• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sukarman dan Chumaidi. Balai Riset Budidaya Ikan Hias Jl. Perikanan No. 13 Pancoran Mas, Depok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sukarman dan Chumaidi. Balai Riset Budidaya Ikan Hias Jl. Perikanan No. 13 Pancoran Mas, Depok"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Bunga tai kotok (Tagetes sp.) yang tumbuh liar di Indonesia memiliki kandungan karotenoid sebesar 7.000 mg/kg pada kelopak bunganya. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan tanaman lainnya yang biasa dipakai sebagai sumber karotenoid untuk ikan seperti alga (2.000–4.000 mg/kg), yeast (30–800 mg/kg) dan sumber lainnya. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan metode penepungan bunga tai kotok dan memperoleh tepung bunga tai kotok sebagai sumber karotenoid untuk peningkatan warna ikan hias. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembuatan tepung bunga tai kotok bisa dilakukan dengan memetik bunga dari alam, kemudian dipisahkan antara tangkai dan kelopaknya. Kelopak bunga di-oven pada suhu 70°C–80°C selama 10–15 menit, kemudian dihaluskan menggunakan blender serta ditambahkan antioksidan. Hasil penelitian pembuatan tepung bunga tai kotok dari 120 g kelopak bunga basah setelah di-oven didapatkan tepung sebesar 20 g (16,6%).

KATA KUNCI: bunga tai kotok, karotenoid, suhu, tepung, lutein PENDAHULUAN

Karotenoid adalah sumber utama dalam proses pigmentasi pada ikan hias atau ikan daerah tropis, untuk berbagai macam spesies ikan berwarna kuning, merah dan warna lainnya (Meyers, 1994). Karotenoid juga merupakan nutrien yang sangat penting bagi kesehatan, pertumbuhan, metabolisme, dan reproduksi ikan (Tappin, 2010). Sumber karotenoid untuk ikan banyak ditemukan dari tanaman maupun produk hewani. Produk hewani yang sering digunakan sebagai sumber karotenoid pada ikan antara lain tepung udang dan tepung krill. Sedangkan bahan alami dari tanaman antara lain tepung alga dan yeast. Bunga tai kotok (Tagetes sp.) juga merupakan sumber karotenoid pada hewan dan telah banyak digunakan untuk unggas (Britton et al., 2001), tetapi masih jarang digunakan dalam pakan ikan terutama di Indonesia.

Bunga tai kotok (Tagetes sp.) tumbuh liar di Indonesia dan sangat mudah tumbuh. Bunga tai kotok bisa tumbuh dengan baik di tanah ber-pH netral, panas, ber-drainase baik dan cukup sinar matahari. Biasanya tanaman ini tumbuh tegak setinggi 0,6–1,3 mr dengan panjang bunga berkisar 7–10 cm berwarna putih, kuning, orange hingga kuning keemasan tergantung pada spesiesnya. Secara taksonomi Bunga tai kotok (Tagetes sp.) adalah sebagai berikut:

Kingdom: Plantae Ordo : Asterales Keluarga : Asteraceae Suku : Tageteae Genus : Tagetes

Spesies : Tagetes erecta, T. filifolia, T. lacera, T. lucida, T. minuta, T. patula, T. tenuifolia

Di Indonesia tanaman ini dibuat sebagai tanaman pagar atau bunga potong. Di Kanada dan Amerika bunga ini justru dijadikan pewarna pada pakan ternak agar warna

kaki dan paruhnya lebih kuning. Hal tersebut karena kelopak bunga tai kotok (Tagetes sp.) mempunyai kandungan karotenoid sangat tinggi yaitu 7.000 mg/kg dari bobot keringnya. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan karotenoid pada alga (2.000–4.000 mg/kg) dan yeast (30–800 mg/kg) yang sering digunakan sebagai suplemen dalam pakan ikan (Hertrampf et al., 2000).

BUNGA TAI KOTOK (

Tagetas

sp.) SEBAGAI SUMBER KAROTENOID PADA IKAN HIAS

Sukarman dan Chumaidi Balai Riset Budidaya Ikan Hias Jl. Perikanan No. 13 Pancoran Mas, Depok

E-mail: carman_gbg@yahoo.com

(2)

Eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui apakah bunga tai kotok (Tagetes sp.) dapat diolah secara sederhana menjadi tepung bunga atau tidak serta untuk mengetahui seberapa banyak tepung bunga yang didapatkan sebagai sumber karotenoid untuk peningkatan warna ikan hias.

