• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kalibrasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kalibrasi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

c  

1.

? Pengonto n T ng n/Ne 

Timbangan/Neraca dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau

dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Timbangan/Neraca elektronik,

harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat

sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar

dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka ³nol´ harus dicek dan jika perlu lakukan

koreksi. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut

tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama

sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier).

c  

c   merupakan

proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan

rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung

dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.

Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya

kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000

dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.

Kalibrasi diperlukan untuk:

M?

Perangkat baru

M?

Suatu perangkat setiap waktu tertentu

M?

Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)

M?

Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah

kalibrasi

M?

Ketika hasil observasi dipertanyakan

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari

suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam

akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehingga kesalahan indikasi atau

koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer

tersebut menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala.

(2)

ºi beberapa negara, termasuk

Indonesia, terdapat direktorat metrologi yang memiliki standar

pengukuran (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan digunakan sebagai acuan bagi

perangkat yang dikalibrasi.

ºirektorat metrologi

juga mendukung infrastuktur metrologi di suatu

negara (dan, seringkali, negara lain) dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat

tinggi/internasional dengan perangkat yang digunakan.

Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat

kepercayaan yang di evaluasi dengan seksama dengan analisa ketidakpastian.

(3)

 

GAMBARAN IDEAL LAB KLINIK MENURUT GLP (2) 1. Pemeriksaan Laboratorium

Yang Perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap spesimen : a. Metode yang digunakan. Semakin ringkas metode yang digunakan semakin menghemat waktu pemeriksaan, namun perlu dilihat pula spesifisitas dan sensitifitasnya.

b. Instrumen yang digunakan. Alat manual akan mengalami waktu yang lama untuk mendapatkan hasil, namun lebih yakin dan teliti. Alat Otomatis walaupun cepat, namun banyak yang perlu dikendalikan, baik volume pengisapan alat, QC alat, kalibrasi alat, pemeliharaan yang sulit, kondisi ruangan yang khusus dan mengalami kesalahan sistematik dan kasar karenanya tidak hati-hati dan menguasainya. c. Personal yang bekerja. Tenaga terlatih lebih baik dan cepat dalam bekerja dibandingkan tenaga yang belum terlatih atau baru bekerja. Tingkat pendidikan berpengaruh juga terhadap ketepatan dan ketelitian pemeriksaan. Wanita pada umumnya di Indonesia lebih teliti bekerja dibandingkan pria, namun tidak semuanya seperti itu.

d. Reagensia yang digunakan. Reagensia yang telah diakui secara Internasional lebih baik dan baku dibandingkan dengan produk home industri atau buatan sendiri secara komersial. Suhu ruangan yang digunakan mempengaruhi terhadap kualitas reagensia.

e. Ambient. Kondisi suatu ruangan dan ruang kerja meliputi : suhu, pencahayaaan, kelembaban, aliran udara sangat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan yang akan dilakukan.

f. Suplay Daya. Inilah yang sangat mempengaruhi secara keseluruhan dalam rangkaian pemeriksaan laboratorium. Listrik yang tidak stabil dapat mengganggu pengukuran secara menyeluruh. Daya listrik yang sering mati dan hidup karena pemadaman listrik dapat merusak peralatan laboratorium terutama lampu fotometer.

g. Kesehatan. Status kesehatan personal sangat berpengaruh terhadap ketelitian dan ketepatan dalam melakukan pemeriksaan laboratorium.

2. Pemeliharaan dan kalibrasi Alat

Setiap peralatan harus dilengkapi dengan petunjuk penggunaan (instruction manual) yang disediakan oleh pabrik yang memproduksi alat tersebut. Petunjuk penggunaan tersebut pada umumnya memuat cara operasional dan hal-hal lain yang harus diperhatikan. Cara penggunaan atau cara pengoperasian masing-masing jenis peralatan laboratorium harus ditulis dalam prosedur tetap.

(4)

Untuk setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan yang diletakkan pada atau didekat alat tersebut yang mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan-kelainan yang ditemukan. Bila ditemukan kelainan, maka hal tersebut harus segera dilaporkan kepada penanggung jawab alat tersebut untuk dilakukan perbaikan.

