• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN

SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI

Suraida

Abstrak

Identifikasi tumbuhan merupakan suatu cara untuk mempelajari ilmu botani dalam pembelajaran biologi terutama pokok bahasan Klasifikasi dan Taksonomi Tumbuhan. Identifikasi memiliki kompleksitas materi yang cukup tinggi, sehingga perlu media yang efektif dalam penyampaiannya. Obyek serta persoalan-persoalan biologi banyak ditemukan di sekitar kita, hal ini sangat baik bila dijadikan sebagai sumber belajar. Penggunaan lingkungan sebagai media sumber belajar tidak banyak mengalami kesulitan, mengingat biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang obyek dan persoalannya banyak terjadi di lingkungan alam sekitar.

Tumbuhan penghijauan merupakan tumbuhan yang mempunyai banyak fungsi mulai dari fungsi ekologi, kesehatan, lingkungan, psikologi, serta fungsi pendidikan dan pengajaran. Namun sangat sayang sekali, tumbuhan yang begitu banyak manfaatnya kurang disadari, masyarakat juga pemerintah. Identifikasi dikenal juga dengan istilah pengenalan. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas (“jati diri”) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada “menentukan nama yang benar dan tempat yang tepat dalam sistem klasifikasi”. Oleh karena itu dalam penyampaian media ini, peran guru (dosen) sebagai fasilitator sangat penting sehingga pencapaian materi dapat berjalan efektif.

Identifikasi sangat penting dalam ilmu botani karena digunakan sebagai media belajar. Hal ini harus didukung dengan dengan adanya penguasaan jenis-jenis yang ada di sekitar lingkungan terutama tumbuhan peneduh jalan, maka dapat membantu pemahaman pokok bahasan Klasifikasi dan Taksonomi Tumbuhan secara lebih mendalam.

Kata Kunci : Identifikasi, tumbuhan penghijauan, media belajar. A. PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan, paradigma lama mengenai proses belajar mengajar bersumber pada teori. Kita mengenal teori tabularsa John Locke. Dia mengatakan bahwa pikiran seorang anak didik mirip seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap menerima coretan-coretan gurunya. Kondisi dunia pendidikan sudah banyak berubah, sehingga

(2)

tuntutan pembelajaran juga berubah. Oleh karena itu, paradigma pendidikan dan pembelajaran juga harus berubah sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi serta tuntutan jaman (Lufri, dkk. 2007).

Identifikasi tumbuhan penghijauan merupakan suatu cara untuk mempelajari ilmu botani dalam pembelajaran biologi, terutama pokok bahasan Klasifikasi dan Taksonomi Tumbuhan. Identifikasi tumbuhan penghijauan ini merupakan pembelajaran botani yang penting sekali, karena dengan mempelajarinya, kita dapat memahami klasifikasi tumbuhan-tumbuhan khususnya tumbuhan penghijauan. Dalam hal ini identifikasi pada mata kuliah Botani merupakan salah satu bagian dari pokok bahasan biologi yang mempelajari tentang ciri-ciri tumbuhan, sifat fisik, habitat, maupun klasifikasi. Identifikasi ini memiliki tingkat kompleksitas materi yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari isi (content) materi Klasifikasi dan Taksonomi Tumbuhan yang berkaitan erat dengan dasar-dasar ilmu biologi, seperti bahasa ilmiah, morfologi, anatomi dan ekologi. Oleh karena itu maka dapat dimaklumi bahwa identifikasi merupakan salah satu materi biologi yang dianggap cukup sulit untuk dikuasai oleh siswa.

Mata kuliah Botani pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu diperlukan cara yang efektif untuk mempelajarinya. Para ilmuwan terdahulu telah melakukan penelitian-penelitian dan menghasilkan media kunci determinasi dunia tumbuhan yang berisi identifikasi tumbuhan yang ada di muka bumi. Oleh karena itu, berdasarkan media yang telah ada dalam biologi maka perlu dikembangkan lagi selanjutnya agar materi-materi yang ada dalam ilmu botani dapat disampaikan ke siswa dengan baik.

