• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CEKAMAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN PROLIN PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas. L)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CEKAMAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN PROLIN PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas. L)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

* Korespondensi : email:

PENGARUH CEKAMAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

KANDUNGAN PROLIN PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas. L)

Setiyowati

Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unidar-Ambon Diterima 25-04-2014; Terbit 26-05-2014

ABSTRACT

The objectives of this experiment was to observe the effect of shading stress on growth and proline compounds of jarak pagar (Jatropha curcas. L). The experiment was carried out with two levels of treatments including without shading (N0) and shading (N1) with 3 replications. Result of the experiment showed that under shading stress have a positive influence on most growth parameters including length, shoot and root dry mass and leaf areas. The proline compounds on 1 weeks in control (without shading) was lower than those got shading. For last treatment in control the proline compounds was higher than those got shade treatment.

Keywords: Jatropha curcas. L, proline

PENDAHULUAN

Tanaman tingkat tinggi merupakan

organisasi hidup yang komplek, yang

didalamnya terdapat banyak proses yang saling

melengkapi dan mempengaruhi. Tanaman

dalam hidupnya mungkin akan dihadapkan pada

lingkungan yang kurang menguntungkan.

Tanaman akan melakukan tanggapan dan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan yang dihadapinya agar hidupnya tetap lestari. Perubahan lingkungan yang ekstrim (cekaman) dan berlangsung dalam waktu yang lama dapat

memberikan pengaruh buruk pada

perkecambahan, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi pada tumbuhan.

Stres (cekaman) lingkungan akan

memberikan efek kerusakan pada tanaman, baik kerusakan primer maupun kerusakan sekunder. Tetapi kerusakkan tersebut ada yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik) dan ada juga yang bersifat reversibel (dapat balik) menurut Setyati dan Yahya (1988). Disamping itu kemampuan tanaman dalam meningkatkan produksinya juga dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal. Tekanan eksternal seperti cekaman suhu tinggi, cekaman air (kekeringan), cekaman naungan, cekaman garam dan ion, diketahui dapat

menghambat optimalisasi produksi suatu

tanaman.

Unsur radiasi matahari yang penting bagi tanaman ialah intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran. Bila intensitas cahaya yang diterima rendah, maka jumlah cahaya yang diterima oleh setiap luasan permukaan daun dalam jangka waktu tertentu

rendah (Gardner et al., 1991). Kondisi

kekurangan cahaya berakibat terganggunya

metabolisme, sehingga menyebabkan

menurunnya laju fotosintesis dan sintesis karbohidrat (Chowdury et al., 1994 ; Sopandie et al., 2003).

Pada kondisi kekurangan cahaya, tanaman

berupaya untuk mempertahankan agar

fotosintesis tetap berlangsung dalam kondisi intensitas cahaya rendah. Keadaan ini dapat dicapai apabila respirasi juga efisien (Sopandie et al., 2003). Mohr dan Schopfer (1995)

menyatakan kemampuan tanaman untuk

beradaptasi terhadap lingkungan ditentukan oleh sifat genetik tanaman. Secara genetik, tanaman yang toleran terhadap naungan mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan.

Saat tanaman menghadapi cekaman

lingkungan senantiasa berupaya melakukan adaptasi. Misal dengan perubahan karakter morfologi dan fisiologi tanaman (Park et, al, 1997 dan Sulistyono et.al.1999). Perubahan karakter ini menyesuaikan dengan kondisi kekurangan cahaya sehingga lebih efisien dalam menangkap energi cahaya untuk pertumbuhannya (Sopandie et. al. 2003).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian naungan terhadap respon tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dalam hal respon morfologi dan kandungan Prolin METODE

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2009 sampai Desember 2009, dengan tempat pelaksanaan di Green House

(2)

639 laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA IPB.

