• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan Pembangunan Perencanaan Pembangunan Provinsi Kalimantan Utara Sebagai Daerah Perbatasan Menjadi Lumbung Energi dan Pangan Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Arah Kebijakan Pembangunan Perencanaan Pembangunan Provinsi Kalimantan Utara Sebagai Daerah Perbatasan Menjadi Lumbung Energi dan Pangan Nasional"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

Arah Kebijakan Pembangunan Perencanaan

Pembangunan Provinsi Kalimantan Utara

Sebagai Daerah Perbatasan Menjadi Lumbung

Energi dan Pangan Nasional

(2)

Pendahuluan

1

(3)

RPJMN 2015-2019 DALAM RPJMN 2005-2025

(UU NO 17/2007)

RPJM 4

(2020-2024)

Menata kembali NKRI,

membangun Indonesia yang

aman dan damai, yang adil

dan demokratis,

dengan

tingkat kesejahteraan yang

lebih baik.

RPJM 2

(2010-2014)

Memantapkan penataan

kembali NKRI,

meningkatkan

kualitas

SDM, membangun

kemampuan iptek,

memperkuat daya saing

perekonomian

RPJM 3

(2015-2019)

Memantapkan

pem-bangunan secara

menyeluruh dengan

menekankan

pem-bangunan

keunggulan

kompetitif perekonomian

yang berbasis SDA yang

tersedia, SDM yang

berkualitas, serta

kemampuan iptek

Mewujudkan masya-rakat

Indonesia yang mandiri,

maju, adil dan makmur

melalui percepatan

pembangunan di segala

bidang dengan

struktur

perekonomian yang kokoh

berlandaskan keunggulan

kompetitif.

RPJM 1

(2005-2009)

Sasaran RPJM 2015-2019 diarahkan untuk mencapai daya saing

perekonomian dan keunggulan Kompetitiff.

(4)

4

PENGUATAN DAYA SAING DAERAH

4

DAYA SAING

BERBASIS

FAKTOR INPUT

DAYA SAING

BERBASIS

EFISIENSI

DAYA SAING

BERBASIS

INOVASI

•Sumber Daya Alam: Pertanian,

Kelautan dan Perikanan,

Pertambangan

•Pariwisata: Wisata Alam, Wisata

Seni dan Budaya, Wisata Kuliner

•SDM terampil dan terdidik

•Infrastruktur dasar: jalan, air bersih,

listrik, telekomunikasi dan informasi

•Infrastruktur ekonomi: pasar, bank,

pusat perdagangan

•Jaringan transportasi darat, laut dan

udara

• Ekonomi kreatif

• Pusat Inovasi, Riset dan

Pengembangan Daerah

• Tenaga profesional

• Kerjasama: Pemda-Universitas dan

Swasta

Diadaptasi dari: The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World Economic Forum)

Keunggulan

Komparatif

Keunggulan

Kompetitif

Keunggulan

Kompetitif

2020

2025

2013

(5)

9 AGENDA PRIORITAS – NAWA CITA

1.

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa

aman pada seluruh WN

2.

Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan terpercaya

3.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dlm

kerangka Negara Kesatuan

4.

Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum

yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5.

Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia

6.

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

7.

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik

8.

Melakukan revolusi karakter bangsa

(6)

Kebijakan dan Pendekatan Perencanaan

1. Pendekatan Penyusunan Perencanaan dan

Penganggaran dilakukan dengan Perkuatan

Pelaksanaan Kebijakan

Money Follow Program

.

2. Penguatan tsb dilaksanakan dengan Pendekatan

Tematik, Holistik, Integratif,

dan

Spasial

dengan

memperhatikan pada:

• Perkuatan dan Sinkronisasi Perencanaan dan

Penganggaran

• Pengendalian Perencanaan

• Perkuatan Perencanaan berbasis Kewilayahan

• Perkuatan Integrasi Institusi Pelaksana dan

Sumber Pendanaan

6

Spasial: Keselarasan fungsi

Rencana Tata Ruang.

Tematik: Penekanan atau

fokus perencanaan.

Sampai dengan Program

Prioritas

Holistik: pendekatan

menyeluruh dan

komprehensif (hulu

hilir)

Integratif: integrasi dalam

siapa berbuat apa, dan

integrasi sumber

pendanaan

Spasial: Keterkaitan fungsi

lokasi dari berbagai

(7)

7

PERENCANAAN BERBASIS SPASIAL (DELINIASI KAWASAN KONSERVASI/KERJA)

Peta Batas Administrasi (Tematik)

Peta Potensi Pengembangan Lahan dan Waduk (RTRW)

Peta Saluran Irigasi (RBI/Tematik)

Hasil Overlay untuk Analisa Peta Deliniasi Wilayah Kerja

(Analisa Pengembangan DI, Waduk, dan Irigasi)

(8)

8

PERENCANAAN BERBASIS SPASIAL (DELINIASI KAWASAN KONSERVASI/KERJA)

Sawah dan Ladang

Pertanian Lainnya

Kab.Banyuasin

Rehabilitasi Jaringan Irigasi

D.I.R Rawa Pasut Pulau Rimau 2300 Ha D.I.R Pasut Telang II 1650 Ha

D.I.R.Pasut Delta Sugihan Kiri 7200 Ha D.I.R.Pasut Karang Agung Tengah 3200 Ha

Kab.OKU Timur

Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Way Kanan (desain rehab) D.I. Macak II 3689 Ha

D.I. Belitang II 2775 Ha D.I. Belitang III 4583 Ha

Kab.Empat Lawang

Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Air Keruh (desain rehab)

Kab.Ogan Komering Ilir

Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I.R Pasut Sugihan Kanan 2600 Ha

Kab.Ogan Ilir

Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Lebak Burai 500 Ha

Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Way Hitam (FS)

D.I. Komering 2550 Ha

Kab.Musi Rawas

Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Air Lakitan 400 Ha

Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Lintang Kiri 300 Ha, Peningkatan Sal Induk dan Pembangunan Jaringan Tersier

Bersama Kab.Lahat

Cetak Sawah Baru

Cetak Sawah Baru 10,000 Ha

Cetak Sawah Baru

Cetak Sawah Baru 2,000 Ha Cetak Sawah Baru

Cetak Sawah Baru 200 Ha

Cetak Sawah Baru

Cetak Sawah Baru 1,000 Ha

Kota Lubuk Linggau

Cetak Sawah Baru Cetak Sawah Baru 250 Ha

Kab Penukal Abab Lematang Ilir

Cetak Sawah Baru

Cetak Sawah Baru 3,000 Ha

Kab Ogan Komering Ulu

Cetak Sawah Baru Cetak Sawah Baru 200 Ha

Kota Ogan Komering Ulu Selatan

Pembangunan Waduk Baru Waduk Komering II

Provinsi Sumatera Selatan

Jumlah Pemanfaatan Rawa/ Gambut Terpadu2,000 Ha

Jumlah bidang tanah petani yang di pra-sertifikasi dan pasca pra-sertifikasi

2,500 Ha

Jumlah bantuan alat dan mesin pertanian 6,365 unit

Jumlah Pupuk Bersubsidi yang disalurkan 360,990 pupuk

(9)

Kebijakan Penyelarasan RPJMN dan

RPJMD

(10)

10

Dalam UU No.25 Tahun 2004, disebutkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional antara lain bertujuan untuk:

Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan

Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar fungsi

pemerintahan dan sinergi pusat dan daerah.

Pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional:

Kewenangan hanya oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik

luar negeri,

Kewenangan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan, spt

pertumbuhan ekonomi, angka kematian ibu dan bayi, angka partisipasi murni, dll.

Dalam kerangka pencapaian tujuan tersebut, maka sasaran prioritas

pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat dan fungsi

(11)

11

TANTANGAN PEMBANGUNAN DAERAH

Desentralisasi politik dan fiskal saat ini sudah berjalan cukup baik.

Desentraliasi fiskal  peningkatan dana transfer ke daerah serta pengelolaan yang diberikan kepada daerah

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Desentralisasi politik  pemilihan kepala daerah secara serentak  pemberian sebagian kewenangan pusat

kepada daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan.

Desentralisasi administratif  pelimpahan kewenangan kepada pemerintah daerah.

Desentralisasi ekonomi masih belum sepenuhnya terlaksana secara baik.

Desentralisasi ekonomi belum berjalan dengan baik.

Pembangunan daerah tidak dapat dikelola secara business as usual. Perlu inovasi daerah baik dari masyarakat

maupun pemimipin.

Analisis ekonomi secara baik untuk melihat potensi dan keunggulan daerah.

Kerjasama antar Daerah

Peran Kooridasi Perencanaan sangat diperlukan tidak hanya sebagai penentu arah, namun juga

kecepatan dan kualitas pembangunan.

Pembangunan tidak hanya sebatas pada pengembangan potensi daerah, namun dalam perencanaan juga

mempertimbangkan seberapa cepat suatu pembangunan dapat dilaksanakan serta berkualitas (pembangunan

inklusif yaitu menurunkan kemiskinan dan pengangguran serta merata baik secara wilayah maupun individu).

Memperhitungkan berbagai sumber pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersumber dari APBD saja,

namun juga APBN, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) serta pembangunan oleh pihak swasta (proyek

yang menguntungkan secara ekonomi, finansial serta bisnis)

(12)

Isu #1 : Pemetaan Urusan Pemerintahan

• Urusan Pemerintahan dibedakan dalam 3 Macam :

1.

Urusan Pemerintahan Absolut 

Sepenuhnya Kewenangan Pemerintah Pusat

(Politik Luar Negeri,

Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, serta Agama).

2.

Urusan Pemerintahan Konkuren 

Dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan

Daerah Kabupaten/Kota

(6 Urusan Wajib - Pelayanan Dasar; 18 Urusan Wajib - Non Pelayanan

Dasar, 8 Urusan Pilihan, dan 1 Urusan Penunjang).

3.

Urusan Pemerintahan Umum  Menjadi Kewenangan Presiden sebagai Kepala Pemerintahan.

• Permasalahan yang sering timbul :

1.

Pemetaan Urusan Pemerintahan yang masih belum jelas/masih terjadi tumpang

tindih/aku-mengaku kewenangan  Diskusi Pembahasan habis memperdebatkan pembagian

kewenangan.

2.

Pemahaman atas Pembagian Kewenangan Pusat/Prov/Kab/Kota (Urusan Pemerintahan

Konkuren) yang telah ditetapkan masih belum dipahami secara benar oleh K/L, dan Pemerintah

Daerah (Prov/Kab/Kota)  Banyak usulan yang salah kamar/salah urusan/asal-asalan.

3.

Fokus Pembangunan Daerah masih dibatasi hanya pada Pembagian Urusan Pemerintahan 

Fokus Rakortek terbatas.

4.

Pemahaman Keterkaitan Forum-Forum Diskusi (Forum SKPD, Rakortek, Musrenbang, Multilateral

Meeting, Bilateral Meeting, Trilateral Meeting) masih beragam, serta keterkaitannya dengan

Pembagian Urusan/Kewenangan masih belum dipahami dengan jelas.

(13)

Usulan Perbaikan untuk Isu #1 :

• Usulan Langkah Tindak Lanjut Penyelesaian Isu #1 :

1.

Pemetaan Urusan Pemerintahan mana yang sudah

JELAS

(Sudah ada aturannya/Permennya) mana yang

BELUM JELAS (???)

(Aspek tersebut diserahkan sebagai

tanggungjawab Pusat).

2.

Pemahaman atas Pembagian Kewenangan

Pusat/Prov/Kab/Kota Sangat terkait Erat dengan

Penerapan Tertib Anggaran Pembangunan

.

Kewenangan Pusat

Dana

APBN

(Anggaran K/L)

Kewenangan Daerah

Dana

APBN

(Dana

DAU/DAK, Dana Hibah, dll)

Kewenangan Daerah

Dana

APBD

(Anggaran

SKPD)

3.

Fokus Pembangunan Daerah mengacu pada

pendekatan

THIS

Fokus Rakortek menjadi lebih luas.

4.

Perlunya

Penajaman Fokus

antar Forum-Forum Diskusi

(Forum SKPD, Rakortek, Musrenbang, Multilateral

Meeting, Bilateral Meeting, Trilateral Meeting) serta

pembagian Peran antar Stakeholder 

Masukan untuk

Permen PPN terkait RKP, Prioritas Nasional maupun

Penelaahan Renja K/L

.

Kewenangan

Pusat

Jalan

Nasional

Jalan Tol

Jalan Non

Status (???)

Jalan Desa

(???)

Kewenangan

Provinsi

Jalan Provinsi

Kewenangan

Kab/Kota

Jalan

Kab/Kota

Jalan Antar

Desa (???)

Jalan Inspeksi

Saluran

Irigasi (???)

1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar

a. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

(14)

14

KLASIFIKASI DAFTAR PROYEK

No

Pelaksana

Proyek

Input

Sumber

Dana

Kewenangan

Prioritas

Pembahasan

Editor

Verifikator

Pusat

Daerah

Swasta

PN

PD

Rakortek

Musrenbang

Forum

DAK

Diskusi

Online

1

K/L

Bappenas

K/L

APBN

-

-

-

-

Dit. Mitra K/L Bappenas Dit. Pengngjwb PN

I.

Daftar Proyek K/L Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana APBN)

No

Pelaksana

Proyek

Input

Sumber

Dana

Kewenangan

Prioritas

Pembahasan

Editor

Verifikator

Pusat

Daerah

Swasta

PN

PD

Rakortek

Musrenbang

Forum

DAK

Diskusi

Online

1

SKPD

Pemda

APBD

-

-

√/-

-

Bappeda Prov Dit. Pengngjwb

PN

II. Daftar Proyek Daerah Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana APBD)

No

Pelaksana

Proyek

Input

Sumber

Dana

Kewenangan

Prioritas

Pembahasan

Editor

Verifikator

Pusat

Daerah

Swasta

PN

PD

Rakortek

Musrenbang

Forum

DAK

Diskusi

Online

1

Swasta/

BUMN

Bappenas

KPBU PINA Subsidi

√/-

-

-

-

Dit. Mitra K/L Bappenas Dit. Pengngjwb PN

2

Swasta/

BUMN/

BUMD

Pemda

KPBU PINA Subsidi

-

√/-

-

-

Dit. Mitra K/L Bappenas Dit. Pengngjwb PN

III. Daftar Proyek Non K/L Pendukung Prioritas Nasional (Sumber Dana KPBU, PINA, Subsidi)

No

Pelaksana

Proyek

Input

Sumber

Dana

Kewenangan

Prioritas

Pembahasan

Editor

Verifikator

Pusat

Daerah

Swasta

PN

PD

Rakortek

Musrenbang

Forum

DAK

Diskusi

Online

1

K/L

Pemda

APBN

-

-

-

-

Dit. Mitra K/L Bappenas Dit. Pengngjwb PN

2

SKPD

Pemda

APBN

-

-

-

-

√/-

*)

Dit. Mitra K/L

Bappenas

Dit. Pengngjwb PN

3

K/L

Pemda

APBN

-

-

-

-

-

Dit. Mitra K/L Bappenas Dit. Pengngjwb PN

4

SKPD

Pemda

APBN

-

-

-

-

-

**)

Dit. Mitra K/L

Bappenas

Dit. Pengngjwb PN

IV. Daftar Usulan Proyek Prioritas Daerah

Keterangan : *) DAK Penugasan/ DAK Afirmasi **) DAK Reguler

F 01

F 02

F 03

F 04

F 05

(15)

Isu #2 : Sinkronisasi dan Harmonisasi Pembangunan

• Ketentuan dalam UU No. 23/2014 terkait Sinkronisasi dan Harmonisasi :

1.

