita Universitas Sanata Dharma
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta; (2) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (3) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (4) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta. Populasi penelitian adalah 276 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 67 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.
ix
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN VOCATIONAL STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN ENTREPRENEURSHIP SUBJECT AND
INTEREST AS AN ENTREPRENEUR FROM PERSPECTIVE OF PARENTS’ SOCIAL ECONOMY STATUS
A Case Study : Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta
Eka Fransiska Nita Sanata Dharma University
2009
The aims of this research is to know whether there is : (1) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur; (2) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ education degree; (3) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ occupational type; (4) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ earnings.
This research is a case study on 12th grade students of Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta. The population of this research are 276 students. The samples are 67 students. The sampling technique is purposive sampling. The methods of data collection are questionnaire, documentation and interview. The technique of analyzing the data is Chow’s regressive equation model.
i
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT
BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh: EKA FRANSISKA NITA
NIM: 051334039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iii
iv
Kupersembahkan karyaku ini untuk :
1.
Bapa, Putera dan Roh Kudus
2.
Bapakku Yunus dan Mamaku Marta
yang senantiasa memberikankasih sayang dan dukungan doa sehingga aku bisa menjadi orang yang
berguna.
3.
Adikku Dita Anjelina
yang telah menjadi kekuatanku untukmenyelesaikan kuliah.
4.
Pak Tono, Mba’ Desy dan De’ Serafino
yang senantiasa menjaga danmendoakanku sehingga aku bisa menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya.
5.
Magdalena P. Mendopma
yang selama ini sudah aku anggap adikkusendiri, terima kasih karena selalu ada dan mengerti aku selama berada di
Jogja.
6.
Jerry Pratama
yang pernah memberikan dukungan doa dan kasih sayanguntukku.
7.
Semua keluarga yang ada di Kalimantan Barat
yang dengan setiav
Motto
Tuhan pasti memberikan yang terbaik.
You CAN if you think you CAN.
No Pain, No Gain.
Someday everything will all make perfect sense. So for
now, laugh at the confusion, smile through the tears and
keep reminding yourself that everything happens for a
reason.
Laugh when you can, apologize when you should and let
viii ABSTRAK
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT
BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Studi Kasus : SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta
Eka Fransiska Nita Universitas Sanata Dharma
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta; (2) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua; (3) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (4) hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa kelas XII SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta. Populasi penelitian adalah 276 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 67 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah model persamaan regresi yang dikembangkan Chow.
ix ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN VOCATIONAL STUDENT’S LEARNING ACHIEVEMENT IN ENTREPRENEURSHIP SUBJECT AND
INTEREST AS AN ENTREPRENEUR FROM PERSPECTIVE OF PARENTS’ SOCIAL ECONOMY STATUS
A Case Study : Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta
Eka Fransiska Nita Sanata Dharma University
2009
The aims of this research is to know whether there is : (1) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur; (2) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ education degree; (3) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ occupational type; (4) the relationship between vocational student’s learning achievement in entrepreneurship subject and interest as an entrepreneur from perspective of parents’ earnings.
This research is a case study on 12th grade students of Sanjaya Pakem Vocational High School of Yogyakarta. The population of this research are 276 students. The samples are 67 students. The sampling technique is purposive sampling. The methods of data collection are questionnaire, documentation and interview. The technique of analyzing the data is Chow’s regressive equation model.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA”.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
4. Bapak Y. Supriyadi Bc.Hk., S.Pd. selaku Kapala SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;
5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;
6. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
xi
8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;
9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah membantu kelancaran proses belajar selama ini;
10. Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian;
11. Bapak Yunus dan Ibu Marta yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan doa;
12. Ade’ Dita tersayang yang menjadi motivator bagi penulis dalam menyelesaikan kuliah;
13. Pa’ tua dan Ma’ tua, serta semua keluarga besar yang ada di Kalimantan Barat yang telah memberikan dukungan dan doa selama penulis menyelesaikan kuliah dan skripsi;
14. Pak Tono, M’ Desy dan De’ Serafino yang telah menjaga dan selalu ada menggantikan posisi orang tua penulis selama berada di Jogja;
15. Novex yang selalu menerimaku apa adanya yang dengan setia meberikan kasih sayang dan perhatian, maaf belum bisa membalas perasaanmu;
16. Indah, Three, Riri, Yuni dan Hendro sebagai sahabat yang selalu ada memberikan masukan, dukungan, dan bantuan kepada penulis selama kuliah dan menyelesaikan skripsi ini;
17. M’ Asih, Niken, Filipus, Singgih, Ima, Bangkit, Widie, Katarina, Wulan, Fery, Whilda, Yudha, Leni, Lisa, Marsya, Lilis, Thithe, Chandra, Vivi dan semua teman angkatan 2005 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamaan selama ini. Kenanggan atas kebersamaan ini akan menjadi kenanggan dan pengalaman terindah yang akan penulis ingat ketika nanti harus meninggalkan Jojga;
18. Iyex, Atikox, D’ Lena, D’ Sary, D’ Lia, Disrekia, Atix ”Jun Pyo”, D’ Uut, D’ Dian, Tary, K’ Devi, Elsa, M’ Okta dan D’ Lulu, terima kasih untuk dukungan dan kebersamaannya saat penulis tinggal di Brojodento 4;
xii
Chnok, D’ Herry, D’ Antox, Tina, D’ Kancil, Mz Asmet, M’ Yani dan semua anak Kalimantan yang pernah mengenal penulis, terima kasih untuk semuanya;