Penelitian dilakukan dengan satu faktor yaitu pemberian cekaman naungan dengan 2 taraf terdiri dari tanapa naungan (N0) dan dangan naungan(N1) dengan 3 kali ulangan. Bahan dan Alat

Bahan untuk analisis Prolin adalah

Ninhydrin, asam asetat glacial, asam fosfat, asam sulfosalisilik 3 %, kertas Whatman no. 42, toluence, prolin murni Alat yang digunakan mortal, ruang asam, sarung tangan, masker, pipet volumetric (1 ml, 5 ml dan 10 ml), bulb, oven, vortek, spektrofotometer

Bahan yang akan dianalisis digunting kemudian ditimbang . Untuk setiap pengamatan diambil 2 tanaman kontrol dan 2 tanaman perlakuan

Pengamatan Respon Pertumbuhan dan Kandungan prolin

Tanaman jarak pagar diukur setiap

pengamatan hari ke 0, 7 dan 14. Pengukuran dilakukan terhadap tinggi tajuk, jumlah daun, lebar daun, panjang akar, bentuk perakaran, berat kering akar dan berat kering tajuk.

Sebanyak 0,5 gr sample daun digerus dengan 10 ml asam sulfosalisilik 3 %. Hasil gerusan disaring dengan filtrate Wathman no. 42. Sebanyak 2 ml filtrate direaksikan dengan 2 ml asam ninhydrin dalam 30 ml asam asetat glacial dan 20 ml 6 molar asam fosfat dan 2 ml asam asetat glacial di dalam tabung reaksi.

Larutan kemudian dioven 1000 C selama 1 jam.

Kemudian larutan didinginkan segera di dalam “ ice bath”. Ditambahkan 4 ml toluene. Kemudian divortek selama 15 menit. Terjadi pemisahan larutan , hasil pemisahan dispektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm.Sebagai blanko digunakan toluene.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Respon Pertumbuhan Tanaman Jarak

Tanaman Jarak Pagar yang diamati selama 3 minggu telah diaklimasikan selama satu

minggu. Percobaan perlakuan naungan

dilakukan selama tiga minggu dan pengambilan data dilakukan mulai hari ke- 0, ke-7 dan ke-14. Tanaman yang mengalami perlakuan naungan pada hari ke-0 dan ke-7 tidak menunjukkan respon pertumbuhan yang nyata antara tanaman control dengan tanaman yang diberi perlakuan,

dan pada pertumbuhan perakarannya

menunjukkan bentuk melingkar tanpa adanya

akar primer. Pada minggu ketiga (hari ke -14) menunjukkan penurunan tinggi tanaman yang sangat berbeda nyata antara tanaman yang diberi perlakuan dengan tanaman control mengalami penambahan tinggi tajuk lebih cepat dibanding pada tanaman yang diberi naungan.

Menurut Lambers et. al. (1997) pada keadaan ternaungi spectrum cahaya yang aktif dalam proses fotosintesis ( panjang gelombang

400-700 nm) menurun. Tanaman akan

melakukan penyesuaian untuk mengefisienkan penangkapan energy cahaya yaitu salah satunya dengan meningkatkan tinggi tanaman. Levitt (1980) mengatakan bahwa adaptasi terhadap naungan dicapai melalui : (i) mekanisme

penghindaran (avoidance) yang berkaitan

dengan perubahan anatomi dan morfologi daun untuk fotosintesis yang efisien, serta (ii) mekanisme toleran (tolerance) yang berkaitan dengan penurunan titik kompensasi cahaya serta respirasi yang efisien.

Berbeda dengan hasil percobaan

menunjukkan tanaman yang diberi naungan mengalami penurunan tinggi tanaman pada minggu ke-3. Hal ini diduga disebabkan tanaman

yang digunakan untuk percobaan

keseragamannya kurang. Semakin tinggi tingkat naungan semakin kecil intensitas cahaya yang diterima tanaman maka suhu udara rendah, kelembaban udara semakin tinggi. Kelembaban

udara dapat mempengaruhi pertumbuhan

tanaman karena dapat menghambat

pertumbuhan dan pembungaan tanaman

(Kramer and Kozlowski, 1960 dalam Widiastuti L. et. al, 2004). Kelembaban udara dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena mempengaruhi proses fotosintesis.

Ketika tumbuhan mulai mendapat faktor cekaman, terjadi reaksi tanda bahaya, saat fungsi yang berkepentingan menyimpang dari biasanya. Kemudian fase berlangsung tahap resistensi ( atau fase pemulihan ), saat organisme beradaptasi pada faktor cekaman dan fungsi sering kembali menuju keadaan normal ( tapi mungkin tidak benar-benar mencapainya). Akhirnya jika faktor cekaman meningkat atau terus menerus berlangsung dalam waktu lama, mungkin tercapai fase kelelahan, saat fungsi menyimpang dari normal dan mengakibatkan kematian (Salisbury, 1992).