METODELOGI

Tahapan yang dilakukan untuk memperoleh tepung bunga tai kotok adalah sebagai berikut: 120 g bunga tai kotok segar disiapkan dengan memetik bunga dari alam habitatnya dan memisahkan kelopak bunga dari tangkainya dengan menggunakan gunting. Selanjutnya kelopak bunga di-oven sampai kering, dengan suhu 70°C–80°C selama 15 menit. Kelopak bunga yang sudah kering dihaluskan dengan blender, tepung ditambah antioksidan cair dengan dosis 250 mg/kg untuk meningkatkan stabilitas karotenoid. Ilustrasi pembuatan tepung bunga tai kotok disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Proses pembuatan tepung bunga tai kotok Hasil Pemetikan Bunga Pemisahan Kelompak Penimbangan Pengeringan Penepungan 120 g 170 g 20 g Hasil Pemetikan Bunga Pemisahan Kelompak Penimbangan Pengeringan Penepungan 120 g 170 g 20 g

(3)

HASIL DAN BAHASAN

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa bunga tai kotok mudah diolah menjadi tepung sesuai dengan metodologi yang telah dirancang. Hasil proses pembuatan tepung didapatkan 20 g tepung kering (16,6%) dari 120 g kelopak bunga tai kotok segar. Artinya untuk mendapatkan 1 kg tepung bunga tai kotok atau 7.000 mg karotenoid diperlukan 6 kg kelopak bunga segar.

Kandungan karotenoid dalam tepung Bunga Tai Kotok terdiri atas 2 jenis yaitu Xantophyl dan Lutein. Struktur kimia dari lutein dapat dilihat pada Gambar 3.

Lutein merupakan pigmen warna kuning yang berfungsi sebagai pewarna dan dikenal penting untuk kesehatan mata. Lutein juga dikenal sebagai pigmen yang paling dominan pada ikan air tawar. Kandungan Lutein dalam tepung bunga tai kotok berkisar 80% dari total karotenoid. Karena kandungan xanthophyl dan lutein itulah tepung bunga tai kotok sering digunakan dalam pakan ternak dan ikan. Menurut hasil penelitian Ezhil (2008), tepung bunga tai kotok terlihat efektif meningkatkan warna dengan harga relatif murah. Penambahan tepung bunga tai kotok 15 g/100 g pakan ikan Xiphophorus helleri (Platy Pedang) menghasilkan karotenoid dalam ikan sebesar 28,48±0,38 μg/g lebih tinggi dibandingkan pakan yang tidak diberi tepung bunga tai kotok yaitu sebesar 2,76±0,34 μg/g. BüyükÇapar (2007) membandingkan penggunaan tepung bunga tai kotok dengan astaxanthin sintetis pada ikan salmon (Oncorhynchus mykiss). Penggunaan bunga tai kotok (Tagetes sp.) sebanyak 3,6% dalam pakan menurunkan performansi ikan (bobot badan) dibandingkan kontrol, tetapi meningkatkan kandungan karotenoid dalam tubuh ikan dari 1,236±0,025 mg/kg daging ikan menjadi 6,168±0,029 mg/kg. Nilai tersebut hampir sama dengan penambahan 100 mg/kg astaxanthin dalam pakan yaitu 6,421±0,020. Perbedaan hasil antara penggunaan astaxanthin sintetis dengan penambahan tepung bunga tai kotok dimungkinkan karena perbedaan penyerapan ikan. Menurut Latscha (1997), astaxanthin dan canthaxantin digambarkan sebagai hasil metabolisme terakhir dari sumber-sumber karotenoid. Hal ini berarti pemberian karotenoid dalam bentuk lutein akan dimetabolisme menjadi astaxanthin dalam tubuh ikan.

Referensi yang dijelaskan tersebut di atas lebih berfokus pada ikan konsumsi, di mana pigmentasi terpenting adalah pada seluruh daging ikan. Hal ini mungkin akan berbeda jika diterapkan pada ikan hias, yang hanya membutuhkan pewarnaan pada bagian tertentu saja seperti kulit, sirip, dan ekor. Jika dibandingkan dengan sumber alami lainnya kandungan karotenoid bunga tai kotok lebih tinggi baik dari sumber tanaman maupun hewan.

Kemampuan pigmentasi dari suatu bahan tidak hanya ditentukan oleh tingginya kandungan karotenoid tetapi juga jenis karotenoid di dalamnya. Karotenoid dalam bentuk betakaroten yang kebanyakan terdapat di dalam tanaman setelah diserap dalam tubuh akan dikonversi menjadi vita-min A sehingga diduga tidak akan berpengaruh terhadap pigmentasi baik pada ikan seperti halnya pada ternak. Lain halnya dengan karotenoid pada bunga tai kotok, lutein justru merupakan sumber utama pigmentasi pada ikan air tawar yang selanjutnya dalam tubuh ikan akan dikonversi dalam bentuk canthaxantin dan astaxantin.