Kalibrasi alat

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah peralatan laboratorium, oleh karena itu alat perlu dipelihara dan dikalibrasi secara berkala.

Alat yang perlu dikalibrasi : a. Inkubator

1). Catat suhu inkubator pada kartu setiap hari sebelum mulai bekerja.

2). Penyimpangan suhu yang melebihi 2OC, pengatur suhu perlu disetel kembali. b. Lemari es

1). Catat suhu setiap hari dengan termometer atau suhu yang terlihat pada digital display pada freezer. Termometer yang digunakan harus sesuai dengan suhu alat yang dikalibrasi, misalnya 2-8OC, -20OC atau -76OC.

2). Secara berkala periksa dengan menggunakan termometer standar

3). Cocokkan hasil yang didapat antara suhu yang ditunjukkan oleh termometer digital display dengan termometer standar.

c. Oven

1). Secara berkala lakukan pemeriksaan suhu dengan menggunakan termometer standar.

2). Cocokkan hasil yang didapat antara suhu yang tercantum dalam oven dengan suhu yang ditunjukkan oleh termometer standar.

d. Pipet

1). Timbang botol timbangan dengan timbangan analitik, kemudian catat hasilnya, misalnya a mg 2). Isap akuades yang sudah diukur suhunya dengan pipet yang akan dikalibrasi, masukkan dalam botol timbang.

3). Timbang botol timbang yang sudah berisi akuades dan catat hasilnya misalnya b mg. 4). Hitung berat akuades yaitu (b-a) mg

5). Maka volume akuades adalah : Berat akuades (b-a)

Volume = --- BJ akuades (0,997017)

6). Hitung perbedaan antara volume hasil perhitungan di atas dengan volume yang dipipet. e. Rotator

1). Menggunakan Tachometer

Bila kecepatan antara Tachometer dengan alat pengatur kecepatan pada rotator menunjukkan angka yang sama, berarti alat dalam keadaan baik.

2). Menggunakan cara sederhana

- Pegang pinsil secara tegak di samping plate. - Jalankan rotator sambil melihat jam.

(5)

- Hitung sentuhan plate pada pinsil dalam waktu 1 menit.

- Bila jumlah hitungan sesuai dengan alat pengukur kecepatan, berarti alat dalam keadaan baik. f. Sentrifuge

Kalibrasi sentrifuge dilakukan dengan mengukur keepatan permenit dan waktu. Pada refrigerated centrifuge selain kalibrasi rpm dan waktu juga perlu kalibrasi suhu.

1). Kalibrasi rpm - Tachometer mekanik

Ujung kabel yang satu dikaitkan pada kumparan motor di dalam, sedangkan ujung yang lain dihubungkan dengan alat meter.Ê

Set sentrifuge pada rpm tertentu, kemudian jalankan.Ê Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometerÊ Ulangi beberapa kali, hitung rata-rata.Ê

- Tachometer elektrik

Letakkan bagian magnet di sekeliling coil, sehingga menimbulkan aliran listrik bila alt dijalankan.Ê Set sentrifuge pada rpm tertentu.Ê

Aliran listrik yang timbul akan menggerakkan bagian meter.Ê Catat rpm yang ditunjukkan oleh meter pada tachometer.Ê Ulangi beberapa kali, hitung rata-rata.Ê

- Strobe light

Alat ini digunakan bila tachometer tidak dapat menjangkau motor. Pemeriksaan dilakukan beberapa kali dan hitung nilai rata-rata. Kecepatan putar/rpm masih dapat diterima bila penyimpangan nilai rata-rata tidak lebih dari 5%.

2). Kalibrasi alat pencatat waktu

- Set sentrifuge pada waktu yang sering dipakai misalnya 5 menit. - Jalankan alat dan bersamaan dengan itu jalankan stopwatch.

- Pada waktu sentrifuge berhenti, matikan stopwatch, catat waktu yang ditunjukkan stopwatch. - Ulangi beberapa kali, hitung rata-rata.

