• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. Logo SCTV Lama. Logo SCTV ( ).ini merupakan logo pertama saat SCTV pertama kalinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. Logo SCTV Lama. Logo SCTV ( ).ini merupakan logo pertama saat SCTV pertama kalinya"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

3.1. Sejarah Perusahaan

Perusahaan Televisi SCTV ( Surya Citra Televisi) merupakan perusahaan swasta kedua yang melakukan siaran di Indonesia. Dan Memiliki beberapa program unggulan yang bertahan sampai sekarang yaitu diantaranya Liputan 6 , Sigi 30 Menit.

3.1.1 Logo Perusahaan

Logo SCTV Lama

Logo SCTV (1990-1993).ini merupakan logo pertama saat SCTV pertama kalinya mengudara dari surabaya. Tetapi logo ini dipakai oleh sebagian harian surat kabar di seluruh Indonesia setelah SCTV pindah ke Jakarta.

Logo SCTV tahun 1993 – 2003, dengan mempergunakan slogan SCTV Ngetop

Logo SCTV tahun 2003-2005, dengan masih mempergunakan slogan SCTV Ngetop

(2)

Logo Baru

Logo SCTV yang dipakai dari Tahun 2005 hingga sekarang,

dan dengan Slogan baru menggantikan Slogan lama yaitu SCTV Ngetop menjadi SCTV Satu Untuk Semua.

3.1.2 VISI SCTV

Menjadi stasiun televisi unggulan yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa.

3.1.3 MISI SCTV

Membangun SCTV sebagai jaringan stasiun televisi swasta terkemuka di Indonesia dengan : 1. Menyediakan beragam program yang kreatif, inovatif dan berkualitas yang

membangun bangsa.

2. Melaksanakan tata kelola perusahan yang baik (good corporate governance). 3. Memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder.

3.1.4 Manajemen

Daftar Direktur Utama SCTV

1. Slamet Supoyo dari tahun 1990 - 1991 2. Adi Satria dari tahun 1991 - 1993 3. Henry Pribadi dari tahun 1993 - 1997 4. Agus Mulyanto dari tahun 1997 - 2002 5. Lanny Ratulangi dari tahun 2002 - 2003 6. Wisnu Hadi dari tahun 2003 - 2005

(3)

Manajemen SCTV yang tercatat Hingga Tahun 2011 Dewan Komisaris :

Bp. R. Soeyono : Komisaris Utama Bp. Eddy Sariaatmadja : Komisaris Bp. Susanto Suwarto : Komisaris Ibu Siti Hediati Hariyadi : Komisaris Bp. Budi Harianto : Komisaris

Bp. Agus Lasmono : Komisaris Independen

Direksi :

Bp. Fofo Sariaatmadja : Direktur Utama Ibu Grace Wiranata : Direktur Keuangan

Ibu Harsiwi Achmad : Direktur Program & Produksi

3.1.5 Target Audience

SCTV membidik segmen pemirsa kelas menengah ke atas atau yang dikenal dalam istilah pemasaran sebagai kelompok A, B dan C.

3.1.6 Penyiaran

Bermula dari Jl. Darmo Permai, Surabaya, Agustus 1990, siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoardjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun kemudian, 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya. Baru pada tahun 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No 111/1992 SCTV melakukan siaran nasional ke seluruh Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan industri televisi dan juga dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan maupun ekonomi, secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan 1998, SCTV memindahkan basis operasi

(4)

Pada tahun 1999 SCTV melakukan siarannya secara nasional dari Jakarta. Sementara itu, mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang kian mengarah pada konvergensi media SCTV mengembangkan potensi multimedianya dengan meluncurkan situs http://www.liputan6.com, http://www.liputanbola.com Melalui ketiga situs tersebut, SCTV tidak lagi hanya bersentuhan dengan masyarakat Indonesia di wilayah Indonesia, melainkan juga menggapai seluruh dunia. Dalam perkembangan berikutnya, melalui induk perusahaan PT. Surya Citra Media tbk (SCM), SCTV mengembangkan potensi usahanya hingga mancanegara dan menembus batasan konsep siaran tradisional menuju konsep industri media baru.

SCTV menyadari bahwa eksistensi industri televisi tidak dapat dipisahkan dari dinamika masyarakat. SCTV menangkap dan mengekspresikannya melalui berbagai program berita dan feature produksi Divisi Pemberitaan seperti Liputan 6 (Pagi, Siang, Petang dan Malam), Buser, Topik Minggu Ini, Sigi dan sebagainya. SCTV juga memberikan arahan kepada pemirsa untuk memilih tayangan yang sesuai. Untuk itu, dalam setiap tayangan SCTV di pojok kiri atas ada bimbingan untuk orangtua sesuai dengan ketentuan UU Penyiaran No: 32/2002 tentang Penyiaran yang terdiri dari BO (Bimbingan Orangtua), D (Dewasa) dan SU (Semua Umur). Jauh sebelum ketentuan ini diberlakukan, SCTV telah secara selektif menentukan jam tayang programnya sesuai dengan karakter programnya .

Dalam kurun waktu perjalanannya yang panjang, berbagai prestasi diraih dari dalam dan luar negeri antara lain: Asian Television Awards (2004 untuk program kemanusian Titian Kasih (Pijar), 1996 program berita anak-anak Krucil), Majalah Far Eastern Economic Review (3 kali berturut-turut sebagai satu dari 200 perusahaan terkemuka di Asia Pasific), Panasonic Awards (untuk program berita, pembaca berita dan program current affair pilihan pemirsa)

(5)

dan sebagainya. Semua itu menjadikan SCTV kian dewasa dan matang. Untuk itu, manajemen SCTV memandang perlu menegaskan kembali identitas dirinya sebagai stasiun televisi keluarga. Maka sejak Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi lebih tegas dan dinamis: Satu Untuk Semua. . Melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa. Dinamika ini terus mendorong SCTV untuk selalu mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia agar dapat senantiasa menyajikan layanan terbaik bagi pemirsa dan mitra bisnisnya .

SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan produksi digital, yang merupakan bagian dari kebijakan untuk secara konsisten mengadopsi kecanggihan teknologi dalam meningkatkan kinerja dan efsiensi operasional. Dalam semangat yang sama, kebijakan itu telah meletakkan penekanan yang kokoh pada pembinaan kompetensi individu di seluruh aspek untuk mempertajam basis pengetahuan seraya memupuk talenta, kreativitas dan inisiatif. Inilah kunci untuk memperkuat posisi SCTV sebagai salah satu dari stasiun penyiaran terkemuka di Indonesia .Perseroan tercatat di Bursa Efek Surabaya sejak Juni 2003.

3.1.7 Deskripsi Program Liputan 6 SCTV

Liputan 6 SCTV adalah program berita televisi Indonesia yang disiarkan di SCTV. Dikenal sebagai program berita yang populer, slogannya adalah "Aktual Tajam Terpercaya". Liputan 6 pertama kali sejak tanggal 1 Januari 1993 dan diresmikan sejak tanggal 19 Mei 1996., dengan jenis liputan yang biasa diangkat menjadi materi berita adalah seputar masalah politik, ekonomi, budaya, sosial.

(6)

Liputan 6 SCTV disiarkan empat kali sehari: pagi, siang, sore dan malam. Meski namanya menggunakan angka "6", namun waktu tayangannya tidak semuanya tepat pada pukul enam berjudul Liputan 6 SCTV disiarkan pada pukul 18.00-19.00 WIB. Liputan 6 Pagi (hadir pertama kali pada 24 Agustus 1996) disiarkan sejak pukul 05.00-07.00 WIB, Liputan 6 Siang (hadir sejak 1 Juli 1997) disiarkan pada pukul 12.00-13.00 WIB, sedangkan Liputan 6 Petang (hadir mulai 19 Mei 1996) disiarkan pada pukul 18.00-19.00 WIB dan Liputan 6 Malam (hadir pertama kali pada 1 Juli 1997) pada pukul 23.00-00.00 WIB pada kecuali hari Rabu (besok Kamis) maka setiap Rabu (besok Kamis) pukul 02.00-02.30 WIB dengan selama durasi 30 menit.

3.1.7.1 Time slot history Liputan 6 Pagi

• 05.30 WIB – 07.30 WIB (24 Agustus 1996 – 24 Agustus 1999). • 05.30 WIB – 07.00 WIB (25 Agustus 1999 – 24 Agustus 2005). • 05.00 WIB – 07.00 WIB (25 Agustus 2005 – sekarang).

Liputan 6 Siang

12:00 WIB – 12:30 WIB (1 Juli 1997 – Agustus)

Liputan 6 Petang

• 18.30 WIB – 19.00 WIB (19 Mei 1996 – 24 Agustus 2004). • 18.00 WIB – 18.30 WIB (25 Agustus 2004 – 24 Agustus 2005). • 17.00 WIB - 18.00 WIB (25 Agustus 2005 – Sekarang).

Liputan 6 Malam

(7)

3.1.7.2 Redaksi Liputan 6 SCTV

Ketua Dewan Redaksi: Fofo Sariaatmadja

Pimpinan Redaksi Liputan 6 Don Bosco Selamun

Kepala Produksi Pemberitaan Liputan 6 Nunung Setyani

Kepala Departemen Liputan 6 Abbas Yahya

Redaktur Eksekutif:

Aribowo Suprayogi, MI Stephen Vincent Redaktur:

Arfan Yap Bano, Yus Arianto, Anri Syaiful, Agung Binarko, Syaiful Halim Penulis:

Bogi Triyadi, Zumrotul Muslimin, Ahmad Yani Yustiawan, Rinaldo, Ahmad Salman

Grafis dan Visual:

Wawan Isab R., Budi Iswara, Y. Arie Wicaksono, Rio Pangkerego, Rio Husnady H Mobile Visual:

Ahmad Nur, Hasto Ajie, Ali Romdhoni, Andiyanto Reporter:

Anastasia Putri, Carlos Pardede, David Silahooij, Riko Anggara, Fira Isrofillah, Nova Rini, Indah Dian Novita, Mochamad Achir, Rahmat Supana, Sufiani Tanjung, Zwasty Andria, Hardjuno Pramundito, Rachmalia Zuamitha, Raditiyo Wicaksono, Winny Arfiani

3.1.7.2 Logo Logo Liputan 6 SCTV

(19 Mei 1996 - 17 Agustus 2008) (18 Agustus 2008 – Sekarang)

(8)

3.2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Peneliti dituntut bersifat obyektif dan mementingkan aspek keluasan data sehingga hasil penelitian dapat diperoleh dengan pengujian alat ukur yang sudah memenuhi prinsip validitas dan reabilitas.( Kriyantono, 2007:57)

Pendekatan kuantitatif menggunakan cara berpikir deduktif dimana teori ditempatkan sebagai titik tolak utama untuk menjawab permasalahan yang diangkat dan proses penelitian

dilakukan secara bertahap mengikuti satu garis lurus atau linier. Teknik penelitian dalam pendekatan ini menggunakan instrumen kuesioner yang disajikan kepada setiap responden dalam bentuk daftar pertanyaan. (Kartono, 1996:30)

Secara umum penelitian kuantitatif mempunyai ciri-ciri :

1. Hubungan riset dengan subyek. Peneliti menganggap bahwa realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya obyektif. Alat ukurnya harus dijaga keobyektifannya.

2. Penelitian kuantitatif memiliki tujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya merupakan sebagai sarana konfirmasi teori atau teori membuktikan dengan data. Bila di dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hippotesis atau teori, biasanya peneliti tidak langsung menolak hipotesis dan teori melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrumen (kuesioner) yang kurang valid.

