• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diskusi 1.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diskusi 1.1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH DISKUSI I

KELOMPOK 2

PARALEL 2

DISUSUN OLEH:

1. NOVITA HANDAYANI (040001300137)

2. NYOMAN KANYA WINDYA (040001300138)

3. OLIVIA PUSPITA SUHALIM (040001300139)

4. PATRICIA REVANA (040001300140)

5. PEREGRINA PHILIA WINANGGUN (040001300141)

6. PINTA KURNIA (040001300142)

7. PRADITA WINI ANDARI (040001300143)

8. PRICILLIA ANASTASIA ADINATA (040001300144)

9. PRICILLIA JEANETTE A (040001300145)

10. PUTRI MAHARANI (040001300146)

11. RAFAEL HENDARTO (040001300147)

12. RAHMA VITRIANA (040001300148)

13. RAHMADINA DYAH HERAWATI (040001300149)

14. RASTI JANATUNISSA (040001300150)

15. REBECCA TAN (040001300151)

16. REDHITA MILATI RUSDY (040001300152)

17. REINALDO SUGIANTO (040001300153)

18. RESHA PUTRI PARAMITHA (040001300154)

19. REYNALDI RUSLI (040001300155)

20. RICKY REZA TANAKA (040001300156)

21. RIFQAH VAIGA (040001300157)

22. ROBERTO (040001300158)

(2)

Seorang perempuan berusia 40 tahun dating ke klinik gigi dengan keluhan akhir-akhir ini ludahnya banyak sekali dan gusi sering berdarah terutama ketika menyikat gigi.

Pemeriksaan Ekstraoral tidak ada kelainan, pemeriksaan intraoral dijumpai beberapa gigi mengalami karies, marginal gingiva dan papil interdental pada beberapa gigi warna

kemerahan, sedikit membengkak dan konsistensi udematus. Pada probing ada perdarahan di beberapa bagian gingiva, tidak ada rasa sakit.

Hal-hal yang perlu didiskusikan :

1. Perbedaan anatomis antara gingiva sehat dan tidak sehat

2. Perbedaan tanda-tanda klinis antara gingiva sehat dan tidak sehat 3. Perbedaan histologist antara gingiva sehat dan tidak sehat

4. Rangsang-rangsang fisiologis yang dapat meningkatkan sekresi saliva 5. Mekanisme sekresi saliva

6. Perbedaan komposisi mikroflora saliva pada kondisi normal dan abnormal 7. Peran saliva sebagai factor risiko karies

8. Perbedaan mikroskopik dari kelenjar liur mayor

9. Perbedaan mikroskopik antara dua tipe sel sekretori dalam kelenjar liur

10.Perbedaan proporsi komponen mikro organism dalam rongga mulut antara orang yang sehat dengan perempuan tersebut?

11. Mekanisme terjadinya pembengkakan pada gusi perempuan tersebut

1. Perbedaan anatomis antara gingiva sehat dan tidak sehat Gambaran klinis gingiva normal

(3)

Warna

Gingiva yang sehat berwarna mrah jambu atau merah muda (coral pink) mulai dari attached gingiva hingga ke puncak marginal gingiva. Jika terjadi penyakit biasanya berwarna merah terang dan apabila sudah kronis berwarna merah kebiruan

Ukuran

Ukuran gingiva berkaitan dengan jumlah total pembesaran elemen-elemen selular dan interselular serta suplai darahnya. Perubahan ukuran gingiva merupakan gambaran umum penyakit gingiva

Kontur

Kontur sangat bervariasi tergantung pada bentuk gigi dan letaknya di dalam lengkung; lokasi dan besar daerah kontak proksimal, serta dimensi embrasur gingiva fasial dan lingual. Marginal gingiva menutupi gigi seperti kerah baju, dengan garis luar seperti kerang pada permukaan fasial dan lingual, dan membentuk garis lurus sepanjang gigi dengan permukaan yang relatif datar. Marginal gingiva dan attached gingiva mempunyai kontur meruncing ke arah koronal dengan tepi tipis seperti pisau, dan gingiva interdental berbentuk lancip. Kontur gingiva ini bervariasi bergantung pada bentuk gigi, letak gigi dalam lengkung dan besar ruang embrasur interproksimal. Jika ada penyakit, kontur gingiva sering membesar dan membulat karena ada stagnansi pembuluh darah dan bertambahnya pembentukan serat-serat kolagen

Bentuk

Bentuk gingiva interdental tergantung pada kontur proksimal permukaan gigi, serta lokasi dan bentuk embrasur gingiva.

