• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI

GEJALA ALAM PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1

KEDUNGPILANG KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ARIF BUDI WIBOWO NIM. 11510065

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI

GEJALA ALAM PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1

KEDUNGPILANG KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

ARIF BUDI WIBOWO NIM. 11510065

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Arif Budi Wibowo

NIM : 11510065

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI GEJALA ALAM PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KEDUNGPILANG KECAMATAN

WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 05 Agustus 2015 Dosen Pembimbing

Rasimin, S.Pd.I., M.Pd. NIP.19750713 200901 1 011

(5)

v SKRIPSI

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI GEJALA ALAM PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KEDUNGPILANG KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DISUSUN OLEH

ARIF BUDI WIBOWO NIM : 11510065

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal, 29 Agustus 2015 dan telah ditanyakan memenuhi

syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. ________________

Sekretaris Penguji : Rasimin S.Pd.I., M.Pd. ________________

Penguji I : Drs. Taufiqul Muin, M.Ag. _______________

Penguji II : Jaka Siswanta, M.Pd. ________________

Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan

FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Arif Budi Wibowo NIM : 11510065

Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, Agustus 2015 Yang Menyatakan

(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Orang yang berpikiran positif, dalam kondisi apapun

juga selalu memacu dirinya sendiri ke arah yang lebih

baik, tanpa terpengaruh oleh kondisi luar, selalu

berusaha melihat dari segi positif, dan menjadikan

halangan sebagai tantangan untuk maju”.

PERSEMBAHAN

Kedua Orang Tuaku,

Adik-adikku tercinta

Sahabat ku tersayang

Teman-teman mahasiswa seperjuangan.

(8)

viii

KATA PENGANTAR الله الرحمن الرحيم مسب

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas VI SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015“. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. Selaku Kajur PGMI IAIN Salatiga.

4. Bapak Rasimin, S.Pd.I.,M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang penuh sabar telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Ibu Sih Rahayu S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD N 1 Kedungpilang yang telah memberikan izin penelitian sehingga penelitian ini dapat selesai.

(9)

ix

7. Kedua orang tuaku, adikku, semua saudaraku serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moral dan materi dalam penyusunan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Kepada Ibu Herlina, A.Md. selaku wali kelas VI SD N 1 Kedungpilang yang turut membantu dalam penelitian.

10. Kepada seluruh siswa kelas VI SD N 1 Kedungpilang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

11. Semua pihak yang terkait dengan ikhlas telah memberikan bantuan baik materil maupun spiritual dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, Agustus 2015 Penulis

Arif Budi Wibowo NIM. 11510065

(10)

x ABSTRAK

Wibowo, Arif Budi. 2015. Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Gejala Alam Pada Siswa kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Rasimin, S.Pd.I., M.Pd.

Kata Kunci: Penerapan metode index card match dan Hasil belajar IPS.

Hasil Belajar ini merupakan upaya dalam penerapan metode index card match untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015. Rumusan penelitian ini adalah apakah penerapan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi: Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya pada siswa kelas VI SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2015?

penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III, tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu: 1) Planning, 2) Acting, 3) Observing, dan 4) Reflecting. Adapun metode pengumpulan data digunakan meliputi tes pilihan ganda, uraian, lembar pengamatan, dan dokumentasi.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya. Nilai yang tidak memenuhi KKM pada`pra-siklus (60%), setelah menggunakan penerapan metode index card match pada siklus 1 menjadi (52%), dan siklus II menjadi (20%), dan siklus III menjadi (0%) dan ketuntasan belajar IPS dapat dilihat dari rata-rata hasil tes formatif pada setiap siklus yaitu pra-siklus (52,8), siklus I menjadi (59,6), siklus II menjadi (70,8), dan siklus III menjadi (81,2). Jadi, dari pra siklus ke siklus III nilai rata-rata hasil belajar meningkat sebesar 28,4. Untuk angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I naik menjadi 12 anak atau sebesar 48% dan menjadi 20 anak pada siklus II atau sebesar 80%. Dan angka ketuntasan belajar pada siklus II sebanyak 20 anak atau sebesar 80% menjadi 25 anak atau sebesar 100% pada siklus III atau naik sebanyak 5 anak atau 20%. Jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus III meningkat sebesar 60% atau sebanyak 15 anak.

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL i

LEMBAR BERLOGO ii

HALAMAN JUDUL iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iv HALAMAN PENGESAHAN KELULULUSAN v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN vi HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN vii KATA PENGATAR ...viii

ABSTRAK ...x

DAFTAR ISI ... .xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 6 C. Tujuan Penelitian 6 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 7

E. Kegunaan Penelitian 8

F. Definisi Oprasional 9

G. Metode Penelitian 11 1. Rancangan Penelitian 11 2. Subjek Penelitian 12

(12)

xii 3. Langkah-langkah Penelitian 12 4. Instrumen Penelitian 14 5. Pengumpulan Data 15 6. Analisis Data 16 H. Sistematika Pembahasan ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar IPS 18

1. Pengertian Hasil Belajar 18

2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar 20

3. Alat untuk mengukur hasil belajar 21

B. IPS 24

1. Pengertian IPS 24

2. Fungsi dan Tujuan IPS 25

3. Ruang Lingkup IPS 25

4. Standar Kompetensi IPS Kelas VI SD/MI 26

C. Metode Pembelajaran 27

1. Pengertian Metode Pembelajaran 27

2. Index Card Match 28

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SD N 1 Kedungpilang 33

1. Letak Geografis SD N 1 Kedungpilang 33

2. Sejarah Singkat 33

3. Identitas SD N 1 Kedungpilang 34

4. Keadaan Gedung SD N 1 Kedungpilang 34

5. Keadaan Guru SD N I Kedungpilang 35

(13)

xiii

7. Visi dan Misi SD N 1 Kedungpilang 36

8. Kurikulum SD N 1 Kedungpilang 37

9. Subjek Penelitian 37

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 38

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 38

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 42

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) 52

B. Analisis Data Per Siklus 55

1. Deskripsi Siklus I 55

2. Deskripsi Siklus II 56

3. Deskripsi Siklus III 57

C. Pembahasan 59

1. Analisis Siklus I 59

2. Analisis Siklus II 63

3. Analisis Siklus III 68

4. Hasil Rekapitulasi 72 a. Siklus I 73 b. Siklus II 74 c. Siklus III 75 d. Kondisi Akhir 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 78