3. Penelitian harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel.

(9)

4. Prosedur riset rasional-empiris, artinya penelitian berangkat dari konsep-konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori ini yang akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan. (Singarimbun. 1989: 8)

3.3. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti bermaksud untuk menjelaskan hubungan yang kausal antar variabel melalui ujian hipotesa. metode korelasional bertujuan meneliti hubungan– hubungan diantara variabel–variabel dengan menguji hipotesis. Metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain.(Singarimbun,.1989:8) Jadi, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif, yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan variabel-variabel yang lain. (Sugiyono. 2002:11)

Penelitian eksplanatif umumnya digunakan apabila penelitian dimaksudkan untuk : 1. Memahami tingkah laku manusia. Melihat apakah variabel-variabel tertentu pada

manusia berhubungan dengan variabel-variabel lainnya.

2. Membuat prediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi. Apabila ada hubungan antara dua variabel, berarti jika variabel yang satu diketahui maka dapat dibuat prediksi apa yang akan terjadi pada variabel yang satunya lagi.Kountur, Ronny 2004: 108-109)

Oleh karena itu, penelitian eksplanatif menggunakan sampel dan hipotesis. Untuk menguji hipotesis digunkan statistik inferensial. Beberapa pakar menggunakan format eksplanasi digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori. Juga dikatakan bahwa penelitian eksplanatif memiliki kredibilitas untuk mengukur dan menguji hubungan

(10)

sebab-akibat dari dua atau beberapa variabel dengan menggunakan analisis statistik inferensial itu. (Bungin. 2009: 38)

Dengan menggunakan penelitian eksplanatif, maka penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan antara Program Berita Televisi Liputan 6 Petang di tayangkan SCTV dengan perilaku agresif remaja.

3.4. Metode Penelitian

Metode survei adalah metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpul data. Tujuan dari metode survei adalah memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. (Kriyantono.2007: 60)

Metode survei merupakan jenis penelitian investigasi (investigation) yang mengamati keadaan persoalan atau obyek penelitian sebagaimana adanya. Perubahan yang terjadi selama pengamatan hanya sewaktu mengambil contoh. Hal ini tidak dapat dihindari, karena contoh diperlukan sebagai wakil keadaan yang sedang diteliti. Data yang terkumpul digunakan untuk memperoleh ciri hakiki keadaan yang diamati pada saat pengamatan dilakukan. Dengan kata lain, survei menghasilkan pengertian tentang hal ihwal obyek penelitian (state of matter). Dapat disebutkan bahwa penelitian menghasilkan pengertian tentang perangai obyek penelitian (behavior of matter).

(11)

3.5. Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi

Populasi dalam studi adalah kelompok yang peneliti inginkan dan memungkinkan untuk menggambarkan suatu kesimpulan dari suatu masalah yang diteliti.Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirnya akan di duga.

Pengertian populasi (universal), menurut Sugiyono dalam buku “Statistik untuk Penelitian”, adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan. (Sugiyono 2002 : 55 ) Penelitian yang meneliti seluruh elemen-elemen tertentu suatu populasi disebut penelitian sampel. Populasi penelitian ini adalah penonton liputan 6 petang yang berdasarkan pada data dari AGB Nielsen kuartal pertama 2011 yang berjumlah 1.151.000 penonton (lihat lampiran) 3.5.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. (Arikunto. 1998: 117).

Sampel adalah merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteritik yang serupa dengan populasi lain. Dan menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Oleh karena itu, sampel yang diteliti harus dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi dan bukan populasi itu sendiri. (Sugiyono. 2007: 81)

Untuk itu sampel harus mewakili populasi dalam arti sampel harus bersifat representatif,yaitu: memiliki seluruh sifat-sifat populasi walaupun jumlahnya sedikit. Karakteristik sampel , statistik, selanjutnya digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai parameter populasi. Suatu sampel dikatakan tidak bisa apabila mampu mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional.

(12)

Tujuannya,agar hasil penelitian pada sampel dapat di generalisasi untuk populasi. (Hadari Manawi, 1988 : 142)

3.6. Metode Penarikan Sampling

Cara penarikan sample dari penelitian ini ada 2 jenis yaitu penarikan sampel wilayah penelitian dan penarikan sampel responden. Untuk penarikan sampel wilayah penelitian menggunakan multi stage cluster sampling yaitu penarikan sampel bertahap secara random. ( Bryman. 2008: 175-176)

Tahap pertama peneliti mengambil wilayah DKI Jakarta, di mana DKI JAKARTA terdiri dari 5 Kota Administratif. Terpilihlah satu sekolah yaitu SMA Perguruan Advent Salemba di Jakarta Pusat. Di sekolah inilah peneliti akan melakukan penelitian dengan mengambil 100 orang responden.Jumlah responden ini didapatkan dari perhitungan penarikan sample dengan menggunakan rumus slovin berdasarkan jumlah liputan 6 petang

Penarikan sampel responden menggunakan disproposionate Stratified Random Sampling yaitu mengambil sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional, dilakukan sampling ini karena anggota populasi homogen (sejenis). ( Kriyantono, Jakarta 2007: 154). Di dalam penelitian ini sampel diambil dari kelompok pemirsa program Liputan 6 Petang SCTV yang berada di SMA Perguruan Advent Salemba, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 100 orang yang pernah menonton program Liputan 6 Petang SCTV dari SES BCD.

(13)

Untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan diteliti, maka digunakan rumus Slovin, yaitu :

Keterangan :

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Dalam penelitian ini digunakan “e” sebesar 10% atau 0,1.( Husein Umar. 2000 :108)

Perhitungan jumlah sampel penelitian adalah sebagai berikut : n = 1.151.000 / (1+1.151.000 x (0,1)2)

= 99,9991

= 100 Orang (pembulatan ke atas karena obyeknya orang, yang bersifat diskrit)

Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

Alasan peneliti memilih remaja yang merupakan murid-murid di SMA Perguruan Advent Salemba, selain karena remaja merupakan salah satu target audiens program Liputan 6 Petang SCTV juga karena lokasi tersebut ialah tempat mengajar dan melatih peneliti, sehinggi peneliti dapat melakukan efisiensi waktu, tenaga, dan dana.

