• Tidak ada hasil yang ditemukan

STIKes Nurliana Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STIKes Nurliana Medan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL STIKNA :

JURNAL SAINS, TEKNOLOGI, FARMASI DAN

KESEHATAN

Volume 1, Nomor 1, Mei 2017

e-ISSN 2579-7603

(2)

JURNAL STIKNA : Jurnal Sains, Teknologi, Farmasi & Kesehatan

Vol.1, No.1, Mei 2017 e-ISSN 2579-7603

DAFTAR ISI

NO JUDUL HAL

1

Pemeriksaan

(

Muhammad Taufik, Harlem Marpaung, Jamahir Gultom, Saur Lumban

Narkotika

Menggunakan

Sampel

Urine

Raja)

1-10

2 Analisis Cepat Methamphetamin pada RambutMenggunakan Gas Kromatografi Spekstroskopi Massa (Zul Alfian,Pengguna Sabu Sabu Harlem Marpaung, dan Muhammad Taufik)

11-19

3 Studi Waktu Mati (tO) dan Indeks Retensi Kovats Menggunakan Kolom

Kapiler Altech 10 Meter pada kromatografi Gas (Mahmudi) 20-30 4 Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien Dalam Upaya Keselamatan Pasiendi Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan 2015 (Novita Sari Br.

Barus)

31-40

5 Determinan Efisiensi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan

(Arifa Masyitah Panjaitan) 41-49

6 Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, dan Alat Pelindung Diri (Apd)Dengan Gangguan Kelainan Kulit Pada Petugas Pengangkut Sampah Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016 (Khodijah Tussolihin Dalimunthe)

50-60

7

Perbedaan Pengetahuan dan Keberadaan Jentik Sebelum dan Setelah Dilakukan Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Modifikasi Ovitrap pada Siswa SD Di Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Tahun 2016 (Vina Anggina Hutasuhut)

61-71

8 Upaya Pencegahan Dampak Mengangkat pada Pekerja Batubata di DesaKaranganyar Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2016 (Velly Fazri Sinaga)

72-82

9 Penggunaan dan Pemanfaatan Kembali Limbah Batubara sebagai MaterialBangunan (Saur Lumbanraja, Zul Alfian, Dede Ibrahim Muthawali) 83-94

10 Prilaku Keluarga Terhadap Anggota Keluarga Yang Menderita AutismeDi Pusat Pelatihan Anak Autisme Pelita Kasih (Heni Triana) 95-105

11 Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Ekstraksi terhadap Total Mikroba padaEsktraksi Belimbing Wuluh sebagai Pengawet Ikan Kembung

(

(Rastrelliger kanagurta))(Mariany Razali)(

(3)

JURNAL STIKNA : Jurnal Sains, Teknologi, Farmasi & Kesehatan

Vol.1, No.1, Mei 2017 e-ISSN 2579-7603

Jurnal Stikna diterbitkan setahun dua kali oleh STIKes Nurliana Medan, melingkupi berbagai bidang ilmu dalam bidang Sains, Teknologi, Farmasi dan Kesehatan.

Penasehat

Ketua STIKes Nurliana Medan

Ketua Redaksi Mahmudi, S.Si, M.Si

Wakil Redaksi

dr. Novita Sari Br. Barus, M.Kes

Editor

Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc, Apt Dr. Muhammad Taufik, M. Si.

Dr. Rudi Kartika, M. Si. Dr. Binawati Ginting, M.Si

Dr. Ir. Desi Ardilla, M. Si.

Diterbitkan Oleh : STIKes Nurliana Medan www. http://jurnal.stikna.ac.id

(4)

JURNAL STIKNA :

JURNAL SAINS, TEKNOLOGI, FARMASI DAN KESEHATAN Volume 1, Nomor 1, Mei 2017

e-ISSN 2579-7603

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, dan Alat Pelindung Diri (Apd) Dengan Gangguan Kelainan Kulit Pada Petugas Pengangkut Sampah Di Kota

Padangsidimpuan Tahun 2016 Khodijah Tussolihin Dalimunthe

Prodi IKM STIKes Nurliana (STIKNA) Medan Email : khodijahtussolihin27@gmail.com

ABSTRAK

Sampah adalah sesuatu yang tidak dapat dipakai dan dibuang sehingga tidak mengganggu kelangsungan hidup. Petugas pengangkut sampah merupakan pekerja buruh harian lepas yang bertugas mengangkut sampah setiap hari di wilayah Kota Padangsidimpuan. Kegagalan penyesuaian diri pekerja terhadap lingkungan kerja akan mengakibatkan gangguan kesehatan seperti gangguan kelainan kulit. Jenis penelitian ini menggunakan survei dengan rancangan

Cross Sectional terhadap seluruh petugas pengangkut sampah sebanyak 80 responden.