20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR BAGAN ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Masalah Penelitian ... 4
D Tujuan Penelitian ... 5
xiv BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar Siswa ... 7
B. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 12
C. Minat ... 16
D. Wiraswasta ... 18
E. Kerangka Berpikir ... 21
F. Model Penelitian ... 25
G. Hipotesis ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 27
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 28
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ... 33
G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen ... 34
2. Pengujian Reliabilitas ... 36
H. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif ... 38
2. Uji Normalitas ... 38
3. Uji Linearitas ... 39
xv
a. Pengujian Korelasi Prestasi ... 40
b. Pengujian Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 41
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah ... 44
B. Tujuan Pendidikan SMK ... 48
C. Sistem Pendidikan di SMK ... 51
D. Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan (SMK) ... 53
E. Struktur Organisasi SMK Sanjaya Pakem ... 54
F. Sumber Daya Manusia ... 58
G. Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 59
H. Kondisi Fisik dan Lingkungan ... 61
I. Fasilitas Fisik dan Lingkungan ... 63
J. Majelis Sekolah/Komite Sekolah ... 64
K. Hubungan SMK Sanjaya Pakem dengan Instasi Lain ... 65
L. Usaha-usaha Penempatan Lulusan SMK Sanjaya Pakem ... BAB V DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data ... 67
B. Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas ... 71
b. Uji Linearitas ... 72
xvi
a. Pengujian Korelasi Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat
Berwiraswasta ... 72
b. Pengujian Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 74
C. Pembahasan 1. Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 78
2. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat Berwiraswasta ... 81
2. Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Dengan Minat Berwiraswasta ... 83
3. Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Hubungan Prestasi Belajar Siswa SMK denagn Minat Berwiraswasta ... 85
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88
B. Keterbatasan ... 89
C. Saran ... 90
xvii DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rincian Jumlah Tabel ... 28
Tabel 3.2 Operasaional Variabel Minat Berwiraswasta ... 30
Tabel 3.3 Kategori Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 31
Tabel 3.4 Penggolongan Jenis Pekrjaan Orang Tua ... 32
Tabel 3.5 Kategori Pendapatan Orang Tua ... 33
Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Minat Berwiraswasta ... 36
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 37
Tabel 3.8 Intepretasi Koefisisen Korelasi ... 41
Tabel 4.1 Kurikulum SMK Sanjaya Pakem ... 53
Tabel 4.2 Ketua Program Studi SMK Sanjaya Pakem ... 54
Tabel 4.3 Guru Tetap ... 55
Tabel 4.4 Guru Tidak Tetap ... 55
Tabel 4.5 Wali Kelas SMK Sanjaya Pakem ... 56
Tabel 4.6 Jadwal Piket Harian Guru ... 57
Tabel 4.7 Rincian Jumlah Siswa SMK Sanjaya Pakem ... 59
Tabel 5.1 Komposisi Prestasi Responden ... 67
Tabel 5.2 Minat Siswa Berwiraswasta ... 68
Tabel 5.3 Komposisi Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 69
Tabel 5.4 Komposisi Pekerjaan Orang Tua ... 70
Tabel 5.5 Komposisi Pendapatan Orang Tua ... 70
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas ... 71
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Linearitas ... 72
xviii
DAFTAR BAGAN
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
1. Data Prestasi, Minat, dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 96
LAMPIRAN II 1. Kuesioner ... 102
2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 107
LAMPIRAN III 1. Perhitungan Mean, Median dan Modus Prestasi dan Minat ... 109
2. PAP II ... 109
3. Hasil Uji Normalitas ... 111
4. Hasil Uji Linearitas ... 112
LAMPIRAN IV 1. Hasil Uji Hipotesis ... 113
LAMPIRAN V 1. Struktur Organisasi SMK Sanjaya Pakem ... 117
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam persaingan global yang semakin terbuka seperti saat ini, banyak
tantangan yang harus di hadapi. Setiap negara bersaing menonjolkan
keunggulan sumber daya masing-masing. Negara yang unggul dalam sumber
dayanya yang akan memenangkan persaingan. Sebaliknya, negara-negara
yang tidak memiliki keunggulan akan kalah dalam persaingan ini serta tidak
akan mengalami banyak kemajuan.
Sebagai suatu negara, Indonesia tidak dapat menghindari persaingan
global ini. Indonesia merupakan negara dengan sumber daya yang cukup. Hal
ini tampak dari kekayaan alam yang di miliki serta jumlah penduduk yang
besar. Dengan sumber daya itu Indonesia dapat menjadi negara yang unggul
dengan cara memberdayakan sumber daya alam dan sumber daya manusianya
secara nyata. Untuk itu sumber daya manusia tersebut betul-betul menghadapi
tantangan dan persaingan yang kompleks.
Tantangan persaingan global, pertumbuhan penduduk, pengangguran,
tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, etika, kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan, dan gaya hidup serta kecenderungannya
merupakan tantangan yang saling terkait. Untuk menghadapi berbagai
berbagai keunggulan, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan
kompetitif.
Kualitas sumber daya yang tinggi tersebut hanya dapat ditentukan oleh
sistem pendidikan yang menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif .
Sumber daya yang kreatif dan inovatif merupakan sifat dari wirausahawan.
Lembaga pendidikan sebagai wadah pencetak tenaga kerja hendaknya
menanamkan jiwa wiraswasta serta keterampilan yang memadai pada peserta
didik. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga
pendidikan formal mempunyai tujuan menyiapkan tenaga kerja yang
memiliki sikap mental positif, memiliki pengetahuan maupun keterampilan
kejuruan yang dibutuhkan oleh sektor-sektor tertentu yang mengutamakan
sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai syarat untuk menempati posisi
atau jabatan dalam pekerjaan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
29 pasal 3 ayat 2 tahun 1990 menegaskan bahwa pendidikan menengah
kejuruan diharapkan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki
lapangan kerja.
Lulusan SMK diharapkan selain mampu untuk menempati suatu posisi
atau jabatan dalam lapangan kerja diharapkan pula mampu untuk membuka
lapangan kerja baru, sehingga angka pengganguran dapat di tekan. Untuk
dapat membuka lapangan kerja baru seseorang hendaknya memiliki bekal
prestasi. Prestasi ini terlihat dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
Namun dalam kenyataannya belum banyak SMK yang alumninya
berprofesi wiraswasta, mayoritas masih berprofesi sebagai karyawan.