- Alat pencatat waktu masih dapat diterima bila penyimpangan nilai rata-rata tidak lebih dari 10%. g. Spektrofotometer

1). Ketepatan pengukuran absorben

Kalibrasi dilakukan setiap minggu. Kalibrasi dilakukan dengan memakai larutan 50 mg atau 100 mg/L potasium bichromat (K2Cr2O7) 0,8 N asam sulfat.

2). Ketepatan panjang gelombang

Kalibrasi ini dilakukan setiap 6 bulan. Kalibrasi dapat dilakukan menggunakan beberapa cara : a). Dengan warna sinar

Kalibrasi berdasarkan pengamatan warna, hasilnya kurang teliti. b). Dengan lampu Deuterium

0,4 nm. Hanya dapat dilakukan pada spektrofotometer UV-Vis, cara : apakah % T maksimum ada pada panjang gelombang 656

c). Dengan filter Didynium atau Holmium Oxide d). Dengan standar filter bersertifikat

(6)

3). Linearitas alat

Lakukan kalibrasi setiap 6 bulan. Kalibrasi linearitas dapat dilakukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu terhadap konsentrasi larutan yang berbeda-beda yang telah diketahui nilainya.

a). Larutan Kalium bikromat untuk daerah UV (<400 nm), dengan serial konsentrasi. b). Larutan Cobalt ammonium sulfat untuk daerah panjang gelombang lebih dari 400 nm. c). Filter standar bersertifikat yang telah diketahui %T pada panjang gelombang tertentu. 4). Stray light

Stray light adalah cahaya lain diluar panjang gelombang tertentu yang tidak diinginkan. Sumbernya dapat berasal dari sinar yang bocor dari luar, sinar dari panjang gelombang lain atau dari alat itu sendiri. Misalnya kerusakan monokromator dan pembiasan sinar yang jatuh pada kuvet. Stray light dapat mengakibatkan alat kehilangan linearitas dan terjadi pergeseran puncak absorbsi. Lakukan kalibrasi setiap 6 bulan. Kalibrasi dapat dilakukan dengan :

a). Larutan sodium iodida b). Gelas corning vicor c). Standar filter bersertifikat. 3. Uji Kualitas Reagen

Uji kualitas reagen harus dilakukan :

a. Setiap kali batch larutan kerja (working solution) dibuat.

b. Setiap minggu (sangat penting untuk larutan pewarna Ziehl Neelsen) c. Bila sudah mendekati masa daluwarsa.

d. Bila ditemukan / terlihat tanda-tanda kerusakan (timbul kekeruhan, perubahan warna, timbul endapan)

e. Bila terdapat kecurigaan terhadap hasil pemeriksaan. Pengujian kualitas dapat dilakukan dengan :

a. Melakukan pemeriksaan bahan kontrol assayed yang telah diketahui nilainya dengan menggunakan reagen tersebut.

b. Menggunakan strain kuman. Uji kualitas Antigen-Antisera :

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan antigen dan antisera : a. Penggunaannya harus mengikuti petunjuk pabrik.

b. Setiap akan digunakan, antigen atau antibodi dalam botol harus dikocok dahulu dan sesuaikan suhunya dengan suhu kamar.

c. Simpan pada suhu yang dianjurkan.

d. Ada beberapa reagen serologik yang tidak boleh dibekukan. e. Hindari pembekuan dan pencairan yang berulang-ulang.

f. Periksa masa kadaluarsanya, jangan memakai antigem-antisera bila masa kadaluarsanya terlampaui. g. Untuk menguji aglutinasi antisera, gunakan kultur kuman segar dan murni yang diketahui

reaktifitasnya.

(7)

diketahui reaktifitasnya.

i. Jika memungkinkan, nyatakan kekuatan serum kontrol dalam UI per ml.

j. Pasangan serum masa akut dan konvalesen dari penderita yang sama harus diperiksa dengan nomor batch yang sama.

k. Untuk diagnosa serologik sifilis, hanya digunakan prosedur baku nasional atau internasional. l. Setiap batch pemeriksaan serologis harus diikuti :

1). Serum kontrol negatif (kontrol spesifisitas) 2). Serum reaktif yang lemah (kontrol sensitifitas) 3). Serum reaktif yang kuat (kontrol titrasi)

m. Titer seluruh serum kontrol harus selalu dicatat.