Berat kering (Biomassa) tajuk pada

tanaman jarak kontrol menunjukkan nilai yang berbeda nyata dengan tanaman yang diberi perlakuan naungan pada 4 mst. Hal ini

(3)

640 memberikan pengaruh terhadap berat kering

(biomasa) tanaman setelah minggu ke-

pemberian perlakuan. Pada berat kering akar tanaman kontrol pada minggu ke -1 dan ke-2 menunjukkan penurunan yang sangat signifikan. Berbeda dengan tanaman yang diberi perlakuan

naungan pada minggu ke-2 mengalami

penurunan. Naungan mengurangi radiasi sinar utama yang aktif pada fotosintesis sehingga berakibat menurunnya asimilasi nitrogen ( Lambers et. al., 1997). Jadi hasil fotosintesis yang dihasilkan banyak didistribusikan ke bagian tajuk daripada distribusi kearah akar (Djukri et. al., 2003).

Jarak pagar selama 3 minggu perlakuan naungan dan kontrol

Jumlah daun tanaman Jarak Pagar pada umur 30 hari pada kontrol dan perlakuan naungan menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian perlakuan naungan tidak mempengaruhi jumlah daun yang tumbuh. Pada penelitian Musyarowah (2006) menunjukkan pengaruh naungan mulai direspon oleh tanaman setelah diberi perlakuan selama 4 minggu. Pengaruh tercepat dari cekaman naungan adalah pada penurunan kandungan karbohidrat (Kephart et. al,1992; Chaturvedi et.al., 1994).

Pada kebanyakan tanaman kemampuan tanaman dalam mengatasi cekaman naungan

bergantung pada kemampuannya untuk

melanjutkan fotosintesis dalam kondisi defisit cahaya, kemampuan tersebut dapat dicapai jika respirasi juga efisien (Levitt, 1980 ; Hale dan Orcutt, 1987; Sopandie et. al.,2003). Laju fotosintesis berkurang mengakibatkan fotosintat

yang dihasilkan berkurang sehingga

pertumbuhan vegetatif terutama pertumbuhan daun berkurang. Berarti dari percobaan yang dilakukan ternyata tanaman jarak masih dapat

memberikan toleransi terhadap perlakuan

naungan yang diberikan.

Pengamatan lebar daun pada tanaman

Jarak yang diberi perlakuan naungan

menunjukkan kenaikan lebar daun berbeda nyata dengan lebar daun tanaman control. Menurut Hale dan Orchutt (1987) adaptasi tanaman terhadap cekaman naungan melalui peningkatan luas daun dan pengurangan jumlah

cahaya yang ditransmisikan dan yang

direfleksikan. Jadi kenaikan luas daun akan memperluas area penangkapan cahaya.

Daun tanaman yang ternaungi mengalami pengurangan lapisan palisade dan sel-sel mesofil (Taiz dan Zeiger, 2002). Daun yang tipis

dimaksudkan agar lebih banyak radiasi matahari yang dapat diteruskan ke bawah sehingga distribusi cahaya merata sampai pada bagian daun bagian bawah. Penurunan tebal daun diiringi dengan pelebaran atau penambahan luas agar penerimaan cahaya matahari banyak. Hal

tersebut dapat meningkatkan efisiensi

penangkapan cahaya tiap unit area fotosintesis. Menurut Johnston dan Ouwueme (1998) dengan semakin tinggi tingkat naungan yang diberikan, tanaman akan melakukan adaptasi dengan meningkatkan efisiensi penangkapan cahaya tiap unit area fotosintetik

Pada semua tanaman baik kontrol maupun

yang diberi perlakuan mempuyai bentuk

perakaran melingkar yaitu tidak ditemukan akar primer dan akar sekunder tumbuh kearah samping dengan ukuran hampir sama besar. Bahan baku yang dihasilkan untuk fotosintesis lebih banyak digunakan perkembangan tajuk dibandingkan dengan akar. Alur transportasi hasil fotosintesis adalah dari daun menuju ke bagian lain yang memerlukan seperti batang dan akar melalui pembuluh floem, yang dikenal dengan gerakan basipetal. Dengan mekanisme seperti ini, pada kondisi naungan akar akan

memperoleh fotosintat yang lebih sedikit

dibandingkan dengan tajuk (Djukri dan purwoko B. S., 2003)

