• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 3. Matrik Program Fasilitasi Pembiayaan Bagi KUMKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 3. Matrik Program Fasilitasi Pembiayaan Bagi KUMKM"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

SASARAN STRATEGI NO. URAIAN INDIKATOR KELUARAN INDIKATOR HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

KOORDINASI KETERANGAN 1. Tersedianya dasar peraturan tentang Lembaga Keuangan Mikro 1. UU 2. Koordinasi dengan Pihak terkait 3. Sosialisasi 100 % kab/kota 100% pusat 100 % propinsi 75 % Kab/Kota telah melaksanakan dasar peraturan tentang lembaga Keuangan Mikro 1. Pendekatan/lobby dengan Lembaga Legislatif dan Departemen keuangan dalam rangka keluarnya UU Keuangan Mikro 2. Koordinasi dengan Bank Indonesia dalam rangka revisi RUU-Keuangan Mikro 3. Menghimpun masukan dari berbagai nara sumber, baik di dalam maupun luar negeri. 1. Penyempurnaan draft RUU-Keuangan Mikro. 2. Surat Edaran menteri tentang Lembaga keuangan Mikro

1. Mencari bahan masukan (dalam dan luar negeri)

2. Penyelenggaraan focus group discussion dengan berbagai nara sumber

3. Pembahasan dengan tim inisiatif RUU-KM (BI, DepKeu, KKUKM)

4. Pembahasan antar lembaga Pemerintah

5. Pembahasan dengan lembaga Legislatif 6. Monitoring RUU-KM - Departemen Keuangan - Bank Indonesia - Lembaga Legislatif - Pemprov/ Pemkab/Pemk ot - Instansi terkait lainnya - Anggaran diusulkan sebesar Rp. 5 Milyar 2. Setiap propinsi/kabup aten/ kota tersedia layanan penjaminan kredit UKM yang terintegrasi dengan sistem penjaminan nasional 1. Sosialisasi 100% Kabupaten /Kota 2. Monitoring dan evaluasi 100% Kabupaten/K ota 3. Fasilitasi 50% propinsi 75% propinsi 60% Kab/Kota memiliki layanan penjaminan kreditUKM 1. Mengambil prakarsa dalam menyiapkan bahan penyusunan RUU Penjaminan Kredit 1. Mengkoordinasikan dengan

Menteri Keuangan dalam rangka meminta rekonfirmasi hasil rapat Menko

Perekonomian Tahun 2003 dalam rangka penyusunan RUU Penjaminan Kredit.

2. Membentuk tim kerja/Pokja Studi banding ke negara lain. 3. Mereview draft RUU

Penjaminan Kredit 4. Pembahasan antar

departemen/instansi terkait 5. Uji publik dalam rangka

penyamakan persepsi di daerah 6. Finalisasi draft RUU.

- DPR, Menko Perekonomian , Bank Indonesia, Departemen Keuangan, Pemda propinsi, Kab/Kota, Perbankan dan perusahaan penjamin, Kadin, Asosiasi UKM, Dekopin dan instansi terkait - Dukungan biaya dukungan operasional Rp 50 milyar

(2)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

7. Menyerahkan draft RUU ke Menteri Keuangan

8. Memantau Perubahan RUU di DPR

2. Bersinergi dengan para pihak terkait untuk mengembangkan layanan penjaminan kredit 1. MoU tentang layanan penjaminan kredit antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan: a. Departemen Keuangan b. Bank Pelaksana c. Pemerintah Daerah d. Bank Indonesia e. Departemen Teknis

1. Melaksanakan MoU tentang layanan penjaminan kredit dengan Lembaga Penjamin dan Lembaga Keuangan.

2. Mensosialisasikan program penjaminan kredit ke lembaga keuangan

3. Monitoring dan pemantauan pelaksanaan program penjaminan kredit. - Depkeu, Bank Pelaksana, Perda, BI, Asosiasi UKM, Dekopin, Kadin 3. Memperbesar kemampuan permodalan Lembaga Penjaminan Kredit 1. Keppres tentang kebijakan satu pintu dalam pemanfaatan dana PUKK BUMN. 2. Kepmen tentang alokasi pemanfaatan dana APBN Kementerian 1. Mereview pelaksanaan pemanfaatan dana PUKK Koordinasi dengan Kementerian BUMN dan instansi terkait. 2. Mempersiapkan draft Keppres

Pemanfaatan dana PUKK BUMN.

3. Melakukan Koordinasi dengan Kementerian BUMN dan lembaga penjaminan kredit 4. Menyiapkan dana penjaminan

APBN - Kementerian BUMN, DPR, Stakeholder KUKM, Dunia Usaha, Depkeu, Bappenas

(3)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

KUKM untuk memperbesar permodalan Lembaga Penjaminan Kredit. 4. Meninjau Kepmen Keuangan tentang Pencabutan Sementara Izin Pendirian Lembaga Penjaminan Kredit Daerah. 1. Mengkoordinasikan koordinasi

dengan Depkeu dalam rangka meninjau kembali Kepmenkeu tentang Pencabutan Sementara Izin Pendirian Lembaga Penjaminan Kredit 2. Melaksanakan sosialisasi

perubahan Kepmen Keuangan kepada Pemda Propinsi dan DPRD. - Depkeu (Ditjen Lembaga Keuangan), Pemda, Asosiasi UKM, Dekopin, Kadin) 5. Dana penjaminan kredit KUKM dapat mencapai gearing ratio minimum 10 kali. 1. MoU dengan BI dan Perbankan

1. Melaksanakan MoU dengan BI dan Bank Pelaksana 2. Menyusun SOP Dana

penjaminan kredit KUKM. 3. Melakukan koordinasi dalam

rangka menganalisis kelayakan calon penerima penjaminan kredit KUKM

4. Melakukan monitoring dan evaluasi serta pemantauan program dana penjaminan kredit KUKM. - BI, Depkeu, Bank Pelaksana, Kadin 3. Setiap kabupaten/ kota memiliki program dana bergulir yang bersumber dari APBN/APBD propinsi dan 1. Sosialisasi 100% kab/kota 2. Monitoring dan evaluasi 100% kab/kota 3. Koordinasi lintas instansi 100% propinsi 75% Kab/kota memiliki program dana bergulir yang bersumber dari APBN/APBD propinsi dan kab/kota 1. Mewujudkan komitmen penyediaan dana bergulir dari APBN/APBD 1. Kepmen tentang Kebijakan alokasi anggaran Dana bergulir KUKM dari APBN.

1. Rakornas program dana bergulir dengan Pemda Seluruh Indonesia

2. Rakornas program dana bergulir dengan Departemen Teknis terkait

3. Koordinasi dengan Departemen Keuangan dan DPR - Pemda Selindo, Deptan, Depperindag, Depnakertrans, Dephuntan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan BKKBN, - Rakornas tahunan @ Rp 500 juta* 5 kali = Rp 2.5 miliar - Rapat koordinasi di Pemda Prop @ 25 juta * 33 Prop* 2 kali * 5

(4)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

kabupaten/kot a serta dapat diakses oleh usaha mikro dan kecil dan unit usaha baru yang memenuhi syarat. 4. Fasilitasi 33 Propinsi 2. MoU dengan Pemda Propinsi/ Kabupaten/K ota 3. MoU dengan Departemen Teknis terkait Depsos, Bappenas, Depkeu, DPR. tahun = Rp 8,25 miliar. - Pelaksanaan MoU dengan Pemda Prop/Kab/Kota dan Departemen Teknis Rp 1 milyar. 1. Sosialisasi 100% kab/kota 2. Fasilitasi dan dukungan pembiayaan 1 juta unit usaha baru yang formil 3. Monev 100% kab/kota 4. MOnev 100% wirausaha penerima danabergulir

1. Satu juta unit usaha baru yang formil 2.Pemberian dana bergulir secara transparan dan akuntabel 2. Menyediakan sistem pembiayaan yang mudah dan fleksibel diakses oleh usaha mikro dan kecil dan menengah. 1. Kepmen tentang Pedoman Penyaluran Dana Bergulir bagi Wirausaha Baru

1. Penyediaan Dana bergulir 1 juta wirausaha baru Penyusunan Juknis Penyaluran dana bergulir Wirausaha baru

2. Koordinasi dengan Pemda Prop/Kab/Kota.

3. Sosialisasi program

pembiayaan wirausaha baru ke Prop/kab/kota.