Metode yang digunakan adalah wawancara dengan menggunakan lembar kuesioner, observasi dan pemeriksaan oleh dokter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 80 responden yang diperiksa terdapat 49 responden yang mengalami gangguan kelainan kulit yaitu 40 responden (50.0%) mengalami dermatitis kontak and 9 responden (61.3%) mengalami gangguan akibat jamur. Variabel yang mempunyai hubungan dengan gangguan kelainan kulit pada petugas pengangkut sampah yaitu personal hygiene dan alat pelindung diri (APD). Sedangkan variabel yang paling berpengaruh yaitu personal hygiene. Diharapkan petugas pengangkut sampah agar lebih peduli terhadap personal hygiene dan pemakaian alat pelindung diri (APD). Diharapkan ada kerjasama dengan Dinas Kesehatan dalam upaya memberikan penyuluhan kepada petugas pengangkut sampah tentang tindakan kebersihan diri dan penggunaan alat pelindung diri pada saat bekerja.

Kata Kunci : Jam Kerja, Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD), Gangguan Kelainan Kulit

ABSTRACT

Garbage is something disposed which can not be used anymore so that it should not disrupt the viability. The dustmen are day laborers who work to transport garbage every day in Padangsidimpuan. Their rakishness adaptations of work environment causes health disorder in the form of skin disorder. The research uses cross sectional survey on 80 dustmen as the respondents. The method used were interviews, questionnaires, observation, and doctor’s inspections. The study found that 49 respondents get suffered of skin disorder, 40 respondents (50%) underwent contact dermatitis and 9 of them (61.3%) underwent skin disorder caused by fungi. Variable that related to skin disorder are personal hygiene and personal protective equipment (PPE). The most influential variable is personal hygiene. It is recommended that dustmen to consider the personal hygiene and use personal protective equipment (PPE). Also, it is recommended that the Health Agency in providing counseling for dustmen to take care of personal hygiene and the use of personal protective equpment (PPE) while doing their job to avoid being affected by illness which can be caused by garbage.

Keywords: Working Hours, Personal Hygiene, Personal Protective Equipment (PPE), Skin

(5)

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, otter... (Khodijah Tussolihin Dalimunthe)

51

PENDAHULUAN

Menurut Undang-undang RI tahun 2008, sampah adalah sesuatu yang tidak dapat dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelangsungan hidup. Pengangkut sampah merupakan tenaga kerja yang harus dilindungi agar terhindar dari kecelakaan dan kesakitan akibat dari pekerjaan. Kegagalan penyesuaian diri pekerja terhadap lingkungan kerjanya akan mengakibatkan gangguan kesehatan/penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja sebagian besar disebabkan oleh pajanan zat kimia, fisik, dan biologi.

Berdasarkan penelitian WHO (1999) pada pekerja tentang penyakit kerja di 5 (lima) benua, memperlihatkan bahwa penyakit gangguan otot rangka (musculo skeletal disease) pada urutan pertama 48%, kemudian gangguan jiwa 10-30%, penyakit paru obstruksi kronis 11%, penyakit kulit (dermatosis) akibat kerja 10%, gangguan pendengaran 9%, keracunan pestisida 3%, cedera dan lain-lain (Harrianto, 2010). Survei yang dilakukan oleh HSE (Health And Safety Excutive) di Inggris telah melaporkan kenaikan prevalensi penyakit kulit akibat kerja antara tahun 1990 dan 1995 dari 54.000 ke 66.000 kasus (HSE, 2000).

Data Keputusan Presiden tahun 1993 menyatakan bahwa ada 31 jenis penyakit akibat kerja dan salah satunya adalah penyakit kulit (dermatosis) (Suma’mur, 2009). Data kesehatan tahun 2012 menunjukkan terdapat 10 jenis penyakit rawat jalan di seluruh rumah sakit Indonesia dan penyakit kulit menduduki urutan ketiga setelah infeksi saluran nafas atas dan hipertensi (Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI., 2012).