(14)

3.7. Teknik Pengumpulan Data

3.7.1. Data Primer

Penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan data dan informasi yang diperlukan serta berhubungan dengan hal yang akan diteliti. Untuk pengumpulan data serta informasi yang diperlukan, peneliti menggunakan daftar pertanyaan, atau biasa disebut kuesioner.

Menurut Sugiyono (2007), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupkan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.( Sugiyono. 2007:142) Dan Kriyantono (2007) menambahkan bahwa kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden (disebut juga angket), dan bertujuan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.( Kriyantono, 2007: 95 )

Jenis kuesioner terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Pertanyaam terbuka, dimana pertanyaan yang ada diformulasikan sedemikian rupa sehingga responden mempunyai kebebasan untuk menjawab tanpa adanya alternatif jawaban yang diberikan peneliti.

2. Pertanyaan tertutup, dimana responden telah diberikan alternatif jawaban oleh peneliti. Responden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai dengan realitas yang dialaminya, biasanya dengan memberikan tanda X atau √.(Kriyantono, Rakhmat. 2007: 95-96)

(15)

3. Pertanyaan kombinasi adalah gabungan antara pertanyaan tertutup dan terbuka, yaitu setelah diberikan semua pilihan jawaban, diberikan alternatif secara terbuka untuk menuliskan jawaban lainnya yaitu “lain-lain”.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan pernyataan-pernyataan dengan format jawaban skala Likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensus Likert (1932). Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap suatu objek (Riduwan, 2002 :12).

Melalui skala likert, responden akan diberikan / disajikan jawaban dalam bentuk pernyataan yang diberi skor sebagai berikut :

5 = Sangat Setuju (SS)

4 = Setuju (S)

3 = Netral (N)

2 = Tidak Setuju (TS) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam survei, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu survei.

Penggunaan kuesioner tepat apabila :

1. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu fitur khusus dari sistem yang diajukan.

(16)

2. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu.

3. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut.

3.7.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. (Bungin. 2009 :122 ) Pengumpulan data dengan cara mencarinya di buku-buku atau benda-benda pustaka lainnya. Biasanya teknik ini dilakukan untuk mencari teori-teori yang sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan.

3.8. Operasional Konsep

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan.

Bila konsep ini secara sengaja dan secara sadar dibuat serta dipergunakan untuk tujuan ilmiah, maka ia disebut konstruk. Konstruk sendiri adalah konsep yang dapat diamati dan diukur. Konsep yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan yang disebut variabel.

Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (construck) atau sifat yang akan dipelajari. Ia juga mengatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat atau nilai dari orang, obyek,atau kegiatan yang mempunyai variasi yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Rakhmat, 2005: 12).

(17)

3.8.1. Variabel Independen (X)

Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah komponen program berita terdapat di dalam Liputan 6 Petang SCTV yang dimana biasanya melakukan pemberitaan yang bersifat kritis dan membahas berita yang sedang hangat di masyarakat .

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan dua konsep yang berfungsi sebagai variabel Independen dan variabel dependen. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah Program Liputan 6 Petang SCTV yang terdiri dari 3 dimensi yaitu presenter, jenis berita, lokasi siaran. Sementara variabel dependen berupa Minat remaja untuk menonton , terdiri dari 5 Dimensi yaitu Penerimaan (receiving), menanggapi (responding), penilaian (valuing), Organisasi (organization), Pencirian (characterization).Namun peneliti hanya mengambil 2 aspek yaitu receiveng dan responding dengan tujuan untuk menneliti kadang penerimaan remaja akan program berita liputan 6 Petang SCTV dan responding akan program tersebut. Setiap pernyataan menggunakan skala likert, dimana responden dapat langsung memberikan alternatif jawaban yang sudah peneliti berikan dengan bobot nilai sebagai berikut:

(1) 5 untuk Sangat Setuju (SS) (2) 4 untuk Setuju (S)

(3) 3 untuk Netral (N)

(4) 2 untuk Tidak Setuju (TS)

(5) 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk menghitung jumlah skor dan persentase pada setiap pernyataan yang sudah responden isi berdasarkan tabel frekuensi, jumlah frekuensi yang menjawab antara SANGAT SETUJU (SS), SETUJU (S), NETRAL (N), TIDAK SETUJU (TS), SANGAT TIDAK SETUJU (STS). pada setiap pernyataan akan dikalikan dengan bobot nilai.

(18)

Kemungkinan jumlah skor tertinggi, yaitu 5 x 10 = 50 (SS), sedangkan jumlah skor terendah yaitu 1 x 10 = 10 (STS).

Variabel Dependen (Y)

Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat menonton remaja. Dalam penelitian ini, diteliti seberapa besar pengaruh news program dalam program Liputan 6 Petang di SCTV terhadap minat menonton remaja.

Yang menjadi indikator utama dalam variabel ini adalah mengenai pernyataan tentang minat menonton remaja yang menonton program berita dalam program Liputan 6 Petang SCTV. Skala yang digunakan adalah skala likert, dimana responden dapat langsung memberikan alternatif jawaban yang sudah peneliti berikan dengan bobot nilai sebagai berikut:

(1) 5 untuk Sangat Setuju (SS) (2) 4 untuk Setuju (S)

(3) 3 untuk Netral (N)

(4) 2 untuk Tidak Setuju (TS)

(5) 1 untuk Sangat Tidak Setuju (STS)

Untuk menghitung jumlah skor dan persentase pada setiap pernyataan yang sudah responden isi berdasarkan tabel frekuensi, jumlah frekuensi yang menjawab antara SANGAT SETUJU (SS), SETUJU (S), NETRAL (N), TIDAK SETUJU (TS), SANGAT TIDAK SETUJU (STS). pada setiap pernyataan akan dikalikan dengan bobot nilai. Kemungkinan jumlah skor tertinggi, yaitu 5 x 10 = 50 (SS), sedangkan jumlah skor terendah yaitu 1 x 10 = 10 (STS).

