• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Denver Developmental Screening Test

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Definisi Denver Developmental Screening Test"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Definisi Denver Developmental Screening

Test (DDST II)

Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah upaya melakukan penilaian yang umum digunakan untuk memeriksa anak-anak usia 0-6 tahun dalam mendeteksi kemajuan perkembangan mereka. Nama “Denver” diambil, karena tes pemeriksaan ini diciptakan di University of Colorado Medical Center di Denver.

Keterlambatan perkembangan ataupun masalah-masalah dalam dalam perkembangan, diperkirakan mencapai hingga 15% dari jumlah anak-anak dibawah diantara usia 0 hingga 5 tahun. (survey di denver) Ini termasuk keterlambatan dalam bicara dan perkembangan bahasa, perkembangan motorik, perkembangan sosial-emosional dan perkembangan kognitif. Dan hanya setengahnya yang dapat terdeteksi. Kebanyakan, pada awalnya, justru orang tuanya sendiri yang melihat adanya ketidak sempurnaan perkembangan dalam tubuh putra/inya. Sayangnya dari sekian banyak orang tua yang telah menyadari, hanya sedikit dari mereka yang mengambil langkah penanganan secara serius.

Oleh karena itu DDSC merupakan sebuah “alat pendeteksi” yang sangat tepat dan rinci untuk mengetahui perubahan hal yang paling kecil dalam perkembangan anak. Melibatkan orang tua dalam proses pengamatannya, dapat bersifat fleksibel dan secara berkesinambungan.

DDST , yang digunakan untuk menguji perkembangan bayi dan balita, ini meliputi beberapa jenis tes yaitu:

I. The Neonatal Behavioral Assessment Scale (NBAS) yang disusun oleh dokter anak Harvard T. Berry Brazleton dan lebih dikenal sebagai “Brazleton;” ,Digunakan untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan bayi pada usia 0 hingga 2 bulan.

II. The ELM (Early Language Milestone) untuk batita usia 0 hingga 3 tahun

III. The CAT (Clinical Adaptive Test) and CLAMS (Clinical Linguistic and Auditory Milestone Scale) Untuk batita usia 0 hingga 3 tahun

(2)

V. The Early Screening Inventory , untuk anak usia 3 hingga 6 tahun.

VI. The Peabody Picture Vocabulary Test (“the Peabody”) untuk anak-anak usia 2 1/2 hingga 4 tahun.

Dalam pelaksanaannya, Denver Development Screening Test, menguji sampai dengan 125 hal. Yang dibagi menjadi empat bagian:

1. Aspek Sosial / pribadi: aspek sosialisasi di dalam dan di luar rumah, misalnya tersenyum kepada orang lain 2. Pengembangan dari Motorik Halus : misalnya tentang mata dan atau bersama tangan berkoordinasi, dan manipulasi benda kecil, misalnyamenggenggam dan menggambar

3. Aspek Bahasa: produksi suara, kemampuan untuk mengenali, memahami, dan penggunaan bahasa, misalnya kemampuan untuk menggabungkan kata-kata

4. Pengembangan Motorik kasar, fungsi: kontrol motor, duduk, berjalan, melompat, dan gerakan lainnya Semua penelitian mencakup perkembangan dan pertumbuhan bayi dari lahir hingga berumur 6 tahun.Apa yang Yang terisitimewa dari Denver Test adalah :

 Perbandingan perkembangan dan pertumbuhan Denver Test, menggunakan lebih dari 2.000 anak-anak yang berada di populasi standar, seperti kurva pertumbuhan.

 Menggunakan sub-sampel (ras, orang tua kurang berpendidikan, jenis kelamin dan tempat tinggal), yang bervariasi jumlah klinisnya. Yang signifikan dari sampel komposit dan diidentifikasi dgn kebiasaan hidup mereka (dapat dilihat dalam petunjuk manual)

 Digunakan berbagai macam item standar untuk memberikan gambaran singkat tentang perkembangan anak.  Hal ini juga berisi skala penilaian perilaku.

 Pengujian ini terutama didasarkan pada pengamatan langsung suatu pemeriksaan. Bukan berdasarkan asumsi orangtua semata.

Pengaplikasian DDST dalam pemeriksaan sangatlah mudah karena  Tidak ada pelatihan khusus yang diperlukan.

 Tes ini hanya memakan waktu sekitar 20 menit untuk mengelola dan menafsirkan.

 Mungkin ada beberapa variasi dalam waktu yang diambil, tergantung pada usia dan kerjasama anak.

 Wawancara dapat dilakukan oleh hampir siapa saja yang dapat bekerjasama dengan anak-anak hingga profesional medis.