Didasarkan pada hasil pemetaan urusan 

Kewenangan Pemerintah Pusat

(Politik Luar Negeri,

Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, serta Agama);

Pembagian

Kewenangan antar Pemerintahan

(6 Urusan Wajib - Pelayanan Dasar; 18 Urusan Wajib - Non

Pelayanan Dasar, 8 Urusan Pilihan, dan 1 Urusan Penunjang)..

2.

Ditujukan untuk Pencapaian Target Pembangunan Nasional  Penentuan

Bank Indikator serta

Target

Sasaran Pembangunan (Makro Ekonomi, SPM, dsb) dan

Pembagian Indikator dan Target

antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

3.

Dilakukan dalam bentuk Musyawarah dan Koordinasi Teknis Pembangunan 

Desain dan SOP

Rakortek dan Musrenbang

Perencanaan, Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Pusat,

Provinsi dan Kabupaten.

4.

Dikoordinasikan oleh Mendagri dan MenPPN  Pembagian

Tugas dan Peran

serta

Penuangannya dalam

Peraturan Menteri

.

• Permasalahan yang sering timbul :

1.

Pendekatan Perencanaan Pembangunan (THIS) yang masih belum sama  Acuan Prioritas

Nasional belum menjadi acuan K/L maupun Pemerintah Daerah.

2.

Penetapan Prioritas Nasional masih belum clear dan belum jelas Indikatornya  PN : Pendekatan

THIS; PP : Indikator Outcome; KP : Indikator Output; Proyek Prioritas Nasional : Output

Presiden/Pemerintah; Proyek Prioritas K/L : Output K/L; Proyek Reguler K/L : Tugas dan Fungsi K/L.

3.

Pengintegrasian Perencanaan belum berjalan  Pemetaan Indikator Pemerintah Vs. Indikator

TUSI K/L; Target Pemerintah Vs. Target TUSI K/L; Integrasi Sumber-Sumber Pembiayaan (masih

terfokus pada anggaran K/L, DAU dan DAK semata)

(16)

Usulan Perbaikan bagi Isu #2 :

• Usulan Langkah Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah #2 :

1.

Perlunya Penerapan aturan terkait

CASCADING PERENCANAAN PEMBANGUNAN (Matriks Keterkaitan)

baik di

Pusat maupun di Daerah  Konsistensi dan Keterkaitan Pencapaian Sasaran Pembangunan.

VISI  MISI  KEBIJAKAN  SASARAN  PROGRAM  KEGIATAN  OUTPUT  INDIKATOR

2.

Penataan sekaligus membangun

Bank Indikator

serta

Fasilitas Satu Data

(Perencanaan dan Monev)  agar

tercipta standar yang sama.

Prioritas Nasional

Indikator Kinerja/Impact (Holistik dan Tematik);

Program Prioritas

Indikator Outcome;

Kegiatan Prioritas

Indikator Output;

Proyek Prioritas Nasiona  Output Presiden/Pemerintah;

Proyek Prioritas K/L

Output K/L (Prioritas);

Proyek Reguler K/L

Output K/L (Tugas dan Fungsi).

3.

Kerangka Pendanaan baik di PUSAT maupun DAERAH diperluas Cakupan Pembahasannya 

Integrasi Sumber

–Sumber Pendanaan Pembangunan

Proyek K/L – Kegiatan K/L  Anggaran Pemerintah Pusat (APBN berupa RKA-KL)

Proyek Daerah/SKPD

Anggaran Pemerintah Daerah (APBD + Dana Transfer)

Proyek Non Pemerintah  Anggaran Swasta (Subsidi + KPBU + PINA + CSR)

4.

Pengintegrasian Capaian Kinerja

Pemerintah Pusat dengan Capaian Kinerja K/L dan Kinerja Pemda 

Pemetaan Indikator Kinerja antar Lembaga (Penerapan Aplikasi KRISNA agar lebih meluas pada aspek

pengintegrasian Indikator).

(17)

17

PERUBAHAN KONSEP

STANDAR PELAYANAN MINIMAL

 Standar Pelayanan Minimal adalah

standar suatu pelayanan yang

memenuhi persyaratan minimal

kelayakan.

 15 Urusan Pemerintahan Wajib terkait

Pelayanan Dasar.

 Ditetapkan dengan Peraturan Menteri

oleh masing-masing Menteri/Pimpinan

LPND dengan konsultasi yang

dikoordinasikan oleh Menteri Dalam

Negeri.

 Yang diatur standar pelayanan oleh

produsen pelayanan

 Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan

mengenai jenis dan mutu Pelayanan Dasar

yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib

yang berhak diperoleh setiap warga negara

secara minimal.

 6 Urusan Pemerintahan Wajib terkait

Pelayanan Dasar.

 Ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

 Yang diatur standar minimal bagi

penerima/konsumen pelayanan dalam

memenuhi kebutuhan dasarnya

• UU 32 Tahun 2004

• UU 23 Tahun 2014

Agar menjadi prioritas dalam Perencanaan dan

Penganggaran

(18)

KATALOG/KAMUS INDIKATOR PEMBANGUNAN

(e-Indikator)

e

-Indikator

SDGs e-Planing DB Statistik One Data

List Indikator Dasar dan Sektoral RPJMN Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas

Domain Politik Kerangka Regulasi dan Kebijakan

INDIKATOR KERJA PEMERINTAH e-RPJMD

e-Musrenbang e-Budgeting e-Monev

RKP Renja K/L RKA K/L

Output K/L

Program K/L

Kegiatan K/L

DOMAIN

POLITIK

DOMAIN

PELAKSANAAN

Goals

• Targets

• Indicators

(19)

Belanja KL

Pengembangan Dunia

Usaha dan Pariwisata

Pengembangan 3

Kawasan Pariwisata

(Danau Toba)

Pengembangan 3

Kawasan Industri (KI)

(Sei Mangkei)

Pengembangan 5 Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK) KEK Maloy Batuta Trans-Kalimantan

(MBTK)

Pembangunan Terminal/Dermaga Pelabuhan Laut

Belawan Phase I & II (PHLN)

Preservasi dan Pelebaran Jalan Tele Panguruan

-Nainggolan - Onan Rungu (SBSN)

