Arah Kebijakan Pembangunan Perencanaan
Pembangunan Provinsi Kalimantan Utara
Sebagai Daerah Perbatasan Menjadi Lumbung
Energi dan Pangan Nasional
Pendahuluan
1
RPJMN 2015-2019 DALAM RPJMN 2005-2025
(UU NO 17/2007)
RPJM 4
(2020-2024)
Menata kembali NKRI,
membangun Indonesia yang
aman dan damai, yang adil
dan demokratis,
dengan
tingkat kesejahteraan yang
lebih baik.
RPJM 2
(2010-2014)
Memantapkan penataan
kembali NKRI,
meningkatkan
kualitas
SDM, membangun
kemampuan iptek,
memperkuat daya saing
perekonomian
RPJM 3
(2015-2019)
Memantapkan
pem-bangunan secara
menyeluruh dengan
menekankan
pem-bangunan
keunggulan
kompetitif perekonomian
yang berbasis SDA yang
tersedia, SDM yang
berkualitas, serta
kemampuan iptek
Mewujudkan masya-rakat
Indonesia yang mandiri,
maju, adil dan makmur
melalui percepatan
pembangunan di segala
bidang dengan
struktur
perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan
kompetitif.
RPJM 1
(2005-2009)
•
Sasaran RPJM 2015-2019 diarahkan untuk mencapai daya saing
perekonomian dan keunggulan Kompetitiff.
4
PENGUATAN DAYA SAING DAERAH
4
DAYA SAING
BERBASIS
FAKTOR INPUT
DAYA SAING
BERBASIS
EFISIENSI
DAYA SAING
BERBASIS
INOVASI
•Sumber Daya Alam: Pertanian,
Kelautan dan Perikanan,
Pertambangan
•Pariwisata: Wisata Alam, Wisata
Seni dan Budaya, Wisata Kuliner
•SDM terampil dan terdidik
•Infrastruktur dasar: jalan, air bersih,
listrik, telekomunikasi dan informasi
•Infrastruktur ekonomi: pasar, bank,
pusat perdagangan
•Jaringan transportasi darat, laut dan
udara
• Ekonomi kreatif
• Pusat Inovasi, Riset dan
Pengembangan Daerah
• Tenaga profesional
• Kerjasama: Pemda-Universitas dan
Swasta
Diadaptasi dari: The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World Economic Forum)
Keunggulan
Komparatif
Keunggulan
Kompetitif
Keunggulan
Kompetitif
2020
2025
2013
9 AGENDA PRIORITAS – NAWA CITA
1.
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa
aman pada seluruh WN
2.
Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
3.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dlm
kerangka Negara Kesatuan
4.
Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5.
Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
6.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik
8.
Melakukan revolusi karakter bangsa
Kebijakan dan Pendekatan Perencanaan
1. Pendekatan Penyusunan Perencanaan dan
Penganggaran dilakukan dengan Perkuatan
Pelaksanaan Kebijakan
Money Follow Program
.
2. Penguatan tsb dilaksanakan dengan Pendekatan
Tematik, Holistik, Integratif,
dan
Spasial
dengan
memperhatikan pada:
• Perkuatan dan Sinkronisasi Perencanaan dan
Penganggaran
• Pengendalian Perencanaan
• Perkuatan Perencanaan berbasis Kewilayahan
• Perkuatan Integrasi Institusi Pelaksana dan
Sumber Pendanaan
6
Spasial: Keselarasan fungsi
Rencana Tata Ruang.
Tematik: Penekanan atau
fokus perencanaan.
Sampai dengan Program
Prioritas
Holistik: pendekatan
menyeluruh dan
komprehensif (hulu
hilir)
Integratif: integrasi dalam
siapa berbuat apa, dan
integrasi sumber
pendanaan
Spasial: Keterkaitan fungsi
lokasi dari berbagai
7
PERENCANAAN BERBASIS SPASIAL (DELINIASI KAWASAN KONSERVASI/KERJA)
Peta Batas Administrasi (Tematik)
Peta Potensi Pengembangan Lahan dan Waduk (RTRW)
Peta Saluran Irigasi (RBI/Tematik)
Hasil Overlay untuk Analisa Peta Deliniasi Wilayah Kerja
(Analisa Pengembangan DI, Waduk, dan Irigasi)
8
PERENCANAAN BERBASIS SPASIAL (DELINIASI KAWASAN KONSERVASI/KERJA)
Sawah dan Ladang
Pertanian Lainnya
Kab.Banyuasin
Rehabilitasi Jaringan Irigasi
D.I.R Rawa Pasut Pulau Rimau 2300 Ha D.I.R Pasut Telang II 1650 Ha
D.I.R.Pasut Delta Sugihan Kiri 7200 Ha D.I.R.Pasut Karang Agung Tengah 3200 Ha
Kab.OKU Timur
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Way Kanan (desain rehab) D.I. Macak II 3689 Ha
D.I. Belitang II 2775 Ha D.I. Belitang III 4583 Ha
Kab.Empat Lawang
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Air Keruh (desain rehab)
Kab.Ogan Komering Ilir
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I.R Pasut Sugihan Kanan 2600 Ha
Kab.Ogan Ilir
Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Lebak Burai 500 Ha
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Way Hitam (FS)
D.I. Komering 2550 Ha
Kab.Musi Rawas
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Air Lakitan 400 Ha
Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lintang Kiri 300 Ha, Peningkatan Sal Induk dan Pembangunan Jaringan Tersier
Bersama Kab.Lahat
Cetak Sawah Baru
Cetak Sawah Baru 10,000 Ha
Cetak Sawah Baru
Cetak Sawah Baru 2,000 Ha Cetak Sawah Baru
Cetak Sawah Baru 200 Ha
Cetak Sawah Baru
Cetak Sawah Baru 1,000 Ha
Kota Lubuk Linggau
Cetak Sawah Baru Cetak Sawah Baru 250 Ha
Kab Penukal Abab Lematang Ilir
Cetak Sawah Baru
Cetak Sawah Baru 3,000 Ha
Kab Ogan Komering Ulu
Cetak Sawah Baru Cetak Sawah Baru 200 Ha
Kota Ogan Komering Ulu Selatan
Pembangunan Waduk Baru Waduk Komering II
Provinsi Sumatera Selatan
Jumlah Pemanfaatan Rawa/ Gambut Terpadu2,000 Ha
Jumlah bidang tanah petani yang di pra-sertifikasi dan pasca pra-sertifikasi
2,500 Ha
Jumlah bantuan alat dan mesin pertanian 6,365 unit
Jumlah Pupuk Bersubsidi yang disalurkan 360,990 pupuk
Kebijakan Penyelarasan RPJMN dan
RPJMD
10
Dalam UU No.25 Tahun 2004, disebutkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional antara lain bertujuan untuk:
•
Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan
•
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar fungsi
pemerintahan dan sinergi pusat dan daerah.
Pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional:
•
Kewenangan hanya oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik
luar negeri,
•
Kewenangan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan, spt
pertumbuhan ekonomi, angka kematian ibu dan bayi, angka partisipasi murni, dll.
•
Dalam kerangka pencapaian tujuan tersebut, maka sasaran prioritas
pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat dan fungsi
11
TANTANGAN PEMBANGUNAN DAERAH
Desentralisasi politik dan fiskal saat ini sudah berjalan cukup baik.
•
Desentraliasi fiskal peningkatan dana transfer ke daerah serta pengelolaan yang diberikan kepada daerah
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
•
Desentralisasi politik pemilihan kepala daerah secara serentak pemberian sebagian kewenangan pusat
kepada daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan.
•
Desentralisasi administratif pelimpahan kewenangan kepada pemerintah daerah.
Desentralisasi ekonomi masih belum sepenuhnya terlaksana secara baik.
•
Desentralisasi ekonomi belum berjalan dengan baik.
•
Pembangunan daerah tidak dapat dikelola secara business as usual. Perlu inovasi daerah baik dari masyarakat
maupun pemimipin.
•
Analisis ekonomi secara baik untuk melihat potensi dan keunggulan daerah.
•
Kerjasama antar Daerah
Peran Kooridasi Perencanaan sangat diperlukan tidak hanya sebagai penentu arah, namun juga
kecepatan dan kualitas pembangunan.
•
Pembangunan tidak hanya sebatas pada pengembangan potensi daerah, namun dalam perencanaan juga
mempertimbangkan seberapa cepat suatu pembangunan dapat dilaksanakan serta berkualitas (pembangunan
inklusif yaitu menurunkan kemiskinan dan pengangguran serta merata baik secara wilayah maupun individu).
•
Memperhitungkan berbagai sumber pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersumber dari APBD saja,
namun juga APBN, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) serta pembangunan oleh pihak swasta (proyek
yang menguntungkan secara ekonomi, finansial serta bisnis)
Isu #1 : Pemetaan Urusan Pemerintahan
• Urusan Pemerintahan dibedakan dalam 3 Macam :
1.
Urusan Pemerintahan Absolut
Sepenuhnya Kewenangan Pemerintah Pusat
(Politik Luar Negeri,
Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, serta Agama).
2.
Urusan Pemerintahan Konkuren
Dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan
Daerah Kabupaten/Kota
(6 Urusan Wajib - Pelayanan Dasar; 18 Urusan Wajib - Non Pelayanan
Dasar, 8 Urusan Pilihan, dan 1 Urusan Penunjang).
3.
Urusan Pemerintahan Umum Menjadi Kewenangan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan.
• Permasalahan yang sering timbul :
1.
Pemetaan Urusan Pemerintahan yang masih belum jelas/masih terjadi tumpang
tindih/aku-mengaku kewenangan Diskusi Pembahasan habis memperdebatkan pembagian
kewenangan.
2.
Pemahaman atas Pembagian Kewenangan Pusat/Prov/Kab/Kota (Urusan Pemerintahan
Konkuren) yang telah ditetapkan masih belum dipahami secara benar oleh K/L, dan Pemerintah
Daerah (Prov/Kab/Kota) Banyak usulan yang salah kamar/salah urusan/asal-asalan.
3.
Fokus Pembangunan Daerah masih dibatasi hanya pada Pembagian Urusan Pemerintahan
Fokus Rakortek terbatas.
4.
Pemahaman Keterkaitan Forum-Forum Diskusi (Forum SKPD, Rakortek, Musrenbang, Multilateral
Meeting, Bilateral Meeting, Trilateral Meeting) masih beragam, serta keterkaitannya dengan
Pembagian Urusan/Kewenangan masih belum dipahami dengan jelas.
Usulan Perbaikan untuk Isu #1 :
• Usulan Langkah Tindak Lanjut Penyelesaian Isu #1 :
1.
Pemetaan Urusan Pemerintahan mana yang sudah
JELAS
(Sudah ada aturannya/Permennya) mana yang
BELUM JELAS (???)
(Aspek tersebut diserahkan sebagai
tanggungjawab Pusat).
2.
Pemahaman atas Pembagian Kewenangan
Pusat/Prov/Kab/Kota Sangat terkait Erat dengan
Penerapan Tertib Anggaran Pembangunan
.
•
Kewenangan Pusat
Dana
APBN
(Anggaran K/L)
•
Kewenangan Daerah
Dana
APBN
(Dana
DAU/DAK, Dana Hibah, dll)
•
Kewenangan Daerah
Dana
APBD
(Anggaran
SKPD)
3.
Fokus Pembangunan Daerah mengacu pada
pendekatan
THIS
Fokus Rakortek menjadi lebih luas.
4.
Perlunya
Penajaman Fokus
antar Forum-Forum Diskusi
(Forum SKPD, Rakortek, Musrenbang, Multilateral
Meeting, Bilateral Meeting, Trilateral Meeting) serta
pembagian Peran antar Stakeholder
Masukan untuk
Permen PPN terkait RKP, Prioritas Nasional maupun
Penelaahan Renja K/L
.
Kewenangan
Pusat
Jalan
Nasional
Jalan Tol
Jalan Non
Status (???)
Jalan Desa
(???)
Kewenangan
Provinsi
Jalan Provinsi
Kewenangan
Kab/Kota
Jalan
Kab/Kota
Jalan Antar
Desa (???)
Jalan Inspeksi
Saluran
Irigasi (???)
