BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Bedasarkan data
Bedasarkan data World Health OrganazationWorld Health Organazation (WHO), dinegara-(WHO), dinegara-negara miskin dan sedang berkembang angka kematian maternal berkisar negara miskin dan sedang berkembang angka kematian maternal berkisar antara 750-1.000 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan dinegara-negara antara 750-1.000 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan dinegara-negara maju angka kematian maternal berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran maju angka kematian maternal berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup (Bascommetro, 2010).
hidup (Bascommetro, 2010). Menurut Depkes RI (2007) kondisi derajatMenurut Depkes RI (2007) kondisi derajat kesehatan di Indonesia masih memprihatinkan antara lain ditandai dengan kesehatan di Indonesia masih memprihatinkan antara lain ditandai dengan masih tingginya AKI yaitu 228/100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi masih tingginya AKI yaitu 228/100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi baru lahir 34/1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007-2008).
baru lahir 34/1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007-2008).
Dari data pada tahun 2009 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia Dari data pada tahun 2009 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 226 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini disebabkan oleh berjumlah 226 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini disebabkan oleh perdarahan 42 %, keracunan kehamilan (eklampsia) 13 %, abortus 11 %, perdarahan 42 %, keracunan kehamilan (eklampsia) 13 %, abortus 11 %, infeksi 10 %, persalinan macet 9 % dan penyebab lain 15 %. Selain itu infeksi 10 %, persalinan macet 9 % dan penyebab lain 15 %. Selain itu terdapat juga penyebab tidak langsung, yakni status nutrisi ibu hamil yang terdapat juga penyebab tidak langsung, yakni status nutrisi ibu hamil yang rendah, anemia pada ibu hamil, terlambat mendapat pelayanan, serta usia rendah, anemia pada ibu hamil, terlambat mendapat pelayanan, serta usia yang tidak ideal dalam melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan (Dinkes, yang tidak ideal dalam melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan (Dinkes, Sumsel 2007).
Sumsel 2007).
Malpresentasi dapat mengakibatkan timbulnya penyebab kematian Malpresentasi dapat mengakibatkan timbulnya penyebab kematian perinatal termasuk diantaranya adalah kelainan presentasi bokong, kejadian perinatal termasuk diantaranya adalah kelainan presentasi bokong, kejadian hipoksia dan trauma lahir. Pada perinatal sering ditemui pada kasus hipoksia dan trauma lahir. Pada perinatal sering ditemui pada kasus persalinan dengan malpresentasi yaitu pada presentasi bokong.
persalinan dengan malpresentasi yaitu pada presentasi bokong.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi bokong, diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian bokong, diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presbo jika dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah presbo jika dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah pada ibu dengan multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika pada ibu dengan multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian presbo terbanyak dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian presbo terbanyak adalah pada panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak adalah pada panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik baik pada PAP.
Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Palembang Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Palembang tercatat angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2007 sebesar 15,93% (143) tercatat angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2007 sebesar 15,93% (143) jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar 54 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar 54 jiwa per 100.000 kelahiran hidup atau 16 kematian dari 29.486 kelahiran jiwa per 100.000 kelahiran hidup atau 16 kematian dari 29.486 kelahiran hidup. Pada tahun 2009, jumlah ibu hamil sebanyak 33.858 dengan resiko hidup. Pada tahun 2009, jumlah ibu hamil sebanyak 33.858 dengan resiko tinggi letak sungsang adalah 28 (8,2 %). Dan untuk tahun 2010 jumlah ibu tinggi letak sungsang adalah 28 (8,2 %). Dan untuk tahun 2010 jumlah ibu hamil sebanyak 34.878 dengan resiko tinggi letak sungsang adalah 91 (2,6 hamil sebanyak 34.878 dengan resiko tinggi letak sungsang adalah 91 (2,6 %).( Profil Kesehatan Propinsi Sumsel, 2010).
%).( Profil Kesehatan Propinsi Sumsel, 2010).
Bedasarkan data Rumah Sakit Bhayangkara Palembang pada tahun Bedasarkan data Rumah Sakit Bhayangkara Palembang pada tahun 2009 dari 5000 persalinan baik secara normal maupun persalinan dengan 2009 dari 5000 persalinan baik secara normal maupun persalinan dengan sectio sesarea, ibu yang melahirkan dengan resiko tinggi letak sungsang sectio sesarea, ibu yang melahirkan dengan resiko tinggi letak sungsang sebanya
sebanyak 75 k 75 persalinan (15 %).persalinan (15 %).
Dari uraian diatas, mengingat masih cukup tingginya AKI dan bahaya Dari uraian diatas, mengingat masih cukup tingginya AKI dan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh persalinan dengan letak sungsang, maka penulis yang dapat ditimbulkan oleh persalinan dengan letak sungsang, maka penulis tertarik untuk membuat laporan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu
tertarik untuk membuat laporan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu BersalinBersalin Ny.”
Ny.”YY”” PP44 AA00 Dengan Presentasi Bokong di Rumah Sakit BhayangkaraDengan Presentasi Bokong di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2012.
Palembang Tahun 2012.
1.2
1.2 Rumusa MasalahRumusa Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terlihat angka kejadian persalinan Berdasarkan latar belakang di atas, terlihat angka kejadian persalinan dengan presentasi bokong sebanyak 75 persalinan atau sebesar 15 % pada dengan presentasi bokong sebanyak 75 persalinan atau sebesar 15 % pada tahun 2009, dan mengingat bahaya bagi ibu dan janin dari persalinan dengan tahun 2009, dan mengingat bahaya bagi ibu dan janin dari persalinan dengan letak sungsang, oleh karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana Asuhan letak sungsang, oleh karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana Asuhan Kebidanan yang di berikan pada Ibu Bersalin
Kebidanan yang di berikan pada Ibu Bersalin Ny. “Y” dengan persalinan Ny. “Y” dengan persalinan letak sungsang di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2012.
letak sungsang di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2012.
1.3
1.3 TujuanTujuan 1.3.1
1.3.1 Tujuan UmumTujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti tentang pelaksanaan asuhan Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Palembang Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Palembang tercatat angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2007 sebesar 15,93% (143) tercatat angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2007 sebesar 15,93% (143) jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar 54 jiwa per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar 54 jiwa per 100.000 kelahiran hidup atau 16 kematian dari 29.486 kelahiran jiwa per 100.000 kelahiran hidup atau 16 kematian dari 29.486 kelahiran hidup. Pada tahun 2009, jumlah ibu hamil sebanyak 33.858 dengan resiko hidup. Pada tahun 2009, jumlah ibu hamil sebanyak 33.858 dengan resiko tinggi letak sungsang adalah 28 (8,2 %). Dan untuk tahun 2010 jumlah ibu tinggi letak sungsang adalah 28 (8,2 %). Dan untuk tahun 2010 jumlah ibu hamil sebanyak 34.878 dengan resiko tinggi letak sungsang adalah 91 (2,6 hamil sebanyak 34.878 dengan resiko tinggi letak sungsang adalah 91 (2,6 %).( Profil Kesehatan Propinsi Sumsel, 2010).
%).( Profil Kesehatan Propinsi Sumsel, 2010).