Penyediaan Air Baku Kabupaten Samosir

Revitalisasi Kawasan Danau Toba

Perkuatan Integrasi Sumber Pendanaan

BUMN

Pemerintah Daerah

Pembangunan Jalan Tol Tebing Tinggi –

Pematang Siantar – Parapat

Pengusahaan Sungai Asahan oleh PJT-I

Dana Alokasi Khusus (Penugasan)

Pembangunan ruas Simpang Silangit-simpang tiga

muara-muara bakkara

Rehabilitasi DI Ujung Pait, Kab. Simalungun

APBD

Pembangunan jalan prov/kab/kota

Peningkatan RSUD Dr Hadrianus Sinaga dari kelas C

menjadi kelas B

Pembangunan dermaga khusus pariwisata

Belanja KL

Preservasi jalan Lintas Timur Sumatera

Pembangunan Fly Over Seimangke,

Pembangunan Jalan KA antara Bandar

Tinggi - Kuala Tanjung (SBSN)

KPBU

Pengembangan Pelabuhan

Hub Kuala Tanjung

Belanja KL

Pembangunan Jalan

Akses KEK Maloy

Pembangunan Tangki

Timbun CPO

BUMN

Pembangunan Pembangkit Listrik

Tenaga Uap (PLTU) Kaltim

19

Swasta

Resor dan spot – spot power boat

Pengadaan Fasilitas MICE

Swasta

Pembangunan Pabrik Pengolahan

Produk Turunan Kelapa Sawit

(20)

REGULASI TERKAIT KEBIJAKAN DAK

Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada Daerah tertentu

dengan tujuan untuk

membantu mendanai kegiatan khusus

yang merupakan

urusan Daerah

dan sesuai dengan

Prioritas Nasional

DEFINISI DAK SESUAI UU No.33/2004

“Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perencanaan

pembangunan nasional

mengoordinasikan usulan kegiatan khusus

sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dengan Menteri, kementerian yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang keuangan, dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk

ditetapkan dalam rencana kerja Pemerintah Pusat sebagai

kegiatan khusus yang akan

didanai DAK

dan (5) Kegiatan khusus yang telah

ditetapkan dalam rencana kerja

Pemerintah Pusat

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menjadi dasar pengalokasian

DAK... “

Pasal 292 Ayat (4) dan (5) UU No.23/2014

Fokus Pendanaan Urusan Daerah diutamakan lebih dulu melalui

Pendapatan APBD

(Tercipta

Kontribusi Daerah pada Pencapaian Prioritas Nasional -

Keselarasan

) adapun Dana yang bersumber

(21)

DASAR HUKUM PENYELARASAN

Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, “RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Kepala Daerah yang penyusunannya

berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan

RPJM Nasional

, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,

kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat

Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam

kerangka

regulasi

dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. “

Pasal 263 ayat (3) UU Pemda “RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan

penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,

arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah

dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk

jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan

berpedoman pada RPJPD dan RPJMN

.”

Pasal 272 ayat (3) UU Pemda “Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam

rencana strategis perangkat daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diselaraskan

dengan

pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam

rencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian

untuk

tercapainya sasaran pembangunan nasional.”

(22)

PENTINGNYA PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah alat untuk

mencapai tujuan bernegara di semua tingkat pemerintahan

Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional, bisa:

Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan, politik

luar negeri, dll.

Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.

Sasaran dan Prioritas RPJMN adalah alat untuk mencapai tujuan

bernegara dalam jangka menengah yang harus dicapai oleh semua

tingkat pemerintahan sesuai dengan tingkat kewenangannya,

Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan,

tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi

sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan hanya

menghandalkan SDM dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga di

pusat saja.

Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak

diperlukan.

Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran

prioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua tingkat

pemerintahan sesuai dengan kewenangan.

RPJM

NASIONAL

NKRI

RPJMD

PROVINSI

RPJMD

KAB/KOTA

P E N C A P A IA N S A S A R A N P E N J A B A R A N S A S A R A N

22

(23)

TUJUAN DAN SASARAN PENYELARASAN

Tujuan:

Menjamin konsistensi sinergitas sasaran, dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam

RPJMN menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;

Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman dalam rangka upaya pencapaian sasaran

pembangunan nasional;

Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;

Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan yang berorientasi pada hasil;

Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah;

Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.

Sasaran:

Tersusunnya butir-butir kesepakatan tentang arah kebijakan pembangunan di dalam RPJMD yang

selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form Kesepakatan Penyelarasan;

Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa target dan alokasi anggaran

berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas Nasional yang dituangkan

pada Form Dukungan Penyelarasan.

Membantu Pemerintah Daerah dalam pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah.

(24)

KAIDAH PELAKSANAAN

Kerangka Penyelarasan

Kerangka Penyelarasan

1. Gubernur/Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan

dan dilantik pada tahun 2017 dan setelahnya, melaksanakan penyelarasan

dalam proses penyusunan RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota.

2. Gubernur /Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan

dan dilantik sebelum tahun 2017 melaksanakan penyelarasan atas dokumen

RPJMD Provinsi yang telah ditetapkan. Hasil penyelarasan tersebut menjadi

bahan masukan untuk proses Revisi RPJMD Provinsi /Kabupaten/Kota dan/atau

sebagai bahan masukan penyusunan Dokumen RKPD Provinsi/Kabupaten/Kota

setiap tahun berjalan.

(25)
(26)

Kerangka Makro, Wilayah, dan

Pendanaan

(27)

27

KERANGKA MAKRO

(28)

28

Aktivitas Perekonomian Dunia Tahun 2018 Diperkirakan Membaik

Sumber: IMF, World Bank

Negara Maju

Negara Berkembang

2.7

2,2

3.8

3,9

3,4

3.1

3.5

3.6

2015

2016

2017

2018

Volume Perdagangan

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan

dunia diperkirakan meningkat…

1.6

1.7

1,0

6.7

-3.6

6.8

-0.2

4.9

2.3

1.7

1.2

6.6

0.2

7.2

1.4

5,0

2.5

1.6

0.6

6.2

1.7

7.7

1.4

5.2

AS

Kawasan

Eropa

Jepang

RRT

Brazil

India

Rusia

ASEAN-5

2016

2017

2018

0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 700.00 800.00 900.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00 2 01 5 M 0 1 2 01 5 M 0 2 2 01 5 M 0 3 2 01 5 M 0 4 2 01 5 M 0 5 2 01 5 M 0 6 2 01 5 M 0 7 2 01 5 M 0 8 2 01 5 M 0 9 2 01 5 M 1 0 2 01 5 M 1 1 2 01 5 M 1 2 2 01 6 M 0 1 2 01 6 M 0 2 2 01 6 M 0 3 2 01 6 M 0 4 2 01 6 M 0 5 2 01 6 M 0 6 2 01 6 M 0 7 2 01 6 M 0 8 2 01 6 M 0 9 2 01 6 M 1 0 2 01 6 M 1 1 2 01 6 M 1 2 2 01 7 M 0 1 2 01 7 M 0 2 2 01 7 M 0 3 2 01 7 M 0 4

Indeks Harga Logam (2010=100) Batubara, Australia (USD/mt) Minyak Dunia Brent (USD/bbl) Minyak Kelapa Sawit (USD/mt)

Harga Komoditas Global

Harga komoditas meningkat, tetapi

diperkirakan akan melandai

(29)