1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar
a. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
14
KLASIFIKASI DAFTAR PROYEK
No
Pelaksana
Proyek
Input
Sumber
Dana
Kewenangan
Prioritas
Pembahasan
Editor
Verifikator
Pusat
Daerah
Swasta
PN
PD
Rakortek
Musrenbang
Forum
DAK
Diskusi
Online
1
K/L
Bappenas
K/L
APBN
√
-
-
√
-
√
√
-
√
Dit. Mitra K/L Bappenas Dit. Pengngjwb PNI.
Daftar Proyek K/L Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana APBN)
No
Pelaksana
Proyek
Input
Sumber
Dana
Kewenangan
Prioritas
Pembahasan
Editor
Verifikator
Pusat
Daerah
Swasta
PN
PD
Rakortek
Musrenbang
Forum
DAK
Diskusi
Online
1
SKPD
Pemda
APBD
-
√
-
√
√/-
√
√
-
√
Bappeda Prov Dit. PengngjwbPN
II. Daftar Proyek Daerah Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana APBD)
No
Pelaksana
Proyek
Input
Sumber
Dana
Kewenangan
Prioritas
Pembahasan
Editor
Verifikator
Pusat
Daerah
Swasta
PN
PD
Rakortek
Musrenbang
Forum
DAK
Diskusi
Online
1
Swasta/
BUMN
Bappenas
KPBU PINA Subsidi√/-
-
√
√
-
√
√
-
√
Dit. Mitra K/L Bappenas Dit. Pengngjwb PN2
Swasta/
BUMN/
BUMD
Pemda
KPBU PINA Subsidi-
√/-
√
√
-
√
√
-
√
Dit. Mitra K/L Bappenas Dit. Pengngjwb PNIII. Daftar Proyek Non K/L Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana KPBU, PINA, Subsidi)
No
Pelaksana
Proyek
Input
Sumber
Dana
Kewenangan
Prioritas
Pembahasan
Editor
Verifikator
Pusat
Daerah
Swasta
PN
PD
Rakortek
Musrenbang
Forum
DAK
Diskusi
Online
1
K/L
Pemda
APBN
√
-
-
√
-
√
√
-
√
Dit. Mitra K/L Bappenas Dit. Pengngjwb PN2
SKPD
Pemda
APBN
-
√
-
√
-
-
√/-
√
*)√
Dit. Mitra K/LBappenas
Dit. Pengngjwb PN
3
K/L
Pemda
APBN
√
-
-
-
√
√
-
-
√
Dit. Mitra K/L Bappenas Dit. Pengngjwb PN4
SKPD
Pemda
APBN
-
√
-
-
√
-
-
√
**)√
Dit. Mitra K/LBappenas
Dit. Pengngjwb PN
IV. Daftar Usulan Proyek Prioritas Daerah
Keterangan : *) DAK Penugasan/ DAK Afirmasi **) DAK Reguler
F 01
F 02
F 03
F 04
F 05
Isu #2 : Sinkronisasi dan Harmonisasi Pembangunan
• Ketentuan dalam UU No. 23/2014 terkait Sinkronisasi dan Harmonisasi :
1.
Didasarkan pada hasil pemetaan urusan
Kewenangan Pemerintah Pusat
(Politik Luar Negeri,
Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, serta Agama);
Pembagian
Kewenangan antar Pemerintahan
(6 Urusan Wajib - Pelayanan Dasar; 18 Urusan Wajib - Non
Pelayanan Dasar, 8 Urusan Pilihan, dan 1 Urusan Penunjang)..
2.
Ditujukan untuk Pencapaian Target Pembangunan Nasional Penentuan
Bank Indikator serta
Target
Sasaran Pembangunan (Makro Ekonomi, SPM, dsb) dan
Pembagian Indikator dan Target
antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
3.
Dilakukan dalam bentuk Musyawarah dan Koordinasi Teknis Pembangunan
Desain dan SOP
Rakortek dan Musrenbang
Perencanaan, Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Pusat,
Provinsi dan Kabupaten.
4.
Dikoordinasikan oleh Mendagri dan MenPPN Pembagian
Tugas dan Peran
serta
Penuangannya dalam
Peraturan Menteri
.
• Permasalahan yang sering timbul :
1.
Pendekatan Perencanaan Pembangunan (THIS) yang masih belum sama Acuan Prioritas
Nasional belum menjadi acuan K/L maupun Pemerintah Daerah.
2.
Penetapan Prioritas Nasional masih belum clear dan belum jelas Indikatornya PN : Pendekatan
THIS; PP : Indikator Outcome; KP : Indikator Output; Proyek Prioritas Nasional : Output
Presiden/Pemerintah; Proyek Prioritas K/L : Output K/L; Proyek Reguler K/L : Tugas dan Fungsi K/L.
3.
Pengintegrasian Perencanaan belum berjalan Pemetaan Indikator Pemerintah Vs. Indikator
TUSI K/L; Target Pemerintah Vs. Target TUSI K/L; Integrasi Sumber-Sumber Pembiayaan (masih
terfokus pada anggaran K/L, DAU dan DAK semata)
Usulan Perbaikan bagi Isu #2 :
• Usulan Langkah Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah #2 :
1.
Perlunya Penerapan aturan terkait
CASCADING PERENCANAAN PEMBANGUNAN (Matriks Keterkaitan)
baik di
Pusat maupun di Daerah Konsistensi dan Keterkaitan Pencapaian Sasaran Pembangunan.
VISI MISI KEBIJAKAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR
2.
Penataan sekaligus membangun
Bank Indikator
serta
Fasilitas Satu Data
(Perencanaan dan Monev) agar
tercipta standar yang sama.
Prioritas Nasional
Indikator Kinerja/Impact (Holistik dan Tematik);
Program Prioritas
Indikator Outcome;
Kegiatan Prioritas
Indikator Output;
Proyek Prioritas Nasiona Output Presiden/Pemerintah;
Proyek Prioritas K/L
Output K/L (Prioritas);
Proyek Reguler K/L
Output K/L (Tugas dan Fungsi).
3.