4. Menetapkan Lembaga Keuangan Pelaksana 5. Koordinasi dengan Lembaga

Keuangan, Pemda Prop/kab/Kota

6. Seleksi wirausaha baru calon penerima program dana bergulir 7. Penyaluran dana bergulir

wirausaha baru

8. Monev program dana bergulir wirausaha baru

9. Perguliran dana bergulir berikutnya kepada wirausaha baru lainnya. - Depdiknas, Perguruan Tinggi, Lembaga Diklat, Inkubator, Pemda Kabupaten/Ko ta, Depperin,Dep dag, Depnakertran s, Deptan, Dephuttanbun , BKKBN, lembaga keuangan pelaksana - Dana bergulir 1 juta wirausaha baru @ Rp 25 juta = Rp 25 triliun. - Juknis Rp 500 jt - Koordinasi dengan Pemda Rp 2,5 m - Seleksi @ Rp 50.000,- = Rp 50 milyar 1. Sosialisasi 100% kab/kota 2. Monev 100% 1. 840 KSP Agribisnis yang sehat 2. Pemberian 2. Kepmen tentang Pedoman/ Juknis Dana

1. Menyediakan Dana Bergulir Pengusaha Mikro melalui 840 KSP Sektor Agribisnis 2. Penyusunan Juknis dana

- Deptan, DKP, Pemda Propinsi/ Kabupaten/ - Dana bergulir Rp 840 m KSP Sektor Agribisnis @ Rp 1 m = Rp 840 m

(5)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

Kab/kota dan KSP penerima 3. Fasilitasi dan dukungan perkuatan 840 KSPAgribisnis dana bergulir secara transparan dan akuntabel Bergulir Pengusaha Mikro dan Kecil melalui KSP di sektor Agribisnis

bergulir KSP Agribisnis 3. Koordinasi dengan Bupati/

Walikota 4. Sosialisasi

5. Penetapan Bank Pembina 6. Koordinasi dengan Bank

Pembina

7. Seleksi KSP Agribnisnis 8. Penetapan KSP 9. Penyaluran dana bergulir 10. Monev 11. Perguliran berikutnya. Kota, Dephutbun, Bank Pembina, KSP Sekunder. - Biaya dukungan operasional (identifikasi, seleksi, verifikasi, MoU, peninjauan lapangan, pemantauan, koordinasi dengan Lembaga keuangan, dan Pemda Propinsi kab/Kota Rp 25 m 1. Sosialisasi 100% kab/kota 2. Monev 100% kab/Kota 3. Fasilitasi dan dukungan perkuatan kepada 840 KSP syariah 1. 840 KSP syariah yang sehat 2. Pemberian dana bergulir secara transparan dan akuntabel 3. Kepmen tentang Pedoman / Juknis Dana Bergulir KSP/USP Pola Syari’ah

1. Menyediakan Dana bergulir 800 KSP Syari’ah/ BMT 2. Penyusunan Juknis 3. Koordinasi dengan Pemda 4. Sosialisasi

5. Penetapan Bank Pelaksana 6. Koordinasi dengan Bank

pelaksana 7. Seleksi

8. Penyaluran dana bergulir 9. Monev program 10. Perguliran berikutnya. - Inkopsyi’ah, Pinbuk, Bank Muamalat, Bank Syari’ah, MUI - Dana bergulir Rp 840 m KSP Sektor Agribisnis @ Rp 100 juta = Rp 80 m - Biaya dukungan operasional (identifikasi, seleksi, verifikasi, MoU, peninjauan lapangan, pemantauan, koordinasi dengan Lembaga keuangan, dan Pemda Propinsi kab/Kota Rp 15 M. 1. Sosialisasi 100% kab/kota 2. Monev 25% KSP/USP penerima dana bergulir 3. Fasilitasi dan 1. 5000 KSP/USP yang sehat 2. Pemberian dana bergulir secara transparandan akuntabel 4. Kepmen tentang Pedoman/Juk nis Dana Bergulir Pola Konvensional .

1. Menyediakan Dana bergulir untuk 5000 KSP/USP. 2. Penyusunan Juknis. 3. Koordinasi dengan Pemda. 4. Sosialisasi

5. Penetapan Bank Pelaksana 6. Koordinasi dengan Bank

(6)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

dukungan perkuatan 5000 KSP/USP

7. Seleksi

8. Penyaluran dana bergulir 9. Monev program 10. Perguliran berikutnya. 1. Sosialisasi 100% propinsi 2. Monev 100% koperasi pemilik PKS 3. Fasilitasi dan dukungan perkuatan 100 PKS 5. Kepmen tentang Pedoman/ Juknis Dana Bergulir Pembanguna n PKS Kelapa Sawit melalui Koperasi.

1. Menyediakan Dana bergulir 100 PKS Sawit Koperasi 2. Penyusunan Juknis dana

bergulir PKS Sawit. 3. Koordinasi dengan Pemda 4. Sosialisasi program ke

Pemda dan Lembaga Keuangan 5. Menetapkan lembaga keuangan pelaksana program 6. Mengkoordinasikan dengan Bank Pelaksana 7. Mengkoordinasikan dengan Pemda 8. Mengkoordinasikan dengan pelaksana dana penjaminan kredit

9. Seleksi Koperasi calon penerima dana bergulir PKS Kelapa Sawit

10. Penyaluran dana bergulir 11. Monev Pelaksanaan program 12. Perguliran berikutnya. - Bank Pelaksana, pengelola program dana penjaminan, kontraktor pembangun PKS Sawit, Pemda Prop/Kabupat en, Koperasi penerima dana bergulir - Dana bergulir 100 PKS @ Rp 3 milyar = Rp 300 m - Biaya dukungan operasional Rp 10 m

(7)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

1. Sosialisasi 100% kab/kota 2. Ventura Monev 800 koperasi penerima melalui modal ventura 3. Fasilitasi dan dukungan perkuatan 800 koperasi melalui pola modal 1. 800 koperasi yangsehat 2. Pemberian dana bergulir secara transparan dan akuntabel 6. Kepmen tentang Pedoman/ Juknis Dana Bergulir KUKM Pola Modal Penyertaan/ Ventura 7. PP Modal Penyertaan Koperasi

1. Menyediakan Dana bergulir pola modal penyertaan/ modal ventura 2. Penyusunan Juknis 3. Koordinasi dengan Pemda 4. Sosialisasi

5. Penetapan lembaga keuangan pelaksana 6. Koordinasi dengan

Perusahaan Modal Ventura 7. Seleksi

8. Penyaluran dana bergulir 9. Monev 10. Perguliran berikutnya. - Perusahaan Modal Ventura, Depkeu, Pemda Prov/kab/kota Koperasi Sekunder Dana bergulir modal penyertaan koperasi melalui pola modal ventura sebanyak 800 Koperasi @ Rp 200 juta = Rp 160 m Dana dukungan operasional pelaksanaan program Rp 1 m 1. Sosialisasi 100% propinsi 2. Monev pengelola dan 10% penerima dana bergulir anjak piutang 3. Fasilitasi dan dukungan Rp 50 Milyar pola anjak piutang 1000 UKM per tahundapat mengakses pola anjak piutang 8. Kepmen tentang Pedoman / Juknis Dana Bergulir KUKM pola Anjak Piutang

1. Penyediaan Dana bergulir UKM pola anjak piutang 2. Penyusunan Juknis 3. Koordinasi dengan Pemda 4. Sosialisasi

5. Penetapan lembaga keuangan pelaksana 6. Seleksi

7. Penyaluran dana bergulir 8. Monev 9. Perguliran berikutnya. - Bank, perusahaan anjak piutang, PT. PNM, Pemda kab/Kota, perusahaan mitra UKM/ bapak angkat UKM.

Dana bergulir pola anjak piutang UKM Rp 50 M.

Dana dukungan operasional pelaksanaan program Rp 3 M.

(8)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

1. Sosialisasi 100% kab/kota 2. Monev pengelola, bank dan 10% UKM pengguna dana penjaminan kredit 3. Dukungan dan penjaminan Rp 1 Trilliun 100.000 KUKM dapat mengakses kredit perbankan 9. Kepmen tentang Pedoman / Juknis Dana Penjaminan Kredit KUKM 1. Penyediaan Dana penjaminan kredit KUKM 2. Penyusunan Juknis tentang

Dana Penjaminan kredit 3. Koordinasi dengan Pemda 4. Sosialisasi program dana

penjaminan kredit. 5. Penetapan perusahaan

penjaminan kredit

6. Penetapan bank pelaksana penyalur kredit dengan pola dana penjaminan

7. Seleksi calon penerima kredit dengan pola dana

penjaminan

8. Penyaluran dana penjaminan 9. Monitoring dan evaluasi 10. Pelaksanaan perguliran berikutnya - DPR, Menko Perekonomian, Bank Indonesia, Depkeu, Pemda propinsi, Kab/Kota, perusahaan penjamin. Dana penjaminan Kredit KUKM Rp 1 triliun. Dana dukungan operasional Rp 10 Milyar MoU dan Lembaga Keuangan BLU efektif sebagai pengelola dana bergulir 3. Bersinergi dengan lembaga keuangan mitra BLU dalam menyalurkan dana bergulir kepada KSP/USP dan UKM.