29

Tetapi Masih Dihadapkan Pada Beberapa Risiko Global

Efek Kebijakan Trump

Pengetatan kebijakan

makroekonomi di China

Ketidakpastian negosiasi Brexit

Normalisasi kebijakan moneter AS

Kenaikan harga komoditas yang

melamban dan terbatas

Produktivitas yang menurun di negara maju

Terorisme dan Kondisi geopolitik

Risiko baru muncul dari meningkatnya

ketidakpastian kebijakan dan kondisi politis di

berbagai negara (IMF, 2017)

4

Sumber: IMF, World Bank

Proteksionisme

Indeks Ketidakpastian Kebijakan Global

Meningkat (World Bank, 2017)

Emerging… Credit risks Market and… Risk appetite Monetary… Macroecono… Apr 2017 GFSR Okt 2016 (GFSR) Krisis Keuangan Global

(30)

30

Asumsi Ekonomi Makro 2018

INDIKATOR EKONOMI MAKRO

2018

Range

Pertumbuhan Ekonomi

(%)

5,4-6,1

Inflasi (%)

2,5-4,5

Nilai Tukar (Rp/USD)

13.500-13.800

ICP (USD/barrel)

45-60

Lifting Minyak Mentah (rb barel/hr)

771-815

Lifting Gas Bumi (rb barel/hr)

1.194-1.235

(31)

31

Sasaran Ekonomi Makro 2018

Pertumbuhan ekonomi:

5,4 – 6,1%

Konsumsi RT

: 5,1 – 5,3%

Konsumsi LNPRT : 5,8 – 6,1%

Kons. Pemerintah : 3,8 – 4,3%

Investasi (PMTB) : 6,3 – 8,0%

Ekspor

: 5,1 – 6,1%

Impor

: 4,5 – 5,5%

Sisi Pengeluaran

Industri

: 4,9 – 5,7%

Pengolahan

Konstruksi

: 6,7 – 7,6%

Perdagangan

: 5,5 – 6,2%

Infokom

: 10,5 – 11,9%

Jasa Keuangan : 10,1 – 11,0%

Pertanian

: 3,6 – 4,0%

Sisi Produksi

Transportasi

: 8,3 – 9,2%

Pertambangan : 1,4 – 1,7%

Listrik dan Gas : 5,4 – 6,3%

Neraca Pembayaran

Pertumbuhan Ekspor Non Migas : 5,0 – 7,5%

Pertumbuhan Impor Non Migas : 5,0 – 7,3%

Cadangan Devisa (USD Miliar)

: 134 – 140,5

- dalam bulan impor

: 8,6 – 8,7

Defisit transaksi berjalan (% PDB)

: 1,8 - 2,0%

Penerimaan Perpajakan (% PDB): 11,0 – 12,0

Belanja Modal (% PDB)

: 1,7 – 2,2

Subsidi Energi ((% PDB)

: 0,6 – 0,7

Defisit APBN (% PDB)

: 1,9 – 2,3

Stok Utang Pemerintah (% PDB) : 27,0 – 29,0

Investasi

Peringkat Indonesia pd EoDB

: menuju 40

Realisasi PMA-PMDN (Rp Triliun)

: 733 – 863

(32)

32

Arah Kebijakan Ekonomi Makro 2018

5,4-6,1%

(33)

33

Kondisi dan Kebijakan

Yang Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 2018

2018

5,4 - 6,1%

5,1 – 5,3%

5,8 – 6,1%

3,8 – 4,3%

6,3 – 8,0%

5,1 – 6,1%

4,5 – 5,5%

PDB

Kons. RT

Kons. LNPRT

Kons. Pemerintah

Investasi (PMTB)

Ekspor

Impor

IMPOR akan didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan

investasi.

INVESTASI:

Peranan investasi swasta diharapkan semakin meningkat

(private-led), dengan dorongan upaya pemerintah:

(1) deregulasi peraturan; (2) perbaikan iklim investasi secara

berkesinambungan terutama di daerah; (3) percepatan fasilitasi

masalah investasi; (4) pemanfaatan dan penyaluran dana repatriasi

untuk investasi; (5) perbaikan iklim tenaga kerja; (6) peningkatan

pertumbuhan kredit dan restrukturisasi NPL.

Optimalisasi investasi pemerintah:

(1) Penajaman belanja

pada kegiatan prioritas, serta (2) penyiapan program/kegiatan secara

lebih baik

EKSPOR:

Membaiknya ekonomi dan perdagangan global, serta kenaikan harga komoditas

meski terbatas

Peningkatan ekspor jasa melalui peningkatan sektor pariwisata

Peningkatan ekspor nonmigas karena upaya diversifikasi ekspor, dan

pendalaman pasar yang sudah ada.

Investasi dan ekspor diharapkan menjadi

pendorong pertumbuhan ekonomi tahun

2018

(34)

34

Kondisi dan Kebijakan

Yang Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran 2018

2018

5,4 - 6,1%

5,1 – 5,3%

5,8 – 6,1%

3,8 – 4,3%

6,3 – 8,0%

5,1 – 6,1%

4,5 – 5,5%

PDB

Kons. RT

Kons. LNPRT

Kons. Pemerintah

PMTB

Ekspor

Impor

KONSUMSI MASYARAKAT meningkat, karena:

Peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja baru

karena aktivitas ekonomi yang lebih baik.

Upaya menjaga dan meningkatkan daya beli masyarakat: (1)

meningkatkan ketersediaan lapangan kerja yang layak; (2) fasilitasi

pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM); (3)

pengendalian harga, terutama harga barang-barang kebutuhan

pokok; serta (4) subsidi yang lebih tepat sasaran kepada kelompok

masyarakat miskin.

KONSUMSI LNPRT:

Dua event besar: Asian Games dan WB/IMF Meeting

Pilkada serentak di 171 daerah

Pembatasan belanja barang KL

Penyesuaian kebijakan transfer ke daerah

Pola penyerapan dan realisasi belanja yang lebih baik

Konsumsi masyarakat tetap harus dijaga

untuk tumbuh stabil dan tinggi tahun

2018, karena peranannya yang besar

terhadap PDB

(35)

35

Kondisi dan Upaya Pemerintah Untuk Mendorong

Pertumbuhan Ekonomi Sisi Produksi

2018

5,4 – 6,1%

3,6 – 4,0%

1,4 – 1,7%

4,9 – 5,7%

5,4 – 6,3%

PDB

Pertanian

Pertambangan

Industri

Listrik

PERTANIAN:

(i) Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dengan peningkatan irigasi

(ii) Subsidi benih dan pupuk yang lebih tepat sasaran

(iii) Peningkatan perikanan budidaya dan rumput laut

(iv) Penggantian alat untuk perikanan tangkap

INDUSTRI:

(i) Dampak realisasi pembangunan infrastruktur yang mendukung

konektivitas dan ketersediaan listrik

(ii) Mulai efektifnya operasionalisasi beberapa kawasan industri (Sei Mangkei,

Kuala Tanjung, Ketapang, dan Morowali)

(iii) Peningkatan investasi sektor pengolahan

PERTAMBANGAN:

(i) Perbaikan harga bahan mineral

LISTRIK:

(i) Operasionalisasi pembangkit listrik dalam rangka mencapai target 35.000

MW dan program 7.000 MW

(ii) Peningkatan rasio elektrifikasi rumah tangga dan industri

(iii) Peningkatan konsumsi gas bumi untuk rumah tangga maupun transportasi

seiring dengan program pembangunan jaringan gas kota (jargaskot) dan

penyesuaian harga gas yang lebih kompetitif

(36)