Kira-kira hanya 10-20 % saja yang menjadi wiraswastawan (www.google.com) Selain lembaga pendidikan pihak yang juga berperan penting dalam
mendukung terbentuknya jiwa kewiraswastaan adalah lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan lembaga sosialisasi pertama, tempat dimana anak
pertama kali mengenali dan memahami bahwa dia hidup bersama
individu-individu yang lain. Oleh karena itu, seseorang akan mempunyai kebiasaan
yang baik jika tumbuh dalam lingkungan keluarga yang baik. Hampir dapat
dipastikan seorang anak yang hidup dalam lingkungan wiraswasta memiliki
kecenderungan untuk ikut terjun ke dalam dunia kewiraswstaan itu. Karena
dari kecil dia sudah mengenal dan memahami seluk beluk maupun informasi
terkait wiraswasta.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
mengenai “HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA SMK
DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT
BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI
ORANG TUA”
B. Batasan Masalah
Status sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedudukan sosial ekonomi
seseorang dalam masyarakatnya, yang meliputi unsur pendidikan, jabatan,
penelitian ini status sosial ekonomi yang akan diteliti terbatas hanya pada
tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan pendapatan orang
tua. Faktor lain yang juga menjadi fokus penelitian adalah faktor prestasi
belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat lainnya seperti latar
belakang pendidikan, nilai-nilai personal, usia dan pengalaman kerja tidak
diteliti.
C. Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di depan, rumusan masalah
penelitian ini adalah :
1) Apakah ada hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dalam
mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta?
2) Apakah ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata
pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari
tingkat pendidikan orang tua?
3) Apakah ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata
pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari
pekerjaan orang tua?
4) Apakah ada hubungan prestasi belajar siswa SMK dalam mata
pelajaran kewirausahaan dengan minat berwiraswasta ditinjau dari
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas
adalah:
1) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa
SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat
berwiraswasta
2) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa
SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat
berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
3) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa
SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat
berwiraswasta ditinjau dari pekerjaan orang tua.
4) Untuk menguji dan menganalisis hubungan prestasi belajar siswa
SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat
berwiraswasta ditinjau dari pendapatan orang tua.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Mengetahui secara mendalam mengenai hubungan prestasi belajar
siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat
2. Bagi mahasiswa prodi Pendidikan Akuntansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan sebagai
gambaran tentang minat berwiraswasta dan bahan pertimbangan
memilih pekerjaan di masa yang akan datang.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan hasil penelitian ini menjadi salah satu sumber untuk
memperkaya literatur dan penelitian selanjutnya terkait dengan topik
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar merupakan salah satu ukuran bagi keberhasilan
seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Menurut Purwodarminto (1976:766)
prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai, dilakukan dan kerjakan.
Sejalan dengan itu, Winkel (1983:161) mendefinisikan prestasi sebagai bukti
usaha yang dicapai.
Untuk mengetahui prestasi belajar dari setiap siswa dapat diketahui dari
hasil studi yang berupa nilai-nilai dari setiap mata pelajaran yang di tempuh
dan ini tercermin pada nilai raport siswa. Tinggi rendahnya prestasi belajar
akan membawa dampak pada rasa percaya diri, harapan dan cita-cita.
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
menurut Syah (1997:132) dibedakan menjadi tiga macam.
1. Faktor internal
2. Faktor eksternal
3. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
Uraian mengenai tiga faktor di atas adalah sebagai berikut :
1. Faktor internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni
aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (bersifat
rohaniah).
a. Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas
ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang
atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti
kesehatan indera pendengaran dan indera penglihat, juga sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.
b. Aspek psikologis
Faktor yang termasuk aspek psikologis yang dipandang esensial
dan dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran
siswa adalah sebagai berikut:
1. Intelegensi siswa
Intelegensi umumnya diartikan sebagai kemampuan psikofisik
untuk mereaksi rangsang atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keerhasilan
belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa,
akan semakin tinggi peluangnya meraih sukses.
2. Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang terdimensi afektif berupa
kecenderungan-kecenderungan untuk mereaksi/merespon dengan
cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif terhadap mata pelajaran dan cara mengajar guru, akan
menimbulkan kemudahan belajar bagi siswa tersebut.
3. Bakat siswa
Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan
datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki
bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke
tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dalam
perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat akan dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang studi
4. Minat siswa
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang studi tertentu.
5. Motivasi siswa
Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme
baik manusia ataupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu.
Dalam perkembangannya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu : (1) motivasi intrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang
datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk
melakukan kegiatan belajar. Siswa yang kurang termotivasi untuk
belajar menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam
melakukan proses pembelajaran materi-materi baik di sekolah
maupun di rumah. Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih
signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik, karena lebih murni,
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Yang
termasuk dalam lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga, dan
juga teman-teman sepermainan sekitar perkampungan siswa tersebut.
b. Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa.
3. Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala strategi/cara yang
digunakan dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran
tertentu. Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf
B. Status Sosial Ekonomi
Menurut Astrid S. Susanto (1977:99), status adalah perbandingan peran
dalam masyarakat, status merupakan hak dan kewajiban dalam tingkah laku
manusia. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Mayor Polak (1964:307)
mengungkapkan status sosial ekonomi sebagai kedudukan sosial ekonomi
seseorang dalam masyarakatnya. Selanjutnya status memiliki dua aspek yaitu:
1) Aspek yang agak statis (struktural), dimaksudkan sifatnya hirarkis,
mengandung perbandingan atau tinggi rendahnya relatif terhadap status
lain.
2) Aspek yang relatif lebih dinamis (fungsional), peranan sosial yang
diharapkan dari seseorang yang menduduki status tersebut.
Terkait dengan konsep status dengan aspek yang struktural, maka setiap
orang mempunyai tingkatan secara hirarkis yang membedakan antara orang
yang satu dengan orang yang lain. Setiap orang mempunyai status atau
kedudukan yang berbeda tergantung pada posisinya di masyarakat.
Masyarakat pada umumnya mempertimbangkan dua macam kedudukan :
1) Ascribet status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa mempertimbangkan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan ini diperoleh
melalui kelahiran.
2) Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh dari kelahiran akan
tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja dan ini tergantung dari kemampuan
kedudukan ini dibedakan lagi dengan satu macam kedudukan yaitu
assigned status yang merupakan kedudukan yang diberikan (Soerjono Soekanto, 217-218).