Kerangka Pendanaan baik di PUSAT maupun DAERAH diperluas Cakupan Pembahasannya
Integrasi Sumber
–Sumber Pendanaan Pembangunan
Proyek K/L – Kegiatan K/L Anggaran Pemerintah Pusat (APBN berupa RKA-KL)
Proyek Daerah/SKPD
Anggaran Pemerintah Daerah (APBD + Dana Transfer)
Proyek Non Pemerintah Anggaran Swasta (Subsidi + KPBU + PINA + CSR)
4.
Pengintegrasian Capaian Kinerja
Pemerintah Pusat dengan Capaian Kinerja K/L dan Kinerja Pemda
Pemetaan Indikator Kinerja antar Lembaga (Penerapan Aplikasi KRISNA agar lebih meluas pada aspek
pengintegrasian Indikator).
17
PERUBAHAN KONSEP
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Standar Pelayanan Minimal adalah
standar suatu pelayanan yang
memenuhi persyaratan minimal
kelayakan.
15 Urusan Pemerintahan Wajib terkait
Pelayanan Dasar.
Ditetapkan dengan Peraturan Menteri
oleh masing-masing Menteri/Pimpinan
LPND dengan konsultasi yang
dikoordinasikan oleh Menteri Dalam
Negeri.
Yang diatur standar pelayanan oleh
produsen pelayanan
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan
mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar
yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib
yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal.
6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait
Pelayanan Dasar.
Ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
Yang diatur standar minimal bagi
penerima/konsumen pelayanan dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya
• UU 32 Tahun 2004
• UU 23 Tahun 2014
Agar menjadi prioritas dalam Perencanaan dan
Penganggaran
KATALOG/KAMUS INDIKATOR PEMBANGUNAN
(e-Indikator)
e
-Indikator
SDGs e-Planing DB Statistik One DataList Indikator Dasar dan Sektoral RPJMN Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas
Domain Politik Kerangka Regulasi dan Kebijakan
INDIKATOR KERJA PEMERINTAH e-RPJMD
e-Musrenbang e-Budgeting e-Monev
RKP Renja K/L RKA K/L
Output K/L
Program K/L
Kegiatan K/L
DOMAIN
POLITIK
DOMAIN
PELAKSANAAN
Goals
• Targets
• Indicators
Belanja KL
Pengembangan Dunia
Usaha dan Pariwisata
Pengembangan 3
Kawasan Pariwisata
(Danau Toba)
Pengembangan 3
Kawasan Industri (KI)
(Sei Mangkei)
Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) KEK Maloy Batuta Trans-Kalimantan
(MBTK)
•
Pembangunan Terminal/Dermaga Pelabuhan Laut
Belawan Phase I & II (PHLN)
•
Preservasi dan Pelebaran Jalan Tele Panguruan
-Nainggolan - Onan Rungu (SBSN)
Penyediaan Air Baku Kabupaten Samosir
Revitalisasi Kawasan Danau Toba
Perkuatan Integrasi Sumber Pendanaan
BUMN
Pemerintah Daerah
•
Pembangunan Jalan Tol Tebing Tinggi –
Pematang Siantar – Parapat
•
Pengusahaan Sungai Asahan oleh PJT-I
•
Dana Alokasi Khusus (Penugasan)
•
Pembangunan ruas Simpang Silangit-simpang tiga
muara-muara bakkara
•
Rehabilitasi DI Ujung Pait, Kab. Simalungun
•
APBD
•
Pembangunan jalan prov/kab/kota
•
Peningkatan RSUD Dr Hadrianus Sinaga dari kelas C
menjadi kelas B
•
Pembangunan dermaga khusus pariwisata
Belanja KL
•
Preservasi jalan Lintas Timur Sumatera
•
Pembangunan Fly Over Seimangke,
Pembangunan Jalan KA antara Bandar
Tinggi - Kuala Tanjung (SBSN)
KPBU
•
Pengembangan Pelabuhan
Hub Kuala Tanjung
Belanja KL
•
Pembangunan Jalan
Akses KEK Maloy
•
Pembangunan Tangki
Timbun CPO
BUMN
•
Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Kaltim
19
Swasta
•
Resor dan spot – spot power boat
•
Pengadaan Fasilitas MICE
Swasta
•
Pembangunan Pabrik Pengolahan
Produk Turunan Kelapa Sawit
REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah tertentu
dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus
yang merupakan
urusan Daerah
dan sesuai dengan
Prioritas Nasional
DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004
“Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perencanaan
pembangunan nasional
mengoordinasikan usulan kegiatan khusus
sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dengan Menteri, kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan bidang keuangan, dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk
ditetapkan dalam rencana kerja Pemerintah Pusat sebagai
kegiatan khusus yang akan
didanai DAK
dan (5) Kegiatan khusus yang telah
ditetapkan dalam rencana kerja
Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menjadi dasar pengalokasian
DAK... “
Pasal 292 Ayat (4) dan (5) UU No.23/2014
Fokus Pendanaan Urusan Daerah diutamakan lebih dulu melalui
Pendapatan APBD
(Tercipta
Kontribusi Daerah pada Pencapaian Prioritas Nasional -
Keselarasan
) adapun Dana yang bersumber
DASAR HUKUM PENYELARASAN
•
Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, “RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Kepala Daerah yang penyusunannya
berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan
RPJM Nasional
, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,
kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka
regulasi
dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. “
•
Pasal 263 ayat (3) UU Pemda “RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah
dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan
berpedoman pada RPJPD dan RPJMN
.”
•
Pasal 272 ayat (3) UU Pemda “Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
rencana strategis perangkat daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diselaraskan
dengan
pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam
rencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian
untuk
tercapainya sasaran pembangunan nasional.”
PENTINGNYA PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah alat untuk
mencapai tujuan bernegara di semua tingkat pemerintahan
Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional, bisa:
Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik
luar negeri, dll.
Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
Sasaran dan Prioritas RPJMN adalah alat untuk mencapai tujuan
bernegara dalam jangka menengah yang harus dicapai oleh semua
tingkat pemerintahan sesuai dengan tingkat kewenangannya,
Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan,
tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi
sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan hanya
menghandalkan SDM dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga di
pusat saja.
Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak
diperlukan.
Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran
prioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat
pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
RPJM
NASIONAL
NKRI
RPJMD
PROVINSI
RPJMD
KAB/KOTA
P E N C A P A IA N S A S A R A N P E N J A B A R A N S A S A R A N22
TUJUAN DAN SASARAN PENYELARASAN
Tujuan:
•
Menjamin konsistensi sinergitas sasaran, dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam
RPJMN menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;
•
Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman dalam rangka upaya pencapaian sasaran
pembangunan nasional;
•
Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;
•
Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan yang berorientasi pada hasil;
•
Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah;
•
Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.
Sasaran:
•
Tersusunnya butir-butir kesepakatan tentang arah kebijakan pembangunan di dalam RPJMD yang
selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form Kesepakatan Penyelarasan;
•
Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa target dan alokasi anggaran
berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas Nasional yang dituangkan
pada Form Dukungan Penyelarasan.
•
Membantu Pemerintah Daerah dalam pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah.
KAIDAH PELAKSANAAN
Kerangka Penyelarasan
Kerangka Penyelarasan
1. Gubernur/Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan
dan dilantik pada tahun 2017 dan setelahnya, melaksanakan penyelarasan
dalam proses penyusunan RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota.
2. Gubernur /Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan
dan dilantik sebelum tahun 2017 melaksanakan penyelarasan atas dokumen
RPJMD Provinsi yang telah ditetapkan. Hasil penyelarasan tersebut menjadi
bahan masukan untuk proses Revisi RPJMD Provinsi /Kabupaten/Kota dan/atau
sebagai bahan masukan penyusunan Dokumen RKPD Provinsi/Kabupaten/Kota
setiap tahun berjalan.
Kerangka Makro, Wilayah, dan
Pendanaan
27
KERANGKA MAKRO
28
Aktivitas Perekonomian Dunia Tahun 2018 Diperkirakan Membaik
Sumber: IMF, World Bank
Negara Maju
Negara Berkembang
2.7
2,2
3.8
3,9
3,4
3.1
3.5
3.6
2015
2016
2017
2018
Volume Perdagangan
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan
dunia diperkirakan meningkat…
1.6
1.7
1,0
6.7
-3.6
6.8
-0.2
4.9
2.3
1.7
1.2
6.6
0.2
7.2
1.4
5,0
2.5
1.6
0.6
6.2
1.7
7.7
1.4
5.2
AS
Kawasan
Eropa
Jepang
RRT
Brazil
India
Rusia
ASEAN-5
2016
2017
2018
0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 700.00 800.00 900.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00 2 01 5 M 0 1 2 01 5 M 0 2 2 01 5 M 0 3 2 01 5 M 0 4 2 01 5 M 0 5 2 01 5 M 0 6 2 01 5 M 0 7 2 01 5 M 0 8 2 01 5 M 0 9 2 01 5 M 1 0 2 01 5 M 1 1 2 01 5 M 1 2 2 01 6 M 0 1 2 01 6 M 0 2 2 01 6 M 0 3 2 01 6 M 0 4 2 01 6 M 0 5 2 01 6 M 0 6 2 01 6 M 0 7 2 01 6 M 0 8 2 01 6 M 0 9 2 01 6 M 1 0 2 01 6 M 1 1 2 01 6 M 1 2 2 01 7 M 0 1 2 01 7 M 0 2 2 01 7 M 0 3 2 01 7 M 0 4Indeks Harga Logam (2010=100) Batubara, Australia (USD/mt) Minyak Dunia Brent (USD/bbl) Minyak Kelapa Sawit (USD/mt)
Harga Komoditas Global
Harga komoditas meningkat, tetapi
diperkirakan akan melandai
29
Tetapi Masih Dihadapkan Pada Beberapa Risiko Global
Efek Kebijakan Trump
Pengetatan kebijakan
makroekonomi di China
Ketidakpastian negosiasi Brexit
Normalisasi kebijakan moneter AS
Kenaikan harga komoditas yang
melamban dan terbatas
Produktivitas yang menurun di negara maju
Terorisme dan Kondisi geopolitik
Risiko baru muncul dari meningkatnya
ketidakpastian kebijakan dan kondisi politis di
berbagai negara (IMF, 2017)
4
Sumber: IMF, World Bank
Proteksionisme
Indeks Ketidakpastian Kebijakan Global
Meningkat (World Bank, 2017)
Emerging… Credit risks Market and… Risk appetite Monetary… Macroecono… Apr 2017 GFSR Okt 2016 (GFSR) Krisis Keuangan Global
30
Asumsi Ekonomi Makro 2018
INDIKATOR EKONOMI MAKRO
2018
Range
Pertumbuhan Ekonomi
(%)
5,4-6,1
Inflasi (%)
2,5-4,5
Nilai Tukar (Rp/USD)
13.500-13.800
ICP (USD/barrel)
45-60
Lifting Minyak Mentah (rb barel/hr)
771-815
Lifting Gas Bumi (rb barel/hr)
1.194-1.235
31
Sasaran Ekonomi Makro 2018
Pertumbuhan ekonomi:
5,4 – 6,1%
Konsumsi RT
: 5,1 – 5,3%
Konsumsi LNPRT : 5,8 – 6,1%
Kons. Pemerintah : 3,8 – 4,3%
Investasi (PMTB) : 6,3 – 8,0%
Ekspor
: 5,1 – 6,1%
Impor
: 4,5 – 5,5%
Sisi Pengeluaran
Industri
: 4,9 – 5,7%
Pengolahan
Konstruksi
: 6,7 – 7,6%
Perdagangan
: 5,5 – 6,2%
Infokom
: 10,5 – 11,9%
Jasa Keuangan : 10,1 – 11,0%
Pertanian
: 3,6 – 4,0%
Sisi Produksi
Transportasi
: 8,3 – 9,2%
Pertambangan : 1,4 – 1,7%
Listrik dan Gas : 5,4 – 6,3%
Neraca Pembayaran
•
Pertumbuhan Ekspor Non Migas : 5,0 – 7,5%
•
Pertumbuhan Impor Non Migas : 5,0 – 7,3%
•
Cadangan Devisa (USD Miliar)
: 134 – 140,5
- dalam bulan impor
: 8,6 – 8,7
•
Defisit transaksi berjalan (% PDB)
: 1,8 - 2,0%
•
Penerimaan Perpajakan (% PDB): 11,0 – 12,0
•
Belanja Modal (% PDB)
: 1,7 – 2,2
•
Subsidi Energi ((% PDB)
: 0,6 – 0,7
•
Defisit APBN (% PDB)
: 1,9 – 2,3
•
Stok Utang Pemerintah (% PDB) : 27,0 – 29,0
Investasi
•
Peringkat Indonesia pd EoDB
: menuju 40
•
Realisasi PMA-PMDN (Rp Triliun)
: 733 – 863
32
Arah Kebijakan Ekonomi Makro 2018
5,4-6,1%
33
Kondisi dan Kebijakan
Yang Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 2018
2018
5,4 - 6,1%
5,1 – 5,3%
5,8 – 6,1%
3,8 – 4,3%
6,3 – 8,0%
5,1 – 6,1%
4,5 – 5,5%
PDB
Kons. RT
Kons. LNPRT
Kons. Pemerintah
Investasi (PMTB)
Ekspor
Impor
IMPOR akan didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan
investasi.