Data Kota Medan pada tahun 2010 menunjukkan data tentang 10 penyakit terbesar dan penyakit kulit menduduki urutan kelima setelah penyakit infeksi akut lain pada saluran pernafasan atas, hipertensi, penyakit pada sistem otot dan jaringan pengikat serta penyakit lain pada saluran pernafasan atas (Kemenkes, 2011).

Survei awal yang dilakukan pada petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan, diketahui bahwa terdapat beberapa petugas pengangkut sampah yang mengalami keluhan gatal pada tangan, panas, dan terdapat bercak warna merah yang mulai mengering. Hasil wawancara juga menunjukkan jika personal hygiene seperti tidak langsung mandi setelah selesai bekerja dengan alasan masih ada pekerjaan berikutnya sehingga mandi setelah semua pekerjaan selesai, memiliki kuku panjang dan hitam, ada juga petugas memakai pakaian yang sudah dipakai bekerja tanpa dicuci kembali dan rata-rata petugas tidak memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan, sepatu dan topi.

(6)

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, otter... (Khodijah Tussolihin Dalimunthe)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik, personal hygiene, dan alat pelindung diri (APD) dengan gangguan kelainan kulit pada petugas pengangkut sampah Kota Padangsidimpuan tahun 2016. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai masukan kepada Dinas Kebersihan di Kota Padangsidimpuan bahwa pentingnya menerapkan kebersihan personal hygiene dan pemakaian alat pelindung diri (APD) terhadap pekerja khususnya pengangkut sampah dan sebagai bahan masukan bagi pekerja agar mereka tahu, mau dan sadar jika pentingnya menerapkan hidup bersih dan sehat khususnya kebersihan pribadi dan pemakaian alat pelindung diri bagi pekerja.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian

Jenis Penelitian adalah survei dengan rancangan Cross Sectional terhadap seluruh petugas pengangkut sampah sebanyak 80 responden.

Tempat Penelitian

Lokasi penelitian di Desa Simatohir, Dusun Batubola, Kecamatan Angkola Julu, Kota Padangsidimpuan. Waktu penelitian dilaksanakan bulan November − Juli Tahun 2016. Analisa data secara univariate, bivariate dan multivariate.

HASIL DAN DISKUSI

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan lembar kuesioner dan observasi terhadap petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan tahun 2016 dapat dikategorikan baik dan tidak baik.

Karakteristik Responden/Petugas Pengangkut Sampah di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

1. Umur Responden

Umur petugas pengangkut sampah yang menjadi responden dalam penelitian yaitu mulai dari umur 20-65 tahun. Bahwa responden pada umumnya bekerja pada umur <34 tahun yaitu sebesar 80.0%. Secara bivariate hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.491, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur responden dengan gangguan kelainan kulit pada petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan tahun 2016.

Umur merupakan salah satu karakteristik yang tidak dapat dipisahkan dari individu. Umur mempunyai hubungan dengan resiko kejadian penyakit termasuk penyakit kulit. Secara siklus, semakin bertambah umur seseorang maka akan berkurang imunologik/kekebalan kulit

(7)

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, otter... (Khodijah Tussolihin Dalimunthe)

53

dan stratum corneum sebagai pembungkus yang melindungi alat-alat dalam, mencegah kontak dengan bahan berbahaya dari luar (Saryono, 2011). Penelitian Erliana (2008) menunjukkan bahwa dermatitis dapat menyerang pada semua usia, yang artinya umur bukanlah faktor resiko utama terhadap paparan yang dapat menyebabkan gangguan kulit terutama dermatitis kontak.

2. Masa Kerja Responden

Masa kerja responden pada umumnya bekerja yaitu < 10 tahun yaitu sebesar 82.5%. Secara bivariate hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.797, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja responden dengan gangguan kelainan kulit pada petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan tahun 2016.

Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang telah terpajan dengan berbagai sumber penyakit yang dapat mengakibatkan keluhan gangguan kulit. Adanya perbedaan masa kerja berhubungan dengan pajanan terhadap agen yang menyebabkan kejadian dermatitis (Djuanda, 2010).

Semakin lama seseorang bekerja di suatu tempat maka akan semakin besar kemungkinan mereka terpapar oleh faktor-faktor lingkungan kerja baik fisik maupun kimia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit akibat kerja sehingga akan berakibat menurunnya efisiensi dan produktivitas kerja seorang tenaga kerja (Suma’mur, 2009). Penelitian Sagita (2015) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan kejadian gangguan kulit.

