• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eva Kusuma Sundari, Dari Akademik ke Meja Politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Eva Kusuma Sundari, Dari Akademik ke Meja Politik"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Eva Kusuma Sundari, Dari

Akademik ke Meja Politik

UNAIR NEWS – Dunia politik memang penuh taktik. Selain beragam

partai yang menjadi salah satu gawang arena, berbagai latar belakang agama, suku, dan pendidikan juga turut menjadi keberagaman yang mengisi ramainya dunia politik. Keberagaman latar belakang pula yang menjadi pijakan setiap politisi dalam mengambil kebijakan. Latar belakang pendidikan yang kuat misalnya, akan menentukan arah kebijakan berdasarkan riset dan data yang kuat di lapangan.

Hal itulah yang kini diterapkan oleh politikus jebolan Universitas Airlangga Eva Kusuma Sundari, berangkat dari rahim akademisi, Eva yang sempat menjajaki dunia akademisi dengan menjadi dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menyatakan, setiap kebijakan yang ia ambil selalu berangkat dari data dan riset lapangan.

“Karena mengelola keputusan publik, harus dibekali rasionalitas, riset, dan data. DPR harusnya seperti itu, bukan emosi, suka tidak suka, baik buruk, tapi juga berangkat dari data. Agar mengambil keputusannya tidak ngawur,” terang Eva saat berkunjung ke UNAIR awal bulan Februari.

Eva yang juga menjadi komisi XI DPR RI menuturkan, latar belakang pendidikan yang baik sangat memiliki peran yang penting di parlemen. Selain kekuatan pada riset dan data, baginya politisi dengan pendidikan yang baik juga akan menjunjung moralitas yang baik pula. Selain itu, pola pikir rasional akademisi sangat menentukan arah kebijakan yang akan diterapkan.

“Saya pikir penting, karena akademisi moralitasnya harus publik, bukan maunya golongan. Rasional jangan emosional. Kebijakan publik yang diambil dari rasionalitas bakal bagus,”

(2)

imbuh Eva.

Perempuan asal Nganjuk tersebut juga mengaku bangga terhadap almamaternya. Eva juga bertutur bahwa banyak pengalaman berharga yang ia dapatkan selama melakoni studi di program studi S-1 Ekonomi Pembangunan. Semasa kuliah, Eva aktif berorganisasi. Ia pernah menjadi pengurus senat akademik (Badan Eksekutif Mahasiswa, red), dan menggagas berdirinya gugus depan pramuka di UNAIR.

“Terima kasih buat UNAIR yang telah mendidik saya hingga bisa seperti sekarang ini,” pungkas Eva bangga.

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Defrina Sukma S

54 Peserta Siap Berebut Juara

di Kompetisi Dentine

UNAIR NEWS – Kompetisi yang diadakan organisasi mahasiswa

intra kampus menjadi salah satu ikon unggulan untuk melakukan publikasi ke para pelajar sekolah menengah atas sederajat. Salah satunya Dentistry Intellectual Challenge (Dentine) yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.

Kompetisi Dentine tahun 2017 berhasil menjaring 8.000 peserta. Peserta yang tergabung dalam tim berasal dari 22 rayon atau berbagai daerah di Indonesia, di antaranya Surabaya, Mojokerto, Semarang, Bandung, Denpasar, hingga Mataram.

(3)

Babak penyisihan peserta Dentine telah berlangsung Minggu (12/2) lalu. Di babak penyisihan peserta mengerjakan soal-soal matematika, fisika, biologi, kimia, dan kedokteran gigi dasar. Selain kelima materi unggulan, ada pula kompetisi non akademik penulisan esai, basket, dan futsal.

Dari babak penyisihan, akan terpilih dua orang dengan perolehan nilai tertinggi di setiap rayonnya. Mereka berhak melaju ke babak semifinal, perempat final, dan final. Pada babak final, peserta akan memperebutkan piala utama Dentine pada Minggu (19/2).

“Sebanyak 44 peserta dari 22 rayon ditambah dengan 10 besar nasional akan kami undang ke FKG UNAIR. Mereka akan berkompetisi lagi untuk mendapatkan juara-juaranya,” ujar Dewa, ketua panitia Dentine 2017.

Sejak tahun 2010, Dentine berhasil menggaet lebih dari 15.000 peserta dari 3.400 tim. Menurut Dewa, kompetisi Dentine bertujuan untuk menggaet minat siswa daerah yang berkeinginan untuk menjadi dokter gigi.

Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S

UNAIR Anugerahi Gelar Doktor

Kehormatan kepada Peraih

(4)

Nobel Ekonomi

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga akan memberikan gelar

doktor kehormatan kepada penerima nobel ekonomi tahun 2003, Prof. Robert F. Engle III, Senin (20/2), mendatang. Gelar doktor kehormatan diberikan oleh Rektor UNAIR dan disaksikan oleh Senat Akademik di Airlangga Convention Center.

Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, mengatakan pemberian gelar doktor kehormatan merupakan bentuk apresiasi kepada Engle yang telah berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ekonomi.

“Kita akan menganugerahkan gelar doktor kehormatan kepada Profosor Engle yang sudah berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya metode yang bisa menyelamatkan negara untuk menghindari krisis ekonomi,” tutur Nasih ketika diwawancarai awak media, Jumat (17/2).

Metode yang dimaksud adalah volatilitas ekonomi yang dikembangkan oleh Engle dan rekannya Profesor Clive W.J. Granger dari Universitas California San Diego (UCSD). Dengan menggunakan metode volatilitas ekonomi, peneliti dan praktisi bisa melakukan prediksi terhadap keadaan ekonomi, khususnya keuangan, dan berdasarkan runtun waktu.