(14)

xiv

B. Saran 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(15)

xv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas VI 26 2. Tabel 3.1 Data Nama Guru SD N 1 Kedungpilang 35 3. Tabel 3.2 Data Siswa SD N 1 Kedungpilang 35 4. Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VI SD N 1 Kedungpilang 43

5. Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus 52

6. Tabel 4.2 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I 55 7. Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II 56 8. Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus III 58

9. Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siklus I 59

10. Tabel 4.6 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus I 61 11. Tabel 4.7 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus I 62

12. Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Siklus II 63

13. Tabel 4.9 Data Hasil Pengamatan Guru Siklus II 65 14. Tabel 4.10 Data Hasil Pengamatan Siswa Siklus II 67

15. Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siklus III 68

16. Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Guru Siklus III 69 17. Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Siswa Siklus III 71

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Lampiran 5 Lembar Teks Formatif Pra Siklus

Lampiran 6 Lembar Teks Formatif Siklus I Lampiran 7 Lembar Teks Formatif Siklus II Lampiran 8 Lembar Teks Formatif Siklus III Lampiran 9 Lembar Jawaban Pra Siklus Lampiran 10 Lembar Jawaban Siklus I Lampiran 11 Lembar Jawaban Siklus II Lampiran 12 Lembar Jawaban Siklus III

Lampiran 13 Lembar Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 14 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 15 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 16 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 17 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 18 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III Lampiran 19 Daftar Nilai Pra Siklus

Lampiran 20 Hasil Belajar Siswa Siklus I Lampiran 21 Hasil Belajar Siswa Siklus II Lampiran 22 Hasil Belajar Siswa Siklus III Lampiran 23 Dokumentasi

Lampiran 24 Contoh Kartu Index Card Match Lampiran 25 Lembar Konsultasi Skripsi

(18)

xviii Lampiran 26 Surat Permhonan Izin Penelitian Lampiran 27 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 28 Daftar Nilai SKK Lampiran 29 Daftar Riwayat Hidup

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan dapat berlangsung di dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Pendidikan adalah usaha yang dianggap penting guna menjaga keselamatan bangsa dan negara.

Ki Hajar Dewantara memngemukakan bahwa pendidikan adalah tuntutan di dalam tubuh anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dn kebahagiaan setinggi-tingginya (Haryanto, 2012). Untuk mencapai semua itu diperlukan adanya kerjasama yang baik antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Bahkan karena sangat pentingnya dalam hal masalah pendidikan, pemerintah sangat mengapresiasi sehingga lahirlah UU NO 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membina, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Ditegaskan pula bahwa guru berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional (Suwandi, 2008:11).

Mengacu pada pasal-pasal di atas sangat jelas bahwa guru merupakan komponen yang sangat penting dalam suksesnya pendidikan Indonesia. Guru

(20)

2

memiliki tanggungjawab langsung dalam proses pengajaran di kelas, beinteraksi dengan siswa-siswi dengan berbagai karakter dan level kemampuan, sehingga sangat penting memiliki kompetensi dan keterampilan mengajar yang terejawantahkan dalam teknik, metode dan pendekatan pengajaran di kelas. Poin inilah yang kemudian menarik hati penulis untuk meneliti lebih lanjut bagaimana penerapan metode mempengaruhi kualitas keberhasilan siswa-siswi dalam belajar, dan pada kesempatan ini, penulis akan memfokuskan penelitian pada penerapan salah satu teknik pengajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tingkat Sekolah Dasar (SD).

Hambatan belajar dalam hal kesulitan mengingat materi yang telah diajarkan, kesulitan memecahkan masalah dalam soal evaluasi tertulis, dan kesulitan dalam memahami soal tes tertulis. Dari hasil survei bulan November di kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang, menunjukkan bahwa dari 25 siswa hanya 10 siswa atau 40% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum pada nilai ulangan harian. Berdasarkan pemahaman yang muncul, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan belajar siswa salah satunya menggunakan cara, metode, dan media yang bervariasi. Pembelajaran IPS umumnya membutuhkan kemampuan siswa untuk menghafal materi, sehingga dibutuhkan metode pembelajaran yang membuat siswa menghafal tanpa ada rasa bosan. Salah satunya adalah metode index card match.

Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa agar tidak tertinggal dengan bangsa lain. Karena itu sistem pendidikan nasional harus menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan kualitas pendidikan, serta relevansi efesiensi

(21)

3

menejemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional, global sehingga diperlukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Untuk mewujudkan sistem pendidikan yang demikian itu perlu adanya peran aktif dari semua pihak diantaranya adalah pemerintah, orang tua siswa, guru dan lain-lain.

Peningkatan kualitas pendidikan disekolah dapat di tempuh dengan berbagai cara, antara lain: peningkatan kurikulum, peningkatan kompetensi guru, peningkatan kualitas pembelajaran, efektivitas metode pembelajaran, peningkatan sarana dan prasarana belajar dan bahan ajar yang memadai.

Selama ini proses pembelajaran di lingkungan SD/MI masih menganut metode pembelajaran konvensional, yaitu proses pembelajaran berpusat pada guru dan selama itu pada kemampuan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak akan tampak. Pembelajaran konvensional menggangap guru adalah Satu-satunya sumber belajar yang serba tahu. Hal ini di perkuat oleh hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian, dan terbukti saat pelajaran di mulai banyak siswa yang berbicara sendiri dan kelihatan sekali mereka merasa bosan dengan metode yang di lakukan oleh guru dalam mata pelajaran IPS. Jika penerapan metode pembelajaran untuk mata pelajaran IPS hanya mengunakan metode ceramah sebagai metode pokok, maka proses pembelajaran akan terasa membosakan bagi siswa karena terasa monoton. Kondisi ini diduga akan sangat mempengaruhi keaktifan siswa di dalam kelas. Metode ceramah sebagai metode pokok bukan berarti tidak cocok untuk di gunakan tetapi pengunaan metode

(22)

4

tersebut yang mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan tidak berperan aktif serta tidak bisa belajar mandiri.