Uji kualitas antigen- antisera : a. Uji kualitas antigen

1). Uji biokimia 2). Uji fisik kimia 3). Uji aglutinasi 4). Uji titrasi 5). Uji kemurnian

6). Uji binatang percobaan b. Uji kualitas antisera 1). Uji aglutinasi 2). Uji titrasi

3). Uji dengan berbagai antigen atau larutan NaCl 4. Uji Ketelitian

Hasil laboratorium digunakan untuk menentukan diagnosis, pemantauan pengobatan dan meramalkan prognosis, maka amatlah perlu untuk selalu menjaga mutu hasil pemeriksaan, dalam arti mempunyai tingkat akurasi dan presisi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam melaksanakan uji ketelitian ini dapat digunakan bahan kontrol assayed atau unassayed. Kegiatan yang harus dilakukan adalam pengujian ini adalah :

a. Periode pendahuluan

Pada periode ini ditentukan nilai dasar yang merupakan nilai rujukan untuk pemeriksaan selanjutnya. Periode ini umumnya dilakukan baik untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi, imunoserologi maupun kimia lingkungan. Cara :

1). Periksalah bahan kontrol bersamaan dengan pemeriksaan spesimen setiap hari kerja atau pada hari parameter yang bersangkutan diperiksa sampai mencapai 25 hari kerja.

2). Catat setiap nilai yang diperoleh tiap hari kerja tersebut dalam formulir periode pendahuluan pada kolom x.

3). Setelah diperoleh 25 nilai pemeriksaan, hitung nilai rata-ratanya (mean), standar deviasi (SD). Koefisien variasi (CV), batas peringatan 3 SD). 2 SD) dan batas kontrol (mean (mean

(8)

4). Teliti kembali apakah ada nilai yang melebihi batas mean 3 SD. Bila ada, maka nilai 2 SD dan tersebut dihilangkan. Hitung kembali nilai mean, SD, CV, mean 3 SD. mean

5). Nilai mean dan S yang diperoleh ini dipakai sebagai nilai rujukan Periode kontrol. b. Periode kontrol

Merupakan periode untuk menentukan ketelitian pemeriksaan pada hari tersebut. Prosedur pada periode kontrol ini tergantung dari bidang pemeriksaannya. Untuk pemeriksaan kimia klinik, hematologi dan kimia lingkungan cara dalah sebagai berikut :

1). Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari parameter yang bersangkutan diperiksa. 2). Catatlah nilai yang diperoleh pada formulir periode kontrol.

3). Hitung penyimpangannya terhadap nilai rujukan dalam satuan S (Standar Deviasi Index) dengan rumus :

Xi - mean

Satuan SD = --- SD

4). Satuan S yang diperoleh di plot pada kertas grafik kontrol. Sumbu X dalam grafik kontrol menunjukkan hari/tanggal pemeriksaan sedangkan sumbu Y menunjukkan satuan S. c. Evaluasi hasil

1 3S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan satu bahan kontrol melewati batas x 3 S.

2 2S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila hasil pemeriksaan 2 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu x + 2 S atau x ʹ 2 S.

R 4S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila perbedaan antara 2 hasil kontrol yang berturut-turut melebihi 4 S (satu kontrol diatas +2 S, lainnya dibawah -2 S)

4 1S : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 4 kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama baik x + S maupun x ʹ S.

10 X : Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan keluar dari kontrol, apabila 10 kontrol berturut-turut berada pada pihak yang sama dari nilai tengah.

Aturan ini mendeteksi gangguan ketelitian (kesalahan acak) yaitu 1 3S, R 4S atau gangguan ketepatan (kesalahan sistematik) yaitu 2 2S, 4 1S, 10 x, 1 3S.