 Item dicatat melalui pengamatan langsung dari anak. Ditambah, untuk beberapa hal penting, laporan dari sang ibu tentang sampai sejauh mana kemampuan anak melakukan tugas yang diberikan.

 Balita dan bayi, dapat duduk di pangkuan ibu mereka, ketika menjalani pemeriksaan.  Pengujian diberikan secara perlahan-lahan.

Tujuan penilaian dengan menggunakan berbagaimacam metoda adalah untuk lebih berfokus pada usia anak. Untuk bayi yang baru lahir, pengujian digunakan untuk mendeteksi masalah-masalah neurologis, seperti cerebral palsy. Untuk bayi, pengujian sering berfungsi untuk meyakinkan orang tua tentang kondisi anak. Atau untuk mengidentifikasi dini. Dengan demikian akan dapat dilakukan pendekatan dan penanganan lebih awal pada setiap masalah. Kemudian pada masa kanak-kanak, pengujian dapat membantu masalah-masalah akademik dan sosial. Kesemuanya itu jika dirangkumkan dapat menggambarkan sifat-sifat anak, kelemahan dan kekuatannya. Diharapkan setelah menjalani test DDST akan makin besar kesempatan bagi anak-anak untuk meraih masa depan yang lebih baik.

http://berkaskep.blogspot.com/2012/07/definisi-denver-developmental-screening.html

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dari beberapa pelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif dapat mengidentifikasikan 85-100% bayi dan anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian.

(3)

B. Tujuan Penulisan

1) Mengetahui Definisi DDST 2) Mengetahui Manfaat DDST 3) Mengetahui Perkembangan DDST 4) Mengetahui Cara Pemeriksaan DDST

C. Manfaat Penulisan

1) Memahami Definisi DDST 2) Memahami Manfaat DDST 3) Memahami Perkembangan DDST 4) Memahami Cara Pemeriksaan DDST

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini yaitu: 1) Kata Pengantar

2) Daftar Isi

3) BAB I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, dan Sistematika Penulisan

4) BAB II Tinjauan Teoritis yang berisi mengenai Konsep Dasar Denver Development Screening Test

5) BAB III Kesimpulan 6) Daftar Pustaka.

BAB II

KONSEP DASAR A. Definisi

DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang Baik. Test ini dikembangkan pada 6 tahun pertama kehidupan anak, dengan penekanan pada 2 tahun pertama mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.

“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku pada anak pra sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K. Frankenburg (yang mengenalkan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat

menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R (revised denver

developmental screening test). Perbedaaan denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interprestasi dan rujukan.

Pembahasan mengenai DDST dalam sejarahnya tidak terlepas dari denver developmental material. Denver developmental material bermanfaat bagi petugas kesehatan yang memberi perawatan langsung pada anak. Dengan prosedur yang sederhana dan cepat, metoda ini dapat digunakan oleh tenaga professional maupun paraprofessional. Prosedur tersebut dirancang untuk

(4)

perkembangan anak yang optimal sejak lahir hingga usia 6 tahun melalui panduan dan identifikasi yang memerlukan evaluasi tambahan. Materi pokok, yakni PDQ II, apparent answered questionnaire, dan the denver II, merupakan program surveilans perkembangan yang tepat untuk situasi ketika waktu yang tersedia sempit.

B. MANFAAT

Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali sulit dideteksi dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk membantu petugas kesehatan dalam mendeteksi perkembangan anak usia dini.

Menurut study yang dilakukan oleh The public health agency of Canada, DDST adalah metode test yang paling banyak digunakan untuk masalah perkembangan anak.

Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain : 1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya 2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat

3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala kemungkinan adanya kelainan perkembangan

4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan 5. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan

C. Perkembangan Menurut DDST II

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.

1. Aspek Perkembangan yang dinilai • Terdiri dari 125 tugas perkembangan.

• Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas • Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai :

a. Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,

melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan

(5)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. 2. Cara menghitung usia anak

Telah disebutkan di awal bahwa penerapan DDST ditunjukan untuk menilai perkembangan anak berdasarkan usianya. Dengan demikian, sebelum melakukan test ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui usia anak tersebut. Untuk menghitung usia anak, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut

a. Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan test

b. Kurangi dengan cara bersusun tanggal, bulan, dan tahun kelahiran anak

c. Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai dari angka bulan didepannya

d. Hasilnya adalah usia anak dalam tahun,bulan, dan hari e. Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu

f. Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir kurang dari 2 minggu atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara mengurangi umur anak dengan jumlah minggu tersebut

Contoh :

Rumus menghitung umur anak (pelaksanaan tugas)

Rumus : umur = tanggal pada waktu test dikurangi tanggal lahir

Tanggal test : 1990 3 13 Tanggal lahir : 1989 1 5 Umur : 1 2 8

3. Alat yang digunakan a. Alat peraga :

benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/

permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).

b. Lembar formulir DDST II

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.

4. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

a) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia : • 3-6 bulan • 9-12 bulan • 18-24 bulan • 3 tahun • 4 tahun • 5 tahun

b) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

5. Pelaksanaan test Penting untuk anak :

• Dibutuhkan kerjasama yang aktif dan anak sehingga anak harus merasa aman dan senang • Anak tidak sedang sakit

• Anak tidak ngantuk, lapar,huas, sedang marah, rewel

(6)

• Ajak anak bermain Penting untuk orang tua

• Diberitahu bahwa ini bukan test IQ • Beritahu tujuan test

• Beritahu ortu bahwa pemeriksaan tidak mengharapkan anak dapat melakukan semua tugas yang diberikan kepada anak

Penting untuk pelaksana test

a. Item-item test sebaiknya disajikan secara fleksibel. Akan tetapi lebih dianjurkan mengukuti petunjuk berikut :

• Item yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya didahulukan, misalnya sektor personal-sosial, baru kemudian dilanjutkan dengan sector motorik halus-adaptif

• Item yang lebih mudah didahulukan. Berikan pujian pada anak jika ia dapat menyelesaikan tugas dengan baik, juga saat ini mampu menyelesaikan tetapi kurang tepat. Ini ditunjukan agar anak tidak segan untuk menjalani test berikutnya

• Item dengan alat yang sama sebaiknya dilakukan secara berurutan agar penggunaan watu agar lebih efesien

• Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang diletakan diatas meja

• Pelaksanaan test untuk semua sector dimulai dari item yang terletak di sebelah kiri garis umur, lalu dilanjutkan ke item di sebelah kanan garis umur

b. Jumlah item yang dinilai tergantung pada lama waktu tersedia, yang terpenting pelaksanaanya mengacu pada tujuan test, yaitu mengidentifikasi perkembangan anak dan menentukan

kemampuan anak yang relatif lebih tinggi 6. Cara pengukuran :

a. Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan

b. Tarik garik pada lembar DDST II sesuai dengtanumur yang telah ditentukan

c. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada milai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal social

d. Tentuka hasil penilaian apakah normal, meragukan dan abnormal

e. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.

f. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

g. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.

h. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.

i. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.

• Abnormal

 Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

 Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia

 meragukan Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

 Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

(7)

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan. • Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

Pada anak-anak yang lahir prematur,usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun

7. Cara penilaian

Cara melakukan penilaian DDST, peneliti menentukan usia anak, kemudian menarik garis usia pada lembar DDST sesuai dengan usia anak. Dilakukan tes pada keempat sektor yang dimulai dari item pada sebelah kiri garis usia, kemudian mulai dilakukan pemeriksaan pada keempat sektor yaitu personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar.

Setelah dilakukan tes, dilakukan penilaian, apakah Lulus (Passed = P), gagal tetapi belum melampaui batas umur (Fail = F), gagal karena sudah melampaui batas umur (Delay = D) ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan tugas atau anak menolak melakukan tugas (No opportunity = NO). Setelah itu dihitung pada masing-masing sector, berapa yang P, F, dan D, 8. Penilaian test prilaku

Penilaian prilaku dilakukan setelah test selesai. Dengan mengguanakan skala pada lembar test, penilaian ini dapat membandingkan prilaku anak selama test dengan prilaku sebelumnya. Kita boleh menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah prilaku anak selama test dengan prilaku sebelumnya, kita boleh menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakag prilaku anak sehari-hari sama dengan prilakunya saat itu, terkadang anak tengah dalam kondisi, sakit, atau marah sewaktu menjalani tersebut. Jika demikian test dapat ditunda dan dilanjutkan pada hari lain saat anak telah kooperatif

9. Pemberian nilai untuk setiap itemnya

a. L =lulus /lewat (P= pass). Anak dapat melalkukan item dengan baik atau baik atau orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak dapat menyelesaikan item tersebut (item tertanda L)

b. G= gagal (F=fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak dapat melakukan item tersebut (khusus yang bertanda L)

c. M = menolah (R=refusal). Anak menolak atau melakukan test untuk item tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang harus dilakukanya (khususnya item tanpa tanda L )

d. Tak = tak ada kesempatan (NO opportunity). Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan item kerena ada hambatan (khusus item yang bertanda L )

10. Penilaian Peritem

a. Penilaian item “Lebih” (advance) nilai lebih tidak perlu diperhatikan dalam penilaian test secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat dilakukan oleh anak yang lebih tua )

b. Penilaian itm “OK“ atau normal. Nilai tidak perlu di perhatikan dalam penilaian test secara keseluruhan. Nilai OK dapat diberikan pada anak dalam kondisi berikut

• Anak “gagal” (G) atua “menolak” (M) melakukan tugas untuk item disebelah kanan garis usia, kondisis ini wajar karena item disebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan tugas untuk anak yang lebih tua.