INVESTASI:
•
Peranan investasi swasta diharapkan semakin meningkat
(private-led), dengan dorongan upaya pemerintah:
(1) deregulasi peraturan; (2) perbaikan iklim investasi secara
berkesinambungan terutama di daerah; (3) percepatan fasilitasi
masalah investasi; (4) pemanfaatan dan penyaluran dana repatriasi
untuk investasi; (5) perbaikan iklim tenaga kerja; (6) peningkatan
pertumbuhan kredit dan restrukturisasi NPL.
•
Optimalisasi investasi pemerintah:
(1) Penajaman belanja
pada kegiatan prioritas, serta (2) penyiapan program/kegiatan secara
lebih baik
EKSPOR:
•
Membaiknya ekonomi dan perdagangan global, serta kenaikan harga komoditas
meski terbatas
•
Peningkatan ekspor jasa melalui peningkatan sektor pariwisata
•
Peningkatan ekspor nonmigas karena upaya diversifikasi ekspor, dan
pendalaman pasar yang sudah ada.
Investasi dan ekspor diharapkan menjadi
pendorong pertumbuhan ekonomi tahun
2018
34
Kondisi dan Kebijakan
Yang Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 2018
2018
5,4 - 6,1%
5,1 – 5,3%
5,8 – 6,1%
3,8 – 4,3%
6,3 – 8,0%
5,1 – 6,1%
4,5 – 5,5%
PDB
Kons. RT
Kons. LNPRT
Kons. Pemerintah
PMTB
Ekspor
Impor
KONSUMSI MASYARAKAT meningkat, karena:
•
Peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja baru
karena aktivitas ekonomi yang lebih baik.
•
Upaya menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat: (1)
meningkatkan ketersediaan lapangan kerja yang layak; (2) fasilitasi
pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM); (3)
pengendalian harga, terutama harga barang-barang kebutuhan
pokok; serta (4) subsidi yang lebih tepat sasaran kepada kelompok
masyarakat miskin.
KONSUMSI LNPRT:
•
Dua event besar: Asian Games dan WB/IMF Meeting
•
Pilkada serentak di 171 daerah
•
Pembatasan belanja barang KL
•
Penyesuaian kebijakan transfer ke daerah
•
Pola penyerapan dan realisasi belanja yang lebih baik
Konsumsi masyarakat tetap harus dijaga
untuk tumbuh stabil dan tinggi tahun
2018, karena peranannya yang besar
terhadap PDB
35
Kondisi dan Upaya Pemerintah Untuk Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Produksi
2018
5,4 – 6,1%
3,6 – 4,0%
1,4 – 1,7%
4,9 – 5,7%
5,4 – 6,3%
PDB
Pertanian
Pertambangan
Industri
Listrik
PERTANIAN:
(i) Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dengan peningkatan irigasi
(ii) Subsidi benih dan pupuk yang lebih tepat sasaran
(iii) Peningkatan perikanan budidaya dan rumput laut
(iv) Penggantian alat untuk perikanan tangkap
INDUSTRI:
(i) Dampak realisasi pembangunan infrastruktur yang mendukung
konektivitas dan ketersediaan listrik
(ii) Mulai efektifnya operasionalisasi beberapa kawasan industri (Sei Mangkei,
Kuala Tanjung, Ketapang, dan Morowali)
(iii) Peningkatan investasi sektor pengolahan
PERTAMBANGAN:
(i) Perbaikan harga bahan mineral
LISTRIK:
(i) Operasionalisasi pembangkit listrik dalam rangka mencapai target 35.000
MW dan program 7.000 MW
(ii) Peningkatan rasio elektrifikasi rumah tangga dan industri
(iii) Peningkatan konsumsi gas bumi untuk rumah tangga maupun transportasi
seiring dengan program pembangunan jaringan gas kota (jargaskot) dan
penyesuaian harga gas yang lebih kompetitif
36
Kondisi dan Upaya Pemerintah Untuk Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi Sisi Produksi
2018
5,4 – 6,1%
6,7 – 7,6%
5,5 – 6,2%
10,5 -11,9%
10,1 – 11,0%
PDB
Konstruksi
Perdagangan
Infokom
Jasa
Keuangan
PERDAGANGAN:
(i)
Peningkatan aktivitas industri pengolahan yang mendorong penyediaan pasokan
dan distribusi pemasaran
(ii) Peningkatan konsumsi rumah tangga yang mendorong aktivitas perdagangan
(iii) Peningkatan ekspor dan impor yang mendorong aktivitas ekspedisi dan distribusi
(iv) Kebijakan pemerintah yang mendorong pengembangan usaha dan wirausaha baru
INFORMASI DAN KOMUNIKASI:
(i)
Perluasan jaringan 4G dan 4,5G
(ii) Operasionalisasi dan pembangunan fiber optik nasional (palapa ring)
KONSTRUKSI:
(i)
Peningkatan pembangunan konstruksi untuk sektor ketenagalistrikan
(ii) Implementasi program pembangunan infrastruktur pemerintah untuk
konektivitas dan perumahan/pemukiman
(iii) Stabilitas ekonomi makro dan makroprudensial yang kondusif terhadap sektor
swasta.