Konsistensi

Gingiva yang sehat umumnya kokoh dan kenyal karena jaringan ikatnya berisi jaringan kolangen yang padat, attached gingiva melekat erat pada jaringan di bawahnya. Jika ada penyakit, konsistensi gingiva dapat menjadi lunak atau mengandung cairan karena ada stagnansi pembuluh darah dan pengurangan jumlah serat-serat kolagen gingiva. Tetapi konsistensi gingiva dapat juga menjadi sangat keras karena pembentukan kolagen yang

(4)

berlebihan (fibrosis). Tekstur permukaan

Tekstur permukaan gingiva yang sehat terlihat berbintik-bintik seperti kulit jeruk, disebut sebagai stipling

Posisi gingiva

Posisi gingiva menunjukkan tingkat perlekatan tepi gingiva pada permukaan gigi. Jika ada penyakit periodontal, posisi perlekatan gingiva berada pada permukaan akar. Tingkat perlekatan gingiva dapat diukur dengan prob periodontal mulai dari epitel junctional hingga ke CEJ.

2. Perbedaan tanda-tanda klinis antara gingiva sehat dan tidak sehat Tanda-tanda gusi sehat:

a. Warna merah muda.

b. Interdental papil mengisi interproksimal space sampai titik kontak berbentuk sudut yang lancip.

c. Permukaan gusi tidak rata tapi stippled (berbintik-bintik). d. Bagian margin tipis, tidak membengkak.

e. Gusi lekat sekali pada permukaan gigi (email, sementum) dan processus alveolaris. f. Sulkus gusi tidak dalam (maksimal ± 2 mm).

g. Tidak mudah berdarah. h. Tidak ada eksudat

Radang gusi dalah suatu lesi keradangan yang terjadi pada tepi gingiva (Prayitno, 1987: 26). Keradangan pada gusi dapat disebabkan oleh beberapa hal, keradangan tersebut dapat terlihat dengan tanda-tanda klinis sebagai berikut:

a. Gusi berwarna merah terang dan mudah berdarah. b. Perabaan lunak.

(5)

c. Mudah berdarah pada waktu menggosok gigi dan pada tingkatan tertentu. d. Terdapat luka pada gusi.

e. Bau tidak sedap

3. Perbedaan histologist antara gingiva sehat dan tidak sehat

 Infiltrasi cairan dan eksudat pada peradangan saat gingiva itu sehat tidak ada infiltrasi.

 Degenerasi jaringan konektif dan epitel yang memicu peradangan dan; Perubahan pada jaringan konektif - epitel dengan jaringan konektif yang mengalami pembengkakan dan peradangan, meluas sampai ke permukaan jaringan epitel, penebalan epitel, edema dan invasi leukosit, dipisahkan oleh daerah yang mengalami elongasi terhadap jaringan konektif saat sehat tidak ada degenerasi.

 Fibrosis dan proliferasi epitel akibat peradangan kronis yang berkepanjangan saat sehat tidak ada fibrosis.

 Adanya Edema yang berasal dari peradangan akut bila sehat tidak ada edema.

 Nekrosis dengan pembentukan membran yang terdiri dari bakteri, leukosit polimorfonuklear, dan degenerasi epitel fibrous dan saat sehat tidak ada membran.