1. MoU dengan Lembaga Keuangan Mitra BLU (Bank, Perusahaan Modal Ventura, Perusahaan Anjak Piutang, PT. PNM dan Perum Sarana Pengembang an Usaha 1. Melaksanakan koordinasi dengan lembaga keuangan mitra BLU

2. Melakukan sosialisasi program dana bergulir kepada lembaga keuangan mitra BLU dana bergulir. 3. Menetapkan alokasi dana

bergulir kepada lembaga keuangan mitra BLU dana bergulir.

4. Menyiapkan bahan monitoring pelaksanaan dana bergulir dengan BLU dana bergulir. - Depkeu, lembaga keuangan mitra BLU (Bank pelaksana, Bank Pembina, PT. PNM, Perusahaan penjamin, Perusahaan Modal ventura, perusahaan anjak piutang). Dana dukungan operasional Rp 10 milyar

(9)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

4. Menganut prinsip hati-hati dalam menyalurkan dana bergulir. 1. Kepmen tentang Standard Operasi dan Prosedur Penyaluran Dana Bergulir

1. Menyusun SOP penyaluran dana bergulir.

2. Melakukan pemantauan dan pengawasan penyaluran dana bergulir

3. Melaksanakan audit program dana bergulir. - Bank, Depkeu, BI - Dana dukungan operasional Rp 1 milyar 5. Memperlakukan dana bergulir sebagai stimulan dalam pembiayaan KUKM. 1. MoU dengan penyandang dana potensial (Pemda Prov/kab/Kot a, lembaga keuangan, Departemen Teknis terkait, bapak angkat)

1. Melakukan penyuluhan program dana bergulir kepada penerima program dana bergulir. 2. Menggali potensi matching fund

kepada pihak Pemda Prov/kab/Kota. - Bank, lembaga keuangan bukan bank, perusahaan penjamin, Depkeu, Pemda Prov/kab/Kota. - Dana dukungan operasional Rp 10 milyar 4. Setiap kabupaten/ kota memiliki forum pembiayaan UKM dengan perbankan dalam rangka merealisasikan business plan perbankan. 1. Koordinasi dengan instansi terkait 2. Sosialisasi 100% kab/kota 3. Monitoring dan evaluasi 100% propinsi 4. Fasilitasi forum penbiayaan di pusat dan daerah 1. 100% propinsi 2. 75% kab/kota memiliki forum pembiayaan UKM 3. 80% perbankan telah merealisasikan Business Plan Perbankan untuk kredit UKM 1. Bersinergi dengan pihak-pihak terkait untuk memperkuat permodalan Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil melalui dana perbankan/non bank

2. Dukungan dalam fasilitasi

kemudahan perijinan dan dana pembinaan APBN/APBD. 1. SK Pembentukan forum pembiayaan UKM di tingkat pusat, propinsi dan kab/kota

1. Manyusun Pola Pembinaan Pola Pembinaan oleh BI dan Perbankan

2. Menyusun petunjuk teknis prosedur dan persyaratan pengajuan permohonan kredit usaha mikro, kecil dan koperasi (UMKK) kepada perbankan.

3. Melakukan sososlisasi skim kredit UMK di daerah, instansi terkait, tingkat kabupaten, asosiasi UMK, gerakan koperasi dan lintas pelaku terkait tingkat Kab./Kota.

4. Forum Temu konsultasi

- Dinas Kop dan UKM, Prop dan Kab/Kota, Asosiasi UMK, Gerakan Koperasi, Lintas pelaku, Instasi terkait ainnya 1. UU RI No. 23 Thn 1999 tentang Bank Indonesia. 2. UU RI No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan No. 10 tahun 1998. 3. Biaya Dukungan 15 M

(10)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

keuangan antara Bank, Instansi terkait, Asosiasi dan KKMB.

5. Koordinasi Perkuatan permodalan Koperasi dan UKM dengan Lembaga Keuangan Bank/Non Bank 6. Pembinaan dan

Pengendalian.

a) Inventarisasi dana-dana Lembaga

Keuangan Bank dan Non Bank bagi

Pembiayaan KUKM. b) Inventarisasi Rencana

Penyaluran Dana dari Bagian Laba BUMN 7. Penigkatan Keterampilan BDS-P sebagai KKMB - Komvensional - Syariah - Export 5. Sertifikasi hak atas tanah pengusaha mikro sebanyak 1 juta debitur/calon debitur untuk memperkuat dukungan penjaminan kredit. 1. Fasilitasi dukungan sertifikasi 700.000 tanah milik UKM (250 milyar) 2. Sosialisasi 100% kab/kota 700.000 debitur/calon debitur (pengusaha mikro) mendapatkan kemudahan memperoleh kredit 1. Pendekatan dengan BPN dan lembaga keuangan untuk peningkatan kepemilikan hak atas tanah sebagai agunan kredit. - Kepmen - MoU dengan pihak terkait 1. Pemetaan tanah PMK di Kab/Kota

2. Pemetaan tanah usaha mikro perkebunan

3. Studi banding di 3 negara 4. Sosialisasi 5. Seleksi 6. Bimbingan pelaksanaan sertifikasi 7. Monev - BPN, Bank BRI, BPN Pusat, Propinsi/ Kab/Kota, Perbankan, Pemprop/Kab. Kota - Naskah Kesepakatan Bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Badan Pertanahan Nasional Nomor : 04/SKB/M.KUKM/ VII/2003 Nomor : 06/SKB/BPN/VII/2 003 Tanggal 16 Juli 2003 (berlaku 5 tahun). - Sasaran th. 2005

(11)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

: 300.000 unit, th. 2006 250.000 unit, th. 2007: 200.000 unit, th. 2008 : 150.000 unit dan th. 2009 = 70.000 unit. Biaya sertifikasi @ Rp 250.000 atau total Rp 250 milyar. - Biaya dukungan operasional Rp 7,5 milyar. 2. Pendekatan dengan Departemen Keuangan dalam rangka mendapatkan keringanan pajak dalam pelaksanaan kegiatan sertifikasi hak atas tanah.

- SKB Meneg KUKM dan Menkeu

Perjanjian Bersama

antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Badan Pertanahan Nasional dan PT. BRI (Persero) Nomor : 96/NKB/III/VII/2003 Nomor : 07/SKB/BPN/VII/20 03 Nomor : B.584-DIR/BRT/07/2003 Tanggal 16 Juli 2003. 3. Melakukan studi banding ke 3 negara yang berhasil melakukan program sertifikasi tanah 6. Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK) dan kredit 1. Koordinasi 100% dengan instansi terkait 2. Sosialisasi UKM memperoleh kredit ekspor 2. 1 juta usaha 1. Melakukan Pembianaan dan Pengendalian Pelaksanaan KUMK Pedoman Pemberian Rekomendasi Penunjukan

1. Pembinaan dan Pengendalian KUKM

2. Penilaian Kinerja Lembaga Keuangan Depkeu, BI, Perbankan,PNM, Dinas Koperasi Propinsi/ Kab/Kota 1. UU RI No. 23 Thn 1999 tentang Bank Indonesia

(12)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

UKM ekspor disalurkan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) secara tepat sasaran. 100% kab/kota 3. Monitoring dan evaluasi pemberian kredit bagi KUMK dan kredit Ekspor bagi UMKM mikro dan kecil dapat mengakses kredit perbankan

dari dana SUP-005 2. Mengalokasikan dan SUP-005 kepada lembaga keuangan pelaksana Badan Usaha Milik Negara Pengelola dan Lembaga Keuangan Pelaksana Kredit Usaha Mikro dan Kecil.

yang menyalurkan KUKM 3. Pecetakan buku :

a. Pedoman Pembinaan dan Pengendalian KUMK. b. Informasi tentang KUMK

SUP-005.; c. Leaflet KUMK

d. Laporan Pelaksanaan KUMK 4. cangan kebijakan Pembiayaan

terpadu klaster KUKM unggulan disektor Perikanan, Peternakan, Rumput Laut, Industri kerajinan rakyat dan Industri Hortikultura, meliputi :

5. Program Rintisan Pola Pembiayaan Terpadu 6. Fasilitasi Pendampingan dan

Pengawasan terpadu

7. Rancangan Sistim Pembiayaan Terpadu. 2. UU RI no. 24 Th 2002 tentang Surat Utang Negara 3. Keppres No. 176 tahun 1999 tentang Penerbitan SUN dalam rangka pembiayaan program 4. SUP No.