Tiap orang mempunyai unsur yang terkandung dalam status sosial
ekonomi. Sedikit banyaknya unsur-unsur yang dimiliki baik secara kualitas
maupun kuantitas akan menujukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi
seseorang. Melly G. Tan (1977:53) mengatakan bahwa konsep kedudukan
sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat lumrahnya mencakup
tiga faktor yaitu faktor tingkat pendidikan, faktor pekerjaan dan faktor
pendapatan.
1. Tingkat Pendidikan
Sejak dahulu sebenarnya manusia telah mengenal pendidikan, namun
dalam perwujudan yang berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi
saat itu. Perkembangan dan pertumbuhan manusia sejalan dengan
perubahan yang terjadi di masyarakat.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Syah (1997:32), pendidikan adalah tahapan-tahapan kegiatan
upaya pengajaran dan pelatihan. Sejalan dengan itu di dalam Dictionary of
Psychology (1972), pendidikan diartikan sebagai “...the institutional procedures which are employed in accomplishing the development of knowledge, habits, attitudes, etc. Ussually the term is applied to formal institution”.
Dari berbagai pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengalaman dan mampu
berkembang baik secara pikiran, kemampuan, pengetahuan maupun
kecakapannya.
Sedangkan tingkat pendidikan merupakan jenjang atau tahap hirarkis
dalam pendidikan. Di Indonesia sendiri penyelenggaran pendidikan terbagi
menjadi tiga jenjang yaitu Sekolah Dasar (kelas I-VI), Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (kelas VII-IX) dan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah
Menegah Kejuruan (kelas X-XII).
2. Pekerjaan
Pekerjaan orang yang satu dengan orang yang lain tentu berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pekerjaan adalah barang apa
yang dilakukan (diperbuat, dikerjakan dan lain sebagainya); hasil bekerja;
tugas kewajiban; perbuatan. Jadi dapat disimpulkan pekerjaan orang tua
adalah segala usaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Pekerjaan dibagi menjadi beberapa jenis (Biro Pengembangan Sosial
1) Pekerjaan Pokok
Adalah pekerjaan yang dimiliki seseorang sebagai sumber utama dari
penghasilan yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat
dari pekerjaan ini adalah tetap.
2) Pekerjaan Sampingan
Adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai
pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah
melengkapi pekerjaan pokok.
3. Pendapatan
Jika kita melihat lingkungan sekitar kita, maka akan kita temui
orang-orang yang sibuk bekerja. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
pendapatan guna memenuhi segala kebutuhan hidup. Pendapatan yaitu
jumlah barang/jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Dengan kata
lain pendapatan adalah arus masuk uang dan barang yang diperoleh dari
usaha untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut Gilarso (2002:63) yang dihitung sebagai pendapatan
keluarga adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan
atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi.
Sumber pendapatan digolongkan menjadi tiga yaitu:
• Usaha sendiri, misalnya wiraswasta.
• Hasil dari milik. Misalnya: petani yang memiliki sawah, hasil dari
menyewakan rumah.
Menurut Biro Pusat Statistik pendapatan dapat dikelompokkan
menjadi tiga bentuk (Mulyanto, 1982:92) yaitu:
Pendapatan berupa uang
Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang,
sifatnya regular dan biasanya diterima sebagai kontra prestasi atau
balas jasa.
Pendapatan berupa barang
Pendapatan berupa barang adalah penghasilan yang bersifat regular
yang diterima dalam bentuk barang.
Pendapatan berupa uang dan barang
C. Minat
Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu
pilihan seseorang. Minat juga faktor yang cukup menetukan kemajuan dan
keberhasilan seseorang. Orang yang mengerjakan sesuatu dengan diawali
minat atas hal itu akan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Menurut Masidjo (1995:52) minat adalah suatu kecendrungan yang
agak menetap dalam diri subjek dimana ia merasa tertarik akan suatu hal dan
Minat juga dapat diartikan sebagai perangkat mental yang terdiri dari
suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan
yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Mapiare,1982:82).
Menurut Winkel (1983:30-31) minat adalah kecenderungan yang agak
menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal tertentu dan merasa
senang berkecimpung dalam bidang itu. Mengenai munculnya minat, Winkel
memberikan urut-urutan sebagai berikut.
Perasaan senang Sikap positif Minat
Perasaan : Aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai- nilai
suatu obyek.
Sikap : Kecenderungan dalam subjek menerima atau menolak suatu obyek
yang berharga/baik atau tidak berharga/tidak baik. Dalam sikap
terdapat aspek afektif dan aspek kognitif.
Minat : kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa
tertarik pada hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu. Perasaan senang (rasa puas, simpati, gembira dan lain
sebagainya) akan memimbulkan minat yang diperkuat lagi dengan
sikap positif.
Bila dikaitkan dengan minat berwiraswasta mula-mula seseorang
memiliki perasaan senang terhadap wiraswasta, perasan itu muncul karena
seseorang sudah mengenal bidang itu. Dia memandang usaha wiraswasta
dapat memberikan manfaat bagi dirinya maka timbul sikap positif. Kemudian
kewiraswastaan. Dengan demikian dapat dikatakan minat wiraswasta telah
muncul.
D. Wiraswasta
1. Pengertian Wiraswasta
Secara etimologis, wiraswasta merupakan suatu istilah yang berasal
dari kata-kata “wira” (berani, utama, atau perkasa) dan “swasta”
(swa=sendiri dan sta=berdiri). Jadi wiraswasta ialah keberanian,
keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta
memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri
sendiri (Soemanto,1996:42-43). Sedangkan menurut Sumahamijaya
(1979: 117), wiraswasta adalah sifat-sifat keberanian, keutamaan, dan
keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan
sendiri.
Secara umum wiraswasta adalah orang-orang yang bermental
mandiri dan memiliki potensi untuk berprestasi. Menurut Wijandi dalam
Erika Ratmiarini, wiraswasta merupakan suatu kepribadian yang unggul
yang mencerminkan budi luhur dan suatu sifat yang patut diteladani
karena atas dasar kemajuan manusiawi yang berlandaskan kebenaran dan
kebaikan.
