PROYEK AKHIR Pekerjaan :
TAMBANG TERBUKA BATUBARA
PT.KARBINDO ABESYAPRADHY
Studi Kasus :
Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara Pada Penambangan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Dalam Menyelesaikan Pendidikan di Program D-3 Teknik Pertambangan
Oleh :
MASDIAN DARMA PUTRA BP. 2008/00695 Konsentrasi : Tambang Umum
Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG 2012
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PROYEK AKHIR
Pekerjaan:
TAMBANG TERBUKA BATUBARA
PT. KARBINDO ABESYAPRADHI
Studi Kasus:
Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara
Pada Penambangan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi
Oleh:
Nama
: Masdian Darma Putra
Bp/Nim
: 2008/00695
Konsentrasi
: Tambang Umum
Program Studi : D-3 Teknik Pertambangan
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
Drs. Tamrin Kasim, MT
NIP : 19530810 198602 1 001
Diketahui Oleh:
Ketua Jurusan
Teknik Pertambangan
Drs. Bambang Heriyadi,MT.
NIP : 19641114 198903 1 002
Ketua Program Studi
D3 Teknik Pertambangan
Drs. Raimon Kopa, MT.
NIP : 19580313 198303 1 006
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
PROYEK AKHIR
Dinyatakan Lulus Oleh Tim Penguji Proyek Akhir Program Studi
D3 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang
Pekerjaan:
TAMBANG TERBUKA BATUBARA
PT. KARBINDO ABESYAPRADHI
Studi Kasus:
Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara
Pada Penambangan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi
Oleh:
Nama
: Masdian Darma Putra
Bp/Nim
: 2008/00695
Konsentrasi
: Tambang Umum
Program Studi
: D-3 Teknik Pertambangan
Padang, Januari 2012
Tim Penguji:
Nama
1. Drs. Tamrin Kasim, MT.
2. Drs. Syamsul Bahri, MT.
3. Ansosry, ST, MT.
TandaTangan
1. ………
2. ………
3. ………
iv
Certified Management System DIN EN ISO 9001:2000 Cert.No. 01.100 086042 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
Jl.Prof Dr. Hamka Kampus UNP Air Tawar Padang 25171
Telp.(0751),7059996, FT: (0751)7055644,445118 Fax .7055644
E-mail : info@ft.unp.ac.id
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Masdian Darma Putra
NIM/TM
: 00695/2008
Program Studi
: D3 T.Pertambangan
Jurusan
: T.Pertambangan
Fakultas
: FT UNP
Dengan ini menyatakan, bahwa Skripsi/Tugas Akhir/Proyek Akhir saya dengan
judul “Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara Pada
Penambangan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi” Adalah benar merupakan
hasil karya saya dan bukan merupakan plagiat maka saya bersedia diproses dan
menerima sanksi akademis maupun hukum sesuai dengan hukum dan ketentuan
yang berlaku, baik di institusi UNP maupun dimasyarakat dan negara.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung
jawab sebagai anggota masyarakat ilmiah.
Diketahui Oleh,
Saya yang menyatakan,
Ketua Jurusan T.Pertambangan
Drs. Bambang Heriyadi,MT
Masdian Darma Putra
v
BIODATA
I. DATA DIRI :
Nama Lengkap
: Masdian Darma Putra
No. Buku Pokok
: 2008 / 00695
Tempat / Tanggal lahir
: Sawah Liat/ 14 juli 1990
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Nama Bapak
: Masrul Syair
Nama Ibu
: Ratna Perdamayani
Jumlah Bersaudara
: 3 (Tiga) Orang
Alamat tetap
: Jl. Sawahliat,Kenagarian Kapuh Utara,
Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir
Selatan, Provinsi Sumatera Barat
II. DATA PENDIDIKAN:
Sekolah Dasar
: SD Negeri 23 Sawah Liat Tarusan
Sekolah Lanjutan Pertama
: MTsN Koto XI Tarusan
Sekolah Lanjutan Atas
: SMA Negeri 1 Koto XI Tarusan
Perguruan Tingi
: Universitas Negeri Padang
III. Proyek Akhir:
Tempat Kerja Praktek
: PT. Karbindo Abesyapradhi
Tanggal Kerja Praktek
: 03 Agustus s/d 17 September 2011
Topik Studi kasus
:
Quality Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas
Batubara Pada Penambangan Batubara PT.
Karbindo Abesyapradhi
Tanggal Sidang Proyek akhir : 9 Januari 2012
Padang, Januari 2012
( Masdian Darma Putra ) BP. 2008/00695
vi
RINGKASAN
PT. Karbindo Abesyapradhi (PT. KA) adalah salah satu pelaku usaha
kegiatan penambangan batubara di Provinsi Sumatera Barat. Penambangan di
PT. Karbindo Abesyapradhi ini dilakukan dengan sistem penambangan
terbuka dengan metoda open pit yang masing-masing pit dibagi atas lima
bagian (lima pit area). Diantaranya pit A, pit B, pit C, pit D, dan pit E. Di
setiap pit memiliki kualitas batubara yang bervariasi. Batubara pada
masing-masing pit terdiri atas tiga tipe, yaitu roof, middle, dan floor. Roof dan middle
adalah batubara high calory. Sedangkan floor adalah batubara low calory,
batubara high calory disini adalah batubara yang memiliki nilai kalori ≥
6.000 kcal/kg, selain itu terdapat batubara low calory yang nilai kalori <
6000 kcal/kg.
Quality Control merupakan serangkaian kegiatan dalam pengendalian
mutu batubara, karena dalam prosesnya terjadi penurunan kualitas batubara
yaitu pada saat batubara ditambang (coal getting), kemudian penumpukan
batubara dari Pit ke ROM area, hingga pada tahap pengolahan batubara
menjadi product murni (processing).
Pada pengujian kualitas batubara dari channel sampling, ROM area,
dan product area yang dijadikan perbandingan yaitu:
1. Pada channel sampling (TM = 12,10 %, IM = 5,38 %, ASH = 6,09 %, VM
= 40,11 %, FC = 48,42 %, TS = 1,98 %, dan Kalori 6,795 Kkal/Kg).
2. ROM area (TM = 10,88 %, IM = 5,27 %, ASH = 12,63 %, VM = 38,63 %,
FC = 43,48 %, TS = 1,95 %, dan Kalori 6,349 Kkal/Kg).
3. Product area (TM = 10,85 %, IM = 5,27 %, ASH = 11,54 %, VM = 38,69
%, FC = 43,50 %, TS = 1,95 %, dan Kalori 6.335 Kkal/Kg).
Sehingga diketahui bahwa terjadi penurunan kualitas batubara antara
channel sampling dan ROM area serta pada product area. Untuk itu
dilakukanlah pengontrolan kualitas batubara karena ketika batubara akan
ditambang diperlukan penambangan secara selektif, untuk menghindari agar
pengotor (parting) tidak terbawa sekecil mungkin. Kemudian ketika
penumpukan batubara di ROM area batubara yang high calory dan low calory
penumpukannya harus dijauhkan agar tidak tercampur kualitas yang satu
dengan yang lainnya. Pada tahap processing drainase harus dirancang dengan
baik agar air tidak masuk kedalam stockpile product, dan yang terpenting
adalah kebersihan alat harus tetap dijaga agar batubara tidak tercampur
dengan pengotor-pengotor yang terbawa oleh alat pada saat bekerja di
stockpile product maupun pada ROM area.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Akhir dengan judul: ”Quality
Control Sebagai Upaya Menjaga Kualitas Batubara Pada Penambangan Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi”.
Proyek Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan kuliah pada Program Studi Diploma-3 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (UNP).
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Tamrin Kasim, MT selaku Dosen Pembimbing Proyek Akhir yang telah banyak membantu dan memberikan masukan kepada penulis sehingga laporan Proyek Akhir ini dapat diselesaikan.
2. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan secara moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir ini.
3. Bapak Drs. Bambang Heriyadi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
4. Bapak Drs. Raimon Kopa, MT selaku Ketua Program Studi D-3 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
5. Bapak Drs. Raimon Kopa, MT selaku dosen Pembimbing Akademis yang telah banyak memberi masukan kepada penulis.
6. Bapak Drs. Syamsul Bahri, MT dan Bapak Ansosry, ST, MT selaku Dosen Penguji. 7. Bapak Drs. Ganefri, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. 8. Bapak Drs. Nelvi Erizon, M.Si selaku Ketua Hubungan Unit Industri Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang.