SU-005/MK/1999 5. Kepmen Keuangan No : 40/KMK. 06/2003 tgl 29 Januari 2003, tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil sbgi mana diubah dan Kepmen Keu angan No: 74/KMK.06/2004 dan No:280/ KMK.06/2004. 6. Kepmeneg Kop

dan UKM No. 21/Kep/M.KUKM /II/2003 tgl 28 Pebruari 2003 tentang 7. Mewujudkan Badan Layanan Umum (BLU) dana bergulir yang mampu 1. Sosialisasi 100% kab/kota 2. Monitoring dan evaluasi 100% kab/kota 100% propinsi 80% kab/kota 60% Dana bergulir yang 1. Menyiapkan bahan draft SKB dengan Depkeu 1. SKB Menegkop dan UKM dengan Menkeu 1. Mengkoordinasikan dengan Depkeu

2. Melakukan sosialisasi BLU kepada pengelola program dana bergulir. - Depkeu, Lembaga Keuangan Mitra BLU, Lembaga penjaminan - Biaya persiapan dan dukungan operasional Rp 50 milyar

(13)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

tentang BLU Dana Bergulir KUKM 2. Kepmen tentang Pedoman BLU Dana Begulir KUKM 3. Kepmen tentang struktur organisasi BLU Dana bergulir

3. Melakukan finalisasi draft SKB BLU dana bergulir dengan Menkeu.

4. Melakukan sosialisasi SKB kepada KUKM penerima dana bergulir. kredit, unit eselon I pengelola dana bergulir 2. Menata struktur organisasi BLU

1. Melakukan rapat koordinasi

dengan Depkeu dan pengelola program dana bergulir. 2. Menyiapkan struktur organisasi

dan uraian tugas BLU dana bergulir.

3. Melakukan koordinasi dengan lembaga keuangan mitra BLU

Depkeu, Lembaga Keuangan Mitra BLU, Lembaga penjaminan kredit, unit eselon I pengelola dana bergulir mengelola kesinambungan program dana bergulir. telah disalurkan dapat dikelola oleh BLU 3. Menata administrasi dana bergulir 1. Mempersiapkan sistem

administrasi pengelolaan dana bergulir.

2. Melakukan pengecekan sistem pengadministrasian dana bergulir di tingkat bank pelaksana, bank pembina, lembaga keuangan mitra BLU dan beberapa sample KUKM penerima dana bergulir. 3. Mengadministasikan, mengatur

dan menentukan alokasi dana bergulir Depkeu, Lembaga Keuangan Mitra BLU, Lembaga penjaminan kredit, unit eselon I pengelola dana bergulir

(14)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

4. Melakukan kerjasama penyaluran dengan lembaga mitra BLU. MoU dengan lembaga keuangan mitra BLU.

1. Menyusun rencana dan program kerja dengan lembaga keuangan mitra BLU.

2. Melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan mitra BLU.

3. Melakukan penyaluran dana bergulir kepada lembaga keuangan mitra BLU. 4. Melakukan monitoring dan

evaluasi serta pemantauan penyaluran dana bergulir.

- Depkeu, Lembaga Keuangan Mitra BLU, Lembaga penjaminan kredit, unit eselon I pengelola dana bergulir 5. Melaksanakan perguliran dana bergulir dengan skim (Perkuatan Modal Koperasi, penjaminan, Pendampingan) MoU dengan Lembaga Keuangan Mitra BLU dana bergulir 1. Melaksanakan penyaluran dana bergulir melalui lembaga keuangan mitra BLU dana bergulir.

2. Melaksanakan pengguliran. 3. Melaksanakan

pendampingan kepada KUKM penerima dana bergulir. 4. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan perguliran. - Lembaga Keuangan Mitra BLU, Lembaga penjaminan kredit, unit eselon I pengelola dana bergulir 8. KSP Sekunder melaksanakan sistem penjaminan tanggung renteng 1.000 KSP 1. Koordinasi 100% kab/kota 2. Sosialiasi 100% Kab/Kota 3. Monitoring dan evaluasi !00% KSP Sekunder 1. 80% propinsi 2. 75% kab/kota memiliki jaringan sistem penjaminan tanggung renteng antar KSP 3. 1000 KSP mendapatkan 1. Membangun jaringan system penjaminan tanggung renteng antar KSP melalui integrasi KSP Sekunder 1. Kepmen tentang penetapan pengelola dana penjaminan tanggung renteng melalui KSP Sekunder 1. Mengkoordinasikan dengan KSP terutama penerima dana bergulir

2. Menyusun petunjuk teknis pengelolaan dana penjaminan tanggung renteng.

3. Melakukan sosialisasi program dana penjaminan tanggung renteng - IKSP, Inkopdit, BLU, Pemda Prov/kab/kota. - PP No. 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam - Biaya dukungan operasional Rp 10 milyar - Dukungan perkuatan dana

(15)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

penerima dana bergulir 4. Fasilitasi dan dukungan perkuatan 100 KSP Sekunder penjaminan tanggung renteng dari KSP sekunder

4. Melakukan integrasi dana penjaminan tanggung renteng antar KSP dengan KSP Sekunder

5. Menyiapkan SOP penggunaan dana penjaminan tanggung renteng

6. Mengimplementasikan dana penjaminan tanggung renteng 7. Mengembangkan system

monev on line

8. Monev dan pemantauan.

bergulir 100 KSP Sekunder @ 2 Milyar = 200 M 9. Setiap lembaga penerima dana bergulir melaksanakan pengelolaan dana bergulir sesuai ketentuan. 1. Koordinasi 100% kab/kota 2. Sosialisasi 100% kab/kota 3. Monitoring dan evaluasi 100%kab/kota 100% propinsi 75% kab/kota 99% koperasi penerima dana bergulir mengelola dana sesuai sesuai ketentuan 1. Merumuskan sistem wasdal pada KSP/USP Kop penerima dana bergulir. 2. Memfasilitasi forum komunikasi lembaga penerima dana bergulir 3. Penerima dana bergulir. 1. Menyusun sistem wasdal KSP/USP Kop penerima dana bergulir. 2. Menetapkan dan mengefektivit askan perguliran dana perkuatan KSP/USP-Kop.

1. Menyusun pedoman sistim wasdal yang berlaku bagi KSP/USP Kop penerima dana bergulir

2. Sosialisasi kebijakan 3. Evaluasi dan Monitoring

- Kementerian KUKM Depkeu - Perbankan - Pemda Prop, Kab/Kota Rp 1,5 milyar 10. Setiap koperasi yang memiliki omset diatas Rp 1 miliar wajib melaksanakan audit eksternal. 1. Koordinasi 100% kab/kota dan instansi terkait 2. Sosialisasi 100% kab/kota 3. Monitoring dan evaluasi 1.100% propinsi 2. 75% kab/kota 3. 50% koperasi beromzet Rp 1 Milliar telah di audit KAP/KJA 1. Melakukan koordinasi dan pengawasan 1. Melaksanakan MoU dengan Akuntan Publik 1. Pemantauan pengawasan secara terpadu 2. Penyusunan konsep pedoman pengawasan KSP/USP Kop - Kementerian KUKM, KJA, Akuntan Publik Pemda Prop, Kab/Kota Rp 3,5 milyar

(16)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

100% kab/kota

1. Melakukan koordinasi dengan Depkeu, Dinas Koperasi dan UKM TK I 1. Kepmen tentang juknis dan prosedur operasional pengembangan dana pensiun di gerakan koperasi 1. Identifikasi ke daerah terutama kepada Koperasi primer atau sekunder yang memenuhi syarat sebagai pendiri dana pensiun atau sebagai mitra pendiri. 2. Bantuan modal awal

pembentukan dana pensiun. 3. Bimbingan teknis .