Beberapa materi dalam biologi, seringkali menuntut guru (dosen) dalam pembelajaran untuk lebih aktif dalam menyajikan materi dengan cara-cara yang lebih interaktif. Memberikan penjelasan kepada siswa tentang materi yang sedang diajarkannya membutuhkan kesiapan berbagai metode yang efektif sehingga dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi-materi yang disampaikan. Guru bertindak sebagai “panglima” dan guru dipandang sebagai “orang yang paling mengetahui”, sehingga dibutuhkan keterampilan guru dalam menggunakan berbagai media yang mendukung pembelajaran nantinya. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi Klasifikasi dan Taksonomi Tumbuhan semakin rendah, apabila guru (dosen) menggunakan metode pembelajaran maupun media yang kurang tepat, dan hanya mengandalkan sumber belajar yang berasal dari buku paket atau buku ajar saja. Selain itu, proses komunikasi yang terjadi seringkali satu arah, yaitu guru kepada siswa. Sementara itu, banyak diantara guru yang memiliki kemampuan komunikasi yang kurang memadai.

(3)

Berbagai hambatan yang berkaitan erat dengan komunikasi dan sumber belajar dapat diatasi dengan menghadirkan berbagai bentuk media yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Untuk itulah sebelum menggunakan suatu media, seorang guru harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu karakteristik materi, ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung, dan ketrampilan guru dalam menggunakan media tersebut dan lain sebagainya.

Obyek serta persoalan-persoalan biologi banyak ditemukan di sekitar kita, hal ini sangat baik bila dijadikan sebagai sumber belajar. Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar tidak banyak mengalami kesulitan, mengingat biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang obyek dan persoalannya banyak terjadi di lingkungan alam sekitar.

B. TUMBUHAN PENGHIJAUAN

Tumbuhan penghijauan adalah tanaman/tumbuhan dalam suatu hamparan tertentu di wilayah kota untuk memperbaiki dan menjaga iklim mikro, nilai estetika dan fungsi resapan air, serta menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota (KEMENHUT, 2004).

Tumbuhan peneduh jalan/tumbuhan penghijauan merupakan tumbuhan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup walaupun secara tidak langsung karena tumbuhan sebagai produsen pertama yang mengubah energi matahari menjadi energi potensial untuk makhluk hidup lainnya dan mengubah CO2 menjadi O2 dalam proses

fotosintesis.

Tumbuhan penghijauan mempunyai banyak fungsi mulai dari fungsi ekologi, kesehatan, lingkungan, psikologi, serta fungsi pendidikan dan pengajaran. Namun sangat sayang sekali, tumbuhan yang begitu banyak manfaatnya kurang disadari masyarakat juga pemerintah, banyak sekali penebangan liar sampai penjarahan tumbuhan penghijauan sehingga dikhawatirkan lambat laun akan habis, padahal untuk menanam kembali perlu waktu yang cukup lama. Mengingat penting penghijauan khususnya tumbuhan peneduh jalan/tumbuhan penghijauan maka dalam penanaman perlu diperhatikan jenis-jenis apa saja yang baik sebagai tanaman penghijauan.

Sebagai tumbuhan peneduh jalan/tumbuhan penghijauan ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi antara lain : buahnya tidak terlalu besar, jatuhnya daun tidak terlalu banyak, tumbuhnya tidak boleh liar, pohonnya kuat, tumbuhnya perakaran tidak terlalu cepat, tidak mudah terserang hama dan penyakit.

Untuk dapat menikmati manfaat penghijauan kota, maka pemilihan spesies tumbuhan yang akan ditanam harus memperhatikan tiga syarat utama, antara lain sebagai berikut (Indriyanto, 1993) :

(4)

1). Memenuhi syarat sebagai silvikultur yaitu bahwa spesies tumbuhan yang ditanam harus pada tempat tumbuh yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhannya, dapat tumbuh pada tanah miskin hara, mampu memulihkan kesuburan tanah, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, spesies tumbuhan yang selalu hijau, batang pokok dan cabang kuat sehingga tidak mudah tumbang dan patah, akar tidak merusak jalan, beton, dan bangunan yang ada di sekitarnya.