3. Jam Kerja Responden

Berdasarkan jam kerja responden pada umumnya responden mempunyai jam kerja

≤8 jam yaitu sebesar 85.0%. secara bivariate variabel tidak dapat diuji dengan menggunakan

uji chi square karena nilai expected kurang dari 5 sebanyak 50 %. Oleh karena itu, variabel diuji dengan menggunakan uji continuity correction. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji continuity correction didapat hasil p = 0.460. Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jam kerja dengan gangguan kelainan kulit pada petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan tahun 2016.

Menurut UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menjelaskan tentang ketentuan pembagian jam kerja adalah 7-8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas,

(8)

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, otter... (Khodijah Tussolihin Dalimunthe)

dan produktivitas yang optimal bahkan biasanya terjadi penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan waktu yang berkepanjangan akan menimbulkan terjadinya kelelahan,

gangguan kesehatan dan penyakit (Suma’mur, 2009). Penelitian Faridawati (2013)

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jam kerja dengan keluhan gangguan kulit pada pemulung laskar pelangi di kelurahan sumur batu kecamatan bantar gerbang.

4. Riwayat Alergi Responden

Berdasarkan riwayat alergi responden pada umumnya responden tidak mempunyai riwayat alergi yaitu sebesar 83.8%. Secara bivariate hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.549, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat alergi dengan gangguan kelainan kulit pada petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan tahun 2016.

Alergi adalah perubahan reaksi yang khusus dan terjadi sebagai akibat terbentuknya zat anti sesudah kontak dengan antigen atau alergen. Reaksi alergi timbul segera setelah ada rangsangan alergen pada seseorang yang hipersensitif (Djuanda, 2010). Peneltian Susanty menunjukkan bahwa (2015) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit kulit dengan kejadian dermatitis kontak.

Personal Hygiene Petugas Pengangkut Sampah di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

Distribusi responden berdasarkan kategori hasil kuesioner personal hygiene pada petugas pengangkut sampah pada Tabel 1. Berikut :

Tabel 1.Kategori Personal Hygiene Petugas Pengangkut Sampah di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

No. Personal Hygiene

Petugas Pengangkut Sampah n %

1. Tidak Baik 51 63.8

2. Baik 29 36.2

Total 80 100.0

Berdasarkan Tabel 1. bahwa responden mempunyai personal hygiene yang tidak baik yaitu sebesar 63.8%. Secara bivariate hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.006 artinya ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene responden dengan kejadian gangguan kulit pada petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan tahun 2016.

Gangguan kelainan kulit yang dialami petugas pengangkut sampah disebabkan kesadaran tentang kurang memperhatikan upaya yang harus dilakukan dalam menjaga kesehatan diri /personal hygiene, seperti mengganti pakaian kerja setiap hari, segera mandi

(9)

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, otter... (Khodijah Tussolihin Dalimunthe)

55

setelah selesai bekerja, mencuci tangan dan kaki pakai sabun seteleh selesai bekerja dan pemakaian kaos kaki yang tidak bersih saat bekerja. Kebersihan diri (personal hygiene) yang tidak baik akan mempermudah masuknya penyakit kedalam tubuh manusia. Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang tidak baik (Saryono, 2011). Penelitian Suryani (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara personal

hygiene dengan kejadian dermatitis kontak.

Observasi Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

Distribusi responden berdasarkan kategori alat pelindung diri (APD) pada petugas pengangkut sampah pada Tabel 2. Berikut :

Tabel 2. Kategori Alat Pelindung Diri (APD) Petugas Pengangkut Sampah di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

No. Alat Pelindung Diri (APD)

Petugas Pengangkut Sampah n %

1. Tidak Baik 67 83.8

2. Baik 13 16.2

Total 80 100.0

Berdasarkan Tabel 2. bahwa pada umumnya responden tidak mempunyai alat pelindung diri (APD) yang tidak baik yaitu sebesar 83.8%. Secara bivariate hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.014 artinya ada hubungan yang signifikan antara pemakaian alat pelindung diri (APD) dengan kejadian gangguan kulit pada petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016.