Fungsi karotenoid tidak hanya sebagai pewarna pada ikan, tetapi juga untuk pertumbuhan dan reproduksi ikan (Tappin, 2010). Oleh karena itu, sumber karotenoid baik yang berisi astaxanthin maupun bentuk lainnya perlu kaji dan dimanfaatkan secara optimal. Berikut ini adalah jenis karotenoid yang bisa digunakan dalam pakan ikan maupun udang: β-caroten, zeaxanthin, isozeazanthin, chantaxanthin, dan astaxanthin. Setiap jenis karotenoid mempunyai struktur kimia yang berbeda pula, sehingga daya serap dalam tubuh ikan juga berlainan.

(4)

Berikut ini adalah struktur kimia beberapa karotenoid menurut Johnson (2007):

Gambar 4. Struktur kimia beberapa karotenoid Tabel 1. Kandungan carotenoid pada tanaman dan hewan

Material mg/kg Tanaman Tepung alfalfa 260–330/400–550* Tepung alga 2.000–4.000/4.000* Tepung jagung 17/20–25* Gluten jagung 175–290/330*

Tepung bunga tai kotok (Tagetas) 7.000/6.000–10.000* Yeast Phaffia rhodozyma 30–800 Produk hewan

Krill (sejenis rebon) 100–300

Udang 20–128

Minyak krill 750

Minyak udang 1.095

(5)

Karena struktur kimianya berbeda itulah maka metabolisme dan penyerapan dalam tubuh ikan berbeda.

KESIMPULAN

Bunga tai kotok (Tagetes sp.) mudah diolah menjadi tepung sehingga bisa digunakan sebagai sumber karotenoid pada ikan. Tepung yang diperoleh dari kelopak bunga segar setelah dikeringkan berkisar 16,6%.

Saran

Perlu dicoba penggunaan tepung bunga tai kotok (Tagetes sp.) pada ikan hias yang mempunyai warna kuning.

1. Perlu diteliti proses pembuatan tepung bunga tai kotok yang terbaik dalam artian tidak merusak kestabilan karotenoid.

2. Perlu dibandingkan penggunaan tepung bunga tai kotok dengan hasil ekstraksi bunga tai kotok. DAFTAR ACUAN

Meyer, S.P. 1994. Development in world aquaculture, feed formulation, and the role of carotenoids. Pure and Applied Chemistry, 66: 1,069–1,076.

Latscha, T. & Meyers, S.P. 1997. Carotenoids. Advances in World Aquaculture, Crustacean Nutrition, Vol. 6.

Hertrampf, J.W. & Pascual, F.P. 2000. Handbook on Ingredient for Aquaculture Feeds.

Britton, B.D. et al. 2001. Marigold petal removal with a plate thresher. Applied engineering in agricul-ture, 17(1): 63–67.

Leeson, T. & Summer, J.D. 2001. Nutrition of the chicken. 4th Edition.

BüyükÇapar, H.M., Yanar, M., & Yanar, Y. 2007. Pigmentation of Rainbow Trout (Oncorhynchus mykiss) with carotenoids from marigold flower (Tagetes erecta) and red pepper (Capsicum annum). Turk. J. Vet. Anim. Sci., 31(1): 7–12.

Johns, J.D. 2007. Lutein and Zeazantin: An introduction to the chemistry of dietary carotenoids. www.chm.bris.ac.uk-motm-carotenoid.

Ezhil1, J. et al. 2008. Marigold as a carotenoid source on pigmentation and growth of Red Swordtail, Xiphophorus helleri. Turkish J. of Fisheries and Aquatic Sciences, 8: 99–102

Gambar

Gambar 1. Bunga tai kotok (Tagetes sp.)
Gambar 2. Proses pembuatan tepung bunga tai kotok
Gambar 3. Struktur kimia lutein
Gambar 4. Struktur kimia beberapa karotenoid Tabel 1. Kandungan carotenoid pada tanaman dan hewan

Referensi

Dokumen terkait

Telkom Indonesia Plasa Tanjungbalai, penulis menyimpulkan bahwa sistem usulan untuk sistem administrasi pasang baru indihome dirancang untuk mempermudah teknisi

Menentukan Indeks HSBGN untuk kabupaten/kota lainnya selain kota Banda Aceh maka dasar perhitungan diambil dari indeks kota Banda Aceh, karena Kota Banda Aceh

2. Buktikan bahwa kesenian merupakan hasil peninggalan zaman prasejarah! 3. Jelaskan yang dimaksud food gathering dan food

(2) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah kelompok warga Negara Indonesia non Pemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan yang

Untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :.. Observasi Lapangan untuk

Dapensi Trio Usaha Cabang Surabaya dengan pekerja outsourcing menggunakan perjanjian kerja waktu tertentu ( PKWT ) yang sebagian besar di dalam perjanjian tersebut

Dalam keadaan terpaksa, misalnya pasien tidak mungkin untuk diangkut ke kota/rumah sakit besar, sedangkan tindakan darurat harus segera diambil maka seorang dokter atau bidan

12 Model A.T Khusus PPWP Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb) Bagi Pemilih Yang Memberikan di TPS Menggunakan KTP atau identitas lain atau paspor. Surat suara