(19)

2.9. Variabel Program Liputan 6 Petang SCTV

Dimensi Sub Dimensi Indikator

Valerina Daniel 1. Presenter adalah Valerie Daniel 2. Valerie Daniel membuat bahagia 3. Gaya Valerie sering diikuti responden

4. Gaya Valerie Daniel menjadi bahan obrolan dengan teman

5. Penampilan Valerie Daniel menghilangkan stress Presenter

Rieke Amru 1. Presenter adalah Rieke Amru 2, Rieke Amru membuat bahagia

3. Gaya Rieke Amru sering diikuti responden 4. Gaya Rieke Amru menjadi bahan obrolan dengan teman

5. Penampilan rieke amru menghilangkan stress Aryo Ardi 1. Presenter adalah Aryo Ardi

2. Aryo Ardi membuat bahagia 3.Aryo Ardi sering diikuti responden

4. Aryo Ardi menjadi bahan obrolan dengan teman 5.Penampilan Aryo Ardi menghilangkan stress Internasional 1.Saya selalu menonton berita internasional yang

berbeda dari Liputan6 Petang SCTV di setiap tayangannya.

2.Topik-topik berita Internasional yang ditayangkan menarik perhatian saya untuk menonton

3.Pemilihan gambar berita internasional pada tayangan program berita Liputan6 Petang SCTV menarik.

4.Dengan isi berita Internasional yang berbeda-beda setiap tayangannya, membuat saya memiliki topik untuk dibicakan setiap harinya.

5.Berita-berita Internasional yang dibawakan setiap tayangannya menambah pengetahuan saya mengenai peristiwa di dunia internasional.

Jenis Berita

Nasional 1. Saya selalu menonton berita nasional yang berbeda dari Liputan6 Petang SCTV di setiap tayangannya.

2. Topik-topik berita nasional yang ditayangkan menarik

3. Pemilihan gambar pada tayangan program berita nasional Liputan6 Petang SCTV menarik.

4. Dengan isi berita nasional yang berbeda-beda setiap tayangannya, membuat saya memiliki topik untuk dibicakan setiap harinya.

5.Berita-berita nasional yang dibawakan setiap tayangannya menambah pengetahuan saya mengenai peristiwa di dalam negeri

Lokasi Siaran

Di dalam Studio 1Saya mengetahui kalau siaran Liputan6 Petang SCTV dilakukan di dalam studio

(20)

2. Penyiaran berita didalam studio dalam Liputan6 Petang SCTV membuat saya selalu ingin menonton acara ini.

3.Pemilihan penggunaan properti dalam Liputan6 Petang SCTV

sesuai dan sangat mendukung.

4. Penggunaan studio serta properti dalam penayangan program Liputan 6 Petang SCTV membuat saya tidak tegang dalam menonton acara ini.

Penggunaan studio pada program 5.Berita Liputan6 Petang SCTV sering menginspirasi saya untuk membantu mengatur susunan artistik perabotan di sekita saya

Terpaan Media

1.Saya selalu menonton Liputan6 Petang SCTV setiap pulang sekolah.

2.Saya selalu rutin menonton program Berita Liputan6 Petang SCTV karena program ini sangat menghibur.

3.Saya selalu menonton Liputan6 PetangSCTV karena bisa menjadi bahan obrolan bersama teman-teman

4. Saya selalu menonton program Liputan6 Petang SCTV dari awal sampai akhir

5. Saya selalu menonton Liputan6 Petang SCTV karena saya dapat menambah wawasan saya.

6. Saya selalu konsentrasi saat menonton program Liputan 6 PetangSCTV

7. Saya menonton program Liputan6 Petang SCTV sembari melakukan aktivitas lain

(21)

2.10 Minat Menonton

Dimensi Indikator

Receiving 1. Valerie Daniel ,Aryo Ardi dan Rieke Amru memiliki karakter yang pas dalam program Liputan6 petang SCTV

2. Berita yang diangkat dalam Program Liputan6 Petang SCTV memiliki kisah yang cocok dengan nama peristiwa yang sedang hangat di masyarakat 3. Berita-berita yang ditayangkan program liputan6 petang SCTV dapat saya terima kebenarannya

4. Valerie Daniel, Aryo Ardi dan Rieke Amru sebagai presenter Liputan6 petang SCTV sudah sesuai bagi saya

Responding 1.Isi berita pada Program Liputan6 Petang SCTV bisa menjadi inspirasi dan menambah informasi saya untuk menjadi panduan bersosialisasi

2. Isi berita pada Program Liputan6 Petang SCTV mampu mengajak saya untuk mengenal ruang lingkup sosial dengan proses seperti yang ditayangkan pada program Liputan6 Petang SCTV

3. Valerina Daniel, Aryo Ardi dan Rieke Amru sebagai presenter Program Liputan6 Petang SCTV mampu meningkatkan niat saya untuk mendapatkan informasi dengan menonton program Liputan6 Petang SCTV

4. Berita pada program Liputan6 Petang SCTV mampu mewakili kisah peristiwa di masyarakat dengan proses yang panjang sehingan menarik perhatian saya

3.9. Teknik Analisis dan Pengelolaan Data

Dari hasil data survei yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang telah peneliti tentukan jumlah sampelnya. Teknik analisis data yang akan peneliti

(22)

gunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis kuantitatif, yaitu suatu analisis data yang berbentuk angka-angka, dimana analisis datanya berupa perhitungan melalui uji statistik.(Kriyantono, Rakhmat.2007: 95-96) Kegiatan dalam analisis data adalah:mengelompokkan berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan.