Bedasarkan data Rumah Sakit Bhayangkara Palembang pada tahun Bedasarkan data Rumah Sakit Bhayangkara Palembang pada tahun 2009 dari 5000 persalinan baik secara normal maupun persalinan dengan 2009 dari 5000 persalinan baik secara normal maupun persalinan dengan sectio sesarea, ibu yang melahirkan dengan resiko tinggi letak sungsang sectio sesarea, ibu yang melahirkan dengan resiko tinggi letak sungsang sebanya
sebanyak 75 k 75 persalinan (15 %).persalinan (15 %).
Dari uraian diatas, mengingat masih cukup tingginya AKI dan bahaya Dari uraian diatas, mengingat masih cukup tingginya AKI dan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh persalinan dengan letak sungsang, maka penulis yang dapat ditimbulkan oleh persalinan dengan letak sungsang, maka penulis tertarik untuk membuat laporan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu
tertarik untuk membuat laporan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu BersalinBersalin Ny.”
Ny.”YY”” PP44 AA00 Dengan Presentasi Bokong di Rumah Sakit BhayangkaraDengan Presentasi Bokong di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2012.
Palembang Tahun 2012.
1.2
1.2 Rumusa MasalahRumusa Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terlihat angka kejadian persalinan Berdasarkan latar belakang di atas, terlihat angka kejadian persalinan dengan presentasi bokong sebanyak 75 persalinan atau sebesar 15 % pada dengan presentasi bokong sebanyak 75 persalinan atau sebesar 15 % pada tahun 2009, dan mengingat bahaya bagi ibu dan janin dari persalinan dengan tahun 2009, dan mengingat bahaya bagi ibu dan janin dari persalinan dengan letak sungsang, oleh karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana Asuhan letak sungsang, oleh karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana Asuhan Kebidanan yang di berikan pada Ibu Bersalin
Kebidanan yang di berikan pada Ibu Bersalin Ny. “Y” dengan persalinan Ny. “Y” dengan persalinan letak sungsang di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2012.
letak sungsang di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Tahun 2012.
1.3
1.3 TujuanTujuan 1.3.1
1.3.1 Tujuan UmumTujuan Umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti tentang pelaksanaan asuhan Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti tentang pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
kebidanan pada ibu bersalin Ny.” Ny.”YY”” PP44AA00 dengan presentasi bokong didengan presentasi bokong di Rumah Sakit Bhayangkara Tahun 2012.
1.3.2
1.3.2 Tujuan KhususTujuan Khusus 1.
1. Melakukan pengumpulan dataMelakukan pengumpulan data subjektif dan objektif pada Ny”Y” dengasubjektif dan objektif pada Ny”Y” dengann presentasi bokong.
presentasi bokong. 2.
2. MenginMenginterpretasi data dasar pada Ny.”Y” dengaterpretasi data dasar pada Ny.”Y” dengan presentasi bokong.n presentasi bokong. 3.
3. Mengidentifikasi diagnosis aMengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial pada Ny.”Y” dengantau masalah potensial pada Ny.”Y” dengan presentasi bokong.
presentasi bokong. 4.
4. Mengidentifikasikan dan menetapkan kebutuhan yang benar atas dasarMengidentifikasikan dan menetapkan kebutuhan yang benar atas dasar data yang diperoleh dari Ny.”Y” denga
data yang diperoleh dari Ny.”Y” dengan presentasi bokong.n presentasi bokong. 5.
5. Menyusun rencana asuhan kebidaMenyusun rencana asuhan kebida nan secara menyeluruh pada Ny.”Y”nan secara menyeluruh pada Ny.”Y” dengan presentasi bokong.
dengan presentasi bokong. 6.
6. Melaksanakan asuhan kebiMelaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada Ny.”Y” dengadanan secara langsung pada Ny.”Y” dengann presentasi bokong.
presentasi bokong. 7.
7. MengevaluasMengevaluasi keefektifan i keefektifan asuhan kebasuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.”Y”idanan yang diberikan pada Ny.”Y” dengan presentasi bokong
dengan presentasi bokong
1.4
1.4 ManfaatManfaat 1.4.1
1.4.1 Bagi MahasiswaBagi Mahasiswa
Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk mengaplikasikan ilmu yang di dapat dengan langsung mempraktekan di mengaplikasikan ilmu yang di dapat dengan langsung mempraktekan di lapangan.
lapangan.
1.4.2
1.4.2 Bagi Institusi PendidikanBagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bagi lembaga pendidikan, agar dapat merencanakan Sebagai sumber bagi lembaga pendidikan, agar dapat merencanakan kegiatan pendidikan dalam konteks asuhan kebidanan secara menyeluruh kegiatan pendidikan dalam konteks asuhan kebidanan secara menyeluruh khususnya bagi ibu bersalin beresiko tinggi, sehingga lulusan kebidanan khususnya bagi ibu bersalin beresiko tinggi, sehingga lulusan kebidanan diharapkan mampu memberikan konstribusi dalam
diharapkan mampu memberikan konstribusi dalam pelayanan kesehatan ibupelayanan kesehatan ibu dan anak.
dan anak.
1.4.3
1.4.3 Bagi Rumah Sakit Bagi Rumah Sakit Bhayangkara PalembangBhayangkara Palembang
Sebagai sumber informasi tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin Sebagai sumber informasi tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin
BAB II BAB II
LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Persalinan 2.1 Konsep Dasar Persalinan 2.1.1 Pengertian Persalinan 2.1.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembekuan dan dilatasi serviks akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, pembekuan dan dilatasi serviks akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur ( Rohani, 2011).
durasi, dan kekuatan yang teratur ( Rohani, 2011).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawihardjo, 2008).
pada ibu maupun pada janin (Prawihardjo, 2008).
2.1.2 Tujuan Asuhan Persalinan Normal 2.1.2 Tujuan Asuhan Persalinan Normal
Tujuan asuhan persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal yaitu normal yaitu mengupaymengupayakan kelangsunganakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal.
pada tingkat optimal.
Meningkatkan sikap positif terhadap keramahan dan keamanan Meningkatkan sikap positif terhadap keramahan dan keamanan dalam memberikan pelayanan persalinan normal dan penanganan awal dalam memberikan pelayanan persalinan normal dan penanganan awal penyulit beserta
penyulit beserta rujukannya.rujukannya.
Memberikan pengetahuan dan keterampilan pelayanan persalinan Memberikan pengetahuan dan keterampilan pelayanan persalinan normal dan penanganan awal penyulit beserta rujukan yang berkualitas dan normal dan penanganan awal penyulit beserta rujukan yang berkualitas dan sesuai dengan prosedur standar (JNPK-KR, 2008).
sesuai dengan prosedur standar (JNPK-KR, 2008).
2.1.3 Asuhan Standar Pelayanan Asuhan Persalinan Normal 2.1.3 Asuhan Standar Pelayanan Asuhan Persalinan Normal
Asuhan persalinan normal meliputi : Asuhan persalinan normal meliputi : 1.