9. Seluruh dosen pengajar Teknik Pertambangan Universitas Negeri Padang.
10. Bapak Ir. Emo Carmo, BA selaku Kepala Teknik Tambang PT. Karbindo Abesyapradhi.
11. Bapak Ir. Sediatma PT. Karbindo Mine Plan Supervisor Abesyapradhi sebagai Pembimbing Lapangan yang telah banyak memberi nasehat kepada penulis.
12. Bapak Elias Butuk selaku Supervisor Survey PT. Karbindo Abesyapradhi yang selalu membantu dalam pelaksanaan Praktek Lapangan.
viii
13. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Karbindo Abesyapradhi.
14. Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (khususnya angkatan 2008).
15. Kepada seluruh orang-orang terdekat saya yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan Proyek akhir ini .
Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Proyek Akhir ini jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang dapat membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Laporan Proyek Akhir ini bermanfaat terutama untuk penulis sendiri, perusahaan dan bagi pembaca yang memerlukan.
Padang, Januari 2012
ix
DAFTAR ISIHalaman
HALAMAN JUDUL .... ... i
HALAMAN PENGESAHAN PROYEK AKHIR ... ii
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN PROYEK AKHIR ... iii
HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT BOIDATA ... viii
RINGKASAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 1
B. TUJUAN DAN MANFAAT... 2
C. SISTEMATIKA PENULISAN ... 3
BAB II LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN A. DESKRIPSI PERUSAHAAN ... 5
1. Sejarah PT. Karbindo Abesyapradhi ... 5
2. Perkembangan PT. Karbindo Abesyapradhi ... 9
3. Visi dan Misi PT. Karbindo Abesyapradhi ... 10
4. Kebijakan PT. Karbindo Abesyapradhi ... 11
B. DESKRIPSI PROYEK ... 16
1. Ruang Lingkup Kerja ... 16
2. Peralatan Penambangan ... 17
x
4. Tenaga Kerja dan Jam kerja ... 19
5. Keadaan Umum Daerah Kuasa Penambangan ... 20
C. PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN/PROYEK ... 30
1. Pelaksanaan Kegiatan Proyek ... 30
2. Kegiatan Penambangan ... 33
D. PELAKSANAAN KEGIATAN LAPANGAN ... 39
1. Survey Topografi dan Pemetaan ... 40
2. Persiapan Penambangan ... 44
3. Kegiatan Penambangan ... 70
4. Pemasaran ... 75
5. Kegiatan dan Peralatan Penunjang Penambangan ... 77
E. TEMUAN MENARIK ... 84
BABIII STUDI KASUS A. PERUMUSAN MASALAH ... 86
B. BATASAN MASALAH ... 87
C. LANDASAN TEORI ... 87
1. Proses Terbentuknya Batubara ... 87
2. Quality Control ... 88
3. Profil Batubara Di PT.Karbindo Abesyapradhi ... 89
4. Tahapan yang da pada Quality Control ... 90
D. METODOLOGI PEMBAHASAN MASALAH ... 98
1. Sumber Data ... 98
E. ANALISIS DATA DAN PEMECAHAN MASALAH ... 99
1. Analisis Data ... 99 2. Pemecahan Masalah ... 104 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN ... 118 B. SARAN ... 120 DAFTAR PUSATAKA ... 121 LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah PT. Karbindo Abesyapradhi .. 21
Gambar 2. Statigrafi PT. Karbindo Abesyapradhi ... 25
Gambar 3. Bentuk Arah Penggalian Open Pit, Open Cast/Open Cut ... 32
Gambar 4. Daerah Penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi ... 36
Gambar 5. Theodolite Sokkia SET 3C... 41
Gambar 6. Kegiatan Survey ... 43
Gambar 7. Alat Bor Tamrock CHA 660 ... 46
Gambar 8. Alat Bor Pantera 1500 ... 47
Gambar 9. Gudang Bahan Peledak PT. Karbindo Abesyapradhi ... 52
Gambar 10. Leading Wire ... 53
Gambar 11. Blasting Ohm Meter (BOM) dan Blasting Machine (BM) ... 54
Gambar 12. Kendaraan Transportasi Crew Blasting... 55
Gambar 13. Detonator Listrik ... 57
Gambar 14. Sumbu Ledak (Detonating Cord) ... 58
Gambar 15. Dayagel Produksi PT. Dahana ... 59
Gambar 16. Delay Detonator ... 60
Gambar 17. Plastic Linear ... 61
Gambar 18. Pengadukan ANFO ... 62
Gambar 19. Pengisian Bahan Peledak ... 63
Gambar 20. Pengisian Stemming dan Cutting ... 64
Gambar 21. Pemuatan Overburden ... 69
Gambar 22. Euclid sebagai Alat Agkut Overburden ... 70
xii
sampai Pit E di PT. Karbindo Abesyapradhi ... 71
Gambar 24. Waste dump overburden ... 72
Gambar 25. Proses Pemuatan Batubara ... 74
Gambar 26. Penumpukan Batubara di ROM Area ... 75
Gambar 27. Kegiatan Pemeliharaan Jalan ... 79
Gambar 28. Bulldozer CAT D9R Sedang Merapikan Fron Kerja ... 80
Gambar 29. Penyiraman Jalan ... 81
Gambar 30. Tower Lamp sebagai Penerang pada Shift Malam ... 82
Gambar 31. Maintenance Truck... 83
Gambar 32. Rumah Genset ... 83
Gambar 33. Workshop ... 84
Gambar 34. Gambaran Umum Profil Batubara Di kawasan PT.Karbindo Abesyapradhi ... 89
Gambar 35. Pengambilan Sampel pada Channel/Pit Sampling ... 106
Gambar 36. Proses Pengambilan Batubara Per Lapisan ... 107
Gambar 37. Coal Cleaner yang Bekerja di Pit ... 108
Gambar 38. Pemberian Identitas pada dump truck Batubara ... 109
Gambar 39. Penumpukan dan Pemberian Identitas Batubara di ROM Area ... 110
Gambar 40. Pengambilan Sampel Batubara di ROM Area ... 111
Gambar 41. Rancangan Drainase pada ROM area dan Stockpile Product ... 112
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kompilasi Penggunaan Lahan Bagi Usaha Tambang
Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi ... 10
Tabel 2. Kompilasi Jenis dan Jumlah Penyerahan Alat Proteksi Diri ... 13
Tabel 3. Kompilasi Jumlah dan Proporsi Tenaga Kerja PT. Karbindo Abesyapradhi Tahun 2009 ... 19
Tabel 4. Data Curah Hujan Tahunan Lokasi Tambang PT. Karbindo Abesyapradhi ... 22
Tabel 5. Hasil Analisis Proksimat ... 28
Tabel 6. Sifat Fisik Lapisan Tanah Penutup Batubara (Overburden) ... 29
Tabel 7. Data Hasil Analisis Channel Sampling pada Middle D ... 97
Tabel 8. Data Hasil Analisis Sample Rom Area pada Middle D Per 500 ton Setelah dirata-ratakan ... 100
Tabel 9. Data Hasil Analisis Sample Product Area Pada Middle D Per 1000 ton Setelah dirata-ratakan ... 101
Tabel 10. Data Hasil Perbandingan Analisis Batubara Middle D Mulai dari Pit(Channel Sampling), Rom Area, dan Product Area……. 101
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram Alir Kegiatan Quality Control
Lampiran 2. Diagram Alir Kegiatan Pengolahan Batubara PT. Karbindo
Abesyapradhi
Lampiran 3. Struktur Organisasi PT. Karbindo Abesyapradhi
Lampiran 4. Peta Kemajuan Penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi
Lampiran 5. Data Uji Analisis Kualitas Batubara Channel Sampling Middle D
Lampiran 6. Data Uji Analisis Kualitas Batubara ROM Area Middle D Per
500 ton
Lampiran 7. Data Uji Analisis Kualitas Batubara Product Area Middle D Per
1000 ton
Lampiran 8. Log Profile Seam Of Coal PT. Karbindo Abesyapradhi Pit D
Lampiran 9. Surat Keterangan PLI
Lampiran 10. Catatan Bimbingan Proyek Akhir
Lampiran 11. Jadwal Kegiatan Lapangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini dunia industri tumbuh dan berkembang dengan
cepat yang menyebabkan kebutuhan terhadap energi semakin meningkat.