Untuk itu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan misi kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pemilihan metode yang tepat untuk melaksanakan penerapan pendekatan tersebut. Guna meningkatkan keaktifan dan pemahaman proses belajar bagi siswa, penulis tertarik untuk melakuakan pembelajaran inovatif dengan mengunakan penerapan metode index card match sesuai penerapan misi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Konsep pembelajaran inovatif dengan penerapan index card match akan mendorong guru dan perserta didik melaksanakan praktik pembelajaran secara aktif dan kreatif sehingga dapat di harapakan tercapainya peningkatan dalam pembelajaran.

Menurut James W. Brown seperti yang dikutip oleh Sardiman A.M (2004:67) mengemukakan bahwa: tugas dan peranan guru antara lain menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mepersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa. Sedangkan tujuan mengajar adalah membantu siswa untuk menjawab tantangan lingkungan dengan cara yang efektif. SD N 1 Kedungpilang kecamatan wonosegoro kabupaten boyolali hingga saat ini dalam pelaksanaan pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPS masih disampaikan dengan metode ceramah (metode pembelajaran konvensional) sebagai metode yang lebih dominan diterapkan dari pada metode yang lain. Hal ini di perkuat oleh hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti sebelum melakuakn penelitian dan terbukti saat pelajaran dimulai banyak siswa yang berbicara sendiri dan kelihatan sekali mereka merasa

(23)

5

bosan dengan metode yang dilakukan oleh guru. Hal ini diduga akan mempengaruhi aktifitas belajar siswa di dalam kelas. Karena materi IPS banyak pemahaman konsep maka peneliti menawarkan diri untuk menerapkan metode index card match untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.

Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari peran guru yang merupakan komponen pendidikan yang terlibat langsung dalam pelaksanaan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) di lapangan. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses pembelajaran dikelas maupun efeknya diluar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Guru memiliki peranan yang sangat penting sehubungan dengan tugasnya sebagai perencana dan pelaksana sekaligus mengevaluasi kegiatan Belajar mengajar (KBM). Guru sebagai pelaksana utama pendidikan dan pelajaran sekolah, maka guru dituntut untuk mampu menerapkan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) dalam kegiatan pembelajaran. Guru dan siswa diharapkan dapat mengetahui apa yang harus dicapai dan sejauh mana efektivitas belajar dicapai. Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan suatu format untuk menetapkan suatu kompetensi yang diharapkan siswa dalam setiap tingkat dan mengambarkan langkah kemajuan siswa menuju kompetensi yang lebih tinggi. Peran guru sebagai pemberi ilmu sudah saatnya berubah menjadi fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkontruksi pengetahun mereka sendiri. Proses belajar tidak harus dari guru, siswa bisa saling mengajar dengan siswa yang lainnya.

(24)

6

Menurut Silberman Mel. (2010:246). Index Card Match merupakan cara yang menyenangkan dan aktif untuk mengkaji materi pembelajaran. Metode index card match dengan alasan selain siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran siswa juga akan belajar menyampaikan sesuatu pemahaman pada teman serta dapat menjadi pendengar yang baik saat teman lain menyampaikan suatu pemahaman. Selain itu dengan menggunakan metode index card match siswa memiliki antusias dalam proses pembelajaran untuk berlomba-lomba mencari pasangan dari setiap kartu yang dia miliki baik kartu yang berisi pertanyaan maupun kartu yang berisi jawaban.

Dengan demikian mereka akan menemukan suasana yang menyenangkan sehingga keberhasilan pembelajaran diharapkan dapat lebih maksimal. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul ‘’Penerapan Metode Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Gejala Alam Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015’’.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Gejala Alam pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi Gejala Alam melalui penerapan metode index card match pada siswa kelas VI

(25)

7

SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Hipotesis penelitian adalah rangkuman atau kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari pengkajian kepustakaan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis tindakan yang dipahami sebagai suatu dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan (Basrowi dan Suwandi, 2008:90).

1. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu dugaan yang mungkin benar dan mungkin juga bisa salah. Hipotesis dibubuhkan karena hipotesis merupakan perumusan dugaan sementara tentang pendapat yang belum bisa dipastikan, sebagai tuntunan dalam penyelidikan untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, dapat dirumuskan hipotesis “Penggunaan penerapan metode index card match dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Gejala Alam pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2014/2015.

2. Indikator Keberhasilan.

Indikator Keberhasilan adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan metode yang telah diterapkan dan hasil yang dicapai sudah memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun standar KKM mata pelajaran IPS SD

(26)

8

N 1 Kedungpilang adalah 65. Dan guru dapat dinyatakan berhasil dalam pembelajaran apabila telah mencapai tolak ukur keberhasilan ketuntasan klasikal 85%.

Penerapan index card match ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai, adapun indikator yang dirumuskan:

1. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus pertama dan seterusnya.

2. Siswa kelas VI memenuhi kriteria ketuntasan dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Presentase pemahaman belajar siswa yang lebih tinggi bila dibandingkan sebelum penerapan metode index card match dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Siswa sangat senang dengan pembelajaran mengunakan penerapan metode index card match.

4. Guru sebagai mitra menyatakan terkesan dan tertarik dengan pembelajaran mengunakan penerapan metode index card match.

5. Jika metode index card match diterapkan dalam pembelajaran IPS, maka hasil belajar siswa pada kelas VI SD Negeri 1 Kedungpilang dapat ditingkatkan.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

(27)

9

b. Untuk pelaksanaan inovasi pembelajaran.

c. Untuk peningkatan profesionalisme guru melalui proses latihan sistematik secara berkelanjutan.