Tahapan dalam pelaksanaan kerja, pekerja harus menjaga diri dari kecelakaaan dan penyakit akibat kerja. Ketentuan mengenai alat pelindung diri diatur oleh pelaksanaan UU No. 1 tahun 1970 yaitu tentang Pengesahan alat pelindung diri (APD). Jenis alat pelindung diri menurut ketentuan tentang pengesahan, pengawasan, dan penggunaan meliputi alat pelindung kepala, alat pelindung telinga, alat pelindung muka dan mata, alat pelindung pernafasan, pakaian kerja, sarung tangan, alat pelindung kaki, sabuk pengamanan, dan

lain-lain (Suma’mur, 2009). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mahyuni (2012)

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dermatosis dengan pemakaian alat pelindung diri (APD) pada pekerja pemulung sampah.

(10)

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, otter... (Khodijah Tussolihin Dalimunthe)

Gangguan kelainan kulit disebabkan selain kurang memperhatikan personal hygiene juga disebabkan kurang memahami tentang perlunya pemakaian alat pelindung diri (APD), kurang mengetahui tentang resiko bahaya dari pekerjaan yang setiap hari dilakukan dapat menimbulkan penyakit, kurang mengetahui fungsi dan kegunaan alat pelindung diri (APD) saat bekerja dan rendahnya kesadaran petugas pengangkut sampah akan pentingnya keselamatan kesehatan kerja.

Gangguan Kelainan Kulit Terhadap Petugas Pengangkut Sampah di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

Distribusi responden yang mengalami gangguan kelainan kulit selama bekerja sebagai pengangkut sampah pada Tabel 3. Berikut:

Tabel 3. Distribusi Petugas Pengangkut Sampah Berdasarkan Ada/Tidak Ada Gangguan Kelainan Kulit di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

No. Gangguan Kelainan Kulit n %

Gangguan Kelainan Kulit Selama Bekerja

1. Mengalami kelainan kulit 49 61.3

2. Tidak mengalami kelainan kulit 31 38.8

Total 80 100.0

Gangguan Kelainan Kulit n %

1. Jamur 9 11.3

2. Dermatitis Kontak 40 50.0

Total 49 61.3

Berdasarkan Tabel 3. bahwa jumlah responden yang mengalami gangguan kelaianan kulit di Kota Padangsidimpuan sedikit lebih banyak yaitu sebesar 61.2% dari yang tidak mengalami yaitu sebesar 38.8%. Gangguan kelainan kulit paling banyak dialami responden yaitu dermatitis kontak yaitu sebesar 50.0% dan jamur yaitu sebesar 11.3% yang terjadi pada kaki dan tangan.

Pengaruh Karakteritik, Personal Hygiene dan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Pengangkut Sampah di Kota Padangsdimpuan Tahun 2016

Secara multivariate untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh dengan gangguan kelainan kulit pada petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan tahun 2016. Variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan gangguan kelainan kulit pada petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan yaitu personal hygiene dan alat pelindung diri (APD) responden/petugas pengangkut sampah.

(11)

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, otter... (Khodijah Tussolihin Dalimunthe)

57

Hasil uji statistik menggunakan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel personal hygiene yang paling berpengaruh dengan gangguan kelainan kulit pada petugas pengangkut sampah. Bila personal hygiene tidak baik maka probabilitas untuk mengalami gangguan kelainan kulit adalah :

Y = 1.121 − 1.158 (0) = 1.121 P =

P= 75.4%

Hal ini berarti probabilitas seseorang yang mempunyai personal hygiene yang tidak baik untuk mengalami gangguan kelainan kulit sebesar 75.4%. Sebagaian besar petugas pengangkut sampah mempunyai personal hygiene yang tidak baik sehingga mempermudah masuknya penyakit ke dalam tubuh manusia. Selain itu, ditambah dengan pemakaian alat pelindung diri (APD) yang tidak baik pada petugas pengangkut sampah mengakibatkan petugas pengangkut sampah berisiko dengan gangguan kelainan kulit, seperti yang terjadi pada petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan yaitu dermatitis kontak dan jamur pada kaki dan tangan. Penelitian Mahyuni (2012) menunjukkan bahwa kejadian dermatosis pada pemulung sampah akibat dari kurang baiknya personal hygiene dan tidak adanya pemakaian alat pelindung diri (APD) selama bekerja.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan yaitu sebanyak 49 responden (61.3%) yang mengalami gangguan kelainan kulit dengan kategori mengalami dermatitis kontak sebanyak 40 responden (50.0%) dan 9 responden (11.3%) mengalami jamur pada kaki dan tangan. Ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dan alat pelindung diri (APD) dengan gangguan kelainan kulit terhadap petugas pengangkut sampah dan variabel yang paling berpengaruh dengan menggunakan uji regresi logistik berganda antara personal hygiene dan alat pelindung diri (APD) dengan kejadian gangguan kelainan kulit pada petugas pengangkut sampah di Kota Padangsidimpuan tahun 2016 yaitu personal hygiene.