Seorang wiraswasta hendaknya memiliki kepribadian yang unggul.
Orang yang berkepribadian unggul diantaranya memiliki sifat dan
1. Mempunyai keberanian untuk megambil resiko dalam menjalankan
usahanya
2. Mempunyai daya kreasi, imajinasi dan kemampuan yang tinggi
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
3. Mempunyai semangat dan kemauan yang tinggi untuk
menyelesaikan kesulitan yang dihadapi.
4. Tidak konsumtif, selalu menanamkan kembali keuntungan yang
diperoleh baik untuk usaha yang sudah ada maupun pada
usaha-usaha baru.
5. Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menilai kesempatan
yang ada.
Kewiraswastaan bukan hanya sekedar entrepreneure dalam arti pengusaha, akan tetapi titik beratnya terletak pada pembentukan watak
dan pembinaan mental maju yang dimulai dari usaha membersihkan diri
sikap mental negative/miskin (Sumahamijaya, 1979:118).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas penulis mencoba
mengartikan wiraswasta sebagai suatu sikap mental mengedepankan
keberanian, optimisme dan mandiri serta berkepribadian unggul sehingga
pantas untuk diteladani.
2. Ciri-ciri Wiraswasta
Orang yang kreatif dan inovatif yaitu orang-orang yang memiliki jiwa,
wiraswasta antara lain : (1) penuh percaya diri, indikatornya adalah penuh
keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin, bertanggung jawab;
(2) memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energi, cekatan dalam
bertindak, dan aktif ; (3) memiliki motif berprestasi, indikatornya terdiri
atas orientasi pada hasil dan wawasan ke depan; (4) memiliki jiwa
kepemimpinan, indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya,
dan tangguh dalam bertindak; dan (5) berani mengambil resiko dengan
penuh perhitungan.
Sejalan dengan pernyataan di atas Fadel Muhamad (1992:138-142)
mengungkapkan untuk menjadi wiraswasta harus memiliki tujuh ciri
pokok. Ketujuh ciri pokok tersebut adalah :
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan berarti memiliki orientasi hubungan personil dan
orientasi terhadap tujuan dan sasaran tertinggi.
2. Inovatif
Inovatif artinya orang yang kreatif dan selalu yakin ada cara-cara baru
yang lebih baik.
3. Pengambil keputusan
Seorang wiraswasta harus bisa dan berani mengambil keputusan demi
kelangsungan usahanya.
4. Sikap tanggap terhadap perubahan
Sikap tanggap terhadap perubahan artinya dapat mengantisipasi
5. Working smart
Working smart menandakan kerja yang efektif dan efisien atau bekerja secara ekonomis untuk mencapai hasil yang maksimal.
6. Visi masa depan
Visi masa depan artinya orientasi kemasa depan. Visi pada hakekatnya
merupakan pencerminan dari komitmen-kompetensi-dan konsistensi.
Artinya seorang wiraswasta senantiasa setia dengan komitmennya
dengan melakukan kegiatan yang sesuai kompetensi yang terdapat
dalam diri. Dengan demikian orang tersebut akan konsisten.
7. Sikap terhadap resiko
Ketika seorang wiraswasta menetapkan suatu keputusan telah
memahami secara sadar yang bakal ia hadapi,dalam arti resiko telah di
ukur dan di batasi.
E. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat
berwiraswasta ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
Menurut Crow and Crow (1982) salah satu faktor timbulnya minat
adalah faktor emosional yaitu minat yang berkaitan dengan perasaan dan
emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat
meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat
Prestasi seseorang merupakan faktor yang cukup penting dalam
menentukan keberhasilan seseorang dalam bidang tertentu yang menjadi
pilihannya. Menurut Winkel (1983), prestasi belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Siswa yang
prestasinya baik diduga akan mendorong minatnya berwiraswasta, atau
siswa yang berminat terhadap wiraswasta cenderung memiliki semangat
belajar yang tinggi sehingga prestasinya menjadi bagus, setelah lulus
kemudian mewujudkan cita-citanya berwiraswasta.
Tinggi/rendahnya derajat hubungan prestasi belajar dengan minat
berwiraswasta diduga kuat berbeda pada siswa yang berasal dari keluarga
dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Diduga orang yang memiliki
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki cara pandangan yang
berbeda di banding orang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Cara
pandang ini akan berpengaruh terhadap usaha menumbuhkan minat anak
terhadap sesuatu.
Berdasarkan uraian di atas, ada kemungkinan tingkat pendidikan
orang tua berpengaruh terhadap hubungan antara prestasi belajar siswa
dengan minat berwiraswasta.
2. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat
berwiraswasta ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
diartikan sebagai rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas (Djaali, 2007:121).
Seseorang pada dasarnya mempunyai tujuan di dalam hidupnya.
Diantara tujuan yang dicapai tersebut antara lain adalah keinginan untuk
berprestasi. Menurut Winkel (1989:100), prestasi belajar adalah tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil tes tersebut merupakan prestasi
belajar siswa dalam mengikuti proses belajar.
Jenis pekerjaan orang tua sangat berpengaruh pada diri seseorang
dalam menentukan jenis pekerjaannya kelak. Banyak individu sejak dini
dididik dan dimotivasi untuk menjadikan karir pendahulu (orang tua)
sebagai karirnya di masa mendatang. Misalnya, anak yang orang tuanya
bekerja sebagai wiraswastawan sukses memiliki kecenderungan untuk
lebih tertarik bekerja di bidang wiraswasta. Ini sejalan dengan apa yang
diungkapkan Robert D. Hisrich…..Having a father or mother who is self-employed provides a strong inspiration for the entrepreneur (Robert D. Hisrich,2005:65).
Dengan demikian penulis menduga jenis pekerjaan orang tua dapat
mempengaruhi hubungan antara prestasi belajar siswa dengan minat
3. Hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat
berwiraswasta ditinjau dari pendapatan orang tua.