 Edema interseluler dan intraseluler dengan degenerasi nukleus dan sitoplasma, dan rupture dinding sel pada gingiva sehat tidak ada degenerasi

4. Rangsang-rangsang fisiologis yang dapat meningkatkan sekresi saliva

Perangsangan parasimpatis disertai vasodilatasi pada kelenjar karena pelepasan VIP

dan dihambat oleh atropin dan penghambat kolinergik adanya makanan dalam mulut alivasi juga dapat dirangsang atau dihambat oleh sinyal-sinyal saraf yang tiba pada nukleus salivatorius dari pusat-pusat sistem saraf pusat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, bila seseorang mencium atau makan makanan yang disukainya, pengeluaran saliva lebih banyak daripada bila ia mencium atau memakan makanan yang tidak disukainya. Daerah nafsu

makan pada otak, yang mengatur sebagian efek ini, terletak di dekat pusat parasimpatis

hipotalamus anterior, dan berfungsi terutama sebagai respons terhadap sinyal dari daerah pengecapan dan penciuman dari korteks serebral atau amigdala.

(6)

lambung dan usus halus bagian atas- khususnya saat menelan makanan yang sangat mengiritasi atau bila seseorang mual karena adanya beberapa kelainan gastrointestinal. Saliva, ketika ditelan, akan membantu menghilangkan faktor iritan pada traktus gastrointestinal dengan cara mengencerkan atau menetralkan zat iritan.

Perangsangan simpatis juga dapat meningkatkan salivasi dalam jumlah sedikit, lebih sedikit dari perangsangan parasimpatis. Saraf-saraf simpatis berasal dari ganglia servikalis superior dan berjalan sepanjang permukaan dinding pembuluh darah ke kelenjar-kelenjar saliva.

Faktor sekunder yang juga memengaruhi sekresi saliva adalah suplai darah ke

kelenjar karena sekresi selalu membutuhkan nutrisi yang adekuat dari darah. Sinyal-sinyal

saraf parasimpatis yang sangat merangsang salivasi, dalam derajat sedang juga melebarkan pembuluh-pembuluh darah. Selain itu, salivasi sendiri secara langsung melebarkan pembuluh-pembuluh darah, sehingga menyediakan peningkatan nutrisi kelenjar saliva seperti yang juga dibutuhkan sel penyekresi. Sebagian dari tambahan efek vasodilator ini disebabkan oleh kalikrein yang disekresikan oleh sel-sel saliva yang aktif, yang kemudian bekerja sebagai suatu enzim untuk memisahkan satu protein darah, yaitu α2-globulin, untuk membentuk bradikinin, suatu vasodilator yang kuat.

1. Pengecap (gustatory)

Merupakan rangsang fisiologis utama yang dapat meningkatkan sekresi saliva. Rangsang pengecap ini adalah rangsang manis, asam, pedas dan pahit. Yang sering meningkatkan sekresi saliva adalah rangsangan dalam bentuk asam. Makanan yang mengandung karbohidrat atau asam yang sering dikonsumsi akan menyebabkan keasaman dalam mulut meningkat, sedangkan jaringan gigi dapat larut dalam keadaan asam. Rangsangan berupa asam dapat merangsang sekresi saliva dalam jumlah yang tinggi sehingga menyebabkan saliva menjadi lebih encer (viskositas saliva lebih rendah). Dalam hal ini saliva sangat berperan dalam mengatur keasaman pH rongga mulut, di mana saliva bertindak sebagai buffer.

2. Pengunyahan

sekresi saliva yang disertai dengan rangsang mengunyah dapat bervariasi atau lebih banyak. Pada sebuah jurnal penelitian di sebutkan mengenai aliran saliva yang dirangsang dengan, stimulasi mekanik dari bahan makanan buatan (chewing inert materials), atau mengunyah makanan alami (natural foods), ditemukan bahwa konsistensi dan volume makanan juga berpengaruh terhadap aliran saliva. Makanan yang membutuhkan daya kunyah besar atau makanan yang rasanya cukup mencolok dapat meningkatkan aliran saliva dan juga mengubah komposisinya.

(7)

5. Mekanisme sekresi saliva

Ada 2 fase terdiri dari : 1. Bio sintesis dan trasnpor protein dalam selasini. Menembus membrane selasini menuju lumen kelenjar.