2). Memenuhi syarat manajemen yaitu bahwa spesies tumbuhan yang dipilih harus mudah cara penanamannya, mudah dan murah pemeliharaannya, mudah pengamanannya, dan mudah pemanfaatannya.

3). Memenuhi syarat keindahan (estetika) yaitu bahwa spesies tumbuhan yang ditanam harus memiliki morfus dan habitus yang menampakkan kesesuaian dengan tujuan keindahan. Keindahan spesies tumbuhan akan ditampilkan pada bentuk utama tajuk, ukuran, tekstur, dan warna, serta bergantung pada komposisi yang diinginkan secara tepat.

C. MEDIA BELAJAR BIOLOGI

Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang berarti perantara atau pengantar. Pengertian media secara epistomologi adalah “segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi”. Selain sebagai penyalur informasi, media pembelajaran dapat juga berfungsi sebagai sumber belajar. Dengan demikian, sebuah media pembelajaran dapat berfungsi ganda yaitu sebagai alat pengantar atau penyalur informasi (materi) pelajaran dan sekaligus sebagai sumber belajar (Sadiman, dkk. 2000).

Dalam makna yang lebih luas, media pembelajaran meliputi berbagai macam bentuk, baik yang bersifat visual saja, atau audio saja maupun audiovisual. Baik yang berbentuk tiga dimensi, seperti alat peraga, specimen, dan lain-lain, maupun yang berbentuk dua dimensi, seperti gambar dan buku pelajaran.

Media memegang peranan penting dalam efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Media dapat mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, anak didik yang pasif, serta dapat menyatukan pengamatan anak (Hadimiarso, et.al. 1984). Selain itu media juga dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalitas dan menimbulkan gairah belajar. Untuk mendisain dan melakukan pembelajaran yang sistimatis media memegang peranan penting.

Pertimbangan dalam penggunaan media adalah: a).karakteristik masing-masing media misalnya gerakan, warna, dan suara; b).cara

(5)

penyajian media, misal diproyeksikan didisplay pada papan;c). cara-cara agar media dapat digunakan secara efektif (Gerlach, et al. 1980).

Empat tahapan dalam pemilihan media pembelajaran adalah : a). menuliskan tujuan pembelajaran, b). menentukan domain berdasarkan tujuan yang akan diklasifikasikan domain kognitif, afektif dan psikomotorik, c).memilih strategi yang tepat berdasarkan domain, dan d). memilih media yang sesuai. Pemilihan media harus mempertimbangkan juga karakteristik siswa seperti kemampuan verbal, persepsi terhadap media, pengalaman, intelektual, motivasi dan kepribadian serta ketrampilan sosial (Gerlach, et al. 1980).

Pemilihan media / sumber belajar yang tepat ditentukan oleh : a. Situasi pembelajaran

Apakah sistem penyampaian ditujukan untuk peserta didik atau pembelajar, kelompok kecil peserta didik, kelas konvensional atau belajar jarak jauh.

b. Peserta didik atau pembelajar berikut karakteristiknya seperti tipe belajar, usia dan minat.

c. Tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dipelajari oleh peserta didik.

d. Ketersediaan media dan sumber belajar itu sendiri di lokasi belajar. e. Kemampuan pangajar untuk menggunakannya jika akan digunakan

dalam KBM dengan pola konvensional.

Beberapa prinsip-prinsip memilih dan menggunakan media antara lain : a). tidak ada satu mediapun yang terbaik untuk semua pembelajaran; masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, b). pastikan bahwa media konsisten dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan, c). mengenali media yang akan digunakan, d). menyadari bahwa gaya belajar, pengalaman, preferensi, ketertarikan mempengaruhi hasil belajar terhadap media yang digunakan (Brown, et al. 1983).

