• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,24 persen dibandingkan nilai triwulan I tahun 2007 (q to q).

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didorong oleh seluruh sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi sektor pengangkutan dan komunikasi (naik 4,92 persen), sektor pertanian (naik 4,78 persen), sektor listrik, gas, dan air bersih (naik 2.95 persen), dan sektor industri pengolahan (naik 2,77 persen).

Sementara dari sisi penggunaan pada triwulan II tahun 2007 sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga sebesar 55,99 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 37,64 persen, dan ekspor neto sebesar 5,04 persen.

PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun 2007 mencapai Rp 138,10 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 82,06 triliun.

PDRB triwulan II tahun 2007 dibandingkan dengan PDRB triwulan II tahun 2006 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,36 persen. Hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertanian. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi (naik 15,28 persen), sektor bangunan (naik 7,39 persen), dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (naik 7,10 persen),

Peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor

perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 sekitar 65,46 persen.

No. 30/08/31/Th.IX, 15 AGUSTUS 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

TRIWULAN II TAHUN 2007

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

I. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II Tahun 2007

Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2007 (q to q), yang diukur dari produk domestik Regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami pertumbuhan sebesar 2,24 persen. Pada triwulan II, semua sektor mulai mengalami peningkatan kapasitas produksi. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan positif yang dicapai oleh semua sektor ekonomi selama triwulan tersebut.

(2)

Tabel 1.

Laju Pertumbuhan PDRB DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (persen)

No Lapangan Usaha Triw II 2007 terhadap Triw I 2007 Triw II 2007 terhadap Triw II 2006 Sem I 2007 terhadap Sem I 2006 Sumber Pertumbuhan y to y Triw II 2007 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pertanian 4,78 (0,29) 0,10 -0,00 2 Pertambangan dan Penggalian 1,64 1,36 0,40 0,00 3 Industri Pengolahan 2,77 4,96 4,55 0,78 4 Listrik, gas & air bersih 2,95 3,89 3,59 0,04 5 Bangunan 1,14 7,39 7,31 0,82 6 Perdagangan, hotel & restoran 2,26 7,10 6,92 1,45 7 Pengangkutan dan komunikasi 4,92 15,28 14,79 1,33 8 Keuangan, persewaan & jasa perusahaan 1,65 4,22 4,01 1,22 9 Jasa-jasa 1,86 5,62 5,60 0,72

PDRB DKI Jakarta 2,24 6,36 6,12 6,36 PDRB Tanpa Migas 2,24 6,37 6,14

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar 4,92 persen. Peningkatan ini utamanya didorong oleh peningkatan yang terjadi di sub sektor pengangkutan yang tumbuh 5,69 persen. Sektor dengan pertumbuhan tertinggi selanjutnya adalah sektor pertanian sebesar 4,78 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 2,95 persen, sektor industri pengolahan sebesar 2,77 persen, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 2,26 persen.

Sementara sektor lainnya, meskipun tidak setinggi sektor-sektor tersebut, juga menunjukkan pertumbuhan positif. Pada periode yang sama, sektor jasa-jasa tumbuh 1,86 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan tumbuh 1,65 persen, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 1,64 persen, dan sektor bangunan tumbuh 1,14 persen.

PDRB triwulan II tahun 2007 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y on y) mencerminkan perubahan tanpa dipengaruhi oleh faktor musim. Pada kondisi tersebut PDRB DKI Jakarta secara total tumbuh 6,36 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, yakni sebesar 15,28 persen, kemudian diikuti oleh sektor bangunan sebesar 7,39 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 7,10 persen, sektor jasa-jasa sebesar 5,62 persen, sektor industri pengolahan sebesar 4,96 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 4,22 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 3,89 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 1,36 persen. Sementara sektor pertanian tumbuh minus 0,29 persen.

(3)

Gambar 1. Laju Pertumbuhan PDRB Triwulan II Tahun 2007 adh Konstan 2000

-3,5 0 3,5 7 10,5 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lapangan Usaha Pe rtumbuhan (%)

Triw I 2007 thd Triw IV 2006 Triw II 2007 thd Triw I 2007

Triw II 2007 thd triw II 2006

Keterangan:

1 Pertanian 6 Perdagangan, Hotel Dan Restoran 2 Pertambangan Dan Penggalian 7 Pengangkutan Dan Komunikasi

3 Industri Pengolahan 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perusahaan 4 Listrik Gas Dan Air Bersih 9 Jasa-jasa

5 Bangunan

Kajian lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta selama periode tertentu. Sektor-sektor ekonomi dengan nilai nominal besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi meskipun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Begitu pula sebaliknya.