Tingginya harga minyak mentah di pasar internasional mengakibatkan
kalangan pengusaha berusaha untuk mencari sumber energi alternatif sebagai
pengganti minyak. Batubara adalah salah satu sumber energi alternatif yang
dilirik oleh kalangan pengusaha. Disamping melihat dari segi keuntungan
biaya, ketersediaan batubara di berbagai negara juga relatif besar, khususnya
di Indonesia yang memiliki batubara bernilai kalori tinggi dengan biaya
produksi untuk mengeluarkannya masih rendah dari negara lain.
PT. Karbindo Abesyapradhi adalah salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang pertambangan khususnya batubara yang Kuasa
Pertambangannya terletak di daerah Sungai Tambang Kabupaten Sijunjung
Sumatera Barat. Dengan dibantu oleh PT. Pasura Bina Tambang sebagai
kontraktor penambangan, batubara yang ada di daerah tersebut diambil
dengan menggunakan metoda open pit mining.
Proses pengambilan batubara harus dilakukan selektif mungkin agar
kualitas batubara tetap terjaga. Untuk itu PT. Karbindo Abesyapradhi sangat
menjaga sekali pengendalian mutu dari batubara tersebut. Quality Control
2
sangat diperlukan agar kualitas batubara yang dihasilkan dari proses
penambangan dapat mencapai target mutu yang dikehendaki oleh pembeli.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Tujuan Proyek
Tujuan dilakukannya penambangan oleh PT. Karbindo
Abesyapradhi adalah:
1) Menggali dan memanfaatkan sumber daya alam dengan
memperhatikan aspek lingkungan dan keselamatan kerja.
2) Membuka lapangan pekejaan bagi masyarakat sekitar tambang agar
dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
3) Memenuhi kebutuhan batubara untuk pasar dunia baik ekspor
maupun domestik.
b. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian (Praktek Lapangan Industri) di
PT. Karbindo Abesyapradhi adalah untuk mengetahui faktor
terjadinya penurunan kualitas batubara yang pengontrolannya
dimulai dari channel sampling, pengambilan batubara (coal getting),
pengangkutan dan penumpukan batubara ke ROM area, sampai pada
proses pengolahan (processing).
3
2. Manfaat
a. Manfaat Proyek
Adapun manfaat yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan
yang dilakukan oleh PT. Karbindo Abesyapradhi adalah:
1) Menambah devisa negara dari sektor penerimaan pajak dan bea
cukai.
2) Menambah pendapatan daerah Kabupaten Sijunjung dan Propinsi
Sumatera Barat melalui pemasukan pajak yang dibebankan kepada
perusahaan.
3) Dengan adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar yang
akan berdampak terhadap perbaikan ekonomi masyarakat di sekitar
tambang.
b. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah perusahaan mendapatkan
masukan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan agar
kualitas batubara tetap terjaga sehingga dapat bersaing di pasar
internasional.
C. Sistematika Penulisan
Laporan proyek akhir ini dalam penulisannya terdiri dari 4 bab dan
disertai beberapa lampiran dengan masing-masing bab akan membahas hal-hal
sebagai berikut:
4
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan dan manfaat, serta
sistematika penulisan proyek akhir.
BAB II LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai deskripsi perusahaan, proses
pelaksanaan proyek, pelaksanaan kegiatan di lapangan, dan temuan-temuan
menarik yang ada di lapangan.
BAB III STUDI KASUS
Pada bab ini menjelaskan tentang perumusan masalah, batasan
masalah, landasan teori dan metodologi pemecahan, data dan pengolahannya,
serta analisis atau pemecahan masalah.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dapat penulis
berikan dari permasalahan yang dibahas dalam laporan ini.
5
BAB II
LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN
A. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah PT. Karbindo Abesyapradhi
Sumber daya alam berupa batubara di Sumatera Barat pertama kali
ditemukan oleh Ir. W. H De Greeve pada tahun 1868 yakni di sepanjang Sungai
Batang Ombilin. Usaha eksploitasi di Sungai Durian telah dilaksanakan
Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1880, tetapi kemudian terhenti dan
dimulai kembali pada tahun 1892 seiring dengan dibukanya pelabuhan Emma
Hoven, sekarang Teluk Bayur di Padang. Pada saat ini areal tambang tersebut
dikelola oleh PT. Bukit Asam (Persero) Unit Penambangan Ombilin (UPO).
Sejak tahun 1973 akibat terjadinya krisis energi, batubara sebagai salah
satu sumber energi alternatif pengganti minyak bumi terus meningkat terutama
pada sektor-sektor industri seperti industri kertas, industri semen, pembangkit
tenaga listrik. Karena pemanfaatan batubara sebagai sumber energi sangat
besar, mendorong PT. Karbindo Abesyapradhi untuk melakukan penelitian dan
telah berhasil mendapatkan deposit batubara di Jorong Sungai Tambang, Nagari
Kunangan Parik Rantang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung,
Propinsi Sumatera Barat.
Untuk penelitian pertama dilakukan oleh tim peneliti dari PT. Karbindo
Abesyapradhi pada tahun 1990 berupa penelitian lebih lanjut dari eksplorasi pada
6
menghasilkan satu kesimpulan bahwa batubara di daerah Sungai Tambang layak
untuk ditambang dilihat dari segi teknis dan ekonomisnya.
PT. Karbindo Abesyapradhi telah melakukan penambangan pada areal
Tiang Satu Sungai Tambang sejak tahun 1990, saat itu proses pekerjaan ditangani
langsung oleh PT. Karbindo Abesyapradhi. Pada tahun 2002 kegiatan
penambangan terhenti, hingga tahun 2004 baru beroperasi kembali bersama
perusahaan kontraktor PT. Abdi Sarana Nusa (ASN). Pada pertengahan tahun
2006 kegiatan penambangan kembali terhenti, hingga akhirnya pada bulan Maret
2007 kembali beroperasi dengan perusahaan kontraktor PT. Pasura Bina
Tambang. PT. Pasura Bina Tambang adalah anak perusahaan dari Srikandi
Group. Srikandi Group sendiri merupakan perusahaan otomotif merk Mitsubishi,
yang berkantor pusat di Jakarta.
Sebelum mengikat kontrak kerja dengan PT. Karbindo Abesyapradhi, PT.
Pasura Bina Tambang telah melakukan kegiatan penambangan batubara di
Bontang Kalimantan Timur. Setelah kegiatan penambangan di Bontang terhenti,
maka PT. Pasura Bina Tambang melakukan take over terhadap saham PT.
Karbindo Abesyapradhi. Pada bulan Juni tahun 2007 yang lalu telah didatangkan
sejumlah alat berat dari Bontang. Alat-alat berat tersebut adalah dump truck,
excavator dengan berbagai type, bulldozer, dan alat-alat pendukung lainnya.
Sistem penerimaan karyawan yang diterapkan PT. Karbindo
Abesyapradhi saat ini adalah sistem kontrak kerja per enam bulan. Jika selama
enam bulan dianggap layak maka pada masa kontrak kerja kedua akan
ditingkatkan menjadi kontrak kerja tahunan hingga menjadi karyawan tetap PT.