5. Uji Ketepatan

Pada uji ketepatan ini dipakai serum kontrol yang telah diketahui rentang nilai kontrolnya (assayed). Hasil pemeriksaan uji ketepatan ini dilihat apakah terletak di dalam atau di luar rentang nilai kontrol menurut metode pemeriksaan yang sama. Bila terletak di dalam rentang nilai kontrol, maka dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol masih tepat sehingga dapat dianggap hasil pemeriksaan terhadap spesimen juga tepat. Bila terletak di luar rentang nilai kontrol, dianggap hasil pemeriksaan bahan kontrol tidak tepat sehingga hasil pemeriksaan terhadap spesimen juga dianggap tidak tepat.

(9)

c   A t Uku

Pengertian kalibrasi menurut ISO/IEC Gue 17025:2005 dan 6      

   6adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang

ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan

ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam

kondisi tertentu. ºengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran

konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap

standar ukur yang mampu telusur (   ) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau

internasional.

Tuju n k   adalah untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat

dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan /

internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus. Untuk kalibrasi alat ukur

digunakan alat standar kalibrasi yaitu kolimator.

(10)

º  

D nf t k   adalah sebagai berikut :

1.

? untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan

laboratorium dan produksi yang dimiliki.

2.

? ºengan melakukan kalibrasi, bisa diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan)

antara harga benar dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.

Pn    k  :

1.

? Obyek Ukur (·  ·    )

2.

? Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu ke standar

kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg

sudah teruji (  ))

3.

? Operator / Teknisi ( ºipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai kemampuan teknis

kalibrasi (bersertifikat))

Ñ  c   antara lain :

1.

? Nilai Obyek Ukur

2.

? Nilai Koreksi/Penyimpangan

Inte  k  :

1.

? Kalibrasi harus dilakukan secara periodik

2.

? Selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur, frekuensi pemakaian, dan

pemeliharaan.

3.

? Bisa dinyatakan dalam beberapa cara :

M?

ºengan waktu kalender (6 bulan sekali)

M?

ºengan waktu pemakaian (1.000 jam pakai, dst)

M?

Kombinasi cara pertama dan kedua, tergantung mana yg lebih dulu tercapai

Detoe k   :

Secara umum kalibrasi alat ukur dilakukan secara rutin setiap 6 bulan sekali, metode kalibrasinya

di jelaskan sebagai berikut :

c   Senteng o tk

Yang dimaksud dengan sentering adalah bahwa sumbu vertikal theodolit segaris dengan garis

gaya berat yang melalui tempat beridiri alat (paku atau titik silang diatas patok). Kalibrasi titik

sentring optis dilakukan dengan cara ebagai berikut :

(11)

1.

? Letakkan instrument diatas tripod,hubungkan dengan cara memutar baut instrument

dilubang dratnya pada plat dasar instrument.

2.

? Perhatikan apakah tanda silang pada alat sentering optik tepat berada diatas titik,bila

belum geser-geser instrument sedemikian hingga tanda silang sentering optik tepat diatas

tanda titik. kemudian putar instrument 180° bila terjadi penyimpangan pada sentering

optik lakukan kalibrasi dengan cara meyetel screw yang terdapat pada sentering optik.

c   No

Pada saat pengukuran sumbu I harus benar-benar vertikal,komponen yang digunakan untuk

mengatur sumbu I agar vertikal adalah nivo kotak,nivo tabung dan ketiga sekerup penyetel ABC.

Adapun cara mengaturnya dijelaskan sebagai berikut.

(12)

1.

? Letakkan instrument diatas kolimator perhatikan gelembung nivo kotak.

2.

? Misalkan mula-mula kedudukan nivo kotak pada posisi 1,kemudian bawalah gelembung

pada posisi 2 dengan memutar sekerup penyetel A dan B bersama-sama kearah luar atau

dalam.

3.

? Kemudian bawalah gelembung pada posisi 3 (tengah) dengan memutar sekerup penyetel

C.

4.

? Periksa gelembung nivo tabung dengan cara memutar instrument pada sumbu I hingga

nivo tabung sejajar dengan sekerup penyetel A dan B (posisi 1) seimbangkan gelembung

nivo dengan memutar sekerup penyetel A dan B.

5.

? Putar instrument 90° apabila gelembung tidak ditengah,tengahkan dengan cara memutar

sekrup C.

6.