Pada triwulan II tahun 2007, pertumbuhan positif yang dicapai oleh Jakarta, terutama didorong oleh pertumbuhan positif yang dicapai oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor-sektor tersebut memberikan andil sebesar 4,78 persen dari total pertumbuhan sebesar 6,36 persen.

Meskipun tidak menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi, sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan andil terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan II tahun 2007. Sektor ini memberikan andil sebesar 1,45 persen dari total pertumbuhan 6,36 persen yang dicapai. Sementara sektor pengangkutan dan komunikasi, dengan pencapaian pertumbuhan tertinggi diantara sektor lainnya hanya mampu memberikan sumbangan terbesar kedua dengan nilai sumbangan sebesar 1,33 persen. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor industri pengolahan masing-masing memberikan andil sebesar 1,22 persen dan 0,78 persen.

Bila sektor-sektor tersebut mampu menyumbang sebesar 4,78 persen dari total pertumbuhan sebesar 6,36 persen, maka sisanya sebesar 1,58 persen berasal dari sektor jasa-jasa, sektor bangunan,

(4)

II. Nilai PDRB Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000

Triwulan I dan Triwulan II Tahun 2007

PDRB DKI Jakarta diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dalam wilayah hukum Provinsi DKI Jakarta setelah mengeluarkan biaya-biaya antaranya. Nilai barang dan jasa ini disebut nilai neto produk atau nilai tambah. Bila barang dan jasa tersebut menggunakan harga rata-rata yang berlaku pada tahun itu disebut PDRB harga berlaku, dan bila harga yang digunakan adalah pada satu tahun tertentu disebut PDRB harga konstan. Tahun dasar yang digunakan dalam perhitungan PDRB saat ini adalah tahun 2000.

PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2007 adalah sebesar Rp 134,10 triliun, sedangkan pada triwulan II tahun 2007 sebesar Rp 138,10 triliun, atau terjadi peningkatan sebesar Rp 4 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, PDRB triwulan I tahun 2007 mencapai Rp 80,26 triliun dan triwulan II tahun 2007 adalah Rp 82,06 triliun.

Tabel 2.

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Dan Konstan 2000 (Miliar Rupiah)

N0 Lapangan Usaha Berlaku Konstan 2000 Triwulan I 2007 Triwulan II 2007 Triwulan I 2007 Triwulan II 2007

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Pertanian 133,75 142,13 72,54 76,00 2 Pertambangan Dan Penggalian 616,49 629,77 231,00 234,78 3 Industri Pengolahan 21.325,33 22.050,20 13.460,83 13.833,76 4 Listrik Gas Dan Air Bersih 1.386,87 1.442,01 515,67 530,90 5 Bangunan 15.030,41 15.358,33 8.114,63 8.207,14 6 Perdagangan, Hotel Dan

Restoran 27.431,23 28.513,97 17.510,20 17.905,48 7 Pengangkutan Dan Komunikasi 11.717,09 12.329,78 7.099,79 7.449,05 8 Keuangan, Persewaan Dan Jasa

Perusahaan 39.084,30 39.827,51 23.993,83 24.389,74 9 Jasa-jasa 17.376,12 17.808,56 9.265,02 9.437,01 Produk Domestik Regional Bruto 134.101,59 138.102,27 80.263,51 82.063,86 Produk Domestik Regional Bruto Tanpa

Migas

133.485,09 137.472,50 80.032,51 81.829,08

Selama triwulan II tahun 2007, berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto produk barang dan jasa terbesar adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar Rp. 39,83 triliun, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp 28,51 triliun, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp 22,05 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, ketiganya menghasilkan nilai tambah masing-masing sebesar Rp 24,39 triliun

(5)

untuk sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, Rp 17,90 triliun untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan Rp 13,83 triliun untuk sektor industri pengolahan.

III. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Tahun 2006, Triwulan I dan

Triwulan II Tahun 2007

Tahun 2006 perekonomian DKI Jakarta masih didominasi oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaa, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor industri pengolahan. Secara umum, peranan ketiganya sebesar 65,8 persen yaitu 29,8 persen untuk sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, 20 persen untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sekitar 15,9 persen untuk sektor industri pengolahan. Sementara sektor bangunan dan sektor pengangkutan komunikasi masing-masing memberi kontribusi 11,18 persen dan 8,80 persen.

Tabel 3.

Struktur Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006, Triwulan I dan II Tahun 2007 (Persen)

No Lapangan Usaha 2006 2007

Triwulan I Triwulan II

(1) (2) (4) (5) (6)

1 Pertanian 0,10 0,10 0,10 2 Pertambangan & Penggalian 0,48 0,46 0,46 3 Industri Pengolahan 15,93 15,90 15,97 4 Listrik, gas & air bersih 1,06 1,03 1,04 5 Bangunan 11,18 11,21 11,12 6 Perdagangan, hotel & restoran 20,07 20,46 20,65 7 Pengangkutan dan komunikasi 8,80 8,74 8,93 8 Keuangan, persewaan & jasa perusahaan 29,80 29,15 28,84 9 Jasa-jasa 12,58 12,96 12,90

PDRB DKI Jakarta 100,00 100,00 100,00

Sementara itu, pada triwulan II tahun 2007 struktur perekonomian DKI Jakarta juga menunjukkan pola yang sama dengan tahun 2006. Perekonomian masih didominasi oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dengan kontribusi sebesar 28,84 persen, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan hotel restoran dengan kontribusi 20,65 persen dan sektor industri pengolahan dengan kontribusi 15,97 persen. Sektor lain yang menunjukkan kontribusi diatas 10 persen adalah sektor jasa-jasa dengan kontribusi 12,90 persen dan sektor bangunan dengan kontribusi 11,12 persen.

(6)

IV. PDRB menurut Penggunaan Triwulan I dan II Tahun 2007

Dari sisi penggunaan atau permintaan, PDRB DKI Jakarta dipengaruhi oleh berbagai komponen permintaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, dan ekspor-impor. Tinjauan struktur PDRB menurut penggunaan menunjukkan alokasi penggunaan PDRB yang tercipta di suatu daerah pada satu kurun waktu tertentu.

Tabel 4.

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah)

No Komponen Penggunaan Berlaku Konstan 2000 Triwulan I 2007 Triwulan II 2007 Triwulan I 2007 Triwulan II 2007

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Konsumsi RT 75.086,13 77.329,29 41.995,70 42.942,69 2 Konsumsi Pemerintah 7.725,46 7.981,96 3.854,02 3.957,13 3 PMTB 50.598,71 51.974,99 26.951,12 27.441,63 4 Perubahan Stok (7.617,29) (6.142,71) (6.955,58) (6.418,53) 5 Ekspor Neto 73.361,45 78.983,62 55.449,47 58.580,06 6 Minus Impor      65.052,87       72.024,89       41.031,21        44.439,11  PDRB    134.101,59     138.102,27       80.263,51        82.063,86 

Penggunaan PDRB DKI Jakarta masih didominasi untuk memenuhi konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto dengan perbedaan proporsi yang cukup signifikan. Selama triwulan II tahun 2007, sebesar 55,90 persen (Rp 77,33 triliun) PDRB DKI Jakarta digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba. Nilai ini sama dengan proporsi pada triwulan I tahun 2007 yang senilai Rp 75,09 triliun.

Proporsi pembentukan modal tetap bruto pada triwulan I tahun 2007 adalah sebesesar 37,73 persen (Rp 50,60 triliun) dan pada triwulan II tahun 2007 terjadi sedikit penurunan proporsi menjadi 37,64 persen meskipun secara nominal terjadi peningkatan nilai (Rp 51,97 triliun).

Secara riil, komponen ekspor memiliki proporsi lebih besar dari konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto. Pada triwulan II tahun 2007 proporsi komponen ini sekitar 57,19 persen, atau sekitar Rp 78,98 triliun, namun demikian, karena ada pengaruh komponen impor yang memiliki kontribusi sebesar 52,15 persen, atau sekitar Rp 72,02 triliun, maka secara neto proporsi ekspor adalah sebesar 5,04 persen dari total PDRB, atau sekitar Rp 6,96 triliun.