• Anak “Lulus” / Lewat (L), “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukantugas untuk item didaerah putih kotak (daerah 25 %-75%). Jika anak lulus, sudah tentu hal ini dianggap normal c. Penilaian item P = peringkatan (C=caution)

(8)

Nilai “Peringatan” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada daerah gelap kotak (daerah 75% - 90%). Hal ini karena hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 75% - 90% anak di usia tersebut sudah berhasil (Lulus) melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain, mayoritas anak sudah bisa melaksanakan tugas dengan baik

d. Penilaian item T= “Terlambar” (D = Delayed).

Nilai “Terlambat” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut memang ditujukan untuk anak yang lebih muda. Seorang akan seharusnya mampu melakukan tugas untuk kelompok usia yang lebih muda, yang tentunya berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Jika, tugas untuk anak yang leblih muda tidak dapat dilakukan atau ditolak, anak tentu akan mendapatkanpenilaian T (terlambat). Huruf T ditulis di sebelah kanan item dengan hasil penilaian “Terlambar”. Perlu diperhatikan bahwa ada dua macam T. Pertama, terlambat karena anak mengalami kegagalan (G). T jenis ini

memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Suspek”. Kedua, terlambat karena anak menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Tak dapat diuji”

e. Penilaian item “Tak ada kesempatan” (No Opportunity). Nilai “Tak” ini tidak perlu

diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan. Nilai “Tak ada kesempatan” diberikan jika anak mendapat skor “Tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba atau melakukan tes

(9)

Test skrining perkembangan dari denver D. Petunjuk pemakaian

1. Usahakan anak tersenyum dengan memberikan senyum, berbicara atau memberikan isyarat, jangan sentuh anak

2. Anak harus melihat tangan beberapa detik

3. Orang tua dapat membantu mengajari menyikat gigi dan menaruh pasta gigi diatas sikat 4. Anak tidak diharapkan mampu mengikat sepatu atau mengancingkan/resleting dibelakang 5. Gerakan benang perlahan dalam bentuk suatu lengkungan dari satu sisi ke sisi yang lain 6. Lulus jika anak mencoba melihat terus dimana benang menyilang, benang harus dilepaskan dengan cepat dari tangan pemeriksa

7. Lulus jika anak mengambil kismis dengan bagian ibu jari dan jari 8. Menggaris dapat bervariasi hanya 30 derajat

9. Buat kepalan dengan ibu jari yang menunjuk ke atas dan goyangkan hanya ibu jari, lulus jika anak menirukan dan tidak menggerakan semua jari lain selain ibu jari

10. Lulus bila menggambar selain bentuk tertutup, gagal dalam pergerakan yang terus menerus

11. garis mana yang lebih panjang ?(bukan lebih besar). Putar kertas terbaik dan ulangi (lulus 3 dari 3 atau 5 dari 6)

12. lulus bila garis yang bersilang dekat dengan titik tengah 13. biarkan anak meniru dahulu, dan jika gagal perlihatkan

14. dalam memberikan nilai, setiap pasangan (2 lengan, 2 tungkai dll) dihitung sebagai satu bagian

15. tempatkan satu kubus dalam gelas dan goyangkan perlahan dekat telinga anak, tetapi jangan terlihat ulangi dengan telinga lain

16. tunjuk gambar dan minta anak menyebutkannya

17. dengan menggunakan boneka beritahu anak, tunjukan pada saya hidung, mata,telinga, mulut, tangan, kaki, perut, rambut,

18. dengan menggunakan gambar, tanya kepada anak, yang mana yang terbang ? berbunyi meong ? berbicara ?

19. tanyakan kepada anak apa yang kamu lakukan jika kamu sedang kedinginan

(10)

Observasi :

Suatu garis digambar dari atas sampai bawah berdasarkan usia anak, pemeriksa harus menguji masing-masing tonggak yang disilang dengan garis ini. Setiap tongak mempunyai potongan yang menunjukan presentase populasi “standar” yang harus mampu melakukan tugas ini. Kegagalan dalam melakukan suatu hal yang dilalui oleh 90 % anak-anak adalah signifikan, dua kegagalan dari empat hal utama menunjukan keterlambatan perkembangan, haruslah diketahui bahwa test ini merupakan alat skrening untuk keterlambatan perkembangan, tetapi bukan test “intelegensia” Fungsional anak saat ini memberikan pengertian kedalam karakteristik anak sekarang.