? Putar instrument 180° apabila gelembung bergeser, setengah pergeseran ditengahkan

dengan sekkru penyetel A dan setengah pergeseran sisanya dengan memutar sekrup

koreksi nivo dengan pen koreksi hingga posisi nivo ketengah.

(13)

7.

? Putar alat pada sumbu I sembarang, apabila gelembung seimabg,berarti sumbu I telah

vertikal. Tetapi bila belum seimbang maka ulangi langkah penyetelan nivo hingga pada

posisi sembarang,gelembung nivo tabung tetap seimbang.

Kalibrasi bacaan sudut

Walaupun secara umum semua teodolit mempunyai mekanisme kerja yang sama, namun pada

tingkatan tetentu terdapat perbedaan, baik penampilan maupun bagian dalam konstruksinya.

Apabila klasifikasi teodlit didasrkan pada kegunaan, keteliatianmenjadi faktor penentu utama.

Kriteria penentu disini didasarkan pada standar deviasi atau simpangan baku pengukuran arah

dengan posisi teropng biasa dan luar biasa. Kesalahan garis bidik yang tidak tegak lurus sumbu II

disebut kesalahan kolimasi. Kesalahan ini dapat dihilangkan dengan prosedur sebagai berikut :

c    

n uut Ño ont 

1.

? Setelah alat ukur disetel diatas kolimator dan sumbu I telah dibuat vertikal, bidikan

teropong pada posisi biasa kearah benang Horizontal kolimator, tekan tombol ³0´ set

pada alat untuk membuat bacaan sudut H : 00° 00¶ 00´.

2.

? Teropong dibuat luar biasa dan bidikkan kembali pada benang silang kolimator

seharusnya bacaan sudut H : 180° 00¶ 00´, bila terjadi penyimpangan bacaan sudut

lakukan kalibrasi dengan cara memutar skrup penggerak halus horizontal hingga bacaan

sudut mendekati akurasinya. Kemudian garis bidik diarahkakan kemabli pada benang

silang kolimator dengan cara memutar skrup koreksi diagfragma yang kiri dan kanan

pada teropong.

(14)

1.

? Bidikan teropong pada posisi biasa kearah benang Vertkal kolimator, catat bacaan sudut

veritkalnya misal sudut V : 89° 59¶ 30´

2.

? Teropong dibuat luar biasa dan bidikkan kembali pada benang Vertiakl kolimator catat

bacaan sudutnya misal sudut V H : 270° 00¶ 50´, dari hasil bacaan sudut biasa dan luar

biasa bila dijumlahkan terdapat penyimpangan sudut sebesar 20´, lakukan kalibrasi

dengan cara     secara elektronik. Yang tentunya tiap merk berbeda

cara penyetingannya.

c   J  k

Metode yang paling banyak digunakan pada EºM untuk surveying adalah metode beda fase,

baik dengan gelomabg mikro, sinar tampak maupun inframerah dan laser. Konsep dasar

pengukuran jarak elektronik adalah suatu sinyal gelombang elektromagnetik yang dipancarkan

dari suatu alat di ujung garis yang akan diukur jaraknya kemudian diujung lain garis tersebut

dipasang prisma reflector. Sinyal tersebut dipantulkan kembali kepemancar, waktu lintas

perjalanan sinyal pergi-pulang diukur oleh pemancar sehingga dihasilkan jarak lintasan.

Ketelitian Total Station ditentukan oleh besar kesalahan konstan dari alat dan kesalahan

(15)

mm + 1 ppm). Berbicara masalah ketelitian, harus diingat bahwa kedua alat Total station harus

dikoreksi terhadap karakteristik sentering yang tidak tepat. Untuk mengecek ketelitian jarak kami

menggunakan   yang sudah ditentukan jaraknya. Caranya dalah dengan melakukan

pengukuran jarak beberapa kala kemudian dirata-ratakan jaraknya apabila terjadi penyimpangan

pada jarak tertentu dilakukan koreksi dengan cara memasukan konstanta instrument konstan

maka alat akan tekoreksi otomatis.

Tidak ada pengukuran yang meghasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi adalah penting untuk

megetahui ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam

pengukuran. Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan umunya dibagi dalam

tiga jenis utama yaitu :

1.