(7)

Sementara itu, konsumsi pemerintah memiliki proporsi relatif stabil pada kisaran 5,8 persen. Namun bila dilihat secara nominal terjadi peningkatan nilai konsumsi dari Rp 7,72 triliun pada triwulan I tahun 2007 dan meningkat menjadi Rp 7,98 triliun pada triwulan II tahun 2007.

Tabel 5.

Distribusi Persentase PDRB Menurut Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)

No Komponen Penggunaan Triwulan I 2007 Triwulan II 2007

(1) (2) (3) (4) 1 Konsumsi RT 55,99 55,99 2 Konsumsi Pemerintah 5,76 5,78 3 PMTB 37,73 37,64 4 Perubahan Stok (5,68) (4,45) 5 Ekspor Neto 54,71 57,19 6 Minus Impor 48,51 52,15 PDRB 100,00 100,00

Tinjauan terhadap laju pertumbuhan triwulan II tahun 2007 terhadap triwulan I tahun 2007 menunjukkan pertumbuhan positif di seluruh komponen. Pada periode tersebut, impor mengalami pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 8,31 persen, meningkat dari Rp 41,03 triliun menjadi Rp 44,44 triliun. Setelah itu diikuti oleh ekspor yang meningkat 5,65 persen, yakni dari Rp 55,45 triliun menjadi Rp 58,58 triliun, konsumsi pemerintah yang meningkat 2,68 persen, yakni dari Rp 3,85 triliun menjadi 3,96 triliun, dan konsumsi rumah tangga yang meningkat 2,24 persen, yakni dari Rp 42 triliun menjadi Rp 42,94 triliun. Sementara itu, PMTB hanya meningkat 1,82 persen, yakni dari Rp 26,95 triliun menjadi Rp 27,44 triliun.

(8)

Tabel 6.

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)

No Komponen Penggunaan Triwulan II 2007 terhadap Triwulan I 2007 Triwulan II 2007 terhadap Triwulan II 2006 Semester I 2007 terhadap Semester I 2006 (1) (2) (3) (4) (5) 1 Konsumsi RT 2,24 7,88 7,53 2 Konsumsi Pemerintah 2,68 7,80 7,70 3 PMTB 1,82 5,34 5,30 4 Ekspor 5,65 0,24 0,65 5 Minus Impor 8,31 12,55 11,07 PDRB 2,24 6,36 6,12

Dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya seluruh komponen menunjukkan pertumbuhan diatas 5 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen impor, yakni sebesar 12,55 persen, kemudian disusul oleh komponen konsumsi rumah tangga sebesar 7,88 persen, konsumsi pemerintah sebesar 7,80 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 5,34 persen, dan ekspor sebesar 0,24 persen.

(9)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Dody Rudyanto, MM.

Kepala Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik

Telepon : 021-3822690 Fax : 021-3840084

e-mail : [email protected]

Homepage: http://www.bps.jakarta.go.id

BPS PROVINSI DKI

JAKARTA

Gambar

Gambar 1. Laju Pertumbuhan PDRB Triwulan II  Tahun 2007 adh Konstan 2000

Referensi

Dokumen terkait

upaya membebaskan Irian Barat melalui jalan dplomasi telah dimulai oleh pemerintah RIsejak tahun 1950 pada masa kabinet Natsir, kemudian tahun 1951 di adakan

Model ini memberikan aturan dan rekomendasi untuk langkah‐langkah atau tindakan yang dapat diambil untuk mengoptimalkan pencapaian beberapa keuntungan (nilai), contoh: model

Skripsi berjudul : “ Pengaruh Perlakuan Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Pada Berbagai Kondisi Lengas Tanah ” telah diuji dan disahkan

Capaian pembelajaran ini dicapai melalui perumusan empat kompetensi KKNI, yaitu mahasiswa mampu: (1) mengambil keputusan strategis berdasarkan data dan informasi yang diperoleh,

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan dikonstruksi kode swa-dual Hermitian yang baru atas GF (9) dengan panjang 12, sehingga diperoleh 9 kode swa-dual near MDS Hermitian yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi minyak mint dari daun mint (Mentha arvensis Linn) segar dilakukan dengan metode distilasi uap selama 1 jam,

Berdasarkan uraian tersebut, maka hubungan aspek kekuasaan dengan aspek fisik kota dan sosial ekonomi, serta interaksi antara kedua aspek yang disebut terakhir, merupakan pola