Perkembangan bahasa, motorik, dan sosial anak dan kematangannya direfleksikan dalam tingkah lakunya sekarang. Tanyakan pertanyaan “ bagaimana anda melukiskan sifat anak anda sebagai pribadi ?

E. Contoh kasus perhitungan anak dengan prematur:

An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006.

iperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!

Diketahui:

Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006 Tanggal periksa : 1-4-2008 Prematur : 32 minggu

Ditanyakan:

Berapa usia kronologis An. Lula? Jawab:

2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu 2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu

_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu 1 – 7 -26

Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1 tahun 8 bulan atau 20 bulan

Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:

1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari Atau

1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

Interpretasi dari nilai Denver II Advanced

(11)

25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut) OK

Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75

Caution

Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90

Delay

Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu

F. Macam Tes Perkembangan

a. Skala Intelegensi Wechsler untuk anak usia prasekolah dan sekolah

Penggunaan tes ini untuk anak usia prasekolah (4 sampai 6,5 tahun), merupakan pengembangan dari penggunaan tes ini sebelumnya yaitu untuk anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Tes ini memberikan informasi diagnostik yang berguna untuk penilaian terhadap perkembangan anak yang mengalami kesulitan belajar dan retardasi mental.

b. Skala perkembangan menurut Gessel

Tes ini digunakan pada anak mulai usia 4 minggu sampai 6 tahun, yang bertujuan untuk

menetukan tahap kematangan dan kelengkapan kegiatan suatu sistem yang sedang berkembang. Skala Gessel dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu perilaku motorik, perilaku adaptif, perilaku bahasa dan perilaku sosial.

c. Tes skrining perkembangan menurut Denver

Denver Developmental Screening Test (DDST) merupakan metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak dan bukan merupakan tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrining yang baik. Tes ini mudah dilakukan dan cepat (15-20 menit) dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi.

c. Frakenburg melakukan revisi dan restandarisasi kembali terhadap DDST dan juga tugas perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST dinamakan Denver II yang mempunyai beberapa perbaikan yaitu peningkatan 86 % pada sektor bahasa, dua pemeriksaan untuk artikulasi bahasa, skala umur baru, kategori baru untuk interpretasi kelainan ringan, skala penilaian tingkah laku, dan materi training yang baru.

Denver juga mengelompokkan tugas perkembangan menjadi empat aspek, yaitu :

1. Personal Social (kepribadian atau tingkah laku sosial). Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemauan diri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

(12)

kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. 3. Language (bahasa). Yaitu kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4. Gross Motor (perkembangan motorik kasar). Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

BAB III

PEMBAHASAN

DDST adalah test untuk masalah pada perkembangan anak yang biasa dilakukan pada masa prasekolah. Test tersebut dikelompokkan empat kategori yaitu kontak social, keterampilan motorik halus, bahasa, dan keterampilan motorik kasar dan termasuk barang-barang seperti tersenyum spontan yang biasa dilakukan untuk anak tiga

Untuk bayi, pengujian sering berfungsi untuk meyakinkan orang tua atau untuk mengidentifikasi sifat masalah cukup awal diharapkan untuk memperlakukan mereka. Later in childhood, testing can help delineate academic and social problems, again, hopefully in time to remedy them. Kemudian pada masa kanak-kanak, pengujian dapat membantu masalah-masalah akademik dan sosial menggambarkan, sekali lagi, mudah-mudahan dalam waktu untuk memperbaiki mereka DDST dilakukan terhadap anak usia 0 bulan sampai 5 tahun. Pemeriksaan DDST pada anak yang normal dan anak yan abnormal dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

Hasil yang dapat disimpulkan yaitu :

a) dengan nilai Keterlambatan (abnormal) apabila terdapat 2 keterlambatan atau lebih pada 2 sektor, bola dalam satu sector didapat dua keterlambatan lebih ditmbah satu sector atau lebih tepat satu keterlambatan

b) Meraguakan apabila satu sector terdapat dua keterlambatan atau lebih, satu sector atau lebih didapatkan satu keterlambatan

c) Dapat juga dengan menentukann ada tidaknya keterlambatan pada masing-masing sector nila nilai tiap sector atau tidak menyimpulkan gangguan perkembangan keseluruhan.

BAB IV

KESIMPULAN

DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang Baik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.

(13)

Test ini dikembangkan wlliam K. Frankenburg (yang mengenalkan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat

menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan dalam layanan social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R (revised denver

developmental screening test). Perbedaaan denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interprestasi dan rujukan.