36

Kondisi dan Upaya Pemerintah Untuk Mendorong

Pertumbuhan Ekonomi Sisi Produksi

2018

5,4 – 6,1%

6,7 – 7,6%

5,5 – 6,2%

10,5 -11,9%

10,1 – 11,0%

PDB

Konstruksi

Perdagangan

Infokom

Jasa

Keuangan

PERDAGANGAN:

(i)

Peningkatan aktivitas industri pengolahan yang mendorong penyediaan pasokan

dan distribusi pemasaran

(ii) Peningkatan konsumsi rumah tangga yang mendorong aktivitas perdagangan

(iii) Peningkatan ekspor dan impor yang mendorong aktivitas ekspedisi dan distribusi

(iv) Kebijakan pemerintah yang mendorong pengembangan usaha dan wirausaha baru

INFORMASI DAN KOMUNIKASI:

(i)

Perluasan jaringan 4G dan 4,5G

(ii) Operasionalisasi dan pembangunan fiber optik nasional (palapa ring)

KONSTRUKSI:

(i)

Peningkatan pembangunan konstruksi untuk sektor ketenagalistrikan

(ii) Implementasi program pembangunan infrastruktur pemerintah untuk

konektivitas dan perumahan/pemukiman

(iii) Stabilitas ekonomi makro dan makroprudensial yang kondusif terhadap sektor

swasta.

JASA KEUANGAN:

(i)

Pengembangan keuangan inklusif (perluasan pemanfaatan inovasi teknologi)

(ii) Peningkatan penetrasi layanan keuangan di desa dan kota (branchless banking,

perluasan penggunaan tabungan, serta pembiayaan mikro dan asuransi mikro )

(iii) Edukasi keuangan dan perlindungan konsumen keuangan

(37)

37

ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH

Tahun 2018

(38)

38

Pencapaian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2016 merupakan TPT paling rendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

2. Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,4%-6,1%, diperkirakan dapat menciptakan 2,4 juta lapangan kerja baru, sehingga

TPT menurun menjadi 5,1%-5,4%.

3. Investasi yang besar akan mendorong penciptaan lapangan kerja formal dan meningkatkan pendapatan pekerja.

4. Industri pengolahan merupakan salah satu prioritas yang berpotensi mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.

Dengan mendorong Industri padat karya, akan menampung penganggur dan setengah penganggur sehingga memperkecil

kesenjangan dan mengangkat penduduk dari garis kemiskinan.

Prioritas Investasi

9.11%

8.39%

7.87%

7.14%

7.48%

6.13% 6.17% 5.94% 6.18%

5.61%

5,1%-5,4%

4.5%

5.0%

5.5%

6.0%

6.5%

7.0%

7.5%

8.0%

8.5%

9.0%

9.5%

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perkembangan TPT 2007-2016

Realisasi TPT

Outlook dan Target

Menyerap tenaga kerja formal

sebesar-besarnya

Memberi nilai tambah besar

Meningkatkan produktivitas

Memiliki daya saing global dan potensi

ekspor

5,6%*

(39)

39

Pencapaian Tingkat Kemiskinan

1. Jumlah penduduk miskin berhasil diturunkan sebanyak 750 ribu jiwa dalam rentang waktu 1 tahun (Sept 2015- 2016).

2. Kondisi perekonomian yang membaik dan tingkat inflasi yang jauh lebih rendah pada kuartal pertama I 2017 (y-o-y) diperkirakan dapat

mendorong tercapainya target penurunan kemiskinan 2017.

3. Inflasi yang rendah dapat menjaga daya beli masyarakat miskin terutama terhadap komoditas pangan seperti beras yang berkontribusi

besar pada Garis Kemiskinan.

4. Penajaman program-program penanggulangan kemiskinan yang telah disempurnakan sejak tahun 2017 terus berlanjut, sehingga turut

berkontribusi pada pengurangan jumlah penduduk miskin, antara lain: a) Perbaikan Basis Data Terpadu; b) Perluasan BPNT dan PKH; c)

Penyaluran bansos dan subsidi energi melalui satu kartu untuk mendukung keuangan inklusif; d) Peningkatan pelayanan dasar seperti

akses air bersih, sanitasi, rumah layak, dan layanan identitas kependudukan; dan e) program ekonomi produktif untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

37.17 34.96 32.53 31.02 29.89 28.59 28.55 27.73 28.51 27.76 16.58 15.42 14.15 13.33 12.36 11.66 11.47 10.96 11.13 10.7 26 28 30 32 34 36 38 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perkembangan Angka Kemiskinan

Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa) Realisasi Tingkat Kemiskinan (%) Target Kemiskinan 9,0-10,0

Jumla

h

P

en

dudu

k

Mi

sk

in

(Jut

a

Jiw

a)

P

esen

tas

e

P

en

dudu

k

Mi

sk

in

(%)

10,5*

*UU APBN 2017

No

Komoditas

Kontribusi terhadap Garis

Kemiskinan Sept 2016 (%)

Desa

Kota

1

Beras

25,35

18,31

2

Perumahan

7,63

9,81

3

Rokok

10,70

10,70

4

Telur Ayam

2,76

3,18

5

Daging Ayam

2,19

3,10

(40)

40

Pencapaian Gini Rasio

Gini koefisien untuk bulan September tahun 2016, sebesar 0,394 turun 0.8 poin dari 0,402 di bulan September 2015.

Penurunan Rasio Gini terjadi karena adanya pengurangan tingkat konsumsi per kapita pada desil paling atas. Sementara, kelompok

menengah mulai mengalami kenaikan, meski kecil. Meskipun, kelompok 40 persen terbawah masih belum mengalami kenaikan.

Dengan pola penurunan yang diharapkan terus konsisten, Gini Rasio pada 2018 diperkirakan menjadi 0,38.

Penguatan kebijakan fiskal dalam redistribusi pendapatan yang lebih berkeadilan, dan pelaksanaan program-program yang dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat 40 persen ke bawah.

Sumber: Susenas Maret 2015-2016, diolah Bappenas

0.364

0.368 0.368

0.378

0.41 0.41 0.413

0.405 0.402

0.394

0.33

0.34

0.35

0.36

0.37

0.38

0.39

0.4

0.41

0.42

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Perkembangan Rasio GINI dan Target 2018

Realisasi

Target 2018

0,38

17.1 34.7 33.3 17.1 36.1 31.4

0

5

10

15

20

25

30

35

40

40% Terbawah

Kelompok

Menengah

Teratas 20%

Share Konsumsi Per Kapita Menurut Kelompok

Ekonomi 2015-2016 (%)

2015

2016

0,39*

(41)

Arah Kebijakan Makro Provinsi Kalimantan Utara

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara didukung oleh sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan, Sektor Konstruksi, Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, dan Sektor Transportasi & Pergudangan dengan kontribusi total 84,1 persen.

Pemerintah daerah perlu menjaga pertumbuhan keenam sektor tersebut agar dapat mendukung pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Utara.