1. Mencegah infeksi secara konsisten dan sistematisMencegah infeksi secara konsisten dan sistematis 2.
2. Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelahMemberikan asuhan rutin dan pemantauan selama persalinan dan setelah bayi lahir, termasuk penggunaan partograf
3. Memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama persalinan, pasca persalinan dan nifas
4. Menyiapkan rujukan ibu bersalin atau bayinya
5. Menghindari tindakan-tindakan berlebihan atau berbahaya, misalnya episiotomi, amniotomi, kateterisasi dan penghisapan lendir pada bayi baru lahir
6. Penatalaksanaan aktif kala III dilakukan secara rutin sebagai upaya untuk mencegah perdarahan pasca persalinan
7. Memberikan asuhan pada bayi baru lahir
8. Memberikan asuhan dan pemantauan ibu dan bayinya, termasuk dalam masa nifas dini secara rutin. Asuhan ini akan memastikan ibu dan bayinya berada dalam kondisi aman dan nyaman, pengenalan dini komplikasi pasca persalinan/ bayi baru lahir dan mengambil tindakan yang sesuai kebutuhan 9. Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yang
mungkin terjadi selama masa nifas dan pada bayi baru lahir. 10. Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan.
2.2 Persalinan Dengan Resiko Tinggi Letak Bokong 2.2.1 Pengertian Persalinan Bokong
Persalinan bokong adalah kehamilan dengan anak letak memanjang dengan bokong/kaki sebagai bagian terendah (Rohani, 2011).
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya adalah bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.
Presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.
2.3 Klasifikasi Presentasi Bokong
2. Presentasi bokong kaki/bokong sempurna/ complete bracht 3. Presentasi lutut
4. Presentasi kaki
2.3.1 Presentasi Bokong Murni ( Frank breech presentation)
Bagian terbawah adalah bokong saja, sendi paha dan sendi lutut dalam keadaan ekstensi.
Gambar 1. Presentasi bokong murni / frank breech presentation
2.3.2 Presentasi Bokong Kaki (Complete breech presentation)
Bagian terbawah adalah bokong, dengan kaki disampingnya, sendi paha dan sendi lutut dalam keadaan ekstensi.
Gambar 2. Presentasi bokong sempurna/ complete breech presentation
Terbagi lagi menjadi 2 :
1. Presentasi bokong kaki sempurna : jika disamping bokong teraba kedua kaki
2. Presentasi bokong kaki tidak sempurna : jika disamping bokong teraba satu kaki.
2.3.3 Presentasi Lutut
Bagian terbawah adalah lutut, terbagi menjadi 2 :
1. Presentasi lutut sempurna : bagian terbawah adalah kedua lutut 2. Presentasi lutut tidak sempurna : bagian terbawah hanya ada satu lutut
2.3.4 Presentasi Kaki ( fotling breech presentation)
Terjadi jika sebuah kaki mengalami ekstensi pada panggul dan lutut. Gambar 3. Presentasi kaki
Terbagi lagi menjadi 2 :
1. Presentasi kaki sempurna : bagian terbawah adalah kedua kaki 2. Presentasi kaki tidak sempurna : bagian terbawah hanaya ada satu kaki 2.1.4 Etiologi Presentasi Bokong
1. Multiparitas 2. Prematuritas 3. Abnormalitas uterus 4. Polihidramnion 5. Plasenta previa 6. Mioma uteri 7. Hidrosefalus 8. Anensefalus
2.1.5 Diagnosis Presentasi Bokong
Untuk menegakan diagnosa maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan adalah dengan melakukan:
1. Palpasi
Pada palpasi teraba bagian yang keras, bulat, melenting pada bagian fundus, dan teraba bagian bulat, lunak serta tidak melenting pada bagian simfisis.
2. Auskultasi
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada tempat yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
3. Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam teraba 3 tonjolan tulang yaitu ujung os sacrum, anus, genitalia anak, tapi jenis kelamin anak hanya dapat ditentukan kalau oedema tidak terlalu besar.
4. Pemeriksaan Ultrasonografi
Terlihat kepala janin pada bagian fundus dan bagian bokong berada di simfisis.
2.1.6 Fase dalam Memimpin Persalinan 1. Fase Menunggu
Sebelum bokong lahir seluruhnya jangan lakukan klisteller karena akan memudahkan terjadinya nuchal arm
2. Fase untuk bertindak cepat
Dilakukan bila badan janin sudah lahir sampai pusat diperlukan waktu 8 menit dan untuk mempercepat lahirnya kepala janin dapat dilakukan manual aid.
2.1.7 Teknik Persalinan Bokong
2.1.7.1 Persalinan spontan (Spontan bracht)
1. Biarkan persalinan berlangsung dengan sendirinya hingga bokong tampak di vulva.
2. Pastikan bahwa pembukaan sudah lengkap hingga bokong membuka vulva 3. Lakukan episiotomi bila di perlukan
4. Biarkan bokong lahir, bila tali pusat sudah tampak kendorkan. Perhatikan hingga tampak tulang belikat (skapula) janin tampak di vulva
5. Dengan lembut peganglah bokong dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panggul, sedang jari-jari yang lain memegang belakang pinggul janin.
6. Tanpa melakukan tarikan, angkatlah kaki, bokong, dan badan janin dengan kedua tangan penolong disesuaikan dengan sumbu panggul ibu, sehingga berturut-turut lahir perut, dada, bahu dan lengan, dagu, mulut, dan seluruh kepala.
Gambar 4 : persalinan dengan spontan bracht
2.1.6.2 Ekstraksi Parsial
Ekstraksi parsial dilakukan jika persalinan spontan tidak berhasil
Ekstraksi Parsial dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : 1. Cara Klasik
Prinsipnya adalah melahirkan bahu belakang terlebih dahulu. Untuk melahirkan bahu belakang, kedua kaki dipegang dengan satu tangan, ditarik cunam keatas sejauh mungkin, dan tangan yang satu lagi melahirkan tangan belakang.
Gambar 5. Persalinan demgan klasik manuver
2. Cara Muller
Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan terlebih dahulu, kedua tangan penolong memegang panggul bayi secara femuro-pelvik dan ditarik cunam ke bawah sampai bahu depan lahir, kemudian ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang.
3. Cara Lovset
Prinsipnya adalah melahirkan bahu depan dengan cara memutar badan janin 180 derajat, kemudian setelah bahu depan lahir, badan janin diputar lagi ke arah berlawanan untuk melahirkan bahu belakang.
Gambar 7. Persalinan dengan lowel manuver
2.1.6.3 Ekstraksi Total
Ada dua macam ekstraksi total, ekstraksi bokong dan ekstraksi kaki. Ekstraksi bokong dilakukan jika bokong sudah berada di dasar panggul, sedangkan ekstraksi kaki dilakukan pada presentasi kaki, atau bokong masih dapat di bebaskan dari pintu atas panggul.
Gambar 8. (1) ekstraksi bokong, (2) ekstraksi kaki, (3) meluruskan kaki secara pinard pada ekstraksi kaki
BAB III
PROFIL RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG
1.1 Sejarah Singkat Organisasi
Sejarah singkat keberadaan Rumah Sakit Bhayangkara Palembang berawal dari keinginan para anggota Polri, PNS, serta Bhayangkari untuk memiliki sebuah balai pengobatan sendiri yang kemudian diberi nama “ Balai Pengobatan Tri Sakti”. Pemberian nama Tri Sakti berasal dari tiga unsur tersebut yang rela menyisihkan sebagian gaji mereka untuk mendirikan balai pengobatan.