DAFTAR PUSTAKA

Abul, S. 2010. Environmental And Health Impact Of Solid Waste Disposal. Journal. University Of Swaziland. Diakses Pada Tanggal 13 Mei 2016.

(12)

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, otter... (Khodijah Tussolihin Dalimunthe)

Achadi, B. 2004. Keselamatan Kerja Bahaya Kimia Industri. Gadja Mada University Press. Yogyakarta.

Achmadi. 2011. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Rajawali Pers. Cetakan Pertama. Jakarta.

Alqahtani dan Otaibi . 2015. Management of Contact Dermatitis.

file:///F:/baruuuu/Management%20of%20contact%20dermatitis.htm. Journal of Dermatology & Dermatologic Surgery. Diakses pada Tanggal 12 Maret 2016.

Anies. 2006. Manajemen Berbasis Lingkungan. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Cetakan Kelima Belas. Jakarta.

Budiman, C. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Kedokteran EGC. Cetakan Pertama. Jakarta.

Budiono dan Cahyawati. 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Dermatitis Pada Nelayan. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Cahyono, B. 2004. Keselamatan Kerja Bahaya Kimia Industri. Gadja Mada University Press. Yogyakarta.

CCOHS. Diseases Dermatitis.http://www.ccohs.ca/oshanswers/dermatitis.html. Diakses tanggal 8 Februari 2016.

Dainur. 1995. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya Medika. Cetakan Ketiga. Jakarta.

Dahlan, S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika. Cetakan Ketiga. Jakarta.

Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Cetakan V. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Dingwall, L. 2010. Higiene Personal. Kedokteran EGC. Jakarta.

Erliana. 2008. Hubungan Karakteristik Individu dan Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Paving Block CV. Lhoksumawe. Universitas Sumatera Utara.

Fajar, I. 2009. Statistik untuk Praktisi Kesehatan. Graha Ilmu. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Faridawati, 2013. Hubungan Antara Personal Higiene Dan Karakteristik Individu Dengan

Keluhan Gangguan Kulit Pada Pemulung (Laskar Mandiri) di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang. Universitas Islam Negeri Sarif Hidayatullah. Skripsi kesehatan Lingkungan. Jakarta.

Harahap, M. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta.

Hayat. 2012. Skala Pengukuran. http://hayat08.files.wordpress.com/2012/03/stat-1.pdf. Diakses pada Tanggal 12 Maret 2016.

(13)

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, otter... (Khodijah Tussolihin Dalimunthe)

59

HSE. 2000. The Prevalence Of Occupational Dermatitis Amongst Printers In The Midlands. Her Majesties Stationery Office. Diakses tanggal 2 Maret 2016.

Hudyono, J. 2002. Dermatosis Akibat Kerja. Majalah Kedokteran Indonesia, November 2002.

Isro’n, L. dan Andarmoyo, S. 2012. Personal Higiene, Konsep, Proses dan Aplikasi. Praktik

Keperawatan. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Ditjen Bina Upaya Kesehatan. Jakarta.

Kosasih, A. 2004. Dermatitis Akibat Kerja. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Jakarta.

Legiawati, L. 2009. Problematika Dermatologi Geriatri dan Penanganannya. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Lidya, M dan Rizki, M. 2010. Epidemiologi Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Listautin. 2012. Pengaruh Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Personal Higiene, Indeks Massa Tubuh (IMT) Terhadap Keluhan Kesehatan Pada Pemulung di Kelurahan Terjun Medan Marelan Tahun 2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara.

Mahyuni, 2012. Dermatosis (Kelainan Kulit) Ditinjau Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Pemulung Di Tpa Terjun Medan Marelan. Jurnal. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sagita, M. 2015. Determinan Kejadian Gangguan Kulit Pada Pemulung Di Tpa Sukawinatan Palembang. Skripsi. Universitas Sriwijaya. Diakses Pada Tanggal 13 mei 2016.

Tulus, 1992, Manejemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mukono. 2002. Environmental Epidemiology. Airlangga University Press. Cetakan Pertama.