Peran media pembelajaran biologi menurut Smaldino dalam Prawiradilaga (2004) :

a). Diatur pengajar (instructor – directed)

Media pembelajaran yang difungsikan oleh pengajar dan menjadi bagian dari penyajian materi yang disajikan oleh pengajar tersebut. b). Diatur peserta didik (learner – directed)

Media pembelajaran yang difungsikan oleh peserta didik itu sendiri karena ia merasa bahwa ia ingin terlibat langsung dalam kegiatan belajarnya. Sarana laboratorium, modul adalah media pembelajaran yang memang khusus pemanfaatannya diatur oleh peserta didik. c). Belajar jarak jauh (distance education)

Belajar jarak jauh memerlukan sarana telekomunikasi yang memadai, baik untuk interaksi yang bersifat sinkron atau asinkron.

(6)

Pada saat ini pengertian media pembelajaran sering dikaitkan dengan sumber belajar. Hal ini terlihat dari kategorisasi media pembelajaran yang tercakup dalam rumusan sumber belajar seperti yang diusulkan organisasi tertua teknologi pendidikan AECT yang disimpulkan oleh Prawiradilaga menjadi :

1). Sumber belajar : orang, peralatan, teknologi, dan bahan ajar untuk membantu peserta didik.

2). Sumber belajar : sistem ICT, sumber yang terdapat di masyarakat seperti perpustakaan, museum, kebun binatang, dan pakar.

3). Sumber belajar : media digital seperti CD-ROM, websites, webQuests, dan EPPS (electronic performance support systems). 4). Sumber belajar : media analog seperti buku dan bahan cetak,

rekaman video, dan media audiovisual tradisional.

D. IDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI

Identifikasi tumbuhan penghijauan adalah salah satu media yang dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi khususnya botani. Identifikasi dikenal juga dengan istilah pengenalan. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas (“jati diri”) suatu tumbuhan, yang dalam hal ini tidak lain daripada “menentukan nama yang benar dan tempat yang tepat dalam sistem klasifikasi”. Oleh karena itu dalam penyampaian media ini, peran guru (dosen) sebagai fasilitator sangat penting sehingga pencapaian materi dapat berjalan efektif. Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan efektif yang cukup baik bagi materi Klasifikasi dan Taksonomi Tumbuhan. Dengan adanya pendekatan ini maka anak didik diarahkan untuk memanfaatkan lingkungan sebagai media sumber belajar, dalam hal ini mempelajari identifikasi tumbuhan penghijauan.

Dalam mempelajari materi ini umumnya anak didik dibawa belajar keluar kelas. Tapi tidaklah mustahil, dalam kondisi tertentu atau untuk mempelajari objek tertentu dapat dilaksanakan dengan membawa lingkungan ke dalam kelas atau ke dalam laboratorium.

Dalam menghadapi media yang didapatkan di lingkungan, siswa pertama-tama akan menemukan pertanyaan “Tumbuhan apakah ini gerangan?”. Itu berarti bahwa yang ingin ia ketahui lebih dulu adalah identitas tumbuhan itu, yang berarti pula bahwa yang pertama-tama harus dilakukan oleh siapapun yang tidak atau belum mengenal tumbuhan yang ia hadapi, adalah berusaha mengenali atau melakukan identifikasi tumbuhan tadi.

Langkah-langkah identifikasi tumbuhan penghijauan sebagai media belajar biologi adalah sebagai berikut :

1). Menanyakan identitas tumbuhan yang tidak kita kenal kepada seorang yang kita anggap ahli dan kita perkirakan mampu

(7)

memberikan jawaban atas pertanyaan kita. Dengan membawa specimen tumbuhan yang ingin kita ketahui identitasnya kepada seorang ahli. Bila cara ini dapat kita anggap sebagai salah satu metode identifikasi, maka metode ini merupakan metode yang paling mudah, murah, dan cepat memberikan hasil. Cara ini memang lazim dilakukan oleh orang awam, yang tempat tinggalnya tidak jauh dari suatu universitas atau lembaga penelitian taksonomi (herbarium). 2). Mencocokkan dengan specimen herbarium yang telah

diidentifikasikan. Dalam hal ini dilakukan verifikasi dengan mencocokkan specimen yang ditemukan dengan koleksi specimen-specimen herbarium yang telah diidentifikasikan oleh para ahli botani.