Balai pengobatan ini berdiri tahun 1960 yang terletak di jalan madang palembang, dengan tenaga medis seorang dokter sipil yang bekerja secara sukarela pada Polri yaitu dr. Ghan Tjiu Ham
Pada tahun 1963 Balai Pengobatan Tri Sakti diubah menjadi Poliklinik Dinas Kesehatan Daerah Kepolisian (Dinkesdak) VI yang kemudian pindah ke Jl. Kol. Atmo No.9 Palembang sebagai Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kepolisian (Kadiskesdak) VI yang pertama adalah mayor (pol) Dr.K.S Pam Budi dengan dibantu tiga orang dokter dan dua orang pembantu dokter. Dan juga pada tahun tersebut menjadi seksi kesehatan jasmani dibawah Polda Sumatera Selatan tahun 1972, Mayor Pol.Dr.Tarmizi Yahya sebagai pejabat kadisdek VI. Pada tanggal 1 Juli 1975 Diskesdak VI pindah ke Jalan Jendral Sudirman Km. 4,5 Palembang. Pada saat itu pengelola Klinik Bersalin Dinkes Brimob diserahkan kepada Sikesdak VI, kemudian atas prakarsa dari Kadin Pol VI Sumbagsel dan Kasikesjasdak VI Sumbagsel yaitu Mayor Pol. Dr. Tarmizi Yahya (Alm). Poliklinik ini berubah menjadi RS, berdasarkan Surat Keputusan No. Pol. S. Ket/262/VI/89 Tanggal 22 Juni 1989 diresmikan nama Rumah Sakit Bhayangkara TK. VI Polda Sumatera Bagian Selatan sesuai keputusan Kapolri No. Pol. Skep/1480/XI/2000.
Seiring dengan kebutuhan akan pelayanan bagi anggota Polri dan Pegawai Negeri Sipil, keluarga Polri dan purnawirawan serta masyarakat
umum, maka Rumah Sakit Bhayangkara mengembangkan diri dari segi pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Bagian Sumatera Selatan. Pada bulan Oktober 2001 sesuai keputusan Kapolri No. Pol, Skep/1549/X/2001, Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Selatan TK. III.
3.2 Visi dan Misi Organisasi 1. Visi
Terwujudnya pelayanan prima yang terstandarisasi dan sebagai pusat pelayanan terpadu kecelakaan lalu lintas terbaik di Sumatera Selatan. 2. Misi
Meningkatkan taraf kesehatan anggota polri, PNS dan keluarga serta masyarakat pada umumnya.
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional dan prima. 2. Memberikan pelayanan terpadu kecelakaan lalu lintas paripurna. 3. Penerapan manajemen “bebas biaya” secara bertahap bagi anggota
dan PNS, polri beserta keluarga.
4. Mendukung tugas operasional kepolisian di polda Sumatera Selatan secara proaktif.
5. Meningkatkan mutu sumber daya manusia.
3.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan Rumah Sakit Bhayangkara Palembang adalah untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi pegawai negeri pada polri dan keluarga, serta masyarakat umum melalui fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas penerapan praktek bisnis yang sehat demi :
1. Tercapainya jasa pelayanan
2. Terciptanya produk unggulan dalam bidang pelayanan kesehatan
3.4 Ringkasan Kegiatan Rumah Sakit Bhayngkara Palembang
Kegiatan yang di laksanakan di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang terdiri dari:
1. Pelayanan kesehatan perawatan inap 2. Pelayanan kesehatan rawat jalan
3. Pelayanan kesehatan penunjang medik 4. Medical Check Up
5. Pusat Pelayanan terpadu 6. Pelayanan Forensic
1.5 Budaya dan Motto Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Budaya Rumah Sakit Bhayangkara Palembang dipengaruhi oleh dua hal yaitu budaya rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan kepada seluruh pegawai negeri pada polri dan keluarga serta masyarakat umum dan budaya polri sebagai dukungan terhadap pelaksanaan tugas-tugas pokok kepolisian. Budaya Rumah Sakit Bhayangkara Palembang diwujudkan kedalam nilai-nilai yang diterapkan pada pelaksanaan tugas pokok seluruh personil Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, adapun nilai-nilai yang diwujudkan antara lain :
1. Empati adalah bahwa pada setiap insan personil Rumah Sakit Bhayangkara Palembang memiliki rasa tanggung jawab dan peduli terhadap tugas yang diberikan dan merasakan masalah orang lain dalam lingkungannya bertugas.
2. Tanggap adalah bahwa setiap personil Rumah Sakit Bhayangkara Palembang harus peka dan cepat tanggap terhadap lingkungannya sendiri dimana personil tersebut bertugas.
3. Kebersamaan adalah bahwa kinerja Rumah Sakit Bhayangkara Palembang dalam bertugas membangun organisasi tidak tergantung pada perorangan tetapi pelaksanaan dilakukan dengan kerjasama pada setiap personilnya.
Motto Rumah Sakit Bhayangkara Palembang yakni sebagai berikut : 1. Kami memberikan pelayanan yang terbaik dengan hati nurani 2. Senyum 3. Salam 4. Sapa 5. Sopan 6. Santun 7. Siap siaga 8. Siaga
3.6 Susunan Pejabat dan Dewan Rumah Sakit Bhayangkara Palembang Struktur organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Palembang sesuai peraturan Kapolri Nomor 11 tahun 2011 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Negara Republik Indonesia:
1. Susunan Organisasi setelah menjadi PK BLU
Susunan organisasi Rumah Sakit Bhayangkara Palembang sebagai berikut:
No. Nama Jabatan Tingkat
Eselon Keterangan
1. Dewan Pengawas (Dewas) - Jabatan
Fungsional
2. Kepala Rumah Sakit (Karumkit) III a Jabatan Struktural
3. Wakil Kepala Rumah Sakit (Wakarumkit) III b Jabatan Struktural
4.
Kepala Sub Bagian Satuan Pemeriksaan Intern Pengawasan Internal (Subbagwasintern).
III b Jabatan Struktural
5.
Kepala Sub Bagian Perencanaan Administrasi dan Keuangan (Subbag Renminku).
III b Jabatan Struktural
6. Kepala Sub Bagian Pembinaan Fungsi
(Subbag binfung). III b
Jabatan Struktural
7.
Sub Bidang Pelayanan Medik dan Kedokteran Kepolisian (Subbid Yanmeddokpol)
III b Jabatan Struktural
8. Kepala Sub Bidang Penunjang Medik dan
Umum (Subbid jangmedum) III b
Jabatan Struktural
9. Urusan Pengawasan dan Pembinaan
(Urwasbin) IV A
Jabatan Struktural
10 Urusan Pengawasan Operasional dan
Pelayanan (Urwasopsyan) IV A
Jabatan Struktural
11 Urusan Tata Usaha ( Urtu ) IV A Jabatan
Struktural
12 Urusan Perencanaan (Urren ) IV A Jabatan
struktural 13 Urusan Administrasi ( Urmin ) IV A Jabatan
Struktural
14 Urusan Keuangan ( Urkeu) IV A Jabatan
Struktural
15 Urusan Sistem Informasi Manajemen dan
Rekam Medik (Ur SIM dan RM) IV A
Jabatan Struktural
16 Urusan Pendidikan dan Pelatihan serta
Penelitian dan Pengembangan (Ur Diklit) IV A
Jabatan Struktural
17 Urusan Pelayanan Medik
(Ur Yanmed) IV A
Jabatan Struktural
18 Urusan Pelayanan Keperawatan
( Ur Yanwat ) IV A
Jabatan Struktural
19 Urusan Pelayanan Kedokteran Kepolisian
(Ur Yandokpol) IV A
Jabatan Struktural
20 Urusan Penunjang Medik
(Ur jangmed) IV A
Jabatan Struktural
21 Urusan Penunjang Umum (Urjangum) IV A Jabatan Struktural
2. Uraian Tugas setelah menjadi PK BLU
a. Kepala Rumah Sakit (sebagai Pemimpin BLU)
Kepala Rumah Sakit bertugas memimpin, menyusun kebijakan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab :
a) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kabid Dokkes Polda Sumsel mengenai hal-hal yang berhubungan dengan bidang t ugasnya. b) Berdasarkan Program kerja (Proja) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Bid Dokkes dan Petunjuk Teknis, Kepala Rumah Sakit menetapkan proja dan RKT Rumah Sakit serta mengawasi, mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan proja dan RKT guna menjamin tercapainya sasaran secara berhasil dan berdaya guna.