Keterangan: *) Realisasi angka kemiskinan bulan September

Provinsi Kalimantan Utara

Share ADHB

Sektor 2013 2014 2015

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 16,34 17,10 17,61 2 Pertambangan dan Penggalian 33,84 32,14 28,05 3 Industri Pengolahan 9,28 9,41 9,73 4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,03 0,03 0,04 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 0,06 0,06 0,06 6 Konstruksi 11,44 11,62 12,02 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor

9,73 9,86 10,40 8 Transportasi dan Pergudangan 5,39 5,67 6,29 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,30 1,33 1,44 10 Informasi dan Komunikasi 2,01 2,02 2,19 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,12 1,10 1,19 12 Real Estat 0,82 0,83 0,89 13 Jasa Perusahaan 0,28 0,29 0,29 14 Adm. Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,08 5,16 5,81 15 Jasa Pendidikan 2,09 2,15 2,48 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,74 0,76 0,95 17 Jasa lainnya 0,45 0,46 0,57 Total 100,00 100,00 100,00

Growth ADHK

2014 2015 6,96 6,90 9,98 -2,66 5,16 5,70 9,09 21,60 5,93 2,39 9,58 2,85 4,60 1,57 8,99 7,47 5,83 5,59 12,03 13,83 4,71 7,99 6,21 4,92 8,92 -1,31 8,53 7,57 10,10 11,13 11,92 18,06 7,53 16,77 8,18 3,13 8.18 3.13 3.75 5.02 4.79 5.02 2.50 3.50 4.50 5.50 6.50 7.50 8.50 2014 2015 2016

Laju PDRB Provinsi Kalimantan Utara Vs. PDB (dalam persen)

Sumber : Badan Pusat Statistik, Kalkulasi Direktorat Pengembangan Wilayah Bappenas

Prov. Kaltara

Nasional

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2018 sebesar 5,4 - 6,1 persen, maka

pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara diharapkan dapat tumbuh sebesar 3,98 – 4,19 persen*, dengan

tingkat kemiskinan 4,81 persen, dan pegangguran sebesar 4,60 persen*.

Keterangan: *) Proyeksi dalam Rancangan Awal RKP 2018

No

Provinsi

Tingkat Kemiskinan

Jumlah Kabupaten

dengan kemiskinan

>= 10% tahun 2015

Realisasi

*)

Proyeksi Target

2015

2016

2017

2018

1

Kalimantan Barat

8,03

8,00

7,18

6,86

3

2

Kalimantan Tengah

5,94

5,36

5,32

5,14

-3

Kalimantan Selatan

4,99

4,52

4,43

4,22

-4

Kalimantan Timur

6,23

6,00

5,22

5,02

1

5

Kalimantan Utara

6,24

6,99

4,96

4,81

(42)

-Kontribusi Pembangunan Wilayah Per Pulau Tahun 2018

Untuk Mendukung Sasaran Pembangunan Nasional

Wilayah Sumatera

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Min 5%

Tingkat Kemiskinan

Max 10%

Tingkat Pengangguran Terbuka

Max 5%

Wilayah Kalimantan

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Min 3%

Tingkat Kemiskinan

Max 6%

Tingkat Pengangguran Terbuka

Max 6%

Wilayah Sulawesi

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Min 7%

Tingkat Kemiskinan

Max 10%

Tingkat Pengangguran Terbuka

Max 4%

Wilayah Papua

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Min 6%

Tingkat Kemiskinan

Max 26%

Tingkat Pengangguran Terbuka

Max 4%

Wilayah Maluku

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Min 6%

Tingkat Kemiskinan

Max 13%

Tingkat Pengangguran Terbuka

Max 5%

Wilayah Bali Nusa Tenggara

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Min 6%

Tingkat Kemiskinan

Max 14%

Tingkat Pengangguran Terbuka

Max 3%

Wilayah Jawa

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Min 5%

Tingkat Kemiskinan

Max 10%

Tingkat Pengangguran Terbuka

Max 6%

Sumber: Hasil Simulasi Bappenas

(43)

Rencana Pengembangan Wilayah Kalimantan

Tahun 2018

Wilayah Kalimantan 2018

Sasaran Laju Pertumbuhan

Ekonomi

Min 3%

Sasaran Tingkat Kemiskinan

Max 6%

Sasaran Tingkat Pengangguran

Terbuka

Max 6%

Pelabuhan Banjarmasin

Sektor-sektor penggerak perekonomian

1. Pertambangan dan Penggalian

2. Industri Pengolahan

3. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

4. Konstruksi

5. Perdagangan besar dan eceran

Lokasi prioritas penurunan tingkat kemiskinan :

1. Provinsi Kalimantan Barat (tingkat

kemiskinan moderat)

2. Provinsi Kalimantan Utara (tingkat

Kemsikinan Moderat)

Lokasi prioritas penurunan tingkat pengangguran

tebuka :

1. Provinsi Kalimantan Timur

2. Provinsi Kalimantan Utara

KI. Landak/Ketapang

Kab. Landak, Kalbar

KI Jorong

Kab. Tanah Laut, Kalsel

KI Batulicin

Kab. Tanah Bumbu, Kalsel

KEK. MBTK

Kab. Kutai Timur , Kaltim

•Pembangunan Pelabuhan CPO Maloy •Rehabilitasi dan Rekonstruksi Ruas Jalan

Sangata SP. Perdau Muara Lembak -Sangkulirang - Maloy

•Pembanguan Jalan Akses KEK Maloy •Pengembangan Bandara Sangatta •Pembangunan PLTU Kaltim, 2x100 MW

Jalan Bebas Hambatan Balikpapan - Samarinda

Kawasan Strategis Prioritas Nasional 2018

Kawasan Strategis Prioritas RPJMN 2015-2019

Pembangunan Jalur KA Balikpapan – Samarinda

(pembebasan lahan) Pembangunan Jembatan

Landak II

Pembangunan Jalan Ruas Bts.Prov.Kalbar-Tumbang

Sanamang-Tumbang Hiran-Sanamang-Tumbang Samba

PEMBANGUNAN JALAN PERBATASAN :

• Pembangunan Jalan Bts. Kec. Sekayan/Entikong - Rasau 2

• Pembangunan Jalan Bts. Kec. Siding/Seluas – Bts. Kec. Sekayam/Entikong • Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Era - Batas Prov. Kaltim • Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Nanga Pinoh - Ela Hilir - Batas

Prov. Kalteng

• Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Rasau - Sepulau - Batas Kapuas Hulu/Sintang

• Pembangunan Jalan Perbatasan Prov Kalbar Ruas Temajok - Badau

Pengembangan Bandar Udara Tanjung Harapan

Pembangunan Pelabuhan Laut Padang Tikar

Pembangunan Jalan Sei Kelik - Siduk Pembangunan

Bandar Udara Tebelian

KETAHANAN PANGAN

• Pembangunan Bendungan Tapin (Lanjutan)

• Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Batang Alai (Lanjutan) • Pembangunan Drainase Utama Veteran Kota Banjarmasin • Pembangunan Jaringan Pipa Transmisi Air Baku

Banjarbakula

• Pembangunan Prasarana Air Baku Embung Aji Raden Kota Balikpapan

• Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Baku Kota Sambas • Pengendalian Banjir Sungai Kalahien

• Pengendalian Banjir Sungai Martapura di Kota Banjarmasin • Pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I. Pitap

(44)

44

(45)

45

Kerangka Pendanaan RKP 2018

Untuk meningkatkan efektivitas dalam mendanai prioritas pembangunan dan

mengimplementasikan Money Follow Program, pemerintah telah mengeluarkan PP NO.