3). Mencocokkan dengan candra dan gambar-gambar yang ada dalam buku-buku flora atau monografi. Yang dibutuhkan adalah penguasaan peristilahan yang lazim digunakan dalam mencandra tumbuhan. Selain itu diperlukan peralatan tertentu seperti perangkat alat pengurai (“dissecting kit”), kaca pembesar (lup), bahkan mungkin sebuah mikroskop.

4). Penggunaan kunci identifikasi dalam indentifikasi tumbuhan. Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus ditemukan pada specimen yang akan diidentifikasikan.

5). Penggunaan lembar identifikasi jenis (“Species Indentification Sheet”). Adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai dengan nama dan klasifikasi jenis yang bersangkutan. Di samping itu, gambar tadi juga dilengkapi dengan candra serta keterangan-keterangan lain yang menambah lengkapnya informasi jenis tumbuhan tadi.

Tumbuhan penghijauan merupakan tumbuhan yang tumbuh sebagai peneduh jalan yang memiliki multi fungsi. Oleh karena itu pemahaman jenis-jenis tumbuhan penghijauan yang ada di lingkungan sekitar, sangat penting sebagai media pembelajaran biologi. Berikut ini adalah nama-nama jenis tanaman yang direkomendasikan oleh Departemen Kehutanan sebagai tanaman penghijauan kota (Dephut, 2007) :

No Nama Daerah Nama spesies 1. Flamboyan Delonix regia 2. Angsana Pterocarpus indicus 3. Ketapang Terminalia cattapa 4. Kupu-kupu Bauhinia purpurea 5. Kere payung Filicium decipiens 6. Johar Cassia multiyoga 7. Tanjung Mimusops elengi 8. Mahoni Swietenia mahagoni 9. Akasia Acacia auriculiformis

(8)

10. Bungur Lagerstroemia loudonii 11. Kenari Canarium commune 12. Johar Cassia sp.

13. Damar Agathis alba

14. Nyamplung Calophyllum inophyllum 15. Jakaranda Jacaranda filicifolia 16. Liang Liu Salix babilinica 17. Kismis Muehlenbeckia sp. 18. Ganitri Elaeocarpus sphaericus 19. Saga Adenanthera povoniana 20. Anting-anting Elaeocarpus grandiflorus 21. Asam kranji Pithecelobium dulce 22. Cemara Cupresus papuana 23. Pinus Pinus merkusii 24. Beringin Ficus benjamina

25. Lamtoro gung Leucaena leucocephala 26. Nangka Artocapus integra

27. Albizia Paraserianthes falcataria 28. Jati Tectona grandis

29. Kihujan Samanea saman

30. Bungur Lagerstroemia speciosa 31. Kelapa Cocos nucifera

32. Dadap Erythrina variegata 33. Aren Arenga pinata 34. Bambu Bambusa spp. 35. Kelapa sawit Elaeis guineensis 36. Mangium Acacia mangium 37. Waru pantai Hibiscus tiliaceus 38. Orang-aring Pouzolzia zeylanica 39. Sambang darah Hemigraphis alternate 40. Asoka besar Ixora coccinea

41. Asoka kecil Ixora fulgens 42. Biola cantik Ficus pandurata 43. Bugenvil Bougainvillea glabra 44. Cemara bundel Cupressus retusa 45. Cemara norfolk Araucaria heterophylla 46. Damar kaca Shorea javanica 47. Jambu dersana Eugenia malaccensis 48. Kaca piring Gardenia florida 49. Kurma Phoenix paludosa 50. Landep Barleria cristata 51. Mangga Mangifera indica

(9)

Adanya pedoman tanaman-tanaman penghijauan tersebut setidaknya membantu siswa dalam mempelajari identifikasi tumbuhan penghijauan yang ada di lingkungan sekitarnya. Setidaknya mereka dapat mempelajari terlebih dahulu ciri-ciri fisik dari tumbuhan penghijauan apabila diamati dari morfologinya.

Pendidikan dikatakan bermutu jika dapat mengembangkan kompetensi anak didik secara menyeluruh, baik penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (kognitif), kepribadiannya (afeksi) maupun keterampilannya (psikomotorik) secara optimal. Jika pembelajaran berjalan optimal maka diprediksi tujuan pembelajaran akan dicapai dan hasil belajar yang diperoleh juga diharapkan optimal. Dengan demikian dengan adanya identifikasi tumbuhan penghijauan di lingkungan sekitar dapat membantu siswa sebagai media belajar biologi yang optimal dalam memahami materi Klasifikasi dan Taksonomi Tumbuhan.