4. Monitoring dan evaluasi.

- Depkeu - Dinas Tingkat I - Dekopin - Gerakan Koperasi - Asosiasi Dana Pensiun Indonesia Rp 32 milyar 11. Membentuk Lembaga Dana Pensiun di setiap propinsi untuk program jaminan hari tua bagi pengurus dan karyawan koperasi 1. Sosialisasi 100% Prop 2. Monitoring dan evaluasi 16 Propinsi 3. fasilitasi 16 lembaga dana pensiun 16 lembaga dana pension karyawan koperasi 2. Melakukan pendekatan kepada koperasi primer/sekunder yang memenuhi syarat dapat sebagai pendiri sesuai dengan UU No. 11 tahun 1992. 12. Penyediaan sistem asuransi kesehatan di 30 Propinsi bagi anggota koperasi 1. Koordinasi 100% propinsi dengan instansi terkait 2. Sosialisasi 100% Propinsi 3. Monitoring dan evaluasi 30 Propinsi 4. Fasilitasi 30 penyediaan sistem asuransi kesehatan 30 propinsi telah memiliki sistem asuransi kesehatan 1. Melakukan koordinasi dengan JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) di Kabupaten Buol Toli-Toli Sulteng yang didirikan oleh KUD Depkes dan Depkeu Dinaskop dan UKM selindo

1. SKB dengan Depkes dan Depkeu 2. Terwujudnya pedoman pola asuransi kesehatan

1. Terciptanya pola asuransi kesehatan bagi anggota dan koperasi dalam hal : a. Keringanan biaya berobat

bagi anggota koperasi b. Biaya berobat ditanggung

renteng secara bergotong-royong. - Depkes - Depkeu - Dinas TK I - Gerakan Koperasi Rp 30 milyar

(17)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

13. Sebanyak 3.000 Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang sehat dan dikelola sesuai dengan ketentuan 1. Koordinasi 100% kab/kota dan instansi terkait 2. Sosialisasi 100% kab/kota 3. Monitoring dan evaluasi 100% kab/kota 1. 100% propinsi 2. 75% kab/kota memiliki koperasi jasa keuangan syariah yang sehat 3. 3000 koperasi jasa keuangan syariah telah dikelola sesuai dengan ketentuan 1. Mewujudkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang sehat melalui pemberdayaan manajemen dan pengelola. 1. Menyusun Konsep tentang Peraturan Pemerintah (PP) tentang Petunjuk Pembiayaan Syariah. 1. Identifikasi kebijakan 2. Membentuk Tim Kerja/Pokja

pembiayaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dengan instansi terkait ditingkat pusat dan daerah.

3. Melakukan kajian dan evaluasi kondisi Koperasi Keuangan Syariah (KKS) dan unit Keuangan Syariah (UKS). 4. Study Lapangan, 5. Penyusunan konsep dasar. 6. Pembahasan konsep dasar. 7. Perumusan Kosep. 8. Uji Petik ke lapangan. 9. Penyempurnaan. 10. Finalisasi Konsep.

11. Pembahasan dengan instansi terkait.

12. Pembahasan dengan Setneg. 13. Pembahasan dengan DPR. 14. Penyempurnaan PP KKS. - Kementerian KUKM - BI - Perbankan Syariah - Dewan Sayriah Nasional. - Pemda tingkat Propinsi, Kab/Kota. - DepKeu, Setneg dan Instansi terkait. Rp 30 milyar 2. Kepmen tentang petunjuk pelaksanaan Kegiatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

1. Membentuk tim Pokja 2. Sosialisasi Kepmen tentang

Juklak KKS

3. Koordinasi dengan instansi terkait dan Pemda Provinsi/Kab/Kota. 1. Kementerian KUKM. 2. Perbankan Syariah. 3. Pemda TK Propinsi, Kabupaten dan Kota. 4. Dekopinwil/ Dekopinda. 3.Menyempurnakan SOP Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

1. Membentuk Tim Pokja 2. Lokakarya SOP KKS 3. Penempurnaan SOP

Koperasi Keuangan Syariah (KKS) 4. Sosialisasi. 1. Kementerian KUKM. 2. Perbankan Syariah. 3. Pemda Tingkat

(18)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

5. Implementasi dan Uji coba di daerah. 6. Evaluasi pelaksanaan. Propinsi, Kab/Kota,. 4. instansi Terkait. 2. Melakukan Pemetaan Koperasi Keuangan Syariah (KKS) selindo. 1. Menyusun Pedoman Pemetaan Koperasi Keuangan Syariah (KKS).

1. Membentuk Tim Pokja. 2. Menyusun Juknis Kuisioner

KKS

3. Sosialisasi pelaksanaan pemetaan KKS.

4. Pencetakan dan penyebar luasan kuisioner KKS selindo. 5. Pengumpulan data. 6. Pengolahan data hasil KKS. 7. Evaluasi dan monitoring. 8. Penyedia dana Dekon. 9. Pelaksanaan pemetaan KKS

selindo.

10. Pencetakan hasil pemetaan KKS. 11. Direktori KKS. 12. Profile KKS terbaik. 1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. Perbankan Syariah dan BI 3. Pemda Tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota 4. Pinbuk Tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota 5. Asosiasi KKS 6. Mikrofin KKS 2. Kepmen tentang Pedoman Pembinaan Koeprasi Jasa Keuangan Syariah.

1. Membentuk Tim Pokja Konsep Dasar Pedoman Pembinaan KKS.

2. Survey / kunjungan lapangan ke daerah.

3. Penyempurnaan konsep dasar. 4. Lokakarya.

5. Finalisasi pedoman.

6. Sosialisasi pedoman ke selindo. 7. Implementasi dan evaluasi

pelaksanaan diklat pengelolaan KKS. 1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. Perbankan Syariah 3. Asosiasi KKS 4. Mikrofin KKS 5. Pemda Tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota 3. Menyusun tentang Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa

1. Membentuk Tim Pokja Konsep Dasar Pedoman Penilaian KKS. 2. Survey / kunjungan lapangan

ke daerah.

3. Penyempurnaan konsep dasar. 4. Lokakarya. 1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. Perbankan Syariah 3. Asosiasi KKS

(19)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

Keuangan Syariah.

5. Finalisasi pedoman.

6. Sosialisasi pedoman ke selindo. 7. Implementasi dan evaluasi

pelaksanaan diklat pengelolaan KKS. 4. Mikrofin KKS 5. Pemda Tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota 4. Menyusun Pedoman tentang Sistem pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah melalui perkuatan kelembagaan, jaringan usaha, teknologi informasi, SDM, dan sistem dan prosedur.

1. Membentuk Tim Pokja Konsep Dasar Pedoman Sistem Pengembangan KKS.

2. Survey / kunjungan lapangan ke daerah.

3. Penyempurnaan konsep dasar. 4. Lokakarya.

5. Finalisasi pedoman.

6. Sosialisasi pedoman ke selindo. 7. Implementasi dan evaluasi

pelaksanaan diklat pengelolaan KKS. 1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. Perbankan Syariah 3. Asosiasi KKS 4. Mikrofin KKS 5. Pemda Tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota 5. Menyusun tentang Sistem pengawasan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

1. Membentuk Tim Pokja Konsep Dasar Pedoman Pengawasan KKS.

2. Survey / kunjungan lapangan ke daerah.

3. Penyempurnaan konsep dasar. 4. Lokakarya.

5. Finalisasi pedoman.

6. Sosialisasi pedoman ke selindo. 7. Implementasi dan evaluasi

pelaksanaan diklat pengelolaan KKS. 1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. Perbankan Syariah 3. Asosiasi KKS 4. Mikrofin KKS 5. Pemda Tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota 6.Pedoman Pengembangan Jaringan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

1. Membentuk Tim Pokja Konsep Dasar Pedoman

Pengembangan Jaringan KKS. 2. Survey / kunjungan lapangan

ke daerah.

3. Penyempurnaan konsep dasar. 4. Lokakarya. 1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. Perbankan Syariah

(20)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

5. Finalisasi pedoman.

6. Sosialisasi pedoman ke selindo. 7. Implementasi dan evaluasi

pelaksanaan diklat pengelolaan KKS. 3. Asosiasi KKS 4. Mikrofin KKS 5. Pemda Tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota 7. Kepmen tentang Petunjuk Pelaksanaan Audit Keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

1. Membentuk Tim Pokja Konsep Draft Kepmen tenatang Pelaksanaan Audit KKS. 2. Survey / kunjungan lapangan

ke daerah.

3. Penyempurnaan konsep dasar. 4. Lokakarya.

5. Finalisasi pedoman.

6. Sosialisasi pedoman ke selindo. 7. Implementasi dan evaluasi

pelaksanaan diklat pengelolaan KKS. 1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. Perbankan Syariah 3. Asosiasi KKS 4. Mikrofin KKS 5. Pemda Tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota 8. Petunjuk Pelakasan aan Akuntansi KKS.