fungsi, berkewajiban menyelenggarakan pembinaan dalam administrasi personil, logistik dan anggaran/ keuangan di lingkungan Rumah Sakit serta melakukan upaya memelihara dan meningkatkan kemajuan operasional Rumah Sakit.
e) Memimpin Rumah Sakit sehingga terjamin pelaksanaan tugas fungsi. f) Menyiapkan rencana strategis bisnis BLU.
g) Menyiapkan RBA tahunan.
h) Mengusulkan Calon Pejabat Keuangan dan Pejabat Tehnis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
i) Menyampaikan pertanggung jawaban kinerja operasional dan keuangan BLU.
b. Dewan Pengawas
1) Dewan Pengawas Rumah Sakit adalah dewan yang dibentuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan rumah sakit berdasarkan Surat Perintah Kapolri dalam jabatan fungsional.
2) Dewan Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap Rumah Sakit mengenai pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA), Rencana Strategis Rumah Sakit dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Dewan Pengawas berkewajiban :
a) Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Kepolisian dan Menteri Keuangan mengenai Rencana Strategis Bisnis dan Rencana Bisnis dan Anggaran yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola.
b) Melaporkan kepada Kepala Kepolisian dan Menteri Keuangan apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Rumah Sakit Bhayangkara Palembang .
c) Mengikuti perkembangan kegiatan .
d) Memberikan pendapat dan saran kepada Kepala Kepolisian dan Menteri Keuangan mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelola
melaksanakan pengelolaan BLU.
f) Memberikan masukan, saran atau tanggapan laporan keuangan dan laporan kinerja BLU kepada Pejabat Pengelola BLU.
4) Dewan pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Kepolisian RI dan Menteri Keuangan secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu semester dan sewaktu-waktu apabila diperlukan. c. Wakil Kepala Rumah Sakit
Dalam melaksanakan tugasnya, Wakil Kepala Rumah Sakit menyelenggarakan fungsi :
1) Mewakili Kepala Rumah Sakit apabila berhalangan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2) Mengkoordinir Sub Bagian Perencanaan Administrasi dan Keuangan, Sub Bagian Pembinaan Fungsi, Sub Bidang Pelayanan Medik dan Kedokteran Kepolisian, Sub Bidang Penunjang Medik dan Umum, Subbagwasintern, Bendaharawan Satuan Kerja dalam pembuatan SOP rumah sakit.
3) Mengkoordinir, membina dan mengawasi tugas-tugas operasional internal Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
4) Melaksanakan tugas – tugas lain yang dibebankan oleh Kepala Rumah Sakit.
5) Mengkoordinir Sub Bagian Perencanaan Administrasi dan Keuangan, Sub Bagian Pembinaan Fungsi, Sub Bidang Pelayanan Medik dan Kedokteran Kepolisian, Sub Bidang Penunjang Medik dan Umum, Subbagwasintern, Bendaharawan Satuan Kerja dalam pembuatan SOP Rumah Sakit.
d. Satuan Pemeriksaan Intern Sub Bagian Pengawasan Internal (Subbagwasintern).
1) Subbagwasintern adalah unsur pembantu pimpinan dan pelaksana staf rumah sakit yang berada di bawah Karumkit.
bawah kendali wakarumkit.
3) Subbagwasintern bertugas melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap sumber daya Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
4) Subbagwasintern dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi: a) Pengawasan dan pembinaan sumber daya.
b) Pengawasan operasioanal dan pelayanan rumah sakit.
5) Subbagwasintern dalam melaksankaan tugas dan kewajibannya dibantu oleh :
a) Urusan pengawasan dan pembinaan, disingkat Urwasbin bertugas melaksanakan pengawasan dalam rangka pembinaan sumber daya; b) Urusan pengawasan operasional dan pelayanan, disingkat
Urwasopsyan bertugas melaksanakan pengasawan terhadap operasional pelayanan rumah sakit.
e. Komite Medik
1) Menyusun standar pelayanan medik dan keperawatan, keselamatan pasien dan SOP.
2) Meningkatkan mutu pelayanan medik dan keperawatan.
3) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan SOP pelayanan. 4) Membuat, mengevaluasi, melaporkan serta memberikan saran dan
pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit tentang pelaksanaan tugas fungsional medik maupun keperawatan.
f. Sub Bagian Perencanaan Administrasi Dan Keuangan (Subbagrenmin) (Sebagai Pejabat Keuangan)
1) Pelaksana staf Rumkit yang berada di bawah Karumkit.
g. Subbagrenmin dipimpin oleh Kasubbagrenmin yang bertanggung jawab kepada Karumkit dan pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit.
h. Subbagrenmin bertugas membina dan menyelenggarakan perencanaan dan administrasi pelayanan kesehatan di lingkungan Rumah sakit Bhayangkara . i. Subbagrenmin dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program kerja dan anggaran; b) penyelenggaraan manajemen SDM;
c) perencanaan material kesehatan dan logistik serta; d) penyelenggaraan keuangan rumah sakit;
j. Subbagrenmin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh : a) Urusan Tata Usaha disingkat Urtu bertugas :
1. Menyelenggarakan pembinaan kegiatan ketatausahaan, 2. Korespondensi,
3. Dokumentasi, 4. Perpustakaan,
5. Ketatalaksanaan perkantoran dan kearsipan, 6. Penyelenggaraan upacara, rapat/ pertemuan, 7. Mengatur penggunaan angkutan,
8. Melaksanakan koordinasi dengan unsur terkait dalam rangka kegiatan urmin,
9. Pembinaan dan sistem metoda serta analisa dan evaluasi kegiatan urtu. b) Urusan Perencanaan disingkat Urren bertugas :
(1) Menyusun dan menyiapkan perencanaan dan anggaran meliputi Rencana Strategi Bisnis Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, RKA-KL, Rencana Bisnis dan Anggaran, Rencana Kinerja Tahunan, DIPA, Lakip persemester maupun pertahun.
(2) Menyelenggarakan pengendalian program dan anggaran yang terdiri pelaksanaan proja, penyesuaian Revisi Renja dan membuat evaluasi pelaksanaan Rencana.
c) Urusan Administrasi, disingkat Urmin bertugas :
(1) Menyelenggarakan sistem informasi administrasi dan pengembangan personel.