Surabaya.

Nazir. 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Cetakan ketujuh. Darussalam.

Nicholson. 2002. Occupational Health in The European Union. Society of occupational

Medicine. Great Britain.

Palupi, W. dan Monica, E. 2006. Bahaya Bahan Kimia Pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan. Cetakan Pertama. Kedokteran EGC. Jakarta.

(14)

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene, otter... (Khodijah Tussolihin Dalimunthe)

Richard. Occupational Contact Dermatitishttp://eknygos.lsmuni.lt/springer/99/717-734.pdf. Diakses pada Tanggal 12 Maret 2016.

Ridwan, H. 2010. Kesehatan Kerja. Kedokteran EGC. Jakarta.

Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Kedua. Nuha Medika. Yogyakarta.

Satusi, H. R. 2003. Proporsi Dermatosis Serta Gambaran Faktor-Faktor Yang Berkaitan Pada Pekerja Industri Batik Kota Sukarta. Universitas Diponegoro. Semarang.

Saryono dan Widianti, T. 2011. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM). Cetakan Kedua. Nuha Medika. Yogyakarta.

Sinulingga, S. 2011. Metode Penelitian. Cetakan Pertama. USU Press. Medan.

Soetomo, 2008. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Cetakan Kelima. Ailangga University Press. Surabaya.

Subowo. 2009. Immunobiologi. Cetakan kedua. CV Sagung Selo. Jakarta.

Suwondo, Jayanti, dan Lestantyo. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pekerja Industri Tekstil di Jepara. Jurnal. Universitas Diponegoro. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suma’mur, P.K. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). CV. Sagung

Seto. Jakarta.

Sumantri, A. 2010. Kesehatan Lingkungan. Kencana Prenada Media Group. Cetakan Ketiga. Jakarta.

Sumantri, F., dan Aritonang, L. 2007. Atlas Mikroskopis dan Makroskopis Patologi anatomi. Universitas Trisakti. Cetakan kedua. Jakarta.

Suryani, Febria. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis Kontak Pada Pekerja Bagian Proccesing dan Filling PT. Cosmar Indonesia Tangerang Selatan Tahun 2011. Universitas Islam Negeri, Jakarta. Diakses Pada Tanggal 13 Mei 2016.

Susanty, E. 2015. Hubungan Personal Hygiene Dan Karakteristik Individu Terhadap Kejadian Dermatitis Pada Petani Rumput Laut Di Dusun Puntondo Kabupaten Takalar.Skripsi. Universitas Hasanuddin. Diakses Pada Tanggal 13 Mei 2016.

Sutanto,I., Ismid,S., Sjarifuddin, K., dan Sungkar, S. 2008. Parasitologi Kedokteran. Cetakan Keempat. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta.

Tadesse, T. 2002. Occoputional Health, Safety and Hygiene. Ethopia Public Health Training

Initiative. University Of Gondar.

(15)

Alamat Editor

STIKes Nurliana (STIKNA) Medan

Jalan Rumah Sakit Haji Medan– Medan Estate 20237

Telp : 061-6637572, Fax 061-6639516

stikesnurliana@yahoo.com &

stikesnurliana2014@gmail.com

http://jurnal.stikna.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya beberapa teori dari keperawatan keluarga dapat memudahkan kita untuk mengkaji satu persatu masalah yang ada pada keluarga, sehingga dengan mudah kita berikan

Berdasarkan analisis kemampuan siswa untuk memecahkan persamaan linear dengan satu tidak diketahui (Bagian rv, Soal Sets) dan kemampuan mereka untuk mengenali struktural hubungan

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa spesies pohon penopang untuk tanaman anggrek yaitu pada jenis pohon penopang pohon akasia ( Acacia auriculiformis ), cemara bundel ( Cupressus

(3) Sebelum mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d, dan huruf e, penanggungjawab usaha dan/atau

Universitas Sumatera Utara... Universitas

Hal ini di perkuat dengan hasil wawancara pada subjek yang mengatakan bahwa subjek tidak ingin mencari pekerjaan terlebih dahulu sebelum menyelesaikan studinya

'Typically these are conflicts over the religious or secular character of a state but may also include challenges to the state's identificatiori with a particular

dimensi fraktal box counting cocok digunakan untuk klasifikasi kelompok umur manusia dari citra wajah dengan deteksi tepi Canny sebagai parameter untuk