Sedangkan penggunaan statistik di sini dimaksudkan untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih meyakinkan. Pada penelitian ini, sifat data yang diperoleh adalah berupa interval nilai. Skala interval adalah skala yang jarak antara satu dengan data lainnya sama tetapi tidak mempunyai nilai/ nol (0) absolut.

a. Analisis Univariat

Data univariat disampaikan melalui tabel distribusi frekuensi yang memperlihatkan sebaran jawaban dari tiap-tiap indikator atau pertanyaan.

b. Analisis Bivariat

Di dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan analisis regresi sederhana untuk mengetahui besar pengaruh dari satu variabel terhadap variabel lain. Peneliti tidak melakukan uji korelasi sebab di dalam uji regresi terlihat juga koefisien korelasi untuk melihat kuat lemahnya hubungan antar dua variabel.

(23)

3.9.1. Uji Korelasi

Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan (keeratan) suatu hubungan antarvariabel.. Untuk mengetahui kuatnya hubungan antar dimensi dari variabel satu dengan lainnya, peneliti akan menggunakan teknik Pearson’s Correlation Product Moment atau disingkat pearson’s r yang memiliki rumus :

r = nΣXY − ΣXΣY

√[n∑X

2

− (∑X)

2

] [ n∑Y

2

− (∑Y)

2

]

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi Pearson’s Product Moment n = Jumlah individu dalam sampel

X = Angka untuk variabel X Y = Angka untuk variabel Y

Korelasi Pearson’s Product Moment dilambangkan r dengan ketentuan nilai r berkisar dari -1 sampai 1 (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila r = -1 artinya variabel X dan Y mempunyai korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r =1 berarti korelasinya positif sempurna. Koefisien yang bertanda negatif menunjukkan arah korelasi yang terbalik, koefisien yang bernilai nol menunjukkan tidak adanya korelasi, sedangkan koefisien yang bertanda positif menunjukkan sifat korelasi yang searah antara X dan Y. (Sutrisno , Hadi. 2004. : 234) Beberapa gambaran kriteria lain yang biasa digunakan sebagai panduan dalam menginterpretasikan nilai r, antara lain :

(24)

Tabel 3.2. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Tabel Pearson

Sugiyono 2002: 183

No. Interval Korelasi (Nilai Mutlak) Tingkat Hubungan 1 2 3 4 5 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat 3.9.2. Uji Regresi

Korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang erat. Setiap regresi dipastikan terdapat korelasinya. Tetapi, belum tentu korelasi dilanjutkan regresi. Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variable mempunyai hubungan kausal (sebab-akibat) atau hubungan fungsional. Menurut Mustikoweni (2002) seperti dikutip oleh Kriyantono, regresi ditujukan untuk mencari bentuk hubungan dua variable atau lebih dalam bentuk fungsi atau persamaan.(Kriyantono, Rakhmat. 2007: 181)

Analisis regresi dilakukan untuk mendapatkan nilai:

1. Nilai signifikansi anova: 0,05; untuk melihat pengaruh antara variabel dependen dengan independen.

2. Nilai R model summary, untuk melihat kekuatan hubungan antara variabel dependen dengan independen.

3. Nilai R2 (Coeficients of Determination), untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variable independent menjelaskan variable dependen.

(25)

4. Nilai Beta (β), untuk menunjukkan kontribusi masing-masing variabel independen.

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Regresi sederhana, pengaruh satu x terhadap satu y, dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ŷ = a + b X+

ε

Keterangan :

Y = Minat Menonton a = konstanta

b = koefisien regresi

X = Program berita dalam Liputan 6 Petang ε = error term

3.10 Keabsahan Penelitian 3.10.1 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat pengumpulan data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketetapan alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu-waktu yang berbeda. Dengan demikian pengukuran tingkat reabilitas alat pengumpulan data hanya dapat dilakukan dengan perhitungan statistik korelasi. Reliabilitas adalah dapat diartikan sebagai istilah yang dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengujian diulang dua kali atau lebih (Singarimbun & Effendy:122). Ketepatan pengujian suatu hipotesa tentang pengaruh variabel penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Pengujian hipotesa penelitian tidak akan mengena sasarannya bilamana data yang dipakai untuk

(26)

menguji hipotesa adalah data yang tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang diukur.

Reliabel berarti memiliki sifat bisa dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila saat digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau peneliti lain tetap memberikan hasil yang sama. Alat ukur baru dikatakan memiliki reliabel bila alat ukur tersebut memberikan hasil yang tetap selama variabel yang diukur itu tidak berubah.

Reliabilitas dapat diuji dengan tes-tes dilakukan dengan cara mencobakan instrument beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama dan waktunya berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi positif dan signifikasi maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel (Sugiono:273-274).

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik perhitungan Alpha Cronbach dengan taraf signifikasi (0,05) atau (0,01) maka nilai tersebut dinyatakan signifikasi dan itu berarti instrumen yang diuji cobakan tersebut dinyatakan reliabel. Hasil yang diharapkan sebisa mungkin memiliki nilai sekecil mungkin di bawah (<) 4 % (0,05) atau 1 % (0,01).

Reliabilitas alpha cronbach dapat dipergunakan baik untuk instrumen yang menjawab berskala, maupun jika dikehendaki bersifat dikotoomis yakni hanya mengenal dua jawaban (1) benar dan (0) salah. Jawaban berskala tidak memberlakukan jawaban salah dan yang ada adalah tingkat ketepatan opsi jawaban yang diberikan (Nugiono: 339-340). Maka tiap opsi tersebut memiliki skor. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang menggunakan skala jawaban “positif-negatif” oleh karena itu pilihan jawaban dalam kuesioner dari sangat setuju hingga tidak setuju yang memiliki skor tertentu.