7
Perizinan usaha penambangan batubara PT. Karbindo Abesyapradhi,
terutama menyangkut kegiatan eksplorasi, antara lain:
a. Keputusan Direktur Jendral Pertambangan Umum Nomor
1260.K/2014/DDJP/1993, tentang Pemberian Kuasa Pertambangan
Eksploitasi (DU.354/SUMBAR).
b. Keputusan Bupati Sawahlunto/Sijunjung Nomor 540.11/10/KPTS-BPT-2004,
tentang Penciutan Wilayah Kuasa Pertambangan Batubara Tahap Eksploitasi
PT. Karbindo Abesyapradhi (KW-97 PC 0063).
c. Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum Nomor
1261.K/2015/DDJP/1993, tentang Pemberian Kuasa Pertambangan
Pengangkutan dan Kuasa Pertambangan Penjualan.
d. Keputusan Bupati Sawahlunto/Sijunjung Nomor 540.11/15/KPTS-BPT-2003,
tentang Pemberian Perpanjangan Kuasa Pertambangan Pengangkutan dan
Kuasa Pertambangan Penjualan (DU 354-SUMBAR).
e. Keputusan Mentri Pertambangan dan Energi Nomor 3771/0115/Sj.R/
1992, tentang persetujuan ANDAL Penambangan Batubara di Desa Sungai
Tambang, Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat.
f. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 2317/0115/Sj.T/ 1993,
tentang Persetujuan RKL dan RPL Pertambangan batubara di Desa Sungai
Tambangan, Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
g. Keputusan Bupati Sawahlunto/Sijunjung No.SI/188.45/495/Kpts-BPT-2006
tentang Izin pengangkutan, Penyimpanan/Penimbunan dan Pemakaian Bahan
8
h. Surat izin Kepolisian Republik Indonesia No. Pol. SI/2640/VIII/2006 tentang
Pemilikan, Penguasaan dan Penyimpanan Bahan Peledak (berlaku hingga 29
Agustus 2011).
Kuasa Pertambangan (KP) saat ini ± 357,73 Ha. Dengan beroperasinya
penambangan batubara yang dieksploitasi oleh PT. Karbindo Abesyapradhi,
perusahaan ini berharap akan mendatangkan devisa bagi negara dan sumber
pendapatan bagi pemerintah daerah selain itu juga membuka lahan pekerjaan
khususnya bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
yang bermukim di sekitar area pertambangan
2. Perkembangan PT. Karbindo Abesyapradhi
PT. Karbindo Abesyapradhi mempunyai luas KP ± 357,73 Ha ini dibagi
menjadi lima bagian (lima Pit area) yaitu Pit A, Pit B, Pit C, Pit D dan Pit E,
dimana Pit A terdiri dari Pit A1 sampai dengan A6, Pit B terdiri dari Pit B1
sampai dengan B4, Pit C terdiri dari Pit C1 sampai dengan C6, Pit D terdiri dari
Pit D1 sampai dengan D6, dan Pit E terdiri dari Pit E1 sampai dengan E3,
sedangkan jarak antar Pit maupun jarak pada masing-masing Pit adalah per 100
m. Titik penggalian terendah di PT. Karbindo Abesyapradhi ini adalah ±96,0 m
DPL (Pit D1). Penggalian dilakukan dengan cara sistem jenjang (benching
system), dimana penurunan bench atau jalan kerja dilakukan secara bertahap
searah strike dan dip batubara yakni 300 sampai dengan 450 ke arah Utara.
Aktifitas penambangan menghasilkan limbah (waste) berupa material
penutup lapisan batubara (overburden). Material tersebut (waste) ditimbunkan
pada areal pembuangan (waste dump overburden) A Extra, A Utara, B Utara, D
9
Kompilasi penggunaan lahan bagi usaha tambang batubara PT. Karbindo
Abesyapradhi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kompilasi Penggunaan Lahan Bagi Usaha Tambang Batubara PT. Karbindo Abesyapradhi
NO PENGGUNAAN LAHAN KUMULATIF
(Ha)
1. Luas KP Eksploitasi (setelah penciutan) 357,73
2. Luas Lahan yang Dibuka / Dimanfaatkan 254,1378
a. Areal Tambang 71,4347
b. Areal Penimbunan Material Buangan 129,3914
c. Areal Reklamasi (Penghijauan) 38,5956
d. Areal Tergenang Air (Setling Pond &
Sediment Pond)
5,4081
e. Emplasemen 3,958
f. Jalan Tambang 9,7337
g. Jalan Non-Tambang 3,2
h. Areal Penimbunan Hasil Produksi (ROM) 5,919
i. Areal Pemanfaatan Lain 16,8413
3. Luas Lahan yang Tidak / Belum Dimanfaatkan 91,0195
10
3. Visi dan Misi PT. Karbindo AbesyapradhiVisi dari PT. Karbindo Abesyapradhi adalah “Usaha Tambang yang
Berwawasan Lingkungan”, sedangkan misi dari PT. Karbindo Abesyapradhi
ini sebagai berikut:
a. Manajemen bertanggung jawab penuh untuk selalu terpeliharanya
lingkungan, baik di area kerja maupun di sekitarnya.
b. Manajemen mengusahakan perlindungan dan pelestarian lingkungan secara
terpadu dalam setiap aktivitas penambangan.
c. Manajemen menerima setiap laporan atau upaya perlindungan dan
pelestarian lingkungan, untuk dapat ditindaklanjuti.
d. Seluruh karyawan/karyawati turut bertanggung jawab dalam mengusahakan
perlindungan lingkungan kerja.
4. Kebijakan PT. Karbindo Abesyapradhi
a. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kebijakan PT. Karbindo Abesyapradhi mengenai Kesehatan dan
Keselamatan Kerja yaitu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk
mencapai tingkat keselamatan yang tinggi yang dibuktikan melalui
komitmen, perilaku yang aman dan disiplin kerja.
Kegiatan-kegiatan dalam bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
pertambangan PT. Karbindo Abesyapradhi adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan kesehatan karyawan pada balai pengobatan.
2) Pelaksanaan pengenalan keselamatan (safety induction), pembekalan
secara umum, dilakukan sebelum tenaga kerja memulai pekerjaan di
11
3) Pelaksanaan safety talk, dengan tindakan mencegah kecelakaan tambang,
kondisi membahayakan, pengadaan tanggul pengaman (safety berm) dan
pemakaian Alat Proteksi Diri (APD).
4) Inventarisasi keberadaan dan kondisi kelayakan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR), baik pada unit bangunan maupun peralatan dan
kendaraan.
5) Inventarisasi kebutuhan, keberadaan dan efektivitas penempatan
rambu-rambu lalu lintas di areal tambang.
6) Pengawasan pelaksanaan peledakan (blasting).
7) Inventarisasi dan investigasi lokasi kerja tidak aman di areal tambang.
8) Penyediaan Alat Proteksi Diri (APD) bagi tenaga kerja, kompilasi jenis
APD yang telah diberikan kepada tenaga kerja selama periode Triwulan
12
Tabel 2. Kompilasi Jenis dan Jumlah Penyerahan Alat Proteksi Diri NO
JENIS ALAT
PROTEKSI DIRI
(APD) SATUAN PENYERAHAN1. Sepatu Boot Kulit Pasang 30
2. Sepatu Boot Karet Pasang 3
3. Helm Buah 14
4. Kaca Mata Pasang 3
5. Sarung Tangan Katun Pasang 148
6. Mantel Hujan Buah 3
7. Masker Buah 17
8. Sarung Tangan Las Pasang 7
9. Ear Plug Pasang 16
Sumber: PT. Karbindo Abesyapradhi
b. Sosial Masyarakat
1) Pengadaan bantuan untuk kegiatan sosial masyarakat yang bersifat tidak
tetap seperti sumbangan dana, material berupa batu dan lain sebagainya.
2) Memberikan kesempatan kerja bagi anggota masyarakat setempat.
c. Pengelolaan Lingkungan
Kegiatan penambangan yang dilakukan oleh PT. Karbindo
Abesyapradhi memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Untuk itu
PT. Karbindo Abesyapradhi sudah menyusun suatu kebijakan tentang
13
dampak-dampak negatif terhadap lingkungan akibat penambangan. Dengan
mengidentifikasi sedini mungkin persoalan lingkungan dan potensi
konsekuensinya, serta memastikan bahwa semua pekerja,
subkontraktor-subkontraktor yang dibutuhkan dapat memenuhi tanggung jawab mereka
terhadap lingkungan.
Beberapa peraturan-peraturan yang dibuat PT.Karbindo Abesyapradhi
terhadap perlindungan dan pelestarian lingkungan:
1) Tidak diperkenankan memasuki areal hutan suksesi (hutan pengganti),
kecuali untuk keperluan penelitian yang disetujui secara tertulis oleh
Kepala Teknik Tambang.