1. Membentuk Tim Pokja Konsep Juklak Akuntansi KKS. 2. Survey / kunjungan lapangan

ke daerah.

3. Penyempurnaan konsep dasar. 4. Lokakarya.

5. Finalisasi pedoman.

6. Sosialisasi pedoman ke selindo. 7. Implementasi dan evaluasi

pelaksanaan diklat pengelolaan KKS. 1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. Perbankan Syariah 3. Asosiasi KKS 4. Mikrofin KKS 5. Pemda Tingkat Provinsi / Kabupaten / Kota 9. Menyusun Pedoman Pengemba ngan 1. Memfasilitasi, mendorong terbentuknya koperasi jasa keuangan syariah yang sehat.

1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. BI

(21)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

Koeprasi Jasa Keuangan Syariah. 3. Perbankan Syariah 4. Pemda Provinsi / Kabupaten / Kota 5. Lembaga Keuangan non Syariah 14. Mewujudkan 5.000 KSP/USP Kop yang sehat dan dikelola dengan ketentuan dan profesional. 1. Koordinasi instansi terkait 2. Sosialisasi 100% kab/kota 3. Fasilitasi 50% kab/kota 4. Monitoring dan evaluasi 100% kab/kota 1. 100% propinsi 2. 75% kab/kota memiliki KSP yang sehat dan dikelola sesuai ketentuan 2. 5000 KSP/USP yang sehat, dikelola dengan ketentuan dan profesional 1. Memantapkan sistim manajemen KSP/USP Kop melalui pelayanan prima kepada anggota 1. Kebijakan pengelolaan KSP/USP Koperasi secara profesional, sesuai dengan ketentuan administrasi keuangan yang benar dan sehat. 1. Mensosialisasikan dan memfasilitasi pelaksanaan pengelolaan sesuai dengan SOM dan SOP bagi KSP/USP Koperasi. 1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. Pemda Provinsi / Kabupaten / Kota 3. Perbankan 4. IKSP Rp 40 milyar 2. Melaksanakan pemetaan KSP/USP Koperasi selindo (lanjutan).

1. Pencetakan dan Penyebar-luasan kuisioner KSP/USP Koperasi ke daerah. 2. Pengumpulan data. 3. Pengolahan data hasil

Pemetaan KSP/USP Koperasi.

4. Penyusunan laporan hasil evaluasi akhir.

5. Pencetakan hasil laporan.

1. Kementerian Koperasi dan UKM 2. Pemda Provinsi / Kabupaten / Kota 3. Gerakan koperasi

(22)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

3. Menyusun Kepmen tentang SOM KSP/USP Koperasi.

1. Rapat koordinasi dengan instansi terkait.

2. Sosialisasi Kepmen tentang SOM KSP/USP Koperasi pada 26 provinsi / DI. 4. Penyempurnaan

Pedoman SOP KSP/USP Koperasi.

1. Rapat koordinasi dengan instansi terkait.

2. Lokakarya dalam rangka penyempurna Pedoman SOP KSP/USP Koperasi.

3. Penyusunan Laporan Akhir Pedoman SOP KSP/USP Koperasi. 5. Penyempurnaan Pedoman Pengawasan KSP/USP Koperasi.

1. Rapat koordinasi dengan instansi terkait.

2. Temu Konsultasi Pembahasan Konsep Pedoman Pengawasan pada 8 (delapan) provinsi. 3. Lokakarya dalam rangka

Penyempurnaan Pedoman Pengawasan.

3. Penyusunan Laporan Akhir Pedoman Pengawasan KSP/USP Koperasi. 15. Penyediaan Skim Asuransi kepada 1000 KUKM yang menerima dana bergulir 1. Koordinasi dengan instansi terkait 2. Sosialisasi 100% kab/kota 3. Monitoring dan evaluasi 1. 100% propinsi 2. 50% kab/kota 3. 1000 KUKM penerima dana bergulir memilliki asuransi 1. Melakukan pendekatan kepada Lembaga Asuransi 1. MoU dengan lembaga asuransi (BUMN dan Swasta)

1. Menciptakan pola asuransi dengan lembaga asuransi atau perguruan tinggi 2. Identifikasi di 30 Propinsi. 3. Konsultasi Teknis ke Dep

Keu, DAI, Lemabaga Asuransi dan Perguruan Tinggi. - Depkeu - DAI - Lembaga Asuransi - Perguruan Tinggi Rp 3 milyar

(23)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

100% propinsi 16. Menyediakan program asuransi syariah di lingkungan Koppontren dan Koperasi Syariah 1. Koordinasi dengan instnsi terkait 2. Sosialisasi 100% propinsi 3. Monitoring dan evaluasi 100% kab/kota Program asuransi syariah untuk 10 kopontren di 10 propinsi 1. Pendekatan dengan : a. Depag b. Bank Muamalat c. Dinaskop dan UKM TK I d. Inkoppontren (Sekunder dan Primer)

1. MoU 1. Identifikasi di 30 Propinsi. 2. Konsultasi teknis ke Depag,

Dinaskop, dan UKM TK I, Inkopentren, Lembaga Asuransi Syariah. 3. Lokakarya tentang

pengembangan asuransi syariah dilingkungan gerakan Koperasi. 4. Monev - Depag - Dinaskop dan UKM Tingkat I - Inkoppontren - Bank Muamalat Rp 10 milyar 17. Sosialisasi kepada gerakan koperasi di 30 Propinsi tentang UU SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) 1. Koordinasi instnasi terkait 2. Sosialisasi 30 propinsi 1. 30 propinsi telah memiliki koperasi yang mengetahui dan mengerti tentang UU SJSN dengan baik dan benar 2. 1000 koperasi telah mengerti tentang UU SJSN dengan baik dan benar 1. Melaksanakan kerja sama dengan instansi terkait untuk mengantisipasi diberlakukannya UU SJSN bagi gerakan koperasi sebagai badan hukum 1. Pedoman Umum tentang SJSN

1. Identifikasi dan konsultasi program ke 30 Propinsi. 2. Sosialisasi pedoman umum

tentang SJSN ke 30 Propinsi. 3. Seminar tentang pengembangan dan penerapan SJSN dilingkungan gerakan Koperasi. - Depnaker - Dinaskop dan UKM Tingkat I dan II - Dekopin - Depkeu Rp 2,5 milyar 18. Bimbingan Pengenalan Nasabah Koperasi di setiap Kabupaten/Kot a terhadap 160 KSP 1. Koordinasi dengan instansi terkait 2. Sosialisasi 30 propinsi 3. Monitoring dan evaluasi 30 160 KSP Agribisnis telah mendapatkan bimbingan pengenalan nasabah koperasi 1. Pendekatan dengan Depkeu 2. Dinas TK I dan II 3. Perbankan yang menyalurkan dana bergulir 1. Petunjuk Teknis tentang Kepmenke u No. 45/ 2003 1. Identifikasi pengenalan anggota Koperasi disetiap kabupaten/kota di 30 Propinsi.

2. Konsultasi program ke Depkeu, Dekopin, Dinas KUM TK I. 3. Sosialisasi ke 30 Prop. - Depkeu - Dinas TK I - Dekopin Rp 5 milyar

(24)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

Agrobisnis di 30 Propinsi yang menerima bantuan dana bergulir

propinsi 4. Lokakarya tentang pedoman

bagi KSP dalam mengelola atau menerima

simpanan/penyertaan dari pihak ke tiga yang bukan anggota. 19. Melaksanakan penjualan saham yang dibeli oleh 2.000 koperasi pada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan permodalan koperasi 1. Koordinasi 100% dengan instansi terkait 2. Sosialisasi 100% Kab/kota 3. Monitoring dan evaluasi 100% kab/kota 2000 koperasi mendapatkan tambahan permodalan dari penjualan saham 1. Pendekatan dengan instansi terkait (Depkeu, Bappepam, Perusahaan Swasta/ BUMN 1. Kepmen tentang Penetapan koperasi dan Juknis Penjualan Saham Koperasi