17/2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan

Nasional yang memuat antara lain :

1. Perkuatan kendali program. Perencanaan pendanaan dilakukan pada prioritas

pembangunan hingga tingkat pelaksanaan (keluaran dan lokus yang jelas)

2. Pengintegrasian sumber – sumber pendanaan baik belanja pusat (K/L dan Non K/L),

transfer ke daerah maupun non APBN

3. Memperkuat koordinasi antar instansi dan antar pusat daerah dengan memfokuskan

pembahasan pada prioritas pembangunan agar :

Kesiapan pelaksanaan program dibahas sejak awal

Integrasi antar program dan antar pelaku pembangunan

4. Mengintegrasikan dokumen perencanaan, dokumen anggaran serta penilaian kinerja

dalam sebuah rangkaian sistem yang terpadu (KRISNA)

(46)

Pengembangan

Dunia Usaha dan

Pariwisata

Pengembangan 3

Kawasan

Pariwisata

(Danau Toba)

Pengembangan 3

Kawasan Industri

(KI)

(Sei Mangkei)

Pengembangan 5

Kawasan

Ekonomi Khusus

(KEK)

KEK Maloy

Batuta

Trans-Kalimantan

(MBTK)

Sarana dan prasarana konektivitas

Sarana dan prasarana pelayanan dasar seperti air

baku

Revitalisasi Kawasan

Belanja KL

BUMN

Pemerintah Daerah

Pembangunan Jalan Tol

Dana Alokasi Khusus (Penugasan)

Pembangunan ruas kewenangan daerah

Rehabilitasi Daerah irigasi

APBD

Pembangunan jalan prov/kab/kota

Peningkatan pelayanan kesehatan

Belanja KL

Sarana dan prasarana konektivitas

KPBU

Pengembangan sarana dan

prasarana konektivitas yang

melibatkan swasta

Belanja KL

Pembangunan akses

jalan

Pembangunan

dukungan sarana

industri

BUMN

Pembangunan sarana prasarana energi

46

Contoh : Perkuatan Integrasi Sumber Pendanaan

Swasta

Resor dan spot – spot pariwisata

Pengadaan Fasilitas MICE

Swasta

Pembangunan Pabrik Pengolahan

Produk Turunan Kelapa Sawit

(47)

47

Pendanaan Rancangan RKP

URAIAN

Pagu Indikatif

% Terhadap

Belanja Operasional

33,3

Belanja Prioritas

57,2

Prioritas Nasional (prioritas yang merupakan penekanan RKP)

34,3

Prioritas Bidang (prioritas untuk pencapaian target RPJMN 2015-2019)

22,9

Lainnya

9,5

TOTAL

100

Pendanaan Rancangan RKP yang melalui Kementerian/Lembaga diarahkan sebagai

berikut :

(48)

48

Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2018

Terdapat penambahan 4 bidang DAK

Reguler baru yaitu Air Minum dan Sanitasi

untuk mendukung pemenuhan target

pelayanan dasar (SPM) serta Pasar dan

Jalan untuk mendukung ketersediaan

sarpras dalam mendukung pencapaian

Program Presiden Ekonomi Berkeadilan.

Terdapat penambahan 3 bidang DAK

Afirmasi baru yaitu Pendidikan, Air

Minum, dan Sanitasi, untuk menunjang

pelayanan dasar di wilayah afirmasi, menu

dimungkinkan sama dengan DAK Reguler,

tetapi lokasinya dikunci.

Selain 8 bidang DAK Penugasan Eksisting

Tahun 2017, terdapat penambahan 1 bidang

DAK dari Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan yang sebelumnya berada

di bawah Bidang DAK Penugasan Irigasi

dan Sanitasi Tahun 2017. Pemisahan

bidang DAK dilakukan agar implementasi

kegiatan dapat berlangsung lebih baik

dibandingkan tahun 2017.

Terdapat bidang – bidang yang

kemungkinan sama atau terdapat di lebih

dari 2 jenis DAK, namun berbeda dalam

fokus menu kegiatan dan lokasinya.

RANCANGAN BIDANG DAK FISIK TA 2018

DAK REGULER

DAK AFIRMASI

DAK PENUGASAN

Tujuan: Untuk penyediaan pelayanan

dasar sesuai UU No. 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah dengan

target pemenuhan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) dan

mendukung ketersediaan sarana dan

prasarana untuk pencapaian

Program Presiden Ekonomi

Berkeadilan

Tujuan: Mempercepat pembangunan

infrastruktur dan pelayanan dasar

yang fokus pada Lokasi Prioritas

(Kecamatan) pada Kab/Kota yang

termasuk kategori daerah perbatasan,

kepulauan, tertinggal, dan

transmigrasi (Area/Spatial Based).

Tujuan: Mendukung Pencapaian

Prioritas Nasional Tahun 2018

yang menjadi kewenangan

Daerah dengan lingkup kegiatan

yang spesifik serta lokasi

prioritas tertentu.

1. Pendidikan

10. Pariwisata

1. Kesehatan (Puskesmas)

1. Pendidikan (SMK)

2. Kesehatan dan

KB

11. Jalan

2. Perumahan dan Permukiman

2. Kesehatan

3. Air Minum

3. Transportasi

3. Air Minum

4. Sanitasi

4. Pendidikan

4. Sanitasi

5. Perumahan

dan Permukiman

5. Air Minum

5. Jalan

6. Pasar

6. Sanitasi

6. Irigasi

7. IKM

7. Pasar

8. Pertanian

8. Energi Skala Kecil

9. Kelautan dan

(49)

49

Langkah Penyempurnaan Kebijakan DAK Fisik Tahun 2018 :

Pengusulan DAK Fisik Tahun 2018 Melalui Aplikasi E-planning

02

03

01

Instruksi

Presiden

01

Satu Portal Aplikasi

Pengusulan DAK

Fisik

02

Sosialisasi Aplikasi

e-planning DAK

03

04

Instruksi Bapak Presiden RI mengenai “Satu

usulan dengan menggunakan teknologi

informasi”;

Penyusunan aplikasi e-planning DAK ini

menjadi satu portal pengusulan DAK Fisik dari

pemerintah daerah yang dapat diakses oleh

seluruh stakeholder (lintas K/L dan lintas

Pemerintah Daerah).

Dilakukan pengintegrasian e-planning

DAK ke e-planning Bappenas.

Aplikasi e-planning DAK Fisik ini akan

disinkronkan dengan sistem serupa di K/L

Pengampu DAK.

04

Pengintegrasian

Aplikasi

Kementerian

Lembaga

(50)

Prioritas Pembangunan Nasional

Mendukung Kaltara sebagai Pusat

Pangan dan Energi

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Standar Dirjen Perhubungan Darat SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek

Sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk sebenarnya hanya merupakan alat bantu untuk mendiagnosis penyakit apa yang

Perawatan yang dapat dilakukan adalah rajin mengganti pakaian dalam, memakai celana yang tidak ketat, membasuh vagina dari depan ke belakang, sering mengganti pembalut

Dengan menggunakan persamaan model seperti diatas ini dan melakukan analisis menggunakan regresi data panel dengan dua uji kelayakan terhadap model tersebut, maka

Untuk itulah dilaksanakan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dalam bentuk “Pelatihan Digital Marketing Melalui Sosial Media” pada Kelompok Binaan Kuliner (makanan dan minuman)

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut No. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 46

Permasalahan yang bisa dirumuskan adalah jenis ragam hias apa saja yang diterapkan sebagai ragam hias pada sistem konstruksi interior bale dangin, dan bagaimana

Dalam pra penelitian pendahuluan dengan 30 responden kepala SD negeri di kecamatan Mranggen kabupaten Demak, tentang gaya kepemimpinan demokratik kepala sekolah,