Minat merupakan faktor psikologi yang dapat menentukan suatu
pilihan pada seorang. Selain itu, minat merupakan salah satu faktor
psikologi yang sangat kuat dan penting untuk kemajuan dan keberhasilan
seseorang. Seseorang yang mengerjakan sesuatu disertai minat
sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari
pada mereka yang tidak berminat sebelumnya
Prestasi belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang yang merupakan hasil dari proses yang telah dilakukan. Prestasi
belajar siswa tampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran
yang tercermin dalan rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa berhubungan dengan kepercayaan diri, harapan, dan
cita-citanya. Orang yang memiliki prestasi yang tinggi akan memiliki
kepercayaan yang tinggi sehingga berminat untuk berwiraswasta setelah
menyelesaikan sekolahnya.
Pendapatan keluarga dalam jumlah yang besar akan memudahkan
mereka dalam memenuhi segala kebutuhan, termasuk usaha
menumbuhkan dan mengembangkan minat anak. Menurut Mulyanto
Sumardi dan Dieter Evers (1982:92), pendapatan adalah hasil yang
diperoleh suatu keluarga baik bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan
sampingan, dan pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang
Terkait dengan minat berwiraswasta pendapatan orang tua
merupakan salah satu faktor penting dalam perwujudan atas minat itu yaitu
sebagai sumber modal. Seperti yang diungkapkan oleh Robert D. Hisrich
(2005:327)…..family and friends are a common source of capital for a new venture. Berdasarkan uraian tersebut penulis menduga pendapatan orang tua akan mempengaruhi hubungan antara prestasi belajar siswa
dengan minat berwiraswasta.
F. Model Penelitian
Keterangan:
X : Prestasi Belajar Siswa SMK
Y : Minat Berwiraswasta
X1 : Tingkat Pendidikan Orang Tua
X2 : Jenis Pekerjaan Orang Tua
X3: Pendapatan Orang Tua
X Y
G. Hipotesis
Ha1 : Ada hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran
kewirausahaan dengan minat berwiraswasta.
Ha2 : Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap hubungan antara
prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan
dengan minat berwiraswasta.
Ha3 : Ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap hubungan antara
prestasi belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan
dengan minat berwiraswasta.
Ha4 : Ada pengaruh pendapatan orang tua terhadap hubungan antara prestasi
belajar siswa SMK dalam mata pelajaran kewirausahaan dengan minat
27 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penilitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini mengambil obyek
tertentu sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut
hanya berlaku bagi obyek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat untuk penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Sanjaya Pakem yang beralamat di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2009.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMK kelas XII.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah status sosial ekonomi orang tua dan prestasi
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.
1. Populasi.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelititan (Arikunto,1986:102).
Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi penelitian ini adalah
siswa-siswi SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2007:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 70 orang. Adapun rincian
jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 3.1 Rincian Jumlah Sampel
Kelas Putra Putri Jumlah
XII Akuntansi 1 25 26
XII Administrasi Perkantoran - 23 23
XII Penjualan 5 16 21
Jumlah 6 64 70
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penilitian ini yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2007:122). Adapun alasan penulis
memilih sampel ini karena siswa kelas XII sudah lebih lama mengikuti
kegiatan pembelajaran di SMK serta mereka sebentar lagi lulus dan akan
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang membentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:58).
Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah :
1. Prestasi Belajar Siswa SMK
Prestasi belajar siswa merupakan salah satu ukuran bagi
keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Keberhasilan
tersebut, diukur dengan menggunakan tes dan tampak hasilnya pada
angka nilai yang diberikan oleh guru dalam raport siswa. Pengukuran
mengenai prestasi belajar dengan menggunakan nilai raport siswa kelas
XII semester 2. Prestasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
nilai/prestasi mata pelajaran kewirausahaan.
2. Minat Berwiraswasta
Minat berwiraswasta adalah kecenderungan-kecenderungan siswa
untuk mendirikan usaha sendiri setelah mereka menyelesaikan sekolah
di SMK. Minat ditandai dengan perasaan senang, perhatian dan
perasaan tertarik terhadap wiraswasta. Berikut ini disajikan tabel
Tabel 3.2 Operasional Variabel Minat Berwiraswasta
No Aspek Indikator Pernyataan
Positif
(Nomor Item dalam Kuesioner) Pernyataan Negatif (Nomor Item dalam Kuesioner
1. Perhatian a. Ada perhatian
terhadap kewiraswastaan.
b. Mencari informasi
terkait
kewiraswastaan dari guru/teman.
c. Mencari informasi
terkait
kewiraswastaan dari keluarga/masyarakat.
d. Mencari informasi
dari mass media.
e. Usaha untuk
mencapai tujuan 1, 2 5 6 7, 8 3 4
2. Ketertarikan a. Ketertarikan yang
berasal dari diri sendiri
b. Ketertarikan yang
berasal dari keluarga/masyarakat.
9, 10, 11, 12
17
13, 14, 15, 16
18, 19
3. Perasaan senang a. Menyenangi sesuatu
untuk dilakukan.
b. Membaca dan
mempelajari buku-buku
kewiraswastaan.
c. Perasaan senang
yang berasal dari keluarga.
d. Perasaan senang
yang berasal dari teman/guru.
20
21
22
Untuk mengukur minat siswa berwiraswasta digunakan Skala
Likert dengan lima opsi sebagai berikut.
Sangat Setuju : SS
Setuju : S
Ragu-ragu : R
Tidak Setuju : TS
Sangat Tidak Setuju : STS
Setiap jawaban dari responden diberi skor sebagai berikut.
SS S R TS STS
Untuk pernyatan positif 5 4 3 2 1
Untuk pernyatan negatif 1 2 3 4 5
3. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang di dalam
masyarakat. Terdapat tiga faktor status sosial ekonomi dalam
masyarakat, yaitu:
• Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan orang tua akan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
Tabel 3.3 Kategori Tingkat Pendidikan Orang Tua.