JASA KEUANGAN:
(i)
Pengembangan keuangan inklusif (perluasan pemanfaatan inovasi teknologi)
(ii) Peningkatan penetrasi layanan keuangan di desa dan kota (branchless banking,
perluasan penggunaan tabungan, serta pembiayaan mikro dan asuransi mikro )
(iii) Edukasi keuangan dan perlindungan konsumen keuangan
37
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH
Tahun 2018
38
Pencapaian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2016 merupakan TPT paling rendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
2. Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4%-6,1%, diperkirakan dapat menciptakan 2,4 juta lapangan kerja baru, sehingga
TPT menurun menjadi 5,1%-5,4%.
3. Investasi yang besar akan mendorong penciptaan lapangan kerja formal dan meningkatkan pendapatan pekerja.
4. Industri pengolahan merupakan salah satu prioritas yang berpotensi mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
Dengan mendorong Industri padat karya, akan menampung penganggur dan setengah penganggur sehingga memperkecil
kesenjangan dan mengangkat penduduk dari garis kemiskinan.
Prioritas Investasi
9.11%
8.39%
7.87%
7.14%
7.48%
6.13% 6.17% 5.94% 6.18%
5.61%
5,1%-5,4%
4.5%
5.0%
5.5%
6.0%
6.5%
7.0%
7.5%
8.0%
8.5%
9.0%
9.5%
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Perkembangan TPT 2007-2016
Realisasi TPT
Outlook dan Target
Menyerap tenaga kerja formal
sebesar-besarnya
Memberi nilai tambah besar
Meningkatkan produktivitas
Memiliki daya saing global dan potensi
ekspor
5,6%*
39
Pencapaian Tingkat Kemiskinan
1. Jumlah penduduk miskin berhasil diturunkan sebanyak 750 ribu jiwa dalam rentang waktu 1 tahun (Sept 2015- 2016).
2. Kondisi perekonomian yang membaik dan tingkat inflasi yang jauh lebih rendah pada kuartal pertama I 2017 (y-o-y) diperkirakan dapat
mendorong tercapainya target penurunan kemiskinan 2017.
3. Inflasi yang rendah dapat menjaga daya beli masyarakat miskin terutama terhadap komoditas pangan seperti beras yang berkontribusi
besar pada Garis Kemiskinan.
4. Penajaman program-program penanggulangan kemiskinan yang telah disempurnakan sejak tahun 2017 terus berlanjut, sehingga turut
berkontribusi pada pengurangan jumlah penduduk miskin, antara lain: a) Perbaikan Basis Data Terpadu; b) Perluasan BPNT dan PKH; c)
Penyaluran bansos dan subsidi energi melalui satu kartu untuk mendukung keuangan inklusif; d) Peningkatan pelayanan dasar seperti
akses air bersih, sanitasi, rumah layak, dan layanan identitas kependudukan; dan e) program ekonomi produktif untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
37.17 34.96 32.53 31.02 29.89 28.59 28.55 27.73 28.51 27.76 16.58 15.42 14.15 13.33 12.36 11.66 11.47 10.96 11.13 10.7 26 28 30 32 34 36 38 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018Perkembangan Angka Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa) Realisasi Tingkat Kemiskinan (%) Target Kemiskinan 9,0-10,0
Jumla
h
P
en
dudu
k
Mi
sk
in
(Jut
a
Jiw
a)
P
esen
tas
e
P
en
dudu
k
Mi
sk
in
(%)
10,5**UU APBN 2017
No
Komoditas
Kontribusi terhadap Garis
Kemiskinan Sept 2016 (%)
Desa
Kota
1
Beras
25,35
18,31
2
Perumahan
7,63
9,81
3
Rokok
10,70
10,70
4
Telur Ayam
2,76
3,18
5
Daging Ayam
2,19
3,10
40
Pencapaian Gini Rasio
Gini koefisien untuk bulan September tahun 2016, sebesar 0,394 turun 0.8 poin dari 0,402 di bulan September 2015.
Penurunan Rasio Gini terjadi karena adanya pengurangan tingkat konsumsi per kapita pada desil paling atas. Sementara, kelompok
menengah mulai mengalami kenaikan, meski kecil. Meskipun, kelompok 40 persen terbawah masih belum mengalami kenaikan.
Dengan pola penurunan yang diharapkan terus konsisten, Gini Rasio pada 2018 diperkirakan menjadi 0,38.
Penguatan kebijakan fiskal dalam redistribusi pendapatan yang lebih berkeadilan, dan pelaksanaan program-program yang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat 40 persen ke bawah.
Sumber: Susenas Maret 2015-2016, diolah Bappenas
0.364
0.368 0.368
0.378
0.41 0.41 0.413
0.405 0.402
0.394
0.33
0.34
0.35
0.36
0.37
0.38
0.39
0.4
0.41
0.42
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Perkembangan Rasio GINI dan Target 2018
Realisasi
Target 2018
0,38
17.1 34.7 33.3 17.1 36.1 31.40
5
10
15
20
25
30
35
40
40% Terbawah
Kelompok
Menengah
Teratas 20%
Share Konsumsi Per Kapita Menurut Kelompok
Ekonomi 2015-2016 (%)
2015
2016
0,39*
Arah Kebijakan Makro Provinsi Kalimantan Utara
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara didukung oleh sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan, Sektor Konstruksi, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dan Sektor Transportasi & Pergudangan dengan kontribusi total 84,1 persen.
Pemerintah daerah perlu menjaga pertumbuhan keenam sektor tersebut agar dapat mendukung pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Utara.