? Kesalahan-kesalahan umum : kebnayakan diebabkan oleh kesalahan manusia,

diantaranya adalah kesalah pembacaan alat ukur, peyetelan yang tidak tepat, dan

kesalahan penaksiran.

2.

? Kesalahan-kesalahan sistematis : disebabkan oleh kekurangan- kekurangan pada

instrumen itu sendiri seperti kerusakan pada alat atau adanya bagian-bagian yang aus dan

penagruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakai.

3.

? Kesalahan-kesalahan acak : kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang

tidak diketahui oleh peruabahan-perubahan parameter

(16)

gambar5

£

    

Perbaikan Alat survey :

Kesalahan instrument merupakan kesalahan yang tidak dapat dihindarkan dari instrument karena

struktur mekanisnya. Misalnya pengunci alat tidak dapat mengunci karena kemungkinan

pengguna lupa mengendurkan pengunci alat pada saat memutar alat. Berikut ini di jelaskan

secara singkat cara perbaikan alat survey:

Perbaikan Pengunci Horizontal atau vertikal

1.

? Periksa kondisi alat, bila ditemukan kerusakan pada pengunci Horizontal atau vertikal.

Lepaskan screw yang ada pada bagian penguci tersebut dengan menggunakan kunci L

ukuran kecil, kemudian lepaskan pengunci tersebut dari alat periksa kondisi pengunci

tersebut apakah ada yang rusak bagian pernya atau ada bagian yang bengkok, kemudian

(17)

perbaiki dan pasang kembali pengunci alat tersebut. Bila rusaknya parah karena

disebakan alat jatuh dari tripod pengunci tersebut harus diganti dengan yang baru.

Bacaan sudut vertikal atau horizontal tidak muncul.

1.

? Bila terjadi kerusakan bacaan sudutnya tidak muncul pada display hal yang harus

dilakukan adalah mengecek piringan tersbut kemudian bersihkan dengan alkohol karena

kemungkinan piringannya terkena debu sehingga sensor tidak dapat membaca piringan

bacaaan sudut tersebut apabila sudutnya tidak muncul juga piringan dan snsnor bacaan

sudut tersebut di setting kembali sinyalnya sesuai dengan yang disyaratkan.

Battery tidak berfungsi

1.

? Bila battery tidak bisa mengisi pada saat di lakukan pengisian kemungkinan sel

batterynya sudah rusak,bila sel batterynya sudah rusak harus diganti sel battery nya yang

nilai tegangan dan amperenya sesuai dengan kondisi alat.

Keypad tidak berfungsi

1.

? Bila keypad pada alat tidak berfungsi kemunkinan bagian elektronis pada keypad terkena

debu sehingga keypad tidak dapat merespon bila ditekan. Bersihkan elemen-elemen

elektronik pada bagian display dengan menggunakan alkohol kemudian pasang kembali

display tersebut.

2.

?

Úof k  

Bahwa setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui

kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik.

3.

?

ºefn c  

Kalibrasi adalah memastikan kebenaran nilai-nilai yang ditunjukan oleh instrumen ukur

atau sistem pengukuran atau nilai-nilai yang diabadikan pada suatu bahan ukur dengan

cara membandingkan dengan nilai konvensional yang diwakili oleh standar ukur yang

memiliki kemampuan telusur ke standar Nasional atau Internasional.

ºengan kata lain:

Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai

penunjukan alat inspeksi, alat pengukuran dan alat pengujian.

4.

?

Tuju n k  

(18)

instrumen ukur.

‡ Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional.

5.

?

D nf t k  

Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya

6.

?

Pe  t n k  

‡ Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional

‡ Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional

‡ Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari laboratorium

yang terakreditasi

‡ Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara,

aliran udara, dan kedap getaran

‡ Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak

7.

?

Sue ue ng e eng uh h  k  

 Poeu

Kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur standar yang telah diakui.