DAFTAR PUSTAKA

Franskenburg,William.1973.Denver Development Screnning Test: manual/for nursing7paramedical personnel.University of Colorado Medical Center

Hidayat, Azis Alimul.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

http://nswahyunc.blogspot.com/2012/02/laporan-pendahuluan-denver-development.htmls

DDST (Denver Development Screening Test)

Bagikan Keteman Lewat:

I. Pengertian DDST (Denver Development Screening Test)

DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998).

II. Fungsi DDST

DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.

III. Aspek-aspek Perkembangan yang Dinilai

Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :

(14)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, seperti:

1. Menatap muka

2. Membalas senyum pemeriksa 3. Tersenyum spontan

4. Mengamati tangannya

5. Berusaha menggapai mainan 6. Makan sendiri

7. Tepuk tangan

8. Menyatakan keinginan 9. Daag-daag dengan tangan 10. Main bola dengan pemeriksa 11. Menirukan kegiatan

12. Minum dengan cangkir 13. Membantu di rumah

14. Menggunakan sendok dan garpu 15. Membuka pakaian

16. Menyuapi boneka 17. Memakai baju

18. Gosok gigi dengan bantuan 19. Cuci dan mengeringkan tangan 20. Menyebut nama teman

21. Memakai T-shirt

22. Berpakaian tanpa bantuan 23. Bermain ular tangga / kartu 24. Gosok gigi tanpa bantuan 25. Mengambil makan

b. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam:

1. Mengikuti ke garis tengah 2. Mengikuti lewat garis tengah 3. Memegang icik-icik 4. Mengikuti 1800 5. Mengamati manik-manik 6. Tangan bersentuhan 7. Meraih 8. Mencari benang 9. Menggaruk manik-manik 10. Memindahkan kubus

11. Mengambil dua buah kubus

12. Memegang dengan ibu jari dan jari 13. Membenturkan 2 kubus

14. Menaruh kubus di cangkir 15. Mencoret-coret

(15)

16. Ambil manik-manik ditunjukkan 17. Menara dari 2 kubus

18. Menara dari 4 kubus 19. Menara dari 6 kubus 20. Meniru garis vertikal 21. Menara dari kubus

22. Menggoyangkan dari ibu jari 23. Mencontoh O

24. Menggambar dengan 3 bagian 25. Mencontoh (titik)

26. Memilih garis yang lebih panjang 27. Mencontoh ð yang ditunjukkan 28. Menggambar orang 6 bagian 29. Mencontoh ð

c. Language (Bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan yang meliputi :

1. Bereaksi 2. Bersuara 3. Oooo ? Aaaah 4. Tertawa 5. Berteriak

6. Menoleh ke bunyi icik-icik 7. Menoleh ke arah suara 8. Satu silabel

9. Meniru bunyi kata-kata 10. Papa/mama tidak spesifik 11. Kombinasi silabel 12. Mengoceh 13. Papa/mama spesifik 14. 1 kata 15. 2 kata 16. 3 kata 17. 6 kata 18. Menunjuk 2 gambar 19. Kombinasi kata 20. menyebut 1 gambar 21. Menyebut bagian badan 22. Menunjuk 4 gambar 23. Bicara dengan dimengerti 24. Menyebut 4 gambar 25. Mengetahui 2 kegiatan 26. Mengerti 2 kata sifat 27. Menyebut satu warna 28. Kegunaan 2 benda 29. Mengetahui

(16)

30. Bicara semua dimengerti 31. Mengerti 4 kata depan 32. Menyebut 4 warna 33. Mengartikan 6 kata 34. Mengetahui 3 kata sifat 35. Menghitung 6 kubus 36. Berlawanan 2 37. Mengartikan 7 kata

d. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan dalam:

1. Gerakan seimbang 2. Mengangkat kepala

3. Kepala terangkat ke atas 4. Duduk kepala tegak

5. Menumpu badan pada kaki

6. Dada terangkat menumpu satu lengan 7. Membalik

8. Bangkit kepala tegak 9. Duduk tanpa pegangan 10. Berdiri tanpa pegangan 11. Bangkit waktu berdiri 12. Bangkit terus duduk 13. Berdiri 2 detik 14. Berdiri sendiri

15. Membungkuk kemudian berdiri 16. Berjalan dengan baik

17. Berjalan dengan mundur 18. Lari

19. Berjalan naik tangga 20. Menendang bola ke depan 21. Melompat

22. Melempar bola, lengan ke atas 23. Loncat

24. Berdiri satu kaki 1 detik 25. Berdiri satu kaki 2 detik 26. Melompat dengan satu kaki 27. Berdiri satu kaki 3 detik 28. Berdiri satu kaki 4 detik 29. Berjalan tumit ke jari kaki 30. Berdiri satu kaki 6 detik

IV. Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST

Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 15-20 menit saja

(17)

a. Alat yang Digunakan

1. Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil. 2. Lembar formulir DDST

3. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara menilainya.

b. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:

1. Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.

2. Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

c. Penilaian

Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable). 1. Abnormal

- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

2. Meragukan

- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.

- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 3. Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

4. Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra skrining dengan menggunakan :

1. DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil 3 tugas (sehingga seluruhnya ada 12 tugas) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.

2. PDQ (Pra-Screening Development Questionnaire)

Bentuk kuisioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA ke atas dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuisioner yang sesuai dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan kriteria

(18)

yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap. (Soetjiningsih, 1998)

V. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak, yaitu: 1. Faktor Genetik

Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.

2. Faktor Lingkungan

a. Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain: - Gizi ibu pada waktu hamil

- Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)

- Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin, methadion, obna-obat anti kanker)

- Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin)

- Radiasi

- Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio, campak, teptospira, virus influenza, virus hepatitis)

- Stres - Imunitas

- Anoksia embrio

b. Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :

1. Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.

2. Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.

3. Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.

4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)

VI. Stimulasi dasar atau kebutuhan dasar untuk tumbuh-kembang yang diberikan Ibu pada anak

Secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar, yaitu: 1. Kebutuhan Fisik – Biomedis (“ASUH”)

(19)

- Perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit.

- Papan/pemukiman yang layak.

- Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan - Sandang

- Kesegaran jasmani, rekreasi.

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (“ASUH”) - Kebutuhan hubungan ibu dan anak - Emosi

- Psikososial - Kasih sayang

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (“ASUH”)

- Kecerdasan - Kreativitas - Moral – Etika - Ketrampilan - Agama - Produktivitas

- Kemandirian - Kepribadian - dsb. Stimulasi yang diberikan tenaga profesional, meliputi: 1. Fisioterapi

2. Terapi okupasi 3. Terapi wicara 4. Terapi bermain 5. Terapi pijat

6. Latihan persepsi motorik 7. Psikoterapi

8. Edukasi

Stimulasi yang diberikan orang tua dan tenaga profesional berupa stimulasi sensori yang terintegrasi meliputi:

1. Penglihatan 2. Pendengaran 3. Proprioseptif raba 4. Sentuhan 5. Keseimbangan http://belajaraskep.blogspot.com/2012/04/ddst-denver-development-screening-test_14.html

PERKEMBANGAN MENURUT DENVER II (DDST II)

PERKEMBANGAN MENURUT DENVER II (DDST II)

PERKEMBANGAN MENURUT DENVER II (DDST II)

Pengertian

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

(20)

jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).

Perkembangan Menurut Denver II

Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.

a. Aspek Perkembangan yang dinilai Terdiri dari 125 tugas perkembangan.

Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:

1) Personal Social (perilaku sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

3) Language (bahasa)

Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan

4) Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. b. Alat yang digunakan

Ø Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa). Ø Lembar formulir DDST II

Ø Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.

(21)

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:

1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia: 3-6 bulan 9-12 bulan 18-24 3-24 bln 3 tahun 4 tahun 5 tahun

2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

d. Penilaian

Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).

CARA PEMERIKSAAN DDST II

§ Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun.

§ Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

§ Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.

§ Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F.

§ Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.

1) Abnormal

a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih

b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia .

2) Meragukan

(22)

b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

3) Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.

4) Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun: Contoh perhitungan anak dengan prematur:

An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!

Diketahui:

Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006 Tanggal periksa : 1-4-2008 Prematur : 32 minggu Ditanyakan:

Berapa usia kronologis An. Lula? Jawab:

2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu 2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu

_________ - Maka 37 – 32 = 5 minggu 1 – 7 -26

Ø Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau

1 tahun 8 bulan atau 20 bulan

Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:

Ø 1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari Atau

(23)

Interpretasi dari nilai Denver II

Ø Advanced

Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)

Ø OK

Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia antara persentil ke-25 dan ke-75

Ø Caution

Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90

Ø Delay

Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu

Interpretasi tes

Ø Normal

Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan Ø Suspect

Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan Ø Untestable

Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%

Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable:

Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer

http://komunitas-fikes.blogspot.com/2012/04/perkembangan-menurut-denver-ii-ddst-ii.html

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. AS DENGAN GLOBAL DEPELOVMENT DELAY DI POLIKLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

(24)

RESUME KASUS TUMBUH KEMBANG Sabtu, 25 April 2009

A. IDENTITAS

Nama anak : An. AS

Tanggal Lahir : 26 Januari 2008

Umur : 1 tahun 3 bulan 0 hari

Jenis kelamin : Perempuan

Nama Ayah/Ibu : Bp. P/Ibu T

Pendidikan : SLTA/SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

NO. Med. Rec : 1092141

Berat badan lahir : 3100 gram

Alamat : Purworejo RT 08/ 04 Jawa Tengah

B. DATA FOKUS

S: Ibu mengatakan selama kehamilan tidak ada masalah.