2. Secara Praktis a. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan keberanian siswa bertanya, menjawab, dan mengemukakan pendapat. Dan meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa tentang penerapan metode index card match dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

b. Bagi Guru

Dapat meningkatkan ketrampilan pengembangan pendekatan, metode atau metode dalam proses pembelajaran siswa aktif.

c. Bagi Sekolah.

Dapat memberikan masukan yang positif bagi SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro kabupaten Boyolali sehingga dapat meningkatkan kualitas pengelolan kelas atau dapat memberikan masukan kepada guru-guru yang lain untuk mencoba menerapkan metode pembelajaran index card match.

F. Definisi Operasional

Untuk membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini maka peneliti menfokuskan pada masalah penerapan, index card match, dan hasil belajar siswa adapun Defisi Operasional itu sebagai berikut:

(28)

10 1. Penerapan

Untuk menerapkan metode pembelajaran kita harus mampu untuk memahami dan menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari (Usman dan Setiawati, 1993:112). Pemahaman dapat juga dimaknai sebagai kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep (Nana Sudjana, 1988:50-54). Dalam hal ini peneliti mencoba menerapkan metode index card match pada mata pelajaran IPS Materi Gejala Alam di SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

2. Index card match

Cara yang menyenangkan dan aktif untuk mengkaji materi pembelajaran. Para peserta bermain dalam sebuah kuis dan berpasangan (Mel. Silberman, 2010:246). Index Card Match juga dapat dimaknai sebagai salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi perulangan) (Mel. Silberman, 2006:250)

3. Hasil Belajar IPS

Menurut Susanto (2013:5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan, Gagne yang dikutip Agus Suprijono (2009:5).

(29)

11

IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Rasimin, 2012:11).

Tolak ukur dari kegiatan ini sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 65. Pada mata pelajaran IPS di SD Negeri 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan mengunakan penelitian tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Kalau di Indonesia di kenal dengan sebutan PTK, penelitian ini dikemas dalam penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki mutu praktik dalam pembelajaran dikelasnya (Arikunto, 2007:58). Karakteristik yang khas dari penelitian tindakan kelas adanya aksi tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelasnya, (Arikunto, 2007:107). Sedangkan penelitian tindakan kelas (Mudilarto, 2004:1) adalah sebuah penelitian yang dilakuakan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan terdiri atas empat rangkaian yang dilakukan secara berulang-ulang yakni berupa tahapan-tahapan sebagai berikut.

(30)

12 a. Perencanaan. b. Tindakan. c. Pengamatan. d. Refleksi 2. Subjek penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Siswa kelas VI SD N 1 Kedungpilang,dengan jumlah siswa 25 orang dengan siswa Laki-laki 11 orang dan siswi perempuan 14 orang serta guru kelas VI, alasan penelitian subjek kelas VI karena peneliti sebagai guru kelas VI menemukan berbagai hambatan dalam pencapaian pengajaran mata pelajaran IPS.

b. Tempat penelitian, di SD N 1 Kedungpilang, Dusun Kunciombo, Desa Kedungpilang, Kec. Wonosegoro, Kab. Boyolali.

c. Pelaksanaan Penelitian, 15 November 2014 sampai 28 Januari 2015. 3. Langkah-langkah/penelitian

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat skenario pembelajaran dengan metode index card match, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan. 3) Menyusun daftar pertayaan untuk tanya jawab.

4) Mempersiapkan perlengkapan index card match yang dibutuhkan. 5) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian

(31)

13

6) Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru selama dalam pembelajaran.

7) Menyusun test formatif untuk siswa.

8) Target yang diharapkan dalam penerapan metode index card match ini keberhasilan minimal memenuhi kriteria KKM.

b. Tahap Tindakan

Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang serupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan yaitu, pendahuluan, inti, dan penutup dan pada RPP kegiatan inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini segala aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat, dan di nilai kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan insiatif Siswa selama kegiatan pembelajaran. Pantauan guru saat pembelajaran berlangsung, kondisi Siswa mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak. d. Tahap Refleksi

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi.

3) Analisis hasil pembelajaran memperbaiki kelemahan siklus 1 dan siklus II.

(32)

14

Untuk lebih jelasnya berikut adalah skema siklus penelitian PTK.

Gambar 1.1 Tahapan dalam siklus penelitian tindakan kelas. (Sumber: Arikunto, 2007:236)

4. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data pada penelitian ini, bentuk instrumen penelitian adalah:

a. Pedoman/lembar pengamatan (observasi) digunakan untuk mengamati kegiatan dalam proses belajar dengan menggunakan penerapan metode index card match.

b. Tes / soal digunakan untuk mengetahui berhasil tidaknya Siswa dalam menguasai materi setelah menggunakan penerapan metode index card match.

c. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai tempat penelitian. Yang berisi tentang profil, data sekolah, foto keadaan sekolah. Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi Pengamatan Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan

(33)

15

d. Wawancara digunakan untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai tempat penelitian secara lebih rinci.

5. Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan: a. Observasi (Pengamatan)

Menurut Arikunto dkk (2008:127), observasi (Pengamatan) adalah kegiatan pengamatan atau pengalihan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan diterapkannya metode index card match.

b. Tes/soal

Tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan skor angka (Hamdani dan Dodi dkk, 2008:77)

Peneliti akan menggunakan tes objektif yaitu pilihan ganda (multiple choice test), dan uraian.

c. Dokumentasi

Dokumentasi terdiri dari atas tulisan pribadi seperti buku harian, surat-surat, dan dokumentasi resmi (Hamdani dan Dodi dkk 2008:76). Dalam penelitian ini data yang akandiambil dari dokumentasi adalah data mengenai keadaan sekolah baik dari sisi sistem pendidikan maupun dari segi organisasi sekolah.