(27)

Hasil uji reliabilitas variabel X News adalah sebagai berikut : Tabel 3.3. Realibilitas Presenter Valeri Daniel

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi Presenter Valerie Daniel Liputan 6 Petang SCTV dari penelitian ini reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,845, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa jika indicator 1 yaitu Presenter adalah Valerie

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.845 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 1. Presenter adalah Valerie Daniel 15.8400 8.398 .501 .855 2. Valerie Daniel membuat tertarik menonton 15.9100 7.174 .734 .790 3. Gaya Valerie seringdiikuti responden 15.7800 8.315 .646 .816 4. Gaya Valerie Daniel menghilangkan rasa stress 15.6900 7.630 .714 .796 5. Penampilan Valerie Daniel menjadi topic pembicaraan 15.7000 8.091 .688 .805

(28)

Daniel” dihapus, maka nilai reliabilitas dimensi ini bisa meningkat sebesar 0,855. Namun karena tanpa dihapus nilai reliabilitas dimensi ini telah reliable, maka peneliti memutuskan untuk tetap mengikutsertakan indicator 1 dalam penelitian selanjutnya.

Tabel 3.4. Realibilitas Presenter Rieke Amru

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.792 5 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted 1. Presenter adalah Rieke Amru 16.4100 4.810 .601 .745 2, Rieke Amru menarik untuk menonton 16.4100 4.729 .519 .769 3. Gaya Rieke Amru sering diikuti responden 16.6200 4.299 .617 .737 4. Penampilan Rieke Amru menghilangkan stress 16.5400 4.433 .635 .731 5. Penampilan rieke amru menjadi topic pembicaraan 16.3400 4.934 .491 .777

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi Presenter Rieke Amru Liputan 6 Petang SCTV dari penelitian ini reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0792 ,artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa ada pertanyaan atau indikator yang digunakan harus dihapus, yaitu indikator ke empat atau terakhir karena nilai Cronbach’s Alpha-nya lebih dari 0,792

(29)

Tabel 3.4. Realibilitas Presenter Aryo Ardi

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

1. Presenter adalah Aryo

Ardi 15.2900 10.551 .527 .815

2, Aryo Ardi membuat

menarik untuk menonton 15.4200 8.731 .733 .755

3. Gaya Aryo Ardi sering diikuti responden

14.7900 10.814 .434 .836

4. Penampilan Aryo Ardi menghilangkan stress

15.3700 8.215 .726 .755

5. Penampilan Aryo Ardi menjadi topic

pembicaraan

15.4100 8.204 .695 .767

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi Presenter Aryo Ardi Liputan 6 Petang SCTV dari penelitian ini reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,824, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa jika indicator 3 yaitu Presenter adalah Valerie Daniel”

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

(30)

dihapus, maka nilai reliabilitas dimensi ini bisa meningkat sebesar 0,836. Namun karena tanpa dihapus nilai reliabilitas dimensi ini telah reliable, maka peneliti memutuskan untuk tetap mengikutsertakan indicator 1 dalam penelitian selanjutnya.

Tabel 3.6 Tabel Realibiltas Jenis Berita Internasional

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .840 5 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted 1.Saya selalu menonton

berita internasional yang berbeda dari Liputan6 Petang SCTV di setiap tayangannya. 17.0200 7.111 .717 .786 2.Topik-topik berita Internasional yang ditayangkan menarik

perhatian saya untuk menonton

16.6500 7.785 .654 .805

3.Pemilihan gambar berita internasional pada tayangan program berita Liputan6 Petang SCTV menarik.

16.9400 7.107 .714 .787

4.Dengan isi berita Internasional yang berbeda-beda setiap tayangannya, membuat saya memiliki topik untuk dibicakan setiap harinya.

17.0200 7.050 .660 .805

5.Berita-berita Internasional yang dibawakan setiap tayangannya menambah pengetahuan saya mengenai peristiwa di dunia internasional.

(31)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi Jenis Berita Internasional Liputan 6 Petang SCTV dari penelitian ini reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,840, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa jika indicator 5 yaitu Jenis Berita adalah Berita Internasional dihapus, maka nilai reliabilitas dimensi ini bisa meningkat sebesar 0,846. Namun karena tanpa dihapus nilai reliabilitas dimensi ini telah reliable, maka peneliti memutuskan untuk tetap mengikutsertakan indicator 5 dalam penelitian selanjutnya.

Tabel 3.7 Tabel Realibilitas Berita Nasional

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.845 5 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Saya selalu menonton berita nasional yang berbeda

dari Liputan6 Petang SCTV di setiap tayangannya. 16.8800 7.945 .606 .832

Topik-topik berita nasional yang ditayangkan menarik 17.1600 6.823 .702 .801 Pemilihan gambar pada tayangan program berita

Liputan6 Petang SCTV menarik. 17.2200 6.921 .657 .813

Dengan isi berita nasional yang berbeda-beda setiap tayangannya, membuat saya memiliki topik untuk

dibicakan setiap harinya. 17.4300 6.571 .622 .824

Berita-berita nasional yang dibawakan setiap tayangannya menambah pengetahuan saya mengenai

(32)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi Program berita nasional Liputan 6 Petang SCTV dari penelitian ini reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,845, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa ada pertanyaan atau indikator yang digunakan harus dihapus, yaitu indikator ke empat atau terakhir karena nilai Cronbach’s Alpha-nya lebih dari 0,845

Tabel 3.8. Realibilitas Terpaan Media

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.807 7 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Saya selalu menonton Liputan6 Petang SCTV setiap pulang

sekolah 25.8400 15.105 .418 .802

Saya selalu rutin menonton program Berita Liputan6 Petang

SCTV karena program ini sangat menghibur. 26.2800 13.638 .386 .814 Saya selalu menonton Liputan6 PetangSCTV karena bisa

menjadi bahan obrolan bersama teman-teman 26.0900 13.174 .566 .778 Saya selalu menonton program Liputan6 Petang SCTV dari

awal sampai akhir 26.2300 12.563 .557 .780

Saya selalu menonton Liputan6 Petang SCTV karena saya

dapat menambah wawasan saya. 26.1600 11.772 .725 .745

Saya selalu konsentrasi saat menonton program Liputan 6

PetangSCTV 26.1600 11.671 .732 .743

Saya menonton program Liputan6 Petang SCTV tidak

sembari melakukan aktivitas lain 25.8800 14.975 .458 .798

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi terpaan media Liputan 6 Petang SCTV dari penelitian ini reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,807,

(33)

artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa jika indicator 2 yaitu Terpaan Media adalah rutin menonton liputan 6 SCTV dihapus, maka nilai reliabilitas dimensi ini bisa meningkat sebesar 0,814. Namun karena tanpa dihapus nilai reliabilitas dimensi ini telah reliable, maka peneliti memutuskan untuk tetap mengikutsertakan indicator 5 dalam penelitian selanjutnya.