2) Dilarang meracuni ikan pada kolam biologi, areal tergenang lainnya
dilingkungan kerja PT. Karbindo Abesyapradhi dan di sepanjang
perairan Sungai Tambangan.
3) Seluruh kayu yang keluar melalui ruas jalan tambang PT. Karbindo
Abesyapradhi harus dilengkapi dengan surat Rekomendasi Wali Nagari.
4) Seluruh material timbunan yang keluar dari tambang PT. Karbindo
Abesyapradhi harus dilengkapi rekomendasi Wali Nagari.
5) Seluruh karyawan turut bertanggung jawab dalam mengusahakan
perlindungan lingkungan di tempat kerja. Jika terjadi pelanggaran atau
kelalaian akan dikenakan sanksi.
Sesuai kemajuan tambang, kegiatan pengelolaan lingkungan juga telah
14
1) Penyimpanan tanah pucuk (top soil storage) pada bagian areal buangan
(waste dump overburden) yang final atau di lokasi lain yang
memungkinkan.
2) Air kerja, air pemompaan pit area dikelola pada kolam pengendapan
(settling pond) sebelum dialirkan menuju Sungai Tambangan.
3) Penataan drainase, agar aliran permukaan diarahkan menuju parit-parit
alam atau anak Sungai Tambangan untuk mencegah penirisan atau air
limpasan ke dalam areal kerja (pit area).
4) Sehubungan dengan tata cara pengolahan batubara di area ROM coal
yang diterapkan PT. Karbindo Abesyapradhi adalah pencampuran
(blending) roof, middle, floor antar pit area secara kering (dry process),
maka tidak ada tailing.
5) Mengumpulkan limbah padat, seperti filter oli, potongan besi, ban bekas
dan lain sebagainya pada lokasi yang ditentukan.
6) Penyiraman jalan masuk dan jalan kerja secara berkala menggunakan
truk tangki air (water tank).
7) Pembuatan tanggul pengaman (safety berm) pada lokasi yang diperlukan.
8) Pemeliharaan mine infrastructure seperti kantor, mess, karyawan,
workshop, jalan masuk tambang dan sarana prasarana lainnya.
B. Deskripsi Proyek
Sistem penambangan pada PT. Karbindo Abesyapradhi adalah tambang
terbuka dengan metode open pit (open pit mining), dengan tata cara penambangan
searah jurus lapisan dan kedudukan batubara (strip mining). Sebagai acuan Striping
15
Pekerjaan penambangan batubara saat ini dikerjakan oleh PT. Pasura Bina
Tambang sebagai kontraktor dalam melakukan penambangan dan kegiatan lainnya
dalam wilayah penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui endapan batubara pada daerah
penambangan Pit Tiang Satu terdiri dari satu lapisan (seam) saja. Tebal lapisan
batubara antara 1 m sampai 25 m, sedangkan lapisan batubara pada pit E terdapat
sisipan lanau atau lempung yang keras (parting) dimana untuk memisahkan parting
dan batubara perlu dilakukan peledakan. Jumlah cadangan terukur sebanyak
7.775.890,03 ton dan cadangan terduga 4.405.631 ton yang terbagi dalam lima
daerah penambangan yaitu Pit A, B, C, D, E.
1. Ruang Lingkup Kerja
Pekerjaan penambangan batubara di PT. Karbindo Abesyapradhi ini
dilakukan oleh perusahaan kontraktor PT. Pasura Bina Tambang. Adapun ruang
lingkup pekerjaan penambangan atau jenis pekerjaan yang dilakukan di PT.
Karbindo Abesyapradhi antara lain:
a. Survey dan pemetaan.
b. Pembersihan lahan (land clearing).
c. Pengupasan lapisan top soil dan sub top soil.
d. Mengangkut top soil ke tempat penyimpanan.
e. Peledakan (blasting) sebagai salah satu bentuk persiapan penambangan.
f. Pengupasan lapisan penutup (overburden) .
g. Pengangkutan lapisan penutup ke waste dump overburden area.
h. Penambangan batubara.
16
j. Pengangkutan batubara dari pit ke ROM area.
k. Processing pada crushing plant. Untuk kegiatan pencampuran (blending)
batubara dilakukan saat memasukkan batubara pada hopper.
l. Transporting batubara bersih ke stock pile pelabuhan Teluk Bayur.
m. Penanganan air dari daerah penambangan
n. Penimbunan areal bekas penambangan
o. Pembibitan pepohonan untuk kegiatan reklamasi seperti Jati, Karet, Mahoni,
dsb.
p. Melaksanakan kegiatan reklamasi lahan bekas penambangan.
2. Peralatan Penambangan
Peralatan yang beroperasi dalam melaksanakan penambangan di PT.
Karbindo Abesyapradhi terdiri dari:
a. Bulldozer, berfungsi:
1) Membersihkan dan meratakan permukaan kerja tambang.
2) Mengupas permukaan tanah tipis di lapisan batubara.
3) Membantu pekerjaan mendorong (dozing) material ke tempat lain.
b. Excavator, berfungsi:
1) Melakukan penggalian batubara.
2) Memindahkan tumpukan tanah di lokasi penggalian.
3) Membantu mengupas lapisan tanah penutup di permukaan lapisan
batubara.
c. Motor grader, berfungsi meratakan jalan dan lantai kerja tambang.
d. Tower lamp, berfungsi untuk menerangi front kerja pada malam hari.
17
tidak perlu membentangkan kabel dari genset untuk sember energi tower
lamp tersebut.
e. Dump truck Mitsubishi 220 PS, dengan kapasitas untuk ± 25 ton batubara.
f. Rigid truck merk Euclid dan Terex, dengan kapasitas bak 22 BCM untuk
pengangkutan material overburden.
g. Mobil tangki air (water tank) merk Mitsubishi.
h. Kendaraan untuk mengisi bahan bakar ke semua unit alat berat.
i. Kendaraan angkutan bahan peledak (fuel truck) merk Mitsubishi.
3. Sistem Penambangan
Sistem penambangan yang dilakukan adalah tambang terbuka dengan
metode open pit (open pit mining) dengan cara penambangan searah jurus lapisan
dan kedudukan batubara (strip mining). Penggalian tanah penutup menggunakan
sistem jenjang (benching system), dimana penurunan bench atau jalan kerja
dilakukan secara bertahap dari arah Selatan ke Utara sesuai dengan arah
kemiringan perlapisan batubara.
Untuk memberaikan overburden yang tebal dan kompak perlu dilakukan
peledakan untuk memudahkan pengambilannya. Selanjutnya batubara yang telah
tersingkap diambil secara selektif (selective mining) yaitu dengan cara
memisahkan batubara dari pengotornya (parting) secara langsung di lapangan.
Batubara yang diambil langsung dimuat menggunakan excavator ke dalam dump
truck lalu ditumpuk pada Run Of Mine (ROM) untuk diproses, sedangkan overburden ditumpuk pada waste dump.
18
4. Tenaga kerja dan jam kerjaSesuai kemajuan kegiatan, tenaga kerja yang telah terlibat di lokasi kerja
meliputi staff, non-staff, pekerja kantor dan pekerja lapangan. Kompilasi jumlah
dan proporsi tenaga kerja yang dimaksud, tersaji pada Tabel 3 berikut ini
Tabel 3. Kompilasi Jumlah dan Proporsi Tenaga Kerja PT. Karbindo Abesyapradhi Tahun 2011
No
Perusahaan
Kualifikasi Tenaga Kerja (orang) Jumlah
Staff Non-staff
Pekerja Pekerja (orang) Lapangan Kantor 1. PT. Karbindo Abesyapradhi 21 -- 20 3 44 2. PT. Pasura Bina Tambang 25 -- 147 -- 172 JUMLAH 46 -- 167 3 216
Sumber : PT. Karbindo Abesyapradhi
Untuk jam kerja dibagi atas dua shift dengan pembagian sebagai berikut :
- Shift pagi : Mulai jam 07.00-18.00, istirahat (12.00-13.00)
- Shift malam : Mulai jam 18.00-06.00, istirahat (24.00-01.00)
Pembagian ini berlaku untuk semua petugas kecuali petugas kantor yang
hanya bekerja pada shift pagi.