(34)

16 6. Analisis Data

Semua data yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada dasarnya untuk menguji atau membuktikan kebenaran hipotesis. Benar tidaknya dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari lapangan. Oleh sebab itu, pada tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa, diolah, dan disusun sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan.

Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan dilakukan analisis dengan:

a. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

M = Nilai rata-rata

= Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa (Djamarah, 2006:64)

b. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = nilai dalam persen F = Frekuensi

(35)

17 H. Sistematika Pembahasan

Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, Penegasan istilah, metode penelitian, sistematika pembahasan.

Bab II berisi Kajian Pustaka yang mencakup hasil belajar IPS, hakekat pembelajaran IPS, metode pembelajaran, dan Metode Index Card Match .

Bab III berisi deskripsi Penelitian yang mencakup pelaksanaan penelitian: subjek penelitian, diskripsi pelaksanaan siklus I, diskripsi pelaksanaan siklus II dan diskripsi pelaksanaan siklus III.

Bab IV berisi Hasil Penelitian yang mencakup pembahasan hasil penelitian, diskripsi paparan per siklus meliputi, deskripsi paparan siklus I, deskripsi paparan siklus II, deskripsi paparan siklus III dan pembahasan.

Bab V berisi Penutup yang mencakup dua sub pokok yaitu kesimpulan dan saran.

(36)

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar IPS

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena kebetulan (Mulyati, 2005:5). Slameto (1995:2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Guilford dalam Mustaqim (2004:34) belajar adalah perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari rangsangan.

Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh keinginannya untuk mengembangkan perilakunya yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari proses belajar pada diri seseorang inilah disebut hasil belajar. Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar (Sam’s, 2011:33). Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.

Menurut Purwanto (1999:79) belajar adalah merupakan proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif manusia dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai, dan

(37)

19

sikap yang bersifat konstan/menetap. Berdasarkan berbagai pengertian belajar menurut beberapa ahli di atas dapat dikatakan bahwa pengertian belajar adalah terjadinya perubahan pada orang yang belajar, perubahan tampak dari belum mampu menjadi mampu. Perubahan-perubahan dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah dipelajari. Dalam islam juga menganjurkan untuk belajar atau kewajiban memperdalam ilmu itu sebagai petunjuk bagi sesama manusia seperti, Dalam Al Quran juga dijelaskan pada surat At- Taubah ayat 122:

ةَّفٓاَك ْاو ُسِفىَيِل َنىُىِم ۡؤُمۡلٱ َناَك اَم َو۞

ٗ

ۚ

ةَق ۡسِف ِّلُك هِم َسَفَو َلَ ۡىَلَف

ٗ

ةَفِئٓاَط ۡمُهۡىِّم

ٗ

َنو ُزَر ۡحَي ۡمُهَّلَعَل ۡمِهۡيَلِإ ْا ٓىُعَج َز اَذِإ ۡمُهَم ۡىَق ْاو ُزِرىُيِل َو ِهيِّدلٱ يِف ْاىُهَّقَفَتَيِّل

٢١١

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya

Kaitannya dengan hasil belajar, Susanto (2013:5) membagi ke dalam tiga kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kogninif berkaitan dengan tujuan pembelajaran dalam kaitannya dengan kemampuan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Ranah afektif berkenaan dengan tujuan-tujuan yang berkenaan dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan motorik dan memanipulasi bahan atau objek (Sam’s, 2005:35). Hasil belajar dalam ranah kognitif menurut

(38)

20

Susanto (2013:5) ini secara rinci mencakup kemampuan mengingat dan memecahkan masalah berdasarkan apa yang telah dipelajari peserta didik.

Beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai oleh siswa berupa keterampilan yang dinyatakan dalam penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan.

2. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Hasil belajar kaitan erat dengan proses belajar sehingga faktor yang mempengaruhi belajar akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Seperti apa yang diutarakan oleh Suryabrata, 2004 (dalam Sriyanti, 2009:23), secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor ini antara lain tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu.

2. Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi,

(39)

21

motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,kematangan, dan lain sebagainya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu yang sedang belajar. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor ini antara lain yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Faktor eksternal dan internal mempengaruhi keberhasilan belajar. Pengaruhnya bisa bersifat positif (mendukung), namun bisa juga negatif (menghambat).

3. Alat untuk Mengukur Hasil Belajar

Menurut pengertian umum, alat adalah sesuatu yang digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien (Mustaqim, 2005:170).

Adapun Arikunto membagi alat evaluasi menjadi 2 macam, yaitu : tes dan non tes (1995:23).

(40)

22 a. Tes

Arikunto menjelaskan bahwa tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid atau kelompok murid (1995:29). Mustaqim menerangkan bahwa tes berasal dari bahasa Perancis kuno “testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam (Mustaqim, 2005:174-175).

Arikunto (1995:30-37) membagi jenis tes ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan menjadi 3 macam tes, yaitu :

1) Tes diagnosik

Tes diagnosik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan-kelemahan-kelemahan tesebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

2) Tes Formatif

Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses.

3) Tes Sumatif

Tes Sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program, dapat disamakan dengan ulangan harian.

Menurut Mustaqim (2004:176-177), tes sumatif dibedakan menjadi dua yaitu :

(41)

23 a) Tes Subyektif

Sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan/uraian kata-kata.

b) Tes Obyektif

Yaitu apabila pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif. Macam-macam tes obyektif :

1) Tes benar salah 2) Tes pilihan Ganda 3) Menjodohkan 4) Tes isian

dirasa masih sulit. Selain menggunakan teknik tes berupa tes formatif, hasil belajar siswa diukur menggunakan teknik non tes berupa observasi atau pengamatan. Teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap guru dan siswa dan melakukan pencatatan secara otomatis, memberikan skor atau nilai terhadap hasil pengamatan.

b. Non tes

Berikut ini macam alat evaluasi non tes : 1) Skala bertingkat

Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.