Saat ini anak hanya bisa menoleh ke arah suara, anak juga tidak bisa mendengar.

O: BB = 10,5 kg, PB = 69 cm, LK = 47 cm, LD = 47 cm dan LLA = 14 cm.

(25)

Pengukuran Denver Development Skrining Test (DDST)/Denver II (umur kronologis 15 bulan). 1. PERSONAL SOSIAL

 Mampu berusaha mencapai mainan.

 Mampu makan sendiri.

 Mampu tepuk tangan.

 Gagal:

Menyatakan keinginan. Daag-daag dengan tangan. Main bola dengan pemeriksa. Menirukan kegiatan.

Minum dengan cangkir.

2. ADAPTIF-MOTORIK HALUS  Mampu meraih.

 Mampu mencari benang.

 Mampu mengaruk manik-manik.  Gagal:

Mengambil 2 kubus.

Memegang dengan ibu jari dan jari. Membenturkan 2 kubus.

(26)

Mencoret-coret.

3. BAHASA

 Mampu berteriak.

 Mampu menoleh ke bunyi icik-icik.  Mampu menoleh ke arah suara.  Gagal:

Satu silabel.

Meniru bunyi kata-kata. Papa/mama tidak spesifik. Kombinasi silabel.

Mengoceh.

Papa/mama spesifik. 1 kata.

4. MOTORIK KASAR

 Mampu duduk kepala tegak.

 Mampu beban pada kaki.

 Mampu bangkit kepala tegak.

 Gagal:

(27)

Membalik.

Duduk tanpa pegangan. Berdiri dengan pegangan. Bangkit untuk berdiri. Bangkit terus duduk. Berdiri 2 detik. Berdiri sendiri.

Membungkuk kemudian berdiri. Berjalan dengan baik.

INTERPRETASI HASIL UJI DDST

Perkembangan anak termasuk dalam kategori delay (global depelovment delay). Hasil uji DDST terlampir.

A : Keterlambatan tumbuh kembang. P :

Berikan informasi kesehatan kepada keluarga tentang:

 Berikan aktivitas yang meningkatkan interaksi anak.

 Dukung anak untuk mengekspresikan diri melalui pujian atau umpan balik positif atas usaha-usahanya.  Beri mainan atau benda-benda yang sesuai usianya.

 Komunikasikan dengan petugas dan mengikuti secara jelas tanggungjawab terhadap perilaku yang

(28)

I :

 Menganjurkan orang tua untuk memberikan aktivitas yang dapat meningkatkan interaksi anak.  Menganjurkan orang tua untuk mendukung anak dalam mengekspresikan diri melalui pujian atau

umpan balik positif atas usaha-usahanya.

 Menganjurkan orang tua memberi mainan atau benda-benda yang sesuai usianya.

 Menganjurkan orang tua untuk mengkomunikasikan dengan petugas dan mengikuti secara jelas

tanggungjawab terhadap perilaku yang diharapkan pada anak sesuai dengan keperluan.

E : S : Ibu mengatakan paham dengan penjelasan yang disampaikan dan berjanji akan melaksanakan anjuran yang diberikan.

O : ekspresi wajah puas dari orang tua.

A : keterlambatan tumbuh kembang belum teratasi.

P : rencanakan kontrol rutin dan stimuli perkembangan anak.

Hari Kamis, Maret 15, 2012

Referensi

Dokumen terkait

DDST (Denver Developmental Screening Test) adalah salah satu dari metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan soal obyektif yang digunakan dalam tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan siswa di

Dana Pelatihan Kursus Wajib dibayarkan sesuai dengan nominal yang tercantum di dalam faktur/invoice. Biaya administrasi bank/transfer atau biaya kirim dokumen yang dilakukan

34 Tahun 2000 pasal 1 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, yang disebut pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi

Dari nilai yang diperoleh ini dapat disimpulkan bahwa ukuran komisaris independen (independence commissioners proportion) tidak memberikan pengaruh signifikan atas

Lebih lanjut dari Tabel 4 terlihat rataan rendemen pewarna (gram ± SE) serbuk daun sirsak hasil Interaksi penambahan maltodekstrin dan lama waktu perebusan yaitu

Variabel keputusan yang akan digunakan pada optimasi ini, yaitu variabel keputusan untuk mencari waktu yang optimal untuk melakukan replenishment pada sistem

dikeluarkan oleh guru Negeri Sipil di SD Negeri 2 Rejo Katon sebesar Rp 5000 yang dipotong setiap bulanya. Hal tersebut dibenarkan oleh bapak Azhar selaku bendahara Dinas