Kategori Syarat pengukuran Skor
Tinggi Lulus SMA/ ke atas 2
Rendah Kurang/sama dengan
lulus SLTP
• Jenis Pekerjaan Orang Tua
Dalam penelitian ini penulis membedakan jenis pekerjaan
menjadi dua, yaitu wiraswasta dan bukan/non wiraswasta. Wiraswasta adalah orang yang tidak menggantungkan diri pada orang lain,
memiliki usaha sendiri atas pemikirannya sendiri dan memperoleh
penghasilan atas itu. Sedangkan bukan/non wiraswasta merupakan jenis pekerjaan yang bekerja pada orang lain sehingga mendapat balas
jasa atas pekerjaannya berupa gaji atau upah. Berikut tabel
penggolongan jenis pekerjaan orang tua (Erika, 2005:14).
Tabel 3.4 Penggolongan Jenis Pekerjaan Orang Tua
Wiraswasta Bukan/non wiraswasta
Penjual keliling ABRI/Polisi
Pengerajin Dosen
Penjahit Pegawai Negeri Sipil
Pedagang Karyawan kantor
Peternak Pembantu
Tuan tanah Dokter
Petani pemilik sawah Gubernur
Pemilik perusahaan/toko/pabrik Walikota/Bupati
Pemilik biro jasa Pensiunan
Berdasarkan penggolongan tersebut, jika pekerjaan orang tua
siswa adalah wiraswasta akan diberi skor 2 dan skor 1 untuk bukan
• Pendapatan Orang Tua
Pendapatan orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah seluruh pendapatan bersih dari pekerjaan pokok dan pekerjaan
sampingan ayah dan ibu dalam satu bulan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang
perubahan gaji PNS (http://www.scribd.com), pendapatan orang tua
dalam penelitian ini akan dikelompokan menjadi 2 kategori yaitu:
Tabel 3.5 Kategori Pendapatan Orang Tua.
Kategori Syarat pengukuran Skor
Tinggi < Rp 1.040.000 - Rp 2.230.900 2
Rendah ≥ Rp 2.230.900 – Rp 3.400.000 1
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2007:199). Dalam penelitian ini,
kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tingkat
pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang
tua dan minat siswa SMK Sanjaya pakem berwiraswasta.
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2007:422). Cara ini digunakan untuk memperoleh data
3. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikostruksikan
makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2007:410). Teknik ini
digunakan untuk melengkapi data mengenai gambaran umum sekolah.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Pengujian Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2007:172). Dalam penelitian ini, pengujian validitas instrumen
menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus :
rxy =
(
)( )
(
)
{
2 2}
{
2( )
2}
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− − − Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n = total responden
X = skor total dari setiap item
Koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh dari hasil perhitungan
menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur.
Selanjutnya hasil koefisien korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan nilai r
korelasi Product Moment pada tabel dengan taraf signifikansi 0,05. Jika hasil rhitung lebih besar daripada rtabel maka butir soal tersebut dapat
dikatakan valid, begitu pula sebaliknya.
Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas XI SMK Sanjaya Pakem dengan jumlah responden 52 orang. Dari
hasil uji coba tersebut diketahui derajat kebebasan sebesar 50 (52-2),
dengan harga kritik product moment tabel (r tabel) sebesar 0,279 dengan
taraf signifikansi 5% (Sugiyono, 2007:524).
Dari uji coba tersebut, ternyata ada 1 item dari 25 item soal yang
tidak valid. Ketidakvalidan tersebut, diduga karena repoden tidak
memahami dengan baik maksud dari pertanyaan dalam kuesioner dan
responden tidak dapat bertanya kepada peneliti karena peneliti tidak
berada di dalam kelas untuk menunggui saat pengisian kuesioner. Item
yang tidak valid oleh peneliti dihilangkan karena pada saat pengujian
dilakukan secara serempak pada siswa kelas XI Akuntansi I (27 orang),
kelas XI (25 orang) dan siswa kelas XII yang berjumlah 70 orang (67
orang yang mengisi kuesioner).
Adapun rangkuman hasil penelitian uji coba validitas sebagai
Tabel 3.7
Rangkuman Uji Validitas Minat Berwiraswasta.
No.
Item rhitung rtabel Keterangan
1 0,623 0,279 Valid
2 0,582 0,279 Valid
3 0,395 0,279 Valid
4 0,735 0,279 Valid
5 0,441 0,279 Valid
6 0,500 0,279 Valid
7 0,368 0,279 Valid
8 0,612 0,279 Valid
9 0,700 0,279 Valid
10 0,499 0,279 Valid
11 0,482 0,279 Valid
12 0,509 0,279 Valid
13 0,506 0,279 Valid
14 0,505 0,279 Valid
15 0,604 0,279 Valid
16 0,460 0,279 Valid
17 0,656 0,279 Valid
18 0,515 0,279 Valid
19 0,553 0,279 Valid
20 0,633 0,279 Valid
21 0,692 0,279 Valid
22 0,440 0,279 Valid
23 0,709 0,279 Valid
24 0,498 0,279 Valid
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilakan data
yang sama (Sugiyono,2007:172). Dalam penelitian ini, untuk pengujian
reliabilitas instrumen menggunakan Alfa Cronbach, dengan rumus :
r11 =
⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ ⎪⎩ ⎪ ⎨ ⎧ − ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
2b
σ = jumlah varians butir
2 1
σ = varians total
Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha
Cronbach. Jika koefisien alpha > dari 0,60 maka instrumen penelitian
tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya alpha < dari 0,60 maka
instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunally, 1967 dalam Imam
Gozhali, 2001:42).
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12.0 dengan koefisien r tabel pada n = 52. Berikut disajikan output uji reliabilitas minat berwiraswasta :
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based on Standardized
Item
N of Item
0,917 0,919 25
Output SPSS tersebut menunjukkan Cronbach’s alpha sebesar 0,917 > 0,60. Karena koefisien alpha lebih besar (>) dari 0,60 maka dapat
H. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan/menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum/generalisai (Sugiyono, 2007:206).
Untuk mendeskripsikan hubungan variabel prestasi siswa dengan minat
berwiraswasta yang ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua, maka
dilakukan perhitungan rata-rata (mean), median (skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi dua sama besar), dan modus (skor yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam sekumpulan distribusi skor).