2) Kuesioner

Sering dikenal sebagai angket. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang haris diisi oleh orang yang akan diukur/responden.

(42)

24 3) Daftar cocok (cek list)

Daftar cocok adalah deretan pertanyaan (yang biasa disingkat-singkat) di mana responden tinggal membubuhkan tanda (√) di tempat yang sudah disediakan.

4) Wawancara (interview)

Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.

5) Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (1995:23-28). B. IPS

1. Pengertian IPS

IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Departemen Agama, 2004:77). Sedangkan menurut Rasimin (2012:11) IPS merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora.

Menurut Ahmadi (1997:34) IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah (elementary and secondary school).

(43)

25

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan pengertian IPS adalah suatu disiplin ilmu sosial atau bidang kajian sosial kemasyarakatan yang mempelajari manusia pada konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Bidang kajian IPS adalah mempelajari kehidupan manusia dan interaksinya dalam kehidupan yang ada pada lingkungan masyarakat.

2. Fungsi dan Tujuan IPS

Mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Secara umum tujuan IPS adalah sebagai berikut (Departemen Agama 2004:78):

a. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagodis dan psikologis.

b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampailan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.

3. Ruang Lingkup IPS

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek- aspek sebagai berikut: a. Sistem sosial dan budaya

b. Manusia, tempat, dan lingkungan. c. Perilaku ekonomi, dan kesejahteraan. d. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.

(44)

26 e. Sistem berbangsa dan bernegara.

(45)

27

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas VI SD/MI Semester I

Tabel 2.1 SK dan KD IPS SD/MI

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua

1.1 Mendeskripsikan perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia

1.2 Membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga

1.3 Mengidentifikasi benua-benua

JUMLAH

Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

2. Memahami gejala alam yang terjadi diIndonesiadan sekitarnya

1.1 Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga

1.2 Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam

(46)

28 3. Memahami peranan bangsa

Indonesiadi era global

3.1 Menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia.

3.2 Mengenal manfaat ekspor dan impor di Indonesia sebagai kegiatan ekonomi antar bangsa

C. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsung pembelajaran (Sudjana, 2005:76). Metode pembelajaran cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Wina Sanjaya, 2008:147). Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar mengajar yang telah ditetapkan.

Menurut Abdurrahman Ginting, (2008:42) metode pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar.

Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untukmenyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok agar materi

(47)

29

pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik (Abu Ahmadi dan Joko Tri Prastya, 2005:52).

Dalam kenyataannya, cara atau metode pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Khusus metode pembelajaran di kelas, efektifitas metode dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor guru itu sendiri.

Dengan demikian metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran.

Cepat lambatnya peserta didik dalam belajar IPS sangat erat kaitannya dengan metode yang dipakai karena berpengaruh dengan cocok apa tidaknya metode itu diterapkan. Suatu metode mempunyai cara-cara yang berbeda dengan metode yang lain sehingga harus melihat lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Oleh karena itu salah satu yang bertanggung jawab dalam pendidikan adalah guru.

2. Index Card Match

a. Pengertian Index Card Match

Index Card Match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran. Ia membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan quiz kepada lawan sekelas (Mel. Silberman, 2001:232). Index Card Match merupakan cara yang menyenangkan dan aktif untuk mengkaji materi pembelajaran. Para peserta bermain dalam sebuah kuis dan berpasangan (Mel. Silberman, 2010:246)

(48)

30

Salah satu bentuk strategi pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran Index Card Match (pencocokan kartu indeks). Index Card Match adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan) (Mel. Silberman, 2006:250)

Metode Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Biasanya guru dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak informasi kepada siswa agar materi ataupun topik dalam program pembelajaran dapat terselesaikan tepat waktu, namun guru terkadang lupa bahwa tujuan pembelajaranbukan hanya materi yang selesai tepat waktu tetapi sejauh mana materi telah disampaikan dapat diingat oleh siswa. Karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan peninjauan ulang atau review untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Silberman (2006:250) salah satu cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran daripada materi yang tidak dilihat dari aktivitas belajar siswa, siswa yang mendapat pelajaran dengan menggunakan metode index card match akan lebih aktif dan

(49)

31

bergairah dalam belajar. Hal yang sama terjadi pada indikator bentuk pembelajaran, metode index card match dalam penggunaannya menunjukkan interaksi banyak arah antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam kadar yang intensif serta suasana kelas yang harmonis.

b. Fungsi Index Card Match

1. Agar anak-anak lebih cepat dalam pembelajaran 2. Anak akan lebih mudah dalam memahami suatu materi 3. Tidak merasa kejenuhan dalam pembelajaran.

c. Langkah-langkah Dalam Membuat Index Card Match

1. Tulislah dalam kartu indeks terpisah nama teknik/atau konsep yang telah dipelajari pada sesi pelatihan (misalnya,”diskusi fish bowl”). Buatlah kartu-kartu tersebut sebanyak setengah jumlah peserta.

2. Pada kartu lain yang terpisah, tulislah definisi yang tepat atau cntoh-contoh yang jelas tentang teknik dan konsep tersebut. Misalnya, diskusi fish bowl adalah “cara untuk mengadakan diskusi kelompok kecil dalam lingkup kelompok besar”.

3. Gabungkan dua kelompok kartu tersebut dan kocoklah beberapa kali sehingga teracak sempurna.

4. Bagikan satu kartu pada setiap peserta. Jelaskan pada mereka bahwa ini adalah permainan mencocokkan kartu. Sebagian peserta memegang kartu yang bertuliskan nama teknik atau konsep yang dipelajari dalam sesi pelatihan, dan sebagian peserta lainnya memegang kartu bertuliskan definisi atau contoh-contohnya.

(50)

32

5. Seluruh para peserta menemukan pasangan kartunya. Apabila sudah terbentuk pasangan-pasangan, mintalah setiap pasangan untuk duduk bersebelahan. (beri tahu mereka untuk tidak membuka kartu masing-masing.