E. PENUTUP

Identifikasi tumbuhan penghijauan adalah salah satu media yang dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi khususnya ilmu botani. Tumbuhan penghijauan merupakan tumbuhan yang tumbuh sebagai peneduh jalan yang memiliki multi fungsi. Oleh karena itu pemahaman jenis-jenis tumbuhan penghijauan yang ada di lingkungan sekitar, sangat penting sebagai media pembelajaran biologi. Dengan adanya pedoman tanaman-tanaman penghijauan tersebut, setidaknya membantu siswa dalam mempelajari identifikasi tumbuhan. Setidaknya mereka dapat mempelajari terlebih dahulu ciri-ciri fisik dari tumbuhan penghijauan apabila diamati dari morfologinya. Oleh karena itu adanya identifikasi tumbuhan penghijauan di lingkungan sekitar dapat membantu siswa sebagai media belajar biologi yang optimal dalam memahami materi Klasifikasi dan Taksonomi Tumbuhan.

55. Sawo kecik Manilkara kauki 56. Pulai Alstonia scholaris 57. Randu Ceiba pentandra

58. Jabon Anthocephalus chinensis 59. Jambu mete Anacardium occidentale 60. Jamuju Padocarpus imbricatus 61. Kemiri Aleurites moluccana 62. Kenari Canarium vulgare 63. Maja Aegle marmelos 64. Sonokeling Dalbergia latifolia 65. Suren Toona sureni 66. Wareng Gmelina arborea

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Brown, J.W. Lewiss, R.B, Harclewood, F.F. 1983. AV Instruction Technology, Media and Methods. New Jersey.

Dephut-Departemen Kehutanan. 2007. Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. Jakarta. www.dephut.go.id.

Gerlach, V.S., Ely, D.P., Melnich, R. 1980. Teaching and Media, a Systematic Approach, Second Edition. Prentice-Hall. New Jersey.

Hadimiarso, Y. 1994. Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: Pustekom Depdikbud dan CV Rajawali.

Indriyanto. 2005. Identifikasi dan Kesesuaian Spesies Vegetasi Penghijauan di Kota Bandar Lampung. Prosiding. Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Kemenhut. 2004. Peraturan Menteri Kehutanan : Pedoman Pembuatan Tanaman Penghijauan Kota Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Jakarta

Lufri, Arlis, Yunus.Y, Sudirman. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Jurusan Biologi FMIPA. Universitas Negeri Padang.

Prawiradilaga. 2004. Pembaharuan Pembelajaran. Tangerang: FKIP Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Tipe penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif, yang maksudnya untuk menggambarkan atau menjelaskan mengenai suatu keadaan atau fenomena

Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh (PPJP/B) adalah salah satu bentuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan sehingga perlu memperhatikan lima

Kesimpulan dari yang dapat diambil dari paper ini adalah untuk perhitungan tahanan dan kebutuhan daya akan mesin kapal Mini LNG dapat dihitung menggunakan pendekatan metode

Dengan kata lain, file video ataupun audio yang terletak dalam sebuah server dapat secara langsung dijalankan pada UE sesaat setelah ada permintaan dari user, sehingga

Dengan demikian dalam masyarakat Mandailing terdapat tiga kelompok kekerabatan (kingrous), yaitu mora, kahanggi (orang-orang yang se-marga atau yang.. Hery Bajora Nasution :

Peningkatan penerapan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana terjadi karena adanya peningkatan seluruh dimensi penerapan keselamatan pasien yang meliputi dimensi

Strategi politik perusahaan adalah sebuah langkah yang diambil oleh organisasi untuk memperoleh, mengembangkan dan menggunakan kekuasaan untuk

Kepelbagaian struktur anatomi dari pembolehubah masukan model diambil kira bagi memodelkan parameter mi sebagai pembolehubah rawak yang menyebabkan kegagalan struktur vertebra