Keterangan: *) Realisasi angka kemiskinan bulan September
Provinsi Kalimantan Utara
Share ADHB
Sektor 2013 2014 2015
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 16,34 17,10 17,61 2 Pertambangan dan Penggalian 33,84 32,14 28,05 3 Industri Pengolahan 9,28 9,41 9,73 4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,03 0,03 0,04 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,06 0,06 0,06 6 Konstruksi 11,44 11,62 12,02 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
9,73 9,86 10,40 8 Transportasi dan Pergudangan 5,39 5,67 6,29 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,30 1,33 1,44 10 Informasi dan Komunikasi 2,01 2,02 2,19 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,12 1,10 1,19 12 Real Estat 0,82 0,83 0,89 13 Jasa Perusahaan 0,28 0,29 0,29 14 Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,08 5,16 5,81 15 Jasa Pendidikan 2,09 2,15 2,48 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,74 0,76 0,95 17 Jasa lainnya 0,45 0,46 0,57 Total 100,00 100,00 100,00
Growth ADHK
2014 2015 6,96 6,90 9,98 -2,66 5,16 5,70 9,09 21,60 5,93 2,39 9,58 2,85 4,60 1,57 8,99 7,47 5,83 5,59 12,03 13,83 4,71 7,99 6,21 4,92 8,92 -1,31 8,53 7,57 10,10 11,13 11,92 18,06 7,53 16,77 8,18 3,13 8.18 3.13 3.75 5.02 4.79 5.02 2.50 3.50 4.50 5.50 6.50 7.50 8.50 2014 2015 2016Laju PDRB Provinsi Kalimantan Utara Vs. PDB (dalam persen)
Sumber : Badan Pusat Statistik, Kalkulasi Direktorat Pengembangan Wilayah Bappenas
Prov. Kaltara
Nasional
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2018 sebesar 5,4 - 6,1 persen, maka
pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara diharapkan dapat tumbuh sebesar 3,98 – 4,19 persen*, dengan
tingkat kemiskinan 4,81 persen, dan pegangguran sebesar 4,60 persen*.
Keterangan: *) Proyeksi dalam Rancangan Awal RKP 2018
No
Provinsi
Tingkat Kemiskinan
Jumlah Kabupaten
dengan kemiskinan
>= 10% tahun 2015
Realisasi
*)Proyeksi Target
2015
2016
2017
2018
1
Kalimantan Barat
8,03
8,00
7,18
6,86
3
2
Kalimantan Tengah
5,94
5,36
5,32
5,14
-3
Kalimantan Selatan
4,99
4,52
4,43
4,22
-4
Kalimantan Timur
6,23
6,00
5,22
5,02
1
5
Kalimantan Utara
6,24
6,99
4,96
4,81
-Kontribusi Pembangunan Wilayah Per Pulau Tahun 2018
Untuk Mendukung Sasaran Pembangunan Nasional
Wilayah Sumatera
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Min 5%
Tingkat Kemiskinan
Max 10%
Tingkat Pengangguran Terbuka
Max 5%
Wilayah Kalimantan
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Min 3%
Tingkat Kemiskinan
Max 6%
Tingkat Pengangguran Terbuka
Max 6%
Wilayah Sulawesi
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Min 7%
Tingkat Kemiskinan
Max 10%
Tingkat Pengangguran Terbuka
Max 4%
Wilayah Papua
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Min 6%
Tingkat Kemiskinan
Max 26%
Tingkat Pengangguran Terbuka
Max 4%
Wilayah Maluku
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Min 6%
Tingkat Kemiskinan
Max 13%
Tingkat Pengangguran Terbuka
Max 5%
Wilayah Bali Nusa Tenggara
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Min 6%
Tingkat Kemiskinan
Max 14%
Tingkat Pengangguran Terbuka
Max 3%
Wilayah Jawa
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Min 5%
Tingkat Kemiskinan
Max 10%
Tingkat Pengangguran Terbuka
Max 6%
Sumber: Hasil Simulasi Bappenas
Rencana Pengembangan Wilayah Kalimantan
Tahun 2018
Wilayah Kalimantan 2018
Sasaran Laju Pertumbuhan
Ekonomi
Min 3%
Sasaran Tingkat Kemiskinan
Max 6%
Sasaran Tingkat Pengangguran
Terbuka
Max 6%
Pelabuhan Banjarmasin
Sektor-sektor penggerak perekonomian
1. Pertambangan dan Penggalian
2. Industri Pengolahan
3. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
4. Konstruksi
5. Perdagangan besar dan eceran
Lokasi prioritas penurunan tingkat kemiskinan :
1. Provinsi Kalimantan Barat (tingkat
kemiskinan moderat)
2. Provinsi Kalimantan Utara (tingkat
Kemsikinan Moderat)
Lokasi prioritas penurunan tingkat pengangguran
tebuka :
1. Provinsi Kalimantan Timur
2. Provinsi Kalimantan Utara
KI. Landak/Ketapang
Kab. Landak, Kalbar
KI Jorong
Kab. Tanah Laut, Kalsel
KI Batulicin
Kab. Tanah Bumbu, Kalsel
KEK. MBTK
Kab. Kutai Timur , Kaltim
•Pembangunan Pelabuhan CPO Maloy •Rehabilitasi dan Rekonstruksi Ruas Jalan
Sangata SP. Perdau Muara Lembak -Sangkulirang - Maloy
•Pembanguan Jalan Akses KEK Maloy •Pengembangan Bandara Sangatta •Pembangunan PLTU Kaltim, 2x100 MW
Jalan Bebas Hambatan Balikpapan - Samarinda
Kawasan Strategis Prioritas Nasional 2018
Kawasan Strategis Prioritas RPJMN 2015-2019
Pembangunan Jalur KA Balikpapan – Samarinda
(pembebasan lahan) Pembangunan Jembatan
Landak II
Pembangunan Jalan Ruas Bts.Prov.Kalbar-Tumbang
Sanamang-Tumbang Hiran-Sanamang-Tumbang Samba
PEMBANGUNAN JALAN PERBATASAN :
• Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2
• Pembangunan Jalan Bts. Kec. Siding/Seluas – Bts. Kec. Sekayam/Entikong • Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Era - Batas Prov. Kaltim • Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Pinoh - Ela Hilir - Batas
Prov. Kalteng
• Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Rasau - Sepulau - Batas Kapuas Hulu/Sintang
• Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Temajok - Badau
Pengembangan Bandar Udara Tanjung Harapan
Pembangunan Pelabuhan Laut Padang Tikar
Pembangunan Jalan Sei Kelik - Siduk Pembangunan
Bandar Udara Tebelian
KETAHANAN PANGAN
• Pembangunan Bendungan Tapin (Lanjutan)
• Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Batang Alai (Lanjutan) • Pembangunan Drainase Utama Veteran Kota Banjarmasin • Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku
Banjarbakula
• Pembangunan Prasarana Air Baku Embung Aji Raden Kota Balikpapan
• Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku Kota Sambas • Pengendalian Banjir Sungai Kalahien
• Pengendalian Banjir Sungai Martapura di Kota Banjarmasin • Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Pitap