Tabel 3.9 Realibilitas Receiving

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi terpaan media Liputan 6 Petang SCTV dari penelitian ini reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,898, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa ada pertanyaan atau indikator yang digunakan harus dihapus, yaitu indikator ke empat atau terakhir karena nilai Cronbach’s Alpha-nya lebih dari 0,898

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.898 4 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Valerie Daniel ,Aryo Ardi dan Rieke Amru memiliki

karakter yang pas dalam program Liputan6 petang SCTV 12.6900 5.024 .851 .840

Berita yang diangkat dalam Program Liputan6 Petang SCTV memiliki kisah yang cocok dengan nama peristiwa

yang sedang hangat di masyarakat 12.6200 5.470 .793 .861

Berita-berita yang ditayangkan program liputan6 petang

SCTV dapat saya terima kebenarannya 12.5900 6.406 .739 .882

Valerie Daniel, Aryo Ardi dan Rieke Amru sebagai

(34)

Tabel 3.10 Realibilitas Responding

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dimensi terpaan media Liputan 6 Petang SCTV dari penelitian ini reliabel, karena memenuhi nilai cronbarch’s alpha diatas 0,5, yaitu sebesar 0,844, artinya indikator pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada dimensi pengalaman dapat dipercaya. Dari tabel Item Total Statistic terlihat bahwa jika indicator 5 yaitu Realibilitas responding adalah Berita program Liputan 6 Petang SCTV mampu mewakili peristiwa masyarakat dihapus, maka nilai

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.844 4 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Isi berita pada Program Liputan6 Petang

SCTV bisa menjadi inspirasi dan menambah informasi saya untuk menjadi panduan bersosialisasi

Valerina Daniel, Aryo Ardi dan Rieke Amru sebagai presenter Program Liputan6 Petang SCTV mampu meningkatkan niat saya untuk mendapatkan informasi dengan menonton program Liputan6 Petang SCTV

12.3200 5.897 .742 .774

Isi berita pada Program Liputan6 Petang SCTV mampu mengajak saya untuk mengenal ruang lingkup sosial dengan proses seperti yang ditayangkan pada program Liputan6 Petang SCTV

12.2900 6.289 .679 .802

Valerina Daniel, Aryo Ardi dan Rieke Amru sebagai presenter Program Liputan6 Petang SCTV mampu meningkatkan niat saya untuk mendapatkan informasi dengan menonton program Liputan6 Petang SCTV

12.2800 5.901 .778 .759

Berita pada program Liputan6 Petang SCTV mampu mewakili kisah peristiwa di masyarakat dengan proses yang panjang sehingan menarik perhatian saya

(35)

reliabilitas dimensi ini bisa meningkat sebesar 0,864. Namun karena tanpa dihapus nilai reliabilitas dimensi ini telah reliable, maka peneliti memutuskan untuk tetap mengikutsertakan indicator 5 dalam penelitian selanjutnya.

3.10.2 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

(Arikunto,1998: 109). Uji validitas digunakan untuk mengukur suatu angket, dan dikatakan valid jika pernyataan pada angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa factor dengan menggunakan metode Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling (KMO and Bartlett’s Test), yaitu uji statistik untuk menunjukkan ketepatan analisis faktor terhadap variabel – variabel yang diukur.

Keputusan untuk validitas dilihat dari Nilai signifikansi anova (t): 1. Jika t hitung > 0,05 berarti dinyatakan valid

(36)

Tabel 3.11. Hasil Uji Validitas variabel X menggunakan KMO

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .870

Approx. Chi-Square 2952.159

Df 666

Bartlett's Test of Sphericity

Sig. .000

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.870 yang berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.12. Hasil Uji Validitas variabel Y menggunakan KMO

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0.853 yang berarti lebih besar dari 0.5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan dalam penelitian.

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .853

Approx. Chi-Square 539.095

df 28

Bartlett's Test of Sphericity

(37)

3.11 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian

Adapun kelemahan dan keterbatasan penelitian, yaitu :

1. Jawaban responden yang mungkin bisa dikarenakan ketika responden menjawab, mungkin berkaitan dengan pengaruh tayangan Liputan 6 Petang SCTV yang merupakan hal yang memiliki nilai yang tidak terlalu menarik bagi kalangan remaja.

2. Pembahasan penelitian tidak mencakup perilaku tetapi hanya dibatasi kepada kecenderungan pola pikir remaja setelah menonton tayangan Liputan 6 SCTV. 3. Pembahasan penelitian tidak mencakup penjelasan isi tayangan lebih mendalam,

tetapi hanya melihat pengaruh isi tayangan terhadap minat remaja untuk menonton 4. Sumber informasi yaitu kalangan remaja memiliki sebuah kecenderungan

berkarakter labil sehingga pengisian questioner terkadang di butuhkan kesabaran agar remaja dapat di persuasi dan menjawab pertanyaan sesuai dengan pola pemikiran mereka.

Referensi

Dokumen terkait

Kita ya juga ada yang semiran (mewarnai rambut), tindikan, tatoan”. Dari wawancara diatas dapat dilihat bahwa anggota komunitas tidak menjaga penampilan dan kebersihan mereka. 167