5. Keadaan Umum Daerah Kuasa Penambangan
a. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Secara geografis daerah usaha pertambang PT. Karbindo
Abesyapradhi terletak pada koordinat (1010 20’ 30” - 1010 22’ 40”) BT dan
19
Sedangkan secara administratif lokasi kegiatan terletak di Jorong
Sungai Tambang dan areal tambang keseluruhan meliputi bagian Jorong
Sungai Tambang sendiri, Kunangan dan Parik Rantang pada Kecamatan
Kamang Baru Kabupaten Sijunjung Propinsi Sumatera Barat.
Akses yang tersedia ke lokasi usaha tambang batubara PT.
Karbindo Abesyapradhi sebagian besar adalah Jalan lintas Sumatera
(Sumatera High Way) dengan jarak
165 km dari ibu kota ProvinsiSumatera Barat (Padang) ke arah Provinsi Jambi dan lokasi kegiatan
penambangan batubara
4 km dari Kiliran Jao, untuk lebih jelasnya hal inidapat dilihat pada gambar 1.
Sumber: PT. Karbindo Abesyapradhi
Gambar 1. Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah PT.Karbindo Abesyapradhi
20
b. Iklim dan Cuaca
Keadaan iklim di lokasi penambangan termasuk iklim tropis dengan
suhu udara panas pada siang hari dan cukup dingin pada malam hari, dengan
kisaran suhu 24 oC sampai dengan 30 ºC. Berdasarkan data curah hujan
antara tahun 1997 sampai dengan tahun 2006, curah hujan rata-rata tertinggi
terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 1382,1 mm (pada tabel 4 ).
Sedangkan curah hujan rata-rata terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu
sebesar 650,2 mm (pada Tabel 4).
Tabel 4. Data Curah Hujan Tahun 1997-2006 Lokasi Tambang PT. Karbindo Abesyapradhi
21
Suhu udara harian berkisar 20,44 – 20,85 oC pagi hari, 30,78 – 31,06
o
C pada siang hari dan 25,58 – 25,70 oC pada sore hari. Kelembaban relatif
udara harian rata-rata berkisar 92,17 – 93,75 % pagi hari, 73,52 – 74,00 %
siang hari dan 79,91 – 80,64 % pada sore harinya (Pengamatan Departemen
Lingkungan PT. Karbindo Abesyapradhi pada periode Triwulan IV Tahun
2007).
Dari pengamatan selama 10 tahun diketahui bahwa rata-rata musim
penghujan umumnya terjadi bulan Januari – Mei dan Nopember –
Desember. Sedangkan musim kemarau terjadi bulan Juni – Oktober.
c. Keadaan Geologi dan Stratigrafi
1) Geologi
Daerah kuasa pertambangan PT. Karbindo Abesyapradhi
merupakan kawasan perbukitan rendah sampai terjal dengan bagian
Timur merupakan dataran alluvial dan kawasan perbukitan, di sebelah
Barat merupakan hulu-hulu sungai yang mengalir ke arah Timur.
Daerah penambangan terletak pada Lereng Timur dari daerah
Bukit Barisan yang merupakan batas antara kelompok batuan pra tersier
dan batuan intrusive yang merupakan inti dari bukit barisan dengan
kelompok batuan sedimen tengah dengan cekungan yang tersusun oleh
sedimen-sedimen daratan dan laut dangkal dan terbentuk pada miosen
awal. Pada kondisi lingkungan inilah yang memungkinkan terbentuknya cebakan batubara.
22
Rekonstruksi tektonik dan sedimentasinya dimulai setelah
“orogenesa” Zaman Kapur mengalami proses erosi yang berjalan sepanjang Pulau Sumatera dan diikuti dengan proses sedimentasi serta
aktifitas vulkanisme yang akan merubah geomorfologi Pulau Sumatera
sehingga membentuk batuan-batuan vulkanik, pegunungan, cekungan
antara gunung (Intra Montana Basin) dan patahan bongkah (block
faulting).
2) Stratigrafi
Berdasarkan data litologi daerah setempat diketahui bahwa
daerah penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi terdiri dari empat
satuan batuan yaitu satuan alluvium (pasir, kerikil, kerakal), satuan batu
lanau (breksi, batubara, batu lanau), satuan batu gamping (batu gamping,
batu pasir, dolomit) serta satuan batuan pra tersier (batu gamping, batu
sabak, sekis)
Untuk daerah penambangan, litologi yang tersingkap dari tua ke
muda adalah kelompok batuan pra tersier yang terdiri dari lava, rijang,
metal dan gamping yang telah mengalami deformasi yang cukup kuat.
Tidak selaras di atasnya adalah breksi vulkanik dengan komponen
penyusun andesit di atasnya adalah batu pasir glaukonitan,
kadang-kadang lempungan dengan ketebalan 1 meter sampai dengan 2 meter.
Batubara (variasi batubara, batubara serpihan, serpih batubara dan serpih)
yang mempunyai ketebalan 5 meter sampai cdengan 17 meter, batu lanau
berlapis dengan ketebalan 5 cm sampai dengan 25 cm, sangat
keras/kompak dengan tebal lebih dari 200 meter dengan beberapa sisipan
23
`
Sumber: PT. Karbindo Abesyapradhi
Gambar 2. Stratigrafi PT. Karbindo Abesyapradhi
d. Struktur Geologi Regional
Berdasarkan penyelidikan lapangan tim ekplorasi PT. Karbindo
Abesyapradhi dapat diperkirakan bahwa proses terjadinya batubara di daerah
penelitian ini adalah secara insitu, yaitu pembentukan batubara yang berasal
24
Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan tim ekplorasi yaitu
dengan dijumpainya rawa-rawa gambut di sekitar lokasi dan ditemukan
akar-akar dalam lumpur serta batang kayu tegak di bawah lapisan batubara.
Struktur utama daerah ini adalah struktur lipatan berupa sinklin yang
memanjang dari arah timur ke arah Barat Laut dan sesar mendatar yang
berarah utara selatan. Selain itu terdapat juga sesar geser pada bagian Barat
Laut dan sebuah sesar normal pada bagian barat daya.
Struktur dominan yang terlihat pada permukaan lereng adalah
bidang perlapisan (Bedding Plane) yang mempunyai orientasi seragam
(perlapisannya relatif sama). Struktur lipatan ini terdapat pada overburden
yang terdiri dari batu lanau dengan kerapatan struktur perlapisan berkisar
antara 10 cm sampai dengan 115 cm di bagian timur (Pit D) dan antara 30
cm sampai dengan 100 cm di bagian timur (Pit C) dengan permukaan
diskontinuitas atau bidang struktur umumnya tidak terbuka, kering dan
pelapukan rendah. Struktur geologi yang ada pada daerah penambangan
adalah sesar turun dan sesar mendatar, sesar tersebut memotong lapisan
batubara.
e. Cadangan dan Kualitas Batubara
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diketahui endapan batubara
pada daerah penambangan Pit tiang satu terdiri dari satu lapisan (seam) saja.
Tebal lapisan batubara antara 1 meter sampai dengan 25 meter, endapan ini
terdiri dari variasi batubara serpihan dan serpihan batubara. Jumlah
cadangan terukur sebanyak 7.775.890,03 ton dan cadangan terduga
25
Pit C, Pit D dan Pit E. Perhitugan cadangan dapat dilakukan dengan data-data dari luas areal, ketebalan batubara, singkapan batubara dan data-data
pemboran, sehingga dapat diketahui tiga dimensi cebakan batubara.
Cadangan terukur yang perhitungannya berdasarkan pada jalur
singkapan yang telah ditemukan, lebar berdasarkan proyeksi panjang lapisan
sedimen penutup batubara dimulai dari jalur singkapan batubara searah
kemiringan yang berhasil ditemukan dan dilakukan pengukuran dengan
anggapan lapisan normal dan untuk tebal ditentukan dari data parit uji dan
sumur uji.
PT. Karbindo Abesyapradhi memiliki variasi kualitas batubara.