Kandungan Prolin

Kandungan prolin pada minggu pertama pada tanaman kontrol lebih rendah dibanding yang mendapat naungan. Tanaman jarak kontrol

pada minggu ke-2 mengalami kenaikan

kandungan prolin sama dengan pada tanaman yang diberi perlakuan naungan. Tetapi pada minggu ke-3 mengalami penurunan kandungan prolin pada tanaman yang diberi perlakuan,

sedangkan tanaman control mengalami

kenaikan kandungan prolin. Prolin merupakan senyawa yang diakumulasi tanaman pada saat mengalami cekaman kekeringan (Hamim et al 2008). Berarti pada tanaman yang diberi perlakuan masih dapat memberikan toleransi terhadap naungan.

KESIMPULAN

Cekaman naungan yang diberikan selama 3 minggu perlakuan pada tanaman jarak memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, berat kering tajuk dan akar serta luas daun lebih besar daripada tanaman kontrol. Pemberian naungan tidak memberikan pengaruh terhadap

(4)

641 penambahan jumlah daun, dan bentuk perakaran (semuanya melingkar).

Kandungan prolin pada minggu pertama pada tanaman kontrol lebih rendah dibanding yang mendapat naungan. Tetapi pada akhir perlakuan tanaman kontrol mengalami kenaikan kandungan prolin dan tanaman yang mendapat naungan mengalami penurunan. Berarti pada tanaman yang diberi perlakuan masih dapat memberikan toleransi terhadap naungan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Chaturvedi , G.S., Ram, P.C., Singh, A.K., Ram, P., Ingram, K.T.,Singh, B.B., Singh, R.K., Singh, V.K.1994. Carbohydrate Status of Rainfed Lowland Rice in Relation to Submergence. Didalam Lucknow VP (ed). Physiology of Stress Tolerance in rice. Los Banos. IRRI Philippines . Hal 104 – 122. [2]. Cruz P. 1997. Effect of Shade on the

Growth and Mineral Nutrition of C4 Perenial Grass under Field Conditions. Plant and Soil 188 : 227 – 237.

[3]. Curtis, O.F. dan Clark,D.G. 1950. An Introduction to Plant Physiology. Mc Graw Hill Book Company Inc. New York. Toronto. London. Pp. 214-248.

[4]. Djukri, Purwoko, B.S. 2003. Pengaruh paranet terhadap sifat toleransi tanaman talas (Colocasia esculenta (L.) Schott). Ilmu Pertanian volume 10 No. 2. Hal 17 – 25. [5]. Gardner F.P., Pierce R.B. dan Mitchell R.L.

1991. Physiology of Crop Plants.

Diterjemahkan oleh H. Susilo. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

[6]. Hamim, Ashri K., Miftahudin, Triadiati. 2008. Analisis Status Air, Prolin dan Aktivitas

Enzim Antioksidan Beberapa Kedelai

Toleran dan Peka Kekeringan serta Kedelai liar. ISSN : 0126-0537. Agrivita volume 30 No. 3. Pp 201-210

[7]. Harwati, CH. 2007. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan

Anggrek (Orchidaceae). Innofarm: Jurnal Inovasi Pertanian volume 6 No. 1 . Hal 58 – 67.

[8]. Hale, M.G, Orchutt, D.M. 1987. The Physiology of Plants under Stress. New York . John Wiley.

[9]. Johnston M. dan Ouwueme I.C. 1998. Effect of shade on Photosyntetic pigments in the Tropical Root Crops : Yam, Taro, Tannia, Cassava and Sweet Potato. Exp Agric 34 : 301 – 312.

[10]. Kephart, K.D.,Buxton, D.R.,Taylor, S.E.

1992. Growth of C3 and C4 Perennial Grasses in reduced irradiance. Crop Sci. 32 : 1033 – 1038.

a. Levitt J. 1980. Response of Plants to Environmental Stress. New York : Academic Pr.

[11]. Lambers H., F.S. Chapin dan T.L. Pons.