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui gejala-gejala yang
diteliti apakah data berdistribusi normal ataukah tidak. Pengujian
normalitas dilakukan berdasarkan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255) yaitu:
( )
( )
[
F X1 S X1]
Max
D= o − n
Keterangan :
D : Deviasi maksimum
( )
X1Fo : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
( )
X1Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5%, maka
distribusi data dikatakan normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung > nilai Ftabel,
maka distribusi data dikatakan tidak normal.
3. Uji Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan
variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan
regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang
digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana,
1996:332) : e S TC S F 2 2 = Keterangan :
( )
2 2 − = k TC JK s TC( )
k n E JK s e − = 2F : harga bilangan F untuk garis regresi s2 TC : varian tuna cocok
s2e : varian kekeliruan
Berdasarkan hasil perhitungan, maka hipotesis model regresi linier
ditolak jika F > F(1−α)(k−2,n−k) pada dk pembilang = (k-2) dan dk
penyebut = (n-k). Sebaliknya hipotesis model regresi linier diterima jika F
< F(1−α)(k−2,n−k) pada dk pembilang=(k-2) dan dk penyebut=(n-k).
4. Uji Hipotesis
a. Pengujian Korelasi Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat
Berwiraswasta.
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui korelasi prestasi belajar siswa
SMK dengan minat berwiraswasta, digunakan teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono,2007:248):
rxy =
(
)( )
(
)
{
2 2}
{
2( )
2}
∑
∑
∑
∑
∑
∑
∑
− −
−
Y Y
n X X
n
Y X XY
n
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n = total responden
X = skor total dari setiap item
Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi
Tabel 3.8 Intepretasi Koefisien Korelasi
b. Pengujian Pengaruh Status Sosial Orang Tua terhadap
Hubungan antara Prestasi Belajar Siswa SMK dengan Minat
Berwiraswasta.
a. Pengujian Hipotesis I
Ho : Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap
hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat
berwiraswasta.
Ha : Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap
hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat
berwiraswasta.
b. Pengujian Hipotesis II
Ho : Tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap
hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat
berwiraswasta.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Tinggi
Ha : Ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap
hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat
berwiraswasta.
c. Pengujian Hipotesis III
Ho : Tidak ada pengaruh pendapatan orang tua terhadap
hubungan antara prestasi belajar siswa SMK dengan minat
berwiraswasta.
Ha : Ada pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hubungan
prestasi belajar dengan minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi.
Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga tentang
hubungan antara prestasi belajar dengan minat berwiraswasta ditinjau dari
status sosial ekonomi orang tua, digunakan regresi Chow (Gujarati, 1978:271)sebagai berikut :
i
u X X X
X
Y =α0 +β1 1+β2 2 +β3( 1 2)+
Keterangan :
Y = minat siswa berwiraswasta
0
α = intersep diferensial β = koefisien regresi
1
X = variabel prestasi belajar
2
X = variabel status sosial ekonomi orang tua (tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan)
2 1X
X = interaksi variabel prestasi belajar dan variabel status sosial ekonomi orang tua.
i
Berdasarkan hasil perhitungan, maka pengujian hipotesis model
44 BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah SMK Sanjaya Pakem
SMK Sanjaya Pakem berlokasi di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem,
Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMK Sanjaya
Pakem didirikan pada tanggal 1 Januari 1966 dengan nama Sekolah
Menengah Ekonomi Atas Soegijopranoto. Awalnya SMK Sanjaya Pakem
belum memiliki gedung, sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung
di gedung SMP Kanisius Pakem pada waktu sore hari.
SMK Sanjaya Pakem didirikan oleh Yayasan Sanjaya, Keuskupan
Agung Semarang, dengan dibentuk suatu panitia yang diketuai oleh bapak
FX. Dirjo Widarsono yang beranggotakan:
1. Bpk. Drs. Ramidjo Sutanto
2. Bpk. Drs. Y. Sukidjo
3. Bpk. Y. Sismadi, BA
Sekolah Menengah Ekonomi Atas Soegijopranoto yang didirikan
oleh Yayasan Sanjaya kemudian berganti nama sesuai dengan pendirinya
yakni SMK Sanjaya Pakem hingga saat ini. SMK Sanjaya Pakem didirikan
dengan akte notaris Nomor 43 tahun 1979 dengan notarisnya adalah Bpk.
2. Latar Belakang Pendirian Sekolah
Yang menjadi latar belakang didirikannya Sekolah Menengah
Kejuruan Ekonomi di daerah Pakem ini adalah :
a. Pada saat itu di daerah Pakem sudah ada SMA dan SPG
b. Keadaan ekonomi masyarakat di Pakem banyak terlihat anak-anak
berumur kurang lebih 20 tahun sudah dituntut untuk bekerja
Dari keadaan itulah maka dirasa tepat apabila didirikan Sekolah
Menengah Kejuruan. Sebagai bukti bahwa keberadaan sekolah ini
diperlukan adalah bahwa pada tahun 1986 SMEA Sanjaya Pakem
mendapat status DISAMAKAN oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dengan Surat Keputusan No. 0292/ H/ 1986, yang kemudian
disahkan tanggal 8 Mei 1986.
3. Perkembangan SMK Sanjaya Pakem
Sejak tahun 1966 sampai dengan 1970 dalam melaksanakan ujian
SMK Sanjaya Pakem wajib mengikuti Ujian Negara. Tahun 1971 setelah
SMK Sanjaya Pakem diijinkan untuk melaksanakan ujian sendiri dengan
tingkat kelulusan berkisar 80% sampai dengan 90%, SMK Sanjaya Pakem
di dalam daftar Direktorat Jendral Swasta dengan nomor : DNS 214202
(Nomor Daftar Sekolah) sedangkan di Departemen Kebudayaan terdaftar
nomor : 344021007 (Nomor Statistik Sekolah).
Pada tahun 1983 SMK Sanjaya Pakem mulai menempati gedung
• 10 ruang kelas
• 1 ruang kepala sekolah
• 1 ruang tata usaha
• 1 ruang guru
• 1 ruang praktik mengetik manual
• 1 ruang perpustakaan
• 1 ruang UKS
• 1 ruang BP
• 1 ruang BK
• 1 ruang Kaprodi
• 1 ruang komputer
• 3 ruang kantin dan kopera