Kualitas batubara dibedakan menurut tempat pengambilannya
masing-masing. Batubara pada masing-masing Pit terdiri atas tiga tipe, yaitu roof,
middle dan floor. Roof dan middle adalah batubara high calory sedangkan floor adalah batubara low calory. Batubara high calory disini adalah batubara yang memiliki nilai kalori ≥6000 Kcal/kg, sedangkan batubara low
calory adalah batubara yang memiliki nilai kalori <6.000 Kcal/kg. Selain itu ada suatu tempat penyimpanan batubara low calory yang dinamakan dengan
Pulau Hitam yang memiliki nilai kalori <4.500 Kcal/kg. Untuk uji kualitas
batubara PT. Karbindo Abesyapradhi dilakukan oleh PT. Sucofindo.
Data-data analisis proksimat dari laboratorium PT. Sucofindo dapat dilihat
26
Tabel 5. Hasil Analisis ProksimatNo Analisis Nilai
1 Total Moisture (AR) 6,41 - 15,43 %
2 Inherent Moisture (ADB) 5,55 - 11 %
3 Volatile Matter (ADB) 32,47 - 46,83 %
4 Fixed Carbon (ADB) 45,04 - 52,48 %
5 Total Sulphur (ADB) 1,21 - 3,30 %
6 Ash Content (ADB) 1,87 - 15,25 %
7 Gross Calorific Value (ADB) 5.418 – 7.069 kcal/kg
Sumber : PT. Sucofindo
f. Sifat Fisik dan Jenis Lapisan Penutup Batubara
Sifat-sifat fisik dari lapisan penutup batubara diantaranya adalah
bobot isi, berat jenis, kadar air, derajat kejenuhan, porositas dan void ratio.
Untuk mengetahui besarnya masing-masing sifat fisik overburden tersebut
27
Tabel 6. Sifat Fisik Lapisan Tanah Penutup Batubara (Overburden)
Parameter Besaran
Bobot isi insitu
Bobot isi lepas
Berat jenis Kadar air Derajat kejenuhan Porositas Void ratio 2,42 ton/m3 1,84 ton/m3 2,76 3,85 % 45,63 % 20,43 % 0,29
Sumber: PT. Karbindo Abesyapradhi
Berdasarkan data litologi daerah setempat diketahui bahwa daerah
penambangan terdiri dari tiga satuan batuan, yaitu satuan alluvium (pasir,
kerikil, kerakal), satuan batuan lanau (breksi, batubara, batu lanau) dan
satuan batuan tersier (batu gamping, batu sabak, filit dan sekis).
Lapisan penutup dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu lapisan
top soil dan lapisan overburden. Lapisan top soil merupakan lapisan tanah humus yang berada paling atas dan harus dialokasikan tersendiri, karena
nantinya akan bermanfaat pada pelaksanaan reklamasi lahan bekas
penambangan. Warna dari top soil ini biasanya coklat kemerahan dengan
28
Lapisan overburden terdiri atas batuan pra-tersier dan lava, rijang,
meta, dan gamping yang telah mengalami deformasi. Disamping itu,
overburden juga tersusun atas breksi vulkanik dengan komponen penyusun utamanya adalah batuan andesit, lanau yang sangat keras/kompak dengan
sisipan batu pasir. Diatasnya ada endapan alluvial yang terdiri dari lempung,
lumpur, pasir dan kerikil.
C. Proses Pelaksanaan Pekerjan/Proyek 1. Pelaksanaan Kegiatan Proyek
a. Eksplorasi
Penelitian umum yang dilakukan pada tahun 1975 oleh tim dari
Direktorat Geologi Bandung di bawah koordinasi PH. Silitonga dan Kastowo
yang penelitian geologi umum (regional) yang hasilnya diwujudkan dalam
peta Geologi Lembar Solok Selatan dengan skala 1 : 250.000.
Penelitian diteruskan pada tahun 1989 oleh PT. Karbindo
Abesyapradhi dan pada tahun 1990 PT. Karbindo Abesyapradhi melakukan
kegiatan eksplorasi secara intensif pada daerah penelitian untuk memastikan
apakah batubara di daerah Sungai Tambang ini layak untuk ditambang
(mineable).
b. Perencanaan Tambang
Tujuan perencanaan tambang agar dapat dipakai sebagai kerangka
acuan, dengan demikian tambang dapat berjalan secara efektif dan efisien
termasuk memperhatikan K3LH dan juga dapat memenuhi aspirasi stake
29
Perencanaan tambang merupakan titik awal yang harus dilakukan
sebelum kegiatan penambangan dilakukan. Dasar-dasar dari perencanaan
tambang pada umumnya antara lain desain tambang, metode penambangan,
peralatan yang digunakan, akses jalan tambang dan fasilitas yang diperlukan.
Dasar-dasar dari perencanaan tambang pada umumnya antara lain
mengenai rancangan tambang, metode penambangan, peralatanm pembuatan
akses jalan, pengelolaan tambang dan fasilitas yang diperlukan
Perencanaan tambang terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Sebelum kegiatan tambang dimulai.
2) Ketika tambang sedang berjalan dan selama umur tambang itu sendiri.
Menurut Arif (2000: 4-8) secara umum metode tambang terbuka dapat
dikelompokan menjadi empat metode diantaranya:
1) Open pit, open cast/open cut
Metode ini biasanya diterapkan untuk menambang
endapan-endapan bijih (ore). Operasi penambangan konvensional, yaitu: pemecahan
batuan dengan pemboran dan peledakan, diikuti dengan penggalian,
pemuatan, dan pengangkutan. Perbedaan antara open pit, open cast/open
cut dicirikan oleh arah penggalian/arah penambangan. Arah penggalian pada open pit dilakukan dari permukaan yang relatif mendatar menuju
kearah bawah dimana endapan bijih itu berada, sedangkan arah penggalian
pada open cast/open cut apabila dilakukan pada suatu lereng bukit. Untuk
30
Open pit Open cast/open cut
Gambar 3. Bentuk Arah Penggalian Open Pit, Open Cast/Open Cut
2) Kuari (Quarry)
Kuari adalah suatu metode tambang terbuka yang ditetapkan untuk
menambang endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri.
Secara garis besar kuari dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
a) Side hill type, diterapkan untuk menambang endapan mineral industri
yang terletak di lereng bukit atau endapannya berbentuk bukit.
b) Pill type, diterapkan untuk menambang endapan mineral industri yang
terletak pada suatu daerah yang relatif datar.
3) Strip mine
Strip mine adalah sistem tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan sedimenter yang letaknya kurang lebih
31
4) Alluvial mine
Alluvial mine adalah tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan alluvial, misalnya tambang bijih timah, pasir
besi, dan lain-lain.
2. Kegiatan Penambangan a. Survey dan Pemetaan
Survey dan pemetaan merupakan suatu kegiatan mengambil data
koordinat dan elevasi pada suatu area, hasil dari pemetaan ini digunakan
untuk menentukan perencanaan tambang ke depan dan sebagai gambaran
kondisi area penambangan. Survey dan pemetaan ini sangat mempengaruhi
dalam kegiatan penambangan. Karena dengan survey dapat ditentukan
daerah mana yang akan di tambang.
Fungsi kegiatan survey selain untuk perencanaan tambang juga
berperan penting untuk mengetahui perubahan dan kemajuan penambangan
seperti mengetahui jumlah penggalian overburden dan sisa cadangan.
b. Land Clearing, Pengupasan Top Soil dan Pengangkutan
Land clearing bertujuan untuk membersihkan lahan penambangan dari tumbuhan untuk memudahkan proses pengupasan Top Soil,
semak-semak dan pohon yang berdiameter kecil didorong dengan bulldozer agar
ukuran yang kecil tidak lengket dan tertinggal di tanah yang lembek. Untuk
32
Kemudian dilanjutkan dengan pengupasan top soil dan sub top soil:
1) Top soil
Merupakan lapisan tanah yang paling atas yang mengandung
bahan-bahan organik, berwarna cokelat kehitaman dengan ketebalan
sekitar 0,5 meter. Lapisan ini mengandung sebagian besar unsur hara
tanah. Top soil ini dikupas dengan menggunakan excavator PC 200 dan
bulldozer D375 dan diangkut ke tempat penumpukan sementara dengan menggunakan dump truck.