“Engle ini punya suatu model ekonomi berdasarkan runtun waktu yang bisa digunakan untuk memprediksi kondisi-kondisi yang terjadi pada masa yang akan datang, khususnya di bidang keuangan. Model ini sangat bermanfaat agar negara-negara bisa terhindar dari kemungkinan terjadinya krisis,” tutur Nasih. Usai pemberian gelar doktor kehormatan, Engle akan memberikan kuliah tamu berjudul “The Prospects for Global Financial Stability” di hadapan 2.000 peserta di waktu dan tempat yang sama. Selain Engle, acara akan dihadiri oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad, CEO Trans Corporation Chairul Tanjung, dan dipandu oleh jurnalis senior

(5)

Desi Anwar.

Engle adalah penerima nobel ekonomi pada tahun 2003, sekaligus pengajar dan peneliti di Stern School of Business, Universitas New York (NYU). Ia merupakan anggota National Academy of Science dan Dewan Penasihat International Peace Foundation (IPF). Saat ini, Engle menjabat sebagai Direktur Institut Volatilitas Stern, NYU. Dia juga salah satu pendiri dan presiden dari The Society for Financial Econometrics (SoFiE), sebuah organisasi non-profit di NYU berskala global.

Kuliah umum dari para penerima nobel merupakan rangkaian acara The 6th

ASEAN Event Series “Bridges Dialogue For A Cultural of Peace”. Acara rutin seperti ini diselenggarakan oleh IPF sejak 2 0 0 3 . N e g a r a - n e g a r a y a n g p e r n a h m e n j a d i j u j u g a n penyelenggaraan acara ini di antaranya Thailand, Filiphina, Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Singapura. Tahun 2017, Indonesia menjadi tempat pelaksanaan acara kuliah umum, salah satunya bertempat di UNAIR.

Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan

Pemodelan Matematika, Lulusan

Diharapkan Runtut Dalam Pola

Pikir

UNAIR NEWS – Mengadaptasi fenomena-fenomena dalam dunia nyata

menjadi formula angka dan berbagai simbol untuk dipecahkan menjadi tugas para matematikawan. Hal itulah yang tengah dicetak oleh para pengajar di program studi S-1 Matematika,

(6)

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga.

Saat ditemui di ruangannya, salah satu pengajar prodi S-1 Matematika Dra. Yayuk Wahyuni, M.Si., menyampaikan tentang prinsip pemodelan matematika. Pemodelan matematika adalah salah satu tahap dari pemecahan masalah matematis. Dalam pemodelan, fenomena-fenomena disederhanakan dalam bentuk matematika. Hasilnya, adalah persamaan, pertidaksamaan, dan lain sebagainya.

“Prinsip dari pemodelan matematika mengacu pada pemecahan masalah. Harapannya, pemodelan dapat membantu peserta didik untuk lebih peka terhadap realita yang sering diabaikan. Ini kemudian yang menjadi fokus kurikulum prodi Matematika,” tutur Yayuk.

Sejak semester satu, mahasiswa Matematika sudah diterjunkan ke lapangan. Mereka melakukan identifikasi terhadap masalah, lalu membuat model yang diperlukan, metode penyelesaian, dan solusi. Kebiasaan seperti ini akan membentuk pola pikir yang runtut dan sistematis bagi peserta didik.

“Mereka akan terbiasa menyelesaikan permasalahan secara sistematis dan berpikir logis. Lulusan Matematika akan lebih cepat beradaptasi dengan fenomena sosial pada kerangka pikir disiplin ilmu matematika,” lanjut Yayuk.

Koordinator Program Studi S-1 Matematika, Dr. H. M. Imam Utoyo, M.Si., mengatakan bahwa belajar matematika sebenarnya bukan hal yang tak mudah. Namun, problemnya adalah kesan di masyarakat yang beranggapan bahwa belajar matematika itu susah. Hal itulah yang kian menjauhkan matematika dari masyarakat.

Agar matematika kembali dekat dengan masyarakat, para pengajar Departemen Matematika FST UNAIR mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat. Mereka memberikan edukasi terhadap guru tentang cara belajar matematika yang menarik sehingga mudah dimengerti siswa.

(7)

“Misalnya pada materi himpunan. Terdapat dua himpunan yaitu laki-laki dan perempuan. Menentukan relasi dari keduanya akan menghasilkan jawaban. Jawaban yang akan keluar harus dipertanyakan secara runtut dan riil untuk memberikan gambaran yang jelas,” terang Imam.

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S

Referensi

Dokumen terkait

Teori-teori yang dibahas meliputi conventional teaching of grammar atau pengajaran grammar secara konvensional dan integrated grammar teaching atau pengajaran bahasa

Dengan adanya beberapa kesetaraan makna dan wujud elemen seperti yang telah dikemukakan, maka dalam tataran mikro bangunan suci tradisional Bali, eksistensi titik tengah

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Terdapat lima tipe hidrogeokimia airtanah bebas di wilayah kepesisiran Kabupaten Purworejo, yaitu dengan sebaran spasial tipe bikarbonat (I) pada bentuklahan

Proses tersebut juga tidak berlaku untuk dinas luar secara tiba-tiba, dimana pada hari itu juga karyawan harus ditugaskan ke luar kantor, sehingga absensi pun

intervensi selama 14 hari berturut – turut, pada hari ke 15 dilakukan posttest pengumpulan data dengan melihat kadar kolesterol total pada akseptor KB DMPA diwilayah kerja

Analisis bivariat menunjukkan BMI, durasi penyakit, dan usia tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas tidur, sebaliknya skor VAS dan jenis kelamin menunjukkan hasil

Berdasarkan hasil penelitian, dalam naskah cerita Makyong Wak Prambun, dari 29 butir tunjuk ajar Melayu 19 butir di antaranya terkandung dalam dialog-dialog yang ada pada