1. Identifikasi perusahaan yang menjual saham ke koperasi. 2. Identifikasi Koperasi . 3. Koordinasi dengan

Perusahaan yang mengeluarkan saham 4. Sosialisasi program 5. Seleksi dan verikasi 6. Persiapan pelaksanaan penjualan saham 7. Valuasi saham-saham koperasi 8. Pelaksanaan penjualan Saham 9. Monev - Bapepam, Bank, Perusahaan yang menjual saham, Koperasi, Gerakan Koperasi - Biaya dukungan operasional Rp 10 milyar 20. Setiap Propinsi memiliki unit layanan UKM go public pasar modal. 1. SKB 2. Koordinasi 100% propinsi 3. Sosialisasi 100% propinsi 3. Monitoring dan evaluasi 25 propinsi 1. 25 Propinsi memiliki unit layanan UKM go public pasar modal 1. Pendekatan dengan instansi terkait (Depkeu, Bapepam, BEJ) 1. Naskah kerjasama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Bapepam/BE J tentang layanan UKM go public bagi setiap provinsi 1. Identifikasi

2. Studi kelayakan klinik UKM go public

3. Penyusunan SKB 4. Penyusunan Juknis 5. Sosialisasi

6. Layanan UKM go public 7. Monev - Bapapem, BEJ, BES, Pemda Prov. Konsultan Manajemen Investasi. - Biaya dukungan operasional Rp 25 milyar 21. Peningkatan akses pendanaan KUKM melalui pengembanga 1. Koordinasi 2. Sosialisasi 100% kab/kota 3. Monitoring dan 1. 100% Propinsi 3. 75% Kab/Kota mendapatkan kemudahan 1. Koordinasi dengan Bank Indonesia, perbankan, dan LKM lainnya (termasuk 1. Kesepakatan Bersama antara Kementerian Koperasi & 1. Melakukan koordinasi dengan Pemprov/Pemkab/Pemkot tentang implementasi CB - Bank Indonesia - Perbankan Pelaksana - Anggaran diusulkan sebesar Rp. 10 Milyar

(25)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

n sistim informasi kredit (Credit Bureau) bagi KSP/USP evaluasi 100% kab/kota akses pendanaan melalui sistem informasi kredit yang memadai KSP/USP) dalam rangka pemantapan konsep CB 2. Melakukan sosialisasi dan diseminasi kepada KSP/USP potensial yang dapat masuk dalam sistim CB 3. Melakukan scoping study terhadap KSP/USP calon peserta CB 4. Studi tentang implementasi CB di Australia, Filipina, dan Beijing UKM dengan Bank Indonesia dan perbankan lainnya tentang pengembang an sistim informasi kredit (CB) bagi nasabah 2. Kepmen Menteri Koperasi dan UKM tentang Kriteria KSP/USP calon peserta CB 3. Pedoman pelaksanaan tentang Sistim Informasi Kredit bagi nasabah 2. Pemilihan/inventarisasi calon peserta (KSP/LKM) 3. Penyiapan KSP/LKM untuk menjadi peserta CB 4. Pertemuan/Diskusi dengan KSP/LKM secara berkala 5. Melakukan fasilitasi kepada

perbankan

6. Studi banding dlm rangka pengembangan CB - Pemprov/ Pemkab/Pemk ot - Gerakan Koperasi - LKM lainnya 22. Tersedianya dasar peraturan tentang Lembaga Keuangan Mikro 1. Koordinasi 100% kab/kota dengan pihak terkait 2. Sosialisasi 100% kab/kota 3. Monitoring dan evaluasi 100% kab/kota 1. 100% pusat 2. 80% Propinsi 3. 75% Kab/Kota menerapkan peraturan tentang lembaga Keuangan Mikro 1. Pendekatan/ lobby dengan Lembaga Legislatif dan Departemen keuangan dalam rangka keluarnya UU Keuangan Mikro 2. Koordinasi dengan Bank Indonesia dalam rangka revisi RUU-Keuangan Mikro 3. Menghimpun masukan dari 1. Penyempurnaan draft RUU-Keuangan Mikro. 2. Surat Edaran menteri tentang Lembaga keuangan Mikro

1. Mencari bahan masukan (dalam dan luar negeri) 2. Penyelenggaraan focus

group discussion dengan berbagai nara sumber 3. Pembahasan dengan tim

inisiatif RUU-KM (BI, DepKeu, KKUKM)

4. Pembahasan antar lembaga Pemerintah 5. Pembahasan dengan lembaga Legislatif 6. Monitoring RUU-KM - Departemen Keuangan - Bank Indonesia - Lembaga Legislatif - Pemprov/ Pemkab/ Pemkot - Instansi terkait lainnya - Anggaran diusulkan sebesar Rp. 1 Milyar

(26)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

berbagai nara sumber, baik di dalam maupun luar negeri. 23. Terciptanya kerjasama internasional dengan lembaga donor untuk pengembanga n dan pemberdayaan UKM: - dengan World Bank - dengan Univ. Al-Azhar Mesir 1. Koordinasi dengan instansi terkait 2. Sosialisasi 100% Kab/Kota 3. MoU Kerjasama internasional untuk pengembangan UKMdi Indonesia 1. Pendekatan dengan lembaga donor internasional untuk pengenalan program. 2. Koordinasi dengan Departemen Luar Negeri. 3. Koordinasi dengan kedubes asing. 1. Kebijakan Menteri KUKM tentang perlunya technical assistance maupun project aid bagi pengembangan KUKM, khususnya dalam mengatasi masalah pembiayaan. 2. MOU antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan lembaga donor dalam rangka bantuan pembiayaan bagi KUKM. 1. Menyiapkan proposal kerjasama 2. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait 3. Melakukan

pertemuan-pertemuan internasional untuk pengembangan KUKM 4. Perumusan hasil pertemuan 5. Sosialisasi hasil, baik kepada

instansi terkait maupun gerakan koperasi - Departemen Luar negeri - Kedubes - Lembaga donor - Perbankan - Instansi terkait lain - Gerakan Koperasi 24. Revitalisasi Dana PKBL (PUKK) BUMN 1. Koordinasi dengan instansi terkait 2. Sosialisasi 100% kab/kota 2. Monev 100% kab/kota 1. 100% Pusat 2. 100% Propinsi 3. 70% kab/kota merevitaslisasi dana PKBL (PUKK) 1. Koordinasi dengan Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Dep Keuangan, Meneg BUMN. 2. Menyiapkan bahan draft SKB dengan Meneg BUMN SKB dengan Meneg BUMN

1. Rapat Koordinasi dengan Menko Perekonomian, Dep. Keuangan dan Meneg BUMN. 2. Menyusun Konsep Revitalisasi Dana PKBL 3. Penyusunan dan Penandatanganan SKB 4. Finalisasi Konsep Revitalisasi Dana PKBL. 1. Menko perekonomian 2. Dep. Keuangan 3. Meneg BUMN. 1. PP No. 44 Th. 1997 tentang Kemitraan. 2. Keppres No. 101 Th. 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

(27)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

3. Melakukan Sosialisasi 5. Sosialisasi Konsep Revitalisasi Dana PKBL Menteri Negara. 3. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. 4. UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. 5. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil 6. UU No. 25 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah 25. Tersedianya kebijakan perpajakan yang kondusif dan berfihak kepada koperasi dan UKM. (BARU) 1. Mou denganDitjen Pajak 2. Koordinasi 100% dengan instansi terkait 3. Monev 100% kab/kota 1. 100% Propinsi 2. 75 Kab/Kota memiliki kebijakan perpajakan yang kondusif 1. Mengefektifkan pelaksanaan kebijakan insentif perpajakan bagi koperasi dan UKM sesuai dengan ketentuan undang – undang perpajakan. Kesepakat bersama antara Deputi Bidang pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Ditjen Pajak 1. Merumuskan kebijakan perpajakan yang kondusif bagi pengembangan usaha koperasi dan UKM.