2) Sub top soil
Merupakan lapisan tanah dibawah top soil yang mengandung
sedikit bahan organik, berupa lempung berwarna kuning, sub top soil
juga dikupas dengan menggunakan excavator PC 200 dan diangkut
dengan euclid dan terex.
c. Pengupasan Tanah Penutup (Overburden) dan Pengangkutan
Tanah penutup (overburden) pada lahan penambangan
PT. Karbindo Abesyapradhi berupa batu pasiran (sand stone), batu lanau
(silt stone) dan tanah clay yang keras. Metode untuk penggalian overburden
adalah dengan menggali overburden secara bertahap dan membuat jenjang
(bench) secara terus menerus sehingga lapisan tanah penutup batubara terbebas.
Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) dilakukan
dengan menggunakan peledakan, karena lapisan tanah penutup yang cukup
tebal dan keras, peledakan yang digunakan untuk pengupasan tanah penutup
33
d. Pembersihan Lapisan Atas Batubara (cleaning)
Cleaning dimaksudkan untuk membersihkan lapisan batubara dari lapisan pengotor yang terdiri atas tanah yang tercampur batubara dan lapisan
black shale ± 5 cm sampai dengan 20 cm. Pembersihan ini langsung dilakukan dengan menggunakan excavator.
e. Penambangan Batubara
Sistem tambang terbuka (open pit mining), dilakukan dengan tata
cara penambangan searah jurus lapisan dan kedudukan batubara (strip
mining) sesuai dengan aspek geologis pembentukan endapan batubara.
Lapisan batubara pada PT. Karbindo Abesyapradhi memiliki
ketebalan 1 m sampai dengan 25 m dan terdapat sisipan tanah lempung
(clay), black shale sehingga penambangan dilakukan secara selectif mining
yaitu pengambilan batubara bersih dan memisahkan black shale serta sisipan
clay (parting).
Penambangan dilakukan dengan acuan perbandingan lapisan
overburden dengan lapisan batubara yang akan digali 10 : 1. Daerah penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi dapat dilihat pada gambar 4 di
34
Sumber: Dokumentasi penulisGambar 4. Daerah Penambangan PT. Karbindo Abesyapradhi
f. Processing
Proses pengolahan batubara di PT. Karbindo Abesyapradhi hanya
terdapat crushing plant sedangkan pencucian tidak dilakukan karena dengan
menggunakan penambangan selectif mining telah menghasilkan batubara
yang bersih. Batubara pada PT. Karbindo Abesyapradhi memiliki tingkat
HGI (Hardgrove Grindability Index) yang tinggi dengan nilai antara 45-50,
sehingga batubaranya mudah hancur dan berukuran halus, jika dilakukan
pencucian maka batubara akan banyak yang terbuang (looses).
g. Pemasaran
Pemasaran produk batubara PT. Karbindo Abesyapradhi dilakukan
dengan menerapkan sistim FOB (Free On Board) atau penjualan dengan
harga setelah di atas kapal. Pemasaran batubara PT. Karbindo
Abesyapradhi diekspor ke India. Batubara terlebih dahulu dikirim ke
35
dump truck yang menggunakan jasa pengangkutan dari luar dengan sistem kontrak yang diberikan lewat tender.
h. Reklamasi
Areal penambangan yang telah diambil batubaranya ditimbun
kembali untuk dilakukan reklamasi/penanaman pohon. Pembibitan dan
penanaman ini ditangani oleh Safety Health Environment (SHE) yaitu badan
yang mengawasi masalah keselamatan dan lingkungan hidup PT. Karbindo
Abesyapradhi.
i. Hidrologi (Kualitas Air Permukaan)
Dari pemantauan Departemen Lingkungan PT. Karbindo
Abesyapradhi (Safety Health Environment Departement) periode Triwulan
IV tahun 2007 diketahui kualitas air kerja pit area dan Kolam Biologi serta
badan perairan Sungai Tambangan, baik yang berada di areal kerja maupun
pemukiman adalah sebagai berikut:
1) Parameter kualitas air kerja (air pit area dan Kolam Biologi) yang
berfluktuasi cukup besar selama Triwulan IV adalah zat padat tersuspensi
(berkisar 123-153 mg/L) dan DO (demand oxygen atau kebutuhan
oksigen) yang berkisar 0,82 – 0,95 mg/L. Namun, secara keseluruhan
kualitas air kerja memenuhi Klasifikasi Mutu Air Kelas 2 sebagaimana
termuat dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001.
2) Parameter kualitas air Sungai Tambangan di sump dan areal kerja
(Sta.04) dan juga di bagian hilir (Sta.17) yang berfluktuasi cukup besar
selama Triwulan IV adalah zat padat tersuspensi (berkisar 133 mg/L) dan
36
Sungai Tambangan memenuhi Klasifikasi Mutu Air Kelas 2 dari
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001.
Sementara itu dari pemantauan secara visual, kualitas air kerja (pit
A, pit B – D) serta badan perairan Sungai Tambangan dapat dikemukakan
tidak ada introduksi air kerja atau limbah kegiatan secara langsung ke
lingkungan perairan Sungai Tambangan, karena air kerja (air pit area dan
hasil pemompaan) dan aliran permukaan lainnya dari areal kerja (seperti
workshop, ROM area dan Stock yard) yang terlebih dahulu dialirkan menuju setting pond. Perlakuan yang diterapkan bagi settling pond adalah pengerukan jika daya tampung tidak lagi efektif. Sumber daya air tersebut di
bagian hilir layak dimanfaatkan untuk aktivitas mandi, cuci dan kakus
(MCK) masyarakat.
j. Pengontrolan Terhadap Limbah Hidrokarbon (oli, minyak solar dan aki bekas)
Limbah cair ini termasuk limbah bahan beracun dan berbahaya
(Limbah B3). Untuk menangani masalah in PT. Karbindo Abesyapradhi
menggunakan perangkap oli pada unit workshop, yang merupakan
penampung limbah atau ceceran minyak solar dan oli bekas yang dilengkapi
perangkap. Limbah tersebut dikumpulkan dengan menggunakan drum,
kemudian diserahkan kepada pihak yang memiliki izin pengumpulan limbah
B3.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 85
tahun 1999, tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun, serta
memperhatikan pula keputusan kepala BAPEDAL No.
37
pengumpulan minyak bekas, maka implementasi yang diterapkan oleh PT.
Karbindo Abesyapradhi secara konsekuen adalah membangun sarana
penyimpanan sementara untuk oli bekas dengan luas mencapai 2.400 m2.
D. Pelaksanaan Kegiatan Lapangan
Kegiatan Praktek Lapangan Industri di PT. Karbindo Abesyapradhi, mulai
tanggal 5 Agustus sampai dengan 17 September 2011 selama ± 40 hari, dengan
jadwal harian jam 08.00-17.00 WIB kecuali hari Jum’at
Kegiatan yang penulis lakukan selama praktek lapangan industri yaitu
mengamati secara langsung seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
penambangan di PT. Karbindo Abesyapradhi. Kemudian mencari semua data dan
informasi yang diperlukan, baik itu dengan cara melakukan sendiri dilapangan
maupun diskusi langsung dengan Kepala Teknik Tambang, pembimbing lapangan,
pegawai kantor, pegawai lapangan dan pihak-pihak atau orang yang lebih
mengetahui.
Kegiatan yang telah diamati sebagai berikut:
1. Survey Topografi dan Pemetaan a. Persiapan Kegiatan Survey
Kegiatan survey topografi dilakukan oleh kru survey sebanyak lima
orang atau paling sedikit tiga orang. Peralatan yang digunakan pada
pengukuran adalah sebagai berikut:
1) Theodolit merk Sokkia seri SET 3C
2) Prisma
38
4) Unting-unting
5) Statif atau kaki segitiga
6) Meteran
7) Palu
8) Alat penyimpan data berupa memory card
9) Peralatan safety bagi kru survey
Alat ukur Theodolit merk Sokkia seri SET 3C produk buatan
Jepang yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
ukuran
: 181x177x371 mm
massa
: 7,5 kg
jarak pandang maksimum
: 2200 m
suhu pengoperasian
: - 20
0C sampai 50
0C
kesalahan pembacaan sudut
: 1’30” setiap 1000 m
kecepatan pembacaan
: 5 detik
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.
Sumber : Dokumentasi penulis
Gambar 5. Theodolite Sokkia SET 3C