Kesalahan pemahaman prosedur akan membuahkan hasil yang kurang benar dan tidak

dapat dipercaya. Pengesetan sistem harus teliti sesuai dengan aturan pemakaian alat, agar

kesalahan dapat dihindari.

 c  to

Klibrator harus mampu telusur kestandar Nasional dan atau Internasional. Tanpa

memiliki ketelusuran, hasil kalibrasi tidak akan diakui oleh pihak lain. ºemikian

pulaketelitian, kecermatan dan kestabilan kalibrator harus setingkat lebih baik dari pada

alat yang dikalibrasi

 Ten g engk  

Tenaga pengkalibrasi harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang memadai, karena

hasil kalibrasi sangat tergantung kepadanya.

Kemampuan mengoperasikan alat dan kemampuan visualnya, umumnya sangat

diperlukan, terutama untuk menghindari kesalahan yang disebabkan oleh peralak maupun

penalaran posisi skala.

 Peoe k  

Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur dengan

kalibrasi berikutnya.

Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor antara lain pada kualitas metrologis

alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian, pemeliharaan atau penyimpanan dan tingkat

ketelitianya.

Periode kalibrasi dapat ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat, waktu kalender

atau gabungan dari keduanya.

 Lngkung n

Lingkungan dapat menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadap kalibrasi terutama

untuk mengkalibrasi kalibrator. Misalnya kondisi suhu, kelembabab, getaran mekanik

medan listrik, medan magnetik, medan elektro magnetik, tingkat penerangan dan

sebagainya.

(19)

Alat yang dikalibrasi harus dalam keadaan maksimal, artinya dalam kondisi jalan dengan

baik, stabil dan tidak terdapat kerusakan yang menggangu.

8.

?

Poeu c  

1. Identifikasi alat yang dikalibrasi

2. Membuat jadwal kalibrasi ( Internal / External )

3. Menyiapkan alat / bahan

4. Melakukan kalibrasi

5. Membuat laporan kalibrasi

6. Evaluasi hasil kalibrasi

7. Sesuai standar

- Ya ( Mencatat / memasang label kalibrasi )

- Tidak ( Melakukan evaluasi data dampak dari penyimpangan alat Ź Laporan Ź

Membuat laporan kerusakan Ź Prosedur perbaikan alat )

9.

?

Ñ  ± h  ng eu  eh tk n    ene n te k  

1. ºaftar alat yang dikalibrasi

2. Manual alat yang dikalibrasi ( Standar / nilai bias alat yang diperbolehkan )

3. Personil kalibrasi yang terlatih ( Sertifikat dari laboratorium kalibrasi yang telah

terakredirasi )

4. Jadwal kalibrasi alat

- Internal (dilakukan sendiri).

- External (dilakukan oleh pihak luar).

5. Laporan kalibrasi

6. Catatan alat yang telah dikalibrasi

7. Cek form kalibrasi

- Nomor seri alat yang dikalibrasi

- Personil kalibrasi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Semester I Tahun 2008, BPK melakukan beberapa pemeriksaan dengan tujuan tertentu, yaitu pemeriksaan atas Pengelolaan Kas dan Rekening Milik Pemerintah pada 32

Osteoporosis merupakan penyakit yang hening ( silent ), kadang-kadang tidak memberikan tanda-tanda atau gejala sebelum patah tulang terjadi. Diagnosis penyakit

Variabel NMIA adalah nilai rata-rata dari mata pelajaran jenjang SMP yang dipersyaratkan untuk memasuki peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA), yaitu Matematika

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan (1) kinerja PT Bank Pembangunan Daerah Bali Cabang Seririt tahun 2014 ditinjau dari perspektif keuangan, (2)

Evaluasi terhadap skenario pembelejaran berbasis vokasi yang dikembangkan berupa angket kepraktisan yang diisi oleh siswa sebagai penilaian skenario pembelajaran matematika

Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukan nilai yang drastis antara pemahaman awal dengan pemahaman sesudah pembelajaran dan hasil angket self regulated learning sehingga media

Perumusan Masalah Pengembangan Penelitian Perencanaan Produksi yang lebih baik Hubungan Tingkat Error dengan Total Cost...

Di Indonesia, teripang yang telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan adalah dari jenis teripang pasir (Holothuria scabra).. Teripang ini selanjutnya