(2) Menyelenggarakan administrasi material logistik kesehatan maupun material logistik umum serta perawatan sarana dan prasarana.
d) Urusan Keuangan disingkat Urkeu bertugas :
a. Menyusun Rencana Startegi Bisnis bidang keuangan
dan Daftar Usulan Proyek (DUP)
d. Menyiapkan Surat Permintaan Rutin / Surat Permintaan Pembayaran Pembangunan (SPPR/SPPP)
e. Mencairkan Surat Perintah Membayar (SPM) gaji dan belanja pegawai serta pembayaran kepada yang berhak.Menerima, menyimpan dan membayar dana satker yang dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
f. Menyelenggarakan proses akuntansi dan verifikasi data Keuangan. g. Menyusun laporan / akuntabilitas keuangan Rumah Sakit
Bhayangkara Palembang.
6) Menyelenggarakan perencanaan dan administrasi pelayanan kesehatan di lingkungan Rumah Sakit yang meliputi fungsi perencanaan program kerja dan anggaran, material kesehatan dan logistik serta keuangan, membina dan menyelenggarakan pembinaan SDM yang meliputi perencanaan kebutuhan dan penerimaan personel, pelaksana pembinaan karir dan penilaian kinerja personel.
7) Membuat, mengevaluasi, melaporkan serta memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas pokoknya.
8) Sub Bagian Perencanaan Administrasi dan Keuangan Rumah Sakit sebagai pejabat keuangan BLU berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan yang berkewajiban: :
(a) Mengkoordinasikan penyusunan RBR.
(b) Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU. (c) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja. (d) Menyelenggarkan pengelolaan Kas.
(e) Melakukan pengelolaan utang piutang.
(f) Menyusun kebijaksanaan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi BLU.
(g) Menyelenggarakan sistem informasi penyelenggaraan keuangan. (h) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. g. Sub Bagian Pembinaan Fungsi (sebagai Pejabat Teknis)
1) Menyelenggarakan sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Rekam Medik, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di lingkungan Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
2) Melakukan perencanaan, penatalaksanaan, pengawasan dan pengendalian kegiatan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Rekam Medik serat pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
3) Membuat, mengevaluasi, melaporkan serta memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas pokoknya.
4) Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidang pembinaan fungsi. 5) Melaksanakan kegiatan teknis sesuai menurut RBA.
6) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang pembinaan fungsi.
7) Subbagbinfung; adalah unsur pembantu pimpinan dan pelaksanaan staf rumkit yang berada di bawah Karumkit.
8) Subbagbinfung dipimpin oleh Kasubbagbinfung yang bertanggungjawab kepada karumkit dan pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit.
9) Subbagbinfung bertugas melakasanakan Sistem Informasi Manajemen (SIM), Rekam Medik (RM), PPID, pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengambangan di lingkungan Rumkit Bhayangkara Palembang.
10) Subbagbinfung dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi perencanaan, penatalaksanan, pengawasan dan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.
11) Subbagbinfung dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh :
(a)Urusan sistem informasi manajemen dan rekam medik disingkat UR SIM dan RM bertugas melaksanakan perencanaan,
(b)Urusan Pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan disingkat Urdiklit bertugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan. h. Sub Bidang Pelayanan Medik Dan Kedokteran Kepolisian (sebagai
Pejabat Teknis)
1) Melaksanakan koordinasi dan pengendali semua kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan kedokteran kepolisian yang meliputi Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat Darurat, Bedah Sentral, Perawatan Intensif, Pemeriksaan Kesehatan, Kedokteran Forensik, Perawatan Tahanan, Pusat Pelayanan Terpadu (PTT) dan Narkoba.
2) Melaksanakan koordinasi serta kerjasama operasional dengan instansi/ lembaga terkait dalam rangka mendukung dan meningkatkan tugas-tugas pelayanan kedokteran kepolisian.
3) Melaksanakan pengawasan dan pembinaan dalam pelaksanaan Prosedur Pelayanan Medik dan Keperawatan.
4) Membuat, mengevaluasi, melaporkan serta memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan tugas pokoknya.
5) Subbidyanmeddokpol adalah unsur pelaksana utama Rumkit Bhayangkara Palembang yang berada di bawah Karumkit.
6) Subbidyanmeddokpol dipimpin oleh Kasubbidyanmeddokpol yang bertanggung jawab kepada Karumkit dan pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit.
7) Subbidyanmeddokpol bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik dan keperawatan di lingkungan Rumkit Bhayangkara Palembang.
8) Subbidyanmeddokpol dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi :
(a) Pelayanan medik.
(b) Pelayanan keperawatan
(c) Pelayanan kedokteran kepolisian. (d) Pelayanan sesuai instalasi.
9) Subbidyanmeddokpol dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh:
(a) Urusan Pelayanan Medik disingkat Uryanmed bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan medik;
(b) Urusan Pelayanan Keperawatan disingkat Uryanwat bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan keperawatan;
(c) Instalasi-instalasi yang mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan instalasinya, meliputi:
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD), 2. Intensive Care Unit (ICU), 3. Instalasi Bedah Sentral (IBS), 4. Instalasi Rawat Inap (IRNA), 5. Instalasi Rawat Jalan (IRJA),
6. Instalasi Kesehatan Gigi dan Mulut (Kesgilut), 7. Instalasi Perawatan Tahanan (Wattah),
8. Instalasi Pusat Pelayanan Terpadu (PPT), 9. Instalasi Narkoba;
10) Urusan Pelayanan Kedokteran Kepolisian disingkat Uryandokpol bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan kedokteran kepolisian.
11) Sub Bidang Pelayanan Medik dan Kedokteran Kepolisian sebagai pejabat teknis bertanggung jawab di bidang pelayanan medik dan Kedokteran Kepolisian yang berkewajiban :
(a) Menyusun perencanaan kegiatan pelayanan medik dan Kedokteran Kepolisian.
(b) Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA.
(c) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang pelayanan medik dan Kedokteran Kepolisian.
i. Sub Bidang Penunjang Medik dUmum
pelayanan penunjang medik dan umum meliputi Radiologi, Farmasi, Gizi, Rehabilitasi Medik, Patologi Anatomi, Patologi Klinik dan Laundry.
3) Mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan penunjang medik dan umum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur maupun ketentuan yang berlaku.
4) Membuat, mengevaluasi, melaporkan serta memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit tntang pelaksanaan tugas penunjang medik dan umum.
a) Subbidjangmedum unsur pelaksana utama Rumah Sakit Bhayangkara Palembang yang berada di bawah Karumkit.
b) Subbidjangmedum dipimpin oleh Kasubbidjangmedum yang bertanggungjawab kepada Karumkit dan pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakarumkit.
c) Subbidjangmedum bertugas menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan penunjang umum di lingkungan Rumkit Bhayangkara Palembang.
(1) Sibbidjangmedum dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi :
(2) Pelayanan penunjang medik. (3) Pelayanan penunjang umum. (4) Pelayanan sesuai instalasi.
j. SubbidJangmedum dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dibantu oleh :
1) Urusan penunjang medik disingkat Urjangmed bertugas menyelenggarakan pelayanan penunjang medik;
2) Urusan penunjang umum disingkat Urjangum bertugas menyelengarakan pelayanan penunjang umum;
3) Instalasi – instalasi mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan instalasinya, meliputi Instalasi Laboratorium Patologi Kliniki, Instalasi Radiologi, Instalasi Rehabilitasi Medik,
Instalasi Farmasi, Instalasi IPAL, Instalasi Gizi, dan Instalasi Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit (PPRS).
k. Sub Bidang Penunjang Medik dan umum sebagai pejabat teknis bertanggungjawab di bidang penunjang medik dan umum yang berkewajiban :
1) Menyusun perencanaan kegiatan penunjang medik dan umum. 2) Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA.
3) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional dibidang penunjang medik dan umum.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN Ny. “Y” P4A0 DENGAN PRESENTASI BOKONG
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALEMBANG TAHUN 2012
Tanggal Pengkajian : 18 febuari 2012 No. RM : 555007
A. DATA SUBJEKTIF I. Identitas
Nama Pasien : Ny.”Y” Nama Pasien : Tn.”S”
Umur : 30 tahun Umur : 35 tahun
Suku/Bangsa : Plg/Indonesia Suku/Bangsa :Plg/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta Alamat :Pangkalan Balai Alamat : Pangkalan Balai
II. Keluhan Utama
Pada tanggal 18 Febuari 2012, pukul 05.30 WIB, Ibu datang ke RS kiriman bidan Yusmala dengan i, mengaku hamil cukup bulan, anak ke 4, tidak pernah keguguran, mengeluh keluar lendir bercampur darah, sakit perut yang menjalar hingga ke pinggang dan gerakan janin masih dir asakan.
III. Data Kebidanan a. Riwayat Haid
Menarche umur : 12 tahun
Haid : Teratur : ya
: Siklus : 30 Hari
Disminorhoe : tidak
Bentuk Pendarahan/Haid : encer
Bau : anyir
Flour Albus : ya, sebelum haid dengan frekuensi sedikit
Lama : 2 hari
Warna : putih kekuningan
Banyak : sedikit
b. Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan : kawin : ya
Jika Kawin : berapa kali : 1x, lamanya : 21 tahun Usia : 9 tahun
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
N O Tgl/Temp at Partus Umur Kehamil an Jenis Persalinan Penolong Penyul it Keadaan Ket. Nifas Anak 1. 13/08/03
BPS Aterm Spontan Bidan
Tidak
ada Baik Baik
JK: Lk, BB: 2800gr PB: 47 cm 2. 03/07/06
BPS
Aterm Spontan Bidan Tidak
ada Baik Baik
JK: Pr, BB: 3000gr PB: 48 cm 3. 25/08/09
BPS Aterm Spontan Bidan
Tidak
ada Baik Baik
JK: Lk, BB: 3000gr PB: 48cm 4. Ini
d. Riwayat Kehamilan Sekarang
GPA : G4P3A0
HPHT : - - 2011
TP : - - 2012
Keluhan Umum : Trimester I : mual, Trimester II : pegal-pegal, Trimester III : sakit pinggang
e. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah Pernah menjadi akteptor : pernah
Alat kontrasepsi yang pernah dipakai : KB suntik 3 bulan
IV. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan keluarga
Keturunan kembar : tidak ada keturunan kembar Peyakit Menular/keturunan : tidak ada penyakit menular
atau keturunan b. Riwayat kesehatan yang lalu
Penyakit Menular/ Keturunan : tidak ada
V. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari : 1. Nutrisi
Makan : 3x sehari
Porsi/jumlah : sedang ( 1 piring nasi, sayur -sayuran, lauk pauk, buah-buahan)
Keluhan : tidak ada
Pantangan : tidak ada
2. Eliminasi a. BAK
Frekuensi : ± 6 x sehari
Sifat : cair
Jumlah : normal
Warna : kuning jernih
b. BAB
Frekuensi : 1x sehari
Sifat : padat
Jumlah : sedikit
Warna : coklat kekuningan
Bau : normal
3. Aktivitas a. Istirahat
Tidur siang : ± 2 jam
Tidur malam : ± 7 jam
b. Olahraga yang sering dilakukan: kadang - kadang jalan kaki di sore hari.
c. Seksualitas sebelum hamil : 3x dalam seminggu
saat hamil : pada awal kehamilan ibu tidak melakukan hubungan seksual sampai usia kehamilan 4 bulan, setelah 4 bulan ± 1-2 x dalam seminggu.
d. Personal Hygiene
Mandi : ±2x sehari
Sikat gigi : ±2x sehari setiap kali mandi Ganti pakaian dalam : setiap kali mandi dan jika terasa
lembab atau basah. VI. Data Psikososial Spiritual
1. Komunikasi
Non verbal : lancar
Verbal : bahasa Palembang
2. Keadaan emosional : kooperatif 3. Hubungan dengan keluarga : akrab
6. Ibadah/spiritual : patuh
7. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : sangat diharapkan 8. Dukungan yang diberikan suami/keluarga : materi dan spiritual 9. Pengambilan keputusan dalam keluarga : musyawarah
10.Beban kerja dan kegiatan sehari-hari : ibu rumah tangga 11.Tempat & petugas yg diinginkan untuk bersalin : Klinik
B. DATA OBJEKTIF a. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis 3. Tanda vital Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 82 x/m Temperature : 36,5 °C Pernapasan : 22 x/m
Berat badan sebelum hamil : 49 Kg Berat badan saat hamil : 60 Kg
Tinggi badan : 150 cm
Lingkar lengan atas : 25 cm
b. Pemerikasaan Obsterti 1. Inspeksi
a. Kepala
Wajah : tidak pucat dan tidak ada cloasma gravidarum
Rambut : hitam, bersih dan tidak rontok
Konjungtiva : merah muda
Hidung : bersih
Sklera : putih
Mulut dan gigi : bersih, tidak ada caries dan tidak ada sariawan.
Lidah : bersih
Telinga : tidak ada kelainan di telinga
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Dada
Tarikan : tidak ada tarikan
Bentuk : simetris
Mammae : tidak ada radang
Puting susu : menonjol dan bersih
Areola mammae : hiperpigmentasi areola/papilla
Colostrum : belum keluar
Pembesaran mammae : simetris
d. Abdomen
Pembesaran perut : simetris
Linea : alba
Striae : albicans
Bekas luka operasi : tidak ada
e. Genetalia Eksterna
Labia mayora/minora : simetris
Pembengkakan kelenjar bartholini: tidak ada Pengeluaran vagina
- Jenis secret : lendir bercampur darah
- Bau : amis
- Jumlah : sedikit
f. Ekstremitas
2. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px (TFU = 37 cm) Fundus teraba bundar, keras dan melenting Leopold II : bagian terbesar janin sebelah kiri ibu,
bagian terkecil janin sebelah kanan ibu Leopold III : bagian terbawah janin yaitu bokong
Leopold IV : bagian terbawah janin sudah masuk PAP (2/5)
3. Auskultasi
DJJ : positif
Lokasi DJJ : 2 jari diatas pusat Ibu Frekuensi DJJ : 138 x/m
Bising usus : positif
4. Perkusi : Reflek Patela ka/ki : ka + / ki +
5. Pemeriksaan Dalam : Portio : Tebal Pembukaan : 4 cm Ketuban : (+) merembes Penurunan : 2/5 Terbawah : Bokong Penunjuk : Os sacrum c. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : tidak dilakukan
2. USG : dilakukan
d. Therapi : - IVFD RL Gtt 20 tetes x/m - Injeksi Cefotaxime 2x1 - Injeksi Dexametason 2x2
C. ASSESMENT
Diagnosa kebidanan : G4 P3 A0 hamil aterm inpartu kala I fase aktif, JTH Presbo
Masalah : Ibu merasa mules dibagian perutnya Ibu merasa takut dengan keadaan janinnya
Kebutuhan : a. Observasi TTV ibu
b. Informasi kepada ibu mengenai persalin an bokong
c. Informasi tentang asuhan sayang ibu d. Informasi tentang persiapan kelahiran e. Informasi tentang kemajuan persalinan
dengan lembar partograf
D. PLANNING
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik, bedasarkan hasil pemeriksaan TD : 120/80 mmhg, Nadi: 82 x/m, Temp : 36,5 °C, RR : 22 x/m, pembukaan : 4 cm, penurunan 2/5 dengan bagian terbawah janin yaitu bokong.