2. Study banding ketentuan dan insentif perpajakan yang kondusif bagi pengembangan usaha KUKM di beberapa negara Asean.

3. Penyusunan pola bimbingan Administrasi dan teknis perpajakan bagi koperasi.

- Ditjen Pajak ditingkat pusat, Kanwil Pajak, KPP setempat di daerah, Pemda, serta instansi terkait lainnya. - Kesepakan bersama antara Deputi Bidang Pembiayaan Kemanterian Koperasi dan UKM dengan ditjen Pajak Depkeu Nomor : 30/SKB/Dep. 3/IX/2004 KEP– 164/PJ/2004 Tanggal 16 September 2004 tentang Bimbingan Administrasi dan Teknis

(28)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

Perpajakan bagi Koperasi. - Rp. 5 Milyar. 26. Setiap kabupaten/kot a memiliki forum koordinasi/kelo mpok kerja (Pokja) bimbingan Administrasi dan Teknis Perpajakan kepada 70.000 Koperasi dan UKM di seluruh Indonesia. 1. Sosialisasi 100% Kab/kota 2. Fasilitasi 70% Kab/kota 3. Monev 100% kab/kota 1. 100% Propinsi 2. 70% Kab/Kota memiliki forum koordinasi/pokja 3. 70.000 koperasi dan UKM telah mengetahui administrasi dan teknis perpajakan 1. Meningkatkan peran aparatur pembina koperasi didalam memberikan bimbingan administrasi dan teknis perpajakan. 2. Menghimpun potensi seluruh wajib pajak koperasi unutk mendaftarkan diri baik selaku wajib pajak maupun sebagai pengusaha kena pajak. 3. Meningkatkan kesadaran koperasi yang kurang aktif sebagai wajib pajak yang baik. 4. Meningkatkan

kemampuan koperasi yang aktif sebagai wajib pajak untuk meningkatkan ketaatan sebagai wajib pajak yang baik. Mengefektifkan Pelaksanaan ketentuan Perpajakan sesuai undang – undang perpajakan yang berlaku. 1. Membentuk dan mengembangkan forum koordinasi/Pokja dalam memberikan bimbingan administrasi dan teknis perpajakan bagi koperasi dan UKM.

2. Menyusun peta kinerja pelaksanaan perpajakan bagi Koperasi dan UKM.

3. Melaksanakan Temu konsultasi pelaksanaan bimbingan administrasi dan teknis perpajakan bagi koperasi dan UKM. 4. Melaksanakan Seminar

Perpajakan bagi Koperasi dan UKM. - Ditjen Pajak ditingkat pusat, Kanwil Pajak, KPP setempat di daerah, Pemda, serta instansi terkait lainnya. Depkeu Nomor: 30/SKB/Dep.3/IX/20 04 Kep-164/PJ/2004 Tanggal 16 September 2004 tentang Bimbingan Administrasi dan Teknis Perpajakan bagi Koperasi - Rp. 5 Milyar.

(29)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

27. Terciptanya pembiayaan bagi KUKM melalui kemitraan yang sinergis antara Pabrikan/Supli er dan Perbankan dalam Pengadaan barang dan Modal bagi KUKM seluruh Propinsi. 1. Koordinasi dengan instansi terkait 2. Sosialisasi 100% program 3. Monev 100% propinsi MoU KUKM dengan pabrikan dan perbankan 1. Berkerjasama dengan para pihak terkait untuk menyusun Kemitraan yang sinergis antara pabrikan, Suplier (KUKM) dan Perbankan.

1. Mengidentifikasi KUKM yang

bermitra dengan Pabrikan dan Perbankan.

2. Menyusun Pola pembiayaan bagi KUKM melalui

Kemitraan yang sinergis antara Pabrikan /suplier dan Perbankan dalam

Pengadaaan barang dan modal. 3. Menyusun MoU. 4. Melaksanakan MoU - Lembaga Keuangan Perbankan, perusahaan Suplier dan instansi terkait. 1. Peraturan Pemerintah Republik indonesia Nomor. 44 Tahun 1997. 2. Rp. 700 Juta. 28. Tersusunnya Pedoman Praktek Perbankan yang sehat bagi KBPR untuk seluruh propinsi. (BARU) 1. Pedoman 2. Sosialisasi 100% Propinsi 3. Monev 100% Propinsi 4 Fasilitasi 100 KBPR 1. 100% Propinsi 2. 90% KBPR menjalankan Pedoman Praktek Perbankan yang sehat 1. Pendekatan kebijakan dan implementasi manajemen. 2. Pendekatan pelayanan jasa keuangan. 3. Pendekatan manajeman keuangan. 4. Pendekatan manajemen kesehatan KBPR.

1. Menyusun Pedoman Praktek Perbankan yang sehat bagi KBPR.

2. Melaksanakan Lokakarya Pemantapan kerja KBPR dalam rangka praktek perbankan yang sehat bagi KBPR.

3. Melakukan sosialisasi pedoman Praktek Perbankan yang sehat bagi KBPR.

- Lembaga Keuangan Perbankan dan instansi terkait. 1. UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan Jo UU Nomor 10 Tahun 1998 Pokok – pokok ketentuan berdasarkan pada SK.DIR.BI. No. 32/35/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 tentang BPR. 2. Rp. 2, 120 Juta 29. Setiap Propinsi /Kabupaten/ Kota tersusun Data – data sumber 1. Koordinasi dengan instansi terkait 2. Sosialisasi 100% 70% Propinsi memiliki susunan data sumber pembiayaan KUKM ekspor 1. Standarisasi Pola Pemetaan Pembiayaan UKM Ekspor dalam bentuk CD Program. 1. Menginventarisasi UKM

Ekspor berdasarkan volume usahanya.

2. Menyusun Konsep Pemetaan Pembiayaan UKM Ekspor.

- Instansi terkait dan pihak Perbankan 1. Undang – Undang RI no. 10 Tahun 1995 tentang kepabeanan (Lembaran Negara Tahun

(30)

URAIAN

KELUARAN HASIL / DAMPAK

URAIAN KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

Pembiayaan KUKM Ekspor. propinsi 3. Monitoring dan evaluasi 100% propinsi

3. Menyusun hasil dari inventarisasi data – data pemetaan dilapangan. 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3612). 2. Rp. 675 Juta 30. Tersalurnya kredit Investasi & Modal kerja dari ADB bagi Usaha Kecil dan Menengah berorientasi Ekspor secara optimal. 1. Koordinasi dengan perbankan 2. Sosialisasi 100% Kab/Kota 2. Monev 100% Propinsi 1. 75% Propinsi 2. 500 UKM mendapatkan kredit investasi dan modal kerja dari ADB 1. Menyusun alokasi anggaran kredit ekspor di setiap propinsi sesuai dengan kebutuhan UKM ekspor. 1. MoU antara Kemeterian Koperasi dan UKM dengan Bank Ekspor Indonesia tentang Pemanfaatan Pembiayaan Investasi kepada UKM Ekspor dengan nomor : 25/SKB/Dep.3/V III/2004 48A/KB/08/2004 -BEI 1. Mengsosialisasikan Pedoman Pemanfaatan Pembiayaan Investasi Kepada UKM Ekspor melaksanakan dengan Bank Pelaksana.

- Bank Ekspor Indonesia sebagai bank penata usaha, Bank Niaga, Bank Bukopin, Bank Mandiri, Bank Danamon. Rp. 2.885 Juta 31. Melakukan restrukturisasi KAJINDO dalam rangka membangun Asuransi Koperasi. 1. Kebijkan untuk melakukan Restrukturisa si usaha, 2. Sosialisasi restrukturisasi Kajindo di 33 propinsi 1. KAJINDO menjadi koperasi asuransi yang sehat 1. Melakukan inventarisasi masalah sesuai hasil audit terhadap KAJINDO dan melakukan konsultasi dengan Dinaskop dan UKM TK I dan Depkeu. 1. Mengeluarkan Surat Keputusan Menteri tentang mengawasi dan penyehartan manageman KAJINDO.

1. Pembentukan Tim Kerja. 2. Memebentuk manajeman

proposional.

3. Melakukan study banding.

1. Depkeu. 2. Dinas TK I 3. Manajemen KAJINDO yang lama. 4. Lembaga Asuransi dan Perbankan. Rp. 175 M.

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku antisosial adalah kepribadian seseorang yang menunjukkan keacuhan, ketidakpedulian, dan/atau permusuhan kepada orang lain, terutama yang berkaitan dengan norma

Berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang pengaruh keaktifan mahasiswa dalam organisasi terhadap prestasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi FE Unesa

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) Kota Prabumulih tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan

Keinginan paling dalam semua di CAVR ialah agar Laporan ini diterima dengan semangat ketika ditulis – dengan keterbukaan, kejujuran, kasih yang mendalam kepada orang-orang yang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik padat berpengaruh tidak nyata terhadap semua variabel pengamatan antara lain tinggi tanaman

Namun kombinasi dari jarak tanam 15x20 cm dengan umbi utuh menunjukkan hasil tertinggi terhadap semua parameter yang diamati kecuali pada parameter panjang akar, jumlah

Dari penelitian yang telah dilakukan di kelas XA dengan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Group Investigation, ternyata cocok diterapkan pada

Berdasarkan uraian diatas mengenai reasearch gap yang ditemukan dari beberapa penelitian sebelumnya, serta fenomena yang terjadi pada sektor perbankan beberapa waktu