2. transport air dan elektrolit. Menembus epitel lapisan kelenjar menuju lumen kelenjar. Fase 1: Biosintesis Protein dan Sekresi Protein

Protein dibentuk dalam selasini kemudian dikemas dalam granulase kretorik lalu dilepas ke lumen kelenjar dengan cara eksitosis. Faseiniterjadi di ribosom yang terikat pada reticulum endoplasmatik .

Proses sekresi protein menjadi rangsangan adrenergic melalui Nor Adrenalin (pesuruh pertama) di dalamsel ,kemudian cyclic adenosin monophosphate (cAMP/ pesuruhkedua ) mengaktifkan protein kinase setelahitufosfolirase-kinase menyebabkan fosfolirasi mikrofilamen dan terjadilah kontraksi mikrofilamen dimana granula sekretori diangkut kemembran granula dan melebur dengan membran plasma ( peristiwa fusion-fission) lalu isi granula yang merupakan saliva primer diteruskan ke lumen.

Fase 2: Sekresi air dan elektrolit (banyak terjadi di duktus striatum karena banyak mengandung mitokondria pada basalnya dan banyakkapiler yang memperdarahi)

Proses pemindahan air dan elektrolit menembus epitel sekretorik menuju lumen kelenjar. Berasal dari cairan interstisial dan plasma darah.

Hasil 2 tahap mekanisme sekresi air dan elektrolit:

a. Skeresi primer oleh selasini d an duktus striatum menghasilkan komposisi yang konstan b. Proses reabsorbsi di sepanjang system duktus menghasilkan komposisi yang dapat berubah. (Kalium, Kalsium dan bikarbonat lebih banyak disekresikan ke saliva hipotonik) Energi yang memungkinkan terjadinya sekresi :

(8)

b. Transport aktif oleh empatosmolit utama (Na+, K+, Cl-, HCO

3-) perbedaan kedua sisi

membrane selepitel kelenjar proses perpindahan air dan elektrolit

Proses sekresi elektrolit pada kelenjar saliva yang dibantu oleh hormone aldosterondan ATP. Aldosterondi sekresikan oleh korteks adrenal.Fungsinya adalah mengatur

keseimbangan elektrolit dan air dengan jalan meningkatkan retensi Na dan sekresiK .ATP adalah energy yang dihasilkan oleh mitokondria.Na kemudian masuk dari lumen menujuke kelenjar saliva dengan bantuan Aldosterondan ATP. Hal ini akan juga akan terjadi pada Cl sehingga akan terjadi reabsorbsi NaCl. Pada saat yang bersamaan terjadijuga K dengan HCO3 akan keluar dari kelenjar saliva ke lumen dengan bantuan Aldosteron dan ATP sehingga terjadi sekresi K dan HCO3.

Sekresi air dan elektrolit terutama terjadi di duktus striatum karena:

- Banyak mengandung mitokondria pada basalnya ->banyak energy untuk berlangsungnya kerja pompa Na-K

- Banyak kapiler yang memperdarahi

6. Perbedaan komposisi mikroflora saliva pada kondisi normal dan abnormal

Mikroflora normal adalah mikroorganisme yang ditemukan setiap saat secara konsisten dan dalam jumlah yang signifikan dalam sampel saliva. Bersifat apatogen, dalam keadaan

tertentu dapat menimbulkan penyakit (patogen). Mikroflora Saliva :

• Streptococcus sp.

Streptococcus salivarius (permukaan lidah dan plak) Streptococcus sanguis (permukaan gigi)

• Peptostreptococcus sp.

• Veillonella sp. (permukaan gigi dan lidah) • Enterococcus

• Corynebacterium sp. • Neisseria sp.

(9)

• Bacteroides sp. • Lactobacillus sp. • Actinomyces sp. • Spirochaeta sp. • Basil Gram +

Paling banyak Streptococcus salivarius dan Streptococcus mitis (20% dari populasi). Basil Gram + 15%, Veillonella 10%, Streptococcus sanguis 8%

Faktor yang mempengaruhi komposisi mikroflora rongga mulut : • Aliran saliva

• pH lingkungan rongga mulut • Terapi radiasi kel saliva

• Serostomia (kekeringan mulut karena adanya gangguan fungsi kelenjar saliva) Contoh pd keadaan abnormal,Serostomia

Terapi radiasi mengenai kel.saliva atropi kel. Saliva mengurangi aliran saliva → → → menurunkan derajat keasaman lingkungan mulut. Serostomia dapat mengubah komposisi mikroflora.