2. Observasi His dan Denyut jantung janin
- Mengobservasi Djj dan His setiap 30 menit sekali
Djj : 138x/m, His : 2x dalam 10 menit lamanya 15 detik 3. Observasi kemajuan persalinan pada jam 05.30 WIB
Pemeriksaan dalam :
- Portio : Tebal Penurunan : 2/5
- Pembukaan : 4 cm Terbawah : bokong
- Ketuban : (+) merembes Penunjuk : os sacrum 4. Lapor dokter SPOG
Order Dokter : injeksi Cefotaxime 2x1 dan injeksi Dexametason 2x2, observasi his, denyut jantung janin setiap 30 menit sekali dan observasi
5. Memberitahu pada ibu bahwa proses persalinan dengan presentasi bokong tidak sama dengan persalinan presentasi kepala kemudian mengajarkan ibu cara meneran yang baik, meneran jika ada his mengangkat kepala, mata terbuka dan melihat kearah pusat.
6. Memberi asuhan sayang ibu dengan cara memenuhi kebutuhan nutrisi, menganjurkan ibu untuk istirahat dan menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang diinginkan.
7. Mempersiapkan segala ruang bersalin yang aman, bersih dan nyaman, menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi, bahan dan obat-obatan esensial. 8. Memberitahu ibu tentang observasi kemajuan persalinan dan memasukan
kedalam lembar partograf.
KALA II
Tanggal pengkajian 18 Febuari 2012, Pukul 13.30 WIB
DATA SUBJEKTIF
Ibu merasakan sakit perut yang kuat dan sering Ibu tidak dapat menahan dorongan untuk meneran
DATA OBJEKTIF
I. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis Tekanan Darah : 110/ 70 mm/hg
Nadi : 80x/m
Pernapasan : 20 x/m
Suhu : 36,5 °C
II. Pemeriksaan Obstetri a. Inspeksi
- Perinium tampak menonjol
- Vulva dan spincter ani membuka - Keluar lendir bercampur darah b. Palpasi
Kontraksi : baik , frekuensi 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik c. Auskultasi
Lokasi DJJ : 2 jari diatas pusat ibu Frekuensi DJJ : 131 x/m
d. Pemeriksaan dalam
Portio : tidak teraba Pembukaan : 10 cm
Ketuban : (-)
Penurunan : 1/ 5 (Hodge IV) Terbawah : Bokong
C. ASSESMENT
Diagnosa : G4P3A0 hamil aterm inpartu kala II, JTH Presbo
Masalah : ada rasa ingin meneran sangat kuat dan sakit perut terus menerus
Kebutuhan : - Pimpin persalinan dengan presentasi bokong - Pasang O2
D. PLANNING
1. Observasi tanda-tanda vital sign ibu
TD : 110/70 mm/hg, Nadi : 80 x/m, Temp : 36,5 °C, RR : 22 x/m 2. Lapor dokter tentang hasil pemeriksaan terakhir
Atas perintah dokter lahirkan secara spontan bracht 3. Melakukan pertolongan persalinan
Persalinan berlangsung dengan tenaga ibu sendiri, tanpa ada bantuan dari penolong. Penolong menunggu dengan sabar hingga bokong tampak di vulva. Lakukan episiotomi, gunakan anastesi lokal sebelumnya. Biarkan
sedang jari-jari yg lain memegang belakang pinggul janin. Tanpa melakukan tarikan, angkatlah kaki, bokong dan badan janin dengan kedua tangan penolong disesuaikan dengan sumbu panggul ibu(melengkung kearah perut ibu) sehingga berturut-turut lahir perut, dada, bahu, dan lengan, dagu, mulut dan seluruh kepala. Letakan bayi diperut ibu bungkus bayi dengan handuk hangat dan bersihkan jalan nafas bayi, potong tali pusat, letakan bayi diatas perut ibu dan lakukan Inisiasi Menyusu Dini.
KALA III
Tanggal Pengkajian : 18 Febuari 2012, Pukul : 14.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa lelah setelah melahirkan, perut masih terasa mules, bayi lahir spontan menangis pukul : 13.45 WIB, JK : LK , BB : 4000 gr, PB : 50 cm Anus : +
B. DATA OBJEKTIF I. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/ 70 mm/hg
Nadi : 80x/m
Pernapasan : 20 x/m
Temperatur : 36,5 °C II. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
- Tali Pusat Memanjang : Ya
- Uterus Membundar : Ya
- Semburan darah secara tiba-tiba : Ya
- TFU : 1 jari dibawah pusat
b. Palpasi
C. ASSESMENT
Diagnosa Kebidanan : P4A0dengan Partus Spontan Bracht Masalah : Ibu merasa lelah, perut terasa mules, dan
Plasenta belum lahir D. PLANNING
1. Observasi tanda – tanda lepasnya plasenta seperti tali pusat memanjang, adanya semburan darah, dan uterus membundar.
2. Melakukan PTT
- Pindahkan klem pada tali pusat berjarak 5- 10 cm dari vulva
- Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat keaarah bawah sambil tangan yang lain mendorong secara dorso dengan hati-hati.
3. Lahirnya Plasenta
- Minta ibu untuk meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan sejajar lantai dan kemudian tarik kearah atas mengikuti poros jalan lahir, lakukan dorso kranial setelah plasenta tampak didepan vulva, lakukan pemutaran searah jarum jam, dan periksa kelengkapan plasenta.
Plasenta lahir lengkap
Berat plasenta : 500 gram Panjang tali pusat : 50 cm Selaput Ketuban : utuh 4. Rangsangan taktil
- Lakukan masase uterus dengan meletakan telapak tangan difundus dan leakukan dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi.
5. Menilai Perdarahan
- Periksa kedua sisi plasenta serta selaput ketuban lengkap / utuh - Masukan plasenta kedalam kantong plastik dan tempat khusus - Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perinium
KALA IV
Tanggal Pengkajian : 18 Febuari 2012, Pukul : 14.15 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa lelah dan mules setelah persalinan
B. DATA OBJEKTIF
- Plasenta lahir lengkap : Ya
Kontraksi : Baik
Konsistensi : Bulat dan Keras
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kandung Kemih : Kosong
Kesadaran Umum : Composmentis Tekanan Darah : 110/80 mm/hg Nadi : 80 x/m Pernapasan : 20 x/m Temperatur : 36,5 °C C. ASSESMENT Diagnosa : P4A0 Kala IV
Masalah : Ibu masih merasa mules dan lelah
Kebutuhan : 1. Pantau KU ibu
2. Observasi jumlah perdarahan dan kan dung kemih
3. Asupan cairan dan nutrisi
4. KIE ibu untuk menyusui bayinya D. PLANNING
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan bayi sehat, bedasarkan hasil pemeriksaan TD : 110/80 mm/hg, N : 80x/m, T: 36,5 °C, dan RR : 20 x/m, TFU : 2 jari dibawah pusat ibu, Kontraksi baik serta mengobservasi ibu