1998. Plant physiological Ecology. New York : Springer Verlag Inc.

[12]. Musyarofah N, Susanto S, Aziz SA,

Kartosoewarno S. 2006. Respon tanaman pegagan (Centella asiatica L. Urban ) terhadap pemberian pupuk alami dibawah

naungan.Tesis. Program Pascasarjana.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[13]. Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi

Tumbuhan. Terjemahan Diah. ITB,

Bandung

[14]. Sopandie D., Chozin

M.A.,Sastrosumarjo S., Juhaeti T., Sahardi.

2003. Toleransi padi gogo terhadap

naungan. Hayati volume 10 No. 2. ISSN 0854 – 8587. Hlm. 71 – 75.

[15]. Sulistyono E, Sopandie D, Chozin MA,

Suwarno.1999. Adaptasi padi gogo

terhadap naungan : Pendekatan morfologi dan fisiologi. Comm Ag 4: 62 – 68.

[16]. Widiastuti, L. Tohari. Sulistyaningsih, E. 2004. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Kadar Daminosa Terhadap Iklim mikro dan Pertumbuhan Tanaman Krisan dalam Pot. Ilmu Pertanian volume 11 No. 2. Hal 35 – 42.

(5)

642

Gambar 1. Tinggi tanaman jarak pagar selama 3 minggu perlakuan naungan dan kontrol

Gambar 2. Berat kering tajuk (a) berat kering akar (b) tanaman

0 5 10 15 20 25 0 1 2 3 4 tingg i tan am an ( c m ) minggu perlakuan

grafik Tinggi tanaman

kontrol naungan 0 2 4 0 1 2 3 4 b e rat ke ri n g t aju k ( cm ) minggu perlakuan

a. grafik berat kering tajuk

kontrol naungan 0 1 2 0 1 2 3 4 b e rat ke ri n g ak ar ( C m ) minggu perlakuan

b. grafik berat kering akar

kontrol naungan

(6)

643

Gambar 3. Jumlah daun tanaman jarak pagar selama 3 minggu perlakuan naungan dan kontrol

Gambar 4. Lebar daun tanaman jarak pagar selama 3 minggu perlakuan naungan dan control

Gambar 5. Kandungan prolin pada tanaman jarak pagar selama 3 minggu perlakuan naungan dan kontrol

0 2 4 6 8 10 0 1 2 3 4 ju m lah d au n minggu perlakuan

grafik jumlah daun

kontrol naungan 0 2 4 6 8 10 12 0 1 2 3 4 le b ar d au n ( Cm ) minggu perlakuan

grafik lebar daun

kontrol naungan 0 5 10 15 20 25 0 2 4 p r o l i n minggu perlakuan

grafik kandungan prolin

kontrol naungan

(7)

644

Gambar 6. Kandungan prolin pada tanaman jarak pagar selama 3 minggu perlakuan naungan dan kontrol

0 5 10 15 20 25 I II III p r o l i n minggu perlakuan

grafik kandungan prolin

kontrol naungan

Gambar

Gambar 1. Tinggi tanaman jarak pagar selama 3 minggu perlakuan naungan dan kontrol
Gambar 3. Jumlah daun tanaman jarak pagar selama 3 minggu perlakuan naungan dan kontrol
Gambar 6. Kandungan prolin pada tanaman jarak pagar selama 3 minggu perlakuan naungan dan kontrol 0510152025IIIIIIprolinminggu perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar air media berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, ketebalan daun, jumlah stomata terbuka, bobot kering pucuk,

Semakin banyak jumlah cabang sekunder yang terbentuk memberikan pengaruh terhadap jumlah daun pada tanaman jarak pagar, sehingga meskipun perlakuan pemangkasan

Media tanam pupuk kandang sapi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan bibit jarak pagar pada saat tumbuh tunas, panjang tunas, luas daun, jumlah daun, panjang akar,

Konsentrasi cekaman salinitas antara 10002500 ppm menyebabkan penurunan tinggi tanaman, jumlah daun, rata-rata luas daun, kadar klorofil, berat kering total tanaman, berat kering

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman merespon cekaman kekeringan berupa penurunan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, berat kering akar, berat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bobot basah dan kering batang serta akar, panjang akar, jumlah daun, diameter batang, dan tinggi tanaman jarak pagar

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar air media berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, ketebalan daun, jumlah stomata terbuka, bobot kering pucuk,

Potensi sebagai batang bawah juga terdapat pada aksesi J2 yang memiliki tinggi tanaman, diameter batang, bobot kering tajuk, panjang akar primer tunggang, diameter