6. Apabila semua pasangan (dengan kartu-kartunya yang telah berpasangan) sudah duduk, salah satu anggota pasangan menanyakan pada semua peserta lain tentang teknik atau konsep yang ada di kartu mereka, dengan cara membacakan definisi atau contoh-contohnya. d. Kelebihan dan kelemahan Index Card Match

1) Kelebihan Metode Pembelajaran Index Card Match

Kelebihan Metode Pembelajaran index card match adalah: 1. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan dalam kegiatan

belajar mengajar.

2. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. 3. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan

menyenangkan.

4. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf kesuksesan belajar.

5. Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain. 2) Kelemahan Metode Pembelajaran Index Card Match

Kelemahan Metode Pembelajaran index card match adalah: 1. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan

tugas dan prestasi.

(51)

33

3. Lama untuk membuat persiapan.

4. Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas.

5. Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

(52)

34 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SD N 1 Kedungpilang 1. Letak Geografis SD N 1 Kedungpilang

SD N 1 Kedungpilang terletak di Dusun Kunciombo, Desa Kedungpilang, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Letak SD bisa dikatakan strategis karena bersebelahan dengan TK Dharma Wanita dan Balai Desa desa kedungpilang, yang terletak di sebelah selatan SD, sedangkan di sebelah utara SD adalah masjid, dan sebelah timur merupakan pemukiman penduduk.

2. Sejarah Singkat

Keberadaan SD N 1 Kedungpilang di Dusun Kunciombo Desa Kedungpilang Kecamatan wonosegoro Kabupaten Boyolali, tidak lepas dari para sesepuh (orang tua/masyarakat sekitar) dan keberadaan masjid yang berada di Dusun Kunciombo. SD N 1 Kedungpilang berdiri tahun 1969, yang mana pada awalnya masyarakat bersekolah di SR Mongkrong yang jaraknya cukup jauh dari desa Kedungpilang. Kemudian dengan keinginan dari masyarakatpada waktu itu agar jarak dari pemukiman penduduk menuju ke sekolah menjadi dekat, maka pada akhirnya tahun 1969 SD N 1 Kedungpilang resmi di resmikan.

(53)

35 3. Identitas SD N 1 Kedungpilang

Berdasarkan data dokumentasi SD N 1 Kedungpilang ditemukan adanya data yang menjelaskan identitas Sekolah tersebut. Adapun identitas SD sebagai berikut:

1) Nama Sekolah : SD N 1 Kedungpilang 2) No. Induk sekolah : 647

3) No. statistic sekolah : 101030918017 4) Akreditasi sekolah : Peringkat B 5) Tahun Pendirian : 1969

6) Waktu Pembelajaran : Pagi 07-15 sampai siang 12.30

7) Alamat : Dusun Kunciombo, Desa Kedungpilang, Kec.Wonosegoro Kab/Kota Boyolali 8) NPWP sekolah : 20.036.052.7.527.000

9) Nama kepala sekolah : Sih Rahayu Supatmi, S.Pd

10) No. SK : 421.2/013/XVII/34/85

11) Kepemilikan tanah : Pemerintah

12) Luas tanah : 1335 m

13) Luas bangunan : 466 m

4. Keadaan gedung SD N 1 Kedungpilang

Keadaan gedung yang dimiliki SD N 1 Kedungpilang antara lain, yaitu: 1) 6 lokal kelas dari kelas I-VI.

2) 1 lokal kelas untuk ruang Kepala Sekolah dan Guru. 3) 2 lokal wc untuk siswa dan 1 untuk guru.

(54)

36 4) 1 lokal ruang untuk perpustakaan. 5. Keadaan guru SD N 1 Kedungpilang

Adapun jumlah guru di SD N 1 Kedungpilang berjumlah 9 yang terdiri dari 4 laki-laki, dan 5 perempuan. Untuk lebih jelas mengenai data guru SD N 1 Kedungpilang dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Data Nama Guru SD N 1 Kedungpilang

No Nama Jenis

Kelamin Ijazah Jabatan 1 Sih Rahayu Supatmi, S.Pd Perempuan S.1 Kepala sekolah 2 Suminah, S.Pd.SD Perempuan S.1 Guru Kelas 1 3 Joko Wiyono, S.Pd Laki-Laki S.1 Guru Olahraga 4 Rahesti Sista M, S.Pd.SD Perempuan S.1 Guru kelas V 5 Nurul Hidayati, Ama Perempuan D.2 Guru kelas II 6 M. Isbiyanto, S.Pd Laki-laki S.1 Guru kelas III 7 Herlina, A.Md Perempuan D.3 Guru kelas VI 8 Arif Budi Wibowo Laki-laki SMA Guru Agama 9 M. Ansori, S.Pd.I Laki-laki S.I Guru Kelas IV

6. Keadaan Peserta Didik SD N 1 Kedungpilang

Adapun jumlah peserta didik SD N 1 Kedungpilang dari kelas I-VI berjumlah 200 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Data Siswa SD N 1 Kedungpilang

TAHUN AJARAN KELAS JML Kelas 1+2+3 4+5+6 I II III IV V VI Jml Rombel Jml Rombel Jml Rombel Jml Rombel Jml Rombel Jml Rombel 2012/2013 42 1 37 1 28 1 27 1 21 1 27 1 182 6 2013/2014 39 1 42 1 38 1 27 1 25 1 19 1 190 6 2014/2015 35 1 37 1 41 1 37 1 25 1 25 1 200 6

(55)

37 7. Visi dan Misi SD N 1 Kedungpilang

a. Visi SD N 1 Kedungpilang

SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali sebagai lembaga pendidikan dasar perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat, SD N 1 Kedungpilang Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut :

Terwujudnya kelulusan dan kehormatan siswa dengan nilai yang baik berkesinambungan antara IMTAQ dan IPTEK sehingga mampu berkompetensi di masyarakat secara sehat dan berakhlakul karimah. b. Misi SD N 1 Kedungpilang

a. Melaksanakan pembelajaran secara profesional.

b. Mewujudkan peserta didik yang berkwalitas, kreatif, terampil, mandiri, dan profesional berdasar iman dan ketaqwaan.

c. Mengembangkan potensi peserta didik sesuai bakat dan minatnya seoptimal mungkin.

d. Meningkatkan kinerja warga sekolah untuk mencapai keberhasilan program sekolah.