Perubahan jml meningkat dari :

S. mutans, S.mitis ,lactobaccilus, candida, actinomyces Perubahan jml menurun:

S.sanguins,S.sanguins,neisseria, Corrynebacteria,neisseria, Corrynebacteria, Fusobacterium, Veillonella

Seperti halnya PH mulut adalah suatu regulator yang baik dari mikroorganisme didalam saliva, dimana kebanyakan mikroorganisme tumbuh dalam rentang waktu yang terbatas. PH dari saliva segar yang dikumpulkan (diambil) adalah antara 5,7 dan 7,0., tetapi saliva yang baru disekresi mempunyai PH kira-kira 7. Apabila saliva terlalu asam bakteri coccid dan streptococci akan menderita dan jika saliva terlalu basa (alkaline), organisme Acidophilic, seperti lactobacilli dan ragi tidak akan dapat bertahan.

(10)

7. Peran saliva sebagai factor risiko karies

Saliva mempunyai peranan penting dalam melindungi gigi dari karies. Sekresi saliva akan membasahi gigi & mukosa mulut sehingga bakteri tidak dapat tumbuh & berkembang biak. Mineral mineral di dalam saliva membantu proses remineralisasi email gigi. Enzim & protein saliva mampu menghambat pertumbuhan bakteri & membunuh bakteri kariogenik.

Kelenjar saliva yang berfungsi baik dalam kombinasi dengan kebersihan mulut yang baik adalah sangat penting untuk melindungi gigi terhadap karies.

8. Perbedaan mikroskopik dari kelenjar liur mayor

9. Perbedaan mikroskopik antara dua tipe sel sekretori dalam kelenjar liur

Ada dua tipe sel sekretori, yaitu sel mucus dan serous, tergantung pada tipe sekresi yang dihasilkan. Sel mucus memiliki sitoplasma yang keabuan dan memproduksi produk mukis sekretori. Sel serous memiliki sitoplasma yang terang dan memproduksi produk serous sekretori.

Sel sekretori yang ditemukan dalam kelompok, atau acinus, yang menyerupai anggur yang berkarang. Setiap acinus terdiri dari sebuah lapisan tunggal sel epitel yang mengelilingi lumen, pusat pembukaan dimana saliva disimpan setelah diproduksi oleh sel sekretori. 10.Perbedaan proporsi komponen mikro organism dalam rongga mulut antara orang yang

sehat dengan perempuan tersebut?

Referensi

Dokumen terkait

Data pada penelitian ini menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Ponorogo telah memenuhi standar

Sanksi pidana atas pelanggaran hak cipta di Indonesia secara umum diancam hukuman penjara paling singkat satu  bulan dan paling lama tujuh tahun yang dapat disertai

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berpendapat bahwa sikap perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pelabuhan Palembang ada hubungan yang signifikan terhadap

Apabila Orang tua calon siswi tidak dapat hadir wawancara pada waktu yang sudah ditentukan, mohon konfirmasi ke SMA Stella Duce 2 di No Telp 0274 513129 atau ke Bapak Y..

pemotretan Tugas Menyelesaikan masalah berkaitan dengan ukuran bidang pandang pengambilan gambar Observasi Lembar pengamatan kegiatan eksplorasi Portofolio  Laporan tertulis 

Untuk membuktikan bahwa itik selain dapat terinfeksi oleh virus ND dan juga dapat menyebabkan wabah penyakit tetelo pada ternak ayam telah dilakukan serangkaian penelitian oleh

PURWOREJO, FP – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh SMK Kesehatan Purworejo setelah Group Nasyid Saka Kustik berhasil menjadi juara I Festival Nasyid dan Hadroh Pelajar

Apakah penilaian (melalui pengujian) yang dilakukan telah merefleksikan hasil pembelajaran secara keseluruhan?” Ketidakrelevanan budaya pengujian dalam praktik- praktik