(56)

38

e. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.

f. Mengembangkan pembelajaran dengan pola PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

8. Kurikulum SD N 1 Kedungpilang

Mata Pelajaran yang diajarkan di SD N 1 Kedungpilang, antara lain yaitu Bhs Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Pendidikan Agama, Pkn, Penjas, Seni Budaya dan Keterampilan, Bhs Inggris, Bhs Jawa, dan BTA.

Ekstrakurikuler yang diadakan di SD N 1 Kedungpilang, yaitu pramuka.

9. Subjek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VI. Berdasarkan dokumen SD N 1 Kedungpilang ditemukan data siswa kelas VI, dengan jumlah 25 yang terdiri dari 11 laki-laki dan 14 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VI SD N 1 Kedungpilang

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Alvito Vikar L

2 Amilatun Anisa P

3 Arif Prasetya L

4 Dwi Akadianingsih P

5 Diah Ayu Rengganis P

6 Erik Andri L

7 Ilham Rahmad L

8 Intan Yuliana P

9 Kiki Mitasari P

(57)

39 11 MuhamadArdiansyah L 12 Muhammad Irkham L 13 Nurul Fadillah P 14 Rahayu Amalia P 15 Riani P 16 Sugeng L 17 Vebi Ainur R. P 18 Wafikatur Rohmah P 19 Yudi Kristiyanto L 20 Ana Mufidah P 21 Kelvin Aldi L 22 Kustiya Intan P 23 Gilang Ramadhan L

24 Eri Sri Mutiarasari P

25 Aisyah Sukmaningsih P

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus

1. Siklus I

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan pada semester II hari Sabtu tangal 10 Januari 2015 selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2 x 35).

Pelaksanaan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VI semester 2 kompetensi yang menjadi topik adalah: memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya.

Hari sabtu adalah hari sesuai jadwal pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam 4 (empat) tahap yaitu, dengan alur perencanaan (planning), tindakan (acting). pengamatan(observing), dan refleksi (reflecting), sesuai garis besar pelaksanaan dapat di diskripsikan sebagai berikut:

(58)

40 a. Tahap Perencanaan

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu, Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya.

2) Merancang rencana pembelajaran sebagai dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Merancang kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang diperlukan.

4) Merancang soal-soal sarana untuk mengetahui kemampuan siswa. 5) Merancang atau menyiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru,

guna mengetahui perubahan dan pengembangan.

6) Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa, guna untuk mengetahui perubahan dan pengembangan.

7) Mengunakan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. b. Tahap Tindakan

Kegiatan awal, ( 5 menit ) Apersepsi

1) Guru memberi salam.

2) Guru mengabsen kehadiran siswa.

3) Guru mengajak siswa membaca basmalah bersama sebelum pelajaran dimulai.

4) Guru memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti, (60 menit)

(59)

41 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) Guru menjelaskan cara belajar aktif dengan menggunakan metode index card match kepada siswa.

2) Guru memberikan gambar bencana tanah longsor kepada siswa. 3) Guru menjelaskan bencana tanah longsor kepada siswa.

4) Guru menjelaskan sebab-sebab terjadinya bencana tanah longsor.

5) Guru menjelaskan ciri-ciri daerah yang rawan terkena bencana tanah longsor.

6) Guru menjelaskan upaya mengatasi bahaya bencana tanah longsor. 7) Guru membagi kartu yang berisi soal dan jawaban kepada siswa dan

dibagikan secara acak.

8) Siswa diminta untuk mencari pasangan dan mencocokkan kartu yang sesuai antara soal dan jawaban.

9) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) Menfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 2) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

3) Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.

(60)

42

4) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

5) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja kerja individual maupun kelompok.

6) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri.

Konfirmasi.

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.

2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

Kegiatan penutup, (5 menit) Dalam kegiatan penutup, guru:

1) Guru mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama. 2) Guru mengucapkan salam.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanaakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain:

1) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati partisipasi perserta didik pada saat pembelajaran.

2) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk kolaborator untuk mengamati aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Gambar

Gambar 1.1 Tahapan dalam siklus penelitian tindakan kelas. (Sumber:
Tabel 2.1 SK dan KD IPS SD/MI
Tabel 3.1 Data Nama Guru SD N 1 Kedungpilang
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas VI SD N 1 Kedungpilang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu masalah dalam desalinasi nuklir adalah konsentrat desalinasi yang merupakan limbah multi komponen, jika tidak diolah dengan tepat dan dibuang langsung

Hal tersebut berarti bahwa lingkungan kerja di suatu perusahaan dapat memengaruhi produktivitas kerja karyawan, sehingga untuk meningkatkannya, maka perusahaan harus

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kepemilikan kas perusahaan dengan menggunakan 357 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar

Apabila sensor 2 (sensor yang berada pada posisi tengah conveyor) mendeteksi adanya benda kerja (mengunakan falling pulse), silinder sedan berada pada posisi

[1] R ´ EDEI L., Die neue Theorie der endlichen Abelschen Gruppen und Verallgemeinerung des Hauptsatzes von Haj´os,

Penelitian tentang strategi nafkah dalam berbagai latar belakang ekologi yang berbeda dan parsial telah banyak dilakukan antara lain penelitian mengenai petani

Thereby, the mechanism achieves an individual, yet interoperable functionality package based on the same abstract coverage model, specifically, OGC07-011, which gives an

Hasil ekstraksi cair-cair menunjukkan bahwa dalam ekstrak etanol (96%) daun salam mengandung fraksi nonpolar yang lebih banyak dibandingkan dengan fraksi semipolar dan